2. Silaturahmi (shilah ar-rahim dibentuk dari
kata shilah dan ar-rahim. Kata shilah berasal dari washala-
yashilu-wasl[an] wa shilat[an], artinya adalah hubungan.
Adapun ar-rahim atau ar-rahm, jamaknya arhâm,yakni
rahim atau kerabat. Asalnya dari ar-rahmah (kasih sayang);
ia digunakan untuk menyebut rahim atau kerabat karena
orang-orang saling berkasih sayang, karena hubungan
rahim atau kekerabatan itu. Di dalam al-Quran, kata al-
arhâm terdapat dalam tujuh ayat, semuanya bermakna
rahim atau kerabat.
Dengan demikian, secara bahasa shilah ar-
rahim (silaturahmi) artinya adalah hubungan kekerabatan.
3. Banyak nash syariat yang memuat kata atau
yang berkaitan denganshilah ar-rahim.
Maknanya bersesuaian dengan makna
bahasanya, yaitu hubungan kekerabatan.
Syariat memerintahkan agar kita senantiasa
menyambung dan menjaga hubungan
kerabat (shilah ar-rahim). Sebaliknya, syariat
melarang untuk memutuskan silaturahim.
4. Abu Ayub al-Anshari menuturkan, “Pernah ada seorang
laki-laki bertanya kepada Nabi saw., “Ya Rasulullah,
beritahukan kepadaku perbuatan yang akan
memasukkan aku ke dalam surga.” Lalu Rasulullah saw.
menjawab:
«
Engkau menyembah Allah dan tidak menyekutukannya
dengan sesuatu pun, mendirikan shalat, menunaikan
zakat, dan menyambung silaturahmi. (HR al-Bukhari).
5. Hadis tadi, meskipun menggunakan redaksi berita,
maknanya adalah perintah. Pemberitahuan bahwa
perbuatan itu akan mengantarkan pelakunya masuk
surga, merupakan qarînah jâzim (indikasi yang tegas).
Oleh karena itu, menyambung dan menjaga
shilaturahmi hukumnya wajib, dan memutuskannya
adalah haram. Rasul saw. pernah bersabda:
Tidak akan masuk surga orang yang memutus hubungan
kekerabatan (ar-rahim). (HR al-Bukhari dan Muslim)
6. Hadis riwayat Abu Hurairah ra. dia berkata:
Rasulullah saw. bersabda: Sesungguhnya Allah menciptakan
makhluk sehingga setelah selesai menciptakan mereka,
bangkitlah rahim (hubungan kekeluargaan) berkata: Ini
adalah tempat bagi orang berlindung (kepada-Mu) dengan
tidak memutuskan tali silaturahmi. Allah menjawab: Ya.
Apakah kamu senang kalau Aku menyambung orang yang
menyambungmu, dan memutuskan orang yang
memutuskanmu? Ia berkata: Tentu saja. Allah berfirman:
Itulah milikmu. Kemudian Rasulullah saw. bersabda: Bacalah
ayat berikut ini kalau kalian mau: Maka apakah kiranya jika
kamu berkuasa kamu akan membuat kerusakan di muka
bumi dan memutuskan hubungan kekeluargaan? Mereka
itulah orang-orang yang dilaknati Allah dan ditulikan
telinganya dan dibutakan matanya. Maka apakah mereka
tidak memperhatikan Alquran ataukah hati mereka terkunci.
(Shahih Muslim No.4634)
7. Hadis riwayat Aisyah ra., ia berkata:
Rasulullah saw. bersabda: Rahim (tali
persaudaraan) itu digantungkan pada arsy,
ia berkata: Barang siapa yang
menyambungku (berbuat baik kepada
kerabat), maka Allah akan menyambungnya
dan barang siapa yang memutuskan aku,
maka Allah pun akan memutuskannya.
(Shahih Muslim No.4635)
8. Hadis riwayat Jubair bin Muth`im ra.:
Dari Nabi saw. bahwa beliau bersabda:
Tidak akan masuk surga orang yang
memutuskan hubungan kekeluargaan.
(Shahih Muslim No.4636)
9. Hadis riwayat Anas bin Malik ra., ia berkata:
Aku pernah mendengar Rasulullah saw.
bersabda: Barang siapa yang merasa senang
bila dimudahkan rezekinya dan
dipanjangkan usianya, maka hendaklah dia
menyambung hubungan kekeluargaan
(silaturahmi). (Shahih Muslim No.4638)
10. Hadis riwayat Anas bin Malik ra.:
Bahwa Rasulullah saw. bersabda:
Janganlah kamu saling membenci,
saling mendengki dan saling
bermusuhan, tetapi jadilah kamu
hamba-hamba Allah yang bersaudara.
Tidak halal seorang muslim
mendiamkan (tidak menyapa)
saudaranya lebih dari tiga hari. (Shahih
Muslim No.4641)
11. Hadis riwayat Abu Ayyub Al-Anshari ra.:
Sesungguhnya Rasulullah saw. bersabda:
Tidak halal seorang muslim mendiamkan
(tidak mau menyapa) saudaranya lebih
dari tiga malam di mana keduanya
bertemu lalu yang ini berpaling dan yang
itu berpaling. Yang terbaik di antara
keduanya ialah orang yang memulai
mengucapkan salam. (Shahih Muslim
No.4643)
12. Hadis riwayat Abu Hurairah ra.:
Bahwa Rasulullah saw. bersabda: Hindarilah oleh
kamu sekalian berburuk sangka karena buruk
sangka adalah ucapan yang paling dusta.
Janganlah kamu sekalian saling memata-matai
yang lain, janganlah saling mencari-cari aib yang
lain, janganlah kamu saling bersaing
(kemegahan dunia), janganlah kamu saling
mendengki dan janganlah kamu saling
membenci dan janganlah kamu saling
bermusuhan tetapi jadilah hamba-hamba Allah
yang bersaudara. (Shahih Muslim No.4646)
13. Bersodaqoh pahalanya sepuluh, memberi
hutang (tanpa bunga) pahalanya delapan
belas, menghubungkan diri dengan kawan-
kawan pahalanya dua puluh dan
silaturrahmi (dengan keluarga) pahalanya
dua puluh empat. (HR. Al Hakim)
14. Be the Best, Do your best,
Allah will take care of the rest
Subhanaka Allahuma wa bihamdika
asyhadu an laa ilaha illa anta
astaghfiruka wa atubu ilaik