SlideShare a Scribd company logo
1 of 40
Pengertian komposit
01
komposit adalah suatu jenis bahan baru hasil rekayasa
yang terdiri dari dua atau lebih bahan dimana sifat
masing-masing bahan berbeda satu sama lainnya,
baik itu sifat kimia maupun fisikanya (Nurun, 2013).
material komposit dapat didefinisikan sebagai
kombinasi dari dua atau lebih bahan yang
menghasilkan sifat yang lebih baik daripada sifat
bahan penyusunnya (Campbell, 2010).
02
Material Penyusun
Komposit
Matrik dan fiber/penguat/filler adalah bahan
pembentuk material komposit dimana fiber sangat
berperan dalam memberikan kekuatan dan kekakuan
komposit. Namun aspek lain yang menjadi sumber
kekuatan komposit di dapat dari matrik yang
memberikan ketahanan terhadap temperatur tinggi,
ketahanan terhadap tegangan geser dan mampu
mendistribusikan beban
Material Penyusun Komposit
Pada material komposit, matrik memberikan pengaruh yang lebih besar dalam
pengikatan material penyusun selain bertugas untuk mendistribusikan beban dan
memberikan perlindungan dari pengaruh lingkungan.
Polyester dan vinyl ester resin umumnya yang paling banyak digunakan sebagai
bahan matrik dan biasanya digunakan untuk pembuatan produk-produk komersial, industri
dan transportasi. Namun bila produk yang dibutuhkan diharapkan untuk memiliki kekuatan
yang lebih tinggi maka bahan epoksi menjadi pilihan sebagai matrik. Meskipun epoksi sensitif
terhadap kelembaban, namun tetap masih lebih baik dibanding dengan polyester serta
tahan terhadap penyusutan. Dalam aplikasinya epoksi terbatas terhadap termperatur
hingga 120°C untuk pemakaian jangka panjang, bahkan pada kondisi tertentu temperatur
tertinggi hanya pada sekitar 80°C sampai 105°C.
1. Matriks
Salah satu bagian utama dari komposit adalah reinforcement (penguat) atau fiber yang
berfungsi sebagai penanggung beban utama pada komposit atau untuk menaikkan kekuatan
dan kekakuan komposit sehingga didapatkan material yang kuat dan ringan. Beberapa jenis fiber
yang umum digunakan adalah
A. Fiber glass: sangat umum digunakan dalam industri karena bahan baku yang sangat banyak
tersedia. Komposisi fiber glass mengandung silica yang berguna memberikan kekerasan,
flexibilitas dan kekakuan. Proses pembentukan fiber glass melalui proses fusion (melting)
terhadap silica dengan campuran mineral oksida. Pada proses inidiberikan pendingan yang
sangat cepat untuk pembentukan kristalisasi yang sempurna, proses ini biasa disebut dengan
fiberization
2. Reinforcement atau filler atau fiber
B. Karbon fiber: salah satu keunggulan karbon fiber adalah sangat unggul terhadap ketahanan fatik,
tidak rentan terhadap beban perpatahan dan mempunyai elastic recovery yang baik.
Pekembangan penggunaan karbon fiber tergolong sangat cepat untuk aplikasi penerbangan,
produk olahraga dan berbagai kebutuhan industri. Sebagai bahan anorganik, karbon fiber tida
terpengaruh oleh kelembaban, atmosfir, pelarutan basa dan weak acid pada temperature kamar.
Namun oksidasi menjadi permasalahan pada fiber karbon pada suhu tinggi dimana impuritis dapat
menjadi katalisator dan menghambat proses oksidasi yang menyebabkan kemurnian fiber karbon
tidak tercapai.
C. Aramid fiber: aramid fiber memiliki kekuatan yang sangat tinggi dibandingkan dengan ratio berat
yang dimilikinya. Pada awalnya aramid fiber di produksi oleh E.I. Du pont de nemours & company,
inc. Dengan merek kevlar yang dipakai sebagai fiber penguat dalam produksi ban dan plastik.
2. Reinforcement atau filler atau fiber
03
Karakteristik Komposit
Sifat maupun karakteristik dari komposit ditentukan oleh:
• material yang menjadi penyusun komposit
karakteristik komposit ditentukan berdasarkan karakteristik material penyusun
menurut rule of mixture sehingga akan berbanding secara proporsional.
• Bentuk dan penyusunan struktural dari penyusun
bentuk dan cara penyusunan komposit akan mempengaruhi karakteristik komposit.
• Interaksi antar penyusun
bila terjadi interaksi antar penyusun akan meningkatkan sifat dari komposit.
Karakteristik Komposit
04
Tipe/jenis KOMPOSIT
1. Berdasarkan Jenis Penguat/Fibernya
2. Berdasarkan Matriksnya
Berdasarkan Jenis
Penguatnya
Menurut Callister (2007), pembagian
komposit berdasarkan bahan penguat
(reinforcement) dapat ditunjukkan pada
gambar di samping
1. Particulate composite
Bahan komposit partikel (particulate composite)
terdiri atas partikel-partikel yang diikat oleh
matriks (seperti pada gambar). Bahan komposit
partikel umumnya lebih lemah dibanding dengan
bahan komposit serat. Namun, memiliki
keunggulan seperti ketahanan terhadap aus, tidak
mudah retak dan mempunyai daya ikat dengan
matriks yang baik (rambe, 2011)
2. Fiber composite
Bahan komposit serat (fiber composite) terdiri
atas serat-serat yang diikat oleh matriks seperti
pada gambar disamping. Penggunaan bahan
komposit serat sangat efisien dalam menerima
beban dan gaya. Karena itu bahan komposit serat
sangat kuat dan kaku apabila dibebani searah
serat, sebaliknya sangat lemah apabila dibebani
dalam arah tegak lurus serat (hadi, 2001)
3. Structure Composites
Bahan komposit struktural (structure
composites) dibentuk oleh penguat yang
memiliki bentuk lembaran-lembaran seperti
ditunjukkan pada gambar di samping.
Berdasarkan struktur, komposit ini dapat
dibagi menjadi dua, yaitu struktur laminate
dan struktur sandwich.
Berdasarkan Jenis Matriksnya
pembagian komposit berdasarkan bahan
matriksnya adalah sebagai berikut:
1. Metal matrix composites (MMC)
2. Ceramic matrix composites (CMC)
3. Polymer matrix composites (PMC)
Komposit matrik logam (metal matrix composites)
yaitu komposit yang menggunakan matriks logam
pada umumnya ditemukan berkembang pada
industri otomotif. Bahan ini menggunakan suatu
logam seperti aluminium sebagai matrik dan
penguatnya dengan serat seperti silikon karbida
1. Metal matrix composites (MMC)
Aplikasi MMC, yaitu sebagai berikut :
1) Komponen automotive (blok-silinder-mesin, pully, poros gardan,
dll)
2) Peralatan militer (sudu turbin,cakram kompresor,dll)
3) Aircraft (rak listrik pada pesawat terbang)
4) Peralatan elektronik
1. Metal matrix composites (MMC)
Komposit matrik keramik (ceramic matrix composites) digunakan
pada lingkungan bertemperatur sangat tinggi. Bahan ini
menggunakan keramik sebagai matrik dan diperkuat dengan
serat pendek, atau serabut-serabut (whiskers) dimana terbuat
dari silikon karbida atau boron nitrida. Penguat yang umum
digunakan pada CMC adalah oksida, carbide, dan nitrid
sedangkan matrik yang sering digunakan pada CMC yaitu, gelas
anorganik, keramik gelas, alumina, dan silikon nitrida.
2. Ceramic matrix composites (CMC)
Aplikasi CMC, yaitu sebagai berikut :
1) chemical processing = filters, membranes, seals, liners, piping, hangers
2) power generation = combustorrs, vanrs, nozzles, recuperators, heat exchange tubes,
liner
3) wate inineration = furnace part, burners, heat pipes, filters, sensors.
4) kombinasi dalam rekayasa wisker sic/alumina polikristalin untuk perkakas potong
5) serat grafit/gelas boron silikat untuk alas cermin laser
6) grafit/keramik gelas untuk bantalan,perapat dan lem
7) sic/litium aluminosilikat (LAS) untuk calon material mesin panas.
2. Ceramic matrix composites (CMC)
Komposit ini menggunakan bahan polimer sebagai matriknya.
Sifat-sifat komposit polimer ditentukan oleh sifat-sifat
penguat,Sifat-sifat polimer,rasio penguat terhadap polimer
dalam komposit (fraksi volume penguat), geometri dan
orientasi penguat pada komposit.
3. Polymer matrix composites (PMC)
Aplikasi PMC
1) Matrik berbasis poliester dengan serat gelas, seperti: alat-alat rumah tangga,
panel pintu kendaraan, lemari perkantoran, peralatan elektronika
2) matrik berbasis termoplastik dengan serat gelas = kotak air radiator
3) matrik berbasis termoset dengan serat carbon, seperti: rotor helicopter,
komponen ruang angkasa, rantai pesawat terbang
3. Polymer matrix composites (PMC)
METODE PEMBUATAN
KOMPOSIT
05
PROSES CETAKAN TERBUKA
(OPEN-MOLD PROCESS)
1. Contact molding (hand lay up)
2. Vacuum bag
3. Pressure bag
4. Spray-up
5. Filament winding
Contact molding (hand lay up)
Hand lay-up adalah metoda yang paling sederhana
dan merupakan proses dengan metode terbuka dari
proses fabrikasi komposit.Adapun proses dari
pembuatan dengan metoda ini adalah dengan cara
menuangkan resin dengan tangan kedalam serat
berbentuk anyaman, rajuan atau kain, kemudian
memberi takanan sekaligus meratakannya
menggunakan rol atau kuas. Proses tersebut dilakukan
berulang-ulang hingga ketebalan yang diinginkan
tercapai. Pada proses ini resin langsung berkontak
dengan udara dan biasanya proses pencetakan
dilakukan pada temperatur kamar.Pada metoda hand
lay up ini resin yang paling banyak di gunakan adalah
polyester dan epoxies
Vacuum bag
• Proses vacuum bag merupakan penyempurnaan dari hand
lay-up, penggunaan dari proses vakum ini adalah untuk
menghilangkan udara terperangkap dan kelebihan resin..
• Pada proses ini digunakan pompa vacuum untuk menghisap
udara yang ada dalam wadah tempat diletakkannya komposit
yang akan dilakukan proses pencetakan. Dengan
divakumkan udara dalam wadah maka udara yang ada diluar
penutup plastic akan menekan kearah dalam. Hal ini akan
menyebabkan udara yang terperangkap dalam specimen
komposit akan dapat diminimalkan.
• Dibandingkan dengan hand lay-up, metode vakum
memberikan penguatan konsentrasi yang lebih tinggi, adhesi
yang lebih baik antara lapisan, dan kontrol yang lebih resin /
rasio kaca.
PRESSURE BAG
Pressure bag memiliki kesamaan dengan
metode vacuum bag, namun cara ini tidak
memakai pompa vakum tetapi
menggunakan udara atau uap
bertekanan yang dimasukkan malalui
suatu wadah elastis wadah elastis ini yang
akan berkontak pada komposit yang akan
dilakukan proses. Biasanya tekanan basar
tekanan yang di berikan pada proses ini
adalah sebesar 30 sampai 50 psi.
Spray-up
• Spray-up merupakan metode cetakan terbuka
yang dapat menghasilkan bagian-bagian yang
lebih kompleks ekonomis dari hand lay-up.
• Proses spray-up dilakukan dengan cara
penyemprotan serat (fibre) yang telah
melewati tempat pemotongan (chopper).
Sementara resin yang telah dicampur dengan
katalis juga disemprotkan secara bersamaan
wadah tempat pencetakan spray- up telah
disiapkan sebelumnya. Setelah itu proses
selanjutnya adalah dengan embiarkannya
mengeras pada kondisi atsmosfer standar.
Filament winding
Fiber tipe roving atau single strand dilewatkan melalui wadah
yang berisi resin, kemudian fiber tersebut akan diputar sekeliling
mandrel yang sedang bergerak dua arah, arah radial dan arah
tangensial. Proses ini dilakukan berulang, sehingga cara ini
didapatkan lapisan serat dan fiber sesuai dengan yang diinginkan.
Resin termoseting yang biasa di gunakan pada proses ini adalah
poliester, vinil ester, epoxies, dan fenolat.
Proses ini terutama digunakan untuk komponen belah
berlubang, umumnya bulat atau oval, seperti pipa dan tangki. Serat
TOWS dilewatkan melalui mandi resin sebelum ke mandrel dalam
berbagai orientasi, dikendalikan oleh mekanisme serat, dan tingkat
rotasi mandrel tersebut. Adapun aplikasi dari proses filament
winding ini digunakan untuk menghasilkan bejana tekan, motor
roket, tank, tongkat golf dan pipa.
PROSES CETAKAN TERTUTUP
(CLOSED MOLD PROCESSES)
1. Proses cetakan tekan (Compression
molding)
2. Injection molding
3. Continuous pultrusion
Compression molding
Proses cetakan ini menggunakan hydraulic sebagai
penekannya. Fiber yang telah dicampur dengan resin
dimasukkan ke dalam rongga cetakan, kemudian
dilakukan penekanan dan pemanasan. Resin termoset
khas yang digunakan dalam proses cetak tekan ini
adalah poliester, vinil ester, epoxies, dan fenolat.
Injection molding
Metoda injection molding juga dikenal sebagai reaksi
pencetakan cairan atau pelapisan tekanan tinggi.
Fiber dan resin dimasukkan kedalam rongga cetakan
bagian atas, kondisi temperature dijaga supaya tetap
dapat mencairkan resin. Resin cair beserta fiber akan
mengalir ke bagian bawah, kemudian injeksi
dilakukan oleh mandrel ke arah nozel menuju
cetakan.
Continuous pultrusion
Fiber jenis roving dilewatkan melalui
wadah berisi resin, kemudian secara
kontinu dilewatkan ke cetakan pra cetak
dan diawetkan (cure), kemdian
dilakukan pengerolan sesuai dengan
dimensi yang diinginkan. Atau juga bisa
di sebut sebagai penarikan serat dari
suatu jaring atau creel melalui bak resin,
kemudian dilewatkan pada cetakan yang
telah dipanaskan. Fungsi dari cetakan
tersebut ialah mengontrol kandungan
resin, melengkapi pengisian serat, dan
mengeraskan bahan menjadi bentuk
akhir setelah melewati cetakan.
06
APLIKASI KOMPOSIT
DALAM INDUSTRI
Penggunaan meterial komposit sangat luas, yaitu;
1. Aerospace : komponen pesawat terbang, komponen helikopter, komponen
satelit.
2. Kesehatan : kaki palsu, sambungan sendi pada penggang
3. Marine : kapal layar dan kapal selam
4. Industri pertahanan : komponen jet tempur, tank amfibi dan bullets
5. Industri pembinaan : jembatan, rumah dan terowongan
6. Sports rec. : Sepeda, stik golf, raket tenis dan sepatu olahraga
7. Automobile : komponen mesin, komponen kereta
Aplikasi KOMPOSIT
07
Keunggulan komposit
1. Bahan komposit mempunyai density yang jauh lebih rendah berbanding dengan bahan
konvensional. Ini memberikan implikasi yang penting dalam konteks penggunaan
karena komposit akan mempunyai kekuatan dan kekakuan spesifik yang lebih
tinggi dari bahan konvensional.
2. Dalam industri angkasa lepas terdapat kecendrungan untuk menggantikan komponen
yang diperbuat dari logam dengan komposit karena telah terbukti komposit mempunyai
ketahanan terhadap fatigue yang baik, khususnya komposit yang menggunakan
serat karbon
3. Bahan komposit juga mempunyai kelebihan dari segi versatility (berdaya guna)
yaitu produk yang mempunyai gabungan sifat-sifat yang menarik yang dapat dihasilkan
dengan mengubah sesuai jenis matriks dan serat yang digunakan. Contoh dengan
menggabungkan lebih dari satu serat dengan matriks untuk menghasilkan komposit
hibrid.
Keunggulan komposit
4. Massa jenis rendah (ringan)
5. Lebih kuat dan lebih ringan
6. Perbandingan kekuatan dan berat yang menguntungkan
7. Lebih kuat (stiff), ulet (tough) dan tidak getas
8. Koefisien pemuaian yang rendah
9. Tahan terhadap cuaca
10. Tahan terhadap korosi
11. Mudah diproses (dibentuk)
Keunggulan komposit
Surdia, T., & Saito, S. (1985). Pengetahuan bahan teknik, PT. Pradnya paramita,
jakarta.
Nurun, N. (2013). Teknologi material komposit.
Campbell, f. C. (2010). Structural composite materials. ASM international.
Hadi, B. K. 2001. Mekanika struktur komposit. Bandung : departemen pendidikan
nasional.
Harris, B. 1999. Engineering composite materials. London : the institute of
materials.
Callister, W. D. 2007. Materials science and engineering : an introduction 7th
Edition. New york : john wiley & sons inc.
Referensi
THANK YOU!

More Related Content

What's hot

Penentuan Berat Molekul Polimer.pptx
Penentuan Berat Molekul Polimer.pptxPenentuan Berat Molekul Polimer.pptx
Penentuan Berat Molekul Polimer.pptxAmakawa Yuto
 
Proses produksi plastik
Proses produksi plastikProses produksi plastik
Proses produksi plastikAris Wijaya
 
penggunaan keramik pada komponen mesin
penggunaan keramik pada komponen mesinpenggunaan keramik pada komponen mesin
penggunaan keramik pada komponen mesinAndi Suciana Malla
 
Penguat Material Komposit.pptx
Penguat Material Komposit.pptxPenguat Material Komposit.pptx
Penguat Material Komposit.pptxMisbahAgungNugroho
 
Perbedaan Ikatan Ionik, Ikatan Kovalen, dan Ikatan Logam
Perbedaan Ikatan Ionik, Ikatan Kovalen, dan Ikatan LogamPerbedaan Ikatan Ionik, Ikatan Kovalen, dan Ikatan Logam
Perbedaan Ikatan Ionik, Ikatan Kovalen, dan Ikatan LogamAbdul Ghofur
 
metalurgi serbuk
metalurgi serbukmetalurgi serbuk
metalurgi serbukMega Audina
 
Klasifikasi dan-karakteristik-material-keramik
Klasifikasi dan-karakteristik-material-keramikKlasifikasi dan-karakteristik-material-keramik
Klasifikasi dan-karakteristik-material-keramikPutra Perdana
 
Mekanisme penguatan bahan
Mekanisme penguatan bahanMekanisme penguatan bahan
Mekanisme penguatan bahanichsan_madya
 
Perpindahan Panas
Perpindahan PanasPerpindahan Panas
Perpindahan Panasnovitasarie
 
Cara Pembuatan Kantong Plastik
Cara Pembuatan Kantong PlastikCara Pembuatan Kantong Plastik
Cara Pembuatan Kantong PlastikRochmad Putra
 
Bab 02 material dan proses
Bab 02 material dan prosesBab 02 material dan proses
Bab 02 material dan prosesRumah Belajar
 
Kelelahan Logam (Fatigue)
Kelelahan Logam (Fatigue)Kelelahan Logam (Fatigue)
Kelelahan Logam (Fatigue)Abrianto Akuan
 
Perbedaan Baja Karbon Rendah, Baja Karbon Menengah, dan Baja Karbon Tinggi
Perbedaan Baja Karbon Rendah, Baja Karbon Menengah, dan Baja Karbon TinggiPerbedaan Baja Karbon Rendah, Baja Karbon Menengah, dan Baja Karbon Tinggi
Perbedaan Baja Karbon Rendah, Baja Karbon Menengah, dan Baja Karbon TinggiAbdul Ghofur
 
Makalah Tentang Mekanisme Penguatan Material Teknik
Makalah Tentang Mekanisme Penguatan Material TeknikMakalah Tentang Mekanisme Penguatan Material Teknik
Makalah Tentang Mekanisme Penguatan Material TeknikHera Rosdiana
 
Proses pengecoran
Proses pengecoranProses pengecoran
Proses pengecoranChache Go
 

What's hot (20)

Penentuan Berat Molekul Polimer.pptx
Penentuan Berat Molekul Polimer.pptxPenentuan Berat Molekul Polimer.pptx
Penentuan Berat Molekul Polimer.pptx
 
Proses produksi plastik
Proses produksi plastikProses produksi plastik
Proses produksi plastik
 
penggunaan keramik pada komponen mesin
penggunaan keramik pada komponen mesinpenggunaan keramik pada komponen mesin
penggunaan keramik pada komponen mesin
 
Polimer
PolimerPolimer
Polimer
 
Penguat Material Komposit.pptx
Penguat Material Komposit.pptxPenguat Material Komposit.pptx
Penguat Material Komposit.pptx
 
Perbedaan Ikatan Ionik, Ikatan Kovalen, dan Ikatan Logam
Perbedaan Ikatan Ionik, Ikatan Kovalen, dan Ikatan LogamPerbedaan Ikatan Ionik, Ikatan Kovalen, dan Ikatan Logam
Perbedaan Ikatan Ionik, Ikatan Kovalen, dan Ikatan Logam
 
metalurgi serbuk
metalurgi serbukmetalurgi serbuk
metalurgi serbuk
 
Klasifikasi dan-karakteristik-material-keramik
Klasifikasi dan-karakteristik-material-keramikKlasifikasi dan-karakteristik-material-keramik
Klasifikasi dan-karakteristik-material-keramik
 
Mekanisme penguatan bahan
Mekanisme penguatan bahanMekanisme penguatan bahan
Mekanisme penguatan bahan
 
Perpindahan Panas
Perpindahan PanasPerpindahan Panas
Perpindahan Panas
 
Cara Pembuatan Kantong Plastik
Cara Pembuatan Kantong PlastikCara Pembuatan Kantong Plastik
Cara Pembuatan Kantong Plastik
 
Bab 02 material dan proses
Bab 02 material dan prosesBab 02 material dan proses
Bab 02 material dan proses
 
semikonduktor
semikonduktorsemikonduktor
semikonduktor
 
Kelelahan Logam (Fatigue)
Kelelahan Logam (Fatigue)Kelelahan Logam (Fatigue)
Kelelahan Logam (Fatigue)
 
Perbedaan Baja Karbon Rendah, Baja Karbon Menengah, dan Baja Karbon Tinggi
Perbedaan Baja Karbon Rendah, Baja Karbon Menengah, dan Baja Karbon TinggiPerbedaan Baja Karbon Rendah, Baja Karbon Menengah, dan Baja Karbon Tinggi
Perbedaan Baja Karbon Rendah, Baja Karbon Menengah, dan Baja Karbon Tinggi
 
SIFAT BAHAN TEKNIK
SIFAT BAHAN TEKNIKSIFAT BAHAN TEKNIK
SIFAT BAHAN TEKNIK
 
ikatan kimia
ikatan kimiaikatan kimia
ikatan kimia
 
Polimer Komposit
Polimer KompositPolimer Komposit
Polimer Komposit
 
Makalah Tentang Mekanisme Penguatan Material Teknik
Makalah Tentang Mekanisme Penguatan Material TeknikMakalah Tentang Mekanisme Penguatan Material Teknik
Makalah Tentang Mekanisme Penguatan Material Teknik
 
Proses pengecoran
Proses pengecoranProses pengecoran
Proses pengecoran
 

Similar to KOMPOSIT MATERIAL

Makalah pengetahuan bahan
Makalah pengetahuan bahan Makalah pengetahuan bahan
Makalah pengetahuan bahan LiaZaharani
 
Makalah bahan komposit new
Makalah bahan komposit newMakalah bahan komposit new
Makalah bahan komposit newartyudy
 
Materi Dasar dasar AIRCRAFT COMPOSITE.pptx
Materi Dasar dasar AIRCRAFT COMPOSITE.pptxMateri Dasar dasar AIRCRAFT COMPOSITE.pptx
Materi Dasar dasar AIRCRAFT COMPOSITE.pptxYayangMuhamadImamSam
 
53788362 kuliah-1-material-komposite
53788362 kuliah-1-material-komposite53788362 kuliah-1-material-komposite
53788362 kuliah-1-material-kompositeJohannes Panjaitan
 
Pengaruh panjang serat_terhadap_kekuatan_impak_komposit_enceng_gondok_dengan_...
Pengaruh panjang serat_terhadap_kekuatan_impak_komposit_enceng_gondok_dengan_...Pengaruh panjang serat_terhadap_kekuatan_impak_komposit_enceng_gondok_dengan_...
Pengaruh panjang serat_terhadap_kekuatan_impak_komposit_enceng_gondok_dengan_...Rama Prangeta
 
Tugas esai composite wrap untuk perbaikan pipa
Tugas esai composite wrap untuk perbaikan pipaTugas esai composite wrap untuk perbaikan pipa
Tugas esai composite wrap untuk perbaikan pipaBenediktusMadika1
 
pdfslide.net_komposit-material.ppt
pdfslide.net_komposit-material.pptpdfslide.net_komposit-material.ppt
pdfslide.net_komposit-material.pptMuhammadFadli772622
 
947 prosiding digital snttm ix
947 prosiding digital snttm ix947 prosiding digital snttm ix
947 prosiding digital snttm ixAlen Pepa
 
SKO 4 KELOMPOK 4 (STRUKTUR MEMBRAN).pptx
SKO 4 KELOMPOK 4 (STRUKTUR MEMBRAN).pptxSKO 4 KELOMPOK 4 (STRUKTUR MEMBRAN).pptx
SKO 4 KELOMPOK 4 (STRUKTUR MEMBRAN).pptxJeronRPM
 
PRESENTASI SDE.pptx
PRESENTASI SDE.pptxPRESENTASI SDE.pptx
PRESENTASI SDE.pptxekooke12
 
3- karton (1).pdf
3- karton (1).pdf3- karton (1).pdf
3- karton (1).pdf4nc4nc
 

Similar to KOMPOSIT MATERIAL (20)

COMPOSITE-3.pptx
COMPOSITE-3.pptxCOMPOSITE-3.pptx
COMPOSITE-3.pptx
 
Makalah pengetahuan bahan
Makalah pengetahuan bahan Makalah pengetahuan bahan
Makalah pengetahuan bahan
 
Makalah bahan komposit new
Makalah bahan komposit newMakalah bahan komposit new
Makalah bahan komposit new
 
Materi Dasar dasar AIRCRAFT COMPOSITE.pptx
Materi Dasar dasar AIRCRAFT COMPOSITE.pptxMateri Dasar dasar AIRCRAFT COMPOSITE.pptx
Materi Dasar dasar AIRCRAFT COMPOSITE.pptx
 
53788362 kuliah-1-material-komposite
53788362 kuliah-1-material-komposite53788362 kuliah-1-material-komposite
53788362 kuliah-1-material-komposite
 
Polimer
PolimerPolimer
Polimer
 
Material teknik
Material teknikMaterial teknik
Material teknik
 
Pengaruh panjang serat_terhadap_kekuatan_impak_komposit_enceng_gondok_dengan_...
Pengaruh panjang serat_terhadap_kekuatan_impak_komposit_enceng_gondok_dengan_...Pengaruh panjang serat_terhadap_kekuatan_impak_komposit_enceng_gondok_dengan_...
Pengaruh panjang serat_terhadap_kekuatan_impak_komposit_enceng_gondok_dengan_...
 
Tugas esai composite wrap untuk perbaikan pipa
Tugas esai composite wrap untuk perbaikan pipaTugas esai composite wrap untuk perbaikan pipa
Tugas esai composite wrap untuk perbaikan pipa
 
pdfslide.net_komposit-material.ppt
pdfslide.net_komposit-material.pptpdfslide.net_komposit-material.ppt
pdfslide.net_komposit-material.ppt
 
komposit pdf.pptx
komposit pdf.pptxkomposit pdf.pptx
komposit pdf.pptx
 
TM-11A Polymer.ppt
TM-11A Polymer.pptTM-11A Polymer.ppt
TM-11A Polymer.ppt
 
947 prosiding digital snttm ix
947 prosiding digital snttm ix947 prosiding digital snttm ix
947 prosiding digital snttm ix
 
371719477-Komposit-ppt.pptx
371719477-Komposit-ppt.pptx371719477-Komposit-ppt.pptx
371719477-Komposit-ppt.pptx
 
Fiberglass
FiberglassFiberglass
Fiberglass
 
Modul3_Fiberglass
Modul3_FiberglassModul3_Fiberglass
Modul3_Fiberglass
 
SKO 4 KELOMPOK 4 (STRUKTUR MEMBRAN).pptx
SKO 4 KELOMPOK 4 (STRUKTUR MEMBRAN).pptxSKO 4 KELOMPOK 4 (STRUKTUR MEMBRAN).pptx
SKO 4 KELOMPOK 4 (STRUKTUR MEMBRAN).pptx
 
PRESENTASI SDE.pptx
PRESENTASI SDE.pptxPRESENTASI SDE.pptx
PRESENTASI SDE.pptx
 
Lap 8. cap bo
Lap 8. cap boLap 8. cap bo
Lap 8. cap bo
 
3- karton (1).pdf
3- karton (1).pdf3- karton (1).pdf
3- karton (1).pdf
 

More from Ahmad Jihad Almuhdhor

More from Ahmad Jihad Almuhdhor (15)

Tips Membangun Growth Mindset Sejak Dini!
Tips Membangun Growth Mindset Sejak Dini!Tips Membangun Growth Mindset Sejak Dini!
Tips Membangun Growth Mindset Sejak Dini!
 
Designing Energy Efficient Equipment
Designing Energy Efficient EquipmentDesigning Energy Efficient Equipment
Designing Energy Efficient Equipment
 
Apa itu LEAN
Apa itu LEANApa itu LEAN
Apa itu LEAN
 
Mengetahui Karakteristik Lawan Bicara
Mengetahui Karakteristik Lawan BicaraMengetahui Karakteristik Lawan Bicara
Mengetahui Karakteristik Lawan Bicara
 
FRESH GRADUATE HARUS TAHU: PERBEDAAN CV DAN RESUME
FRESH GRADUATE HARUS TAHU: PERBEDAAN CV DAN RESUMEFRESH GRADUATE HARUS TAHU: PERBEDAAN CV DAN RESUME
FRESH GRADUATE HARUS TAHU: PERBEDAAN CV DAN RESUME
 
FRESH GRADUATE HARUS TAHU: MEMBUAT RESUME YANG ATS FRIENDLY
FRESH GRADUATE HARUS TAHU: MEMBUAT RESUME YANG ATS FRIENDLYFRESH GRADUATE HARUS TAHU: MEMBUAT RESUME YANG ATS FRIENDLY
FRESH GRADUATE HARUS TAHU: MEMBUAT RESUME YANG ATS FRIENDLY
 
FRESH GRADUATE HARUS TAHU: APA ITU APPLICANT TRACKING SYSTEM?
FRESH GRADUATE HARUS TAHU: APA ITU APPLICANT TRACKING SYSTEM?FRESH GRADUATE HARUS TAHU: APA ITU APPLICANT TRACKING SYSTEM?
FRESH GRADUATE HARUS TAHU: APA ITU APPLICANT TRACKING SYSTEM?
 
Minyak dan Gas Bumi
Minyak dan Gas BumiMinyak dan Gas Bumi
Minyak dan Gas Bumi
 
PROSES PENGOLAHAN AIR SUNGAI MENJADI AIR BERSIH
PROSES PENGOLAHAN AIR  SUNGAI MENJADI AIR BERSIHPROSES PENGOLAHAN AIR  SUNGAI MENJADI AIR BERSIH
PROSES PENGOLAHAN AIR SUNGAI MENJADI AIR BERSIH
 
Produksi Pupuk NPK
Produksi Pupuk NPKProduksi Pupuk NPK
Produksi Pupuk NPK
 
jenis-jenis korosi
jenis-jenis korosijenis-jenis korosi
jenis-jenis korosi
 
Analisis mikroorganisme pembuat bioetanol
Analisis mikroorganisme pembuat bioetanolAnalisis mikroorganisme pembuat bioetanol
Analisis mikroorganisme pembuat bioetanol
 
Analisis XRD dan XRF
Analisis XRD dan XRFAnalisis XRD dan XRF
Analisis XRD dan XRF
 
Kromatografi gas dan cair
Kromatografi gas dan cairKromatografi gas dan cair
Kromatografi gas dan cair
 
Spektroskopi NMR
Spektroskopi NMRSpektroskopi NMR
Spektroskopi NMR
 

Recently uploaded

PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDNurainiNuraini25
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxssuser50800a
 
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarantugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarankeicapmaniez
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSovyOktavianti
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxmawan5982
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfbibizaenab
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptxMiftahunnajahTVIBS
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxadimulianta1
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajatLatihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajatArfiGraphy
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxazhari524
 
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxLK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxPurmiasih
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTIndraAdm
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxsukmakarim1998
 

Recently uploaded (20)

PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
 
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarantugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajatLatihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
 
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxLK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
 

KOMPOSIT MATERIAL

  • 1.
  • 3. komposit adalah suatu jenis bahan baru hasil rekayasa yang terdiri dari dua atau lebih bahan dimana sifat masing-masing bahan berbeda satu sama lainnya, baik itu sifat kimia maupun fisikanya (Nurun, 2013). material komposit dapat didefinisikan sebagai kombinasi dari dua atau lebih bahan yang menghasilkan sifat yang lebih baik daripada sifat bahan penyusunnya (Campbell, 2010).
  • 5. Matrik dan fiber/penguat/filler adalah bahan pembentuk material komposit dimana fiber sangat berperan dalam memberikan kekuatan dan kekakuan komposit. Namun aspek lain yang menjadi sumber kekuatan komposit di dapat dari matrik yang memberikan ketahanan terhadap temperatur tinggi, ketahanan terhadap tegangan geser dan mampu mendistribusikan beban Material Penyusun Komposit
  • 6. Pada material komposit, matrik memberikan pengaruh yang lebih besar dalam pengikatan material penyusun selain bertugas untuk mendistribusikan beban dan memberikan perlindungan dari pengaruh lingkungan. Polyester dan vinyl ester resin umumnya yang paling banyak digunakan sebagai bahan matrik dan biasanya digunakan untuk pembuatan produk-produk komersial, industri dan transportasi. Namun bila produk yang dibutuhkan diharapkan untuk memiliki kekuatan yang lebih tinggi maka bahan epoksi menjadi pilihan sebagai matrik. Meskipun epoksi sensitif terhadap kelembaban, namun tetap masih lebih baik dibanding dengan polyester serta tahan terhadap penyusutan. Dalam aplikasinya epoksi terbatas terhadap termperatur hingga 120°C untuk pemakaian jangka panjang, bahkan pada kondisi tertentu temperatur tertinggi hanya pada sekitar 80°C sampai 105°C. 1. Matriks
  • 7. Salah satu bagian utama dari komposit adalah reinforcement (penguat) atau fiber yang berfungsi sebagai penanggung beban utama pada komposit atau untuk menaikkan kekuatan dan kekakuan komposit sehingga didapatkan material yang kuat dan ringan. Beberapa jenis fiber yang umum digunakan adalah A. Fiber glass: sangat umum digunakan dalam industri karena bahan baku yang sangat banyak tersedia. Komposisi fiber glass mengandung silica yang berguna memberikan kekerasan, flexibilitas dan kekakuan. Proses pembentukan fiber glass melalui proses fusion (melting) terhadap silica dengan campuran mineral oksida. Pada proses inidiberikan pendingan yang sangat cepat untuk pembentukan kristalisasi yang sempurna, proses ini biasa disebut dengan fiberization 2. Reinforcement atau filler atau fiber
  • 8. B. Karbon fiber: salah satu keunggulan karbon fiber adalah sangat unggul terhadap ketahanan fatik, tidak rentan terhadap beban perpatahan dan mempunyai elastic recovery yang baik. Pekembangan penggunaan karbon fiber tergolong sangat cepat untuk aplikasi penerbangan, produk olahraga dan berbagai kebutuhan industri. Sebagai bahan anorganik, karbon fiber tida terpengaruh oleh kelembaban, atmosfir, pelarutan basa dan weak acid pada temperature kamar. Namun oksidasi menjadi permasalahan pada fiber karbon pada suhu tinggi dimana impuritis dapat menjadi katalisator dan menghambat proses oksidasi yang menyebabkan kemurnian fiber karbon tidak tercapai. C. Aramid fiber: aramid fiber memiliki kekuatan yang sangat tinggi dibandingkan dengan ratio berat yang dimilikinya. Pada awalnya aramid fiber di produksi oleh E.I. Du pont de nemours & company, inc. Dengan merek kevlar yang dipakai sebagai fiber penguat dalam produksi ban dan plastik. 2. Reinforcement atau filler atau fiber
  • 10. Sifat maupun karakteristik dari komposit ditentukan oleh: • material yang menjadi penyusun komposit karakteristik komposit ditentukan berdasarkan karakteristik material penyusun menurut rule of mixture sehingga akan berbanding secara proporsional. • Bentuk dan penyusunan struktural dari penyusun bentuk dan cara penyusunan komposit akan mempengaruhi karakteristik komposit. • Interaksi antar penyusun bila terjadi interaksi antar penyusun akan meningkatkan sifat dari komposit. Karakteristik Komposit
  • 11. 04 Tipe/jenis KOMPOSIT 1. Berdasarkan Jenis Penguat/Fibernya 2. Berdasarkan Matriksnya
  • 12. Berdasarkan Jenis Penguatnya Menurut Callister (2007), pembagian komposit berdasarkan bahan penguat (reinforcement) dapat ditunjukkan pada gambar di samping
  • 13. 1. Particulate composite Bahan komposit partikel (particulate composite) terdiri atas partikel-partikel yang diikat oleh matriks (seperti pada gambar). Bahan komposit partikel umumnya lebih lemah dibanding dengan bahan komposit serat. Namun, memiliki keunggulan seperti ketahanan terhadap aus, tidak mudah retak dan mempunyai daya ikat dengan matriks yang baik (rambe, 2011)
  • 14. 2. Fiber composite Bahan komposit serat (fiber composite) terdiri atas serat-serat yang diikat oleh matriks seperti pada gambar disamping. Penggunaan bahan komposit serat sangat efisien dalam menerima beban dan gaya. Karena itu bahan komposit serat sangat kuat dan kaku apabila dibebani searah serat, sebaliknya sangat lemah apabila dibebani dalam arah tegak lurus serat (hadi, 2001)
  • 15. 3. Structure Composites Bahan komposit struktural (structure composites) dibentuk oleh penguat yang memiliki bentuk lembaran-lembaran seperti ditunjukkan pada gambar di samping. Berdasarkan struktur, komposit ini dapat dibagi menjadi dua, yaitu struktur laminate dan struktur sandwich.
  • 16. Berdasarkan Jenis Matriksnya pembagian komposit berdasarkan bahan matriksnya adalah sebagai berikut: 1. Metal matrix composites (MMC) 2. Ceramic matrix composites (CMC) 3. Polymer matrix composites (PMC)
  • 17. Komposit matrik logam (metal matrix composites) yaitu komposit yang menggunakan matriks logam pada umumnya ditemukan berkembang pada industri otomotif. Bahan ini menggunakan suatu logam seperti aluminium sebagai matrik dan penguatnya dengan serat seperti silikon karbida 1. Metal matrix composites (MMC)
  • 18. Aplikasi MMC, yaitu sebagai berikut : 1) Komponen automotive (blok-silinder-mesin, pully, poros gardan, dll) 2) Peralatan militer (sudu turbin,cakram kompresor,dll) 3) Aircraft (rak listrik pada pesawat terbang) 4) Peralatan elektronik 1. Metal matrix composites (MMC)
  • 19. Komposit matrik keramik (ceramic matrix composites) digunakan pada lingkungan bertemperatur sangat tinggi. Bahan ini menggunakan keramik sebagai matrik dan diperkuat dengan serat pendek, atau serabut-serabut (whiskers) dimana terbuat dari silikon karbida atau boron nitrida. Penguat yang umum digunakan pada CMC adalah oksida, carbide, dan nitrid sedangkan matrik yang sering digunakan pada CMC yaitu, gelas anorganik, keramik gelas, alumina, dan silikon nitrida. 2. Ceramic matrix composites (CMC)
  • 20. Aplikasi CMC, yaitu sebagai berikut : 1) chemical processing = filters, membranes, seals, liners, piping, hangers 2) power generation = combustorrs, vanrs, nozzles, recuperators, heat exchange tubes, liner 3) wate inineration = furnace part, burners, heat pipes, filters, sensors. 4) kombinasi dalam rekayasa wisker sic/alumina polikristalin untuk perkakas potong 5) serat grafit/gelas boron silikat untuk alas cermin laser 6) grafit/keramik gelas untuk bantalan,perapat dan lem 7) sic/litium aluminosilikat (LAS) untuk calon material mesin panas. 2. Ceramic matrix composites (CMC)
  • 21. Komposit ini menggunakan bahan polimer sebagai matriknya. Sifat-sifat komposit polimer ditentukan oleh sifat-sifat penguat,Sifat-sifat polimer,rasio penguat terhadap polimer dalam komposit (fraksi volume penguat), geometri dan orientasi penguat pada komposit. 3. Polymer matrix composites (PMC)
  • 22. Aplikasi PMC 1) Matrik berbasis poliester dengan serat gelas, seperti: alat-alat rumah tangga, panel pintu kendaraan, lemari perkantoran, peralatan elektronika 2) matrik berbasis termoplastik dengan serat gelas = kotak air radiator 3) matrik berbasis termoset dengan serat carbon, seperti: rotor helicopter, komponen ruang angkasa, rantai pesawat terbang 3. Polymer matrix composites (PMC)
  • 24. PROSES CETAKAN TERBUKA (OPEN-MOLD PROCESS) 1. Contact molding (hand lay up) 2. Vacuum bag 3. Pressure bag 4. Spray-up 5. Filament winding
  • 25. Contact molding (hand lay up) Hand lay-up adalah metoda yang paling sederhana dan merupakan proses dengan metode terbuka dari proses fabrikasi komposit.Adapun proses dari pembuatan dengan metoda ini adalah dengan cara menuangkan resin dengan tangan kedalam serat berbentuk anyaman, rajuan atau kain, kemudian memberi takanan sekaligus meratakannya menggunakan rol atau kuas. Proses tersebut dilakukan berulang-ulang hingga ketebalan yang diinginkan tercapai. Pada proses ini resin langsung berkontak dengan udara dan biasanya proses pencetakan dilakukan pada temperatur kamar.Pada metoda hand lay up ini resin yang paling banyak di gunakan adalah polyester dan epoxies
  • 26. Vacuum bag • Proses vacuum bag merupakan penyempurnaan dari hand lay-up, penggunaan dari proses vakum ini adalah untuk menghilangkan udara terperangkap dan kelebihan resin.. • Pada proses ini digunakan pompa vacuum untuk menghisap udara yang ada dalam wadah tempat diletakkannya komposit yang akan dilakukan proses pencetakan. Dengan divakumkan udara dalam wadah maka udara yang ada diluar penutup plastic akan menekan kearah dalam. Hal ini akan menyebabkan udara yang terperangkap dalam specimen komposit akan dapat diminimalkan. • Dibandingkan dengan hand lay-up, metode vakum memberikan penguatan konsentrasi yang lebih tinggi, adhesi yang lebih baik antara lapisan, dan kontrol yang lebih resin / rasio kaca.
  • 27. PRESSURE BAG Pressure bag memiliki kesamaan dengan metode vacuum bag, namun cara ini tidak memakai pompa vakum tetapi menggunakan udara atau uap bertekanan yang dimasukkan malalui suatu wadah elastis wadah elastis ini yang akan berkontak pada komposit yang akan dilakukan proses. Biasanya tekanan basar tekanan yang di berikan pada proses ini adalah sebesar 30 sampai 50 psi.
  • 28. Spray-up • Spray-up merupakan metode cetakan terbuka yang dapat menghasilkan bagian-bagian yang lebih kompleks ekonomis dari hand lay-up. • Proses spray-up dilakukan dengan cara penyemprotan serat (fibre) yang telah melewati tempat pemotongan (chopper). Sementara resin yang telah dicampur dengan katalis juga disemprotkan secara bersamaan wadah tempat pencetakan spray- up telah disiapkan sebelumnya. Setelah itu proses selanjutnya adalah dengan embiarkannya mengeras pada kondisi atsmosfer standar.
  • 29. Filament winding Fiber tipe roving atau single strand dilewatkan melalui wadah yang berisi resin, kemudian fiber tersebut akan diputar sekeliling mandrel yang sedang bergerak dua arah, arah radial dan arah tangensial. Proses ini dilakukan berulang, sehingga cara ini didapatkan lapisan serat dan fiber sesuai dengan yang diinginkan. Resin termoseting yang biasa di gunakan pada proses ini adalah poliester, vinil ester, epoxies, dan fenolat. Proses ini terutama digunakan untuk komponen belah berlubang, umumnya bulat atau oval, seperti pipa dan tangki. Serat TOWS dilewatkan melalui mandi resin sebelum ke mandrel dalam berbagai orientasi, dikendalikan oleh mekanisme serat, dan tingkat rotasi mandrel tersebut. Adapun aplikasi dari proses filament winding ini digunakan untuk menghasilkan bejana tekan, motor roket, tank, tongkat golf dan pipa.
  • 30. PROSES CETAKAN TERTUTUP (CLOSED MOLD PROCESSES) 1. Proses cetakan tekan (Compression molding) 2. Injection molding 3. Continuous pultrusion
  • 31. Compression molding Proses cetakan ini menggunakan hydraulic sebagai penekannya. Fiber yang telah dicampur dengan resin dimasukkan ke dalam rongga cetakan, kemudian dilakukan penekanan dan pemanasan. Resin termoset khas yang digunakan dalam proses cetak tekan ini adalah poliester, vinil ester, epoxies, dan fenolat.
  • 32. Injection molding Metoda injection molding juga dikenal sebagai reaksi pencetakan cairan atau pelapisan tekanan tinggi. Fiber dan resin dimasukkan kedalam rongga cetakan bagian atas, kondisi temperature dijaga supaya tetap dapat mencairkan resin. Resin cair beserta fiber akan mengalir ke bagian bawah, kemudian injeksi dilakukan oleh mandrel ke arah nozel menuju cetakan.
  • 33. Continuous pultrusion Fiber jenis roving dilewatkan melalui wadah berisi resin, kemudian secara kontinu dilewatkan ke cetakan pra cetak dan diawetkan (cure), kemdian dilakukan pengerolan sesuai dengan dimensi yang diinginkan. Atau juga bisa di sebut sebagai penarikan serat dari suatu jaring atau creel melalui bak resin, kemudian dilewatkan pada cetakan yang telah dipanaskan. Fungsi dari cetakan tersebut ialah mengontrol kandungan resin, melengkapi pengisian serat, dan mengeraskan bahan menjadi bentuk akhir setelah melewati cetakan.
  • 35. Penggunaan meterial komposit sangat luas, yaitu; 1. Aerospace : komponen pesawat terbang, komponen helikopter, komponen satelit. 2. Kesehatan : kaki palsu, sambungan sendi pada penggang 3. Marine : kapal layar dan kapal selam 4. Industri pertahanan : komponen jet tempur, tank amfibi dan bullets 5. Industri pembinaan : jembatan, rumah dan terowongan 6. Sports rec. : Sepeda, stik golf, raket tenis dan sepatu olahraga 7. Automobile : komponen mesin, komponen kereta Aplikasi KOMPOSIT
  • 37. 1. Bahan komposit mempunyai density yang jauh lebih rendah berbanding dengan bahan konvensional. Ini memberikan implikasi yang penting dalam konteks penggunaan karena komposit akan mempunyai kekuatan dan kekakuan spesifik yang lebih tinggi dari bahan konvensional. 2. Dalam industri angkasa lepas terdapat kecendrungan untuk menggantikan komponen yang diperbuat dari logam dengan komposit karena telah terbukti komposit mempunyai ketahanan terhadap fatigue yang baik, khususnya komposit yang menggunakan serat karbon 3. Bahan komposit juga mempunyai kelebihan dari segi versatility (berdaya guna) yaitu produk yang mempunyai gabungan sifat-sifat yang menarik yang dapat dihasilkan dengan mengubah sesuai jenis matriks dan serat yang digunakan. Contoh dengan menggabungkan lebih dari satu serat dengan matriks untuk menghasilkan komposit hibrid. Keunggulan komposit
  • 38. 4. Massa jenis rendah (ringan) 5. Lebih kuat dan lebih ringan 6. Perbandingan kekuatan dan berat yang menguntungkan 7. Lebih kuat (stiff), ulet (tough) dan tidak getas 8. Koefisien pemuaian yang rendah 9. Tahan terhadap cuaca 10. Tahan terhadap korosi 11. Mudah diproses (dibentuk) Keunggulan komposit
  • 39. Surdia, T., & Saito, S. (1985). Pengetahuan bahan teknik, PT. Pradnya paramita, jakarta. Nurun, N. (2013). Teknologi material komposit. Campbell, f. C. (2010). Structural composite materials. ASM international. Hadi, B. K. 2001. Mekanika struktur komposit. Bandung : departemen pendidikan nasional. Harris, B. 1999. Engineering composite materials. London : the institute of materials. Callister, W. D. 2007. Materials science and engineering : an introduction 7th Edition. New york : john wiley & sons inc. Referensi