1. ASPEK KEPERILAKUAN
PADA AKUNTANSI
PERTANGGUNGJAWABAN
Nama : Gea Cahyaulia
Kelas : 4B
NPM : 11.1.02.01.0075
Mata Kuliah : Akuntansi Keperilakuan
Dosen : Rilla Izzatul Haqqi S.E., M.Ak.
FAKULTAS EKONOMI
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI
TAHUN 2014
2. 1. Akuntansi Pertanggungjawaban
Akuntansi Pertanggungjawaban (responsibility accounting) merupakan
istilah yang digunakan dalam menjelaskan akuntansi perencanaan serta
pengukuran dan evaluasi kinerja organisasi sepanjang garis
pertanggungjawaban.
Akuntansi pertanggungjawaban adalah jawaban manajemen atas
asumsi umum bahwa urusan bisnis dapat diselesaikan secara efektif dengan
mengendalikan orang yang bertanggung jawab menjalankan suatu tugas.
Akuntansi pertanggungjawaban adalah komponen yang penting dari
keseluruhan sistem pengendalian di perusahaan. Manfaat khususnya didapat
dari fakta bahwa strukturnya menyediakan kerangka kerja yang berarti untuk
melakukan perencanaan, pengumpulan data, dan pelaporan hasil kinerja
operasi perusahaan berdasarkan tanggung jawab dan pengendalian.
2. Akuntansi Pertanggungjawaban Versus Akuntansi Konvensional
Akuntansi pertanggungjawaban tidaklah melibatkan deviasi apa pun
dari prinsip akuntansi yang diterima secara umum. Kalaupun ada, maka hanya
mengenai cara operasi direncanakan dan cara data akuntansi dikelompokkan
dan diakumulasikan.
Akuntansi pertanggungjawaban meningkatkan relevansi dari informasi
akuntansi dengan menetapkan suatu kerangka kerja untuk perencanaan,
akumulasi data, dan pelaporan yang sejalan dengan struktur organisasi dan
hierarki pertanggungjawaban dari suatu perusahaan.
Oleh karena itu, akuntansi pertanggungjawaban tidak mengalokasikan
biaya gabungan ke segmen-segmen yang memperoleh manfaat daripadanya,
melainkan membebankan biaya tersebut kepada individu di segmen yang
menginisiasi dan mengendalikan terjadinya biaya tersebut.
Akuntansi pertanggungjawaban melaporkan baik siapa yang
membelanjakan uang tersebut maupun apa yang dibeli oleh uang tersebut.
Akuntansi pertanggungjawaban menimbulkan kesadaran terhadap biaya dan
pendapatan di seluruh organisasi serta memotivasi manajer segmen untuk
berusaha ke arah pencapaian tujuan.
3. 3. Jaringan Pertanggungjawaban
Akuntansi pertanggungjawaban didasarkan pada pemikiran bahwa
seluruh biaya dapat dikendalikan dan masalahnya hanya terletak pada
penetapan titik pengendaliannya. Untuk tujuan ini, struktur organisasi
perusahaan dibagi-bagi ke dalam suatu jaringan pusat-pusat
pertanggungjawaban secara individual atau ke dalam unit-unit organisasional
yang menjalankan sebuah fungsi.
Untuk memastikan fungsi pertanggungjawaban berjalan lancar, maka
struktur organisasi perusahaan haruslah dianalisa secara hati-hati dan
pertanggungjawaban atas pendapatan sebenarnya dan biaya ditentukan. Untuk
menciptakan sturktur jaringan pertanggungjawaban yang efisien,
pertanggungjawaban dan lingkup kewenangan bagi setiap individu dari semua
jenjang manajemen harus ditentukan dan dijelaskan secara jelas.
4. JENIS PUSAT PERTANGGUNGJAWABAN
a. Pusat Pendapatan
Jika tanggung jawab utama dari manajer segmen adalah untuk
menghasilkan pendapatan, maka segmen tersebut harus diperlakukan
sebagai pusat pendapatan.
b. Pusat Biaya
Pusat biaya merupakan wilayah tanggung jawab yang
menghasilkan produk atau jasa. Kewajiban dan pengendalian hanya
terbatas pada usaha untuk hal tersebut, sehingga tidak termasuk usaha
pemasaran dan investasi.
c. Pusat Biaya Teknik atau Pusat Biaya Standar
Pusat biaya teknik (pusat biaya standar) merupakan pusat biaya
yang sebagian besar biayanya memiliki hubungan fisik yang erat dengan
output yang dihasilkan. Kerja manajer bisa dikatakan efisien jika nilai
biaya actual tidak melebihi nilai biaya standarnya.
d. Pusat Biaya Kebijakan
4. Pusat biaya kebijakan adalah pusat biaya yang sebagian besar
biayanya tidak mempunyai hubungan yang erat dengan output yang
dihasilkan.
e. Pusat Laba
Pusat laba adalah segmen di mana manajer memiliki kendali, baik
atas pendapatan maupun biaya. Manajer dievaluasi berdasarkan efisiensi
mereka dalam menghasilkan pendapatan dan mengendalikan biaya.
f. Pusat Investasi
Manajer pusat investasi bertanggung jawab terhadap investasi
dalam aset serta pengendalian atas pendapatan dan biaya. Mereka
diharapkan untuk mencapai keseimbangan yang sehat antara laba yang
dicapai dengan investasi pada sumber daya yang digunakan.
5. Korelasi dengan Struktur Organisasi
a. Struktur Vertikal
Dalam struktur vertikal, organisasi dibagi berdasarkan fungsi-fungsi
utama. Tanggung jawab secara keseluruhan untuk fungsi produksi,
penjualan, dan keuangan diberikan kepada wakil direktur yang
mendelegasikan tanggung jawab mereka ke struktur di bawahnya sesuai
hierarki.
b. Struktur Horizontal
Setiap wakil direktur mengendalikan suatu pusat laba atau investasi
daripada pusat pendapatan atau pusat biaya fungsional. Mereka
bertanggung jawab atas produksi, penjualan, dan pendanaan, atau dengan
kata lain atas seluruh bidang fungsional dalam area atau kelompok
produknya.
c. Pemilihan Struktur
Jenis struktur yang dipilih akan mempengaruhi jaringan pusat
pertanggungjawaban, yang pada gilirannya berfungsi sebagai suatu kerangka
bagi arus data dan kebutuhan pelaporan.
5. 6. Menetapkan Pertanggungjawaban
Setelah memilih jenis dari struktur organisasi, tugas penting berikutnya
dalam membangun seuatu sistem pertanggungjawaban yang efektif secara
keperilakuan adalah menggambarkan pertanggungjawaban. Sebagian besar
orang menghargai tanggung jawab dan tantangan yang ditawarkan, karena
dengan adanya tanggung jawab maka orang akan cenderung merasa penting
dan mampu.
Dampak perilaku yang diinginkan dari pembebanan tanggung jawab
bagi fungsi tertentu didukung oleh penelitian empirik. Sayangnya,
ketergantungan dari berbagai segmen dalam sebuah organisasi membuat
sebuah keadaan dimana dijelaskan secara gamblang tugas-tugas mana yang
dirasa sulit.
Oleh karena itu, pembuatan sebuah kerangka kerja tanggung jawab
yang seimbang cukup susah dan memerlukan berbagai kompromi. Hal yang
paling susah dari penjabaran secara jelas sebuah tanggung jawab adalah
derajat penentuan dan pengendalian atas suatu sumber daya yang dibutuhkan
untuk melaksanakan sebuah tugas.
7. Perencanaan, Akumulasi Data, dan Pelaporan Berdasarkan Pusat
Pertanggungjawaban
a. Anggaran Pertanggungjawaban
Karakteristik dari anggaran pertanggungjawaban adalah manajer
pusat pertanggungjawaban dibebani target kinerja hanya untuk pos-pos
pendapatan dan biaya yang dapat mereka kendalikan.
b. Akumulasi Data
Untuk memfasilitasi pembandingan periodik dengan berbagai
perencanaan anggaran, akumulasi pos-pos laba dan beban aktual haruslah
mengikuti pola jaringan pertanggungjawaban.
c. Pelaporan Pertanggungjawaban
Produk akhir dari hasil sistem akuntansi pertanggungjawaban
adalah laporan pertanggungjawaban atau laporan kinerja secara periodik.
6. Laporan ini merupakan media dimana biaya dikendalikan, efisiensi
manajerial diukur dan tingkat pencapaian ditentukan.
8. Asumsi Perilaku Dari Akuntansi Pertanggungjawaban
a. Manajemen Berdasarkan Perkecualian
Untuk mengelola dan mengendalikan aktivitas organisasi secara
efektif, manajer hanya perlu memusatkan perhatiannya pada wilayah
dimana hasil nyata berbeda dengan target atau standar anggaran.
Sayangnya, hanya perbedaan yang tidak diinginkan dan titik masalah yang
telah jelas yang menerima perhatian segera.
b. Manajemen Berdasarkan Tujuan
Akuntansi pertanggungjawaban memfasilitasi manajemen
berdasarkan tujuan atau manajemen berdasarkan pengendalian diri. Hal ini
merupakan pendekatan manajemen yang dirancang untuk mengatasi
kesalahan tanggapan manusiawi yang sering timbul oleh usaha untuk
mengendalikan operasi berdasarkan dominasi.
9. Kesesuaian antara Jaringan Pertanggungjawaban dan Struktur Organisasi
Akuntansi pertanggungjawaban mengasumsikan pengendalian
organisasi ditingkatkan melalui penciptaan sebuah jaringan pusat
pertanggungjawaban yang selaras dengan struktur organisasi formal. Maksud
manejemen tingkat atas untuk mendelegasikan dijelaskan melalui hierarki
kewenangan atau struktur organisasi.
Penerimaan Tanggung Jawab
Elemen yang paling penting dalam menentukan keberhasilan suatu
sistem akuntansi pertanggungjawaban adalah penerimaan dari manajer
pusat pertanggungjawaban atas tanggung jawab yang diberikan secara adil
serta keinginannya untuk tetap dijaga akuntabilitasnya.
10. Kapabilitas untuk Mendorong Kerja sama
Akuntansi pertanggungjawaban meningkatkan kerja sama
organisasional dengan menunjukkan kepada manajer bagaimana aktivitas
mereka sesuai dengan gambaran keseluruhan dan bahwa setiap orang bekerja
untuk tujuan bersama.