SlideShare a Scribd company logo
1 of 100
Download to read offline
Puji syukur senantiasa penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena
atas karunia dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan buku berjudul
“Analisis Kuntitatif Zat Anorganik”.

     Pokok bahasan buku ini disusun berdasarkan silabus perkuliahan
Kimia Analiti Dasar. Bab 1 berisi macam-macam pemeriksaan pendahuluan
dan prosedurnya. Bab 2 berisi tentang identifikasi dan pemisahan kation. Bab
3 berisi tentang identifikasi dan pemisahan anion. Cakupan dan kedalaman
pembahasan masing-masing bab disesuaikan dengan tujuan perkuliahan serta
fungsional antara pokok bahasan satu dengan bahasan lainnya. sehingga
diharapkan mahasiswa     mudah mempelajari, berlatih dan menyelesaikan
permasalahan-permasalahan yang berkaitan dengan konsep kimia analitik,
serta mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari hari.

     Penulis berharap, semoga buku ini dapat memberikan sesuatu
yang bermakna, dan menjadi alat bantu dalm membelajari kimia analitik

     Sebagai seorang manusia tentu saja penulis tak luput dari kesalahan
dan kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran
yang membangun jika terdapat kesalahan atau kekurangan dalam buku ini,
dan tentu saja demi kebaikan kita bersama.Akhir kata penulis mengucapkan
terima kasih kepada semua pihak ynag telah membantu dalam penulisan dan
penerbitan buku ini.



                                                                Tim Penulis
Kata Pengantar

BAB 1 PEMERIKSAAN PENDAHULUAN
                        A. Uji Kering 4
                        B. Reaksi dengan H2SO4 19
                        C. Pemeriksaan Hasil yang Mudah
                           Menguap 22
                        D. Rangkuman 23
                        E. Uji Pemahaman 24

BAB 2

                        A. Analisis Kation Berdasarkan Skema
                           H2S 27
                        B. Golongan I 30
                        C. Golongan II 36
                        D. Golongan III 44
                        E. Golongan IV 50
                        F. Golongan V 53
                        G. Rangkuman 59
                        H. Uji Pemahaman 60

BAB 3



                        A.   Proses-Proses Pemisahan Anion 64
                        B.   Sifat-Sifat Anion 66
                        C.   Golongan-Golongan Anion 71
                        D.   Identifikasi Anion 72
                        E.   Rangkuman 82
                        F.   Uji Pemahaman 83



                        Evaluasi Pemahaman 84

                        Daftar Pustaka 94
Analisis kualitatif atau disebut juga analisis jenis adalah suatu cara yang dilakukan
untuk menentukan macam, jenis zat atau komponen-komponen bahan yang dianalisis.
Untuk senyawa anorganik disebut analisis kualitatif anorganik. Tujuan analisis kualitatif
adalah untuk memisahkan dan mengidentifikasi sejumlah unsur. Analisis kualitatif
merupakan salah satu cara yang paling efektif untuk mempelajari kimia dan unsur-unsur
serta ion-ionnya dalam larutan.

        Analisis kualitatif anorganik dapat dilakukan pada skala makro, semi mikro, atau
mikro. Pada analisis makro, jumlah zat yang dianalisis adalah 0,5 – 1 gram dengan volume
larutan sekitar 20 ml. Pada analisis semimikro, jumlah zat yang dianalisis adalah 0,1 – 0,05
dengan volume larutan sekitar 1 ml. Sedangkan untuk analisis mikro, kuantitas zat yang
dikerjakan adalah ≤ 0,01 dan lume 0,1 ml

        Banyak pendekatan yang dapat digunakan untuk melakukan analisis kualitatif.
Ion-ion dapat diidentifikasi berdasarkan sifat fisika dan kimianya. Beberapa metode
analisis kualitatif modern menggunakan sifat fisika seperti warna, spektrum absorpsi,
spektrum emisi, atau medan magnet untuk mengidentifikasi ion pada tingkat konsentrasi
yang rendah.

        Namun demikian kita juga dapat menggunakan sifat fisika dan kimia untuk
mengembangkan suatu metode analisis kualitatif menggunakan alat-alat yang sederhana
yang dipunyai hampir semua laboratorium. Sifat fisika yang dapat diamati langsung
seperti warna, bau, terbentuknya gelembung gas atau pun endapan merupakan informasi
awal yang berguna untuk analisis selanjutnya


        Analisis kualitatif pada umumnya terbagi menjadi tiga bagian, yaitu :
1.      Pemeriksaan pendahuluan.
2.      Pemeriksaan kation
3.      Pemeriksaan anion
Analisis Kualitatif Zat Anorganik                                                           1
Tujuan Pembelajaran                 Banyak ion-ion terlarut yang kita temui di sekitar kita misalnya
                                    pada air laut, sungai, limbah, atau pun dalam bentuk
Setelah mempelajari bab ini,
                                    padatannya seperti pada tanah dan pupuk. Metode yang
siswa diharapkan dapat:
 menjelaskan macam-                digunakan untuk menentukan keberadaan kation dan anion
    macam pemeriksaan               tersebut dalam bidang kimia disebut analisis kualitatif.
    pendahuluan
                                    Untuksenyawa anorganik disebut analisis kualitatif anorganik.
 menjelaskan langkah-
    langkah pemeriksaan             Banyak pendekatan yang dapat digunakan untuk melakukan
    pendahuluan                     analisis kualitatif. Ion-ion dapat diidentifikasi berdasarkan sifat
 membedakan bentuk,
                                    fisika dan kimianya. Pada bab ini anda akan mempelajari
    warna dan bau zat
    sebelum dan sesduah             macam-macam pemeriksaan pendahuluan dan bagaimana
    diberi perlakuan pada uji       prosedurnya.
    pendahuluan



Pokok Pembahasan                     Kata Kunci
A. Uji Kering                         Tes reduksi arang kayu           Uji manik natrium karbonat
B. Reaksi dengan H2SO4                Uji nyala                        Pemanasan
C. Pemeriksaan hasil yang             Uji manik boraks
   mudah menguap                      Uji manik fosfat

Analisis Kualitatif Zat Anorganik                                                                2
Pemeriksaan Pendahuluan

                                 meliputi




Uji Kering          Reaksi dengan             Pemeriksaan hasil              Sifat larutan (cuplikan
                       H2SO4                    yang mudah                            cairan)
                                                 menguap
                         menggunakan                                           menggunakan

                                                    contoh


                H2SO4               H2SO4                    Kertas lakmus         Indikator       pH meter
                encer               pekat
                                                                                   universal

                                                                             menentukan sifat
                            Ion NH4+, CO32-, CH3COO-, ClO-, S2-

                                                                                               Asam
                                                             Perubahan warna
               Mengamati rupa &
                   bentuk                                                                       Basa
                                                             Melumer
                                   yang diamati
         Pemanasan

                                                             Menyublim
               Uji nyala
                                                             Terbentuk uap / gas

             Tes redukasi
              arang kayu                              Fosfat

                                                     Borak
                                 jenisnya
             Uji manik                                 s
                                 i
                                                      Natrium karbonat

  Analisis Kualitatif Zat Anorganik                                                                    3
Pemeriksaan pendahuluan adalah suatu tahapan analisa awal dalam analisis
kualitatif, biasanya dilakukan berdasarkan pengamatan terhadap sifat-sifat fisis sampel.
Pemeriksaan pendahuluan meliputi pemeriksaan pendahuluan dengan uji kering, pemer
iksaan hasil-hasil yang mudah menguap dan pemeriksaan dengan asam sulfat encer dan
pekat (untuk radikal-radikal asam atau basa).




    1. Mempelajari Rupa dan Bentuk


    Warna

Beberapa ion-ion dalam larutan memberi warna-warna yang tertentu, misalnya :

    Hijau      : Ni(II), Fe(II), Cr(III), Cu(II), Cr2O3, Hg2I2, K2MnO4

    Biru       : Cu(II), Co

    Merah      : Pb3O2, As2S2, HgO, HgI2, HgS, Sb2S3. CrO3, Cu2O. K3[Fe(CN)6], bikromat

    Merah Jambu : Mn(II) dan Co(II)

    Kuning     : Fe(III), CdS, As2S3, SnS2, PbI2, HgO, K4[Fe(CN)6].3H2O, kromat

    Coklat     : Fe(II), PbO2, CdO, Fe3O4, Ag3AsO4, SnS, Fe2O3, Fe(OH)3


Analisis Kualitatif Zat Anorganik                                                          4
    Hitam      : PbS, CuS, CuO, HgS, FeS, MnO2, CoS, NiS, Ni2O3, Ag2S dan C

     Harus diinggat bahwa warna tidak dapat diambil suatu kesimpulan yang pasti,
misalnya suatu larutan berwarna kuning tidak selalu mengandung Fe3+ dan lain-lain.

     Bila zat dilarutkan dalam air atau dalam asam encer, warna larutan harus
diperhatikan karena mungkin memberikan keterangan yang berharga. Di bawah ini
beberapa contoh warna ion yang terdapat dalam larutan encer.


                                           Biru            : Tembaga(II)
                                           Hijau           : Nikel, besi(II), kromium(III)
                                           Kuning          : Kromat, heksasianoferat(II)
                                           Merah jingga    : Dikromat
                                           Ungu            : Permanganat
                                           Merah jambu     : Kobalt
          Gambar 1.1 Warna Larutan



Beberapa contoh cairan tak berwana yaitu: H2O, alkohol, aseton, eter, asam asetat, ester,
amonia, asam sulfat dan asam klorida.
Beberapa contoh zat yang memberikan bau khas yaitu: alkohol, ester, asam asetat dan
amonia.


    Sifat Higroskopis
    xxHHiHigroskopi

     Beberapa garam-garam seperti CaCl2, MgCl2, dan FeCl3 bersifat higroskopis



    Bau

     Bau sering memberi petunjuk yang benar.

Analisis Kualitatif Zat Anorganik                                                            5
    Bau NH3             garam-garam NH4+
       H2S                Garam sulfide
       Bau cuka            Garam Asetat
       Bau Halogen
       Bau gas nitrous


  Sifat Asama tau Basa

   Sedikit zat dicampur dengan air dan hasilnya diamati dengan sepotong kertas lakmus.
Larutan yang bersifat asam akan mengubah warna kertas lakmus biru menjadi merah dan
larutan yang bersifat basa akan mengubah warna kertas lakmus merah menjadi biru. Bila
ada pengukuran keasaman dapat pula menggunakan indikator universal atau pH meter.




  2. Pemanasan

                                           Pemanasan dilakukan dalam tabung reaksi untuk
                                  mengamati suatu zat yang jika dipanaskan menimbulkan
                                  gejala-gejala seperti terjadi sublimasi, pelelehan, atau
                                  penguraian yang disertai perubahan warna, atau dapat di-
                                  bebaskan suatu gas yang dapat dikenali dari sifat-sifat khas
                                  tertentu.
                                              Caranya yaitu dengan menaruh sedikit zat dalam

  Gambar 1.2                       sebuah tabung reaksi yang terbuat dari pipa kaca lunak,
  Pemanasan dengan                 dan dipanasi dalam sebuah nyala bunsen. Mula-mula
  tabung reaksi
  Sumber:
                                   dengan nyala kecil kemudian dengan nyala yang lebih
  http://www.google.co.id/ima
                                   kuat. Tabung reaksi kecil, 60-70 mm x 7-8mm, yang
  ges/nav_logo107.png
                                   mudah diperoleh dan murah dapat juga dipakai.

Analisis Kualitatif Zat Anorganik                                                           6
Tabel 1.1 Uji Pemanasan (Perubahan Warna)

              Pengamatan                                 Kesimpulan

Menghitam (karena karbon memisah),         Zat-zat organik ( contoh: tartrat dan
sering disertai pembakaran                 sitrat)
Menghitam, tak disertai pembakaran         Garam-garam Cu, Mn, dan Ni pada suhu
atau bau                                   yang tinggi sekali
Kuning ketika panas, putih ketika dingin   SnO2 atau Bi2O3
Kuning ketika panas dan dingin             PbO dan beberapa garam Pb
Coklat ketika panas dan dingin             CdO dan banyak garam Cd
Merah sampai hitam ketika panas, coklat    Fe2O3
ketika dingin
Biru ketika dingin, putih ketika panas     CuSO4.5H2O ( dengan penguraian)
Hijau muda ketika dingin, putih ketika     FeSO4.7H2O ( dengan penguraian)
panas


Tabel 1.2 Uji Pemanasan (Terbentuk Sublimat)

                 Pengamatan                                  Kesimpulan

Sublimat putih                             HgCl2, HgBr2, ammonium halide, Sb2O3,
                                           senyawa-senyawa organic tertentu yang
                                           mudah menguap (asam oksalat, asam
                                           benzoat)

Sublimat abu-abu, mudah digosok            Hg
menjadi butir-butir bulat

Sublimat abu-abu baja; bau bawang putih    As

Sublimat kuning                            S (melebur ketika dipanaskan), As2S3, HgI2
                                           (merah bila digisok dengan batang kaca)

Sublimat hitam-biru; uap lembayung         I



Analisis Kualitatif Zat Anorganik                                                       7
Tabel 1.3 Uji Pemanasan (Terbentuk gas atau uap)


                  Pengamatan                                  Kesimpulan

  Keluar air; uji dengan kertas lakmus        Garam ammonium, garam asam, asam-
                                                   oksi, hidroksida

  Keluar Oksigen                              NO3, ClO, ClO4, BrO3, IO3

  Asap coklat tua atau kemerahan              Nitrat atau nitrit dari logam berat

  Keluar CO2 (mengeruhkan air kapur)          CO3, H2CO3, C2O4, dan senyawa-senyawa
                                                   organic

  Keluar Aseton (terbakar dengan nyala Asetat
      cemerlang)

  Keluar fosfina (bau ikan; mudah terbakar)   Fosfit dan hipofosfit

  Keluar SO2 (bau belerang yg terbakar)       Sulfit, Sulfat-sulfat tertentu, dan tiosulfat

  Keluar H2S (bau telur busuk)                Sulfida asam; sulfide berhidrat

  Keluar Cl2 (gas hijau-kekuningan)           Klorida-klorida tidak stabil, missal dari
                                                   Cu, Au, dan Pt; klorida asam yg
                                                   disertai zat-zat pengoksidasi

  Keluar Br2 (uap coklat-kemerahan)           Bromida-bromida tidak stabil, missal dari
                                                   Cu, Au, dan Pt; Bromida asam yg
                                                   disertai zat-zat pengoksidasi

  Keluar    Iod    (uap    lembayung      yg Iod dan iodida-iodida tertentu
      mengembum menjadi kristal hitam)


Analisis Kualitatif Zat Anorganik                                                             8
.
       3. Uji Nyala

             Senyawa-senyawa dari beberapa logam tertentu dapat menimbulkan warna-
   warna yang khas kepada nyala pembakar Bunsen. Prinsipnya adalah sederhana yaitu
   dengan melihat perubahan warna nyala api. Karena beberapa logam memberikan warna
   nyala yang khas bila dibakar pada nyala Bunsen. Metoda ini sebenernya metoda klasik
   tetapi masih cukup akurat untuk analisis kualitatif.

                              Sedangkan prosedurnya adalah sebagai berikut :


                            Kawat nikrom dibersihkan dengan memasukkan ke dalam larutan
                             HCl pekat dan selanjutnya dibakar dalam nyala api. Warna nyala
                             yang dihasilkan dari pembakaran kawat ini diamati. Kawat nikrom
                             telah bersih jika api tidak berwarna lagi saat dipanaskan.
                            Sebanyak satu gram sampel padat dari garam-garam klorida
Gambar 1.3
Kawat nikrom
                             ditempatkan dalam plat tetes. Beberapa tetes HCl pekat
Sumber:                      ditambahkan ke dalam sampel sehingga mengahasilkan sampel
http://catatankimia.com/
wpcontent/uploads/kawat      yang kental.
nikrom.jpg
                            Kawat nikrom yang sudah bersih ditempelkan bagian ujungya ke
                             dalam sampel, selanjutnya dibakar dalam nyala api Bunsen pada
                             daerah nyala yang sesuai. Dalam hal ini, garam-garam klorida dari
                             golongan alkali akan lebih mudah atau cepat menguap bila
                             dibandingkan garam-garam klorida dari golongan alkali tanah.
                             Akibatnya, uji nyala api untuk garam-garam klorida dari golongan
                             alkali (natirum dan kalium) dipanaskan pada daerah oksidasi
                             bawah. Daerah oksidasi bawah ini ditujukkan untuk zat-zat yang
                             mudah menguap. Sedangkan untuk garam-garam klorida dari
                             golongan alkali tanah (kalsium, stronsium, barium) di panaskan
                             pada daerah peleburan yakni daerah nyala paling panas.
   Analisis Kualitatif Zat Anorganik                                                        9
 Warna nyala yang ditimbulkan diamati dan dicatat
                             Untuk mendapatkan data hasil pengamatan yang lebih baik
                              gunakan kaca kobalt




  Gambar 1.4
  Beberapa warna
  nyala
  Sumber :
  http://catatankimia.com
  /catatan/uji-warna-
  nyala.html




         Warna nyala dapat diamati secara langsung atau melalui kaca kobalt yang
berfungsi sebagai alat bantu untuk menyerap polutan cahaya.



        CONTOH SOAL 1.1


            Mengapa dalam uji nyala digunakan kawat nikrom dan asam klorida?

            Jawab :

                  Dalam percobaan ini digunakan HCl untuk membersihkan kawat nikrom
                  karena HCl dapat melarutkan pengotor-pengotornya atau zat pengganggu
                  yang mungkin menempel pada kawat nikrom sehingga pengotor tersebut
                  akan mudah menguap dari kawat, sehingga kawat benar-benar bersih.
                  pembakaran HCl tidak memberikan warna sehingga tidak mempengaruhi
                  atau mengganggu warna nyala logam alkali dan alkali tanah ketika diamati.
                  HCl digunakan untuk membuat sampel menjadi kental sehingga mudah
                  menempel dalam kawat nikrom.


Analisis Kualitatif Zat Anorganik                                                       10
Tabel 1.4 Uji nyala

Simbol                       Unsur                     Warna

B                            Boron                     Hijau cerah

Ba                           Barium                    Hijau Kekuningan

Ca                           Kalsium                   Oranye – merah

Cs                           Cesium                    Biru

Cu (I)                       Tembaga (I)               Biru

Cu (II)                      Tembaga (II) non-halida   Hijau

Cu (II)                      Tembaga (II) halida       Biru-hijau

Fe                           Besi                      Emas

K                            Kalium                    Lembayung

Li                           Lithium                   Magenta

Mg                           Magnesium                 Putih terang

Mn (II)                      Mangan (II)               Hijau kekuningan

Mo                           Molibdenum                Hijau kekuningan

Na                           Natrium                   Kuning

P                            Fosfor                    Hijau kebiruan

Pb                           Timbal                    Biru

Rb                           Rubidium                  Ungu-merah

Sb                           Antimony                  Hijau pucat

Se                           Selenium                  Biru azure

Sr                           Stronsium                 Merah tua

Te                           Telurium                  Hijau pucat


Analisis Kualitatif Zat Anorganik                                         11
Tabel 1.5 Uji nyala dengan kaca kobalt

                                 Warna Nyala       Warna nyala melalui      Kesimpulan
                                                           kaca kobalt


                              Kuning-keemasan        Tidak ada warna            Na

                                 Lembayung               Merah tua               K

                                 Merah bata              Hijau Muda              Ca
Gambar 1.5
Kaca Kobalt                       Merah tua                Ungu                  Sr
Sumber:
http://flametest.com/ima
ges/google_favicon_128.p       Hijau kekuningan      Hijau kekuningan           Ba
ng




     CONTOH SOAL 1.2


      Kenapa suatu unsur ketika dilakukan uji nyala bisa menghasilkan
      warna nyala tertentu (khas)?

       Jawab :

                 Pada dasarnya, apabila suatu senyawa kimia dipanaskan, maka akan terurai
                 menghasilkan unsur-unsur penyusunnya dalam wujud gas atau uap.
                 Kemudian, atom-atom dari unsur logam tersebut mampu menyerap
                 sejumlah energi tinggi (keadaan tereksitasi). Pada keadaan energi tinggi,
                 atom logam tersebut sifatnya tidak stabil sehingga mudah kembali ke
                 keadaan semula (berenergi rendah) dengan cara memancarkan energi yang
                 diserapnya dalam bentuk cahaya. Besarnya energi yang diserap atau yang
                 dipancarkan oleh setiap atom unsur logam bersifat khas. Hal ini dapat
                 ditujukkan dari wrna nyala atom-atom logam yang mampu meneyerap
                 radiasi cahaya didaerah sinar tampak.
Analisis Kualitatif Zat Anorganik                                                        12
.

    4. Uji Manik Boraks


         Tes manik, kadang-kadang disebut manik boraks atau tes blister, merupakan
metode analisis yang digunakan untuk menguji keberadaan logam tertentu. Tujuan dari
tes ini adalah bahwa oksida logam ini menghasilkan warna yang khas bila terkena api
bunsen. Tes ini kadang-kadang digunakan untuk mengidentifikasi logam dalam mineral
yaitu dengan cara dipanaskan dalam nyala api dan didinginkan untuk mengamati warna
yang khas


         Tes ini menggunakan boraks Na2B4O7.H2O yang bila dipanaskan akan kehilangan
air hablur dan berubah menjadi B2O3. Mutiara-mutiara yang berwarna khas dapat
dihasilkan dari garam-garam yang mengandung besi, kromium, mangan, kobal, dan nikel.


                                Prosedurnya adalah sebagai berikut :


                                   Kawat nikrom dibersihkan pada bagian ujungnya
                                    (tempat sampel) menggunakan HCl pekat dan dibakar
                                    dalam nyala api Bunsen
                                   Ujung   kawat    nikrom    dibengkokkan     sehingga
                                    membentuk lubang sebesar kepala korek api
Gambar 1.6
                                   Ujung kawat pada lampu Bunsen dipanaskan hingga
Uji Mutiara Boraks
Sumber:                             memijar dan segera dimasukkan ke dalam serbuk
http://webmineral.com/help/Bo
raxBead.shtml                       boraks. Pemanasan dilanjutkan secara perlahan-
                                    lahan sehingga terjadi suatu mutiara yang jernih
                                    seperti kaca
                                   Mutiara yang terbentuk ini dalam keadaan panas
                                    dimasukkan ke dalam serbuk sampel yang dibuat


Analisis Kualitatif Zat Anorganik                                                    13
halus dan dipanaskan. Mula-mula dipanaskan dalam
                                    nyala api reduksi bawah lalu didinginkan, selanjutnya
                                    mutu dipanaskan lagi pada nyala api oksidasi bawah
                                    dan didinginkan
                                   Warna nyala yang ditimbulkan dalam keadaan panas
                                    dan dingin pada kedua daerah nyala ( nyala oksidasi
                                    dan reduksi) diamati
                                   Pengerjaan di atas dilakukan berulang-ulang sampai
                                    warna yang ditimbulkan dapat diamati secara jelas.


Tabel 1.5 Uji Mutiara Boraks


        Nyala Oksidasi                      Nyala Reduksi                 Logam

Hijau ketika panas, biru        Tak berwarna ketika panas, merah tak        Cu
ketika dingin                   tembus cahaya ketika dingin

Coklat-kekuningan atau          Hijau, ketika panas dan dingin               Fe
merah ketika panas, kuning
ketika dingin

Kuning-tua ketika panas,        Hijau, ketika panas dan dingin               Cr
hijau ketika dingin

Lembayung (kecubung)            Tak berwarna, ketika panas dan dingin       Mn
ketika panas dan dingin

Biru, ketika panas dan dingin   Biru, ketika panas dan dingin               Co

Coklat-kemerahan ketika         Abu-abu atau hitam dan tak tembus            Ni
panas                           cahaya ketika dingin




Analisis Kualitatif Zat Anorganik                                                     14
Tabel 1.6 Warna Beberapa Logam pada Uji Mutiara Boraks

Logam                        Nyala Oksidasi                 Nyala reduksi
Alumunium                    Tak berwarna (panas dan        Tidak berwarna, buram
                             dingin), buram
Antimoni                     Tidak berwarna, kuning         Abu-abu dan buram
                             atau coklat (panas)
Barium                       Tanpa warna
Bismut                       Tidak berwarna, kuning         Abu-abu dan buram
                             atau kecoklatan (panas)
Kadmium                      Tanpa warna                    Abu-abu dan buram
Kalsium                      Tanpa warna
Cerium                       Merah (panas)                  Tak berwarna (panas dan
                                                            dingin)
Khrom                        Gelap kuning (panas), hijau    Hijau (panas dan dingin)
                             (dingin)
Kobalt                       Biru (panas dan dingin)        Biru (pamas dan dingin)
Tembaga                      Hijau (panas), biru (dingin)   Merah, buram (dingin),
                                                            tidak berwarna (panas)
Besi                         Kuning atau kecoklatan         Hijau (panas dan dingin)
                             merah (panas dan dingin)
Timbal                       Tidak berwarna, kuning         Abu-abu dan buram
                             atau kecoklatan (panas)
Mangan                       Merah (panas dan dingin)       Tak berwarna (panas dan
                                                            dingin)
Nikel                        Coklat. Merah (dingin)         Abu-abu dan buram (dingin)
Silikon                      Tanpa warna                    Tidak berwarna, buram
Perak                        Tanpa warna                    Abu-abu dan buram
Stronsium                    Tanpa warna
Timah                        Tak berwarna (panas dan        Tidak berwarna, buram
                             dingin), buram
Titanium                     Tanpa warna                    Kuning(panas), violet
                                                            (dingin)


Analisis Kualitatif Zat Anorganik                                                      15
.

    5. Uji Manik Fosfat

        Cara pengujiannya serupa dengan manik boraks, hanya saja dalam uji ini yang
digunakan adalah garam mikrokosmik, natrium ammonium hirogen fosfat tetrahidrat
Na(NH2)HPO4.4H2O. Manik tembus cahaya tak berwarna mengandung natrium metafosfat


                Na(NH4)HPO3     NaPO3 + H2O + NH3


Ini bereaksi dengan oksida logam untuk membentuk ortofosfat, yang seringkali berwarna.
Jadi manik fosfat biru diperoleh dengan garam kobalt :


                NaPO3 + CoO = NaCoPO4


        Pada umumnya, manik boraks lebih kental dibandingkan manik fosfat. Oleh
karena itu manik boraks melekat dengan baik pada kawat nikrom atau platinum sehingga
menyebabkan warna-warna fosfat yang umumnya mirip warna-warna manik boraks
biasanya lebih kuat.


Tabel 1.7 Warna Beberapa Logam pada Uji Mutiara Fosfat


Logam                         Nyala Oksidasi              Nyala Reduksi
Tembaga                       Panas : hijau               Panas : tak berwarna

                              Dingin : biru               Dingin : merah
Besi                          Panas : coklat kekuningan Panas : kuning
                              atau coklat kemerahan
                                                          Dingin : tak berwarna
                              Dingin : kuning




Analisis Kualitatif Zat Anorganik                                                  16
Kromium                      Panas : hijau                Panas : hijau

                             Dingin : hijau               Dingin : hijau
Mangan                       Panas : ungu                 Panas : tak berwarna

                             Dingin : ungu                Dingin : tak berwarna
Kobalt                       Panas : biru                 Panas : biru

                             Dingin : biru                Dingin : biru
Nikel                        Panas : coklat               Panas :

                             Dingin : coklat              Dingin : Abu-abu
Vanadium                     Panas : kuning               Panas :

                             Dingin :kuning               Dingin : hijau
Wolfram                      Panas : kuning pucat         Panas : hijau

                             Dingin : tak berwarna        Dingin : biru
Uranium                      Panas : kuning               Panas : hijau

                             Dingin : hijau -kekuningan   Dingin : hijau
Titanium                     Panas : tak berwarna         Panas : kuning

                             Dingin :tak berwarna         Dingin : ungu




  6. Uji Manik Natrium Karbonat


         Manik natrium karbonat dibuat dengan cara melumerkan sedikit natrium karbonat
dalam kawat platinum dalam nyala Bunsen. Manik natrium karbonat berwarna putih dan
buram.

Analisis Kualitatif Zat Anorganik                                                  17
7. Tes Reduksi Arang
.   Kayu
       Tes dilakukan pada sebongkah arang kayu yang dikeruk membentuk rongga kecil.
Cuplikan ditaruh didalam rongga dan dipanasi dalam nyala oksidasi dan garam kristal
pecah.Pembakaran menandakan adanya zat pengoksidasi (NO3-, NO2-, ClO3- dsb). Cuplikan
sering dicampur Na2CO3 anhidrat atau campuran lelehan nyala pereduksi. Reaksi awal
terdiri dari pembentukan karbonat dari kation-kation dan garam alkali dari anion. Garam
alkali diserap oleh arang yang berpori dan karbonat terurai menjadi oksida dan CO2.
Oksida logam dapat terurai lebih lanjut/tereduksi menjadi logam atau tetap tidak
berubah.


       Urutan Kemudahan direduksi:


       K,Na,Ba,Sr,Ca,Mg.Al,Mn,Zn,Cd,Fe,Co,Ni,Sn,Pb,Cu,As,Bi,Sb,Hg,Ag


Tabel 1.8 Uji reaksi dengan arang kayu

              Pengamatan                                 Kesimpulan

Zat hancur menjadi serbuk                 Garam-garam kristalin (misal NaCl, KCl)
Zat terbakar dengan tiba-tiba             Nitrat, nitrit, klorat, perklorat, iodat,
                                          permanganate

Zat melebur dan diserap oleh arang, atau Garam-garam alkali dan beberapa garam
membentuk manik cair                      alkali tanah

Zat tak dapat melebur dan berpijar atau Campurkan dengan Na2CO3 anhidrat
membentuk kerak diatas arang




Analisis Kualitatif Zat Anorganik                                                     18
Tabel 1.9 Pemijaran dengan Na2CO3 di atas arang


                 Pengamatan                                   Kesimpulan
Putih tak dapat lebur, berpijar ketika panas   BaO, SrO, CaO, MgO, Al2O3, ZnO, SiO2
Kerak tanpa logam:
    -   Putih, kuning ketika panas             ZnO
    -   Putih, bau bawang putih                As2O3
    -   Coklat                                 CdO



Kerak dengan logam:
    -   Putih; logam getas                     Sb
    -   Kuning; logam getas                    Bi
    -   Kuning; logam dapat idtempa            Pb
Logam tanpa kerak:
    -   Partikel-partikel logam abu-abu Fe, Ni, Co
        yang tertarik magnet
    -   Manik-manik yang dapat ditempa         Ag dan Sn(putih), Cu(serpih-serpih merah),
                                               Au




    Di sini dapat dipakai asam sulfat encer (1 M) dan asam sulfat pekat. Karena asam
sulfat adalah asam kuat, maka sebagai hasil dari reaksi ini, asam lemah akan terdesak
keluar. Sebagai contoh :




Analisis Kualitatif Zat Anorganik                                                      19
    CO32+ + 2H+        H2CO3

       H2CO3         H2O + CO

       OAc- + H+          HOAc



  H2SO4 ENCER
       ,,,mnjk




   Sedikit zat dicampur dengan ± ½ ml H2SO4 1 M, jika perlu campuran ini dapat
dipanaskan.

   a.   Gas tak berwarna

         SO2          : bau merangsang, kertas bikromat + H2SO4 menjadi hijau

                            sulfit. Jika diikuti dengan pengendapan S      tio sulfat.

         H2S          : bau telur busuk, kertas Pb-asetat menjadi hitam        Sulfida

         CO2          : mengeruhkan setetes Ba(OH)2          karbonat

         HOAc         : kertas lakmus biru menjadi merah dan bau cuka          Asetat

   b.   Gas berwarna

         NO2          : warna coklat, bau merangsang, membirukan kertas benzidin

                           ada nitrit

         Br2          : warna coklat, bau merangsang, membirukan kertas KI + kanji

                                ada hipobromit

         Cl2          : warna kuning – hijau, bau merangsang, membirukan kertas KI

                           + kanji      ada hipokhlorit
Analisis Kualitatif Zat Anorganik                                                         20
.
  H2SO4 PEKAT


   Sedikit zat dicampurkan dengan ½ ml H2SO4 pekat jika perlu campuran ini dapat
dipanaskan. Dapat terjadi

   a.   Gas tak berwarna

         HCl           : bau merangsang dengan batang pengaduk yang telah

                           dicelupkan dengan NH4OH memberikan uap putih NH4Cl

                           garam-garam klorida

         CO2           : mengeruhkan setetes Ba(OH)2         garam-garam karbonat dan

                           oksalat

         H2S           : mengeruhkan kertas Pb-asetat         sulfide dan polisulfida

         HgOAc         : bau cuka       garam-garam asetat

         HF            : bau merangsang. Dalam keadaan dingin seperti berminyak dan

                           bila dipanaskan keluar gas yang dapat mengikis gelas

                           garam-garam flourida atau silikoflourida

   b.    Gas berwarna

         HBr dan Br2 : bau merangsang, warna coklat, membirukan kertas KI + kanji

                                 garam-garam bromide

         NO2           : bau merangsang, warna coklat, membirukan kertas kanji

                           garam-garam nitrat

         ClO2          : gas kuning, dapat meledak       garam-garam khlorat

         I2            : gas ungu, bau merangsang, membirukan kertas kanji

                           garam-garan iodide
Analisis Kualitatif Zat Anorganik                                                        21
 Cl2           : gas kuning, bau merangsang, memutihkan kertas lakmus,

                            membirukan kertas kanji + kanji    garam-garam klorida

                            disamping adanya oksidator




   Pemeriksaan kation dan anion yang senyawanya mudah menguap meliputi
pemeriksaan adanya ion-ion ammonium (NH4+), karbonat (CO32-). asetat (CH3COO-),
hipoklorit (ClO-) dan sulfida (S2-)

a. NH3+ : Sedikit zat asal ditambah larutan NaOH lalu dipanaskan. Adanya
                   ammonia dapat dibuktikan dari baunya, perubahan warna kertas
                   lakmus merah menjadi biru, pereaksi Nessler menjadi coklat
b. CO32-          : Zat asal diasamkan dengan HCl encer, gas yang timbul diperiksa
                   dengan air kapur atau air barit. Kekeruhan menandakan adanya ion
                   karbonat
c. CH3COO-        : Zat asal digerus dengan KHSO4. Adanya asetat diketahui dari baunya
d. ClO-           : Zat asal di ekstrak, ekstrakanya diasamkan dengan asam asetat lalu
                   diendapkan dengan Pb2+
e. S2-            : Zat asal diasamkan dengan HCl, gas yang timbul diperiksa dengan
                   kertas Pb-asetat. Adanya warna hitam pada kertas menandakan adanya
                   S2-



Analisis Kualitatif Zat Anorganik                                                        22
c




            Pemeriksaan pendahuluan adalah tahapan analisa awal dalam analisis
    kualitatif berdasarkan pengamatan terhadap karakteristik fisis sampel, meliputi
    pemeriksaan pendahuluan dengan uji kering, pemeriksaan hasil-hasil yang mudah
    menguap dan pemeriksaan dengan asam sulfat.
            Untuk cuplikan padat pemeriksaan pendahuluan antara lain meliputi rupa
    (warna, bau), pemanasan, dan tes nyala. Sedangkan untuk cuplikan cairan, selain
    mengamati warna, baud an sifat-sifat fisika juga memeriksa sifat larutan tersebut.
            Pemeriksaan uji kering meliputi pengamatan rupa dan bentuk zat pada suhu
    kamar, uji nyala, uji manik boraks, uji manik fosfat, uji manik natrium karbonat, dan
    tes reduksi arang kayu.
            Pemeriksaan kation dan anion yang senyawanya mudah menguap meliputi
    pemeriksaan adanya ion-ion ammonium (NH4+), karbonat (CO32-). asetat (CH3COO-),
    hipoklorit (ClO-) dan sulfida (S2-).




Analisis Kualitatif Zat Anorganik                                                        23
1. Jelaskan cara melakukan analisis pendahuluan !

   2. Sebutkan metode analisis kualitatif bahan secara fisis untuk sampel cairan !

   3. Sebutkan metode analisis kualitatif bahan secara fisis untuk sampel padatan !

   4. Jelaskan cara melakukan tes uji nyala dan berikan contohnya !

   5. Jelaskan fungsi kaca kobalt pada tes Uji nyala !

   6. Mengapa tes uji nyala warna nyala Natrium menggunakan kaca kobalt tidak

       nampak (tidak ada warna) ?

   7. Jelasakan apa yang terjadi dan bagaimana reaksinya pemeriksaan garam nikel

       dengan uji manik boraks !

   8. Tuslikan reaksi pada pemeriksaan kation dan anion yang senyawanya mudah

       menguap di bawah ini dan jelaskan bagaimana mengamati adanya kation atau

       anion tersebut:

       a. NH4+

       b. CO3-

       c. S2-




Analisis Kualitatif Zat Anorganik                                                     24
Tujuan Pembelajaran                Dalam analisa kualitatif cara memisahkan ion logam
                                    tertentu harus mengikuti prosedur kerja yang khas. Zat
 Setelah mempelajari bab ini,       yang diselidiki harus disiapakan atau diubah dalam bentuk
 siswa diharapkan dapat:
                                    suatu larutan. Untuk zat padat kita harus memilih zat
  Megetahui cara
     mengidentifikasi dan           pelarut yang cocok. Ion-ion logam pada golongan-golongan
     pemisahan kation dalam         diendapakan satu persatu dan diklasifikasikan dalam 5
     setiap golongan
                                    golongan berdasarkan sifat-sifat kation itu terhadap
  Mengetahui jenis pelarut
     yang digunakan dalam           beberapa reagensia. Pada bab ini akan dibahas secara lebih
     pengendapan setiap             luas bagaimana pemisahan dan pengendapan kation setiap
     gologan
                                    golongan.
  Mengetahui cara
     menghilangkan ion
     pengganggu


Pokok Pembahasan
   A. Skema H2S                      Kata Kunci
   B. Golongan I                            Endapan                Pengendapan
   C. Golongan II                           Cara H2S               Pemisahan
   D. Golongan III                          Ion pengganggu         Reaksi Identifikasi
   E. Golongan IV                           Kation
   F. Golongan V

Analisis Kualitatif Zat Anorganik                                                       25
Analisis Kualitatif Zat Anorganik   26
Analisis kation memerlukan pendekatan yang sistematis.              Umumnya ini
dilakukan dengan dua cara yaitu pemisahan dan identifikasi.         Pemisahan dilakukan
dengan cara mengendapkan suatu kelompok kation dari larutannya.                  Kelompok
kation    yang   mengendap      dipisahkan    dari   larutan dengan cara sentrifus dan
menuangkan filtratnya ke tabung uji yang lain. Larutan yang masih berisi sebagian
besar kation kemudian diendapkan kembali membentuk kelompok kation baru.                Jika
dalam kelompok kation yang terendapkan masih berisi beberapa kation maka kation-
kation tersebut dipisahkan lagi menjadi kelompok kation yang lebih kecil, demikian
seterusnya sehingga pada akhirnya dapat dilakukan uji spesifik untuk satu kation. Jenis
dan konsentrasi pereaksi serta pengaturan pH larutan dilakukan untuk memisahkan
kation menjadi beberapa kelompok.

         Suatu skema analisis standar untuk mengidentifikasi 25 kation dan 13 anion yang
berbeda telah disusun. Skema analisis tersebut terus dikembangkan sehingga sekarang
orang dapat memilih skema yang sesuai dengan kondisi yang               ada dilaboratorium
masing-masing.    Bahkan tidak menutup kemungkinan untuk                 memodifikasi   dan
mengembangkan sendiri skema tersebut. Tabel berikut ini menunjukkan kelompok
kation dan pereaksi yang digunakan dalam analisis kualitatif standar.




         Kation dalam suatu cuplikan dapat diketahui dengan melakukan uji
menggunakan pereaksi-pereaksi yang spesifik, meskipun agak sulit mendapatkan pereaksi
yang spesifik untuk setiap kaiton. Oleh karena itu umumnya dilakukan terlebih dahulu
penggolongan kaiton. Sebelum dilakukan pengendapan golongan dan reaksi identifikasi
kation dengan cara basah cuplikan padat harus dilarutkan dahulu. Supaya mendapatkan


Analisis Kualitatif Zat Anorganik                                                        27
larutan cuplikan yang baik, zat yang akan dianalisis dihomogenkan dahulu sebelum
dilarutkan. Dalam proses pelarutan bahan alam yang tidak diketahui dengan tepat
komponen penyusunnya harus dilakukan secara bertahap mulai dari pelarutan dalam air
hingga penggunaan air raja (aqua regia), mulai dari keadaan dingin hingga panas. Diagram
tahapan pelarutan sampel padatan anorganik, secara ringkas dapat dijelaskan pada
gambar2.1 berikut.

Gambar 2.1 Diagram Pelarutan untuk Analisis Cara Basah


                     Sampel dilarutkan dalam air dingin-panas

                                                                           Larutan analit

                  Residu dilarutkan dalam HCl encer dingin-panas

                                                                           Larutan analit

                  Residu dilarutkan dalam HCl pekat dingin-panas

                                                                           Larutan analit

                Residu dilarutkan dalam HNO3 encer dingin-panas

                                                                           Larutan analit

                Residu dilarutkan dalam HNO3 pekat dingin-panas

                                                                           Larutan analit

                        Residu dilarutkan dalam aqua regia


                                                                           Larutan analit

                        Residu dilebur, senyawa refractory



Analisis Kualitatif Zat Anorganik                                                    28
Larutan cuplikan dapat mengandung bermacam-macam kation. Ada beberapa
cara pemerikasaan kation secara sistematis,    misalnya cara fosfat dari Remy, cara
Peterson dan cara H2S. Pada bagian ini akan dibahas pemisahan kation berdasarkan
skema H2S menurut Bergman yang diperluas oleh Fresenius, Treadwell dan Noyes.

       Dalam cara H2S kation-kation diklasifikasikan dalam lima golongan berdasarkan
sifat-sifat kation tersebut terhadap beberapa pereaksi. Pereaksi golongan yang paling
umum dipakai adalah asam klorida, hidrogen sulfida, amonium sulfida dan amonium
karbonat. Jadi klasifikasi kation didasarkan atas perbedaan dari klorida, sulfida dan
karbonat kation tersebut. Penambahan perekasi golongan akan mengendapkan ion-ion
dalam golongan tersebut. Masing-masing golongan kemudian dipisahkan kemudian
dilakukan pemisahan ion-ion segolongan dan dilakukan identifikasi terhadap masing-
masing ion.




              Gambar 2.2 Skema Pemisahan Kation Berdasarkan Skema H2S



Analisis Kualitatif Zat Anorganik                                                 29
Tabel 2.1 Kelompok Kation dan Pereaksi Pengendapnya

  Golongan                        Kation                Pereaksi Pengendap/kondisi

      1          Ag+, Hg+, Pb2+                        HCl 6 M

      2          Cu2+, Cd2+, Bi3+, Hg2+, Sn4+, Sb3+    H2S 0,1 M pada pH 0,5

      3          Al3+, Cr3+, C02+, Fe2+, Ni2+, Mn2+,   H2S 0,1 M pada pH 9
                 Zn2+

      4          Ba2+, Ca2+, Mg2+, Na+, K+, NH4+       Tidak ada pereaksi pengendap
                                                       golongan

      5          Golongan sisa                         Tidak ada pereaksi pengendap
                                                       golongan




          Kation golongan 1 membentuk endapan dengan HCl encer. Endapan tersebut
adalah PbCl2, Hg2Cl2 dan AgCl yang semuanya berwarna putih. Untuk memastikan
endapan tersebut hanya mengandung satu kation, dua katiom atau tiga kation maka
dilanjutkan dengan pemisahan dan identifikasi kation golongan I.


       Kation golongan I : Timbel(II), Merekurium(I), dan Perak(I)

       Pereaksi golongan : Asam klorida encer(2M)

       Reaksi golongan : endapan putih timbal klorida (PbCl 2), Merkurium(I) klorida
       (Hg2Cl2), dan perak klorida (AgCl)

Analisis Kualitatif Zat Anorganik                                                     30
Kation golongan I membentuk klorida-klorida yang tak larut, namun timbal
     klorida sedikit larut dalam air, dan karena itu timbal tak pernah mengendap dengan
     sempurna bila ditambahkan asam klorida encer kepada suatu cuplikan ion timbal yang
     tersisa itu diendapkan secara kuantitatif dengan H2S dalam suasana asam bersama-
     sama kation golongan II Nitrat dari kation-kation golongan I sangat mudah larut diantara
     sulfat-sulfat, timbal praktis tidak larut, sedang perak sulfat jauh lebih banyak. Kelarutan
     merkurium(I) sulfat terletak diantara kedua zat diatas. Bromide dan iodide juga tidak
     larut. Sedangkan pengendapan timbal halide tidak sempurna dan endapan itu mudah
     sekali larut dalam air panas.sulfida tidak larut asetat-asetat lebih mudah larut, meskipun
     perak asetat bisa mengendap dari larutan yang agak pekat. Hidroksida dan karbonat akan
     diendapkan dengan reagensia yang jumlahnya ekuivalen.tetapi pada reagensia berlebih,
     ia dapat bergerak dengan bermacam-macam cara dimana ada perbedaan dalam sifat-sifat
     zat ini terhadap ammonia.



        Berdasarkan Hasil suatu Percobaan


No     Kation/Laru   Perlakuan        Reaksi             Perubahan       Hasil       Pembahasan
       tan Uji                                           menurut         Pengamata
                                                         literatur       n
                +
1      Perak (Ag )   a. Ditambahkan   AgNO3(aq)+HCl(     Terbentuk       Terbentuk   Endapan putih yang
       dalam            HCl sampai    aq)→ AgCl (S)↓     endapan putih   endapan     terbentuk
       AgNO3            mengendap     + HNO3(aq)         yaitu perak     putih       adalan perak klorida
                                                         klorida
                     Endapan          AgCl(s) +          Endapan larut   Endapan     Endapan AgCl hanya
                     ditambah NH4OH   NH4OH(aq) →        dalam ammonia   sedikit     sedikit larut
                     sedikit demi     Cl(aq) + H2O(l)    encer           larut       dimungkinkan karena
                                                  +
                     sedikit          +[Ag(NH3)2] (aq)   mambentuk                   penambahan NH4OH
                                                         ion diamino                 kurang
                                                         argemat                     banyak dan
                                                                                     terbentuk kompleks
                                                                                     [Ag(NH3)2]+
                                                                                     , adanya kompleks
                                                                                     juga memperbesar
                                                                                     kelarutan
                                                                                     sehingga AgCl dapat
                                                                                     larut.


     Analisis Kualitatif Zat Anorganik                                                          31
b. Ditambahkan      2AgNO3(aq) +         Terbentuk         Larutan        Endapan agak coklat
                       NH3 tetes demi   NH3(aq) + H2O(l)     endapan coklat    putih          yang terbentuk
                       tetes            → Ag2O(s) +          perak oksida      keruh, ada     adalah endapan
                                        2NH4NO3(aq)                            endapan        perak oksida (Ag2O),
                                                                               agak coklat    karena
                                                                               sedikit        penambahan NH3
                                                                                              mungkin kurang
                                                                                              banyak sehingga
                                                                                              endapan yang
                                                                                              terbentuk berwarna
                                                                                              agak
                                                                                              coklat.

                    c. Ditambah H2S     2AgNO3(aq) +         Dalam suasana     Endapan        Endapan hitam yang
                     sampai terbentuk   H2S(aq) →            netral/asam       hitam,         terbentuk
                                        NaNO3(aq) +          terbentuk         larutan agak   adalah perak sulfide
                    endapan             Ag2S(s)              endapan hitam     hitam          (Ag2S), larutan agak
                                        atau 2Ag+(aq)        perak sulfida                    hitam mungkin
                                        + H2S(aq) →                                           karena endapan
                                        Ag2S↓ + 2H+                                           belum mengendap
                                                                                              semua.

                    d. Ditambah         2AgNO3(aq) +         Terbentuk         Larutan        Endapan yang
                       NaOH             2NaOH(aq) →          endapan coklat    putih keruh    terbentuk adalah
                                        Ag2O↓ + H2O(l)       perak oksida      agak coklat,   perak oksida (Ag2O),
                                        + 2NaNO3(aq)                           ada            larutan
                                                                               endapan        berwarna putih keruh
                                                                               sedikit        agak coklat karena
                                                                                              endapan perak
                                                                                              oksida
                                                                                              belum semuanya
                                                                                              mengendap .

                    e. Ditambah         AgNO3(aq) +          Terbentuk         Terbentuk      Endapan yang
                       K2Cr2O4 sampai   K2Cr2O4(aq) →        endapan merah     endapan        terbentuk adalah
                       terbentuk        Ag2CrO4(s) +         kromat            yang           perak kromat, warna
                       endapan          2KNO3(aq)                              berwarna       larutan merah darah
                                                                               merah          karena endapan
                                                                               darah          belum mengendap
                                                                                              seluruhnya
                                           2+            -
2     Merkuri       a. ditambah HCl     Hg2 (aq) + 2Cl       Terbentuk         Larutan        Larutan berwarna
      (Hg+) dalam   sampai terbentuk    (aq)                 endapan putih     berwarna       putih keruh karena
      HgNO3                              → Hg2Cl2(s)         Merkuri (I)       putih keruh    endapan belum
                    endapan                                  klorida(kalomer                  sepenuhnya
                                                             )                                mengendap

                    b. Ditambah         Hg22+(aq) +          Terbentuk         Larutan        Endapan yang
                                           2-
                       Na2CO3sampai     CO3 (aq) →           endapan           berwarna       terbentuk adalah
                       terbentuk        Hg2CO3(s) ↓          kuning            merah          endapan merkuri (I)
                       endapan                               merkurium (I)     bata, ada      karbonat Hg2CO3(s)
                                                             karbonat          endapan

    Analisis Kualitatif Zat Anorganik                                                                    32
2+            -
                   c. Ditambah       Hg2 (aq) + 2OH        Terbentuk         Larutan       Endapan yang
                      NaOH sampai    (aq) → Hg2O(s)        endapan hitam     kuning        terbentuk adalah
                      terbentuk      + H2O(l)              Merkurium (I)     keorange-     Merkurium (I) Oksida
                      endapan                              Oksida            an, ada       Hg2O
                                                                             endapan
                   d. Ditambah       Hg22+(aq) +           Terbentuk         Endapan       Tidak terbentuknya
                                         2-
                      K2CrO4dengan   CrO4 (aq) →           endapan           larut,        endapan, mungkin
                      dipanasi       Hg2CrO4(s)            kristalin         warna ke-     dikarenakan larutan
                                                           Merah             orange-an     K2CrO4 yang
                                                           merkurium (I)     agak bening   ditambahkan kurang
                                                           Kromat                          banyak.
                                        2+         -
3     Timbal       1. Di tambahkan   Pb (aq) + 2Cl         Terbentuk         Larutan       Endapan putih yang
      (Pb2+) dalam    HCl sampai     (aq)                 endapan putih     bening, ada   terbentuk adalah
      larutan         terbentuk      PbCl2↓ atau           dalam larutan     banyak        PbCl2
      Pb(NO3)2        endapan        Pb(NO3)2 (aq) +       yang dingin       endapan
                                     HCl (aq) →            dan tak terlalu   putih
                                     PbCl2(s) +            encer
                                     2HNO3 (aq)

                   2. Ditambah       Pb2+(aq) + 2OH-       Terbentuk         Endapan       Endapan yang
                      NaOH           (aq) →                endapan putih     bening        terbentuk adalah
                      sampai         Pb(OH)2↓              Timbel            kemudian      timbel hidroksida
                      terbentuk                            hidroksida        menjadi       Pb(OH)2 ↓
                      endapan                                                keruh
                   3. Ditambah H2S   Pb2+(aq) + H2S        Terbentuk         Endapan       Endapan hitam
                      sampai         (aq) → PbS (s) +      endapan hitam     hitam         mengkilat adalah
                      terbentuk      2H+ (aq)              timbal sulfida    mengkilat     endapan PbS
                      endapan                                                banyak
                                                                             diatas
                                                                             larutan
                                                                             endapan
                                                                             larut
                                                                             sempurna
                   4. Ditambah       Pb(NO3)2(aq) +        Terdapat          Larutan       Endapan putih yang
                      H2SO4 sampai   H2SO4(l)              endapan putih     agak keruh,   terbentuk adalah
                      terbentuk      →PbSO4(s) +           timbal sulfat     ada           timbal sulfat
                      endapan        2HNO3(aq) atau                          endapan
                                     Pb2+(aq) + SO42-                        putih
                                     (aq) →
                                     PbSO4(s) ↓
                   5. Ditambah       Pb2+(aq) +            Terbentuk         Larutan       Seharusnya endapan
                      K2CrO4sampai   CrO42-(aq) →          endapan           berwarna      berwarna kuning,
                      terbentuk      PbCrO4(s) ↓           kuning            kuning,       tetapi endapan
                      endapan                              timbel kromat     endapan       berwarna
                                                                             kuning        kuning ke-orange-an,
                                                                             keorange-     mungkin karena
                                                                             an            penambahan K2CrO4
                                                                                           terlalu banyak


    Analisis Kualitatif Zat Anorganik                                                                 33
Hasil suatu Percobaan

       Pada Percobaan ini diuji 10 ml sampel yang akan diduga mengandung golongan I
yaitu Pb2+, Hg+, dan Ag+. Terhadap sampel ini akan dilakukan pemisahan dan identifikasi
agar diperoleh kation-kation golongan.

       Berikut adalah salah satu gambar percobaan :


                 Gambar                                     Keterangan


                                            Sampel yang diduga mengandung Pb2+,
                                            Hg22+, dan Ag+




                                            Endapan setelah disaring




                                            Endapan ditambah 20 ml aquades dan
                                            dipanaskan




                                            Endapan setelah dicuci dengan HCl




Analisis Kualitatif Zat Anorganik                                                   34
Filtrat diuji dengan K2Cr2O7, adanya warna
                                                 hitam menunjukkan adanya kation Pb2+




                                                 Endapan setelah disiram ammonia, adanya
                                                 warna hitam menunjukkan adanya kation
                                                 Hg22+




(Sumber : http://dika96.wordpress.com/2010/11/14/pemisahan-dan-identifikasi-kation-golongani/)



       CONTOH SOAL 2.1


       Suatu sampel diketahui mengandung kation golongan 1. Penambahan
       K2CrO4 filtrat air panasnya membentuk endapan kuning. Endapan sisa
       setelah penambahan air panas larut seluruhnya dengan penambahan
       amoniak. Tentukan kation yang ada dan tidak ada?

       Jawab:

       Kation yang ada:

           1. Pb2+, hal ini karena Pb2+ larut dalam air panas dan membentuk endapan
              kuning dengan K2CrO4

               Reaksi yang berlangsung:

               Pb2+ + 2Cl  PbCl2

           2. Ag+, karena Ag+ larut dengan NH3 dengan reaksi sebagai berikut:
              AgCl + 2NH3  [Ag(NH2)2]+ + Cl-
              Kation yang tidak ada:
              Hg22+, karena jika ada Hg+ maka endapan tidak akan larut seluruhnya dengan
              penambahan amoniak


 Analisis Kualitatif Zat Anorganik                                                         35
Sepeti yang telah disampaikan sebelumnya dalam analisa kation anorganik
terdapat tahap analisa yang dilakukan untuk memisahkan kation-kation golongan II.
Kation-kation ini didapatkan dari filtrat yang tidak dapat diendapkan pada analisa
pemisahan dolongan I. Kation yang tidak mengendap ini terbagi kedalam dua golongan
yakni golongan II A atau golongan tembaga (Hg2+, Bi3+, Pb2+, Cu2+, dan Cd2+) dan golongan
II B atau golongan arsenik (As3+, As5+, Sb3+, Sb5+, Sn2+, dan Sn5+).

        Dalam proses analisanya, pertama kali haruslah diadakan pemisahan antara
golongan II A dan golongan II B terlebih dahulu. Pemisahan ini dapat dilakukan dengan
cara amonium polisulfida dan kalium hidroksida. Pemisahan dengan cara amonium
polisulfida dilakukan untuk mendapatkan kation golongan tembaga. Hal ini dikarenakan
kation yang termasuk kedalam golongan arsenik tidak mengendap dalam larutan
amonium polisulfida. Dengan kata lain, kation golongan arsenik akan mendap dengan
cara kalium hidroksida.

        Analisa lebih lanjut dilakukan untuk memgidentifikasikan kandungan kation yang
terdapat pada tiap golongan tersebut.


       a. Analisis golongan II A


        Untuk menganalisa dan memisahkan kation-kation golongan II A atau golongan
tembaga (Hg2+, Bi3+, Pb2+, Cu2+, dan Cd2+), dapat dilakukan dengan dua cara yakni cara
asam sulfat dan natrium hidroksida.




Analisis Kualitatif Zat Anorganik                                                     36
1. Analisa dan pemisahan cara asam sulfat


        Endapan yang sudah terbentuk sebelumnya dianaliasa kembali dengan dengan
larutan HNO3 encer, ini bertujuan untuk memisahkan kation yang telah mengendap. Maka
akan didapat reaksi sebagai berikut,

            3PbS + 8H+ + 2NO3-      3Pb2+ + 3S + 2NO + 4H2O
            Bi2S3 + 8H+ + 2NO3-     2Bi3+ + 3S + 2NO + 4H2O
            3CuS + 8H+ + 2NO3-      3Cu2+ + 3S + 2NO + 4H2O
            3CdS + 8H+ + 2NO3-      3Cd2+ + 3S + 2NO + 4H2O

        Endapan HgS sukar larut dalam larutan HNO3 encer, maka HgS dapant dilarutkan
dengan menggunakan campuran larutan NaOCl-HCl yang akan membentuk HgCl2 yang
tak terdisosiasi dengan reaksi

            HgS + OCl- + 2H+      HgCl2 + S + H2O

   Kemudian dari setiap kation yang dihasilkan tadi direaksikan dengan larutan asam
sulfat sehingga akan muncul endapan yang berciri khusus sesuai dengan kation-kation
yang trerkandung dalam endapan yang terbentuk. Endapan yang terbentuk dari reaksi
antara kation Pb2+ dengan larutan asam sulfatakan membentuk endapan berwarna putih.
Kation Bi3+ yang bereaksi akan membentuk endapan berwarna hitam. Kation Cu   2+
                                                                                  yang
bereaksi akan membentuk endapan berwarna biru. Kation Cd2+ yang bereaksi akan
membentuk endapan berwarna kuning cerah. Dan kation dari Hg 2+ yang bereaksi
membentuk endapan berwarna hitam.




Analisis Kualitatif Zat Anorganik                                                  37
2. Analisa dan pemisahan cara natrium hidroksida



        Endapan yang telah didapat sebelumnya diencerkan terlebih dahulu dengan cara
yang sama seperti cara asam sulfat. Setelah didapat kation-kationnya maka direaksikan
dengan natrium hidroksida, sehingga akan muncul endapan baru yang mencirikan sifat
dari masing-masing kation. Kation Pb2+ yang bereaksi membentuk endapan berwarna
kuning. Kation Bi3+ yang bereaksi akan membentuk endapan berwarna hitam. Kation Cu 2+
yang bereaksi akan membentuk endapan berwarna biru pekat. Kation Cd2+ yang bereaksi
akan membentuk endapan berwarna kuning. Dan kation dari Hg 2+ yang bereaksi
membentuk endapan berwarna hitam.




       b. Analisis golongan II B


        Pada tahapan penganalisaaan dan pemisahan kation-kation golongan II B atau
golongan arsenik (As3+, As5+, Sb3+, Sb5+, Sn2+, dan Sn5+) dapat dilakukan dengan dua cara,
yakni dengan cara analisa dengan menggunakan amonium polisulfida dan kalium
hidroksida.



      1. Analisa dan pemisahan cara ammonium polisulfida


              Larutan yang pada awal analisa pada sebelumnya direaksikan dengan
   penambahan HCl pekat secara bertahap. Jika hasil reaksi tadi menghasilkan endapan
   yang berwarna kuning atau jingga maka endapan tersebut mengandung kation
   golongan II B atau golongan arsenik. Endapan yang telah didapat                kemudian
   direaksikan dengan larutan Ag NO3 maka akan terjadi reaksi pembentukan endapan
   Ag3AsO4 yang berwarna merah kecoklatan.


Analisis Kualitatif Zat Anorganik                                                        38
Filtrat yang telah didapat dari reaksi pelarutan sebelumnya direaksikan dengan
NaNO2 secara bertahap dalam jumlah kecil kemudian ditambhakna dengan Rhodamin-B
maka akan muncul endapan kuning lembayung yang menandakan endapan kation Sb. Sisa
filtrat dari pelarutan tadi direaksikan kembali dengan larutan asam tartarat dan akan
menghasilkan endapan berwarana merah, menandakan bahwa ada endapan kation Sn.




      2. Analisa dan pemisahan cara kalium hidroksida


        Dalam filtrat dari golongan II A atau golongan I tembaga direaksian dengan
larutan HNO3 encer sampai larutan bersifat asam, maka akan muncul endapan berwarna
kuning dari endapan As2S3. Filtrat yang didapat dari analisa arsenik direaksikan dengan
larutan NH3 encer kemudian ditambahkan dengan sedikit oksalat maka akan terdapat
endapan yang berwarna jingga dari Sb2S3. Filtrat yang tersisa direaksikan kembali dengan
sedikit larutan HgCl2, jika muncul endapan putih dari Hg2Cl2, maka itu menandakan
terdapat kation Sn.




  Prosedur analisis kation golongan II



                      Filtrate yang telah didapat dari hasil pengenceran direaksikan dengan
 Prosedur 1
                      larutan peroksida agar terjadi oksidasi pada katiion Pb. Mengatur
                      keasamaan dari filtrate agar tidak terjadi pengendapan kation
                      golongan III (Fe3+,Ni2+, Mn2+, Co2+, dan Zn2+). Untuk mengetahui
                      endapan yang terbentuk adalah kation-kation dari golongnan II, maka
                      dapat diidentifikasikan dari warna endsapan yang terbentuk berwarna
                      kuning kecoklatan atau sampai hitam.

Analisis Kualitatif Zat Anorganik                                                       39
Pemisahan didasarkan berdasarkan siafat asam dari Sb2S3, SnS2 yang
 Prosedur 2
                  bersifat amfoter dapat dilakukan menurut teori lewis.

                  PbS dan CuS dapat larut dan mengoksidasi ion S2-. Kemudian untuk
 Prosedur 3
                  meningkatkan kelarutan HgS, maka harus direaksikan dengan
                  penambahan konsentrasi asam dan akan membentuk kompleks
                  [HgCl4]2-.

                  Untuk mendeteksi kandungan Hg maka dapat dilakukan desngan cara
 Prosedur 4
                  mereduksi filtrate yang menagndung tembaga maka akan muncul
                  lapisan endapan perak. Lapisan tersebut menandakan adanya
                  kandungan Hg dengan reaksi berikut,
                  [HgCl4]2- + Sn2+ Hg2Cl2 + Sn2+ Hg
                 Jika muncul endapan putih, abu-abu atau hitam maka nenandakan
                 endapan mengandung Hg.

                 Pengupan dengan asam sulfat dilakukan untuk menhilangkan
 Prosedur 5
                 kandungan nitrat. Setlah penguapan selesai maka akan didapat
                 endapan PbSO4. Untuk menyempurnakan endapan tersebut
                 tambahkan dengan air sehingga didapati endapan dengan reaksi
                 Pb2+ + H2SO4- + H2O PbSO4 + H3O+
                 Maka akan didapati endapan berwarna putih.

                 Sifat amfoter dari Pb2+ menyebabkan kelarutan yang tinggi dalam
 Prosedur 6      keadaan basa. Reaksi [Pb(OH)4]2- dengan asam asetat menghasilkan ion
                 Pb2+ dalam larutan. Tujuan identifikasi ialah untuk menghilangkan
                 kandungan timbal dalam larutan atau raksa dan untuk membentuk
                 kompleks dari tembaga yang berwarna biru pekat. Untuk menguji
                 lebihlanjut maka komplek ersebut direaksikan denga klorofom maka
                 akan membentuk larutan berwarna hijau.




Analisis Kualitatif Zat Anorganik                                                 40
Gambar Diagram Alir Analisis Golongan II




Analisis Kualitatif Zat Anorganik                                  41
Dalam proses penganalisaan golongan I dan golongan II telah menggunakan
berbagai larutan yang bermacam-macan untun menggolongkan katiion-kation yang ada.
Ion –ion yang dapat mengaanggu dalam proses analisa, beberapa ion biasanya muncul
sebagai ion fosfat, ion borat dan ion oksalat. Ion-ion ini secara umum dapat digolongkan
kedalam dua jenis ion pengganggu yakni, ion yang bila berada dalam larutam akan
membentuk ion-ion komplks yang jauh lebih stabil sehingga sulit untuk dipecah kedalam
bentuk ion yang sederhana.
       Yang kedua adalah ion yang pada kondisi-kondisi tertentu membentuk senyawa
yang sangat sukar larut sehinnga endapan yang terbentuk akan sulit pula untuk
diidentifikasi. Pada jenis ion yang pertama biasanya akan terus berbentuk larutan
sehingga identifikasi endapan akan sukar dilakukan. Kelarutan yang tinngi akan
mempengaruhi proses pengendapan ion besi, kromium, dan alumunium tidak terjadi
dengan sempurna bahkan samasekali tidak terjadi pengendapan.
       Sedangkan yang tertjadi pada jenis ion yang kedua adalah sukarnya untuk terjadi
pelarutan. Pada kondisi ini, filtrat yang mengandung golongan III akan langsung
mengendap. Inalah yang menjadi penyebab utama ion-ion logam yang ada akan sukar
untuk dilarutkan. Olh sebab tersebut, maka ion-ion pengganggu yang muncul haruslah
direduksi terlebih dahulu sebelum melakukan analisa dan pemisahan golongan III.




  a.   Penghilangan Ion Pengganggu fosfat


       Untuk menghilangkan ion pengganggu yang mengandung fosfat dap dilakukan
dengan cara mereaksikannya dengan zirkonium nitrat. Pertama endapkan terlebih dahulu
seluruh filtrate yang mengandung ion fosfat dengan cara meneteskan reagensia


Analisis Kualitatif Zat Anorganik                                                    42
zirkonium nitrat. Kemudian tambahkan NH4Cl padat kemudian dilelehkan sampai
mendidih. Setelah itu tambahkan larutan NH3 encer secara bertahap dan saring sampai
endapan hilang.

         Selain dengan cara zirkonium nitrat, dapat pula dilakukan denganmeraksikan
filtrate dengan amonium molibdat. Pertama teteskan filtratt dengan HNO3. Kemudian
teteskan larutan ammonium molibdat sampai muncul endapan kunig. Endapan kuning
tersebuta adalah endapan dari ion fosfat, maka saring dan buang endapannya.


   b.    Penghilangan Ion Pengganggu Borat



         Ion borat dapat dihilangkan dengan cara menguapkan secara terus-menerus dan
dilakukan berulangkali sampai filtrat menjadi kering. Kemudian simpan residu diatas
penangas dengan suatu campuran metanol dan larutan HCl pekat. Borat secara perlahan
akan mengalami penguapan sebagai metil borat (CH3)BO3.

         Selain cara tersebut dapat pula dilakukan dengan cara direaksikan dengan
sentrat. Pertama filtrate diasamkan dengan HCl pekat. Kemudian diteteskan pada kertas
kurkuma. Kertas yang ditetesi larutan tersebut dikeringkan secara hati-hati. Setelah
kering    teteskan   dengan   larutan   NaOH    pekat.   Penambahan     NaOH    akan
mengidentifikasikan bahwa filrtart mengandung borat. Maka tambahkan Na2CO3 dan
diamkan sampai borat habis menguap dalam lemari asam.




  c.     Penghilangan Ion Pengganggu Oksalat


         Dalam menghilangkan ion oksalat cukup diupkan saja filtarat yang mengandung
ion tersebut. Sebelum diuapkan filtrate harus direaksikan dengan HNO3 pekat secara



Analisis Kualitatif Zat Anorganik                                                 43
berulang-ulang. Kemudian residu yang muncul dpanaskan untuk menghilangkan ion
oksalat secara sempurna.




                       Dalam penganalisaaan kation-kation golongan III digunakan filtrat
                  dari analisa dan pemisahan golongan I dan golongan II. Kation-kation
                  yang termasuk kedalam golongan III adalah Fe3+, Ni2+, Mn2+, Co2+, dan
                  Zn2+. Analisa ini dilakukan setelah ion-ion pengganggu yang
                  sebelumnya terdapat pada filtrat telah dihilangkan sebelumnya. Ion-
                  ion penggangggu ynag        muncul    biasanya akibat reaksi      dari
    Al3+
                  pengenceran residu dan pada proses pengendapan kation yang
                  golongan I dan kation golongan II.

                           Dalam penganalisaaan kation golongan III dapat dilakukan
                   secara bertahap. Pertama dalam penganalisaaan kation dari Fe dan
                   Mn. Filtrat yang mengadung larutan Fe(OH)3 dan MnO2.xH2O,
                   dilarutkan dengan larutan campuran dari HNO3 dan H2O2 dengan
                   perbandingan 1:1. Kemudian larutan dididihkan untuk menguraikan
                   H2O2. Setelah didinginkan tambahkan dengan tetesan natrium
           2+
    Mn
                   bismutat. Kemudian dikocok dan biarkan sampai terdapat endapan.




Analisis Kualitatif Zat Anorganik                                                    44
Endapan yang terbentuk berwarna lembayung, maka itu adalah Mn. Kemudian
endapan dapat direaksikan dengan seditik larutan KSCN. Jika terdapat warna merah,
maka terdapa kandungan Fe.

                               Kemudian kemungkinan filtrat yang mengandung CrO4-
                       yang berwarna kuning dan [Al(OH)4]- yang tidak berwarna dapat
                       dianalisa dengan penambahan asam asetat dan penambahan
                       larutan timbel asetat. Maka akan muncul endapan yang berwarna
                       kuning. Endapan itu adalah endapan yang berasal dari Cr.
                       Kemudian filtrat dapat pula ditambahkan dengan larutan HCl
         2+
       Cu              encer lalu dalah sitambah lagi dengan larutan NH 3 sampai
                       menjadi basa. Kemudian dipanaskan sampai mendidih, maka
                       akan muncul endapa seperti gelatin yang berwarna putih.
                       Endapan tersebut berasal dari Al.
                             Reaksi yang terjadi pada Al adalah sebagai berikut
                             Al(OH)3 + OH-      [Al(OH)4]-
                             [Al(OH)4]- + NH4+     Al(OH)3 + NH3 + H2O
                             Reaksi yang terjadi pada Cr adalah sebagai berikut
Fe2+                         CrO42- + Pb(CH3COO)2       PbCrO4 + CH3COO-
                               Jika   filtrat   yang   yang   didapat    berwarna   hitam,
                       kemungkinan mengandung CoS dan NiS. Larutan filtrat dapat
                       direaksiakan dengan campuran NaOCl dan larutan HCl encer
                       dengan perbandingan 3:1. Kemudian didihkan sampai Cl 2
                       menguap, setelah itu didinginkan dan diencerkan. Jika larutan
                       tersebut direaksikan dengan alkohol dan NH4SCN padat
                       kemudian dikocok, maka akan muncul lapisan amil alkohol
            2+
       Zn              berwarna biru. Hal tersebut menandakan terdapat kandungan
                       Co.



Analisis Kualitatif Zat Anorganik                                                      45
Kemudian filtrat direaksikan kembali dengan larutan NH 3 sampai bersifat basa.
Kemudian ditambahkan dengan reagensia dimetilglioksima, maka akan muncul endapan
berwarna merah. Endapan tersebut adalah kandungan dari Ni.
        Sisa filtrat yang ada kemungkinan mengandung [Zn(OH)4]2-. Filtrat direaksikan
dengan asam sulfat encer kemudian ditambahkan dengan larutan kobalt asetat,
kemudian ditetesi dengan reagensia tetrationsianatomerkurat(II). Larutan tersebut
diaduk secara perlahan, maka akan muncul endapan berwarna biru muda. Endapan
tersebut berasal dari Zn.
        Reaksi yang terjadi pada Zn adalah sebagai berikut

        Zn2+ + Co2+     2[Hg(SCN)4]2- + Zn[Hg(SCN)4] + Co[Hg(SCN)4]




Gambar 2.

Pemisahan Gologan III




     Prosedur analisis kation golongan III



  Prosedur 1          Larutan yang telah didapat dari penganalisaan golongan II yang
                      bersifat asam dididihkan untuk menghilangkan kandungan sulfide.
                      Kemudian ditanbahkan dengan larutan amoniak untuk memperoleh
Analisis Kualitatif Zat Anorganik                                                  46
suasana basa shingga akan terjadi pengendapan hidroksidanya atau
                   membentuk kompleks aminanya
                   Fe2+ + 2NH4OH    Fe(OH)2 + NH4OH     tidak ada reaksi
                   Co2+ + 2NH4OH    Co(OH)2 + NH4OH     [Co(NH3)6]2+
                   Ni2+ + 2NH4OH    Ni(OH)2 + NH4OH    [Ni(NH3)6]2+
                   Zn2+ + 2NH4OH    Zn(OH)2 + NH4OH     [Zn(NH3)6]2+
                   Al3+ + 3NH4OH    Al(OH)3 + NH4OH    tidak ada reaksi
                   Cr3+ + 3NH4OH    Cr(OH)3 + NH4OH    tidak ada reaksi
                   Mn(OH)2 tidak dapat diendapkan karena [OH-] dikendalikan oleh NH4+.


                   CoS dan NiS yang tidak larut dalam HCl 12 M akan larut jika
   Prosedur 2
                   ditambahkan dengan larutan HNO3 karena ion sulifida teroksidasi
                   menjadi unsure belerang, sehingga akan muncul residu Co2+ dan Ni2+.


                   MnO2 dan Co(OH)2 yang sulit larut dalam asam nitrat ditambahkan
   Prosedur 3
                   hydrogen peroksida untuk meningkatkan kelarutannya. Oksidasi
                   MnO2 oleh ClO3- dalam suasana asam cukup memberikan indikasi
                   adanya mangan sampel. Mangan(IV) oksida kembali dilarutkan dalam
                   suasana asam hanya sebagai komsekuensi reduksi oleh nitrit. Oksidasi
                   akan menghasilkan MnO4- yang merpakan berwarna ungu merupakan
                   reaksi khusus untuk indikasi ion mangan.


                   Pemisahan yangbdimualai dari kesetimbangan
   Prosedur 4
                   NH3 + H2O    NH4+ + OH-
                   Ion Fe3+ bereaksi dengan OH- sedangkan ion Co2+ dan Ni2+ bereaksi
                   dengan NH3. Saat pertamakali larutan amoniak ditambahkan yang
                   akan terjadi adalah pengendapan ion hidroksida. Penambahan
                   amoniak berlebih menyebabkan Co2+ dan Ni2+ larut kembali memjadi


Analisis Kualitatif Zat Anorganik                                                   47
kompleksnya. Reaksi ion Fe3+ dengan [Fe(CN)6]4- dan NCS- merupakan
                   reaksi spesifik dan sangat sensitif untuk ion Fe3+.



   Prosedur 5      Ion Ni2+ tidak mengganggu dalam proses pembentukan warna biru
                   dari [Co(NCS)4]2- atau endapan kuning K3[Co(NO2)4]. Flourida
                   digunakan untuk menarik Fe3+ sebagai kompleks [FeF6]3- agar
                   pembentukan       [Fe(NCS)]2+    dapat    dipindahkan.     DMG   hanya
   Prosedur 6
                   memberikan warna coklat dengan Co2+ sehingga Ni2+ tetap terdeteksi
                   walaupun ada ion Co2+. Penambahan HCl untuk menetralkan
                   kompleks hidrokso dari Al3+, Zn2+, dan mengubah CrO42- menjadi
                   Cr2O72-.


                   Al3+ bereaksi dengan OH- dan Zn2+ bereaksi dengan NH3, membentuk
   Prosedur 7
                   larutan bersuasana basa akan menybabkan perubahan Cr2O72-
                   menjadi CrO42-.
                   Cr2O72- + 2OH-    CrO42- + H2O
                   Pembentukan endapan merah dari reaksi antara Al3+ dengan
                   alumunium. Warna barium kromat yang kurang tajam dibandingkan
                   Timbal(II) kromat menyebabkan kesulitan tersendiri. Endapan kuning
                   yang larut dalam asam adalah barium kromat. Pembentekan warna
                   biru dari proksokromat dilakukan dengan penambahan peroksida
                   berlebih sambil dipanaskan. Munculnya warna biru menandakan
                   adanya kandugan kromium. Sedangkan seng sulfida adalah endapan
                   putih yang tidak larut dalam air dan larut asam klorida.




Analisis Kualitatif Zat Anorganik                                                     48
Gambar Diagram Alir Analisis Kation Golongan III



Analisis Kualitatif Zat Anorganik                                      49
Kation-kation golongan IV (Ca2+, Ba2+, Sr2+) tidak bereaksi
                           dengan reagen HCL-, H2S, ataupun ammonium sulfida, sedang
                           dengan ammonium karbonat (jika ada ammonia atau ion
                           ammonium dalam jumlah yang sedang) akan terbentuk endapan
Gambar 2. Warna           putih (BaCO3, SrCO3, CaCO3). Untuk ini ada dua metode yang akan
                 2+
endapan untuk Ba
                          digunakan, pertama metode Sulfat dapat digunakan dalam
                           semua keadaan, sedangkan metode nitrat dapat digunakan
                           berdasarkan suatu fenomena yang tak biasa, contohnya
                           penggaraman (salting out) stronsium nitrat dengan asam nitrat.

                                   Reagensia golongan
Gambar 2. Warna                                                                                         NH4CO3
                           IV terbentuk endapan putih,
endapan untuk Ca2+
                           dan memiliki beberapa sifat
seperti: tidak berwarna dan memperlihatkan reaksi
                                                              Beberapa contoh reaksi :
basa, terurai oleh asam-asam (terbentuk gas CO2), dan
harus dipkai pada suasana netral atau sedikit basa.           Ca2+(aq) + CO32-(aq)              CaCO3(s) (Putih)

Reaksi golongan sendiri terbentuk endapan putih.              Sr2+(aq) + CO32- (aq)             SrCO3(s) (Putih)

                                                                   2+               2-
Reaksi penting untuk pemisahan dan identifikasi dari          Ba     (aq)   + CO3        (aq)   CaCO3(s) (putih)

Ca2+ dan Ba2+

Pengendapan golongan ( M2+, Ba2+, Ca2+ )

M2+   CO32-     MCO3(s)                                    Uji Konfirmasi

Pelarutan kembali dalam asam                               Ca2+ + CrO42- CaCrO4(s)

MCO3(s)   2H+     M2+     CO2(g)   H2O(l)                  Ba2+ + CrO42-  BaCrO4(s)


Analisis Kualitatif Zat Anorganik                                                                            50
Prosedur analisis kation golongan IV



                  Prosedur ini dirancang untuk menghilangkan ion amonium melalui
  Prosedur 1
                  proses oksidasi reduksi: NH4+      NO3-     NO2(g)    2H2O(l) prosedur ini
                  bisa dihilangkan seandainya telah meyakini tidak ada garam amonium
                  dalam sampel. Jika larutan yang digunakan adalah hasil sentrifugasi
                  golongan III, prosedur ini cukup penting.

                  Penganturan konsentrasi ion NH4+ untuk mencegah pengendapan
  Prosedur 2
                  magnesium karbonat, tetapi dapat mengendapkan karbonat yang yang
                  lebih sulit larut dari kalium dan barium.

                  Asam asetat, asam yang agak kuat, digunakan untuk memberi buffer
  Prosedur 3
                  pada pH optimal dalam langkah berikutnya.

                  Karena kelarutan BaCrO4 pada pH rendah, sistim buffer asam
  Prosedur 4
                  asetat/ion asetat digunakan untuk proses pengendapan ion Ba2+
                  secara sempurna.

                  Walaupun pembentukan endapan kuning pada prosedur 4 cukup
  Prosedur 5
                  menjamin adanya ion Ba2+, tes nyala pada prosedur ini digunakan
                  untuk memantapkan keberadaan Ba2+ dalam sampel.

                  Langkah ini penting untuk memisahkan Ca2+ dari ion CrO42- yang
  Prosedur 6
                  digunakan pada prosedur 4

                  Kalium oksalat, CaC2O4 diendapkan terbaik dalam suasana atau sedikit
  Prosedur 7
                  basa.

                  Walaupun     pembentukan       endapan      pada     prosedur   7   sudah
  Prosedur 8                                        2+
                  menggambarkan keberadaan Ca dalam sampel, tes nyala akan lebih

Analisis Kualitatif Zat Anorganik                                                        51
memantapkannya. Warna tes nyalanya kadang tidak spesifik, tetapi
                  dengan membandingkan terhadap larutan CaCl2 dapat diidentifikasi
                  keberadaan Ca2+.




                  Gambar Diagram Alir Analisis Kation Golongan IV




Analisis Kualitatif Zat Anorganik                                              52
Senyawa kation golongan V (Mg2+, Na+, K+, NH4+) memiliki derajat kelarutan yang
sanga tinggi , sehingga kadang-kadang disebut sebagai golongan larut. Untuk identifikasi
kation golongan V tidak cukup ditetapkan dengan satu reaksi spesifik. Ion ammonium
diidentifikasi dari sampel ynag tak diketahui melalui gas yang dibebaskannya. Untuk
kation lainnya tidak ada pereaksi pengendapan yang spesifik. Tambahan identifikasinya,
dilakukan dengan menggunakan tes uji nyala

Tabel Nilai Kelarutan Beberapa Senyawa yang Mengandung kation Golongan V
yang Sulit Larut Pada Suhu 200C-250C

   Rumus Kimia         Kelarutan (mol/L)        Rumus Kimia          Kelarutan (mol/L)

       KCLO4                  0,15               (NH4)2[PtCl4]             0.005

       K[BF4]                 0,036          (NH4)2Na[Co(NO2)6]            0,001

     K2[PtCl6]                0,03              NH4[B(C6H5)4]           Sangat kecil

      K2[SIF4]                0,016                Na2SiF6                 0,03

  K2Na[Co(NO2)6]              0,001              NaZn(UO2)2.               0,02

                                             (CH3COOH)9.9H2O)



      NH4ClO4                  2,0               Na[Sb(OH)6]               0,002




Analisis Kualitatif Zat Anorganik                                                      53
Identifikasi kation magnesium


    Unsur magnesium merupakan salah satu anggota unsur golongan alkali tanah,
sehingga sifat ion Mg2+ ynag tidak berwarna memiloki kemiripan dengan Ca2+, Ba2+.
Magnesium sulfat dan magnesium kromat larut baik dalam air, tetapi hidroksidanya
sedikit larut, kecuali adanya ion amonium, demikian pula dengan karbonatnya. Garam
rangkap magnesium amonium fosfat heksahidrat memiliki kelarutan yang bebas air.
Dalam larutan jenuh konsentrasi kesetimbangan Mg2+ turun dengan urutan MgC2O4 >
MgCO3 > MgF2 > MgHPO4 > Mg(OH)2 > MgNH4PO4.6H2O reaksi pembeda dari ion Mg2+
adalah bentuk warna biru dari Mg(OH)2 dikenal p-nitrobenzenazorcinol ynag dikenal
sebagai magneson atau pereaksi S dan O (suitzu dan Okuma).



   Identifikasi kation Na+ dan K+



                             Kation Na+ dan K+ diturunkan dari anggota golongan alkali
                     (IA), sehingga keduanya memiliki kemiripan sifat. Keduanya
                     berukuran cukup besar, tak berwarna dan dalam keadaan larut
                     tidak dapat direduksi menjadi logamnya. Kedua ion merupakan
                       asam lemah, sehingga tidak bereaksi dengan air. Keduanya tidak
Gambar 2. Tes Uji
                       membentuk kompleks dalam larutan air.
nyala Na+

                             Beberapa senyawa golongan V sulit larut dalam air, tetapi
                     reaksi pengendapan tidak sensitif untuk kepentingan identifikasi.
                     Walupun demikian, pengendapan selektif untuk kedua kation dapat
                     digunakan untuk identifdikasi. Uji nyala yang memberikan warna
                        kuning terang untuk Na+, dan violet untuk K+ lebih sensitif,
 Gambar 2. Warna        tetapi kontaminasi oleh Na+ kan menyebabkan masalah
 endapan untuk K+

Analisis Kualitatif Zat Anorganik                                                  54
pengamatan uji nyala pada K+, warna natrium akan menghalangi
                      warna kalium. Warna kalium dapat terlihat dengan jelas bila
                      digunakan filter cobalt untuk menyerap warna kuning.


   Identifikasi Kation Amonium (NH4+)



        Ion amonium, NH4 mimiliki jari-jari yang kira-kira sama dengan K+ (0,143 nm) dan
membentuk senyawa yang memiliki struktur kristal dan kelarutan yang hampir sama.
Oleh sebab itu, menghilangkan NH4+ sebelum ion K+ diidentifikasi merupakan hal yang
penting.

        Semua senyawa amonium dalam bentuk padatan, mengalami dekomposisi
termal. Jik anion yang ada, bukan anoin pengoksidasi, akan dihasilkan amoniak sebagai
produk dekomposisi termalnya, misalnya:

NH4Cl NH3(g) HCL(g)

(NH4)2CO3(s)   2NH3(g) H2O(g) CO2(g)

   Jika anionnya bersifat pengoksidasi, menghasilkan nitrogen atau oksida nitrogen
sebagai dari oksidasi NH4+

NH4Cl NH3(g) HCL(g)

(NH4)2CO3(s)   2NH3(g) H2O(g) CO2(g)

(NH4)2CO3(s)   2NH3(g) H2O(g) CO2(g)

Reaksi antara NH4+ dengan OH membebaskan amoniak

(NH4)2CO3(s)   2NH3(g) H2O(g) CO2(g)

   Amoniak yang dibebaskan dideteksi dari baunya (hati-hati beracun), dengan kertas
lakmus merah yang berubah jadi biru atau menggunakan pereaksi Nessler [larutan basa
dan kalium tetraiodomerkurat(II)]

Analisis Kualitatif Zat Anorganik                                                    55
Reaksi penting untuk pemisahan dan identifikasi dari Mg2+, Na+, K+, dan NH4+



                                                            Uji konfirmasi :
Beberapa contoh reaksi:
                                                            NH4+ OH-     NH3(g)   H2O(g)
                            -
    Mg2+(aq)       +    OH     (aq)        MgOH2(s)
                                                            Mg2+ NH4+ PO43- 6H2O            MgNH4PO4.6H2O(s)
     (Putih)
 Na2+(aq) + Zn Uranil Asetat                  (aq)         MgNH4PO4.6H2O(s)      2H+      Mg2+   NH4+   H2PO4-
     NaZn (UO2)3 (CH3COOH) 9 . H2O                    (s)    6H2O
     Kuning)
                                                            Mg2+ Magneson I       larutan biru

      +                                3-
     K (aq)     +       Co(NO2)6            (aq)

     K3[Co(NO2)6] (s) (Kuning)                              K+ [B(C6H5)4]-          K[B(C6H5)4](s)       kalium
 NH4+ (aq)+ OH (aq)            NH3 (g) + H2O (l)           tetrafenilborat
     (tidak berwarna)
                                                            Na+ Zn2+ 3UO22+ 9CH3COOH- 6H2O
                                                            NaZn(UO2)3(CH3COO)9.6H2O(s) natrium seng uranil
                                                            asetat heksahidrat




    Prosedur analisis kation golongan V



                              Hanya sampel yang tidak dilarutkan dalam amaoniak atau tidak
    Prosedur 1
                              ditambahi amoiak ynag dapat menggunakan prosedur ini. Disarankan
                              untuk menggunakan sampel asli dalam analisis golongan V. Pendidihan
                              harus dihindari karena dapat mengubah lakmus merah menjadi biru.
                              Kertas lakmus merah yang digunakan dibasahi dulu dengan air agar
                              efektif untuk menangkap gas NH3, bila sampel mengandung ion
                              amonium.


Analisis Kualitatif Zat Anorganik                                                                           56
Prosedur ini dirancang untuk menghilangkan kation-kation renik
  Prosedur 2
                  golongan I sampai dengan IV, ynag akan dihadapkan dalam langkah
                  berikutnya. Jika tidak terdapat kation pengotor dari golongan I sampai
                  dengan IV, prosedur ini dapat dilewati.

                  Kristal putih MgNH4PO4. 6H2O ynag lebih sulit larut dalam pelarut
  Prosedur 3
                  etanol dibandingkan air. Kadang-kadang terbentuk larutan lewat jenuh
                  yang dapat dicegah dengan menggoyangkan tempat reaksi atau
                  memasukkan batang pengaduk ke dalamnya.

                  Padatan biru, suatu danau, menunjukan adanya ion Mg 2-. Larutan
  Prosedur 4
                  sendiri akan berwarna biru bila kedalamnya ditambahkan NaOH.

                  Penghilangan kation NH+ secara sempurna sangat penting, karena
  Prosedur 5
                  seperti ion K+, akan terbentuk tetrafenilborat yang tidak larut.

                  Satu asam lemah digunakan untuk menghindari masalah subssequen
  Prosedur 6
                  dengan pengendapan. Uji nyala untuk K+ dan Na+ dapat dilakukan pada
                  residu sebelum dilarutkan kembali dalam asam asetat.


  Prosedur 7      Tak ada ion lain yang membentuk endapan pada prosedur ini. Uji nyala
                  untuk ion K+ dapat digunakan sebagai konfirmasi.

                  Reaksi ini spesifik untuk ion Na+. Tambahkan etanol untuk
  Prosedur 8
                  meningkatkan sensitifitasnya. Lakukan uji nyala untuk konfirmasinya




Analisis Kualitatif Zat Anorganik                                                    57
Diagram alir pemisahan dan identifikasi kation golongan V




Analisis Kualitatif Zat Anorganik                                         58
Kation dibedakan atas lima golongan, berdasarkan reaksinya terhadap pereaksi
      golongan yaitu golongan I, II, III, IV dan V.

      Golongan I (Pb2+, Hg+, Ag+) adalah ion-ion yang garam kloridanya tidak larut dalam
      larutan asam. Pereaksi yang digunakan adalah HCl, sehingga golongan I disebut
      juga golongan asam klorida.

      Golongan II (Hg2+, Pb2+, Bi3+, Cu2+, Cd2+, As3+, As5+, Sb3+, Sb5+, Sn2+, Sn4+) membentuk
      endapan dengan hidrogen sulfida dalam suasana asam mineral encer.

      Kation golongan II dibagi menjadi dua sub bab berdasarkan kelarutan endapan
      tersebut dalam amonium polisulfida yaitu, sub golongan tembaga (golongan II A)
      dan sub golongan arsenik (golongan II B)

      Kation golongan tembaga (ion Hg2+, Pb2+, Bi3+, Cu2+, Cd2+) tidak larut dalam
      amonium polisulfida.

      Kation golongan arsenik (As3+, As5+, Sb3+, Sb5+, Sn4+, Sn2+) larut membentuk garam-
      garam tio. Bersifat amfoter

      Semua sulfida dari golongan II B larut dalam air (NH4)S tidak berwarna kecuali SnS

      Golongan III ( Co2+, Ni2+, Fe2+, Zn2+, Mn2+, Cr3+, Al3+) membentuk endapan dengan
      amonium sulfida dalam suasana netral atau amoniakal

      Terdapat ion pengganggu pada golongan III

      Ion pengganggu ( fosfat, oksalat, borat, soilikat, florida, dan anion-anion organik)
      adalah ion-ion yang mengakibatkan logam-logam gagal untuk mengendap dengan
      reagensia golongan yang biasa.

      Golongan IV (Ca2+, Ba2+, Ca2+) mengendap sebagai karbonatnya dalam suasana
      netral atau sedikit asam dengan adanya amonium klorida

      Golongan V (sisa) Mg2+, Na+, K+ dan NH4+)


Analisis Kualitatif Zat Anorganik                                                          59
1. Larutan sampel diketahui mengandung ion Cu dan Ni masing-masing 0,1 M. Jika
       diberikan pereaksi H2S dengan konsentrasi S2- 1 x 10-20 M, apakah keduanya akan
       mengendap?
   2. Lengkapi tabel berikut!
      Kation        Golongan           Pereaksi             Endapan yang
                     Analisis         Pengendap               Terbentuk

       Hg2+

       Bi3+

       Fe2+

       Al3+

    3. Larutan yang mengandung kation golongan 1 dengan HCl memberikan endapan
       putih yang larut seluruhnya saat dipanaskan. Jelaskan ion apa yang ada dan tidak
       ada dalam sampel tersebut?
    4. Lengkapi tabel berikut!
              Kation/Anion          Pereaksi Uji        Hasil Pengamatan

                  Ba2+               Uji Nyala

                  Ca2+               Uji Nyala

                                       NH3+           Endapan abu-abu

                  Ni2+                 DMG

                                 Asam sulfat pekat    Gelembung, tak
                                                      berwarna, tak berbau



Analisis Kualitatif Zat Anorganik                                                    60
Analisis kualitatif zat anorganik
Analisis kualitatif zat anorganik
Analisis kualitatif zat anorganik
Analisis kualitatif zat anorganik
Analisis kualitatif zat anorganik
Analisis kualitatif zat anorganik
Analisis kualitatif zat anorganik
Analisis kualitatif zat anorganik
Analisis kualitatif zat anorganik
Analisis kualitatif zat anorganik
Analisis kualitatif zat anorganik
Analisis kualitatif zat anorganik
Analisis kualitatif zat anorganik
Analisis kualitatif zat anorganik
Analisis kualitatif zat anorganik
Analisis kualitatif zat anorganik
Analisis kualitatif zat anorganik
Analisis kualitatif zat anorganik
Analisis kualitatif zat anorganik
Analisis kualitatif zat anorganik
Analisis kualitatif zat anorganik
Analisis kualitatif zat anorganik
Analisis kualitatif zat anorganik
Analisis kualitatif zat anorganik
Analisis kualitatif zat anorganik
Analisis kualitatif zat anorganik
Analisis kualitatif zat anorganik
Analisis kualitatif zat anorganik
Analisis kualitatif zat anorganik
Analisis kualitatif zat anorganik
Analisis kualitatif zat anorganik
Analisis kualitatif zat anorganik
Analisis kualitatif zat anorganik
Analisis kualitatif zat anorganik
Analisis kualitatif zat anorganik
Analisis kualitatif zat anorganik
Analisis kualitatif zat anorganik

More Related Content

What's hot (20)

laporan praktikum titrasi pengendapan
laporan praktikum titrasi pengendapanlaporan praktikum titrasi pengendapan
laporan praktikum titrasi pengendapan
 
KROMATOGRAFI KERTAS
KROMATOGRAFI KERTASKROMATOGRAFI KERTAS
KROMATOGRAFI KERTAS
 
Kimia Analitik I
Kimia Analitik IKimia Analitik I
Kimia Analitik I
 
Laporan praktikum kimia analisa (ANALISA KUALITATIF)
Laporan praktikum kimia analisa (ANALISA KUALITATIF)Laporan praktikum kimia analisa (ANALISA KUALITATIF)
Laporan praktikum kimia analisa (ANALISA KUALITATIF)
 
Iodometri
IodometriIodometri
Iodometri
 
Titrasi Pengendapan
Titrasi PengendapanTitrasi Pengendapan
Titrasi Pengendapan
 
laporan praktikum penentuan gugus fungsi
laporan praktikum penentuan gugus fungsilaporan praktikum penentuan gugus fungsi
laporan praktikum penentuan gugus fungsi
 
Titrasi redoks
Titrasi redoksTitrasi redoks
Titrasi redoks
 
Kromatografi lapis tipis
Kromatografi lapis tipisKromatografi lapis tipis
Kromatografi lapis tipis
 
spektrofotometri serapan atom
spektrofotometri serapan atomspektrofotometri serapan atom
spektrofotometri serapan atom
 
Laporan analisis gravimetri
Laporan analisis gravimetri Laporan analisis gravimetri
Laporan analisis gravimetri
 
Uv vis
Uv visUv vis
Uv vis
 
Ppt spektrofotometri uv vis
Ppt spektrofotometri uv visPpt spektrofotometri uv vis
Ppt spektrofotometri uv vis
 
Redoks Bromometri
Redoks BromometriRedoks Bromometri
Redoks Bromometri
 
Argentometri
ArgentometriArgentometri
Argentometri
 
Analisis kualitatif
Analisis kualitatifAnalisis kualitatif
Analisis kualitatif
 
titrasi pengendapan Argentometri
titrasi pengendapan Argentometri titrasi pengendapan Argentometri
titrasi pengendapan Argentometri
 
Metode Analisis Gravimetri
Metode Analisis Gravimetri Metode Analisis Gravimetri
Metode Analisis Gravimetri
 
Titrasi kompleksometri
Titrasi kompleksometriTitrasi kompleksometri
Titrasi kompleksometri
 
Aplikasi titrasi argentometri
Aplikasi titrasi argentometriAplikasi titrasi argentometri
Aplikasi titrasi argentometri
 

Similar to Analisis kualitatif zat anorganik

Final acara 2 analisa kualitatif anion
Final acara 2 analisa kualitatif anionFinal acara 2 analisa kualitatif anion
Final acara 2 analisa kualitatif anionAlfian Nopara Saifudin
 
Uji kation anion
Uji kation   anionUji kation   anion
Uji kation anionTillapia
 
58372351 laporan-praktikum-kimia-umum-2
58372351 laporan-praktikum-kimia-umum-258372351 laporan-praktikum-kimia-umum-2
58372351 laporan-praktikum-kimia-umum-2Andreans Shevka
 
RPP Analisa Kimia Dasar ( AKD )
RPP Analisa Kimia Dasar ( AKD )RPP Analisa Kimia Dasar ( AKD )
RPP Analisa Kimia Dasar ( AKD )Dani Novita Rahma
 
Essay anion
Essay anionEssay anion
Essay anionUNIMUS
 
Fram.A_P2T1_Kel.1_Klasifikasi Anion. - Copy.pptx
Fram.A_P2T1_Kel.1_Klasifikasi Anion. - Copy.pptxFram.A_P2T1_Kel.1_Klasifikasi Anion. - Copy.pptx
Fram.A_P2T1_Kel.1_Klasifikasi Anion. - Copy.pptxUdtjeVanDerJeyk
 
Asam karboksilat
Asam karboksilatAsam karboksilat
Asam karboksilatargentum17
 
analisis-kualitatif-obat-edisi-desember-2007-variasi-warna.ppt
analisis-kualitatif-obat-edisi-desember-2007-variasi-warna.pptanalisis-kualitatif-obat-edisi-desember-2007-variasi-warna.ppt
analisis-kualitatif-obat-edisi-desember-2007-variasi-warna.ppternaf ferna
 
Study literatur anion
Study literatur anionStudy literatur anion
Study literatur anionLinda Rosita
 
Artikel analisis kualitatif zat organik dwi karyani 1313031019
Artikel analisis kualitatif zat organik   dwi karyani 1313031019Artikel analisis kualitatif zat organik   dwi karyani 1313031019
Artikel analisis kualitatif zat organik dwi karyani 1313031019Dwi Karyani
 
Laporan awal ddka reska
Laporan awal ddka reskaLaporan awal ddka reska
Laporan awal ddka reskaReska wati
 
Power point asam basa
Power point asam basaPower point asam basa
Power point asam basaMitha Ye Es
 
Pemisahan kation iib
Pemisahan kation iibPemisahan kation iib
Pemisahan kation iibDian Posfor
 
Reaksi-Reaksi Identifikasi Anion
Reaksi-Reaksi Identifikasi AnionReaksi-Reaksi Identifikasi Anion
Reaksi-Reaksi Identifikasi AnionDokter Tekno
 

Similar to Analisis kualitatif zat anorganik (20)

Final acara 2 analisa kualitatif anion
Final acara 2 analisa kualitatif anionFinal acara 2 analisa kualitatif anion
Final acara 2 analisa kualitatif anion
 
analisa kation golongan 1
analisa kation golongan 1analisa kation golongan 1
analisa kation golongan 1
 
Uji kation anion
Uji kation   anionUji kation   anion
Uji kation anion
 
58372351 laporan-praktikum-kimia-umum-2
58372351 laporan-praktikum-kimia-umum-258372351 laporan-praktikum-kimia-umum-2
58372351 laporan-praktikum-kimia-umum-2
 
RPP Analisa Kimia Dasar ( AKD )
RPP Analisa Kimia Dasar ( AKD )RPP Analisa Kimia Dasar ( AKD )
RPP Analisa Kimia Dasar ( AKD )
 
Essay anion
Essay anionEssay anion
Essay anion
 
Fram.A_P2T1_Kel.1_Klasifikasi Anion. - Copy.pptx
Fram.A_P2T1_Kel.1_Klasifikasi Anion. - Copy.pptxFram.A_P2T1_Kel.1_Klasifikasi Anion. - Copy.pptx
Fram.A_P2T1_Kel.1_Klasifikasi Anion. - Copy.pptx
 
Asam karboksilat
Asam karboksilatAsam karboksilat
Asam karboksilat
 
analisis-kualitatif-obat-edisi-desember-2007-variasi-warna.ppt
analisis-kualitatif-obat-edisi-desember-2007-variasi-warna.pptanalisis-kualitatif-obat-edisi-desember-2007-variasi-warna.ppt
analisis-kualitatif-obat-edisi-desember-2007-variasi-warna.ppt
 
Study literatur anion
Study literatur anionStudy literatur anion
Study literatur anion
 
Artikel analisis kualitatif zat organik dwi karyani 1313031019
Artikel analisis kualitatif zat organik   dwi karyani 1313031019Artikel analisis kualitatif zat organik   dwi karyani 1313031019
Artikel analisis kualitatif zat organik dwi karyani 1313031019
 
Laporan awal ddka reska
Laporan awal ddka reskaLaporan awal ddka reska
Laporan awal ddka reska
 
Power point asam basa
Power point asam basaPower point asam basa
Power point asam basa
 
Analisis Anion.pptx
Analisis Anion.pptxAnalisis Anion.pptx
Analisis Anion.pptx
 
Rpp 4.4 (1)
Rpp 4.4 (1)Rpp 4.4 (1)
Rpp 4.4 (1)
 
Analisis kation
Analisis kation Analisis kation
Analisis kation
 
Pemisahan kation iib
Pemisahan kation iibPemisahan kation iib
Pemisahan kation iib
 
Reaksi-Reaksi Identifikasi Anion
Reaksi-Reaksi Identifikasi AnionReaksi-Reaksi Identifikasi Anion
Reaksi-Reaksi Identifikasi Anion
 
Buku organik
Buku organikBuku organik
Buku organik
 
Redoks
RedoksRedoks
Redoks
 

Recently uploaded

Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDNurainiNuraini25
 
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfMAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfChananMfd
 
aksi nyata sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
aksi nyata sosialisasi  Profil Pelajar Pancasila.pdfaksi nyata sosialisasi  Profil Pelajar Pancasila.pdf
aksi nyata sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfsdn3jatiblora
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxadimulianta1
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...Kanaidi ken
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTIndraAdm
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxPPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxssuser8905b3
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdfanitanurhidayah51
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7IwanSumantri7
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSovyOktavianti
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxSlasiWidasmara1
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxdpp11tya
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...Kanaidi ken
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.pptppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.pptAgusRahmat39
 
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah DasarPPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasarrenihartanti
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
 

Recently uploaded (20)

Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
 
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfMAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
 
aksi nyata sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
aksi nyata sosialisasi  Profil Pelajar Pancasila.pdfaksi nyata sosialisasi  Profil Pelajar Pancasila.pdf
aksi nyata sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxPPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.pptppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
 
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah DasarPPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 

Analisis kualitatif zat anorganik

  • 1.
  • 2. Puji syukur senantiasa penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena atas karunia dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan buku berjudul “Analisis Kuntitatif Zat Anorganik”. Pokok bahasan buku ini disusun berdasarkan silabus perkuliahan Kimia Analiti Dasar. Bab 1 berisi macam-macam pemeriksaan pendahuluan dan prosedurnya. Bab 2 berisi tentang identifikasi dan pemisahan kation. Bab 3 berisi tentang identifikasi dan pemisahan anion. Cakupan dan kedalaman pembahasan masing-masing bab disesuaikan dengan tujuan perkuliahan serta fungsional antara pokok bahasan satu dengan bahasan lainnya. sehingga diharapkan mahasiswa mudah mempelajari, berlatih dan menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang berkaitan dengan konsep kimia analitik, serta mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari hari. Penulis berharap, semoga buku ini dapat memberikan sesuatu yang bermakna, dan menjadi alat bantu dalm membelajari kimia analitik Sebagai seorang manusia tentu saja penulis tak luput dari kesalahan dan kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun jika terdapat kesalahan atau kekurangan dalam buku ini, dan tentu saja demi kebaikan kita bersama.Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak ynag telah membantu dalam penulisan dan penerbitan buku ini. Tim Penulis
  • 3. Kata Pengantar BAB 1 PEMERIKSAAN PENDAHULUAN A. Uji Kering 4 B. Reaksi dengan H2SO4 19 C. Pemeriksaan Hasil yang Mudah Menguap 22 D. Rangkuman 23 E. Uji Pemahaman 24 BAB 2 A. Analisis Kation Berdasarkan Skema H2S 27 B. Golongan I 30 C. Golongan II 36 D. Golongan III 44 E. Golongan IV 50 F. Golongan V 53 G. Rangkuman 59 H. Uji Pemahaman 60 BAB 3 A. Proses-Proses Pemisahan Anion 64 B. Sifat-Sifat Anion 66 C. Golongan-Golongan Anion 71 D. Identifikasi Anion 72 E. Rangkuman 82 F. Uji Pemahaman 83 Evaluasi Pemahaman 84 Daftar Pustaka 94
  • 4. Analisis kualitatif atau disebut juga analisis jenis adalah suatu cara yang dilakukan untuk menentukan macam, jenis zat atau komponen-komponen bahan yang dianalisis. Untuk senyawa anorganik disebut analisis kualitatif anorganik. Tujuan analisis kualitatif adalah untuk memisahkan dan mengidentifikasi sejumlah unsur. Analisis kualitatif merupakan salah satu cara yang paling efektif untuk mempelajari kimia dan unsur-unsur serta ion-ionnya dalam larutan. Analisis kualitatif anorganik dapat dilakukan pada skala makro, semi mikro, atau mikro. Pada analisis makro, jumlah zat yang dianalisis adalah 0,5 – 1 gram dengan volume larutan sekitar 20 ml. Pada analisis semimikro, jumlah zat yang dianalisis adalah 0,1 – 0,05 dengan volume larutan sekitar 1 ml. Sedangkan untuk analisis mikro, kuantitas zat yang dikerjakan adalah ≤ 0,01 dan lume 0,1 ml Banyak pendekatan yang dapat digunakan untuk melakukan analisis kualitatif. Ion-ion dapat diidentifikasi berdasarkan sifat fisika dan kimianya. Beberapa metode analisis kualitatif modern menggunakan sifat fisika seperti warna, spektrum absorpsi, spektrum emisi, atau medan magnet untuk mengidentifikasi ion pada tingkat konsentrasi yang rendah. Namun demikian kita juga dapat menggunakan sifat fisika dan kimia untuk mengembangkan suatu metode analisis kualitatif menggunakan alat-alat yang sederhana yang dipunyai hampir semua laboratorium. Sifat fisika yang dapat diamati langsung seperti warna, bau, terbentuknya gelembung gas atau pun endapan merupakan informasi awal yang berguna untuk analisis selanjutnya Analisis kualitatif pada umumnya terbagi menjadi tiga bagian, yaitu : 1. Pemeriksaan pendahuluan. 2. Pemeriksaan kation 3. Pemeriksaan anion Analisis Kualitatif Zat Anorganik 1
  • 5. Tujuan Pembelajaran Banyak ion-ion terlarut yang kita temui di sekitar kita misalnya pada air laut, sungai, limbah, atau pun dalam bentuk Setelah mempelajari bab ini, padatannya seperti pada tanah dan pupuk. Metode yang siswa diharapkan dapat:  menjelaskan macam- digunakan untuk menentukan keberadaan kation dan anion macam pemeriksaan tersebut dalam bidang kimia disebut analisis kualitatif. pendahuluan Untuksenyawa anorganik disebut analisis kualitatif anorganik.  menjelaskan langkah- langkah pemeriksaan Banyak pendekatan yang dapat digunakan untuk melakukan pendahuluan analisis kualitatif. Ion-ion dapat diidentifikasi berdasarkan sifat  membedakan bentuk, fisika dan kimianya. Pada bab ini anda akan mempelajari warna dan bau zat sebelum dan sesduah macam-macam pemeriksaan pendahuluan dan bagaimana diberi perlakuan pada uji prosedurnya. pendahuluan Pokok Pembahasan Kata Kunci A. Uji Kering  Tes reduksi arang kayu  Uji manik natrium karbonat B. Reaksi dengan H2SO4  Uji nyala  Pemanasan C. Pemeriksaan hasil yang  Uji manik boraks mudah menguap  Uji manik fosfat Analisis Kualitatif Zat Anorganik 2
  • 6. Pemeriksaan Pendahuluan meliputi Uji Kering Reaksi dengan Pemeriksaan hasil Sifat larutan (cuplikan H2SO4 yang mudah cairan) menguap menggunakan menggunakan contoh H2SO4 H2SO4 Kertas lakmus Indikator pH meter encer pekat universal menentukan sifat Ion NH4+, CO32-, CH3COO-, ClO-, S2- Asam Perubahan warna Mengamati rupa & bentuk Basa Melumer yang diamati Pemanasan Menyublim Uji nyala Terbentuk uap / gas Tes redukasi arang kayu Fosfat Borak jenisnya Uji manik s i Natrium karbonat Analisis Kualitatif Zat Anorganik 3
  • 7. Pemeriksaan pendahuluan adalah suatu tahapan analisa awal dalam analisis kualitatif, biasanya dilakukan berdasarkan pengamatan terhadap sifat-sifat fisis sampel. Pemeriksaan pendahuluan meliputi pemeriksaan pendahuluan dengan uji kering, pemer iksaan hasil-hasil yang mudah menguap dan pemeriksaan dengan asam sulfat encer dan pekat (untuk radikal-radikal asam atau basa). 1. Mempelajari Rupa dan Bentuk Warna Beberapa ion-ion dalam larutan memberi warna-warna yang tertentu, misalnya :  Hijau : Ni(II), Fe(II), Cr(III), Cu(II), Cr2O3, Hg2I2, K2MnO4  Biru : Cu(II), Co  Merah : Pb3O2, As2S2, HgO, HgI2, HgS, Sb2S3. CrO3, Cu2O. K3[Fe(CN)6], bikromat  Merah Jambu : Mn(II) dan Co(II)  Kuning : Fe(III), CdS, As2S3, SnS2, PbI2, HgO, K4[Fe(CN)6].3H2O, kromat  Coklat : Fe(II), PbO2, CdO, Fe3O4, Ag3AsO4, SnS, Fe2O3, Fe(OH)3 Analisis Kualitatif Zat Anorganik 4
  • 8. Hitam : PbS, CuS, CuO, HgS, FeS, MnO2, CoS, NiS, Ni2O3, Ag2S dan C Harus diinggat bahwa warna tidak dapat diambil suatu kesimpulan yang pasti, misalnya suatu larutan berwarna kuning tidak selalu mengandung Fe3+ dan lain-lain. Bila zat dilarutkan dalam air atau dalam asam encer, warna larutan harus diperhatikan karena mungkin memberikan keterangan yang berharga. Di bawah ini beberapa contoh warna ion yang terdapat dalam larutan encer. Biru : Tembaga(II) Hijau : Nikel, besi(II), kromium(III) Kuning : Kromat, heksasianoferat(II) Merah jingga : Dikromat Ungu : Permanganat Merah jambu : Kobalt Gambar 1.1 Warna Larutan Beberapa contoh cairan tak berwana yaitu: H2O, alkohol, aseton, eter, asam asetat, ester, amonia, asam sulfat dan asam klorida. Beberapa contoh zat yang memberikan bau khas yaitu: alkohol, ester, asam asetat dan amonia. Sifat Higroskopis xxHHiHigroskopi Beberapa garam-garam seperti CaCl2, MgCl2, dan FeCl3 bersifat higroskopis Bau Bau sering memberi petunjuk yang benar. Analisis Kualitatif Zat Anorganik 5
  • 9. Bau NH3 garam-garam NH4+  H2S Garam sulfide  Bau cuka Garam Asetat  Bau Halogen  Bau gas nitrous Sifat Asama tau Basa Sedikit zat dicampur dengan air dan hasilnya diamati dengan sepotong kertas lakmus. Larutan yang bersifat asam akan mengubah warna kertas lakmus biru menjadi merah dan larutan yang bersifat basa akan mengubah warna kertas lakmus merah menjadi biru. Bila ada pengukuran keasaman dapat pula menggunakan indikator universal atau pH meter. 2. Pemanasan Pemanasan dilakukan dalam tabung reaksi untuk mengamati suatu zat yang jika dipanaskan menimbulkan gejala-gejala seperti terjadi sublimasi, pelelehan, atau penguraian yang disertai perubahan warna, atau dapat di- bebaskan suatu gas yang dapat dikenali dari sifat-sifat khas tertentu. Caranya yaitu dengan menaruh sedikit zat dalam Gambar 1.2 sebuah tabung reaksi yang terbuat dari pipa kaca lunak, Pemanasan dengan dan dipanasi dalam sebuah nyala bunsen. Mula-mula tabung reaksi Sumber: dengan nyala kecil kemudian dengan nyala yang lebih http://www.google.co.id/ima kuat. Tabung reaksi kecil, 60-70 mm x 7-8mm, yang ges/nav_logo107.png mudah diperoleh dan murah dapat juga dipakai. Analisis Kualitatif Zat Anorganik 6
  • 10. Tabel 1.1 Uji Pemanasan (Perubahan Warna) Pengamatan Kesimpulan Menghitam (karena karbon memisah), Zat-zat organik ( contoh: tartrat dan sering disertai pembakaran sitrat) Menghitam, tak disertai pembakaran Garam-garam Cu, Mn, dan Ni pada suhu atau bau yang tinggi sekali Kuning ketika panas, putih ketika dingin SnO2 atau Bi2O3 Kuning ketika panas dan dingin PbO dan beberapa garam Pb Coklat ketika panas dan dingin CdO dan banyak garam Cd Merah sampai hitam ketika panas, coklat Fe2O3 ketika dingin Biru ketika dingin, putih ketika panas CuSO4.5H2O ( dengan penguraian) Hijau muda ketika dingin, putih ketika FeSO4.7H2O ( dengan penguraian) panas Tabel 1.2 Uji Pemanasan (Terbentuk Sublimat) Pengamatan Kesimpulan Sublimat putih HgCl2, HgBr2, ammonium halide, Sb2O3, senyawa-senyawa organic tertentu yang mudah menguap (asam oksalat, asam benzoat) Sublimat abu-abu, mudah digosok Hg menjadi butir-butir bulat Sublimat abu-abu baja; bau bawang putih As Sublimat kuning S (melebur ketika dipanaskan), As2S3, HgI2 (merah bila digisok dengan batang kaca) Sublimat hitam-biru; uap lembayung I Analisis Kualitatif Zat Anorganik 7
  • 11. Tabel 1.3 Uji Pemanasan (Terbentuk gas atau uap) Pengamatan Kesimpulan Keluar air; uji dengan kertas lakmus Garam ammonium, garam asam, asam- oksi, hidroksida Keluar Oksigen NO3, ClO, ClO4, BrO3, IO3 Asap coklat tua atau kemerahan Nitrat atau nitrit dari logam berat Keluar CO2 (mengeruhkan air kapur) CO3, H2CO3, C2O4, dan senyawa-senyawa organic Keluar Aseton (terbakar dengan nyala Asetat cemerlang) Keluar fosfina (bau ikan; mudah terbakar) Fosfit dan hipofosfit Keluar SO2 (bau belerang yg terbakar) Sulfit, Sulfat-sulfat tertentu, dan tiosulfat Keluar H2S (bau telur busuk) Sulfida asam; sulfide berhidrat Keluar Cl2 (gas hijau-kekuningan) Klorida-klorida tidak stabil, missal dari Cu, Au, dan Pt; klorida asam yg disertai zat-zat pengoksidasi Keluar Br2 (uap coklat-kemerahan) Bromida-bromida tidak stabil, missal dari Cu, Au, dan Pt; Bromida asam yg disertai zat-zat pengoksidasi Keluar Iod (uap lembayung yg Iod dan iodida-iodida tertentu mengembum menjadi kristal hitam) Analisis Kualitatif Zat Anorganik 8
  • 12. . 3. Uji Nyala Senyawa-senyawa dari beberapa logam tertentu dapat menimbulkan warna- warna yang khas kepada nyala pembakar Bunsen. Prinsipnya adalah sederhana yaitu dengan melihat perubahan warna nyala api. Karena beberapa logam memberikan warna nyala yang khas bila dibakar pada nyala Bunsen. Metoda ini sebenernya metoda klasik tetapi masih cukup akurat untuk analisis kualitatif. Sedangkan prosedurnya adalah sebagai berikut :  Kawat nikrom dibersihkan dengan memasukkan ke dalam larutan HCl pekat dan selanjutnya dibakar dalam nyala api. Warna nyala yang dihasilkan dari pembakaran kawat ini diamati. Kawat nikrom telah bersih jika api tidak berwarna lagi saat dipanaskan.  Sebanyak satu gram sampel padat dari garam-garam klorida Gambar 1.3 Kawat nikrom ditempatkan dalam plat tetes. Beberapa tetes HCl pekat Sumber: ditambahkan ke dalam sampel sehingga mengahasilkan sampel http://catatankimia.com/ wpcontent/uploads/kawat yang kental. nikrom.jpg  Kawat nikrom yang sudah bersih ditempelkan bagian ujungya ke dalam sampel, selanjutnya dibakar dalam nyala api Bunsen pada daerah nyala yang sesuai. Dalam hal ini, garam-garam klorida dari golongan alkali akan lebih mudah atau cepat menguap bila dibandingkan garam-garam klorida dari golongan alkali tanah. Akibatnya, uji nyala api untuk garam-garam klorida dari golongan alkali (natirum dan kalium) dipanaskan pada daerah oksidasi bawah. Daerah oksidasi bawah ini ditujukkan untuk zat-zat yang mudah menguap. Sedangkan untuk garam-garam klorida dari golongan alkali tanah (kalsium, stronsium, barium) di panaskan pada daerah peleburan yakni daerah nyala paling panas. Analisis Kualitatif Zat Anorganik 9
  • 13.  Warna nyala yang ditimbulkan diamati dan dicatat  Untuk mendapatkan data hasil pengamatan yang lebih baik gunakan kaca kobalt Gambar 1.4 Beberapa warna nyala Sumber : http://catatankimia.com /catatan/uji-warna- nyala.html Warna nyala dapat diamati secara langsung atau melalui kaca kobalt yang berfungsi sebagai alat bantu untuk menyerap polutan cahaya. CONTOH SOAL 1.1 Mengapa dalam uji nyala digunakan kawat nikrom dan asam klorida? Jawab : Dalam percobaan ini digunakan HCl untuk membersihkan kawat nikrom karena HCl dapat melarutkan pengotor-pengotornya atau zat pengganggu yang mungkin menempel pada kawat nikrom sehingga pengotor tersebut akan mudah menguap dari kawat, sehingga kawat benar-benar bersih. pembakaran HCl tidak memberikan warna sehingga tidak mempengaruhi atau mengganggu warna nyala logam alkali dan alkali tanah ketika diamati. HCl digunakan untuk membuat sampel menjadi kental sehingga mudah menempel dalam kawat nikrom. Analisis Kualitatif Zat Anorganik 10
  • 14. Tabel 1.4 Uji nyala Simbol Unsur Warna B Boron Hijau cerah Ba Barium Hijau Kekuningan Ca Kalsium Oranye – merah Cs Cesium Biru Cu (I) Tembaga (I) Biru Cu (II) Tembaga (II) non-halida Hijau Cu (II) Tembaga (II) halida Biru-hijau Fe Besi Emas K Kalium Lembayung Li Lithium Magenta Mg Magnesium Putih terang Mn (II) Mangan (II) Hijau kekuningan Mo Molibdenum Hijau kekuningan Na Natrium Kuning P Fosfor Hijau kebiruan Pb Timbal Biru Rb Rubidium Ungu-merah Sb Antimony Hijau pucat Se Selenium Biru azure Sr Stronsium Merah tua Te Telurium Hijau pucat Analisis Kualitatif Zat Anorganik 11
  • 15. Tabel 1.5 Uji nyala dengan kaca kobalt Warna Nyala Warna nyala melalui Kesimpulan kaca kobalt Kuning-keemasan Tidak ada warna Na Lembayung Merah tua K Merah bata Hijau Muda Ca Gambar 1.5 Kaca Kobalt Merah tua Ungu Sr Sumber: http://flametest.com/ima ges/google_favicon_128.p Hijau kekuningan Hijau kekuningan Ba ng CONTOH SOAL 1.2 Kenapa suatu unsur ketika dilakukan uji nyala bisa menghasilkan warna nyala tertentu (khas)? Jawab : Pada dasarnya, apabila suatu senyawa kimia dipanaskan, maka akan terurai menghasilkan unsur-unsur penyusunnya dalam wujud gas atau uap. Kemudian, atom-atom dari unsur logam tersebut mampu menyerap sejumlah energi tinggi (keadaan tereksitasi). Pada keadaan energi tinggi, atom logam tersebut sifatnya tidak stabil sehingga mudah kembali ke keadaan semula (berenergi rendah) dengan cara memancarkan energi yang diserapnya dalam bentuk cahaya. Besarnya energi yang diserap atau yang dipancarkan oleh setiap atom unsur logam bersifat khas. Hal ini dapat ditujukkan dari wrna nyala atom-atom logam yang mampu meneyerap radiasi cahaya didaerah sinar tampak. Analisis Kualitatif Zat Anorganik 12
  • 16. . 4. Uji Manik Boraks Tes manik, kadang-kadang disebut manik boraks atau tes blister, merupakan metode analisis yang digunakan untuk menguji keberadaan logam tertentu. Tujuan dari tes ini adalah bahwa oksida logam ini menghasilkan warna yang khas bila terkena api bunsen. Tes ini kadang-kadang digunakan untuk mengidentifikasi logam dalam mineral yaitu dengan cara dipanaskan dalam nyala api dan didinginkan untuk mengamati warna yang khas Tes ini menggunakan boraks Na2B4O7.H2O yang bila dipanaskan akan kehilangan air hablur dan berubah menjadi B2O3. Mutiara-mutiara yang berwarna khas dapat dihasilkan dari garam-garam yang mengandung besi, kromium, mangan, kobal, dan nikel. Prosedurnya adalah sebagai berikut :  Kawat nikrom dibersihkan pada bagian ujungnya (tempat sampel) menggunakan HCl pekat dan dibakar dalam nyala api Bunsen  Ujung kawat nikrom dibengkokkan sehingga membentuk lubang sebesar kepala korek api Gambar 1.6  Ujung kawat pada lampu Bunsen dipanaskan hingga Uji Mutiara Boraks Sumber: memijar dan segera dimasukkan ke dalam serbuk http://webmineral.com/help/Bo raxBead.shtml boraks. Pemanasan dilanjutkan secara perlahan- lahan sehingga terjadi suatu mutiara yang jernih seperti kaca  Mutiara yang terbentuk ini dalam keadaan panas dimasukkan ke dalam serbuk sampel yang dibuat Analisis Kualitatif Zat Anorganik 13
  • 17. halus dan dipanaskan. Mula-mula dipanaskan dalam nyala api reduksi bawah lalu didinginkan, selanjutnya mutu dipanaskan lagi pada nyala api oksidasi bawah dan didinginkan  Warna nyala yang ditimbulkan dalam keadaan panas dan dingin pada kedua daerah nyala ( nyala oksidasi dan reduksi) diamati  Pengerjaan di atas dilakukan berulang-ulang sampai warna yang ditimbulkan dapat diamati secara jelas. Tabel 1.5 Uji Mutiara Boraks Nyala Oksidasi Nyala Reduksi Logam Hijau ketika panas, biru Tak berwarna ketika panas, merah tak Cu ketika dingin tembus cahaya ketika dingin Coklat-kekuningan atau Hijau, ketika panas dan dingin Fe merah ketika panas, kuning ketika dingin Kuning-tua ketika panas, Hijau, ketika panas dan dingin Cr hijau ketika dingin Lembayung (kecubung) Tak berwarna, ketika panas dan dingin Mn ketika panas dan dingin Biru, ketika panas dan dingin Biru, ketika panas dan dingin Co Coklat-kemerahan ketika Abu-abu atau hitam dan tak tembus Ni panas cahaya ketika dingin Analisis Kualitatif Zat Anorganik 14
  • 18. Tabel 1.6 Warna Beberapa Logam pada Uji Mutiara Boraks Logam Nyala Oksidasi Nyala reduksi Alumunium Tak berwarna (panas dan Tidak berwarna, buram dingin), buram Antimoni Tidak berwarna, kuning Abu-abu dan buram atau coklat (panas) Barium Tanpa warna Bismut Tidak berwarna, kuning Abu-abu dan buram atau kecoklatan (panas) Kadmium Tanpa warna Abu-abu dan buram Kalsium Tanpa warna Cerium Merah (panas) Tak berwarna (panas dan dingin) Khrom Gelap kuning (panas), hijau Hijau (panas dan dingin) (dingin) Kobalt Biru (panas dan dingin) Biru (pamas dan dingin) Tembaga Hijau (panas), biru (dingin) Merah, buram (dingin), tidak berwarna (panas) Besi Kuning atau kecoklatan Hijau (panas dan dingin) merah (panas dan dingin) Timbal Tidak berwarna, kuning Abu-abu dan buram atau kecoklatan (panas) Mangan Merah (panas dan dingin) Tak berwarna (panas dan dingin) Nikel Coklat. Merah (dingin) Abu-abu dan buram (dingin) Silikon Tanpa warna Tidak berwarna, buram Perak Tanpa warna Abu-abu dan buram Stronsium Tanpa warna Timah Tak berwarna (panas dan Tidak berwarna, buram dingin), buram Titanium Tanpa warna Kuning(panas), violet (dingin) Analisis Kualitatif Zat Anorganik 15
  • 19. . 5. Uji Manik Fosfat Cara pengujiannya serupa dengan manik boraks, hanya saja dalam uji ini yang digunakan adalah garam mikrokosmik, natrium ammonium hirogen fosfat tetrahidrat Na(NH2)HPO4.4H2O. Manik tembus cahaya tak berwarna mengandung natrium metafosfat Na(NH4)HPO3 NaPO3 + H2O + NH3 Ini bereaksi dengan oksida logam untuk membentuk ortofosfat, yang seringkali berwarna. Jadi manik fosfat biru diperoleh dengan garam kobalt : NaPO3 + CoO = NaCoPO4 Pada umumnya, manik boraks lebih kental dibandingkan manik fosfat. Oleh karena itu manik boraks melekat dengan baik pada kawat nikrom atau platinum sehingga menyebabkan warna-warna fosfat yang umumnya mirip warna-warna manik boraks biasanya lebih kuat. Tabel 1.7 Warna Beberapa Logam pada Uji Mutiara Fosfat Logam Nyala Oksidasi Nyala Reduksi Tembaga Panas : hijau Panas : tak berwarna Dingin : biru Dingin : merah Besi Panas : coklat kekuningan Panas : kuning atau coklat kemerahan Dingin : tak berwarna Dingin : kuning Analisis Kualitatif Zat Anorganik 16
  • 20. Kromium Panas : hijau Panas : hijau Dingin : hijau Dingin : hijau Mangan Panas : ungu Panas : tak berwarna Dingin : ungu Dingin : tak berwarna Kobalt Panas : biru Panas : biru Dingin : biru Dingin : biru Nikel Panas : coklat Panas : Dingin : coklat Dingin : Abu-abu Vanadium Panas : kuning Panas : Dingin :kuning Dingin : hijau Wolfram Panas : kuning pucat Panas : hijau Dingin : tak berwarna Dingin : biru Uranium Panas : kuning Panas : hijau Dingin : hijau -kekuningan Dingin : hijau Titanium Panas : tak berwarna Panas : kuning Dingin :tak berwarna Dingin : ungu 6. Uji Manik Natrium Karbonat Manik natrium karbonat dibuat dengan cara melumerkan sedikit natrium karbonat dalam kawat platinum dalam nyala Bunsen. Manik natrium karbonat berwarna putih dan buram. Analisis Kualitatif Zat Anorganik 17
  • 21. 7. Tes Reduksi Arang . Kayu Tes dilakukan pada sebongkah arang kayu yang dikeruk membentuk rongga kecil. Cuplikan ditaruh didalam rongga dan dipanasi dalam nyala oksidasi dan garam kristal pecah.Pembakaran menandakan adanya zat pengoksidasi (NO3-, NO2-, ClO3- dsb). Cuplikan sering dicampur Na2CO3 anhidrat atau campuran lelehan nyala pereduksi. Reaksi awal terdiri dari pembentukan karbonat dari kation-kation dan garam alkali dari anion. Garam alkali diserap oleh arang yang berpori dan karbonat terurai menjadi oksida dan CO2. Oksida logam dapat terurai lebih lanjut/tereduksi menjadi logam atau tetap tidak berubah. Urutan Kemudahan direduksi: K,Na,Ba,Sr,Ca,Mg.Al,Mn,Zn,Cd,Fe,Co,Ni,Sn,Pb,Cu,As,Bi,Sb,Hg,Ag Tabel 1.8 Uji reaksi dengan arang kayu Pengamatan Kesimpulan Zat hancur menjadi serbuk Garam-garam kristalin (misal NaCl, KCl) Zat terbakar dengan tiba-tiba Nitrat, nitrit, klorat, perklorat, iodat, permanganate Zat melebur dan diserap oleh arang, atau Garam-garam alkali dan beberapa garam membentuk manik cair alkali tanah Zat tak dapat melebur dan berpijar atau Campurkan dengan Na2CO3 anhidrat membentuk kerak diatas arang Analisis Kualitatif Zat Anorganik 18
  • 22. Tabel 1.9 Pemijaran dengan Na2CO3 di atas arang Pengamatan Kesimpulan Putih tak dapat lebur, berpijar ketika panas BaO, SrO, CaO, MgO, Al2O3, ZnO, SiO2 Kerak tanpa logam: - Putih, kuning ketika panas ZnO - Putih, bau bawang putih As2O3 - Coklat CdO Kerak dengan logam: - Putih; logam getas Sb - Kuning; logam getas Bi - Kuning; logam dapat idtempa Pb Logam tanpa kerak: - Partikel-partikel logam abu-abu Fe, Ni, Co yang tertarik magnet - Manik-manik yang dapat ditempa Ag dan Sn(putih), Cu(serpih-serpih merah), Au Di sini dapat dipakai asam sulfat encer (1 M) dan asam sulfat pekat. Karena asam sulfat adalah asam kuat, maka sebagai hasil dari reaksi ini, asam lemah akan terdesak keluar. Sebagai contoh : Analisis Kualitatif Zat Anorganik 19
  • 23. CO32+ + 2H+ H2CO3  H2CO3 H2O + CO  OAc- + H+ HOAc H2SO4 ENCER ,,,mnjk Sedikit zat dicampur dengan ± ½ ml H2SO4 1 M, jika perlu campuran ini dapat dipanaskan. a. Gas tak berwarna  SO2 : bau merangsang, kertas bikromat + H2SO4 menjadi hijau sulfit. Jika diikuti dengan pengendapan S tio sulfat.  H2S : bau telur busuk, kertas Pb-asetat menjadi hitam Sulfida  CO2 : mengeruhkan setetes Ba(OH)2 karbonat  HOAc : kertas lakmus biru menjadi merah dan bau cuka Asetat b. Gas berwarna  NO2 : warna coklat, bau merangsang, membirukan kertas benzidin ada nitrit  Br2 : warna coklat, bau merangsang, membirukan kertas KI + kanji ada hipobromit  Cl2 : warna kuning – hijau, bau merangsang, membirukan kertas KI + kanji ada hipokhlorit Analisis Kualitatif Zat Anorganik 20
  • 24. . H2SO4 PEKAT Sedikit zat dicampurkan dengan ½ ml H2SO4 pekat jika perlu campuran ini dapat dipanaskan. Dapat terjadi a. Gas tak berwarna  HCl : bau merangsang dengan batang pengaduk yang telah dicelupkan dengan NH4OH memberikan uap putih NH4Cl garam-garam klorida  CO2 : mengeruhkan setetes Ba(OH)2 garam-garam karbonat dan oksalat  H2S : mengeruhkan kertas Pb-asetat sulfide dan polisulfida  HgOAc : bau cuka garam-garam asetat  HF : bau merangsang. Dalam keadaan dingin seperti berminyak dan bila dipanaskan keluar gas yang dapat mengikis gelas garam-garam flourida atau silikoflourida b. Gas berwarna  HBr dan Br2 : bau merangsang, warna coklat, membirukan kertas KI + kanji garam-garam bromide  NO2 : bau merangsang, warna coklat, membirukan kertas kanji garam-garam nitrat  ClO2 : gas kuning, dapat meledak garam-garam khlorat  I2 : gas ungu, bau merangsang, membirukan kertas kanji garam-garan iodide Analisis Kualitatif Zat Anorganik 21
  • 25.  Cl2 : gas kuning, bau merangsang, memutihkan kertas lakmus, membirukan kertas kanji + kanji garam-garam klorida disamping adanya oksidator Pemeriksaan kation dan anion yang senyawanya mudah menguap meliputi pemeriksaan adanya ion-ion ammonium (NH4+), karbonat (CO32-). asetat (CH3COO-), hipoklorit (ClO-) dan sulfida (S2-) a. NH3+ : Sedikit zat asal ditambah larutan NaOH lalu dipanaskan. Adanya ammonia dapat dibuktikan dari baunya, perubahan warna kertas lakmus merah menjadi biru, pereaksi Nessler menjadi coklat b. CO32- : Zat asal diasamkan dengan HCl encer, gas yang timbul diperiksa dengan air kapur atau air barit. Kekeruhan menandakan adanya ion karbonat c. CH3COO- : Zat asal digerus dengan KHSO4. Adanya asetat diketahui dari baunya d. ClO- : Zat asal di ekstrak, ekstrakanya diasamkan dengan asam asetat lalu diendapkan dengan Pb2+ e. S2- : Zat asal diasamkan dengan HCl, gas yang timbul diperiksa dengan kertas Pb-asetat. Adanya warna hitam pada kertas menandakan adanya S2- Analisis Kualitatif Zat Anorganik 22
  • 26. c Pemeriksaan pendahuluan adalah tahapan analisa awal dalam analisis kualitatif berdasarkan pengamatan terhadap karakteristik fisis sampel, meliputi pemeriksaan pendahuluan dengan uji kering, pemeriksaan hasil-hasil yang mudah menguap dan pemeriksaan dengan asam sulfat. Untuk cuplikan padat pemeriksaan pendahuluan antara lain meliputi rupa (warna, bau), pemanasan, dan tes nyala. Sedangkan untuk cuplikan cairan, selain mengamati warna, baud an sifat-sifat fisika juga memeriksa sifat larutan tersebut. Pemeriksaan uji kering meliputi pengamatan rupa dan bentuk zat pada suhu kamar, uji nyala, uji manik boraks, uji manik fosfat, uji manik natrium karbonat, dan tes reduksi arang kayu. Pemeriksaan kation dan anion yang senyawanya mudah menguap meliputi pemeriksaan adanya ion-ion ammonium (NH4+), karbonat (CO32-). asetat (CH3COO-), hipoklorit (ClO-) dan sulfida (S2-). Analisis Kualitatif Zat Anorganik 23
  • 27. 1. Jelaskan cara melakukan analisis pendahuluan ! 2. Sebutkan metode analisis kualitatif bahan secara fisis untuk sampel cairan ! 3. Sebutkan metode analisis kualitatif bahan secara fisis untuk sampel padatan ! 4. Jelaskan cara melakukan tes uji nyala dan berikan contohnya ! 5. Jelaskan fungsi kaca kobalt pada tes Uji nyala ! 6. Mengapa tes uji nyala warna nyala Natrium menggunakan kaca kobalt tidak nampak (tidak ada warna) ? 7. Jelasakan apa yang terjadi dan bagaimana reaksinya pemeriksaan garam nikel dengan uji manik boraks ! 8. Tuslikan reaksi pada pemeriksaan kation dan anion yang senyawanya mudah menguap di bawah ini dan jelaskan bagaimana mengamati adanya kation atau anion tersebut: a. NH4+ b. CO3- c. S2- Analisis Kualitatif Zat Anorganik 24
  • 28. Tujuan Pembelajaran Dalam analisa kualitatif cara memisahkan ion logam tertentu harus mengikuti prosedur kerja yang khas. Zat Setelah mempelajari bab ini, yang diselidiki harus disiapakan atau diubah dalam bentuk siswa diharapkan dapat: suatu larutan. Untuk zat padat kita harus memilih zat  Megetahui cara mengidentifikasi dan pelarut yang cocok. Ion-ion logam pada golongan-golongan pemisahan kation dalam diendapakan satu persatu dan diklasifikasikan dalam 5 setiap golongan golongan berdasarkan sifat-sifat kation itu terhadap  Mengetahui jenis pelarut yang digunakan dalam beberapa reagensia. Pada bab ini akan dibahas secara lebih pengendapan setiap luas bagaimana pemisahan dan pengendapan kation setiap gologan golongan.  Mengetahui cara menghilangkan ion pengganggu Pokok Pembahasan A. Skema H2S Kata Kunci B. Golongan I  Endapan  Pengendapan C. Golongan II  Cara H2S  Pemisahan D. Golongan III  Ion pengganggu  Reaksi Identifikasi E. Golongan IV  Kation F. Golongan V Analisis Kualitatif Zat Anorganik 25
  • 29. Analisis Kualitatif Zat Anorganik 26
  • 30. Analisis kation memerlukan pendekatan yang sistematis. Umumnya ini dilakukan dengan dua cara yaitu pemisahan dan identifikasi. Pemisahan dilakukan dengan cara mengendapkan suatu kelompok kation dari larutannya. Kelompok kation yang mengendap dipisahkan dari larutan dengan cara sentrifus dan menuangkan filtratnya ke tabung uji yang lain. Larutan yang masih berisi sebagian besar kation kemudian diendapkan kembali membentuk kelompok kation baru. Jika dalam kelompok kation yang terendapkan masih berisi beberapa kation maka kation- kation tersebut dipisahkan lagi menjadi kelompok kation yang lebih kecil, demikian seterusnya sehingga pada akhirnya dapat dilakukan uji spesifik untuk satu kation. Jenis dan konsentrasi pereaksi serta pengaturan pH larutan dilakukan untuk memisahkan kation menjadi beberapa kelompok. Suatu skema analisis standar untuk mengidentifikasi 25 kation dan 13 anion yang berbeda telah disusun. Skema analisis tersebut terus dikembangkan sehingga sekarang orang dapat memilih skema yang sesuai dengan kondisi yang ada dilaboratorium masing-masing. Bahkan tidak menutup kemungkinan untuk memodifikasi dan mengembangkan sendiri skema tersebut. Tabel berikut ini menunjukkan kelompok kation dan pereaksi yang digunakan dalam analisis kualitatif standar. Kation dalam suatu cuplikan dapat diketahui dengan melakukan uji menggunakan pereaksi-pereaksi yang spesifik, meskipun agak sulit mendapatkan pereaksi yang spesifik untuk setiap kaiton. Oleh karena itu umumnya dilakukan terlebih dahulu penggolongan kaiton. Sebelum dilakukan pengendapan golongan dan reaksi identifikasi kation dengan cara basah cuplikan padat harus dilarutkan dahulu. Supaya mendapatkan Analisis Kualitatif Zat Anorganik 27
  • 31. larutan cuplikan yang baik, zat yang akan dianalisis dihomogenkan dahulu sebelum dilarutkan. Dalam proses pelarutan bahan alam yang tidak diketahui dengan tepat komponen penyusunnya harus dilakukan secara bertahap mulai dari pelarutan dalam air hingga penggunaan air raja (aqua regia), mulai dari keadaan dingin hingga panas. Diagram tahapan pelarutan sampel padatan anorganik, secara ringkas dapat dijelaskan pada gambar2.1 berikut. Gambar 2.1 Diagram Pelarutan untuk Analisis Cara Basah Sampel dilarutkan dalam air dingin-panas Larutan analit Residu dilarutkan dalam HCl encer dingin-panas Larutan analit Residu dilarutkan dalam HCl pekat dingin-panas Larutan analit Residu dilarutkan dalam HNO3 encer dingin-panas Larutan analit Residu dilarutkan dalam HNO3 pekat dingin-panas Larutan analit Residu dilarutkan dalam aqua regia Larutan analit Residu dilebur, senyawa refractory Analisis Kualitatif Zat Anorganik 28
  • 32. Larutan cuplikan dapat mengandung bermacam-macam kation. Ada beberapa cara pemerikasaan kation secara sistematis, misalnya cara fosfat dari Remy, cara Peterson dan cara H2S. Pada bagian ini akan dibahas pemisahan kation berdasarkan skema H2S menurut Bergman yang diperluas oleh Fresenius, Treadwell dan Noyes. Dalam cara H2S kation-kation diklasifikasikan dalam lima golongan berdasarkan sifat-sifat kation tersebut terhadap beberapa pereaksi. Pereaksi golongan yang paling umum dipakai adalah asam klorida, hidrogen sulfida, amonium sulfida dan amonium karbonat. Jadi klasifikasi kation didasarkan atas perbedaan dari klorida, sulfida dan karbonat kation tersebut. Penambahan perekasi golongan akan mengendapkan ion-ion dalam golongan tersebut. Masing-masing golongan kemudian dipisahkan kemudian dilakukan pemisahan ion-ion segolongan dan dilakukan identifikasi terhadap masing- masing ion. Gambar 2.2 Skema Pemisahan Kation Berdasarkan Skema H2S Analisis Kualitatif Zat Anorganik 29
  • 33. Tabel 2.1 Kelompok Kation dan Pereaksi Pengendapnya Golongan Kation Pereaksi Pengendap/kondisi 1 Ag+, Hg+, Pb2+ HCl 6 M 2 Cu2+, Cd2+, Bi3+, Hg2+, Sn4+, Sb3+ H2S 0,1 M pada pH 0,5 3 Al3+, Cr3+, C02+, Fe2+, Ni2+, Mn2+, H2S 0,1 M pada pH 9 Zn2+ 4 Ba2+, Ca2+, Mg2+, Na+, K+, NH4+ Tidak ada pereaksi pengendap golongan 5 Golongan sisa Tidak ada pereaksi pengendap golongan Kation golongan 1 membentuk endapan dengan HCl encer. Endapan tersebut adalah PbCl2, Hg2Cl2 dan AgCl yang semuanya berwarna putih. Untuk memastikan endapan tersebut hanya mengandung satu kation, dua katiom atau tiga kation maka dilanjutkan dengan pemisahan dan identifikasi kation golongan I. Kation golongan I : Timbel(II), Merekurium(I), dan Perak(I) Pereaksi golongan : Asam klorida encer(2M) Reaksi golongan : endapan putih timbal klorida (PbCl 2), Merkurium(I) klorida (Hg2Cl2), dan perak klorida (AgCl) Analisis Kualitatif Zat Anorganik 30
  • 34. Kation golongan I membentuk klorida-klorida yang tak larut, namun timbal klorida sedikit larut dalam air, dan karena itu timbal tak pernah mengendap dengan sempurna bila ditambahkan asam klorida encer kepada suatu cuplikan ion timbal yang tersisa itu diendapkan secara kuantitatif dengan H2S dalam suasana asam bersama- sama kation golongan II Nitrat dari kation-kation golongan I sangat mudah larut diantara sulfat-sulfat, timbal praktis tidak larut, sedang perak sulfat jauh lebih banyak. Kelarutan merkurium(I) sulfat terletak diantara kedua zat diatas. Bromide dan iodide juga tidak larut. Sedangkan pengendapan timbal halide tidak sempurna dan endapan itu mudah sekali larut dalam air panas.sulfida tidak larut asetat-asetat lebih mudah larut, meskipun perak asetat bisa mengendap dari larutan yang agak pekat. Hidroksida dan karbonat akan diendapkan dengan reagensia yang jumlahnya ekuivalen.tetapi pada reagensia berlebih, ia dapat bergerak dengan bermacam-macam cara dimana ada perbedaan dalam sifat-sifat zat ini terhadap ammonia. Berdasarkan Hasil suatu Percobaan No Kation/Laru Perlakuan Reaksi Perubahan Hasil Pembahasan tan Uji menurut Pengamata literatur n + 1 Perak (Ag ) a. Ditambahkan AgNO3(aq)+HCl( Terbentuk Terbentuk Endapan putih yang dalam HCl sampai aq)→ AgCl (S)↓ endapan putih endapan terbentuk AgNO3 mengendap + HNO3(aq) yaitu perak putih adalan perak klorida klorida Endapan AgCl(s) + Endapan larut Endapan Endapan AgCl hanya ditambah NH4OH NH4OH(aq) → dalam ammonia sedikit sedikit larut sedikit demi Cl(aq) + H2O(l) encer larut dimungkinkan karena + sedikit +[Ag(NH3)2] (aq) mambentuk penambahan NH4OH ion diamino kurang argemat banyak dan terbentuk kompleks [Ag(NH3)2]+ , adanya kompleks juga memperbesar kelarutan sehingga AgCl dapat larut. Analisis Kualitatif Zat Anorganik 31
  • 35. b. Ditambahkan 2AgNO3(aq) + Terbentuk Larutan Endapan agak coklat NH3 tetes demi NH3(aq) + H2O(l) endapan coklat putih yang terbentuk tetes → Ag2O(s) + perak oksida keruh, ada adalah endapan 2NH4NO3(aq) endapan perak oksida (Ag2O), agak coklat karena sedikit penambahan NH3 mungkin kurang banyak sehingga endapan yang terbentuk berwarna agak coklat. c. Ditambah H2S 2AgNO3(aq) + Dalam suasana Endapan Endapan hitam yang sampai terbentuk H2S(aq) → netral/asam hitam, terbentuk NaNO3(aq) + terbentuk larutan agak adalah perak sulfide endapan Ag2S(s) endapan hitam hitam (Ag2S), larutan agak atau 2Ag+(aq) perak sulfida hitam mungkin + H2S(aq) → karena endapan Ag2S↓ + 2H+ belum mengendap semua. d. Ditambah 2AgNO3(aq) + Terbentuk Larutan Endapan yang NaOH 2NaOH(aq) → endapan coklat putih keruh terbentuk adalah Ag2O↓ + H2O(l) perak oksida agak coklat, perak oksida (Ag2O), + 2NaNO3(aq) ada larutan endapan berwarna putih keruh sedikit agak coklat karena endapan perak oksida belum semuanya mengendap . e. Ditambah AgNO3(aq) + Terbentuk Terbentuk Endapan yang K2Cr2O4 sampai K2Cr2O4(aq) → endapan merah endapan terbentuk adalah terbentuk Ag2CrO4(s) + kromat yang perak kromat, warna endapan 2KNO3(aq) berwarna larutan merah darah merah karena endapan darah belum mengendap seluruhnya 2+ - 2 Merkuri a. ditambah HCl Hg2 (aq) + 2Cl Terbentuk Larutan Larutan berwarna (Hg+) dalam sampai terbentuk (aq) endapan putih berwarna putih keruh karena HgNO3 → Hg2Cl2(s) Merkuri (I) putih keruh endapan belum endapan klorida(kalomer sepenuhnya ) mengendap b. Ditambah Hg22+(aq) + Terbentuk Larutan Endapan yang 2- Na2CO3sampai CO3 (aq) → endapan berwarna terbentuk adalah terbentuk Hg2CO3(s) ↓ kuning merah endapan merkuri (I) endapan merkurium (I) bata, ada karbonat Hg2CO3(s) karbonat endapan Analisis Kualitatif Zat Anorganik 32
  • 36. 2+ - c. Ditambah Hg2 (aq) + 2OH Terbentuk Larutan Endapan yang NaOH sampai (aq) → Hg2O(s) endapan hitam kuning terbentuk adalah terbentuk + H2O(l) Merkurium (I) keorange- Merkurium (I) Oksida endapan Oksida an, ada Hg2O endapan d. Ditambah Hg22+(aq) + Terbentuk Endapan Tidak terbentuknya 2- K2CrO4dengan CrO4 (aq) → endapan larut, endapan, mungkin dipanasi Hg2CrO4(s) kristalin warna ke- dikarenakan larutan Merah orange-an K2CrO4 yang merkurium (I) agak bening ditambahkan kurang Kromat banyak. 2+ - 3 Timbal 1. Di tambahkan Pb (aq) + 2Cl Terbentuk Larutan Endapan putih yang (Pb2+) dalam HCl sampai (aq)  endapan putih bening, ada terbentuk adalah larutan terbentuk PbCl2↓ atau dalam larutan banyak PbCl2 Pb(NO3)2 endapan Pb(NO3)2 (aq) + yang dingin endapan HCl (aq) → dan tak terlalu putih PbCl2(s) + encer 2HNO3 (aq) 2. Ditambah Pb2+(aq) + 2OH- Terbentuk Endapan Endapan yang NaOH (aq) → endapan putih bening terbentuk adalah sampai Pb(OH)2↓ Timbel kemudian timbel hidroksida terbentuk hidroksida menjadi Pb(OH)2 ↓ endapan keruh 3. Ditambah H2S Pb2+(aq) + H2S Terbentuk Endapan Endapan hitam sampai (aq) → PbS (s) + endapan hitam hitam mengkilat adalah terbentuk 2H+ (aq) timbal sulfida mengkilat endapan PbS endapan banyak diatas larutan endapan larut sempurna 4. Ditambah Pb(NO3)2(aq) + Terdapat Larutan Endapan putih yang H2SO4 sampai H2SO4(l) endapan putih agak keruh, terbentuk adalah terbentuk →PbSO4(s) + timbal sulfat ada timbal sulfat endapan 2HNO3(aq) atau endapan Pb2+(aq) + SO42- putih (aq) → PbSO4(s) ↓ 5. Ditambah Pb2+(aq) + Terbentuk Larutan Seharusnya endapan K2CrO4sampai CrO42-(aq) → endapan berwarna berwarna kuning, terbentuk PbCrO4(s) ↓ kuning kuning, tetapi endapan endapan timbel kromat endapan berwarna kuning kuning ke-orange-an, keorange- mungkin karena an penambahan K2CrO4 terlalu banyak Analisis Kualitatif Zat Anorganik 33
  • 37. Hasil suatu Percobaan Pada Percobaan ini diuji 10 ml sampel yang akan diduga mengandung golongan I yaitu Pb2+, Hg+, dan Ag+. Terhadap sampel ini akan dilakukan pemisahan dan identifikasi agar diperoleh kation-kation golongan. Berikut adalah salah satu gambar percobaan : Gambar Keterangan Sampel yang diduga mengandung Pb2+, Hg22+, dan Ag+ Endapan setelah disaring Endapan ditambah 20 ml aquades dan dipanaskan Endapan setelah dicuci dengan HCl Analisis Kualitatif Zat Anorganik 34
  • 38. Filtrat diuji dengan K2Cr2O7, adanya warna hitam menunjukkan adanya kation Pb2+ Endapan setelah disiram ammonia, adanya warna hitam menunjukkan adanya kation Hg22+ (Sumber : http://dika96.wordpress.com/2010/11/14/pemisahan-dan-identifikasi-kation-golongani/) CONTOH SOAL 2.1 Suatu sampel diketahui mengandung kation golongan 1. Penambahan K2CrO4 filtrat air panasnya membentuk endapan kuning. Endapan sisa setelah penambahan air panas larut seluruhnya dengan penambahan amoniak. Tentukan kation yang ada dan tidak ada? Jawab: Kation yang ada: 1. Pb2+, hal ini karena Pb2+ larut dalam air panas dan membentuk endapan kuning dengan K2CrO4 Reaksi yang berlangsung: Pb2+ + 2Cl  PbCl2 2. Ag+, karena Ag+ larut dengan NH3 dengan reaksi sebagai berikut: AgCl + 2NH3  [Ag(NH2)2]+ + Cl- Kation yang tidak ada: Hg22+, karena jika ada Hg+ maka endapan tidak akan larut seluruhnya dengan penambahan amoniak Analisis Kualitatif Zat Anorganik 35
  • 39. Sepeti yang telah disampaikan sebelumnya dalam analisa kation anorganik terdapat tahap analisa yang dilakukan untuk memisahkan kation-kation golongan II. Kation-kation ini didapatkan dari filtrat yang tidak dapat diendapkan pada analisa pemisahan dolongan I. Kation yang tidak mengendap ini terbagi kedalam dua golongan yakni golongan II A atau golongan tembaga (Hg2+, Bi3+, Pb2+, Cu2+, dan Cd2+) dan golongan II B atau golongan arsenik (As3+, As5+, Sb3+, Sb5+, Sn2+, dan Sn5+). Dalam proses analisanya, pertama kali haruslah diadakan pemisahan antara golongan II A dan golongan II B terlebih dahulu. Pemisahan ini dapat dilakukan dengan cara amonium polisulfida dan kalium hidroksida. Pemisahan dengan cara amonium polisulfida dilakukan untuk mendapatkan kation golongan tembaga. Hal ini dikarenakan kation yang termasuk kedalam golongan arsenik tidak mengendap dalam larutan amonium polisulfida. Dengan kata lain, kation golongan arsenik akan mendap dengan cara kalium hidroksida. Analisa lebih lanjut dilakukan untuk memgidentifikasikan kandungan kation yang terdapat pada tiap golongan tersebut. a. Analisis golongan II A Untuk menganalisa dan memisahkan kation-kation golongan II A atau golongan tembaga (Hg2+, Bi3+, Pb2+, Cu2+, dan Cd2+), dapat dilakukan dengan dua cara yakni cara asam sulfat dan natrium hidroksida. Analisis Kualitatif Zat Anorganik 36
  • 40. 1. Analisa dan pemisahan cara asam sulfat Endapan yang sudah terbentuk sebelumnya dianaliasa kembali dengan dengan larutan HNO3 encer, ini bertujuan untuk memisahkan kation yang telah mengendap. Maka akan didapat reaksi sebagai berikut, 3PbS + 8H+ + 2NO3- 3Pb2+ + 3S + 2NO + 4H2O Bi2S3 + 8H+ + 2NO3- 2Bi3+ + 3S + 2NO + 4H2O 3CuS + 8H+ + 2NO3- 3Cu2+ + 3S + 2NO + 4H2O 3CdS + 8H+ + 2NO3- 3Cd2+ + 3S + 2NO + 4H2O Endapan HgS sukar larut dalam larutan HNO3 encer, maka HgS dapant dilarutkan dengan menggunakan campuran larutan NaOCl-HCl yang akan membentuk HgCl2 yang tak terdisosiasi dengan reaksi HgS + OCl- + 2H+ HgCl2 + S + H2O Kemudian dari setiap kation yang dihasilkan tadi direaksikan dengan larutan asam sulfat sehingga akan muncul endapan yang berciri khusus sesuai dengan kation-kation yang trerkandung dalam endapan yang terbentuk. Endapan yang terbentuk dari reaksi antara kation Pb2+ dengan larutan asam sulfatakan membentuk endapan berwarna putih. Kation Bi3+ yang bereaksi akan membentuk endapan berwarna hitam. Kation Cu 2+ yang bereaksi akan membentuk endapan berwarna biru. Kation Cd2+ yang bereaksi akan membentuk endapan berwarna kuning cerah. Dan kation dari Hg 2+ yang bereaksi membentuk endapan berwarna hitam. Analisis Kualitatif Zat Anorganik 37
  • 41. 2. Analisa dan pemisahan cara natrium hidroksida Endapan yang telah didapat sebelumnya diencerkan terlebih dahulu dengan cara yang sama seperti cara asam sulfat. Setelah didapat kation-kationnya maka direaksikan dengan natrium hidroksida, sehingga akan muncul endapan baru yang mencirikan sifat dari masing-masing kation. Kation Pb2+ yang bereaksi membentuk endapan berwarna kuning. Kation Bi3+ yang bereaksi akan membentuk endapan berwarna hitam. Kation Cu 2+ yang bereaksi akan membentuk endapan berwarna biru pekat. Kation Cd2+ yang bereaksi akan membentuk endapan berwarna kuning. Dan kation dari Hg 2+ yang bereaksi membentuk endapan berwarna hitam. b. Analisis golongan II B Pada tahapan penganalisaaan dan pemisahan kation-kation golongan II B atau golongan arsenik (As3+, As5+, Sb3+, Sb5+, Sn2+, dan Sn5+) dapat dilakukan dengan dua cara, yakni dengan cara analisa dengan menggunakan amonium polisulfida dan kalium hidroksida. 1. Analisa dan pemisahan cara ammonium polisulfida Larutan yang pada awal analisa pada sebelumnya direaksikan dengan penambahan HCl pekat secara bertahap. Jika hasil reaksi tadi menghasilkan endapan yang berwarna kuning atau jingga maka endapan tersebut mengandung kation golongan II B atau golongan arsenik. Endapan yang telah didapat kemudian direaksikan dengan larutan Ag NO3 maka akan terjadi reaksi pembentukan endapan Ag3AsO4 yang berwarna merah kecoklatan. Analisis Kualitatif Zat Anorganik 38
  • 42. Filtrat yang telah didapat dari reaksi pelarutan sebelumnya direaksikan dengan NaNO2 secara bertahap dalam jumlah kecil kemudian ditambhakna dengan Rhodamin-B maka akan muncul endapan kuning lembayung yang menandakan endapan kation Sb. Sisa filtrat dari pelarutan tadi direaksikan kembali dengan larutan asam tartarat dan akan menghasilkan endapan berwarana merah, menandakan bahwa ada endapan kation Sn. 2. Analisa dan pemisahan cara kalium hidroksida Dalam filtrat dari golongan II A atau golongan I tembaga direaksian dengan larutan HNO3 encer sampai larutan bersifat asam, maka akan muncul endapan berwarna kuning dari endapan As2S3. Filtrat yang didapat dari analisa arsenik direaksikan dengan larutan NH3 encer kemudian ditambahkan dengan sedikit oksalat maka akan terdapat endapan yang berwarna jingga dari Sb2S3. Filtrat yang tersisa direaksikan kembali dengan sedikit larutan HgCl2, jika muncul endapan putih dari Hg2Cl2, maka itu menandakan terdapat kation Sn. Prosedur analisis kation golongan II Filtrate yang telah didapat dari hasil pengenceran direaksikan dengan Prosedur 1 larutan peroksida agar terjadi oksidasi pada katiion Pb. Mengatur keasamaan dari filtrate agar tidak terjadi pengendapan kation golongan III (Fe3+,Ni2+, Mn2+, Co2+, dan Zn2+). Untuk mengetahui endapan yang terbentuk adalah kation-kation dari golongnan II, maka dapat diidentifikasikan dari warna endsapan yang terbentuk berwarna kuning kecoklatan atau sampai hitam. Analisis Kualitatif Zat Anorganik 39
  • 43. Pemisahan didasarkan berdasarkan siafat asam dari Sb2S3, SnS2 yang Prosedur 2 bersifat amfoter dapat dilakukan menurut teori lewis. PbS dan CuS dapat larut dan mengoksidasi ion S2-. Kemudian untuk Prosedur 3 meningkatkan kelarutan HgS, maka harus direaksikan dengan penambahan konsentrasi asam dan akan membentuk kompleks [HgCl4]2-. Untuk mendeteksi kandungan Hg maka dapat dilakukan desngan cara Prosedur 4 mereduksi filtrate yang menagndung tembaga maka akan muncul lapisan endapan perak. Lapisan tersebut menandakan adanya kandungan Hg dengan reaksi berikut, [HgCl4]2- + Sn2+ Hg2Cl2 + Sn2+ Hg Jika muncul endapan putih, abu-abu atau hitam maka nenandakan endapan mengandung Hg. Pengupan dengan asam sulfat dilakukan untuk menhilangkan Prosedur 5 kandungan nitrat. Setlah penguapan selesai maka akan didapat endapan PbSO4. Untuk menyempurnakan endapan tersebut tambahkan dengan air sehingga didapati endapan dengan reaksi Pb2+ + H2SO4- + H2O PbSO4 + H3O+ Maka akan didapati endapan berwarna putih. Sifat amfoter dari Pb2+ menyebabkan kelarutan yang tinggi dalam Prosedur 6 keadaan basa. Reaksi [Pb(OH)4]2- dengan asam asetat menghasilkan ion Pb2+ dalam larutan. Tujuan identifikasi ialah untuk menghilangkan kandungan timbal dalam larutan atau raksa dan untuk membentuk kompleks dari tembaga yang berwarna biru pekat. Untuk menguji lebihlanjut maka komplek ersebut direaksikan denga klorofom maka akan membentuk larutan berwarna hijau. Analisis Kualitatif Zat Anorganik 40
  • 44. Gambar Diagram Alir Analisis Golongan II Analisis Kualitatif Zat Anorganik 41
  • 45. Dalam proses penganalisaan golongan I dan golongan II telah menggunakan berbagai larutan yang bermacam-macan untun menggolongkan katiion-kation yang ada. Ion –ion yang dapat mengaanggu dalam proses analisa, beberapa ion biasanya muncul sebagai ion fosfat, ion borat dan ion oksalat. Ion-ion ini secara umum dapat digolongkan kedalam dua jenis ion pengganggu yakni, ion yang bila berada dalam larutam akan membentuk ion-ion komplks yang jauh lebih stabil sehingga sulit untuk dipecah kedalam bentuk ion yang sederhana. Yang kedua adalah ion yang pada kondisi-kondisi tertentu membentuk senyawa yang sangat sukar larut sehinnga endapan yang terbentuk akan sulit pula untuk diidentifikasi. Pada jenis ion yang pertama biasanya akan terus berbentuk larutan sehingga identifikasi endapan akan sukar dilakukan. Kelarutan yang tinngi akan mempengaruhi proses pengendapan ion besi, kromium, dan alumunium tidak terjadi dengan sempurna bahkan samasekali tidak terjadi pengendapan. Sedangkan yang tertjadi pada jenis ion yang kedua adalah sukarnya untuk terjadi pelarutan. Pada kondisi ini, filtrat yang mengandung golongan III akan langsung mengendap. Inalah yang menjadi penyebab utama ion-ion logam yang ada akan sukar untuk dilarutkan. Olh sebab tersebut, maka ion-ion pengganggu yang muncul haruslah direduksi terlebih dahulu sebelum melakukan analisa dan pemisahan golongan III. a. Penghilangan Ion Pengganggu fosfat Untuk menghilangkan ion pengganggu yang mengandung fosfat dap dilakukan dengan cara mereaksikannya dengan zirkonium nitrat. Pertama endapkan terlebih dahulu seluruh filtrate yang mengandung ion fosfat dengan cara meneteskan reagensia Analisis Kualitatif Zat Anorganik 42
  • 46. zirkonium nitrat. Kemudian tambahkan NH4Cl padat kemudian dilelehkan sampai mendidih. Setelah itu tambahkan larutan NH3 encer secara bertahap dan saring sampai endapan hilang. Selain dengan cara zirkonium nitrat, dapat pula dilakukan denganmeraksikan filtrate dengan amonium molibdat. Pertama teteskan filtratt dengan HNO3. Kemudian teteskan larutan ammonium molibdat sampai muncul endapan kunig. Endapan kuning tersebuta adalah endapan dari ion fosfat, maka saring dan buang endapannya. b. Penghilangan Ion Pengganggu Borat Ion borat dapat dihilangkan dengan cara menguapkan secara terus-menerus dan dilakukan berulangkali sampai filtrat menjadi kering. Kemudian simpan residu diatas penangas dengan suatu campuran metanol dan larutan HCl pekat. Borat secara perlahan akan mengalami penguapan sebagai metil borat (CH3)BO3. Selain cara tersebut dapat pula dilakukan dengan cara direaksikan dengan sentrat. Pertama filtrate diasamkan dengan HCl pekat. Kemudian diteteskan pada kertas kurkuma. Kertas yang ditetesi larutan tersebut dikeringkan secara hati-hati. Setelah kering teteskan dengan larutan NaOH pekat. Penambahan NaOH akan mengidentifikasikan bahwa filrtart mengandung borat. Maka tambahkan Na2CO3 dan diamkan sampai borat habis menguap dalam lemari asam. c. Penghilangan Ion Pengganggu Oksalat Dalam menghilangkan ion oksalat cukup diupkan saja filtarat yang mengandung ion tersebut. Sebelum diuapkan filtrate harus direaksikan dengan HNO3 pekat secara Analisis Kualitatif Zat Anorganik 43
  • 47. berulang-ulang. Kemudian residu yang muncul dpanaskan untuk menghilangkan ion oksalat secara sempurna. Dalam penganalisaaan kation-kation golongan III digunakan filtrat dari analisa dan pemisahan golongan I dan golongan II. Kation-kation yang termasuk kedalam golongan III adalah Fe3+, Ni2+, Mn2+, Co2+, dan Zn2+. Analisa ini dilakukan setelah ion-ion pengganggu yang sebelumnya terdapat pada filtrat telah dihilangkan sebelumnya. Ion- ion penggangggu ynag muncul biasanya akibat reaksi dari Al3+ pengenceran residu dan pada proses pengendapan kation yang golongan I dan kation golongan II. Dalam penganalisaaan kation golongan III dapat dilakukan secara bertahap. Pertama dalam penganalisaaan kation dari Fe dan Mn. Filtrat yang mengadung larutan Fe(OH)3 dan MnO2.xH2O, dilarutkan dengan larutan campuran dari HNO3 dan H2O2 dengan perbandingan 1:1. Kemudian larutan dididihkan untuk menguraikan H2O2. Setelah didinginkan tambahkan dengan tetesan natrium 2+ Mn bismutat. Kemudian dikocok dan biarkan sampai terdapat endapan. Analisis Kualitatif Zat Anorganik 44
  • 48. Endapan yang terbentuk berwarna lembayung, maka itu adalah Mn. Kemudian endapan dapat direaksikan dengan seditik larutan KSCN. Jika terdapat warna merah, maka terdapa kandungan Fe. Kemudian kemungkinan filtrat yang mengandung CrO4- yang berwarna kuning dan [Al(OH)4]- yang tidak berwarna dapat dianalisa dengan penambahan asam asetat dan penambahan larutan timbel asetat. Maka akan muncul endapan yang berwarna kuning. Endapan itu adalah endapan yang berasal dari Cr. Kemudian filtrat dapat pula ditambahkan dengan larutan HCl 2+ Cu encer lalu dalah sitambah lagi dengan larutan NH 3 sampai menjadi basa. Kemudian dipanaskan sampai mendidih, maka akan muncul endapa seperti gelatin yang berwarna putih. Endapan tersebut berasal dari Al. Reaksi yang terjadi pada Al adalah sebagai berikut Al(OH)3 + OH- [Al(OH)4]- [Al(OH)4]- + NH4+ Al(OH)3 + NH3 + H2O Reaksi yang terjadi pada Cr adalah sebagai berikut Fe2+ CrO42- + Pb(CH3COO)2 PbCrO4 + CH3COO- Jika filtrat yang yang didapat berwarna hitam, kemungkinan mengandung CoS dan NiS. Larutan filtrat dapat direaksiakan dengan campuran NaOCl dan larutan HCl encer dengan perbandingan 3:1. Kemudian didihkan sampai Cl 2 menguap, setelah itu didinginkan dan diencerkan. Jika larutan tersebut direaksikan dengan alkohol dan NH4SCN padat kemudian dikocok, maka akan muncul lapisan amil alkohol 2+ Zn berwarna biru. Hal tersebut menandakan terdapat kandungan Co. Analisis Kualitatif Zat Anorganik 45
  • 49. Kemudian filtrat direaksikan kembali dengan larutan NH 3 sampai bersifat basa. Kemudian ditambahkan dengan reagensia dimetilglioksima, maka akan muncul endapan berwarna merah. Endapan tersebut adalah kandungan dari Ni. Sisa filtrat yang ada kemungkinan mengandung [Zn(OH)4]2-. Filtrat direaksikan dengan asam sulfat encer kemudian ditambahkan dengan larutan kobalt asetat, kemudian ditetesi dengan reagensia tetrationsianatomerkurat(II). Larutan tersebut diaduk secara perlahan, maka akan muncul endapan berwarna biru muda. Endapan tersebut berasal dari Zn. Reaksi yang terjadi pada Zn adalah sebagai berikut Zn2+ + Co2+ 2[Hg(SCN)4]2- + Zn[Hg(SCN)4] + Co[Hg(SCN)4] Gambar 2. Pemisahan Gologan III Prosedur analisis kation golongan III Prosedur 1 Larutan yang telah didapat dari penganalisaan golongan II yang bersifat asam dididihkan untuk menghilangkan kandungan sulfide. Kemudian ditanbahkan dengan larutan amoniak untuk memperoleh Analisis Kualitatif Zat Anorganik 46
  • 50. suasana basa shingga akan terjadi pengendapan hidroksidanya atau membentuk kompleks aminanya Fe2+ + 2NH4OH Fe(OH)2 + NH4OH tidak ada reaksi Co2+ + 2NH4OH Co(OH)2 + NH4OH [Co(NH3)6]2+ Ni2+ + 2NH4OH Ni(OH)2 + NH4OH [Ni(NH3)6]2+ Zn2+ + 2NH4OH Zn(OH)2 + NH4OH [Zn(NH3)6]2+ Al3+ + 3NH4OH Al(OH)3 + NH4OH tidak ada reaksi Cr3+ + 3NH4OH Cr(OH)3 + NH4OH tidak ada reaksi Mn(OH)2 tidak dapat diendapkan karena [OH-] dikendalikan oleh NH4+. CoS dan NiS yang tidak larut dalam HCl 12 M akan larut jika Prosedur 2 ditambahkan dengan larutan HNO3 karena ion sulifida teroksidasi menjadi unsure belerang, sehingga akan muncul residu Co2+ dan Ni2+. MnO2 dan Co(OH)2 yang sulit larut dalam asam nitrat ditambahkan Prosedur 3 hydrogen peroksida untuk meningkatkan kelarutannya. Oksidasi MnO2 oleh ClO3- dalam suasana asam cukup memberikan indikasi adanya mangan sampel. Mangan(IV) oksida kembali dilarutkan dalam suasana asam hanya sebagai komsekuensi reduksi oleh nitrit. Oksidasi akan menghasilkan MnO4- yang merpakan berwarna ungu merupakan reaksi khusus untuk indikasi ion mangan. Pemisahan yangbdimualai dari kesetimbangan Prosedur 4 NH3 + H2O NH4+ + OH- Ion Fe3+ bereaksi dengan OH- sedangkan ion Co2+ dan Ni2+ bereaksi dengan NH3. Saat pertamakali larutan amoniak ditambahkan yang akan terjadi adalah pengendapan ion hidroksida. Penambahan amoniak berlebih menyebabkan Co2+ dan Ni2+ larut kembali memjadi Analisis Kualitatif Zat Anorganik 47
  • 51. kompleksnya. Reaksi ion Fe3+ dengan [Fe(CN)6]4- dan NCS- merupakan reaksi spesifik dan sangat sensitif untuk ion Fe3+. Prosedur 5 Ion Ni2+ tidak mengganggu dalam proses pembentukan warna biru dari [Co(NCS)4]2- atau endapan kuning K3[Co(NO2)4]. Flourida digunakan untuk menarik Fe3+ sebagai kompleks [FeF6]3- agar pembentukan [Fe(NCS)]2+ dapat dipindahkan. DMG hanya Prosedur 6 memberikan warna coklat dengan Co2+ sehingga Ni2+ tetap terdeteksi walaupun ada ion Co2+. Penambahan HCl untuk menetralkan kompleks hidrokso dari Al3+, Zn2+, dan mengubah CrO42- menjadi Cr2O72-. Al3+ bereaksi dengan OH- dan Zn2+ bereaksi dengan NH3, membentuk Prosedur 7 larutan bersuasana basa akan menybabkan perubahan Cr2O72- menjadi CrO42-. Cr2O72- + 2OH- CrO42- + H2O Pembentukan endapan merah dari reaksi antara Al3+ dengan alumunium. Warna barium kromat yang kurang tajam dibandingkan Timbal(II) kromat menyebabkan kesulitan tersendiri. Endapan kuning yang larut dalam asam adalah barium kromat. Pembentekan warna biru dari proksokromat dilakukan dengan penambahan peroksida berlebih sambil dipanaskan. Munculnya warna biru menandakan adanya kandugan kromium. Sedangkan seng sulfida adalah endapan putih yang tidak larut dalam air dan larut asam klorida. Analisis Kualitatif Zat Anorganik 48
  • 52. Gambar Diagram Alir Analisis Kation Golongan III Analisis Kualitatif Zat Anorganik 49
  • 53. Kation-kation golongan IV (Ca2+, Ba2+, Sr2+) tidak bereaksi dengan reagen HCL-, H2S, ataupun ammonium sulfida, sedang dengan ammonium karbonat (jika ada ammonia atau ion ammonium dalam jumlah yang sedang) akan terbentuk endapan Gambar 2. Warna putih (BaCO3, SrCO3, CaCO3). Untuk ini ada dua metode yang akan 2+ endapan untuk Ba digunakan, pertama metode Sulfat dapat digunakan dalam semua keadaan, sedangkan metode nitrat dapat digunakan berdasarkan suatu fenomena yang tak biasa, contohnya penggaraman (salting out) stronsium nitrat dengan asam nitrat. Reagensia golongan Gambar 2. Warna NH4CO3 IV terbentuk endapan putih, endapan untuk Ca2+ dan memiliki beberapa sifat seperti: tidak berwarna dan memperlihatkan reaksi Beberapa contoh reaksi : basa, terurai oleh asam-asam (terbentuk gas CO2), dan harus dipkai pada suasana netral atau sedikit basa. Ca2+(aq) + CO32-(aq) CaCO3(s) (Putih) Reaksi golongan sendiri terbentuk endapan putih. Sr2+(aq) + CO32- (aq) SrCO3(s) (Putih) 2+ 2- Reaksi penting untuk pemisahan dan identifikasi dari Ba (aq) + CO3 (aq) CaCO3(s) (putih) Ca2+ dan Ba2+ Pengendapan golongan ( M2+, Ba2+, Ca2+ ) M2+ CO32- MCO3(s) Uji Konfirmasi Pelarutan kembali dalam asam Ca2+ + CrO42- CaCrO4(s) MCO3(s) 2H+ M2+ CO2(g) H2O(l) Ba2+ + CrO42-  BaCrO4(s) Analisis Kualitatif Zat Anorganik 50
  • 54. Prosedur analisis kation golongan IV Prosedur ini dirancang untuk menghilangkan ion amonium melalui Prosedur 1 proses oksidasi reduksi: NH4+ NO3- NO2(g) 2H2O(l) prosedur ini bisa dihilangkan seandainya telah meyakini tidak ada garam amonium dalam sampel. Jika larutan yang digunakan adalah hasil sentrifugasi golongan III, prosedur ini cukup penting. Penganturan konsentrasi ion NH4+ untuk mencegah pengendapan Prosedur 2 magnesium karbonat, tetapi dapat mengendapkan karbonat yang yang lebih sulit larut dari kalium dan barium. Asam asetat, asam yang agak kuat, digunakan untuk memberi buffer Prosedur 3 pada pH optimal dalam langkah berikutnya. Karena kelarutan BaCrO4 pada pH rendah, sistim buffer asam Prosedur 4 asetat/ion asetat digunakan untuk proses pengendapan ion Ba2+ secara sempurna. Walaupun pembentukan endapan kuning pada prosedur 4 cukup Prosedur 5 menjamin adanya ion Ba2+, tes nyala pada prosedur ini digunakan untuk memantapkan keberadaan Ba2+ dalam sampel. Langkah ini penting untuk memisahkan Ca2+ dari ion CrO42- yang Prosedur 6 digunakan pada prosedur 4 Kalium oksalat, CaC2O4 diendapkan terbaik dalam suasana atau sedikit Prosedur 7 basa. Walaupun pembentukan endapan pada prosedur 7 sudah Prosedur 8 2+ menggambarkan keberadaan Ca dalam sampel, tes nyala akan lebih Analisis Kualitatif Zat Anorganik 51
  • 55. memantapkannya. Warna tes nyalanya kadang tidak spesifik, tetapi dengan membandingkan terhadap larutan CaCl2 dapat diidentifikasi keberadaan Ca2+. Gambar Diagram Alir Analisis Kation Golongan IV Analisis Kualitatif Zat Anorganik 52
  • 56. Senyawa kation golongan V (Mg2+, Na+, K+, NH4+) memiliki derajat kelarutan yang sanga tinggi , sehingga kadang-kadang disebut sebagai golongan larut. Untuk identifikasi kation golongan V tidak cukup ditetapkan dengan satu reaksi spesifik. Ion ammonium diidentifikasi dari sampel ynag tak diketahui melalui gas yang dibebaskannya. Untuk kation lainnya tidak ada pereaksi pengendapan yang spesifik. Tambahan identifikasinya, dilakukan dengan menggunakan tes uji nyala Tabel Nilai Kelarutan Beberapa Senyawa yang Mengandung kation Golongan V yang Sulit Larut Pada Suhu 200C-250C Rumus Kimia Kelarutan (mol/L) Rumus Kimia Kelarutan (mol/L) KCLO4 0,15 (NH4)2[PtCl4] 0.005 K[BF4] 0,036 (NH4)2Na[Co(NO2)6] 0,001 K2[PtCl6] 0,03 NH4[B(C6H5)4] Sangat kecil K2[SIF4] 0,016 Na2SiF6 0,03 K2Na[Co(NO2)6] 0,001 NaZn(UO2)2. 0,02 (CH3COOH)9.9H2O) NH4ClO4 2,0 Na[Sb(OH)6] 0,002 Analisis Kualitatif Zat Anorganik 53
  • 57. Identifikasi kation magnesium Unsur magnesium merupakan salah satu anggota unsur golongan alkali tanah, sehingga sifat ion Mg2+ ynag tidak berwarna memiloki kemiripan dengan Ca2+, Ba2+. Magnesium sulfat dan magnesium kromat larut baik dalam air, tetapi hidroksidanya sedikit larut, kecuali adanya ion amonium, demikian pula dengan karbonatnya. Garam rangkap magnesium amonium fosfat heksahidrat memiliki kelarutan yang bebas air. Dalam larutan jenuh konsentrasi kesetimbangan Mg2+ turun dengan urutan MgC2O4 > MgCO3 > MgF2 > MgHPO4 > Mg(OH)2 > MgNH4PO4.6H2O reaksi pembeda dari ion Mg2+ adalah bentuk warna biru dari Mg(OH)2 dikenal p-nitrobenzenazorcinol ynag dikenal sebagai magneson atau pereaksi S dan O (suitzu dan Okuma). Identifikasi kation Na+ dan K+ Kation Na+ dan K+ diturunkan dari anggota golongan alkali (IA), sehingga keduanya memiliki kemiripan sifat. Keduanya berukuran cukup besar, tak berwarna dan dalam keadaan larut tidak dapat direduksi menjadi logamnya. Kedua ion merupakan asam lemah, sehingga tidak bereaksi dengan air. Keduanya tidak Gambar 2. Tes Uji membentuk kompleks dalam larutan air. nyala Na+ Beberapa senyawa golongan V sulit larut dalam air, tetapi reaksi pengendapan tidak sensitif untuk kepentingan identifikasi. Walupun demikian, pengendapan selektif untuk kedua kation dapat digunakan untuk identifdikasi. Uji nyala yang memberikan warna kuning terang untuk Na+, dan violet untuk K+ lebih sensitif, Gambar 2. Warna tetapi kontaminasi oleh Na+ kan menyebabkan masalah endapan untuk K+ Analisis Kualitatif Zat Anorganik 54
  • 58. pengamatan uji nyala pada K+, warna natrium akan menghalangi warna kalium. Warna kalium dapat terlihat dengan jelas bila digunakan filter cobalt untuk menyerap warna kuning. Identifikasi Kation Amonium (NH4+) Ion amonium, NH4 mimiliki jari-jari yang kira-kira sama dengan K+ (0,143 nm) dan membentuk senyawa yang memiliki struktur kristal dan kelarutan yang hampir sama. Oleh sebab itu, menghilangkan NH4+ sebelum ion K+ diidentifikasi merupakan hal yang penting. Semua senyawa amonium dalam bentuk padatan, mengalami dekomposisi termal. Jik anion yang ada, bukan anoin pengoksidasi, akan dihasilkan amoniak sebagai produk dekomposisi termalnya, misalnya: NH4Cl NH3(g) HCL(g) (NH4)2CO3(s) 2NH3(g) H2O(g) CO2(g) Jika anionnya bersifat pengoksidasi, menghasilkan nitrogen atau oksida nitrogen sebagai dari oksidasi NH4+ NH4Cl NH3(g) HCL(g) (NH4)2CO3(s) 2NH3(g) H2O(g) CO2(g) (NH4)2CO3(s) 2NH3(g) H2O(g) CO2(g) Reaksi antara NH4+ dengan OH membebaskan amoniak (NH4)2CO3(s) 2NH3(g) H2O(g) CO2(g) Amoniak yang dibebaskan dideteksi dari baunya (hati-hati beracun), dengan kertas lakmus merah yang berubah jadi biru atau menggunakan pereaksi Nessler [larutan basa dan kalium tetraiodomerkurat(II)] Analisis Kualitatif Zat Anorganik 55
  • 59. Reaksi penting untuk pemisahan dan identifikasi dari Mg2+, Na+, K+, dan NH4+ Uji konfirmasi : Beberapa contoh reaksi: NH4+ OH- NH3(g) H2O(g) -  Mg2+(aq) + OH (aq) MgOH2(s) Mg2+ NH4+ PO43- 6H2O MgNH4PO4.6H2O(s) (Putih)  Na2+(aq) + Zn Uranil Asetat (aq) MgNH4PO4.6H2O(s) 2H+ Mg2+ NH4+ H2PO4- NaZn (UO2)3 (CH3COOH) 9 . H2O (s) 6H2O Kuning) Mg2+ Magneson I larutan biru  + 3- K (aq) + Co(NO2)6 (aq) K3[Co(NO2)6] (s) (Kuning) K+ [B(C6H5)4]- K[B(C6H5)4](s) kalium  NH4+ (aq)+ OH (aq) NH3 (g) + H2O (l) tetrafenilborat (tidak berwarna) Na+ Zn2+ 3UO22+ 9CH3COOH- 6H2O NaZn(UO2)3(CH3COO)9.6H2O(s) natrium seng uranil asetat heksahidrat Prosedur analisis kation golongan V Hanya sampel yang tidak dilarutkan dalam amaoniak atau tidak Prosedur 1 ditambahi amoiak ynag dapat menggunakan prosedur ini. Disarankan untuk menggunakan sampel asli dalam analisis golongan V. Pendidihan harus dihindari karena dapat mengubah lakmus merah menjadi biru. Kertas lakmus merah yang digunakan dibasahi dulu dengan air agar efektif untuk menangkap gas NH3, bila sampel mengandung ion amonium. Analisis Kualitatif Zat Anorganik 56
  • 60. Prosedur ini dirancang untuk menghilangkan kation-kation renik Prosedur 2 golongan I sampai dengan IV, ynag akan dihadapkan dalam langkah berikutnya. Jika tidak terdapat kation pengotor dari golongan I sampai dengan IV, prosedur ini dapat dilewati. Kristal putih MgNH4PO4. 6H2O ynag lebih sulit larut dalam pelarut Prosedur 3 etanol dibandingkan air. Kadang-kadang terbentuk larutan lewat jenuh yang dapat dicegah dengan menggoyangkan tempat reaksi atau memasukkan batang pengaduk ke dalamnya. Padatan biru, suatu danau, menunjukan adanya ion Mg 2-. Larutan Prosedur 4 sendiri akan berwarna biru bila kedalamnya ditambahkan NaOH. Penghilangan kation NH+ secara sempurna sangat penting, karena Prosedur 5 seperti ion K+, akan terbentuk tetrafenilborat yang tidak larut. Satu asam lemah digunakan untuk menghindari masalah subssequen Prosedur 6 dengan pengendapan. Uji nyala untuk K+ dan Na+ dapat dilakukan pada residu sebelum dilarutkan kembali dalam asam asetat. Prosedur 7 Tak ada ion lain yang membentuk endapan pada prosedur ini. Uji nyala untuk ion K+ dapat digunakan sebagai konfirmasi. Reaksi ini spesifik untuk ion Na+. Tambahkan etanol untuk Prosedur 8 meningkatkan sensitifitasnya. Lakukan uji nyala untuk konfirmasinya Analisis Kualitatif Zat Anorganik 57
  • 61. Diagram alir pemisahan dan identifikasi kation golongan V Analisis Kualitatif Zat Anorganik 58
  • 62. Kation dibedakan atas lima golongan, berdasarkan reaksinya terhadap pereaksi golongan yaitu golongan I, II, III, IV dan V. Golongan I (Pb2+, Hg+, Ag+) adalah ion-ion yang garam kloridanya tidak larut dalam larutan asam. Pereaksi yang digunakan adalah HCl, sehingga golongan I disebut juga golongan asam klorida. Golongan II (Hg2+, Pb2+, Bi3+, Cu2+, Cd2+, As3+, As5+, Sb3+, Sb5+, Sn2+, Sn4+) membentuk endapan dengan hidrogen sulfida dalam suasana asam mineral encer. Kation golongan II dibagi menjadi dua sub bab berdasarkan kelarutan endapan tersebut dalam amonium polisulfida yaitu, sub golongan tembaga (golongan II A) dan sub golongan arsenik (golongan II B) Kation golongan tembaga (ion Hg2+, Pb2+, Bi3+, Cu2+, Cd2+) tidak larut dalam amonium polisulfida. Kation golongan arsenik (As3+, As5+, Sb3+, Sb5+, Sn4+, Sn2+) larut membentuk garam- garam tio. Bersifat amfoter Semua sulfida dari golongan II B larut dalam air (NH4)S tidak berwarna kecuali SnS Golongan III ( Co2+, Ni2+, Fe2+, Zn2+, Mn2+, Cr3+, Al3+) membentuk endapan dengan amonium sulfida dalam suasana netral atau amoniakal Terdapat ion pengganggu pada golongan III Ion pengganggu ( fosfat, oksalat, borat, soilikat, florida, dan anion-anion organik) adalah ion-ion yang mengakibatkan logam-logam gagal untuk mengendap dengan reagensia golongan yang biasa. Golongan IV (Ca2+, Ba2+, Ca2+) mengendap sebagai karbonatnya dalam suasana netral atau sedikit asam dengan adanya amonium klorida Golongan V (sisa) Mg2+, Na+, K+ dan NH4+) Analisis Kualitatif Zat Anorganik 59
  • 63. 1. Larutan sampel diketahui mengandung ion Cu dan Ni masing-masing 0,1 M. Jika diberikan pereaksi H2S dengan konsentrasi S2- 1 x 10-20 M, apakah keduanya akan mengendap? 2. Lengkapi tabel berikut! Kation Golongan Pereaksi Endapan yang Analisis Pengendap Terbentuk Hg2+ Bi3+ Fe2+ Al3+ 3. Larutan yang mengandung kation golongan 1 dengan HCl memberikan endapan putih yang larut seluruhnya saat dipanaskan. Jelaskan ion apa yang ada dan tidak ada dalam sampel tersebut? 4. Lengkapi tabel berikut! Kation/Anion Pereaksi Uji Hasil Pengamatan Ba2+ Uji Nyala Ca2+ Uji Nyala NH3+ Endapan abu-abu Ni2+ DMG Asam sulfat pekat Gelembung, tak berwarna, tak berbau Analisis Kualitatif Zat Anorganik 60