SlideShare a Scribd company logo
1 of 21
Download to read offline
Jurnal Pendidikan Islam :: Volume III, Nomor 2, Desember 2014/1436
267
Ali Murfi
Bias Gender dalam Buku Teks Pendidikan Agama Islam dan Kristen
Abstract
This research has been done to reveal the gender bias in text books of Islamic and
Christian religious educationas as the basis for promoting gender concept religious
education factually. These findings show that the text books of Islamic and Christian
religious, which are learnt by students nowadays, are found only a little value of gender
norm. Because of this, it is necessary for the religious education lessons are to be revised
and implemented the comprehension of gender bias by professional teacher. This is as the
innovative movement of religious education about equality and equity of women and
men in the access of economic, social, cultural and political activities.
Keywords : Gender, Text Book, Religious Education.
Abstrak
Penelitian ini dilakukan untuk menyingkap bias gender dalam buku teks pendidikan
agama Islam dan Kristen sebagai dasar untuk mempromosikan pendidikan agama
berwawasan gender secara faktual. Hasil penelitian menunjukkan bahwa buku teks
pelajaran pendidikan agama Islam dan Kristen yang dipelajari oleh siswa dewasa ini,
hanya berisi sedikit nilai norma gender.Oleh karena itu, perlu adanya revisi materi
pendidikan agama yang lazim diimplementasikan pemahaman tentang bias gender
oleh para guru profesional. Hal ini sebagai gerakan inovasi pendidikan agama
tentang kesetaraan (equality) dan keadilan (equity) antara perempuan dengan laki-
laki dalam akses ekonomi, sosial budaya dan politik
Kata Kunci :Gender, Buku Teks, Pendidikan Agama.
Bias Gender dalam Buku Teks
Pendidikan Agama Islam dan Kristen
Ali Murfi
Lembaga Pendidikan SuKa Mengajar Yogyakarta
e-mail : alimurfi_kependidikanislam@yahoo.co.id
267Jurnal Pendidikan Islam :: Volume III, Nomor 2, Desember 2014/1436
DOI: 10.14421/jpi.2014.32.267-287
Diterima: 10 September 2014 Direvisi: 5 Desember 2014 Disetujui:14 Desember 2014
Jurnal Pendidikan Islam :: Volume III, Nomor 2, Desember 2014/1436
268
Ali Murfi
Bias Gender dalam Buku Teks Pendidikan Agama Islam dan Kristen
Pendahuluan
	 Dewasa ini persoalan kesetaraaan dan keadilan untuk perempuan dalam
status dan perannya dimasyarakat menjadi salah satu kajian yang sering dibahas.
Dalam berbagai seminar-seminar dan diskusi, perbedaan status dan peran tersebut
yang terbentuk melalui proses sosial budaya yang panjang, dikemukakan sebagai
masalah “gender”, masalah subordinasi, meletakkan posisi perempuan lebih rendah
daripada laki-laki.Sensitifitas gender menuntut suatu upaya untuk menyingkap
masalah gender, menyikapinya dan ditindaklanjuti oleh berbagai pihak termasuk
praktisi pendidikan. Pendidikan tidak hanya sekedar proses pembelajaran tetapi
merupakan salah satu “nara sumber” bagi segala pengetahuan karenanya ia
instrumen efektif untuk transfer nilai termasuk nilai-nilai gender.
	 Gender bukanlah ingin menyalahi kodrat,tetapi sebaliknya,justru
mengembalikan kodrat pada proporsi dan fungsi sosialnya bagaimanakah dijalankan
secara setara dan adil oleh laki-laki dan perempuan. Tuhan menciptakan jenis
kelamin, sementara manusialah yang menciptakan perbedaan gender bagaimana
menjadi perempuan dan lelaki, adapun manusia bersama masyarakat menciptakan
status dan peran gender, lebih lanjut negara dan manusia menciptakan diskriminasi.
Gender merupakan hal yang dapat dipertukarkan (socially and culturally constructed)
dikonstruksi oleh sosial budaya, sedangkan sex/jenis kelamin sesuatu yang tidak
dapat dipertukarkan fungsinya
.
	 Meskipun duduk dalam kelas yang sama, membaca buku teks yang sama,
siswa laki-laki dan perempuan menerima pendidikan yang berbeda. Sebenarnya
pada saat memasuki sekolah, siswa perempuan memiliki tampilan yang sama atau
lebih baik daripada siswa lelaki pada setiap ukuran prestasi yang dicapai, akan tetapi
ketika mereka lulus dari sekolah atau perguruan tinggi, siswa perempuan tertinggal
di belakang. Kesenjangan ini disebabkan oleh kurangnya sosialisasi gender di
sekolah dan adanya kurikulum yang secara tersembunyi bias gender (gender biased
hidden curriculum) yang membuat siswa perempuan kurang merasakan perubahan
di dalam kelas. Jelas kiranya sosialisasi gender memperoleh penguatan di sekolah,
karena kelas adalah mikrokosmos dari masyarakat, cermin dari kekuatan dan
keserupaanya. Pada saat yang sama,bias gender dalam pendidikan juga terbentuk
dari buku teks pelajaran.
	 Buku teks pelajaran hari ini yang dipelajari oleh siswa sebagian besar
mentransfer nilai atau norma gender yang berlaku dalam kebudayaan masyarakat
.
Artinya, sistem nilai gender akan berpengaruh pada kehidupan sistem sosial di
sekolah. Sebagai contoh adalah dalam buku ajar telah dikonstruksi peran gender

	 Elfi Muawanah, Pendidikan Gender dan Hak Asasi Manusia (Yogyakarta: Teras, 2009), hlm. 41.

	 Ibid.,hlm. 54.
Jurnal Pendidikan Islam :: Volume III, Nomor 2, Desember 2014/1436
269
Ali Murfi
Bias Gender dalam Buku Teks Pendidikan Agama Islam dan Kristen
perempuan dan laki-laki secara segregasi, ayah/laki-laki digambarkan bekerja
dikantor, di kebun, dan sejenisnya (sektor publik), sementara itu ibu/perempuan
digambarkan di dapur, memasak, mencuci, mengasuh adik, dan sejenisnya
(domestik). Buku teks harus diupayakan untuk mampu memuat nilai-nilai gender;
kesetaraan, keadilan dan hak asasi. Mengapa demikian ? karena buku teks akan
terlihat fungsional apabila mampu memberikan pencerahan sebagai pendorong
perubahan cara berpikir dan bertindak bagi sang pembaca, sehingga apabila hal
tersebut dapat dilakukan pada giliranya akan “meluruskan” bias gender.
	 Kemudian dalam kajian bahasan atau penelitian ini, buku teks pelajaran
pendidikan agama
dipilih sebagai objek dengan pertimbangan bahwa salah satu
penyebab ketidakadilan gender adalah tinjauan teologis dan etis yang sarat dengan
budaya yang merendahkan perempuan, dimana banyak dimuat dalam pendidikan
agama. Selain itu, ada banyak tafsir terhadap teks-teks suci keagamaan yang
mengandung mysogini, yakni ideologi kebencian terhadap kaum perempuan
.
	 Melalui tulisan dan penelitian ini akan terlihat dan menyingkap bagaimana
sesungguhnya buku teks pelajaran pendidikan agama Islam dan Kristen apakah
masih bias gender atau tidak. Apabila “masih” ? ini merupakan jalan untuk meng-
kritik
kondisi buku teks pelajaran hari ini yang sedang dipelajari oleh siswa,
sehingga pada giliranya akan ditemukan format ideal tentang pendidikan agama
sebagai jawaban atas ketidakadilan gender tersebut (penulis menyebut, untuk

	 Adalah buku Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Pendidikan Agama Kristen dan Budi
Pekerti SMP kelas VII, buku ini diterbitkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Republik Indonesia tahun 2013 (ISBN: 978-979-1274-95-1). Buku ini disusun berdasarkan
Standar Isi BSNP (Badan Standar Nasional Pendidikan) yang kelayakan pengunaanya telah
ditetapkan melalui Permendikbud RI Nomor 71 Tahun 2013.
	 Islam dan Kristen dipiliih dengan pertimbangan kedua agama ini memiliki akar kenabian yang
sama, yakni bersumber pada Nabi Ibrahim(abrahamic religion), memang secara konseptual
keduanya memiliki bebeberapa perbedaan, namun secara teologis kedua agama ini memiliki ciri
khas yang sama, yakni agama monoteis (agama tauhid).
	 Kemudian, jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP) kelas VII dipilih dengan alasan bahwa
peserta didik pada saat-saat usia sudah menginjak masa remaja awal, sistem nalar berpikir sudah
mulai tumbuh dan akan berkembang mencapai puncaknya untuk digunakan menafsirkan
dan menjalankan apa yang dipelajarinya. Alasan penulis menyatakan demikian, karena masa
remaja adalah suatu periode kehidupan dimana kapasitas untuk memperoleh dan menggunakan
pengetahuan mencapai puncaknya (Lihat, Paul H. Mussen  John J. Cronger “Child
Development”, dalam Desmita, Psikologi Perkembangan (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2012), hlm. 194.

	 Zakiyuddin Baidhawy, Pendidikan Agama Berwawasan Multikultural (Jakarta: Erlangga, 2005),
hlm. 97.

	 Manifestasi kritik akan semakin jelas apabila dikaitkan dengan strata otoritas para pengkritik.
Usaha penyebarluasan pandangan kritis itu bisa tidak jelas atau samar apabila tidak dibarengi
dengan pemberian “solusi”. Oleh karena itu, solusi yang ditawarkan dalam tulisan atau penelitian
ini adalah dengan mengkonstruksi “pendidikan agama berwawasan gender”.
Jurnal Pendidikan Islam :: Volume III, Nomor 2, Desember 2014/1436
270
Ali Murfi
Bias Gender dalam Buku Teks Pendidikan Agama Islam dan Kristen
menuju “pendidikan agama berwawasan gender”), juga dalam tulisan ini akan
dibahas perubahan paradigma untuk promosi pendidikan agama berwawasan
gender serta bagaimana sesungguhnya gender dalam perspektif Islam dan Kristen.
Gender dalam Perspektif Islam dan Kristen
	 Gender bukan ingin menyalahi kodrat tapi justru mengembalikan kodrat
pada proporsi dan fungsi sosialnya bagaimanakah dijalankan secara setara dan
adil oleh laki-laki dan perempuan. Tuhan menciptakan jenis kelamin, sementara
manusialah yang menciptakan perbedaan status dan peran gender bagaimana
menjadi perempuan dan lelaki.
	 Orang yang pertama kali memakai istilah gender dalam makna yang berbeda
dengan jenis kelamin adalah Ann Oakley, dikemukakanya bahwa gender adalah
perbedaan sosial yang berpangkal pada perbedaan jenis kelamin, dimana perbedaan
sosial itu dibekukan dalam tradisi dan sistem budaya masyarakat
. Sementara itu,
Imam Machali
mendefinisikan gender sebagai suatu konsep yang digunakan untuk
mengidentifikasi perbedaan laki-laki dan perempuan dilihat dari segi sosial dan
budaya
. Selanjutnya mari kita lihat bagaimana Agama Islam dan Kristen berbicara
tentang gender dengan legitimasi teks-teks sucinya.
1.	 Perspektif Islam
	 Untuk memahami ajaran Islam tentang perempuan, sangat diperlukan
pemahaman yang komprehensif (kaffah) terhadap al-Qur’an dan al-Hadits.
Memang tetap penting dilakukan kajian kritis terhadap hadits-hadits, sebab
memang terbukti ada saja hadis dhaif atau bahkan palsu yang dinisbatkan
kepada Rasulullah SAW yang cenderung mendiskreditkan perempuan tetapi
biasanya pemalsuan semacam ini telah lama dibongkar oleh para ulama,
tetapi juga pendekatan parsial maupun sepotong-potong terhadap al-Qur’an
dan al-Hadits, justru hanya akan mengakibatkan kesalahpahaman ajaran al-
Qur’an maupun al-Hadits.

	 Aan Oakley, “Sex, Gender and Society”, dalam Risnawaty Sinulingga, “Gender ditinjau dari
Sudut Pandang Agama Kristen”, Jurnal Wawasan, 12 (2)Juli 2006: 48.

	 Imam Machali adalah Dosen penulis ketika menjadi mahasiswa Kependidikan Islam UIN Sunan
Kalijaga. Beliau selain aktif sebagai Dosen juga sebagai (bisa dikatakan) penggiat gender; Associate
Members of Center Woman Studies (PSW) UIN Sunan Kalijaga, Staff Peneliti pada Lintas Studi
Transformatif (el Stra) Yogyakarta. Karya-karya beliau banyak yang concern terhadap gender; Bias
Gender dalam Pendidikan Bahasa Arab (Studi Buku Pelajaran Bahasa Arab Kur. 1994), Bias Gender
dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di MTs Lab. Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN
Sunan Kalijaga Yogyakarta, dsb.

	 Imam Machali, “Bias Gender dalam Pendidikan Bahasa Arab (Studi Buku Pelajaran Bahasa Arab
Kur. 1994)” Jurnal Pendidikan Bahasa Arab, 1 (2)Januari 2005: 51.
Jurnal Pendidikan Islam :: Volume III, Nomor 2, Desember 2014/1436
271
Ali Murfi
Bias Gender dalam Buku Teks Pendidikan Agama Islam dan Kristen
	 Perempuan adalah Separo dari Laki-laki ?
a.	 Dalam ajaran Islam, setiap orang tua dianjurkan untuk menyembelih
‘aqiqah (kekah, Jawa) untuk anaknya yang baru dilahirkan. Bagi anak
laki-laki minimal 2 ekor kambing, untuk anak perempauan cukup
1 ekor saja. Ketentuan ini didasarkan pada hadits Nabi riwayat
‘Aisyah
.
b.	 Dalam hal pembagian waris, seperti diketahui, bagian perempuan
adalah separo bagian laki-laki. Ketentuan ini langsung langsung
diambil dari ayat al-Qur’an yang secara eksplisit memang menentukan
demikian. “Bagi laki-laki adalah dua bagian ahli waris perempuan”.
(Q.S. An-Nisaa’ [4]: 176). Analisis di bidang ini, biasanya dikaitkan
tanggung jawab laki-laki untuk menafkahi keluarga (istri dan anak-
anaknya), sedangkan perempuan tidak. Maka, meskipun laki-laki
mendapat 2 bagian, tetapi kotor. Sedangkan perempuan mendapat 1
bagian, tetapi bersih10
.
	 Perempuan sebagai Objek ?
a.	 Laki-lakilah yang berhak menikahi, sedangkan perempuan statusnya
sebagai yang dinikahi. Mahar atau maskawin, suatu unsur yang dalam
tata pernikahan mirip dengan pembayaran harga dalam perdagangan,
diserahkan laki-laki kepada perempuan, bukan sebaliknya11
.
b.	 Sebagai objek, perempuan yang hendak dinikahi boleh dilihat-lihat
bagian tubuhnya atau “diinspeksi” oleh laki-laki (calon suami) seperti
layaknya barang yang ada dalam proses penawaran12
.
	 Perempuan adalah Makhluk Domestik ?
a.	 Ada kutipan, yang diklaim sebagai hadits Nabi, yang mengatakan;
“Suasana dimana seorang perempuan bisa mencapai tingkat kedekatan
paling tinggi dengan Tuhan adalah ketika ia tafakkur di kamarnya”13
.

	 Syarbini, Al-Iqna’ fi Halli Alfadzi Abi Syuja’, Jilid II, hlm. 282; Zakariya Al-Ansari, FathulWahhab,
Bandung : Al-Ma’arif, Jilid II, hlm. 190; Al-Bajuri, Bandung : Al-Ma’arif, hlm. 302, dalam
Masdar Farid Mas’udi, Perempuan di antara Lembaran Kitab Kuning, dalam Mansour Fakih (eds.),
Membincang Feminisme : Diskursus Gender Perspektif Islam (Surabaya: Risalah Gusti, 2000), hlm.
170.
10
	 Ahmad Jurjawi, At-Tasyiri’ wa Falsafatuh, Darul Fikr, hlm. 402; Ali Darakah dalam Iqbal A.
Saimima, Polemik Reaktualisasi Ajaran Islam (Jakarta: Panjimas, 1989), hlm. 84, dalam Masdar
Farid Mas’udi, Perempuan di antara... , hlm. 171.
11
	 Q.S. An-Nisaa’ [4]: 4.
12
	 Syarbini, Jilid II, hlm. 120, berdasarkan hadits Nabi kepada Mughirah yang kebetulanbaru
melamar seorang perempuan untuk dinikahi. “Lihatlah ia dengan cara begitu antara kalian berdua
akan lebih bertahan cinta dan kasih sayangnya”. Dalam Masdar Farid Mas’udi, Perempuan di
antara... , hlm. 172.
13
	 Sayyid Utsman al-Alawy, Perhiasan Bagus bagi Anak Perempuan, dalam Masdar Farid Mas’udi,
Perempuan di antara... , hlm. 176.
Jurnal Pendidikan Islam :: Volume III, Nomor 2, Desember 2014/1436
272
Ali Murfi
Bias Gender dalam Buku Teks Pendidikan Agama Islam dan Kristen
Sabda lain mengatakan; “Shalatnya perempuan di balai rumahnya
lebih baik daripada di masjid, shalatnya di bagian dalam rumahnya
lebih baik daripada di balai-balainya; shalatnya di kamar lebih baik
daripada di bagian dalam rumahnya”14
.
b.	 The last but not least adalah pernyataan Fatimah ketika ditanya
oleh ayahnya, Rasulullah, tentang perempuan yang baik, Fatimah
mengatakan bahwa sebaik-baik perempuan adalah yang tidak melihat
orang laki-laki (selain mahramnya) dan si laki-laki non-mahram pun
tidak bisa melihatnya15
.
	 Perempuan Sejajar dengan Laki-laki ?
a.	 Pandangan bahwa perempuan sejajar dengan laki-laki bukan tidak ada
dalam pendirian atau keyakinan, yakni ketika mereka memandang
kedua makhluk itu dari kaca mata spiritualitas ketuhanan. Pendirian
ini sekurang-kurangnya tampak ketika kita menafsiri ayat al-Qur’an,
QS. Al-Hujurat [49]: 13, yang berbunyi: “... Inna akramakum
‘indallahi atqakum ...” (Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara
kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu).
b.	 JugaayatlaindalamQ.S.An-Nahl[16]:97,yangberbunyi:“Man‘amila
shaalihan min dzakarin au untsawa hua mu’minun falanuhyiyannahu
hayaatan thayyibatan ...”(Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh,
baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, Maka
Sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik...).
	 Perempuan Lebih Tinggi di atas Laki-laki ?
a.	 Dalam salah satu hadits Nabi dikatakan: “Ridallahi fi ridal walidain
wa sukhtullahi fi sukhtil walidain” (Perkenan Allah tergantung pada
perkenan kedua orang tua, dan murka Allah juga terdapat pada murka
orang tua)16
. Sementara itu, yang dimaksud dengan kedua orang tua
sebagai pihak yang berhak memperoleh penghormata dari sang anak,
pertama adalah orang tua perempuan (ibu), baru kemudian orang tua
lelaki (bapak).
b.	 Hadits Nabi yang lain seperti yang diriwayatkan Bukhari Muslim,
diriwayatkan sebagai berikut: “Suatu ketika seorang sahabat
bertanya kepada Nabi, siapakah yang paling berhak untuk diberi
penghormatan. Nabi menjawab, “Ibumu !”, kemudian ? tanya sahabat,
14
	 Al-Ghazali, Ihya’ Ulumuddin, Jilid II, dalam Masdar Farid Mas’udi, Perempuan di antara... , hlm.
176.
15
	 Sayyid Utsman al-Alawy, Perhiasan Bagus bagi Anak Perempuan, dalam Masdar Farid Mas’udi,
Perempuan di antara... , hlm. 176.
16
	 Hadits riwayat Thabrani dan Hakim, dalam Zain ad-Din al-Malibari, Irsyadul ‘Ibad (Surabaya:
Nabhan, tt), hlm. 91.
Jurnal Pendidikan Islam :: Volume III, Nomor 2, Desember 2014/1436
273
Ali Murfi
Bias Gender dalam Buku Teks Pendidikan Agama Islam dan Kristen
“Ibumu !” tanya sahabat lagi. “Ibumu !”, jawab Nabi. Kemudian ?
“Bapakmu ...”. Masyarakat pada umumnya menafsirkan hadits ini
dengan menyatakan bahwa orang tua perempuan (ibu) berhak atas
penghormatan dari anaknya tiga kali lipat dari penghormatan yang
patut diberikan kepada orang tua laki-laki (bapak).
c.	 Sejalan dengan ini, banyak pula dikutip oleh kitab kuning dan para
Kyai/Mubaligh dalam berbagai kesempatan, sebuah hadits juga dari
riwayat Bukhari Muslim yang menegaskan bahwa, “Surga itu berada
di bawah telapak kaki sang Ibu”. Sebuah hadits yang diberi tafsiran
untuk menujukkan betapa tingginya derajat seorang ibu.
	 Tampak ada kontradiksi atau pertentangan secara harfiah antar pelbagai ayat
di dalam al-Qur’an, antara yang mendukung dan tidak (kurang) mendukung
terhadap kesetaraan, keadilan dan hak asasi. Padahal al-Quran telah
mendeklarasikan diri sebagai rahmat bagi seluruh alam17
. Pertanyaannya
adalah Bagaimana merekonsiliasi keduanya?
	 Asghar Ali Engineer18
menawarkan metode dalam menafsirkan al-
Qur’an. Dalam pandangannya, al-Qur’an memiliki dua aspek: normatif
dan kontekstual. Pembedaan dua aspek ini sangat penting, sebab akan
mendudukkan suatu ayat pada posisinya yang pas. Apa yang dimaksud
dengan aspek normatif adalah sistem nilai dan prinsip-prinsip dasar dalam
al-Qur’an, seperti persamaan, kesetaraan, toleransi, dan keadilan. Prinsip-
prinsip ini bersifat eternal, dapat diaplikasikan dalam pelbagai konteks ruang
dan waktu. Sedangkan aspek kontekstual berkaitan dengan ayat-ayat yang
diturunkan untuk merespon problem-problem sosial tertentu pada masa
ayat-ayat tersebut diturunkan. Sesuai dengan perkembangan zaman ayat-
ayat tersebut belum tentu relevan dan cocok untuk diterapkan ketika situasi
sosial yang dihadapi berubah, dan bahkan dapat diabrogasi pemberlakuannya
(bukan ayat tekstualnya).
	 Dengan demikian, penyudutan perempuan menjadi makhluk domestik
dan inferior dari laki-laki harus dihilangkan dengan kembali pada semangat
dasar al-Qur’an dan al-Hadits, demi tercapaianya sebuah tatanan sosial
yang berkeadilan dan harmonis. Bukankah Islam menjamin hak asasi setiap
orang untuk meningkatkan kadar eksistensi dirinya selama tetap berpegang
17
	 Q.S. Al-Anbiya [21]: 107.
18
	 Asghar Ali Engineer, The Rights of Women in Islam (Lahore: Vanguard Books, 1992), hlm. 42; The
Qur’an, Women and Modern Society (New Delhi: Sterling Publishers Private Limited, 1999), hlm.
52; M. Agus Nuryatno, “Asghar Ali Engineer’s View on Liberation Theology and Women’s Issues
in Islam: An analysis,” (Tesis: Institute of Islamic Studies, McGill University, Canada, 2000), hlm.
54-56.
Jurnal Pendidikan Islam :: Volume III, Nomor 2, Desember 2014/1436
274
Ali Murfi
Bias Gender dalam Buku Teks Pendidikan Agama Islam dan Kristen
teguh pada etika moral al-Qur’an dan al-Hadits ? (penulis meyakini seperti
demikian).
2.	 Perspektif Kristen
	 ApakahAlkitab,yangpenulisanyaamatdipengaruhiolehbudayapatriakhat19
,
bahkan yang kadang-kadang bias gender, dapat dijadikan sebagai sumber
dogma dan etika bagi orang Kristen ? Apakah di dalam Alkitab dapat
ditemukan pengajaran tentang kesetaraan gender ? Inilah pertanyaan-
pertanyaan yang sering dikemukakan. Di dalam Alkitab ditemukan status
dan peran perempuan yang merupakan refleksi dari situasi dan kondisi atau
budaya patriakhat. Tetapi bagian-bagian Alkitab yang tertentu begitu tidak
dipengaruhi budaya patriakhat sehingga memperlihatkan “kesetaraan dan
keadilan” gender.
	 Perempuan adalah Makhluk Kedua ?
a.	 Tokoh reformator, Johanes Calvin menegaskan bahwa menurut Kej.
1: 26-28, hanya laki-laki yang diciptakan segambar dengan Allah,
sedangkan perempuan berstatus a secondary degree. Khusunya dalam
kejadian Kej. 2: 18 dia disebut “penolong”, oleh karena itu sepanjang
zaman harus dikucilkan dari kepemimpinan publik. Selain itu, para
penafsir tradisional sudah begitu terbiasa menguti sebagian ayat-ayat
dalam Alkitab (yang “berbicara negatif” tentang perempuan) untuk
membuktikan bahwa perempuan itu berasal dari laki-laki, untuk laki-
laki, sepanjang waktu bahkan kekal statusnya lebih rendah dari laki-
laki20
.
b.	 Disatu pihak perempuan itu digambarkan lebih rendah dari laki-laki,
suami, dan anak-anaknya sendiri, bahkan ia bernilai sama dengan
ternak (UI. 5: 21; 29: 11; Kel. 20: 17)21
.
	 Perempuan sebagai Objek ?
a.	 Perempuan tidak memiliki hak yang sama dengan laki-laki, misalnya,
ia tidak berhak atas rumah tangganya harta warisan, bahkan atas
dirinya sendiri. Contohnya, ia dapar dihukum mati oleh suaminya
dengan brutal, diusir dari rumah, diceraikan dengan mudah,
sedangkan suami tidak (Kej. 38: 24; Im. 21:9; UI. 24: 1-3)22
.
19
	 Patriakhat adalah sistem yang dilahirkan oleh praktik-praktik sosial dan politik dimana kaum
laki-laki menguasai serta menindas kaum perempuan. (Risnawaty Sinulingga, “Gender ditinjau
dari Sudut Pandang Agama Kristen”, Jurnal Wawasan, 12 (2)Juli 2006: 47.
20
	 Alkitab, Kej. 1: 26-28; Kej. 2: 18, dalam Risnawaty Sinulingga, “Gender ditinjau dari Sudut
Pandang Agama Kristen”, Jurnal Wawasan, 12 (2)Juli 2006: 49.
21
	 Alkitab, UI. 5: 21; 29: 11; Kel. 20: 17, Ibid.
22
	 Alkitab, Kej. 38: 24; Im. 21:9; UI. 24: 1-3, Ibid.
Jurnal Pendidikan Islam :: Volume III, Nomor 2, Desember 2014/1436
275
Ali Murfi
Bias Gender dalam Buku Teks Pendidikan Agama Islam dan Kristen
b.	 Disisi lain juga dijelaskan bahwa perempuan dapat “diuji”
keperawananya, disangsikan kesetiaanya oleh calon atau suami, tetapi
suami tidak (UI. 22: 13-19)23
.
	 Perempuan Sederajat dengan Laki-laki ?
a.	 Keduanya adalah mitra dalam masyarakat , karena keduanya
“segambar dengan Allah”, sehingga keduanya diberi kesempatan,
kewajiban, kebebasan, dan hak yang sama untuk menyelidiki,
mengerti, mengolah, mengelola, memnafaatkan, dan mendominasi
bumi dengan mengembangkan segala jenis ilmu pengetahuan dan
teknologi untuk kesejahteraan lahiriah dan bathiniyah manusia itu
dengan identitas sebagai pekerja dan pemimpin dalam masyarakat
(Kej. 1: 26-28)24
.
b.	 Keduanya sama-sama diberikan kebebasan dan kuasa untuk
“beridentitas” dalam masyarakat sebagai sintua, pendeta, walikota,
gubernur, bahkan menjadi presiden. Gambaran yang rinci tentang
kesempatan untuk berperan dalam masyarakat misalnya dalam Amsal.
31: 10-3125
.
	 Perempuan untuk diKasihi dan diTaati ?
a.	 Perempuan diperlihatakan bahwa ia bukan saja dihormati tapi
dicintai, dikasihi, dan ditaati nasihatnya oleh suami (Kej. 16: 2-6; 23:
2; 24: 67; 29: 18-19).Bahkan ia lebih bijaksana dari suami (Sam. 25:
2-44)26
.
	 Perempuan bijaksana dalam periskop ini ini diperlihatkan ber-
identitas bukan hanya sebagai istri yang setia bagi suaminya, tetapi
juga sebagai kepala yang bijaksana bagi anggota masyarakat yang
dipimpinya (dalam semua kebutuhan mereka seperti ekonomi,
pendidikan, politik, dll) dan sebagai pejuang bagi anggota masyarakat
lain di sekitarnya yang lemah dan miskin.
b.	 Disisi lain, perempuan digambarkan bernilai sangat tinggi, lebih
tinggi dari nilai permata (Ams. 3131: 10; 3: 15)27
.
	 Terdapat bagian Alkitab dalam gender yang lepas dari pengaruh budaya.
Bagian ini memperlihatkan status dan peran laki-laki serta perempuan yang ideal,
yang mengajarkan kesetaraan dan keadilan gender. Status dan peran yang ideal inilah
yang harus diperjuangkan sebagai pola kesejajaran status perempuan dan laki-laki
23
	 Alkitab, UI. 22: 13-19, Ibid.
24
	 Alkitab, Kej. 1: 26-28, Ibid. hlm. 51
25
	 Alkitab, Amsal. 31: 10-31, Ibid.
26
	 Alkitab, Kej. 16: 2-6; 23: 2; 24: 67; 29: 18-19 dan Sam. 25: 2-44 , Ibid. 49.
27
	 Alkitab, Ams. 3131: 10; 3: 15, Ibid.
Jurnal Pendidikan Islam :: Volume III, Nomor 2, Desember 2014/1436
276
Ali Murfi
Bias Gender dalam Buku Teks Pendidikan Agama Islam dan Kristen
bukan hanya dulu tetapi juga kini dan bukan hanya oleh perempuan tetapi kepada
semua orang beriman. Sedangkan bagian Alkitab yang berisi status dan peran yang
tak ideal, bahkan kadang-kadang sepertinya memperlihatkan diskriminasi terhadap
perempuan, bukan ditolak tetapi dipelajari sosial budayanya yang melatabelakangi
dan tujuan penulisanya, sehingga ditemukan apa yang sesungguhnya ingin diajarkan
melaluinya kepada pembaca dulu dan kini.
Bias Gender dalam Buku Teks Pelajaran Pendidikan Agama Islam dan
Kristen
	 Setelah melakukan penelaahan terhadap semua Bab, baik yang memiliki
muatan bias gender maupun yang tidak memiliki muatan sama sekali. Penulis
meng-elaborasi dalam uraian Bab ditampilkan dalam sebuah Tabel, sehingga akan
menjadi satu kesatuan analisis28
yang utuh mendasarkan pada kesetaraan29
dan
keadilan30
gender.
Tabel I. AnalisisBias Gender Buku Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti
SMP kelas VII K-13
No
Bab | Tema Materi |
hlm.
Muatan Bias Gender
(redaksi kalimat/
gambar/soal)
Kritik atas Muatan Bias
Gender
1 Bab I | Dengan Ilmu
Pengetahuan Semua
Menjadi Lebih
Mudah | -
- -
2 Bab II | Lebih Dekat
dengan Allah SWT
yang Sangat Indah
Nama-Nya | -
- -
28
	 Menggunakanmetodecontentanalysis(analisisisi);analisiskejelasanisidananalisisisitersembunyi.
(Berhard Berelson “Content Analysis in Communication Research”, dalam Abbas Tashakkori 
Charles Teddlie, Mixed Methodology: Mengombinasikan Pendekatan Kualitatif dan Kuantitatif
(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010), hal. 200).
29
	 Kesetaraan gender adalah kesamaan kondisi bagi perempuan dan laki-laki untuk memperoleh
kesempatan dan hak-haknya sebagai manusia agar berperan dan berpartisipasi dalam kegiatan
politik, ekonomi, sosial budaya, pertahanan dan keamanan, dan kesamaan dalam menikmati hasil
pembangunan tersebut (Elfi Muawanah, Pendidikan Gender dan Hak Asasi Manusia (Yogyakarta:
Teras, 2009), hlm. 18.)
30
	 Keadilan gender menonjolkan pentingnya kesetaraan hasil, keadilan gender suatu proses untuk
menjadi adil terhadap perempuan dan laki-laki (Elfi Muawanah, Pendidikan Gender... , hlm.
32.)
Jurnal Pendidikan Islam :: Volume III, Nomor 2, Desember 2014/1436
277
Ali Murfi
Bias Gender dalam Buku Teks Pendidikan Agama Islam dan Kristen
No
Bab | Tema Materi |
hlm.
Muatan Bias Gender
(redaksi kalimat/
gambar/soal)
Kritik atas Muatan Bias
Gender
3 Bab III | Hidup
Tenang dengan
Kejujuran, Amanah
dan Istiqamah | 28
Dapat kita lihat dengan
jelas bahwasama sekali
tidak berpijak pada
spirit kesetaraan gender;
kesamaan kondisi bagi
perempuan dan laki-
laki untuk memperoleh
kesempatan dan hak-
haknya sebagai manusia
agar berperan dan
berpartisipasi dalam
kegiatan politik, ekonomi,
sosial budaya, pertahanan
dan keamanan.
Kali ini kita harus sepakat,
sudah saatnya kita semua
(laki-laki dan perempuan)
untuk bersama-sama
merubah (change)
hubungan subordinasi
(atas-bawah) perempuan
dihadapan laki-laki.
Untuk mendukung hal
tersebut perlu diketahui
potensi transformatif yang
merupakan konsep yang
berguna untuk membantu
para perencana/kaum
perempuan sendiri
memeriksa bagaimana
caranya agar kebutuhan
praktis agar dapat dipenuhi
sedemikian rupasehingga
menjadi potensi untuk
melakukan perubahan.
Jurnal Pendidikan Islam :: Volume III, Nomor 2, Desember 2014/1436
278
Ali Murfi
Bias Gender dalam Buku Teks Pendidikan Agama Islam dan Kristen
No
Bab | Tema Materi |
hlm.
Muatan Bias Gender
(redaksi kalimat/
gambar/soal)
Kritik atas Muatan Bias
Gender
4 Bab IV | Semua
Bersih Hidup Jadi
Nyaman | -
- -
5 Bab V | Indahnya
Kebersamaan dengan
Berjama’ah | -
- -
6 Bab VI | Selamat
Datang Nabi
Kekasihku | 68
“Setelah kafir Quraisy
gagal melakukan
tekanan, mereka
menawarkan harta
benda, wanita, dan
pangkat”
Uraian pada materi
tersebut mensejajarkan
wanita dengan harta
bendadan pangkat, seperti
layaknya barang yang ada
dalam proses penawaran
disebuah pasar atau toko.
Meskipun praktik demikian
yang dimaksud dalam
uraian tersebutadalah
ketika zaman dahulu
(dakwah Islam), tapi saya
yakin dewasa ini praktik
yang sedemikian masih
kerap dan banyak terjadi
tentunya dengan modus
yang berbeda.
Ketika kita berbicara
dalam al-Qur’an, wanita
sejajar dengan laki atau
bahkan lebih tinggi;
“... Inna akramakum
‘indalllahi atqakum
...”(QS. Al-Hujurat
[49]: 13), kemudian,
“Ridallahi fi ridal walidain
wa sukhtullahi fi sukhtil
walidain”(H.R. Thabrani
dan Hakim).
Jurnal Pendidikan Islam :: Volume III, Nomor 2, Desember 2014/1436
279
Ali Murfi
Bias Gender dalam Buku Teks Pendidikan Agama Islam dan Kristen
No
Bab | Tema Materi |
hlm.
Muatan Bias Gender
(redaksi kalimat/
gambar/soal)
Kritik atas Muatan Bias
Gender
7 Bab VII | Hidup Jadi
Lebih Damai dengan
Ikhlas, Sabar, dan
Pemaaf | -
- -
8 Bab VIII | Ingin
Meneladani Ketaatan
Malaikat-Malaikat
Allah SWT | -
- -
9 Bab IX | Berempati
itu Mudah,
Menghormati itu
Indah |102
Gambar ini adalah
seorang ibu-ibu beserta
anaknya (perempuan)
sedang menerima
bantuan.
Bayangkan saja, akan
berdampak seperti apa
ketika kita melihat hal
tersebut, penafsiran kita
tentunya setidaknya akan
mengarah kepada “wanita
itu lemah, objek untuk di
bantu”.
Perlu mencipta kondisi
yang memiliki kebebasan
memilih (freedom of
choice) atas dasar hak-
haknya yang sama dengan
laki, kedua, perempuan
tidak melulu dipaksa
menjadi ibu rumah
tangga.
Jurnal Pendidikan Islam :: Volume III, Nomor 2, Desember 2014/1436
280
Ali Murfi
Bias Gender dalam Buku Teks Pendidikan Agama Islam dan Kristen
No
Bab | Tema Materi |
hlm.
Muatan Bias Gender
(redaksi kalimat/
gambar/soal)
Kritik atas Muatan Bias
Gender
10 Bab X | Memupuk
Rasa Persatuan pada
Hari yang Kita
Tunggu | -
- -
11 Bab XI | Islam
Memberikan
Kemudahan melalui
Shalat Jama’ dan
Qasar | -
- -
12 Bab XII | Hijrah
ke Madinah
Sebuah Kisah yang
Membanggakan | -
- -
13 Bab XIII | Al-
Khulafau Ar-
Rasyidun Penerus
Perjuangan Nabi
Muhammad SAW |
153
Sebagaimana dalam
gambar pada Bab III di
atas, gambar ini juga pun
menunjukkan bahwa
sebenarnya (yang nampak)
sedikit sekali untuk
memperoleh kesempatan
dan hak-haknya sebagai
perempuan agar berperan
dan berpartisipasi aktif
dalam bidang pertahanan
dan keamanan.
Semakin mempertegas
saja bahwa wilayah
perempuan adalah
domestik.
Tabel II.
Analisis Bias Gender
Jurnal Pendidikan Islam :: Volume III, Nomor 2, Desember 2014/1436
281
Ali Murfi
Bias Gender dalam Buku Teks Pendidikan Agama Islam dan Kristen
Tabel 2. Buku Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti SMP kelas VII K-13
No
Bab | Tema Materi |
hlm.
Muatan Bias Gender
(redaksi kalimat/
gambar/soal)
Kritik atas Muatan Bias
Gender
1 Bab I | Indahnya
Mengampuni| -
- -
2 Bab II | Karya
Pengampunan Allah
dalam Yesus Kristus| -
- -
3 Bab III | Baptisan
sebagai Tanda
Menjadi Milik
Kristus| 14
Gambar ritual
pembaptisan ini
membawa pada
pengertian dan
pemahaman bahwa
tugas mengasuh dan
mengurus anak masih
dibebankan hanya kepada
seorang ibu (perempuan),
seharusnya kita sudah
mulai berpikir dan
bertindak bahwa peran
ini bisa dipertukarkan
dengan laki-laki (bapak)
agar adanya persamaan
dan kesetaraan dalam
kehidupan berkeluarga.
Selain itu, pertukaran
peran ini sebagai sinergi
antara ibu dan bapak
dalam kepedulian
bersama untuk
pertumubuhan dan
perkembangan anak-
anaknya.
Jurnal Pendidikan Islam :: Volume III, Nomor 2, Desember 2014/1436
282
Ali Murfi
Bias Gender dalam Buku Teks Pendidikan Agama Islam dan Kristen
No
Bab | Tema Materi |
hlm.
Muatan Bias Gender
(redaksi kalimat/
gambar/soal)
Kritik atas Muatan Bias
Gender
Dalam Alkitab, nampak
jelas dan meyakinkan
bahwa sinergi ini
harus dijanlakan (“...
seorang laki-laki akan
meninggalkan ayahnya
dan ibunya dan bersatu
dengan istrinya...”, Kej.
2: 24).
4 Bab IV | Dosa dan
Pertobatan| -
- -
5 Bab V | Allah
Memelihara
CiptaanNya| -
- -
6 Bab VI | Menjaga dan
Melestarikan Alam| -
-
7 Bab VII | Solider
terhadap Teman dan
Sahabat| -
- -
8 Bab VIII | Solider
terhadap Teman dan
Sahabat| -
- -
9 Bab IX | Membangun
Solidaritas di Tengah
Masyarakat Majemuk
| -
- -
Jurnal Pendidikan Islam :: Volume III, Nomor 2, Desember 2014/1436
283
Ali Murfi
Bias Gender dalam Buku Teks Pendidikan Agama Islam dan Kristen
No
Bab | Tema Materi |
hlm.
Muatan Bias Gender
(redaksi kalimat/
gambar/soal)
Kritik atas Muatan Bias
Gender
10 Bab X | Hati Nurani:
Memilih yang Benar|
61
“Ibu sedang mengurus
adik yang sakit
dan membutuhkan
perhatian“
Uraian materi ini juga
masih menunjukkan
bahwa mengasuh dan
mengurus anak masih
dibebankan hanya
kepada seorang ibu
(perempuan), padahal
dibutuhkan kesetaraan
dan kesederajatant
untuk kesatuan dalam
keluarga. Perempuan
adalah “penolong” bagi
suaminya sedangkan laki-
laki adalah “penyesuai”
bagi istrinya. Keduanya
salong tolong-menolong
(“inilah dia, tulang dari
tulangku dan daging dari
dagingku”, Kej. 2: 23).
11 Bab XI | Kerendahan
Hati| -
- -
12 Bab XII | Sekolah
dan Keluarga sebagai
Tempat Melatih
Disiplin| -
- -
13 Bab XIII | Remaja
Kristen yang Disiplin|
- -
14 Bab XIV |Nilai-Nilai
Kristiani Menjadi
Pegangan Hidupku |
- -
Jurnal Pendidikan Islam :: Volume III, Nomor 2, Desember 2014/1436
284
Ali Murfi
Bias Gender dalam Buku Teks Pendidikan Agama Islam dan Kristen
Pendidikan Agama Berwawasan Gender
	 Diskusi tentang perempuan adalah diskusi tentang situasi transisi yang
dibayangkan. Tidak hanya di Indonesia dan tidak hanya di negeri-negeri timur.
Munculnya gerakan Woman’s Lib menunjukkan bahwa di bagian dunia yang lebih
maju, situasi transisi itu dibayangkan sebagai dijalani kaum perempauan melalui
perjuangan menghapuskan kesenjangan, diinginkan meraih kedudukan setara
(equality) dan adil (equity) dengan kedudukan lawan jenisnya.
	 Perubahan paradigma dalam elemen-elemen kehidupan terlebih dalam
pendidikan diyakini sebagai suatu keharusan dalam rangka mempertimbangkan
perkembangan kontemporer yang menggambarkan sofistikasi kehidupan31
.
Perbedaan antara laki-laki dan perempuan secara biologis sudah terjadi sejak
masa konsepsi, masa perkembangan embriologis dan masa akil baligh. Secara
sosiokultural perbedaan dikembangkan sesuai dengan kondisi yang berlangsung
di kalangan etnis yang bersangkutan. Hanya saja dalam kenyataan historis ternyata
hampir disemua etnis bangsa-bangsa di dunia, seringkali perbedaan biologis itu
diterjemahkan terlalu jauh dalam peran gender32
. Terjadi kesenjangan dikotomi
dalam peran gender yang tidak proporsional dan sangat merugikan perempuan, dan
karena ketidakadilan gender itu sudah berlangsung dari generasi ke generasi hampir
disemua etnis bangsa-bangsa, maka ketidakadilan itu menjadi sulit diidentifikasi
ketidakadilanya.
	 Perubahan pola berpikir (mind set) dari nilai-nilai andro-sentris (memandang
sesuatu dari perspektif laki-laki) menuju pendekatan berbasis gender perlu dibangun
dengan penyadaran akan kebutuhan dan pengalaman-pengalaman perempuan
yang berbeda dengan laki-laki33
. Disinilah rasanya kita berpikir dan bertindak
bahwa pendidikan agama harus “merevisi” semua muatanya yang berbasis bias
gender, bahkan pendidikan agama harus membekali konstruk pengetahuan baru
tentang relasi lelaki dan perempuan yang berkeadilan dan sensitif gender. Penulis
menyebut, sudah waktunya untuk bersama-sama mempromosikan dan menuju
“pendidikan agama berwawasan gender”. Pendidikan agama berwawasan gender
hadir sebagai jawaban atas “kelelahan-kelelahan” paradigmatik di atas, pendidikan
agama berwawasan gender menghendaki suatu kerangaka kerja nyata dan cetak biru
(framework and blueprint) yang menjadi landasan kokoh dalam teori dan praktik.
Perubahan-perubahan paradigmatik mencakup transformasi dari pengakuan atas
31
	 Zakiyuddin Baidhawy, Pendidikan Agama... , hlm. 32.
32
	 Muhammad Thohir, Tinjauan Biomedik terhadap Problema Gender dalam Mansour Fakih (eds.),
Membincang Feminisme : Diskursus Gender Perspektif Islam (Surabaya: Risalah Gusti, 2000), hlm.
94.
33
	 Romany Sihite, Perempuan, Kesetaraan, dan Keadilan : Sebuah Tinjauan Berwawasan Gender
(Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2007), hal. 151.
Jurnal Pendidikan Islam :: Volume III, Nomor 2, Desember 2014/1436
285
Ali Murfi
Bias Gender dalam Buku Teks Pendidikan Agama Islam dan Kristen
persamaan hak atau kesetaraan (equality) menuju tegaknya keadilan (equity).
Persamaan hak diantara semua manusia (laki-laki dan perempuan) memang
sebuah kebutuhan dalam hidup, namun dalam persamaan boleh jadi masih
ada kemungkinan terbukanya ketidaksamaan kesempatan, sehingga perbedaan
kesempatan itulah yang melahirkan ketidakadilan dalam perempuan.
	 Menjadi jelas bahwa pendidikan agama berwawasan gender bukanlah suatu
sistem yang diciptakan untuk melanggengkan status quo laki-laki disatu sisi, dan
melakukan marginalisasi atas perempuan disisi lain, juga tidak dimaksudkan untuk
mengokohkan kedudukan kaum laki-laki dibalik megahnya institusi-institusi
pendidikan. Demikian sebaliknyan pendidikan agama berwawasan gender bukan
untuk memenangkan kelas marginal atas ruling elite, karena jika demikian halnya
berarti ia bertentangan dengan paradigmanya sendiri, yaitu persamaan hak atau
kesetaraan (equality) menuju tegaknya keadilan (equity).
	 Jadi, pendidikan agama berwawasan gendersesungguhnya adalahgerakan
pembaharuan dan inovasi pendidikan agama dalam rangka menciptakan persamaan
hak atau kesetaraan (equality) menuju tegaknya keadilan (equity) antara perempuan
dengan laki-laki dalam akses, partisipasi, pemanfaatan dan penguasaan dalam
kegiatan ekonomi, sosial budaya dan politik.
Simpulan
	 Konstruksi gender bukan ingin menyalahi kodrat Tuhan, tapi justru
mengembalikan kodrat pada proporsi dan fungsi sosialnya bagaimanakah
dijalankan secara setara dan adil oleh perempuan dan laki-laki. Secara prinsipal dan
normatif, Islam dan Kristen menghargai, menghormati, bahkan mengagungkan
dan memberdayakan perempuan.
	 Buku teks pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Kristen yang hari ini
dipelajari oleh siswa masih sedikit banyak mentransfer nilai atau norma gender
yang berlaku dalam kebudayaan masyarakat. Disinilah rasanya kita berpikir dan
bertindak bahwa pendidikan agama harus “merevisi” semua muatanya yang
berbasis bias gender, bahkan pendidikan agama harus membekali konstruk
pengetahuan baru tentang relasi lelaki dan perempuan yang berkeadilan dan sensitif
gender. Akhir dari revisi dan perubahan paradigma ini untuk menggiatkan dan
mempromosikanpendidikan agama berwawasan gender; gerakan pembaharuan
dan inovasi pendidikan agama dalam rangka menciptakan persamaan hak atau
kesetaraan (equality) menuju tegaknya keadilan (equity) antara perempuan dengan
laki-laki dalam akses, partisipasi, pemanfaatan dan penguasaan dalam kegiatan
ekonomi, sosial budaya dan politik.
Jurnal Pendidikan Islam :: Volume III, Nomor 2, Desember 2014/1436
286
Ali Murfi
Bias Gender dalam Buku Teks Pendidikan Agama Islam dan Kristen
Rujukan
Abdullah,M.Amin,dkk.,RekonstruksiMetodologiIlmu-IlmuKeislaman,Yogyakarta:
SUKA-Press, 2003.
___________________, Re-strukturisasi Metodologi Islamic Studies Mazhab
Yogyakarta,Yogyakarta: SUKA-Press, 2007.
Baidhawy, Zakiyuddin, Pendidikan Agama Berwawasan Multikultural, Jakarta:
Erlangga, 2005.
Boehlke, Robert R., Sejarah Perkembangan Pikiran dan Praktek Pendidikan Agama
Kristen: dari Yohanes Amos Comenius sampai Perkembangan PAK di Indonesia,
Jakarta: Gunung Mulia, 2003.
Fakih, Mansour, dkk., Membincang Feminisme : Diskurusus Gender Perspektif Islam,
Surabaya: Risalah Gusti, 2000.
Hadinoto, N.K. Atmadja, Dialog dan Edukasi: Keluarga Kristen dalam Masyarakat
Indonesia, Jakarta: Gunung Mulia, 1999.
Hidayat, Komarudin  Ahmad Gaus AF (eds.), Passing Over: Melintasi Batas
Agama, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1998.
Machali, Imam, “Bias Gender dalam Pendidikan Bahasa Arab : Studi Buku
Pelajaran Bahasa Arab MTs Kurikulum 1994”, Jurnal Pendidikan Bahasa
Arab, 1 (2)Januari 2005: 45-59.
Mahendrawati, Nanih  Ahmad Syafei, Pengembangan Masyarakat Islam: dari
Ideologi, Strategi sampai Tradisi, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2001.
Makbuloh, Deden, Pendidikan Agama Islam: Arah Baru Pengembangan Ilmu dan
Kepribadian di Perguruan Tinggi, Jakarta:RajaGrafindo Persada, 2011.
Muawanah, Elfi, Pendidikan Gender dan Hak Asasi Manusia, Yogyakarta: Teras,
2009.
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti, Untuk SMP/MTs Kelas VII, Cetakan
Ke-1, Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2013.
Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti, Untuk SMP Kelas VII, Cetakan Ke-1,
Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2013.
Sihite, Romany, Perempuan, Kesetaraan, dan Keadilan: Suatu Tinjauan Berwawasan
Gender, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2007.
Jurnal Pendidikan Islam :: Volume III, Nomor 2, Desember 2014/1436
287
Ali Murfi
Bias Gender dalam Buku Teks Pendidikan Agama Islam dan Kristen
Sinulingga, Risnawaty, “Gender ditinjau dari Sudut Pandang Agama Kristen”,
Jurnal Wawasan, 12 (2)Juli 2006: 49-53.
Titscher, Stefan dkk.,Methods of Text and Discourse Analysis (Gazali dkk.
Terjemahan). Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009.
Wijaya, Aksin, Menggugat Otentisitas Wahyu Tuhan : Kritik atas Nalar Tafsir
Gender, Yogyakarta: Safiria Insania Press, 2004.
Zayadi, Ahmad  Abdul Majid, TADZKIRAH: Pembelajaran Pendidikan Agama
Islam (PAI) Berdasarkan Pendekatan Kontekstual, Jakarta: RajaGrafindo
Persada, 2005.

More Related Content

What's hot

Hakekat pekerjaan-sosial-medis
Hakekat pekerjaan-sosial-medisHakekat pekerjaan-sosial-medis
Hakekat pekerjaan-sosial-medisOcta Pranata
 
Pierre Bourdieu dan Pemikirannya tentang Habitus, Doxa dan Kekerasan Simbolik
Pierre Bourdieu dan Pemikirannya tentang Habitus, Doxa dan Kekerasan SimbolikPierre Bourdieu dan Pemikirannya tentang Habitus, Doxa dan Kekerasan Simbolik
Pierre Bourdieu dan Pemikirannya tentang Habitus, Doxa dan Kekerasan SimbolikSatrio Arismunandar
 
Konsep Moderasi Beragama
Konsep Moderasi BeragamaKonsep Moderasi Beragama
Konsep Moderasi BeragamaAnis Masykhur
 
tujuan dan manfaat penelitian
tujuan dan manfaat penelitian tujuan dan manfaat penelitian
tujuan dan manfaat penelitian alifemon
 
Sejarah Perkembangan Tasawuf Abad 19 di Indonesia (Makalah)
Sejarah Perkembangan Tasawuf Abad 19 di Indonesia (Makalah)Sejarah Perkembangan Tasawuf Abad 19 di Indonesia (Makalah)
Sejarah Perkembangan Tasawuf Abad 19 di Indonesia (Makalah)RoyNal Rois Al-Khalim
 
Bab 3 Mendesain Poposal Penenlitian dan Proposal Kegiatan
Bab 3 Mendesain Poposal Penenlitian dan Proposal KegiatanBab 3 Mendesain Poposal Penenlitian dan Proposal Kegiatan
Bab 3 Mendesain Poposal Penenlitian dan Proposal KegiatanSusriInarti1
 
4. marxist dan sosialis'
4. marxist dan sosialis'4. marxist dan sosialis'
4. marxist dan sosialis'evinurleni
 
ETOS KERJA (PAI KELAS 12 SMK)
ETOS KERJA (PAI KELAS 12 SMK)ETOS KERJA (PAI KELAS 12 SMK)
ETOS KERJA (PAI KELAS 12 SMK)zara vho
 
Makalah perubahan sosial masyarakat terhadap pendidikan
Makalah perubahan sosial masyarakat terhadap pendidikan Makalah perubahan sosial masyarakat terhadap pendidikan
Makalah perubahan sosial masyarakat terhadap pendidikan symons12
 
Agama dalam kehidupan manusia
Agama dalam kehidupan manusiaAgama dalam kehidupan manusia
Agama dalam kehidupan manusiadaffi90
 
Road map moderasi beragama 2020 2024
Road map moderasi beragama 2020 2024Road map moderasi beragama 2020 2024
Road map moderasi beragama 2020 2024KementerianAgamaKabu
 
Rancang bangun Website penerimaan siswa baru di SMKN 3 jombang
Rancang  bangun Website penerimaan siswa baru di SMKN 3 jombang Rancang  bangun Website penerimaan siswa baru di SMKN 3 jombang
Rancang bangun Website penerimaan siswa baru di SMKN 3 jombang Unipdu
 
Seminar PKn- Pertanyaan Seputar Masyarakat Madani
Seminar PKn- Pertanyaan Seputar Masyarakat MadaniSeminar PKn- Pertanyaan Seputar Masyarakat Madani
Seminar PKn- Pertanyaan Seputar Masyarakat MadaniRizki Basuki
 
Makalh pengaruh budaya asing terhadap remaja indonesia
Makalh pengaruh budaya asing terhadap remaja indonesiaMakalh pengaruh budaya asing terhadap remaja indonesia
Makalh pengaruh budaya asing terhadap remaja indonesiaAzharlina Rizqi Ardina
 
KEPEMIMPINAN DALAM KESETARAAN GENDER.pptx
KEPEMIMPINAN DALAM KESETARAAN GENDER.pptxKEPEMIMPINAN DALAM KESETARAAN GENDER.pptx
KEPEMIMPINAN DALAM KESETARAAN GENDER.pptxMiftah Iqtishoduna
 
Presentasi nikah beda agama
Presentasi nikah beda agamaPresentasi nikah beda agama
Presentasi nikah beda agamaMarhamah Saleh
 

What's hot (20)

Hakekat pekerjaan-sosial-medis
Hakekat pekerjaan-sosial-medisHakekat pekerjaan-sosial-medis
Hakekat pekerjaan-sosial-medis
 
Masalah sosial
Masalah sosialMasalah sosial
Masalah sosial
 
Pierre Bourdieu dan Pemikirannya tentang Habitus, Doxa dan Kekerasan Simbolik
Pierre Bourdieu dan Pemikirannya tentang Habitus, Doxa dan Kekerasan SimbolikPierre Bourdieu dan Pemikirannya tentang Habitus, Doxa dan Kekerasan Simbolik
Pierre Bourdieu dan Pemikirannya tentang Habitus, Doxa dan Kekerasan Simbolik
 
Konsep Moderasi Beragama
Konsep Moderasi BeragamaKonsep Moderasi Beragama
Konsep Moderasi Beragama
 
Moderasi beragama
Moderasi beragamaModerasi beragama
Moderasi beragama
 
tujuan dan manfaat penelitian
tujuan dan manfaat penelitian tujuan dan manfaat penelitian
tujuan dan manfaat penelitian
 
Ketidakadilan gender
Ketidakadilan genderKetidakadilan gender
Ketidakadilan gender
 
Sejarah Perkembangan Tasawuf Abad 19 di Indonesia (Makalah)
Sejarah Perkembangan Tasawuf Abad 19 di Indonesia (Makalah)Sejarah Perkembangan Tasawuf Abad 19 di Indonesia (Makalah)
Sejarah Perkembangan Tasawuf Abad 19 di Indonesia (Makalah)
 
Bab 3 Mendesain Poposal Penenlitian dan Proposal Kegiatan
Bab 3 Mendesain Poposal Penenlitian dan Proposal KegiatanBab 3 Mendesain Poposal Penenlitian dan Proposal Kegiatan
Bab 3 Mendesain Poposal Penenlitian dan Proposal Kegiatan
 
4. marxist dan sosialis'
4. marxist dan sosialis'4. marxist dan sosialis'
4. marxist dan sosialis'
 
ETOS KERJA (PAI KELAS 12 SMK)
ETOS KERJA (PAI KELAS 12 SMK)ETOS KERJA (PAI KELAS 12 SMK)
ETOS KERJA (PAI KELAS 12 SMK)
 
Makalah perubahan sosial masyarakat terhadap pendidikan
Makalah perubahan sosial masyarakat terhadap pendidikan Makalah perubahan sosial masyarakat terhadap pendidikan
Makalah perubahan sosial masyarakat terhadap pendidikan
 
Agama dalam kehidupan manusia
Agama dalam kehidupan manusiaAgama dalam kehidupan manusia
Agama dalam kehidupan manusia
 
Road map moderasi beragama 2020 2024
Road map moderasi beragama 2020 2024Road map moderasi beragama 2020 2024
Road map moderasi beragama 2020 2024
 
Rancang bangun Website penerimaan siswa baru di SMKN 3 jombang
Rancang  bangun Website penerimaan siswa baru di SMKN 3 jombang Rancang  bangun Website penerimaan siswa baru di SMKN 3 jombang
Rancang bangun Website penerimaan siswa baru di SMKN 3 jombang
 
ISBD GENDER
ISBD GENDERISBD GENDER
ISBD GENDER
 
Seminar PKn- Pertanyaan Seputar Masyarakat Madani
Seminar PKn- Pertanyaan Seputar Masyarakat MadaniSeminar PKn- Pertanyaan Seputar Masyarakat Madani
Seminar PKn- Pertanyaan Seputar Masyarakat Madani
 
Makalh pengaruh budaya asing terhadap remaja indonesia
Makalh pengaruh budaya asing terhadap remaja indonesiaMakalh pengaruh budaya asing terhadap remaja indonesia
Makalh pengaruh budaya asing terhadap remaja indonesia
 
KEPEMIMPINAN DALAM KESETARAAN GENDER.pptx
KEPEMIMPINAN DALAM KESETARAAN GENDER.pptxKEPEMIMPINAN DALAM KESETARAAN GENDER.pptx
KEPEMIMPINAN DALAM KESETARAAN GENDER.pptx
 
Presentasi nikah beda agama
Presentasi nikah beda agamaPresentasi nikah beda agama
Presentasi nikah beda agama
 

Similar to BUKUTEKS

Internalisasi nilai nilai agama
Internalisasi nilai nilai agamaInternalisasi nilai nilai agama
Internalisasi nilai nilai agamaiwan Alit
 
Internalisasi nilai nilai agama
Internalisasi nilai nilai agamaInternalisasi nilai nilai agama
Internalisasi nilai nilai agamaiwan Alit
 
Resensi stud islam
Resensi stud islamResensi stud islam
Resensi stud islamNurul Hikmah
 
Pengembangan pai multikultur
Pengembangan pai multikulturPengembangan pai multikultur
Pengembangan pai multikulturJiyanto Mumtaz
 
Stulos-Vol16-No-2-Suatu Model Kolaboratif Pendidikan Kristen Terhadap Tantang...
Stulos-Vol16-No-2-Suatu Model Kolaboratif Pendidikan Kristen Terhadap Tantang...Stulos-Vol16-No-2-Suatu Model Kolaboratif Pendidikan Kristen Terhadap Tantang...
Stulos-Vol16-No-2-Suatu Model Kolaboratif Pendidikan Kristen Terhadap Tantang...SoliDeoGloria3
 
M. Abu Siri, Dr. Asnawan, S.Pd.I., M.Si PENDIDIKAN ISLAM MULTIKULTURAL DAN PE...
M. Abu Siri, Dr. Asnawan, S.Pd.I., M.Si PENDIDIKAN ISLAM MULTIKULTURAL DAN PE...M. Abu Siri, Dr. Asnawan, S.Pd.I., M.Si PENDIDIKAN ISLAM MULTIKULTURAL DAN PE...
M. Abu Siri, Dr. Asnawan, S.Pd.I., M.Si PENDIDIKAN ISLAM MULTIKULTURAL DAN PE...abuzaf
 
Macam macam budi pekerti
Macam macam budi pekertiMacam macam budi pekerti
Macam macam budi pekertiwisty yulia
 
Kapita Selekta Pendidikan Islam (Gender dalam Perspektif Pendidikan Islam)
Kapita Selekta Pendidikan Islam (Gender dalam Perspektif Pendidikan Islam)Kapita Selekta Pendidikan Islam (Gender dalam Perspektif Pendidikan Islam)
Kapita Selekta Pendidikan Islam (Gender dalam Perspektif Pendidikan Islam)aidadwiinizuka.blogspot.com
 
01_PENDIDIKAN_AGAMA_ISLAM,_PENGERTIAN,_TUJUAN,_DASAR,_DAN_FUNGSI.pdf
01_PENDIDIKAN_AGAMA_ISLAM,_PENGERTIAN,_TUJUAN,_DASAR,_DAN_FUNGSI.pdf01_PENDIDIKAN_AGAMA_ISLAM,_PENGERTIAN,_TUJUAN,_DASAR,_DAN_FUNGSI.pdf
01_PENDIDIKAN_AGAMA_ISLAM,_PENGERTIAN,_TUJUAN,_DASAR,_DAN_FUNGSI.pdfMAAlBukhari
 
Karakter Hubungan dan Harmonisasi Kehidupan Antara Kelompok Keagamaan Rifa’iy...
Karakter Hubungan dan Harmonisasi Kehidupan Antara Kelompok Keagamaan Rifa’iy...Karakter Hubungan dan Harmonisasi Kehidupan Antara Kelompok Keagamaan Rifa’iy...
Karakter Hubungan dan Harmonisasi Kehidupan Antara Kelompok Keagamaan Rifa’iy...InternationalJournal Ihya' 'Ulum al-Din
 
Artikel MENDORONG KRITISITAS MAHASISWA MELALUI PEMBELAJARAN FIQIH DAN MODERAS...
Artikel MENDORONG KRITISITAS MAHASISWA MELALUI PEMBELAJARAN FIQIH DAN MODERAS...Artikel MENDORONG KRITISITAS MAHASISWA MELALUI PEMBELAJARAN FIQIH DAN MODERAS...
Artikel MENDORONG KRITISITAS MAHASISWA MELALUI PEMBELAJARAN FIQIH DAN MODERAS...2220202187
 
2018_Iqbal_PAI_Multikultural.pdf
2018_Iqbal_PAI_Multikultural.pdf2018_Iqbal_PAI_Multikultural.pdf
2018_Iqbal_PAI_Multikultural.pdfMuhammadFazri29
 
PEMIKIRAN QURAISH SHIHAB TENTANG MATERI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN RELEVANSIN...
PEMIKIRAN QURAISH SHIHAB TENTANG MATERI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN RELEVANSIN...PEMIKIRAN QURAISH SHIHAB TENTANG MATERI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN RELEVANSIN...
PEMIKIRAN QURAISH SHIHAB TENTANG MATERI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN RELEVANSIN...AuliaAnnisa45
 

Similar to BUKUTEKS (20)

Multikultur lektur nur
Multikultur lektur nurMultikultur lektur nur
Multikultur lektur nur
 
Tugas makalah gender
Tugas makalah genderTugas makalah gender
Tugas makalah gender
 
Internalisasi nilai nilai agama
Internalisasi nilai nilai agamaInternalisasi nilai nilai agama
Internalisasi nilai nilai agama
 
Internalisasi nilai nilai agama
Internalisasi nilai nilai agamaInternalisasi nilai nilai agama
Internalisasi nilai nilai agama
 
22 110-1-pb
22 110-1-pb22 110-1-pb
22 110-1-pb
 
Resensi stud islam
Resensi stud islamResensi stud islam
Resensi stud islam
 
Pengembangan pai multikultur
Pengembangan pai multikulturPengembangan pai multikultur
Pengembangan pai multikultur
 
Stulos-Vol16-No-2-Suatu Model Kolaboratif Pendidikan Kristen Terhadap Tantang...
Stulos-Vol16-No-2-Suatu Model Kolaboratif Pendidikan Kristen Terhadap Tantang...Stulos-Vol16-No-2-Suatu Model Kolaboratif Pendidikan Kristen Terhadap Tantang...
Stulos-Vol16-No-2-Suatu Model Kolaboratif Pendidikan Kristen Terhadap Tantang...
 
M. Abu Siri, Dr. Asnawan, S.Pd.I., M.Si PENDIDIKAN ISLAM MULTIKULTURAL DAN PE...
M. Abu Siri, Dr. Asnawan, S.Pd.I., M.Si PENDIDIKAN ISLAM MULTIKULTURAL DAN PE...M. Abu Siri, Dr. Asnawan, S.Pd.I., M.Si PENDIDIKAN ISLAM MULTIKULTURAL DAN PE...
M. Abu Siri, Dr. Asnawan, S.Pd.I., M.Si PENDIDIKAN ISLAM MULTIKULTURAL DAN PE...
 
Review buku mpki
Review buku mpkiReview buku mpki
Review buku mpki
 
Filsafat
FilsafatFilsafat
Filsafat
 
Macam macam budi pekerti
Macam macam budi pekertiMacam macam budi pekerti
Macam macam budi pekerti
 
Kapita Selekta Pendidikan Islam (Gender dalam Perspektif Pendidikan Islam)
Kapita Selekta Pendidikan Islam (Gender dalam Perspektif Pendidikan Islam)Kapita Selekta Pendidikan Islam (Gender dalam Perspektif Pendidikan Islam)
Kapita Selekta Pendidikan Islam (Gender dalam Perspektif Pendidikan Islam)
 
01_PENDIDIKAN_AGAMA_ISLAM,_PENGERTIAN,_TUJUAN,_DASAR,_DAN_FUNGSI.pdf
01_PENDIDIKAN_AGAMA_ISLAM,_PENGERTIAN,_TUJUAN,_DASAR,_DAN_FUNGSI.pdf01_PENDIDIKAN_AGAMA_ISLAM,_PENGERTIAN,_TUJUAN,_DASAR,_DAN_FUNGSI.pdf
01_PENDIDIKAN_AGAMA_ISLAM,_PENGERTIAN,_TUJUAN,_DASAR,_DAN_FUNGSI.pdf
 
Karakter Hubungan dan Harmonisasi Kehidupan Antara Kelompok Keagamaan Rifa’iy...
Karakter Hubungan dan Harmonisasi Kehidupan Antara Kelompok Keagamaan Rifa’iy...Karakter Hubungan dan Harmonisasi Kehidupan Antara Kelompok Keagamaan Rifa’iy...
Karakter Hubungan dan Harmonisasi Kehidupan Antara Kelompok Keagamaan Rifa’iy...
 
sosiologi
sosiologisosiologi
sosiologi
 
Modul 9 kb 3
Modul 9 kb 3Modul 9 kb 3
Modul 9 kb 3
 
Artikel MENDORONG KRITISITAS MAHASISWA MELALUI PEMBELAJARAN FIQIH DAN MODERAS...
Artikel MENDORONG KRITISITAS MAHASISWA MELALUI PEMBELAJARAN FIQIH DAN MODERAS...Artikel MENDORONG KRITISITAS MAHASISWA MELALUI PEMBELAJARAN FIQIH DAN MODERAS...
Artikel MENDORONG KRITISITAS MAHASISWA MELALUI PEMBELAJARAN FIQIH DAN MODERAS...
 
2018_Iqbal_PAI_Multikultural.pdf
2018_Iqbal_PAI_Multikultural.pdf2018_Iqbal_PAI_Multikultural.pdf
2018_Iqbal_PAI_Multikultural.pdf
 
PEMIKIRAN QURAISH SHIHAB TENTANG MATERI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN RELEVANSIN...
PEMIKIRAN QURAISH SHIHAB TENTANG MATERI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN RELEVANSIN...PEMIKIRAN QURAISH SHIHAB TENTANG MATERI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN RELEVANSIN...
PEMIKIRAN QURAISH SHIHAB TENTANG MATERI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN RELEVANSIN...
 

More from Ali Murfi

Coping with the impact of Covid-19 pandemic on primary education: teachers' s...
Coping with the impact of Covid-19 pandemic on primary education: teachers' s...Coping with the impact of Covid-19 pandemic on primary education: teachers' s...
Coping with the impact of Covid-19 pandemic on primary education: teachers' s...Ali Murfi
 
From teachers to students creativity? the mediating role of entrepreneurial e...
From teachers to students creativity? the mediating role of entrepreneurial e...From teachers to students creativity? the mediating role of entrepreneurial e...
From teachers to students creativity? the mediating role of entrepreneurial e...Ali Murfi
 
Human Resources Approach for Optimization of Knowledge Management Implementat...
Human Resources Approach for Optimization of Knowledge Management Implementat...Human Resources Approach for Optimization of Knowledge Management Implementat...
Human Resources Approach for Optimization of Knowledge Management Implementat...Ali Murfi
 
Strategi Pembelajaran Aktif Question Student Have (QSH) Pada Mata Pelajaran F...
Strategi Pembelajaran Aktif Question Student Have (QSH) Pada Mata Pelajaran F...Strategi Pembelajaran Aktif Question Student Have (QSH) Pada Mata Pelajaran F...
Strategi Pembelajaran Aktif Question Student Have (QSH) Pada Mata Pelajaran F...Ali Murfi
 
Kepemimpinan Sekolah dalam Situasi Krisis Covid-19 di Indonesia
Kepemimpinan Sekolah dalam Situasi Krisis Covid-19 di IndonesiaKepemimpinan Sekolah dalam Situasi Krisis Covid-19 di Indonesia
Kepemimpinan Sekolah dalam Situasi Krisis Covid-19 di IndonesiaAli Murfi
 
Islam Nusantara: Religion Dialectic and Cultural for Pluralism-Democratic Soc...
Islam Nusantara: Religion Dialectic and Cultural for Pluralism-Democratic Soc...Islam Nusantara: Religion Dialectic and Cultural for Pluralism-Democratic Soc...
Islam Nusantara: Religion Dialectic and Cultural for Pluralism-Democratic Soc...Ali Murfi
 
Islamic Education System in Singapore: Current Issues and Challenges
Islamic Education System in Singapore: Current Issues and ChallengesIslamic Education System in Singapore: Current Issues and Challenges
Islamic Education System in Singapore: Current Issues and ChallengesAli Murfi
 
Achievement Motivation Training
Achievement Motivation TrainingAchievement Motivation Training
Achievement Motivation TrainingAli Murfi
 
COMPARISON OF PAI AND PAK: AN OVERVIEW OF VALUES OF MULTICULTURAL EDUCATION
COMPARISON OF PAI AND PAK: AN OVERVIEW OF VALUES OF MULTICULTURAL EDUCATION COMPARISON OF PAI AND PAK: AN OVERVIEW OF VALUES OF MULTICULTURAL EDUCATION
COMPARISON OF PAI AND PAK: AN OVERVIEW OF VALUES OF MULTICULTURAL EDUCATION Ali Murfi
 
Posdaya Sebagai Alternatif Pemerataan Pendidikan Anak Usia Dini
Posdaya Sebagai Alternatif Pemerataan Pendidikan Anak Usia Dini  Posdaya Sebagai Alternatif Pemerataan Pendidikan Anak Usia Dini
Posdaya Sebagai Alternatif Pemerataan Pendidikan Anak Usia Dini Ali Murfi
 
Analisis Gaya Belajar Siswa Berprestasi : Studi Komparasi Siswa Berprestasi S...
Analisis Gaya Belajar Siswa Berprestasi : Studi Komparasi Siswa Berprestasi S...Analisis Gaya Belajar Siswa Berprestasi : Studi Komparasi Siswa Berprestasi S...
Analisis Gaya Belajar Siswa Berprestasi : Studi Komparasi Siswa Berprestasi S...Ali Murfi
 
"Muslim Progresif" Omid Safi dan Isu-Isu Islam Kontemporer
"Muslim Progresif" Omid Safi dan Isu-Isu Islam Kontemporer"Muslim Progresif" Omid Safi dan Isu-Isu Islam Kontemporer
"Muslim Progresif" Omid Safi dan Isu-Isu Islam KontemporerAli Murfi
 
Life mapping
Life mappingLife mapping
Life mappingAli Murfi
 
Kepemimpinan dan Karakter Bangsa
Kepemimpinan dan Karakter BangsaKepemimpinan dan Karakter Bangsa
Kepemimpinan dan Karakter BangsaAli Murfi
 
KEBIJAKAN PENDIDIKAN PEMERINTAH INDIA (Respon Terhadap Isu Multikulturalisme ...
KEBIJAKAN PENDIDIKAN PEMERINTAH INDIA (Respon Terhadap Isu Multikulturalisme ...KEBIJAKAN PENDIDIKAN PEMERINTAH INDIA (Respon Terhadap Isu Multikulturalisme ...
KEBIJAKAN PENDIDIKAN PEMERINTAH INDIA (Respon Terhadap Isu Multikulturalisme ...Ali Murfi
 
Strategi Pembelajaran Aktif : Question Student Have (QSH)
Strategi Pembelajaran Aktif : Question Student Have (QSH)Strategi Pembelajaran Aktif : Question Student Have (QSH)
Strategi Pembelajaran Aktif : Question Student Have (QSH)Ali Murfi
 
Survey Evaluasi Pendidikan ; SMA N 1 Banguntapan Bantul DIY
Survey Evaluasi Pendidikan ; SMA N 1 Banguntapan Bantul DIYSurvey Evaluasi Pendidikan ; SMA N 1 Banguntapan Bantul DIY
Survey Evaluasi Pendidikan ; SMA N 1 Banguntapan Bantul DIYAli Murfi
 
Wawasan Pengembangan Pendidikan Islam
Wawasan Pengembangan Pendidikan IslamWawasan Pengembangan Pendidikan Islam
Wawasan Pengembangan Pendidikan IslamAli Murfi
 
Latar Belakang Masalah "Pendidikan Multikultural"
Latar Belakang Masalah "Pendidikan Multikultural"Latar Belakang Masalah "Pendidikan Multikultural"
Latar Belakang Masalah "Pendidikan Multikultural"Ali Murfi
 
Komponen Sistem
Komponen SistemKomponen Sistem
Komponen SistemAli Murfi
 

More from Ali Murfi (20)

Coping with the impact of Covid-19 pandemic on primary education: teachers' s...
Coping with the impact of Covid-19 pandemic on primary education: teachers' s...Coping with the impact of Covid-19 pandemic on primary education: teachers' s...
Coping with the impact of Covid-19 pandemic on primary education: teachers' s...
 
From teachers to students creativity? the mediating role of entrepreneurial e...
From teachers to students creativity? the mediating role of entrepreneurial e...From teachers to students creativity? the mediating role of entrepreneurial e...
From teachers to students creativity? the mediating role of entrepreneurial e...
 
Human Resources Approach for Optimization of Knowledge Management Implementat...
Human Resources Approach for Optimization of Knowledge Management Implementat...Human Resources Approach for Optimization of Knowledge Management Implementat...
Human Resources Approach for Optimization of Knowledge Management Implementat...
 
Strategi Pembelajaran Aktif Question Student Have (QSH) Pada Mata Pelajaran F...
Strategi Pembelajaran Aktif Question Student Have (QSH) Pada Mata Pelajaran F...Strategi Pembelajaran Aktif Question Student Have (QSH) Pada Mata Pelajaran F...
Strategi Pembelajaran Aktif Question Student Have (QSH) Pada Mata Pelajaran F...
 
Kepemimpinan Sekolah dalam Situasi Krisis Covid-19 di Indonesia
Kepemimpinan Sekolah dalam Situasi Krisis Covid-19 di IndonesiaKepemimpinan Sekolah dalam Situasi Krisis Covid-19 di Indonesia
Kepemimpinan Sekolah dalam Situasi Krisis Covid-19 di Indonesia
 
Islam Nusantara: Religion Dialectic and Cultural for Pluralism-Democratic Soc...
Islam Nusantara: Religion Dialectic and Cultural for Pluralism-Democratic Soc...Islam Nusantara: Religion Dialectic and Cultural for Pluralism-Democratic Soc...
Islam Nusantara: Religion Dialectic and Cultural for Pluralism-Democratic Soc...
 
Islamic Education System in Singapore: Current Issues and Challenges
Islamic Education System in Singapore: Current Issues and ChallengesIslamic Education System in Singapore: Current Issues and Challenges
Islamic Education System in Singapore: Current Issues and Challenges
 
Achievement Motivation Training
Achievement Motivation TrainingAchievement Motivation Training
Achievement Motivation Training
 
COMPARISON OF PAI AND PAK: AN OVERVIEW OF VALUES OF MULTICULTURAL EDUCATION
COMPARISON OF PAI AND PAK: AN OVERVIEW OF VALUES OF MULTICULTURAL EDUCATION COMPARISON OF PAI AND PAK: AN OVERVIEW OF VALUES OF MULTICULTURAL EDUCATION
COMPARISON OF PAI AND PAK: AN OVERVIEW OF VALUES OF MULTICULTURAL EDUCATION
 
Posdaya Sebagai Alternatif Pemerataan Pendidikan Anak Usia Dini
Posdaya Sebagai Alternatif Pemerataan Pendidikan Anak Usia Dini  Posdaya Sebagai Alternatif Pemerataan Pendidikan Anak Usia Dini
Posdaya Sebagai Alternatif Pemerataan Pendidikan Anak Usia Dini
 
Analisis Gaya Belajar Siswa Berprestasi : Studi Komparasi Siswa Berprestasi S...
Analisis Gaya Belajar Siswa Berprestasi : Studi Komparasi Siswa Berprestasi S...Analisis Gaya Belajar Siswa Berprestasi : Studi Komparasi Siswa Berprestasi S...
Analisis Gaya Belajar Siswa Berprestasi : Studi Komparasi Siswa Berprestasi S...
 
"Muslim Progresif" Omid Safi dan Isu-Isu Islam Kontemporer
"Muslim Progresif" Omid Safi dan Isu-Isu Islam Kontemporer"Muslim Progresif" Omid Safi dan Isu-Isu Islam Kontemporer
"Muslim Progresif" Omid Safi dan Isu-Isu Islam Kontemporer
 
Life mapping
Life mappingLife mapping
Life mapping
 
Kepemimpinan dan Karakter Bangsa
Kepemimpinan dan Karakter BangsaKepemimpinan dan Karakter Bangsa
Kepemimpinan dan Karakter Bangsa
 
KEBIJAKAN PENDIDIKAN PEMERINTAH INDIA (Respon Terhadap Isu Multikulturalisme ...
KEBIJAKAN PENDIDIKAN PEMERINTAH INDIA (Respon Terhadap Isu Multikulturalisme ...KEBIJAKAN PENDIDIKAN PEMERINTAH INDIA (Respon Terhadap Isu Multikulturalisme ...
KEBIJAKAN PENDIDIKAN PEMERINTAH INDIA (Respon Terhadap Isu Multikulturalisme ...
 
Strategi Pembelajaran Aktif : Question Student Have (QSH)
Strategi Pembelajaran Aktif : Question Student Have (QSH)Strategi Pembelajaran Aktif : Question Student Have (QSH)
Strategi Pembelajaran Aktif : Question Student Have (QSH)
 
Survey Evaluasi Pendidikan ; SMA N 1 Banguntapan Bantul DIY
Survey Evaluasi Pendidikan ; SMA N 1 Banguntapan Bantul DIYSurvey Evaluasi Pendidikan ; SMA N 1 Banguntapan Bantul DIY
Survey Evaluasi Pendidikan ; SMA N 1 Banguntapan Bantul DIY
 
Wawasan Pengembangan Pendidikan Islam
Wawasan Pengembangan Pendidikan IslamWawasan Pengembangan Pendidikan Islam
Wawasan Pengembangan Pendidikan Islam
 
Latar Belakang Masalah "Pendidikan Multikultural"
Latar Belakang Masalah "Pendidikan Multikultural"Latar Belakang Masalah "Pendidikan Multikultural"
Latar Belakang Masalah "Pendidikan Multikultural"
 
Komponen Sistem
Komponen SistemKomponen Sistem
Komponen Sistem
 

Recently uploaded

Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiIntanHanifah4
 
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxMATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxrofikpriyanto2
 
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdfBuku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdfWahyudinST
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxBambang440423
 
PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptx
PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptxPRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptx
PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptxPCMBANDUNGANKabSemar
 
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKAPPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKARenoMardhatillahS
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdfWahyudinST
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxsyafnasir
 
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdfrpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdfGugunGunawan93
 
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdfPanduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdfandriasyulianto57
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfTaqdirAlfiandi1
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxarnisariningsih98
 
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.aechacha366
 
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptxSKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptxg66527130
 
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasPembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasAZakariaAmien1
 
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptxMTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptxssuser0239c1
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...Kanaidi ken
 
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.pptPertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.pptNabilahKhairunnisa6
 
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docxSILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docxrahmaamaw03
 

Recently uploaded (20)

Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
 
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxMATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
 
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdfBuku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
 
PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptx
PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptxPRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptx
PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptx
 
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKAPPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
 
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdfrpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
 
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdfPanduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
 
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
 
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptxSKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
 
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasPembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
 
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptxMTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
 
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.pptPertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
 
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docxSILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
 

BUKUTEKS

  • 1. Jurnal Pendidikan Islam :: Volume III, Nomor 2, Desember 2014/1436 267 Ali Murfi Bias Gender dalam Buku Teks Pendidikan Agama Islam dan Kristen Abstract This research has been done to reveal the gender bias in text books of Islamic and Christian religious educationas as the basis for promoting gender concept religious education factually. These findings show that the text books of Islamic and Christian religious, which are learnt by students nowadays, are found only a little value of gender norm. Because of this, it is necessary for the religious education lessons are to be revised and implemented the comprehension of gender bias by professional teacher. This is as the innovative movement of religious education about equality and equity of women and men in the access of economic, social, cultural and political activities. Keywords : Gender, Text Book, Religious Education. Abstrak Penelitian ini dilakukan untuk menyingkap bias gender dalam buku teks pendidikan agama Islam dan Kristen sebagai dasar untuk mempromosikan pendidikan agama berwawasan gender secara faktual. Hasil penelitian menunjukkan bahwa buku teks pelajaran pendidikan agama Islam dan Kristen yang dipelajari oleh siswa dewasa ini, hanya berisi sedikit nilai norma gender.Oleh karena itu, perlu adanya revisi materi pendidikan agama yang lazim diimplementasikan pemahaman tentang bias gender oleh para guru profesional. Hal ini sebagai gerakan inovasi pendidikan agama tentang kesetaraan (equality) dan keadilan (equity) antara perempuan dengan laki- laki dalam akses ekonomi, sosial budaya dan politik Kata Kunci :Gender, Buku Teks, Pendidikan Agama. Bias Gender dalam Buku Teks Pendidikan Agama Islam dan Kristen Ali Murfi Lembaga Pendidikan SuKa Mengajar Yogyakarta e-mail : alimurfi_kependidikanislam@yahoo.co.id 267Jurnal Pendidikan Islam :: Volume III, Nomor 2, Desember 2014/1436 DOI: 10.14421/jpi.2014.32.267-287 Diterima: 10 September 2014 Direvisi: 5 Desember 2014 Disetujui:14 Desember 2014
  • 2. Jurnal Pendidikan Islam :: Volume III, Nomor 2, Desember 2014/1436 268 Ali Murfi Bias Gender dalam Buku Teks Pendidikan Agama Islam dan Kristen Pendahuluan Dewasa ini persoalan kesetaraaan dan keadilan untuk perempuan dalam status dan perannya dimasyarakat menjadi salah satu kajian yang sering dibahas. Dalam berbagai seminar-seminar dan diskusi, perbedaan status dan peran tersebut yang terbentuk melalui proses sosial budaya yang panjang, dikemukakan sebagai masalah “gender”, masalah subordinasi, meletakkan posisi perempuan lebih rendah daripada laki-laki.Sensitifitas gender menuntut suatu upaya untuk menyingkap masalah gender, menyikapinya dan ditindaklanjuti oleh berbagai pihak termasuk praktisi pendidikan. Pendidikan tidak hanya sekedar proses pembelajaran tetapi merupakan salah satu “nara sumber” bagi segala pengetahuan karenanya ia instrumen efektif untuk transfer nilai termasuk nilai-nilai gender. Gender bukanlah ingin menyalahi kodrat,tetapi sebaliknya,justru mengembalikan kodrat pada proporsi dan fungsi sosialnya bagaimanakah dijalankan secara setara dan adil oleh laki-laki dan perempuan. Tuhan menciptakan jenis kelamin, sementara manusialah yang menciptakan perbedaan gender bagaimana menjadi perempuan dan lelaki, adapun manusia bersama masyarakat menciptakan status dan peran gender, lebih lanjut negara dan manusia menciptakan diskriminasi. Gender merupakan hal yang dapat dipertukarkan (socially and culturally constructed) dikonstruksi oleh sosial budaya, sedangkan sex/jenis kelamin sesuatu yang tidak dapat dipertukarkan fungsinya . Meskipun duduk dalam kelas yang sama, membaca buku teks yang sama, siswa laki-laki dan perempuan menerima pendidikan yang berbeda. Sebenarnya pada saat memasuki sekolah, siswa perempuan memiliki tampilan yang sama atau lebih baik daripada siswa lelaki pada setiap ukuran prestasi yang dicapai, akan tetapi ketika mereka lulus dari sekolah atau perguruan tinggi, siswa perempuan tertinggal di belakang. Kesenjangan ini disebabkan oleh kurangnya sosialisasi gender di sekolah dan adanya kurikulum yang secara tersembunyi bias gender (gender biased hidden curriculum) yang membuat siswa perempuan kurang merasakan perubahan di dalam kelas. Jelas kiranya sosialisasi gender memperoleh penguatan di sekolah, karena kelas adalah mikrokosmos dari masyarakat, cermin dari kekuatan dan keserupaanya. Pada saat yang sama,bias gender dalam pendidikan juga terbentuk dari buku teks pelajaran. Buku teks pelajaran hari ini yang dipelajari oleh siswa sebagian besar mentransfer nilai atau norma gender yang berlaku dalam kebudayaan masyarakat . Artinya, sistem nilai gender akan berpengaruh pada kehidupan sistem sosial di sekolah. Sebagai contoh adalah dalam buku ajar telah dikonstruksi peran gender Elfi Muawanah, Pendidikan Gender dan Hak Asasi Manusia (Yogyakarta: Teras, 2009), hlm. 41. Ibid.,hlm. 54.
  • 3. Jurnal Pendidikan Islam :: Volume III, Nomor 2, Desember 2014/1436 269 Ali Murfi Bias Gender dalam Buku Teks Pendidikan Agama Islam dan Kristen perempuan dan laki-laki secara segregasi, ayah/laki-laki digambarkan bekerja dikantor, di kebun, dan sejenisnya (sektor publik), sementara itu ibu/perempuan digambarkan di dapur, memasak, mencuci, mengasuh adik, dan sejenisnya (domestik). Buku teks harus diupayakan untuk mampu memuat nilai-nilai gender; kesetaraan, keadilan dan hak asasi. Mengapa demikian ? karena buku teks akan terlihat fungsional apabila mampu memberikan pencerahan sebagai pendorong perubahan cara berpikir dan bertindak bagi sang pembaca, sehingga apabila hal tersebut dapat dilakukan pada giliranya akan “meluruskan” bias gender. Kemudian dalam kajian bahasan atau penelitian ini, buku teks pelajaran pendidikan agama dipilih sebagai objek dengan pertimbangan bahwa salah satu penyebab ketidakadilan gender adalah tinjauan teologis dan etis yang sarat dengan budaya yang merendahkan perempuan, dimana banyak dimuat dalam pendidikan agama. Selain itu, ada banyak tafsir terhadap teks-teks suci keagamaan yang mengandung mysogini, yakni ideologi kebencian terhadap kaum perempuan . Melalui tulisan dan penelitian ini akan terlihat dan menyingkap bagaimana sesungguhnya buku teks pelajaran pendidikan agama Islam dan Kristen apakah masih bias gender atau tidak. Apabila “masih” ? ini merupakan jalan untuk meng- kritik kondisi buku teks pelajaran hari ini yang sedang dipelajari oleh siswa, sehingga pada giliranya akan ditemukan format ideal tentang pendidikan agama sebagai jawaban atas ketidakadilan gender tersebut (penulis menyebut, untuk Adalah buku Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti SMP kelas VII, buku ini diterbitkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia tahun 2013 (ISBN: 978-979-1274-95-1). Buku ini disusun berdasarkan Standar Isi BSNP (Badan Standar Nasional Pendidikan) yang kelayakan pengunaanya telah ditetapkan melalui Permendikbud RI Nomor 71 Tahun 2013. Islam dan Kristen dipiliih dengan pertimbangan kedua agama ini memiliki akar kenabian yang sama, yakni bersumber pada Nabi Ibrahim(abrahamic religion), memang secara konseptual keduanya memiliki bebeberapa perbedaan, namun secara teologis kedua agama ini memiliki ciri khas yang sama, yakni agama monoteis (agama tauhid). Kemudian, jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP) kelas VII dipilih dengan alasan bahwa peserta didik pada saat-saat usia sudah menginjak masa remaja awal, sistem nalar berpikir sudah mulai tumbuh dan akan berkembang mencapai puncaknya untuk digunakan menafsirkan dan menjalankan apa yang dipelajarinya. Alasan penulis menyatakan demikian, karena masa remaja adalah suatu periode kehidupan dimana kapasitas untuk memperoleh dan menggunakan pengetahuan mencapai puncaknya (Lihat, Paul H. Mussen John J. Cronger “Child Development”, dalam Desmita, Psikologi Perkembangan (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2012), hlm. 194. Zakiyuddin Baidhawy, Pendidikan Agama Berwawasan Multikultural (Jakarta: Erlangga, 2005), hlm. 97. Manifestasi kritik akan semakin jelas apabila dikaitkan dengan strata otoritas para pengkritik. Usaha penyebarluasan pandangan kritis itu bisa tidak jelas atau samar apabila tidak dibarengi dengan pemberian “solusi”. Oleh karena itu, solusi yang ditawarkan dalam tulisan atau penelitian ini adalah dengan mengkonstruksi “pendidikan agama berwawasan gender”.
  • 4. Jurnal Pendidikan Islam :: Volume III, Nomor 2, Desember 2014/1436 270 Ali Murfi Bias Gender dalam Buku Teks Pendidikan Agama Islam dan Kristen menuju “pendidikan agama berwawasan gender”), juga dalam tulisan ini akan dibahas perubahan paradigma untuk promosi pendidikan agama berwawasan gender serta bagaimana sesungguhnya gender dalam perspektif Islam dan Kristen. Gender dalam Perspektif Islam dan Kristen Gender bukan ingin menyalahi kodrat tapi justru mengembalikan kodrat pada proporsi dan fungsi sosialnya bagaimanakah dijalankan secara setara dan adil oleh laki-laki dan perempuan. Tuhan menciptakan jenis kelamin, sementara manusialah yang menciptakan perbedaan status dan peran gender bagaimana menjadi perempuan dan lelaki. Orang yang pertama kali memakai istilah gender dalam makna yang berbeda dengan jenis kelamin adalah Ann Oakley, dikemukakanya bahwa gender adalah perbedaan sosial yang berpangkal pada perbedaan jenis kelamin, dimana perbedaan sosial itu dibekukan dalam tradisi dan sistem budaya masyarakat . Sementara itu, Imam Machali mendefinisikan gender sebagai suatu konsep yang digunakan untuk mengidentifikasi perbedaan laki-laki dan perempuan dilihat dari segi sosial dan budaya . Selanjutnya mari kita lihat bagaimana Agama Islam dan Kristen berbicara tentang gender dengan legitimasi teks-teks sucinya. 1. Perspektif Islam Untuk memahami ajaran Islam tentang perempuan, sangat diperlukan pemahaman yang komprehensif (kaffah) terhadap al-Qur’an dan al-Hadits. Memang tetap penting dilakukan kajian kritis terhadap hadits-hadits, sebab memang terbukti ada saja hadis dhaif atau bahkan palsu yang dinisbatkan kepada Rasulullah SAW yang cenderung mendiskreditkan perempuan tetapi biasanya pemalsuan semacam ini telah lama dibongkar oleh para ulama, tetapi juga pendekatan parsial maupun sepotong-potong terhadap al-Qur’an dan al-Hadits, justru hanya akan mengakibatkan kesalahpahaman ajaran al- Qur’an maupun al-Hadits. Aan Oakley, “Sex, Gender and Society”, dalam Risnawaty Sinulingga, “Gender ditinjau dari Sudut Pandang Agama Kristen”, Jurnal Wawasan, 12 (2)Juli 2006: 48. Imam Machali adalah Dosen penulis ketika menjadi mahasiswa Kependidikan Islam UIN Sunan Kalijaga. Beliau selain aktif sebagai Dosen juga sebagai (bisa dikatakan) penggiat gender; Associate Members of Center Woman Studies (PSW) UIN Sunan Kalijaga, Staff Peneliti pada Lintas Studi Transformatif (el Stra) Yogyakarta. Karya-karya beliau banyak yang concern terhadap gender; Bias Gender dalam Pendidikan Bahasa Arab (Studi Buku Pelajaran Bahasa Arab Kur. 1994), Bias Gender dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di MTs Lab. Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, dsb. Imam Machali, “Bias Gender dalam Pendidikan Bahasa Arab (Studi Buku Pelajaran Bahasa Arab Kur. 1994)” Jurnal Pendidikan Bahasa Arab, 1 (2)Januari 2005: 51.
  • 5. Jurnal Pendidikan Islam :: Volume III, Nomor 2, Desember 2014/1436 271 Ali Murfi Bias Gender dalam Buku Teks Pendidikan Agama Islam dan Kristen Perempuan adalah Separo dari Laki-laki ? a. Dalam ajaran Islam, setiap orang tua dianjurkan untuk menyembelih ‘aqiqah (kekah, Jawa) untuk anaknya yang baru dilahirkan. Bagi anak laki-laki minimal 2 ekor kambing, untuk anak perempauan cukup 1 ekor saja. Ketentuan ini didasarkan pada hadits Nabi riwayat ‘Aisyah . b. Dalam hal pembagian waris, seperti diketahui, bagian perempuan adalah separo bagian laki-laki. Ketentuan ini langsung langsung diambil dari ayat al-Qur’an yang secara eksplisit memang menentukan demikian. “Bagi laki-laki adalah dua bagian ahli waris perempuan”. (Q.S. An-Nisaa’ [4]: 176). Analisis di bidang ini, biasanya dikaitkan tanggung jawab laki-laki untuk menafkahi keluarga (istri dan anak- anaknya), sedangkan perempuan tidak. Maka, meskipun laki-laki mendapat 2 bagian, tetapi kotor. Sedangkan perempuan mendapat 1 bagian, tetapi bersih10 . Perempuan sebagai Objek ? a. Laki-lakilah yang berhak menikahi, sedangkan perempuan statusnya sebagai yang dinikahi. Mahar atau maskawin, suatu unsur yang dalam tata pernikahan mirip dengan pembayaran harga dalam perdagangan, diserahkan laki-laki kepada perempuan, bukan sebaliknya11 . b. Sebagai objek, perempuan yang hendak dinikahi boleh dilihat-lihat bagian tubuhnya atau “diinspeksi” oleh laki-laki (calon suami) seperti layaknya barang yang ada dalam proses penawaran12 . Perempuan adalah Makhluk Domestik ? a. Ada kutipan, yang diklaim sebagai hadits Nabi, yang mengatakan; “Suasana dimana seorang perempuan bisa mencapai tingkat kedekatan paling tinggi dengan Tuhan adalah ketika ia tafakkur di kamarnya”13 . Syarbini, Al-Iqna’ fi Halli Alfadzi Abi Syuja’, Jilid II, hlm. 282; Zakariya Al-Ansari, FathulWahhab, Bandung : Al-Ma’arif, Jilid II, hlm. 190; Al-Bajuri, Bandung : Al-Ma’arif, hlm. 302, dalam Masdar Farid Mas’udi, Perempuan di antara Lembaran Kitab Kuning, dalam Mansour Fakih (eds.), Membincang Feminisme : Diskursus Gender Perspektif Islam (Surabaya: Risalah Gusti, 2000), hlm. 170. 10 Ahmad Jurjawi, At-Tasyiri’ wa Falsafatuh, Darul Fikr, hlm. 402; Ali Darakah dalam Iqbal A. Saimima, Polemik Reaktualisasi Ajaran Islam (Jakarta: Panjimas, 1989), hlm. 84, dalam Masdar Farid Mas’udi, Perempuan di antara... , hlm. 171. 11 Q.S. An-Nisaa’ [4]: 4. 12 Syarbini, Jilid II, hlm. 120, berdasarkan hadits Nabi kepada Mughirah yang kebetulanbaru melamar seorang perempuan untuk dinikahi. “Lihatlah ia dengan cara begitu antara kalian berdua akan lebih bertahan cinta dan kasih sayangnya”. Dalam Masdar Farid Mas’udi, Perempuan di antara... , hlm. 172. 13 Sayyid Utsman al-Alawy, Perhiasan Bagus bagi Anak Perempuan, dalam Masdar Farid Mas’udi, Perempuan di antara... , hlm. 176.
  • 6. Jurnal Pendidikan Islam :: Volume III, Nomor 2, Desember 2014/1436 272 Ali Murfi Bias Gender dalam Buku Teks Pendidikan Agama Islam dan Kristen Sabda lain mengatakan; “Shalatnya perempuan di balai rumahnya lebih baik daripada di masjid, shalatnya di bagian dalam rumahnya lebih baik daripada di balai-balainya; shalatnya di kamar lebih baik daripada di bagian dalam rumahnya”14 . b. The last but not least adalah pernyataan Fatimah ketika ditanya oleh ayahnya, Rasulullah, tentang perempuan yang baik, Fatimah mengatakan bahwa sebaik-baik perempuan adalah yang tidak melihat orang laki-laki (selain mahramnya) dan si laki-laki non-mahram pun tidak bisa melihatnya15 . Perempuan Sejajar dengan Laki-laki ? a. Pandangan bahwa perempuan sejajar dengan laki-laki bukan tidak ada dalam pendirian atau keyakinan, yakni ketika mereka memandang kedua makhluk itu dari kaca mata spiritualitas ketuhanan. Pendirian ini sekurang-kurangnya tampak ketika kita menafsiri ayat al-Qur’an, QS. Al-Hujurat [49]: 13, yang berbunyi: “... Inna akramakum ‘indallahi atqakum ...” (Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu). b. JugaayatlaindalamQ.S.An-Nahl[16]:97,yangberbunyi:“Man‘amila shaalihan min dzakarin au untsawa hua mu’minun falanuhyiyannahu hayaatan thayyibatan ...”(Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, Maka Sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik...). Perempuan Lebih Tinggi di atas Laki-laki ? a. Dalam salah satu hadits Nabi dikatakan: “Ridallahi fi ridal walidain wa sukhtullahi fi sukhtil walidain” (Perkenan Allah tergantung pada perkenan kedua orang tua, dan murka Allah juga terdapat pada murka orang tua)16 . Sementara itu, yang dimaksud dengan kedua orang tua sebagai pihak yang berhak memperoleh penghormata dari sang anak, pertama adalah orang tua perempuan (ibu), baru kemudian orang tua lelaki (bapak). b. Hadits Nabi yang lain seperti yang diriwayatkan Bukhari Muslim, diriwayatkan sebagai berikut: “Suatu ketika seorang sahabat bertanya kepada Nabi, siapakah yang paling berhak untuk diberi penghormatan. Nabi menjawab, “Ibumu !”, kemudian ? tanya sahabat, 14 Al-Ghazali, Ihya’ Ulumuddin, Jilid II, dalam Masdar Farid Mas’udi, Perempuan di antara... , hlm. 176. 15 Sayyid Utsman al-Alawy, Perhiasan Bagus bagi Anak Perempuan, dalam Masdar Farid Mas’udi, Perempuan di antara... , hlm. 176. 16 Hadits riwayat Thabrani dan Hakim, dalam Zain ad-Din al-Malibari, Irsyadul ‘Ibad (Surabaya: Nabhan, tt), hlm. 91.
  • 7. Jurnal Pendidikan Islam :: Volume III, Nomor 2, Desember 2014/1436 273 Ali Murfi Bias Gender dalam Buku Teks Pendidikan Agama Islam dan Kristen “Ibumu !” tanya sahabat lagi. “Ibumu !”, jawab Nabi. Kemudian ? “Bapakmu ...”. Masyarakat pada umumnya menafsirkan hadits ini dengan menyatakan bahwa orang tua perempuan (ibu) berhak atas penghormatan dari anaknya tiga kali lipat dari penghormatan yang patut diberikan kepada orang tua laki-laki (bapak). c. Sejalan dengan ini, banyak pula dikutip oleh kitab kuning dan para Kyai/Mubaligh dalam berbagai kesempatan, sebuah hadits juga dari riwayat Bukhari Muslim yang menegaskan bahwa, “Surga itu berada di bawah telapak kaki sang Ibu”. Sebuah hadits yang diberi tafsiran untuk menujukkan betapa tingginya derajat seorang ibu. Tampak ada kontradiksi atau pertentangan secara harfiah antar pelbagai ayat di dalam al-Qur’an, antara yang mendukung dan tidak (kurang) mendukung terhadap kesetaraan, keadilan dan hak asasi. Padahal al-Quran telah mendeklarasikan diri sebagai rahmat bagi seluruh alam17 . Pertanyaannya adalah Bagaimana merekonsiliasi keduanya? Asghar Ali Engineer18 menawarkan metode dalam menafsirkan al- Qur’an. Dalam pandangannya, al-Qur’an memiliki dua aspek: normatif dan kontekstual. Pembedaan dua aspek ini sangat penting, sebab akan mendudukkan suatu ayat pada posisinya yang pas. Apa yang dimaksud dengan aspek normatif adalah sistem nilai dan prinsip-prinsip dasar dalam al-Qur’an, seperti persamaan, kesetaraan, toleransi, dan keadilan. Prinsip- prinsip ini bersifat eternal, dapat diaplikasikan dalam pelbagai konteks ruang dan waktu. Sedangkan aspek kontekstual berkaitan dengan ayat-ayat yang diturunkan untuk merespon problem-problem sosial tertentu pada masa ayat-ayat tersebut diturunkan. Sesuai dengan perkembangan zaman ayat- ayat tersebut belum tentu relevan dan cocok untuk diterapkan ketika situasi sosial yang dihadapi berubah, dan bahkan dapat diabrogasi pemberlakuannya (bukan ayat tekstualnya). Dengan demikian, penyudutan perempuan menjadi makhluk domestik dan inferior dari laki-laki harus dihilangkan dengan kembali pada semangat dasar al-Qur’an dan al-Hadits, demi tercapaianya sebuah tatanan sosial yang berkeadilan dan harmonis. Bukankah Islam menjamin hak asasi setiap orang untuk meningkatkan kadar eksistensi dirinya selama tetap berpegang 17 Q.S. Al-Anbiya [21]: 107. 18 Asghar Ali Engineer, The Rights of Women in Islam (Lahore: Vanguard Books, 1992), hlm. 42; The Qur’an, Women and Modern Society (New Delhi: Sterling Publishers Private Limited, 1999), hlm. 52; M. Agus Nuryatno, “Asghar Ali Engineer’s View on Liberation Theology and Women’s Issues in Islam: An analysis,” (Tesis: Institute of Islamic Studies, McGill University, Canada, 2000), hlm. 54-56.
  • 8. Jurnal Pendidikan Islam :: Volume III, Nomor 2, Desember 2014/1436 274 Ali Murfi Bias Gender dalam Buku Teks Pendidikan Agama Islam dan Kristen teguh pada etika moral al-Qur’an dan al-Hadits ? (penulis meyakini seperti demikian). 2. Perspektif Kristen ApakahAlkitab,yangpenulisanyaamatdipengaruhiolehbudayapatriakhat19 , bahkan yang kadang-kadang bias gender, dapat dijadikan sebagai sumber dogma dan etika bagi orang Kristen ? Apakah di dalam Alkitab dapat ditemukan pengajaran tentang kesetaraan gender ? Inilah pertanyaan- pertanyaan yang sering dikemukakan. Di dalam Alkitab ditemukan status dan peran perempuan yang merupakan refleksi dari situasi dan kondisi atau budaya patriakhat. Tetapi bagian-bagian Alkitab yang tertentu begitu tidak dipengaruhi budaya patriakhat sehingga memperlihatkan “kesetaraan dan keadilan” gender. Perempuan adalah Makhluk Kedua ? a. Tokoh reformator, Johanes Calvin menegaskan bahwa menurut Kej. 1: 26-28, hanya laki-laki yang diciptakan segambar dengan Allah, sedangkan perempuan berstatus a secondary degree. Khusunya dalam kejadian Kej. 2: 18 dia disebut “penolong”, oleh karena itu sepanjang zaman harus dikucilkan dari kepemimpinan publik. Selain itu, para penafsir tradisional sudah begitu terbiasa menguti sebagian ayat-ayat dalam Alkitab (yang “berbicara negatif” tentang perempuan) untuk membuktikan bahwa perempuan itu berasal dari laki-laki, untuk laki- laki, sepanjang waktu bahkan kekal statusnya lebih rendah dari laki- laki20 . b. Disatu pihak perempuan itu digambarkan lebih rendah dari laki-laki, suami, dan anak-anaknya sendiri, bahkan ia bernilai sama dengan ternak (UI. 5: 21; 29: 11; Kel. 20: 17)21 . Perempuan sebagai Objek ? a. Perempuan tidak memiliki hak yang sama dengan laki-laki, misalnya, ia tidak berhak atas rumah tangganya harta warisan, bahkan atas dirinya sendiri. Contohnya, ia dapar dihukum mati oleh suaminya dengan brutal, diusir dari rumah, diceraikan dengan mudah, sedangkan suami tidak (Kej. 38: 24; Im. 21:9; UI. 24: 1-3)22 . 19 Patriakhat adalah sistem yang dilahirkan oleh praktik-praktik sosial dan politik dimana kaum laki-laki menguasai serta menindas kaum perempuan. (Risnawaty Sinulingga, “Gender ditinjau dari Sudut Pandang Agama Kristen”, Jurnal Wawasan, 12 (2)Juli 2006: 47. 20 Alkitab, Kej. 1: 26-28; Kej. 2: 18, dalam Risnawaty Sinulingga, “Gender ditinjau dari Sudut Pandang Agama Kristen”, Jurnal Wawasan, 12 (2)Juli 2006: 49. 21 Alkitab, UI. 5: 21; 29: 11; Kel. 20: 17, Ibid. 22 Alkitab, Kej. 38: 24; Im. 21:9; UI. 24: 1-3, Ibid.
  • 9. Jurnal Pendidikan Islam :: Volume III, Nomor 2, Desember 2014/1436 275 Ali Murfi Bias Gender dalam Buku Teks Pendidikan Agama Islam dan Kristen b. Disisi lain juga dijelaskan bahwa perempuan dapat “diuji” keperawananya, disangsikan kesetiaanya oleh calon atau suami, tetapi suami tidak (UI. 22: 13-19)23 . Perempuan Sederajat dengan Laki-laki ? a. Keduanya adalah mitra dalam masyarakat , karena keduanya “segambar dengan Allah”, sehingga keduanya diberi kesempatan, kewajiban, kebebasan, dan hak yang sama untuk menyelidiki, mengerti, mengolah, mengelola, memnafaatkan, dan mendominasi bumi dengan mengembangkan segala jenis ilmu pengetahuan dan teknologi untuk kesejahteraan lahiriah dan bathiniyah manusia itu dengan identitas sebagai pekerja dan pemimpin dalam masyarakat (Kej. 1: 26-28)24 . b. Keduanya sama-sama diberikan kebebasan dan kuasa untuk “beridentitas” dalam masyarakat sebagai sintua, pendeta, walikota, gubernur, bahkan menjadi presiden. Gambaran yang rinci tentang kesempatan untuk berperan dalam masyarakat misalnya dalam Amsal. 31: 10-3125 . Perempuan untuk diKasihi dan diTaati ? a. Perempuan diperlihatakan bahwa ia bukan saja dihormati tapi dicintai, dikasihi, dan ditaati nasihatnya oleh suami (Kej. 16: 2-6; 23: 2; 24: 67; 29: 18-19).Bahkan ia lebih bijaksana dari suami (Sam. 25: 2-44)26 . Perempuan bijaksana dalam periskop ini ini diperlihatkan ber- identitas bukan hanya sebagai istri yang setia bagi suaminya, tetapi juga sebagai kepala yang bijaksana bagi anggota masyarakat yang dipimpinya (dalam semua kebutuhan mereka seperti ekonomi, pendidikan, politik, dll) dan sebagai pejuang bagi anggota masyarakat lain di sekitarnya yang lemah dan miskin. b. Disisi lain, perempuan digambarkan bernilai sangat tinggi, lebih tinggi dari nilai permata (Ams. 3131: 10; 3: 15)27 . Terdapat bagian Alkitab dalam gender yang lepas dari pengaruh budaya. Bagian ini memperlihatkan status dan peran laki-laki serta perempuan yang ideal, yang mengajarkan kesetaraan dan keadilan gender. Status dan peran yang ideal inilah yang harus diperjuangkan sebagai pola kesejajaran status perempuan dan laki-laki 23 Alkitab, UI. 22: 13-19, Ibid. 24 Alkitab, Kej. 1: 26-28, Ibid. hlm. 51 25 Alkitab, Amsal. 31: 10-31, Ibid. 26 Alkitab, Kej. 16: 2-6; 23: 2; 24: 67; 29: 18-19 dan Sam. 25: 2-44 , Ibid. 49. 27 Alkitab, Ams. 3131: 10; 3: 15, Ibid.
  • 10. Jurnal Pendidikan Islam :: Volume III, Nomor 2, Desember 2014/1436 276 Ali Murfi Bias Gender dalam Buku Teks Pendidikan Agama Islam dan Kristen bukan hanya dulu tetapi juga kini dan bukan hanya oleh perempuan tetapi kepada semua orang beriman. Sedangkan bagian Alkitab yang berisi status dan peran yang tak ideal, bahkan kadang-kadang sepertinya memperlihatkan diskriminasi terhadap perempuan, bukan ditolak tetapi dipelajari sosial budayanya yang melatabelakangi dan tujuan penulisanya, sehingga ditemukan apa yang sesungguhnya ingin diajarkan melaluinya kepada pembaca dulu dan kini. Bias Gender dalam Buku Teks Pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Kristen Setelah melakukan penelaahan terhadap semua Bab, baik yang memiliki muatan bias gender maupun yang tidak memiliki muatan sama sekali. Penulis meng-elaborasi dalam uraian Bab ditampilkan dalam sebuah Tabel, sehingga akan menjadi satu kesatuan analisis28 yang utuh mendasarkan pada kesetaraan29 dan keadilan30 gender. Tabel I. AnalisisBias Gender Buku Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti SMP kelas VII K-13 No Bab | Tema Materi | hlm. Muatan Bias Gender (redaksi kalimat/ gambar/soal) Kritik atas Muatan Bias Gender 1 Bab I | Dengan Ilmu Pengetahuan Semua Menjadi Lebih Mudah | - - - 2 Bab II | Lebih Dekat dengan Allah SWT yang Sangat Indah Nama-Nya | - - - 28 Menggunakanmetodecontentanalysis(analisisisi);analisiskejelasanisidananalisisisitersembunyi. (Berhard Berelson “Content Analysis in Communication Research”, dalam Abbas Tashakkori Charles Teddlie, Mixed Methodology: Mengombinasikan Pendekatan Kualitatif dan Kuantitatif (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010), hal. 200). 29 Kesetaraan gender adalah kesamaan kondisi bagi perempuan dan laki-laki untuk memperoleh kesempatan dan hak-haknya sebagai manusia agar berperan dan berpartisipasi dalam kegiatan politik, ekonomi, sosial budaya, pertahanan dan keamanan, dan kesamaan dalam menikmati hasil pembangunan tersebut (Elfi Muawanah, Pendidikan Gender dan Hak Asasi Manusia (Yogyakarta: Teras, 2009), hlm. 18.) 30 Keadilan gender menonjolkan pentingnya kesetaraan hasil, keadilan gender suatu proses untuk menjadi adil terhadap perempuan dan laki-laki (Elfi Muawanah, Pendidikan Gender... , hlm. 32.)
  • 11. Jurnal Pendidikan Islam :: Volume III, Nomor 2, Desember 2014/1436 277 Ali Murfi Bias Gender dalam Buku Teks Pendidikan Agama Islam dan Kristen No Bab | Tema Materi | hlm. Muatan Bias Gender (redaksi kalimat/ gambar/soal) Kritik atas Muatan Bias Gender 3 Bab III | Hidup Tenang dengan Kejujuran, Amanah dan Istiqamah | 28 Dapat kita lihat dengan jelas bahwasama sekali tidak berpijak pada spirit kesetaraan gender; kesamaan kondisi bagi perempuan dan laki- laki untuk memperoleh kesempatan dan hak- haknya sebagai manusia agar berperan dan berpartisipasi dalam kegiatan politik, ekonomi, sosial budaya, pertahanan dan keamanan. Kali ini kita harus sepakat, sudah saatnya kita semua (laki-laki dan perempuan) untuk bersama-sama merubah (change) hubungan subordinasi (atas-bawah) perempuan dihadapan laki-laki. Untuk mendukung hal tersebut perlu diketahui potensi transformatif yang merupakan konsep yang berguna untuk membantu para perencana/kaum perempuan sendiri memeriksa bagaimana caranya agar kebutuhan praktis agar dapat dipenuhi sedemikian rupasehingga menjadi potensi untuk melakukan perubahan.
  • 12. Jurnal Pendidikan Islam :: Volume III, Nomor 2, Desember 2014/1436 278 Ali Murfi Bias Gender dalam Buku Teks Pendidikan Agama Islam dan Kristen No Bab | Tema Materi | hlm. Muatan Bias Gender (redaksi kalimat/ gambar/soal) Kritik atas Muatan Bias Gender 4 Bab IV | Semua Bersih Hidup Jadi Nyaman | - - - 5 Bab V | Indahnya Kebersamaan dengan Berjama’ah | - - - 6 Bab VI | Selamat Datang Nabi Kekasihku | 68 “Setelah kafir Quraisy gagal melakukan tekanan, mereka menawarkan harta benda, wanita, dan pangkat” Uraian pada materi tersebut mensejajarkan wanita dengan harta bendadan pangkat, seperti layaknya barang yang ada dalam proses penawaran disebuah pasar atau toko. Meskipun praktik demikian yang dimaksud dalam uraian tersebutadalah ketika zaman dahulu (dakwah Islam), tapi saya yakin dewasa ini praktik yang sedemikian masih kerap dan banyak terjadi tentunya dengan modus yang berbeda. Ketika kita berbicara dalam al-Qur’an, wanita sejajar dengan laki atau bahkan lebih tinggi; “... Inna akramakum ‘indalllahi atqakum ...”(QS. Al-Hujurat [49]: 13), kemudian, “Ridallahi fi ridal walidain wa sukhtullahi fi sukhtil walidain”(H.R. Thabrani dan Hakim).
  • 13. Jurnal Pendidikan Islam :: Volume III, Nomor 2, Desember 2014/1436 279 Ali Murfi Bias Gender dalam Buku Teks Pendidikan Agama Islam dan Kristen No Bab | Tema Materi | hlm. Muatan Bias Gender (redaksi kalimat/ gambar/soal) Kritik atas Muatan Bias Gender 7 Bab VII | Hidup Jadi Lebih Damai dengan Ikhlas, Sabar, dan Pemaaf | - - - 8 Bab VIII | Ingin Meneladani Ketaatan Malaikat-Malaikat Allah SWT | - - - 9 Bab IX | Berempati itu Mudah, Menghormati itu Indah |102 Gambar ini adalah seorang ibu-ibu beserta anaknya (perempuan) sedang menerima bantuan. Bayangkan saja, akan berdampak seperti apa ketika kita melihat hal tersebut, penafsiran kita tentunya setidaknya akan mengarah kepada “wanita itu lemah, objek untuk di bantu”. Perlu mencipta kondisi yang memiliki kebebasan memilih (freedom of choice) atas dasar hak- haknya yang sama dengan laki, kedua, perempuan tidak melulu dipaksa menjadi ibu rumah tangga.
  • 14. Jurnal Pendidikan Islam :: Volume III, Nomor 2, Desember 2014/1436 280 Ali Murfi Bias Gender dalam Buku Teks Pendidikan Agama Islam dan Kristen No Bab | Tema Materi | hlm. Muatan Bias Gender (redaksi kalimat/ gambar/soal) Kritik atas Muatan Bias Gender 10 Bab X | Memupuk Rasa Persatuan pada Hari yang Kita Tunggu | - - - 11 Bab XI | Islam Memberikan Kemudahan melalui Shalat Jama’ dan Qasar | - - - 12 Bab XII | Hijrah ke Madinah Sebuah Kisah yang Membanggakan | - - - 13 Bab XIII | Al- Khulafau Ar- Rasyidun Penerus Perjuangan Nabi Muhammad SAW | 153 Sebagaimana dalam gambar pada Bab III di atas, gambar ini juga pun menunjukkan bahwa sebenarnya (yang nampak) sedikit sekali untuk memperoleh kesempatan dan hak-haknya sebagai perempuan agar berperan dan berpartisipasi aktif dalam bidang pertahanan dan keamanan. Semakin mempertegas saja bahwa wilayah perempuan adalah domestik. Tabel II. Analisis Bias Gender
  • 15. Jurnal Pendidikan Islam :: Volume III, Nomor 2, Desember 2014/1436 281 Ali Murfi Bias Gender dalam Buku Teks Pendidikan Agama Islam dan Kristen Tabel 2. Buku Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti SMP kelas VII K-13 No Bab | Tema Materi | hlm. Muatan Bias Gender (redaksi kalimat/ gambar/soal) Kritik atas Muatan Bias Gender 1 Bab I | Indahnya Mengampuni| - - - 2 Bab II | Karya Pengampunan Allah dalam Yesus Kristus| - - - 3 Bab III | Baptisan sebagai Tanda Menjadi Milik Kristus| 14 Gambar ritual pembaptisan ini membawa pada pengertian dan pemahaman bahwa tugas mengasuh dan mengurus anak masih dibebankan hanya kepada seorang ibu (perempuan), seharusnya kita sudah mulai berpikir dan bertindak bahwa peran ini bisa dipertukarkan dengan laki-laki (bapak) agar adanya persamaan dan kesetaraan dalam kehidupan berkeluarga. Selain itu, pertukaran peran ini sebagai sinergi antara ibu dan bapak dalam kepedulian bersama untuk pertumubuhan dan perkembangan anak- anaknya.
  • 16. Jurnal Pendidikan Islam :: Volume III, Nomor 2, Desember 2014/1436 282 Ali Murfi Bias Gender dalam Buku Teks Pendidikan Agama Islam dan Kristen No Bab | Tema Materi | hlm. Muatan Bias Gender (redaksi kalimat/ gambar/soal) Kritik atas Muatan Bias Gender Dalam Alkitab, nampak jelas dan meyakinkan bahwa sinergi ini harus dijanlakan (“... seorang laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan istrinya...”, Kej. 2: 24). 4 Bab IV | Dosa dan Pertobatan| - - - 5 Bab V | Allah Memelihara CiptaanNya| - - - 6 Bab VI | Menjaga dan Melestarikan Alam| - - 7 Bab VII | Solider terhadap Teman dan Sahabat| - - - 8 Bab VIII | Solider terhadap Teman dan Sahabat| - - - 9 Bab IX | Membangun Solidaritas di Tengah Masyarakat Majemuk | - - -
  • 17. Jurnal Pendidikan Islam :: Volume III, Nomor 2, Desember 2014/1436 283 Ali Murfi Bias Gender dalam Buku Teks Pendidikan Agama Islam dan Kristen No Bab | Tema Materi | hlm. Muatan Bias Gender (redaksi kalimat/ gambar/soal) Kritik atas Muatan Bias Gender 10 Bab X | Hati Nurani: Memilih yang Benar| 61 “Ibu sedang mengurus adik yang sakit dan membutuhkan perhatian“ Uraian materi ini juga masih menunjukkan bahwa mengasuh dan mengurus anak masih dibebankan hanya kepada seorang ibu (perempuan), padahal dibutuhkan kesetaraan dan kesederajatant untuk kesatuan dalam keluarga. Perempuan adalah “penolong” bagi suaminya sedangkan laki- laki adalah “penyesuai” bagi istrinya. Keduanya salong tolong-menolong (“inilah dia, tulang dari tulangku dan daging dari dagingku”, Kej. 2: 23). 11 Bab XI | Kerendahan Hati| - - - 12 Bab XII | Sekolah dan Keluarga sebagai Tempat Melatih Disiplin| - - - 13 Bab XIII | Remaja Kristen yang Disiplin| - - 14 Bab XIV |Nilai-Nilai Kristiani Menjadi Pegangan Hidupku | - -
  • 18. Jurnal Pendidikan Islam :: Volume III, Nomor 2, Desember 2014/1436 284 Ali Murfi Bias Gender dalam Buku Teks Pendidikan Agama Islam dan Kristen Pendidikan Agama Berwawasan Gender Diskusi tentang perempuan adalah diskusi tentang situasi transisi yang dibayangkan. Tidak hanya di Indonesia dan tidak hanya di negeri-negeri timur. Munculnya gerakan Woman’s Lib menunjukkan bahwa di bagian dunia yang lebih maju, situasi transisi itu dibayangkan sebagai dijalani kaum perempauan melalui perjuangan menghapuskan kesenjangan, diinginkan meraih kedudukan setara (equality) dan adil (equity) dengan kedudukan lawan jenisnya. Perubahan paradigma dalam elemen-elemen kehidupan terlebih dalam pendidikan diyakini sebagai suatu keharusan dalam rangka mempertimbangkan perkembangan kontemporer yang menggambarkan sofistikasi kehidupan31 . Perbedaan antara laki-laki dan perempuan secara biologis sudah terjadi sejak masa konsepsi, masa perkembangan embriologis dan masa akil baligh. Secara sosiokultural perbedaan dikembangkan sesuai dengan kondisi yang berlangsung di kalangan etnis yang bersangkutan. Hanya saja dalam kenyataan historis ternyata hampir disemua etnis bangsa-bangsa di dunia, seringkali perbedaan biologis itu diterjemahkan terlalu jauh dalam peran gender32 . Terjadi kesenjangan dikotomi dalam peran gender yang tidak proporsional dan sangat merugikan perempuan, dan karena ketidakadilan gender itu sudah berlangsung dari generasi ke generasi hampir disemua etnis bangsa-bangsa, maka ketidakadilan itu menjadi sulit diidentifikasi ketidakadilanya. Perubahan pola berpikir (mind set) dari nilai-nilai andro-sentris (memandang sesuatu dari perspektif laki-laki) menuju pendekatan berbasis gender perlu dibangun dengan penyadaran akan kebutuhan dan pengalaman-pengalaman perempuan yang berbeda dengan laki-laki33 . Disinilah rasanya kita berpikir dan bertindak bahwa pendidikan agama harus “merevisi” semua muatanya yang berbasis bias gender, bahkan pendidikan agama harus membekali konstruk pengetahuan baru tentang relasi lelaki dan perempuan yang berkeadilan dan sensitif gender. Penulis menyebut, sudah waktunya untuk bersama-sama mempromosikan dan menuju “pendidikan agama berwawasan gender”. Pendidikan agama berwawasan gender hadir sebagai jawaban atas “kelelahan-kelelahan” paradigmatik di atas, pendidikan agama berwawasan gender menghendaki suatu kerangaka kerja nyata dan cetak biru (framework and blueprint) yang menjadi landasan kokoh dalam teori dan praktik. Perubahan-perubahan paradigmatik mencakup transformasi dari pengakuan atas 31 Zakiyuddin Baidhawy, Pendidikan Agama... , hlm. 32. 32 Muhammad Thohir, Tinjauan Biomedik terhadap Problema Gender dalam Mansour Fakih (eds.), Membincang Feminisme : Diskursus Gender Perspektif Islam (Surabaya: Risalah Gusti, 2000), hlm. 94. 33 Romany Sihite, Perempuan, Kesetaraan, dan Keadilan : Sebuah Tinjauan Berwawasan Gender (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2007), hal. 151.
  • 19. Jurnal Pendidikan Islam :: Volume III, Nomor 2, Desember 2014/1436 285 Ali Murfi Bias Gender dalam Buku Teks Pendidikan Agama Islam dan Kristen persamaan hak atau kesetaraan (equality) menuju tegaknya keadilan (equity). Persamaan hak diantara semua manusia (laki-laki dan perempuan) memang sebuah kebutuhan dalam hidup, namun dalam persamaan boleh jadi masih ada kemungkinan terbukanya ketidaksamaan kesempatan, sehingga perbedaan kesempatan itulah yang melahirkan ketidakadilan dalam perempuan. Menjadi jelas bahwa pendidikan agama berwawasan gender bukanlah suatu sistem yang diciptakan untuk melanggengkan status quo laki-laki disatu sisi, dan melakukan marginalisasi atas perempuan disisi lain, juga tidak dimaksudkan untuk mengokohkan kedudukan kaum laki-laki dibalik megahnya institusi-institusi pendidikan. Demikian sebaliknyan pendidikan agama berwawasan gender bukan untuk memenangkan kelas marginal atas ruling elite, karena jika demikian halnya berarti ia bertentangan dengan paradigmanya sendiri, yaitu persamaan hak atau kesetaraan (equality) menuju tegaknya keadilan (equity). Jadi, pendidikan agama berwawasan gendersesungguhnya adalahgerakan pembaharuan dan inovasi pendidikan agama dalam rangka menciptakan persamaan hak atau kesetaraan (equality) menuju tegaknya keadilan (equity) antara perempuan dengan laki-laki dalam akses, partisipasi, pemanfaatan dan penguasaan dalam kegiatan ekonomi, sosial budaya dan politik. Simpulan Konstruksi gender bukan ingin menyalahi kodrat Tuhan, tapi justru mengembalikan kodrat pada proporsi dan fungsi sosialnya bagaimanakah dijalankan secara setara dan adil oleh perempuan dan laki-laki. Secara prinsipal dan normatif, Islam dan Kristen menghargai, menghormati, bahkan mengagungkan dan memberdayakan perempuan. Buku teks pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Kristen yang hari ini dipelajari oleh siswa masih sedikit banyak mentransfer nilai atau norma gender yang berlaku dalam kebudayaan masyarakat. Disinilah rasanya kita berpikir dan bertindak bahwa pendidikan agama harus “merevisi” semua muatanya yang berbasis bias gender, bahkan pendidikan agama harus membekali konstruk pengetahuan baru tentang relasi lelaki dan perempuan yang berkeadilan dan sensitif gender. Akhir dari revisi dan perubahan paradigma ini untuk menggiatkan dan mempromosikanpendidikan agama berwawasan gender; gerakan pembaharuan dan inovasi pendidikan agama dalam rangka menciptakan persamaan hak atau kesetaraan (equality) menuju tegaknya keadilan (equity) antara perempuan dengan laki-laki dalam akses, partisipasi, pemanfaatan dan penguasaan dalam kegiatan ekonomi, sosial budaya dan politik.
  • 20. Jurnal Pendidikan Islam :: Volume III, Nomor 2, Desember 2014/1436 286 Ali Murfi Bias Gender dalam Buku Teks Pendidikan Agama Islam dan Kristen Rujukan Abdullah,M.Amin,dkk.,RekonstruksiMetodologiIlmu-IlmuKeislaman,Yogyakarta: SUKA-Press, 2003. ___________________, Re-strukturisasi Metodologi Islamic Studies Mazhab Yogyakarta,Yogyakarta: SUKA-Press, 2007. Baidhawy, Zakiyuddin, Pendidikan Agama Berwawasan Multikultural, Jakarta: Erlangga, 2005. Boehlke, Robert R., Sejarah Perkembangan Pikiran dan Praktek Pendidikan Agama Kristen: dari Yohanes Amos Comenius sampai Perkembangan PAK di Indonesia, Jakarta: Gunung Mulia, 2003. Fakih, Mansour, dkk., Membincang Feminisme : Diskurusus Gender Perspektif Islam, Surabaya: Risalah Gusti, 2000. Hadinoto, N.K. Atmadja, Dialog dan Edukasi: Keluarga Kristen dalam Masyarakat Indonesia, Jakarta: Gunung Mulia, 1999. Hidayat, Komarudin Ahmad Gaus AF (eds.), Passing Over: Melintasi Batas Agama, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1998. Machali, Imam, “Bias Gender dalam Pendidikan Bahasa Arab : Studi Buku Pelajaran Bahasa Arab MTs Kurikulum 1994”, Jurnal Pendidikan Bahasa Arab, 1 (2)Januari 2005: 45-59. Mahendrawati, Nanih Ahmad Syafei, Pengembangan Masyarakat Islam: dari Ideologi, Strategi sampai Tradisi, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2001. Makbuloh, Deden, Pendidikan Agama Islam: Arah Baru Pengembangan Ilmu dan Kepribadian di Perguruan Tinggi, Jakarta:RajaGrafindo Persada, 2011. Muawanah, Elfi, Pendidikan Gender dan Hak Asasi Manusia, Yogyakarta: Teras, 2009. Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti, Untuk SMP/MTs Kelas VII, Cetakan Ke-1, Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2013. Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti, Untuk SMP Kelas VII, Cetakan Ke-1, Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2013. Sihite, Romany, Perempuan, Kesetaraan, dan Keadilan: Suatu Tinjauan Berwawasan Gender, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2007.
  • 21. Jurnal Pendidikan Islam :: Volume III, Nomor 2, Desember 2014/1436 287 Ali Murfi Bias Gender dalam Buku Teks Pendidikan Agama Islam dan Kristen Sinulingga, Risnawaty, “Gender ditinjau dari Sudut Pandang Agama Kristen”, Jurnal Wawasan, 12 (2)Juli 2006: 49-53. Titscher, Stefan dkk.,Methods of Text and Discourse Analysis (Gazali dkk. Terjemahan). Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009. Wijaya, Aksin, Menggugat Otentisitas Wahyu Tuhan : Kritik atas Nalar Tafsir Gender, Yogyakarta: Safiria Insania Press, 2004. Zayadi, Ahmad Abdul Majid, TADZKIRAH: Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) Berdasarkan Pendekatan Kontekstual, Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2005.