Dokumen tersebut membahas tentang antibiotika, termasuk definisi, penggolongan, mekanisme kerja, dan contoh antibiotika dari berbagai golongan seperti penisilin, sefalosporin, aminoglikosida, dan lainnya. Dokumen ini juga menjelaskan indikasi, efek samping, dan peringatan penggunaan antibiotika.
3. Defenisi Antibiotik
Antibiotik
Berasal dari bahasa yunani: Anti (lawan),Bios
(hidup )
Antibiotik adalah Suatu zat kimia yang
dihasilkan oleh bakteri ataupun jamur yang
berkhasiat obat apabila digunakan dalam dosis
tertentu dan berkhasiat mematikan atau
menghambat pertumbuhan kuman dan
toksisitasnya tidak berbahaya bagi manusia.
4. Penggolongan atas dasar
mekanisme kerjanya
1). Zat bakterisida, pada dosis biasa berkhasiat mematikan kuman
1. Zat yang bekerja terhadap fase tumbuh, ex: penisilin dan
sefalosporin, polopeptida (polimiksin, basitrasin), rifampisin,
asam nalidiksat dan kuinolon.
2. Zat yang bekerja trhadap fase istirahat, ex: aminoglikosida,
nitrofurantoin, INH, kotrimoksazol.
2). Zat bakteriostatik, pada dosis biasa terutama berkhasiat
menghentikan pertumbuhan dan perbanyakan kuman. Ex:
sulfonamida, kloramfenikol, tetrasiklin, makrolida, linkomisin.
5. Penggolongan berdasarkan luas
aktivitasnya
1. Antibiotika Narrow-Spektrum (aktivitas sempit)
Obat ini terutama aktif terhadap beberapa jenis bakteri saja
Misal :
Penisilin G dan Penisilin V, eritromisin, klindamisin, kanamisin
hanya bekerja terhadap kuman Gram –positif.
Streptomisin, gentamisin, polimiksin-B, asam nalidiksat khusus
aktif terhadap kuman Gram-negatif.
2. Antibiotika Broad Spektrum (aktivitas luas)
Bekerja terhadap lebih banyak kuman baik jenis bakteri Gram-positif
maupun jenis kuman Gram-negatif.
Antara lain : Sulfonamida, ampisilin, sefalosporin, kloramfenikol,
tetrasiklin dan rifampisin
7. Mekanisme Kerja Antibiotik
1. Dinding sel
Sintesanya terganggu sehingga dinding menjadi kurang sempurna
dan tidak tahan terhadap tekanan osmotis dari plasma dengan
akibat pecah. Ex: Kelompok penisilin dan sefalosporin.
2. Membran sel
Molekul lipoprotein dari membran plasma (di dalam dinding sel)
dikacaukan sintesanya hingga menjadi lebih permeabel. Hasilnya,
zat-zat penting dari isi sel dapat merembes keluar.
Ex: Polipeptida dan polyen (nistatin, amfoterisin) dan imidazol
(mikonazol dan ketokonazol).
8. Mekanisme Kerja Antibiotik
3. Protein Sel.
Sintesanya terganggu, misalnya: kloramfenikol, tetrasiklin,
aminoglikosida, makrolida.
4. Asam-asam inti (DNA,RNA)
RNA : Rifampisin
DNA : asam nalidiksat dan kinolon, acyclovir.
5. Antagonis Saingan
Obat menyaingi zat-zat penting untuk metabolisme kuman, hingga
pertukaran zatnya terhenti.
Ex : Sulfonamida, trimetoprim, INH.
9. Klasifikasi Antibakteri
1. Penisilin
2. Sefalosporin dan antibiotik beta laktam lainnya
3. Tetrasiklin
4. Aminoglikosida
5. Kloramfenikol
6. Makrolida
7. Ripamfisin dan asam fusidat
8. Antibiotik lainnya.
10. A. Golongan Penisilin
Mekanisme kerja : menghambat pembentukan dinding sel
bakteri
Devirat :
Indiksi :
Spektrum sempit : penisilin G, penisilin V, penisilin
tahan penisilinase
• Spektrum Luas : Ampicillin, dan Amoxicillin
1. Infeksi saluran kemih
2. Infeksi saluran pernapasan
3. Infeksi kulit
4. Infeksi jaringan lunak
11. LANJUTAN ....
Generik
• Ampicillinum
• Amoxicillinum
• Penisilin G
• Penisilin V
Paten
• Viccilin
• Amoxan
• Panadur LA
• Fenocin
Efek Samping : Reaksi alergi, Hipersensitif, Mual dan diare
21. E. Golongan Tetrasiklin
Mekanisme kerja : menghambat sintesa protein sel bakteri
Derivat :
1. Klortetrasiklin
2. Oksitetrasiklin
3. Doksisiklin
4. Minosiklin
Indiksi :
1. Infeksi Saluran pernapasan
2. Infeksi saluran pencernaan
3. Kulit (luka)
24. Perhatian ...!!!
Kehamilan: golongan tetrasiklin dapat melewati plasenta
dan ditemukan dalam jaringan fetus. Dapat terjadi efek
toksis pada fetus yang berupa retardasi perkembangan
tulang (Kategori D).
Menyusui: tetrasiklin dapat diekskresikan melalui air
susu ibu. Tidak dapat dikombinasikan dengan Susu dan
Antasida.
Penggunaan antibiotik golongan tetrasiklin selama masa
pertumbuhan gigi (dari akhir masa kehamilan sampai
anak usia 8 tahun) dapat menyebabkan perubahan
warna gigi (kuning, abu-abu, coklat) yang bersifat
permanen.
Antibiotik golongan tetrasiklin membentuk kompleks
kalsium yang stabil pada jaringan pembentuk tulang
25. F. Golongan Makrolida
Mekanisme kerja : menghambat sintesa protein sel bakteri
Derivat :
Generik
• Erytromisin
• Spiramisin
Indiksi : Infeksi Saluran pernapasan
Efek samping : Mual dan Muntah
Paten
• Erysanbe (sanbe)
• Spiramisin (rhone poulenc
ind )
26. Rifampisin
M.K Rifampisin : Menghambat Enzim bakteri (RNA Polimerase)
Generik
• Rifampisin
Paten
• Risamtibi
(sanbe
Indikasi : TBC, Lepra, Meningitis
E.s : Mual, muntah, diare, pusing, gangguan penglihatan.
Peringatan ! Dapat menyebabkan warna merah pada urin,
keringat, tinja, liur, dahak dan air mata
28. As. Fusidat
M.K As. fusidat : Menghambat sintesa protein sel bakteri
Generik
• Asam
Fusidat
Paten
• Rucidin (leo
pharmaceutical
Indikasi : Infeksi saluran pernapasan, radang sussum tulang
belakang
E.s : Mual, muntah, diare, pusing, gangguan penglihatan.
Peringatan ! Dapat menyebabkan warna merah pada urin,
keringat, tinja, liur, dahak dan air mata
29. Linkomisin dan Klindamisin
1. Linkomisin
M.K Linkomisin : menghambat pembentukan protein organisme
Indikasi :Infeksi pada tulang dan sendi
E.S : Diare, sakit perut, mual, muntah, ruam,
gangguan funsi hati, nyeri.
1. Klindamisin
M.K Linkomisin : menghambat pembentukan protein organisme
Indikasi :Infeksi pada tulang dan sendi
E.S : Diare, sakit perut, mual, muntah, ruam,
gangguan funsi hati, nyeri.
30. Golongan Kuinolon
Mekanisme kerja : menghambat pembentukan DNA bakteri
Devirat :
1. Asam Nalidiksat
2. Ofloksasin
3. Siprofloksasin ->
Baquinor
4. Norfloksasin
Indikasi terutama ciprofloksasin: Infeksi saluran kemih, saluran
cerna (typus) dan Gonorrhoe.
E.S ciprofloksasin : tremor, gagal ginjal, sindrome steve
jonhson, dan dapat menurunkan kewaspadaan.
32. Kombinasi Obat-Obat Antibiotik
Pemberian Antibiotik kombinasi
untuk keadaan khusus :
Infeksi campuran.
Ada risiko resistensi organisme, misalnya
pada TBC.
Keadaan yang membutuhkan AB dengan
dosis besar, misalnya sepsis, dan
etiologi infeksi yang belum diketahui.
33. Kombinasi Obat-Obat Antimikroba
Keuntungan Pemberian Antibiotik kombinasi :
Efek sinergistik / potensiasi, misalnya : a) Betalaktam +
Aminoglikosid; b) Kotrimoksazol (Sulfametoksazol +
Trimetoprim); c) MDT pada AIDS (AZT + Ritonavir + 3TC).
Mengatasi & mengurangi resistensi, misalnya : a) Amoksisilin +
Asam klavulanat; b) Obat-obat TBC & lepra; c) MDT pada AIDS.
Mengurangi toksisitas, misalnya : Trisulfa + sitostatika.
Kerugian Pemberian Antibiotik kombinasi :
Antagonisme pada penggunaan bakteriostatika & bakterisid
yang bekerja pada fase tumbuh
34. Resistensi Obat
Definisi “resisten” :
Bila pertumbuhan bakteri tidak dapat
dihambat oleh antibiotik pada kadar maksimal
yang dapat ditolerir host
Penyebab resistensi :
Perubahan genetik,
Mutasi spontan DNA,
Transfer DNA antar organisme (konjugasi,
transduksi, transformasi),
Induksi antibiotik.
35. Komplikasi Terapi AB
Hipersensitivitas, misalnya pada pemberian
Penisilin berupa reaksi alergi ringan (gatal-gatal)
hingga syok anafilaktik.
Toksisitas langsung, misalnya pada pemberian
Aminoglikosid berupa ototoksisitas.
Superinfeksi, misalnya pada pemberian antibiotik
spektrum luas atau kombinasi akan menyebabkan
perubahan flora normal tubuh
sehingga pertumbuhan organisme lain seperti jamur
menjadi berlebihan dan resistensi bakteri.
36. Kegagalan Terapi
Bukan etiologi infeksi (kanker, fever)
Obat tidak berpenetrasi ke tempat infeksi
Lama terapi tidak cukup
Dosis terlalu rendah
Dugaan tempat kuman tidak tepat
Resisten, super infeksi, antagonis
Faktor penyakit pasien (diabetik)