SlideShare a Scribd company logo
1 of 6
“MENDOBRAK NILAI-NILAI KEAKADEMISAN DENGAN KESENIAN“
       Dead Poets Society adalah salah satu contoh film drama yang
cukup fenomenal, inspiratif, dan unik untuk ditonton. Film panjang
berdurasi 128 menit ini merupakan film yang telah memenangi
penghargaan Oscar untuk kategori Skenario Asli, Sutradara Film
Terbaik, dan Film Terbaik. Film ini diarahkan oleh sutradara bertangan
dingin berkebangsaan Australia yang bernama Peter Weir dan skenario
film ini ditulis oleh Tom Schulman. Film ini dimainkan oleh aktor
senior ternama, Robin Williams dengan sejumlah aktor muda berbakat
lainnya, seperti Robert Sean Leonard, Ethan Hawke, Josh Charles, Gale Hansen, Dylan
Kussman, Allelon Ruggiero, dan James Waterston. Skenario film ini menginspirasi dibuatnya
sebuah buku yang juga diterbitkan dalam judul yang sama dan sudah diterjemahkan dalam
bahasa Indonesia yang ditulis oleh Nancy H. Kleinbaum. Secara garis besar, Dead Poets Society
adalah sebuah film Amerika produksi tahun 1989 yang bercerita tentang seorang pengajar bahasa
Inggris di sebuah sekolah khusus laki-laki pada 1970-an yang memberi inspirasi muridnya untuk
selalu membuat perubahan dalam hidup mereka dan mengajak mereka tertarik puisi.
       Film Dead Poets Society bercerita tentang fenomena dunia pendidikan di Inggris pada
tahun 1970-an. Ada tujuh anak lelaki, yaitu Neil Perry (Robert Sean Leonard), Todd Anderson
(Ethan Hawke), Knox Overstreet (Josh Charles), Charlie Dalton (Gale Hansen), Richard
Cameron (Dylan Kussman), Steven Meeks (Allelon Ruggiero) dan Gerard Pitts (James
Waterston) baru saja masuk ke sebuah sekolah persiapan khusus untuk laki-laki yang dijadikan
setting dalam film ini bernama Welton Academy. Sekolah ini diceritakan sebagai sebuah sekolah
dengan beberapa prinsip yang dijunjung tinggi. Prinsip-prinsip tersebut adalah honor
(kehormatan), discipline (disiplin), excellence (keunggulan), dan tradition (tradisi). Seperti
karakter dari sekolah unggulan, prinsip-prinsip itu sangat ditekankan pada siswa-siswa di sekolah
tersebut. Seperti pada umumnya sekolah unggulan, dalam film ini diceritakan bahwa banyak
orang tua yang tertarik untuk menyekolahkan anaknya agar anaknya tersebut diterima di sekolah
atau universitas unggulan.
       Film ini diawali dengan mulai masuknya kembali siswa-siswa di sekolah itu setelah
liburan musim panas. Ada seorang siswa bernama Neil Perry mendapatkan seorang teman
sekamar baru yang bernama Todd Anderson. Todd sendiri sebelumnya tidak bersekolah di

                                                                                               1
Welton Academy. Tetapi, karena kakaknya (Jeffrey Anderson) yang pernah menjadi siswa
teladan dan bersekolah di situ maka dia pun dipindahkan oleh orang tuanya. Neil dan beberapa
orang temannya sering berkumpul untuk belajar ataupun sekedar merokok yang dilakukan secara
sembunyi-sembunyi.
       Seperti kebanyakan siswa di sekolah ini, alasan Neil untuk masuk adalah lebih karena
untuk melaksanakan perintah dari orang tuanya. Oleh karena itu, ketika ayahnya menyuruh untuk
mengundurkan diri dari posisinya sebagai asisten penyunting buku tahunan karena dianggap
akan mengganggu prestasi belajarnya, Neil tidak mampu menolak. Padahal sebenarnya, Neil
sangat menikmati dan menginginkan posisi itu. Kenyataan yang dihadapi oleh Neil itu juga
dialami oleh siswa-siswa lainnya. Pada akhirnya, mereka terbiasa dengan sikap mengalah dan
menurut kepada orang tuanya. Mereka memilih untuk melaksanakan pilihan maupun perintah
dari orang tuanya dan melupakan keinginan mereka sendiri.
       Dalam rangka untuk melaksanakan prinsip-prinsip yang dianut Welton Academy, guru
yang mengajar disana sangat keras dan disiplin terhadap para siswanya. Selain demi prinsip, hal
tersebut juga dilakukan untuk memastikan para siswanya dapat masuk ke universitas unggulan
sesuai dengan keinginan para orang tua siswa. Tidak jarang upaya tersebut menyebabkan proses
belajar di kelas menjadi monoton dan membosankan, seperti menghafal apa yang diajarkan oleh
guru maupun yang tertulis di buku. Tetapi hal itu, seakan-akan tidak menjadi suatu masalah bagi
para siswa karena mereka memang telah terbiasa dengan kondisi seperti itu.
       Kondisi yang berbeda dialami oleh para siswa ketika John Keating, guru baru bahasa
Inggris masuk ke kelas. Perbedaan itu terlihat jelas dari metode mengajarnya yang sangat
berbeda. Ketika Keating masuk ke kelas untuk pertama kalinya, para siswa sangat terkejut dan
menganggap guru itu aneh. Tetapi lambat laun, para siswa mulai memahami dan akhirnya
mengagumi guru baru tersebut. Beberapa hal yang ditekankan oleh John Keating kepada para
siswanya adalah untuk mencari ide sendiri dan berusaha untuk meraih kesempatan (carpe diem).
       Sosok dan cara mengajar Keating yang unik banyak mempengaruhi murid-muridnya,
terutama Neil dan teman-temannya. Mereka menemukan fakta bahwa semasa mudanya dulu,
Keating dan teman-temannya sering berkumpul di sebuah gua untuk membaca puisi dan
membentuk komunitas the Dead Poet’s Society. Hal ini menginspirasi Neil serta kawan-
kawannya untuk menghidupkan kembali komunitas itu dan mulai sering keluar dari asrama
sekolah untuk membaca puisi di gua yang terletak di luar kompleks asrama. Melalui komunitas

                                                                                             2
ini, Todd menjadi lebih berani dalam mengutarakan pendapatnya. Knox berani untuk
menyatakan cinta pada Chris. Charlie lebih bebas mengekspresikan dirinya. Pittsie dan Meeks
berhasil merakit radio buatan mereka. Neil untuk pertama kalinya menjadi tahu apa yang dia
inginkan dan ingin melakukan apa di masa depannya.
       Sampai akhirnya, terjadi suatu peristiwa tragis yang membuat Neil meninggal dan
menjadi awal dari terungkapnya komunitas ini yang telah dihidupkan kembali oleh Neil dan
kawan-kawannya. John Keating yang memang banyak berpengaruh kepada siswa-siswanya dan
semasa muda dulu telah memunculkan the Dead Poet’s Society, menjadi pihak yang dianggap
bersalah. Keating telah dianggap menjadi pendorong dan penyebab dari peristiwa bunuh diri
yang dilakukan oleh Neil sehingga ia pun dipecat dari Welton Academy.
       Film ini menjadi film yang wajib dipertontonkan dalam kelas kesusastraan Bahasa
Inggris pada sekolah-sekolah menengah di daerah Amerika Utara. Hal ini disebabkan terkait
dengan logika baik dalam kesusastraan maupun kesenian yang menyatakan kebebasan seseorang
dalam hal berekspresi, berimajinasi, dan berkreasi tidak boleh dibatasi oleh batasan apapun,
tetapi harus dibuka seluas-luasnya bahkan sampai merasuki dalam jiwa sehingga dapat
menuangkan karya-karya yang bernilai artistik dan estetika yang tinggi. Dalam film ini banyak
sekali berbicara tentang kebebasan, terutama makna kebebasan dalam mengungkapkan ide,
persepsi, maupun gagasan terhadap suatu hal yang kemudian dapat menginspirasi orang lainnya.
       Menurut saya, inti cerita dari film ini sangat bagus dan menarik yang menceritakan
tentang kebebasan, kesetiaan, dan persahabatan. Film ini mengajarkan kita untuk menikmati
masa muda kita dan benar-benar melakukan apa yang kita suka, bukan apa yang orang lain
katakan kepada kita untuk kita lakukan. Ada satu ungkapan yang diucapkan oleh Keating dalam
film ini yang dikutip dari penyair asal Roma terkenal bernama Horace, yaitu Carpe diem, quam
minimum credula postero. Arti ungkapan ini adalah raihlah kesempatan yang kita punya untuk
menjadi apa yang kita inginkan dan buatlah hidup kita menjadi luar biasa. Ungkapan ini seolah-
olah menggantikan semboyan akademi yang begitu kaku rasanya. Ungkapan ini juga yang
diharapkan dapat masuk dan meresap ke dalam jiwa setiap orang agar menjalani hidup seperti
yang mereka inginkan dan diharapkan dapat menjadi inspirasi baru bagi orang lainnya.
       Selain itu, film ini juga menyoroti masalah pendidikan. Seringkali, pendidikan dimaknai
sebagai suatu media untuk meraih sesuatu yang bersifat material semata dan hanya menjadi
status. Pendidikan hanya dilakukan untuk memastikan para siswanya dapat masuk ke universitas

                                                                                            3
unggulan sesuai dengan keinginan para orang tua siswa. Ditambah lagi, pihak sekolah selalu
lebih mengedepankan nama besar sekolah. Hal-hal tersebut merupakan kesalahan dalam
pendidikan untuk anak. Ada hal-hal lain yang lebih penting dalam pendidikan. Seperti yang
dikatakan John Keating dalam film ini, “Pendidikan adalah belajar untuk berpikir sendiri”.
Pendidikan bukanlah untuk menghafal teori-teori saja dalam kelas, tetapi juga harus dipraktikkan
pengaplikasiannya dengan pendekatan atau cara yang lebih mengena atau peka terhadap para
peserta didiknya. Hal lain yang juga diungkapkan dalam film ini adalah pada kenyataannya,
bukanlah hal mudah untuk mengubah suatu sistem yang sudah menjadi paten. Hal ini
ditunjukkan dalam film dengan kegagalan Keating melawan sistem sekolahnya. Walaupun
begitu, dia telah mampu sedikit memberikan pandangan visi bagi para siswa-siswanya.
       Film ini juga sarat akan pesan-pesan moral yang sangat berharga bagi para penontonnya.
Saya dapat mengambil sebuah contoh realitas yang mungkin banyak terjadi di sekitar kita dan
mungkin lebih parah dari ini, yaitu orang tua yang tidak tahu apa keinginan anak dan
memaksakan kehendak atau keinginan cita-cita sendiri kepada anaknya. Pembelajaran bagi kita
dari film ini, yaitu sebaiknya orang tua tidak memaksakan kehendak dan tidak banyak menuntut
dari anak, tetapi biarkan anak itu berkreasi sendiri, mencari jati dirinya sendiri, dan menemukan
apa yang mereka inginkan selama ini dalam hidup mereka. Dengan menentang keinginan anak,
anak akan berontak, tapi orang tua harus mendukung dengan memberikan perhatian lebih dan
memberi kesempatan untuk dia menunjukkan siapa dirinya.
       Ada pesan sindiran yang halus dalam film ini mengenai banyaknya orang mempunyai
pemikiran-pemikiran orthodoks atau pemikiran kaum konservatif pada masa itu. Orang-orang
hanya pasrah dan terasa seperti terkurung dalam kekakuan dan kekolotan yang sudah
membudaya dalam diri mereka. Mereka yang ingin melakukan perubahan tidak diberi kebebasan
dan hanya mendapat tekanan yang keras. Tidak adanya suatu keinginan melakukan perubahan
yang radikal dari sebagian besar orang demi menuju masa depan yang lebih baik lagi. Pesan
lainnya yang terdapat dalam keseluruhan film ini adalah proses penyadaran, di mana para murid
dan juga penonton melihat bahwa otoritas lembaga, seperti sekolah dapat dan selalu berupaya
menjadi pengarah, tapi hanya diri kita sendirilah yang dapat mengetahui siapa diri kita.
       Film arahan Peter Weir ini sukses memberikan sajian berkualitas tentang kehidupan,
apalagi obyek dalam film ini adalah para remaja yang masih berumur 17 tahun yang sudah
dituntut untuk menjadi “seseorang” yang diharapkan membuat bangga para orang tuanya

                                                                                               4
masing-masing di masa depan. Robin Williams sukses memerankan karakter John Keating
dengan sangat sempurna sebagai sosok yang inspirasional dan banyak memberi pelajaran
berharga bagi para muridnya, tetapi dengan gaya yang down to earth dan tidak menggurui
layaknya para guru senior yang menjunjung tinggi etika dan rasa hormat dalam kegiatan belajar
mengajar. Selain itu, penampilan Ethan Hawke muda yang menjadi remaja pemalu pun menjadi
nilai lebih di film ini. Peran yang ia mainkan sangat kontras ketika sudah dewasa, brutal,
beringas dan garang, tapi ternyata Ethan Hawke memulai karirnya dengan berperan menjadi
seorang remaja yang polos, pemalu sekaligus menyentuh.
       Film ini juga menekankan pada satu hal yang dapat dikatakan sebagai dasar dari
keseluruhan cerita, yaitu puisi. Puisi dalam cerita ini menjadi pengikat alur cerita yang begitu
kuat sehingga terasa dari awal sampai akhir film. Kebanyakan pengambilan gambar dalam film
ini adalah ruang kelas, yang digunakan untuk rapat anggota Dead Poets Society dalam
mendiskusikan maupun membaca puisi. Salah satu pengambilan gambar utama dalam film ini
adalah keadaaan ruang kelas dimana para murid membacakan puisi mereka. Dalam pengambilan
gambar ini, seorang pelajar bernama Todd yang diperankan oleh Ethan Hawke dipilih untuk
membacakan puisinya. Akan tetapi, tidak ada satu puisi pun yang dibuatnya. Hal ini membuat
John Keating sebagai gurunya memaksa dia untuk berdiri di depan kelas dan membuat sebuah
puisi dari sudut pandang yang dilihatnya pada saat berdiri di depan kelas dan berdiri diatas meja.
       Adegan tersebut menunjukkan betapa tidak bisa diduganya kealamian dan improvisasi
masing-masing karakter pada saat berakting, diarahkan, dan kerja kamera yang menghasilkan
gambar yang bagus untuk film ini. Melalui hal ini, ditunjukkan betapa puisi dapat disusun kapan
saja dan dimana saja tanpa harus ditulis atau dipikirkan terlebih dahulu. Puisi dapat muncul
langsung dari dalam hati dan sangat efektif dengan bantuan akting, arahan, dan kerja kamera
demi terwujudnya kealamian sebuah puisi. Pada adegan ini, kamera selalu berputar mengikuti
Ethan dan Robin selama berakting. Hal ini menunjukkan betapa puisi merupakan sebuah
perputaran yang konstan, namun tidak membutuhkan format yang paten. Kamera bekerja dengan
menunjukkan betapa puisi itu terbentuk melalui Ethan dan mungkin bersimulasi dalam
benaknya, seperti lingkaran pikiran untuk apa yang akan diucapkan selanjutnya. Adegan ini
memberikan kontribusi untuk negosiasi yang hebat melalui puisi yang ditampilkan dalam film ini
dan bahkan dapat ditiru oleh puisi itu sendiri. Pergerakan aktor dan garis bantu yang tidak dapat
diprediksi dari puisi ini menjadi sangat indah dan berkembang. Pengarah memberikan kontribusi

                                                                                                 5
pengambilan gambar dengan memberitahukan kepada aktor apa yang harus dilakukan dan
dengan latar belakang elemen yang kemudian dapat diimitasikan dalam puisi. Dalam adegan ini,
kamera bekerja sama dengan semua elemen menunjukkan betapa emosional dan tidak diduganya
puisi itu.
        Di tangan handal Weir, penyajian gambar dan pemilihan gambar dari film ini juga cukup
menarik. Banyak cuplikan-cuplikan gambar yang diambil melalui pengarahan kamera dengan
sangat baik. Salah satunya adalah adegan saat sejumlah anak laki-laki yang sedang berlari
melintasi pepohonan di dalam hutan untuk pergi ke dalam gua menghadiri pertemuan pertama
dalam komunitas the Dead Poet’s Society. Adegan ini diiringi musik klasik yang indah sebagai
latar belakangnya, penyajian visual yang menarik, dan pengarahan kamera yang baik. Seakan-
akan sutradara ingin menyajikan visual mengandung momen berharga atau magical moment
yang tidak terlupakan kepada para penontonnya. Adegan ini merupakan salah satu adegan yang
berhasil menangkap momen terbaik dalam cerita film ini. Selain itu, ada adegan pada saat Todd
berlari memanggil nama Neil yang sudah meninggal dengan berteriak sangat keras. Pengambilan
shot gambar dalam adegan ini sangat memperlihatkan ekspresi tangisan kesedihan Todd yang
terpancar dari wajahnya dan menjadi momen paling menyentuh bagi para penonton.
        Di tambah lagi, akhir dari cerita dalam film ini yang tidak mudah ditebak dan membuat
penonton menentukan sendiri akhir cerita dalam film ini atau sifatnya yang open ending. Film ini
diakhiri dengan adegan pada saat Keating kembali ke kelas untuk mengambil barang-barangnya.
Todd naik ke atas bangku sambil mengatakan “Oh kapten, kaptenku” lalu diikuti oleh siswa lain.
Mereka memandang Pak Keating dan Pak Keating pun balas memandang sambil tersenyum dan
ia berkata ”terima kasih anak-anak, terima kasih”. Adegan ini menunjukkan betapa berharga dan
mulianya Pak Keating sebagai sosok Guru di mata mereka dan betapa terharu dan bangganya
Pak Keating bahwa masih diingat dan akan selalu dikenang oleh mereka. Jadi, film ini menjadi
film yang wajib ditonton jika anda ingin mendapatkan nuansa film yang lain daripada biasanya
karena selain kita disuguhi penampilan luar biasa dari aktor-aktornya yang berakting dengan
sempurna, alur cerita yang mantap, kita pun akan mendapat banyak pelajaran berharga tentang
bagaimana caranya untuk menikmati hidup ini.




                                                                                              6

More Related Content

What's hot

Model ASSURE: Konsep dan Contoh Penerapan
Model ASSURE: Konsep dan Contoh PenerapanModel ASSURE: Konsep dan Contoh Penerapan
Model ASSURE: Konsep dan Contoh PenerapanAmbar Fidianingsih
 
Analisis hasil penilaian
Analisis hasil penilaianAnalisis hasil penilaian
Analisis hasil penilaianSamsul Hadi
 
LK 1.1 Identifikasi Masalah pemahaman pemanfaatan model-model pembelajaran in...
LK 1.1 Identifikasi Masalah pemahaman pemanfaatan model-model pembelajaran in...LK 1.1 Identifikasi Masalah pemahaman pemanfaatan model-model pembelajaran in...
LK 1.1 Identifikasi Masalah pemahaman pemanfaatan model-model pembelajaran in...RizkyYanurianto2
 
Perkembangan bahasa peserta didik
Perkembangan bahasa peserta didikPerkembangan bahasa peserta didik
Perkembangan bahasa peserta didikPoetra Chebhungsu
 
Presentasi konsep dasar perkembangan peserta didik
Presentasi konsep dasar perkembangan peserta didikPresentasi konsep dasar perkembangan peserta didik
Presentasi konsep dasar perkembangan peserta didikharis07_slideshare
 
Teori teori perkembangan moral (piaget & kohlberg)
Teori teori perkembangan moral (piaget & kohlberg)Teori teori perkembangan moral (piaget & kohlberg)
Teori teori perkembangan moral (piaget & kohlberg)Rima Trianingsih
 
Landasan historis kurikulum
Landasan historis kurikulumLandasan historis kurikulum
Landasan historis kurikulumUlfia Rahmi
 
Bab 4 assure model
Bab 4 assure modelBab 4 assure model
Bab 4 assure modelAnita Adesti
 
KELOMPOK 7 RUANG KOLABORASI TEKNOLOGI BARU DALAM PEMBELAJARAN (1).pptx
KELOMPOK 7 RUANG KOLABORASI TEKNOLOGI BARU DALAM PEMBELAJARAN (1).pptxKELOMPOK 7 RUANG KOLABORASI TEKNOLOGI BARU DALAM PEMBELAJARAN (1).pptx
KELOMPOK 7 RUANG KOLABORASI TEKNOLOGI BARU DALAM PEMBELAJARAN (1).pptxMEkoDaris
 
LK. 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi_Abdul Jamil.docx
LK. 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi_Abdul Jamil.docxLK. 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi_Abdul Jamil.docx
LK. 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi_Abdul Jamil.docxAbdulJamil38
 
Makalah Kedudukan Media dalam Pembelajaran
Makalah Kedudukan Media dalam PembelajaranMakalah Kedudukan Media dalam Pembelajaran
Makalah Kedudukan Media dalam PembelajaranWaQhyoe Arryee
 
[5] rpp sd kelas 1 semester 2 pengalamanku
[5] rpp sd kelas 1 semester 2   pengalamanku[5] rpp sd kelas 1 semester 2   pengalamanku
[5] rpp sd kelas 1 semester 2 pengalamankueli priyatna laidan
 
LK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah_Abdul Jamil.docx
LK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah_Abdul Jamil.docxLK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah_Abdul Jamil.docx
LK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah_Abdul Jamil.docxAbdulJamil38
 
(16) RPP IPA peredaran darah 5A
(16) RPP IPA peredaran darah 5A(16) RPP IPA peredaran darah 5A
(16) RPP IPA peredaran darah 5ANastiti Rahajeng
 
MATERI DESAIN PEMBELAJARAN KURIKULUM PARADIGMA BARU.pdf
MATERI DESAIN PEMBELAJARAN KURIKULUM PARADIGMA BARU.pdfMATERI DESAIN PEMBELAJARAN KURIKULUM PARADIGMA BARU.pdf
MATERI DESAIN PEMBELAJARAN KURIKULUM PARADIGMA BARU.pdfHengkiFebriyanto
 
LK 1.3 Penentuan Penyebab Masalah_Abdul Jamil.docx
LK 1.3 Penentuan Penyebab Masalah_Abdul Jamil.docxLK 1.3 Penentuan Penyebab Masalah_Abdul Jamil.docx
LK 1.3 Penentuan Penyebab Masalah_Abdul Jamil.docxAbdulJamil38
 

What's hot (20)

Topik 3_Aksi Nyata.pdf
Topik 3_Aksi Nyata.pdfTopik 3_Aksi Nyata.pdf
Topik 3_Aksi Nyata.pdf
 
Model ASSURE: Konsep dan Contoh Penerapan
Model ASSURE: Konsep dan Contoh PenerapanModel ASSURE: Konsep dan Contoh Penerapan
Model ASSURE: Konsep dan Contoh Penerapan
 
Analisis hasil penilaian
Analisis hasil penilaianAnalisis hasil penilaian
Analisis hasil penilaian
 
Model Assure
Model AssureModel Assure
Model Assure
 
LK 1.1 Identifikasi Masalah pemahaman pemanfaatan model-model pembelajaran in...
LK 1.1 Identifikasi Masalah pemahaman pemanfaatan model-model pembelajaran in...LK 1.1 Identifikasi Masalah pemahaman pemanfaatan model-model pembelajaran in...
LK 1.1 Identifikasi Masalah pemahaman pemanfaatan model-model pembelajaran in...
 
Perkembangan bahasa peserta didik
Perkembangan bahasa peserta didikPerkembangan bahasa peserta didik
Perkembangan bahasa peserta didik
 
Presentasi konsep dasar perkembangan peserta didik
Presentasi konsep dasar perkembangan peserta didikPresentasi konsep dasar perkembangan peserta didik
Presentasi konsep dasar perkembangan peserta didik
 
Teori teori perkembangan moral (piaget & kohlberg)
Teori teori perkembangan moral (piaget & kohlberg)Teori teori perkembangan moral (piaget & kohlberg)
Teori teori perkembangan moral (piaget & kohlberg)
 
Landasan historis kurikulum
Landasan historis kurikulumLandasan historis kurikulum
Landasan historis kurikulum
 
Bab 4 assure model
Bab 4 assure modelBab 4 assure model
Bab 4 assure model
 
KELOMPOK 7 RUANG KOLABORASI TEKNOLOGI BARU DALAM PEMBELAJARAN (1).pptx
KELOMPOK 7 RUANG KOLABORASI TEKNOLOGI BARU DALAM PEMBELAJARAN (1).pptxKELOMPOK 7 RUANG KOLABORASI TEKNOLOGI BARU DALAM PEMBELAJARAN (1).pptx
KELOMPOK 7 RUANG KOLABORASI TEKNOLOGI BARU DALAM PEMBELAJARAN (1).pptx
 
LK. 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi_Abdul Jamil.docx
LK. 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi_Abdul Jamil.docxLK. 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi_Abdul Jamil.docx
LK. 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi_Abdul Jamil.docx
 
Makalah Kedudukan Media dalam Pembelajaran
Makalah Kedudukan Media dalam PembelajaranMakalah Kedudukan Media dalam Pembelajaran
Makalah Kedudukan Media dalam Pembelajaran
 
[5] rpp sd kelas 1 semester 2 pengalamanku
[5] rpp sd kelas 1 semester 2   pengalamanku[5] rpp sd kelas 1 semester 2   pengalamanku
[5] rpp sd kelas 1 semester 2 pengalamanku
 
Konsep pendidikan
Konsep pendidikanKonsep pendidikan
Konsep pendidikan
 
Ppt lks
Ppt lksPpt lks
Ppt lks
 
LK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah_Abdul Jamil.docx
LK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah_Abdul Jamil.docxLK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah_Abdul Jamil.docx
LK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah_Abdul Jamil.docx
 
(16) RPP IPA peredaran darah 5A
(16) RPP IPA peredaran darah 5A(16) RPP IPA peredaran darah 5A
(16) RPP IPA peredaran darah 5A
 
MATERI DESAIN PEMBELAJARAN KURIKULUM PARADIGMA BARU.pdf
MATERI DESAIN PEMBELAJARAN KURIKULUM PARADIGMA BARU.pdfMATERI DESAIN PEMBELAJARAN KURIKULUM PARADIGMA BARU.pdf
MATERI DESAIN PEMBELAJARAN KURIKULUM PARADIGMA BARU.pdf
 
LK 1.3 Penentuan Penyebab Masalah_Abdul Jamil.docx
LK 1.3 Penentuan Penyebab Masalah_Abdul Jamil.docxLK 1.3 Penentuan Penyebab Masalah_Abdul Jamil.docx
LK 1.3 Penentuan Penyebab Masalah_Abdul Jamil.docx
 

Viewers also liked

Dead Poets Class Presentation
Dead Poets Class PresentationDead Poets Class Presentation
Dead Poets Class PresentationSierra Stair
 
Dead poets society
Dead poets societyDead poets society
Dead poets societyBetsy
 
Sociological Perspective of the movie "Dead Poets Society".
Sociological Perspective of the movie "Dead Poets Society".Sociological Perspective of the movie "Dead Poets Society".
Sociological Perspective of the movie "Dead Poets Society".Ali Waqas
 
The Analyze Movie "dead poet society"
The Analyze Movie "dead poet society"The Analyze Movie "dead poet society"
The Analyze Movie "dead poet society"danielgrg
 
What Robin Williams Taught Us About Life
What Robin Williams Taught Us About LifeWhat Robin Williams Taught Us About Life
What Robin Williams Taught Us About LifePalo Alto Software
 
A5 guión de obs película la sociedad.
A5 guión de obs película la sociedad.A5 guión de obs película la sociedad.
A5 guión de obs película la sociedad.Rod Baker
 
Resumen de la pelicula taare zamen par
Resumen de la pelicula taare zamen parResumen de la pelicula taare zamen par
Resumen de la pelicula taare zamen parwisledy gonzalez
 
Dead poets-society-vocabulary-24783
Dead poets-society-vocabulary-24783Dead poets-society-vocabulary-24783
Dead poets-society-vocabulary-24783Ty171
 
Dead Poets Society: Concept Map
Dead Poets Society: Concept MapDead Poets Society: Concept Map
Dead Poets Society: Concept Mapgregnielsen
 
Dead poets society
Dead poets societyDead poets society
Dead poets societyzitsuna11
 
The four pillars of education
The four pillars of  educationThe four pillars of  education
The four pillars of educationRajah Aquia
 
Pre 19th war poetry sample questions
Pre 19th war poetry sample questionsPre 19th war poetry sample questions
Pre 19th war poetry sample questionsVicky Casson
 

Viewers also liked (20)

Dead poets society by john
Dead poets society by johnDead poets society by john
Dead poets society by john
 
Dead Poets Class Presentation
Dead Poets Class PresentationDead Poets Class Presentation
Dead Poets Class Presentation
 
Dead poets society
Dead poets societyDead poets society
Dead poets society
 
Sociological Perspective of the movie "Dead Poets Society".
Sociological Perspective of the movie "Dead Poets Society".Sociological Perspective of the movie "Dead Poets Society".
Sociological Perspective of the movie "Dead Poets Society".
 
The Analyze Movie "dead poet society"
The Analyze Movie "dead poet society"The Analyze Movie "dead poet society"
The Analyze Movie "dead poet society"
 
DEAD POETS SOCIETY
DEAD POETS SOCIETY DEAD POETS SOCIETY
DEAD POETS SOCIETY
 
What Robin Williams Taught Us About Life
What Robin Williams Taught Us About LifeWhat Robin Williams Taught Us About Life
What Robin Williams Taught Us About Life
 
Dead Poets Society vocabulary
Dead Poets Society vocabularyDead Poets Society vocabulary
Dead Poets Society vocabulary
 
Ma. Corazon Berongoy
Ma. Corazon BerongoyMa. Corazon Berongoy
Ma. Corazon Berongoy
 
Dead poets journal
Dead poets journalDead poets journal
Dead poets journal
 
A5 guión de obs película la sociedad.
A5 guión de obs película la sociedad.A5 guión de obs película la sociedad.
A5 guión de obs película la sociedad.
 
Resumen de la pelicula taare zamen par
Resumen de la pelicula taare zamen parResumen de la pelicula taare zamen par
Resumen de la pelicula taare zamen par
 
Dead poets-society-vocabulary-24783
Dead poets-society-vocabulary-24783Dead poets-society-vocabulary-24783
Dead poets-society-vocabulary-24783
 
Dead Poets Society: Concept Map
Dead Poets Society: Concept MapDead Poets Society: Concept Map
Dead Poets Society: Concept Map
 
Prepárate!
Prepárate!Prepárate!
Prepárate!
 
Carpe diem
Carpe diemCarpe diem
Carpe diem
 
Dead poets society
Dead poets societyDead poets society
Dead poets society
 
The four pillars of education
The four pillars of  educationThe four pillars of  education
The four pillars of education
 
Pre 19th war poetry sample questions
Pre 19th war poetry sample questionsPre 19th war poetry sample questions
Pre 19th war poetry sample questions
 
The Four Pillars of Education
The Four Pillars of EducationThe Four Pillars of Education
The Four Pillars of Education
 

Similar to MENCAPAI KEBEBASAN

Perbandingan cerpen tempatan dan cerpen luar negara.
Perbandingan cerpen tempatan dan cerpen luar negara.Perbandingan cerpen tempatan dan cerpen luar negara.
Perbandingan cerpen tempatan dan cerpen luar negara.nuridayu16
 
RK_LK C2 CATATAN_PSE _TOPIK 2_KEL 6.pdf
RK_LK C2 CATATAN_PSE _TOPIK 2_KEL 6.pdfRK_LK C2 CATATAN_PSE _TOPIK 2_KEL 6.pdf
RK_LK C2 CATATAN_PSE _TOPIK 2_KEL 6.pdfNurulFaelaShufa
 
22 tokoh otodidak sejati
22 tokoh otodidak sejati22 tokoh otodidak sejati
22 tokoh otodidak sejatiHaubibBro
 
22 Tokoh Otodidak Sejati Yang Mengubah Dunia
22 Tokoh Otodidak Sejati Yang Mengubah Dunia22 Tokoh Otodidak Sejati Yang Mengubah Dunia
22 Tokoh Otodidak Sejati Yang Mengubah DuniaEko Mardianto
 
Tawuran Dikalangan Remaja (Materi Sosiologi)
Tawuran Dikalangan Remaja (Materi Sosiologi)Tawuran Dikalangan Remaja (Materi Sosiologi)
Tawuran Dikalangan Remaja (Materi Sosiologi)Rio Anggala
 
Andi
AndiAndi
Andirohis
 
PERUNDUNGAN-BULLYNG.pptx
PERUNDUNGAN-BULLYNG.pptxPERUNDUNGAN-BULLYNG.pptx
PERUNDUNGAN-BULLYNG.pptxWahyuFitri10
 
Revolusi Mental dan Feminisme
Revolusi Mental dan FeminismeRevolusi Mental dan Feminisme
Revolusi Mental dan FeminismeRAHMATADIANTO
 
Tugas ina diskusi
Tugas ina diskusiTugas ina diskusi
Tugas ina diskusirhysari
 
18010664003_SAFIKA RATNA SARI.docx
18010664003_SAFIKA RATNA SARI.docx18010664003_SAFIKA RATNA SARI.docx
18010664003_SAFIKA RATNA SARI.docxYohanaWuriSatwika1
 
Perkembangan peserta didik unit3 modul 2 news
Perkembangan peserta didik unit3 modul 2 newsPerkembangan peserta didik unit3 modul 2 news
Perkembangan peserta didik unit3 modul 2 newsistana walet
 
22 Tokoh Otodidak Sejati Yang Mengubah Dunia
22 Tokoh Otodidak Sejati Yang Mengubah Dunia22 Tokoh Otodidak Sejati Yang Mengubah Dunia
22 Tokoh Otodidak Sejati Yang Mengubah DuniaEko Mardianto
 

Similar to MENCAPAI KEBEBASAN (16)

Gagalnya
GagalnyaGagalnya
Gagalnya
 
Perbandingan cerpen tempatan dan cerpen luar negara.
Perbandingan cerpen tempatan dan cerpen luar negara.Perbandingan cerpen tempatan dan cerpen luar negara.
Perbandingan cerpen tempatan dan cerpen luar negara.
 
RK_LK C2 CATATAN_PSE _TOPIK 2_KEL 6.pdf
RK_LK C2 CATATAN_PSE _TOPIK 2_KEL 6.pdfRK_LK C2 CATATAN_PSE _TOPIK 2_KEL 6.pdf
RK_LK C2 CATATAN_PSE _TOPIK 2_KEL 6.pdf
 
22 tokoh otodidak sejati
22 tokoh otodidak sejati22 tokoh otodidak sejati
22 tokoh otodidak sejati
 
22 Tokoh Otodidak Sejati Yang Mengubah Dunia
22 Tokoh Otodidak Sejati Yang Mengubah Dunia22 Tokoh Otodidak Sejati Yang Mengubah Dunia
22 Tokoh Otodidak Sejati Yang Mengubah Dunia
 
Tulisan 1
Tulisan 1Tulisan 1
Tulisan 1
 
Social Studies
Social StudiesSocial Studies
Social Studies
 
Tawuran Dikalangan Remaja (Materi Sosiologi)
Tawuran Dikalangan Remaja (Materi Sosiologi)Tawuran Dikalangan Remaja (Materi Sosiologi)
Tawuran Dikalangan Remaja (Materi Sosiologi)
 
Jenis teks
Jenis teksJenis teks
Jenis teks
 
Andi
AndiAndi
Andi
 
PERUNDUNGAN-BULLYNG.pptx
PERUNDUNGAN-BULLYNG.pptxPERUNDUNGAN-BULLYNG.pptx
PERUNDUNGAN-BULLYNG.pptx
 
Revolusi Mental dan Feminisme
Revolusi Mental dan FeminismeRevolusi Mental dan Feminisme
Revolusi Mental dan Feminisme
 
Tugas ina diskusi
Tugas ina diskusiTugas ina diskusi
Tugas ina diskusi
 
18010664003_SAFIKA RATNA SARI.docx
18010664003_SAFIKA RATNA SARI.docx18010664003_SAFIKA RATNA SARI.docx
18010664003_SAFIKA RATNA SARI.docx
 
Perkembangan peserta didik unit3 modul 2 news
Perkembangan peserta didik unit3 modul 2 newsPerkembangan peserta didik unit3 modul 2 news
Perkembangan peserta didik unit3 modul 2 news
 
22 Tokoh Otodidak Sejati Yang Mengubah Dunia
22 Tokoh Otodidak Sejati Yang Mengubah Dunia22 Tokoh Otodidak Sejati Yang Mengubah Dunia
22 Tokoh Otodidak Sejati Yang Mengubah Dunia
 

More from Alvin Agustino Saputra

ANCAMAN BUDAYA POP KOREA TERHADAP EKSISTENSI BUDAYA LOKAL DI INDONESIA
ANCAMAN BUDAYA POP KOREA TERHADAP EKSISTENSI BUDAYA LOKAL DI INDONESIAANCAMAN BUDAYA POP KOREA TERHADAP EKSISTENSI BUDAYA LOKAL DI INDONESIA
ANCAMAN BUDAYA POP KOREA TERHADAP EKSISTENSI BUDAYA LOKAL DI INDONESIAAlvin Agustino Saputra
 
KONTROL KONSUMSI MEDIA PADA ANAK-ANAK DI INDONESIA DALAM MENGHADAPI DAMPAK NE...
KONTROL KONSUMSI MEDIA PADA ANAK-ANAK DI INDONESIA DALAM MENGHADAPI DAMPAK NE...KONTROL KONSUMSI MEDIA PADA ANAK-ANAK DI INDONESIA DALAM MENGHADAPI DAMPAK NE...
KONTROL KONSUMSI MEDIA PADA ANAK-ANAK DI INDONESIA DALAM MENGHADAPI DAMPAK NE...Alvin Agustino Saputra
 
Penelitian Kemampuan Adaptasi Mahasiswa Baru
Penelitian Kemampuan Adaptasi Mahasiswa BaruPenelitian Kemampuan Adaptasi Mahasiswa Baru
Penelitian Kemampuan Adaptasi Mahasiswa BaruAlvin Agustino Saputra
 
Struktur Organisasi dan Perilaku Komunikasi
Struktur Organisasi dan Perilaku KomunikasiStruktur Organisasi dan Perilaku Komunikasi
Struktur Organisasi dan Perilaku KomunikasiAlvin Agustino Saputra
 
Presentasi Metode Penelitian Sosial- Babbie Ch. 11
Presentasi Metode Penelitian Sosial- Babbie Ch. 11Presentasi Metode Penelitian Sosial- Babbie Ch. 11
Presentasi Metode Penelitian Sosial- Babbie Ch. 11Alvin Agustino Saputra
 

More from Alvin Agustino Saputra (20)

ANCAMAN BUDAYA POP KOREA TERHADAP EKSISTENSI BUDAYA LOKAL DI INDONESIA
ANCAMAN BUDAYA POP KOREA TERHADAP EKSISTENSI BUDAYA LOKAL DI INDONESIAANCAMAN BUDAYA POP KOREA TERHADAP EKSISTENSI BUDAYA LOKAL DI INDONESIA
ANCAMAN BUDAYA POP KOREA TERHADAP EKSISTENSI BUDAYA LOKAL DI INDONESIA
 
KONTROL KONSUMSI MEDIA PADA ANAK-ANAK DI INDONESIA DALAM MENGHADAPI DAMPAK NE...
KONTROL KONSUMSI MEDIA PADA ANAK-ANAK DI INDONESIA DALAM MENGHADAPI DAMPAK NE...KONTROL KONSUMSI MEDIA PADA ANAK-ANAK DI INDONESIA DALAM MENGHADAPI DAMPAK NE...
KONTROL KONSUMSI MEDIA PADA ANAK-ANAK DI INDONESIA DALAM MENGHADAPI DAMPAK NE...
 
Penelitian Kemampuan Adaptasi Mahasiswa Baru
Penelitian Kemampuan Adaptasi Mahasiswa BaruPenelitian Kemampuan Adaptasi Mahasiswa Baru
Penelitian Kemampuan Adaptasi Mahasiswa Baru
 
Review Film Insider
Review Film InsiderReview Film Insider
Review Film Insider
 
Managerial & Leadership Style
Managerial & Leadership StyleManagerial & Leadership Style
Managerial & Leadership Style
 
Struktur Organisasi dan Perilaku Komunikasi
Struktur Organisasi dan Perilaku KomunikasiStruktur Organisasi dan Perilaku Komunikasi
Struktur Organisasi dan Perilaku Komunikasi
 
Perilaku seks bebas
Perilaku seks bebasPerilaku seks bebas
Perilaku seks bebas
 
Review film march of penguins
Review film march of penguinsReview film march of penguins
Review film march of penguins
 
Resensi film Soegija
Resensi film SoegijaResensi film Soegija
Resensi film Soegija
 
Review film Tree of Life
Review film Tree of LifeReview film Tree of Life
Review film Tree of Life
 
Review film Cutting the Edge
Review film Cutting the EdgeReview film Cutting the Edge
Review film Cutting the Edge
 
Resensi film "Eat, Pray, & Love"
Resensi film "Eat, Pray, & Love"Resensi film "Eat, Pray, & Love"
Resensi film "Eat, Pray, & Love"
 
Resensi film "Maleena"
Resensi film  "Maleena"Resensi film  "Maleena"
Resensi film "Maleena"
 
Kalender akademik ui 2012 2013
Kalender akademik ui 2012 2013Kalender akademik ui 2012 2013
Kalender akademik ui 2012 2013
 
Presentasi Metode Penelitian Sosial- Babbie Ch. 11
Presentasi Metode Penelitian Sosial- Babbie Ch. 11Presentasi Metode Penelitian Sosial- Babbie Ch. 11
Presentasi Metode Penelitian Sosial- Babbie Ch. 11
 
The Most Romantic Places In The World
The Most Romantic Places In The WorldThe Most Romantic Places In The World
The Most Romantic Places In The World
 
Teori Komunikasi "Interaksi Simbolik"
Teori Komunikasi "Interaksi Simbolik"Teori Komunikasi "Interaksi Simbolik"
Teori Komunikasi "Interaksi Simbolik"
 
MSTV
MSTVMSTV
MSTV
 
Indosiar merger dngn sctv
Indosiar merger dngn sctvIndosiar merger dngn sctv
Indosiar merger dngn sctv
 
Profil sctv dan PT. Emtek
Profil sctv dan PT. EmtekProfil sctv dan PT. Emtek
Profil sctv dan PT. Emtek
 

MENCAPAI KEBEBASAN

  • 1. “MENDOBRAK NILAI-NILAI KEAKADEMISAN DENGAN KESENIAN“ Dead Poets Society adalah salah satu contoh film drama yang cukup fenomenal, inspiratif, dan unik untuk ditonton. Film panjang berdurasi 128 menit ini merupakan film yang telah memenangi penghargaan Oscar untuk kategori Skenario Asli, Sutradara Film Terbaik, dan Film Terbaik. Film ini diarahkan oleh sutradara bertangan dingin berkebangsaan Australia yang bernama Peter Weir dan skenario film ini ditulis oleh Tom Schulman. Film ini dimainkan oleh aktor senior ternama, Robin Williams dengan sejumlah aktor muda berbakat lainnya, seperti Robert Sean Leonard, Ethan Hawke, Josh Charles, Gale Hansen, Dylan Kussman, Allelon Ruggiero, dan James Waterston. Skenario film ini menginspirasi dibuatnya sebuah buku yang juga diterbitkan dalam judul yang sama dan sudah diterjemahkan dalam bahasa Indonesia yang ditulis oleh Nancy H. Kleinbaum. Secara garis besar, Dead Poets Society adalah sebuah film Amerika produksi tahun 1989 yang bercerita tentang seorang pengajar bahasa Inggris di sebuah sekolah khusus laki-laki pada 1970-an yang memberi inspirasi muridnya untuk selalu membuat perubahan dalam hidup mereka dan mengajak mereka tertarik puisi. Film Dead Poets Society bercerita tentang fenomena dunia pendidikan di Inggris pada tahun 1970-an. Ada tujuh anak lelaki, yaitu Neil Perry (Robert Sean Leonard), Todd Anderson (Ethan Hawke), Knox Overstreet (Josh Charles), Charlie Dalton (Gale Hansen), Richard Cameron (Dylan Kussman), Steven Meeks (Allelon Ruggiero) dan Gerard Pitts (James Waterston) baru saja masuk ke sebuah sekolah persiapan khusus untuk laki-laki yang dijadikan setting dalam film ini bernama Welton Academy. Sekolah ini diceritakan sebagai sebuah sekolah dengan beberapa prinsip yang dijunjung tinggi. Prinsip-prinsip tersebut adalah honor (kehormatan), discipline (disiplin), excellence (keunggulan), dan tradition (tradisi). Seperti karakter dari sekolah unggulan, prinsip-prinsip itu sangat ditekankan pada siswa-siswa di sekolah tersebut. Seperti pada umumnya sekolah unggulan, dalam film ini diceritakan bahwa banyak orang tua yang tertarik untuk menyekolahkan anaknya agar anaknya tersebut diterima di sekolah atau universitas unggulan. Film ini diawali dengan mulai masuknya kembali siswa-siswa di sekolah itu setelah liburan musim panas. Ada seorang siswa bernama Neil Perry mendapatkan seorang teman sekamar baru yang bernama Todd Anderson. Todd sendiri sebelumnya tidak bersekolah di 1
  • 2. Welton Academy. Tetapi, karena kakaknya (Jeffrey Anderson) yang pernah menjadi siswa teladan dan bersekolah di situ maka dia pun dipindahkan oleh orang tuanya. Neil dan beberapa orang temannya sering berkumpul untuk belajar ataupun sekedar merokok yang dilakukan secara sembunyi-sembunyi. Seperti kebanyakan siswa di sekolah ini, alasan Neil untuk masuk adalah lebih karena untuk melaksanakan perintah dari orang tuanya. Oleh karena itu, ketika ayahnya menyuruh untuk mengundurkan diri dari posisinya sebagai asisten penyunting buku tahunan karena dianggap akan mengganggu prestasi belajarnya, Neil tidak mampu menolak. Padahal sebenarnya, Neil sangat menikmati dan menginginkan posisi itu. Kenyataan yang dihadapi oleh Neil itu juga dialami oleh siswa-siswa lainnya. Pada akhirnya, mereka terbiasa dengan sikap mengalah dan menurut kepada orang tuanya. Mereka memilih untuk melaksanakan pilihan maupun perintah dari orang tuanya dan melupakan keinginan mereka sendiri. Dalam rangka untuk melaksanakan prinsip-prinsip yang dianut Welton Academy, guru yang mengajar disana sangat keras dan disiplin terhadap para siswanya. Selain demi prinsip, hal tersebut juga dilakukan untuk memastikan para siswanya dapat masuk ke universitas unggulan sesuai dengan keinginan para orang tua siswa. Tidak jarang upaya tersebut menyebabkan proses belajar di kelas menjadi monoton dan membosankan, seperti menghafal apa yang diajarkan oleh guru maupun yang tertulis di buku. Tetapi hal itu, seakan-akan tidak menjadi suatu masalah bagi para siswa karena mereka memang telah terbiasa dengan kondisi seperti itu. Kondisi yang berbeda dialami oleh para siswa ketika John Keating, guru baru bahasa Inggris masuk ke kelas. Perbedaan itu terlihat jelas dari metode mengajarnya yang sangat berbeda. Ketika Keating masuk ke kelas untuk pertama kalinya, para siswa sangat terkejut dan menganggap guru itu aneh. Tetapi lambat laun, para siswa mulai memahami dan akhirnya mengagumi guru baru tersebut. Beberapa hal yang ditekankan oleh John Keating kepada para siswanya adalah untuk mencari ide sendiri dan berusaha untuk meraih kesempatan (carpe diem). Sosok dan cara mengajar Keating yang unik banyak mempengaruhi murid-muridnya, terutama Neil dan teman-temannya. Mereka menemukan fakta bahwa semasa mudanya dulu, Keating dan teman-temannya sering berkumpul di sebuah gua untuk membaca puisi dan membentuk komunitas the Dead Poet’s Society. Hal ini menginspirasi Neil serta kawan- kawannya untuk menghidupkan kembali komunitas itu dan mulai sering keluar dari asrama sekolah untuk membaca puisi di gua yang terletak di luar kompleks asrama. Melalui komunitas 2
  • 3. ini, Todd menjadi lebih berani dalam mengutarakan pendapatnya. Knox berani untuk menyatakan cinta pada Chris. Charlie lebih bebas mengekspresikan dirinya. Pittsie dan Meeks berhasil merakit radio buatan mereka. Neil untuk pertama kalinya menjadi tahu apa yang dia inginkan dan ingin melakukan apa di masa depannya. Sampai akhirnya, terjadi suatu peristiwa tragis yang membuat Neil meninggal dan menjadi awal dari terungkapnya komunitas ini yang telah dihidupkan kembali oleh Neil dan kawan-kawannya. John Keating yang memang banyak berpengaruh kepada siswa-siswanya dan semasa muda dulu telah memunculkan the Dead Poet’s Society, menjadi pihak yang dianggap bersalah. Keating telah dianggap menjadi pendorong dan penyebab dari peristiwa bunuh diri yang dilakukan oleh Neil sehingga ia pun dipecat dari Welton Academy. Film ini menjadi film yang wajib dipertontonkan dalam kelas kesusastraan Bahasa Inggris pada sekolah-sekolah menengah di daerah Amerika Utara. Hal ini disebabkan terkait dengan logika baik dalam kesusastraan maupun kesenian yang menyatakan kebebasan seseorang dalam hal berekspresi, berimajinasi, dan berkreasi tidak boleh dibatasi oleh batasan apapun, tetapi harus dibuka seluas-luasnya bahkan sampai merasuki dalam jiwa sehingga dapat menuangkan karya-karya yang bernilai artistik dan estetika yang tinggi. Dalam film ini banyak sekali berbicara tentang kebebasan, terutama makna kebebasan dalam mengungkapkan ide, persepsi, maupun gagasan terhadap suatu hal yang kemudian dapat menginspirasi orang lainnya. Menurut saya, inti cerita dari film ini sangat bagus dan menarik yang menceritakan tentang kebebasan, kesetiaan, dan persahabatan. Film ini mengajarkan kita untuk menikmati masa muda kita dan benar-benar melakukan apa yang kita suka, bukan apa yang orang lain katakan kepada kita untuk kita lakukan. Ada satu ungkapan yang diucapkan oleh Keating dalam film ini yang dikutip dari penyair asal Roma terkenal bernama Horace, yaitu Carpe diem, quam minimum credula postero. Arti ungkapan ini adalah raihlah kesempatan yang kita punya untuk menjadi apa yang kita inginkan dan buatlah hidup kita menjadi luar biasa. Ungkapan ini seolah- olah menggantikan semboyan akademi yang begitu kaku rasanya. Ungkapan ini juga yang diharapkan dapat masuk dan meresap ke dalam jiwa setiap orang agar menjalani hidup seperti yang mereka inginkan dan diharapkan dapat menjadi inspirasi baru bagi orang lainnya. Selain itu, film ini juga menyoroti masalah pendidikan. Seringkali, pendidikan dimaknai sebagai suatu media untuk meraih sesuatu yang bersifat material semata dan hanya menjadi status. Pendidikan hanya dilakukan untuk memastikan para siswanya dapat masuk ke universitas 3
  • 4. unggulan sesuai dengan keinginan para orang tua siswa. Ditambah lagi, pihak sekolah selalu lebih mengedepankan nama besar sekolah. Hal-hal tersebut merupakan kesalahan dalam pendidikan untuk anak. Ada hal-hal lain yang lebih penting dalam pendidikan. Seperti yang dikatakan John Keating dalam film ini, “Pendidikan adalah belajar untuk berpikir sendiri”. Pendidikan bukanlah untuk menghafal teori-teori saja dalam kelas, tetapi juga harus dipraktikkan pengaplikasiannya dengan pendekatan atau cara yang lebih mengena atau peka terhadap para peserta didiknya. Hal lain yang juga diungkapkan dalam film ini adalah pada kenyataannya, bukanlah hal mudah untuk mengubah suatu sistem yang sudah menjadi paten. Hal ini ditunjukkan dalam film dengan kegagalan Keating melawan sistem sekolahnya. Walaupun begitu, dia telah mampu sedikit memberikan pandangan visi bagi para siswa-siswanya. Film ini juga sarat akan pesan-pesan moral yang sangat berharga bagi para penontonnya. Saya dapat mengambil sebuah contoh realitas yang mungkin banyak terjadi di sekitar kita dan mungkin lebih parah dari ini, yaitu orang tua yang tidak tahu apa keinginan anak dan memaksakan kehendak atau keinginan cita-cita sendiri kepada anaknya. Pembelajaran bagi kita dari film ini, yaitu sebaiknya orang tua tidak memaksakan kehendak dan tidak banyak menuntut dari anak, tetapi biarkan anak itu berkreasi sendiri, mencari jati dirinya sendiri, dan menemukan apa yang mereka inginkan selama ini dalam hidup mereka. Dengan menentang keinginan anak, anak akan berontak, tapi orang tua harus mendukung dengan memberikan perhatian lebih dan memberi kesempatan untuk dia menunjukkan siapa dirinya. Ada pesan sindiran yang halus dalam film ini mengenai banyaknya orang mempunyai pemikiran-pemikiran orthodoks atau pemikiran kaum konservatif pada masa itu. Orang-orang hanya pasrah dan terasa seperti terkurung dalam kekakuan dan kekolotan yang sudah membudaya dalam diri mereka. Mereka yang ingin melakukan perubahan tidak diberi kebebasan dan hanya mendapat tekanan yang keras. Tidak adanya suatu keinginan melakukan perubahan yang radikal dari sebagian besar orang demi menuju masa depan yang lebih baik lagi. Pesan lainnya yang terdapat dalam keseluruhan film ini adalah proses penyadaran, di mana para murid dan juga penonton melihat bahwa otoritas lembaga, seperti sekolah dapat dan selalu berupaya menjadi pengarah, tapi hanya diri kita sendirilah yang dapat mengetahui siapa diri kita. Film arahan Peter Weir ini sukses memberikan sajian berkualitas tentang kehidupan, apalagi obyek dalam film ini adalah para remaja yang masih berumur 17 tahun yang sudah dituntut untuk menjadi “seseorang” yang diharapkan membuat bangga para orang tuanya 4
  • 5. masing-masing di masa depan. Robin Williams sukses memerankan karakter John Keating dengan sangat sempurna sebagai sosok yang inspirasional dan banyak memberi pelajaran berharga bagi para muridnya, tetapi dengan gaya yang down to earth dan tidak menggurui layaknya para guru senior yang menjunjung tinggi etika dan rasa hormat dalam kegiatan belajar mengajar. Selain itu, penampilan Ethan Hawke muda yang menjadi remaja pemalu pun menjadi nilai lebih di film ini. Peran yang ia mainkan sangat kontras ketika sudah dewasa, brutal, beringas dan garang, tapi ternyata Ethan Hawke memulai karirnya dengan berperan menjadi seorang remaja yang polos, pemalu sekaligus menyentuh. Film ini juga menekankan pada satu hal yang dapat dikatakan sebagai dasar dari keseluruhan cerita, yaitu puisi. Puisi dalam cerita ini menjadi pengikat alur cerita yang begitu kuat sehingga terasa dari awal sampai akhir film. Kebanyakan pengambilan gambar dalam film ini adalah ruang kelas, yang digunakan untuk rapat anggota Dead Poets Society dalam mendiskusikan maupun membaca puisi. Salah satu pengambilan gambar utama dalam film ini adalah keadaaan ruang kelas dimana para murid membacakan puisi mereka. Dalam pengambilan gambar ini, seorang pelajar bernama Todd yang diperankan oleh Ethan Hawke dipilih untuk membacakan puisinya. Akan tetapi, tidak ada satu puisi pun yang dibuatnya. Hal ini membuat John Keating sebagai gurunya memaksa dia untuk berdiri di depan kelas dan membuat sebuah puisi dari sudut pandang yang dilihatnya pada saat berdiri di depan kelas dan berdiri diatas meja. Adegan tersebut menunjukkan betapa tidak bisa diduganya kealamian dan improvisasi masing-masing karakter pada saat berakting, diarahkan, dan kerja kamera yang menghasilkan gambar yang bagus untuk film ini. Melalui hal ini, ditunjukkan betapa puisi dapat disusun kapan saja dan dimana saja tanpa harus ditulis atau dipikirkan terlebih dahulu. Puisi dapat muncul langsung dari dalam hati dan sangat efektif dengan bantuan akting, arahan, dan kerja kamera demi terwujudnya kealamian sebuah puisi. Pada adegan ini, kamera selalu berputar mengikuti Ethan dan Robin selama berakting. Hal ini menunjukkan betapa puisi merupakan sebuah perputaran yang konstan, namun tidak membutuhkan format yang paten. Kamera bekerja dengan menunjukkan betapa puisi itu terbentuk melalui Ethan dan mungkin bersimulasi dalam benaknya, seperti lingkaran pikiran untuk apa yang akan diucapkan selanjutnya. Adegan ini memberikan kontribusi untuk negosiasi yang hebat melalui puisi yang ditampilkan dalam film ini dan bahkan dapat ditiru oleh puisi itu sendiri. Pergerakan aktor dan garis bantu yang tidak dapat diprediksi dari puisi ini menjadi sangat indah dan berkembang. Pengarah memberikan kontribusi 5
  • 6. pengambilan gambar dengan memberitahukan kepada aktor apa yang harus dilakukan dan dengan latar belakang elemen yang kemudian dapat diimitasikan dalam puisi. Dalam adegan ini, kamera bekerja sama dengan semua elemen menunjukkan betapa emosional dan tidak diduganya puisi itu. Di tangan handal Weir, penyajian gambar dan pemilihan gambar dari film ini juga cukup menarik. Banyak cuplikan-cuplikan gambar yang diambil melalui pengarahan kamera dengan sangat baik. Salah satunya adalah adegan saat sejumlah anak laki-laki yang sedang berlari melintasi pepohonan di dalam hutan untuk pergi ke dalam gua menghadiri pertemuan pertama dalam komunitas the Dead Poet’s Society. Adegan ini diiringi musik klasik yang indah sebagai latar belakangnya, penyajian visual yang menarik, dan pengarahan kamera yang baik. Seakan- akan sutradara ingin menyajikan visual mengandung momen berharga atau magical moment yang tidak terlupakan kepada para penontonnya. Adegan ini merupakan salah satu adegan yang berhasil menangkap momen terbaik dalam cerita film ini. Selain itu, ada adegan pada saat Todd berlari memanggil nama Neil yang sudah meninggal dengan berteriak sangat keras. Pengambilan shot gambar dalam adegan ini sangat memperlihatkan ekspresi tangisan kesedihan Todd yang terpancar dari wajahnya dan menjadi momen paling menyentuh bagi para penonton. Di tambah lagi, akhir dari cerita dalam film ini yang tidak mudah ditebak dan membuat penonton menentukan sendiri akhir cerita dalam film ini atau sifatnya yang open ending. Film ini diakhiri dengan adegan pada saat Keating kembali ke kelas untuk mengambil barang-barangnya. Todd naik ke atas bangku sambil mengatakan “Oh kapten, kaptenku” lalu diikuti oleh siswa lain. Mereka memandang Pak Keating dan Pak Keating pun balas memandang sambil tersenyum dan ia berkata ”terima kasih anak-anak, terima kasih”. Adegan ini menunjukkan betapa berharga dan mulianya Pak Keating sebagai sosok Guru di mata mereka dan betapa terharu dan bangganya Pak Keating bahwa masih diingat dan akan selalu dikenang oleh mereka. Jadi, film ini menjadi film yang wajib ditonton jika anda ingin mendapatkan nuansa film yang lain daripada biasanya karena selain kita disuguhi penampilan luar biasa dari aktor-aktornya yang berakting dengan sempurna, alur cerita yang mantap, kita pun akan mendapat banyak pelajaran berharga tentang bagaimana caranya untuk menikmati hidup ini. 6