SlideShare a Scribd company logo
1 of 20
TUGAS AKHIR SEMESTER
Mata Kuliah            : Hidraulika Lanjutan
Dosen     : Dr. Ir. Muhammad Arsyad Thaha, MT



                                  JUDUL JURNAL :
             “PERBANDINGAN GERUSAN LOKAL YANG TERJADI DI SEKITAR
                                    ABUTMENT
         DINDING VERTIKAL TANPA SAYAP DAN DENGAN SAYAP PADA SALURAN
              LURUS, TIKUNGAN 90°, DAN 180° (KAJIAN LABORATORIUM)”
           (AGUNG WIYONO1, JOKO NUGROHO2, WIDYANINGTIAS3, EKA RISMA
                                     ZAIDUN4)
                        (TEMA : GERUSAN DAN SEDIMENTASI)




                   Budiman (P2301211403)
Analisis Jurnal
   Permasalahan
   Teori Dasar
   Penelitian terdahulu yang relevan
   Variabel yang diteliti
   Cara penelitian dan analisis data
   Prospek pengembangan penelitian lebih lanjut
Permasalahan
   Gerusan adalah fenomena alam yang disebabkan oleh aliran
    air yang mengikis dasar saluran. Gerusan yang terjadi pada
    pondasi pier atau abutment adalah hal yang biasa terjadi
   Keberadaan abutment di sebagian tebing sungai hingga masuk
    ke dalam sungai menyebabkan lebar sungai mengalami
    penyempitan dan akan menimbulkan pengaruh pada perilaku
    aliran yang melewatinya.
   Penyempitan badan sungai mengakibatkan bertambahnya
    kecepatan, yang menyebabkan terjadinya gerusan lokal.
    Gerusan lokal di sekitar abutment, bisa berupa live-bed scour
    ataupun clear water scour.
   Fenomena alam ini tidak bisa diamati secara langsung. Salah
    satu metode untuk menyederhanakannya adalah dengan
    pemodelan. Pemodelan fisik, yang umumnya menggunakan
Teori Dasar
Gerusan di Sekitar Abutment
 Untuk memahami terjadi gerusan di sekitar

  abutment, perlu dipelajari proses terjadinya
  transportasi sediment, jenis dan mekanisme
  terjadinya gerusan serta jenis abutment yang
  ditinjau.
Lanjutan…
Transportasi sedimen
 Secara teoritis saluran stabil adalah suatu keadaan
  dimana gerusan dan pengendapan tidak terjadi
  disepanjang sungai atau saluran. Dalam proses
  mempelajari gerusan, tidak lepas dari karakteristik
  sedimen yang ada.
 Transportasi sedimen dan sifat-sifat aliran, pada
  sungai alam akan terganggu dengan adanya penahan
  sedimen yang dibangun melintang sungai. Saat dasar
  sungai berubah, perubahan akan berlangsung secara
  lambat laun sehingga akan tercapai keadaan sungai
  yang stabil yang disebabkan oleh sifat-sifat hidraulik
  aliran dan transportasi sedimen.
Lanjutan…
   Jenis dan mekanisme gerusan
    Ada beberapa jenis gerusan yang terjadi di sepanjang saluran
    terbuka selama terjadi aliran dari hulu ke hilir. Gerusan yang terjadi
    pada sungai dapat digolongkan menjadi :
   Gerusan umum (general scour) Gerusan umum ini merupakan
    suatu proses alami yang terjadi pada saluran terbuka.
   Gerusan lokal (local scour) Gerusan lokal ini pada umumnya
    diakibatkan oleh adanya bangunan air, misalnya tiang, pilar atau
    abutment jembatan.
         Ada dua macam gerusan lokal, yaitu :
   Clear water scour
    Terjadi jika tegangan geser yang terjadi lebih besar daripada
    tegangan geser kritis.
   Live-bed scour
    Terjadi karena adanya perpindahan sedimen.
Lanjutan…
Abutment
 Abutment adalah struktur penyangga jembatan. Biasanya
  terletak di tebing sungai. Pembangunan abutment yang
  memakan lebar sungai menyebabkan penyempitan (vortex).
  Pada debit yang sama, penyempitan badan sungai inilah
  salah satu kondisi yang mempengaruhi terjadinya gerusan
  lokal. Gerusan lokal di sekitar abutment, bisa berupa live-bed
  scour ataupun clear water scour, terjadi di sekitar hulu
  abutment dan berakhir di hilir abutment.
 Jenis abutment ada beberapa macam:

        1. Spill-through abutment
        2. Dinding vertikal tanpa sayap
        3. Dinding vertikal dengan sayap
Formula local-scour pada
abutment
Menurut Mellvile (1997)
 Berikut adalah formula Melville yang dikembangkan untuk perhitungan kedalaman
  gerusan pada clear-water scour dan live-bed scour:




   dimana:
   ys : kedalaman gerusan (meter)
   ya : kedalaman aliran (meter)
   La : panjang abutment (meter)
   KyL : faktor kombinasi kedalaman aliran dengan panjang abutment = 10y
   Ki : faktor intensitas aliran = U/Ucr
   U : kecepatan aliran (m/dt)
   Ucr : kecepatan kritis saat sedimen akan bergerak (m/ dt)
   K1 : faktor bentuk abutment (dapat dilihat pada Tabel 1)
   K2 : faktor alignment abutment
Tabel 1. Koefisien bentuk abutment (Mellvile,
1997)

        No                      Bentuk abutment    K1

        1    Dinding vertikal                     1,00

        2    Dinding vertikal dengan sayap        0,75

        3    Spill-through abutment               0,45




             Faktor koreksi untuk kemiringan abutment
             terhadap aliran (Richardson dan Davis,
             1995)
Penelitian Terdahulu Yang
Relevan
   Menurut Yulistianto dkk. (1998), Gerusan yang terjadi di sekitar abutmen
    jembatan adalah akibat sistem pusaran (vortex system) yang timbul karena
    aliran dirintangi oleh bangunan tersebut. Sistem pusaran yang
    menyebabkan lubang gerusan (scour hole), berawal dari sebelah hulu
    abutmen yaitu pada saat mulai timbul komponen aliran dengan arah aliran
    ke bawah.
   Bonasoundas (1973, dalam Breuser dan Raudkivi, 1991). Chiew (1992)
    meneliti tentang proteksi gerusan di sekitar pilar jembatan pada kondisi
    clear-water scour dengan menggunakan riprap, slot dan collar/caissons,
    yang diuji sendiri-sendiri. Proteksi gerusan menggunakan collar pada dasar
    mengelilingi pilar silinder dengan diameter sisi luar sebesar dua kali
    diameter pilar (2D), menunjukkan reduksi 20%.
   Melville dan Hadfield (1999), meneliti tentang proteksi gerusan pada pilar
    jembatan dengan menggunakan tiang-tiang kecil (sacrificial piles) sebagai
    pengendali, tiang-tiang kecil berjumlah 3 dan 5 yang disusun dalam bentuk
    segitiga di hulu pilar, bentuk pilar yang diteliti adalah silinder dan persegi
    (rectangular). Reduksi 26,5 %
   Rinaldi (2002), meneliti tentang proteksi gerusan pada abutmen tipe semi
    sircular end (SCE) dengan kondisi clear-water scour. Proteksi gerusan
    menggunakan pelat, dengan variasi jarak pelat terhadap dasar, variasi
    lebar pelat dan variasi sudut pelat. Reduksi 24,75 %
Variabel Yang Diteliti
Variabel bebas :
 Kecepatan aliran (V)

 Debit (Q)

 Luas penampang basah (A) = b x h

 Mengukur elevasi awal saluran

Variabel terikat :
 Dimensi abutment dinding vertikal tanpa sayap

 Kemiringan dasar saluran atau topografi dasar
  saluran(i).
Cara Penelitian Dan Analisis
Data
Model saluran terbuka
 Pemodelan fisik untuk mempelajari perbandingan
  gerusan lokal yang terjadi di sekitar abutment dinding
  vertikal tanpa sayap dan dengan sayap pada saluran
  lurus, tikungan 900, dan 1800dilakukan di
  Laboratorium Uji Model Hidraulika, Departemen
  Teknik Sipil, Institut Teknologi Bandung.
 Saluran terbuka ini dimodelkan dengan dinding
  fiberglass dan dasar saluran terbuat dari semen,
  saluran memiliki bagian lurus serta sudut tikungan 90°
  dan 180°. Panjang as saluran dari hulu ke hilir adalah
  12,4 meter, lebar saluran 0,5 meter dan tinggi saluran
  0,4 meter, dengan dasar pasir yang ditimbun setinggi
  0,2 meter
Lanjutan…
    Material dasar
   Material dasar yang digunakan dalam penelitian berupa pasir
    dari Gunung Galunggung. Butiran pasir ini keras, tidak
    mudah pecah, sedemikian sehingga tidak mudah tergerus.
    Penggunaan pasir dari Gunung Galunggung bertujuan untuk
    mempermudah penelitian, yaitu:
   Kondisinya relatif sama untuk setiap kali running.
   Tidak dibutuhkan dalam jumlah yang banyak karena dapat
    digunakan untuk beberapa kali running.
   Sudah tersedia di Laboratorium Uji Model Hidraulika ITB.

    Tes gradasi agregat juga dilakukan untuk pasir yang hanyut
    terbawa ke hilir selama proses pengaliran debit 7 liter/detik.
Lanjutan…
          Abutment
      Abutment yang digunakan ada 2 (dua) jenis; abutment
       dinding vertikal tanpa sayap (vertical-wall abutment) dan
       abutment dinding vertikal dengan sayap (wingwall
       abutment).




Abutment dinding vertikal tanpa sayap dan penempatannya
              pada model saluran terbuka                  Abutment dinding vertikal dengan sayap dan penempatannya
                                                                         pada model saluran terbuka
Lanjutan…Cara Penelitian Dan Analisis
Data
   Hasil perhitungan kedalaman gerusan lokal
    dan analisisnya
    Dengan mempertimbangkan analisis
    parameterparameter pengaliran, seperti debit,
    Bilangan Froude, dan kedalaman aliran, maka
    berikut adalah formula-formula yang bisa
    digunakan untuk menghitung kedalaman gerusan
    lokal berdasarkan percobaan yang dilakukan di
    Laboratorium Uji Model Hidraulika:
   1. Laursen (1960)
   2. Froehlich (1989)
   3. Mellvile (1997)
Lanjutan…
   Analisis perbandingan kedalaman gerusan di
    sekitar 4 (empat) abutment dinding vertikal
    tanpa sayap dalam potongan melintang dan
    memanjang untuk 4 (empat) debit rencana
   Selama pengaliran 4 (empat) debit yang
    direncanakan, apabila dilihat dalam potongan
    melintang, gerusan lokal terbesar di sekitar
    abutment relatif terjadi setelah pengaliran debit 7
    liter/detik. Hal ini sangat masuk akal, mengingat
    secara logika, debit yang terbesar memang
    sepantasnya memberikan hasil gerusan yang
    paling besar pula.
Lanjutan…
   Analisis pengamatan kedalaman gerusan yang
    terjadi selama pengaliran 4 (empat) debit rencana
    di model dengan abutment dinding vertikal
    dengan sayap
   Secara umum gerusan paling dalam terjadi pada
    daerah sekitar tengah abutment. Sedangkan
    sedimentasi tertinggi untuk debit 4, 5, dan 6 liter/detik
    terjadi di hilir abutment, sementara untuk debit 7
    liter/detik terjadi di hulu abutment. Bentuk abutment
    dinding vertikal dengan sayap ini merupakan salah
    satu factor yang menyebabkan perbedaan posisi dan
    besarnya gerusan maksimum dan sedimentasi
    tertinggi, bila dibandingkan dengan model dengan
    abutment dinding vertikal tanpa sayap.
Segmen Abutment




Segmen abutment 2, posisi gerusan maksimum hasil        Segmen abutment 2 posisi gerusan maksimum hasil
     penelitian pengairan debit 7 liter/detik                     pengaliran debit 7 liter/detik




      Segmen abutment 2, posisi sedimentasi           Segmen abutment 2 posisi sedimentasi tertinggi
     tertinggi hasil pengaliran debit 4 liter/detik        hasil pengaliran debit 4 liter/detik
Prospek Pengembangan Penelitian Lebih Lanjut,
antara lain :

   Sesuai dengan jenis abutment berdasarkan standar
    internasional, setelah penelitian abutment dinding vertikal
    tanpa sayap dan dengan sayap ini perlu juga dilakukan
    penelitian untuk abutment spill-through.
   Untuk menunjang analisis yang lebih komprehensif,
    pengukuran kedalaman gerusan dan distribusi kecepatan
    jam-jaman perlu dilakukan di ketiga abutment lain selain
    abutment di segmen saluran dengan tikungan 180°.
    Peralatan pendukung yang sesuai perlu dipersiapkan
    sebelumnya.
   Percobaan mengalirkan keempat debit rencana sebaiknya
    tidak hanya dilakukan sekali untuk masing-masing debit. Hal
    ini penting sebagai bahan cross check terhadap validasi
    pengukuran dan pengamatan. Untuk itu pertimbangan waktu
    dan biaya penelitian menjadi faktor yang harus diperhatikan.
TERIMA
 KASIH

More Related Content

What's hot

Analisa struktur bangunan air
Analisa struktur bangunan airAnalisa struktur bangunan air
Analisa struktur bangunan airinfosanitasi
 
Pengaruh tata guna lahan terhadap angkutan sedimen pada aliran sungai wanggu
Pengaruh tata guna lahan terhadap angkutan sedimen pada  aliran sungai wangguPengaruh tata guna lahan terhadap angkutan sedimen pada  aliran sungai wanggu
Pengaruh tata guna lahan terhadap angkutan sedimen pada aliran sungai wangguIndah Samad
 
Kawasan tadahan (presentation) new
Kawasan tadahan (presentation) newKawasan tadahan (presentation) new
Kawasan tadahan (presentation) newaishah
 
penyelesaian soal-soal sedimentasi dan rip current
penyelesaian soal-soal sedimentasi dan rip currentpenyelesaian soal-soal sedimentasi dan rip current
penyelesaian soal-soal sedimentasi dan rip currentVeronika Pohan
 
Hidraulika
HidraulikaHidraulika
Hidraulikafr mf
 
Materi Jaringan Hidrologi Mata Kuliah Hidrologi
Materi Jaringan Hidrologi Mata Kuliah HidrologiMateri Jaringan Hidrologi Mata Kuliah Hidrologi
Materi Jaringan Hidrologi Mata Kuliah HidrologiNurul Afdal Haris
 
Bab ix perencanaan-bangunan-air
Bab ix perencanaan-bangunan-airBab ix perencanaan-bangunan-air
Bab ix perencanaan-bangunan-airRazali Effendi
 
Makalah teknik pantai
Makalah teknik pantaiMakalah teknik pantai
Makalah teknik pantaiNur Andini
 
ITP UNS SEMESTER 1 Praktikum fisika Dinamika fluida
ITP UNS SEMESTER 1 Praktikum fisika Dinamika fluidaITP UNS SEMESTER 1 Praktikum fisika Dinamika fluida
ITP UNS SEMESTER 1 Praktikum fisika Dinamika fluidaFransiska Puteri
 
limpasan air hujan dan pengukurannya
limpasan air hujan dan pengukurannyalimpasan air hujan dan pengukurannya
limpasan air hujan dan pengukurannyaFitria Anggrainy
 
Perencanaan bangunan air
Perencanaan bangunan airPerencanaan bangunan air
Perencanaan bangunan airEpri Hartono
 
Pasang surut air laut
Pasang surut air lautPasang surut air laut
Pasang surut air lautRetno Pratiwi
 

What's hot (18)

Review mekanika fluida
Review mekanika fluidaReview mekanika fluida
Review mekanika fluida
 
Analisa struktur bangunan air
Analisa struktur bangunan airAnalisa struktur bangunan air
Analisa struktur bangunan air
 
Pengaruh tata guna lahan terhadap angkutan sedimen pada aliran sungai wanggu
Pengaruh tata guna lahan terhadap angkutan sedimen pada  aliran sungai wangguPengaruh tata guna lahan terhadap angkutan sedimen pada  aliran sungai wanggu
Pengaruh tata guna lahan terhadap angkutan sedimen pada aliran sungai wanggu
 
Kawasan tadahan (presentation) new
Kawasan tadahan (presentation) newKawasan tadahan (presentation) new
Kawasan tadahan (presentation) new
 
penyelesaian soal-soal sedimentasi dan rip current
penyelesaian soal-soal sedimentasi dan rip currentpenyelesaian soal-soal sedimentasi dan rip current
penyelesaian soal-soal sedimentasi dan rip current
 
Hidraulika
HidraulikaHidraulika
Hidraulika
 
Materi Jaringan Hidrologi Mata Kuliah Hidrologi
Materi Jaringan Hidrologi Mata Kuliah HidrologiMateri Jaringan Hidrologi Mata Kuliah Hidrologi
Materi Jaringan Hidrologi Mata Kuliah Hidrologi
 
Bab ix perencanaan-bangunan-air
Bab ix perencanaan-bangunan-airBab ix perencanaan-bangunan-air
Bab ix perencanaan-bangunan-air
 
Makalah teknik pantai
Makalah teknik pantaiMakalah teknik pantai
Makalah teknik pantai
 
Oseanografi sifat fisik air laut
Oseanografi sifat fisik air lautOseanografi sifat fisik air laut
Oseanografi sifat fisik air laut
 
ITP UNS SEMESTER 1 Praktikum fisika Dinamika fluida
ITP UNS SEMESTER 1 Praktikum fisika Dinamika fluidaITP UNS SEMESTER 1 Praktikum fisika Dinamika fluida
ITP UNS SEMESTER 1 Praktikum fisika Dinamika fluida
 
Sungai2
Sungai2Sungai2
Sungai2
 
limpasan air hujan dan pengukurannya
limpasan air hujan dan pengukurannyalimpasan air hujan dan pengukurannya
limpasan air hujan dan pengukurannya
 
Perencanaan bangunan air
Perencanaan bangunan airPerencanaan bangunan air
Perencanaan bangunan air
 
Pasang surut air laut
Pasang surut air lautPasang surut air laut
Pasang surut air laut
 
Makalah survey bendung berem
Makalah survey bendung beremMakalah survey bendung berem
Makalah survey bendung berem
 
gelombang knoidal
gelombang knoidalgelombang knoidal
gelombang knoidal
 
Laporan lengkap percobaan; pipa venturi.
Laporan lengkap percobaan; pipa venturi.Laporan lengkap percobaan; pipa venturi.
Laporan lengkap percobaan; pipa venturi.
 

Viewers also liked

Analisis jurnal pendidikan
Analisis  jurnal pendidikanAnalisis  jurnal pendidikan
Analisis jurnal pendidikanleonypurba
 
Analisis Jurnal Penelitian Strategi Belajar Mengajar
Analisis Jurnal Penelitian Strategi Belajar MengajarAnalisis Jurnal Penelitian Strategi Belajar Mengajar
Analisis Jurnal Penelitian Strategi Belajar MengajarGinanjar Nur Prasetyo
 
Form analisis jurnal tugas nani
Form analisis jurnal tugas naniForm analisis jurnal tugas nani
Form analisis jurnal tugas naniNani Al-Pleredy
 
Contoh ulasan jurnal
Contoh ulasan jurnalContoh ulasan jurnal
Contoh ulasan jurnalSayshare
 
Contoh analisis prosiding
Contoh analisis prosidingContoh analisis prosiding
Contoh analisis prosidingSamsul Hamdan
 
Review Journal Management and Leadership
Review Journal Management and LeadershipReview Journal Management and Leadership
Review Journal Management and LeadershipMuhammad Rozi
 
Panduan menulis ulasan_kritis_critical_review_psikolgi_
Panduan menulis ulasan_kritis_critical_review_psikolgi_Panduan menulis ulasan_kritis_critical_review_psikolgi_
Panduan menulis ulasan_kritis_critical_review_psikolgi_bond82
 
Cara membuat ulasan jurnal
Cara membuat ulasan jurnalCara membuat ulasan jurnal
Cara membuat ulasan jurnalsitimarlizah
 
134819243 tugasan-ulasan-kritikal-jurnal-dan-artikel
134819243 tugasan-ulasan-kritikal-jurnal-dan-artikel134819243 tugasan-ulasan-kritikal-jurnal-dan-artikel
134819243 tugasan-ulasan-kritikal-jurnal-dan-artikelnurinbatrisyia
 
PENGAJARAN TAJUK MODEL ATOM BOHR PERINGKAT MATRIKULASI DAN TIGA ARAS PEMBELAJ...
PENGAJARAN TAJUK MODEL ATOM BOHR PERINGKAT MATRIKULASI DAN TIGA ARAS PEMBELAJ...PENGAJARAN TAJUK MODEL ATOM BOHR PERINGKAT MATRIKULASI DAN TIGA ARAS PEMBELAJ...
PENGAJARAN TAJUK MODEL ATOM BOHR PERINGKAT MATRIKULASI DAN TIGA ARAS PEMBELAJ...Dani Asmadi Ibrahim
 
Contoh Analisis Jurnal Teori Belajar-Psikologi
Contoh Analisis Jurnal Teori Belajar-PsikologiContoh Analisis Jurnal Teori Belajar-Psikologi
Contoh Analisis Jurnal Teori Belajar-PsikologiJay Mi
 
Prosiding.compressed knm2014
Prosiding.compressed knm2014Prosiding.compressed knm2014
Prosiding.compressed knm2014Dynes Navianti
 
TUGASAN 1 - ANALISIS JURNAL e-PEMBELAJARAN (KPT 6044)
TUGASAN 1 - ANALISIS JURNAL e-PEMBELAJARAN (KPT 6044)TUGASAN 1 - ANALISIS JURNAL e-PEMBELAJARAN (KPT 6044)
TUGASAN 1 - ANALISIS JURNAL e-PEMBELAJARAN (KPT 6044)zalizakpt6044
 
Analisis jurnal dalam negeri
Analisis jurnal dalam negeriAnalisis jurnal dalam negeri
Analisis jurnal dalam negeriAzhari Umar
 

Viewers also liked (20)

Analisis jurnal pendidikan
Analisis  jurnal pendidikanAnalisis  jurnal pendidikan
Analisis jurnal pendidikan
 
Analisa jurnal
Analisa jurnalAnalisa jurnal
Analisa jurnal
 
Analisis jurnal
Analisis jurnalAnalisis jurnal
Analisis jurnal
 
Analisis Jurnal Penelitian Strategi Belajar Mengajar
Analisis Jurnal Penelitian Strategi Belajar MengajarAnalisis Jurnal Penelitian Strategi Belajar Mengajar
Analisis Jurnal Penelitian Strategi Belajar Mengajar
 
Form analisis jurnal tugas nani
Form analisis jurnal tugas naniForm analisis jurnal tugas nani
Form analisis jurnal tugas nani
 
Analisis Jurnal
Analisis JurnalAnalisis Jurnal
Analisis Jurnal
 
Contoh ulasan jurnal
Contoh ulasan jurnalContoh ulasan jurnal
Contoh ulasan jurnal
 
Contoh analisis prosiding
Contoh analisis prosidingContoh analisis prosiding
Contoh analisis prosiding
 
Review Journal Management and Leadership
Review Journal Management and LeadershipReview Journal Management and Leadership
Review Journal Management and Leadership
 
Panduan menulis ulasan_kritis_critical_review_psikolgi_
Panduan menulis ulasan_kritis_critical_review_psikolgi_Panduan menulis ulasan_kritis_critical_review_psikolgi_
Panduan menulis ulasan_kritis_critical_review_psikolgi_
 
Cara membuat ulasan jurnal
Cara membuat ulasan jurnalCara membuat ulasan jurnal
Cara membuat ulasan jurnal
 
134819243 tugasan-ulasan-kritikal-jurnal-dan-artikel
134819243 tugasan-ulasan-kritikal-jurnal-dan-artikel134819243 tugasan-ulasan-kritikal-jurnal-dan-artikel
134819243 tugasan-ulasan-kritikal-jurnal-dan-artikel
 
PENGAJARAN TAJUK MODEL ATOM BOHR PERINGKAT MATRIKULASI DAN TIGA ARAS PEMBELAJ...
PENGAJARAN TAJUK MODEL ATOM BOHR PERINGKAT MATRIKULASI DAN TIGA ARAS PEMBELAJ...PENGAJARAN TAJUK MODEL ATOM BOHR PERINGKAT MATRIKULASI DAN TIGA ARAS PEMBELAJ...
PENGAJARAN TAJUK MODEL ATOM BOHR PERINGKAT MATRIKULASI DAN TIGA ARAS PEMBELAJ...
 
Contoh Analisis Jurnal Teori Belajar-Psikologi
Contoh Analisis Jurnal Teori Belajar-PsikologiContoh Analisis Jurnal Teori Belajar-Psikologi
Contoh Analisis Jurnal Teori Belajar-Psikologi
 
Prosiding.compressed knm2014
Prosiding.compressed knm2014Prosiding.compressed knm2014
Prosiding.compressed knm2014
 
TUGASAN 1 - ANALISIS JURNAL e-PEMBELAJARAN (KPT 6044)
TUGASAN 1 - ANALISIS JURNAL e-PEMBELAJARAN (KPT 6044)TUGASAN 1 - ANALISIS JURNAL e-PEMBELAJARAN (KPT 6044)
TUGASAN 1 - ANALISIS JURNAL e-PEMBELAJARAN (KPT 6044)
 
Analisis jurnal dalam negeri
Analisis jurnal dalam negeriAnalisis jurnal dalam negeri
Analisis jurnal dalam negeri
 
Aktiviti 11
Aktiviti 11Aktiviti 11
Aktiviti 11
 
TUGASAN 2 - ULASAN JURNAL
TUGASAN 2 - ULASAN JURNALTUGASAN 2 - ULASAN JURNAL
TUGASAN 2 - ULASAN JURNAL
 
Penulisan akademik
Penulisan akademikPenulisan akademik
Penulisan akademik
 

Similar to ANALISIS GERUSAN

Perencanaan bendung
Perencanaan bendungPerencanaan bendung
Perencanaan bendungironsand2009
 
Mekanika fluida 2 pertemuan 8 okk
Mekanika fluida 2 pertemuan 8 okkMekanika fluida 2 pertemuan 8 okk
Mekanika fluida 2 pertemuan 8 okkMarfizal Marfizal
 
Mekanika fluida 2 pertemuan 7 okk
Mekanika fluida 2 pertemuan 7 okkMekanika fluida 2 pertemuan 7 okk
Mekanika fluida 2 pertemuan 7 okkMarfizal Marfizal
 
Laporan praktikim alira dalam pipa
Laporan praktikim alira dalam pipaLaporan praktikim alira dalam pipa
Laporan praktikim alira dalam pipatyoabdi
 
5 analisa struktur_bangunan_air_revisi0205
5 analisa struktur_bangunan_air_revisi02055 analisa struktur_bangunan_air_revisi0205
5 analisa struktur_bangunan_air_revisi0205silksady
 
20210920113851__F__Revisi_PRESENTASI_KELOMPOK_2_OP_BENDUNGAN_Final..__Noey.pdf
20210920113851__F__Revisi_PRESENTASI_KELOMPOK_2_OP_BENDUNGAN_Final..__Noey.pdf20210920113851__F__Revisi_PRESENTASI_KELOMPOK_2_OP_BENDUNGAN_Final..__Noey.pdf
20210920113851__F__Revisi_PRESENTASI_KELOMPOK_2_OP_BENDUNGAN_Final..__Noey.pdfErvanKamal2
 
perencanaan intake
perencanaan intakeperencanaan intake
perencanaan intakeReza Nuari
 
Laporan praktikum alat ukur debit saluran terbuka ( modul 4 ) itb
Laporan praktikum alat ukur debit saluran terbuka ( modul 4 ) itbLaporan praktikum alat ukur debit saluran terbuka ( modul 4 ) itb
Laporan praktikum alat ukur debit saluran terbuka ( modul 4 ) itbHealth Polytechnic of Bandung
 
Irigasi dan Bangunan Air 9.pdf
Irigasi dan Bangunan Air 9.pdfIrigasi dan Bangunan Air 9.pdf
Irigasi dan Bangunan Air 9.pdfAswar Amiruddin
 

Similar to ANALISIS GERUSAN (20)

Tb. irbang 2 ok
Tb. irbang 2 okTb. irbang 2 ok
Tb. irbang 2 ok
 
Perencanaan bendung
Perencanaan bendungPerencanaan bendung
Perencanaan bendung
 
Hidrolika dua
Hidrolika duaHidrolika dua
Hidrolika dua
 
Mekanika fluida 2 pertemuan 8 okk
Mekanika fluida 2 pertemuan 8 okkMekanika fluida 2 pertemuan 8 okk
Mekanika fluida 2 pertemuan 8 okk
 
Sungai2
Sungai2Sungai2
Sungai2
 
Sungai2
Sungai2Sungai2
Sungai2
 
Sungai2
Sungai2Sungai2
Sungai2
 
Mekanika fluida 2 pertemuan 7 okk
Mekanika fluida 2 pertemuan 7 okkMekanika fluida 2 pertemuan 7 okk
Mekanika fluida 2 pertemuan 7 okk
 
Laporan praktikim alira dalam pipa
Laporan praktikim alira dalam pipaLaporan praktikim alira dalam pipa
Laporan praktikim alira dalam pipa
 
Sabtu
SabtuSabtu
Sabtu
 
HIDROLIKA-STEVI.pptx
HIDROLIKA-STEVI.pptxHIDROLIKA-STEVI.pptx
HIDROLIKA-STEVI.pptx
 
TUGAS_SPILLWAY.doc
TUGAS_SPILLWAY.docTUGAS_SPILLWAY.doc
TUGAS_SPILLWAY.doc
 
5 analisa struktur_bangunan_air_revisi0205
5 analisa struktur_bangunan_air_revisi02055 analisa struktur_bangunan_air_revisi0205
5 analisa struktur_bangunan_air_revisi0205
 
20210920113851__F__Revisi_PRESENTASI_KELOMPOK_2_OP_BENDUNGAN_Final..__Noey.pdf
20210920113851__F__Revisi_PRESENTASI_KELOMPOK_2_OP_BENDUNGAN_Final..__Noey.pdf20210920113851__F__Revisi_PRESENTASI_KELOMPOK_2_OP_BENDUNGAN_Final..__Noey.pdf
20210920113851__F__Revisi_PRESENTASI_KELOMPOK_2_OP_BENDUNGAN_Final..__Noey.pdf
 
perencanaan intake
perencanaan intakeperencanaan intake
perencanaan intake
 
Hidrolika
HidrolikaHidrolika
Hidrolika
 
Laporan praktikum alat ukur debit saluran terbuka ( modul 4 ) itb
Laporan praktikum alat ukur debit saluran terbuka ( modul 4 ) itbLaporan praktikum alat ukur debit saluran terbuka ( modul 4 ) itb
Laporan praktikum alat ukur debit saluran terbuka ( modul 4 ) itb
 
Jurnal
JurnalJurnal
Jurnal
 
Hidraulika.ppt
Hidraulika.pptHidraulika.ppt
Hidraulika.ppt
 
Irigasi dan Bangunan Air 9.pdf
Irigasi dan Bangunan Air 9.pdfIrigasi dan Bangunan Air 9.pdf
Irigasi dan Bangunan Air 9.pdf
 

ANALISIS GERUSAN

  • 1. TUGAS AKHIR SEMESTER Mata Kuliah : Hidraulika Lanjutan Dosen : Dr. Ir. Muhammad Arsyad Thaha, MT JUDUL JURNAL : “PERBANDINGAN GERUSAN LOKAL YANG TERJADI DI SEKITAR ABUTMENT DINDING VERTIKAL TANPA SAYAP DAN DENGAN SAYAP PADA SALURAN LURUS, TIKUNGAN 90°, DAN 180° (KAJIAN LABORATORIUM)” (AGUNG WIYONO1, JOKO NUGROHO2, WIDYANINGTIAS3, EKA RISMA ZAIDUN4) (TEMA : GERUSAN DAN SEDIMENTASI) Budiman (P2301211403)
  • 2. Analisis Jurnal  Permasalahan  Teori Dasar  Penelitian terdahulu yang relevan  Variabel yang diteliti  Cara penelitian dan analisis data  Prospek pengembangan penelitian lebih lanjut
  • 3. Permasalahan  Gerusan adalah fenomena alam yang disebabkan oleh aliran air yang mengikis dasar saluran. Gerusan yang terjadi pada pondasi pier atau abutment adalah hal yang biasa terjadi  Keberadaan abutment di sebagian tebing sungai hingga masuk ke dalam sungai menyebabkan lebar sungai mengalami penyempitan dan akan menimbulkan pengaruh pada perilaku aliran yang melewatinya.  Penyempitan badan sungai mengakibatkan bertambahnya kecepatan, yang menyebabkan terjadinya gerusan lokal. Gerusan lokal di sekitar abutment, bisa berupa live-bed scour ataupun clear water scour.  Fenomena alam ini tidak bisa diamati secara langsung. Salah satu metode untuk menyederhanakannya adalah dengan pemodelan. Pemodelan fisik, yang umumnya menggunakan
  • 4. Teori Dasar Gerusan di Sekitar Abutment  Untuk memahami terjadi gerusan di sekitar abutment, perlu dipelajari proses terjadinya transportasi sediment, jenis dan mekanisme terjadinya gerusan serta jenis abutment yang ditinjau.
  • 5. Lanjutan… Transportasi sedimen  Secara teoritis saluran stabil adalah suatu keadaan dimana gerusan dan pengendapan tidak terjadi disepanjang sungai atau saluran. Dalam proses mempelajari gerusan, tidak lepas dari karakteristik sedimen yang ada.  Transportasi sedimen dan sifat-sifat aliran, pada sungai alam akan terganggu dengan adanya penahan sedimen yang dibangun melintang sungai. Saat dasar sungai berubah, perubahan akan berlangsung secara lambat laun sehingga akan tercapai keadaan sungai yang stabil yang disebabkan oleh sifat-sifat hidraulik aliran dan transportasi sedimen.
  • 6. Lanjutan…  Jenis dan mekanisme gerusan Ada beberapa jenis gerusan yang terjadi di sepanjang saluran terbuka selama terjadi aliran dari hulu ke hilir. Gerusan yang terjadi pada sungai dapat digolongkan menjadi :  Gerusan umum (general scour) Gerusan umum ini merupakan suatu proses alami yang terjadi pada saluran terbuka.  Gerusan lokal (local scour) Gerusan lokal ini pada umumnya diakibatkan oleh adanya bangunan air, misalnya tiang, pilar atau abutment jembatan. Ada dua macam gerusan lokal, yaitu :  Clear water scour Terjadi jika tegangan geser yang terjadi lebih besar daripada tegangan geser kritis.  Live-bed scour Terjadi karena adanya perpindahan sedimen.
  • 7. Lanjutan… Abutment  Abutment adalah struktur penyangga jembatan. Biasanya terletak di tebing sungai. Pembangunan abutment yang memakan lebar sungai menyebabkan penyempitan (vortex). Pada debit yang sama, penyempitan badan sungai inilah salah satu kondisi yang mempengaruhi terjadinya gerusan lokal. Gerusan lokal di sekitar abutment, bisa berupa live-bed scour ataupun clear water scour, terjadi di sekitar hulu abutment dan berakhir di hilir abutment.  Jenis abutment ada beberapa macam: 1. Spill-through abutment 2. Dinding vertikal tanpa sayap 3. Dinding vertikal dengan sayap
  • 8. Formula local-scour pada abutment Menurut Mellvile (1997)  Berikut adalah formula Melville yang dikembangkan untuk perhitungan kedalaman gerusan pada clear-water scour dan live-bed scour:  dimana:  ys : kedalaman gerusan (meter)  ya : kedalaman aliran (meter)  La : panjang abutment (meter)  KyL : faktor kombinasi kedalaman aliran dengan panjang abutment = 10y  Ki : faktor intensitas aliran = U/Ucr  U : kecepatan aliran (m/dt)  Ucr : kecepatan kritis saat sedimen akan bergerak (m/ dt)  K1 : faktor bentuk abutment (dapat dilihat pada Tabel 1)  K2 : faktor alignment abutment
  • 9. Tabel 1. Koefisien bentuk abutment (Mellvile, 1997) No Bentuk abutment K1 1 Dinding vertikal 1,00 2 Dinding vertikal dengan sayap 0,75 3 Spill-through abutment 0,45 Faktor koreksi untuk kemiringan abutment terhadap aliran (Richardson dan Davis, 1995)
  • 10. Penelitian Terdahulu Yang Relevan  Menurut Yulistianto dkk. (1998), Gerusan yang terjadi di sekitar abutmen jembatan adalah akibat sistem pusaran (vortex system) yang timbul karena aliran dirintangi oleh bangunan tersebut. Sistem pusaran yang menyebabkan lubang gerusan (scour hole), berawal dari sebelah hulu abutmen yaitu pada saat mulai timbul komponen aliran dengan arah aliran ke bawah.  Bonasoundas (1973, dalam Breuser dan Raudkivi, 1991). Chiew (1992) meneliti tentang proteksi gerusan di sekitar pilar jembatan pada kondisi clear-water scour dengan menggunakan riprap, slot dan collar/caissons, yang diuji sendiri-sendiri. Proteksi gerusan menggunakan collar pada dasar mengelilingi pilar silinder dengan diameter sisi luar sebesar dua kali diameter pilar (2D), menunjukkan reduksi 20%.  Melville dan Hadfield (1999), meneliti tentang proteksi gerusan pada pilar jembatan dengan menggunakan tiang-tiang kecil (sacrificial piles) sebagai pengendali, tiang-tiang kecil berjumlah 3 dan 5 yang disusun dalam bentuk segitiga di hulu pilar, bentuk pilar yang diteliti adalah silinder dan persegi (rectangular). Reduksi 26,5 %  Rinaldi (2002), meneliti tentang proteksi gerusan pada abutmen tipe semi sircular end (SCE) dengan kondisi clear-water scour. Proteksi gerusan menggunakan pelat, dengan variasi jarak pelat terhadap dasar, variasi lebar pelat dan variasi sudut pelat. Reduksi 24,75 %
  • 11. Variabel Yang Diteliti Variabel bebas :  Kecepatan aliran (V)  Debit (Q)  Luas penampang basah (A) = b x h  Mengukur elevasi awal saluran Variabel terikat :  Dimensi abutment dinding vertikal tanpa sayap  Kemiringan dasar saluran atau topografi dasar saluran(i).
  • 12. Cara Penelitian Dan Analisis Data Model saluran terbuka  Pemodelan fisik untuk mempelajari perbandingan gerusan lokal yang terjadi di sekitar abutment dinding vertikal tanpa sayap dan dengan sayap pada saluran lurus, tikungan 900, dan 1800dilakukan di Laboratorium Uji Model Hidraulika, Departemen Teknik Sipil, Institut Teknologi Bandung.  Saluran terbuka ini dimodelkan dengan dinding fiberglass dan dasar saluran terbuat dari semen, saluran memiliki bagian lurus serta sudut tikungan 90° dan 180°. Panjang as saluran dari hulu ke hilir adalah 12,4 meter, lebar saluran 0,5 meter dan tinggi saluran 0,4 meter, dengan dasar pasir yang ditimbun setinggi 0,2 meter
  • 13. Lanjutan… Material dasar  Material dasar yang digunakan dalam penelitian berupa pasir dari Gunung Galunggung. Butiran pasir ini keras, tidak mudah pecah, sedemikian sehingga tidak mudah tergerus. Penggunaan pasir dari Gunung Galunggung bertujuan untuk mempermudah penelitian, yaitu:  Kondisinya relatif sama untuk setiap kali running.  Tidak dibutuhkan dalam jumlah yang banyak karena dapat digunakan untuk beberapa kali running.  Sudah tersedia di Laboratorium Uji Model Hidraulika ITB. Tes gradasi agregat juga dilakukan untuk pasir yang hanyut terbawa ke hilir selama proses pengaliran debit 7 liter/detik.
  • 14. Lanjutan…  Abutment  Abutment yang digunakan ada 2 (dua) jenis; abutment dinding vertikal tanpa sayap (vertical-wall abutment) dan abutment dinding vertikal dengan sayap (wingwall abutment). Abutment dinding vertikal tanpa sayap dan penempatannya pada model saluran terbuka Abutment dinding vertikal dengan sayap dan penempatannya pada model saluran terbuka
  • 15. Lanjutan…Cara Penelitian Dan Analisis Data  Hasil perhitungan kedalaman gerusan lokal dan analisisnya Dengan mempertimbangkan analisis parameterparameter pengaliran, seperti debit, Bilangan Froude, dan kedalaman aliran, maka berikut adalah formula-formula yang bisa digunakan untuk menghitung kedalaman gerusan lokal berdasarkan percobaan yang dilakukan di Laboratorium Uji Model Hidraulika:  1. Laursen (1960)  2. Froehlich (1989)  3. Mellvile (1997)
  • 16. Lanjutan…  Analisis perbandingan kedalaman gerusan di sekitar 4 (empat) abutment dinding vertikal tanpa sayap dalam potongan melintang dan memanjang untuk 4 (empat) debit rencana  Selama pengaliran 4 (empat) debit yang direncanakan, apabila dilihat dalam potongan melintang, gerusan lokal terbesar di sekitar abutment relatif terjadi setelah pengaliran debit 7 liter/detik. Hal ini sangat masuk akal, mengingat secara logika, debit yang terbesar memang sepantasnya memberikan hasil gerusan yang paling besar pula.
  • 17. Lanjutan…  Analisis pengamatan kedalaman gerusan yang terjadi selama pengaliran 4 (empat) debit rencana di model dengan abutment dinding vertikal dengan sayap  Secara umum gerusan paling dalam terjadi pada daerah sekitar tengah abutment. Sedangkan sedimentasi tertinggi untuk debit 4, 5, dan 6 liter/detik terjadi di hilir abutment, sementara untuk debit 7 liter/detik terjadi di hulu abutment. Bentuk abutment dinding vertikal dengan sayap ini merupakan salah satu factor yang menyebabkan perbedaan posisi dan besarnya gerusan maksimum dan sedimentasi tertinggi, bila dibandingkan dengan model dengan abutment dinding vertikal tanpa sayap.
  • 18. Segmen Abutment Segmen abutment 2, posisi gerusan maksimum hasil Segmen abutment 2 posisi gerusan maksimum hasil penelitian pengairan debit 7 liter/detik pengaliran debit 7 liter/detik Segmen abutment 2, posisi sedimentasi Segmen abutment 2 posisi sedimentasi tertinggi tertinggi hasil pengaliran debit 4 liter/detik hasil pengaliran debit 4 liter/detik
  • 19. Prospek Pengembangan Penelitian Lebih Lanjut, antara lain :  Sesuai dengan jenis abutment berdasarkan standar internasional, setelah penelitian abutment dinding vertikal tanpa sayap dan dengan sayap ini perlu juga dilakukan penelitian untuk abutment spill-through.  Untuk menunjang analisis yang lebih komprehensif, pengukuran kedalaman gerusan dan distribusi kecepatan jam-jaman perlu dilakukan di ketiga abutment lain selain abutment di segmen saluran dengan tikungan 180°. Peralatan pendukung yang sesuai perlu dipersiapkan sebelumnya.  Percobaan mengalirkan keempat debit rencana sebaiknya tidak hanya dilakukan sekali untuk masing-masing debit. Hal ini penting sebagai bahan cross check terhadap validasi pengukuran dan pengamatan. Untuk itu pertimbangan waktu dan biaya penelitian menjadi faktor yang harus diperhatikan.