SlideShare a Scribd company logo
1 of 15
Download to read offline
LAPORAN RESMI MIKROBIOLOGI
CEMARAN BAKTERI PADA TERASI
OLEH :
KELOMPOK 2 :
1. DEWA GEDE ANDIKA PRAMARTHA (151051)
2. FEBRIAN RACHMANSYAH (151052)
3. NI NYOMAN AYU TRIANDANI (151053)
4. NI LUH RIKA ANDINI (151054)
5. NI PUTU ARISTA APRILYANTI (151055)
6. NI WAYAN PUTRI ANGGARYANI (151056)
AKADEMI FARMASI SARASWATI DENPASAR
2016
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Terasi atau belacan adalah salah satu produk awetan yang berasal dari ikan dan
udang rebon segar yang telah diolah melalui proses pemeraman atau fermentasi, disertai
dengan proses penggilingan dan penjemuran terasi. Pada umumnya bentuk terasi berupa
padatan, kemudian teksturnya agak kasar, dan memiliki khas aroma yang tajam akan
tetapi rasanya gurih (Pierson, 2013). Ada dua macam terasi diperdagangkan di pasar,
yaitu terasi udang dan terasi ikan. Jenis terasi udang umumnya mempunyai warna cokelat
kemerahan pada produk yang dihasilkan, sedangkan pada terasi ikan hasilnya berwarna
kehitaman. (Yuniar, 2010).
Proses pembuatan produk terasi juga ditambahkan garam yang berfungsi untuk
bahan pengawet, bentuknya seperti pasta dan berwarna hitam-coklat, dan bisa dengan
bahan pewarna sehingga menjadi kemerahan. Bau khas dari terasi sangatlah tajam dan
biasanya dipergunakan sebagai sambal terasi (Nasution, 2013).
Terasi merupakan salah satu bahan dapur yang paling sering digunakan sehingga
harus dijamin kualitasnya. Karena di Indonesia terasi merupakan bahan pokok dalam
pembuatan makanan. Adapun hal yang melatarbekakangi penelitian ini, terkait dengan
adanya berita yang dengar bahwa ada salah satu produsen terasi yang memproduksi terasi
secara tidak higienis. Sehingga dikhawatirkan terasi tersebut terdapat cemaran bakteri.
1.2 Tujuan penelitian
Adapun tujuan dari dilakukannya penelitian ini yaitu :
1. Mengetahui tingkat pencemaran bakteri pada terasi
2. Mengetahui jenis – jenis bakteri yang terdapat pada terasi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 ISOLASI MIKROORGANISME
Di dalam bidang ilmu mikrobiologi, untuk dapat menelaah bakteri khususnya dalam skala
laboratorium, maka terlebih dahulu kita harus dapat menumbuhkan mereka dalam suatu biakan
yang mana di dalamnya hanya terdapat bakteri yang kita butuhkan tersebut tanpa adanya
kontaminasi dari mikroba lain. Biakan yang semacam ini biasanya dikenal dengan istilah biakan
murni. Untuk melakukan hal ini, haruslah dimengerti jenis-jenis nutrient yang disyaratkan
bakteri dan juga macam lingkungan fisik yang ,menyediakan kondisi optimum bagi pertumbuhan
bakteri tersebut (Pelczar, 1986).
Mikroorganisme dapat diperoleh dari lingkungan air, tanah, udara, substrat yang berupa
bahan pangan, tanaman, dan hewan. Jenis mikroorganismenya dapat berupa bakteri, khamir,
kapang, dan sebagainya. populasi dari mikroba yang ada di lingkungan ini sangatlah
beranekaragam sehingga dalam mengisolasi dierlukan beberapa tahap penanaman sehingga
berhasil diperoleh koloni yang tunggal. Koloni yang tunggal ini kemudian yang akan
diperbanyak untuk suatu tujuan penelitian misalnya untuk mengisolasi DNA mikroba yang dapat
mendeteksi mikroba yang telah resisten terhadap suatu antibiotic (Ferdiaz, 1992).
Teknik isolasi mikroorganisme adalah suatu usaha untuk menumbuhkan mikroba diluar
dari lingkungan alamiahnya. Pemisahan mikroorganisme dari lingkungan ini bertujuan untuk
memperoleh biakan bakteri yang sudah tidak bercampur lagi dengan bakteri lainnya dan disebut
biakan murni. Prinsip dari isolasi mikroba adalah memisahkan satu jenis mikroba dengan
mikroba lainnya yang berasal dari camouran bermacam-macam mikroba. Hal ini dapat dilakukan
dengan menumbuhkannya dalam media padat, sel-sel mikroba akan membentuk koloni sel yang
tetap pada tempatnya (Nur dan Asnani, 2007).
Dikenal beberapa cara atau metode untuk memperoleh biakan murni dari suatu biakan
campuran. Dua diantaranya yang paling sering digunakan adalah metode cawan gores dan
metode cawan tuang. Yang didasarkan padda prinsip pengenceran dengan maksud untuk
memperoleh spesies individu. Dengan anggapan bahwa setiap koloni dapat terpisah dari satu
jenis sel yang dapat diamati (Afrianto, 2004). Biakan murni diperlukan dalam berbagai metode
mikrobiologis, antara lain digunakan dalam mengidentifikasi mikroba. Untuk mengamati ciri-ciri
kultural morfologi, fisiologi, dan serologi dibutuhkan mikroba yang berasal dari satu spesies
(Dwijoseputro, 2005). Beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam melakukan isolasi
mikroba yaitu antara lain:
1. Sifat setiap jenis mikroba yang akan diisolasi.
2. Tempat hidup atau asal mikrobatersebut.
3. Medium pertumbuhan yang sesuai.
4. Cara menginkubasi mikroba.
5. Cara menginokulasi mikroba.
6. Cara menguji bahwa mikroba yang diisolasi telah berupa kultur murni dan sesuai
dengan yang dimaksud.
7. Cara memelihara agar mikroba yang telah diisolasi tetap merupakan kultur murni.
Menurut hadioetomo (1993), ada dua metode yang dilakukan untuk memperoleh biakan
murni yaitu:
1. Metode cawan gores
Metode ini mempunyai dua keuntungan, yanti menghemat bahan dan waktu. metode
cawan gores yang dilaksanakan dengan baik kebanyakan akan menyebabkan
terisolasinya mikroorganisme yang diinginkan.
2. Metode cawan tuang
Cara lain untuk memperoleh koloni murni dari populasi campuran mikroorganisme
adalah dengan mengencerkan specimen dalam medium agar yang telah dicairkan dan
didinginkan (±500C) yang kemudian dicawankan. Karena konsentrasi sel-sel mikroba di
dalam specimen pada umumnya tidak diketahui sebelumnya, maka pengenceran perku
dilakukan beberapa tahap sehingga sekurang-kurangnya satu diantara cawan tersebut
mengandung koloni terpisah diatas permukaan ataupun di dalam agar. Metode ini
memboroskan bahan dan waktu namun tidak memerlukan keterampilan yang tinggi.
3. Teknik sebar (spread plate)
Teknik isolasi mikroba dengan cara menyebarkan mikroba pada permukaan media yang
akan digunakan.
4. Teknik pengenceran (dilution method)
Suatu sampel dari suatu suspense yang berupa campuran bermacam-macam spesies
diencerkan dalam suatu tabung yang tersendiri. Dari hasil pengenceran ini kemudian diambil
kira-kira 1 mL untuk diencerkan lebih lanjut. Jika dari pengenceran yang ketiga ini diambil
0,1 mL untuk disebarkan pada suatu medium padat, kemungkinan besar kita akan
mendapatkan beberapa koloni yang akan tumbuh dalam medium tersebut, akan tetapi
mungkin juga kita hanya akan memperoleh satu koloni saja. Dalam hal yang demikian ini
dapat kita jadikan piaraan murni. Jika kita belum yakin bahwa koloni tunggal yang kita
peroleh tersebut merupakan koloni yang murni, maka kita dapat mengulang pengenceran
dengan menggunakan koloni ini sebagai sampel.
5. Teknik micromanipulator
Mengambil satu bakteri dengan mikropipet yang ditempatkan dalam micromanipulator,
kemudian ditempatkan dalam micromanipulator, kemudian dipempatkan dalam medium
encer untuk dibiakkan.
Proses pemisahan/pemurnian dari mikroorganisme lain perlu dilakukan karena semua
pekerjaan mikrobiologis, misalnya telaah dan identifikasi mikroorganisme, memerlukan
suatu populasi yang hanya terdiri dari satu macam mikroorganisme saja. Teknik tersebut
dikenal dengan isolasi mikroba.
Berbagai macam cara dalam mengisolasi mikroba, yaitu:
1. Isolasi pada agar cawan
Prinsip pada metode isolasi pada agar cawan adalah mengnecerkan mikroorganisme sehingga
diperoleh individu spesies yang dapat dipisahkan dari organisme lainnya. Setiap koloni yang
terpisah yang tampak pada cawan tersebut setelah inkubasi berasal dari satu sel tunggal. Terdapat
beberapa cara dalam metode isolasi pada agar cawan, yaitu: metode gores kuadran, dan metode
agar cawan tuang. Metode gores kuadran, merupakan metode yang dilakukan dengan baik akan
menghasilkan isolasi mikroorganisme, dimana setiap koloni berasal dari satu sel. Metode agar
tuang berbeda dengan metode gores kuadran, cawan tuang menggunakan medium agar yang
dicairkan dan didinginkan (500C) yang kemudian dicawankan. Pengenceran tetap perlu
dilakukan sehingga pada cawan yang terakhir mengandung koloni-koloni yang terpisah diatas
permukaan/di dalam cawan.
2. Isolasi pada medium cair
Metode isolasi pada medium cair dilakukan bila mikroorganisme tidak dapat tumbuh pada agar
cawan (medium padat), tetapi hanya dapat tumbuh pada kultur cair. Metode ini juga perlu
dilakukan pengenceran dengan beberapa serial pengenceran. Semakin tinggi pegenceran peluang
untuk mendapatkan satu sel semakin besar.
3. Isolasi sel tunggal
Metode isolasi sel tunggal dilakukan untuk mengisolasi sel mikroorganisme berukuran besar
yang tidak dapat diisolasi dengan metode agar cawan/medium cair. Sel mikroorganisme dilihat
dengan menggunakan perbesaran sekitar 100 kali. Kemudian sel tersebut dipisahkan dengan
menggunakan pipet kapiler yang sangat halus ataupun micromanipulator, yang dilakukan secara
aseptis.
2.2 MEDIA PERTUMBUHAN MIKROBA
Mikroorganisme dapat ditumbuhkan dan dikembangkan pada suatu substrat yang disebut
medium. Dengan adanya medium pertumbuhan, aktivitas mikrobia dapat dipelajari dan dengan
medium tumbuh dapat dilakukan isolasi mikrobia dengan kultur murni, perbanyakan, pengujian
sifat fisiologis, dan perhitungan jumlah mikroba. Keragaman yang luas dalam tipe nutrisi untuk
mikrobia yaitu diimbangi dengan oleh tersedianya berbagai media yang banyak macamnya untuk
kultivasinya. Media-media yang digunakan seperti pepton, ekstrak daging, ekstrak khamir, dan
agar. Bahan yang paling umum digunakan untuk membuat medium menjadi padat dapat dipakai
agar (Sutedjo, 1991).
Medium adalah suatu bahan yang terdiri atas campuran nutrisi atau zatzat hara (nutrien) yang
digunakan untuk menumbuhkan mikroorganisme di atas atau di dalamnya. Selain itu, medium
juga dipergunakan untuk isolasi, perbanyakan, pengujian sifat-sifat fisiologis, dan perhitungan
jumlah mikroorganisme. Untuk menetapkan suatu jenis mikroba sebagai penyebab penyakit
harus terlebih dahulu mendapatkan mikroba dalam keadaan murni untuk diselidiki sifat-sifatnya.
Untuk tujuan tersebut sangat diperlukan suatu medium sebagai tempat tumbuh dan isolasi
mikroorganisme. Pembiakan mikroba dalam laboratorium memerlukan medium yang berisi zat
hara serta lingkungan pertumbuhan yang sesuai dengan mikroorganisme (Waluyo, 2008). Bakteri
dalam medium juga memerlukan makanan untuk pertumbuhannya. Bakteri yang tidak punya
akar harus berada pada permukaan larutan makanan yang cair. Pertumbuhan bakteri berarti
meningkatnya jumlah sel yang konstituen. Apabila disusun 10 bakteri dalam 1 ml medium yang
cocok dan 24 jam kemudian ditemukan 10 juta bakteri tiap milimeternya, maka terjadilah
pertumbuhan bakteri. Meningkatnya jumlah bakteri terjadi dengan proses yang disebut dengan
pembelahan biner, dimana setiap bakteri membentuk dinding sel baru (Volk, 1993).
Untuk menstimulir pertumbuhan mikroba, maka media yang digunakan harus mengandung
komponen-komponen yang dibutuhkan oleh mikroba tersebut. Campuran bahan-bahan (nutrien)
yang digunakan untuk menumbuhkan, mengisolasi, menguji sifat-sifat fisiologis dan menghitung
jumlah mikroba tersebut dinamakan medium. Media yang digunakan untuk menumbuhkan
mikroba diklasifikasikan berdasarkan komposisi atau susunan kimia, konsistensi dan sifatnya
(Hafsah, 2009).
1. Klasifikasi medium berdasarkan komposisi atau susunan kimia digolongkan menjadi 4,
yaitu:
a) Medium organik, yaitu medium yang tersusun dari bahan-bahan organik.
b) Medium anorganik, yaitu medium yang tersusun dari bahan-bahan anorganik.
c) Medium sintetik, yaitu media yang tersusun atas senyawa yang diketahui komposisi
kimianya secara tepat. Media tersebut berisi garam anorganik misalnya asam-asam amino, asam
lemak, alkohol, karbohidrat, atau senyawa organik serta vitamin-vitamin.
d) Medium nonsintetik, adalah media yang tidak diketahui komposisi kimiawinya secara pasti.
Beberapa dari komposisi yang ditambahkan misalnya ekstrak beef, ekstrak yeast, peptone, darah,
serum, dan kasein hidrolisat. Contoh: NA, NB, PDA.
1. Klasifikasi medium berdasarkan konsistensinya, digolongkan menjadi 4 kelompok, yaitu:
a) Medium cair, yaitu medium berbentuk cair yang tidak ditambahkan zat pemadat,
dipergunakan untuk bakteri dan ragi.
b) Medium padat, medium yang berbentuk padat karena diberi penambahan pemadat ±15%,
medium ini dapat berbentuk medium organik (alamiah), misalnya medium wortel, kentang,
dedak dan lain-lain, atau medium anorganik misalnya silika gel, dipergunakan untuk
pertumbuhan bakteri heterotrof, ragi, dan jamur.
c) Medium semi padat, medium cair yang ditambahkan sedikit bahan pemadat (±10%),
dipergunakan untuk pertumbuhan mikroba yang banyak memerlukan air, anaerobic dan
fakultatif.
d) Medium padat yang dapat dicairkan, yaitu medium yang dalam keadaan panas berbentuk
cair tapi dalam keadaan dingin berbentuk padat, sebab medium ini mengandung agar-agar atau
gelatin maupun gelrite. Berdasarkan atas keperluannya medium ini dapat dibuat tegak atau
miring (misalnya medium agar tegak dan medium agar miring).
1. Klasifikasi medium berdasarkan fungsinya digolongkan menjadi 7 golongan, yaitu:
a) Medium umum, media yang ditambahkan bahan-bahan yang bertujuan menstimulasi
pertumbuhan mikroba secara umum. Contoh Nutrien Agar (NA) untuk menstimulasi
pertumbuhan bakteri, Potato Dextose Agar (PDA) untuk menstimulir pertumbuhan fungi.
b) Medium khusus, merupakan medium untuk menentukan tipe pertumbuhan mikroba dan
kemampuannya untuk mengadakan perubahan-perubahan kimia tertentu misalnya, medium tetes
tebu untuk Saccharomyces cerevisiae.
c) Media diperkaya (enrichment media), media yang ditambahkan bahan-bahan tertentu untuk
menstimulasi pertumbuhan mikroba yang diinginkan. Hal ini dilakukan untuk menstimulasi
pertumbuhan mikroba yang jumlahnya sedikit dalam suatu campuran berbagai mikroba contoh
Chocolate media dan Yeast-Extract-poptasium Nitrat Agar.
d) Media selektif, merupakan media yang ditambahkan bahan-bahan tertentu yang akan
menghambat pertumbuhan mikroba yang tidak diinginkan yang ada dalam suatu spesimen.
Inhibitor yang digunakan berupa antibiotik, garamk dan bahan-bahan kimia lainnya.
e) Media differensial, merupakan media yang ditambahkan bahan-bahan kimia atau reagensia
tertentu yang menyebabkan mikroba yang tumbuh memperlihatkan perubahan-perubahan
spesifik sehingga dapat dibedakan dengan jenis lainnya.
f) Medium penguji (Assay medium), yaitu medium dengan susunan tertentu yang digunakan
untuk pengujian senyawa-senyawa tertentu dengan bantuan bakteri misalnya medium untuk
menguji vitamin-vitamin, antibiotika dan lain-lain.
g) Medium perhitungan jumlah mikroba yaitu medium spesifik yang digunakan untuk
menghitung jumlah mikroba dalam suatu bahan, misalnya medium untuk menghitung jumlah
bakteri E. coli air sumur.
Suatu medium yang mengandung substansi kompleks seperti ekstrak daging, trifton, darah dan
juga dapat disebut medium buatan atau medium kompleks. Sebagai lawannya kita aduk medium
yang masing-masing medium yang ditentukan. Medium sintetik mungkin sangat rumit atau
sangat berbeda sesuai dengan mikroorganisme tertentu yang hendak ditumbuhkan untuk
sebagian besar medium sintetik hanya digunakan untuk pertumbuhan mikroorganisme
dilaboratorium penelitian. Banyak medium saringan lain yang serupa dengan kaldu yang
mengandung makanan (Pelozar, 1996).
2.3 STERILISASI
Sterilisasi adalah penghancuran atau pemusnahan terhadap semua mikroorganisme
(Schwartz, 2000). Asepsis adalah prinsip bedah untuk mempertahankan keadaan bebas kuman.
Keadaan asepsis merupakan syarat mutlak dalam tindakan bedah. Antisepsis adalah cara dan
tindakan yang diperlukan untuk mencapai keadaan bebas kuman patogen(Sjamsuhidajat dan
Jong, 2004).
Tujuan tindakan asepsis dalam pembedahan adalah untuk mencegah
masuknya bakteri pada luka pembedahan. Pencapaian tingkat asepsis dimulai dengan
mensterilkan alat-alat, jubah operasi, sarung tangan, benang bedah, dan kasa pembalut yang
kontak dengan luka operasi. Kemudian, lakukan desinfeksi pada kulit tempat pembedahan
dengan menggunakan sediaan antiseptik (Schwartz, 2000).
Autoclave??? Maaf belum dapet huhu
BAB III
METODE DAN BAHAN
3.1 ALAT
1. Cawan petri
2. Erlenmeyer
3. Batang pengaduk
4. Object glass
5. Batang L
6. Pipet tetes
7. Magnetic stirer
3.1.2 BAHAN
1. Terasi udang
2. Aquadest
3. Kristal violet
4. Metilen biru
5. Safranin red
6. Aseton
3.2 METODE PENGENCERAN
Teknik Pengenceran Sampel
Sampel yang mengandung bakteri dimasukan ke dalam tabung reaksi sebanyak satu
bagian. Tambahkan Sembilan bagian aquadest (dilakukan secara aseptis) pengenceran
dilakukan sebanyak lima kali. Dengan cara, ambil satu bagian dari tabung reaksi pertama
lalu masukan ke dalam tabung reaksi kedua. Tambahkan aquadest senbanyak sembilan
bagian.
3.3 METODE PENELITIAN
3.3.1 PEMBUATAN MEDIA
Pembuatan Media Agar
Agar yang digunakan ditambahkan aquadest lalu diaduk dengan menggunakan
magnetic stirrer. Tuangkan agar ke dalam cawan petri, lalu digoyang goyangkan agar tidak
terdapat gelembung pada agar, biarkan hingga agar memadat.
3.3.2 PENANAMAN BAKTERI
Teknik Penanaman Sampel
Teknik penanaman sampel dengan menggunakan metode goresan pada cawan petri :
1. Hidupkan lampu Bunsen
2. Panaskan jarum inokulum dengan menggunakan lampu Bunsen
3. Ambil sampel
4. Goreskan jarum inokulum sampai kuadrat 1-2
5. Panaskan kembali jarum inokulum, ambil kembali sampel
6. Lanjutkan goresan jarum inokulum pada kuadran 3-4
7. Tutup cawan petri
8. Bungkus cawan petri menggunakan kertas.
3.3.3 PENGAMATAN
Pengamatan berapa hari dan dihari keberapa dia tumbuh bakteri
3.3.5 PEWARNAAN GRAM
Metode Pewarnaan Gram
1. Bakteri yang timbul pada sampel diambil sedikit menggunakan jarum inokulum,
kemudian letakan pada object glass. Teteskan dengan aquadest secukupnya. Kemudian
lakukan fixasi
2. Teteskan Kristal violet sebagai pewarna utama pada preparat, usahakan semua ulasan
terwarnai.
3. Kemudian cuci dengan menggunakan aquadest
4. Teteskan iodine pada kaca preparat, kemudian bilas dengan aquadest
5. Kemudian teteskan dengan aseton sedikit demi sedikit.
Pada bakteri gram negative warna pada bakteri akan luntur, sedangkan pada bakteri
gram positive warna pada bakteri tidak akan luntur.
6. Bilas dengan aquadest
7. Teteskan safranin
Pada bakteri gram negative akan menunjukan perubahan warna menjadi merah,
sedangkan untuk bakteri gram positive warnanya tidak akan berubah
8. Bilas dengan aquadest
9. Preparat dikeringkan dengan tisu
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 HASIL PENGAMATAN
4.2 PEMBAHASAN
BAB V
PENUTUP
5.1 KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA

More Related Content

What's hot

Media reagen (pembuatan media ssa)
Media reagen (pembuatan media ssa)Media reagen (pembuatan media ssa)
Media reagen (pembuatan media ssa)Tom Pratomo
 
Laporan Resmi Pembuatan Media I
Laporan Resmi Pembuatan Media ILaporan Resmi Pembuatan Media I
Laporan Resmi Pembuatan Media ISalsabila Azzahra
 
Praktek Pembuatan Potato Dextrose Agar (PDA)
Praktek Pembuatan Potato Dextrose Agar (PDA)Praktek Pembuatan Potato Dextrose Agar (PDA)
Praktek Pembuatan Potato Dextrose Agar (PDA)Putri Nadhilah
 
Laporan Sementara Pembuatan Media I
Laporan Sementara Pembuatan Media ILaporan Sementara Pembuatan Media I
Laporan Sementara Pembuatan Media ISalsabila Azzahra
 
Tugas individu praktikum 1 kegiatan 2 (mikrobiologi 2 teknik kerja aseptik)
Tugas individu praktikum 1 kegiatan 2 (mikrobiologi 2 teknik kerja aseptik)Tugas individu praktikum 1 kegiatan 2 (mikrobiologi 2 teknik kerja aseptik)
Tugas individu praktikum 1 kegiatan 2 (mikrobiologi 2 teknik kerja aseptik)inkeilham
 
Penanaman bakteri pada nutrien agar miring
Penanaman bakteri pada nutrien agar miringPenanaman bakteri pada nutrien agar miring
Penanaman bakteri pada nutrien agar miringTidar University
 
Laporan Mikrobiologi - Teknik Isolasi Mikroba
Laporan Mikrobiologi -  Teknik Isolasi MikrobaLaporan Mikrobiologi -  Teknik Isolasi Mikroba
Laporan Mikrobiologi - Teknik Isolasi MikrobaRukmana Suharta
 
Laporan sterilisasi, pembuatan media, dan teknik inokulasi
Laporan sterilisasi, pembuatan media, dan teknik inokulasiLaporan sterilisasi, pembuatan media, dan teknik inokulasi
Laporan sterilisasi, pembuatan media, dan teknik inokulasiDian Khairunnisa
 
Media pertumbuhan mikroba
Media pertumbuhan mikrobaMedia pertumbuhan mikroba
Media pertumbuhan mikrobaEla Afellay
 
Laporan praktikum kultur jaringan andria unib
Laporan praktikum kultur jaringan andria unibLaporan praktikum kultur jaringan andria unib
Laporan praktikum kultur jaringan andria unibAndria Bin Muhayat
 
Inokulasi koloni bakteri
Inokulasi koloni bakteriInokulasi koloni bakteri
Inokulasi koloni bakteriPharmacist
 
Isolasi bakteri
Isolasi bakteriIsolasi bakteri
Isolasi bakterif' yagami
 
04 isolasi dan inokulasi
04 isolasi dan inokulasi04 isolasi dan inokulasi
04 isolasi dan inokulasiSyahrir Ghibran
 
Laporan Mikrobiologi - Sanitasi Lingkungan
Laporan Mikrobiologi -  Sanitasi LingkunganLaporan Mikrobiologi -  Sanitasi Lingkungan
Laporan Mikrobiologi - Sanitasi LingkunganRukmana Suharta
 

What's hot (20)

Laporan praktikum isolasi
Laporan praktikum isolasiLaporan praktikum isolasi
Laporan praktikum isolasi
 
Media reagen (pembuatan media ssa)
Media reagen (pembuatan media ssa)Media reagen (pembuatan media ssa)
Media reagen (pembuatan media ssa)
 
Laporan Resmi Pembuatan Media I
Laporan Resmi Pembuatan Media ILaporan Resmi Pembuatan Media I
Laporan Resmi Pembuatan Media I
 
Praktek Pembuatan Potato Dextrose Agar (PDA)
Praktek Pembuatan Potato Dextrose Agar (PDA)Praktek Pembuatan Potato Dextrose Agar (PDA)
Praktek Pembuatan Potato Dextrose Agar (PDA)
 
Laporan Sementara Pembuatan Media I
Laporan Sementara Pembuatan Media ILaporan Sementara Pembuatan Media I
Laporan Sementara Pembuatan Media I
 
Tugas individu praktikum 1 kegiatan 2 (mikrobiologi 2 teknik kerja aseptik)
Tugas individu praktikum 1 kegiatan 2 (mikrobiologi 2 teknik kerja aseptik)Tugas individu praktikum 1 kegiatan 2 (mikrobiologi 2 teknik kerja aseptik)
Tugas individu praktikum 1 kegiatan 2 (mikrobiologi 2 teknik kerja aseptik)
 
Laporan praktikum media
Laporan praktikum mediaLaporan praktikum media
Laporan praktikum media
 
Penanaman bakteri pada nutrien agar miring
Penanaman bakteri pada nutrien agar miringPenanaman bakteri pada nutrien agar miring
Penanaman bakteri pada nutrien agar miring
 
Laporan Mikrobiologi - Teknik Isolasi Mikroba
Laporan Mikrobiologi -  Teknik Isolasi MikrobaLaporan Mikrobiologi -  Teknik Isolasi Mikroba
Laporan Mikrobiologi - Teknik Isolasi Mikroba
 
Laporan sterilisasi, pembuatan media, dan teknik inokulasi
Laporan sterilisasi, pembuatan media, dan teknik inokulasiLaporan sterilisasi, pembuatan media, dan teknik inokulasi
Laporan sterilisasi, pembuatan media, dan teknik inokulasi
 
Media pertumbuhan mikroba
Media pertumbuhan mikrobaMedia pertumbuhan mikroba
Media pertumbuhan mikroba
 
Kultur jaringan 2
Kultur jaringan 2Kultur jaringan 2
Kultur jaringan 2
 
Laporan isolasi bakteri
Laporan isolasi bakteriLaporan isolasi bakteri
Laporan isolasi bakteri
 
Aseptik jamur
Aseptik jamurAseptik jamur
Aseptik jamur
 
Laporan praktikum kultur jaringan andria unib
Laporan praktikum kultur jaringan andria unibLaporan praktikum kultur jaringan andria unib
Laporan praktikum kultur jaringan andria unib
 
Inokulasi koloni bakteri
Inokulasi koloni bakteriInokulasi koloni bakteri
Inokulasi koloni bakteri
 
Isolasi bakteri
Isolasi bakteriIsolasi bakteri
Isolasi bakteri
 
Laporan kjt
Laporan kjtLaporan kjt
Laporan kjt
 
04 isolasi dan inokulasi
04 isolasi dan inokulasi04 isolasi dan inokulasi
04 isolasi dan inokulasi
 
Laporan Mikrobiologi - Sanitasi Lingkungan
Laporan Mikrobiologi -  Sanitasi LingkunganLaporan Mikrobiologi -  Sanitasi Lingkungan
Laporan Mikrobiologi - Sanitasi Lingkungan
 

Viewers also liked (20)

Medium dan pembuatan medium
Medium dan pembuatan mediumMedium dan pembuatan medium
Medium dan pembuatan medium
 
Teknik bekerja secara aseptik
Teknik bekerja secara aseptikTeknik bekerja secara aseptik
Teknik bekerja secara aseptik
 
Mycobacterium
MycobacteriumMycobacterium
Mycobacterium
 
Mikrobiologi
Mikrobiologi Mikrobiologi
Mikrobiologi
 
Practical microbiology 2
Practical microbiology   2Practical microbiology   2
Practical microbiology 2
 
Sterilisasi
SterilisasiSterilisasi
Sterilisasi
 
Laporan Resmi Praktikum Biologi Fermentasi Alkohol
Laporan Resmi Praktikum Biologi Fermentasi AlkoholLaporan Resmi Praktikum Biologi Fermentasi Alkohol
Laporan Resmi Praktikum Biologi Fermentasi Alkohol
 
Control of microbial growth
Control of microbial growthControl of microbial growth
Control of microbial growth
 
Pertumbuhan mikroba
Pertumbuhan mikrobaPertumbuhan mikroba
Pertumbuhan mikroba
 
Autoclave validatin
Autoclave validatinAutoclave validatin
Autoclave validatin
 
Microorganism & Water Pollution
Microorganism & Water PollutionMicroorganism & Water Pollution
Microorganism & Water Pollution
 
Microbial Growth Control
Microbial Growth Control Microbial Growth Control
Microbial Growth Control
 
Industrial microbiology and biotechnology
Industrial microbiology and biotechnologyIndustrial microbiology and biotechnology
Industrial microbiology and biotechnology
 
Sterilization physical methods
Sterilization physical methodsSterilization physical methods
Sterilization physical methods
 
Pure culture technic
Pure culture technicPure culture technic
Pure culture technic
 
Nutrition of microorganism 21 04-11
Nutrition  of microorganism 21 04-11Nutrition  of microorganism 21 04-11
Nutrition of microorganism 21 04-11
 
Aseptic technique
Aseptic technique Aseptic technique
Aseptic technique
 
Sterilization methods
Sterilization methodsSterilization methods
Sterilization methods
 
Autoclave PPT
Autoclave  PPTAutoclave  PPT
Autoclave PPT
 
HPLC - Peak integration for chromatography
HPLC - Peak integration for chromatographyHPLC - Peak integration for chromatography
HPLC - Peak integration for chromatography
 

Similar to Laporan mikrobiologi

Ppt isolasi, identifikasi dan pewarnaan mikroorganisme
Ppt isolasi, identifikasi dan pewarnaan mikroorganismePpt isolasi, identifikasi dan pewarnaan mikroorganisme
Ppt isolasi, identifikasi dan pewarnaan mikroorganismeKalisthiana Yi Ku
 
BAHAN BACAAN BAB 4 - Isolasi dan Pertumbuhan Mikroba.pdf
BAHAN BACAAN BAB 4 - Isolasi dan Pertumbuhan Mikroba.pdfBAHAN BACAAN BAB 4 - Isolasi dan Pertumbuhan Mikroba.pdf
BAHAN BACAAN BAB 4 - Isolasi dan Pertumbuhan Mikroba.pdfWan Na
 
BAHAN BACAAN BAB 4 - Isolasi dan Pertumbuhan Mikroba.pdf
BAHAN BACAAN BAB 4 - Isolasi dan Pertumbuhan Mikroba.pdfBAHAN BACAAN BAB 4 - Isolasi dan Pertumbuhan Mikroba.pdf
BAHAN BACAAN BAB 4 - Isolasi dan Pertumbuhan Mikroba.pdfWan Na
 
Teknik isolasi mikroba
Teknik isolasi mikrobaTeknik isolasi mikroba
Teknik isolasi mikrobaf' yagami
 
Ppt peranan dan pertumbuhan mikro
Ppt peranan dan pertumbuhan mikroPpt peranan dan pertumbuhan mikro
Ppt peranan dan pertumbuhan mikroDendhy Nugraha
 
SEJARAH_MIKROBIOLOGI.pptx
SEJARAH_MIKROBIOLOGI.pptxSEJARAH_MIKROBIOLOGI.pptx
SEJARAH_MIKROBIOLOGI.pptxJeriskaPertiwi
 
Suria paloh_4442210007_Acara 5 (1).pdf
Suria paloh_4442210007_Acara 5 (1).pdfSuria paloh_4442210007_Acara 5 (1).pdf
Suria paloh_4442210007_Acara 5 (1).pdfSURIAPALOH1
 
T5 BAB 1.1.1 MIKROORGANISMA.........pptx
T5 BAB 1.1.1 MIKROORGANISMA.........pptxT5 BAB 1.1.1 MIKROORGANISMA.........pptx
T5 BAB 1.1.1 MIKROORGANISMA.........pptxnakasawo11
 
Morfologi Koloni, Pembiakan Bakteri Dan Jamur
Morfologi Koloni, Pembiakan Bakteri Dan JamurMorfologi Koloni, Pembiakan Bakteri Dan Jamur
Morfologi Koloni, Pembiakan Bakteri Dan Jamurpjj_kemenkes
 
Morfologi Koloni, Pembiakan Bakteri Dan Jamur
Morfologi Koloni, Pembiakan Bakteri Dan JamurMorfologi Koloni, Pembiakan Bakteri Dan Jamur
Morfologi Koloni, Pembiakan Bakteri Dan Jamurpjj_kemenkes
 
Percobaan 4 (pembuatan biakan murni)
Percobaan 4 (pembuatan biakan murni)Percobaan 4 (pembuatan biakan murni)
Percobaan 4 (pembuatan biakan murni)itatriewahyuni
 
Biologi, Eubacteria & Archaebacteria
Biologi, Eubacteria & ArchaebacteriaBiologi, Eubacteria & Archaebacteria
Biologi, Eubacteria & ArchaebacteriaLisa Tri Setiawati
 
Isolasi Pertumbuhan Mikroba.pdf
Isolasi  Pertumbuhan Mikroba.pdfIsolasi  Pertumbuhan Mikroba.pdf
Isolasi Pertumbuhan Mikroba.pdfWan Na
 
Isolasi Pertumbuhan Mikroba.pdf
Isolasi  Pertumbuhan Mikroba.pdfIsolasi  Pertumbuhan Mikroba.pdf
Isolasi Pertumbuhan Mikroba.pdfWan Na
 
1.1 pengelasan mikroorganisma
1.1 pengelasan mikroorganisma1.1 pengelasan mikroorganisma
1.1 pengelasan mikroorganismanevile86
 
Makalah Mikrobiologi & Virologi: 4. | Teknik Inokulasi Mikroba dan Media Pert...
Makalah Mikrobiologi & Virologi: 4. | Teknik Inokulasi Mikroba dan Media Pert...Makalah Mikrobiologi & Virologi: 4. | Teknik Inokulasi Mikroba dan Media Pert...
Makalah Mikrobiologi & Virologi: 4. | Teknik Inokulasi Mikroba dan Media Pert...Universitas Muslim Nusantara Al-Washliyah
 

Similar to Laporan mikrobiologi (20)

Ppt isolasi, identifikasi dan pewarnaan mikroorganisme
Ppt isolasi, identifikasi dan pewarnaan mikroorganismePpt isolasi, identifikasi dan pewarnaan mikroorganisme
Ppt isolasi, identifikasi dan pewarnaan mikroorganisme
 
BAHAN BACAAN BAB 4 - Isolasi dan Pertumbuhan Mikroba.pdf
BAHAN BACAAN BAB 4 - Isolasi dan Pertumbuhan Mikroba.pdfBAHAN BACAAN BAB 4 - Isolasi dan Pertumbuhan Mikroba.pdf
BAHAN BACAAN BAB 4 - Isolasi dan Pertumbuhan Mikroba.pdf
 
BAHAN BACAAN BAB 4 - Isolasi dan Pertumbuhan Mikroba.pdf
BAHAN BACAAN BAB 4 - Isolasi dan Pertumbuhan Mikroba.pdfBAHAN BACAAN BAB 4 - Isolasi dan Pertumbuhan Mikroba.pdf
BAHAN BACAAN BAB 4 - Isolasi dan Pertumbuhan Mikroba.pdf
 
Teknik isolasi mikroba
Teknik isolasi mikrobaTeknik isolasi mikroba
Teknik isolasi mikroba
 
Ppt peranan dan pertumbuhan mikro
Ppt peranan dan pertumbuhan mikroPpt peranan dan pertumbuhan mikro
Ppt peranan dan pertumbuhan mikro
 
Test
TestTest
Test
 
SEJARAH_MIKROBIOLOGI.pptx
SEJARAH_MIKROBIOLOGI.pptxSEJARAH_MIKROBIOLOGI.pptx
SEJARAH_MIKROBIOLOGI.pptx
 
Suria paloh_4442210007_Acara 5 (1).pdf
Suria paloh_4442210007_Acara 5 (1).pdfSuria paloh_4442210007_Acara 5 (1).pdf
Suria paloh_4442210007_Acara 5 (1).pdf
 
T5 BAB 1.1.1 MIKROORGANISMA.........pptx
T5 BAB 1.1.1 MIKROORGANISMA.........pptxT5 BAB 1.1.1 MIKROORGANISMA.........pptx
T5 BAB 1.1.1 MIKROORGANISMA.........pptx
 
Tekni Inokulasi Mikroba Dan Media Pertumbuhan Mikroba kelompok 6 (1B)
Tekni Inokulasi Mikroba Dan Media Pertumbuhan Mikroba kelompok 6 (1B) Tekni Inokulasi Mikroba Dan Media Pertumbuhan Mikroba kelompok 6 (1B)
Tekni Inokulasi Mikroba Dan Media Pertumbuhan Mikroba kelompok 6 (1B)
 
Morfologi Koloni, Pembiakan Bakteri Dan Jamur
Morfologi Koloni, Pembiakan Bakteri Dan JamurMorfologi Koloni, Pembiakan Bakteri Dan Jamur
Morfologi Koloni, Pembiakan Bakteri Dan Jamur
 
Morfologi Koloni, Pembiakan Bakteri Dan Jamur
Morfologi Koloni, Pembiakan Bakteri Dan JamurMorfologi Koloni, Pembiakan Bakteri Dan Jamur
Morfologi Koloni, Pembiakan Bakteri Dan Jamur
 
Percobaan 4 (pembuatan biakan murni)
Percobaan 4 (pembuatan biakan murni)Percobaan 4 (pembuatan biakan murni)
Percobaan 4 (pembuatan biakan murni)
 
Biologi, Eubacteria & Archaebacteria
Biologi, Eubacteria & ArchaebacteriaBiologi, Eubacteria & Archaebacteria
Biologi, Eubacteria & Archaebacteria
 
Isolasi Pertumbuhan Mikroba.pdf
Isolasi  Pertumbuhan Mikroba.pdfIsolasi  Pertumbuhan Mikroba.pdf
Isolasi Pertumbuhan Mikroba.pdf
 
Isolasi Pertumbuhan Mikroba.pdf
Isolasi  Pertumbuhan Mikroba.pdfIsolasi  Pertumbuhan Mikroba.pdf
Isolasi Pertumbuhan Mikroba.pdf
 
1.1 pengelasan mikroorganisma
1.1 pengelasan mikroorganisma1.1 pengelasan mikroorganisma
1.1 pengelasan mikroorganisma
 
Bakteri
Bakteri Bakteri
Bakteri
 
Makalah Mikrobiologi & Virologi: 4. | Teknik Inokulasi Mikroba dan Media Pert...
Makalah Mikrobiologi & Virologi: 4. | Teknik Inokulasi Mikroba dan Media Pert...Makalah Mikrobiologi & Virologi: 4. | Teknik Inokulasi Mikroba dan Media Pert...
Makalah Mikrobiologi & Virologi: 4. | Teknik Inokulasi Mikroba dan Media Pert...
 
Bioteknologi
BioteknologiBioteknologi
Bioteknologi
 

Recently uploaded

Materi tatalaksana standar operasional prosedur stunting.pdf
Materi tatalaksana standar operasional prosedur stunting.pdfMateri tatalaksana standar operasional prosedur stunting.pdf
Materi tatalaksana standar operasional prosedur stunting.pdfUlimarthaManurung
 
Indikasi obat dan kontra indikasi di dalam pemberian
Indikasi obat dan kontra indikasi di dalam pemberianIndikasi obat dan kontra indikasi di dalam pemberian
Indikasi obat dan kontra indikasi di dalam pemberianhaslinahaslina3
 
MSDS Sodium Hypochlorite (Bayclin).PDF
MSDS  Sodium  Hypochlorite (Bayclin).PDFMSDS  Sodium  Hypochlorite (Bayclin).PDF
MSDS Sodium Hypochlorite (Bayclin).PDFSUDIRO11
 
PROFIL KESEHATAN Puskesmas Tahun 2022 - Copy.ppt
PROFIL KESEHATAN Puskesmas Tahun 2022 - Copy.pptPROFIL KESEHATAN Puskesmas Tahun 2022 - Copy.ppt
PROFIL KESEHATAN Puskesmas Tahun 2022 - Copy.pptdodiharyanto42
 
Stabilitas obat dalam sediaan farmasi.pdf
Stabilitas obat dalam sediaan farmasi.pdfStabilitas obat dalam sediaan farmasi.pdf
Stabilitas obat dalam sediaan farmasi.pdfbelatikodr4t
 
MANAJEMEN PELAYANAN RAWAT INAP dan detailnya
MANAJEMEN PELAYANAN  RAWAT INAP dan detailnyaMANAJEMEN PELAYANAN  RAWAT INAP dan detailnya
MANAJEMEN PELAYANAN RAWAT INAP dan detailnyaLidia941960
 

Recently uploaded (6)

Materi tatalaksana standar operasional prosedur stunting.pdf
Materi tatalaksana standar operasional prosedur stunting.pdfMateri tatalaksana standar operasional prosedur stunting.pdf
Materi tatalaksana standar operasional prosedur stunting.pdf
 
Indikasi obat dan kontra indikasi di dalam pemberian
Indikasi obat dan kontra indikasi di dalam pemberianIndikasi obat dan kontra indikasi di dalam pemberian
Indikasi obat dan kontra indikasi di dalam pemberian
 
MSDS Sodium Hypochlorite (Bayclin).PDF
MSDS  Sodium  Hypochlorite (Bayclin).PDFMSDS  Sodium  Hypochlorite (Bayclin).PDF
MSDS Sodium Hypochlorite (Bayclin).PDF
 
PROFIL KESEHATAN Puskesmas Tahun 2022 - Copy.ppt
PROFIL KESEHATAN Puskesmas Tahun 2022 - Copy.pptPROFIL KESEHATAN Puskesmas Tahun 2022 - Copy.ppt
PROFIL KESEHATAN Puskesmas Tahun 2022 - Copy.ppt
 
Stabilitas obat dalam sediaan farmasi.pdf
Stabilitas obat dalam sediaan farmasi.pdfStabilitas obat dalam sediaan farmasi.pdf
Stabilitas obat dalam sediaan farmasi.pdf
 
MANAJEMEN PELAYANAN RAWAT INAP dan detailnya
MANAJEMEN PELAYANAN  RAWAT INAP dan detailnyaMANAJEMEN PELAYANAN  RAWAT INAP dan detailnya
MANAJEMEN PELAYANAN RAWAT INAP dan detailnya
 

Laporan mikrobiologi

  • 1. LAPORAN RESMI MIKROBIOLOGI CEMARAN BAKTERI PADA TERASI OLEH : KELOMPOK 2 : 1. DEWA GEDE ANDIKA PRAMARTHA (151051) 2. FEBRIAN RACHMANSYAH (151052) 3. NI NYOMAN AYU TRIANDANI (151053) 4. NI LUH RIKA ANDINI (151054) 5. NI PUTU ARISTA APRILYANTI (151055) 6. NI WAYAN PUTRI ANGGARYANI (151056) AKADEMI FARMASI SARASWATI DENPASAR 2016
  • 2. BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Terasi atau belacan adalah salah satu produk awetan yang berasal dari ikan dan udang rebon segar yang telah diolah melalui proses pemeraman atau fermentasi, disertai dengan proses penggilingan dan penjemuran terasi. Pada umumnya bentuk terasi berupa padatan, kemudian teksturnya agak kasar, dan memiliki khas aroma yang tajam akan tetapi rasanya gurih (Pierson, 2013). Ada dua macam terasi diperdagangkan di pasar, yaitu terasi udang dan terasi ikan. Jenis terasi udang umumnya mempunyai warna cokelat kemerahan pada produk yang dihasilkan, sedangkan pada terasi ikan hasilnya berwarna kehitaman. (Yuniar, 2010). Proses pembuatan produk terasi juga ditambahkan garam yang berfungsi untuk bahan pengawet, bentuknya seperti pasta dan berwarna hitam-coklat, dan bisa dengan bahan pewarna sehingga menjadi kemerahan. Bau khas dari terasi sangatlah tajam dan biasanya dipergunakan sebagai sambal terasi (Nasution, 2013). Terasi merupakan salah satu bahan dapur yang paling sering digunakan sehingga harus dijamin kualitasnya. Karena di Indonesia terasi merupakan bahan pokok dalam pembuatan makanan. Adapun hal yang melatarbekakangi penelitian ini, terkait dengan adanya berita yang dengar bahwa ada salah satu produsen terasi yang memproduksi terasi secara tidak higienis. Sehingga dikhawatirkan terasi tersebut terdapat cemaran bakteri. 1.2 Tujuan penelitian Adapun tujuan dari dilakukannya penelitian ini yaitu : 1. Mengetahui tingkat pencemaran bakteri pada terasi 2. Mengetahui jenis – jenis bakteri yang terdapat pada terasi.
  • 3. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 ISOLASI MIKROORGANISME Di dalam bidang ilmu mikrobiologi, untuk dapat menelaah bakteri khususnya dalam skala laboratorium, maka terlebih dahulu kita harus dapat menumbuhkan mereka dalam suatu biakan yang mana di dalamnya hanya terdapat bakteri yang kita butuhkan tersebut tanpa adanya kontaminasi dari mikroba lain. Biakan yang semacam ini biasanya dikenal dengan istilah biakan murni. Untuk melakukan hal ini, haruslah dimengerti jenis-jenis nutrient yang disyaratkan bakteri dan juga macam lingkungan fisik yang ,menyediakan kondisi optimum bagi pertumbuhan bakteri tersebut (Pelczar, 1986). Mikroorganisme dapat diperoleh dari lingkungan air, tanah, udara, substrat yang berupa bahan pangan, tanaman, dan hewan. Jenis mikroorganismenya dapat berupa bakteri, khamir, kapang, dan sebagainya. populasi dari mikroba yang ada di lingkungan ini sangatlah beranekaragam sehingga dalam mengisolasi dierlukan beberapa tahap penanaman sehingga berhasil diperoleh koloni yang tunggal. Koloni yang tunggal ini kemudian yang akan diperbanyak untuk suatu tujuan penelitian misalnya untuk mengisolasi DNA mikroba yang dapat mendeteksi mikroba yang telah resisten terhadap suatu antibiotic (Ferdiaz, 1992). Teknik isolasi mikroorganisme adalah suatu usaha untuk menumbuhkan mikroba diluar dari lingkungan alamiahnya. Pemisahan mikroorganisme dari lingkungan ini bertujuan untuk memperoleh biakan bakteri yang sudah tidak bercampur lagi dengan bakteri lainnya dan disebut biakan murni. Prinsip dari isolasi mikroba adalah memisahkan satu jenis mikroba dengan mikroba lainnya yang berasal dari camouran bermacam-macam mikroba. Hal ini dapat dilakukan dengan menumbuhkannya dalam media padat, sel-sel mikroba akan membentuk koloni sel yang tetap pada tempatnya (Nur dan Asnani, 2007). Dikenal beberapa cara atau metode untuk memperoleh biakan murni dari suatu biakan campuran. Dua diantaranya yang paling sering digunakan adalah metode cawan gores dan metode cawan tuang. Yang didasarkan padda prinsip pengenceran dengan maksud untuk
  • 4. memperoleh spesies individu. Dengan anggapan bahwa setiap koloni dapat terpisah dari satu jenis sel yang dapat diamati (Afrianto, 2004). Biakan murni diperlukan dalam berbagai metode mikrobiologis, antara lain digunakan dalam mengidentifikasi mikroba. Untuk mengamati ciri-ciri kultural morfologi, fisiologi, dan serologi dibutuhkan mikroba yang berasal dari satu spesies (Dwijoseputro, 2005). Beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam melakukan isolasi mikroba yaitu antara lain: 1. Sifat setiap jenis mikroba yang akan diisolasi. 2. Tempat hidup atau asal mikrobatersebut. 3. Medium pertumbuhan yang sesuai. 4. Cara menginkubasi mikroba. 5. Cara menginokulasi mikroba. 6. Cara menguji bahwa mikroba yang diisolasi telah berupa kultur murni dan sesuai dengan yang dimaksud. 7. Cara memelihara agar mikroba yang telah diisolasi tetap merupakan kultur murni. Menurut hadioetomo (1993), ada dua metode yang dilakukan untuk memperoleh biakan murni yaitu: 1. Metode cawan gores Metode ini mempunyai dua keuntungan, yanti menghemat bahan dan waktu. metode cawan gores yang dilaksanakan dengan baik kebanyakan akan menyebabkan terisolasinya mikroorganisme yang diinginkan. 2. Metode cawan tuang Cara lain untuk memperoleh koloni murni dari populasi campuran mikroorganisme adalah dengan mengencerkan specimen dalam medium agar yang telah dicairkan dan didinginkan (±500C) yang kemudian dicawankan. Karena konsentrasi sel-sel mikroba di dalam specimen pada umumnya tidak diketahui sebelumnya, maka pengenceran perku dilakukan beberapa tahap sehingga sekurang-kurangnya satu diantara cawan tersebut mengandung koloni terpisah diatas permukaan ataupun di dalam agar. Metode ini memboroskan bahan dan waktu namun tidak memerlukan keterampilan yang tinggi. 3. Teknik sebar (spread plate)
  • 5. Teknik isolasi mikroba dengan cara menyebarkan mikroba pada permukaan media yang akan digunakan. 4. Teknik pengenceran (dilution method) Suatu sampel dari suatu suspense yang berupa campuran bermacam-macam spesies diencerkan dalam suatu tabung yang tersendiri. Dari hasil pengenceran ini kemudian diambil kira-kira 1 mL untuk diencerkan lebih lanjut. Jika dari pengenceran yang ketiga ini diambil 0,1 mL untuk disebarkan pada suatu medium padat, kemungkinan besar kita akan mendapatkan beberapa koloni yang akan tumbuh dalam medium tersebut, akan tetapi mungkin juga kita hanya akan memperoleh satu koloni saja. Dalam hal yang demikian ini dapat kita jadikan piaraan murni. Jika kita belum yakin bahwa koloni tunggal yang kita peroleh tersebut merupakan koloni yang murni, maka kita dapat mengulang pengenceran dengan menggunakan koloni ini sebagai sampel. 5. Teknik micromanipulator Mengambil satu bakteri dengan mikropipet yang ditempatkan dalam micromanipulator, kemudian ditempatkan dalam micromanipulator, kemudian dipempatkan dalam medium encer untuk dibiakkan. Proses pemisahan/pemurnian dari mikroorganisme lain perlu dilakukan karena semua pekerjaan mikrobiologis, misalnya telaah dan identifikasi mikroorganisme, memerlukan suatu populasi yang hanya terdiri dari satu macam mikroorganisme saja. Teknik tersebut dikenal dengan isolasi mikroba. Berbagai macam cara dalam mengisolasi mikroba, yaitu: 1. Isolasi pada agar cawan Prinsip pada metode isolasi pada agar cawan adalah mengnecerkan mikroorganisme sehingga diperoleh individu spesies yang dapat dipisahkan dari organisme lainnya. Setiap koloni yang terpisah yang tampak pada cawan tersebut setelah inkubasi berasal dari satu sel tunggal. Terdapat beberapa cara dalam metode isolasi pada agar cawan, yaitu: metode gores kuadran, dan metode agar cawan tuang. Metode gores kuadran, merupakan metode yang dilakukan dengan baik akan menghasilkan isolasi mikroorganisme, dimana setiap koloni berasal dari satu sel. Metode agar
  • 6. tuang berbeda dengan metode gores kuadran, cawan tuang menggunakan medium agar yang dicairkan dan didinginkan (500C) yang kemudian dicawankan. Pengenceran tetap perlu dilakukan sehingga pada cawan yang terakhir mengandung koloni-koloni yang terpisah diatas permukaan/di dalam cawan. 2. Isolasi pada medium cair Metode isolasi pada medium cair dilakukan bila mikroorganisme tidak dapat tumbuh pada agar cawan (medium padat), tetapi hanya dapat tumbuh pada kultur cair. Metode ini juga perlu dilakukan pengenceran dengan beberapa serial pengenceran. Semakin tinggi pegenceran peluang untuk mendapatkan satu sel semakin besar. 3. Isolasi sel tunggal Metode isolasi sel tunggal dilakukan untuk mengisolasi sel mikroorganisme berukuran besar yang tidak dapat diisolasi dengan metode agar cawan/medium cair. Sel mikroorganisme dilihat dengan menggunakan perbesaran sekitar 100 kali. Kemudian sel tersebut dipisahkan dengan menggunakan pipet kapiler yang sangat halus ataupun micromanipulator, yang dilakukan secara aseptis. 2.2 MEDIA PERTUMBUHAN MIKROBA Mikroorganisme dapat ditumbuhkan dan dikembangkan pada suatu substrat yang disebut medium. Dengan adanya medium pertumbuhan, aktivitas mikrobia dapat dipelajari dan dengan medium tumbuh dapat dilakukan isolasi mikrobia dengan kultur murni, perbanyakan, pengujian sifat fisiologis, dan perhitungan jumlah mikroba. Keragaman yang luas dalam tipe nutrisi untuk mikrobia yaitu diimbangi dengan oleh tersedianya berbagai media yang banyak macamnya untuk kultivasinya. Media-media yang digunakan seperti pepton, ekstrak daging, ekstrak khamir, dan agar. Bahan yang paling umum digunakan untuk membuat medium menjadi padat dapat dipakai agar (Sutedjo, 1991). Medium adalah suatu bahan yang terdiri atas campuran nutrisi atau zatzat hara (nutrien) yang digunakan untuk menumbuhkan mikroorganisme di atas atau di dalamnya. Selain itu, medium juga dipergunakan untuk isolasi, perbanyakan, pengujian sifat-sifat fisiologis, dan perhitungan jumlah mikroorganisme. Untuk menetapkan suatu jenis mikroba sebagai penyebab penyakit harus terlebih dahulu mendapatkan mikroba dalam keadaan murni untuk diselidiki sifat-sifatnya. Untuk tujuan tersebut sangat diperlukan suatu medium sebagai tempat tumbuh dan isolasi
  • 7. mikroorganisme. Pembiakan mikroba dalam laboratorium memerlukan medium yang berisi zat hara serta lingkungan pertumbuhan yang sesuai dengan mikroorganisme (Waluyo, 2008). Bakteri dalam medium juga memerlukan makanan untuk pertumbuhannya. Bakteri yang tidak punya akar harus berada pada permukaan larutan makanan yang cair. Pertumbuhan bakteri berarti meningkatnya jumlah sel yang konstituen. Apabila disusun 10 bakteri dalam 1 ml medium yang cocok dan 24 jam kemudian ditemukan 10 juta bakteri tiap milimeternya, maka terjadilah pertumbuhan bakteri. Meningkatnya jumlah bakteri terjadi dengan proses yang disebut dengan pembelahan biner, dimana setiap bakteri membentuk dinding sel baru (Volk, 1993). Untuk menstimulir pertumbuhan mikroba, maka media yang digunakan harus mengandung komponen-komponen yang dibutuhkan oleh mikroba tersebut. Campuran bahan-bahan (nutrien) yang digunakan untuk menumbuhkan, mengisolasi, menguji sifat-sifat fisiologis dan menghitung jumlah mikroba tersebut dinamakan medium. Media yang digunakan untuk menumbuhkan mikroba diklasifikasikan berdasarkan komposisi atau susunan kimia, konsistensi dan sifatnya (Hafsah, 2009). 1. Klasifikasi medium berdasarkan komposisi atau susunan kimia digolongkan menjadi 4, yaitu: a) Medium organik, yaitu medium yang tersusun dari bahan-bahan organik. b) Medium anorganik, yaitu medium yang tersusun dari bahan-bahan anorganik. c) Medium sintetik, yaitu media yang tersusun atas senyawa yang diketahui komposisi kimianya secara tepat. Media tersebut berisi garam anorganik misalnya asam-asam amino, asam lemak, alkohol, karbohidrat, atau senyawa organik serta vitamin-vitamin. d) Medium nonsintetik, adalah media yang tidak diketahui komposisi kimiawinya secara pasti. Beberapa dari komposisi yang ditambahkan misalnya ekstrak beef, ekstrak yeast, peptone, darah, serum, dan kasein hidrolisat. Contoh: NA, NB, PDA. 1. Klasifikasi medium berdasarkan konsistensinya, digolongkan menjadi 4 kelompok, yaitu: a) Medium cair, yaitu medium berbentuk cair yang tidak ditambahkan zat pemadat, dipergunakan untuk bakteri dan ragi.
  • 8. b) Medium padat, medium yang berbentuk padat karena diberi penambahan pemadat ±15%, medium ini dapat berbentuk medium organik (alamiah), misalnya medium wortel, kentang, dedak dan lain-lain, atau medium anorganik misalnya silika gel, dipergunakan untuk pertumbuhan bakteri heterotrof, ragi, dan jamur. c) Medium semi padat, medium cair yang ditambahkan sedikit bahan pemadat (±10%), dipergunakan untuk pertumbuhan mikroba yang banyak memerlukan air, anaerobic dan fakultatif. d) Medium padat yang dapat dicairkan, yaitu medium yang dalam keadaan panas berbentuk cair tapi dalam keadaan dingin berbentuk padat, sebab medium ini mengandung agar-agar atau gelatin maupun gelrite. Berdasarkan atas keperluannya medium ini dapat dibuat tegak atau miring (misalnya medium agar tegak dan medium agar miring). 1. Klasifikasi medium berdasarkan fungsinya digolongkan menjadi 7 golongan, yaitu: a) Medium umum, media yang ditambahkan bahan-bahan yang bertujuan menstimulasi pertumbuhan mikroba secara umum. Contoh Nutrien Agar (NA) untuk menstimulasi pertumbuhan bakteri, Potato Dextose Agar (PDA) untuk menstimulir pertumbuhan fungi. b) Medium khusus, merupakan medium untuk menentukan tipe pertumbuhan mikroba dan kemampuannya untuk mengadakan perubahan-perubahan kimia tertentu misalnya, medium tetes tebu untuk Saccharomyces cerevisiae. c) Media diperkaya (enrichment media), media yang ditambahkan bahan-bahan tertentu untuk menstimulasi pertumbuhan mikroba yang diinginkan. Hal ini dilakukan untuk menstimulasi pertumbuhan mikroba yang jumlahnya sedikit dalam suatu campuran berbagai mikroba contoh Chocolate media dan Yeast-Extract-poptasium Nitrat Agar. d) Media selektif, merupakan media yang ditambahkan bahan-bahan tertentu yang akan menghambat pertumbuhan mikroba yang tidak diinginkan yang ada dalam suatu spesimen. Inhibitor yang digunakan berupa antibiotik, garamk dan bahan-bahan kimia lainnya. e) Media differensial, merupakan media yang ditambahkan bahan-bahan kimia atau reagensia tertentu yang menyebabkan mikroba yang tumbuh memperlihatkan perubahan-perubahan spesifik sehingga dapat dibedakan dengan jenis lainnya.
  • 9. f) Medium penguji (Assay medium), yaitu medium dengan susunan tertentu yang digunakan untuk pengujian senyawa-senyawa tertentu dengan bantuan bakteri misalnya medium untuk menguji vitamin-vitamin, antibiotika dan lain-lain. g) Medium perhitungan jumlah mikroba yaitu medium spesifik yang digunakan untuk menghitung jumlah mikroba dalam suatu bahan, misalnya medium untuk menghitung jumlah bakteri E. coli air sumur. Suatu medium yang mengandung substansi kompleks seperti ekstrak daging, trifton, darah dan juga dapat disebut medium buatan atau medium kompleks. Sebagai lawannya kita aduk medium yang masing-masing medium yang ditentukan. Medium sintetik mungkin sangat rumit atau sangat berbeda sesuai dengan mikroorganisme tertentu yang hendak ditumbuhkan untuk sebagian besar medium sintetik hanya digunakan untuk pertumbuhan mikroorganisme dilaboratorium penelitian. Banyak medium saringan lain yang serupa dengan kaldu yang mengandung makanan (Pelozar, 1996). 2.3 STERILISASI Sterilisasi adalah penghancuran atau pemusnahan terhadap semua mikroorganisme (Schwartz, 2000). Asepsis adalah prinsip bedah untuk mempertahankan keadaan bebas kuman. Keadaan asepsis merupakan syarat mutlak dalam tindakan bedah. Antisepsis adalah cara dan tindakan yang diperlukan untuk mencapai keadaan bebas kuman patogen(Sjamsuhidajat dan Jong, 2004). Tujuan tindakan asepsis dalam pembedahan adalah untuk mencegah masuknya bakteri pada luka pembedahan. Pencapaian tingkat asepsis dimulai dengan mensterilkan alat-alat, jubah operasi, sarung tangan, benang bedah, dan kasa pembalut yang kontak dengan luka operasi. Kemudian, lakukan desinfeksi pada kulit tempat pembedahan dengan menggunakan sediaan antiseptik (Schwartz, 2000). Autoclave??? Maaf belum dapet huhu
  • 10. BAB III METODE DAN BAHAN 3.1 ALAT 1. Cawan petri 2. Erlenmeyer 3. Batang pengaduk 4. Object glass 5. Batang L 6. Pipet tetes 7. Magnetic stirer 3.1.2 BAHAN 1. Terasi udang 2. Aquadest 3. Kristal violet 4. Metilen biru 5. Safranin red 6. Aseton 3.2 METODE PENGENCERAN Teknik Pengenceran Sampel Sampel yang mengandung bakteri dimasukan ke dalam tabung reaksi sebanyak satu bagian. Tambahkan Sembilan bagian aquadest (dilakukan secara aseptis) pengenceran dilakukan sebanyak lima kali. Dengan cara, ambil satu bagian dari tabung reaksi pertama lalu masukan ke dalam tabung reaksi kedua. Tambahkan aquadest senbanyak sembilan bagian.
  • 11. 3.3 METODE PENELITIAN 3.3.1 PEMBUATAN MEDIA Pembuatan Media Agar Agar yang digunakan ditambahkan aquadest lalu diaduk dengan menggunakan magnetic stirrer. Tuangkan agar ke dalam cawan petri, lalu digoyang goyangkan agar tidak terdapat gelembung pada agar, biarkan hingga agar memadat. 3.3.2 PENANAMAN BAKTERI Teknik Penanaman Sampel Teknik penanaman sampel dengan menggunakan metode goresan pada cawan petri : 1. Hidupkan lampu Bunsen 2. Panaskan jarum inokulum dengan menggunakan lampu Bunsen 3. Ambil sampel 4. Goreskan jarum inokulum sampai kuadrat 1-2 5. Panaskan kembali jarum inokulum, ambil kembali sampel 6. Lanjutkan goresan jarum inokulum pada kuadran 3-4 7. Tutup cawan petri 8. Bungkus cawan petri menggunakan kertas. 3.3.3 PENGAMATAN Pengamatan berapa hari dan dihari keberapa dia tumbuh bakteri 3.3.5 PEWARNAAN GRAM Metode Pewarnaan Gram 1. Bakteri yang timbul pada sampel diambil sedikit menggunakan jarum inokulum, kemudian letakan pada object glass. Teteskan dengan aquadest secukupnya. Kemudian lakukan fixasi
  • 12. 2. Teteskan Kristal violet sebagai pewarna utama pada preparat, usahakan semua ulasan terwarnai. 3. Kemudian cuci dengan menggunakan aquadest 4. Teteskan iodine pada kaca preparat, kemudian bilas dengan aquadest 5. Kemudian teteskan dengan aseton sedikit demi sedikit. Pada bakteri gram negative warna pada bakteri akan luntur, sedangkan pada bakteri gram positive warna pada bakteri tidak akan luntur. 6. Bilas dengan aquadest 7. Teteskan safranin Pada bakteri gram negative akan menunjukan perubahan warna menjadi merah, sedangkan untuk bakteri gram positive warnanya tidak akan berubah 8. Bilas dengan aquadest 9. Preparat dikeringkan dengan tisu
  • 13. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 HASIL PENGAMATAN 4.2 PEMBAHASAN