2. TECHNICAL ANALISIS
TRAINING
Introduction to Modern Technical Analysis
Perbedaan Analisa Klasik dengan Modern
• Analisa Klasik melihat pergerakkan saham dengan chart pattern,
sedangkan Analisa Modern dengan indikator ( yang dibentuk
dari rumus – rumus tertentu.
• Analisa Klasik membantu user untuk melihat pada harga
berapa selayaknya melakukan pembelian / penjualan.
Analisa Modern lebih kearah, kapan saatnya masuk ( beli )
dan kapan saatnya keluar ( Sell )
• Analisa klasik terkadang membutuhkan konfirm pada
indikator modern sedangkan modern TA tidak selalu
membutuhkan signal pattern.
3. TECHNICAL ANALISIS
TRAINING
Modern Technical Analysis
Dikelompokkan dalam 3 kategori :
1. Volume Momentum Indikator
2. Trend Following Indikator
3. Oscilator Indikator
4. Divergence
Pengertian Divergence
• Pergerakkan harga saham yang menjauhi
indikatornya, baik pada saat mengalami
penurunan ataupun pada saat mengalami
penguatan dikenal dengan divergence.
5. Divergence
Divergence dibagi 2 jenis yaitu :
Divergence Positive & Divergence Negative
Divergence Positive adalah Pergerakkan saham/indeks
yang pada saat tersebut cenderung melemah. Namun
indikator oscilatornya tampak menunjukkan penguatan.
Divergence Negative adalah sebaliknya dimana harga
saham/indeks cenderung menguat. Namun indikator
oscilator yang dipergunakan memberikan signal
melemah.
12. Divergence Complex
Divergence Complex adalah divergence yang dibuat
oleh user dengan memasukkan dua periode yang
berbeda pada satu indikator
Metode penggunakan divergence complex hampir
sama dengan divergence biasa, perbedaannya adalah
dimana user akan lebih banyak mendapati bentuk
divergence.
15. ANALISA Volume
Volume sebagai Rekomendasi Beli & Jual
Price Volume Market Action
Up Up Bullish Buy
Up Down Bearish Sell
Down Up Bearish Sell
Down Down Bullish Buy
Up Up Bearish Sell
Turun Up Bullish Buy
Pada umumnya user sering mendapati 4 komponen yang
ada diatas, namun tak jarang user juga sering terkecoh
dengan dua komponen dibawah.
16. Breadth Indicator
Yang perlu diketahui dari Breadth Indicator:
1. Untuk melihat korelasi antara suatu saham dengan kondisi
pasar secara keseluruhan. Kondisi pasar dapat diwakili atas
Indeks, Sektoral dll.
2. Untuk melihat kondisi riil pasar pada saat itu apakah
market bergerak seirama atau mendukung atas observasi
suatu saham atau tidak.
3. Untuk membandingkan harga saham dengan indeks atau
dengan indikator lain yang lebih besar dan mewakili
sentimen pasar.
4. Memberikan alternatif lain, ketika investor ingin melakukan
bid/offer
19. Breadth Indicator
Klasifikasi pada Breadth Indicator
1. Level Low Risk Area, merupakan dibawah 30% dari chart
dan investor bisa mengakumulasi atau melakukan pembelian.
Investor mengangap oversold.
2. Level Mid-Field Area, pada area ini merupakan level
medium dimana investor investor bisa melakukan
penambahan atas pembelian suatu saham.
3. High Risk Area merupakan 30 % diatas dari suatu chart.
Investor harus berhati-hati karena market dianggap sudah
mengalami overbought.
21. Volume Momentum
Oscilator
Volume Momentum Oscilator
Indikator yang ada dalam Volume Momentum Oscilator
ini, sangat bermanfaat bagi user. Dimana indicator ini
dapat mengenali, seberapa besar antusias dari buyer
maupun seller terhadap suatu saham.
Dipadukan dengan Trend Following Indicator akan
memberikan signal yang baik dalam memutuskan beli
ataupun jual pada satu saham.
22. Bentuk Volume
Momentum Oscilator
Ada 3 bentuk
Volume Momentum Oscilator
Volume Oscilator
Demand Index
On Balance Volume
23. Volume Oscilator
Volume Oscilator :
Indikator ini menerapkan 2 buah moving average
yang dibentuk dari short term moving averages
dan long term moving average.
Bila indikator ini berada diatas nol (0) dari
ekuilibriumnya mengindikasikan bahwa short term
volume menguat dibanding long term dan
sebaliknya. Indikator ini digunakan untuk melihat
perubahan trend dari banyaknya buyer maupun
seller
24. Volume Oscilator
Hal yang perlu diketahui pada Volume Oscilator
• Melihat besarnya buyer & seller
• Bila harga menguat namun Volume Oscilator flat
maka short term bearish. Namun bila harga
melemah, Oscilator menguat maka
kecenderungan bullish.
• Posisi Ekuilibrium merupakan perpotongan dari 2
MA
• Untuk posisi Short term bisa ditentukan MA 5 –
20
27. Contoh V. Oscilator
pada ASII
Volume Oscillator (-3.74239) 60
50
40
30
20
10
0
-10
-20
-30
DIVERGENCE NEGATIF -40
DGN VOLUME OSCILATOR -50
ASII (22,050.00, 23,050.00, 22,050.00, 22,900.00, +850.000)
25000
20000
15000
10000
30000
25000
20000
15000
10000
5000
x1000
April May June July August September October November December 2009 February March April May June Jul
28. Demand Index
DEMAND INDEX
Indikator ini dapat digunakan untuk melihat titik balik
yang terjadi pada suatu saham. Pada pasar yang lemah “
weakness “ divergence akan mudah terlihat dibanding
pada saat market naik.
Demand Indeks merupakan metode penggabungan antara
volume saham dengan harga saham guna melihat titik
balik suatu chart
34. On Balance Volume
On Balance Volume :
OBV dikatakan meningkat bila chart terakhir lebih tinggi
dibanding sebelumnya. Demikian sebaliknya bila OBV
dikatakan lebih rendah bila chart terakhir lebih rendah dari
sebelumnya. Dilevel ini user dapat melakukan beli maupun
short sell untuk jangka pendek.
Namun bila pergerakkan OBV bergerak kesamping maka
adanya suatu trend baik uptrend maupun downtrend akan
diragukan validitasnya.
OBV merupakan indikator yang menganalisa volume dengan
mempertimbangkan naik dan turunnya harga saham/komoditi
37. Contoh O B V
Pergerakkan OBV yang searah saham, akan memberikan signal bagi user bermain pada channel,
namun ada baiknya OBV dipadukan dengan MA untuk melihat apakah market masih berada dalam
suatu trend
38. Trend Following Indicator
Trend Following Indicator
Indikator yang dapat melihat bahwa suatu saham
masih bergerak dalam suatu trend. Untuk mendeteksi
adanya suatu bentuk reversal, maka kerja indikator ini
bisa dibantu dengan indikator oscilator seperti : RSI,
William % R maupun Stochastic Oscilator.
Ada beberapa indikator yang termasuk dalam trend
following indicator diantaranya MA, MACD, DMI dan
Parabolic SAR.
39. Trend Following Indicator
4 buah indikator Trend tersebut :
1. Moving Average
2. MACD ( Moving Average
Convergence Divergence
3. DMI ( Directional Movement Index )
4. Parabolic SAR
40. Moving Averages
Moving Average :
MA adalah suatu indikator yang melakukan
perbandingan moving average ( x ) dengan harga
penutupan suatu saham. Kerja indikator ini
tergantung keinginan user untuk menerapkan pola
trading jangka pendek, menengah ataupun long
term.
Bentuk MA yang bisa diterapkan seperti :
Simple, eksponential, weighted average, time series
dll.
41. Panjang Moving Average
Panjang MA
Trend Panjang Moving
Average
Very short term 5 – 13 days
Short Term 14 – 25 days
Minor 26 – 49 days
Intermediate
Intermediate 50 – 100 days
Long Term 100 – 200 days
42. Tips Trading MA
Tips Trading MA :
• Pemilihan jangka waktu
• Eksponential MA lebih memberikan sensitif
yang tinggi dibanding MA lainnya
• Signal beli jika harga saham menembus
keatas dari MA, sedangkan signal jual harga
saham menembus kebawah dari MA
• Validitas MA bisa dibantu pengukuran dgn
volume dan price filter.
43. 3 Jenis MA
3 Jenis Moving Averages :
• Simple Cross over ( Single MA )
• Double Cross over ( Double Moving
Averages )
• Triple Cross Over ( Triple Moving
Averages.
50. MACD
Indikator MACD
• Dalam MACD terdapat dua buah line, pertama garis
MACD itu sendiri kedua signal moving average.
Indikator ini terkadang agak lambat memberikan
respon kepada user pada saat reversal terjadi.
• Garis MACD yang sudah menembus keatas dari
trigger line bisa mengindikasikan minat beli sudah
cukup kuat dan dapat dilakukan pembelian demikian
pula sebaliknya.
51. Tips Trading MACD
Tips Trading MACD
• Pada saat MACD telah berada diatas ( 0 ) dan arahnya keatas adalah
merupakan kesempatan beli untuk jangka pendek, demikian sebaliknya
• Bila garis MACD sudah menembus keatas dari trigger line ( MA ) user
dapat melakukan beli.
• MACD bisa juga dipergunakan untuk melihat adanya suatu divergence.
Kesempatan ini dapat dipergunakan untuk melakukan jual / beli suatu
saham
• Bila pergerakkan saham mendatar kekanan ( tidak memiliki trend )
user dapat mengabaikan indikator ini.
• Untuk lebih mudah dalam memantau indikator ini terkadang user
membuat histogram chart pada MACD
55. DMI ( Directional Movement
Indeks )
Directional Movement Index
Untuk melakukan pemilihan saham yang
mengalami posisi yang meyakinkan (kondisi
mantap) baik pada saat naik ataupun turun
indikator ini banyak dipergunakan.
Indikator ini mampu memfilter apakah suatu
saham akan bergerak trending market atau
non trending market.
56. Tips pada
Directional Movement Index
• Ada tiga garis yang dapat kita tentukan : DI+ dan DI- ditambah
dengan garis ADX
• Garis DI + merupakan garis trend naik sedangkan DI- adalah
garis trend turun, sedangkan ADX merupakan fungsi yang
digunakan oleh user untuk mengidentifikasikan apakah saham
tsb memilik trend atau tidak.
• Masa observasi untuk short term user bisa menentukan 14,
untuk intermediate term 30-40 sedangkan untuk long term
minimal 60.
• Harga saham ini dianalisa dengan ukuran indeks 0 s.d 100
• Signal beli akan terlihat bila DI+ telah memotong keatas dari
DI-
57. Tips pada Directional Movement Index
• ADX digunakan oleh user untuk menentukan apakah saham
bergerak dalam suatu trend atau sideways.
• Signal beli dapat dilakukan bila +di sudah memotong dari –di
• Signal jual dapat dilakukan bila +di memotong kebawah dari –
di.
• ADX yang semakin meninggi memberikan konfirmasi trend
yang kuat, namun ketinggian yang telah berada diatas di
(peak) sebaiknya dapat diperhatikan untuk melakukan jual
• Jika ADX masih dibawah 25 % sebaiknya jangan
pergunakan indikator ini.
61. Parabolic SAR
Parabolic - SAR
Indikator Parabolic SAR (Stop Reversal System)
adalah merupakan indikator yang melihat bahwa
pergerakkan saham terkadang bergerak seperti
parabola.
Dengan menerapkan indikator ini user biasanya
akan melihat bahwa saham mempunyai stop price,
baik pada market dalam posisi uptrend maupun
downtrend.
62. Tips P-SAR
Tips trading pada P-SAR
• P-SAR dapat dikategorikan sebagai Trend Following Indikator
• Penempatan indikator ini diletakkan menyatu pada harga saham.
• Direkomendasikan user dapat menerapkan posisi Long jika harga
saham berada dibawah P-SAR. Namun jika harga saham diatas dari P-
SAR user dapat menerapkan posisi Short.
• Parameter yang disarankan pada sebagian besar saham dengan
menggunakan P-SAR adalah Step sebesar 0.02 dengan SAR maximum
sebesar 0.20000.
• Terkadang P-SAR dipergunakan untuk memberikan dukungan pada
DMI.
65. PARABOLIC SAR BBCA
200 MACD (-74.8918) 200
100 100
0 0
Directnl Movement +DI (23.0000), Directnl Movement -DI (29.0000), Directnl Movement ADXR (27.0000)
35 -di +di 40
30
25 30
20 20
15 adxr 10
BBCA (4,050.00, 4,100.00, 4,000.00, 4,075.00, +25.0000), Parabolic SAR (4,190.00)
5000 5000
4500 4500
4000 4000
3500 3500
3000 3000
May June July August September November 2006 February April May J
67. Oscilator Indicator
Arah pergerakkan saham ataupun indeks tidak
selamanya berada dalam suatu trend. Bahkan
sebagian besar saham pada saat ini bergerak dalam
non trending ( sideways ). Jika saham bergerak
dalam non trending gunakan indikator oscilator.
Oscilator indikator adalah untuk melihat pergerakkan
suatu saham yang mengalami kenaikkan maupun
penurunan dengan range yang sempit/voletile untuk
jangka waktu tertentu. Pada saham yang memiliki
trend indikator oscilator berjalan kurang sempurna.
68. Oscilator Indicator
Beberapa Bentuk Oscilator Indicator
• Relative Strenght Indeks ( RSI )
• Rate Of Change
• Momentum Oscilator
• William % R
• Stochastic Oscilator
• Chande Momentum Oscilator
• Bolinger Band
• Envelope
• Aroon
• Forecase Oscilator
69. Oscilator Indicator
Beberapa signal yang diperoleh dari oscilator indicator
1. Overbought
2. Oversold
3. Positive Divergence
4. Negative Divergence
5. Chart Pattern
70. Relative Strengh Index
Tips Trading pada RSI
1. RSI merupakan salah satu indikator yang banyak dipergunakan oleh
user untuk menentukan titik balik suatu saham.
2. Signal yang bisa didapat dari RSI adalah apabila pergerakkan saham
tidak dalam suatu trend.
3. RSI pada umumnya ditentukan pada level 30 – 70 point. Terkadang user
akan melakukan adjusted bila level tersebut mengalami ditembus keatas.
4. Bila RSI berada dilevel 30 indikasi oversold. Bila RSI dilevel 70 indikasi
overbought
5. Pada level 45 – 50 dapat dijadikan range trading untuk jangka pendek
6. Bisa untuk melihat support & Resisten demikian juga Divergenc positive *
negative
78. Price ( Rate Of Change )
Price ( Rate Of Change )
Pembentukkan indikator ini adalah : Membandingkan
pergerakkan harga hari ini dengan harga sebelumnya ( N ).
Banyak user yang menggunakan ROC karena sangat simple
dalam penggunaannya. ROC dapat menghasilkan beberapa signal
seperti : Over Bought, Over Sold, Reversal maupun Divergence.
Disamping itu ROC bisa dipadukan dengan Analisa klasik
79. Tips pada ROC Price
• Batas ekuilibrium mengindikasikan bahwa pergerakkan harga saham
saat ini sama dengan pergerakkan harga sebelumnya ( N ).
• Jangka waktu pemilihan untuk jangka pendek dapat dipilih : 5, 9, 14
• Oversold maupun overbought akan dapat dilihat oleh user bila indikator
tersebut berada pada peak ataupun bottoms
• Untuk intermediate trend bisa dipilih 30 dan 50 Signal beli bila ekuilibrium
sudah ditembus keatas
• ROC dapat melihat divergence positiv maupun negatif.
• Akan lebih akurat dalam melihat analisa klasik bila ROC sudah
mendekati atau berada dalah ekuilibrium.
• ROC yang sudah berada cukup tinggi dari ekuilibrium line ada baiknya
menjadi warning bagi user.
80. ROC pada ADRO
Price ROC (-110.000) 300
200
100
0
-100
-200
-300
ADRO PADA PRICE ROC -400
-500
TERLIHAT TERUS MELEMAH -600
PADA PRICE ROC -700
-800
ADRO (1,230.00, 1,250.00, 1,170.00, 1,180.00, -60.0000), Parabolic SAR (1,391.24) 1800
1700
1600
1500
1400
1300
1200
1100
1000
Market Shock
900
800
700
600
500
400
80000
70000
60000
50000
40000
30000
20000
10000
x10000
16 28 11 19 1 8 15 22 29 20 27 3 10 17 24 1 9 22 5 12 19 27 9 16 23 2 16 23 6 13 20 27 4 11 18 1 8 15 22 29 6
2008 August September October November December 2009 February March April May June July
81. ROC pada UNTR
Price ROC (-1,000.00)
2000 2000
1000 1000
0 0
-1000 -1000
-2000 PRICE ROC PADA UNTR -2000
-3000 (TERDAPAT DIVERGENCE NEGATIF) -3000
-4000 -4000
-5000 -5000
14000 UNTR (10,150.00, 10,200.00, 9,900.00, 10,050.00, -100.000), Parabolic SAR (10,986.01)
15000
13000 14000
13000
12000
12000
11000
11000
10000 10000
9000 9000
8000 8000
7000
7000
6000
6000
5000
5000 4000
4000 3000
3000 2000
50000 50000
40000 40000
30000 30000
20000 20000
10000 10000
x1000 x1000
April May June July August September October November December 2009 February March April May June Jul
83. Momentum
Indikator oscilator ini tergolong cukup sederhana,
dimana formulanya hanya membandingkan harga
hari ini dibandingkan dengan harga masa lalu ( x ).
Indikator ini terkadang cukup efektif dalam melihat
kekuatan dari pergerakan suatu trend saham.
Penggunaan indikator ini juga melihat velocity harga
dari pergerakkan saham.
84. Tips Momentum
Tips Trading Momentum
• Pola Graphic terkadang dapat terlihat pada oscilator ini
• Overbought maupun oversold bisa diterapkan oleh user
dengan menerapkan try and error
• Bila ekuilibrium sudah ditembus keatas, pada umumnya
memberikan respon bahwa pasar masih positif dan
memberikan signal beli bagi investor, demikian sebaliknya.
• Velocity Price akan mudah terlihat dari pergerakkan saham
tersebut.
• Divergence positif dan negatif bisa juga dikenali dari
pergerakkan indikator ini
85. Momentum Oscilator
pada ANTM
Momentum (89.5455) 160
150
140
130
120
P P P 110
100
O O O 90
80
ANTM (2,050.00, 2,050.00, 1,970.00, 1,970.00, -30.0000) 2500
2400
2300
2200
2100
2000
1900
1800
1700
1600
1500
1400
1300
1200
1100
1000
900
800
40000
35000
30000
25000
20000
15000
10000
5000
x10000
17 24 1 9 15 22 30 12 19 27 2 9 16 23 2 10 16 23 30 6 13 20 27 4 11 18 25 1 8 15 22 29 6
December 2009 February March April May June July
88. William’s % R
William’s % R merupakan :
1. Indikator ini pada umumnya memberikanrespon yang
lebih cepat dibanding menggunakan RSI.
William % R hampir mirip penggunaannya dengan
Stochastic Oscilator, jadi user bisa memilih salah satu
dari kedua indikator tersebut.
2. Banyak user menggunakan William untuk melakukan
confirmasi pada saat one day trading.
89. William’s % R
Formula dari William %R =
H-C
%R = -------- X -100
H-L
Ket : H = Harga tertinggi
C = Harga Penutupan
L = Harga Terendah
90. William % R
Tips pada William % R
• Indikator tersebut untuk melihat titik balik yang ada pada
suatu saham.
• Oversold dan overbought juga dapat terlihat pada indikator
ini
• Bisa menentukan Divergence yang ada pada suatu saham
• Signal beli ataupun jual bisa terlihat akurat jika saham
tidak dalam suatu trend.
• Dapat dijadikan salah satu indikator untuk menentukan
pilihan suatu saham untuk one day trading.
91. Contoh pada William % R
Momentum (91.5730)
140
130
120
110
100
90
DIVERGENCE NEGATIVE 80
DI INDICATOR MOMENTU 70
60
SGRO (1,680.00, 1,690.00, 1,630.00, 1,630.00, -40.0000), Parabolic SAR (1,853.16)
5000
4500
4000
3500
3000
2500
2000
1500
1000
15000
10000
5000
x10000
2007 Aug Sep Oct Nov Dec 2008 Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec 2009 Feb Mar Apr May Jun Ju
94. Contoh pada William % R
500
William % R pada ANTM MACD (368.494) 500
0 0
0 Williams' %R (-80.3922) 0
-50 -50
-100 -100
ANTM (4,150.00, 4,625.00, 4,100.00, 4,250.00, +175.000)
4000 5000
3000
WILLIAN %R PADA ANTAM
2000
1000
Volume (35,825,000)
10000 10000
5000 5000
x10000 x10000
2002 F M A M J J A S O N 2004 A M J J A S O N 2005 A M J J A S O N D 2006 A MJ J A
96. Stochastic Oscilator
Stochastic Oscilator
Untuk sebagian besar pelaku pasar meyakini bahwa
pola trading jangka pendek bisa dilakukan
melihat gejala kenaikkan maupun penurunan
yang terjadi pada indikator stochastik.
Velocity yang lebih cepat dibanding sebagian indikator
oscilator menyebabkan indikator ini memiliki signal yang
lebih cepat namun demikian false signal yang lebih
banyak juga tak bisa dihindari.
97. Stochastic Oscilator
Formula stochastic
C – L ( %K )
Stochastic %K= --------------------
H–L(%K)
%D = 3 period moving average of %K
(n) = Number of periods use calculation.
C = Close selama N periode
L = Low selama N periode
H = High selama N periode
%K = Besaran Stochastic ( cepat bila N < 3 dan lambat bila N > 5 )
98. Stochastic Oscilator
Tips pada Stochastic Oscilator :
1. Posisi terbaik untuk melakukan beli dapat dilakukan dilevel 10 - 15 dan
indikator mengarah keatas ( oversold ). Sedangkan signal jual dapat
dilakukan pada posisi 85 – 90 dapat melakukan penjualan overbought.
2. Jangan menggunakan indikator oscilator pada saat saham sedang
berada dalam trend naik ataupun turun.
3. Lakukan posisi beli jika %K sudah menembus keatas dari %D, dan
lakukan posisi jual jika %K sudah memotong kebawah dari %D,
4. Stochastic Oscilator dapat pula melihat support maupun resisten yang
terjadi dari suatu saham
5. Melihat Divergence yang mungkin terjadi dari indikator tersebut dapat
dilakukan penjualan maupun pembelian tergantung divergence yang
ada.
103. Chande Momentum Osc
Chande Momentum Osc
Dalam indikator ini beliau menyebutnya sebagai “
momentum yang sebenarnya “. Chande Momentum oscilator
ini lebih unik dibandingkan oscilator yang telah populer
terlebih dahulu seperti Relatif Streng Indeks maupun
Stochastic Oscilator.
Sehingga interprestasi Oscilator ini bisa dikatakan
gabungan dari RSI dan Stockhastic Oscilator.
107. Bolinger Band
A
C
B
a. Merupakan upper band yang dibentuk dari SMA ditambah 2 x
standar deviation
b. Merupakan lower band yang dibentuk dari SMA dikurangi 2 x
standar deviation
c. Simple Moving Average sesuai kebutuhan user.
108. Bolinger Band
Indikator Bollinger band merupakan indikator yang dibentuk dari
3 buah garis ( band ) yang ditempatkan pada harga saham
dalam periode tertentu.
Indikator ini tidak dapat langsung dipergunakan tanpa
dikombinasikan dengan indikator lain. Indicator ini untuk
mendeteksi kemana pergerakkan suatu saham.
Sehingga tidak dapat dijadikan suatu signal beli atau jual. Sebab
indikator ini hanya berfungsi sebagai band semata ( range )
sehingga belum dapat memberikan signal beli ataupun jual.
112. Bolinger Band
MACD (-58.9534)
0
Relative Strength Index (51.6386) 75
70
65
60
55
50
45
TLKM (7,300.00, 7,500.00, 7,150.00, 7,500.00, +300.000)
8000
BOLLINGER BAND PADA SAHAM TELKOM 7500
7000
6500
6000
5500
5000
November December 2006 February March April May June
113. Envelope Indicator
Mirip dengan Bollinger band. namun pada
envelope hanya mengindikasikan upper maupun
lower band tanpa menggunakan MA.
Interprestasi dari indikator ini adalah user
menggunakan upper dan lower guna membatasi
suatu saham yang bergerak dalam band
tersebut. Hal ini umumnya dipergunakan pada
posisi normal.