SlideShare a Scribd company logo
1 of 35
sdmuhammadiyahbanjaran@yahoo.co.id



PREDIKSI MATERI SOAL BERDASARKAN KISI-KISI UJI KOMPETENSI AWAL SERTIFIKASI
GURU KELAS MATERI PEMBELAJARAN PKn
                                            BAGIAN IV

                                ILMU PENGETAHUAN SOSIAL SD



PENDAHULUAN



 1. Pengantar
     Materi pendidikan dan pelatihan ini merupakan substansi materi dan pembelajaran IPS di
lingkungan SD. Sebagai bahan pembelajaran materi ini masih perlu dikembangkan lebih rinci sesuai
keperluan pembelajaran, oleh karena itu peserta PLPG diharapkan akan mengembangkan lebih lanjut
materi dari kegiatan ini.

2. Tujuan
    Setelah mempelajari materi ilmu pengetahuan sosial ini, peserta pelatihan diharapkan:
 2.1. Membandingkan fakta, konsep, generalisasi dalam pembelajaran IPS
 2.2. Menganalisis sejarah kenampakan alam, serta hubungannya dengan keragaman sosial budaya
 2.3. Merumuskan pemanfaatan dan pemeliharaan SDA untuk menciptakan kehidupan yang
       sejahtera dan harmonis
 2.4. Mengaitkan penyebab terjadinya gejala-gejala alam, dan bentuk-bentuk bencana alam, serta
       usaha untuk menanggulanginya
 2.5. Memerinci kehidupan yang sejahtera dan harmonis
 2.6. Menganalisis peran bangsa Indonesia pada era global
 2.7. Menentukan peran Indonesia dalam kerjasama ekonomi internasional
 2.8. Menganalisis berbagai aktifitas ekonomi dalam masyarakat
 2.9. Menentukan peran uang dalam perekonomian
 2.10. Menyesuaikan materi pembelajaran yang sesuai dengan tujuan pembelajaran IPS
 2.11. Merencanakan media pembelajaran sesuai dengan karakteristik peserta didik untuk mencapai
       tujuan pembelajaran IPS
 2.12. Memilih prinsip-prinsip penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar IPS
 2.13. Memilih prosedur penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar IPS

3. Petunjuk Kegiatan
    Materi ini akan disampaikan dengan metode ceramah, tanya jawab dan diskusi. Pada setiap
penyampaian materi, saudara diharapkan dapat memahami setiap konsep dengan baik. Pemahaman
terhadap suatu konsep dapat dilakukan dengan mempelajari uraian materi dan contoh soal.




MATERI ILMU PENGETAHUAN SOSIAL SEKOLAH DASAR



1. FAKTA, KONSEP DAN GENERALISASI
1.1. Fakta
       Fakta adalah kenyataan yang ada di sekitar kita yang tidak terbatas jumlahnya. Fakta adalah
ramuan dari pemikiran atau bahan dasar pembentuk konsep. Ciri khas fakta adalah ”buntu” tidak lebih
daripada apa yang tampak.

        Fakta dapat diartikan sebagai suatu informasi atau data yang ada atau terjadi dalam kehidupan
sehari-hari dan dikumpulkan dan dikaji oleh para ilmu sosial yang terjamin kebenarannya. Fakta juga
dapat diartikan sebagai apa yang benar dan merupakan kenyataan, realitas yang real, benar dan juga
merupakan kejadian yang nyata. Fakta menunjuk pada kondisi yang khusus dan keberlakuannya
terbatas (kurang berlaku umum). Fakta dalam struktur susunan ilmu pengetahuan memiliki peranan

                                                                                           1|P age
sdmuhammadiyahbanjaran@yahoo.co.id



yang penting karena fakta dapat membentuk konsep dan generalisasi. Selain itu, fakta juga merupakan
hasil observasi yang bisa dibuktikan secara empiris. Oleh karena itu, fakta bukan merupakan hasil
perolehan secara acak, tetapi memiliki relevansi dan berkaitan dengan teori.

        Fakta dapat menyebabkan lahirnya teori baru. Fakta juga dapat menjadi alasan untuk menolak
teori yang ada dan bahkan fakta dapat mendorong untuk mempertajam rumusan teori yang sudah ada.
Di lain pihak, teori dapat merangkum fakta dalam bentuk generalisasi dan prinsip-prinsip agar fakta
lebih mudah dapat dipahami.

        Banks (Ischak:2004:2.7) mengemukakan bahwa fakta merupakan pernyataan positif dan
rumusannya sederhana. Ada kalanya guru juga perlu mencari upaya untuk lebih menjelaskan
pengertian fakta ini dengan cara yang sederhana misalnya dengan memberikan pertanyaan kepada
siswa, seperti :

   Coba kamu hitung jumlah teman satu kelas kalian yang hadir hari ini !
   Siapakah nama kepala sekolah kita?
   Ada berapa ruangan belajar yang dimiliki sekolah kita?
       Jawaban yang dikemukakan siswa atas pertanyaan di atas merupakan fakta. Dengan demikian,
anak akan menyadari bahwa fakta itu amat banyak dan tak terhitung jumlahnya. Namun, perlu disadari
bahwa fakta bukan tujuan akhir dari pengajaran IPS. Pengetahuan yang hanya bertumpu pada fakta
akan sangat terbatas. Hal ini dikarenakan oleh :

a. Kemampuan kita untuk mengingat fakta sangat terbatas
b. Fakta itu bisa berubah pada suatu waktu, misalnya tentang perubahan iklim di suatu kota,
    perubahan bentuk pemerintahan, dan sebagainya
c. Fakta hanya berkenaan dengan situasi khusus.
       Fakta merupakan salah satu bahan kajian yang amat penting dalam mata pelajaran IPS.
Dengan kata lain bahwa fakta merupakan salah satu materi yang dikaji dalam IPS. Dengan fakta-fakta
yang ada kita dapat menyimpulkan sesuatu atau beberapa peristiwa yang pernah terjadi. Fakta
merupakan titik awal untuk membentuk suatu konsep. Dari beberapa konsep yang saling berkaitan kita
dapat membentuk suatu generalisasi. Fakta, konsep, dan generalisasi merupakan bahan kajian dalam
Ilmu Pengetahuan Sosial yang harus dipahami siswa.



1.2. Konsep
Konsep adalah kesan indrawi yang mempunyai makna tertentu. Konsep adalah suatu kesatuan atribut
yang berkaitan dengan simbol tentang objek, peristiwa atau proses.

Konsep dapat dipahami bila dibahas berhubungan tentang atribut, kelas (golongan), dan simbol.

-   Konsep adalah suatu kesepakatan bersama untuk penamaan sesuatu dan merupakan alat
    intelektual yang membantu kegiatan berfikir dan memecahkan masalah. Dari pengertian tersebut
    dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa konsep mengandung atribut. Atribut adalah ciri yang
    membedakan tabel objek atau peristiwa atau proses dari obyek, peristiwa atau proses lainnya.
    Atribut dapat didasarkan atas fakta berupa informasi konkret yang dapat dibuktikan melalui laporan
    seseorang atau hasil pengamatan langsung. Laporan verbal, gambar-gambar, chart yang berisi
    data dapat digunakan untuk mengkomunikasikan atribut. Misalnya jika kita memperoleh sesuatu
    bahwa ada sebuah benda yang terbuat dari kayu, memiliki empat buah kaki, ada bidang datar di
    atas kaki tersebut yang dipergunakan untuk menulis. Maka dengan kemampuan mental kita,
    informasi yang berupa fakta tersebut kita sederhanakan dengan cara memberi nama atau label
    yaitu ”meja tulis”.
- Konsep adalah suatu istilah, pengungkapan abstrak yang digunakan untuk tujuan
   mengklasifikasikan atau mengkategorikan satu kelompok dari suatu (benda), gagasan atau
   peristiwa. Misalnya jika disebutkan kata “keluarga”, maka dalam konsep keluarga itu pasti ada
   bapak, ibu, anak, saudara.
- More mengemukakan konsep adalah sesuatu yang tersimpan dalam benak atau pikiran manusia
   berupa sebuah ide atau sebuah gagasan. Sedangkan
- Parker menyatakan bahwa konsep adalah gagasan-gagasan tentang sesuatu. Konsep dapat
   dikatakan sebagai gagasan yang ada melalui contoh. Dari contoh di atas menggambarkan bahwa
   seseorang harus terlibat dalam proses berfikir, karena ia sedang memikirkan tentang contoh-contoh
   konsep. Proses berfikir tersebut sering disebut dengan istilah ”konseptualisasi”.
        Oleh karena itu, kesan mental (mental image) dari seseorang tentang suatu konsep akan
berbeda karena tergantung kepada latar belakang pengetahuan, ilmu yang dimiliki, dan budaya orang


                                                                                            2|P age
sdmuhammadiyahbanjaran@yahoo.co.id



yang melakukan konseptualisasi. Karena setiap orang membangun konsepnya sendiri berdasarkan
pengalaman, dalam membaca buku, diskusi dan sebagainya sehingga ia menangkap sesuatu bahwa:

-  Konsep bukan suatu verbalisasi/tidak spesifik.
-  Konsep adalah kesadaran mental yang bersifat internal yang mempengaruhi perilaku.
      Menurut Womack (1970), selain memahami konsep yang dibangun berdasarkan pengenalan kita
terhadap atribut kelas (penggolongan) dan simbol, juga penting memahami tingkat arti (level of
meaning) dari sebuah konsep. Ia berpendapat bahwa sebuah konsep studi sosial merupakan kata atau
sekumpulan kata (prosa) yang berkaitan dengan satu gambaran tertentu yang menonjol dan bersifat
tetap (Certain, vakint, inalienable, features = tetap, menonjol, tak dapat dicabut).

      Konsep sangat penting bagi kehidupan manusia karena konsep dapat membantu seseorang
untuk mengorganisasikan informasi atau data yang mereka terima. Konsep dapat menempatkan
informasi dalam kategori-kategori atau kelompok-kelompok dan mempertimbangkan hubungan antar
data. Berbeda dengan fakta yang terbatas pada situasi khusus, konsep mempunyai penerapan yang
luas dan memiliki banyak penafsiran.

     Konsep dapat diperoleh di mana seseorang harus mengenal, memahami, dan merumuskan data-
data yang menjadi ciri atau atribut dari suatu konsep. Pengalaman sebelumnya sangat diperlukan
untuk menghadapi bermacam konsep dalam situasi yang berbeda.

      Konsep, generalisasi memegang peranan penting dalam mengajar IPS. Pada tingkat SD lebih
ditekankan pada pemahaman konsep, dan pada tingkat sekolah menengah ke atas lebih ditekankan
kepada generalisasi. Untuk membentuk konsep pada diri anak tidaklah mudah. Konsep dapat dipelajari
dengan efektif dengan mengemukakan sejumlah contoh yang positif. Hasil penelitian telah
membuktikan bahwa konsep efektif diajarkan jika sejumlah contoh positif dikemukakan, sehingga dapat
dibentuk karakteristik dari konsep yang di ajarkan, diikuti dengan contoh negatif yang menggambarkan
karakteristik yang membedakannya.

      IPS sebagai bidang kajian terdiri dari beberapa bidang ilmu-ilmu sosial seperti sejarah, geografi,
antropologi, ekonomi, dan sebagainya. Masing-masing ilmu sosial terdiri dari berbagai macam konsep.
Misalnya sejarah, terdiri dari konsep peristiwa, kejadian waktu, dan tempat.

    Setelah dikemukakan sejumlah konsep dasar ilmu sosial yang membangun bahan kajian IPS,
maka jelas bagi kita bahwa kedudukan konsep dalam IPS merupakan bahan kajian utama untuk
menelaah berbagai masalah sosial yang kita hadapi dalam kehidupan sehari-hari.



1.3. Generalisasi dan Teori
      Generalisasi adalah hubungan atau beberapa konsep atau adalah rangkaian atau hubungan
antarkonsep-konsep. Karena itu generalisasi dapat berbentuk proposisi, hipotesis, inferens,
kesimpulan, pemahaman, atau prinsip.

1.3.1. Ciri-ciri generalisasi
- Menunjukkan hubungan dua konsep atau lebih.
- Bersifat umum dan merupakan abstraksi yang menunjukkan keseluruhan kelas dan bukan bagian
   atau contoh.
- Adalah tingkat abstraksi yang lebih tinggi dari sekedar konsep.
- Berdasarkan pada proses dan dikembangkan atas dasar penalaran dan bukan hanya berdasarkan
   pengamatan semata.
- Berisi pernyataan-pernyataan yang dapat dibuktikan kebenarannya dan validasi artinya diuji
   berdasarkan bukti-bukti yang pasti dengan mengguna- kan sistem penalaran dan equity.
1.3.2. Fungsi generalisasi.
- Membantu dalam pemilihan bahan pengajaran.
- Mengorganisasikan kegiatan belajar mengajar.
- Membantu dalam membangun pengertian (artikulasi) bahan-bahan pengajar an dalam kurikulum
   studi IPS.
Perbedaan antara konsep dan generalisasi.

- Generalisasi adalah dasar-dasar atau aturan-aturan yang dituangkan dalam kalimat yang kompleks.
  Konsep adalah suatu kesatuan atribut berkaitan.
- Generalisasi memiliki tesis yang menunjukkan sesuatu tentang subjek kalimat. Konsep tidak
  memiliki tesis.

                                                                                              3|P age
sdmuhammadiyahbanjaran@yahoo.co.id



- Generalisasi bersifat objektif dan impersonal/tidak satu/umum konsep amat subjektif dan personal
  yang memiliki konotatif yang berbeda antara orang yang satu dengan orang yang lain.
- Generalisasi memiliki aplikasi yang universal. Konsep hanya terbatas pada orang-orang tertentu.
- Untuk membentuk suatu generalisasi pada taraf awal harus didukung oleh sejumlah besar fakta
  yang membawakan sejumlah konsep untuk mengungkapkan sebuah generalisasi. Fakta memiliki
  keberlakuan atau penerapan yang sangat terbatas kea rah waktu, tempat, dan ruang, atau kejadian
  lain. Sedangkan konsep memiliki daya keberlakuan dan penerapan yang lebih luas yang membantu
  seseorang untuk membentuk dan memahami suatu generalisasi. Dengan generalisasi kita dapat
  memperkirakan kejadian-kejadian yang akan datang. Karena memiliki keberlakuan yang lebih luas,
  maka konsep dan generalisasi lebih bersifat umum bila dibandingkan dengan fakta.


         Proses terbentuknya generalisasi.

                           - Objek (benda, orang)               Banyak di sekitar
a                          - Peristiwa                               kita
           Fakta           - Prosedur


                          - Tergantung pada subjek A
b                         - Tergantung pada subjek B
          Konsep          - Tergantung pada subjek C              Subjek


                           - Konsep A                   Aplikasi secara universal
c                          - Konsep B
         Generalisasi
                           - Konsep C




        Contoh : Generalisasi

    - Tanah
    - Tenaga Kerja
    - Modal                     Digunakan dalam
                                                       Satu Generalisasi
                                 setiap produksi




     Dalam contoh generalisasi tersebut di atas konsep-konsep tentang tanah, tenaga kerja, modal
dan produksi membentuk sebuah generalisasi.



Ilmu pengetahuan tidak akan terbentuk secara teoritis apabila tidak didukung oleh generalisasi, maka
sudah tentu materi ilmu pengetahuan sosial tidak terbentuk sesuai dengan struktur ilmu yang ada.
Peranan generalisasi dalam IPS sudah diawali sejak pengumpulan fakta atau data, membentuk suatu
konsep dan akhirnya membuat suatu generalisasi. Dengan demikian antara fakta, konsep, dan
generalisasi merupakan suatu rangkaian keseluruhan (sistem) yang satu sama lain tidak dapat
dipisahkan dalam rangka membentuk suatu teori ilmu pengetahuan termasuk IPS



                                                                                               4|P age
sdmuhammadiyahbanjaran@yahoo.co.id




2. SEJARAH KENAMPAKAN ALAM, SERTA HUBUNGANNYA DENGAN KERAGAMAN SOSIAL
    BUDAYA
        Indonesia merupakan Negara Kepulauan terbesar di dunia yang terdiri dari 17.508 pulau, yang
membentang sepanjang 5.120 km dari timur ke barat sepanjang khatulistiwa dan 1.760 km dari utara
ke selatan. Luas wilayah daratan negara Indonesia mencapai 1,9 juta km² dan luas perairan laut
tercatat sekitar 7,9 juta km². Panjang garis pantai sekitar 81,791 km, merupakan pantai tropik
terpanjang di dunia. Bentuk fisik wilayah kepulauan, dan posisi geografis Indonesia di antara dua
benua dan dua samudera merupakan salah satu faktor yang sangat besar pengaruhnya terhadap
terciptanya pluralistik suku bangsa di Indonesia.
        Pada wilayah darat, ada keanekaragaman morfologi, seperti pegunungan, perbukitan, gunung
api, bukit, dan sebagainya. Demikian pula di dasar laut, memiliki paparan (shelf), lereng kontinen
(continental slope), kaki benua (continental rise), basin, palung laut (trough), parit laut (trench), gunung
api laut (sea mount) dan sebagainya. Keanekaragaman morfologi daratan dan dasar laut tersebut
merupakan produk adanya interaksi tiga lempeng tektonik utama dunia, yaitu Lempeng Samudera
Pasifik yang bergerak ke arah Barat-Baratlaut, dengan kecepatan 9 cm/tahun, Lempeng Samudera
Hindia-Benua Australia yang bergerak ke Utara dengan kecepatan 7 cm/tahun, dan Lempeng Benua
Eurasia yang bergerak ke arah Timur-Tenggara dengan kecepatan 1 cm/tahun.
        Dari segi jumlah penduduk, Indonesia memiliki jumlah penduduk yang cukup besar dan
menduduki urutan ke-4 di dunia setelah RRC, India, dan Amerika Serikat. Secara horisontal, terlihat
adanya kesatuan-kesatuan sosial berdasarkan perbedaan-perbedaan etnik, agama, ras, golongan dan
perbedaan-perbedaan kedaerahan. Secara vertikal, struktur masyarakat Indonesia ditandai oleh
adanya perbedaan-perbedaan antara strata atas dan strata bawah, semakin tumbuhnya polarisasi
sosial berdasarkan kekuatan politik dan ekonomi.
        Indonesia berada pada pertemuan berbagai macam kebudayaan dunia, yang berjalin satu
dengan yang lain. Bila diteliti dalam perjalanan sejarah, kebudayaan yang masuk ke Indonesia adalah
kebudayaan Cina, Hindu, Islam, dan Eropa.

2.1. Sejarah Kenampakan Alam Indonesia
2.1.1. Aspek Fisik Wilayah
2.1.1.1. Topologi
        Aspek topologi meliputi letak, luas, batas, dan bentuk fisik wilayah. Aspek ini terkait dengan
kehidupan sosial, ekonomi, budaya, dan politik dan sistem pertahanan dan keamanan. Secara
astronomis, wilayah Indonesia terletak pada 6º LU-11º LS dan 95º BT-141º BT. Berdasarkan posisi
busurnya, wilayah Indonesia berada di belahan timur, sedangkan berdasarkan posisi lintangnya,
sebagian besarnya berada di belahan bumi selatan. Apabila diperhatikan pada Peta NKRI, batas paling
utara 6º LU tepat melewati Pulau Weh di Provinsi Nangroe Aceh Darussalam, batas paling Selatan 11º
LS tepat melewati Pulau Rote di Provinsi Nusa Tenggara Timur, batas sebelah barat 95º BT melewati
Pulau Breueh di Provinsi Nangroe Aceh Darussalam, dan batas sebelah timur 141º BT melewati
Merauke di Provinsi Papua.
        Memperhatikan letak astronomi tersebut, berarti Indonesia berada di daerah tropik, dimana jalur
khatulistiwa melintasinya. Indonesia termasuk iklim tropik basah. Daerah-daerah di khatulistiwa
mempunyai suhu tinggi, karena matahari bersinar 12 jam atau antara siang dan malam relatif sama
panjangnya. Hal ini bermakna, Indonesia tidak mengenal empat musim seperti halnya daerah lintang
tengah. Pada daerah-daerah khatulistiwa, curah hujan cukup banyak dan merata sepanjang tahun
seperti di Pulau sumatera, Kalimantan, dan Papua, sehingga daerah ini tertutup hutan belantara dan
terdapat beberapa sungai besar, dapat merupakan jalur transportasi yang penting.
        Indonesia terletak memanjang menurut garis lintang, ini berarti diperlukan beberapa daerah
waktu. Perbedaan garis bujur Indonesia sebesar 46º (141º-95º), terdapat selisih waktu ± tiga jam.
Berdasarkan Kepres RI Nomor 41 Tahun 1987, wilayah NKRI dipenggal menjadi tiga daerah waktu
yaitu Waktu Indonesia Barat (WIB) yang meliputi seluruh Provinsi di Pulau Sumatera, Jawa-Madura,
Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah; Waktu Indonesia Tengah (WITENG): GMT + 8 jam yang
meliputi Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur. Bali, NTB, NTT serta seluruh Provinsi di Pulau
Sulawesi; dan Waktu Indonesia Timur (WIT): GMT + 9 jam dengan derajat tolok 135º BT, meliputi
Maluku, dan Papua.
        Kedudukan suatu tempat terhadap daerah-daerah lain di sekitarnya, dinamakan letak geografis.
Secara geografis, Indonesia diapit oleh dua benua ( Benua Asia dan Benua Australia) dan dua



                                                                                                  5|P age
sdmuhammadiyahbanjaran@yahoo.co.id



samudera (Samudera Pasifik dan Samudera Hindia). Posisi Indonesia sangat strategis, berada di jalur
perdagangan, lalu lintas laut, wisata dari barat ke timur.
         Posisi silang demikian, memberi ciri keterbukaan, membuka peluang menyusupnya unsur-
unsur dari luar dengan segala macam pahamnya yang dapat mempengaruhi dan menipiskan identitas
nasional dan integritas bangsa. Kita harus tetap waspada terhadap pengaruh dari luar yang tidak
sesuai dengan ideologi NKRI, yaitu Pancasila. Berdasarkan posisi tersebut, juga dapat mempengaruhi
iklim Indonesia. Indonesia beriklim musim, ditandai angin musim barat dan angin musim timur, yang
menimbulkan musim hujan dan musim kemarau. Iklim semacam sesuai untuk tumbuhnya
keanekaragaman tetumbuhan.
         Indonesia merupakan tempat pertemuan tiga deretan pegunungan di dunia. Pertama, deretan
pegunungan Alpen-Banda atau Pegunungan Mediteran. Deretan pegunungan ini terbentang dari
pegunungan Alpen di Eropa Barat melalui Pegunungan Himalaya, Arakan Yoma di Birma, Kepulauan
Andaman, Sumatera, Jawa, Bali, Lombok, Sumbawa, Flores, Wetar, Damar, dan berakhir di Laut
Banda. Kedua, deretan pegunungan Asia Timur. Pegunungan ini merupakan bagian dari Pegunungan
Lingkar Pasifik. Deretan Pegunungan Asia Timur terbentang dari Jepang, Taiwan, Filipina, kemudian
bercabang di Kalimantan (Pegunungan Muller dan Schwaner) dan Sulawesi (sepanjang Sulawesi
Utara). Ketiga, deretan Pegunungan Lingkar Australia. Pegunungan ini terbentang dari Selandia Baru,
melalui Pulau Kaledonia di sebelah timur Australia, bagian utara Papua Nugini dan Papua, berakhir di
Pulau Halmahera.
1.1.1.2. Geologi
         Adanya interaksi tiga lempeng tektonik utama dunia, yaitu Lempeng Samudera Pasifik,
Lempeng Samudera Hindia-Lempeng Benua Australia, serta Lempeng Benua-Eurasia, menyebabkan
terjadinya berbagai peristiwa geologi yang spektakuler, seperti kegiatan magmatik dan terbentuknya
zona-zona kegempaan yang tinggi, terbentuknya banyak pulau, dan pembentukan cekungan-cekungan
sedimenter yang kaya akan berbagai potensi sumber daya mineral, serta pembentukan
keanekaragaman bentuk lahan serta berkembangnya berbagai jenis tanah.
         Dunia telah terwujud sejak 4.500 tahun silam. Namun kepulauan Indonesia sudah terwujud
kurang lebih 500.000 juta tahun yang lalu, setelah zaman es terakhir. Pada waktu itu Pulau Sumatera,
Jawa, Kalimantan masih menjadi satu dengan Asia, dan Pulau Papua menjadi satu dengan daratan
Australia. Setelah zaman es itu berakhir, es meleleh secara banyak di kedua kutub bumi. Permukaan
air laut di seluruh dunia naik kurang lebih 60 meter. Sebagian daratan Asia bagian tenggara seakan-
akan tenggelam dan terbentuklah Pulau Sumatera, Jawa dan Kalimantan. Sebagaian benua Australia
bagian utara juga seakan-akan tenggelam dan terbentuklah Pulau Papua dan pulau-pulau sekitarnya.
Ditengah-tengah, antara kedua kelompok pulau yang baru terbentuk itu, terdapat Pulau Sulawesi,
Kepulauan Maluku dan Kepulauan Nusa Tenggara. Rangkaian pulau-pulau dari Sumatera hingga ke
Papua sekarang menjadi Kepulauan Indonesia.
         Bumi terdiri dari lempeng-lempeng tektonik yang selalu bergerak. Pergerakan lempeng
memungkinkan adanya pergeseran. Indonesia berada pada pertemuan tiga lempeng tektonik utama
dunia, yaitu Eurasia (Asia), Hindia Australia dan lempeng Pasifik. Indonesia berada pada busur
kepulauan (Santoso, 1993). Suatu busur kepulauan aktif merupakan suatu anomali di permukaan bumi,
dengan ciri-ciri bentuk rangkaian kepulauan yang menerus, rangkaian gunung api aktif, palung laut
pada arah lautan dan bentuk cawan mendatar pada arah kontinen, adanya anomali isostasi gravitasi,
aktivitas seismik, pergerakan kerak bumi sedang berjalan. Aktivitas pada busur kepulauan tadi dengan
sendirinya akan memberikan dampak yang positif seperti kesuburan tanah, kekayaan sumberdaya
alam, keindahan alam, wujud pegunungan, gunung api, perbukitan, daratan dan dampak negatif seperti
bencana alam gempa bumi, tsunami, letusan gunung api, gerak massa batuan atau tanah kepada
manusia.




2.1.1.2. Geomorfologi.
        Wilayah darat Nusantara terdiri dari keanekaragaman bentuk lahan. Keanekaragaman
bentuklahan tersebut terbentuk karena adanya proses endogenik, proses eksogenik, proses biogenik,
dan proses antropogenik.
        Bentuk lahan struktural di Indonesia menyebabkan keanekaragaman pegunungan, dan
perbukitan. Gunung api adalah suatu bentuk timbulan di permukaan bumi, yang pada umumnya
berupa kerucut raksasa, kerucut terpancung, kubah atau bukit yang diakibatkan oleh penerobosan


                                                                                          6|P age
sdmuhammadiyahbanjaran@yahoo.co.id



magma ke muka bumi. Gunung api Nusantara didominasi oleh gunung api tipe strato, yaitu gunung api
yang berbentuk seperti kerucut, material yang dikeluarkan pada waktu terjadi erupsi berselang-seling
antara lava cair encer dan lava cair kental. Gunung api tipe ini makin lama akan makin bertambah
tinggi. Pada waktu gunung api meletus, material yang dikeluarkan terdiri atas tiga jenis, yaitu material
padat meliputi batu-batu besar, batu-batu kecil, kerikil dan pasir, debu atau abu vulkanis; material cair
(lava cair); dan gas.
         Tidak selamanya gunung api itu aktif. Suatu ketika aliran magma dari batholith makin berkurang
dan akhirnya terhenti sama sekali. Bila aliran lava terhenti maka gunung api itu dikatakan telah padam
atau mati. Kadang-kadang sebuah gunung api seolah-olah tampak telah padam, karena kepundannya
tersumbat oleh lava yang membeku sehingga fenomena vulkanisme tidak tampak. Padahal di dalam
badan gunung api, aliran magma dan gas dari batolith masih terus berlangsung. Pada suatu saat bila
tekanan gas dan magma sudah sedemikian kuat akan mampu mendorong dan melontarkan sumbat
lava pada kepundan dengan dasyat dan tiba-tiba, sehingga terjadilah letusan gunung api yang sangat
eksplosif.
         Letusan gunung api yang akan meletus biasanya mempunyai tanda-tanda alami sebagai
berikut: suhu di sekitar kawah naik, banyak sumber air di sekitar gunung itu mengering. sering terjadi
gempa vulkanik, dan banyak binatang yang menuruni lereng. Gunung api yang sudah kurang aktif,
memiliki tanda-tanda yang disebut gejala post vulkanik yang berupa keluarnya berbagai jenis gas dan
gejala lain.
         Daerah kerucut gunung api ditilik dari bahaya gunung api tergolong daerah bahaya I, daerah
yang tidak dapat dihuni. Proses geomorfik pada lereng volkan yang utama adalah masswasting dan
erosi.. Bagian tertentu dari lereng ini merupakan jalan keluar material yang bergerak dari bagian
kerucut. Lereng gunung api sebagian besar termasuk daerah bahaya II, tidak boleh dipergunakan
sebagai permukiman. Sedangkan pada kaki gunung api proses geomorfik yang terjadi adalah erosi,
masswasting seperti aliran lahar. Daerah di sekitar saluran sungai utama merupakan daerah bahaya III.
         Gunung api membawa keuntungan, di samping kerugian. Keuntungan adanya gunung api
antara lain:
- Abu vulkanik yang dikeluarkan gunung api saat terjadi erupsi dapat menyuburkan tanah pertanian
    karena banyak mengandung unsur hara tanaman;
- Material yang dikeluarkan gunung api saat terjadi letusan yang berupa pasir, kerikil, batu-batu
    besar, kesemuanya merupakan mineral industri yang dapat digunakan untuk bahan bangunan;
- Gunung api terbentuk dari keluarnya magma dari dalam bumi, magma yang menuju permukaan
    bumi tersebut banyak membawa mineral logam, dan barang tambang lainnya, oleh karena itu di
    daerah pegunungan dan gunung api banyak diketemukan bahan tambang;
- Adanya gunung api yang tinggi menyebabkan terjadinya hujan orografis, sehingga daerah itu
    menjadi daerah yang banyak hujan; dan
- daerah yang bergunung api biasanya merupakan daerah tinggi, sehingga dapat dimanfaatkan
    sebagai daerah hutan, perkebunanan, dan daerah ekowisata.
Kerugian adanya gunung api:

-   Gunung api pada waktu meletus mengeluarkan lava pijar, lava ini selanjutnya bergerak turun dari
    puncak gunung menuruni lereng dalam keadaan suhu yang sangat tinggi, sehingga lava pijar ini
    dapat menghanguskan apa saja yang dilaluinya baik manusia, hewan, dan tumbuhan;
-   Gunung api yang meletus juga mengeluarkan gas yang sangat panas, yang juga bergerak
    menuruni lereng, gas yang panas ini dapat membentuk awan panas, dan dapat menghanguskan
    apa saja yang dilaluinya, awan panas ini justru bergerak lebih cepat dari gerakan lava pijar, seperti
    awan panas Gunung Merapi;
-   pada gunung api yang puncaknya tidak ada danau kawah, pada saat terjadi letusan, lava pijar
    yang akan keluar akan bercampur dengan air yang terdapat di danau kawah, dan terbentuklah
    lahar panas. Bila lahar panas ini meluncur ke bawah menuruni lereng dengan cepat maka akan
    menghancurkan makhluk hidup yang dilaluinya;
-   Pada gunung api yang puncaknya tidak ada danau kawah, sering terjadi lava yang keluar dari
    lubang kepundan akan tertumpuk di puncak gunung, setelah selang beberapa waktu lava tersebut
    telah menjadi dingin tiba-tiba terguyur air hujan, lava yang telah dingin dan jenuh dengan air hujan
    tersebut akhirnya akan meluncur ke bawah berupa lahar dingin , yang berwujud aliran batu, kerikil
    dan pasir yang jenuh air meluncur ke bawah menuruni lereng akan merusak rumah, jembatan,
    manusia, hewan, tanaman dan sebagainya;
-   Gunung api yang tinggi dan berderet dapat membentuk daerah bayangan hujan, daerah semacam
    ini curah hujannya sedikit dan bersifat lebih kering, seperti Lembah Palu, Sulawesi Tengah;
-   Bila gunung api yang meletus itu terletak di bawah permukaan air laut, maka pada waktu terjadi
    letusan dapat menimbulkan tsunami yang menimbulkan gelombang hempasan pantai , akan
    menyeret penduduk yang ada di pantai , sepereti gelombang tsunami di Banten dan Lampung
    akibat letusan Gunung Krakatau (1883); dan


                                                                                               7|P age
sdmuhammadiyahbanjaran@yahoo.co.id



-   Abu vulkanik di udara dari letusan gunung api dapat mengganggu penerbangan.


        Selain memiliki gunung api, Indonesia juga memiliki pantai.Pantai di Indonesia terdiri dari
berbagai tipe, ada tipe pantai berundak, pantai struktural, pantai landai, pantai pulau-pulau karang,
pantai berbatu dan pantai vulkanik. Wilayah daratan Indonesia juga tersusun dari bentuk lahan karst
(pelarutan) yang terdiri dari batu gamping dan dolomit seluas 154.032 km², tersebar di beberapa pulau
besar (Sumatera, Jawa, Kalimantan, Papua Barat serta Kepulauan Nusa Tenggara, Bali dan Maluku).

           Pada DAS di Indonesia berkembang keanekaragaman bentuk lahan asal proses fluvial, yaitu
dasar sungai, erosi sungai, teras sungai, dataran alluvial, danau tapal kuda, tanggul alam sepanjang
sungai, dataran banjir, kipas alluvial, delta, rawa air tawar, endapan danau, dan sebagainya. Selain
bentuklahan asal proses fluvial wilayah daratan Indonesia dibentuk oleh proses denudasi (bentuklahan
denudasional), meliput permukaan planasi (surface of planation), bukit sisa (residual hill), tekuk pada
lereng (break of slope), kipas perombakan lereng (scree fan), tanah mengalir (earth flow), lumpur
mengalir (mud flow), longsoran (landslides), penendatan (slumping), erosi lembar (sheet erosion), erosi
alur (rill erosion), erosi lembar kecil (gully erosion).

       Keanekaragaman morfologi daratan Nusantara akan mempengaruhi pola pemukiman
penduduk, ada yang mengikuti garis pantai, DAS, terpencar-pencar (daerah karst), sepanjang kaki
gunung api, dan sebagainya. Pola permukiman tersebut masing-masing mempunyai masalah
lingkungan fisik, lingkungan sosial, dan lingkungan binaan yang beranekaragam.


2.1.1.4. Pedologi dan Edapologi.
         Kajian mengenai proses-proses pembentukan tanah beserta faktor-faktor pembentuknya,
klasifikasi tanah, survei tanah, dan cara-cara pengamatan tanah, dinamakan pedologi. Apabila tanah
dipelajari dalam hubungannya dengan pertumbuhan tanaman disebut edapologi.
         Tanah merupakan tubuh alam, sebagai materi, dan sebagai faktor produksi. Sebagai tubuh
alam, tanah dibentuk oleh proses-proses dan faktor-faktor pembentuk tertentu. Sebagai bahan atau
materi tanah memiliki sifat-sifat tertentu (sifat fisika, sifat kimia, dan sifat biologi). Sebagai faktor
produksi tanah memiliki produktivitas tertentu,nilai tertentu untuk kesejahteraan & kelangsungan hidup
umat manusia.

2.1.1.5. Hidrologi
        Hidrologi mempelajari seluk beluk air, kejadian dan distribusinya, sifat alami, dan sifat
kimiawinya, serta reaksinya terhadap kebutuhan manusia dan makhluk hidup lainnya (Sri Harto, 1993).
Aliran air tawar atau payau yang mengalir melalui terusan alami yang kedua pinggirnya dibatasi oleh
tanggul-tanggul alam selanjutnya bermuara di laut, danau atau saluran lainnya, dinamakan sungai.
Sedangkan, sebuah kawasan yang dibatasi oleh pemisah topografik (punggung bukit) yang
menampung, menyimpan, dan mengalirkan curah hujan yang jatuh di atasnya ke sungai utama yang
bermuara di danau, atau laut, dinamakan daerah aliran sungai, disingkat DAS.
        Sungai-sungai besar di Indonesia banyak terdapat di pulau-pulau besar, yaitu Sumatera,
Kalimantan, Jawa, dan Papua. Sungai-sungai ini bermata air di pegunungan dan mengalir ke laut
sepanjang ratusan kilometer. Di Sulawesi, Maluku, Bali, NTB, NTT sungai-sungai pada umumnya
pendek. Wilayah daratan pulau-pulau ini sempit dan tidak memiliki dataran rendah yang luas. Hanya
sungai Konoweha di Sulawesi Tengah merupakan sungai yang agak panjang. Sumber air sungai di
Indonesia umumnya adalah air hujan dan air tanah yang keluar sebagai mata air. Ada pula beberapa
sungai yang bermata air pada danau, seperti sungai Asahan yang bersumber pada danau Toba dan
sungai Komering pada danau Ranau.
        Cekungan luas di daratan yang kemudian digenangi air, dinamakan danau. Air danau
umumnya berasal dari air hujan atau air tanah. Danau-danau di Indonesia terbentuk karena kegiatan
gunung api, gerakan tektonik, dan dibuat manusia. Kegiatan gunung api di Indonesia menyebabkan
terjadinya danau kawah (danau Kaldera dan danau maar). Danau kawah terbentuk apabila kawah
gunung api yang mati terisi air hujan kemudian menjadi danau, karena batuan di dasar kawah tidak
dapat ditembusi air. Danau kawah terdapat pada Gunung Kelud. Kawah yang sangat luas dan dalam
disebut kaldera. Danau Batur di Bali dan Segara Anak di Lombok adalah contoh danau kaldera. Danau
maar berasal dari lubang besar yang timbul akibat letusan gas yang hebat di dalam bumi. Bila lubang
atau maar ini memotong permukaan tanah, maka ia terisi air dan terbentuk danau maar. Danau maar
terdapat di sekitar gunung Lamongan, yaitu ranu Klakah, dan gunung Simeru, yaitu ranu Bendali dan

                                                                                               8|P age
sdmuhammadiyahbanjaran@yahoo.co.id



ranu Gumbolo. Gerakan tektonik dapat mengakibatkan sebagian permukaan bumi mengalami
penurunan atau terban, sehingga terbentuk cekungan, yang kemudian dan menjadi danau. Danau
tektonik banyak dijumpai di Sumatera (Toba, Singkarak, Ranau) dan Sulawesi (Towuti, Matana, Poso).
        Di Jawa dan Kalimantan banyak dibuat danau buatan atau waduk dengan tujuan untuk
menampung air sungai yang sering banjir, irigasi, pembangkit tenaga listrik atau untuk kebutuhan air
domestik. Waduk-waduk yang besar antara lain waduk Jatiluhur, Gadjahmungkur, Karangkates, dan
Riam Kanan. Danau dimanfaatkan juga sebagai tempat pemeliharaan ikan, mempertahankan air tanah
sekitarnya, wisata, olahraga dan lalu lintas.
        Pada beberapa muara sungai besar di Sumatera, Papua, Kalimantan, dan beberapa tempat di
Sulawesi banyak dijumpai rawa-rawa luas. Sebagian rawa-rawa ini terpengaruh oleh pasang-surut air
sungai terdekat, sehingga air tawar itu bergerak, dan terjadi pergantian air, tetapi ada juga rawa yang
tergenang. Air rawa yang tergenang umumnya masam, dasarnya terdiri dari lapisan gambut yang tebal.
Pada bagian rawa yang mendapat pengaruh pasut derajat keasamannya lebih rendah.
        Biogeografi mempelajari pola-pola persebaran hewan dan tumbuhan pada permukaan bumi
serta proses-proses yang menyebabkannya. Biogeografi meliputi Fitogeografi (Geografi Tumbuhan),
mempelajari pola-pola persebaran tetumbuhan pada permukaan bumi serta proses-proses yang
menyebabkannya; dan Zoogeografi (Geografi Hewan), mempelajari pola-pola persebaran hewan pada
permukaan bumi serta proses-proses yang menyebabkannya.
        Persebaran flora Nusantara dapat diklasifikasikan ke dalam Tiga Kawasan, yaitu Kawasan
Barat Nusantara, Kawasan Tengah Nusantara, dan Kawasan Timur Nusantara (Ruhimat, 2006). Flora
Kawasan Barat Nusantara memiliki banyak persamaan dengan keadaan flora Asia pada umumnya.
Oleh karena itu, Flora Kawasan Barat Nusantara sering pula dinamakan Flora Asiatis. Faktor
terjadinya kesamaan tersebut disebabkan oleh proses geologi, di mana pada masa lalu wilayah barat
Nusantara pernah besatu dengan benua Asia. Fauna yang terdapat di kwasan barat Indonesia
(Sumatera, Jawa, Kalimantan, Bali) memperlihatkan kesamaan dengan fauna Asia (Asiatis). Pada
kawasan banyak terdapat hewan menyusui yang besar seperti gajah, harimau , banteng, badak, tapir
dan sebagainya.
        Flora Kawasan Tengah Nusantara, merupakan flora khas Indonesia. Pada kawasan tengah
Indonesia yaitu Sulawesi, Maluku dan seluruh Nusa Tenggara, terdapat jenis-jenis hewan yang tidak
dijumpai di kawasan barat maupun di kawasan timur Indonesia. Anoa dan babi rusa hanya tersebar di
Sulawesi, dan biawak Komodo hanya ditemukan di Pulau Komodo Nusa Tenggara Timur.
        Flora Kawasan Timur Nusantara memiliki persamaan dengan wilayah Australia sehingga sering
dinamakan flora Australis. Sebagian besar flora kawasan timur Indonesia terdapat di Pulau Papua.
Jenis-jenis hewan berkantung, seperti kanguru, dan aneka jenis burung dijumpai di daerah ini. Kanguru
pohon yang terdapat di Irian Jaya terdapat juga di Australia. Burung cendrawasih dijumpai di Irian Jaya,
Papua Nugini dan Australia. Daerah fauna bagian timur ini dipisahkan dari bagian tengah dengan garis
Weber.
        Umumnya hewan tersebar secara terbatas pada daerah tertentu karena adanya berbagai
barrier dan atau karena sejarah tempat asalnya pada zaman dahulu. Unit atau satuan terbesar
distribusi hewan secara spasial, disebut wilayah penyebaran hewan. Wilayah penyebaran merupakan
daerah terutama ditentukan kondisi zaman lalu dan hubungannya masa kini dengan benua satu
dengan lainnya. Setiap wilayah penyebaran dibagi lagi menjadi wilayah-wilayah penyebaran yang lebih
sempit lagi, yang disebut subwilayah.

2.1.1.6. Oseanografi
        Oseanografi memfokuskan diri dalam kajian aspek geologi, fisika, kimia, dan biologi kelautan.
Paparan Sunda merupakan paparan benua dengan luas 1,8 juta km², paparan terluas di dunia.
Paparan ini menghubungkan pulau-pulau Jawa, Kalimantan, dan Sumatera dengan daratan Asia, dan
meliputi antara lain Laut Cina, Teluk Thailand, selat Malaka dan Laut Jawa. Dahulu kala paparan
Sunda yang dangkal itu merupakan daratan yang utuh menyatu dengan Jawa, Kalimantan, Sumatera
dan daratan Asia. Bekas-bekasnya masih bisa ditelusuri di dasar laut dengan menggunakan alat perum
gema (echo sounder). Pada paparan ini misalnya terdapat jejak dua sistem aliran sungai yang kini
terbenam dalam laut (drowned river system), masing-masing disebut sungai Sunda Utara dan sungai
Sunda Selatan (Sistem Sungai Molenggraf). Sungai Sunda Utara daerah hulunya di Sumatera dan
Kalimantan Barat dan Kalimantan selatan dengan muara di Selat Makasar. Lembah sungai yang
terbenam ini sebagian sudah terimbun dengan muara di Selat Makasar. Bukti lain adalah adanya
persamaan jenis ikan air tawar di sungai-sungai pesisir timur Sumatera dengan yang ada di pesisir
barat Kalimantan sekarang. Padahal antara pesisir barat timur Kalimantan tidak dijumpai hal demikian.


                                                                                              9|P age
sdmuhammadiyahbanjaran@yahoo.co.id



         Sebelah utara Australia terhampar paparan Sahul, dengan luas 1,5 juta km², dirinci Paparan
Arafura 930.000 km², dan paparan Sahul dan paparan Rowley masing-masing 300.000 km². Paparan
Arafuru mempunyai kedalaman 30-90 m. Pada paparan ini terdapat Kepulauan Aru, terdiri dari lima
pulau yang masing-masing disatukan oleh selat-selat sempit seperti sungai, dengan dasar lebih dalam
dari dasar paparan sekitarnya. Sebuah punggung yang tak terlampaui jelas terdapat memanjang mulai
dari Aru ke arah timur yang dikenal sebagai Punggung Marauke (Marauke Rise). Agak ke selatannya
terdapat suatu saluran yang agak dalam dengan arah barat-timur menuju Selat Torres. Selat ini banyak
ditumbuhi karang dengan perairan dangkal di sekitarnya (sampai 12 m) hingga pertukaran massa air
dengan Samudera Pasifik lewat selat ini kurang berarti. Pada kala Plistosin, ketika permukaan laut
masih rendah. Kepulauan Aru dan Kepulauan Kai tidak pernah ada hubungan semacam ini meskipun
jaraknya lebih dekat. Ini disebabkan karena di antara kedua Kepulauan ini terdapat pengahalang
berupa basin Aru (> 3.000 m).
         Perairan laut dalam yang terletak di antara Paparan Sunda dan Paparan Sahul, mempunyai
topografi yang kompleks dengan berbagai bentuk basin dan palung. Basin Banda Selatan merupakan
cekungan dengan dasar yang mendatar dan luas pada kedalaman kira-kira 4.700 m, dan sisinya
curam. Pada basin ini, hanya ada satu elevasi yang menonjol yakni palung Gunung api. Pulau kecil ini,
yang tingginya hanya 288 m dpa,merupakan puncak dari sebuah gunung api besar yang duduk di
dasar laut pada kedalaman 4.000-5.000 m.
         Palung Weber merupakan bagian terdalam di perairan Indonesia. Kedalaman maksimumnya
7.440 m yang berarti ± 1,5 kali puncak gunung tertinggi di Indonesia (Puncak Jaya Wijaya di Papua
5.030 m). Dasar palung ini luas dan hampir mendatar serta dibatsi oleh lereng yang curam. Palung
Weber diapit oleh dua punggung dan deretan pulau-pulau yang letaknya merupakan busur dan dikenal
sebagai Busur Banda Luar. Busur Banda Dalam merupakan lanjutan rangkaian pulau-pulau dari
Sumatera-Jawa-Bali-NTB-sebagian NTT yang kemudian melengkung berupa busur melewati pulau-
pulau Wetar, Damar, Manuk, Banda hingga ke Seram. Sedangkan Busur Banda Luar merupakan
lanjutan dari suatu punggung bawah laut yang memisahkan Palung Bali dengan Palung Jawa (di
Selatan Jawa) yang melanjut melalui pulau-pulau Sawu, Rote, Timor, dan dari sini membentuk busur
luar yang kurang lebih sejajar dengan busur dalam. Pada busur luar inilah terdapat deretan pulau-pulau
Babar, Tanimbar, Kai, dan berakhir di Seram. Dengan adanya sistem dua busur ganda ini yang
diselang-selingi oleh palung-palung dalam maka relief dasar laut akan memberikan gambaran yang
bergelombang.
         Sedimen marin pada dasar Laut Banda umumnya terdiri dari endapan-endapan Lumpur asal
daratan (terrigenous mud), Lumpur vulkanik, dan selut (ooze) Globigerina, sedimen lembut terdiri dari
kerangka-kerangka hewan Globigerina (bangsa Foraminifera) yang mengandung kapur. Pada basin
Banda Selatan selut Globigerina ini terdapat pada kedalaman < 3.000 m.
         Basin besar Indo-Australia terletak di sebelah barat dan selatan Sumatera dan Jawa. Basin
besar ini dibagi atas beberapa basin yang lebih kecil. Bentuk tertentu di dekat Perairan Indonesia yang
erat hubungannya dengan formasi daratan ialah adanya dua palung memanjang dan sejajar pantai
barat Sumatera, melanjut ke pantai selatan Jawa dan Nusa Tenggara. Palung yang terletak sebelah
luar dengan kedalaman maksimum 7.450 m dikenal sebagai palung Jawa, sedangkan palung yang
terletak lebih dekat ke pantai dan lebih dangkal (kedalaman maksimum 5.100 m) disebut Palung Bali.
Kedua system palung ini sering disebut Palung Ganda Sunda (Sunda Double Trench). Sistem ganda ini
tidak hanya terbatas di sebelah selatan Sumbawa, Bali, dan Jawa saja melainkan terus melanjut
hingga ke sebelah barat daya Sumatera. Ada beberapa pulau, beberapa diantaranya cukup besar
(Kepulauan Mentawai), terdapat pada punggung yang memisahkan kedua palung ini. Palung-palung ini
menjadi makin dangkal ke arah utara, yang sebelah dalam disebut juga Palung Mentawai. Sebelah
utara Aceh terdapat Laut Andaman yang dasarnya berupa basin dengan kedalaman maksimum 4.360
m. Basin ini di sebelah baratnya dibatasi oleh sebuah punggung yang di beberapa tempat mencuat
membentuk rangkaian pulau-pula Nikobar dan Andaman dengan Samudera Hindia terletak antara
Sumatera dan Nikobar dengan kedalaman 1.800-2.000 m.
         Suhu air laut pada permukaan perairan laut di Indonesia umumnya berkisar antara 28º-31º C.
Pada lokasi umbalan (upwelling) misalnya di Laut Banda suhu air permukan bisa turun sampai 25º C.
Suhu dekat pantai biasanya sedikit lebih tinggi daripada didaerah lepas pantai. Pada goba (lagoon)
yang dangkal atau dikobakan air yang terperangkap karena air surut, terjadi suhu panas disiang hari,
kadang-kadang dapat mencapai lebih dari 35°C. suhu air cukup panas tentu bisa dijumpai didepan
pelimbahan industri atau pembangkit listrik yang membuang bekas air pendinginnya ke laut. Di depan
intalasi LNG Bontang ( Kaltim ), bisa keluar kelaut lidah air dengan suhu sekitar 37°C. Sebaran suhu



                                                                                            10 | P a g e
sdmuhammadiyahbanjaran@yahoo.co.id



secara vertikal diperairan laut Indonesia terdiri dari lapisan hangat, lapisan termoklin, dan lapisan
dingin.
        Arus laut di perairan Indonesia dipengaruhi oleh angin musim (arus musim). Arus musim ini
berganti arahnya tiap setengah tahun. Pasang dan surutnya air laut dapat menimbulkan arus pada
selat-selat yang sempit sepeti di selat Sape, Alas, Lombok dan sebagainya.
        Pasang surut (pasut) adalah proses naik turunnya paras laut secara hampir periodik atau
berkala karena gaya tarik benda-benda angkasa terutama matahari dan bulan terhadap bumi. Naik
turunnya paras laut terjadi sekali sehari (pasut tunggal), atau dua kali sehari (pasut ganda). Sedangkan
pasut yang berperilaku diantara keduanya disebut sebagai pasut campuran.
        Wilayah perairan laut Indonesia memiliki keanekaragaman hayati laut seperti berbagai jenis
terumbu karang, hutan mangrove, rumput laut, padang lamun, berbagai jenis ikan (demersal dan
pelagik). Perairan laut Indonesia kaya akan udang dan kelomang, moluska, teritp, kepiting,
echinodermata, cucut dan pari, banding, lemuru, teri, sembilang, julung-julung, pisau-pisau dan
tangkur, kakap, kerapu, ikan merah, giru, betook laut, ikan sumpit, ikan leweri, kepe-kepe, beronang
dan butane, lepu, gelodok, kuro, alu-alu, belanak, laying, selar, kuweh, bawal dan aji-aji, peperek, tuna,
cakalang, tongkol, kembung, tenggiri, gemih, dan layur, setuhuk, ikan layar, todak, ikan sebelah, dan
ikan lidah, buntel dan kebeku, penyu, ular laut, burung laut, duyung, lumba-lumba, dan ikan paus.
Perairan laut Indonesia juga kaya sumberdaya mineral, logam, minyak lepas pantai dan sebagainya.



2.1.2. Aspek Manusia
2.1.2.1. Kependudukan
         Menurut Sensus Penduduk tahun 1990 jumlah penduduk Indonesia sebanyak 179.321.641
jiwa, meningkat menjadi 203.456.005 jiwa pada Sensus Penduduk tahun 2000. Pada tahun 2005
jumlah penduduk Indonesia mencapai 225,7 juta jiwa. Pertumbuhan rata-rata per tahun penduduk
Indonesia selama periode 1990-2000 adalah 1,61 %, kemudian periode 2000-2005 turun menjadi 1,40
%. Diproyeksikan periode 2005-2010 pertumbuhan penduduk Indonesia akan turun menjadi 1,07
persen dan 2010-2020 akan turun lagi menjadi 0,68 persen. Penurunan pertumbuhan penduduk dalam
dasawarsa terakhir berkaitan dengan penurunan angka fertilitas, maka terjadinya penurunan mortalitas
di Indonesia tidak akan memberikan dampak pada pertumbuhan penduduk.
         Persebaran dan kepadatan penduduk secara spasial tidak merata dan tidak sama. Konsentrasi
penduduk hinga saat ini masih di Pulau Jawa. Hal ini terkait dengan aspek fisik wilayah, ekonomi, dan
politik. Kepadatan penduduk Pulau Jawa tahun 2000 adalah 904 orang per kilometer persegi.
Kepadatan penduduk yang tinggi akan berpengaruh terhadap lingkungan fisik, sosial dan lingkungan
binaan. Pengaruhnya terhadap lingkungan sosial, misalnya akan menimbulkan kesulitan memenuhi
kebutuhan hidup, terjadinya kerawanan sosial, lunturnya nilai-nilai sosial, munculnya masalah-masalah
pendidikan, kesehatan masyarakat, dan rasa aman. Pengaruhnya terhadap lingkungan fisik antara lain
makin sempinya lahan produktif untuk pertanian, terjadinya banjir pada musim hujan, kerusan hutan,
kekeringan pada musim kemarau, terjadi pencemaran lingkungan.
         Angka kematian bayi di Indonesia mengalami penurunan dari 142 per 1.000 kelahiran
menjelang tahun 1971 menjadi 70 per 1.000 kelahiran menjelang tahun 1990, dan menjelang tahun
2000 turun menjadi 66 per 1.000 kelahiran.
         Angka urbanisasi (proporsi yang tinggal di perkotaan) terus meningkat. Penduduk yang tinggal
di daerah perkotaan naik dari 22,4 % pada tahun 1980 menjadi 30,9 % tahun 1990 dan meningkat lagi
menjadi 35 % pada tahun 1995 (Tjiptoherijanto, 1998). Ananta (1997) memproyeksikan bahwa
penduduk Indonesia tinggal di perkotaan meningkat menjadi 46 % pada tahun 2005 dan 55,2 % pada
tahun 2020. Perekonomian Indonesia akan makin diwarnai dengan perekonomian perkotaan.
         Tjiptoherijanto (1998) berpendapat, pola migrasi di Indonesia belum mengalami perubahan
dengan arus migrasi masih berada di sekitar Pulau Jawa dan Sumatera. Migrasi keluar dari Pulau Jawa
terbanyak masuk ke Pulau Sumatera. Demikian juga migrasi keluar dari Pulau Sumatera terbanyak
masuk ke Pulau Jawa. Demikian juga migrasi keluar dari pulau-pulau di Kawasan Timur Indonesia
seperti Kalimantan, Papua, Maluku, kebanyakan masuk ke Pulau Jawa.
         Gambaran tersebut memperlihatkan bahwa pola migrasi di Indonesia belum mampu
mendorong pembangunan sumberdaya manusia secara merata di seluruh kawasan Indonesia. Ada
kecenderungan migrasi internal yang terjadi justru berdampak negatif pada pembangunan daerah di
luar Pulau Jawa. Tenaga kerja terdidik dari luar Pulau Jawa pada umumnya pindah ke Pulau Jawa
terutama ke DKI Jakarta dan Jawa Barat. Sebaliknya penduduk yang pindah ke luar Pulau Jawa pada
umumnya memiliki tingkat pendidikan yang relatif lebih rendah. Kurangnya kesempatan kerja terdidik


                                                                                               11 | P a g e
sdmuhammadiyahbanjaran@yahoo.co.id



dari Pulau Jawa enggan pindah ke luar Pulau Jawa. Selain itu terpusatnya kegiatan ekonomi,
pendidikanm dan politik di Pulau Jawa juga memberikan pengaruh pada pola perpindahan penduduk
tersebut.
         Pada umumnya migran di Indonesia yang berasal dari daerah pedesaan dan bekerja di daerah
perkotaan tidak memanfaatkan hasil kerja mereka di daerah tujuan, namun dikembalikan ke daerah
asal dalam bentuk pengiriman uang. Oleh karena itu, jika dilihat sepintas maka tingkat kehidupan
mereka di daerah perkotaan dapat dikatakan berada pada garis batas kemiskinan. Sedangkan
sebenarnya pendapatan yang mereka peroleh tersebut dikirimkan ke kampung halaman. Hal yang
hampir sama juga dilakukan oleh para tenaga kerja Indonesia yang mencari nafkah di luar negeri.
         Selain keuntungan secara ekonomis, migrasi penduduk juga berperan meningkatkan
kemampuan dan mutu sumber daya manusia. Umumnya migrasi berasal dari daerah yang kurang
berkembang menuju ke daerah yang lebih berkembang. Pengalihan pengetahuan dan keterampilan
yang diperoleh di daerah tujuan dapat dimanfaatkan jika migran tersebut kembali ke daerah asalnya.
Telah terjadi pengalihan keterampilan secara langsung dan tanpa pengeluaran biaya. Secara teoritis,
para pekerja di luar negeri (TKI) dapat memberikan sumbangan positif pada pengembangan teknologi
di Negara asalnya, paling tidak karena tiga alasan utama. Pertama, mereka memperoleh pengalaman
baru mengenai cara pengelolaan organisasi dan disiplin kerja. Kedua, memperoleh pengalaman,
keterampilan penggunaan teknologi baru, dan biasanya canggih yang belum tersedia di Negara
asalnya. Ketiga, semua pengalaman itu gratis, artinya justru negara penerima yang membayar proses
belajar itu dan bahkan masih ditambah balas jasa yang diterima pekerja migran tersebut.

2.1.2.2.   Aktivitas Ekonomi
        Sebagian besar penduduk Indonesia pada tahun 2005 berdiam di daerah pedesaan, dengan
menggantungkan hidup pada sektor pertanian (tanaman pangan, tanaman perkebunan, perikanan,
peternakan, dan kehutanan). Usaha tani tanaman pangan dikembangkan dalam bentuk ladang,
tegalan, sawah. Jenis tanaman yang dibudidayakan pada usaha tani tanaman pangan adalah padi dan
nonpadi. Dalam rangka mengimbangi pertambahan penduduk, dan mengimbangi kebutuhan
masyarakat akan pangan, dilakukan usaha peningkatan produksi usahatani tanaman pangan melalui
usaha intensifikasi, ekstensifikasi, diversifikasi, dan rehabilitasi usaha tani tanaman pangan
dilaksanakan secara terpadu, serasi, dan merata disesuaikan dengan kondisi tanah, air, iklim, dengan
tetap memelihara kelestarian kemampuan sumberdaya alam dan lingkungan hidup serta
memperhatikan pola kehidupan masyarakat setempat yang terus berubah.
        Aktivitas subsektor perkebunan mencakup perkebunan rakyat, perkebunan besar swasta, dan
perebunan besar diusahakan oleh Perusahan Negara Pekebunan (PNK). Usaha perikanan dan
peternakan juga dinggap cocok dilakukan di Indonesia dan dapat meningkatkan ekonomi penduduk
Indonesia.

2.1.2.3.   Aktivitas Sosial
         Manusia pada hakekatnya adalah makhluk sosial. Manusia harus berusaha untuk ikut
bertanggung jawab atas kehidupan orang lain. Masyarakat Indonesia dipandang sebagai sistem sosial
yang terpadu dan utuh, masing-masing komponen yang ada di dalamnya saling mempengaruhi dan
menununjukkan fungsi yang saling terkait. Dalam kehidupan bersama, manusia Indonesia selalu
berupaya menciptakan relasi sosial yang harmonis dan human dalam jaringan struktur sosio-kultural
yang ada. Dalam interaksi sosial manusia Indonesia melakukan hubungan sosial yang dinamis, baik
hubungan antarindividu, antarkelompok dan hubungan antara individu dengan kelompok.
         Dalam aktivitas sosial manusia Indonesia selalu mengakomodasi pranata-pranata sosial dan
lembaga-lembaga sosial. Organisasi yang bertujuan memenuhi suatu kebutuhan dalam berbagai aspek
kehidupan, disebut pranata sosial, yang meliputi pranata yang bertujuan memenuhi kebutuhan
kehidupan kekerabatan, pranata yang bertujuan memenuhi kebutuhan ekonomi, pranata yang
bertujuan untuk memenuhi kebutuhan pendidikan, pranata yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan
ilmiah manusia, pranata untuk memenuhi kebutuhan keagamaan, pranata yang bertujuan memenuhi
kebutuhan manusia untuk mengatur kehidupan bernegara, pranata yang bertujuan mengurus
kebutuhan jasmaniah manusia. Bentuk badan-badan yang mengorganisasi yang melakukan aktivitas-
aktivitas kemasyarakatan, disebut lembaga sosial atau lembaga kemasyarakatan. Kelembagaan di
Indonesia meliputi lembaga kenegaraan, lembaga keagamaan, lembaga swadaya masyarakat,
lembaga kesenian dan sebaginya.

2.1.2.4.   Aktivitas Budaya


                                                                                         12 | P a g e
sdmuhammadiyahbanjaran@yahoo.co.id



        Manusia Indonesia mempunyai referensi yang dibanggakan, yaitu kebudayaan nasional
Indonesia. Kebudayaan Nasional Indonesia adalah totalitas nilai-nilai, gagasan-gagasan, dan perilaku
manusia Indonesia serta hasil fisiknya, baik yang tradisional maupun ciptaan masa kini, yang
semuanya terintegrasi secara selaras dan bermakna dalam nasional Indonesia yang dinamis
(Koentjaraningrat, 1992). Ada tiga hal dalam kebudayaan nasional yang dibanggakan, yaitu: (1) adanya
satu bahasa nasional, yaitu bahasa Indonesia yang jarang dimiliki Negara multietnik lain, (2). adanya
toleransi yang tinggi terhadap kebudayaan suku bangsa lain, yang memudahkan bangsa Indonesia
yang terdiri dari ratusan suku bangsa, dengan kebudayaan, bahasa, agama dan kepercayaan yang
berbeda dapat bersatu, (3). Hasil-hasil karya seni, terutama yang tradisional, banyak yang indah dan
bermutu tinggi.

        Selain kebudayaan nasional Indonesia, ada kebudayaan-kebudayaan daerah yang
dibanggakan masing-masing anggota pendukung kebudayaan daerah tersebut. Ada kebudayaan
Papua, Ambon, Minang, Aceh, Jawa, Sunda, Batak, Toraja, Bugis, Makassar, Madura, Dayak, Sasak,
Bali, dan kebudayaan daerah lainnya.



2.2.    Hubungan Sejarah Kenampakan Alam dengan Keragaman Sosial Budaya
        Kebudayaan seperti yang dikemukakan oleh Koentjaraningrat merupakan keseluruhan gagasan
dan karya manusia yang harus dibiasakan dengan belajar beserta keseluruhan dari hasil budi dan
karyanya itu. Oleh karena itu, kebudayaan menyangkut hal yang sangat luas, antara lain bahasa,
sistem teknologi, sistem mata pencaharian hidup atau ekonomi, organisasi sosial, sistem pengetahuan,
kesenian, dan religi. Keragaman sosial budaya mencakup keragaman RAS, Etnik, dan Agama
Nusantara.
        Masyarakat Indonesia adalah masyarakat majemuk. Ada beberapa faktor yang menyebabkan
terbentuknya kemajemukan masyarakat Indonesia. Pertama, faktor bentuk fisik wilayah Indonesia yang
berbentuk kepulauan. Seperti yang telah dikemukakan pada paparan sebelumnya, faktor ini merupakan
faktor yang sangat besar pengaruhnya terhadap terciptanya pluralitas etnik di Indonesia. Ketika nenek
moyang bangsa kita yang sekarang ini mula-mula sekali datang secara bergelombang sebagai emigran
dari daerah Yunan pada kira-kira 2.000 tahun Sebelum Masehi, bentuk kepulauan ini memaksa mereka
untuk harus tinggal menetap di daerah yang terpisah-pisah satu dengan yang lain. Isolasi yang
demikian kemudian hari mengakibatkan penduduk yang menempati setiap pulau atau sebagian dari
suatu pulau di Nusantara ini tumbuh menjadi kesatuan etnik yang sedikit banyak terisoalasi dari
kesatuan etnik yang lain. Tiap kesatuan etnik ini terdiri dari sejumlah orang yang dipersatukan oleh
ikatan-ikatan emosional, serta memandang diri mereka masing-masing sebagai suatu jenis tersendiri.
        Dengan perkecualian yang sangat kecil mereka pada umumnya memiliki bahasa dan warisan
kebudayaan yang sama. Lebih dari pada itu, mereka biasanya mengembangkan kepercayaan bahwa
mereka memiliki asal-usul dan keturunan yang sama, suatu kepercayaan yang sering kali didukung
oleh mitos-mitos yang hidup dalam masyarakat.
        Hildred Geertz, misalnya menyebutkan ada lebih dari 300 suku bangsa di Indonesia, masing-
masing dengan bahasa dan identitas kultur yang berbeda-beda. Skiner menyebut ada lebih dari 35
suku bangsa di Indonesia, masing-masing dengan bahasa dan adat yang tidak sama. Faktor kedua
yang menyebabkan kemajemukan masyarakat Indonesia adalah kenyataan bahwa Indonesia terletak
di antara samudera Hindia dan samudera Pasifik. Karena Indonesia terletak di tengah-tengah lalu lintas
perdagangan laut melalui para pedagang asing. Pengaruh yang pertama kali menyentuh masyarakat
Indonesia yaitu berupa pengaruh kebudayaan Hindu dan Budha dari India sejak 400 tahun sebelum
Masehi. Hindunisme dan Budhanisme, pada waktu itu tersebar meliputi daerah yang cukup luas di
Indonesia, serta lebur bersama-sama dengan kebudayaan asli yang telah hidup sebelum itu. Namun
demikian terutama di pulau Jawa dan pulau Bali pengaruh agama Hindu dan Budha itu tertanam
dengan kuatnya hingga saat ini.
        Pengaruh kebudayaan Islam mulai memasuki masyarakat Indonesia sejak abad ke-13 akan
tetapi baru benar-benar mengalami proses penyebaran yang meluas sepanjang abad ke-15. Pengaruh
agama Islam terutama memperoleh tanah tempat berpijak yang kokoh di daerah-daerah dimana
pengaruh agama Hindu dan Budha tidak cukup kuat. Di daerah Jawa tengah dan Jawa Timur dimana
pengaruh agama Hindu dan Budha telah tertanam kuat, sesuatu kepercayaan keagamaan yang
bersifat syncretic dianut oleh sejumlah besar penduduk di kedua daerah tersebut, dimana kepercayaan
animisme dan dinamisme bercampur dengan kepercayaan agama Hindu, Budha dan Islam. Pengaruh
reformasi agama Islam yang memasuki Indonesia pada permulaan abad ke-17 dan terutama pada


                                                                                           13 | P a g e
sdmuhammadiyahbanjaran@yahoo.co.id



akhir abad ke-19 itupun berhasil merubah keadaan tersebut, kecuali memperkuat pengaruh agam
Islam di daerah-daerah yang sebelumnya memang telah merupakan daerah pengaruh agama Islam.
Sementara itu, Bali masih tetap merupakan daerah pengaruh agama Hindu.
        Pengaruh kebudayaan barat mulai memasuki masyarakat kita melalui kedatangan bangsa
Portugis pada permulaan abad ke-16. kedatangan mereka ke Indonesia terarik oleh kekayaan rempah-
rempah di Kepulauaan Maluku, suatu jenis komoditas perdagangan yang sedang laku keras di Eropa
pada waktu itu. Kegiatan missionaris yang menyertai kegitan perdagangan mereka, dengan segera
berhasil menanamkan agama Katholik di daerah tersebut. Ketika bangsa Belanda berhasil mendesak
bangsa Portugis keluar dari daerah tersebut pada kira-kira tahun 1.600-an, maka pengaruh agama
Katholikpun segera digantikan pula oleh pengaruh Protestan. Namun demikian, sikap bangsa Belanda
yang lebih lunak didalam soal agama jikalau dibandingkan dengan bangsa Portugis telah
mengakibatkan pengaruh agama Protestan hanya mampu memasuki daerah-daerah sebelumnya tidak
cukup kuat dipengaruhi oleh agama Islam dan agama Hindu, sekalipun bangsa Belanda berhasil
menanamkan kekusaan politiknya tidak kurang dari 350 tahun lamanya di Indonesia.
        Kondisi iklim yang berbeda-beda dan struktur tanah yang tidak sama di antara berbagai daerah
di kepulauan Nusantara ini, merupakan faktor yang menciptakan pluralitas regional di Indonesia.
perbedaan curah hujan dan kesuburan tanah merupakan kondisi yang menciptakan dua macam
lingkungan ekologis yang berbeda di Indonesia, yaitu daerah pertanian sawah yang terutama banyak
dijumpai di pulau Jawa dan Bali dan masyarakat pertanian lahan kering yang banyak kita jumpai di luar
pulau Jawa. Perbedaan lingkungan ekologis tersebut menjadi sebab bagi terjadinya kontras antara
Jawa dan luar Jawa di dalam bidang kependudukan, ekonomi, sosial dan budaya serta politik.
        Sementara itu dimensi vertikal struktur masyarakat Indonesia yang semakin penting artinya dari
waktu ke waktu, dapat kita saksikan dalam bentuk semakin tumbuhnya polarisasi sosial berdasarkan
kekuatan politik dan kekayaan. Dengan semakin meluasnya pertumbuhan sektor ekonomi modern
beserta organisasi administrasi nasional yang mengikutinya, maka kontras pelapisan sosial antara
sejumlah besar orang-orang secara ekonomis dan politis berposisi lemah pada lapisan bawah, dan
sejumlah kecil orang-orang yang relatif kaya dan berkuasa pada lapisan atas menjadi semakin
mengeras.
        Pengelompokan masyarakat yang demikian membawa akibat yang luas dan mendalam di
dalam seluruh pola hubungan-hubungan sosial di dalam masyarakat Indonesia seperti di dalam
hubungan politik, ekonomi, hukum, kekeluargaan dan sebagainya. Struktur masyarakat Indonesia
sebagaimana yang diuraikan menimbulkan persoalan tentang bagaimana masyarakat Indonesia
terintegrasi pada tingkat nasional. Persoalan tentang bagaimana masyarakat Indonesia terintrgrasi
secara horizontal, sementara stratifikasi sosial sebagaimana yang diwujudkan oleh masyarakat
Indonesia akan memberi bentuk pada integrasi nasioanal yang bersifat vertikal.
        Manusia Indonesia mempunyai referensi yang dibanggakan, yaitu kebudayaan nasional
Indonesia. Kebudayaan dari berbagai suku bangsa di Indonesia menjadi sub-sub kebudayaan atau
bagian-bagian dari kebudayaan nasional Indonesia. Fakta menunjukan bahwa bangsa Indonesia
mempunyai penduduk yang terdiri dari banyak suku bangsa (etnik), bahasa, dan kebudayaan serta
agama berbeda yang tersebar di hamparan kepulauan dari Sabang sampai Merauke. Masyarakat
Indonesia adalah masyarakat beragama. Beragama berarti berusaha terus-menerus untuk
menyempurnakan diri, menghindari segala yang tidak harmonis dengan cinta kasih kepada Tuhan
Yang Maha Esa dan kepada sesama serta kepada alam lingkungan sekitarnya.
        Kebinekaan agama (Islam, Protestan, Hindu, Budha, Katolik, Konghuchu dan Aliran
Kepercayaan Kepada Tuhan Yang Maha Esa) merupakan kenyataan hidup dalam masyarakat
Indonesia. Setiap agama itu mempunyai ajaran dan cara mengungkapkan diri yang berbeda dalam
kehidupan konkret, namun semuanya mempunyai satu tujuan, yakni mau membimbing dan menuntun
manusia kepada keselamatan, lewat ajarannya tentang kebenaran, keadilan dan cinta kasih. Setiap
agama melalui doktrin imannya, tidak pernah membenarkan dan mengamini setiap perbuatan dan
tindakan manusia yang dapat merugikan dan menghancurkan kehidupan sesama dan lingkungannya.
Dalam hubungan dengan lingkungan sekitar, setiap agama mengajarkan agar manusia senantiasa
berusaha mengolah, menjaga, dan memelihara kelestariannya, bukan mengeksploitasi dan
merusakannya.
        Di tengah kemajemukan kehidupan beragama di tanah air tercinta ini, para warga negara
dituntut untuk terlibat secara aktif dalam setiap kehidupan berbangsa, bernegara, dan bermasyarakat.
Masyarakat Indonesia terdiri dari berbagai etnik, seperti Papua, Maluku, Toraja, Bugis, Makasar,
Dayak, Madura, Jawa, Sunda, Betawi, Batak, Aceh, Minang, Bali, Sasak, Bima, Timor, Flores, dan
sebagainya. Masing-masing etnik tersebut memiliki dimensi wujud dan isi kebudayaan yang berbeda.


                                                                                           14 | P a g e
sdmuhammadiyahbanjaran@yahoo.co.id



Masing-masing etnik memiliki sistem budaya, sistem sosial, dan kebudayaan fisik yang tidak sama.
Demikian pula dimensi isi kebudayaan, yang berupa bahasa, sistem teknologi, sistem mata
pencaharian hidup atau ekonomi, organisasi sosial, sistem pengetahuan, kesenian, dan religi.
       Walaupun semangat persatuan dari hari ke hari semakin meningkat akan tetapi faktor-faktor
penghambat masih tetap muncul. Sejak pembentukan negara Indonesia masalah penduduk, warga
negara, sudah menjadi perhatian seperti yang tertuang dalam Pancasila dan Undang-Undang Dasar
1945. Bukankah suatu ironi jika di negara yang dengan tegas menyatakan bahwa setiap orang
mempunyai kedudukan, hak dan kewajiban yang sama, masih sering meledak peristiwa-peristiwa yang
beraroma agama, etnik atau sara.



3. PEMANFAATAN DAN PEMELIHARAAN SDA UNTUK MENCIPTAKAN KEHIDUPAN YANG
    SEJAHTERA DAN HARMONIS
        Lingkungan hidup Indonesia yang dianugerahkan Tuhan Yang Maha Esa kepada rakyat dan
bangsa Indonesia merupakan karunia dan rahmat-Nya yang wajib dilestarikan dan dikembangkan
kemampuannya agar dapat tetap menjadi sumber dan penunjang hidup bagi rakyat dan bangsa
Indonesia serta makhluk hidup lainnya demi kelangsungan dan peningkatan kualitas hidup itu sendiri.
Pancasila, sebagai dasar dan falsafah Negara, merupakan kesatuan yang bulat dan utuh yang
memberikan keyakinan kepada rakyat dan bangsa Indonesia bahwa kebahagian hidup akan tercapai
jika didasarkan atas keselarasan, keserasian, dan keseimbangan, baik dalam hubungan manusia
dengan Tuhan Yang Maha Esa maupun manusia dengan manusia, manusia dengan alam, dan
manusia sebagai pribadi, dalam rangka mencapai kemajuan lahir dan kebahagiaan batin. Antara
manusia, masyarakat, dan lingkungan hidup terdapat hubungan timbal balik, yang selalu haris dibina
dan dikembangkan agar dapat tetap dalam keselarasan, keserasian, dan keseimbangan.
        Undang-Undang Dasar 1945 sebagai landasan konstitusional mewajibkan agar sumberdaya
alam dipergunakan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat. Kemakmuran rakyat tersebut
haruslah dapat dinikmati generasi masa kini dan generasi masa depan secara berkelanjutan. Manusia
dan lingkungan merupakan satu kesatuan dan tidak dapat dipisahkan. Manusia dapat mempengaruhi
lingkungan, demikian sebaliknya lingkungan mempengaruhi kehidupan manusia. Perubahan
lingkungan akan mempengaruhi kehidupan manusia baik secara langsung maupun tidak langsung.
Daya dukung lingkungan hidup sangat terbatas, oleh karena itu dalam pengelolaan lingkungan hidup
harus dilakukan secara terpadu dan berkelanjutan dengan berpedoman pada konsep pembangunan
berkelanjutan yang berwawasan lingkungan hidup.
        Unsur atau komponen lingkungan hidup terdiri atas komponen lingkungan fisik seperti tanah,
batuan, dan iklim; komponen biologi seperti tumbuhan, hewan, dan jasad renik; dan sumber daya
manusia dan sumber daya buatan sebagai hasil karya manusia sebagai lingkungan budaya. Ketika
unsur tersebut tidak dapat berdiri sendiri, namun saling berkaitan antara satu komponen dengan
komponen lainnya. Perubahan yang terjadi pada salah satu komponen akan mempengaruhi komponen
lainnya.
        Hubungan antara makhluk hidup, terutama manusia dengan lingkungannya sangat berlangsung
secara erat. Ketika manusia hadir untuk pertama kalinya di permukaan bumi, maka pada saat itulah
manusia sudah membutuhkan bantuan lingkunga. Misalnya manusia membutuhkan udara untuk
bernafas dan sebagainya. Ketika awal pertumbuhan penduduk masih sedikit, hubungan manusia
dengan lingkungan masih seimbang. Namun, seiring dengan berjalannya waktu dan semakin
meningkatnya jumlah manusia di muka bumi ini yang tidak diimbangi oleh pertumbuhan dan
perkembangan sumber daya alam, maka kelangsungan hidup manusia mulai mengalami ancaman. Hal
ini dikarenakan jumlah sumber daya alam semakin menipis, sementara yang membutuhkan sumber
daya alam semakin banyak.
        Berdasarkan berbagai fenomena dan permasalahan yang muncul akibat kelangkaan sumber
daya alam, akhirnya muncullah berbagai anjuran dan himbauan untuk mulai menghemat dan
mengkonservasi sumber daya alam. Diperlukan adanya pengelolaan sumber daya alam secara
bijaksana untuk mengatasi permasalahan tersebut. Pengelolaan lingkungan hidup adalah upaya
terpadu untuk melestarikan fungsi lingkungan hidup yang meliputi kebijaksanaan penataan,
pemanfaatan, pengembangan, pemeliharaan, pemulihan, pengawasan, dan pengendalian lingkungan
hidup (Mitra Info, 2000). Pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan hidup adalah
upaya sadar dan terencana, yang memadukan lingkungan hidup, termasuk sumberdaya, ke dalam
proses pembangunan untuk menjamin kemampuan, kesejahteraan, dan mutu hidup generasi masa kini
dan generasi masa depan.


                                                                                        15 | P a g e
sdmuhammadiyahbanjaran@yahoo.co.id




4. PENYEBAB TERJADINYA GEJALA-GEJALA ALAM, DAN BENTUK-BENTUK BENCANA
     ALAM, SERTA USAHA-USAHA UNTUK MENANGGULANGINYA.
4.1. Penyebab terjadinya gejala-gejala alam
         Gejala (peristiwa) alam merupakan kejadian yang terjadi di alam yang berhubungan erat
dengan kenampakan alam. Gejala (peristiwa) alam dapat terjadi karena faktor alami yang murni
disebabkan oleh alam tanpa campur tangan manusia dan faktor tindakan manusia yang disengaja
maupun tidak disengaja. Gejala (peristiwa) alam yang terjadi akan menimbulkan dampak, baik positif
maupun negatif bagi manusia.
         Gejala alam yang terjadi di Indonesia dapat disebabkan oleh dua faktor, yaitu faktor keadaan
atau kenampakan alam Indonesia dan faktor perilaku manusia. Faktor kenampakan alam Indonesia
disebabkan oleh adanya pengaruh topologi, geologi, geomorfologi, pedologi dan edapologi, hidrologi,
dan oceanografi Indonesia seperti yang telah dijelaskan pada uraian sebelumnya. Selain itu gejala
alam juga dapat disebabkan karena pengaruh perilaku manusia. Seringkali, manusia kurang menyadari
arti pentingnya alam bagi kehidupannya. Pengelolaan alam yang kurang tepat, dapat menyebabkan
terjadinya gejala (peristiwa) alam. Pada dasarnya perilaku manusia yang kurang bertanggung jawab,
menyebabkan terjadinya gejala (peristiwa) alam yang dapat merugikan kehidupan manusia. Salah satu
contohnya ialah kebiasaan manusia yang suka membuang sampah sembarangan. Sampah yang
dibuang sembarangan ketika musim hujan dapat terbawa masuk ke dalam selokan. Sampah yang
menumpuk ini dapat menyebabkan aliran air menjadi tersumbat. Tersumbatnya aliran air ini
menyebabkan air meluap sehingga terjadilah banjir. Oleh karena itulah, perilaku manusia dalam
mengelola alam sebaiknya juga memperhatikan keadaan alam itu sendiri, sehingga kemungkinan
terjadinya gejala alam yang dapat merugikan manusia dapat dicegah.
4.2. Bentuk-Bentuk Gejala Alam
4.2.1. Gunung Meletus
         Penyebab gunung meletus ialah adanya gunung berapi. Gunung berapi itu sendiri ialah gunung
yang di dalamnya terdapat magma yang masih aktif. Magma adalah cairan yang sangat panas dengan
suhu 9000C sampai dengan 1.4000C yang berada di dalam perut bumi. Sedangkan magma yang keluar
dari perut bumi disebut lava. Sewaktu-waktu magma dari perut bumi akan keluar melalui kawah gunung
api. Pada saat keluar, magma bertumbukan dengan batu-batuan di dinding gunung yang disertai
dengan tekanan gas dari dalam bumi. Tekanan gas itu akan menimbulkan letusan gunung api. Letusan
gunung api inilah yang disebut dengan gunung meletus.
         Ketika meletus, gunung api juga mengeluarkan lahar. Lahar adalah sejenis lumpur yang
menuruni lereng. Lahar dibedakan menjadi dua jenis, yaitu lahar panas dan lahar dingin. Lahar panas
terjadi apabila di puncak gunung terdapat kawah yang berisi lava panas, kemudian meluap dan
menuruni lereng gunung. Sedangkan lahar dingin terjadi apabila ada endapan di kawah atau di sekitar
puncak gunung yang bercampur dengan air hujan dan berubah menjadi lumpur. Lumpur dingin yang
mengalir dan menuruni gunung inilah yang disebut lahar dingin.
         Sebelum terjadinya gunung meletus, biasanya terdapat tanda – tanda yang muncul. Tanda –
tanda tersebut antara lain terjadinya gempa bumi, naiknya suhu udara di sekitar gunung, dan terjadinya
semburan lahar panas. Suhu udara yang naik, menyebabkan banyak binatang lari dan berpindah ke
daerah yang lebih rendah untuk mencari suhu yang lebih hangat.
         Untuk mengamati aktivitas gunung berapi, biasanya disekitar gunung berapi dibangun pos
pengamatan gunung berapi. Pos ini dijaga oleh petugas. Jika aktivitas gunung meningkat, petugas dari
pos pengamatan tersebut akan melaporkan kepada pemerintah setempat. Selanjutnya, pemerintah
tersebut akan menyebarluaskan informasi kepada masyarakat, agar masyarakat sekitar dapat waspada
dan bersiap – siap mengungsi jika kondisi cukup membahayakan. Keadaan atau aktivitas gunung
berapi dapat dibedakan menjadi empat status, yaitu:
 - Normal : status tersebut berarti tidak ada gejala aktivitas magma
 - Waspada : status tersebut berarti ada aktivitas gunung api dalam berbagai bentuk dan di atas
     tingkat normal.
 - Siaga : hal ini berarti bahwa gunung api sedang bergerak kea rah letusan atau menimbulkan
     bencana. Aktivitasnya dapat berlanjut kea rah letusan.
 - Awas : artinya, gunung api akan segera meletus, sedang meletus, atau dalam keadaan kritis yang
     menimbulkan bencana.

        Kejadian gunung meletus yang pernah terjadi di Indonesia dan di Negara Tetangga Indonesia
antara lain :
 - Gunung Tambora di Nusa Tenggara Barat pada tahun 1815

                                                                                           16 | P a g e
sdmuhammadiyahbanjaran@yahoo.co.id



-   Gunung Krakatau di Jawa Barat pada tahun 1883
-   Gunung Batur di Bali pada tahun 1917 dan 1926
-   Gunung Rokatenda di Nusa Tenggara Timur pada tahun 1964
-   Gunung Lewotobi di Nusa Tenggara Timur pada tahun 1971
-   Gunung Talang di Sumatera Barat tahun 2005
-   Gunung Merapi di Jawa Tengah dan DIY pada tahun 1930, 1994, 1998, 2006 dan 2010
-   Gunung Bromo di Jawa Timur pada tahun yang terbaru tahun 2010 sampai sekarang
-   Gunung Mayon di Provinsi Albay, Filipina pada tahun 1616, 1814, dan letusan terbaru terjadi pada
    tahun 2006

4.2.2. Gempa Bumi
         Adanya tiga lempeng yaitu lempeng Eurasia di bagian utara, lempeng Indo-Australia di bagian
selatan, dan lempeng Pasifik di bagian timur, menyebabkan Indonesia dan negara tetangga Indonesia
sebagai daerah yang rawan terjadi gempa bumi. Gempa bumi merupakan getaran pada permukaan
bumi yang disebabkan oleh tenaga dari dalam bumi.
         Berdasarkan faktor penyebab terjadinya gempa, gempa bumi dibedakan menjadi dua jenis,
yaitu gempa bumi vulkanik dan gempa bumi tektonik. Gempa bumi vulkanik merupakan gempa bumi
yang disebabkan oleh adanya letusan gunung berapi. Magma yang keluar ke permukaan akan
bertumbukan dengan bebatuan di dinding gunung sebagai akibat dari tekanan gas pada letusan
gunung berapi. Gempa bumi vulkanik bisanya terjadi sebelum dan sesudah terjadinya letusan gunung
berapi.
         Sedangkan gempa bumi vulkanik terjadi sebagai akibat dari pergeseran lempeng di dalam kulit
bumi. Gempa ini dapat terjadi karena adanya patahan yang baru terbentuk sehingga menyebabkan
adanya pergeseran di dalam kerak bumi.
         Gempa bumi merupakan gejala alam yang menimbulkan bencana di berbagai Negara di dunia.
Banyak kerugian yang timbul seperti adanya korban jiwa, kerusakan rumah, kerusakan jalan, dan
kerusakan gedung akibat gempa bumi yang terjadi. Untuk mencegah terjadinya gempa, ada alat yang
dirancang secara khusus untuk mencatat kekuatan gempa yaitu seismograf. Dengan menggunakan
alat ini, maka dapat diketahui kekuatan gempa yang terjadi. Gempa bumi yang berskala besar dapat
berakibat terjadinya tsunami.

       Berikut ini adalah beberapa kejadian gempa tektonik yang pernah terjadi di dunia, antara lain
sebagai berikut :

-   Gempa bumi di Jepang pada tanggal 1 September 1933. Gempa ini menimbulkan gelombang laut
    yang sangat besar yang disebut tsunami. Bencana alam ini mengakibatkan jatuhnya korban jiwa
    mencapai 35.000 dan hilang 59.065 jiwa.
-   Gempa bumi di Iran pada bulan Desember 2003. Gempa ini menyebabkan kerugian, antara lain
    adanya kerusakan dan menelan korban jiwa. Gempa bumi di Iran ini menelan korban mencapai
    20.000 jiwa.
-   Gempa bumi di Aceh dan Nias pada tanggal 26 Desember 2004. Pusat gempa di Aceh dan Nias
    terdapat di dasar laut yang berjarak 160 km sebelah barat Aceh dan di kedalaman 20 km.
    Kekuatan gempa mencapai 9,0 skala richter. Gempa ini menimbulkan terjadinya gelombang
    tsunami yang sangat besar di pantai barat Aceh dan sebagian pantai timurnya. Gelombang
    tsunami juga terjadi di pantai Pulau Nias, Sumatra Utara. Jumlah korban jiwa mencapai lebih dari
    200.000. Rumahrumah, gedung, jembatan, dan fasilitas umum hancur akibat gempa yang terjadi.
    Bencana gempa dan tsunami itu menjadi bencana nasional bahkan menjadi bencana
    internasional.
-   Gempa Bumi di Yogyakarta dan Jawa Tengah pada Tanggal 27 Mei 2006. Gempa bumi di
    Yogyakarta dan Jawa Tengah berlangsung selama 57 detik dengan kekuatan 5,9 skala richter.
    Gempa ini menelan korban jiwa sebanyak 6.234 orang. Ribuan orang mengalami luka-luka dan
    lebih dari 7.075 bangunan roboh.
-   Gempa di Pangandaran Jawa Barat pada Tanggal 17 Juli 2006. Gempa terjadi di pantai selatan
    Jawa Barat di daerah Pangandaran. Pusat gempa terletak pada jarak 286 km di sebelah selatan
    Kota Bandung, pada kedalaman 33 km di bawah permukaan air laut. Gempa ini menimbulkan
    tsunami setinggi 5 m. Gelombang tsunami menghancurkan rumah-rumah di sekitar pantai. Korban
    jiwa mencapai 658 orang, 83 orang hilang, dan sejumlah orang mengalami luka-luka.
-   Gempa bumi di Sumatera Barat pada tanggal 30 September 2009 yang terjadi dengan kekuatan
    7,6 skala richter di lepas pantai Sumatera Barat. Gempa ini terjadi sekitar pukul 17:16 WIB. Gempa
    ini terjadi di lepas pantai Sumatera, sekitar 50 km barat laut Kota Padang. Gempa menyebabkan
    kerusakan parah di beberapa wilayah di Sumatera Barat seperti Kabupaten Padang Pariaman,
    Kota Padang, Kabupaten Pesisir Selatan, Kota Pariaman, Kota Bukittinggi, Kota Padangpanjang,
    Kabupaten Agam, Kota Solok, dan Kabupaten Pasaman Barat. Gempa ini mengakibatkan
    sedikitnya 1.117 orang tewas, 1.214 orang mengalami luka berat, 1.688 orang megalami luka


                                                                                           17 | P a g e
sdmuhammadiyahbanjaran@yahoo.co.id



    ringan, dan korban hilang sebanyak 1 orang. Ratusan ribu rumah juga mengalami kerusakan
    akibat bencana yang terjadi.
-   Gempa bumi terjadi di Sendai Jepang pada tanggal 11 Maret 2011, yang mengakibatkan
    terjadinya tsunami. 15.000 orang meninggal dunia dan 9.000 orang dinyatakan hilang dalam
    peristiwa gempa bumi di Jepang ini.

4.2.3. Tsunami
        Tsunami dapat terjadi karena adanya gempa bumi, namun tidak semua gempa bumi dapat
menimbulkan tsunami. Tsunami berasal dari dua kata, yaitu tsu dan Nami. Dalam bahasa Jepang, Tsu
berarti pelabuhan dan name berarti gelombang. Sehingga dapat disimpulkan bahwa Tsunami berarti
gelombang di pelabuhan. Tsunami mempunyai panjang gelombang mencapai 200 kilometer.
        Tsunami dapat terjadi apabila terjadi gempa yang berpusat di dasar laut dengan kedalaman
antara 20 – 30 km. Kekuatan gempa juga dapat membawa dampak terjadinya tsunami. Semakin besar
kekuatan gempa, maka semakin besar pula gelombang tsunami yang ditimbulkan. Kekuatan gempa
yang dapat membawa dampak terjadinya tsunami minimal berkisar 6,5 skala richter.
        Kita dapat melakukan upaya penyelamatan sebelum terjadinya tsunami, dengan melihat tanda
– tanda yang muncul. Salah satu tanda yang muncul ialah apabila ada air laut yang secara tiba – tiba
surut. Surutnya air laut ini berbeda dengan keadaan pasang surut air laut normal. Surutnya air laut ini
menyebabkan banyak ikan yang terdampar di dasar pantai. Setelah air laut surut, secara tiba – tiba
akan muncul gelombang besar dari arah pantai.
        Berikut ini adalah bencana tsunami yang pernah terjadi di Indonesia dan di negara – negara di
dunia :
 - di Kepulauan Mentawai pada tanggal 26 Oktober 2010
 - di Bengkulu pada tanggal 12 September 2007
 - di Pangandaran dan sekitarnya, di wilayah selatan pulau Jawa tanggal 17 juli 2006
 - di Aceh dan Sumatera Utara pada tanggal 26 Desember 2004
 - di pantai barat Sulawesi pada tanggal 23 Februari 1969
 - di pantai Sumba pada tanggal 19 Agustus 1977
 - di pantai Flores pada tanggal 18 Juli 1979
 - Tsunami di Sendai Jepang pada tanggal 11 Maret 2011.

4.2.4. Banjir
         Banjir merupakan gelaja alam yang umumnya terjadi ketika musim hujan tiba. Hampir setiap
tahun wilayah Indonesia dilanda banjir, seperti wilayah Jakarta, Gresik, dan Lamongan. Banjir dapat
disebabkan oleh beberapa hal, antara lain sebagai berikut :
 - Curah hujan yang sangat tinggi, sehingga sungai dan daerah resapan air tidak dapat menampung
     air hujan.
 - Aliran air, seperti selokan dan sungai tersumbat akibat adanya sampah yang menumpuk. Air tidak
     bisa mengalir sehingga air meluap ke daratan dan terjadilah banjir.
 - Hutan gundul akibat penebangan liar yang dilakukan manusia. Hutan dapat menyerap dan
     menampung air hujan. Karena hutan gundul, maka hutan tidak dapat menampung air hujan.
     Akibatnya, air hujan akan turun ke tempat yang lebih rendah sehingga menyebabkan banjir dan
     erosi.
 - Mulai berkurangnya kawasan resapan air akibat adanya proses pembangunan fisik di daerah
     perkotaan yang dilakukan tanpa perhitungan dan pertimbangan yang baik. Karena daerah resapan
     air telah dialih fungsikan menjadi daerah perumahan, maka air hujan tidak bisa meresap masuk ke
     dalam tanah, sehingga air mengalir di atas permukaan tanah dan tidak bisa ditampung oleh
     selokan. Hal inilah yang mengakibatkan banjir melanda wilayah perkotaan.

       Beberapa kejadian banjir yang pernah terjadi di Indonesia dan negara tetangga, antara lain
sebagai berikut :
 - Di Bukit Lawang, Sumatera Utara pada bulan November 2003. Banjir ini menyebabkan 80 orang
    menjadi korban dan merusakkan fasilitas pariwisata yang ada.
 - Di Trenggalek, Jawa Timur pada bulan April 2006, ratusan rumah terendam banjir.
 - Di Ngada dan Nageko, Kupang, NTT pada bulan Juli 2007. Banjir ini menyebabkan 4 jembatan
    roboh, 44 rusak berat, dan 5 hektar sawah rusak berat.
 - Di Gresik Jawa Timur pada bulan Maret 2011. Banjir ini menyebabkan kelumpuhan total di sektor
    transportasi darat.
 - Di Lamongan Jawa Timur pada bulan Maret 2011. Banjir menggenangi 7 Kecamatan, dan
    menggenangi semua lahan pertanian siap panen.
 - Di Kuala Lumpur Malaysia pada tahun 2006 yang mengakibatkan sekitar 30.000 warga negara
    Malaysia harus mengungsi



                                                                                            18 | P a g e
sdmuhammadiyahbanjaran@yahoo.co.id



4.2.5. Tanah Longsor
         Tanah longsor merupakan kejadian pergerakan tanah dari atas ke bawah, dapat berupa
bebatuan atau gumpalan tanah dari lereng gunung atau bukit. Tanah longsor rawan terjadi di daerah
lereng gunung yang memiliki kemiringan yang cukup tajam. Indonesia memiliki banyak pegunungan
dan tanah yang berbukit – bukit. Adanya pegunungan dan perbukitan ini menyebabkan Indonesia
memiliki banyak lereng yang tajam dan landai. Hal inilah yang menyebabkan Indonesia merupakan
daerah yang rawan terjadi tanah longsor.
         Ada beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya tanah longsor. Faktor tersebut antara lain :
  Curah hujan yang tinggi sehingga menyebabkan keadaan tanah lereng menjadi lemah dan
     berlumpur. Tanah yang lemah dan berlumpur ini dapat mengurangi kekuatan lereng, sehingga
     terjadilah tanah longsor.
  Adanya gempa bumi sehingga menyebabkan tanah di lereng gunung menjadi tidak stabil.
  Kondisi hutan yang gundul akibat adanya penebangan hutan secara liar. Keadaan hutan yang
     gundul ini menyebabkan ketika hujan turun, air tidak dapat meresap ke dalam tanah tetapi
     meluncur ke daerah yang lebih rendah, sehingga menyebabkan terjadinya tanah longsor.
  Getaran yang kuat misalnya dari mesin, bahan peledak, lalu lintas, atau petir yang keras juga
     dapat menyebabkan terjadinya tanah longsor.
  Ketidakseimbangan antara berat beban yang ada di atas lereng dengan kekuatan lereng.
     Misalnya, banyaknya bangunan – bangunan seperti villa atau penginapan yang dibangun di lereng
     gunung. Banyaknya bangunan ini menyebabkab lereng tidak kuat menahan beban berat sehingga
     mengakibatkan terjadinya tanah longsor.


       Berikut ini adalah beberapa gejala alam tanah longsor yang pernah terjadi di Indonesia dan di
negara tetangga :

-   Di Kabupaten Mandailing Natal, Sumatera Utara pada bulan Desember 2006 Bencana ini terjadi
    akibat longsornya Bukit Godang. Tanah longsor menyebabkan ratusan rumah rusak dan
    menewaskan 33 orang korban.
-   Di Malino, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan pada bulan Maret 2004 Longsoran tanah terjadi
    saat hujan lebat. Bencana ini mengakibatkan 33 jiwa meninggal dunia, 800 ternak mati, serta
    ratusan rumah dan fasilitas umum rusak parah.
-   Di Kebumen, Jawa Tengah pada bulan November 2003 Beberapa desa di Kecamatan Ayah dan
    Kecamatan Buayan memang merupakan daerah bergunung-gunung dan banyak rumah terletak di
    tebing. Ratusan rumah mengalami kerusakan dan tiga jembatan mengalami kerusakan.
-   Di desa Guinsaigon Saint Bernard, Filipina


4.2.6. Puting Beliung
         Puting beliung merupakan gejala alam yang disebabkan oleh adanya hembusan angin yang
sangat kencang, dengan kekuatan yang besar, dan pusaran angin yang berbentuk melingkar. Angin
adalah udara yang bergerak akibat adanya perbedaan tekanan udara di sekitarnya. Letak suatu daerah
juga mempengaruhi hembusan anginnya. Misalnya saja, angin akan berhembus lebih cepat pada
daerah yang terletak di wilayah dekat khatulistiwa dibandingkan pada daerah yang jauh dari
khatulistiwa. Angin juga berhembus lebih cepat di daerah yang lebih tinggi.
         Puting beliung terjadi karena udara panas dari bumi naik dengan membawa uap air dan
membentuk awan kumulonimbus, sedangkan hujan membawa udara dingin kebawah di tempat yang
sama. Hal ini menyebabkan adanya perbedaan suhu yang besar. Perbedaan suhu inilah yang akhirnya
menimbulkan terjadinya puting beliung.
         Angin puting beliung memiliki kecepatan antara 20 sampai 50 knot dengan pusaran angin
berbentuk melingkar dengan radius 5 sampai 10 kilometer. Kecepatan angin kencang biasa dengan
angin puting beliung sama, namu pada angin kencang biasa tidak ada pusaran angin yang melingkar.
Angin puting beliung ini sering terjadi ketika hujan deras yang disertai petir.
         Tanda-tanda terjadinya angin puting beliung sulit diketahui. Dampak yang terjadi akibat adanya
angin puting beliung antara lain dapat menyebabkan pohon tumbang, rumah hancur, benda-benda
beterbangan, bahkan dapat menimbulkan jatuhnya korban jiwa.
         Karena terjadinya angin puting beliung sangat dipengaruhi oleh keadaan cuaca, maka
diperlukan sebuah badan yang dapat mengetahui kondisi cuaca di suatu tempat. Badan yang bertugas
memantau iklim dan cuaca di Indonesia adalah BMG (Badan Meteorologi dan Geofisika). BMG dapat
mengetahui keadaan cuaca di suatu tempat dengan melakukan pengamatan melalui satelit.
         Berikut ini adalah kejadian angin puting beliung yang terjadi di Indonesia, antara lain sebagai
berikut :


                                                                                             19 | P a g e
sdmuhammadiyahbanjaran@yahoo.co.id



-   Angin puting beliung yang terjadi pada bulan November tahun 2004 di Kecamatan Purwodadi,
    Grobogan Jawa Tengah. Angin ini menyebabkan beberapa rumah rusak dan pohon-pohon
    tumbang.
-   Angin puting beliung yang terjadi pada bulan Februari tahun 2007 di Yogyakarta. Angin puting
    beliung ini menyebabkan beberapa pohon tumbang dan atap rumah berterbangan ke udara.
-   Angin puting beliung di Sampang, Madura, Jawa Timur pada bulan April 2007. Angin puting beliung
    ini menyebabkan puluhan rumah mengalami rusak berat.

4.2.7. Badai/ Angin Topan
        Angin atau Badai Topan merupakan gejala alam yang juga disebabkan oleh angin. Angin topan
terjadi karena udara bergerak dari tekanan udara maksimum ke tekanan udara minimum dengan
pergerakan yang sangat kencang. Angin atau Badai Topan sering terjadi di daerah tropis kecuali di
daerah yang sangat berdekatan dengan garus khatulistiwa dengan radius ratusan kilometer di sekitar
daerah yang bertekanan rendah dengan kecepatan 20 km/jam. Angin atau Badai Topan dapat
memporakporandakan benda yang dilewatinya seperti pepohonan dan rumah-rumah penduduk.
        Berikut ini adalah peristiwa angina tau badai topan yang pernah melanda wilayah Negara
tetangga Indonesia
 - Di Filipina pada tanggal 1 Desember 2006. Peristiwa ini menghantam wilayah gunung berapi
     Mayon. Gejala alam ini menyebabkan kerusakan rumah dan beberapa pohon tumbang.
 - Di Cina pada tanggal 11 Agustus 2006. Gejala alam ini terjadi di Provinsi Fujian yang
     menyebabkan 1.000 kapal nelayan tenggelam di laut.
 - Di Vietnam pada tanggal 5 Desember 2006. Gejala alam ini mengakibatkan banyak orang
     meninggal dunia dan ratusan kapal tenggelam dan merusak ratusan rumah penduduk. Badai dan
     angin topan ini juga diiringi dengan hujan deras sehingga menyebabkan banjir bandang di wilayah
     tersebut.

4.2.8. Kebakaran Hutan
        Kebakaran hutan dapat terjadi di alam dan memusnahkan rumah-rumah serta lahan pertanian.
Indonesia merupakan Negara yang sering mengalami peristiwa kebakaran hutan. Kebakaran hutan
dapat disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain sebagai berikut :
 - Sambaran petir pada hutan kering pada saat musim kemarau yang panjang.
 - Tindakan manusia secara sengaja, misalnya membakar hutan untuk membuka lahan pertanian.
 - Kecerobohan manusia, misalnya dengan membuang puntung rokok sembarangan di dalam hutan
     atau lupa mematikan api ketika berkemah.
        Kebakaran hutan dapat membawa dampak terhadap kehidupan manusia. Dampak yang terjadi
akibat adanya kebakaran hutan, antara lain sebagai berikut :

-   Terbunuhnya satwa liar yang hidup di dalam hutan
-   Terjadinya banjir pada saat musim hujan karena hutan menjadi gundul
-   Terjadinya kekeringan pada saat musim kemarau yang berdampak pada keringnya sungai
    sehingga mengganggu jalur transportasi melalui sungai
-   Terjadinya kekeringan akan mengurangi volume air pada waduk sehingga mengganggu aktivitas
    PLTA pada musim kemarau
-   Musnahnya atau rusaknya kayu sebagai bahan baku dalam industri mebel
-   Terganggunya kesehatan akibat asap pekat yang dapat menyebabkan penyakit ISPA (Infeksi
    Saluran Pernapasan Atas) dan paru-paru
-   Terganggunya berbagai aspek kehidupan akibat asap tebal misalnya penduduk dihimbau tidak
    bepergian jika tidak ada keperluan penting, dan sekolah-sekolah terpaksa diliburkan
-   Terganggunya dunia penerbangan akibat asap tebal yang sangat membahayakan bagi dunia
    penerbangan;
-   Terjadinya kecelakaan berupa tabrakan, baik di darat maupun di sungai akibat terbatasnya jarak
    pandang;
-   Terganggunya hubungan dengan negara tetangga, seperti Malaysia dan Singapura akibat asap
    kebakaran hutan yang sampai ke negara tetangga tersebut.

4.3. Usaha-usaha untuk menanggulangi Gejala Alam
       Usaha untuk menanggulangi gejala alam dapat dilakukan melalui 3 cara, yaitu

4.3.1. Upaya Pencegahan sebelum terjadinya gejala alam
4.3.1.1. Mengelola Sumber Daya Alam (SDA) secara Bijaksana
        Sumber Daya Alam (SDA) adalah segala potensi Sumber Daya yang terkandung di dalam bumi
yang dapat dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan manusia. Karena manusia memanfaatkan
Sumber Daya Alam untuk memenuhi kebutuhannya, maka manusia tidak boleh bersikap sewenang –
wenang terhadap kelestarian Sumber Daya Alam.


                                                                                         20 | P a g e
sdmuhammadiyahbanjaran@yahoo.co.id



          Jika pemanfaatan Sumber Daya Alam dilakukan secara berlebihan, maka akan berdampak
kerusakan pada alam. Oleh karena itu, Sumber Daya Alam harus dikelola dan dimanfaatkan secara
bijaksana. Berikut ini adalah tindakan yang dapat dilakukan untuk mengelola Sumber Daya Alam
secara bijaksana :
- Tidak membuang sampah di saluran air atau sungai. Sampah yang menumpuk dapat menyebabkan
    aliran air menjadi tersumbat. Maka, jika musim penghujan datang dapat menyebabkan banjir.
- Tidak melakukan penebangan hutan secara liar. Penebangan hutan secara liar dapat membuat
    hutan menjadi gundul. Hutan yang gundul dapat menyebabkan erosi, tanah longsor, dan banjir.
    Untuk itu kita perlu melakukan reboisasi atau penghijauan hutan. Dengan melakukan upaya
    reboisasi, maka hutan menjadi tidak gundul. Hutan yang tidak gundul akan dapat mencegah
    terjadinya tanah longsor, erosi, dan banjir.
- Tidak melakukan pembukaan lahan dengan cara membakar hutan secara sengaja. Pada musim
    kemarau yang panjang, hutan yang kering akan mudah terbakar. Kebakaran hutan ini akan
    membawa dampak bagi kehidupan manusia. Asap tebal yang terjadi akibat kebakaran hutan dapat
    menyebabkan terganggunya system pernafasan manusia.
- Melakukan penanaman hutan bakau di pinggir pantai. Selain dapat mencegah terjadinya abrasi air
    laut, hutan bakau juga dapat berfungsi sebagai benteng untuk menghalangi hantaman gelombang
    tsunami ke daratan.

4.3.1.2. Membuat Sistem Peringatan Dini
        Bencana alam dapat datang kapan saja tanpa diduga sebelumnya. Tidak ada satupun manusia
dimuka bumi ini yang mengetahui kapan dan dimana bencana alam terjadi. Untuk mencegah kerugian
yang besar akibat bencana alam yang terjadi, maka manusia harus mengetahui tanda-tanda yang
muncul sebelum bencana alam terjadi. Ada beberapa macam bencana alam yang dapat diketahui
kedatangannya dari tanda-tanda yang muncul.
        Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan merancang sebuah sistem yang disebut
sistem peringatan dini. Sistem peringatan dini adalah sebuah sistem yang dirancang untuk mendeteksi
datangnya suatu bencana alam dengan memberikan peringatan kepada masyarakat untuk mencegah
jatuhnya korban jiwa.
        Salah satu contoh sistem peringatan dini ini ialah sistem peringatan dini yang digunakan untuk
mendeteksi datanganya bencana tsunami. Sistem peringatan dini ini terdiri atas dua bagian yaitu
peralatan sensor yang dipasang di pantai untuk mendeteksi kedatangan tsunami dan jaringan
komunikasi yang digunakan untuk memberikan informasi kepada masyarakat tentang ancaman
tsunami.
        Selain membangun sistem peringatan dini terhadap datangnya bencana alam, Negara
Indonesia juga memiliki suatu Badan yang bertugas untuk melakukan pengamatan cuaca di wilayah
Indonesia. Badan tersebut bernama Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG). BMG adalah salah satu
lembaga pemerintah non-departemen yang berfungsi untuk melaksanakan tugas-tugas pemerintah di
bidang meteorology, klimatologi, kualitas udara, dan geofisika. BMG dapat membuat prakiraan cuaca
pada suatu hari berdasarkan data yang diperoleh dari satelit. Prakiraan cuaca ini dapat dijadikan
pedoman bagi masyarakat untuk menetukan tindakan apabila cuaca dianggap dapat menimbulkan
bencana alam.
        Indonesia merupakan Negara yang terletak di wilayah yang rawan terjadi bencana. Oleh karena
itu, masyarakat Indonesia harus mengetahu informasi dan pengetahuan yang benar tentang bencana
alam dan langkah-langkah penyelamatannya. Apabila masyarakat sudah mengetahui informasi dan
pengetahuan tentang bencana alam, maka kerugian akibat bencana alam dapat diminimalisir. Untuk
itulah, pemerintah perlu melakukan upaya penyuluhan dan penyebarluasan informasi. Upaya
penyuluhan dan penyebarluasan informasi ini dapat dilakukan di desa atau kelurahan dan dapat juga
melalui media massa seperti koran, televisi, radio, dan lain sebagainya.

4.3.1.3. Melakukan Pembangunan Fisik yang Direncanakan dengan Baik dengan
         Memperhatikan Kelestarian Lingkungan
        Upaya pembangunan harus dilakukan dengan perencanaan yang baik dan tetap
memperhatikan kelestarian lingkungan alamnya. Pembangunan yang dilakukan tanpa disertai upaya
pelestarian lingkungan dapat mengakibatkan kerusakan lingkungan. Untuk itulah, perlu dilakukan
upaya pembangunan yang berwawasan lingkungan.

        Upaya pembangunan yang berwawasan lingkungan adalah upaya pembangunan yang
dilakukan dan direncanakan secara baik dengan memperhatikan kondisi lingkungan alam serta
dampak yang ditimbulkan dari pembangunan itu. Usaha yang dapat dilakukan antara lain, dengan



                                                                                           21 | P a g e
Prediksi materi soal berdasarkan kisi ips
Prediksi materi soal berdasarkan kisi ips
Prediksi materi soal berdasarkan kisi ips
Prediksi materi soal berdasarkan kisi ips
Prediksi materi soal berdasarkan kisi ips
Prediksi materi soal berdasarkan kisi ips
Prediksi materi soal berdasarkan kisi ips
Prediksi materi soal berdasarkan kisi ips
Prediksi materi soal berdasarkan kisi ips
Prediksi materi soal berdasarkan kisi ips
Prediksi materi soal berdasarkan kisi ips
Prediksi materi soal berdasarkan kisi ips
Prediksi materi soal berdasarkan kisi ips
Prediksi materi soal berdasarkan kisi ips

More Related Content

What's hot

Teori belajar kognitif ( gestalt dan teori medan)
Teori belajar kognitif ( gestalt dan teori medan) Teori belajar kognitif ( gestalt dan teori medan)
Teori belajar kognitif ( gestalt dan teori medan) nftama77
 
Teori belajar behavioristik, kognitif, konstruktivisme
Teori belajar behavioristik, kognitif, konstruktivismeTeori belajar behavioristik, kognitif, konstruktivisme
Teori belajar behavioristik, kognitif, konstruktivismeuniversitas negeri jember
 
Teori belajar menurut piaget, bruner, dan gelstat
Teori belajar menurut piaget, bruner, dan gelstatTeori belajar menurut piaget, bruner, dan gelstat
Teori belajar menurut piaget, bruner, dan gelstatYuli Sinaga
 
Kurikulum & pembelajaran
Kurikulum & pembelajaranKurikulum & pembelajaran
Kurikulum & pembelajaranFadly Pamungkaz
 
Makalah Teori Belajar
Makalah Teori Belajar Makalah Teori Belajar
Makalah Teori Belajar Adindahz
 
Pandangan kognitif dalam belajar
Pandangan kognitif dalam belajarPandangan kognitif dalam belajar
Pandangan kognitif dalam belajarekafathe
 
Teori Kognitivistik
Teori KognitivistikTeori Kognitivistik
Teori Kognitivistik3ry21
 
Makalah Psikologi Pendidikan - Teori Belajar dan Pembelajaran Behavioristik
Makalah Psikologi Pendidikan - Teori Belajar dan Pembelajaran BehavioristikMakalah Psikologi Pendidikan - Teori Belajar dan Pembelajaran Behavioristik
Makalah Psikologi Pendidikan - Teori Belajar dan Pembelajaran BehavioristikDedy Wiranto
 
Definisi kognitif
Definisi kognitifDefinisi kognitif
Definisi kognitifsujiadisss
 
Teori Belajar Konstruktivistik dan Penerapannya dalam Pembelajaran
Teori Belajar Konstruktivistik dan Penerapannya dalam PembelajaranTeori Belajar Konstruktivistik dan Penerapannya dalam Pembelajaran
Teori Belajar Konstruktivistik dan Penerapannya dalam PembelajaranFitri Yusmaniah
 
Makalah Psikologi Pendidikan Teori Belajar dan Pembelajarn Kognitif
Makalah Psikologi Pendidikan Teori Belajar dan Pembelajarn KognitifMakalah Psikologi Pendidikan Teori Belajar dan Pembelajarn Kognitif
Makalah Psikologi Pendidikan Teori Belajar dan Pembelajarn KognitifFAJAR MENTARI
 
Teori kognitif dalam pembelajaran
Teori kognitif dalam pembelajaranTeori kognitif dalam pembelajaran
Teori kognitif dalam pembelajaranRetno Wahyuningsih
 
Unit 9 Modul 1 Konstruktivisme V2
Unit 9  Modul 1  Konstruktivisme V2Unit 9  Modul 1  Konstruktivisme V2
Unit 9 Modul 1 Konstruktivisme V2一世 一生
 
Kajian materi dan metodoligi pembel. mat
Kajian materi dan metodoligi pembel. matKajian materi dan metodoligi pembel. mat
Kajian materi dan metodoligi pembel. matAgunk Soekamti
 

What's hot (20)

Makalah Teori belajar
Makalah Teori belajarMakalah Teori belajar
Makalah Teori belajar
 
Teori belajar kognitif ( gestalt dan teori medan)
Teori belajar kognitif ( gestalt dan teori medan) Teori belajar kognitif ( gestalt dan teori medan)
Teori belajar kognitif ( gestalt dan teori medan)
 
Teori belajar behavioristik, kognitif, konstruktivisme
Teori belajar behavioristik, kognitif, konstruktivismeTeori belajar behavioristik, kognitif, konstruktivisme
Teori belajar behavioristik, kognitif, konstruktivisme
 
Teori belajar menurut piaget, bruner, dan gelstat
Teori belajar menurut piaget, bruner, dan gelstatTeori belajar menurut piaget, bruner, dan gelstat
Teori belajar menurut piaget, bruner, dan gelstat
 
Kurikulum & pembelajaran
Kurikulum & pembelajaranKurikulum & pembelajaran
Kurikulum & pembelajaran
 
Makalah Teori Belajar
Makalah Teori Belajar Makalah Teori Belajar
Makalah Teori Belajar
 
Pandangan kognitif dalam belajar
Pandangan kognitif dalam belajarPandangan kognitif dalam belajar
Pandangan kognitif dalam belajar
 
Kognitif "Psikologi Pendidikan"
Kognitif "Psikologi Pendidikan"Kognitif "Psikologi Pendidikan"
Kognitif "Psikologi Pendidikan"
 
Teori kognitif
Teori kognitif  Teori kognitif
Teori kognitif
 
Teori Belajar Sibernetik
Teori Belajar Sibernetik Teori Belajar Sibernetik
Teori Belajar Sibernetik
 
Kognitif
KognitifKognitif
Kognitif
 
Teori Kognitivistik
Teori KognitivistikTeori Kognitivistik
Teori Kognitivistik
 
Makalah Psikologi Pendidikan - Teori Belajar dan Pembelajaran Behavioristik
Makalah Psikologi Pendidikan - Teori Belajar dan Pembelajaran BehavioristikMakalah Psikologi Pendidikan - Teori Belajar dan Pembelajaran Behavioristik
Makalah Psikologi Pendidikan - Teori Belajar dan Pembelajaran Behavioristik
 
Definisi kognitif
Definisi kognitifDefinisi kognitif
Definisi kognitif
 
Teori belajar
Teori belajarTeori belajar
Teori belajar
 
Teori Belajar Konstruktivistik dan Penerapannya dalam Pembelajaran
Teori Belajar Konstruktivistik dan Penerapannya dalam PembelajaranTeori Belajar Konstruktivistik dan Penerapannya dalam Pembelajaran
Teori Belajar Konstruktivistik dan Penerapannya dalam Pembelajaran
 
Makalah Psikologi Pendidikan Teori Belajar dan Pembelajarn Kognitif
Makalah Psikologi Pendidikan Teori Belajar dan Pembelajarn KognitifMakalah Psikologi Pendidikan Teori Belajar dan Pembelajarn Kognitif
Makalah Psikologi Pendidikan Teori Belajar dan Pembelajarn Kognitif
 
Teori kognitif dalam pembelajaran
Teori kognitif dalam pembelajaranTeori kognitif dalam pembelajaran
Teori kognitif dalam pembelajaran
 
Unit 9 Modul 1 Konstruktivisme V2
Unit 9  Modul 1  Konstruktivisme V2Unit 9  Modul 1  Konstruktivisme V2
Unit 9 Modul 1 Konstruktivisme V2
 
Kajian materi dan metodoligi pembel. mat
Kajian materi dan metodoligi pembel. matKajian materi dan metodoligi pembel. mat
Kajian materi dan metodoligi pembel. mat
 

Viewers also liked

Ulangan ips sd gejala alam
Ulangan ips sd gejala alamUlangan ips sd gejala alam
Ulangan ips sd gejala alamMuhamad Masud
 
Bab Uang IPS Kelas 3 PPT
Bab Uang IPS Kelas 3 PPTBab Uang IPS Kelas 3 PPT
Bab Uang IPS Kelas 3 PPTFe Fen
 
Rangkuman rumus fisika
Rangkuman rumus fisikaRangkuman rumus fisika
Rangkuman rumus fisikaAgust Panca
 
Bab 9 Permintaan, Penawaran, dan Harga Keseimbangan (IPS SMP Kelas 8)
Bab 9 Permintaan, Penawaran, dan Harga Keseimbangan (IPS SMP Kelas 8)Bab 9 Permintaan, Penawaran, dan Harga Keseimbangan (IPS SMP Kelas 8)
Bab 9 Permintaan, Penawaran, dan Harga Keseimbangan (IPS SMP Kelas 8)Irvan Ary Maulana Nugroho
 
Buku Siswa IPS Kelas VII SMP Kurikulum 2013
Buku Siswa IPS Kelas VII SMP Kurikulum 2013Buku Siswa IPS Kelas VII SMP Kurikulum 2013
Buku Siswa IPS Kelas VII SMP Kurikulum 2013Randy Ikas
 

Viewers also liked (9)

Dikpora diy ba bencana-sd-mi_final edited
Dikpora diy ba bencana-sd-mi_final editedDikpora diy ba bencana-sd-mi_final edited
Dikpora diy ba bencana-sd-mi_final edited
 
Ulangan ips sd gejala alam
Ulangan ips sd gejala alamUlangan ips sd gejala alam
Ulangan ips sd gejala alam
 
Ppw
PpwPpw
Ppw
 
Bab Uang IPS Kelas 3 PPT
Bab Uang IPS Kelas 3 PPTBab Uang IPS Kelas 3 PPT
Bab Uang IPS Kelas 3 PPT
 
Rangkuman rumus fisika
Rangkuman rumus fisikaRangkuman rumus fisika
Rangkuman rumus fisika
 
Ppt mapel ips
Ppt mapel ipsPpt mapel ips
Ppt mapel ips
 
IPA - Bentuk Muka Bumi
IPA - Bentuk Muka BumiIPA - Bentuk Muka Bumi
IPA - Bentuk Muka Bumi
 
Bab 9 Permintaan, Penawaran, dan Harga Keseimbangan (IPS SMP Kelas 8)
Bab 9 Permintaan, Penawaran, dan Harga Keseimbangan (IPS SMP Kelas 8)Bab 9 Permintaan, Penawaran, dan Harga Keseimbangan (IPS SMP Kelas 8)
Bab 9 Permintaan, Penawaran, dan Harga Keseimbangan (IPS SMP Kelas 8)
 
Buku Siswa IPS Kelas VII SMP Kurikulum 2013
Buku Siswa IPS Kelas VII SMP Kurikulum 2013Buku Siswa IPS Kelas VII SMP Kurikulum 2013
Buku Siswa IPS Kelas VII SMP Kurikulum 2013
 

Similar to Prediksi materi soal berdasarkan kisi ips

SOSIOLOGI PENDIDIKAN; KETERKAITAN ANTARA PEMBELAJARAN DAN KOGNISI, SERTA MOTI...
SOSIOLOGI PENDIDIKAN; KETERKAITAN ANTARA PEMBELAJARAN DAN KOGNISI, SERTA MOTI...SOSIOLOGI PENDIDIKAN; KETERKAITAN ANTARA PEMBELAJARAN DAN KOGNISI, SERTA MOTI...
SOSIOLOGI PENDIDIKAN; KETERKAITAN ANTARA PEMBELAJARAN DAN KOGNISI, SERTA MOTI...Dadang DjokoKaryanto
 
Pembelajaran kontekstual
Pembelajaran kontekstualPembelajaran kontekstual
Pembelajaran kontekstualputri-uki
 
Makalah teori belajar
Makalah teori belajarMakalah teori belajar
Makalah teori belajarNarendra
 
Psikologi pendidikan
Psikologi pendidikanPsikologi pendidikan
Psikologi pendidikanIndah Sari
 
Buku sebagai Penunjang Siswa dalam Menemukan Konsep Matriks
Buku sebagai Penunjang Siswa dalam Menemukan Konsep MatriksBuku sebagai Penunjang Siswa dalam Menemukan Konsep Matriks
Buku sebagai Penunjang Siswa dalam Menemukan Konsep MatriksAisyah Turidho
 
Tugas 1 zulvijar purba
Tugas 1 zulvijar purbaTugas 1 zulvijar purba
Tugas 1 zulvijar purbaVijar Purba
 
LK 0.1 PEDAGOGIK MODUL 1_okey.docx
LK 0.1 PEDAGOGIK MODUL 1_okey.docxLK 0.1 PEDAGOGIK MODUL 1_okey.docx
LK 0.1 PEDAGOGIK MODUL 1_okey.docxWAKURSMKUMMA
 
Teori Belajar Bruner (Bruner)
Teori Belajar Bruner (Bruner)Teori Belajar Bruner (Bruner)
Teori Belajar Bruner (Bruner)Yoshiie Srinita
 
Model Model Pembelajaran (1).docx
Model Model Pembelajaran (1).docxModel Model Pembelajaran (1).docx
Model Model Pembelajaran (1).docxSALMIARISAM
 
Strategi pembelajaran konsepn umum
Strategi pembelajaran konsepn umumStrategi pembelajaran konsepn umum
Strategi pembelajaran konsepn umumEdutaintmentSuwarjiy
 
Soal ujian mid semester 2015 landasan
Soal ujian mid semester 2015 landasanSoal ujian mid semester 2015 landasan
Soal ujian mid semester 2015 landasanAndriani Widi Astuti
 
Psikologi pendidikan
Psikologi pendidikanPsikologi pendidikan
Psikologi pendidikaniirstanty
 
Psikologi pendidikan
Psikologi pendidikanPsikologi pendidikan
Psikologi pendidikaniirstanty
 
Iyan Rosdiana
Iyan RosdianaIyan Rosdiana
Iyan Rosdianaiyan12
 

Similar to Prediksi materi soal berdasarkan kisi ips (20)

SOSIOLOGI PENDIDIKAN; KETERKAITAN ANTARA PEMBELAJARAN DAN KOGNISI, SERTA MOTI...
SOSIOLOGI PENDIDIKAN; KETERKAITAN ANTARA PEMBELAJARAN DAN KOGNISI, SERTA MOTI...SOSIOLOGI PENDIDIKAN; KETERKAITAN ANTARA PEMBELAJARAN DAN KOGNISI, SERTA MOTI...
SOSIOLOGI PENDIDIKAN; KETERKAITAN ANTARA PEMBELAJARAN DAN KOGNISI, SERTA MOTI...
 
Teo
TeoTeo
Teo
 
Pembelajaran kontekstual
Pembelajaran kontekstualPembelajaran kontekstual
Pembelajaran kontekstual
 
Makalah teori belajar
Makalah teori belajarMakalah teori belajar
Makalah teori belajar
 
Psikologi pendidikan
Psikologi pendidikanPsikologi pendidikan
Psikologi pendidikan
 
Buku sebagai Penunjang Siswa dalam Menemukan Konsep Matriks
Buku sebagai Penunjang Siswa dalam Menemukan Konsep MatriksBuku sebagai Penunjang Siswa dalam Menemukan Konsep Matriks
Buku sebagai Penunjang Siswa dalam Menemukan Konsep Matriks
 
Tugas 1 zulvijar purba
Tugas 1 zulvijar purbaTugas 1 zulvijar purba
Tugas 1 zulvijar purba
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
LK 0.1 PEDAGOGIK MODUL 1_okey.docx
LK 0.1 PEDAGOGIK MODUL 1_okey.docxLK 0.1 PEDAGOGIK MODUL 1_okey.docx
LK 0.1 PEDAGOGIK MODUL 1_okey.docx
 
Landasan teori
Landasan teoriLandasan teori
Landasan teori
 
Topik 1 Ruang Kolaborasi.pptx
Topik 1 Ruang Kolaborasi.pptxTopik 1 Ruang Kolaborasi.pptx
Topik 1 Ruang Kolaborasi.pptx
 
Pembelajaran Tematik
Pembelajaran TematikPembelajaran Tematik
Pembelajaran Tematik
 
Bab ii
Bab iiBab ii
Bab ii
 
Teori Belajar Bruner (Bruner)
Teori Belajar Bruner (Bruner)Teori Belajar Bruner (Bruner)
Teori Belajar Bruner (Bruner)
 
Model Model Pembelajaran (1).docx
Model Model Pembelajaran (1).docxModel Model Pembelajaran (1).docx
Model Model Pembelajaran (1).docx
 
Strategi pembelajaran konsepn umum
Strategi pembelajaran konsepn umumStrategi pembelajaran konsepn umum
Strategi pembelajaran konsepn umum
 
Soal ujian mid semester 2015 landasan
Soal ujian mid semester 2015 landasanSoal ujian mid semester 2015 landasan
Soal ujian mid semester 2015 landasan
 
Psikologi pendidikan
Psikologi pendidikanPsikologi pendidikan
Psikologi pendidikan
 
Psikologi pendidikan
Psikologi pendidikanPsikologi pendidikan
Psikologi pendidikan
 
Iyan Rosdiana
Iyan RosdianaIyan Rosdiana
Iyan Rosdiana
 

More from arif widyatma

SD Negeri 3 Kalipetir
SD Negeri 3 KalipetirSD Negeri 3 Kalipetir
SD Negeri 3 Kalipetirarif widyatma
 
Rangkuman IPA 2020_SD Muhammadiyah Banjaran
Rangkuman IPA 2020_SD Muhammadiyah BanjaranRangkuman IPA 2020_SD Muhammadiyah Banjaran
Rangkuman IPA 2020_SD Muhammadiyah Banjaranarif widyatma
 
Kelompok 7 tugas 2 lk-6a.strukturpembelajaranmoduldaring
Kelompok 7 tugas 2 lk-6a.strukturpembelajaranmoduldaringKelompok 7 tugas 2 lk-6a.strukturpembelajaranmoduldaring
Kelompok 7 tugas 2 lk-6a.strukturpembelajaranmoduldaringarif widyatma
 
Kelompok 7 tugas 1 lk-3b.3.peran-petugasdalammodagp_daring
Kelompok 7 tugas 1 lk-3b.3.peran-petugasdalammodagp_daringKelompok 7 tugas 1 lk-3b.3.peran-petugasdalammodagp_daring
Kelompok 7 tugas 1 lk-3b.3.peran-petugasdalammodagp_daringarif widyatma
 
Tugas media pembelajaran (peredaran darah) arif widyatma
Tugas media pembelajaran (peredaran darah) arif widyatmaTugas media pembelajaran (peredaran darah) arif widyatma
Tugas media pembelajaran (peredaran darah) arif widyatmaarif widyatma
 
Tugas media pembelajaran (peredaran darah) arif widyatma
Tugas media pembelajaran (peredaran darah) arif widyatmaTugas media pembelajaran (peredaran darah) arif widyatma
Tugas media pembelajaran (peredaran darah) arif widyatmaarif widyatma
 
Ringkasan materi bahasa indonesia ujian nasional sd 2013_sd muhammadiyah banj...
Ringkasan materi bahasa indonesia ujian nasional sd 2013_sd muhammadiyah banj...Ringkasan materi bahasa indonesia ujian nasional sd 2013_sd muhammadiyah banj...
Ringkasan materi bahasa indonesia ujian nasional sd 2013_sd muhammadiyah banj...arif widyatma
 
RPP IPA 5 kd.1.1 revisi
RPP IPA 5 kd.1.1 revisiRPP IPA 5 kd.1.1 revisi
RPP IPA 5 kd.1.1 revisiarif widyatma
 
Program Semester IPA1 2012
Program Semester IPA1 2012Program Semester IPA1 2012
Program Semester IPA1 2012arif widyatma
 
KTSP SD Muhammadiyah Banjaran
KTSP SD Muhammadiyah BanjaranKTSP SD Muhammadiyah Banjaran
KTSP SD Muhammadiyah Banjaranarif widyatma
 
Prediksiujikompetensigurukelassdtahun2012
Prediksiujikompetensigurukelassdtahun2012Prediksiujikompetensigurukelassdtahun2012
Prediksiujikompetensigurukelassdtahun2012arif widyatma
 
Prediksi materi soal berdasarkan kisi matematika
Prediksi materi soal berdasarkan kisi matematikaPrediksi materi soal berdasarkan kisi matematika
Prediksi materi soal berdasarkan kisi matematikaarif widyatma
 
Prediksi materi soal berdasarkan kisi p kn
Prediksi materi soal berdasarkan kisi p knPrediksi materi soal berdasarkan kisi p kn
Prediksi materi soal berdasarkan kisi p knarif widyatma
 
Prediksi materi soal berdasarkan kisi b indo
Prediksi materi soal berdasarkan kisi b indoPrediksi materi soal berdasarkan kisi b indo
Prediksi materi soal berdasarkan kisi b indoarif widyatma
 
Interface ukg online_2012
Interface ukg online_2012Interface ukg online_2012
Interface ukg online_2012arif widyatma
 
Uji Kompetensi Guru SD 2012 /On leen 6
Uji Kompetensi Guru SD 2012 /On leen 6Uji Kompetensi Guru SD 2012 /On leen 6
Uji Kompetensi Guru SD 2012 /On leen 6arif widyatma
 
Uji Kompetensi Guru SD 2012 /On leen 5
Uji Kompetensi Guru SD 2012 /On leen 5Uji Kompetensi Guru SD 2012 /On leen 5
Uji Kompetensi Guru SD 2012 /On leen 5arif widyatma
 

More from arif widyatma (20)

SD Negeri 3 Kalipetir
SD Negeri 3 KalipetirSD Negeri 3 Kalipetir
SD Negeri 3 Kalipetir
 
Rangkuman IPA 2020_SD Muhammadiyah Banjaran
Rangkuman IPA 2020_SD Muhammadiyah BanjaranRangkuman IPA 2020_SD Muhammadiyah Banjaran
Rangkuman IPA 2020_SD Muhammadiyah Banjaran
 
Kelompok 7 tugas 2 lk-6a.strukturpembelajaranmoduldaring
Kelompok 7 tugas 2 lk-6a.strukturpembelajaranmoduldaringKelompok 7 tugas 2 lk-6a.strukturpembelajaranmoduldaring
Kelompok 7 tugas 2 lk-6a.strukturpembelajaranmoduldaring
 
Kelompok 7 tugas 1 lk-3b.3.peran-petugasdalammodagp_daring
Kelompok 7 tugas 1 lk-3b.3.peran-petugasdalammodagp_daringKelompok 7 tugas 1 lk-3b.3.peran-petugasdalammodagp_daring
Kelompok 7 tugas 1 lk-3b.3.peran-petugasdalammodagp_daring
 
Tugas media pembelajaran (peredaran darah) arif widyatma
Tugas media pembelajaran (peredaran darah) arif widyatmaTugas media pembelajaran (peredaran darah) arif widyatma
Tugas media pembelajaran (peredaran darah) arif widyatma
 
Tugas media pembelajaran (peredaran darah) arif widyatma
Tugas media pembelajaran (peredaran darah) arif widyatmaTugas media pembelajaran (peredaran darah) arif widyatma
Tugas media pembelajaran (peredaran darah) arif widyatma
 
Ringkasan materi bahasa indonesia ujian nasional sd 2013_sd muhammadiyah banj...
Ringkasan materi bahasa indonesia ujian nasional sd 2013_sd muhammadiyah banj...Ringkasan materi bahasa indonesia ujian nasional sd 2013_sd muhammadiyah banj...
Ringkasan materi bahasa indonesia ujian nasional sd 2013_sd muhammadiyah banj...
 
RPP IPA 5 kd 1.3
RPP IPA 5 kd 1.3RPP IPA 5 kd 1.3
RPP IPA 5 kd 1.3
 
RPP IPA 5 kd.1.2
RPP IPA 5 kd.1.2RPP IPA 5 kd.1.2
RPP IPA 5 kd.1.2
 
RPP IPA 5 kd.1.1 revisi
RPP IPA 5 kd.1.1 revisiRPP IPA 5 kd.1.1 revisi
RPP IPA 5 kd.1.1 revisi
 
Program Semester IPA1 2012
Program Semester IPA1 2012Program Semester IPA1 2012
Program Semester IPA1 2012
 
Silabus IPA 1 2012
Silabus IPA 1 2012Silabus IPA 1 2012
Silabus IPA 1 2012
 
KTSP SD Muhammadiyah Banjaran
KTSP SD Muhammadiyah BanjaranKTSP SD Muhammadiyah Banjaran
KTSP SD Muhammadiyah Banjaran
 
Prediksiujikompetensigurukelassdtahun2012
Prediksiujikompetensigurukelassdtahun2012Prediksiujikompetensigurukelassdtahun2012
Prediksiujikompetensigurukelassdtahun2012
 
Prediksi materi soal berdasarkan kisi matematika
Prediksi materi soal berdasarkan kisi matematikaPrediksi materi soal berdasarkan kisi matematika
Prediksi materi soal berdasarkan kisi matematika
 
Prediksi materi soal berdasarkan kisi p kn
Prediksi materi soal berdasarkan kisi p knPrediksi materi soal berdasarkan kisi p kn
Prediksi materi soal berdasarkan kisi p kn
 
Prediksi materi soal berdasarkan kisi b indo
Prediksi materi soal berdasarkan kisi b indoPrediksi materi soal berdasarkan kisi b indo
Prediksi materi soal berdasarkan kisi b indo
 
Interface ukg online_2012
Interface ukg online_2012Interface ukg online_2012
Interface ukg online_2012
 
Uji Kompetensi Guru SD 2012 /On leen 6
Uji Kompetensi Guru SD 2012 /On leen 6Uji Kompetensi Guru SD 2012 /On leen 6
Uji Kompetensi Guru SD 2012 /On leen 6
 
Uji Kompetensi Guru SD 2012 /On leen 5
Uji Kompetensi Guru SD 2012 /On leen 5Uji Kompetensi Guru SD 2012 /On leen 5
Uji Kompetensi Guru SD 2012 /On leen 5
 

Recently uploaded

Teks ucapan Majlis Perpisahan Lambaian Kasih
Teks ucapan Majlis Perpisahan Lambaian KasihTeks ucapan Majlis Perpisahan Lambaian Kasih
Teks ucapan Majlis Perpisahan Lambaian Kasihssuserfcb9e3
 
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2noviamaiyanti
 
Catatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus PerilakuCatatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus PerilakuHANHAN164733
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdfShintaNovianti1
 
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdfPanduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdfandriasyulianto57
 
Workshop penulisan buku (Buku referensi, monograf, BUKU...
Workshop penulisan buku                       (Buku referensi, monograf, BUKU...Workshop penulisan buku                       (Buku referensi, monograf, BUKU...
Workshop penulisan buku (Buku referensi, monograf, BUKU...Riyan Hidayatullah
 
PERTEMUAN 9 KESEIM 3 SEKTOR.............
PERTEMUAN 9 KESEIM 3 SEKTOR.............PERTEMUAN 9 KESEIM 3 SEKTOR.............
PERTEMUAN 9 KESEIM 3 SEKTOR.............SenLord
 
RENCANA + Link2 Materi TRAINING "Effective LEADERSHIP & SUPERVISORY SKILL",
RENCANA + Link2 Materi TRAINING "Effective LEADERSHIP & SUPERVISORY  SKILL",RENCANA + Link2 Materi TRAINING "Effective LEADERSHIP & SUPERVISORY  SKILL",
RENCANA + Link2 Materi TRAINING "Effective LEADERSHIP & SUPERVISORY SKILL",Kanaidi ken
 
PAMPHLET PENGAKAP aktiviti pengakap 2024
PAMPHLET PENGAKAP aktiviti pengakap 2024PAMPHLET PENGAKAP aktiviti pengakap 2024
PAMPHLET PENGAKAP aktiviti pengakap 2024MALISAAININOORBINTIA
 
P_E_R_I_L_A_K_U__K_O_N_S_E_L_O_R__v.1.ppt
P_E_R_I_L_A_K_U__K_O_N_S_E_L_O_R__v.1.pptP_E_R_I_L_A_K_U__K_O_N_S_E_L_O_R__v.1.ppt
P_E_R_I_L_A_K_U__K_O_N_S_E_L_O_R__v.1.pptAfifFikri11
 
Soal accurate terbaru untuk mahasiswa ya
Soal accurate terbaru untuk mahasiswa yaSoal accurate terbaru untuk mahasiswa ya
Soal accurate terbaru untuk mahasiswa yaMonaAmelia
 
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdf
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdfPPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdf
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdfNatasyaA11
 
Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...
Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...
Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...NiswatuzZahroh
 
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmaksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmeunikekambe10
 
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKAPPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKARenoMardhatillahS
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 8 Fase D
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 8 Fase DModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 8 Fase D
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 8 Fase DAbdiera
 
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...jumadsmanesi
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxsyafnasir
 
Modul Ajar Informatika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Informatika Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaModul Ajar Informatika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Informatika Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaAbdiera
 
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 TesalonikaMateri Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 TesalonikaSABDA
 

Recently uploaded (20)

Teks ucapan Majlis Perpisahan Lambaian Kasih
Teks ucapan Majlis Perpisahan Lambaian KasihTeks ucapan Majlis Perpisahan Lambaian Kasih
Teks ucapan Majlis Perpisahan Lambaian Kasih
 
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
 
Catatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus PerilakuCatatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
 
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdfPanduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
 
Workshop penulisan buku (Buku referensi, monograf, BUKU...
Workshop penulisan buku                       (Buku referensi, monograf, BUKU...Workshop penulisan buku                       (Buku referensi, monograf, BUKU...
Workshop penulisan buku (Buku referensi, monograf, BUKU...
 
PERTEMUAN 9 KESEIM 3 SEKTOR.............
PERTEMUAN 9 KESEIM 3 SEKTOR.............PERTEMUAN 9 KESEIM 3 SEKTOR.............
PERTEMUAN 9 KESEIM 3 SEKTOR.............
 
RENCANA + Link2 Materi TRAINING "Effective LEADERSHIP & SUPERVISORY SKILL",
RENCANA + Link2 Materi TRAINING "Effective LEADERSHIP & SUPERVISORY  SKILL",RENCANA + Link2 Materi TRAINING "Effective LEADERSHIP & SUPERVISORY  SKILL",
RENCANA + Link2 Materi TRAINING "Effective LEADERSHIP & SUPERVISORY SKILL",
 
PAMPHLET PENGAKAP aktiviti pengakap 2024
PAMPHLET PENGAKAP aktiviti pengakap 2024PAMPHLET PENGAKAP aktiviti pengakap 2024
PAMPHLET PENGAKAP aktiviti pengakap 2024
 
P_E_R_I_L_A_K_U__K_O_N_S_E_L_O_R__v.1.ppt
P_E_R_I_L_A_K_U__K_O_N_S_E_L_O_R__v.1.pptP_E_R_I_L_A_K_U__K_O_N_S_E_L_O_R__v.1.ppt
P_E_R_I_L_A_K_U__K_O_N_S_E_L_O_R__v.1.ppt
 
Soal accurate terbaru untuk mahasiswa ya
Soal accurate terbaru untuk mahasiswa yaSoal accurate terbaru untuk mahasiswa ya
Soal accurate terbaru untuk mahasiswa ya
 
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdf
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdfPPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdf
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdf
 
Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...
Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...
Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...
 
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmaksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
 
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKAPPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 8 Fase D
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 8 Fase DModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 8 Fase D
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 8 Fase D
 
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
 
Modul Ajar Informatika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Informatika Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaModul Ajar Informatika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Informatika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
 
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 TesalonikaMateri Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
 

Prediksi materi soal berdasarkan kisi ips

  • 1. sdmuhammadiyahbanjaran@yahoo.co.id PREDIKSI MATERI SOAL BERDASARKAN KISI-KISI UJI KOMPETENSI AWAL SERTIFIKASI GURU KELAS MATERI PEMBELAJARAN PKn BAGIAN IV ILMU PENGETAHUAN SOSIAL SD PENDAHULUAN 1. Pengantar Materi pendidikan dan pelatihan ini merupakan substansi materi dan pembelajaran IPS di lingkungan SD. Sebagai bahan pembelajaran materi ini masih perlu dikembangkan lebih rinci sesuai keperluan pembelajaran, oleh karena itu peserta PLPG diharapkan akan mengembangkan lebih lanjut materi dari kegiatan ini. 2. Tujuan Setelah mempelajari materi ilmu pengetahuan sosial ini, peserta pelatihan diharapkan: 2.1. Membandingkan fakta, konsep, generalisasi dalam pembelajaran IPS 2.2. Menganalisis sejarah kenampakan alam, serta hubungannya dengan keragaman sosial budaya 2.3. Merumuskan pemanfaatan dan pemeliharaan SDA untuk menciptakan kehidupan yang sejahtera dan harmonis 2.4. Mengaitkan penyebab terjadinya gejala-gejala alam, dan bentuk-bentuk bencana alam, serta usaha untuk menanggulanginya 2.5. Memerinci kehidupan yang sejahtera dan harmonis 2.6. Menganalisis peran bangsa Indonesia pada era global 2.7. Menentukan peran Indonesia dalam kerjasama ekonomi internasional 2.8. Menganalisis berbagai aktifitas ekonomi dalam masyarakat 2.9. Menentukan peran uang dalam perekonomian 2.10. Menyesuaikan materi pembelajaran yang sesuai dengan tujuan pembelajaran IPS 2.11. Merencanakan media pembelajaran sesuai dengan karakteristik peserta didik untuk mencapai tujuan pembelajaran IPS 2.12. Memilih prinsip-prinsip penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar IPS 2.13. Memilih prosedur penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar IPS 3. Petunjuk Kegiatan Materi ini akan disampaikan dengan metode ceramah, tanya jawab dan diskusi. Pada setiap penyampaian materi, saudara diharapkan dapat memahami setiap konsep dengan baik. Pemahaman terhadap suatu konsep dapat dilakukan dengan mempelajari uraian materi dan contoh soal. MATERI ILMU PENGETAHUAN SOSIAL SEKOLAH DASAR 1. FAKTA, KONSEP DAN GENERALISASI 1.1. Fakta Fakta adalah kenyataan yang ada di sekitar kita yang tidak terbatas jumlahnya. Fakta adalah ramuan dari pemikiran atau bahan dasar pembentuk konsep. Ciri khas fakta adalah ”buntu” tidak lebih daripada apa yang tampak. Fakta dapat diartikan sebagai suatu informasi atau data yang ada atau terjadi dalam kehidupan sehari-hari dan dikumpulkan dan dikaji oleh para ilmu sosial yang terjamin kebenarannya. Fakta juga dapat diartikan sebagai apa yang benar dan merupakan kenyataan, realitas yang real, benar dan juga merupakan kejadian yang nyata. Fakta menunjuk pada kondisi yang khusus dan keberlakuannya terbatas (kurang berlaku umum). Fakta dalam struktur susunan ilmu pengetahuan memiliki peranan 1|P age
  • 2. sdmuhammadiyahbanjaran@yahoo.co.id yang penting karena fakta dapat membentuk konsep dan generalisasi. Selain itu, fakta juga merupakan hasil observasi yang bisa dibuktikan secara empiris. Oleh karena itu, fakta bukan merupakan hasil perolehan secara acak, tetapi memiliki relevansi dan berkaitan dengan teori. Fakta dapat menyebabkan lahirnya teori baru. Fakta juga dapat menjadi alasan untuk menolak teori yang ada dan bahkan fakta dapat mendorong untuk mempertajam rumusan teori yang sudah ada. Di lain pihak, teori dapat merangkum fakta dalam bentuk generalisasi dan prinsip-prinsip agar fakta lebih mudah dapat dipahami. Banks (Ischak:2004:2.7) mengemukakan bahwa fakta merupakan pernyataan positif dan rumusannya sederhana. Ada kalanya guru juga perlu mencari upaya untuk lebih menjelaskan pengertian fakta ini dengan cara yang sederhana misalnya dengan memberikan pertanyaan kepada siswa, seperti : Coba kamu hitung jumlah teman satu kelas kalian yang hadir hari ini ! Siapakah nama kepala sekolah kita? Ada berapa ruangan belajar yang dimiliki sekolah kita? Jawaban yang dikemukakan siswa atas pertanyaan di atas merupakan fakta. Dengan demikian, anak akan menyadari bahwa fakta itu amat banyak dan tak terhitung jumlahnya. Namun, perlu disadari bahwa fakta bukan tujuan akhir dari pengajaran IPS. Pengetahuan yang hanya bertumpu pada fakta akan sangat terbatas. Hal ini dikarenakan oleh : a. Kemampuan kita untuk mengingat fakta sangat terbatas b. Fakta itu bisa berubah pada suatu waktu, misalnya tentang perubahan iklim di suatu kota, perubahan bentuk pemerintahan, dan sebagainya c. Fakta hanya berkenaan dengan situasi khusus. Fakta merupakan salah satu bahan kajian yang amat penting dalam mata pelajaran IPS. Dengan kata lain bahwa fakta merupakan salah satu materi yang dikaji dalam IPS. Dengan fakta-fakta yang ada kita dapat menyimpulkan sesuatu atau beberapa peristiwa yang pernah terjadi. Fakta merupakan titik awal untuk membentuk suatu konsep. Dari beberapa konsep yang saling berkaitan kita dapat membentuk suatu generalisasi. Fakta, konsep, dan generalisasi merupakan bahan kajian dalam Ilmu Pengetahuan Sosial yang harus dipahami siswa. 1.2. Konsep Konsep adalah kesan indrawi yang mempunyai makna tertentu. Konsep adalah suatu kesatuan atribut yang berkaitan dengan simbol tentang objek, peristiwa atau proses. Konsep dapat dipahami bila dibahas berhubungan tentang atribut, kelas (golongan), dan simbol. - Konsep adalah suatu kesepakatan bersama untuk penamaan sesuatu dan merupakan alat intelektual yang membantu kegiatan berfikir dan memecahkan masalah. Dari pengertian tersebut dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa konsep mengandung atribut. Atribut adalah ciri yang membedakan tabel objek atau peristiwa atau proses dari obyek, peristiwa atau proses lainnya. Atribut dapat didasarkan atas fakta berupa informasi konkret yang dapat dibuktikan melalui laporan seseorang atau hasil pengamatan langsung. Laporan verbal, gambar-gambar, chart yang berisi data dapat digunakan untuk mengkomunikasikan atribut. Misalnya jika kita memperoleh sesuatu bahwa ada sebuah benda yang terbuat dari kayu, memiliki empat buah kaki, ada bidang datar di atas kaki tersebut yang dipergunakan untuk menulis. Maka dengan kemampuan mental kita, informasi yang berupa fakta tersebut kita sederhanakan dengan cara memberi nama atau label yaitu ”meja tulis”. - Konsep adalah suatu istilah, pengungkapan abstrak yang digunakan untuk tujuan mengklasifikasikan atau mengkategorikan satu kelompok dari suatu (benda), gagasan atau peristiwa. Misalnya jika disebutkan kata “keluarga”, maka dalam konsep keluarga itu pasti ada bapak, ibu, anak, saudara. - More mengemukakan konsep adalah sesuatu yang tersimpan dalam benak atau pikiran manusia berupa sebuah ide atau sebuah gagasan. Sedangkan - Parker menyatakan bahwa konsep adalah gagasan-gagasan tentang sesuatu. Konsep dapat dikatakan sebagai gagasan yang ada melalui contoh. Dari contoh di atas menggambarkan bahwa seseorang harus terlibat dalam proses berfikir, karena ia sedang memikirkan tentang contoh-contoh konsep. Proses berfikir tersebut sering disebut dengan istilah ”konseptualisasi”. Oleh karena itu, kesan mental (mental image) dari seseorang tentang suatu konsep akan berbeda karena tergantung kepada latar belakang pengetahuan, ilmu yang dimiliki, dan budaya orang 2|P age
  • 3. sdmuhammadiyahbanjaran@yahoo.co.id yang melakukan konseptualisasi. Karena setiap orang membangun konsepnya sendiri berdasarkan pengalaman, dalam membaca buku, diskusi dan sebagainya sehingga ia menangkap sesuatu bahwa: - Konsep bukan suatu verbalisasi/tidak spesifik. - Konsep adalah kesadaran mental yang bersifat internal yang mempengaruhi perilaku. Menurut Womack (1970), selain memahami konsep yang dibangun berdasarkan pengenalan kita terhadap atribut kelas (penggolongan) dan simbol, juga penting memahami tingkat arti (level of meaning) dari sebuah konsep. Ia berpendapat bahwa sebuah konsep studi sosial merupakan kata atau sekumpulan kata (prosa) yang berkaitan dengan satu gambaran tertentu yang menonjol dan bersifat tetap (Certain, vakint, inalienable, features = tetap, menonjol, tak dapat dicabut). Konsep sangat penting bagi kehidupan manusia karena konsep dapat membantu seseorang untuk mengorganisasikan informasi atau data yang mereka terima. Konsep dapat menempatkan informasi dalam kategori-kategori atau kelompok-kelompok dan mempertimbangkan hubungan antar data. Berbeda dengan fakta yang terbatas pada situasi khusus, konsep mempunyai penerapan yang luas dan memiliki banyak penafsiran. Konsep dapat diperoleh di mana seseorang harus mengenal, memahami, dan merumuskan data- data yang menjadi ciri atau atribut dari suatu konsep. Pengalaman sebelumnya sangat diperlukan untuk menghadapi bermacam konsep dalam situasi yang berbeda. Konsep, generalisasi memegang peranan penting dalam mengajar IPS. Pada tingkat SD lebih ditekankan pada pemahaman konsep, dan pada tingkat sekolah menengah ke atas lebih ditekankan kepada generalisasi. Untuk membentuk konsep pada diri anak tidaklah mudah. Konsep dapat dipelajari dengan efektif dengan mengemukakan sejumlah contoh yang positif. Hasil penelitian telah membuktikan bahwa konsep efektif diajarkan jika sejumlah contoh positif dikemukakan, sehingga dapat dibentuk karakteristik dari konsep yang di ajarkan, diikuti dengan contoh negatif yang menggambarkan karakteristik yang membedakannya. IPS sebagai bidang kajian terdiri dari beberapa bidang ilmu-ilmu sosial seperti sejarah, geografi, antropologi, ekonomi, dan sebagainya. Masing-masing ilmu sosial terdiri dari berbagai macam konsep. Misalnya sejarah, terdiri dari konsep peristiwa, kejadian waktu, dan tempat. Setelah dikemukakan sejumlah konsep dasar ilmu sosial yang membangun bahan kajian IPS, maka jelas bagi kita bahwa kedudukan konsep dalam IPS merupakan bahan kajian utama untuk menelaah berbagai masalah sosial yang kita hadapi dalam kehidupan sehari-hari. 1.3. Generalisasi dan Teori Generalisasi adalah hubungan atau beberapa konsep atau adalah rangkaian atau hubungan antarkonsep-konsep. Karena itu generalisasi dapat berbentuk proposisi, hipotesis, inferens, kesimpulan, pemahaman, atau prinsip. 1.3.1. Ciri-ciri generalisasi - Menunjukkan hubungan dua konsep atau lebih. - Bersifat umum dan merupakan abstraksi yang menunjukkan keseluruhan kelas dan bukan bagian atau contoh. - Adalah tingkat abstraksi yang lebih tinggi dari sekedar konsep. - Berdasarkan pada proses dan dikembangkan atas dasar penalaran dan bukan hanya berdasarkan pengamatan semata. - Berisi pernyataan-pernyataan yang dapat dibuktikan kebenarannya dan validasi artinya diuji berdasarkan bukti-bukti yang pasti dengan mengguna- kan sistem penalaran dan equity. 1.3.2. Fungsi generalisasi. - Membantu dalam pemilihan bahan pengajaran. - Mengorganisasikan kegiatan belajar mengajar. - Membantu dalam membangun pengertian (artikulasi) bahan-bahan pengajar an dalam kurikulum studi IPS. Perbedaan antara konsep dan generalisasi. - Generalisasi adalah dasar-dasar atau aturan-aturan yang dituangkan dalam kalimat yang kompleks. Konsep adalah suatu kesatuan atribut berkaitan. - Generalisasi memiliki tesis yang menunjukkan sesuatu tentang subjek kalimat. Konsep tidak memiliki tesis. 3|P age
  • 4. sdmuhammadiyahbanjaran@yahoo.co.id - Generalisasi bersifat objektif dan impersonal/tidak satu/umum konsep amat subjektif dan personal yang memiliki konotatif yang berbeda antara orang yang satu dengan orang yang lain. - Generalisasi memiliki aplikasi yang universal. Konsep hanya terbatas pada orang-orang tertentu. - Untuk membentuk suatu generalisasi pada taraf awal harus didukung oleh sejumlah besar fakta yang membawakan sejumlah konsep untuk mengungkapkan sebuah generalisasi. Fakta memiliki keberlakuan atau penerapan yang sangat terbatas kea rah waktu, tempat, dan ruang, atau kejadian lain. Sedangkan konsep memiliki daya keberlakuan dan penerapan yang lebih luas yang membantu seseorang untuk membentuk dan memahami suatu generalisasi. Dengan generalisasi kita dapat memperkirakan kejadian-kejadian yang akan datang. Karena memiliki keberlakuan yang lebih luas, maka konsep dan generalisasi lebih bersifat umum bila dibandingkan dengan fakta. Proses terbentuknya generalisasi. - Objek (benda, orang) Banyak di sekitar a - Peristiwa kita Fakta - Prosedur - Tergantung pada subjek A b - Tergantung pada subjek B Konsep - Tergantung pada subjek C Subjek - Konsep A Aplikasi secara universal c - Konsep B Generalisasi - Konsep C Contoh : Generalisasi - Tanah - Tenaga Kerja - Modal Digunakan dalam Satu Generalisasi setiap produksi Dalam contoh generalisasi tersebut di atas konsep-konsep tentang tanah, tenaga kerja, modal dan produksi membentuk sebuah generalisasi. Ilmu pengetahuan tidak akan terbentuk secara teoritis apabila tidak didukung oleh generalisasi, maka sudah tentu materi ilmu pengetahuan sosial tidak terbentuk sesuai dengan struktur ilmu yang ada. Peranan generalisasi dalam IPS sudah diawali sejak pengumpulan fakta atau data, membentuk suatu konsep dan akhirnya membuat suatu generalisasi. Dengan demikian antara fakta, konsep, dan generalisasi merupakan suatu rangkaian keseluruhan (sistem) yang satu sama lain tidak dapat dipisahkan dalam rangka membentuk suatu teori ilmu pengetahuan termasuk IPS 4|P age
  • 5. sdmuhammadiyahbanjaran@yahoo.co.id 2. SEJARAH KENAMPAKAN ALAM, SERTA HUBUNGANNYA DENGAN KERAGAMAN SOSIAL BUDAYA Indonesia merupakan Negara Kepulauan terbesar di dunia yang terdiri dari 17.508 pulau, yang membentang sepanjang 5.120 km dari timur ke barat sepanjang khatulistiwa dan 1.760 km dari utara ke selatan. Luas wilayah daratan negara Indonesia mencapai 1,9 juta km² dan luas perairan laut tercatat sekitar 7,9 juta km². Panjang garis pantai sekitar 81,791 km, merupakan pantai tropik terpanjang di dunia. Bentuk fisik wilayah kepulauan, dan posisi geografis Indonesia di antara dua benua dan dua samudera merupakan salah satu faktor yang sangat besar pengaruhnya terhadap terciptanya pluralistik suku bangsa di Indonesia. Pada wilayah darat, ada keanekaragaman morfologi, seperti pegunungan, perbukitan, gunung api, bukit, dan sebagainya. Demikian pula di dasar laut, memiliki paparan (shelf), lereng kontinen (continental slope), kaki benua (continental rise), basin, palung laut (trough), parit laut (trench), gunung api laut (sea mount) dan sebagainya. Keanekaragaman morfologi daratan dan dasar laut tersebut merupakan produk adanya interaksi tiga lempeng tektonik utama dunia, yaitu Lempeng Samudera Pasifik yang bergerak ke arah Barat-Baratlaut, dengan kecepatan 9 cm/tahun, Lempeng Samudera Hindia-Benua Australia yang bergerak ke Utara dengan kecepatan 7 cm/tahun, dan Lempeng Benua Eurasia yang bergerak ke arah Timur-Tenggara dengan kecepatan 1 cm/tahun. Dari segi jumlah penduduk, Indonesia memiliki jumlah penduduk yang cukup besar dan menduduki urutan ke-4 di dunia setelah RRC, India, dan Amerika Serikat. Secara horisontal, terlihat adanya kesatuan-kesatuan sosial berdasarkan perbedaan-perbedaan etnik, agama, ras, golongan dan perbedaan-perbedaan kedaerahan. Secara vertikal, struktur masyarakat Indonesia ditandai oleh adanya perbedaan-perbedaan antara strata atas dan strata bawah, semakin tumbuhnya polarisasi sosial berdasarkan kekuatan politik dan ekonomi. Indonesia berada pada pertemuan berbagai macam kebudayaan dunia, yang berjalin satu dengan yang lain. Bila diteliti dalam perjalanan sejarah, kebudayaan yang masuk ke Indonesia adalah kebudayaan Cina, Hindu, Islam, dan Eropa. 2.1. Sejarah Kenampakan Alam Indonesia 2.1.1. Aspek Fisik Wilayah 2.1.1.1. Topologi Aspek topologi meliputi letak, luas, batas, dan bentuk fisik wilayah. Aspek ini terkait dengan kehidupan sosial, ekonomi, budaya, dan politik dan sistem pertahanan dan keamanan. Secara astronomis, wilayah Indonesia terletak pada 6º LU-11º LS dan 95º BT-141º BT. Berdasarkan posisi busurnya, wilayah Indonesia berada di belahan timur, sedangkan berdasarkan posisi lintangnya, sebagian besarnya berada di belahan bumi selatan. Apabila diperhatikan pada Peta NKRI, batas paling utara 6º LU tepat melewati Pulau Weh di Provinsi Nangroe Aceh Darussalam, batas paling Selatan 11º LS tepat melewati Pulau Rote di Provinsi Nusa Tenggara Timur, batas sebelah barat 95º BT melewati Pulau Breueh di Provinsi Nangroe Aceh Darussalam, dan batas sebelah timur 141º BT melewati Merauke di Provinsi Papua. Memperhatikan letak astronomi tersebut, berarti Indonesia berada di daerah tropik, dimana jalur khatulistiwa melintasinya. Indonesia termasuk iklim tropik basah. Daerah-daerah di khatulistiwa mempunyai suhu tinggi, karena matahari bersinar 12 jam atau antara siang dan malam relatif sama panjangnya. Hal ini bermakna, Indonesia tidak mengenal empat musim seperti halnya daerah lintang tengah. Pada daerah-daerah khatulistiwa, curah hujan cukup banyak dan merata sepanjang tahun seperti di Pulau sumatera, Kalimantan, dan Papua, sehingga daerah ini tertutup hutan belantara dan terdapat beberapa sungai besar, dapat merupakan jalur transportasi yang penting. Indonesia terletak memanjang menurut garis lintang, ini berarti diperlukan beberapa daerah waktu. Perbedaan garis bujur Indonesia sebesar 46º (141º-95º), terdapat selisih waktu ± tiga jam. Berdasarkan Kepres RI Nomor 41 Tahun 1987, wilayah NKRI dipenggal menjadi tiga daerah waktu yaitu Waktu Indonesia Barat (WIB) yang meliputi seluruh Provinsi di Pulau Sumatera, Jawa-Madura, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah; Waktu Indonesia Tengah (WITENG): GMT + 8 jam yang meliputi Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur. Bali, NTB, NTT serta seluruh Provinsi di Pulau Sulawesi; dan Waktu Indonesia Timur (WIT): GMT + 9 jam dengan derajat tolok 135º BT, meliputi Maluku, dan Papua. Kedudukan suatu tempat terhadap daerah-daerah lain di sekitarnya, dinamakan letak geografis. Secara geografis, Indonesia diapit oleh dua benua ( Benua Asia dan Benua Australia) dan dua 5|P age
  • 6. sdmuhammadiyahbanjaran@yahoo.co.id samudera (Samudera Pasifik dan Samudera Hindia). Posisi Indonesia sangat strategis, berada di jalur perdagangan, lalu lintas laut, wisata dari barat ke timur. Posisi silang demikian, memberi ciri keterbukaan, membuka peluang menyusupnya unsur- unsur dari luar dengan segala macam pahamnya yang dapat mempengaruhi dan menipiskan identitas nasional dan integritas bangsa. Kita harus tetap waspada terhadap pengaruh dari luar yang tidak sesuai dengan ideologi NKRI, yaitu Pancasila. Berdasarkan posisi tersebut, juga dapat mempengaruhi iklim Indonesia. Indonesia beriklim musim, ditandai angin musim barat dan angin musim timur, yang menimbulkan musim hujan dan musim kemarau. Iklim semacam sesuai untuk tumbuhnya keanekaragaman tetumbuhan. Indonesia merupakan tempat pertemuan tiga deretan pegunungan di dunia. Pertama, deretan pegunungan Alpen-Banda atau Pegunungan Mediteran. Deretan pegunungan ini terbentang dari pegunungan Alpen di Eropa Barat melalui Pegunungan Himalaya, Arakan Yoma di Birma, Kepulauan Andaman, Sumatera, Jawa, Bali, Lombok, Sumbawa, Flores, Wetar, Damar, dan berakhir di Laut Banda. Kedua, deretan pegunungan Asia Timur. Pegunungan ini merupakan bagian dari Pegunungan Lingkar Pasifik. Deretan Pegunungan Asia Timur terbentang dari Jepang, Taiwan, Filipina, kemudian bercabang di Kalimantan (Pegunungan Muller dan Schwaner) dan Sulawesi (sepanjang Sulawesi Utara). Ketiga, deretan Pegunungan Lingkar Australia. Pegunungan ini terbentang dari Selandia Baru, melalui Pulau Kaledonia di sebelah timur Australia, bagian utara Papua Nugini dan Papua, berakhir di Pulau Halmahera. 1.1.1.2. Geologi Adanya interaksi tiga lempeng tektonik utama dunia, yaitu Lempeng Samudera Pasifik, Lempeng Samudera Hindia-Lempeng Benua Australia, serta Lempeng Benua-Eurasia, menyebabkan terjadinya berbagai peristiwa geologi yang spektakuler, seperti kegiatan magmatik dan terbentuknya zona-zona kegempaan yang tinggi, terbentuknya banyak pulau, dan pembentukan cekungan-cekungan sedimenter yang kaya akan berbagai potensi sumber daya mineral, serta pembentukan keanekaragaman bentuk lahan serta berkembangnya berbagai jenis tanah. Dunia telah terwujud sejak 4.500 tahun silam. Namun kepulauan Indonesia sudah terwujud kurang lebih 500.000 juta tahun yang lalu, setelah zaman es terakhir. Pada waktu itu Pulau Sumatera, Jawa, Kalimantan masih menjadi satu dengan Asia, dan Pulau Papua menjadi satu dengan daratan Australia. Setelah zaman es itu berakhir, es meleleh secara banyak di kedua kutub bumi. Permukaan air laut di seluruh dunia naik kurang lebih 60 meter. Sebagian daratan Asia bagian tenggara seakan- akan tenggelam dan terbentuklah Pulau Sumatera, Jawa dan Kalimantan. Sebagaian benua Australia bagian utara juga seakan-akan tenggelam dan terbentuklah Pulau Papua dan pulau-pulau sekitarnya. Ditengah-tengah, antara kedua kelompok pulau yang baru terbentuk itu, terdapat Pulau Sulawesi, Kepulauan Maluku dan Kepulauan Nusa Tenggara. Rangkaian pulau-pulau dari Sumatera hingga ke Papua sekarang menjadi Kepulauan Indonesia. Bumi terdiri dari lempeng-lempeng tektonik yang selalu bergerak. Pergerakan lempeng memungkinkan adanya pergeseran. Indonesia berada pada pertemuan tiga lempeng tektonik utama dunia, yaitu Eurasia (Asia), Hindia Australia dan lempeng Pasifik. Indonesia berada pada busur kepulauan (Santoso, 1993). Suatu busur kepulauan aktif merupakan suatu anomali di permukaan bumi, dengan ciri-ciri bentuk rangkaian kepulauan yang menerus, rangkaian gunung api aktif, palung laut pada arah lautan dan bentuk cawan mendatar pada arah kontinen, adanya anomali isostasi gravitasi, aktivitas seismik, pergerakan kerak bumi sedang berjalan. Aktivitas pada busur kepulauan tadi dengan sendirinya akan memberikan dampak yang positif seperti kesuburan tanah, kekayaan sumberdaya alam, keindahan alam, wujud pegunungan, gunung api, perbukitan, daratan dan dampak negatif seperti bencana alam gempa bumi, tsunami, letusan gunung api, gerak massa batuan atau tanah kepada manusia. 2.1.1.2. Geomorfologi. Wilayah darat Nusantara terdiri dari keanekaragaman bentuk lahan. Keanekaragaman bentuklahan tersebut terbentuk karena adanya proses endogenik, proses eksogenik, proses biogenik, dan proses antropogenik. Bentuk lahan struktural di Indonesia menyebabkan keanekaragaman pegunungan, dan perbukitan. Gunung api adalah suatu bentuk timbulan di permukaan bumi, yang pada umumnya berupa kerucut raksasa, kerucut terpancung, kubah atau bukit yang diakibatkan oleh penerobosan 6|P age
  • 7. sdmuhammadiyahbanjaran@yahoo.co.id magma ke muka bumi. Gunung api Nusantara didominasi oleh gunung api tipe strato, yaitu gunung api yang berbentuk seperti kerucut, material yang dikeluarkan pada waktu terjadi erupsi berselang-seling antara lava cair encer dan lava cair kental. Gunung api tipe ini makin lama akan makin bertambah tinggi. Pada waktu gunung api meletus, material yang dikeluarkan terdiri atas tiga jenis, yaitu material padat meliputi batu-batu besar, batu-batu kecil, kerikil dan pasir, debu atau abu vulkanis; material cair (lava cair); dan gas. Tidak selamanya gunung api itu aktif. Suatu ketika aliran magma dari batholith makin berkurang dan akhirnya terhenti sama sekali. Bila aliran lava terhenti maka gunung api itu dikatakan telah padam atau mati. Kadang-kadang sebuah gunung api seolah-olah tampak telah padam, karena kepundannya tersumbat oleh lava yang membeku sehingga fenomena vulkanisme tidak tampak. Padahal di dalam badan gunung api, aliran magma dan gas dari batolith masih terus berlangsung. Pada suatu saat bila tekanan gas dan magma sudah sedemikian kuat akan mampu mendorong dan melontarkan sumbat lava pada kepundan dengan dasyat dan tiba-tiba, sehingga terjadilah letusan gunung api yang sangat eksplosif. Letusan gunung api yang akan meletus biasanya mempunyai tanda-tanda alami sebagai berikut: suhu di sekitar kawah naik, banyak sumber air di sekitar gunung itu mengering. sering terjadi gempa vulkanik, dan banyak binatang yang menuruni lereng. Gunung api yang sudah kurang aktif, memiliki tanda-tanda yang disebut gejala post vulkanik yang berupa keluarnya berbagai jenis gas dan gejala lain. Daerah kerucut gunung api ditilik dari bahaya gunung api tergolong daerah bahaya I, daerah yang tidak dapat dihuni. Proses geomorfik pada lereng volkan yang utama adalah masswasting dan erosi.. Bagian tertentu dari lereng ini merupakan jalan keluar material yang bergerak dari bagian kerucut. Lereng gunung api sebagian besar termasuk daerah bahaya II, tidak boleh dipergunakan sebagai permukiman. Sedangkan pada kaki gunung api proses geomorfik yang terjadi adalah erosi, masswasting seperti aliran lahar. Daerah di sekitar saluran sungai utama merupakan daerah bahaya III. Gunung api membawa keuntungan, di samping kerugian. Keuntungan adanya gunung api antara lain: - Abu vulkanik yang dikeluarkan gunung api saat terjadi erupsi dapat menyuburkan tanah pertanian karena banyak mengandung unsur hara tanaman; - Material yang dikeluarkan gunung api saat terjadi letusan yang berupa pasir, kerikil, batu-batu besar, kesemuanya merupakan mineral industri yang dapat digunakan untuk bahan bangunan; - Gunung api terbentuk dari keluarnya magma dari dalam bumi, magma yang menuju permukaan bumi tersebut banyak membawa mineral logam, dan barang tambang lainnya, oleh karena itu di daerah pegunungan dan gunung api banyak diketemukan bahan tambang; - Adanya gunung api yang tinggi menyebabkan terjadinya hujan orografis, sehingga daerah itu menjadi daerah yang banyak hujan; dan - daerah yang bergunung api biasanya merupakan daerah tinggi, sehingga dapat dimanfaatkan sebagai daerah hutan, perkebunanan, dan daerah ekowisata. Kerugian adanya gunung api: - Gunung api pada waktu meletus mengeluarkan lava pijar, lava ini selanjutnya bergerak turun dari puncak gunung menuruni lereng dalam keadaan suhu yang sangat tinggi, sehingga lava pijar ini dapat menghanguskan apa saja yang dilaluinya baik manusia, hewan, dan tumbuhan; - Gunung api yang meletus juga mengeluarkan gas yang sangat panas, yang juga bergerak menuruni lereng, gas yang panas ini dapat membentuk awan panas, dan dapat menghanguskan apa saja yang dilaluinya, awan panas ini justru bergerak lebih cepat dari gerakan lava pijar, seperti awan panas Gunung Merapi; - pada gunung api yang puncaknya tidak ada danau kawah, pada saat terjadi letusan, lava pijar yang akan keluar akan bercampur dengan air yang terdapat di danau kawah, dan terbentuklah lahar panas. Bila lahar panas ini meluncur ke bawah menuruni lereng dengan cepat maka akan menghancurkan makhluk hidup yang dilaluinya; - Pada gunung api yang puncaknya tidak ada danau kawah, sering terjadi lava yang keluar dari lubang kepundan akan tertumpuk di puncak gunung, setelah selang beberapa waktu lava tersebut telah menjadi dingin tiba-tiba terguyur air hujan, lava yang telah dingin dan jenuh dengan air hujan tersebut akhirnya akan meluncur ke bawah berupa lahar dingin , yang berwujud aliran batu, kerikil dan pasir yang jenuh air meluncur ke bawah menuruni lereng akan merusak rumah, jembatan, manusia, hewan, tanaman dan sebagainya; - Gunung api yang tinggi dan berderet dapat membentuk daerah bayangan hujan, daerah semacam ini curah hujannya sedikit dan bersifat lebih kering, seperti Lembah Palu, Sulawesi Tengah; - Bila gunung api yang meletus itu terletak di bawah permukaan air laut, maka pada waktu terjadi letusan dapat menimbulkan tsunami yang menimbulkan gelombang hempasan pantai , akan menyeret penduduk yang ada di pantai , sepereti gelombang tsunami di Banten dan Lampung akibat letusan Gunung Krakatau (1883); dan 7|P age
  • 8. sdmuhammadiyahbanjaran@yahoo.co.id - Abu vulkanik di udara dari letusan gunung api dapat mengganggu penerbangan. Selain memiliki gunung api, Indonesia juga memiliki pantai.Pantai di Indonesia terdiri dari berbagai tipe, ada tipe pantai berundak, pantai struktural, pantai landai, pantai pulau-pulau karang, pantai berbatu dan pantai vulkanik. Wilayah daratan Indonesia juga tersusun dari bentuk lahan karst (pelarutan) yang terdiri dari batu gamping dan dolomit seluas 154.032 km², tersebar di beberapa pulau besar (Sumatera, Jawa, Kalimantan, Papua Barat serta Kepulauan Nusa Tenggara, Bali dan Maluku). Pada DAS di Indonesia berkembang keanekaragaman bentuk lahan asal proses fluvial, yaitu dasar sungai, erosi sungai, teras sungai, dataran alluvial, danau tapal kuda, tanggul alam sepanjang sungai, dataran banjir, kipas alluvial, delta, rawa air tawar, endapan danau, dan sebagainya. Selain bentuklahan asal proses fluvial wilayah daratan Indonesia dibentuk oleh proses denudasi (bentuklahan denudasional), meliput permukaan planasi (surface of planation), bukit sisa (residual hill), tekuk pada lereng (break of slope), kipas perombakan lereng (scree fan), tanah mengalir (earth flow), lumpur mengalir (mud flow), longsoran (landslides), penendatan (slumping), erosi lembar (sheet erosion), erosi alur (rill erosion), erosi lembar kecil (gully erosion). Keanekaragaman morfologi daratan Nusantara akan mempengaruhi pola pemukiman penduduk, ada yang mengikuti garis pantai, DAS, terpencar-pencar (daerah karst), sepanjang kaki gunung api, dan sebagainya. Pola permukiman tersebut masing-masing mempunyai masalah lingkungan fisik, lingkungan sosial, dan lingkungan binaan yang beranekaragam. 2.1.1.4. Pedologi dan Edapologi. Kajian mengenai proses-proses pembentukan tanah beserta faktor-faktor pembentuknya, klasifikasi tanah, survei tanah, dan cara-cara pengamatan tanah, dinamakan pedologi. Apabila tanah dipelajari dalam hubungannya dengan pertumbuhan tanaman disebut edapologi. Tanah merupakan tubuh alam, sebagai materi, dan sebagai faktor produksi. Sebagai tubuh alam, tanah dibentuk oleh proses-proses dan faktor-faktor pembentuk tertentu. Sebagai bahan atau materi tanah memiliki sifat-sifat tertentu (sifat fisika, sifat kimia, dan sifat biologi). Sebagai faktor produksi tanah memiliki produktivitas tertentu,nilai tertentu untuk kesejahteraan & kelangsungan hidup umat manusia. 2.1.1.5. Hidrologi Hidrologi mempelajari seluk beluk air, kejadian dan distribusinya, sifat alami, dan sifat kimiawinya, serta reaksinya terhadap kebutuhan manusia dan makhluk hidup lainnya (Sri Harto, 1993). Aliran air tawar atau payau yang mengalir melalui terusan alami yang kedua pinggirnya dibatasi oleh tanggul-tanggul alam selanjutnya bermuara di laut, danau atau saluran lainnya, dinamakan sungai. Sedangkan, sebuah kawasan yang dibatasi oleh pemisah topografik (punggung bukit) yang menampung, menyimpan, dan mengalirkan curah hujan yang jatuh di atasnya ke sungai utama yang bermuara di danau, atau laut, dinamakan daerah aliran sungai, disingkat DAS. Sungai-sungai besar di Indonesia banyak terdapat di pulau-pulau besar, yaitu Sumatera, Kalimantan, Jawa, dan Papua. Sungai-sungai ini bermata air di pegunungan dan mengalir ke laut sepanjang ratusan kilometer. Di Sulawesi, Maluku, Bali, NTB, NTT sungai-sungai pada umumnya pendek. Wilayah daratan pulau-pulau ini sempit dan tidak memiliki dataran rendah yang luas. Hanya sungai Konoweha di Sulawesi Tengah merupakan sungai yang agak panjang. Sumber air sungai di Indonesia umumnya adalah air hujan dan air tanah yang keluar sebagai mata air. Ada pula beberapa sungai yang bermata air pada danau, seperti sungai Asahan yang bersumber pada danau Toba dan sungai Komering pada danau Ranau. Cekungan luas di daratan yang kemudian digenangi air, dinamakan danau. Air danau umumnya berasal dari air hujan atau air tanah. Danau-danau di Indonesia terbentuk karena kegiatan gunung api, gerakan tektonik, dan dibuat manusia. Kegiatan gunung api di Indonesia menyebabkan terjadinya danau kawah (danau Kaldera dan danau maar). Danau kawah terbentuk apabila kawah gunung api yang mati terisi air hujan kemudian menjadi danau, karena batuan di dasar kawah tidak dapat ditembusi air. Danau kawah terdapat pada Gunung Kelud. Kawah yang sangat luas dan dalam disebut kaldera. Danau Batur di Bali dan Segara Anak di Lombok adalah contoh danau kaldera. Danau maar berasal dari lubang besar yang timbul akibat letusan gas yang hebat di dalam bumi. Bila lubang atau maar ini memotong permukaan tanah, maka ia terisi air dan terbentuk danau maar. Danau maar terdapat di sekitar gunung Lamongan, yaitu ranu Klakah, dan gunung Simeru, yaitu ranu Bendali dan 8|P age
  • 9. sdmuhammadiyahbanjaran@yahoo.co.id ranu Gumbolo. Gerakan tektonik dapat mengakibatkan sebagian permukaan bumi mengalami penurunan atau terban, sehingga terbentuk cekungan, yang kemudian dan menjadi danau. Danau tektonik banyak dijumpai di Sumatera (Toba, Singkarak, Ranau) dan Sulawesi (Towuti, Matana, Poso). Di Jawa dan Kalimantan banyak dibuat danau buatan atau waduk dengan tujuan untuk menampung air sungai yang sering banjir, irigasi, pembangkit tenaga listrik atau untuk kebutuhan air domestik. Waduk-waduk yang besar antara lain waduk Jatiluhur, Gadjahmungkur, Karangkates, dan Riam Kanan. Danau dimanfaatkan juga sebagai tempat pemeliharaan ikan, mempertahankan air tanah sekitarnya, wisata, olahraga dan lalu lintas. Pada beberapa muara sungai besar di Sumatera, Papua, Kalimantan, dan beberapa tempat di Sulawesi banyak dijumpai rawa-rawa luas. Sebagian rawa-rawa ini terpengaruh oleh pasang-surut air sungai terdekat, sehingga air tawar itu bergerak, dan terjadi pergantian air, tetapi ada juga rawa yang tergenang. Air rawa yang tergenang umumnya masam, dasarnya terdiri dari lapisan gambut yang tebal. Pada bagian rawa yang mendapat pengaruh pasut derajat keasamannya lebih rendah. Biogeografi mempelajari pola-pola persebaran hewan dan tumbuhan pada permukaan bumi serta proses-proses yang menyebabkannya. Biogeografi meliputi Fitogeografi (Geografi Tumbuhan), mempelajari pola-pola persebaran tetumbuhan pada permukaan bumi serta proses-proses yang menyebabkannya; dan Zoogeografi (Geografi Hewan), mempelajari pola-pola persebaran hewan pada permukaan bumi serta proses-proses yang menyebabkannya. Persebaran flora Nusantara dapat diklasifikasikan ke dalam Tiga Kawasan, yaitu Kawasan Barat Nusantara, Kawasan Tengah Nusantara, dan Kawasan Timur Nusantara (Ruhimat, 2006). Flora Kawasan Barat Nusantara memiliki banyak persamaan dengan keadaan flora Asia pada umumnya. Oleh karena itu, Flora Kawasan Barat Nusantara sering pula dinamakan Flora Asiatis. Faktor terjadinya kesamaan tersebut disebabkan oleh proses geologi, di mana pada masa lalu wilayah barat Nusantara pernah besatu dengan benua Asia. Fauna yang terdapat di kwasan barat Indonesia (Sumatera, Jawa, Kalimantan, Bali) memperlihatkan kesamaan dengan fauna Asia (Asiatis). Pada kawasan banyak terdapat hewan menyusui yang besar seperti gajah, harimau , banteng, badak, tapir dan sebagainya. Flora Kawasan Tengah Nusantara, merupakan flora khas Indonesia. Pada kawasan tengah Indonesia yaitu Sulawesi, Maluku dan seluruh Nusa Tenggara, terdapat jenis-jenis hewan yang tidak dijumpai di kawasan barat maupun di kawasan timur Indonesia. Anoa dan babi rusa hanya tersebar di Sulawesi, dan biawak Komodo hanya ditemukan di Pulau Komodo Nusa Tenggara Timur. Flora Kawasan Timur Nusantara memiliki persamaan dengan wilayah Australia sehingga sering dinamakan flora Australis. Sebagian besar flora kawasan timur Indonesia terdapat di Pulau Papua. Jenis-jenis hewan berkantung, seperti kanguru, dan aneka jenis burung dijumpai di daerah ini. Kanguru pohon yang terdapat di Irian Jaya terdapat juga di Australia. Burung cendrawasih dijumpai di Irian Jaya, Papua Nugini dan Australia. Daerah fauna bagian timur ini dipisahkan dari bagian tengah dengan garis Weber. Umumnya hewan tersebar secara terbatas pada daerah tertentu karena adanya berbagai barrier dan atau karena sejarah tempat asalnya pada zaman dahulu. Unit atau satuan terbesar distribusi hewan secara spasial, disebut wilayah penyebaran hewan. Wilayah penyebaran merupakan daerah terutama ditentukan kondisi zaman lalu dan hubungannya masa kini dengan benua satu dengan lainnya. Setiap wilayah penyebaran dibagi lagi menjadi wilayah-wilayah penyebaran yang lebih sempit lagi, yang disebut subwilayah. 2.1.1.6. Oseanografi Oseanografi memfokuskan diri dalam kajian aspek geologi, fisika, kimia, dan biologi kelautan. Paparan Sunda merupakan paparan benua dengan luas 1,8 juta km², paparan terluas di dunia. Paparan ini menghubungkan pulau-pulau Jawa, Kalimantan, dan Sumatera dengan daratan Asia, dan meliputi antara lain Laut Cina, Teluk Thailand, selat Malaka dan Laut Jawa. Dahulu kala paparan Sunda yang dangkal itu merupakan daratan yang utuh menyatu dengan Jawa, Kalimantan, Sumatera dan daratan Asia. Bekas-bekasnya masih bisa ditelusuri di dasar laut dengan menggunakan alat perum gema (echo sounder). Pada paparan ini misalnya terdapat jejak dua sistem aliran sungai yang kini terbenam dalam laut (drowned river system), masing-masing disebut sungai Sunda Utara dan sungai Sunda Selatan (Sistem Sungai Molenggraf). Sungai Sunda Utara daerah hulunya di Sumatera dan Kalimantan Barat dan Kalimantan selatan dengan muara di Selat Makasar. Lembah sungai yang terbenam ini sebagian sudah terimbun dengan muara di Selat Makasar. Bukti lain adalah adanya persamaan jenis ikan air tawar di sungai-sungai pesisir timur Sumatera dengan yang ada di pesisir barat Kalimantan sekarang. Padahal antara pesisir barat timur Kalimantan tidak dijumpai hal demikian. 9|P age
  • 10. sdmuhammadiyahbanjaran@yahoo.co.id Sebelah utara Australia terhampar paparan Sahul, dengan luas 1,5 juta km², dirinci Paparan Arafura 930.000 km², dan paparan Sahul dan paparan Rowley masing-masing 300.000 km². Paparan Arafuru mempunyai kedalaman 30-90 m. Pada paparan ini terdapat Kepulauan Aru, terdiri dari lima pulau yang masing-masing disatukan oleh selat-selat sempit seperti sungai, dengan dasar lebih dalam dari dasar paparan sekitarnya. Sebuah punggung yang tak terlampaui jelas terdapat memanjang mulai dari Aru ke arah timur yang dikenal sebagai Punggung Marauke (Marauke Rise). Agak ke selatannya terdapat suatu saluran yang agak dalam dengan arah barat-timur menuju Selat Torres. Selat ini banyak ditumbuhi karang dengan perairan dangkal di sekitarnya (sampai 12 m) hingga pertukaran massa air dengan Samudera Pasifik lewat selat ini kurang berarti. Pada kala Plistosin, ketika permukaan laut masih rendah. Kepulauan Aru dan Kepulauan Kai tidak pernah ada hubungan semacam ini meskipun jaraknya lebih dekat. Ini disebabkan karena di antara kedua Kepulauan ini terdapat pengahalang berupa basin Aru (> 3.000 m). Perairan laut dalam yang terletak di antara Paparan Sunda dan Paparan Sahul, mempunyai topografi yang kompleks dengan berbagai bentuk basin dan palung. Basin Banda Selatan merupakan cekungan dengan dasar yang mendatar dan luas pada kedalaman kira-kira 4.700 m, dan sisinya curam. Pada basin ini, hanya ada satu elevasi yang menonjol yakni palung Gunung api. Pulau kecil ini, yang tingginya hanya 288 m dpa,merupakan puncak dari sebuah gunung api besar yang duduk di dasar laut pada kedalaman 4.000-5.000 m. Palung Weber merupakan bagian terdalam di perairan Indonesia. Kedalaman maksimumnya 7.440 m yang berarti ± 1,5 kali puncak gunung tertinggi di Indonesia (Puncak Jaya Wijaya di Papua 5.030 m). Dasar palung ini luas dan hampir mendatar serta dibatsi oleh lereng yang curam. Palung Weber diapit oleh dua punggung dan deretan pulau-pulau yang letaknya merupakan busur dan dikenal sebagai Busur Banda Luar. Busur Banda Dalam merupakan lanjutan rangkaian pulau-pulau dari Sumatera-Jawa-Bali-NTB-sebagian NTT yang kemudian melengkung berupa busur melewati pulau- pulau Wetar, Damar, Manuk, Banda hingga ke Seram. Sedangkan Busur Banda Luar merupakan lanjutan dari suatu punggung bawah laut yang memisahkan Palung Bali dengan Palung Jawa (di Selatan Jawa) yang melanjut melalui pulau-pulau Sawu, Rote, Timor, dan dari sini membentuk busur luar yang kurang lebih sejajar dengan busur dalam. Pada busur luar inilah terdapat deretan pulau-pulau Babar, Tanimbar, Kai, dan berakhir di Seram. Dengan adanya sistem dua busur ganda ini yang diselang-selingi oleh palung-palung dalam maka relief dasar laut akan memberikan gambaran yang bergelombang. Sedimen marin pada dasar Laut Banda umumnya terdiri dari endapan-endapan Lumpur asal daratan (terrigenous mud), Lumpur vulkanik, dan selut (ooze) Globigerina, sedimen lembut terdiri dari kerangka-kerangka hewan Globigerina (bangsa Foraminifera) yang mengandung kapur. Pada basin Banda Selatan selut Globigerina ini terdapat pada kedalaman < 3.000 m. Basin besar Indo-Australia terletak di sebelah barat dan selatan Sumatera dan Jawa. Basin besar ini dibagi atas beberapa basin yang lebih kecil. Bentuk tertentu di dekat Perairan Indonesia yang erat hubungannya dengan formasi daratan ialah adanya dua palung memanjang dan sejajar pantai barat Sumatera, melanjut ke pantai selatan Jawa dan Nusa Tenggara. Palung yang terletak sebelah luar dengan kedalaman maksimum 7.450 m dikenal sebagai palung Jawa, sedangkan palung yang terletak lebih dekat ke pantai dan lebih dangkal (kedalaman maksimum 5.100 m) disebut Palung Bali. Kedua system palung ini sering disebut Palung Ganda Sunda (Sunda Double Trench). Sistem ganda ini tidak hanya terbatas di sebelah selatan Sumbawa, Bali, dan Jawa saja melainkan terus melanjut hingga ke sebelah barat daya Sumatera. Ada beberapa pulau, beberapa diantaranya cukup besar (Kepulauan Mentawai), terdapat pada punggung yang memisahkan kedua palung ini. Palung-palung ini menjadi makin dangkal ke arah utara, yang sebelah dalam disebut juga Palung Mentawai. Sebelah utara Aceh terdapat Laut Andaman yang dasarnya berupa basin dengan kedalaman maksimum 4.360 m. Basin ini di sebelah baratnya dibatasi oleh sebuah punggung yang di beberapa tempat mencuat membentuk rangkaian pulau-pula Nikobar dan Andaman dengan Samudera Hindia terletak antara Sumatera dan Nikobar dengan kedalaman 1.800-2.000 m. Suhu air laut pada permukaan perairan laut di Indonesia umumnya berkisar antara 28º-31º C. Pada lokasi umbalan (upwelling) misalnya di Laut Banda suhu air permukan bisa turun sampai 25º C. Suhu dekat pantai biasanya sedikit lebih tinggi daripada didaerah lepas pantai. Pada goba (lagoon) yang dangkal atau dikobakan air yang terperangkap karena air surut, terjadi suhu panas disiang hari, kadang-kadang dapat mencapai lebih dari 35°C. suhu air cukup panas tentu bisa dijumpai didepan pelimbahan industri atau pembangkit listrik yang membuang bekas air pendinginnya ke laut. Di depan intalasi LNG Bontang ( Kaltim ), bisa keluar kelaut lidah air dengan suhu sekitar 37°C. Sebaran suhu 10 | P a g e
  • 11. sdmuhammadiyahbanjaran@yahoo.co.id secara vertikal diperairan laut Indonesia terdiri dari lapisan hangat, lapisan termoklin, dan lapisan dingin. Arus laut di perairan Indonesia dipengaruhi oleh angin musim (arus musim). Arus musim ini berganti arahnya tiap setengah tahun. Pasang dan surutnya air laut dapat menimbulkan arus pada selat-selat yang sempit sepeti di selat Sape, Alas, Lombok dan sebagainya. Pasang surut (pasut) adalah proses naik turunnya paras laut secara hampir periodik atau berkala karena gaya tarik benda-benda angkasa terutama matahari dan bulan terhadap bumi. Naik turunnya paras laut terjadi sekali sehari (pasut tunggal), atau dua kali sehari (pasut ganda). Sedangkan pasut yang berperilaku diantara keduanya disebut sebagai pasut campuran. Wilayah perairan laut Indonesia memiliki keanekaragaman hayati laut seperti berbagai jenis terumbu karang, hutan mangrove, rumput laut, padang lamun, berbagai jenis ikan (demersal dan pelagik). Perairan laut Indonesia kaya akan udang dan kelomang, moluska, teritp, kepiting, echinodermata, cucut dan pari, banding, lemuru, teri, sembilang, julung-julung, pisau-pisau dan tangkur, kakap, kerapu, ikan merah, giru, betook laut, ikan sumpit, ikan leweri, kepe-kepe, beronang dan butane, lepu, gelodok, kuro, alu-alu, belanak, laying, selar, kuweh, bawal dan aji-aji, peperek, tuna, cakalang, tongkol, kembung, tenggiri, gemih, dan layur, setuhuk, ikan layar, todak, ikan sebelah, dan ikan lidah, buntel dan kebeku, penyu, ular laut, burung laut, duyung, lumba-lumba, dan ikan paus. Perairan laut Indonesia juga kaya sumberdaya mineral, logam, minyak lepas pantai dan sebagainya. 2.1.2. Aspek Manusia 2.1.2.1. Kependudukan Menurut Sensus Penduduk tahun 1990 jumlah penduduk Indonesia sebanyak 179.321.641 jiwa, meningkat menjadi 203.456.005 jiwa pada Sensus Penduduk tahun 2000. Pada tahun 2005 jumlah penduduk Indonesia mencapai 225,7 juta jiwa. Pertumbuhan rata-rata per tahun penduduk Indonesia selama periode 1990-2000 adalah 1,61 %, kemudian periode 2000-2005 turun menjadi 1,40 %. Diproyeksikan periode 2005-2010 pertumbuhan penduduk Indonesia akan turun menjadi 1,07 persen dan 2010-2020 akan turun lagi menjadi 0,68 persen. Penurunan pertumbuhan penduduk dalam dasawarsa terakhir berkaitan dengan penurunan angka fertilitas, maka terjadinya penurunan mortalitas di Indonesia tidak akan memberikan dampak pada pertumbuhan penduduk. Persebaran dan kepadatan penduduk secara spasial tidak merata dan tidak sama. Konsentrasi penduduk hinga saat ini masih di Pulau Jawa. Hal ini terkait dengan aspek fisik wilayah, ekonomi, dan politik. Kepadatan penduduk Pulau Jawa tahun 2000 adalah 904 orang per kilometer persegi. Kepadatan penduduk yang tinggi akan berpengaruh terhadap lingkungan fisik, sosial dan lingkungan binaan. Pengaruhnya terhadap lingkungan sosial, misalnya akan menimbulkan kesulitan memenuhi kebutuhan hidup, terjadinya kerawanan sosial, lunturnya nilai-nilai sosial, munculnya masalah-masalah pendidikan, kesehatan masyarakat, dan rasa aman. Pengaruhnya terhadap lingkungan fisik antara lain makin sempinya lahan produktif untuk pertanian, terjadinya banjir pada musim hujan, kerusan hutan, kekeringan pada musim kemarau, terjadi pencemaran lingkungan. Angka kematian bayi di Indonesia mengalami penurunan dari 142 per 1.000 kelahiran menjelang tahun 1971 menjadi 70 per 1.000 kelahiran menjelang tahun 1990, dan menjelang tahun 2000 turun menjadi 66 per 1.000 kelahiran. Angka urbanisasi (proporsi yang tinggal di perkotaan) terus meningkat. Penduduk yang tinggal di daerah perkotaan naik dari 22,4 % pada tahun 1980 menjadi 30,9 % tahun 1990 dan meningkat lagi menjadi 35 % pada tahun 1995 (Tjiptoherijanto, 1998). Ananta (1997) memproyeksikan bahwa penduduk Indonesia tinggal di perkotaan meningkat menjadi 46 % pada tahun 2005 dan 55,2 % pada tahun 2020. Perekonomian Indonesia akan makin diwarnai dengan perekonomian perkotaan. Tjiptoherijanto (1998) berpendapat, pola migrasi di Indonesia belum mengalami perubahan dengan arus migrasi masih berada di sekitar Pulau Jawa dan Sumatera. Migrasi keluar dari Pulau Jawa terbanyak masuk ke Pulau Sumatera. Demikian juga migrasi keluar dari Pulau Sumatera terbanyak masuk ke Pulau Jawa. Demikian juga migrasi keluar dari pulau-pulau di Kawasan Timur Indonesia seperti Kalimantan, Papua, Maluku, kebanyakan masuk ke Pulau Jawa. Gambaran tersebut memperlihatkan bahwa pola migrasi di Indonesia belum mampu mendorong pembangunan sumberdaya manusia secara merata di seluruh kawasan Indonesia. Ada kecenderungan migrasi internal yang terjadi justru berdampak negatif pada pembangunan daerah di luar Pulau Jawa. Tenaga kerja terdidik dari luar Pulau Jawa pada umumnya pindah ke Pulau Jawa terutama ke DKI Jakarta dan Jawa Barat. Sebaliknya penduduk yang pindah ke luar Pulau Jawa pada umumnya memiliki tingkat pendidikan yang relatif lebih rendah. Kurangnya kesempatan kerja terdidik 11 | P a g e
  • 12. sdmuhammadiyahbanjaran@yahoo.co.id dari Pulau Jawa enggan pindah ke luar Pulau Jawa. Selain itu terpusatnya kegiatan ekonomi, pendidikanm dan politik di Pulau Jawa juga memberikan pengaruh pada pola perpindahan penduduk tersebut. Pada umumnya migran di Indonesia yang berasal dari daerah pedesaan dan bekerja di daerah perkotaan tidak memanfaatkan hasil kerja mereka di daerah tujuan, namun dikembalikan ke daerah asal dalam bentuk pengiriman uang. Oleh karena itu, jika dilihat sepintas maka tingkat kehidupan mereka di daerah perkotaan dapat dikatakan berada pada garis batas kemiskinan. Sedangkan sebenarnya pendapatan yang mereka peroleh tersebut dikirimkan ke kampung halaman. Hal yang hampir sama juga dilakukan oleh para tenaga kerja Indonesia yang mencari nafkah di luar negeri. Selain keuntungan secara ekonomis, migrasi penduduk juga berperan meningkatkan kemampuan dan mutu sumber daya manusia. Umumnya migrasi berasal dari daerah yang kurang berkembang menuju ke daerah yang lebih berkembang. Pengalihan pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh di daerah tujuan dapat dimanfaatkan jika migran tersebut kembali ke daerah asalnya. Telah terjadi pengalihan keterampilan secara langsung dan tanpa pengeluaran biaya. Secara teoritis, para pekerja di luar negeri (TKI) dapat memberikan sumbangan positif pada pengembangan teknologi di Negara asalnya, paling tidak karena tiga alasan utama. Pertama, mereka memperoleh pengalaman baru mengenai cara pengelolaan organisasi dan disiplin kerja. Kedua, memperoleh pengalaman, keterampilan penggunaan teknologi baru, dan biasanya canggih yang belum tersedia di Negara asalnya. Ketiga, semua pengalaman itu gratis, artinya justru negara penerima yang membayar proses belajar itu dan bahkan masih ditambah balas jasa yang diterima pekerja migran tersebut. 2.1.2.2. Aktivitas Ekonomi Sebagian besar penduduk Indonesia pada tahun 2005 berdiam di daerah pedesaan, dengan menggantungkan hidup pada sektor pertanian (tanaman pangan, tanaman perkebunan, perikanan, peternakan, dan kehutanan). Usaha tani tanaman pangan dikembangkan dalam bentuk ladang, tegalan, sawah. Jenis tanaman yang dibudidayakan pada usaha tani tanaman pangan adalah padi dan nonpadi. Dalam rangka mengimbangi pertambahan penduduk, dan mengimbangi kebutuhan masyarakat akan pangan, dilakukan usaha peningkatan produksi usahatani tanaman pangan melalui usaha intensifikasi, ekstensifikasi, diversifikasi, dan rehabilitasi usaha tani tanaman pangan dilaksanakan secara terpadu, serasi, dan merata disesuaikan dengan kondisi tanah, air, iklim, dengan tetap memelihara kelestarian kemampuan sumberdaya alam dan lingkungan hidup serta memperhatikan pola kehidupan masyarakat setempat yang terus berubah. Aktivitas subsektor perkebunan mencakup perkebunan rakyat, perkebunan besar swasta, dan perebunan besar diusahakan oleh Perusahan Negara Pekebunan (PNK). Usaha perikanan dan peternakan juga dinggap cocok dilakukan di Indonesia dan dapat meningkatkan ekonomi penduduk Indonesia. 2.1.2.3. Aktivitas Sosial Manusia pada hakekatnya adalah makhluk sosial. Manusia harus berusaha untuk ikut bertanggung jawab atas kehidupan orang lain. Masyarakat Indonesia dipandang sebagai sistem sosial yang terpadu dan utuh, masing-masing komponen yang ada di dalamnya saling mempengaruhi dan menununjukkan fungsi yang saling terkait. Dalam kehidupan bersama, manusia Indonesia selalu berupaya menciptakan relasi sosial yang harmonis dan human dalam jaringan struktur sosio-kultural yang ada. Dalam interaksi sosial manusia Indonesia melakukan hubungan sosial yang dinamis, baik hubungan antarindividu, antarkelompok dan hubungan antara individu dengan kelompok. Dalam aktivitas sosial manusia Indonesia selalu mengakomodasi pranata-pranata sosial dan lembaga-lembaga sosial. Organisasi yang bertujuan memenuhi suatu kebutuhan dalam berbagai aspek kehidupan, disebut pranata sosial, yang meliputi pranata yang bertujuan memenuhi kebutuhan kehidupan kekerabatan, pranata yang bertujuan memenuhi kebutuhan ekonomi, pranata yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan pendidikan, pranata yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan ilmiah manusia, pranata untuk memenuhi kebutuhan keagamaan, pranata yang bertujuan memenuhi kebutuhan manusia untuk mengatur kehidupan bernegara, pranata yang bertujuan mengurus kebutuhan jasmaniah manusia. Bentuk badan-badan yang mengorganisasi yang melakukan aktivitas- aktivitas kemasyarakatan, disebut lembaga sosial atau lembaga kemasyarakatan. Kelembagaan di Indonesia meliputi lembaga kenegaraan, lembaga keagamaan, lembaga swadaya masyarakat, lembaga kesenian dan sebaginya. 2.1.2.4. Aktivitas Budaya 12 | P a g e
  • 13. sdmuhammadiyahbanjaran@yahoo.co.id Manusia Indonesia mempunyai referensi yang dibanggakan, yaitu kebudayaan nasional Indonesia. Kebudayaan Nasional Indonesia adalah totalitas nilai-nilai, gagasan-gagasan, dan perilaku manusia Indonesia serta hasil fisiknya, baik yang tradisional maupun ciptaan masa kini, yang semuanya terintegrasi secara selaras dan bermakna dalam nasional Indonesia yang dinamis (Koentjaraningrat, 1992). Ada tiga hal dalam kebudayaan nasional yang dibanggakan, yaitu: (1) adanya satu bahasa nasional, yaitu bahasa Indonesia yang jarang dimiliki Negara multietnik lain, (2). adanya toleransi yang tinggi terhadap kebudayaan suku bangsa lain, yang memudahkan bangsa Indonesia yang terdiri dari ratusan suku bangsa, dengan kebudayaan, bahasa, agama dan kepercayaan yang berbeda dapat bersatu, (3). Hasil-hasil karya seni, terutama yang tradisional, banyak yang indah dan bermutu tinggi. Selain kebudayaan nasional Indonesia, ada kebudayaan-kebudayaan daerah yang dibanggakan masing-masing anggota pendukung kebudayaan daerah tersebut. Ada kebudayaan Papua, Ambon, Minang, Aceh, Jawa, Sunda, Batak, Toraja, Bugis, Makassar, Madura, Dayak, Sasak, Bali, dan kebudayaan daerah lainnya. 2.2. Hubungan Sejarah Kenampakan Alam dengan Keragaman Sosial Budaya Kebudayaan seperti yang dikemukakan oleh Koentjaraningrat merupakan keseluruhan gagasan dan karya manusia yang harus dibiasakan dengan belajar beserta keseluruhan dari hasil budi dan karyanya itu. Oleh karena itu, kebudayaan menyangkut hal yang sangat luas, antara lain bahasa, sistem teknologi, sistem mata pencaharian hidup atau ekonomi, organisasi sosial, sistem pengetahuan, kesenian, dan religi. Keragaman sosial budaya mencakup keragaman RAS, Etnik, dan Agama Nusantara. Masyarakat Indonesia adalah masyarakat majemuk. Ada beberapa faktor yang menyebabkan terbentuknya kemajemukan masyarakat Indonesia. Pertama, faktor bentuk fisik wilayah Indonesia yang berbentuk kepulauan. Seperti yang telah dikemukakan pada paparan sebelumnya, faktor ini merupakan faktor yang sangat besar pengaruhnya terhadap terciptanya pluralitas etnik di Indonesia. Ketika nenek moyang bangsa kita yang sekarang ini mula-mula sekali datang secara bergelombang sebagai emigran dari daerah Yunan pada kira-kira 2.000 tahun Sebelum Masehi, bentuk kepulauan ini memaksa mereka untuk harus tinggal menetap di daerah yang terpisah-pisah satu dengan yang lain. Isolasi yang demikian kemudian hari mengakibatkan penduduk yang menempati setiap pulau atau sebagian dari suatu pulau di Nusantara ini tumbuh menjadi kesatuan etnik yang sedikit banyak terisoalasi dari kesatuan etnik yang lain. Tiap kesatuan etnik ini terdiri dari sejumlah orang yang dipersatukan oleh ikatan-ikatan emosional, serta memandang diri mereka masing-masing sebagai suatu jenis tersendiri. Dengan perkecualian yang sangat kecil mereka pada umumnya memiliki bahasa dan warisan kebudayaan yang sama. Lebih dari pada itu, mereka biasanya mengembangkan kepercayaan bahwa mereka memiliki asal-usul dan keturunan yang sama, suatu kepercayaan yang sering kali didukung oleh mitos-mitos yang hidup dalam masyarakat. Hildred Geertz, misalnya menyebutkan ada lebih dari 300 suku bangsa di Indonesia, masing- masing dengan bahasa dan identitas kultur yang berbeda-beda. Skiner menyebut ada lebih dari 35 suku bangsa di Indonesia, masing-masing dengan bahasa dan adat yang tidak sama. Faktor kedua yang menyebabkan kemajemukan masyarakat Indonesia adalah kenyataan bahwa Indonesia terletak di antara samudera Hindia dan samudera Pasifik. Karena Indonesia terletak di tengah-tengah lalu lintas perdagangan laut melalui para pedagang asing. Pengaruh yang pertama kali menyentuh masyarakat Indonesia yaitu berupa pengaruh kebudayaan Hindu dan Budha dari India sejak 400 tahun sebelum Masehi. Hindunisme dan Budhanisme, pada waktu itu tersebar meliputi daerah yang cukup luas di Indonesia, serta lebur bersama-sama dengan kebudayaan asli yang telah hidup sebelum itu. Namun demikian terutama di pulau Jawa dan pulau Bali pengaruh agama Hindu dan Budha itu tertanam dengan kuatnya hingga saat ini. Pengaruh kebudayaan Islam mulai memasuki masyarakat Indonesia sejak abad ke-13 akan tetapi baru benar-benar mengalami proses penyebaran yang meluas sepanjang abad ke-15. Pengaruh agama Islam terutama memperoleh tanah tempat berpijak yang kokoh di daerah-daerah dimana pengaruh agama Hindu dan Budha tidak cukup kuat. Di daerah Jawa tengah dan Jawa Timur dimana pengaruh agama Hindu dan Budha telah tertanam kuat, sesuatu kepercayaan keagamaan yang bersifat syncretic dianut oleh sejumlah besar penduduk di kedua daerah tersebut, dimana kepercayaan animisme dan dinamisme bercampur dengan kepercayaan agama Hindu, Budha dan Islam. Pengaruh reformasi agama Islam yang memasuki Indonesia pada permulaan abad ke-17 dan terutama pada 13 | P a g e
  • 14. sdmuhammadiyahbanjaran@yahoo.co.id akhir abad ke-19 itupun berhasil merubah keadaan tersebut, kecuali memperkuat pengaruh agam Islam di daerah-daerah yang sebelumnya memang telah merupakan daerah pengaruh agama Islam. Sementara itu, Bali masih tetap merupakan daerah pengaruh agama Hindu. Pengaruh kebudayaan barat mulai memasuki masyarakat kita melalui kedatangan bangsa Portugis pada permulaan abad ke-16. kedatangan mereka ke Indonesia terarik oleh kekayaan rempah- rempah di Kepulauaan Maluku, suatu jenis komoditas perdagangan yang sedang laku keras di Eropa pada waktu itu. Kegiatan missionaris yang menyertai kegitan perdagangan mereka, dengan segera berhasil menanamkan agama Katholik di daerah tersebut. Ketika bangsa Belanda berhasil mendesak bangsa Portugis keluar dari daerah tersebut pada kira-kira tahun 1.600-an, maka pengaruh agama Katholikpun segera digantikan pula oleh pengaruh Protestan. Namun demikian, sikap bangsa Belanda yang lebih lunak didalam soal agama jikalau dibandingkan dengan bangsa Portugis telah mengakibatkan pengaruh agama Protestan hanya mampu memasuki daerah-daerah sebelumnya tidak cukup kuat dipengaruhi oleh agama Islam dan agama Hindu, sekalipun bangsa Belanda berhasil menanamkan kekusaan politiknya tidak kurang dari 350 tahun lamanya di Indonesia. Kondisi iklim yang berbeda-beda dan struktur tanah yang tidak sama di antara berbagai daerah di kepulauan Nusantara ini, merupakan faktor yang menciptakan pluralitas regional di Indonesia. perbedaan curah hujan dan kesuburan tanah merupakan kondisi yang menciptakan dua macam lingkungan ekologis yang berbeda di Indonesia, yaitu daerah pertanian sawah yang terutama banyak dijumpai di pulau Jawa dan Bali dan masyarakat pertanian lahan kering yang banyak kita jumpai di luar pulau Jawa. Perbedaan lingkungan ekologis tersebut menjadi sebab bagi terjadinya kontras antara Jawa dan luar Jawa di dalam bidang kependudukan, ekonomi, sosial dan budaya serta politik. Sementara itu dimensi vertikal struktur masyarakat Indonesia yang semakin penting artinya dari waktu ke waktu, dapat kita saksikan dalam bentuk semakin tumbuhnya polarisasi sosial berdasarkan kekuatan politik dan kekayaan. Dengan semakin meluasnya pertumbuhan sektor ekonomi modern beserta organisasi administrasi nasional yang mengikutinya, maka kontras pelapisan sosial antara sejumlah besar orang-orang secara ekonomis dan politis berposisi lemah pada lapisan bawah, dan sejumlah kecil orang-orang yang relatif kaya dan berkuasa pada lapisan atas menjadi semakin mengeras. Pengelompokan masyarakat yang demikian membawa akibat yang luas dan mendalam di dalam seluruh pola hubungan-hubungan sosial di dalam masyarakat Indonesia seperti di dalam hubungan politik, ekonomi, hukum, kekeluargaan dan sebagainya. Struktur masyarakat Indonesia sebagaimana yang diuraikan menimbulkan persoalan tentang bagaimana masyarakat Indonesia terintegrasi pada tingkat nasional. Persoalan tentang bagaimana masyarakat Indonesia terintrgrasi secara horizontal, sementara stratifikasi sosial sebagaimana yang diwujudkan oleh masyarakat Indonesia akan memberi bentuk pada integrasi nasioanal yang bersifat vertikal. Manusia Indonesia mempunyai referensi yang dibanggakan, yaitu kebudayaan nasional Indonesia. Kebudayaan dari berbagai suku bangsa di Indonesia menjadi sub-sub kebudayaan atau bagian-bagian dari kebudayaan nasional Indonesia. Fakta menunjukan bahwa bangsa Indonesia mempunyai penduduk yang terdiri dari banyak suku bangsa (etnik), bahasa, dan kebudayaan serta agama berbeda yang tersebar di hamparan kepulauan dari Sabang sampai Merauke. Masyarakat Indonesia adalah masyarakat beragama. Beragama berarti berusaha terus-menerus untuk menyempurnakan diri, menghindari segala yang tidak harmonis dengan cinta kasih kepada Tuhan Yang Maha Esa dan kepada sesama serta kepada alam lingkungan sekitarnya. Kebinekaan agama (Islam, Protestan, Hindu, Budha, Katolik, Konghuchu dan Aliran Kepercayaan Kepada Tuhan Yang Maha Esa) merupakan kenyataan hidup dalam masyarakat Indonesia. Setiap agama itu mempunyai ajaran dan cara mengungkapkan diri yang berbeda dalam kehidupan konkret, namun semuanya mempunyai satu tujuan, yakni mau membimbing dan menuntun manusia kepada keselamatan, lewat ajarannya tentang kebenaran, keadilan dan cinta kasih. Setiap agama melalui doktrin imannya, tidak pernah membenarkan dan mengamini setiap perbuatan dan tindakan manusia yang dapat merugikan dan menghancurkan kehidupan sesama dan lingkungannya. Dalam hubungan dengan lingkungan sekitar, setiap agama mengajarkan agar manusia senantiasa berusaha mengolah, menjaga, dan memelihara kelestariannya, bukan mengeksploitasi dan merusakannya. Di tengah kemajemukan kehidupan beragama di tanah air tercinta ini, para warga negara dituntut untuk terlibat secara aktif dalam setiap kehidupan berbangsa, bernegara, dan bermasyarakat. Masyarakat Indonesia terdiri dari berbagai etnik, seperti Papua, Maluku, Toraja, Bugis, Makasar, Dayak, Madura, Jawa, Sunda, Betawi, Batak, Aceh, Minang, Bali, Sasak, Bima, Timor, Flores, dan sebagainya. Masing-masing etnik tersebut memiliki dimensi wujud dan isi kebudayaan yang berbeda. 14 | P a g e
  • 15. sdmuhammadiyahbanjaran@yahoo.co.id Masing-masing etnik memiliki sistem budaya, sistem sosial, dan kebudayaan fisik yang tidak sama. Demikian pula dimensi isi kebudayaan, yang berupa bahasa, sistem teknologi, sistem mata pencaharian hidup atau ekonomi, organisasi sosial, sistem pengetahuan, kesenian, dan religi. Walaupun semangat persatuan dari hari ke hari semakin meningkat akan tetapi faktor-faktor penghambat masih tetap muncul. Sejak pembentukan negara Indonesia masalah penduduk, warga negara, sudah menjadi perhatian seperti yang tertuang dalam Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Bukankah suatu ironi jika di negara yang dengan tegas menyatakan bahwa setiap orang mempunyai kedudukan, hak dan kewajiban yang sama, masih sering meledak peristiwa-peristiwa yang beraroma agama, etnik atau sara. 3. PEMANFAATAN DAN PEMELIHARAAN SDA UNTUK MENCIPTAKAN KEHIDUPAN YANG SEJAHTERA DAN HARMONIS Lingkungan hidup Indonesia yang dianugerahkan Tuhan Yang Maha Esa kepada rakyat dan bangsa Indonesia merupakan karunia dan rahmat-Nya yang wajib dilestarikan dan dikembangkan kemampuannya agar dapat tetap menjadi sumber dan penunjang hidup bagi rakyat dan bangsa Indonesia serta makhluk hidup lainnya demi kelangsungan dan peningkatan kualitas hidup itu sendiri. Pancasila, sebagai dasar dan falsafah Negara, merupakan kesatuan yang bulat dan utuh yang memberikan keyakinan kepada rakyat dan bangsa Indonesia bahwa kebahagian hidup akan tercapai jika didasarkan atas keselarasan, keserasian, dan keseimbangan, baik dalam hubungan manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa maupun manusia dengan manusia, manusia dengan alam, dan manusia sebagai pribadi, dalam rangka mencapai kemajuan lahir dan kebahagiaan batin. Antara manusia, masyarakat, dan lingkungan hidup terdapat hubungan timbal balik, yang selalu haris dibina dan dikembangkan agar dapat tetap dalam keselarasan, keserasian, dan keseimbangan. Undang-Undang Dasar 1945 sebagai landasan konstitusional mewajibkan agar sumberdaya alam dipergunakan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat. Kemakmuran rakyat tersebut haruslah dapat dinikmati generasi masa kini dan generasi masa depan secara berkelanjutan. Manusia dan lingkungan merupakan satu kesatuan dan tidak dapat dipisahkan. Manusia dapat mempengaruhi lingkungan, demikian sebaliknya lingkungan mempengaruhi kehidupan manusia. Perubahan lingkungan akan mempengaruhi kehidupan manusia baik secara langsung maupun tidak langsung. Daya dukung lingkungan hidup sangat terbatas, oleh karena itu dalam pengelolaan lingkungan hidup harus dilakukan secara terpadu dan berkelanjutan dengan berpedoman pada konsep pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan hidup. Unsur atau komponen lingkungan hidup terdiri atas komponen lingkungan fisik seperti tanah, batuan, dan iklim; komponen biologi seperti tumbuhan, hewan, dan jasad renik; dan sumber daya manusia dan sumber daya buatan sebagai hasil karya manusia sebagai lingkungan budaya. Ketika unsur tersebut tidak dapat berdiri sendiri, namun saling berkaitan antara satu komponen dengan komponen lainnya. Perubahan yang terjadi pada salah satu komponen akan mempengaruhi komponen lainnya. Hubungan antara makhluk hidup, terutama manusia dengan lingkungannya sangat berlangsung secara erat. Ketika manusia hadir untuk pertama kalinya di permukaan bumi, maka pada saat itulah manusia sudah membutuhkan bantuan lingkunga. Misalnya manusia membutuhkan udara untuk bernafas dan sebagainya. Ketika awal pertumbuhan penduduk masih sedikit, hubungan manusia dengan lingkungan masih seimbang. Namun, seiring dengan berjalannya waktu dan semakin meningkatnya jumlah manusia di muka bumi ini yang tidak diimbangi oleh pertumbuhan dan perkembangan sumber daya alam, maka kelangsungan hidup manusia mulai mengalami ancaman. Hal ini dikarenakan jumlah sumber daya alam semakin menipis, sementara yang membutuhkan sumber daya alam semakin banyak. Berdasarkan berbagai fenomena dan permasalahan yang muncul akibat kelangkaan sumber daya alam, akhirnya muncullah berbagai anjuran dan himbauan untuk mulai menghemat dan mengkonservasi sumber daya alam. Diperlukan adanya pengelolaan sumber daya alam secara bijaksana untuk mengatasi permasalahan tersebut. Pengelolaan lingkungan hidup adalah upaya terpadu untuk melestarikan fungsi lingkungan hidup yang meliputi kebijaksanaan penataan, pemanfaatan, pengembangan, pemeliharaan, pemulihan, pengawasan, dan pengendalian lingkungan hidup (Mitra Info, 2000). Pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan hidup adalah upaya sadar dan terencana, yang memadukan lingkungan hidup, termasuk sumberdaya, ke dalam proses pembangunan untuk menjamin kemampuan, kesejahteraan, dan mutu hidup generasi masa kini dan generasi masa depan. 15 | P a g e
  • 16. sdmuhammadiyahbanjaran@yahoo.co.id 4. PENYEBAB TERJADINYA GEJALA-GEJALA ALAM, DAN BENTUK-BENTUK BENCANA ALAM, SERTA USAHA-USAHA UNTUK MENANGGULANGINYA. 4.1. Penyebab terjadinya gejala-gejala alam Gejala (peristiwa) alam merupakan kejadian yang terjadi di alam yang berhubungan erat dengan kenampakan alam. Gejala (peristiwa) alam dapat terjadi karena faktor alami yang murni disebabkan oleh alam tanpa campur tangan manusia dan faktor tindakan manusia yang disengaja maupun tidak disengaja. Gejala (peristiwa) alam yang terjadi akan menimbulkan dampak, baik positif maupun negatif bagi manusia. Gejala alam yang terjadi di Indonesia dapat disebabkan oleh dua faktor, yaitu faktor keadaan atau kenampakan alam Indonesia dan faktor perilaku manusia. Faktor kenampakan alam Indonesia disebabkan oleh adanya pengaruh topologi, geologi, geomorfologi, pedologi dan edapologi, hidrologi, dan oceanografi Indonesia seperti yang telah dijelaskan pada uraian sebelumnya. Selain itu gejala alam juga dapat disebabkan karena pengaruh perilaku manusia. Seringkali, manusia kurang menyadari arti pentingnya alam bagi kehidupannya. Pengelolaan alam yang kurang tepat, dapat menyebabkan terjadinya gejala (peristiwa) alam. Pada dasarnya perilaku manusia yang kurang bertanggung jawab, menyebabkan terjadinya gejala (peristiwa) alam yang dapat merugikan kehidupan manusia. Salah satu contohnya ialah kebiasaan manusia yang suka membuang sampah sembarangan. Sampah yang dibuang sembarangan ketika musim hujan dapat terbawa masuk ke dalam selokan. Sampah yang menumpuk ini dapat menyebabkan aliran air menjadi tersumbat. Tersumbatnya aliran air ini menyebabkan air meluap sehingga terjadilah banjir. Oleh karena itulah, perilaku manusia dalam mengelola alam sebaiknya juga memperhatikan keadaan alam itu sendiri, sehingga kemungkinan terjadinya gejala alam yang dapat merugikan manusia dapat dicegah. 4.2. Bentuk-Bentuk Gejala Alam 4.2.1. Gunung Meletus Penyebab gunung meletus ialah adanya gunung berapi. Gunung berapi itu sendiri ialah gunung yang di dalamnya terdapat magma yang masih aktif. Magma adalah cairan yang sangat panas dengan suhu 9000C sampai dengan 1.4000C yang berada di dalam perut bumi. Sedangkan magma yang keluar dari perut bumi disebut lava. Sewaktu-waktu magma dari perut bumi akan keluar melalui kawah gunung api. Pada saat keluar, magma bertumbukan dengan batu-batuan di dinding gunung yang disertai dengan tekanan gas dari dalam bumi. Tekanan gas itu akan menimbulkan letusan gunung api. Letusan gunung api inilah yang disebut dengan gunung meletus. Ketika meletus, gunung api juga mengeluarkan lahar. Lahar adalah sejenis lumpur yang menuruni lereng. Lahar dibedakan menjadi dua jenis, yaitu lahar panas dan lahar dingin. Lahar panas terjadi apabila di puncak gunung terdapat kawah yang berisi lava panas, kemudian meluap dan menuruni lereng gunung. Sedangkan lahar dingin terjadi apabila ada endapan di kawah atau di sekitar puncak gunung yang bercampur dengan air hujan dan berubah menjadi lumpur. Lumpur dingin yang mengalir dan menuruni gunung inilah yang disebut lahar dingin. Sebelum terjadinya gunung meletus, biasanya terdapat tanda – tanda yang muncul. Tanda – tanda tersebut antara lain terjadinya gempa bumi, naiknya suhu udara di sekitar gunung, dan terjadinya semburan lahar panas. Suhu udara yang naik, menyebabkan banyak binatang lari dan berpindah ke daerah yang lebih rendah untuk mencari suhu yang lebih hangat. Untuk mengamati aktivitas gunung berapi, biasanya disekitar gunung berapi dibangun pos pengamatan gunung berapi. Pos ini dijaga oleh petugas. Jika aktivitas gunung meningkat, petugas dari pos pengamatan tersebut akan melaporkan kepada pemerintah setempat. Selanjutnya, pemerintah tersebut akan menyebarluaskan informasi kepada masyarakat, agar masyarakat sekitar dapat waspada dan bersiap – siap mengungsi jika kondisi cukup membahayakan. Keadaan atau aktivitas gunung berapi dapat dibedakan menjadi empat status, yaitu: - Normal : status tersebut berarti tidak ada gejala aktivitas magma - Waspada : status tersebut berarti ada aktivitas gunung api dalam berbagai bentuk dan di atas tingkat normal. - Siaga : hal ini berarti bahwa gunung api sedang bergerak kea rah letusan atau menimbulkan bencana. Aktivitasnya dapat berlanjut kea rah letusan. - Awas : artinya, gunung api akan segera meletus, sedang meletus, atau dalam keadaan kritis yang menimbulkan bencana. Kejadian gunung meletus yang pernah terjadi di Indonesia dan di Negara Tetangga Indonesia antara lain : - Gunung Tambora di Nusa Tenggara Barat pada tahun 1815 16 | P a g e
  • 17. sdmuhammadiyahbanjaran@yahoo.co.id - Gunung Krakatau di Jawa Barat pada tahun 1883 - Gunung Batur di Bali pada tahun 1917 dan 1926 - Gunung Rokatenda di Nusa Tenggara Timur pada tahun 1964 - Gunung Lewotobi di Nusa Tenggara Timur pada tahun 1971 - Gunung Talang di Sumatera Barat tahun 2005 - Gunung Merapi di Jawa Tengah dan DIY pada tahun 1930, 1994, 1998, 2006 dan 2010 - Gunung Bromo di Jawa Timur pada tahun yang terbaru tahun 2010 sampai sekarang - Gunung Mayon di Provinsi Albay, Filipina pada tahun 1616, 1814, dan letusan terbaru terjadi pada tahun 2006 4.2.2. Gempa Bumi Adanya tiga lempeng yaitu lempeng Eurasia di bagian utara, lempeng Indo-Australia di bagian selatan, dan lempeng Pasifik di bagian timur, menyebabkan Indonesia dan negara tetangga Indonesia sebagai daerah yang rawan terjadi gempa bumi. Gempa bumi merupakan getaran pada permukaan bumi yang disebabkan oleh tenaga dari dalam bumi. Berdasarkan faktor penyebab terjadinya gempa, gempa bumi dibedakan menjadi dua jenis, yaitu gempa bumi vulkanik dan gempa bumi tektonik. Gempa bumi vulkanik merupakan gempa bumi yang disebabkan oleh adanya letusan gunung berapi. Magma yang keluar ke permukaan akan bertumbukan dengan bebatuan di dinding gunung sebagai akibat dari tekanan gas pada letusan gunung berapi. Gempa bumi vulkanik bisanya terjadi sebelum dan sesudah terjadinya letusan gunung berapi. Sedangkan gempa bumi vulkanik terjadi sebagai akibat dari pergeseran lempeng di dalam kulit bumi. Gempa ini dapat terjadi karena adanya patahan yang baru terbentuk sehingga menyebabkan adanya pergeseran di dalam kerak bumi. Gempa bumi merupakan gejala alam yang menimbulkan bencana di berbagai Negara di dunia. Banyak kerugian yang timbul seperti adanya korban jiwa, kerusakan rumah, kerusakan jalan, dan kerusakan gedung akibat gempa bumi yang terjadi. Untuk mencegah terjadinya gempa, ada alat yang dirancang secara khusus untuk mencatat kekuatan gempa yaitu seismograf. Dengan menggunakan alat ini, maka dapat diketahui kekuatan gempa yang terjadi. Gempa bumi yang berskala besar dapat berakibat terjadinya tsunami. Berikut ini adalah beberapa kejadian gempa tektonik yang pernah terjadi di dunia, antara lain sebagai berikut : - Gempa bumi di Jepang pada tanggal 1 September 1933. Gempa ini menimbulkan gelombang laut yang sangat besar yang disebut tsunami. Bencana alam ini mengakibatkan jatuhnya korban jiwa mencapai 35.000 dan hilang 59.065 jiwa. - Gempa bumi di Iran pada bulan Desember 2003. Gempa ini menyebabkan kerugian, antara lain adanya kerusakan dan menelan korban jiwa. Gempa bumi di Iran ini menelan korban mencapai 20.000 jiwa. - Gempa bumi di Aceh dan Nias pada tanggal 26 Desember 2004. Pusat gempa di Aceh dan Nias terdapat di dasar laut yang berjarak 160 km sebelah barat Aceh dan di kedalaman 20 km. Kekuatan gempa mencapai 9,0 skala richter. Gempa ini menimbulkan terjadinya gelombang tsunami yang sangat besar di pantai barat Aceh dan sebagian pantai timurnya. Gelombang tsunami juga terjadi di pantai Pulau Nias, Sumatra Utara. Jumlah korban jiwa mencapai lebih dari 200.000. Rumahrumah, gedung, jembatan, dan fasilitas umum hancur akibat gempa yang terjadi. Bencana gempa dan tsunami itu menjadi bencana nasional bahkan menjadi bencana internasional. - Gempa Bumi di Yogyakarta dan Jawa Tengah pada Tanggal 27 Mei 2006. Gempa bumi di Yogyakarta dan Jawa Tengah berlangsung selama 57 detik dengan kekuatan 5,9 skala richter. Gempa ini menelan korban jiwa sebanyak 6.234 orang. Ribuan orang mengalami luka-luka dan lebih dari 7.075 bangunan roboh. - Gempa di Pangandaran Jawa Barat pada Tanggal 17 Juli 2006. Gempa terjadi di pantai selatan Jawa Barat di daerah Pangandaran. Pusat gempa terletak pada jarak 286 km di sebelah selatan Kota Bandung, pada kedalaman 33 km di bawah permukaan air laut. Gempa ini menimbulkan tsunami setinggi 5 m. Gelombang tsunami menghancurkan rumah-rumah di sekitar pantai. Korban jiwa mencapai 658 orang, 83 orang hilang, dan sejumlah orang mengalami luka-luka. - Gempa bumi di Sumatera Barat pada tanggal 30 September 2009 yang terjadi dengan kekuatan 7,6 skala richter di lepas pantai Sumatera Barat. Gempa ini terjadi sekitar pukul 17:16 WIB. Gempa ini terjadi di lepas pantai Sumatera, sekitar 50 km barat laut Kota Padang. Gempa menyebabkan kerusakan parah di beberapa wilayah di Sumatera Barat seperti Kabupaten Padang Pariaman, Kota Padang, Kabupaten Pesisir Selatan, Kota Pariaman, Kota Bukittinggi, Kota Padangpanjang, Kabupaten Agam, Kota Solok, dan Kabupaten Pasaman Barat. Gempa ini mengakibatkan sedikitnya 1.117 orang tewas, 1.214 orang mengalami luka berat, 1.688 orang megalami luka 17 | P a g e
  • 18. sdmuhammadiyahbanjaran@yahoo.co.id ringan, dan korban hilang sebanyak 1 orang. Ratusan ribu rumah juga mengalami kerusakan akibat bencana yang terjadi. - Gempa bumi terjadi di Sendai Jepang pada tanggal 11 Maret 2011, yang mengakibatkan terjadinya tsunami. 15.000 orang meninggal dunia dan 9.000 orang dinyatakan hilang dalam peristiwa gempa bumi di Jepang ini. 4.2.3. Tsunami Tsunami dapat terjadi karena adanya gempa bumi, namun tidak semua gempa bumi dapat menimbulkan tsunami. Tsunami berasal dari dua kata, yaitu tsu dan Nami. Dalam bahasa Jepang, Tsu berarti pelabuhan dan name berarti gelombang. Sehingga dapat disimpulkan bahwa Tsunami berarti gelombang di pelabuhan. Tsunami mempunyai panjang gelombang mencapai 200 kilometer. Tsunami dapat terjadi apabila terjadi gempa yang berpusat di dasar laut dengan kedalaman antara 20 – 30 km. Kekuatan gempa juga dapat membawa dampak terjadinya tsunami. Semakin besar kekuatan gempa, maka semakin besar pula gelombang tsunami yang ditimbulkan. Kekuatan gempa yang dapat membawa dampak terjadinya tsunami minimal berkisar 6,5 skala richter. Kita dapat melakukan upaya penyelamatan sebelum terjadinya tsunami, dengan melihat tanda – tanda yang muncul. Salah satu tanda yang muncul ialah apabila ada air laut yang secara tiba – tiba surut. Surutnya air laut ini berbeda dengan keadaan pasang surut air laut normal. Surutnya air laut ini menyebabkan banyak ikan yang terdampar di dasar pantai. Setelah air laut surut, secara tiba – tiba akan muncul gelombang besar dari arah pantai. Berikut ini adalah bencana tsunami yang pernah terjadi di Indonesia dan di negara – negara di dunia : - di Kepulauan Mentawai pada tanggal 26 Oktober 2010 - di Bengkulu pada tanggal 12 September 2007 - di Pangandaran dan sekitarnya, di wilayah selatan pulau Jawa tanggal 17 juli 2006 - di Aceh dan Sumatera Utara pada tanggal 26 Desember 2004 - di pantai barat Sulawesi pada tanggal 23 Februari 1969 - di pantai Sumba pada tanggal 19 Agustus 1977 - di pantai Flores pada tanggal 18 Juli 1979 - Tsunami di Sendai Jepang pada tanggal 11 Maret 2011. 4.2.4. Banjir Banjir merupakan gelaja alam yang umumnya terjadi ketika musim hujan tiba. Hampir setiap tahun wilayah Indonesia dilanda banjir, seperti wilayah Jakarta, Gresik, dan Lamongan. Banjir dapat disebabkan oleh beberapa hal, antara lain sebagai berikut : - Curah hujan yang sangat tinggi, sehingga sungai dan daerah resapan air tidak dapat menampung air hujan. - Aliran air, seperti selokan dan sungai tersumbat akibat adanya sampah yang menumpuk. Air tidak bisa mengalir sehingga air meluap ke daratan dan terjadilah banjir. - Hutan gundul akibat penebangan liar yang dilakukan manusia. Hutan dapat menyerap dan menampung air hujan. Karena hutan gundul, maka hutan tidak dapat menampung air hujan. Akibatnya, air hujan akan turun ke tempat yang lebih rendah sehingga menyebabkan banjir dan erosi. - Mulai berkurangnya kawasan resapan air akibat adanya proses pembangunan fisik di daerah perkotaan yang dilakukan tanpa perhitungan dan pertimbangan yang baik. Karena daerah resapan air telah dialih fungsikan menjadi daerah perumahan, maka air hujan tidak bisa meresap masuk ke dalam tanah, sehingga air mengalir di atas permukaan tanah dan tidak bisa ditampung oleh selokan. Hal inilah yang mengakibatkan banjir melanda wilayah perkotaan. Beberapa kejadian banjir yang pernah terjadi di Indonesia dan negara tetangga, antara lain sebagai berikut : - Di Bukit Lawang, Sumatera Utara pada bulan November 2003. Banjir ini menyebabkan 80 orang menjadi korban dan merusakkan fasilitas pariwisata yang ada. - Di Trenggalek, Jawa Timur pada bulan April 2006, ratusan rumah terendam banjir. - Di Ngada dan Nageko, Kupang, NTT pada bulan Juli 2007. Banjir ini menyebabkan 4 jembatan roboh, 44 rusak berat, dan 5 hektar sawah rusak berat. - Di Gresik Jawa Timur pada bulan Maret 2011. Banjir ini menyebabkan kelumpuhan total di sektor transportasi darat. - Di Lamongan Jawa Timur pada bulan Maret 2011. Banjir menggenangi 7 Kecamatan, dan menggenangi semua lahan pertanian siap panen. - Di Kuala Lumpur Malaysia pada tahun 2006 yang mengakibatkan sekitar 30.000 warga negara Malaysia harus mengungsi 18 | P a g e
  • 19. sdmuhammadiyahbanjaran@yahoo.co.id 4.2.5. Tanah Longsor Tanah longsor merupakan kejadian pergerakan tanah dari atas ke bawah, dapat berupa bebatuan atau gumpalan tanah dari lereng gunung atau bukit. Tanah longsor rawan terjadi di daerah lereng gunung yang memiliki kemiringan yang cukup tajam. Indonesia memiliki banyak pegunungan dan tanah yang berbukit – bukit. Adanya pegunungan dan perbukitan ini menyebabkan Indonesia memiliki banyak lereng yang tajam dan landai. Hal inilah yang menyebabkan Indonesia merupakan daerah yang rawan terjadi tanah longsor. Ada beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya tanah longsor. Faktor tersebut antara lain :  Curah hujan yang tinggi sehingga menyebabkan keadaan tanah lereng menjadi lemah dan berlumpur. Tanah yang lemah dan berlumpur ini dapat mengurangi kekuatan lereng, sehingga terjadilah tanah longsor.  Adanya gempa bumi sehingga menyebabkan tanah di lereng gunung menjadi tidak stabil.  Kondisi hutan yang gundul akibat adanya penebangan hutan secara liar. Keadaan hutan yang gundul ini menyebabkan ketika hujan turun, air tidak dapat meresap ke dalam tanah tetapi meluncur ke daerah yang lebih rendah, sehingga menyebabkan terjadinya tanah longsor.  Getaran yang kuat misalnya dari mesin, bahan peledak, lalu lintas, atau petir yang keras juga dapat menyebabkan terjadinya tanah longsor.  Ketidakseimbangan antara berat beban yang ada di atas lereng dengan kekuatan lereng. Misalnya, banyaknya bangunan – bangunan seperti villa atau penginapan yang dibangun di lereng gunung. Banyaknya bangunan ini menyebabkab lereng tidak kuat menahan beban berat sehingga mengakibatkan terjadinya tanah longsor. Berikut ini adalah beberapa gejala alam tanah longsor yang pernah terjadi di Indonesia dan di negara tetangga : - Di Kabupaten Mandailing Natal, Sumatera Utara pada bulan Desember 2006 Bencana ini terjadi akibat longsornya Bukit Godang. Tanah longsor menyebabkan ratusan rumah rusak dan menewaskan 33 orang korban. - Di Malino, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan pada bulan Maret 2004 Longsoran tanah terjadi saat hujan lebat. Bencana ini mengakibatkan 33 jiwa meninggal dunia, 800 ternak mati, serta ratusan rumah dan fasilitas umum rusak parah. - Di Kebumen, Jawa Tengah pada bulan November 2003 Beberapa desa di Kecamatan Ayah dan Kecamatan Buayan memang merupakan daerah bergunung-gunung dan banyak rumah terletak di tebing. Ratusan rumah mengalami kerusakan dan tiga jembatan mengalami kerusakan. - Di desa Guinsaigon Saint Bernard, Filipina 4.2.6. Puting Beliung Puting beliung merupakan gejala alam yang disebabkan oleh adanya hembusan angin yang sangat kencang, dengan kekuatan yang besar, dan pusaran angin yang berbentuk melingkar. Angin adalah udara yang bergerak akibat adanya perbedaan tekanan udara di sekitarnya. Letak suatu daerah juga mempengaruhi hembusan anginnya. Misalnya saja, angin akan berhembus lebih cepat pada daerah yang terletak di wilayah dekat khatulistiwa dibandingkan pada daerah yang jauh dari khatulistiwa. Angin juga berhembus lebih cepat di daerah yang lebih tinggi. Puting beliung terjadi karena udara panas dari bumi naik dengan membawa uap air dan membentuk awan kumulonimbus, sedangkan hujan membawa udara dingin kebawah di tempat yang sama. Hal ini menyebabkan adanya perbedaan suhu yang besar. Perbedaan suhu inilah yang akhirnya menimbulkan terjadinya puting beliung. Angin puting beliung memiliki kecepatan antara 20 sampai 50 knot dengan pusaran angin berbentuk melingkar dengan radius 5 sampai 10 kilometer. Kecepatan angin kencang biasa dengan angin puting beliung sama, namu pada angin kencang biasa tidak ada pusaran angin yang melingkar. Angin puting beliung ini sering terjadi ketika hujan deras yang disertai petir. Tanda-tanda terjadinya angin puting beliung sulit diketahui. Dampak yang terjadi akibat adanya angin puting beliung antara lain dapat menyebabkan pohon tumbang, rumah hancur, benda-benda beterbangan, bahkan dapat menimbulkan jatuhnya korban jiwa. Karena terjadinya angin puting beliung sangat dipengaruhi oleh keadaan cuaca, maka diperlukan sebuah badan yang dapat mengetahui kondisi cuaca di suatu tempat. Badan yang bertugas memantau iklim dan cuaca di Indonesia adalah BMG (Badan Meteorologi dan Geofisika). BMG dapat mengetahui keadaan cuaca di suatu tempat dengan melakukan pengamatan melalui satelit. Berikut ini adalah kejadian angin puting beliung yang terjadi di Indonesia, antara lain sebagai berikut : 19 | P a g e
  • 20. sdmuhammadiyahbanjaran@yahoo.co.id - Angin puting beliung yang terjadi pada bulan November tahun 2004 di Kecamatan Purwodadi, Grobogan Jawa Tengah. Angin ini menyebabkan beberapa rumah rusak dan pohon-pohon tumbang. - Angin puting beliung yang terjadi pada bulan Februari tahun 2007 di Yogyakarta. Angin puting beliung ini menyebabkan beberapa pohon tumbang dan atap rumah berterbangan ke udara. - Angin puting beliung di Sampang, Madura, Jawa Timur pada bulan April 2007. Angin puting beliung ini menyebabkan puluhan rumah mengalami rusak berat. 4.2.7. Badai/ Angin Topan Angin atau Badai Topan merupakan gejala alam yang juga disebabkan oleh angin. Angin topan terjadi karena udara bergerak dari tekanan udara maksimum ke tekanan udara minimum dengan pergerakan yang sangat kencang. Angin atau Badai Topan sering terjadi di daerah tropis kecuali di daerah yang sangat berdekatan dengan garus khatulistiwa dengan radius ratusan kilometer di sekitar daerah yang bertekanan rendah dengan kecepatan 20 km/jam. Angin atau Badai Topan dapat memporakporandakan benda yang dilewatinya seperti pepohonan dan rumah-rumah penduduk. Berikut ini adalah peristiwa angina tau badai topan yang pernah melanda wilayah Negara tetangga Indonesia - Di Filipina pada tanggal 1 Desember 2006. Peristiwa ini menghantam wilayah gunung berapi Mayon. Gejala alam ini menyebabkan kerusakan rumah dan beberapa pohon tumbang. - Di Cina pada tanggal 11 Agustus 2006. Gejala alam ini terjadi di Provinsi Fujian yang menyebabkan 1.000 kapal nelayan tenggelam di laut. - Di Vietnam pada tanggal 5 Desember 2006. Gejala alam ini mengakibatkan banyak orang meninggal dunia dan ratusan kapal tenggelam dan merusak ratusan rumah penduduk. Badai dan angin topan ini juga diiringi dengan hujan deras sehingga menyebabkan banjir bandang di wilayah tersebut. 4.2.8. Kebakaran Hutan Kebakaran hutan dapat terjadi di alam dan memusnahkan rumah-rumah serta lahan pertanian. Indonesia merupakan Negara yang sering mengalami peristiwa kebakaran hutan. Kebakaran hutan dapat disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain sebagai berikut : - Sambaran petir pada hutan kering pada saat musim kemarau yang panjang. - Tindakan manusia secara sengaja, misalnya membakar hutan untuk membuka lahan pertanian. - Kecerobohan manusia, misalnya dengan membuang puntung rokok sembarangan di dalam hutan atau lupa mematikan api ketika berkemah. Kebakaran hutan dapat membawa dampak terhadap kehidupan manusia. Dampak yang terjadi akibat adanya kebakaran hutan, antara lain sebagai berikut : - Terbunuhnya satwa liar yang hidup di dalam hutan - Terjadinya banjir pada saat musim hujan karena hutan menjadi gundul - Terjadinya kekeringan pada saat musim kemarau yang berdampak pada keringnya sungai sehingga mengganggu jalur transportasi melalui sungai - Terjadinya kekeringan akan mengurangi volume air pada waduk sehingga mengganggu aktivitas PLTA pada musim kemarau - Musnahnya atau rusaknya kayu sebagai bahan baku dalam industri mebel - Terganggunya kesehatan akibat asap pekat yang dapat menyebabkan penyakit ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Atas) dan paru-paru - Terganggunya berbagai aspek kehidupan akibat asap tebal misalnya penduduk dihimbau tidak bepergian jika tidak ada keperluan penting, dan sekolah-sekolah terpaksa diliburkan - Terganggunya dunia penerbangan akibat asap tebal yang sangat membahayakan bagi dunia penerbangan; - Terjadinya kecelakaan berupa tabrakan, baik di darat maupun di sungai akibat terbatasnya jarak pandang; - Terganggunya hubungan dengan negara tetangga, seperti Malaysia dan Singapura akibat asap kebakaran hutan yang sampai ke negara tetangga tersebut. 4.3. Usaha-usaha untuk menanggulangi Gejala Alam Usaha untuk menanggulangi gejala alam dapat dilakukan melalui 3 cara, yaitu 4.3.1. Upaya Pencegahan sebelum terjadinya gejala alam 4.3.1.1. Mengelola Sumber Daya Alam (SDA) secara Bijaksana Sumber Daya Alam (SDA) adalah segala potensi Sumber Daya yang terkandung di dalam bumi yang dapat dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan manusia. Karena manusia memanfaatkan Sumber Daya Alam untuk memenuhi kebutuhannya, maka manusia tidak boleh bersikap sewenang – wenang terhadap kelestarian Sumber Daya Alam. 20 | P a g e
  • 21. sdmuhammadiyahbanjaran@yahoo.co.id Jika pemanfaatan Sumber Daya Alam dilakukan secara berlebihan, maka akan berdampak kerusakan pada alam. Oleh karena itu, Sumber Daya Alam harus dikelola dan dimanfaatkan secara bijaksana. Berikut ini adalah tindakan yang dapat dilakukan untuk mengelola Sumber Daya Alam secara bijaksana : - Tidak membuang sampah di saluran air atau sungai. Sampah yang menumpuk dapat menyebabkan aliran air menjadi tersumbat. Maka, jika musim penghujan datang dapat menyebabkan banjir. - Tidak melakukan penebangan hutan secara liar. Penebangan hutan secara liar dapat membuat hutan menjadi gundul. Hutan yang gundul dapat menyebabkan erosi, tanah longsor, dan banjir. Untuk itu kita perlu melakukan reboisasi atau penghijauan hutan. Dengan melakukan upaya reboisasi, maka hutan menjadi tidak gundul. Hutan yang tidak gundul akan dapat mencegah terjadinya tanah longsor, erosi, dan banjir. - Tidak melakukan pembukaan lahan dengan cara membakar hutan secara sengaja. Pada musim kemarau yang panjang, hutan yang kering akan mudah terbakar. Kebakaran hutan ini akan membawa dampak bagi kehidupan manusia. Asap tebal yang terjadi akibat kebakaran hutan dapat menyebabkan terganggunya system pernafasan manusia. - Melakukan penanaman hutan bakau di pinggir pantai. Selain dapat mencegah terjadinya abrasi air laut, hutan bakau juga dapat berfungsi sebagai benteng untuk menghalangi hantaman gelombang tsunami ke daratan. 4.3.1.2. Membuat Sistem Peringatan Dini Bencana alam dapat datang kapan saja tanpa diduga sebelumnya. Tidak ada satupun manusia dimuka bumi ini yang mengetahui kapan dan dimana bencana alam terjadi. Untuk mencegah kerugian yang besar akibat bencana alam yang terjadi, maka manusia harus mengetahui tanda-tanda yang muncul sebelum bencana alam terjadi. Ada beberapa macam bencana alam yang dapat diketahui kedatangannya dari tanda-tanda yang muncul. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan merancang sebuah sistem yang disebut sistem peringatan dini. Sistem peringatan dini adalah sebuah sistem yang dirancang untuk mendeteksi datangnya suatu bencana alam dengan memberikan peringatan kepada masyarakat untuk mencegah jatuhnya korban jiwa. Salah satu contoh sistem peringatan dini ini ialah sistem peringatan dini yang digunakan untuk mendeteksi datanganya bencana tsunami. Sistem peringatan dini ini terdiri atas dua bagian yaitu peralatan sensor yang dipasang di pantai untuk mendeteksi kedatangan tsunami dan jaringan komunikasi yang digunakan untuk memberikan informasi kepada masyarakat tentang ancaman tsunami. Selain membangun sistem peringatan dini terhadap datangnya bencana alam, Negara Indonesia juga memiliki suatu Badan yang bertugas untuk melakukan pengamatan cuaca di wilayah Indonesia. Badan tersebut bernama Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG). BMG adalah salah satu lembaga pemerintah non-departemen yang berfungsi untuk melaksanakan tugas-tugas pemerintah di bidang meteorology, klimatologi, kualitas udara, dan geofisika. BMG dapat membuat prakiraan cuaca pada suatu hari berdasarkan data yang diperoleh dari satelit. Prakiraan cuaca ini dapat dijadikan pedoman bagi masyarakat untuk menetukan tindakan apabila cuaca dianggap dapat menimbulkan bencana alam. Indonesia merupakan Negara yang terletak di wilayah yang rawan terjadi bencana. Oleh karena itu, masyarakat Indonesia harus mengetahu informasi dan pengetahuan yang benar tentang bencana alam dan langkah-langkah penyelamatannya. Apabila masyarakat sudah mengetahui informasi dan pengetahuan tentang bencana alam, maka kerugian akibat bencana alam dapat diminimalisir. Untuk itulah, pemerintah perlu melakukan upaya penyuluhan dan penyebarluasan informasi. Upaya penyuluhan dan penyebarluasan informasi ini dapat dilakukan di desa atau kelurahan dan dapat juga melalui media massa seperti koran, televisi, radio, dan lain sebagainya. 4.3.1.3. Melakukan Pembangunan Fisik yang Direncanakan dengan Baik dengan Memperhatikan Kelestarian Lingkungan Upaya pembangunan harus dilakukan dengan perencanaan yang baik dan tetap memperhatikan kelestarian lingkungan alamnya. Pembangunan yang dilakukan tanpa disertai upaya pelestarian lingkungan dapat mengakibatkan kerusakan lingkungan. Untuk itulah, perlu dilakukan upaya pembangunan yang berwawasan lingkungan. Upaya pembangunan yang berwawasan lingkungan adalah upaya pembangunan yang dilakukan dan direncanakan secara baik dengan memperhatikan kondisi lingkungan alam serta dampak yang ditimbulkan dari pembangunan itu. Usaha yang dapat dilakukan antara lain, dengan 21 | P a g e