SlideShare a Scribd company logo
1 of 51
Metode Numerik
                 (2 SKS)
             Kuliah pertama

                   Oleh :
                Edi Supriadi



3/18/2013                      1
Deskripsi Mata Kuliah
• Mata kuliah ini membahas tentang sistem
  bilangan, jenis-jenis kesalahan, kesalahan
  absolut dan relatif,akar-akar persamaan
  tak linear, menentukan akar-akar SPL,
  analisa interpolasi, integrasi numerik dan
  persamaan diferensial biasa serta
  persamaan diferensial parsial.



    3/18/2013     Metode Numerik_Edi Supriadi   2
Literatur :

 1. Sahid dan fauzan. 2000. Metode Numerik.
    Yogyakarta : FMIPA UNY.
 2.Wahyudin. 1987. Metode Analisis Numerik. Bandung.
    Tarsito.
 3.I Nyoman Susila. 1993, Dasar-dasar Metode
    Numerik. Jakarta : Erlangga.




    3/18/2013                                     3
                   Metode Numerik_Edi Supriadi
KRITERIA PENILAIAN

1 Kehadiran dan keaktifan dikelas             10 %
2.Kuis dan Tugas                              15 %
3.Ujian Tengah Semester
    25 %
4.Ujian Akhir Semester                         50 %
  Jumlah                                      100 %


   3/18/2013    Metode Numerik_Edi Supriadi           4
Metode Numerik (MN)
• MN Adalah suatu metode untuk menyelesaikan
  masalah. Masalah yang diformulasikan secara
  matematis dengan cara operasi hitungan (aritmetik)
• MN Sanggup menangani system persamaan yang
  besar, tidak linier serta geometri rumit yang sering
  kali tidak memungkinkan dipecahkan secara analitis
  atau rumus pada kalkulus.
• Dalam metode numeric dilakukan operasi hitungan
  dalam jumlah yang sangat banyak dan berulang-
  ulang.
• Terkadang Untuk memudahkan, Di perlukan
  bantuan computer untuk melaksanakan operasi
  hitungan tersebut.

     3/18/2013        Metode Numerik_Edi Supriadi        5
Materi Kuliah
1. Sistem bilangan
2. Jenis-jenis kesalahan
3. Kesalahan absolut dan relatif

4. Sistem persamaan non linier
    – Metode bagi dua
    – Metode posisi palsu/salah
    – Metode iterasi dan secant
    – Metode Newton-Rapshon

5. Sistem Persamaan Linear
   - Metode Eliminasi Gauss
   - Iterasi Jacobi
   - Iterasi Gauss-Seidel



     3/18/2013          Metode Numerik_Edi Supriadi   6
Materi Kuliah
    6.   Interpolasi
         - Interpolasi Linier
         - Interpolasi kuadrat
         - Interpolasi beda terbagi Newton
         - Interpolasi Polinomial Lagrange
         = Interpolasi Spline

    7.   Fungsi tak diketahui secara numerik
         - Selisih maju dua titik
         - Selisih mundur dua titik
         - Selisih pusat
         - Ekstrapolasi



    3/18/2013          Metode Numerik_Edi Supriadi   7
Materi Kuliah
8. Integrasi Numerik
   - Metode Trapesium
   - Metode Simpson
   - Integrasi Romberg
   - Integrasi Quadrature-Gauss
9. Persamaan Diferensial secara Numerik
   - Metode Euler
   - Metode Runge Kutta orde 2 dan 4




     3/18/2013      Metode Numerik_Edi Supriadi   8
Sistem Bilangan
Tujuan Belajar:

  •Memahami jenis-jenis sistem bilangan yang
  dikenal sistem komputer.
  •Memahami cara melakukan konversi antar sistem
  bilangan.




    3/18/2013      Metode Numerik_Edi Supriadi     9
Definisi
• Sistem Bilangan (number system) adalah suatu
  cara untuk mewakili besaran dari suatu item
  fisik.
• Sistem bilangan yang banyak digunakan
  manusia adalah desimal, yaitu sistem bilangan
  yang menggunakan 10 macam simbol untuk
  mewakili suatu besaran.
• Logika komputer diwakili oleh 2 elemen 2
  keadaan (twostate elements), yaitu : keadaan
  off (tidak ada arus) dan keadaan on (ada
  arus), yang disebut sistem bilangan binary

        3/18/2013    Metode Numerik_Edi Supriadi   10
Jenis-jenis Sistem Bilangan
Sistem bilangan menggunakan suatu
 bilangan dasar atau basis (base atau
 disebut juga radix) yang tertentu.
Suatu sistem bilangan, senantiasa
 mempunyai Base (radix), absolute digit dan
 positional (place) value.
Basis yang dipergunakan dimasing-masing
 sistem bilangan tergantung dari jumlah
 nilai bilangan yang dipergunakan.


     3/18/2013    Metode Numerik_Edi Supriadi   11
Jenis sistem bilangan
• Sistem Bilangan Desimal (Decimal Numbering
  System) dengan basis 10, menggunakan 10 macam
  simbol bilangan.
• Sistem Bilangan Biner (Binary Numbering System)
  dengan basis 2, menggunakan 2 macam simbol
  bilangan
• Sistem Bilangan Octal (Octenary Numbering
  System), dengan basis 8, menggunakan 8 macam
  simbol bilangan
• Sistem Bilangan Hexadesimal (Hexadenary
  Numbering System) dg basis 16, menggunakan 16
  macam simbol bilangan

    3/18/2013      Metode Numerik_Edi Supriadi      12
Konversi Bilangan
• Setiap angka pada suatu sistem bilangan dapat dikonversikan
  (disamakan/diubah) ke dalam sistem bilangan yang lain. Di
  bawah ini dibuat konversi (persamaan) dari 4 sistem bil. yang
  akan dipelajari :




      3/18/2013          Metode Numerik_Edi Supriadi              13
SISTEM BILANGAN DESIMAL
• Menggunakan 10 macam simbol bilangan berbentuk
  10 digit angka, yaitu : 0,1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8 dan 9.
• Dapat berbentuk integer desimal (decimal integer
  atau pecahan desimal (decimal fraction)
• Contoh : nilai 8598 adalah integer desimal
  (bilangan bulat),yangdapat diartikan :




     3/18/2013        Metode Numerik_Edi Supriadi           14
• Absolute value merupakan nilai mutlak dari
  masing2 digit bilangan.
• Position value (nilai posisi) merupakan penimbang
  atau bobot dari masing2 digit tergantung dari
  letak posisinya yaitu bernilai basis dipangkatkan
  dengan urutan Posisinya.




           Sehingga nilai 8598 dapat juga diartikan
           sebagai :
           (8x1000) + (5 x 100) + (9 x 10)+ (8 x 1)
    3/18/2013        Metode Numerik_Edi Supriadi      15
Sistem bilangan Binari
• Menggunakan 2 macam simbol bilangan berbentuk
  2 digit angka, yaitu 0 dan 1.
• Binari menggunakan basis 2.
• Contoh :




   3/18/2013      Metode Numerik_Edi Supriadi     16
3/18/2013   Metode Numerik_Edi Supriadi   17
Sistem Bilangan Oktal
• Menggunakan 8 macam simbo bilangan, yaitu : 0, 1,
  2,3, 4, 5, 6, dan 7.
• Menggunakan basis 8.
• Position value sistem bilangan oktal merupakan
  perpangkatan dari nilai 8.




    3/18/2013       Metode Numerik_Edi Supriadi       18
3/18/2013   Metode Numerik_Edi Supriadi   19
SISTEM BILANGAN HEXADISIMAL
• Menggunakan 16 macam simbol, yaitu : 0, 1, 2, 3, 4,
  5, 6, 7, 8, 9, A, B, C, D, E dan F.
• Menggunakan basis 16.
• Digunakan terutama pada komputer2 mini,
  misalnya :IBM System 360, Data General’s Nova,
  PDP-11 DEC, Honeywell, dan beberapa komputer
  mini lainnya.




     3/18/2013       Metode Numerik_Edi Supriadi        20
3/18/2013   Metode Numerik_Edi Supriadi   21
KONVERSI BILANGAN
dari DESIMAL ke BINARI, OKTAL dan
HEXA
• Metode yang paling banyak digunakan adalah metode sisa
  (remainder method), dimana bilangan desimal yang akan
  dikonversi di bagi dengan basis bilangan konversi kemudian
  diambil sisanya sampai tidak dapat dibagi lagi.

Desimal ke Binary
Contoh :
Bilangan desimal 45 akan dikonversi ke Binary, maka
hasilnya :




     3/18/2013            Metode Numerik_Edi Supriadi          22
Contoh 2
 Konversi bilangan bulat desimal ke biner dilakukan
 dengan membagi secara berulang-ulang suatu bilangan
 desimal dengan 2. Sisa setiap pembagian merupakan
 bit yang didapat
    Contoh: Konversi 625des ke biner
    625 / 2 = 312    sisa   1
    312 / 2 = 156           0
    156 / 2 = 78            0
    78 / 2 = 39             0
    39 / 2 = 19             1
    19 / 2 = 9              1
    9/2     =4              1
    4/2     =2              0
    2/2     =1              0
    1/2 =0                  1
    Jadi 625des = 1001110001bin

  3/18/2013         Metode Numerik_Edi Supriadi        23
Konversi Bilangan Pecahan Desimal Ke Biner

 Caranya : Kalikan suatu bilangan desimal pecahan
 dengan 2. Bagian pecahan dari hasil perkalian ini
 dikalikan dengan 2. Langkah ini diulang hingga didapat
 hasil akhir 0. Bagian bulat dari setiap hasil perkalian
 merupakan bit yang didapat
    Contoh: Konversi 0,75 des ke Biner
    0,75 X 2 = 1,50       sisa 1
    0,50 X 2 = 1,00             1
    0X2       = 0,00            0
    Jadi 0,75des = 0,110bin


     3/18/2013       Metode Numerik_Edi Supriadi       24
Konversi bilangan desimal ke oktal

         Contoh Bilangan Bulat :
         625des = 1161okt
         625 / 8 = 78     sisa 1
         78 / 8 = 9              6
         9/8 =1                  1
         1/8 =0                  1

         Contoh Bilangan Pecahan :
         0,1des = 0,063….okt
         0,1 X 8 = 0,8    sisa 0
         0,8 X 8 = 6,4         6
         0,4 X 8 = 3,2         3

  3/18/2013        Metode Numerik_Edi Supriadi   25
Konversi Bilangan Bulat Desimal ke
            Heksadesimal
Konversi bilangan bulat desimal ke
heksadesimal dilakukan dengan membagi secara
berulang-ulang suatu bilangan desimal dengan
16. Sisa setiap pembagian merupakan digit
heksadesimal yang didapat.
Contoh: Konversi 625des ke Heksadesimal
625 / 16 = 39 sisa 1
39 / 16 = 2         7
2 / 16    =0        2
Jadi 625des = 271heks

    3/18/2013    Metode Numerik_Edi Supriadi   26
Konversi Bilangan Pecahan Desimal
         ke Heksadesimal
 Konversi bilangan pecahan desimal ke heksadesimal dilakukan
 dengan cara mengalikan suatu bilangan desimal pecahan dengan 16.
 Bagian pecahan dari hasil perkalian ini dikalikan dengan 16. Langkah
 ini diulang hingga didapat hasil akhir 0. Bagian bulat dari setiap
 hasil perkalian merupakan digit yang didapat.

 Contoh: 0,75des = 0,Cheks
    0,75 X 16 = C

 Contoh: 0,1des = 0,19 ...... heks
    0,10 X 16 = 1,6 sisa 1
    0,60 X 16 = 9,6 9
      dst….


      3/18/2013             Metode Numerik_Edi Supriadi          27
Konversi Bilangan Biner Ke Desimal

Contoh Bilangan Bulat:
  1010011 =1 X 26 + 0 X 25 + 1 X 24 + 0 X 23 + 0 X 22 + 1 X
  21 + 1 X 20
           = 64 + 0 + 16 + 0 + 0 + 2 + 1
           = 83des

Contoh Bilangan Pecahan:
  110,01 = 1 X 22 + 1 X 21 + 0 X 20 + 0 X 2-1 + 1 X 2-2
         = 4 + 2 + 0 + 0 + 0,25
         = 6,25des



        3/18/2013        Metode Numerik_Edi Supriadi      28
Konversi Bilangan Oktal ke
            Desimal
Contoh bilangan bulat:
1161okt = 625des
1161okt Berarti :
    = 1 X 83 + 1 X 8 2 + 6 X 8 1 + 1 X 80
    = 512+64+48+1
    = 625des

Contoh bilangan pecahan:
13,6okt = 11,75des
13,6okt Berarti :
    = 1 X 81 + 3 X 80 + 6 X 8-1
    = 8 + 3 + 0,75
    = 11,75des

3/18/2013            Metode Numerik_Edi Supriadi   29
Konversi Bilangan Heksadesimal ke
              Desimal
 271heks = 625des
 271heks
   = 2 X 162 + 7 X 161 + 1 X 160
   = 512 + 112 + 1
   = 625des
 0,Cheks = 0,75des
 0,C heks
   = 0 X 160 + 12 X 16-1
   = 0 + 0,75
   = 0,75des
   3/18/2013        Metode Numerik_Edi Supriadi   30
Assignment
1.   Konversikan bilangan heksadesimal berikut ke desimal :
   1. A7F
   2. 38C,B9
2.   Konversikan bilangan Biner berikut ke desimal :
   1. 11010
   2. 1010,1011
3.   Konversikan bilangan oktal berikut ke desimal :
      1. 465
      2. 31,6
4. Konversikan bilangan desimal berikut ke biner, oktal dan
     heksadesimal:
      1. 8217 2. 0,24



     3/18/2013          Metode Numerik_Edi Supriadi           31
Angka penting/ Nilai signifikan

 Nilai signifikan suatu nilai dimana jumlah angka
  ditentukan sebagai batas nilai tersebut diterima
  atau tidak.
• Terdiri dari digit 1,2 3,4,5,6,7,8,9 dan 0
• Untuk 0 tidak termasuk angka signifikan jika
  digunakan untuk menentukan titik desimal atau
  untuk mengisi t empat2 dari digit yang tidak
  diketahui/dibuang.




   3/18/2013        Metode Numerik_Edi Supriadi      32
Perhatikan nilai pada penggaris




        Dengan nilai signifikan= 1, maka nilai adalah53
        atau 54
        Dengan nilai signifikan= 0,1, maka nilai adalah
        53 atau53,5
 3/18/2013         Metode Numerik_Edi Supriadi      33
•   Konsep angka signifikan  keandalan sebuah nilai numerik
•   Banyak angka signifikan  banyaknya digit tertentu yg dpt
    dipakai dengan meyakinkan
•   Selain angka signifikan, jg ada angka taksiran
•   Angka 0 (nol) tdk sll pasti mjd angka signifikan,
•   0,000123      mengandung 3 AS (nol bkn merupakan AS)
•   0,00123  mengandung 3 AS (nol bkn merupakan AS)
•   12.300        5 angka signifikan
•
•   1,23 x 104  mengandung 3 AS (memakai notasi ilmiah)
•   1,230 x 104  mengandung 4 AS (memakai notasi ilmiah)
•   1,2300 x 104       mengandung 5 AS (memakai notasi
    ilmiah)




      3/18/2013           Metode Numerik_Edi Supriadi           34
AKURASI DaN PRESISI
Nilai presisi mengacu pada jumlah angka signifikan yang
digunakan Dan sebaran bacaan berulang pada alat ukur

Pemakaian alat ukur penggaris dan jangka sorong akan
mempunyai Perbedaan nilai presisi. Pemakaian jangka
sorong mempunyai Presisi yang lebih tinggi.

Nilai akurat atau akurasi mengacu pada dekatnya nilai
pendekatan yang dihasilkan dengan nilai acuan atau nilai
eksak.
             Misalkan nilai eksak diketahui ½,sedangkan
             hasil pendekatan Adalah 0.500001 maka hasil
             ini dikatakan akurat bila torelansinya=10E-4.
       3/18/2013        Metode Numerik_Edi Supriadi        35
AKURASI DAN PRESISI




       (a) Menunjukkan hasil yang akurat dan presisi.
       (b)Menunjukkan hasil yang presisi tetapi tidak akurat.
       (c)Menunjukkan hasil yang sebenarnya akurat tetapi
           tidak presisi.
       (d)Menunjukkan hasil yang tidak akurat dan tidak
3/18/2013
           presisi    Metode Numerik_Edi Supriadi          36
ATURAN PEMBULATAN
1. Jika bilangan yang dibuang kurang dari ½satuan dari tempat
yang ke–n, maka angka yang ke-n tetap tidak dirubah
2. Jika bilangan yang dibuang lebih dari ½satuan dari tempat
yang ke–n, maka angka yang ke-n ditambah dengan 1

3. Jika bilangan yang dibuang tepat ½ satuan dalam tempat yang
ke-n, maka angka yang ke-n tidak dirubah, jika angka yang ke-n
adalah genap atau angka yang ke-n ditambah dengan 1 (satu) jika
angka yang ke-n gasal, dengan kata lain perkataan membulatkan
sedemikian hingga angka yang ke-n adalah genap.


            Jika suatu bilangan sudah dibulatkan menurut
            aturan diatas bilangan itu dikatakan betul
            (correct) sampai n angka yang berarti

      3/18/2013          Metode Numerik_Edi Supriadi              37
GALAT (KESALAHAN)
• Penyelesaian secara numerik dari suatu persamaan
  matematis hanya memberikan nilai perkiraan yang
  mendekati nilai eksak (yang benar) dari
  penyelesaian analitis.
• Penyelesaian numerik akan memberikan kesalahan
  terhadap nilai eksak
• Ada 3 macam kesalahan dasar;
    1. Galat bawaan (inheren)
    2.Galat pemotongan
    3.Galat pembulatan

    3/18/2013      Metode Numerik_Edi Supriadi       38
Galat bawaan (Inheren)
• Galat dalam nilai data
• Terjadi akibat kekeliruan dalam menyalin data, salah membaca
  skala atau kesalahan karena kurangnya pengertian mengenai
  hukum-hukum fisik dari data yang diukur.
• Berhub dg galat pd data yg dioperasikan oleh suatu komputer dg
  beberapa prosedur numerik.

Contoh :
Pengukuran selang waktu 2,3 detik :
 Terdapat beberapa galat karena hanya dg suatu kebetulan
   selang waktu akan diukur tepat 2,3 detik.




       3/18/2013           Metode Numerik_Edi Supriadi        39
Galat Pemotongan (Truncation Error)
 • Berhubungan dg cara pelaksanaan prosedur numerik
 • Contoh pada deret Taylor tak berhingga :

                            x3     x5    x7    x9
                  sin x   x                       ........
                            3!     5!    7!    9!

 • Dapat dipakai untuk menghitung sinus sebarang sudut x
   dalam radian
 • Jelas kita tdk dapat memakai semua suku dalam
   deret, karena deretnya tak berhingga
 • Kita berhenti pada suku tertentu misal x9
 • Suku yg dihilangkan menghasilkan suatu galat
 • Dalam perhitungan numerik galat ini sangat penting

                    # bisa juga timbul karena
                    pemotongan angka signifikan
      3/18/2013                                              40
                              Metode Numerik_Edi Supriadi
Galat Pembulatan
• Akibat pembulatan angka
• Terjadi pada komputer yg disediakan beberapa
  angka tertentu misal; 5 angka :
• Penjumlahan 9,2654 + 7,1625
  hasilnya 16,4279
        Ini terdiri 6 angka sehingga tidak dapat
  disimpan dalam komputer kita dan akan dibulatkan
  menjadi 16,428




    3/18/2013       Metode Numerik_Edi Supriadi      41
Galat Relatif dan Absolut
• Galat absolut suatu bilangan adalah selisih antara
  nilai sebenarnya (dengan anggapan telah diketahui)
  dgn suatu pendekatan pada nilai sebenarnya.
• Hubungan antara nilai eksak (nilai
  sebenarnya), nilai perkiraan dan kesalahan
  diberikan dalam bentuk :
               x x e
  dimana :
  x = nilai eksak
  x = pendekatan pd nilai sebenarnya
  e = kesalahan /error


    3/18/2013       Metode Numerik_Edi Supriadi        42
                                                       42
e      kesalahan absolut
     e x x
Kesalahan absolut         tidak menunjukkan besarnya tingkat
kesalahan.
Contoh :
Kesalahan 1 cm pd. pengukuran pensil akan sangat terasa dibanding
dengan kesalahan yg sama pd pengukuran panjang jembatan.

Kesalahan relatif
       kesalahan absolut dibagi nilai pendekatan
       galat absolut dibagi nilai sebenarnya
                 e
           e       x 100 %
                 x
•Nilai eksak    bila diselesaikan secara analitis
•Metode numerik        nilai eksak tidak diketahui
•Kesalahan diberikan (berdasar pd nilai terbaik dari nilai eksak)
     3/18/2013                                                      43
                                                                    43
                             Metode Numerik_Edi Supriadi
a             x 100 %
                    x
•   x   nilai perkiraan terbaik Dalam metode numerik
  pendekatan iteratif
• Perkiraan sekarang dibuat berdasar perkiraan
  sebelumnya, sehingga :
                                   n 1            n
                               x              x
                           a            n 1
                                                      x 100 %
                                    x
• dimana :
    n
• x      = nilai perkiraan pada iterasi ke n
    n 1
• x      = nilai perkiraan pada iterasi ke n+1



        3/18/2013              Metode Numerik_Edi Supriadi      44
                                                                44
Contoh :
  Pengukuran panjang jembatan dan pensil memberikan hasil
     9999 cm dan 9 cm. Apabila panjang yg benar (eksak) adalah
     10.000 cm dan 10 cm. Hitung kesalahan absolut dan relatif!

  Solusi :
  a. Kesalahan absolut
     Jembatan : e x x = 10.000 – 9999 = 1 cm
     Pensil     :                = 10 – 9 = 1 cm
  b. Kesalahan relatif
                       e             1
     Jembatan :      e   x 100 %         X 100 %          0.01 %
                           x         10000
                           e          1
    Pensil         ;   e     x 100 %    X 100 % 10 %
                           x         10
           Kedua kesalahan sama yaitu 1 cm tetapi kesalahan
           relatif pensil adalah jauh lebih besar
       3/18/2013            Metode Numerik_Edi Supriadi            45
                                                                   45
Deret Taylor
      • Deret Taylor merupakan dasar untuk menyelesaikan masalah
        dalam metode numerik, terutama penyelesaian persamaan
        diferensial.
      • Jika fungsi f(x) diketahui di titik xi
      • Semua turunan dari f terhadap x diketahui pada titik tersebut.
      • Dengan deret Taylor dapat dinyatakan nilai f pada titik xi+1 yg
        terletak pada jarak x dari titik xi.

                                  x            x2               x3                 xn
f (x i 1 )   f (x i ) f ' (x i )    f " (x i )      f '" (x i )    ..... fn( x i )       Rn
                                 1!            2!               3!                 n!
      dimana :
                  f ( x i ) = fungsi di titik x
                  f ( x i 1 ) = fungsi di titik x
                                                    i+1
                  f ' , f " , .....f n = turunan pertama, kedua, …. ke n dari fungsi

               3/18/2013                Metode Numerik_Edi Supriadi                     46
                                                                                        46
•   x        = jarak antara xi dan xi + 1
•   Rn       = kesalahan pemotongan
•       !    = operator faktorial, misal 2! = 1 x 2

Kesalahan pemotongan Rn :

                 n 1            xn 1   n 2          xn 2
    Rn       f         (x i )        f     (x i )        .....
                              (n 1)!              (n 2)!

1. Order nol (Memperhitungkan satu suku pertama)
        f (x i 1 )        f (x i )
Perkiraan akan benar bila fungsi yg diperkirakan adalah konstan
2. Order 1 (Memperhitungkan dua suku pertama)
                                                x
            f (x i 1 )     f (x i ) f ' (x i )
                                               1!
                         Berupa garis lurus ( naik/turun )

     3/18/2013                       Metode Numerik_Edi Supriadi   47
                                                                   47
3. Order 2 (Memperhitungkan tiga suku pertama)
                                         x            x2
       f (x i 1 )   f (x i ) f ' (x i )    f " (x i )
                                        1!            2!

                                            f(x)
                                                   Order 2

                                                       Order 1



      y                                               Order 0




                         i                xi+1             x

          Gb. Perkiraan suatu fungsi dgn deret Taylor.
     3/18/2013               Metode Numerik_Edi Supriadi         48
                                                                 48
Kesalahan Pemotongan pada Deret Taylor

         Rn      O( x n 1 )
Indek n      deret yg diperhitungkan sampai suku ke n
Indek n +1     kesalahan pemotongan mempunyai order n+1
Kesalahan pemotongan akan kecil bila :
1. Interval   x adalah kecil
2. Memperhitungkan lebih banyak suku deret Taylor

Pada perkiraan order 1 besar kesalahan pemotongan :

                             x2               x3
     O( x 2 )     f " (x i )      f '" (x i )    .....
                             2!               3!


     3/18/2013            Metode Numerik_Edi Supriadi     49
                                                          49
ASSIGNMENT

1. Diketahui b= 1.648721271,
    Bila b dinyatakan dalam 4 desimal, berapakah
   relatif errornya?

2. π=3,14159265358…, bila π dinyatakan dalam 6
    desimal, hitunglah error relatif jika:
   a. dilakukan pemotongan tanpa pembulatan?
   b. dilakukan pemotongan dengan pembulatan?




    3/18/2013       Metode Numerik_Edi Supriadi    50
TERIMA KASIH




3/18/2013   Metode Numerik_Edi Supriadi   51

More Related Content

What's hot

APG Pertemuan 4 : Multivariate Normal Distribution
APG Pertemuan 4 : Multivariate Normal DistributionAPG Pertemuan 4 : Multivariate Normal Distribution
APG Pertemuan 4 : Multivariate Normal DistributionRani Nooraeni
 
Analisis Regresi Linier Sederhana
Analisis Regresi Linier SederhanaAnalisis Regresi Linier Sederhana
Analisis Regresi Linier SederhanaArning Susilawati
 
Integral Lipat Dua ( Kalkulus 2 )
Integral Lipat Dua ( Kalkulus 2 )Integral Lipat Dua ( Kalkulus 2 )
Integral Lipat Dua ( Kalkulus 2 )Kelinci Coklat
 
Metode transportasi
Metode transportasiMetode transportasi
Metode transportasiFahmy Metala
 
Metode numerik-buku-ajar-unila
Metode numerik-buku-ajar-unilaMetode numerik-buku-ajar-unila
Metode numerik-buku-ajar-unilatejowati
 
Distribusi hipergeometrik
Distribusi hipergeometrikDistribusi hipergeometrik
Distribusi hipergeometrikEman Mendrofa
 
Metode numerik pada persamaan diferensial (new)
Metode numerik pada persamaan diferensial (new)Metode numerik pada persamaan diferensial (new)
Metode numerik pada persamaan diferensial (new)Khubab Basari
 
EXPERIMENTAL DESIGN (RANCANGAN PERCOBAAN) Suatu pendekatan teoritis dari & un...
EXPERIMENTAL DESIGN(RANCANGAN PERCOBAAN) Suatu pendekatan teoritis dari & un...EXPERIMENTAL DESIGN(RANCANGAN PERCOBAAN) Suatu pendekatan teoritis dari & un...
EXPERIMENTAL DESIGN (RANCANGAN PERCOBAAN) Suatu pendekatan teoritis dari & un...Muhammad Eko
 
Rancangan bujur sangkar latin
Rancangan bujur sangkar latinRancangan bujur sangkar latin
Rancangan bujur sangkar latinMuhammad Eko
 
Bab 2 perhitungan galat
Bab 2  perhitungan galatBab 2  perhitungan galat
Bab 2 perhitungan galatKelinci Coklat
 
Model regresi-non-linear
Model regresi-non-linearModel regresi-non-linear
Model regresi-non-linearGifard Narut
 
UJI PROPORSI DUA SAMPEL
UJI PROPORSI DUA SAMPELUJI PROPORSI DUA SAMPEL
UJI PROPORSI DUA SAMPELAroon Siregar
 
Rancangan Percobaan (faktorial)
Rancangan Percobaan (faktorial)Rancangan Percobaan (faktorial)
Rancangan Percobaan (faktorial)Dian Arisona
 
PENERAPAN METODE PERAMALAN SARIMA (SEASONAL AUTOREGRESSIVE INTEGRATED MOVING ...
PENERAPAN METODE PERAMALAN SARIMA (SEASONAL AUTOREGRESSIVE INTEGRATED MOVING ...PENERAPAN METODE PERAMALAN SARIMA (SEASONAL AUTOREGRESSIVE INTEGRATED MOVING ...
PENERAPAN METODE PERAMALAN SARIMA (SEASONAL AUTOREGRESSIVE INTEGRATED MOVING ...AbrahamDarwanto
 
Modul 1 prinsip_dasar_perancangan
Modul 1 prinsip_dasar_perancanganModul 1 prinsip_dasar_perancangan
Modul 1 prinsip_dasar_perancangantisazha
 
Metode numerik persamaan non linier
Metode numerik persamaan non linierMetode numerik persamaan non linier
Metode numerik persamaan non linierIzhan Nassuha
 
APG Pertemuan 4 : Multivariate Normal Distribution (2)
APG Pertemuan 4 : Multivariate Normal Distribution (2)APG Pertemuan 4 : Multivariate Normal Distribution (2)
APG Pertemuan 4 : Multivariate Normal Distribution (2)Rani Nooraeni
 

What's hot (20)

APG Pertemuan 4 : Multivariate Normal Distribution
APG Pertemuan 4 : Multivariate Normal DistributionAPG Pertemuan 4 : Multivariate Normal Distribution
APG Pertemuan 4 : Multivariate Normal Distribution
 
Materi P3_Distribusi Normal
Materi P3_Distribusi NormalMateri P3_Distribusi Normal
Materi P3_Distribusi Normal
 
Analisis Regresi Linier Sederhana
Analisis Regresi Linier SederhanaAnalisis Regresi Linier Sederhana
Analisis Regresi Linier Sederhana
 
Integral Lipat Dua ( Kalkulus 2 )
Integral Lipat Dua ( Kalkulus 2 )Integral Lipat Dua ( Kalkulus 2 )
Integral Lipat Dua ( Kalkulus 2 )
 
Metode transportasi
Metode transportasiMetode transportasi
Metode transportasi
 
Metode numerik-buku-ajar-unila
Metode numerik-buku-ajar-unilaMetode numerik-buku-ajar-unila
Metode numerik-buku-ajar-unila
 
Distribusi hipergeometrik
Distribusi hipergeometrikDistribusi hipergeometrik
Distribusi hipergeometrik
 
Metode numerik pada persamaan diferensial (new)
Metode numerik pada persamaan diferensial (new)Metode numerik pada persamaan diferensial (new)
Metode numerik pada persamaan diferensial (new)
 
EXPERIMENTAL DESIGN (RANCANGAN PERCOBAAN) Suatu pendekatan teoritis dari & un...
EXPERIMENTAL DESIGN(RANCANGAN PERCOBAAN) Suatu pendekatan teoritis dari & un...EXPERIMENTAL DESIGN(RANCANGAN PERCOBAAN) Suatu pendekatan teoritis dari & un...
EXPERIMENTAL DESIGN (RANCANGAN PERCOBAAN) Suatu pendekatan teoritis dari & un...
 
Rancangan bujur sangkar latin
Rancangan bujur sangkar latinRancangan bujur sangkar latin
Rancangan bujur sangkar latin
 
Bab 2 perhitungan galat
Bab 2  perhitungan galatBab 2  perhitungan galat
Bab 2 perhitungan galat
 
Model regresi-non-linear
Model regresi-non-linearModel regresi-non-linear
Model regresi-non-linear
 
Turunan numerik
Turunan numerikTurunan numerik
Turunan numerik
 
Distribusi sampling
Distribusi samplingDistribusi sampling
Distribusi sampling
 
UJI PROPORSI DUA SAMPEL
UJI PROPORSI DUA SAMPELUJI PROPORSI DUA SAMPEL
UJI PROPORSI DUA SAMPEL
 
Rancangan Percobaan (faktorial)
Rancangan Percobaan (faktorial)Rancangan Percobaan (faktorial)
Rancangan Percobaan (faktorial)
 
PENERAPAN METODE PERAMALAN SARIMA (SEASONAL AUTOREGRESSIVE INTEGRATED MOVING ...
PENERAPAN METODE PERAMALAN SARIMA (SEASONAL AUTOREGRESSIVE INTEGRATED MOVING ...PENERAPAN METODE PERAMALAN SARIMA (SEASONAL AUTOREGRESSIVE INTEGRATED MOVING ...
PENERAPAN METODE PERAMALAN SARIMA (SEASONAL AUTOREGRESSIVE INTEGRATED MOVING ...
 
Modul 1 prinsip_dasar_perancangan
Modul 1 prinsip_dasar_perancanganModul 1 prinsip_dasar_perancangan
Modul 1 prinsip_dasar_perancangan
 
Metode numerik persamaan non linier
Metode numerik persamaan non linierMetode numerik persamaan non linier
Metode numerik persamaan non linier
 
APG Pertemuan 4 : Multivariate Normal Distribution (2)
APG Pertemuan 4 : Multivariate Normal Distribution (2)APG Pertemuan 4 : Multivariate Normal Distribution (2)
APG Pertemuan 4 : Multivariate Normal Distribution (2)
 

Viewers also liked

Metode numerik [rifqi.ikhwanuddin.com]
Metode numerik [rifqi.ikhwanuddin.com]Metode numerik [rifqi.ikhwanuddin.com]
Metode numerik [rifqi.ikhwanuddin.com]Tri Jayanti
 
Metode numerik-rinaldi-munir-libre
Metode numerik-rinaldi-munir-libreMetode numerik-rinaldi-munir-libre
Metode numerik-rinaldi-munir-libreAlvin Setiawan
 
Bab 3 penyl numerik aljabar tunggal
Bab 3 penyl numerik aljabar tunggalBab 3 penyl numerik aljabar tunggal
Bab 3 penyl numerik aljabar tunggalwahyuddin S.T
 

Viewers also liked (6)

Metode numerik [rifqi.ikhwanuddin.com]
Metode numerik [rifqi.ikhwanuddin.com]Metode numerik [rifqi.ikhwanuddin.com]
Metode numerik [rifqi.ikhwanuddin.com]
 
Metode numerik-rinaldi-munir-libre
Metode numerik-rinaldi-munir-libreMetode numerik-rinaldi-munir-libre
Metode numerik-rinaldi-munir-libre
 
Met num 2
Met num 2Met num 2
Met num 2
 
Bab 3 penyl numerik aljabar tunggal
Bab 3 penyl numerik aljabar tunggalBab 3 penyl numerik aljabar tunggal
Bab 3 penyl numerik aljabar tunggal
 
Aproksimasi
AproksimasiAproksimasi
Aproksimasi
 
Teori Bilangan Biner
Teori Bilangan BinerTeori Bilangan Biner
Teori Bilangan Biner
 

Similar to Kuliah 01

Bahan kuliah 1 metoda numerik
Bahan kuliah 1   metoda numerikBahan kuliah 1   metoda numerik
Bahan kuliah 1 metoda numerikSriyono Nozbee
 
Metode Numerik Hybrid, pertemuan pertama
Metode Numerik Hybrid, pertemuan pertamaMetode Numerik Hybrid, pertemuan pertama
Metode Numerik Hybrid, pertemuan pertamaWaksalahraboUwak
 
09 tajuk-2-operasi-dan-pengiraan-130218023650-phpapp02
09 tajuk-2-operasi-dan-pengiraan-130218023650-phpapp0209 tajuk-2-operasi-dan-pengiraan-130218023650-phpapp02
09 tajuk-2-operasi-dan-pengiraan-130218023650-phpapp02Haris Ismail
 
Met num1 pendahuluan-new
Met num1 pendahuluan-newMet num1 pendahuluan-new
Met num1 pendahuluan-newAlen Pepa
 
Pendahuluan metode numerik
Pendahuluan metode numerikPendahuluan metode numerik
Pendahuluan metode numerikHdytim
 
Essay puput
Essay puputEssay puput
Essay puputRizkiHP
 
MENCARI JALAN TERBAIK
MENCARI JALAN TERBAIKMENCARI JALAN TERBAIK
MENCARI JALAN TERBAIKRizkiHP
 
Cd un matematika mahir sd 2013
Cd un matematika mahir sd 2013Cd un matematika mahir sd 2013
Cd un matematika mahir sd 2013jatisari3
 
trik-tirk menyelesaikan persoalan perkalian dan akar pangkat
 trik-tirk menyelesaikan persoalan perkalian dan akar pangkat trik-tirk menyelesaikan persoalan perkalian dan akar pangkat
trik-tirk menyelesaikan persoalan perkalian dan akar pangkatErik Kuswanto
 
Tugas Simkomdig-Bu.Ning SMK CKTC (Ratna_D)
Tugas Simkomdig-Bu.Ning SMK CKTC (Ratna_D)Tugas Simkomdig-Bu.Ning SMK CKTC (Ratna_D)
Tugas Simkomdig-Bu.Ning SMK CKTC (Ratna_D)RatnaDevi7
 
Trik Perkalian [Gasing]
Trik Perkalian [Gasing]Trik Perkalian [Gasing]
Trik Perkalian [Gasing]Arif Rohmadi
 
Smart solution un matematika sma 2013 (skl 2.4 sistem persamaan linear)
Smart solution un matematika sma 2013 (skl 2.4 sistem persamaan linear)Smart solution un matematika sma 2013 (skl 2.4 sistem persamaan linear)
Smart solution un matematika sma 2013 (skl 2.4 sistem persamaan linear)Catur Prasetyo
 
1. Dasar TIU NgabuburiTIU 2023 (1).pdf
1. Dasar TIU NgabuburiTIU 2023 (1).pdf1. Dasar TIU NgabuburiTIU 2023 (1).pdf
1. Dasar TIU NgabuburiTIU 2023 (1).pdfMariaNovansya
 
Misconception group 3 (edit)
Misconception group 3 (edit)Misconception group 3 (edit)
Misconception group 3 (edit)sitinuridayuzahid
 
Sistem Persamaan (Digital Blackboard)
Sistem Persamaan (Digital Blackboard)Sistem Persamaan (Digital Blackboard)
Sistem Persamaan (Digital Blackboard)Yani Pieter Pitoy
 
Modul operasi bilangan bulat dan pecahan
Modul operasi bilangan bulat dan pecahanModul operasi bilangan bulat dan pecahan
Modul operasi bilangan bulat dan pecahanJeanet Eva
 

Similar to Kuliah 01 (20)

Bahan kuliah 1 metoda numerik
Bahan kuliah 1   metoda numerikBahan kuliah 1   metoda numerik
Bahan kuliah 1 metoda numerik
 
Metode Numerik Hybrid, pertemuan pertama
Metode Numerik Hybrid, pertemuan pertamaMetode Numerik Hybrid, pertemuan pertama
Metode Numerik Hybrid, pertemuan pertama
 
09 tajuk-2-operasi-dan-pengiraan-130218023650-phpapp02
09 tajuk-2-operasi-dan-pengiraan-130218023650-phpapp0209 tajuk-2-operasi-dan-pengiraan-130218023650-phpapp02
09 tajuk-2-operasi-dan-pengiraan-130218023650-phpapp02
 
Met num1 pendahuluan-new
Met num1 pendahuluan-newMet num1 pendahuluan-new
Met num1 pendahuluan-new
 
Pendahuluan metode numerik
Pendahuluan metode numerikPendahuluan metode numerik
Pendahuluan metode numerik
 
Essay puput
Essay puputEssay puput
Essay puput
 
MENCARI JALAN TERBAIK
MENCARI JALAN TERBAIKMENCARI JALAN TERBAIK
MENCARI JALAN TERBAIK
 
Cd un matematika mahir sd 2013
Cd un matematika mahir sd 2013Cd un matematika mahir sd 2013
Cd un matematika mahir sd 2013
 
MATEMATRIKS - TRIK PERKALIAN
MATEMATRIKS - TRIK PERKALIANMATEMATRIKS - TRIK PERKALIAN
MATEMATRIKS - TRIK PERKALIAN
 
trik-tirk menyelesaikan persoalan perkalian dan akar pangkat
 trik-tirk menyelesaikan persoalan perkalian dan akar pangkat trik-tirk menyelesaikan persoalan perkalian dan akar pangkat
trik-tirk menyelesaikan persoalan perkalian dan akar pangkat
 
Basic Counting
Basic CountingBasic Counting
Basic Counting
 
Tugas Simkomdig-Bu.Ning SMK CKTC (Ratna_D)
Tugas Simkomdig-Bu.Ning SMK CKTC (Ratna_D)Tugas Simkomdig-Bu.Ning SMK CKTC (Ratna_D)
Tugas Simkomdig-Bu.Ning SMK CKTC (Ratna_D)
 
Trik Perkalian [Gasing]
Trik Perkalian [Gasing]Trik Perkalian [Gasing]
Trik Perkalian [Gasing]
 
Pert 1 - Rekayasa Komputasional
Pert 1 - Rekayasa KomputasionalPert 1 - Rekayasa Komputasional
Pert 1 - Rekayasa Komputasional
 
Smart solution un matematika sma 2013 (skl 2.4 sistem persamaan linear)
Smart solution un matematika sma 2013 (skl 2.4 sistem persamaan linear)Smart solution un matematika sma 2013 (skl 2.4 sistem persamaan linear)
Smart solution un matematika sma 2013 (skl 2.4 sistem persamaan linear)
 
1. Dasar TIU NgabuburiTIU 2023 (1).pdf
1. Dasar TIU NgabuburiTIU 2023 (1).pdf1. Dasar TIU NgabuburiTIU 2023 (1).pdf
1. Dasar TIU NgabuburiTIU 2023 (1).pdf
 
Rpl pak ariff
Rpl pak ariffRpl pak ariff
Rpl pak ariff
 
Misconception group 3 (edit)
Misconception group 3 (edit)Misconception group 3 (edit)
Misconception group 3 (edit)
 
Sistem Persamaan (Digital Blackboard)
Sistem Persamaan (Digital Blackboard)Sistem Persamaan (Digital Blackboard)
Sistem Persamaan (Digital Blackboard)
 
Modul operasi bilangan bulat dan pecahan
Modul operasi bilangan bulat dan pecahanModul operasi bilangan bulat dan pecahan
Modul operasi bilangan bulat dan pecahan
 

Kuliah 01

  • 1. Metode Numerik (2 SKS) Kuliah pertama Oleh : Edi Supriadi 3/18/2013 1
  • 2. Deskripsi Mata Kuliah • Mata kuliah ini membahas tentang sistem bilangan, jenis-jenis kesalahan, kesalahan absolut dan relatif,akar-akar persamaan tak linear, menentukan akar-akar SPL, analisa interpolasi, integrasi numerik dan persamaan diferensial biasa serta persamaan diferensial parsial. 3/18/2013 Metode Numerik_Edi Supriadi 2
  • 3. Literatur : 1. Sahid dan fauzan. 2000. Metode Numerik. Yogyakarta : FMIPA UNY. 2.Wahyudin. 1987. Metode Analisis Numerik. Bandung. Tarsito. 3.I Nyoman Susila. 1993, Dasar-dasar Metode Numerik. Jakarta : Erlangga. 3/18/2013 3 Metode Numerik_Edi Supriadi
  • 4. KRITERIA PENILAIAN 1 Kehadiran dan keaktifan dikelas 10 % 2.Kuis dan Tugas 15 % 3.Ujian Tengah Semester 25 % 4.Ujian Akhir Semester 50 % Jumlah 100 % 3/18/2013 Metode Numerik_Edi Supriadi 4
  • 5. Metode Numerik (MN) • MN Adalah suatu metode untuk menyelesaikan masalah. Masalah yang diformulasikan secara matematis dengan cara operasi hitungan (aritmetik) • MN Sanggup menangani system persamaan yang besar, tidak linier serta geometri rumit yang sering kali tidak memungkinkan dipecahkan secara analitis atau rumus pada kalkulus. • Dalam metode numeric dilakukan operasi hitungan dalam jumlah yang sangat banyak dan berulang- ulang. • Terkadang Untuk memudahkan, Di perlukan bantuan computer untuk melaksanakan operasi hitungan tersebut. 3/18/2013 Metode Numerik_Edi Supriadi 5
  • 6. Materi Kuliah 1. Sistem bilangan 2. Jenis-jenis kesalahan 3. Kesalahan absolut dan relatif 4. Sistem persamaan non linier – Metode bagi dua – Metode posisi palsu/salah – Metode iterasi dan secant – Metode Newton-Rapshon 5. Sistem Persamaan Linear - Metode Eliminasi Gauss - Iterasi Jacobi - Iterasi Gauss-Seidel 3/18/2013 Metode Numerik_Edi Supriadi 6
  • 7. Materi Kuliah 6. Interpolasi - Interpolasi Linier - Interpolasi kuadrat - Interpolasi beda terbagi Newton - Interpolasi Polinomial Lagrange = Interpolasi Spline 7. Fungsi tak diketahui secara numerik - Selisih maju dua titik - Selisih mundur dua titik - Selisih pusat - Ekstrapolasi 3/18/2013 Metode Numerik_Edi Supriadi 7
  • 8. Materi Kuliah 8. Integrasi Numerik - Metode Trapesium - Metode Simpson - Integrasi Romberg - Integrasi Quadrature-Gauss 9. Persamaan Diferensial secara Numerik - Metode Euler - Metode Runge Kutta orde 2 dan 4 3/18/2013 Metode Numerik_Edi Supriadi 8
  • 9. Sistem Bilangan Tujuan Belajar: •Memahami jenis-jenis sistem bilangan yang dikenal sistem komputer. •Memahami cara melakukan konversi antar sistem bilangan. 3/18/2013 Metode Numerik_Edi Supriadi 9
  • 10. Definisi • Sistem Bilangan (number system) adalah suatu cara untuk mewakili besaran dari suatu item fisik. • Sistem bilangan yang banyak digunakan manusia adalah desimal, yaitu sistem bilangan yang menggunakan 10 macam simbol untuk mewakili suatu besaran. • Logika komputer diwakili oleh 2 elemen 2 keadaan (twostate elements), yaitu : keadaan off (tidak ada arus) dan keadaan on (ada arus), yang disebut sistem bilangan binary 3/18/2013 Metode Numerik_Edi Supriadi 10
  • 11. Jenis-jenis Sistem Bilangan Sistem bilangan menggunakan suatu bilangan dasar atau basis (base atau disebut juga radix) yang tertentu. Suatu sistem bilangan, senantiasa mempunyai Base (radix), absolute digit dan positional (place) value. Basis yang dipergunakan dimasing-masing sistem bilangan tergantung dari jumlah nilai bilangan yang dipergunakan. 3/18/2013 Metode Numerik_Edi Supriadi 11
  • 12. Jenis sistem bilangan • Sistem Bilangan Desimal (Decimal Numbering System) dengan basis 10, menggunakan 10 macam simbol bilangan. • Sistem Bilangan Biner (Binary Numbering System) dengan basis 2, menggunakan 2 macam simbol bilangan • Sistem Bilangan Octal (Octenary Numbering System), dengan basis 8, menggunakan 8 macam simbol bilangan • Sistem Bilangan Hexadesimal (Hexadenary Numbering System) dg basis 16, menggunakan 16 macam simbol bilangan 3/18/2013 Metode Numerik_Edi Supriadi 12
  • 13. Konversi Bilangan • Setiap angka pada suatu sistem bilangan dapat dikonversikan (disamakan/diubah) ke dalam sistem bilangan yang lain. Di bawah ini dibuat konversi (persamaan) dari 4 sistem bil. yang akan dipelajari : 3/18/2013 Metode Numerik_Edi Supriadi 13
  • 14. SISTEM BILANGAN DESIMAL • Menggunakan 10 macam simbol bilangan berbentuk 10 digit angka, yaitu : 0,1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8 dan 9. • Dapat berbentuk integer desimal (decimal integer atau pecahan desimal (decimal fraction) • Contoh : nilai 8598 adalah integer desimal (bilangan bulat),yangdapat diartikan : 3/18/2013 Metode Numerik_Edi Supriadi 14
  • 15. • Absolute value merupakan nilai mutlak dari masing2 digit bilangan. • Position value (nilai posisi) merupakan penimbang atau bobot dari masing2 digit tergantung dari letak posisinya yaitu bernilai basis dipangkatkan dengan urutan Posisinya. Sehingga nilai 8598 dapat juga diartikan sebagai : (8x1000) + (5 x 100) + (9 x 10)+ (8 x 1) 3/18/2013 Metode Numerik_Edi Supriadi 15
  • 16. Sistem bilangan Binari • Menggunakan 2 macam simbol bilangan berbentuk 2 digit angka, yaitu 0 dan 1. • Binari menggunakan basis 2. • Contoh : 3/18/2013 Metode Numerik_Edi Supriadi 16
  • 17. 3/18/2013 Metode Numerik_Edi Supriadi 17
  • 18. Sistem Bilangan Oktal • Menggunakan 8 macam simbo bilangan, yaitu : 0, 1, 2,3, 4, 5, 6, dan 7. • Menggunakan basis 8. • Position value sistem bilangan oktal merupakan perpangkatan dari nilai 8. 3/18/2013 Metode Numerik_Edi Supriadi 18
  • 19. 3/18/2013 Metode Numerik_Edi Supriadi 19
  • 20. SISTEM BILANGAN HEXADISIMAL • Menggunakan 16 macam simbol, yaitu : 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, A, B, C, D, E dan F. • Menggunakan basis 16. • Digunakan terutama pada komputer2 mini, misalnya :IBM System 360, Data General’s Nova, PDP-11 DEC, Honeywell, dan beberapa komputer mini lainnya. 3/18/2013 Metode Numerik_Edi Supriadi 20
  • 21. 3/18/2013 Metode Numerik_Edi Supriadi 21
  • 22. KONVERSI BILANGAN dari DESIMAL ke BINARI, OKTAL dan HEXA • Metode yang paling banyak digunakan adalah metode sisa (remainder method), dimana bilangan desimal yang akan dikonversi di bagi dengan basis bilangan konversi kemudian diambil sisanya sampai tidak dapat dibagi lagi. Desimal ke Binary Contoh : Bilangan desimal 45 akan dikonversi ke Binary, maka hasilnya : 3/18/2013 Metode Numerik_Edi Supriadi 22
  • 23. Contoh 2 Konversi bilangan bulat desimal ke biner dilakukan dengan membagi secara berulang-ulang suatu bilangan desimal dengan 2. Sisa setiap pembagian merupakan bit yang didapat Contoh: Konversi 625des ke biner 625 / 2 = 312 sisa 1 312 / 2 = 156 0 156 / 2 = 78 0 78 / 2 = 39 0 39 / 2 = 19 1 19 / 2 = 9 1 9/2 =4 1 4/2 =2 0 2/2 =1 0 1/2 =0 1 Jadi 625des = 1001110001bin 3/18/2013 Metode Numerik_Edi Supriadi 23
  • 24. Konversi Bilangan Pecahan Desimal Ke Biner Caranya : Kalikan suatu bilangan desimal pecahan dengan 2. Bagian pecahan dari hasil perkalian ini dikalikan dengan 2. Langkah ini diulang hingga didapat hasil akhir 0. Bagian bulat dari setiap hasil perkalian merupakan bit yang didapat Contoh: Konversi 0,75 des ke Biner 0,75 X 2 = 1,50 sisa 1 0,50 X 2 = 1,00 1 0X2 = 0,00 0 Jadi 0,75des = 0,110bin 3/18/2013 Metode Numerik_Edi Supriadi 24
  • 25. Konversi bilangan desimal ke oktal Contoh Bilangan Bulat : 625des = 1161okt 625 / 8 = 78 sisa 1 78 / 8 = 9 6 9/8 =1 1 1/8 =0 1 Contoh Bilangan Pecahan : 0,1des = 0,063….okt 0,1 X 8 = 0,8 sisa 0 0,8 X 8 = 6,4 6 0,4 X 8 = 3,2 3 3/18/2013 Metode Numerik_Edi Supriadi 25
  • 26. Konversi Bilangan Bulat Desimal ke Heksadesimal Konversi bilangan bulat desimal ke heksadesimal dilakukan dengan membagi secara berulang-ulang suatu bilangan desimal dengan 16. Sisa setiap pembagian merupakan digit heksadesimal yang didapat. Contoh: Konversi 625des ke Heksadesimal 625 / 16 = 39 sisa 1 39 / 16 = 2 7 2 / 16 =0 2 Jadi 625des = 271heks 3/18/2013 Metode Numerik_Edi Supriadi 26
  • 27. Konversi Bilangan Pecahan Desimal ke Heksadesimal Konversi bilangan pecahan desimal ke heksadesimal dilakukan dengan cara mengalikan suatu bilangan desimal pecahan dengan 16. Bagian pecahan dari hasil perkalian ini dikalikan dengan 16. Langkah ini diulang hingga didapat hasil akhir 0. Bagian bulat dari setiap hasil perkalian merupakan digit yang didapat. Contoh: 0,75des = 0,Cheks 0,75 X 16 = C Contoh: 0,1des = 0,19 ...... heks 0,10 X 16 = 1,6 sisa 1 0,60 X 16 = 9,6 9 dst…. 3/18/2013 Metode Numerik_Edi Supriadi 27
  • 28. Konversi Bilangan Biner Ke Desimal Contoh Bilangan Bulat: 1010011 =1 X 26 + 0 X 25 + 1 X 24 + 0 X 23 + 0 X 22 + 1 X 21 + 1 X 20 = 64 + 0 + 16 + 0 + 0 + 2 + 1 = 83des Contoh Bilangan Pecahan: 110,01 = 1 X 22 + 1 X 21 + 0 X 20 + 0 X 2-1 + 1 X 2-2 = 4 + 2 + 0 + 0 + 0,25 = 6,25des 3/18/2013 Metode Numerik_Edi Supriadi 28
  • 29. Konversi Bilangan Oktal ke Desimal Contoh bilangan bulat: 1161okt = 625des 1161okt Berarti : = 1 X 83 + 1 X 8 2 + 6 X 8 1 + 1 X 80 = 512+64+48+1 = 625des Contoh bilangan pecahan: 13,6okt = 11,75des 13,6okt Berarti : = 1 X 81 + 3 X 80 + 6 X 8-1 = 8 + 3 + 0,75 = 11,75des 3/18/2013 Metode Numerik_Edi Supriadi 29
  • 30. Konversi Bilangan Heksadesimal ke Desimal 271heks = 625des 271heks = 2 X 162 + 7 X 161 + 1 X 160 = 512 + 112 + 1 = 625des 0,Cheks = 0,75des 0,C heks = 0 X 160 + 12 X 16-1 = 0 + 0,75 = 0,75des 3/18/2013 Metode Numerik_Edi Supriadi 30
  • 31. Assignment 1. Konversikan bilangan heksadesimal berikut ke desimal : 1. A7F 2. 38C,B9 2. Konversikan bilangan Biner berikut ke desimal : 1. 11010 2. 1010,1011 3. Konversikan bilangan oktal berikut ke desimal : 1. 465 2. 31,6 4. Konversikan bilangan desimal berikut ke biner, oktal dan heksadesimal: 1. 8217 2. 0,24 3/18/2013 Metode Numerik_Edi Supriadi 31
  • 32. Angka penting/ Nilai signifikan Nilai signifikan suatu nilai dimana jumlah angka ditentukan sebagai batas nilai tersebut diterima atau tidak. • Terdiri dari digit 1,2 3,4,5,6,7,8,9 dan 0 • Untuk 0 tidak termasuk angka signifikan jika digunakan untuk menentukan titik desimal atau untuk mengisi t empat2 dari digit yang tidak diketahui/dibuang. 3/18/2013 Metode Numerik_Edi Supriadi 32
  • 33. Perhatikan nilai pada penggaris Dengan nilai signifikan= 1, maka nilai adalah53 atau 54 Dengan nilai signifikan= 0,1, maka nilai adalah 53 atau53,5 3/18/2013 Metode Numerik_Edi Supriadi 33
  • 34. Konsep angka signifikan  keandalan sebuah nilai numerik • Banyak angka signifikan  banyaknya digit tertentu yg dpt dipakai dengan meyakinkan • Selain angka signifikan, jg ada angka taksiran • Angka 0 (nol) tdk sll pasti mjd angka signifikan, • 0,000123  mengandung 3 AS (nol bkn merupakan AS) • 0,00123  mengandung 3 AS (nol bkn merupakan AS) • 12.300  5 angka signifikan • • 1,23 x 104  mengandung 3 AS (memakai notasi ilmiah) • 1,230 x 104  mengandung 4 AS (memakai notasi ilmiah) • 1,2300 x 104  mengandung 5 AS (memakai notasi ilmiah) 3/18/2013 Metode Numerik_Edi Supriadi 34
  • 35. AKURASI DaN PRESISI Nilai presisi mengacu pada jumlah angka signifikan yang digunakan Dan sebaran bacaan berulang pada alat ukur Pemakaian alat ukur penggaris dan jangka sorong akan mempunyai Perbedaan nilai presisi. Pemakaian jangka sorong mempunyai Presisi yang lebih tinggi. Nilai akurat atau akurasi mengacu pada dekatnya nilai pendekatan yang dihasilkan dengan nilai acuan atau nilai eksak. Misalkan nilai eksak diketahui ½,sedangkan hasil pendekatan Adalah 0.500001 maka hasil ini dikatakan akurat bila torelansinya=10E-4. 3/18/2013 Metode Numerik_Edi Supriadi 35
  • 36. AKURASI DAN PRESISI (a) Menunjukkan hasil yang akurat dan presisi. (b)Menunjukkan hasil yang presisi tetapi tidak akurat. (c)Menunjukkan hasil yang sebenarnya akurat tetapi tidak presisi. (d)Menunjukkan hasil yang tidak akurat dan tidak 3/18/2013 presisi Metode Numerik_Edi Supriadi 36
  • 37. ATURAN PEMBULATAN 1. Jika bilangan yang dibuang kurang dari ½satuan dari tempat yang ke–n, maka angka yang ke-n tetap tidak dirubah 2. Jika bilangan yang dibuang lebih dari ½satuan dari tempat yang ke–n, maka angka yang ke-n ditambah dengan 1 3. Jika bilangan yang dibuang tepat ½ satuan dalam tempat yang ke-n, maka angka yang ke-n tidak dirubah, jika angka yang ke-n adalah genap atau angka yang ke-n ditambah dengan 1 (satu) jika angka yang ke-n gasal, dengan kata lain perkataan membulatkan sedemikian hingga angka yang ke-n adalah genap. Jika suatu bilangan sudah dibulatkan menurut aturan diatas bilangan itu dikatakan betul (correct) sampai n angka yang berarti 3/18/2013 Metode Numerik_Edi Supriadi 37
  • 38. GALAT (KESALAHAN) • Penyelesaian secara numerik dari suatu persamaan matematis hanya memberikan nilai perkiraan yang mendekati nilai eksak (yang benar) dari penyelesaian analitis. • Penyelesaian numerik akan memberikan kesalahan terhadap nilai eksak • Ada 3 macam kesalahan dasar; 1. Galat bawaan (inheren) 2.Galat pemotongan 3.Galat pembulatan 3/18/2013 Metode Numerik_Edi Supriadi 38
  • 39. Galat bawaan (Inheren) • Galat dalam nilai data • Terjadi akibat kekeliruan dalam menyalin data, salah membaca skala atau kesalahan karena kurangnya pengertian mengenai hukum-hukum fisik dari data yang diukur. • Berhub dg galat pd data yg dioperasikan oleh suatu komputer dg beberapa prosedur numerik. Contoh : Pengukuran selang waktu 2,3 detik :  Terdapat beberapa galat karena hanya dg suatu kebetulan selang waktu akan diukur tepat 2,3 detik. 3/18/2013 Metode Numerik_Edi Supriadi 39
  • 40. Galat Pemotongan (Truncation Error) • Berhubungan dg cara pelaksanaan prosedur numerik • Contoh pada deret Taylor tak berhingga : x3 x5 x7 x9 sin x x ........ 3! 5! 7! 9! • Dapat dipakai untuk menghitung sinus sebarang sudut x dalam radian • Jelas kita tdk dapat memakai semua suku dalam deret, karena deretnya tak berhingga • Kita berhenti pada suku tertentu misal x9 • Suku yg dihilangkan menghasilkan suatu galat • Dalam perhitungan numerik galat ini sangat penting # bisa juga timbul karena pemotongan angka signifikan 3/18/2013 40 Metode Numerik_Edi Supriadi
  • 41. Galat Pembulatan • Akibat pembulatan angka • Terjadi pada komputer yg disediakan beberapa angka tertentu misal; 5 angka : • Penjumlahan 9,2654 + 7,1625 hasilnya 16,4279 Ini terdiri 6 angka sehingga tidak dapat disimpan dalam komputer kita dan akan dibulatkan menjadi 16,428 3/18/2013 Metode Numerik_Edi Supriadi 41
  • 42. Galat Relatif dan Absolut • Galat absolut suatu bilangan adalah selisih antara nilai sebenarnya (dengan anggapan telah diketahui) dgn suatu pendekatan pada nilai sebenarnya. • Hubungan antara nilai eksak (nilai sebenarnya), nilai perkiraan dan kesalahan diberikan dalam bentuk : x x e dimana : x = nilai eksak x = pendekatan pd nilai sebenarnya e = kesalahan /error 3/18/2013 Metode Numerik_Edi Supriadi 42 42
  • 43. e kesalahan absolut e x x Kesalahan absolut tidak menunjukkan besarnya tingkat kesalahan. Contoh : Kesalahan 1 cm pd. pengukuran pensil akan sangat terasa dibanding dengan kesalahan yg sama pd pengukuran panjang jembatan. Kesalahan relatif kesalahan absolut dibagi nilai pendekatan galat absolut dibagi nilai sebenarnya e e x 100 % x •Nilai eksak bila diselesaikan secara analitis •Metode numerik nilai eksak tidak diketahui •Kesalahan diberikan (berdasar pd nilai terbaik dari nilai eksak) 3/18/2013 43 43 Metode Numerik_Edi Supriadi
  • 44. a x 100 % x • x nilai perkiraan terbaik Dalam metode numerik pendekatan iteratif • Perkiraan sekarang dibuat berdasar perkiraan sebelumnya, sehingga : n 1 n x x a n 1 x 100 % x • dimana : n • x = nilai perkiraan pada iterasi ke n n 1 • x = nilai perkiraan pada iterasi ke n+1 3/18/2013 Metode Numerik_Edi Supriadi 44 44
  • 45. Contoh : Pengukuran panjang jembatan dan pensil memberikan hasil 9999 cm dan 9 cm. Apabila panjang yg benar (eksak) adalah 10.000 cm dan 10 cm. Hitung kesalahan absolut dan relatif! Solusi : a. Kesalahan absolut Jembatan : e x x = 10.000 – 9999 = 1 cm Pensil : = 10 – 9 = 1 cm b. Kesalahan relatif e 1 Jembatan : e x 100 % X 100 % 0.01 % x 10000 e 1 Pensil ; e x 100 % X 100 % 10 % x 10 Kedua kesalahan sama yaitu 1 cm tetapi kesalahan relatif pensil adalah jauh lebih besar 3/18/2013 Metode Numerik_Edi Supriadi 45 45
  • 46. Deret Taylor • Deret Taylor merupakan dasar untuk menyelesaikan masalah dalam metode numerik, terutama penyelesaian persamaan diferensial. • Jika fungsi f(x) diketahui di titik xi • Semua turunan dari f terhadap x diketahui pada titik tersebut. • Dengan deret Taylor dapat dinyatakan nilai f pada titik xi+1 yg terletak pada jarak x dari titik xi. x x2 x3 xn f (x i 1 ) f (x i ) f ' (x i ) f " (x i ) f '" (x i ) ..... fn( x i ) Rn 1! 2! 3! n! dimana : f ( x i ) = fungsi di titik x f ( x i 1 ) = fungsi di titik x i+1 f ' , f " , .....f n = turunan pertama, kedua, …. ke n dari fungsi 3/18/2013 Metode Numerik_Edi Supriadi 46 46
  • 47. x = jarak antara xi dan xi + 1 • Rn = kesalahan pemotongan • ! = operator faktorial, misal 2! = 1 x 2 Kesalahan pemotongan Rn : n 1 xn 1 n 2 xn 2 Rn f (x i ) f (x i ) ..... (n 1)! (n 2)! 1. Order nol (Memperhitungkan satu suku pertama) f (x i 1 ) f (x i ) Perkiraan akan benar bila fungsi yg diperkirakan adalah konstan 2. Order 1 (Memperhitungkan dua suku pertama) x f (x i 1 ) f (x i ) f ' (x i ) 1! Berupa garis lurus ( naik/turun ) 3/18/2013 Metode Numerik_Edi Supriadi 47 47
  • 48. 3. Order 2 (Memperhitungkan tiga suku pertama) x x2 f (x i 1 ) f (x i ) f ' (x i ) f " (x i ) 1! 2! f(x) Order 2 Order 1 y Order 0 i xi+1 x Gb. Perkiraan suatu fungsi dgn deret Taylor. 3/18/2013 Metode Numerik_Edi Supriadi 48 48
  • 49. Kesalahan Pemotongan pada Deret Taylor Rn O( x n 1 ) Indek n deret yg diperhitungkan sampai suku ke n Indek n +1 kesalahan pemotongan mempunyai order n+1 Kesalahan pemotongan akan kecil bila : 1. Interval x adalah kecil 2. Memperhitungkan lebih banyak suku deret Taylor Pada perkiraan order 1 besar kesalahan pemotongan : x2 x3 O( x 2 ) f " (x i ) f '" (x i ) ..... 2! 3! 3/18/2013 Metode Numerik_Edi Supriadi 49 49
  • 50. ASSIGNMENT 1. Diketahui b= 1.648721271, Bila b dinyatakan dalam 4 desimal, berapakah relatif errornya? 2. π=3,14159265358…, bila π dinyatakan dalam 6 desimal, hitunglah error relatif jika: a. dilakukan pemotongan tanpa pembulatan? b. dilakukan pemotongan dengan pembulatan? 3/18/2013 Metode Numerik_Edi Supriadi 50
  • 51. TERIMA KASIH 3/18/2013 Metode Numerik_Edi Supriadi 51