SlideShare a Scribd company logo
1 of 6
PEMBAHASAN ANNISA
Sayuran dan buah merupakan bahan pangan yang mengandung berbagai
macam asupan gizi untuk kebutuhan manusia yang tidak dapat diperoleh dari bahan
pangan lainnya seperti vitamin, serat, mineral, nutrisi atau zat kimia penting. Sayur
dan buah memiliki banyak persamaan dalam hal karakteristik kimia, komposisi, cara
budidaya dan pemanenan, sifat penyimpanan serta pengolahannya (Tjahjadi, 2008).
Pengetahuan terhadap karakteristik kimia sayur dan buah perlu dipahami
benar untuk mengetahui tingkat kematangan tertentu yang terjadi pada sayur dan
buah, kemudian teknik pengelohan yang baik atau perlakuan yang diberikan pada
sayur dan buah pasca panen untuk meminimalisir kerusakan. Banyak reaksi-reaksi
kimia yang terjadi selama pengolahan pangan yang pada akhirnya berpengaruh
terhadap nilai gizi. Prinsip percobaan pengamatan karakteristik kimia sayur dan buah
pada saat praktikum yaitu penetapan pH, total padatan terlarut (TPT), total asam
tertitarasi (TAT) dan pengukuran kadar vitamin C. Adapun sampel sayur dan buah
yang digunakan adalah mangga, tomat, cabe, wortel, jambu biji, dan jeruk.
1. Pengukuran pH
pH adalah derajat keasaman digunakan untuk menyatakan tingkat keasaman
atau kebasaan yang dimiliki oleh suatu bahan. Yang dimaksudkan keasaman di sini
adalah konsentrasi ion hidrogen (H+) dalam pelarut air. Pada dasarnya sayur dan buah
memiliki karakteristik sifat kimia yang berbeda-beda. Pengukuran pH dapat
dilakukan dengan menggunakan dua alat yaitu pH meter dan kertas pH universal,
dimana perlakuan yang dilakukan secara duplo untuk memperoleh data rata-rata nilai
yang valid.
Perbedaan dari menggunakan dua alat tersebut dapat mempengaruhi tingkat
ketelitian pengukuran pH, pengukuran pH dengan menggunakan pH meter akan lebih
teliti atau akurat daripada menggunakan kertas pH universal. Nilai pH yang terukur
menunjukan tingkat keasaman dari buah-buahan. Dimana nilai pH atau tingkat
keasaman ditentukan oleh kandungan asam organik yang ada dalam sayur atau buah.
Menurut Tjahjadi (2008) pada sayur dan buah banyak dijumpai asam organik seperti
asam sitrat, asam malat, asam tartarat, asam askorbat dan asam isositrat.
Berdasarkan hasil praktikum diperoleh data pH rata-rata mangga 2,89, tomat
4,15, cabe 5,69, wortel 5,66, jambu biji 3,83, dan jeruk 3,68. pH yang paling asam
diperoleh dari mangga, kemudian jeruk dan jambu biji, sedangkan pH paling rendah
diperoleh dari cabe, kemudian wortel dan tomat. Adapun penyebab perbedaan pH
yaitu jenis dari sayur atau buah, perbedaan jumlah asam organik, pra pasca panen,
pasca panen, tanah, lingkungan, perlakuan setelah pasca panen, tingkat kematangan,
lama waktu penyimpanan, umur, karena jika sayur atau buah itu belum matang
biasanya pH yang dihasilkan asam, tetapi sebaliknya jika semakin matang buah atau
sayur rasanya akan manis dan juga tergantung dari komoditi sayur atau buah itu
sendiri.
2. Total Padatan Terlarut
Total zat padat terlarut (Total Dissloved Solid) adalah ukuran zat terlarut (baik
organik maupun anorganik) yang terdapat pada air limbah. Dapat dilihat dari tabel
hasil pengamatan pengukuran padatan terlarut pada buah dan sayur dinyatakan dalam
satuan Brix dan diukur menggunakan refraktometer sebagai alat ukur untuk
menentukan indeks bias cairan atau padat, bahan transparan dan refractometry..
Pengukuran total padatan terlarut dengan satuan Brix menunjukan banyaknya gula
yang terlarut dalam sari buah atau sayur yang diukur semakin besar derajat Brix yang
terbaca maka kandungan gula pada buah dan sayur semakin besar dan semakin tinggi
tingkat kemanisannya.
Berdasarkan hasil pengamatan, setiap sampel menunjukkan total padatan
terlarut yang berbeda, padatan terlarut pada mangga 10,13 brix, tomat 4 brix, cabe 9,6
brix, wortel 5,467 brix, jambu biji 8,4 brix, dan jeruk 7,2 brix. Diantara semua sampel
mangga memiliki jumlah padatan terlarut yang terbesar, sedangkan jeruk memiliki
jumlah padatan terlarut paling sedikit. Hal tersebut disebabkan oleh komoposisi
kimia pada jeruk banyak mengandung air dan serat sedangkan kadar karbohidrat
sangat sedikit.
Padatan terlarut erat kaitannya dengan kandungan karbohidrat dalam sayur
dan buah dimana menurut Tjahjadi (2008) karbohidrat dalam sayur dan buah terdiri
dari monosakarida, oligosakarida dan polisakarida yang terlarut dalam cairan sel
sayuran dan buah. Monosakarida utama adalah glukosa, fruktosa, manosa, xylosa dan
arabinosa. Oligosakarida berupa sukrosa dan selain itu karbohidrat juga ditemukan
dalam bentuk pati yang selama penyimpanan akan terurai menjadi gula sederhana.
Kemudian menurut Tien (2008) selama penyimpanan akan terjadi perubahan
kandungan pati dan gula sederhana, dimana kandungan pati akan menurun dan
terhidrolisis menjadi sukrosa yang akan dipecah lagi menjadi sukrosa dan fruktosa.
Padatan ini terdiri dari senyawa-senyawa anorganik dan organik yang terlarut
dalam air, mineral dan garam-garamnya. Kandungan padatan seperti gula dan
karbohidrat selalu berubah. Peningkatan total padatan terlarut selama penyimpanan
disebabkan karena terjadinya degradasi pati menjadi gula sederhana,
sedangkan penurunan disebabkan karena gula tersebut digunakan sebagai substrat
respirasi untuk menghasilkan energi. Jika sampel adalah larutan berkonsentrasi
rendah, maka sudut refraksi akan lebar. Sehingga di papan skala sinar “a” akan jatuh
pada skala rendah. Jika larutan sampel pekat, maka sudut refraksi akan kecil.
Sehingga di papan skala sinar “b” jatuh pada skala besar. Setelah terlihat adanya
perbedaan terang dan gelap, indeks bias pada angka yang ditunjukan oleh skala.
3. Total Asam Tertitrasi
Keasaman sangat erat hubungannya dengan total asam. Semakin tinggi total
asam pada sayur dan buah maka pH akan semakin rendah (makin asam), demikian
juga sebaliknya. Total Asam Tertitrasi (TAT) menunjukkan total asam yang
terkandung dalam sayur dan buah. Setiap sayur dan buah memiliki komposisi dengan
kadar komponen kimia asam yang berbeda-beda dapat menentukan karakteristik
khasnya, sehingga dapat dibedakan dari sayur dan buah lainnya. Analisis total asam
ini dilakukan dengan mentitrasi filtrat dari mangga, tomat, cabe, wortel, jambu biji
dan jeruk yang telah ditambahkan indikator phenolphthalein (PP) kemudian dititrasi
dengan NaOH sampai terjadi perubahan warna. Total asam buah-buahan tersebut
diperoleh berdasarkan volume NaOH yang digunakan agar terjadi perubahan warna.
Fungsi penambahan indikator fenoftalein untuk mengetahui terjadinya suatu titik
ekivalen dalam proses penitrasian dengan terjadinya perubahan warna pada larutan.
Indikator PP dengan range pH 8,0 – 9,6 merupakan indikator yang baik untuk larutan
basa dimana indikator ini akan merubah warna larutan dari bening menjadi merah
muda akibat dari perubahan pH larutan pada saat penitrasian.
Berdasarkan hasil praktikum diperoleh data nilai TAT per 100 gram dengan
mangga 23,7, tomat 0,1615, cabe 4,375, wortel 0,787, jambu biji 0,875, dan jeruk
3,85. Perbedaan TAT yang diperoleh tersebut disebabkan oleh perbedaan jenis sayur
dan buah dan banyaknya asam organik dalam sampel. Asam-asam yang terdapat
dalam sayur dan buah terdapat dalam jumlah kecil dan merupakan hasil antara
(intermediete) dalam metabolisme, yaitu dalam siklus kreb (siklus asam
trikarboksilat), siklus asam glioksilat, dan siklus asam shikimat. Rasa asam yang ada
juga dapat disebabkan oleh adanya vitamin C. Buah yang mempunyai kandungan
gula tinggi biasanya juga disertai adanya asam. Pada buah klimaterik, asam organik
menurun segera setelah proses klimaterik terjadi. Jumlah asam akan berkurang
dengan meningkatnya aktivitas metabolisme buah tersebut. Selama penyimpanan
keasaman buah bervariasi tergantung tingkat kematangan, jenis dan suhu
penyimpanan. Biasanya buah yang masih muda memiliki kandungan asam yang lebih
tinggi. Beberapa faktor penyebab perbedaan keasaman pada buah atau sayur adalah
jenis buah, faktor pra panen, pasca panen. Hubungan antara total asam tertitrasi
dengan penambahan asam sitrat merupakan hubungan linier, dimana semakin besar
jumlah penambahan asam sitrat menyebabkan semakin jumlah ml NaOH 0,1 N yang
diperlukan untuk menitrasi.
4. Kadar Vitamin C
Pengujian terakhir yaitu pengukuran kadar vitamin C, seperti yang kita ketahui
juga bahwa setiap sayur dan buah memiliki kandungan vitamin C tetapi dengan kadar
yang berbeda-beda. Vitamin C adalah salah satu jenis vitamin yang larut dalam air,
vitamin C juga dikenal dengan nama kimia dari bentuk utamanya yaitu asam
askorbat. Jenis asam banyak ditemukan pada beberapa jenis tanaman, terutama pada
tanaman buah-buahan. Asam-asam ini terdapat dalam jumlah kecil dan merupakan
hasil antara (intermediete) dalam metabolisme, yaitu dalam siklus kreb (siklus asam
trikarboksilat), siklus asam glioksilat, dan siklus asam shikimat. Rasa asam yang ada
juga dapat disebabkan oleh adanya vitamin C.
Pada saat praktikum pengukuran vitamin C dilakukan dengan titrasi
menggunakan Iod dan indikator berupa laruta amilum dengan perubahan warna yang
dihapkan adalah warna ungu. Penentuan vitamin C diperoleh dari titrasi iodin,
disebabkan vitamin C dapat bereaksi dengan iodin. Indikator yang dipakai
adalah amilum atau pati. Akhir titrasi ditandai dengan terjadinya warna ungu dari iod-
pati. Perhitungan kadar vitamin C dengan standarisasi larutan iodin yaitu tiap 1 ml
0.01 N iodin ekivalen dengan 0,88 mg asam askorbat. Vitamin C dengan iod akan
membentuk ikatan dengan atom C nomor 2 dan 3 sehingga ikatan rangkap hilang
(Sudarmaji, Slamet, 1989).
Berdasarkan hasil praktikum diperoleh kadar vitamin C pada mangga 61,6 mg/
100 g, tomat 7,022 mg/ 100 g, cabe 29,9 mg/ 100 g, wortel 5,28 mg/ 100 g, jambu biji
79,2 mg/ 100 g, dan jeruk 80 mg/ 100 g. seharusnya yang memiliki kadar vitamin pC
paling tinggi adalah cabe, karena cabe memiliki vitamin C 3 kali lipat dari jeruk,
selanjutnya jambu biji mengandung 2 kali lipat vitamin C dari jeruk. Perbedaan ini
mungkin disebabkan oleh beberapa hal seperti, rusaknya indicator, tidak telitinya
praktikan ketika pentitrasian. Warna ungu yang dihasilkan merupakan iod-amilum
yang menandakan bahwa proses titrasi telah mencapai titik akhir.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil praktikum dan pembahasan diperoleh kesimpulan sebagai
berikut :
1. Pembahasan dan hasil pengamatan karakteristik kimia sayur dan buah
diantaranya penetapan pH, total padatan terlarut (TPT), total asam tertitarasi
(TAT) dan pengukuran kadar vitamin C sangat mempengaruhi pada kualitas dan
sifat khas dari sayur dan buah.
2. Penyebab perbedaan pH pada mangga, tomat, cabe, wortel, jambu biji, dan jeruk
yaitu jenis dari sayur atau buah, perbedaan jumlah asam organik, pra pasca
panen, pasca panen, tanah, lingkungan, perlakuan setelah pasca panen, tingkat
kematangan, lama waktu penyimpanan, umur.
3. Perhitungan terhadap TPT, TAT dan Vitamin C sangat perlu diperhatikan dan
dilakukan dengan teliti agar diperoleh hasil yang akurat. Dikarekan setiap sampel
memiliki TPT, TAT, Vitamin C dengan kadar yang berbeda-beda.
SARAN
1. Praktikan harus memperhatikan dengan teliti dan benar ketika melakukan
pengujian, agar tidak kesalahan yang dapat mempengaruhi hasil pengamatan
terhadap sampel
2. Praktikan harus memiliki pengetahuan atau referensi sebelum melakukan
percobaan, agar proses pelaksanaan praktikum tidak terlalu banyak pertanyaan
yang berulang-ulang kepada asisten laboratorium.
DAFTAR PUSTAKA
Pardede, Erika. 2013. Tinjauan Komposisi Kimia Buah dan Sayur: Peranan Sebagai
Nutrisi dan Kaitannya dengan Teknologi Pengawetan dan Pengolahan:
Medan. Universitas Hkbp Nommensen
Sudarmaji, Slamet. 1989. Analisis Bahan Makanan Dan Pertanian. PAU Pangan
Gizi, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
Tien. R. Muchtadi, Sugiyono, Fitriyono A., (2010). Ilmu Pengetahuan Bahan Pangan.
Penerbit Alfabeta. Bandung.
Tjahjadi, Carmencita. 2008. Teknologi Pengolahan Sayur dan Buah. Bandung :
Widya Padjadjaran.

More Related Content

Viewers also liked

Tugas Kimia Kelompok I XII TKJ 1 " Senyawa Hidrokarbon"
Tugas Kimia Kelompok I XII TKJ 1 " Senyawa Hidrokarbon"Tugas Kimia Kelompok I XII TKJ 1 " Senyawa Hidrokarbon"
Tugas Kimia Kelompok I XII TKJ 1 " Senyawa Hidrokarbon"Catur AbdiYanto
 
Laporan praktikum pembuatan koloid
Laporan praktikum pembuatan koloidLaporan praktikum pembuatan koloid
Laporan praktikum pembuatan koloidLaily Indaryani
 
Praktikum kimia sederhana
Praktikum kimia sederhanaPraktikum kimia sederhana
Praktikum kimia sederhanaTiwy Mohamad
 
Penanganan pasca panen sayuran
Penanganan pasca panen sayuranPenanganan pasca panen sayuran
Penanganan pasca panen sayuranKartika Dhewii
 
Tugas review pengetahuan bahan makanan
Tugas review pengetahuan bahan makananTugas review pengetahuan bahan makanan
Tugas review pengetahuan bahan makananNAJIEM QAMAR NAJIEM
 
Laporan hasil percobaan laju reaksi
Laporan hasil percobaan laju reaksiLaporan hasil percobaan laju reaksi
Laporan hasil percobaan laju reaksiKlara Tri Meiyana
 
pengaruh suhu terhadap laju reaksi
pengaruh suhu terhadap laju reaksipengaruh suhu terhadap laju reaksi
pengaruh suhu terhadap laju reaksiPutri Yusril
 
Rpp sifat koligatif larutan
Rpp sifat koligatif larutanRpp sifat koligatif larutan
Rpp sifat koligatif larutanYeni Purwati
 
Laporan ekologi dan lingkungan
Laporan ekologi dan lingkunganLaporan ekologi dan lingkungan
Laporan ekologi dan lingkunganRicky Ramadhan
 
Industri pembekuan ikan
Industri pembekuan ikanIndustri pembekuan ikan
Industri pembekuan ikanpantek69
 
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 Karbohidrat
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 KarbohidratLaporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 Karbohidrat
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 KarbohidratFransiska Puteri
 
Penerapan haccp pada pengalengan ikan sardin di pt. maya food industries
Penerapan haccp  pada  pengalengan ikan sardin di pt. maya food industriesPenerapan haccp  pada  pengalengan ikan sardin di pt. maya food industries
Penerapan haccp pada pengalengan ikan sardin di pt. maya food industriesMastori Rodin
 
IDENTIFIKASI HAZZARD ANALYSIS CRITICAL CONTROL POINT (HACCP) PADA PROSES PEMB...
IDENTIFIKASI HAZZARD ANALYSIS CRITICAL CONTROL POINT (HACCP) PADA PROSES PEMB...IDENTIFIKASI HAZZARD ANALYSIS CRITICAL CONTROL POINT (HACCP) PADA PROSES PEMB...
IDENTIFIKASI HAZZARD ANALYSIS CRITICAL CONTROL POINT (HACCP) PADA PROSES PEMB...Hendra UzuMakhi
 
Pascapanen Buah dan Sayur
Pascapanen Buah dan SayurPascapanen Buah dan Sayur
Pascapanen Buah dan SayurEkal Kurniawan
 

Viewers also liked (20)

Hidrokarbon dan minyak bumi
Hidrokarbon dan minyak bumiHidrokarbon dan minyak bumi
Hidrokarbon dan minyak bumi
 
Tugas Kimia Kelompok I XII TKJ 1 " Senyawa Hidrokarbon"
Tugas Kimia Kelompok I XII TKJ 1 " Senyawa Hidrokarbon"Tugas Kimia Kelompok I XII TKJ 1 " Senyawa Hidrokarbon"
Tugas Kimia Kelompok I XII TKJ 1 " Senyawa Hidrokarbon"
 
Laporan praktikum pembuatan koloid
Laporan praktikum pembuatan koloidLaporan praktikum pembuatan koloid
Laporan praktikum pembuatan koloid
 
Praktikum kimia sederhana
Praktikum kimia sederhanaPraktikum kimia sederhana
Praktikum kimia sederhana
 
Penanganan pasca panen sayuran
Penanganan pasca panen sayuranPenanganan pasca panen sayuran
Penanganan pasca panen sayuran
 
Tugas review pengetahuan bahan makanan
Tugas review pengetahuan bahan makananTugas review pengetahuan bahan makanan
Tugas review pengetahuan bahan makanan
 
Laporan hasil percobaan laju reaksi
Laporan hasil percobaan laju reaksiLaporan hasil percobaan laju reaksi
Laporan hasil percobaan laju reaksi
 
pengaruh suhu terhadap laju reaksi
pengaruh suhu terhadap laju reaksipengaruh suhu terhadap laju reaksi
pengaruh suhu terhadap laju reaksi
 
Kacang kacangan
Kacang kacanganKacang kacangan
Kacang kacangan
 
Rpp sifat koligatif larutan
Rpp sifat koligatif larutanRpp sifat koligatif larutan
Rpp sifat koligatif larutan
 
LAPORAN PRAKTIKUM PEMISAHAN
LAPORAN PRAKTIKUM PEMISAHANLAPORAN PRAKTIKUM PEMISAHAN
LAPORAN PRAKTIKUM PEMISAHAN
 
Makalah pasca-panen-dan-mekanisasi
Makalah pasca-panen-dan-mekanisasiMakalah pasca-panen-dan-mekanisasi
Makalah pasca-panen-dan-mekanisasi
 
Laporan ekologi dan lingkungan
Laporan ekologi dan lingkunganLaporan ekologi dan lingkungan
Laporan ekologi dan lingkungan
 
HACCP
HACCPHACCP
HACCP
 
Industri pembekuan ikan
Industri pembekuan ikanIndustri pembekuan ikan
Industri pembekuan ikan
 
kerusakan bahan pangan
kerusakan bahan pangankerusakan bahan pangan
kerusakan bahan pangan
 
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 Karbohidrat
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 KarbohidratLaporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 Karbohidrat
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 Karbohidrat
 
Penerapan haccp pada pengalengan ikan sardin di pt. maya food industries
Penerapan haccp  pada  pengalengan ikan sardin di pt. maya food industriesPenerapan haccp  pada  pengalengan ikan sardin di pt. maya food industries
Penerapan haccp pada pengalengan ikan sardin di pt. maya food industries
 
IDENTIFIKASI HAZZARD ANALYSIS CRITICAL CONTROL POINT (HACCP) PADA PROSES PEMB...
IDENTIFIKASI HAZZARD ANALYSIS CRITICAL CONTROL POINT (HACCP) PADA PROSES PEMB...IDENTIFIKASI HAZZARD ANALYSIS CRITICAL CONTROL POINT (HACCP) PADA PROSES PEMB...
IDENTIFIKASI HAZZARD ANALYSIS CRITICAL CONTROL POINT (HACCP) PADA PROSES PEMB...
 
Pascapanen Buah dan Sayur
Pascapanen Buah dan SayurPascapanen Buah dan Sayur
Pascapanen Buah dan Sayur
 

Similar to Pembahasan (horti 1)

Penanganan dan kualitas buah pasca panen
Penanganan dan kualitas buah pasca panenPenanganan dan kualitas buah pasca panen
Penanganan dan kualitas buah pasca panenEla Afellay
 
5 mutu buah - fase pertumbuhan buah (sas)
5 mutu buah - fase pertumbuhan buah (sas)5 mutu buah - fase pertumbuhan buah (sas)
5 mutu buah - fase pertumbuhan buah (sas)Fadly Rian Saputra
 
perubahan fisik dan kimia pada pematangan buah
perubahan fisik dan kimia pada pematangan buahperubahan fisik dan kimia pada pematangan buah
perubahan fisik dan kimia pada pematangan buahagronomy
 
Kajian asap cair sebagai pengawet pada buah panenan (Asap cair)
Kajian asap cair sebagai pengawet pada buah panenan (Asap cair)Kajian asap cair sebagai pengawet pada buah panenan (Asap cair)
Kajian asap cair sebagai pengawet pada buah panenan (Asap cair)Nining Nuraida
 
SAYURAN_pptx.pptx
SAYURAN_pptx.pptxSAYURAN_pptx.pptx
SAYURAN_pptx.pptxDarwisK
 
Pembuatan PPT KTI
Pembuatan PPT KTIPembuatan PPT KTI
Pembuatan PPT KTI172122
 
Laporan Praktikum Kimia indikator asam basa
Laporan Praktikum Kimia indikator asam basaLaporan Praktikum Kimia indikator asam basa
Laporan Praktikum Kimia indikator asam basaFeren Jr
 
TITRASI ASAM BASA.pptx
TITRASI ASAM BASA.pptxTITRASI ASAM BASA.pptx
TITRASI ASAM BASA.pptxmalkasfchanell
 
Pengetahuan Bahan Pangan Buah dan sayur
Pengetahuan Bahan Pangan Buah dan sayurPengetahuan Bahan Pangan Buah dan sayur
Pengetahuan Bahan Pangan Buah dan sayurHappinessa Brilliant
 

Similar to Pembahasan (horti 1) (20)

Penanganan dan kualitas buah pasca panen
Penanganan dan kualitas buah pasca panenPenanganan dan kualitas buah pasca panen
Penanganan dan kualitas buah pasca panen
 
Sifat fisik dan kimia hasil pertanian
Sifat fisik dan kimia hasil pertanianSifat fisik dan kimia hasil pertanian
Sifat fisik dan kimia hasil pertanian
 
Pengasaman
PengasamanPengasaman
Pengasaman
 
5 mutu buah - fase pertumbuhan buah (sas)
5 mutu buah - fase pertumbuhan buah (sas)5 mutu buah - fase pertumbuhan buah (sas)
5 mutu buah - fase pertumbuhan buah (sas)
 
perubahan fisik dan kimia pada pematangan buah
perubahan fisik dan kimia pada pematangan buahperubahan fisik dan kimia pada pematangan buah
perubahan fisik dan kimia pada pematangan buah
 
Kajian asap cair sebagai pengawet pada buah panenan (Asap cair)
Kajian asap cair sebagai pengawet pada buah panenan (Asap cair)Kajian asap cair sebagai pengawet pada buah panenan (Asap cair)
Kajian asap cair sebagai pengawet pada buah panenan (Asap cair)
 
SAYURAN_pptx.pptx
SAYURAN_pptx.pptxSAYURAN_pptx.pptx
SAYURAN_pptx.pptx
 
21-28-1-SM.pdf
21-28-1-SM.pdf21-28-1-SM.pdf
21-28-1-SM.pdf
 
Intern Tertum
Intern TertumIntern Tertum
Intern Tertum
 
Pkb
PkbPkb
Pkb
 
(37).en.id
(37).en.id(37).en.id
(37).en.id
 
Pembuatan PPT KTI
Pembuatan PPT KTIPembuatan PPT KTI
Pembuatan PPT KTI
 
jurnal 1.pdf
jurnal 1.pdfjurnal 1.pdf
jurnal 1.pdf
 
fruit leather
fruit leatherfruit leather
fruit leather
 
Laporan Praktikum Kimia indikator asam basa
Laporan Praktikum Kimia indikator asam basaLaporan Praktikum Kimia indikator asam basa
Laporan Praktikum Kimia indikator asam basa
 
P15-16 Final.pptx
P15-16 Final.pptxP15-16 Final.pptx
P15-16 Final.pptx
 
Pp seminar asam urat
Pp seminar asam uratPp seminar asam urat
Pp seminar asam urat
 
Tugas PE
Tugas PETugas PE
Tugas PE
 
TITRASI ASAM BASA.pptx
TITRASI ASAM BASA.pptxTITRASI ASAM BASA.pptx
TITRASI ASAM BASA.pptx
 
Pengetahuan Bahan Pangan Buah dan sayur
Pengetahuan Bahan Pangan Buah dan sayurPengetahuan Bahan Pangan Buah dan sayur
Pengetahuan Bahan Pangan Buah dan sayur
 

Pembahasan (horti 1)

  • 1. PEMBAHASAN ANNISA Sayuran dan buah merupakan bahan pangan yang mengandung berbagai macam asupan gizi untuk kebutuhan manusia yang tidak dapat diperoleh dari bahan pangan lainnya seperti vitamin, serat, mineral, nutrisi atau zat kimia penting. Sayur dan buah memiliki banyak persamaan dalam hal karakteristik kimia, komposisi, cara budidaya dan pemanenan, sifat penyimpanan serta pengolahannya (Tjahjadi, 2008). Pengetahuan terhadap karakteristik kimia sayur dan buah perlu dipahami benar untuk mengetahui tingkat kematangan tertentu yang terjadi pada sayur dan buah, kemudian teknik pengelohan yang baik atau perlakuan yang diberikan pada sayur dan buah pasca panen untuk meminimalisir kerusakan. Banyak reaksi-reaksi kimia yang terjadi selama pengolahan pangan yang pada akhirnya berpengaruh terhadap nilai gizi. Prinsip percobaan pengamatan karakteristik kimia sayur dan buah pada saat praktikum yaitu penetapan pH, total padatan terlarut (TPT), total asam tertitarasi (TAT) dan pengukuran kadar vitamin C. Adapun sampel sayur dan buah yang digunakan adalah mangga, tomat, cabe, wortel, jambu biji, dan jeruk. 1. Pengukuran pH pH adalah derajat keasaman digunakan untuk menyatakan tingkat keasaman atau kebasaan yang dimiliki oleh suatu bahan. Yang dimaksudkan keasaman di sini adalah konsentrasi ion hidrogen (H+) dalam pelarut air. Pada dasarnya sayur dan buah memiliki karakteristik sifat kimia yang berbeda-beda. Pengukuran pH dapat dilakukan dengan menggunakan dua alat yaitu pH meter dan kertas pH universal, dimana perlakuan yang dilakukan secara duplo untuk memperoleh data rata-rata nilai yang valid. Perbedaan dari menggunakan dua alat tersebut dapat mempengaruhi tingkat ketelitian pengukuran pH, pengukuran pH dengan menggunakan pH meter akan lebih teliti atau akurat daripada menggunakan kertas pH universal. Nilai pH yang terukur menunjukan tingkat keasaman dari buah-buahan. Dimana nilai pH atau tingkat keasaman ditentukan oleh kandungan asam organik yang ada dalam sayur atau buah. Menurut Tjahjadi (2008) pada sayur dan buah banyak dijumpai asam organik seperti asam sitrat, asam malat, asam tartarat, asam askorbat dan asam isositrat.
  • 2. Berdasarkan hasil praktikum diperoleh data pH rata-rata mangga 2,89, tomat 4,15, cabe 5,69, wortel 5,66, jambu biji 3,83, dan jeruk 3,68. pH yang paling asam diperoleh dari mangga, kemudian jeruk dan jambu biji, sedangkan pH paling rendah diperoleh dari cabe, kemudian wortel dan tomat. Adapun penyebab perbedaan pH yaitu jenis dari sayur atau buah, perbedaan jumlah asam organik, pra pasca panen, pasca panen, tanah, lingkungan, perlakuan setelah pasca panen, tingkat kematangan, lama waktu penyimpanan, umur, karena jika sayur atau buah itu belum matang biasanya pH yang dihasilkan asam, tetapi sebaliknya jika semakin matang buah atau sayur rasanya akan manis dan juga tergantung dari komoditi sayur atau buah itu sendiri. 2. Total Padatan Terlarut Total zat padat terlarut (Total Dissloved Solid) adalah ukuran zat terlarut (baik organik maupun anorganik) yang terdapat pada air limbah. Dapat dilihat dari tabel hasil pengamatan pengukuran padatan terlarut pada buah dan sayur dinyatakan dalam satuan Brix dan diukur menggunakan refraktometer sebagai alat ukur untuk menentukan indeks bias cairan atau padat, bahan transparan dan refractometry.. Pengukuran total padatan terlarut dengan satuan Brix menunjukan banyaknya gula yang terlarut dalam sari buah atau sayur yang diukur semakin besar derajat Brix yang terbaca maka kandungan gula pada buah dan sayur semakin besar dan semakin tinggi tingkat kemanisannya. Berdasarkan hasil pengamatan, setiap sampel menunjukkan total padatan terlarut yang berbeda, padatan terlarut pada mangga 10,13 brix, tomat 4 brix, cabe 9,6 brix, wortel 5,467 brix, jambu biji 8,4 brix, dan jeruk 7,2 brix. Diantara semua sampel mangga memiliki jumlah padatan terlarut yang terbesar, sedangkan jeruk memiliki jumlah padatan terlarut paling sedikit. Hal tersebut disebabkan oleh komoposisi kimia pada jeruk banyak mengandung air dan serat sedangkan kadar karbohidrat sangat sedikit. Padatan terlarut erat kaitannya dengan kandungan karbohidrat dalam sayur dan buah dimana menurut Tjahjadi (2008) karbohidrat dalam sayur dan buah terdiri dari monosakarida, oligosakarida dan polisakarida yang terlarut dalam cairan sel
  • 3. sayuran dan buah. Monosakarida utama adalah glukosa, fruktosa, manosa, xylosa dan arabinosa. Oligosakarida berupa sukrosa dan selain itu karbohidrat juga ditemukan dalam bentuk pati yang selama penyimpanan akan terurai menjadi gula sederhana. Kemudian menurut Tien (2008) selama penyimpanan akan terjadi perubahan kandungan pati dan gula sederhana, dimana kandungan pati akan menurun dan terhidrolisis menjadi sukrosa yang akan dipecah lagi menjadi sukrosa dan fruktosa. Padatan ini terdiri dari senyawa-senyawa anorganik dan organik yang terlarut dalam air, mineral dan garam-garamnya. Kandungan padatan seperti gula dan karbohidrat selalu berubah. Peningkatan total padatan terlarut selama penyimpanan disebabkan karena terjadinya degradasi pati menjadi gula sederhana, sedangkan penurunan disebabkan karena gula tersebut digunakan sebagai substrat respirasi untuk menghasilkan energi. Jika sampel adalah larutan berkonsentrasi rendah, maka sudut refraksi akan lebar. Sehingga di papan skala sinar “a” akan jatuh pada skala rendah. Jika larutan sampel pekat, maka sudut refraksi akan kecil. Sehingga di papan skala sinar “b” jatuh pada skala besar. Setelah terlihat adanya perbedaan terang dan gelap, indeks bias pada angka yang ditunjukan oleh skala. 3. Total Asam Tertitrasi Keasaman sangat erat hubungannya dengan total asam. Semakin tinggi total asam pada sayur dan buah maka pH akan semakin rendah (makin asam), demikian juga sebaliknya. Total Asam Tertitrasi (TAT) menunjukkan total asam yang terkandung dalam sayur dan buah. Setiap sayur dan buah memiliki komposisi dengan kadar komponen kimia asam yang berbeda-beda dapat menentukan karakteristik khasnya, sehingga dapat dibedakan dari sayur dan buah lainnya. Analisis total asam ini dilakukan dengan mentitrasi filtrat dari mangga, tomat, cabe, wortel, jambu biji dan jeruk yang telah ditambahkan indikator phenolphthalein (PP) kemudian dititrasi dengan NaOH sampai terjadi perubahan warna. Total asam buah-buahan tersebut diperoleh berdasarkan volume NaOH yang digunakan agar terjadi perubahan warna. Fungsi penambahan indikator fenoftalein untuk mengetahui terjadinya suatu titik ekivalen dalam proses penitrasian dengan terjadinya perubahan warna pada larutan. Indikator PP dengan range pH 8,0 – 9,6 merupakan indikator yang baik untuk larutan
  • 4. basa dimana indikator ini akan merubah warna larutan dari bening menjadi merah muda akibat dari perubahan pH larutan pada saat penitrasian. Berdasarkan hasil praktikum diperoleh data nilai TAT per 100 gram dengan mangga 23,7, tomat 0,1615, cabe 4,375, wortel 0,787, jambu biji 0,875, dan jeruk 3,85. Perbedaan TAT yang diperoleh tersebut disebabkan oleh perbedaan jenis sayur dan buah dan banyaknya asam organik dalam sampel. Asam-asam yang terdapat dalam sayur dan buah terdapat dalam jumlah kecil dan merupakan hasil antara (intermediete) dalam metabolisme, yaitu dalam siklus kreb (siklus asam trikarboksilat), siklus asam glioksilat, dan siklus asam shikimat. Rasa asam yang ada juga dapat disebabkan oleh adanya vitamin C. Buah yang mempunyai kandungan gula tinggi biasanya juga disertai adanya asam. Pada buah klimaterik, asam organik menurun segera setelah proses klimaterik terjadi. Jumlah asam akan berkurang dengan meningkatnya aktivitas metabolisme buah tersebut. Selama penyimpanan keasaman buah bervariasi tergantung tingkat kematangan, jenis dan suhu penyimpanan. Biasanya buah yang masih muda memiliki kandungan asam yang lebih tinggi. Beberapa faktor penyebab perbedaan keasaman pada buah atau sayur adalah jenis buah, faktor pra panen, pasca panen. Hubungan antara total asam tertitrasi dengan penambahan asam sitrat merupakan hubungan linier, dimana semakin besar jumlah penambahan asam sitrat menyebabkan semakin jumlah ml NaOH 0,1 N yang diperlukan untuk menitrasi. 4. Kadar Vitamin C Pengujian terakhir yaitu pengukuran kadar vitamin C, seperti yang kita ketahui juga bahwa setiap sayur dan buah memiliki kandungan vitamin C tetapi dengan kadar yang berbeda-beda. Vitamin C adalah salah satu jenis vitamin yang larut dalam air, vitamin C juga dikenal dengan nama kimia dari bentuk utamanya yaitu asam askorbat. Jenis asam banyak ditemukan pada beberapa jenis tanaman, terutama pada tanaman buah-buahan. Asam-asam ini terdapat dalam jumlah kecil dan merupakan hasil antara (intermediete) dalam metabolisme, yaitu dalam siklus kreb (siklus asam trikarboksilat), siklus asam glioksilat, dan siklus asam shikimat. Rasa asam yang ada juga dapat disebabkan oleh adanya vitamin C.
  • 5. Pada saat praktikum pengukuran vitamin C dilakukan dengan titrasi menggunakan Iod dan indikator berupa laruta amilum dengan perubahan warna yang dihapkan adalah warna ungu. Penentuan vitamin C diperoleh dari titrasi iodin, disebabkan vitamin C dapat bereaksi dengan iodin. Indikator yang dipakai adalah amilum atau pati. Akhir titrasi ditandai dengan terjadinya warna ungu dari iod- pati. Perhitungan kadar vitamin C dengan standarisasi larutan iodin yaitu tiap 1 ml 0.01 N iodin ekivalen dengan 0,88 mg asam askorbat. Vitamin C dengan iod akan membentuk ikatan dengan atom C nomor 2 dan 3 sehingga ikatan rangkap hilang (Sudarmaji, Slamet, 1989). Berdasarkan hasil praktikum diperoleh kadar vitamin C pada mangga 61,6 mg/ 100 g, tomat 7,022 mg/ 100 g, cabe 29,9 mg/ 100 g, wortel 5,28 mg/ 100 g, jambu biji 79,2 mg/ 100 g, dan jeruk 80 mg/ 100 g. seharusnya yang memiliki kadar vitamin pC paling tinggi adalah cabe, karena cabe memiliki vitamin C 3 kali lipat dari jeruk, selanjutnya jambu biji mengandung 2 kali lipat vitamin C dari jeruk. Perbedaan ini mungkin disebabkan oleh beberapa hal seperti, rusaknya indicator, tidak telitinya praktikan ketika pentitrasian. Warna ungu yang dihasilkan merupakan iod-amilum yang menandakan bahwa proses titrasi telah mencapai titik akhir. KESIMPULAN Berdasarkan hasil praktikum dan pembahasan diperoleh kesimpulan sebagai berikut : 1. Pembahasan dan hasil pengamatan karakteristik kimia sayur dan buah diantaranya penetapan pH, total padatan terlarut (TPT), total asam tertitarasi (TAT) dan pengukuran kadar vitamin C sangat mempengaruhi pada kualitas dan sifat khas dari sayur dan buah. 2. Penyebab perbedaan pH pada mangga, tomat, cabe, wortel, jambu biji, dan jeruk yaitu jenis dari sayur atau buah, perbedaan jumlah asam organik, pra pasca panen, pasca panen, tanah, lingkungan, perlakuan setelah pasca panen, tingkat kematangan, lama waktu penyimpanan, umur.
  • 6. 3. Perhitungan terhadap TPT, TAT dan Vitamin C sangat perlu diperhatikan dan dilakukan dengan teliti agar diperoleh hasil yang akurat. Dikarekan setiap sampel memiliki TPT, TAT, Vitamin C dengan kadar yang berbeda-beda. SARAN 1. Praktikan harus memperhatikan dengan teliti dan benar ketika melakukan pengujian, agar tidak kesalahan yang dapat mempengaruhi hasil pengamatan terhadap sampel 2. Praktikan harus memiliki pengetahuan atau referensi sebelum melakukan percobaan, agar proses pelaksanaan praktikum tidak terlalu banyak pertanyaan yang berulang-ulang kepada asisten laboratorium. DAFTAR PUSTAKA Pardede, Erika. 2013. Tinjauan Komposisi Kimia Buah dan Sayur: Peranan Sebagai Nutrisi dan Kaitannya dengan Teknologi Pengawetan dan Pengolahan: Medan. Universitas Hkbp Nommensen Sudarmaji, Slamet. 1989. Analisis Bahan Makanan Dan Pertanian. PAU Pangan Gizi, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Tien. R. Muchtadi, Sugiyono, Fitriyono A., (2010). Ilmu Pengetahuan Bahan Pangan. Penerbit Alfabeta. Bandung. Tjahjadi, Carmencita. 2008. Teknologi Pengolahan Sayur dan Buah. Bandung : Widya Padjadjaran.