Dokumen tersebut membahas tentang campak, penyebabnya, gejala, patofisiologi, diagnosis, penatalaksanaan, program imunisasi, dan contoh kasus. Dokumen ini memberikan informasi mengenai pentingnya imunisasi campak pada usia 9 bulan untuk mencegah infeksi, meskipun efikasinya tidak 100% dan masih terdapat risiko kecil infeksi ulang.
2. PENDAHULUAN
Campak (measles,morbili,rubela) disebabkan
oleh virus measles yang termasuk dalam genus Morbillivirus
famili Paramyxoviridae.
Campak merupakan penyakit akut yang sangat menular, dan
ditandai dengan demam, batuk, coryza (radang pada selaput
lendir hidung), konjungtivitis (radang pada selaput mata), dan
koplik spot (bintik putih keabuan sebesar pasir), yang diikuti
timbulnya ruam makulopapular pada hari ketiga sampai
ketujuh.
3. Infeksi campak dapat menyebabkan imunitas seumur hidup.
Imunosupresi yang mengikuti campak sering menjadi faktor
predisposisi untuk terjadinya otitis media bakterial dan
bronkhopneumoni. Kira-kira 0,1% kasus campak dapat
menyebabkan encephalitis akut.
Antibodi maternal mempunyai peran penting untuk
perlindungan melawan infeksi pada bayi di bawah umur 1 tahun
4. Imunisasi diberikan apabila kekebalan terhadap campak yang Ibu
berikan padanya selama hamil sudaH hilang.
Hal ini dimulai pada waktu berumur 6 bulan dan hilang
seluruhnya saat mencapai umur 9 bulan.
Itu sebabnya, vaksinasi campak direkomendasi pemerintah pada
saat anak berumur 9 bulan supaya yakin tidak ada kekebalan ibu
yang dapat menetralkan vaksin campak yang diberikan.
Vaksinasi sebaiknya diberikan sewaktu anak dalam keadaan sehat,
agar kekebalan yang diperoleh optimal
Jadwal imunisasi menurut IDAI 2 kali, yaitu pada usia 9 bulan
dan 6 tahun
5. patofisiologi
Virus campak disebarkan dalam udara dan memasuki host
melalui saluran pernafasan.
Infeksi awal dan replikasi virus terjadi pada sel epitel trakheal
dan bronkhial.
Setelah 2-4 hari virus campak menginfeksi jaringan limfatik
setempat.
Setelah perbanyakan virus dalam limfonodi regional,
kemudian terjadi viremia yang dapat menyebabkan
penyebaran virus ke organorgan lain sebelum terjadinya
ruam.
6. Pada individu dengan defisiensi imunitas seluler virus campak
dapat menyebabkan pneumonia yang fatal.
Campak dapat menyebabkan imunosupresi.
Imunosupresi dapat merupakan faktor predisposisi pada
pasien untuk infeksi bakterial berat terutama
bronkhopneumonia yang merupakan penyebab utama
kematian yang berhubungan dengan campak.
7. Penatalaksanaan Individu
Prinsip dasar:
a.Antisipasi komplikasi pada kelompok risiko tinggi
b.Perawatan di rumah sakit bagi anak dengan sakit berat
c. Pemberian parasetamol bila suhu di atas 390 C
d.VitaminA dosis tinggi
e. PemberianASI
f. Pemberian nutrisi
g.Perawatan mata untuk mencegah kebutaan
h.Penggunaan antibiotik dengan indikasi yang jelas
i. Larutan rehidrasi oral untuk diare
j. Perawatan komplikasi pada saat yang sama
k.Monitor pertumbuhan secara teratur
8. Vitamin A
Pemberian vitamin A pada anak dengan campak dapat
menurunkan morbiditas dan mortalitas.
WHO merekomendasikan pemberian vitamin A pada semua
anak dengan campak pada komunitas dengan masalah
defisiensi vitamin A dan angka kematian yang berhubungan
dengan campak melebihi 1%.
Selain itu juga dipertimbangkan pemberian suplemen
vitamin A pada anak yang dirawat dengan campak dan
komplikasinya (croup, pneumonia, diare).
9. Dosis:
Bayi < 6 bulan: belum ditetapkan
Bayi 6 bulan – 1 tahun: 100.000 IU p.o dosis tunggal; bila ada
bukti oftalmologik defisiensi vitamin A, ulangi pemberian pada
hari berikutnya dan pada minggu keempat.
Anak > 1 tahun: 200.000 IU p.o dosis tunggal: bila ada bukti
oftalmologik defisiensi vitamin A, ulangi pemberian pada hari
berikutnya dan pada minggu keempat.
10. Imunoglobulin
Indikasi:
Anak dengan immunocompromised
Usia 6-12 bulan
Anak dengan infeksi HIV yang terpapar campak
Dosis
0,25 mL/kg i.m
0,5 mL/kg i.m untuk anak dengan infeksi HIV
Tidak lebih dari 15 mL/dosis i.m
11. Antibiotik
Penggunaaan antibiotik masih kontroversial
Argumen penggunaan: risiko tinggi terjadinya infeksi
bakterial sekunder pada campak yang dapat menyebabkan
kematian
Argumen kontra: biaya & risiko komplikasi ®diare, drug
reaction,resistensi obat
Meta analisis: antibiotik profilaksi tidak bermanfaat untuk
menurunkan kematian pada campak (Shann F, 1997)
12. PENATALAKSANAAN MASYARAKAT
Campak dimungkinkan untuk dieradikasi, karena satu-satunya
pejamu (host) atau reservoir campak hanya pada manusia dan
adanya vaksin dengan efikasi yang cukup tinggi yaitu 85%.
13. TheWHO/UNICEF Global Measles Mortality Reduction and Regional
Elimination Strategic Plan 2001-2005 merumuskan 4 elemen utama,
yaitu:
Pencapaian cakupan imunisasi yang tinggi (90%) di setiap
kabupaten secara nasional dengan vaksin dosis pertama yang
dibeikan pada pelayanan kesehatan rutin pada anak usia 9 bulan
Imunisasi kedua pada semua anak
Pelaksanaan surveilans yang efektif
Meningkatkan penatalaksanaan klinis campak, termasuk
pemberian vitamin A.
14. Program imunisasi campak di Indonesia dimulai pada tahun 1982
dan masuk dalam pengembangan program imunisasi.
Tahapan pemberantasan Campak
Tahap Reduksi.
1.Tahap pengendalian campak.
Pada tahap ini terjadi
penurunan kasus dan kematian, cakupan imunisasi >80%, dan
interval terjadinya KLB berkisar antara 4 – 8 tahun.
2.Tahap pencegahan KLB. Pada tahun ini cakupan
imunisasi dapat dipertahankan tinggi dan merata terjadi penurunan
tajam kasus dan kematian, dan interval terjadinya KLB relatif lebih
panjang.
15. Tahap Eliminasi
Cakupan imunisasi sudah sangat tinggi (>95%), dan daerah-daerah
dengan cakupan imunisasi rendah sudah sangat kecil jumlahnya.
Kasus sudah jarang dan KLB hampir tidak pernah ternadi.Anak-
anak yang dicurigai tidak terlindung (susceptible) harus dimonitor
dan mendapat imunisasi tambahan.
Tahap Eradikasi
Cakupan imunisasi tinggi dan merata, dan kasus sudah tidak
ditemukan.Transmisi virus sudah dapat diputuskan, dan negara-
negara di dunia sudah memasuki tahap eliminasi.
Indonesia berada pada tahap reduksi dengan pencegahan terjadinya
KLB.
16. Tujuan Reduksi Campak
Menurunkan angka insidensi campak sebesar 90% dan angka
kematian campak sebesar 95% dari angka sebelum program
imunisasi campak dilaksanakan
17. Strategi Reduksi Campak.
Imunisasi Rutin 2 kali, pada bayi 9-11 bulan dan anak
Sekolah Dasar Kelas I (belum dilaksanakan secara nasional)
dan ImunisasiTambahan atau Suplemen.
Surveilans Campak
Penyelidikan dan Penanggulangan KLB
Manajemen Kasus
Pemeriksaan Laboratorium
18. IMUNISASI CAMPAK
Menggunakan vaksin dari virus yang sudah dilemahkan
Dosis 0,5 ml secara subkutan/intramuskular.
Salah satu indikator pengaruh vaksin terhadap proteksi adalah
penurunan angka kejadian kasus campak sesudah pelaksanaan
program imunisasi.
19. Pada saat ini di negara berkembang angka kejadian campak
masih sangat tinggi dan sering dijumpai komplikasi, maka
WHO merekomendasikan pemberian imunisasi campak pada
bayi berumur 9 bulan.
Di negara maju imunisasi campak (MMR) dianjurkan pada
anak berusia 12-15 bulan.
20. Kejadian ikutan paska imunisasi campak telah menurun
dengan digunakannya vaksin campak yang dilemahkan.
Demam lebih dari 390 C
Ruam
ensefalitis dan ensefalopati paska imunisasi.
21. Imunisasi ulangan;pada usia masuk sekolah (6- 7 tahun) melalui
program BIAS.
Imunisasi ulangan juga dianjurkan pada:
Mereka yang mendapat imunisasi sebelum umur 1 tahun dan
terbukti bahwa potensi vaksin yang digunakan kurang baik.
Apabila terdapat KLB maka anak SD, SLTP dan SLTA diberikan
imunisasi ulangan.
Setiap orang yang pernah imunisasi campak dengan vaksin dari
virus yang dimatikan (vaksin inaktif)
Setiap orang yang pernah memperoleh imunoglobulin
Seseorang yang tidak dapat menunjukkan catatan imunisasinya.
22. Contoh Kasus
Ibu Feni punya dua anak.Anak pertama bernamaAsni, 5 tahun, dan anak kedua bernama
Andi, 9 bulan. Saat dibawa ke posyandu, oleh petugas,Andi disarankan untuk
mengikuti imunisasi campak. Bu Feni ragu karenaAsni, yang dahulu juga diimunisasi
campak pada usia 9 bulan ternyata tidak kebal, sehingga masih dapat menderita campak
pada usia 3 tahun.Apalagi pernah ada anak tetangganya yang setelah mendapatkan
imunisasi malah panas.Ada lagi anak lain yang di tempat suntikan
imunisasinya malah terjadi radang.Ada juga yang imunisasinya tidak
berhasil karena anak kurang gizi.
Masalahnya, Edi, anak tetangga lain yang sering main ke rumah Bu Feni sekarang sedang
menderita campak. Bu Feni takut anaknya tertular, tetapi Bu Feni masih meragukan
apakah setela imunisasi Andi bisa terhindar dari penyakit campak. Kenapa imunisasi
campak tidak diberikan sejak lahir saja, dan bagi Edi yang sedang menderita penyakit
campak, apa harus diimunisasi lagi?
23. KESIMPULAN
Vaksin campak diberikan saat anak berusia 9 bulan, karena pada
usia tersebut kekebalan bawaan yang didapat dari ibu sudah
berkurang.
Panas dan radang adalah mekanisme fisiologis akibat masuknya
antigen pada proses imunisasi.
Faktor yang mempengaruhi keberhasilan imunisasi dibagi menjadi
faktor pejamu, faktor vaksin itu sendiri, dan proses pelaksanaan
imunisasi.
Kemungkinan infeksi campak berulang terjadi karena efikasi
vaksin tidak 100%, tidak berhasilnya imunisas karena faktor
tertentu, dan kesalahan diagnosis (sebenarnya bukan campak,
hanya penyakit yang lain yang mirip dengan campak).
24. SARAN
Sebaiknya Andi segera diimunisasi sebelum tertular campak.
Namun sebelum diimunisasi, harus dipastikan bahwa Andi
benar-benar sehat.
Sebaiknya Edi tidak bermain di luar rumah, lebih banyak
istirahat dan dilaksanakan terapi sesuai dengan simptom.