2. 1. Landasan Agama
2. Landasan Filosofis
3. Landasan Psikologis
4. Landasan Sosial Budaya
5. Landasan Ilmu dan Teknologi
3. Agama memberi pandangan dan ketentuan-ketentuan
yang mendasar tentang manusia.
Pendidikan sejalan dengan aspek agama, sebab
pendidikan bersifat normatif.
Tujuan, isi, maupun cara mendidik harus didasarkan
atas nilai-nilai yang baik
4. Perlakuan seseorang terhadap orang lain selalu didasari
oleh pandangan-pandangan yang mendasar dari orang
tersebut.
Demikian halnya perlakuan pendidik kepada peserta
didik didasari oleh pandangan pendidik terhadap
dirinya, terhadap peserta didik, dan terhadap
perbuatan mendidik
◦ Siapakah pendidik?
◦ Siapakah peserta didik? Mau dibawa kemana?
◦ Bagaimana seharusnya proses pendidikan berlangsung?
5. POSITIVISME atau EMPIRISME ILMIAH, banyak
mendasari perkembangan disiplin ilmu (terutama
natural science)
memandang pendidikan sebagai pewarisan atau
penerusan ilmu, keterampilan dan nilai-nilai kepada
generasi muda
Menekankan pada penguasaan bahan ajar yang diambil
dari disiplin-disiplin ilmu
6. PRAGMATISME yang lebih memposisikan siswa
sebagai subjek yang mempunyai peranan yang lebih
besar dalam belajar (student centered)
Siswa dipandang memiliki kemampuan berpikir dan
memecahkan masalah secara cerdas
Pendidikan bukan semata-mata pewarisan atau
penyampaian pengetahuan, keterampilan dan nilai-
nilai kepada siswa, melainkan dialog antara siswa
dengan kurikulum (melakukan rekonstruksi
kurikulum)
7. EKSISTENSIALISME atau TRANSENDENTALISME,
lebih menekankan perkembangan pribadi dan sosial.
Pendidikan diarahkan untuk menimbulkan perubahan-
perubahan pribadi dan sosial
Pendidikan merupakan upaya untuk melakukan
transformasi, perubahan atau perkembangan baik pada
pribadi siswa sebagai warga masyarakat, maupun pada
masyarakat sendiri
Pembelajaran menekankan pada pemecahan masalah
8. Kurikulum merupakan suatu rencana untuk
membantu pengembangan peserta didik sebagai
manusia yang memiliki segi-segi psikologis
◦ Behaviorisme, menekankan pada perilaku nyata yang dapat
diamati atau diukur (stimulus-respon)
◦ Psikologi kognitif, menekankan pengembangan segi kognitif
(kemampuan berpikir)
◦ Naturalisme Romantisme, bertolak dari asumsi bahwa anak
memiliki sejumlah potensi yang harus dikembangkan secara
alamiah. Menekankan keutuhan perkembangan baik
intelektual maupun segi afektif dan spiritual. Belajar
menekankan pada pengembangan pribadi dan kemampuan
memecahkan masalah sosial
9. Pendidikan tidak berlangsung di ruang hampa, tetapi
dalam lingkungan sosial budaya tertentu
Lingkungan sosial budaya berkaitan dengan nilai-nilai,
perkembangan perilaku dan pola hidup masyarakat,
kebutuhan dan tuntutan masyarakat, perkembangan
dan tuntutan dunia kerja, bahkan perkembangan dan
tuntutan dunia global
10. Perencanaan program pedidikan atau penyusunan
desain kurikulum harus didasarkan pada kaidah-
kaidah dan prinsip-prinsip ilmu dan menggunakan
model teknologi tertentu, sehingga tersusun secara
sistematis, relevan dengan tuntutan perkembangan
masyarakat
11. RELEVANSI
◦ Kurikulum harus sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan
perkembangan masyarakat
FLEKSIBILITAS
◦ Kurikulum harus dapat memahami keragaman kebutuhan
pengguna lulusan dan melayani keragaman latar belakang
potensi, kekuatan, minat, dan kebutuhan peserta didik
12. EFISIENSI
◦ Berkenaan dengan pengelolaan, bagaimana implementasi
kurikulum dengan semua faktor pendukungnya dirancang,
dilaksanakan dan dikendalikan, agar dapat berjalan lancar dan
optimal
EFEKTIFITAS
◦ Menunjuk pada sejauhmana harapan-harapan yang dirancang
dalam desain dapat dilaksanakan dan dicapai. Makin lengkap
dan tinggi tingkap pencapaiannya makin efektif implementasi
kurikulum.