SlideShare a Scribd company logo
1 of 33
RATIH ARYANI, M.Farm.,Apt.
STIKES BTH TASIKMALAYA
MIKROEMULSI DAN
NANOEMULSI
DEFINISI
 Nanoemulsi adalah sistem emulsi yang transparent ,
tembus cahaya dan merupakan dispersi minyak air yang
distabilkan oleh lapisan film dari surfaktan atau molekul
surfaktan, yang memiliki ukuran droplet 50 nm – 500 nm.
 Nanoemulsi telah diterapkan dalam berbagai industri
farmasi, diantaranya untuk sistem penghantar
transdermal, bahan atau unsur yang potensial dalam
beberapa produk perawatan tubuh, dan pembawa
yang baik pada obat sehingga dapat meningkatkan
bioavailabilitas obat dalam tubuh
DEFINISI
 Termodinamika yang stabil :
 Tegangan antar muka yang sangat rendah 10-2-10-4
mN/m mN/m  maka energi antaraksi diantara tetes
diabaikan.
 Memberikan energi bebas yang sangat rendah ,
sehingga dispersi secara termodinamika stabil.
 Ukuran droplet nanoemulsi yang kecil membuat
nanoemulsi stabil secara kinetik sehingga mencegah
terjadinya kriming.
Keuntungan Sistem Nanoemulsi
Nanoemulsi memiliki keuntungan sebagai berikut :
 Ukuran tetesan sangat kecil menyebabkan penurunan pada
gaya gravitasi dan gerak brown yang mungkin cukup untuk
mengatasi gravitasi. Hal ini berarti tidak terjadi creaming
selama penyimpanan.
 Ukuran tetesan yang kecil mencegah terjadinya flokulasi
dan memungkinkan sistem untuk tetap tersebar tanpa
adanya pemisahan, serta dapat mencegah koalesens.
 Nanoemulsi cocok untuk penghantaran bahan aktif
melewati kulit. Luas permukaan yang besar dari sistem
emulsi memungkinkan penetrasi yang cepat dari bahan
aktif.
Keuntungan Sistem Nanoemulsi
Nanoemulsi memiliki keuntungan sebagai berikut :
 Karena sifatnya yang transparan dan fluiditasnya (pada
konsentrasi minyak yang sesuai) dapat memberikan estetika
yang menarik dan menyenangkan saat digunakan.
 Karena ukuran yang kecil, nanoemulsi dapat melewati
permukaan kulit yang kasar dan dapat meningkatkan penetrasi
obat.
 Ukuran tetesan yang kecil memudahakan penyebarannya dan
penetrasi mungkin dapat ditingkatkan karena tegangan
permukaan dan tegangan antarmuka yang rendah
 Penggunaan nanoemulsion sebagai sistem penghantaran dapat
meningkatkan efektivitas obat, sehingga dosis total dapat
dikurangi dan dengan demikian meminimalkan efek samping.
Kekurangan Sistem Nanoemulsi
Nanoemulsi memiliki kerugian sebagai berikut :
 Penggunaan konsentrasi besar surfaktan kosurfaktan yang
diperlukan untuk menstabilkan nanodroplet.
 Kapasitas pelarut terbatas untuk melarutkan zat yang
memiliki titik lebur tinggi
 Surfaktan yang digunakan harus tidak boleh beracun
 Stabilitas nanoemulsion dipengaruhi oleh parameter
lingkungan seperti suhu dan pH. Parameter ini dapat
berubah setelah sampai pada pasien.
Surfaktan yang dipilih
 Surfaktan yang dipilih untuk minyak tertentu haruslah :
Menurunkan tegangan antarmuka menjadi nilai sangat rendah
untuk membantu proses dispersi selama preparasi
nanoemulsi
yaitu yang dapat menurunkan tegangan antar muka sangat
rendah (<10 -3 mN/m)  antarmuka minyak / air yang untuk
menghasilkan nanoemulsion.
 Menunjukkan karakteristik hidrofil-lipofil yang sesuai untuk
membentuk lapisan penutup antarmuka yang tepat pada
daerah antarmuka untuk tipe mikroemulsi yang diinginkan,
M/A, A/M atau bikontinu.
 Membentuk lapisan tipis yang fleksibel yang segera dapat
mengubah bentuk disekeliling tetesan halus.
Campuran Surfaktan-Kosurfaktan
 Kebanyakan surfaktan berantai tunggal tidak menurunkan
tegangan antarmuka secara mencukupi untuk
membentuk mikro/nanoemulsi, atau tidak membentuk
struktur yang benar (misal HLB).
 Kosurfaktan ditambahkan untuk menurunkan lebih lanjut
tegangan antarmuka diantara fasa minyak dan air,
mengencerkan daerah hidrokarbon lapis tipis antarmuka,
dan mempengaruhi lapis tipis penutupan.
 Kosurfaktan yang sesuai umumnya molekul kecil, tipikal
alkohol berantai pendek sampai medium (C3-C8) yang
dapat berdifusi secara cepat diantara fasa ruahan minyak-
air dan antarmuka.
Campuran Surfaktan-Kosurfaktan
 Kosurfaktan dengan panjang rantai alkohol pendek hingga
medium juga akan menjamin bahwa lapis tipis/film cukup
fleksibel untuk segera mengalami deformasi di sekitar
tetesan karena antaraksi diantara molekul surgaktan
primer, baik antaraksi gugus kepala polar maupun
antaraksi rantai hidrokarbon, menurun.
 Bila menggunakan kosurfaktan rantai panjang lebih sering
terbentuk fasa kristalin cair lamelar dibandingkan dengan
bentuk fasa mikro/nanoemulsi
Surfaktan Berantai Rangkap Lesitin
 Sistem yang mengandung minyak non toksik dan surfaktan
fosfolipid rantai rangkap yang berasal dari alam seperti lesitin
menunjukkan prospek yang baik.
 Karakteristik larutan lesitin yang perlu diperhatikan :
 Suatu bagian nonpolar yang kuat disebabkan oleh 2 rantai
hidrokarbon panjang
 Suatu bagian polar yang kuat disebabkan oleh gugus kepala
polar “zwitter ionik” yang terhidrasi secara kuat.
 Suatu kesetimbangan mendekati daerah antara polar dan
nonpolar, walaupun sedikit agak bias ke arah lipofilik.
 Suatu tendensi kuat membentuk kristal cair lamelar.
Teori Pembentukan Mikro/Nanoemulsi
 Pembentukan dan stabilitas suatu mikro/nanoemulsi
dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, termasuk sifat
dan berat molekul surfaktan, panjang rantai alkohol dan
konsentrasi, serta kegaraman (salinity) dan temperatur.
 Teori :
1. Teori lapis tipis campuran antarmuka
2. Teori solubilisasi
3. Teori termodinamika
Teori Lapis Tipis Campuran Antarmuka
Lapis tipis (film) yang terbentuk pada antarmuka
merupakan lapis tipis rangkap dua dari tipe M/A atau
A/M dari mikroemulsi yang terbentuk, tergantung
pada lekukan atau penutupan pada antarmuka
(Schulman, dkk 1959).
Teori Solubilisasi
Minyak disolubilisasi oleh misel normal dan air
disolubilisasi oleh misel terbalik (reverse micelles/
Gilbery dkk, 1970).
Teori Termodinamika
Pembentukan energi bebas harus bernilai negatif untuk
membentuk mikroemulsi yang stabil secara
termodinamika (Paul dan Monlik. 1997; Attword,
1994)
Nanoemulsi VS Mikroemulsi
Nanoemulsi Mikroemulsi
Stabil secara kinetika dan
termodinamika.
Tidak memiliki stabilitas
jangka panjang
Membutuhkan konsentrasi
surfaktan yang lebih rendah
untuk pembentukannya.
Nanoemulsions umumnya
mahal
Stabil secara termodinamika
Stabilitas jangka panjang
Konsentrasi surfaktan yang
lebih tinggi
Lebih murah dibandingkan
nanoemulsi
Nanoemulsi
NanoemulsiMakro emulsi
Teknik Pembuatan
Homogenisasi tekanan tinggi (high pressure
homogenization)
Mikrofluidisasi (microfluidization)
High Pressure Homogenization
 Metode ini menggunakan homogenisasi tekanan tinggi /
piston homogenisasi untuk menghasilkan nanoemulsi
dengan ukuran tetesan (droplet) hingga 1 nm
Microfluidisasi
 Konsep dasar dari prosesor pompa microfluidizer tunggal dan
interaksi ruang
Microfluidisasi
 Melibatkan penggunaan perangkat yang Fluidizer mikro
 Menggunakan tekanan tinggi, pompa/tekanan
perpindahan (500-20000) psi, yang memaksa produk
melewati ruang interaksi, yang terdiri dari saluran kecil
yang disebut saluran mikro
 Produk mengalir melalui saluran mikro menghasilkan
partikel yang sangat halus dengan rentang submikron.
Kedua larutan (fase air dan fase minyak) digabungkan
bersama-sama dan diproses untuk mendapatkan
nanoemulsion stabil.
Karakterisasi nanoemulsi
 Transmission electron microscopy
 Analisis ukuran droplet nanoemulsi
 Penentuan viskositas
 Indeks refraksi
 In vitro skin permeation studies
 Tes iritasi kulit
 Studi invivo
 Studi stabilitas termodinamika
 Karakterisasi permukaan
Transmission Electron Microscopy
 Morfologi dan struktur nanoemulsion
 Formulasi nanoemulsion diencerkan dengan air (1/100)
 Setetes nanoemulsion disimpan pada film jaringan
berlubang dan diamati setelah pengeringan
Studi Stabilitas Termodinamika
 Untuk mengatasi masalah formulasi metastabil
 Formulasi yang dipilih disentrifugasi pada 3500 rpm
selama 30 menit
 Siklus pemanasan dan pendinginan siklus
 Dilakukan enam siklus antara suhu kulkas dari 4oC dan
45oC selama 48 jam.
 Freeze-thaw siklus dilakukan antara -21oC dan +25oC.
Ananlisis Ukuran Droplet (Tetesan)
 Ukuran tetesan dari nanoemulsion ditentukan oleh
spektroskopi korelasi foton (photon correlation
spectroscopy)
 Sebanyak (0,1 ml) nanoemulsi didispersikan dalam air 50
ml.
 Pengukuran dilakukan dengan menggunakan Zetasizer
1000 HS
 Cahaya hamburan dipantau pada temperatur 25oC pada
sudut 90o
Penentuan Viskositas
 Viskositas formulasi (0,5 g) ditentukan tanpa pengenceran
menggunakan brokfiled DV III ultra-V6.0 RV kerucut dan
plat Rheometer pada 25 ± 0.5oC.
 Salah satu software yang digunakan untuk perhitungan
viskositas adalah v2.6 rheocalc.
Aplikasi Nanoemulsion
 Kosmetik
 Antimikroba
 Vaksin mukosa
 Disinfektan
 Nanoemulsion dalam pengobatan berbagai kondisi penyakit
lainnya
 Formulasi nanoemulsion untuk meningkatkan pemberian oral
obat yang sukar larut
 Nanoemulsions sebagai vehicle untuk sediaan transdermal
 Nanoemulsion dalam teknologi kultur sel
 Nanoemulsion dalam terapi kanker dan dalam pemberian
obat yang ditargetkan
Aplikasi Nanoemulsion
 Parenteral delivery
 Oral drug delivery
 Topical drug delivery
 Ocular and Pulmonary delivery
 Nanoemulsion in biotechnology
Aplikasi Nanoemulsion
Parenteral delivery
Formulasi nanoemulsion memiliki keunggulan yang berbeda atas
sistem macroemulsion ketika diberikan secara parenteral karena
partikel nanoemulsi lebih lambat termetabolisme (dibersihkan) dari
emulsi partikel kasar dan karena itu memiliki waktu tinggal lebih lama
di dalam tubuh.
Oral drug delivery
Formulasi nanoemulsion menawarkan beberapa keuntungan atas
formulasi oral konvensional untuk pemberian oral termasuk
peningkatan penyerapan, meningkatkan potensi klinis, dan penurunan
toksisitas obat. Oleh karena itu, nanoemulsion telah dilaporkan
merupakan penghantaran yang ideal obat-obatan seperti steroid,
hormon, diuretik dan antibiotik
Aplikasi Nanoemulsion
Topical drug delivery
Penggunaan lesitin / IPP / air nanoemulsi untuk penghantaran
transdermal indometasin dan diklofenak juga telah dilaporkan
dapat meningkatkan permeabilitas stratum korneum manusia.
Ocular and Pulmonary delivery
O/W nanoemulsi telah diteliti untuk penghantaran okular,
untuk melarutkan obat yang sukar larut, untuk meningkatkan
penyerapan dan untuk mencapai memperpanjang profil rilis.
Nanoemulsi yang mengandung pilocarpin dirumuskan
menggunakan lesitin, propilen glikol dan PEG 200 sebagai
kosurfaktan dan IPM sebagai fase minyak.
Aplikasi Nanoemulsion
Nanoemulsion in biotechnology
 Dalam sistem biologis banyak enzim beroperasi pada
antarmuka antara hidrofobik dan hidrofilik dan
antarmuka ini dapat stabil oleh lipid polar dan amfifilik
alami lainnya.
 Katalisis enzimatik dalam nanoemulsion telah digunakan
untuk berbagai reaksi, seperti sintesis ester, peptided dan
gula asetal transesterifikasi; berbagai reaksi hidrolisis dan
transformasi steroid. Enzim lipase adalah yang paling
banyak digunakan dalam reaksi mikroemulsi.

More Related Content

What's hot

What's hot (20)

Emulsi Farmasi
Emulsi FarmasiEmulsi Farmasi
Emulsi Farmasi
 
Rheologi farmasi fisik
Rheologi farmasi fisikRheologi farmasi fisik
Rheologi farmasi fisik
 
Laporan resmi krim hidrocortison
Laporan resmi krim hidrocortisonLaporan resmi krim hidrocortison
Laporan resmi krim hidrocortison
 
Emulsi jadi
Emulsi jadiEmulsi jadi
Emulsi jadi
 
High Performance Liquid Chromatography
High Performance Liquid ChromatographyHigh Performance Liquid Chromatography
High Performance Liquid Chromatography
 
Kuliah formulasi dasar 2
Kuliah formulasi dasar 2Kuliah formulasi dasar 2
Kuliah formulasi dasar 2
 
Stabilitas Obat
Stabilitas ObatStabilitas Obat
Stabilitas Obat
 
Uji mutu sediaan kapsul
Uji mutu sediaan kapsul Uji mutu sediaan kapsul
Uji mutu sediaan kapsul
 
Rheologi
RheologiRheologi
Rheologi
 
Laporan resmi emulsi iecoris aselli
Laporan resmi emulsi iecoris aselliLaporan resmi emulsi iecoris aselli
Laporan resmi emulsi iecoris aselli
 
Gel
GelGel
Gel
 
PP flavonoid
PP flavonoidPP flavonoid
PP flavonoid
 
Laporan resmi elixir paracetamol
Laporan resmi elixir paracetamolLaporan resmi elixir paracetamol
Laporan resmi elixir paracetamol
 
Evaluasi Granul
Evaluasi GranulEvaluasi Granul
Evaluasi Granul
 
Sediaan krim
Sediaan krimSediaan krim
Sediaan krim
 
Pedoman farmakoekonomi
Pedoman farmakoekonomiPedoman farmakoekonomi
Pedoman farmakoekonomi
 
Ppt emulsi lotion
Ppt emulsi lotionPpt emulsi lotion
Ppt emulsi lotion
 
BIOFARMASI SEDIAAN YANG DIBERIKAN MELALUI KULIT
BIOFARMASI SEDIAAN YANG  DIBERIKAN MELALUI KULITBIOFARMASI SEDIAAN YANG  DIBERIKAN MELALUI KULIT
BIOFARMASI SEDIAAN YANG DIBERIKAN MELALUI KULIT
 
Sediaan semi solid
Sediaan semi solidSediaan semi solid
Sediaan semi solid
 
LAPORAN DISOLUSI OBAT FARMASI FISIKA
LAPORAN DISOLUSI OBAT FARMASI FISIKALAPORAN DISOLUSI OBAT FARMASI FISIKA
LAPORAN DISOLUSI OBAT FARMASI FISIKA
 

Similar to Mikroemulsi dan nanoemulsi

Nanoemulsion kel.06 smstr 5 a
Nanoemulsion kel.06 smstr 5 aNanoemulsion kel.06 smstr 5 a
Nanoemulsion kel.06 smstr 5 aRezumProDeta
 
Pembuatan Shampoo
Pembuatan ShampooPembuatan Shampoo
Pembuatan ShampooNur Rasmi
 
SESI 11-12 EMULSI.pptx
SESI 11-12 EMULSI.pptxSESI 11-12 EMULSI.pptx
SESI 11-12 EMULSI.pptxdiah72
 
PEMBICARAAN AKHIR MODUL MEMBRAN RO salinan salinan.pptx
PEMBICARAAN AKHIR MODUL MEMBRAN RO salinan salinan.pptxPEMBICARAAN AKHIR MODUL MEMBRAN RO salinan salinan.pptx
PEMBICARAAN AKHIR MODUL MEMBRAN RO salinan salinan.pptxChairulAnam34
 
Reverse Osmosis/ RO (By. Dewi Anggraeni)
Reverse Osmosis/ RO (By. Dewi Anggraeni)Reverse Osmosis/ RO (By. Dewi Anggraeni)
Reverse Osmosis/ RO (By. Dewi Anggraeni)Luhur Moekti Prayogo
 
E M U L S I-Revised.PPT
E M U L S I-Revised.PPTE M U L S I-Revised.PPT
E M U L S I-Revised.PPTssuser8cafc5
 
Penentuan Konsentrasi Kritis Misel (CMC) Surfaktan
Penentuan Konsentrasi Kritis Misel (CMC) SurfaktanPenentuan Konsentrasi Kritis Misel (CMC) Surfaktan
Penentuan Konsentrasi Kritis Misel (CMC) SurfaktanAhmad Dzikrullah
 
Supllier chemical reserve osmosis
Supllier chemical reserve osmosisSupllier chemical reserve osmosis
Supllier chemical reserve osmosisigoy nerazzurri
 

Similar to Mikroemulsi dan nanoemulsi (10)

Nanoemulsion kel.06 smstr 5 a
Nanoemulsion kel.06 smstr 5 aNanoemulsion kel.06 smstr 5 a
Nanoemulsion kel.06 smstr 5 a
 
Pembuatan Shampoo
Pembuatan ShampooPembuatan Shampoo
Pembuatan Shampoo
 
SESI 11-12 EMULSI.pptx
SESI 11-12 EMULSI.pptxSESI 11-12 EMULSI.pptx
SESI 11-12 EMULSI.pptx
 
Biotek makalah
Biotek makalahBiotek makalah
Biotek makalah
 
PEMBICARAAN AKHIR MODUL MEMBRAN RO salinan salinan.pptx
PEMBICARAAN AKHIR MODUL MEMBRAN RO salinan salinan.pptxPEMBICARAAN AKHIR MODUL MEMBRAN RO salinan salinan.pptx
PEMBICARAAN AKHIR MODUL MEMBRAN RO salinan salinan.pptx
 
Reverse Osmosis/ RO (By. Dewi Anggraeni)
Reverse Osmosis/ RO (By. Dewi Anggraeni)Reverse Osmosis/ RO (By. Dewi Anggraeni)
Reverse Osmosis/ RO (By. Dewi Anggraeni)
 
E M U L S I-Revised.PPT
E M U L S I-Revised.PPTE M U L S I-Revised.PPT
E M U L S I-Revised.PPT
 
Penentuan Konsentrasi Kritis Misel (CMC) Surfaktan
Penentuan Konsentrasi Kritis Misel (CMC) SurfaktanPenentuan Konsentrasi Kritis Misel (CMC) Surfaktan
Penentuan Konsentrasi Kritis Misel (CMC) Surfaktan
 
Supllier chemical reserve osmosis
Supllier chemical reserve osmosisSupllier chemical reserve osmosis
Supllier chemical reserve osmosis
 
Polimer emulsi
Polimer emulsiPolimer emulsi
Polimer emulsi
 

More from Stikes BTH Tasikmalaya (14)

ppt Listrik statis
ppt Listrik statisppt Listrik statis
ppt Listrik statis
 
Ppt gelombang elektromagnetik
Ppt gelombang elektromagnetikPpt gelombang elektromagnetik
Ppt gelombang elektromagnetik
 
Makalah respirasi
Makalah respirasiMakalah respirasi
Makalah respirasi
 
Makalah respirasi
Makalah respirasiMakalah respirasi
Makalah respirasi
 
Respirasi
RespirasiRespirasi
Respirasi
 
Penulisan kemasan dan label obat
Penulisan kemasan dan label obatPenulisan kemasan dan label obat
Penulisan kemasan dan label obat
 
Laporan farfis stabilitas
Laporan farfis stabilitasLaporan farfis stabilitas
Laporan farfis stabilitas
 
antikonvulsi anti-parkinson-psikotropik
antikonvulsi anti-parkinson-psikotropikantikonvulsi anti-parkinson-psikotropik
antikonvulsi anti-parkinson-psikotropik
 
antikonvulsi_anti parkinson_psikotropik
antikonvulsi_anti parkinson_psikotropikantikonvulsi_anti parkinson_psikotropik
antikonvulsi_anti parkinson_psikotropik
 
Nanopartikel
NanopartikelNanopartikel
Nanopartikel
 
Iodometri dan iodimetri
Iodometri dan iodimetriIodometri dan iodimetri
Iodometri dan iodimetri
 
Anatomi Fisiologi Manusia
Anatomi Fisiologi ManusiaAnatomi Fisiologi Manusia
Anatomi Fisiologi Manusia
 
farmasetika (Penggolongan obat)
farmasetika (Penggolongan obat)farmasetika (Penggolongan obat)
farmasetika (Penggolongan obat)
 
Farmasetika (Sediaan luar)
Farmasetika (Sediaan luar)Farmasetika (Sediaan luar)
Farmasetika (Sediaan luar)
 

Recently uploaded

Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...pipinafindraputri1
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptnabilafarahdiba95
 
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptxPPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptxDEAAYUANGGREANI
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfWidyastutyCoyy
 
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024RoseMia3
 
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024editwebsitesubdit
 
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTXAKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTXIksanSaputra6
 
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...MuhammadSyamsuryadiS
 
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfProv.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfIwanSumantri7
 
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdfKanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdfAkhyar33
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024ssuser0bf64e
 
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptxSusanSanti20
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxsyahrulutama16
 
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMAE-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMAAmmar Ahmad
 
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAYSOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAYNovitaDewi98
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxrizalhabib4
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptPpsSambirejo
 
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxAKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxnursariheldaseptiana
 
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHANTUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHANwawan479953
 

Recently uploaded (20)

Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
 
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptxPPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
 
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
 
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
 
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTXAKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
 
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
 
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfProv.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
 
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdfKanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
 
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
 
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMAE-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
 
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAYSOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
 
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxAKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
 
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHANTUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
 

Mikroemulsi dan nanoemulsi

  • 1. RATIH ARYANI, M.Farm.,Apt. STIKES BTH TASIKMALAYA MIKROEMULSI DAN NANOEMULSI
  • 2. DEFINISI  Nanoemulsi adalah sistem emulsi yang transparent , tembus cahaya dan merupakan dispersi minyak air yang distabilkan oleh lapisan film dari surfaktan atau molekul surfaktan, yang memiliki ukuran droplet 50 nm – 500 nm.  Nanoemulsi telah diterapkan dalam berbagai industri farmasi, diantaranya untuk sistem penghantar transdermal, bahan atau unsur yang potensial dalam beberapa produk perawatan tubuh, dan pembawa yang baik pada obat sehingga dapat meningkatkan bioavailabilitas obat dalam tubuh
  • 3. DEFINISI  Termodinamika yang stabil :  Tegangan antar muka yang sangat rendah 10-2-10-4 mN/m mN/m  maka energi antaraksi diantara tetes diabaikan.  Memberikan energi bebas yang sangat rendah , sehingga dispersi secara termodinamika stabil.  Ukuran droplet nanoemulsi yang kecil membuat nanoemulsi stabil secara kinetik sehingga mencegah terjadinya kriming.
  • 4. Keuntungan Sistem Nanoemulsi Nanoemulsi memiliki keuntungan sebagai berikut :  Ukuran tetesan sangat kecil menyebabkan penurunan pada gaya gravitasi dan gerak brown yang mungkin cukup untuk mengatasi gravitasi. Hal ini berarti tidak terjadi creaming selama penyimpanan.  Ukuran tetesan yang kecil mencegah terjadinya flokulasi dan memungkinkan sistem untuk tetap tersebar tanpa adanya pemisahan, serta dapat mencegah koalesens.  Nanoemulsi cocok untuk penghantaran bahan aktif melewati kulit. Luas permukaan yang besar dari sistem emulsi memungkinkan penetrasi yang cepat dari bahan aktif.
  • 5. Keuntungan Sistem Nanoemulsi Nanoemulsi memiliki keuntungan sebagai berikut :  Karena sifatnya yang transparan dan fluiditasnya (pada konsentrasi minyak yang sesuai) dapat memberikan estetika yang menarik dan menyenangkan saat digunakan.  Karena ukuran yang kecil, nanoemulsi dapat melewati permukaan kulit yang kasar dan dapat meningkatkan penetrasi obat.  Ukuran tetesan yang kecil memudahakan penyebarannya dan penetrasi mungkin dapat ditingkatkan karena tegangan permukaan dan tegangan antarmuka yang rendah  Penggunaan nanoemulsion sebagai sistem penghantaran dapat meningkatkan efektivitas obat, sehingga dosis total dapat dikurangi dan dengan demikian meminimalkan efek samping.
  • 6. Kekurangan Sistem Nanoemulsi Nanoemulsi memiliki kerugian sebagai berikut :  Penggunaan konsentrasi besar surfaktan kosurfaktan yang diperlukan untuk menstabilkan nanodroplet.  Kapasitas pelarut terbatas untuk melarutkan zat yang memiliki titik lebur tinggi  Surfaktan yang digunakan harus tidak boleh beracun  Stabilitas nanoemulsion dipengaruhi oleh parameter lingkungan seperti suhu dan pH. Parameter ini dapat berubah setelah sampai pada pasien.
  • 7. Surfaktan yang dipilih  Surfaktan yang dipilih untuk minyak tertentu haruslah : Menurunkan tegangan antarmuka menjadi nilai sangat rendah untuk membantu proses dispersi selama preparasi nanoemulsi yaitu yang dapat menurunkan tegangan antar muka sangat rendah (<10 -3 mN/m)  antarmuka minyak / air yang untuk menghasilkan nanoemulsion.  Menunjukkan karakteristik hidrofil-lipofil yang sesuai untuk membentuk lapisan penutup antarmuka yang tepat pada daerah antarmuka untuk tipe mikroemulsi yang diinginkan, M/A, A/M atau bikontinu.  Membentuk lapisan tipis yang fleksibel yang segera dapat mengubah bentuk disekeliling tetesan halus.
  • 8. Campuran Surfaktan-Kosurfaktan  Kebanyakan surfaktan berantai tunggal tidak menurunkan tegangan antarmuka secara mencukupi untuk membentuk mikro/nanoemulsi, atau tidak membentuk struktur yang benar (misal HLB).  Kosurfaktan ditambahkan untuk menurunkan lebih lanjut tegangan antarmuka diantara fasa minyak dan air, mengencerkan daerah hidrokarbon lapis tipis antarmuka, dan mempengaruhi lapis tipis penutupan.  Kosurfaktan yang sesuai umumnya molekul kecil, tipikal alkohol berantai pendek sampai medium (C3-C8) yang dapat berdifusi secara cepat diantara fasa ruahan minyak- air dan antarmuka.
  • 9. Campuran Surfaktan-Kosurfaktan  Kosurfaktan dengan panjang rantai alkohol pendek hingga medium juga akan menjamin bahwa lapis tipis/film cukup fleksibel untuk segera mengalami deformasi di sekitar tetesan karena antaraksi diantara molekul surgaktan primer, baik antaraksi gugus kepala polar maupun antaraksi rantai hidrokarbon, menurun.  Bila menggunakan kosurfaktan rantai panjang lebih sering terbentuk fasa kristalin cair lamelar dibandingkan dengan bentuk fasa mikro/nanoemulsi
  • 10. Surfaktan Berantai Rangkap Lesitin  Sistem yang mengandung minyak non toksik dan surfaktan fosfolipid rantai rangkap yang berasal dari alam seperti lesitin menunjukkan prospek yang baik.  Karakteristik larutan lesitin yang perlu diperhatikan :  Suatu bagian nonpolar yang kuat disebabkan oleh 2 rantai hidrokarbon panjang  Suatu bagian polar yang kuat disebabkan oleh gugus kepala polar “zwitter ionik” yang terhidrasi secara kuat.  Suatu kesetimbangan mendekati daerah antara polar dan nonpolar, walaupun sedikit agak bias ke arah lipofilik.  Suatu tendensi kuat membentuk kristal cair lamelar.
  • 11. Teori Pembentukan Mikro/Nanoemulsi  Pembentukan dan stabilitas suatu mikro/nanoemulsi dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, termasuk sifat dan berat molekul surfaktan, panjang rantai alkohol dan konsentrasi, serta kegaraman (salinity) dan temperatur.  Teori : 1. Teori lapis tipis campuran antarmuka 2. Teori solubilisasi 3. Teori termodinamika
  • 12. Teori Lapis Tipis Campuran Antarmuka Lapis tipis (film) yang terbentuk pada antarmuka merupakan lapis tipis rangkap dua dari tipe M/A atau A/M dari mikroemulsi yang terbentuk, tergantung pada lekukan atau penutupan pada antarmuka (Schulman, dkk 1959).
  • 13. Teori Solubilisasi Minyak disolubilisasi oleh misel normal dan air disolubilisasi oleh misel terbalik (reverse micelles/ Gilbery dkk, 1970).
  • 14. Teori Termodinamika Pembentukan energi bebas harus bernilai negatif untuk membentuk mikroemulsi yang stabil secara termodinamika (Paul dan Monlik. 1997; Attword, 1994)
  • 15. Nanoemulsi VS Mikroemulsi Nanoemulsi Mikroemulsi Stabil secara kinetika dan termodinamika. Tidak memiliki stabilitas jangka panjang Membutuhkan konsentrasi surfaktan yang lebih rendah untuk pembentukannya. Nanoemulsions umumnya mahal Stabil secara termodinamika Stabilitas jangka panjang Konsentrasi surfaktan yang lebih tinggi Lebih murah dibandingkan nanoemulsi
  • 17.
  • 18.
  • 19. Teknik Pembuatan Homogenisasi tekanan tinggi (high pressure homogenization) Mikrofluidisasi (microfluidization)
  • 20. High Pressure Homogenization  Metode ini menggunakan homogenisasi tekanan tinggi / piston homogenisasi untuk menghasilkan nanoemulsi dengan ukuran tetesan (droplet) hingga 1 nm
  • 21. Microfluidisasi  Konsep dasar dari prosesor pompa microfluidizer tunggal dan interaksi ruang
  • 22. Microfluidisasi  Melibatkan penggunaan perangkat yang Fluidizer mikro  Menggunakan tekanan tinggi, pompa/tekanan perpindahan (500-20000) psi, yang memaksa produk melewati ruang interaksi, yang terdiri dari saluran kecil yang disebut saluran mikro  Produk mengalir melalui saluran mikro menghasilkan partikel yang sangat halus dengan rentang submikron. Kedua larutan (fase air dan fase minyak) digabungkan bersama-sama dan diproses untuk mendapatkan nanoemulsion stabil.
  • 23.
  • 24. Karakterisasi nanoemulsi  Transmission electron microscopy  Analisis ukuran droplet nanoemulsi  Penentuan viskositas  Indeks refraksi  In vitro skin permeation studies  Tes iritasi kulit  Studi invivo  Studi stabilitas termodinamika  Karakterisasi permukaan
  • 25. Transmission Electron Microscopy  Morfologi dan struktur nanoemulsion  Formulasi nanoemulsion diencerkan dengan air (1/100)  Setetes nanoemulsion disimpan pada film jaringan berlubang dan diamati setelah pengeringan
  • 26. Studi Stabilitas Termodinamika  Untuk mengatasi masalah formulasi metastabil  Formulasi yang dipilih disentrifugasi pada 3500 rpm selama 30 menit  Siklus pemanasan dan pendinginan siklus  Dilakukan enam siklus antara suhu kulkas dari 4oC dan 45oC selama 48 jam.  Freeze-thaw siklus dilakukan antara -21oC dan +25oC.
  • 27. Ananlisis Ukuran Droplet (Tetesan)  Ukuran tetesan dari nanoemulsion ditentukan oleh spektroskopi korelasi foton (photon correlation spectroscopy)  Sebanyak (0,1 ml) nanoemulsi didispersikan dalam air 50 ml.  Pengukuran dilakukan dengan menggunakan Zetasizer 1000 HS  Cahaya hamburan dipantau pada temperatur 25oC pada sudut 90o
  • 28. Penentuan Viskositas  Viskositas formulasi (0,5 g) ditentukan tanpa pengenceran menggunakan brokfiled DV III ultra-V6.0 RV kerucut dan plat Rheometer pada 25 ± 0.5oC.  Salah satu software yang digunakan untuk perhitungan viskositas adalah v2.6 rheocalc.
  • 29. Aplikasi Nanoemulsion  Kosmetik  Antimikroba  Vaksin mukosa  Disinfektan  Nanoemulsion dalam pengobatan berbagai kondisi penyakit lainnya  Formulasi nanoemulsion untuk meningkatkan pemberian oral obat yang sukar larut  Nanoemulsions sebagai vehicle untuk sediaan transdermal  Nanoemulsion dalam teknologi kultur sel  Nanoemulsion dalam terapi kanker dan dalam pemberian obat yang ditargetkan
  • 30. Aplikasi Nanoemulsion  Parenteral delivery  Oral drug delivery  Topical drug delivery  Ocular and Pulmonary delivery  Nanoemulsion in biotechnology
  • 31. Aplikasi Nanoemulsion Parenteral delivery Formulasi nanoemulsion memiliki keunggulan yang berbeda atas sistem macroemulsion ketika diberikan secara parenteral karena partikel nanoemulsi lebih lambat termetabolisme (dibersihkan) dari emulsi partikel kasar dan karena itu memiliki waktu tinggal lebih lama di dalam tubuh. Oral drug delivery Formulasi nanoemulsion menawarkan beberapa keuntungan atas formulasi oral konvensional untuk pemberian oral termasuk peningkatan penyerapan, meningkatkan potensi klinis, dan penurunan toksisitas obat. Oleh karena itu, nanoemulsion telah dilaporkan merupakan penghantaran yang ideal obat-obatan seperti steroid, hormon, diuretik dan antibiotik
  • 32. Aplikasi Nanoemulsion Topical drug delivery Penggunaan lesitin / IPP / air nanoemulsi untuk penghantaran transdermal indometasin dan diklofenak juga telah dilaporkan dapat meningkatkan permeabilitas stratum korneum manusia. Ocular and Pulmonary delivery O/W nanoemulsi telah diteliti untuk penghantaran okular, untuk melarutkan obat yang sukar larut, untuk meningkatkan penyerapan dan untuk mencapai memperpanjang profil rilis. Nanoemulsi yang mengandung pilocarpin dirumuskan menggunakan lesitin, propilen glikol dan PEG 200 sebagai kosurfaktan dan IPM sebagai fase minyak.
  • 33. Aplikasi Nanoemulsion Nanoemulsion in biotechnology  Dalam sistem biologis banyak enzim beroperasi pada antarmuka antara hidrofobik dan hidrofilik dan antarmuka ini dapat stabil oleh lipid polar dan amfifilik alami lainnya.  Katalisis enzimatik dalam nanoemulsion telah digunakan untuk berbagai reaksi, seperti sintesis ester, peptided dan gula asetal transesterifikasi; berbagai reaksi hidrolisis dan transformasi steroid. Enzim lipase adalah yang paling banyak digunakan dalam reaksi mikroemulsi.