1. SUKSES BUDI DAYA
LELE SANGKURIANG
KOLAM BUNDAR SISTEM
BIOFLOC
POLITEKNIK AGROINDUSTRI SANG HYANG SERI
2. LATAR BELAKANG
• Salah satu komoditas perikan darat yang diharapkan dapat membantu program
pemerintah di dalam menanggulangi masalah gizi terutama dalam hal
pembentukan protein hewani dapat tercukupi adalah ikan lele
• Permintaan lele di negara kita semakin meningkat sejalan dengan populernya ikan
lele sebagai hidangan yang sangat lezat. Kawasan Jabodetabek yang membutuhkan
pasokan lele sebesar 75-100 ton per hari (Kholish Mahyuddin, 2011)
3. Produksi Perikanan Budidaya Di Dunia
Negara/Country
2009 2010 2011
China 45.279.173,00 47.829.610,00 50.173.140,00
Indonesia 4.712.847,00 6.277.925,00 7.937.072,00
India 3.798.842,00 3.790.021,00 4.577.965,00
Viet Nam 2.589.680,00 2.706.800,00 3.052.500,00
Philippines 2.477.392,00 2.545.967,00 2.608.120,00
Bangladesh 1.064.285,00 1.308.515,00 1.523.759,00
Korea Rep 1.331.719,00 1.377.233,00 1.499.335,00
Norway 961.840,00 1.008.010,00 1.138.797,00
Thailand 1.416.668,00 1.286.122,00 1.008.049,00
Egypt 705.490,00 919.585,00 986.820,00
Negara Lainnya/Other
countries
8.755.419,00 9.042.121,00 9.223.758,00
4. Produksi Ikan Di Indonesia
Tahun 2009 2010 2011 2012
Ikan
Ikan mas 100.954 111.641 154.167 174.513
Tawes 10.953 12.828 11.667 15.972
Nilem 13.040 20.357 21.116 24.795
Nila 140.691 214.515 277.518 360.496
Gurami 42.572 55.331 62.476 82.794
Tambakan 3.617 5.120 4.372 200
Lele 137.808 236.764 330.687 433.312
Sidat 5 1.672 989 16
Patin 70.064 104.975 155.889 212.519
Jelawat 148 765 303 110
Toman 151 417 320 336
Gabus 199 123 349 556
5. Prospek Pasar Ikan Lele Dumbo
Peluang pasar lele dumbo tidak hanya terbatas untuk memenuhi kebutuhan pasar konvensional
seperti konsumen rumah tangga, restoran, atau rumah makan yang membutuhkan pasokan lele
sangkuriang ukuran konsumsi tetapi bisa juga menjadi komuditas ekspor dalam bentuk fillet.
Harga lele di indonesia berkisar antara Rp. 13.000 – Rp. 25.000 per kg.
Tahun PER Kapita (Kg/KPT/THN)
2009 29,08
2010 30,48
2011 32,25
2012 33,89
2013 35,14
6. Aspek Sosisal dan ekonomi
Aspek sosial
Komoditas hasil budidaya yaitu ikan lele dapat
diterima oleh masyarakat luas dan dapat
diterima oleh berbagai lapisan masyarakat,
berbagai adat, berbagai suku, dan agama.
Sehingga dengan kata lain bahwa budidaya lele
tidak bertentangan dengan Suku, Agama, Ras
dan Adat istiadat yang ada di masyarakat
Indonesia.
Proses produksi tidak menghasilkan limbah
yang memberikan dampak negatif kepada
masyarakat dan lingkungan.
Ekonomi
Budidaya lele dapat dilakukan oleh setiap
orang dengan modal yang sedikit, sehingga
dapat dilakukan dalam skala rumah tangga.
Hasil dari budidaya ikan dapat dikonsumsi
sendiri sebagai pemenuhan gizi keluarga dan
hasil lebihnya dapat dijual sebagai tambahan
pendapatan keluarga, sehingga keluarga
tersebut akan lebih sejahtera.
7. Teknis Budidaya Sistem Biofloc
MENURUT TEORI BIOFLOKULASI
Bioflok adalah tehnik pengolahan limbah
cair untuk makroagregat yang dihasilkan
dalam sistem lumpur aktif. Lumpur aktif
bisa juga diibaratkan sebagai sup mikroba
yang terbentuk dari pemberian aerasi
terus menerus pada biomassa tersuspensi
dan mikroorganisme penguraian dalam
limbah cair.
Kueuntungan menggunakan biofloc
:Pakan ikan lele akan lebih effisien, ikan
lebih seragam, Kecepatan pertumbuhan
ikan yang lebih optimal
BIOFLOC
8. PEMBUATAN KOLAM
Kolam yang digunakan dalam budidaya ini adalah kolam terpal bundar dengan
kerangka besi wire-mesk
- Lebih mendukung padat tebar tinggi
- Persebaran DO > merata
- Ikan bergerak aktif
- Kolam bertahan lama
kelebihan
11. PENGISIAN AIR KOLAM
Pengisian air dilakukan hingga
ketinggian minimal 80 cm, sumber air
yang digunakan harus bersih tidak
tercemar.
Sebelum digunakan sterilisasi air
menggunakan kaporit dengan dosis
20-30 gram/m3.
Berikan arasi kuat selama minimal 3
hari hingga bau kaporit hilang
Pengisian air kolam harus
menggunakan air yang bebas cemaran
1. Sungai
2. Waduk dan danau
3. Situ
4. Air sumur dalam
5. Air irigasi
6. Air sumur dangkal
12. Pembuatan biofloc
1. Kolam yang sudah di sterilkan airnya diberi kapur
pertanian dengan dosis 100 gram/m3 dan diaerasi
kembali selama 1 hari
2. Esok harinya, Tambahkan garam dengan dosisi 1kg / m3
dan diaerasi terus
3. Esok harinya, berikan molase (tetes tebu) sebanyak 100
ml/m3. Apabila tidak ada molase dapat diganti dengan
gula merah atau gula pasir dengan dosis 100 gram/m3.
4. Tambahkan juga probiotik, probiotik yang digunakan
Seperti bakteri Bacillus sp., Bacillus subtilis, Bacillus
licheniformis, Lactobacillus sp., Azotobacter sp.,
Probiotik bisa dibeli dipasaran dengan harga yang murah
dan bisa diperbanyak dengan molase supaya lebih
hemat.
13. 5. Tambahan pupuk organik dengan dosis 5
kg perkolam untuk menumbuhkan pakan
alami (plankton). pupuk organik biarkan
terbungkus dalam karung dan di letakkan di
kolam
Syarat : pupuk kompos harus sudah matang.
6. Istirahatkan kolam dan selalu diaerasi
selama 7-10 hari
7. Apabila sudah terbentuk floc atau kolam
berwarna coklat kekuningan bibit ikan lele
siap di tebar
14. PENEBARAN BENIH
Sebelum dilakukan
penebaran benih lakukan
aklimatisasi
Dengan tujuan agar benih
tidak stress
memilih benih lele sangkuriang
1. Kesehatan (amati fisik dan
gerakannya)
2. Ukuran seragam
3. Riwayat induk
4. Riwayat penyakit
15. PEMBERIAN PAKAN
Protein 30-32%
Berat pakan 3-5% biomas
Pemberian pakan harus
berasarkan sampling, sampling
dilakukan 2-4 minggu sekali
Pakan menggunakan pelet
terapung
Hal yang perlu di perhatikan saat
pemberian pakan :
• Memberikan pakan jangan sampai
tersisa, dapat menimbulkan racun dan
pemborosan pakan
• Jangan “ganggu” lele sesaat setelah
makan. Bisa menimbulkan stres, dan
pakan bisa dimuntahkan kembali
• Jangan berikan pakan terlalu pagi,
menimbulkan penyakit radang insang
16. MANAJEMEN KUALITAS AIR
pH (DERAJAT KEASAMAN)
Lele mempunyai toleransi bisa
hidup di kisaran PH 6-9 yang
berarti bahwa lele lebih
toleran basa dari pada asam,
namun kondisi ideal untuk
kehidupan lele ada pada PH 7-
8.
DO (disolved oksigen)
Pada sistem bioflog dengan
padat tebar 1000 ekor/m3
dibutuhkan oksigen
minimal 4 ppm pada siang
hari dan 5 ppm pada
malam hari
SUHU
Suhu air yang ideal adalah
antara 25-30 derajat
celcius. Pada kondisi air
yang hangat metabolisme
lele meningkat dan akan
lahap untuk makan
sehingga pertumbuhan
akan optimal.
17. PENGENDALIAN PENYAKIT
Macam-macam penyakit pada ikan lele yang di
sebabkan oleh bakteri
1. Pseudomonas sp.
2. Aeromonas hydrophila
3. Aeromonas punctate
4. Puduncle (cold water diseases)
5. Penyakit edward siella
6. Tuberculosis
Dll...
Pencegahan penyakit
1. Menjaga kualitas air
2. Menjaga suhu air
3. Menjaga kepadatan floc
Apabila floc terlalu >15% maka harus di
cairkan kembali dengan penggantian air
18. PANEN DAN PASCA PANEN
Panen dilakukan saat umur ikan minimal 2 bulan dimana dalam berat 1 kg
terdapat 8-10 ekor ikan.
Cara panen :
1. Jaring ikan di kolam secara berulang kali
2. Apabila tersisa sedikit ikan di kolam kurangi air dalam kolam
3. Ikan yang sudah di panen dikumpulkan dalam bak/drum/tong
Ikan yang sudah di panen alangkah baiknya dijual dalam bentuk hidup agar
tidak cepat mengalami kemunduran mutu
19. Analisis usaha
outflow
• Benih
Benih ikan lele 20.000 ekor @ Rp. 300 = Rp. 6.000.000
• Alat
Besi wire-mesh 4 Lembar @ Rp. 239.000 = Rp. 956.000
Terpal bulat diameter 3m 4 buah @ Rp. 460.000 = Rp. 1.840.000
Seser besar 1 buah @ Rp. 25.000 = Rp. 25.000
Pipa paralon ukuran 2 inch 3 buah @ Rp. 50.000 = Rp. 150.000
Sambungan pipa 2 inch bentuk L 4 buah @ Rp. 5000 = Rp. 20.000
Blower GF-120 1 buah @ Rp. 850.000 = Rp. 850.000
Selang aerasi 1 roll @ Rp. 270.000 = Rp. 270.000
Tali tiest 1 pack @ Rp. 50.000 = Rp. 50.000
Batu aerasi 8 buah @ Rp. 30.000 = Rp. 240.000 +
= Rp. 4.401.000
20. • Penyusutan Alat
Besi wire-mesh Rp. 956.000 : 19 periode = Rp. 50.315
Terpal Rp. 1.840.000 : 9 periode = Rp. 204.444
Seser Rp. 25.000 : 9 periode = Rp. 2.777
Pipa paralon Rp. 150.000 : 19 periode = Rp. 7.894
Sambungan pipa L Rp. 20.000 : 19 periode = Rp. 1.052
Blower GF-120 Rp. 850.000 : 9 periode = Rp. 94.444
Tali tiest Rp. 50.000 : 9 periode = Rp. 5.555
Selang erasi Rp. 270.000 : 14 periode = Rp. 19.285
Batu aerasi Rp. 240.000 : 9 periode = Rp. 26.666 +
= Rp. 412.432
23. Ratio biaya dan pendapatan (R/C)
(R/C) = Penerimaan : Total Biaya Pengeluaran
= Rp. 35.625.000 : Rp. 26.012.432
= 1,37
Artinya: dari Rp. 1 yang dikeluarkan dapat menghasilkan keuntungan sebanyak Rp. 1,37
Break Event Point (BEP) harga
BEP (Rp) = Total Biaya : Total Produksi
= Rp. 26.012.432 : 2.375
= 10.952
Artinya: Dengan jumlah produksi sebanyak 2.375 Kg dan total biaya sebanyak Rp. 26.012.432 maka
untuk mencapai titik impas harga jual ikan paling minimal adalah Rp. 10.952.
Break Even Poin (BEP) Unit
BEP unit = Total biaya : Harga jual
= Rp. 26.012.432 : Rp. 15.000 = 1.734,16 Kg
Artinya: Dengan total biaya sebanyak Rp. 26.012.432 dan harga jual Rp. 15.000, maka untuk
mencapai titik impas jumlah benih paling minimal yang terjual adalah sebanyak 1.734,16 Kg.
24. Pay back period
𝑝𝑎𝑦 𝑏𝑎𝑐𝑘 𝑝𝑒𝑟𝑖𝑜𝑑𝑒 =
𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑏𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑝𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑠𝑖
𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑝𝑒𝑛𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛
𝑥 1 siklus budidaya
𝑝𝑎𝑦 𝑏𝑎𝑐𝑘 𝑝𝑒𝑟𝑖𝑜𝑑𝑒 =
Rp. 26.012.432
Rp. 35.625.000
𝑥 2,5 bulan
= 1,82 bulan
Artinya : dalam waktu 1,82 bulan biaya modal sudah dapat kembali
25. Kesimpulan
Budidaya lele sistem bioflok diterapkan dengan cara menumbuhkan mikroorganisme
yang berfungsi mengolah limbah budidaya menjadi gumpalan-gumpalan kecil yang bisa menjadi
makanan alami ikan. Caranya melalui penambahan kultur bakteri (probiotik), dan pemasangan
aerator yang akan menyuplai oksigen sekaligus mengaduk air kolam.
Lele sangat cocok dibudidayakan dengan sistem bioflok karena pertumbuhannya yang
cepat Selain itu, sistem bioflok juga akan memperbaiki kualitas air dan mencegah timbulnya bau
tak sedap akibat pembusukan limbah kolam.
Budidaya dengan teknologi bioflok kepadatan lele dapat mencapai 1.000 ekor/m2,
mampu memperoleh konversi pakan 0,8 (0,8 kg pakan membentuk 1 kg daging lele), dengan
tingkat survival hingga 90%.