SlideShare a Scribd company logo
1 of 12
Download to read offline
ANALISIS KEAUSAN SPROKET RANTAI
                            PADA SEPEDA MOTOR

                                 Abrianto Akuan, ST., MT.*


Abstrak
         Sproket rantai rol pada sepeda motor merupakan komponen yang sangat penting,
komponen ini berfungsi untuk mentransmisikan daya dari mesin penggerak ke roda belakang.
Dalam pengoprasiannya komponen sproket selalu bergesekan dengan rantai dari sepeda motor,
dari gesekan tersebut yang akan menyebabkan keausan dan berkurangnya umur pakai. Jenis
keausan yang terjadi pada komponen sproket yaitu keausan adhesi dan abrasi, sedangkan untuk
umur pakai sendiri dari komponen sproket yang diteliti telah mengalami pemakaian selama 510
hari atau 29.003.292 siklus. Untuk umur pakai sproket sampai kondisi harus diganti, pemakaian
selama 3,1 tahun atau 64.739.669,6 siklus. Komponen sproket sendiri sebelumnya telah
dilakukan proses pengerasan permukaan, dengan metoda induksi. Dari hasil pengujian
kekerasan dapat dilihat penurunan harga kekerasan dari permukaan ke bagian dalam. Strktur
mikro yang terbentuk pada daerah permukaan yang dikeraskan terbentuk fasa martensit dan
ferrite, sedangkan untuk daerah yang tidak terkeraskan memiliki fasa ferrite dan pearlite.
Komponen sproket termasuk ke dalam baja karbon medium, sesuai dengan AISI 1040.


I. Pendahuluan
         Kemajuan industri dan teknologi pada jaman sekarang ini berkembang sangat pesat,
termasuk industri logam. Kemajuan industri logam mempunyai peran penting dalam menunjang
industri-industri lain, terutama dalam dunia otomotif yang banyak menggunakan material dari
logam.
         Dalam pengoperasiannya komponen sproket selalu bergesekan dengan rantai dari sepeda
motor, gesekan dari kedua komponen tersebut mengakibatkan terjadinya getaran, dan tumbukan,
yang terus menerus sehingga komponen sproket tersebut akan mengalami keausan. Dengan
terjadinya keausan pada komponen sproket maka akan berpengaruh atau akan mengurangi umur
pakai dari komponen sproket. Berdasarkan penjelasan di atas, bahwa pentingnya sproket dalam
sepeda motor maka dilakukan penelitian terhadap komponen sproket tersebut.

II. Tujuan Penelitian
     Menganalisis keausan yang terjadi pada komponen sproket rantai rol sepeda motor.
     Mengetahui umur pakai dari komponen sproket rantai rol sepeda motor.
     Menganalisa faktor-faktor penyebab terjadinya keausan pada komponen sproket rantai rol
      sepeda motor.
     Mengetahui karakteristik dari material sproket rantai rol.




*) Staf Pengajar Jurusan Teknik Metalurgi FT-UNJANI.
III. Diagram Alir Penelitian

                       Sproket aus                                         Sproket baru



     Data           Pemeriksaan visual dan      Prediksi umur    Pemeriksaan visual dan
   lapangan              pengukuran                 pakai            pengukuran



                         Persiapan                                     Persiapan
                         spesimen                                      spesimen



               Pemeriksaan / pengujian                          Pemeriksaan / pengujian
                        lab.                                             lab.

                  1.   Pemeriksaan                                1.    Pemeriksaan
                       permukaan                                        permukaan
                       keausan                                    2.    Pemeriksaan
                  2.   Pemeriksaan                                      komposisi kimia
                       komposisi kimia                            3.    Pengujian
                  3.   Pengujian                                        kekerasan
                       kekerasan                                  4.    Pengujian
                  4.   Pengujian                                        metalografi
                       metalografi




                                               Data dan
                                              pembahasan



                                             Kesimpulan dan
                                                 saran


                                 Gambar 1. Skema penelitian.


IV. Data dan Pembahasan
4.1 pengumpulan data lapangan
                            Tabel 1. Data komponen sproket
          data awal                 sproket aus (A)              sproket baru (B)
   Nama komponen                        Sproket                      Sproket
  Pemakaian terakhir (km)                21219,2 km                       -
  Fungsi komponen                Mentransmisikan daya dari mesin penggerak ke roda
                                 belakang
4.1.2 Data pengukuran sproket

                         Tabel 2. Ukuran komponen sproket aus dan baru
       Posisi pengukuran                   Sproket aus                     Sproket baru
Tebal sproket                                7.05 mm                            7.07 mm
Diameter luar                                147 mm                             149 mm
Diameter dalam                               143 mm                             143 mm
Berat sproket                                531 gram                       536.6 gram


                                                                   b


                                                                            a




                         Gambar 2. Posisi-posisi pengukuran gigi sproket.


                          Table 3. perbandingan ukuran rata-rata sproket

         Jenis sproket
                                    a                b                 c                  d
        Sproket aus          1.53 mm          11.33 mm          4.92 mm             5.97 mm
        Sproket baru          2.0 mm           11.2 mm          5.25 mm             5.62 mm




4.2 Pemeriksaan Visual




                 Gambar 3. Posisi komponen sproket pada sepeda motor (panah)
Gambar 4. komponen sproket aus (kiri) dan baru (kanan).




Gambar 5. Gigi sproket rantai rol yang mengalami keausan (kiri) dan baru (kanan).




           Gambar 6. Puncak gigi sproket aus (kiri) dan baru (kanan).




          Gambar 7. Bagian lembah sproket aus (kiri) dan baru (kanan).
Gambar 8. Foto makro daerah aus pada gigi sproket (tanda panah).




     Gambar 9. Foto daerah yang mengalami keausan pada daerah puncak gigi sproket.



4.3 Pemeriksaan Komposisi Kimia

                 Tabel 4. Komposisi kimia sproket rantai rol sepeda motor
                         Persen Berat (%)       Persen Berat (%)
         Unsur           Hasil Spektrometri     Hasil pektrometri           AISI 1040
                            Sproket aus           Sproket baru

          (C)                   0.37                  0.38                  0.37-0.44
          (Si)                  0.08                  0.07                   0.6-0.9
          (P)                  0.006                 0.004                  0.04 max
         (Mn)                   0.88                  0,85                      -
          (Cr)                  0.05                  0,05                      -
          (Ni)                  0.01                  0,01                      -
          (Co)                  0.1                   0,09                      -
          (Fe)                  Sisa                  sisa                    sisa
4.4 Data Pengujian Kekerasan




                                                     a




                                         b


                                                                           10 x

          Gambar 10. Foto makro ketebalan hasil pengerasan permukaan induksi
                     Dengan kedalaman a: 31,75 mm, b: 9,53 mm
              Nilai Kekerasan




                        60
                        50
                        40
                    (HRc)




                        30
                        20
                        10
                         0
                                1    2   3   4   5    6   7   8    9 10 11 12 13 14 15

                                                                                         A
                                                                                         B
                                                     Titik Pengujian

                     Gambar 11 Grafik distribusi kekerasan komponen sproket



                                    Tabel 5. Hasil pengujian kekerasan rantai
                                                                  Rantai
                         Titik
                                                  HV                         HRc
                        1                         697                         60.6
                        2                         697                         60.8
                        3                         720                         61.4
                        4                         720                         61.7
                        5                         720                         61.8
                    Rata-rata                    710.8                       61.26
4.5 Pengujian Metalografi




                                                                                100um



          Gambar 12. Struktur mikro sproket yang mengalami keausan pada daerah pengerasan
                         (abu-abu=martensit;putih=ferrite), etsa: Nital 3 %.



                   Daerah yang                                          Daerah yang tidak
                   terkeraskan                                          terkeraskan




                                                                                   100um




 Gambar 13. Struktur mikro spoket yang mengalami keausan pada daerah batas pengerasan dengan base
metal fasa Martensit (bagian terkeraskan), fasa ferrit (bagian putih) dan pearlit (bagian hitam), etsa: Nital
                                                   3 %.




                                                                                     100um




          Gambar 14. Struktur mikro spoket yang mengalami keausan pada daerah base metal
                           (putih=ferrite;hitam=pearlite), etsa: Nital 3 %.
4.6 Prediksi umur pakai sproket
4.6.1 Analisa Volume yang hilang pada Sproket
        Untuk mengetahui kehilangan berat pada komponen sproket yang diteliti dapat diketahiu
dengan menggunakan rumus dibawah:
                      K .l.W
             V=
                         P
dimana: V = volume yang hilang (mm3)
       K = koefisien keausan
         l = jarak luncur (mm)
       W = beban kerja (Kg)
        P = kekerasan rata-rata (Kg/mm2)

Untuk mendapatkan jarak luncur (l) dapat dicari dengan:
    l = ½.D                  dimana: D= diameter
        = 0.5 x 3.14 x 5.627 = 8,83 mm
Untuk mendapatkan beban kerja (W) dapat dicari dengan:
                                 102. pd
      W= F                 F=
                                    v
       dimana: pd = daya pada sproket balakang (kw)
         v = kecepatan keliling pada lingkaran jarak bagi (m/s)
                    o pd = x
                            6,6   x
                                
                            149 56
                                 x = 2,48 kw

                                     .db.n
                        o    v=
                                   60 x1000
                                     3,14.143,3.8000
                                   =                 = 59,99 m/s
                                           60000

                       102. pd
          Jadi F =
                          v
                        102.2,48
                     =           = 4,21 kg
                         59,99
            K .l.W
      V=
               P
                       7,0.10 3.8,83.4,21
                     =
                             484,4
                 = 5,3 x 10-4 mm3 = 5,3 x 10-7 cm3
               m = V .
                 = 5,3 x 10-7 x 7,8 = 4,13x10-6 gram/cm3

Sproket mengalami kehilangan berat untuk satu siklus yaitu 4,13x10-6 gram/cm3
4.6.2 Umur Pakai Sproket yang Diteliti
      Berdasarkan data lapangan:
      Berat sproket baru = 536,6 gram
      Berat sproket aus = 531 gram
      Selisih berat kedua sproket = 5,6 gram
      • Pembelian motor                  = agustus 2005
      • Penelitian terhadap sproket      = maret 2007
      Jadi motor telah digunakan selama 1 tahun 5 bulan
                                         = 17 bulan
                                         = 510 hari
      Dalam waktu 510 hari sproket mengalami kehilangan berat 5,6 gram

     Dengan asumsi pemakaian dalam satu hari selama 2 jam atau 120 menit.
     Jadi 120 x n (rpm)
     dimana n:
     (n) : v = π.D(roda).n  v = 50 km/jam = 833333,33 mm/menit
     D (roda) = 560 mm
                      v
               n=
                     .D
                       833333,33           833333,33
                    =                  =
                        3,14.560            1758,4
                    = 473,91 rpm
     Jadi untuk satu hari 120 x 473,91 = 56.869,2 siklus/hari
     • Untuk 510 hari
      56.869,2 x 510 = 29.003.292 siklus


4.6.3 Umur Pakai Sproket Sampai Diganti




    L segitiga = ½ a.t
                 = ½ 1 x 8,2= 4,1 mm2
    V segitiga = L alas x tinggi
                 = 4,1 x 5,25 = 21,52 mm³
    Vtot 1gigi = 21,52 x 2
                 = 43,04 mm³
    Vtot sproket = 43,04 x 37
                    = 1592,48 mm³ = 1,6 cm³
    m = Vx
        = 1,6 x 7,8 = 12,48 gram
Perbandingan hari
       •       510 hari = 5,6 gram
       •       x hari = 12,5 gram
       •       x = 1.138,4 hari
       •       1.138,4 hari = 37,94 bulan
       •       37,94 bulan = 3,1 tahun
               Untuk 1.138,4 hari:
               56.869 x 1.138,4 = 64.739.669,6 siklus

4.7 Pembahasan
         Analisa keausan komponen sproket rantai rol pada sepeda motor yang merupakan judul
dari penelitian ini akan menghasilkan jenis keausan yang terjadi pada komponen sproket serta
akan diketahui umur pakai dari komponen sproket tersebut. Sproket merupakan komponen
penting yang terdapat pada sepeda motor, dimana sproket berfungsi mentransmisikan daya dari
mesin penggerak ke roda belakang. Pada komponen sproket yang akan dianalisa menggunakan
komponen sproket yang telah dipakai, dan akan dibandingkan dengan komponen sproket yang
baru dari jenis dan spesifikasi yang sama untuk tipe motor T 5 ERD VEGA R Dari data lapangan
untuk beban yang bekerja diasumsikan @ 60 kg, dengan kondisi operasi normal. Pemakaian
terakhir dari sepeda motor sebelum dianalisa pada 21249,2 km, yang kemudian sproket diambil
dari sepeda motor untuk dianalisa.. Pada sepeda motor tipe ini mesin penggerak memiliki daya
maksimum 6.6 kw/8000 rpm, dengan torsi maksimum 9.0 Nm/5000 rpm.
         Pengukuran dilakukan kepada kedua sproket, baik yang telah dipakai maupun yang baru.
Pengukuran ini bertujuan untuk mendapatkan perbandingan ukuran dari kedua sproket yang dapat
dilihat pada tabel 2 dan 3. Dari hasil pengukuran komponen sproket aus mengalami pengurangan
dimensi untuk tebal 0,02 mm, diameter luar 0,02 mm, dan pengurangan berat 5.6 gram. Untuk
pemakaian sampai 21249,2 km.
         Posisi pengukuran dilakukan pada semua bagian dari komponen sproket, yaitu: diameter
luar, diameter dalam, serta setiap bagian gigi dari komponen sproket dari mulai lebar gigi, lingkar
kepala, tinggi lembah, dan puncak kepala. Dari pemeriksaan visual faktor-faktor pembanding
komponen sproket aus dan komponen sproket baru salah satunya dapat dilihat dari warna
komponen, dapat dilihat pada gambar 3, kondisi dari komponen sproket yang aus sudah kotor, ini
disebabkan komponen sproket tersebut sudah dipakai, dan sudah banyak menempel partikel lain
seperti debu dari jalanan serta pelumas yang diberikan pada komponen sproket rantai rol sepeda
motor. Sedangkan pada komponen sproket yang baru, kondisinya lebih bersih dan mengkilap
karena komponen tersebut belum dipakai. Pada gambar 5 dan 6, perbandingan visual pada
komponen sproket dilihat pada bagian gigi. Pada bagian ini gigi dari sproket aus terdapat bekas
rantai, dan kotor, sedangkan untuk gigi dari sproket baru masih mengkilap, dan bersih. Pada
gambar 7 dan 8 menunjukkan perbandingan antara puncak gigi sproket aus dan puncak gigi
sproket yang baru. Dimana pada puncak gigi sproket yang aus bila dilakukan pengukuran terjadi
pengurangan dimensi dibandingkan dengan ukuran puncak gigi sproket baru, sedangkan dilihat
dari visualnya relatif sama antara yang aus dan yang baru, ini disebabkan karena pada bagian
puncak tidak kontak dengan komponen lain (rantai). Dilihat dari penampang komponen sproket,
keausan terjadi pada bagian gigi, terutama pada bagian lembah gigi, seperti pada gambar 7
sampai 9, ini disebabkan karena pada bagian tersebut gesekan yang terjadi antara rantai dengan
sproket sangat tinggi Ditunjukan dengan adanya goresan dan pengkikisan atau lekukan kecil pada
bagian lembah sampai puncak., selain itu juga diakibatkan karena adanya partikel lain dari
kondisi operasi di lapangan. Goresan tersebut termasuk dalan jenis keausan abrasi. Sedangkan
pengkikisan atau lekukan kecil disebabkan kontak antara dua permukaan yang saling bergesekan
dibawah penekanan dengan harga kekerasan yang berbeda. Dengan karakteristik pada permukaan
yang lebih lunak terdapat galling, yaitu penempelan sebagian material yang lunak pada material
yang lebih keras, mekanisme ini termasuk dalam jenis keausan adhesi. Keausan adhesi sering
terjadi karena kurang dilakukan pelumasan pada rantai, sehingga akibatnya pada saat kedua
komponen tersebut bergesekan material dengan kekerasan yang lebih rendah akan terkikis.
          Dari data komposisi kimia dengan menggunakan metoda spektrometri, dapat dilihat pada
tabel 4, hasil pengujian komposisi kimia menunjukan bahwa komponen sproket termasuk baja
karbon medium dengan standar AISI 1040. dengan demikian untuk komponen sproket yang
diteliti sesuai dengan aplikasi material untuk standart AISI 1040 Dengan unsur pemadu utama
karbon sebesar 0,37% untuk sproket yang aus dan 0,38% untuk sproket yang baru, material
tersebut dapat dikeraskan untuk meningkatkan ketahanan ausnya.
          Pengujian kekerasan dilakukan pada kedua komponen sproket (aus dan baru). Hasil
pengujian kekerasan dari kedua komponen sproket relatif sama, tetapi dilihat dari gambar 11.
Kekerasan dari setiap komponen sproket mengalami penurunan dari permukaan ke bagian dalam
komponen sproket, ini disebabkan karena pada proses pembuatan komponen sproket mengalami
proses pengerasan permukaan sehingga harga kekerasan di permukaan lebih tinggi dibandingkan
bagian dalam. Dengan harga kekerasan permukaan 528 HV untuk komponen sproket aus, dan
544 HV untuk konponen sproket baru. Sedangkan bagian dalam 392 HV untuk komponen sproket
aus, dan 402 HV untuk kompenen sproket baru. Pada gambar 14 dapat dilihat ketebalan dari hasil
proses pengerasan permukaan dengan induksi. Pengujian kekerasan juga dilakukan pada rantai
bagian pin, dimana bagian tersebut yang langsung kontak dengan gigi dari komponen sproket.
Dari hasil pengujian kekerasan untuk rantai dapat dilihat pada tabel 5, dengan harga kekerasan
710,8 HV. Dengan demikian dari perbandingan harga kekerasan antara komponen sproket dengan
rantai, harga kekerasan dari rantai lebih tinggi dibandingkan dengan komponen sproket, maka
komponen sproket akan lebih cepat mengalami keausan, dan umur pakainya pun akan lebih
pendek dibandingkan rantai.
          Pengujian metalografi yang dilakukan pada komponen sproket rantai rol didapat hasil
bahwa komponen sproket telah mengalami proses pengerasan permukaan. Foto mikro yang
dilakukan meliputi daerah permukaan yang merupakan daerah yang dikeraskan, daerah transisi
antara yang dikeraskan dan bagian dalam, dan daerah base dari komponen sproket. Dilihat dari
foto struktur mikro terdapat fasa martensit dan ferit, sedangkan fasa-fasa yang terdapat pada
bagian base atau bagian dalam sproket terdapat fasa ferit dan perlit. Pada bagian ini tidak
mengalami proses pengerasan. Stuktur mikro dari hasil pengujian pada bagian yang
dikeraskan/permukaan dan base sproket kemudian dibandingkan dengan standar material AISI
1040. Fasa martensit terbentuk karena komponen sproket dikeraskan dengan pemanasan hingga
temperatur austenit, kemudian didinginkan secara cepat.
          Fasa martensit yang terbentuk untuk baja 1040 adalah martensit lath dengan mekanisme
geser slip. Hubungannya dengan keausan yaitu, fasa martensit bersifat keras dan akan
meningkatkan kekerasan dari komponen sproket tersebut, dengan semakin tinggi kekerasan dari
komponen sproket, maka ketahanan ausnya akan relatif baik.
          Dari hasil hasil perhitungan untuk umur pakai sproket didapat hasil bahwa untuk
komponen sproket mengalami kehilangan berat sebesar 4,13x10-6 gram/cm3 untuk satu kali siklus.
Sedangkan pada sproket yang diteliti mengalami kehilangan berat 5,6 gram untuk pemakaian
selama 510 hari atau 17 bulan. Untuk umur sprocket sampai kondisi harus diganti mengalami
kehilangan berat sebesar 12,5 gram, untuk pemakaian selama 1.138,4 hari atau 3,1 tahun.
V. Kesimpulan
   1. Keausan yang terjadi pada komponen sproket yaitu jenis keausan abrasi dan adhesi.
   2. Dari hasil penelitian diketahui bahwa umur sproket yang diteliti yaitu 29.003.299,2 siklus
       atau 510 hari. Sedangkan umur sproket sampai harus diganti yaitu 64.739.669,6 siklus
       atau 1.138,4 hari atau 3,1 tahun.
   3. Keausan pada komponen sproket terjadi hanya pada gigi sproket bagian lembah gigi.
   4. Dari hasil pengujian komposisi kimia komponen sproket termasuk kedalam jenis baja
       karbon medium, seri AISI 1040 dengan persen karbon 0,37%.
   5. Dari hasil pengujian kekerasan material komponen sproket mengalami penurunan harga
       kekerasan (528 sampai 392) untuk sproket aus, dan (544 sampai 402) untuk sproket baru,
       dengan demikian komponen tersebut telah mengalami proses pengerasan permukaan.
   6. Faktor penyebab terjadinya keausan yaitu kurangnya pelumasan terhadap komponen
       sproket, juga partikel abrasif dari kondisi operasi.

5.2 Saran
 1. Dari hasil penelitian yang dilakukan, penulis menyarankan bahwa perlu dilakukan perawatan
    (maintenance) dalam hal ini pelumasan terhadap komponen sproket secara berkala.
 2. Untuk menghindari partikel abrasif, penulis menyarankan pada sproket rantai rol digunakan
    pelindung/penutup rantai.




                                    DAFTAR PUSTAKA


1. ASM, Metal Hand Book Vol 10. “Failure Analisis and Provention”,1975.
2. Sularso, “Elemen Mesin”.
3. Kusharjanto, “Perlakuan Panas dan Metalografi”, 1998.
4. Rahmat Supardi, “Pengetahuan Bahan”,1980.
5. ASM, “Metal Handbook Volume 4, Heat Treating”, 2001.
6. Avner, Sidney H, “Introduction to Physical Metallugy”, Mc Graw-Hill Koyagusha, Ltd,
   Tokyo, 1974.
7. B. PUGH, “Friction and Wear”, 1973.
8. Dieter, George E. “Mechanical Metallurgy”. McGraw-Hill Inc. New York,1986.

More Related Content

What's hot

Laporan akhir praktikum cnc
Laporan akhir praktikum cncLaporan akhir praktikum cnc
Laporan akhir praktikum cncBung HaFied
 
Elemen Mesin 1 - Bantalan
Elemen Mesin 1 - BantalanElemen Mesin 1 - Bantalan
Elemen Mesin 1 - BantalanCharis Muhammad
 
ATURAN DAN CARA MEMBERI UKURAN GAMBAR
ATURAN DAN CARA MEMBERI UKURAN GAMBARATURAN DAN CARA MEMBERI UKURAN GAMBAR
ATURAN DAN CARA MEMBERI UKURAN GAMBARMOSES HADUN
 
Elemen Mesin II - Rodagigi Lurus
Elemen Mesin II - Rodagigi LurusElemen Mesin II - Rodagigi Lurus
Elemen Mesin II - Rodagigi LurusCharis Muhammad
 
Proses pengecoran
Proses pengecoranProses pengecoran
Proses pengecoranChache Go
 
Laporan Resmi NDT ( Non Destructive Test )
Laporan Resmi NDT ( Non Destructive Test )Laporan Resmi NDT ( Non Destructive Test )
Laporan Resmi NDT ( Non Destructive Test )Andika Wahyu Al Amin
 
LAPORAN CNC MILLING DAN TURNING TEKNIK MESIN UNIVERSITAS RIAU
LAPORAN CNC MILLING DAN TURNING TEKNIK MESIN UNIVERSITAS RIAULAPORAN CNC MILLING DAN TURNING TEKNIK MESIN UNIVERSITAS RIAU
LAPORAN CNC MILLING DAN TURNING TEKNIK MESIN UNIVERSITAS RIAUdian haryanto
 
Poros present (elemen mesin)
Poros present (elemen mesin)Poros present (elemen mesin)
Poros present (elemen mesin)Khairul Fadli
 
File proses pembuatan roda gigi supriyadi
File proses pembuatan roda gigi supriyadiFile proses pembuatan roda gigi supriyadi
File proses pembuatan roda gigi supriyadiIpan Abahna Ipin
 
Elemen Mesin 3 - Perencanaan Kopling
Elemen Mesin 3 - Perencanaan KoplingElemen Mesin 3 - Perencanaan Kopling
Elemen Mesin 3 - Perencanaan KoplingDewi Izza
 
Elemen Mesin Modul 1 - Perencanaan Poros
Elemen Mesin Modul 1 - Perencanaan PorosElemen Mesin Modul 1 - Perencanaan Poros
Elemen Mesin Modul 1 - Perencanaan PorosDewi Izza
 
Perencanaan turbin air
Perencanaan turbin airPerencanaan turbin air
Perencanaan turbin airKhairul Fadli
 
Sambungan baut dan mur
Sambungan baut dan murSambungan baut dan mur
Sambungan baut dan murJANUAR NOAH
 
Dasar perencanaan elemen mesin
Dasar perencanaan elemen mesinDasar perencanaan elemen mesin
Dasar perencanaan elemen mesinRinaldi Sihombing
 
Mekanika Teknik dan Elemen Mesin
Mekanika Teknik dan Elemen MesinMekanika Teknik dan Elemen Mesin
Mekanika Teknik dan Elemen MesinlombkTBK
 
Perancangan Roda Gigi Elemen Mesin 2 Untad Palu.
Perancangan Roda Gigi Elemen Mesin 2 Untad Palu.Perancangan Roda Gigi Elemen Mesin 2 Untad Palu.
Perancangan Roda Gigi Elemen Mesin 2 Untad Palu.Ilham Al-Buwuly
 
MEKANIKA TEKNIK - TEGANGAN
MEKANIKA TEKNIK - TEGANGANMEKANIKA TEKNIK - TEGANGAN
MEKANIKA TEKNIK - TEGANGANHettyk Sari
 

What's hot (20)

Laporan akhir praktikum cnc
Laporan akhir praktikum cncLaporan akhir praktikum cnc
Laporan akhir praktikum cnc
 
Elemen Mesin 1 - Bantalan
Elemen Mesin 1 - BantalanElemen Mesin 1 - Bantalan
Elemen Mesin 1 - Bantalan
 
ATURAN DAN CARA MEMBERI UKURAN GAMBAR
ATURAN DAN CARA MEMBERI UKURAN GAMBARATURAN DAN CARA MEMBERI UKURAN GAMBAR
ATURAN DAN CARA MEMBERI UKURAN GAMBAR
 
Elemen Mesin II - Rodagigi Lurus
Elemen Mesin II - Rodagigi LurusElemen Mesin II - Rodagigi Lurus
Elemen Mesin II - Rodagigi Lurus
 
Proses pengecoran
Proses pengecoranProses pengecoran
Proses pengecoran
 
Bantalan (bearing)
Bantalan (bearing)Bantalan (bearing)
Bantalan (bearing)
 
Makalah Pengujian Tarik Tekan
Makalah Pengujian Tarik TekanMakalah Pengujian Tarik Tekan
Makalah Pengujian Tarik Tekan
 
Laporan Resmi NDT ( Non Destructive Test )
Laporan Resmi NDT ( Non Destructive Test )Laporan Resmi NDT ( Non Destructive Test )
Laporan Resmi NDT ( Non Destructive Test )
 
LAPORAN CNC MILLING DAN TURNING TEKNIK MESIN UNIVERSITAS RIAU
LAPORAN CNC MILLING DAN TURNING TEKNIK MESIN UNIVERSITAS RIAULAPORAN CNC MILLING DAN TURNING TEKNIK MESIN UNIVERSITAS RIAU
LAPORAN CNC MILLING DAN TURNING TEKNIK MESIN UNIVERSITAS RIAU
 
Poros present (elemen mesin)
Poros present (elemen mesin)Poros present (elemen mesin)
Poros present (elemen mesin)
 
File proses pembuatan roda gigi supriyadi
File proses pembuatan roda gigi supriyadiFile proses pembuatan roda gigi supriyadi
File proses pembuatan roda gigi supriyadi
 
Elemen Mesin 3 - Perencanaan Kopling
Elemen Mesin 3 - Perencanaan KoplingElemen Mesin 3 - Perencanaan Kopling
Elemen Mesin 3 - Perencanaan Kopling
 
Uji kekerasan
Uji kekerasanUji kekerasan
Uji kekerasan
 
Elemen Mesin Modul 1 - Perencanaan Poros
Elemen Mesin Modul 1 - Perencanaan PorosElemen Mesin Modul 1 - Perencanaan Poros
Elemen Mesin Modul 1 - Perencanaan Poros
 
Perencanaan turbin air
Perencanaan turbin airPerencanaan turbin air
Perencanaan turbin air
 
Sambungan baut dan mur
Sambungan baut dan murSambungan baut dan mur
Sambungan baut dan mur
 
Dasar perencanaan elemen mesin
Dasar perencanaan elemen mesinDasar perencanaan elemen mesin
Dasar perencanaan elemen mesin
 
Mekanika Teknik dan Elemen Mesin
Mekanika Teknik dan Elemen MesinMekanika Teknik dan Elemen Mesin
Mekanika Teknik dan Elemen Mesin
 
Perancangan Roda Gigi Elemen Mesin 2 Untad Palu.
Perancangan Roda Gigi Elemen Mesin 2 Untad Palu.Perancangan Roda Gigi Elemen Mesin 2 Untad Palu.
Perancangan Roda Gigi Elemen Mesin 2 Untad Palu.
 
MEKANIKA TEKNIK - TEGANGAN
MEKANIKA TEKNIK - TEGANGANMEKANIKA TEKNIK - TEGANGAN
MEKANIKA TEKNIK - TEGANGAN
 

Similar to Jurnal analisis keausan sproket rantai rol (AA)

Analisis kerusakan pegas ulir pada kereta api (AA)
Analisis kerusakan pegas ulir pada kereta api (AA)Analisis kerusakan pegas ulir pada kereta api (AA)
Analisis kerusakan pegas ulir pada kereta api (AA)Abrianto Akuan
 
Bab iii ANALISA PENGARUH PUTARAN SPINDEL DAN KECEPATAN MAKAN TERHADAP KEKASA...
Bab iii ANALISA PENGARUH  PUTARAN SPINDEL DAN KECEPATAN MAKAN TERHADAP KEKASA...Bab iii ANALISA PENGARUH  PUTARAN SPINDEL DAN KECEPATAN MAKAN TERHADAP KEKASA...
Bab iii ANALISA PENGARUH PUTARAN SPINDEL DAN KECEPATAN MAKAN TERHADAP KEKASA...bram santo
 
Banyak industri otomotif yang menggunakan paduan alumunium silikon sebagai ba...
Banyak industri otomotif yang menggunakan paduan alumunium silikon sebagai ba...Banyak industri otomotif yang menggunakan paduan alumunium silikon sebagai ba...
Banyak industri otomotif yang menggunakan paduan alumunium silikon sebagai ba...maduun15
 
Atmospheric corrosion tga
Atmospheric corrosion tgaAtmospheric corrosion tga
Atmospheric corrosion tgaIriansyah Putra
 
ASESSMENT DERMAGA-JETTY-2019.ppt
ASESSMENT DERMAGA-JETTY-2019.pptASESSMENT DERMAGA-JETTY-2019.ppt
ASESSMENT DERMAGA-JETTY-2019.pptTonyKurniawan16
 
Presentasi Laboratorium STTJ (Sekolah Tinggi Teknologi Jakarta)
Presentasi Laboratorium STTJ (Sekolah Tinggi Teknologi Jakarta)Presentasi Laboratorium STTJ (Sekolah Tinggi Teknologi Jakarta)
Presentasi Laboratorium STTJ (Sekolah Tinggi Teknologi Jakarta)sttjcerdas
 
Materi i teknik mesin m6 kb4
Materi i teknik mesin m6 kb4Materi i teknik mesin m6 kb4
Materi i teknik mesin m6 kb4PPGhybrid3
 

Similar to Jurnal analisis keausan sproket rantai rol (AA) (8)

Analisis kerusakan pegas ulir pada kereta api (AA)
Analisis kerusakan pegas ulir pada kereta api (AA)Analisis kerusakan pegas ulir pada kereta api (AA)
Analisis kerusakan pegas ulir pada kereta api (AA)
 
Bab iii ANALISA PENGARUH PUTARAN SPINDEL DAN KECEPATAN MAKAN TERHADAP KEKASA...
Bab iii ANALISA PENGARUH  PUTARAN SPINDEL DAN KECEPATAN MAKAN TERHADAP KEKASA...Bab iii ANALISA PENGARUH  PUTARAN SPINDEL DAN KECEPATAN MAKAN TERHADAP KEKASA...
Bab iii ANALISA PENGARUH PUTARAN SPINDEL DAN KECEPATAN MAKAN TERHADAP KEKASA...
 
Banyak industri otomotif yang menggunakan paduan alumunium silikon sebagai ba...
Banyak industri otomotif yang menggunakan paduan alumunium silikon sebagai ba...Banyak industri otomotif yang menggunakan paduan alumunium silikon sebagai ba...
Banyak industri otomotif yang menggunakan paduan alumunium silikon sebagai ba...
 
Laporan Uji Bahan
Laporan Uji BahanLaporan Uji Bahan
Laporan Uji Bahan
 
Atmospheric corrosion tga
Atmospheric corrosion tgaAtmospheric corrosion tga
Atmospheric corrosion tga
 
ASESSMENT DERMAGA-JETTY-2019.ppt
ASESSMENT DERMAGA-JETTY-2019.pptASESSMENT DERMAGA-JETTY-2019.ppt
ASESSMENT DERMAGA-JETTY-2019.ppt
 
Presentasi Laboratorium STTJ (Sekolah Tinggi Teknologi Jakarta)
Presentasi Laboratorium STTJ (Sekolah Tinggi Teknologi Jakarta)Presentasi Laboratorium STTJ (Sekolah Tinggi Teknologi Jakarta)
Presentasi Laboratorium STTJ (Sekolah Tinggi Teknologi Jakarta)
 
Materi i teknik mesin m6 kb4
Materi i teknik mesin m6 kb4Materi i teknik mesin m6 kb4
Materi i teknik mesin m6 kb4
 

More from Abrianto Akuan

Melting Loss pada Peleburan Aluminium (AA)
Melting Loss pada Peleburan Aluminium (AA)Melting Loss pada Peleburan Aluminium (AA)
Melting Loss pada Peleburan Aluminium (AA)Abrianto Akuan
 
Diagram batas mampu bentuk pada lembaran logam (AA)
Diagram batas mampu bentuk pada lembaran logam (AA)Diagram batas mampu bentuk pada lembaran logam (AA)
Diagram batas mampu bentuk pada lembaran logam (AA)Abrianto Akuan
 
WPS-PQR (welding-pengelasan)
WPS-PQR (welding-pengelasan)WPS-PQR (welding-pengelasan)
WPS-PQR (welding-pengelasan)Abrianto Akuan
 
Paint Calculation Practice & Report (AA)
Paint Calculation Practice & Report (AA)Paint Calculation Practice & Report (AA)
Paint Calculation Practice & Report (AA)Abrianto Akuan
 
Konversi Kekerasan Logam (AA)
Konversi Kekerasan Logam (AA)Konversi Kekerasan Logam (AA)
Konversi Kekerasan Logam (AA)Abrianto Akuan
 
Minerals Classification (AA)
Minerals Classification (AA)Minerals Classification (AA)
Minerals Classification (AA)Abrianto Akuan
 
Modul praktikum peleburan & pengecoran logam (AA)
Modul praktikum peleburan & pengecoran logam (AA)Modul praktikum peleburan & pengecoran logam (AA)
Modul praktikum peleburan & pengecoran logam (AA)Abrianto Akuan
 
Galvanizing for Corrosion Protection (AGA)
Galvanizing for Corrosion Protection (AGA)Galvanizing for Corrosion Protection (AGA)
Galvanizing for Corrosion Protection (AGA)Abrianto Akuan
 
Galvanisasi untuk Proteksi Korosi (AGI)
Galvanisasi untuk Proteksi Korosi (AGI)Galvanisasi untuk Proteksi Korosi (AGI)
Galvanisasi untuk Proteksi Korosi (AGI)Abrianto Akuan
 
Perhitungan korosi (USA)
Perhitungan korosi (USA)Perhitungan korosi (USA)
Perhitungan korosi (USA)Abrianto Akuan
 
Perhitungan korosi standard NACE (AA)
Perhitungan korosi standard NACE (AA)Perhitungan korosi standard NACE (AA)
Perhitungan korosi standard NACE (AA)Abrianto Akuan
 
Perhitungan proteksi korosi (AA)
Perhitungan proteksi korosi (AA)Perhitungan proteksi korosi (AA)
Perhitungan proteksi korosi (AA)Abrianto Akuan
 
Jurnal plating Au pada plastik ABS (AA)
Jurnal plating Au pada plastik ABS (AA)Jurnal plating Au pada plastik ABS (AA)
Jurnal plating Au pada plastik ABS (AA)Abrianto Akuan
 
Jurnal jominy test (pengujian mampu keras baja) melalui program MATLAB (AA)
Jurnal jominy test (pengujian mampu keras baja) melalui program MATLAB (AA)Jurnal jominy test (pengujian mampu keras baja) melalui program MATLAB (AA)
Jurnal jominy test (pengujian mampu keras baja) melalui program MATLAB (AA)Abrianto Akuan
 
Jurnal proses cyaniding (AA)
Jurnal proses cyaniding (AA)Jurnal proses cyaniding (AA)
Jurnal proses cyaniding (AA)Abrianto Akuan
 
Jurnal baja mangan austenitik (AA)
Jurnal baja mangan austenitik (AA)Jurnal baja mangan austenitik (AA)
Jurnal baja mangan austenitik (AA)Abrianto Akuan
 
Pengantar proses manufaktur (AA)
Pengantar proses manufaktur (AA)Pengantar proses manufaktur (AA)
Pengantar proses manufaktur (AA)Abrianto Akuan
 

More from Abrianto Akuan (20)

Refresh k3 (paradigm)
Refresh k3 (paradigm)Refresh k3 (paradigm)
Refresh k3 (paradigm)
 
Melting Loss pada Peleburan Aluminium (AA)
Melting Loss pada Peleburan Aluminium (AA)Melting Loss pada Peleburan Aluminium (AA)
Melting Loss pada Peleburan Aluminium (AA)
 
Index minerals (AA)
Index minerals (AA)Index minerals (AA)
Index minerals (AA)
 
Diagram batas mampu bentuk pada lembaran logam (AA)
Diagram batas mampu bentuk pada lembaran logam (AA)Diagram batas mampu bentuk pada lembaran logam (AA)
Diagram batas mampu bentuk pada lembaran logam (AA)
 
WPS-PQR (welding-pengelasan)
WPS-PQR (welding-pengelasan)WPS-PQR (welding-pengelasan)
WPS-PQR (welding-pengelasan)
 
Paint Calculation Practice & Report (AA)
Paint Calculation Practice & Report (AA)Paint Calculation Practice & Report (AA)
Paint Calculation Practice & Report (AA)
 
Konversi Kekerasan Logam (AA)
Konversi Kekerasan Logam (AA)Konversi Kekerasan Logam (AA)
Konversi Kekerasan Logam (AA)
 
Minerals Classification (AA)
Minerals Classification (AA)Minerals Classification (AA)
Minerals Classification (AA)
 
Images Minerals (AA)
Images Minerals (AA)Images Minerals (AA)
Images Minerals (AA)
 
Modul praktikum peleburan & pengecoran logam (AA)
Modul praktikum peleburan & pengecoran logam (AA)Modul praktikum peleburan & pengecoran logam (AA)
Modul praktikum peleburan & pengecoran logam (AA)
 
Galvanizing for Corrosion Protection (AGA)
Galvanizing for Corrosion Protection (AGA)Galvanizing for Corrosion Protection (AGA)
Galvanizing for Corrosion Protection (AGA)
 
Galvanisasi untuk Proteksi Korosi (AGI)
Galvanisasi untuk Proteksi Korosi (AGI)Galvanisasi untuk Proteksi Korosi (AGI)
Galvanisasi untuk Proteksi Korosi (AGI)
 
Perhitungan korosi (USA)
Perhitungan korosi (USA)Perhitungan korosi (USA)
Perhitungan korosi (USA)
 
Perhitungan korosi standard NACE (AA)
Perhitungan korosi standard NACE (AA)Perhitungan korosi standard NACE (AA)
Perhitungan korosi standard NACE (AA)
 
Perhitungan proteksi korosi (AA)
Perhitungan proteksi korosi (AA)Perhitungan proteksi korosi (AA)
Perhitungan proteksi korosi (AA)
 
Jurnal plating Au pada plastik ABS (AA)
Jurnal plating Au pada plastik ABS (AA)Jurnal plating Au pada plastik ABS (AA)
Jurnal plating Au pada plastik ABS (AA)
 
Jurnal jominy test (pengujian mampu keras baja) melalui program MATLAB (AA)
Jurnal jominy test (pengujian mampu keras baja) melalui program MATLAB (AA)Jurnal jominy test (pengujian mampu keras baja) melalui program MATLAB (AA)
Jurnal jominy test (pengujian mampu keras baja) melalui program MATLAB (AA)
 
Jurnal proses cyaniding (AA)
Jurnal proses cyaniding (AA)Jurnal proses cyaniding (AA)
Jurnal proses cyaniding (AA)
 
Jurnal baja mangan austenitik (AA)
Jurnal baja mangan austenitik (AA)Jurnal baja mangan austenitik (AA)
Jurnal baja mangan austenitik (AA)
 
Pengantar proses manufaktur (AA)
Pengantar proses manufaktur (AA)Pengantar proses manufaktur (AA)
Pengantar proses manufaktur (AA)
 

Recently uploaded

SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docxSILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docxrahmaamaw03
 
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasPembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasAZakariaAmien1
 
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptxMTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptxssuser0239c1
 
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiIntanHanifah4
 
Catatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus PerilakuCatatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus PerilakuHANHAN164733
 
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2noviamaiyanti
 
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdfMA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdfcicovendra
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxBambang440423
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxmtsmampunbarub4
 
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfKelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfmaulanayazid
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKAPPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKARenoMardhatillahS
 
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.pptPertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.pptNabilahKhairunnisa6
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 TesalonikaMateri Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 TesalonikaSABDA
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxDwiYuniarti14
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxsyafnasir
 
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptpolinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptGirl38
 
Materi Lingkaran kelas 6 terlengkap.pptx
Materi Lingkaran kelas 6 terlengkap.pptxMateri Lingkaran kelas 6 terlengkap.pptx
Materi Lingkaran kelas 6 terlengkap.pptxshafiraramadhani9
 
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdfPEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdfMMeizaFachri
 

Recently uploaded (20)

SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docxSILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
 
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasPembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
 
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptxMTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
 
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
 
Catatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus PerilakuCatatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
 
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
 
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdfMA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
 
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfKelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKAPPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
 
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.pptPertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 TesalonikaMateri Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
 
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptpolinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
 
Materi Lingkaran kelas 6 terlengkap.pptx
Materi Lingkaran kelas 6 terlengkap.pptxMateri Lingkaran kelas 6 terlengkap.pptx
Materi Lingkaran kelas 6 terlengkap.pptx
 
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdfPEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
 

Jurnal analisis keausan sproket rantai rol (AA)

  • 1. ANALISIS KEAUSAN SPROKET RANTAI PADA SEPEDA MOTOR Abrianto Akuan, ST., MT.* Abstrak Sproket rantai rol pada sepeda motor merupakan komponen yang sangat penting, komponen ini berfungsi untuk mentransmisikan daya dari mesin penggerak ke roda belakang. Dalam pengoprasiannya komponen sproket selalu bergesekan dengan rantai dari sepeda motor, dari gesekan tersebut yang akan menyebabkan keausan dan berkurangnya umur pakai. Jenis keausan yang terjadi pada komponen sproket yaitu keausan adhesi dan abrasi, sedangkan untuk umur pakai sendiri dari komponen sproket yang diteliti telah mengalami pemakaian selama 510 hari atau 29.003.292 siklus. Untuk umur pakai sproket sampai kondisi harus diganti, pemakaian selama 3,1 tahun atau 64.739.669,6 siklus. Komponen sproket sendiri sebelumnya telah dilakukan proses pengerasan permukaan, dengan metoda induksi. Dari hasil pengujian kekerasan dapat dilihat penurunan harga kekerasan dari permukaan ke bagian dalam. Strktur mikro yang terbentuk pada daerah permukaan yang dikeraskan terbentuk fasa martensit dan ferrite, sedangkan untuk daerah yang tidak terkeraskan memiliki fasa ferrite dan pearlite. Komponen sproket termasuk ke dalam baja karbon medium, sesuai dengan AISI 1040. I. Pendahuluan Kemajuan industri dan teknologi pada jaman sekarang ini berkembang sangat pesat, termasuk industri logam. Kemajuan industri logam mempunyai peran penting dalam menunjang industri-industri lain, terutama dalam dunia otomotif yang banyak menggunakan material dari logam. Dalam pengoperasiannya komponen sproket selalu bergesekan dengan rantai dari sepeda motor, gesekan dari kedua komponen tersebut mengakibatkan terjadinya getaran, dan tumbukan, yang terus menerus sehingga komponen sproket tersebut akan mengalami keausan. Dengan terjadinya keausan pada komponen sproket maka akan berpengaruh atau akan mengurangi umur pakai dari komponen sproket. Berdasarkan penjelasan di atas, bahwa pentingnya sproket dalam sepeda motor maka dilakukan penelitian terhadap komponen sproket tersebut. II. Tujuan Penelitian  Menganalisis keausan yang terjadi pada komponen sproket rantai rol sepeda motor.  Mengetahui umur pakai dari komponen sproket rantai rol sepeda motor.  Menganalisa faktor-faktor penyebab terjadinya keausan pada komponen sproket rantai rol sepeda motor.  Mengetahui karakteristik dari material sproket rantai rol. *) Staf Pengajar Jurusan Teknik Metalurgi FT-UNJANI.
  • 2. III. Diagram Alir Penelitian Sproket aus Sproket baru Data Pemeriksaan visual dan Prediksi umur Pemeriksaan visual dan lapangan pengukuran pakai pengukuran Persiapan Persiapan spesimen spesimen Pemeriksaan / pengujian Pemeriksaan / pengujian lab. lab. 1. Pemeriksaan 1. Pemeriksaan permukaan permukaan keausan 2. Pemeriksaan 2. Pemeriksaan komposisi kimia komposisi kimia 3. Pengujian 3. Pengujian kekerasan kekerasan 4. Pengujian 4. Pengujian metalografi metalografi Data dan pembahasan Kesimpulan dan saran Gambar 1. Skema penelitian. IV. Data dan Pembahasan 4.1 pengumpulan data lapangan Tabel 1. Data komponen sproket data awal sproket aus (A) sproket baru (B) Nama komponen Sproket Sproket Pemakaian terakhir (km) 21219,2 km - Fungsi komponen Mentransmisikan daya dari mesin penggerak ke roda belakang
  • 3. 4.1.2 Data pengukuran sproket Tabel 2. Ukuran komponen sproket aus dan baru Posisi pengukuran Sproket aus Sproket baru Tebal sproket 7.05 mm 7.07 mm Diameter luar 147 mm 149 mm Diameter dalam 143 mm 143 mm Berat sproket 531 gram 536.6 gram b a Gambar 2. Posisi-posisi pengukuran gigi sproket. Table 3. perbandingan ukuran rata-rata sproket Jenis sproket a b c d Sproket aus 1.53 mm 11.33 mm 4.92 mm 5.97 mm Sproket baru 2.0 mm 11.2 mm 5.25 mm 5.62 mm 4.2 Pemeriksaan Visual Gambar 3. Posisi komponen sproket pada sepeda motor (panah)
  • 4. Gambar 4. komponen sproket aus (kiri) dan baru (kanan). Gambar 5. Gigi sproket rantai rol yang mengalami keausan (kiri) dan baru (kanan). Gambar 6. Puncak gigi sproket aus (kiri) dan baru (kanan). Gambar 7. Bagian lembah sproket aus (kiri) dan baru (kanan).
  • 5. Gambar 8. Foto makro daerah aus pada gigi sproket (tanda panah). Gambar 9. Foto daerah yang mengalami keausan pada daerah puncak gigi sproket. 4.3 Pemeriksaan Komposisi Kimia Tabel 4. Komposisi kimia sproket rantai rol sepeda motor Persen Berat (%) Persen Berat (%) Unsur Hasil Spektrometri Hasil pektrometri AISI 1040 Sproket aus Sproket baru (C) 0.37 0.38 0.37-0.44 (Si) 0.08 0.07 0.6-0.9 (P) 0.006 0.004 0.04 max (Mn) 0.88 0,85 - (Cr) 0.05 0,05 - (Ni) 0.01 0,01 - (Co) 0.1 0,09 - (Fe) Sisa sisa sisa
  • 6. 4.4 Data Pengujian Kekerasan a b 10 x Gambar 10. Foto makro ketebalan hasil pengerasan permukaan induksi Dengan kedalaman a: 31,75 mm, b: 9,53 mm Nilai Kekerasan 60 50 40 (HRc) 30 20 10 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 A B Titik Pengujian Gambar 11 Grafik distribusi kekerasan komponen sproket Tabel 5. Hasil pengujian kekerasan rantai Rantai Titik HV HRc 1 697 60.6 2 697 60.8 3 720 61.4 4 720 61.7 5 720 61.8 Rata-rata 710.8 61.26
  • 7. 4.5 Pengujian Metalografi 100um Gambar 12. Struktur mikro sproket yang mengalami keausan pada daerah pengerasan (abu-abu=martensit;putih=ferrite), etsa: Nital 3 %. Daerah yang Daerah yang tidak terkeraskan terkeraskan 100um Gambar 13. Struktur mikro spoket yang mengalami keausan pada daerah batas pengerasan dengan base metal fasa Martensit (bagian terkeraskan), fasa ferrit (bagian putih) dan pearlit (bagian hitam), etsa: Nital 3 %. 100um Gambar 14. Struktur mikro spoket yang mengalami keausan pada daerah base metal (putih=ferrite;hitam=pearlite), etsa: Nital 3 %.
  • 8. 4.6 Prediksi umur pakai sproket 4.6.1 Analisa Volume yang hilang pada Sproket Untuk mengetahui kehilangan berat pada komponen sproket yang diteliti dapat diketahiu dengan menggunakan rumus dibawah: K .l.W  V= P dimana: V = volume yang hilang (mm3) K = koefisien keausan l = jarak luncur (mm) W = beban kerja (Kg) P = kekerasan rata-rata (Kg/mm2) Untuk mendapatkan jarak luncur (l) dapat dicari dengan:  l = ½.D dimana: D= diameter = 0.5 x 3.14 x 5.627 = 8,83 mm Untuk mendapatkan beban kerja (W) dapat dicari dengan: 102. pd  W= F F= v dimana: pd = daya pada sproket balakang (kw) v = kecepatan keliling pada lingkaran jarak bagi (m/s) o pd = x 6,6 x  149 56 x = 2,48 kw  .db.n o v= 60 x1000 3,14.143,3.8000 = = 59,99 m/s 60000 102. pd Jadi F = v 102.2,48 = = 4,21 kg 59,99 K .l.W  V= P 7,0.10 3.8,83.4,21 = 484,4 = 5,3 x 10-4 mm3 = 5,3 x 10-7 cm3 m = V . = 5,3 x 10-7 x 7,8 = 4,13x10-6 gram/cm3 Sproket mengalami kehilangan berat untuk satu siklus yaitu 4,13x10-6 gram/cm3
  • 9. 4.6.2 Umur Pakai Sproket yang Diteliti Berdasarkan data lapangan: Berat sproket baru = 536,6 gram Berat sproket aus = 531 gram Selisih berat kedua sproket = 5,6 gram • Pembelian motor = agustus 2005 • Penelitian terhadap sproket = maret 2007 Jadi motor telah digunakan selama 1 tahun 5 bulan = 17 bulan = 510 hari Dalam waktu 510 hari sproket mengalami kehilangan berat 5,6 gram Dengan asumsi pemakaian dalam satu hari selama 2 jam atau 120 menit. Jadi 120 x n (rpm) dimana n: (n) : v = π.D(roda).n v = 50 km/jam = 833333,33 mm/menit D (roda) = 560 mm v n=  .D 833333,33 833333,33 = = 3,14.560 1758,4 = 473,91 rpm Jadi untuk satu hari 120 x 473,91 = 56.869,2 siklus/hari • Untuk 510 hari 56.869,2 x 510 = 29.003.292 siklus 4.6.3 Umur Pakai Sproket Sampai Diganti  L segitiga = ½ a.t = ½ 1 x 8,2= 4,1 mm2  V segitiga = L alas x tinggi = 4,1 x 5,25 = 21,52 mm³  Vtot 1gigi = 21,52 x 2 = 43,04 mm³  Vtot sproket = 43,04 x 37 = 1592,48 mm³ = 1,6 cm³  m = Vx = 1,6 x 7,8 = 12,48 gram
  • 10. Perbandingan hari • 510 hari = 5,6 gram • x hari = 12,5 gram • x = 1.138,4 hari • 1.138,4 hari = 37,94 bulan • 37,94 bulan = 3,1 tahun Untuk 1.138,4 hari: 56.869 x 1.138,4 = 64.739.669,6 siklus 4.7 Pembahasan Analisa keausan komponen sproket rantai rol pada sepeda motor yang merupakan judul dari penelitian ini akan menghasilkan jenis keausan yang terjadi pada komponen sproket serta akan diketahui umur pakai dari komponen sproket tersebut. Sproket merupakan komponen penting yang terdapat pada sepeda motor, dimana sproket berfungsi mentransmisikan daya dari mesin penggerak ke roda belakang. Pada komponen sproket yang akan dianalisa menggunakan komponen sproket yang telah dipakai, dan akan dibandingkan dengan komponen sproket yang baru dari jenis dan spesifikasi yang sama untuk tipe motor T 5 ERD VEGA R Dari data lapangan untuk beban yang bekerja diasumsikan @ 60 kg, dengan kondisi operasi normal. Pemakaian terakhir dari sepeda motor sebelum dianalisa pada 21249,2 km, yang kemudian sproket diambil dari sepeda motor untuk dianalisa.. Pada sepeda motor tipe ini mesin penggerak memiliki daya maksimum 6.6 kw/8000 rpm, dengan torsi maksimum 9.0 Nm/5000 rpm. Pengukuran dilakukan kepada kedua sproket, baik yang telah dipakai maupun yang baru. Pengukuran ini bertujuan untuk mendapatkan perbandingan ukuran dari kedua sproket yang dapat dilihat pada tabel 2 dan 3. Dari hasil pengukuran komponen sproket aus mengalami pengurangan dimensi untuk tebal 0,02 mm, diameter luar 0,02 mm, dan pengurangan berat 5.6 gram. Untuk pemakaian sampai 21249,2 km. Posisi pengukuran dilakukan pada semua bagian dari komponen sproket, yaitu: diameter luar, diameter dalam, serta setiap bagian gigi dari komponen sproket dari mulai lebar gigi, lingkar kepala, tinggi lembah, dan puncak kepala. Dari pemeriksaan visual faktor-faktor pembanding komponen sproket aus dan komponen sproket baru salah satunya dapat dilihat dari warna komponen, dapat dilihat pada gambar 3, kondisi dari komponen sproket yang aus sudah kotor, ini disebabkan komponen sproket tersebut sudah dipakai, dan sudah banyak menempel partikel lain seperti debu dari jalanan serta pelumas yang diberikan pada komponen sproket rantai rol sepeda motor. Sedangkan pada komponen sproket yang baru, kondisinya lebih bersih dan mengkilap karena komponen tersebut belum dipakai. Pada gambar 5 dan 6, perbandingan visual pada komponen sproket dilihat pada bagian gigi. Pada bagian ini gigi dari sproket aus terdapat bekas rantai, dan kotor, sedangkan untuk gigi dari sproket baru masih mengkilap, dan bersih. Pada gambar 7 dan 8 menunjukkan perbandingan antara puncak gigi sproket aus dan puncak gigi sproket yang baru. Dimana pada puncak gigi sproket yang aus bila dilakukan pengukuran terjadi pengurangan dimensi dibandingkan dengan ukuran puncak gigi sproket baru, sedangkan dilihat dari visualnya relatif sama antara yang aus dan yang baru, ini disebabkan karena pada bagian puncak tidak kontak dengan komponen lain (rantai). Dilihat dari penampang komponen sproket, keausan terjadi pada bagian gigi, terutama pada bagian lembah gigi, seperti pada gambar 7 sampai 9, ini disebabkan karena pada bagian tersebut gesekan yang terjadi antara rantai dengan sproket sangat tinggi Ditunjukan dengan adanya goresan dan pengkikisan atau lekukan kecil pada bagian lembah sampai puncak., selain itu juga diakibatkan karena adanya partikel lain dari kondisi operasi di lapangan. Goresan tersebut termasuk dalan jenis keausan abrasi. Sedangkan pengkikisan atau lekukan kecil disebabkan kontak antara dua permukaan yang saling bergesekan dibawah penekanan dengan harga kekerasan yang berbeda. Dengan karakteristik pada permukaan yang lebih lunak terdapat galling, yaitu penempelan sebagian material yang lunak pada material yang lebih keras, mekanisme ini termasuk dalam jenis keausan adhesi. Keausan adhesi sering
  • 11. terjadi karena kurang dilakukan pelumasan pada rantai, sehingga akibatnya pada saat kedua komponen tersebut bergesekan material dengan kekerasan yang lebih rendah akan terkikis. Dari data komposisi kimia dengan menggunakan metoda spektrometri, dapat dilihat pada tabel 4, hasil pengujian komposisi kimia menunjukan bahwa komponen sproket termasuk baja karbon medium dengan standar AISI 1040. dengan demikian untuk komponen sproket yang diteliti sesuai dengan aplikasi material untuk standart AISI 1040 Dengan unsur pemadu utama karbon sebesar 0,37% untuk sproket yang aus dan 0,38% untuk sproket yang baru, material tersebut dapat dikeraskan untuk meningkatkan ketahanan ausnya. Pengujian kekerasan dilakukan pada kedua komponen sproket (aus dan baru). Hasil pengujian kekerasan dari kedua komponen sproket relatif sama, tetapi dilihat dari gambar 11. Kekerasan dari setiap komponen sproket mengalami penurunan dari permukaan ke bagian dalam komponen sproket, ini disebabkan karena pada proses pembuatan komponen sproket mengalami proses pengerasan permukaan sehingga harga kekerasan di permukaan lebih tinggi dibandingkan bagian dalam. Dengan harga kekerasan permukaan 528 HV untuk komponen sproket aus, dan 544 HV untuk konponen sproket baru. Sedangkan bagian dalam 392 HV untuk komponen sproket aus, dan 402 HV untuk kompenen sproket baru. Pada gambar 14 dapat dilihat ketebalan dari hasil proses pengerasan permukaan dengan induksi. Pengujian kekerasan juga dilakukan pada rantai bagian pin, dimana bagian tersebut yang langsung kontak dengan gigi dari komponen sproket. Dari hasil pengujian kekerasan untuk rantai dapat dilihat pada tabel 5, dengan harga kekerasan 710,8 HV. Dengan demikian dari perbandingan harga kekerasan antara komponen sproket dengan rantai, harga kekerasan dari rantai lebih tinggi dibandingkan dengan komponen sproket, maka komponen sproket akan lebih cepat mengalami keausan, dan umur pakainya pun akan lebih pendek dibandingkan rantai. Pengujian metalografi yang dilakukan pada komponen sproket rantai rol didapat hasil bahwa komponen sproket telah mengalami proses pengerasan permukaan. Foto mikro yang dilakukan meliputi daerah permukaan yang merupakan daerah yang dikeraskan, daerah transisi antara yang dikeraskan dan bagian dalam, dan daerah base dari komponen sproket. Dilihat dari foto struktur mikro terdapat fasa martensit dan ferit, sedangkan fasa-fasa yang terdapat pada bagian base atau bagian dalam sproket terdapat fasa ferit dan perlit. Pada bagian ini tidak mengalami proses pengerasan. Stuktur mikro dari hasil pengujian pada bagian yang dikeraskan/permukaan dan base sproket kemudian dibandingkan dengan standar material AISI 1040. Fasa martensit terbentuk karena komponen sproket dikeraskan dengan pemanasan hingga temperatur austenit, kemudian didinginkan secara cepat. Fasa martensit yang terbentuk untuk baja 1040 adalah martensit lath dengan mekanisme geser slip. Hubungannya dengan keausan yaitu, fasa martensit bersifat keras dan akan meningkatkan kekerasan dari komponen sproket tersebut, dengan semakin tinggi kekerasan dari komponen sproket, maka ketahanan ausnya akan relatif baik. Dari hasil hasil perhitungan untuk umur pakai sproket didapat hasil bahwa untuk komponen sproket mengalami kehilangan berat sebesar 4,13x10-6 gram/cm3 untuk satu kali siklus. Sedangkan pada sproket yang diteliti mengalami kehilangan berat 5,6 gram untuk pemakaian selama 510 hari atau 17 bulan. Untuk umur sprocket sampai kondisi harus diganti mengalami kehilangan berat sebesar 12,5 gram, untuk pemakaian selama 1.138,4 hari atau 3,1 tahun.
  • 12. V. Kesimpulan 1. Keausan yang terjadi pada komponen sproket yaitu jenis keausan abrasi dan adhesi. 2. Dari hasil penelitian diketahui bahwa umur sproket yang diteliti yaitu 29.003.299,2 siklus atau 510 hari. Sedangkan umur sproket sampai harus diganti yaitu 64.739.669,6 siklus atau 1.138,4 hari atau 3,1 tahun. 3. Keausan pada komponen sproket terjadi hanya pada gigi sproket bagian lembah gigi. 4. Dari hasil pengujian komposisi kimia komponen sproket termasuk kedalam jenis baja karbon medium, seri AISI 1040 dengan persen karbon 0,37%. 5. Dari hasil pengujian kekerasan material komponen sproket mengalami penurunan harga kekerasan (528 sampai 392) untuk sproket aus, dan (544 sampai 402) untuk sproket baru, dengan demikian komponen tersebut telah mengalami proses pengerasan permukaan. 6. Faktor penyebab terjadinya keausan yaitu kurangnya pelumasan terhadap komponen sproket, juga partikel abrasif dari kondisi operasi. 5.2 Saran 1. Dari hasil penelitian yang dilakukan, penulis menyarankan bahwa perlu dilakukan perawatan (maintenance) dalam hal ini pelumasan terhadap komponen sproket secara berkala. 2. Untuk menghindari partikel abrasif, penulis menyarankan pada sproket rantai rol digunakan pelindung/penutup rantai. DAFTAR PUSTAKA 1. ASM, Metal Hand Book Vol 10. “Failure Analisis and Provention”,1975. 2. Sularso, “Elemen Mesin”. 3. Kusharjanto, “Perlakuan Panas dan Metalografi”, 1998. 4. Rahmat Supardi, “Pengetahuan Bahan”,1980. 5. ASM, “Metal Handbook Volume 4, Heat Treating”, 2001. 6. Avner, Sidney H, “Introduction to Physical Metallugy”, Mc Graw-Hill Koyagusha, Ltd, Tokyo, 1974. 7. B. PUGH, “Friction and Wear”, 1973. 8. Dieter, George E. “Mechanical Metallurgy”. McGraw-Hill Inc. New York,1986.