SlideShare a Scribd company logo
1 of 22
MONKEYPOX/MPX
(CACAR MONYET?)
S E B U A H P E N G A N TA R B A G I T E N A G A
K E S E H ATA N
D R . I P U T U C A H YA L E G A W A
H T T P : / / L E G A W A . C O M
P U S K E S M A S I M O G I R I I , B A N T U L ,
Y O G YA K A R TA
1
SEJARAH
• Pertama kali teridentifikasi di RD
Kongo pada tahun 1970, dan
kemudian menjadi penyakit oleh
ortopoksivirus yang paling
signifikan pasca eradikasi cacar
(smallpox) pada 1980.
• Sejak tahun 2005, laporan berkala
menunjukkan lebih dari 1.000 kasus
per tahun teridentifikasi di RD
Kongo.
• Kasus terakhir adalah kasus yang
dilaporkan ke WHO pada 9 Mei
2019 oleh Kementerian Kesehatan
Singapura pada satu pasien
teridentifikasi positif MPX.
C O U N T R Y Y E A R N O . C A S E S N O . D E A T H S
Cameroon 1979 1 0
1989 1 0
Central African Republic 1984 6 0
2001 4 --
2010 2 0
2015 12 3
2016 11 1
2017 2 0
2017 6 0
Cote d’Ivoire¶ 1971 1 0
1981 1 —
Democratic Republic of the Congo 1970–2017 >1,000/year —
Gabon 1987 5 2
Liberia 1970 4 0
2017 2 0
Nigeria 1971 2 0
1978 1 0
2017–2018 80 5
Republic of Congo 2003 11 1
2009 2 0
2017 88 6
Sierra Leone 1970 1 0
2014 1 1
2017 1 0
2
NEGARA DENGAN KASUS MPX (PER
2017)
• Umumnya endemis pada wilayah
Afrika Tengah dan Barat pada area
hutan hujan tropis.
• Sejumlah negara Afrika Tengah juga
mengumumkan identifikasi temuan
kasus MPX sejak 2016.
3
VIRUS MPX
• MPX merupakan penyakit oleh virus yang langka (virus
ditularkan dari hewan ke manusia) dengan gejala pada
manusia yang menyerupai yang muncul pada pasien
cacar, meskipun tidak separah cacar.
• MPX merupakan bagian dari genus Ortopoksivirus, dan
marga Poksiviridae.
• Ada dua sub jenis MPX, klad Afrika Barat menyebabkan
infeksi yang lebih ringan, angka kematian lebih rendah,
dan angka penularan dari orang ke orang lebih rendah
dibandingkan klad Lembah Kongo.
4
TATALAKSANA
• Biasanya, MPX adalah penyakit yang sembuh sendiri,
tetapi dalam beberapa kasus, dapat menyebabkan
kematian. Secara historis, fatalitas kasus pada wabah
MPX kurang dari 10%, dengan sebagian besar
kematian terjadi pada kelompok usia yang lebih
muda.
• Tidak ada perawatan khusus untuk MPX, dan
manajemen kasus didasarkan pada gejala spesifik,
perawatan suportif.
• Tidak ada vaksin untuk MPX. Namun, karena
kesamaan virus, vaksinasi cacar diketahui efektif
dalam mencegah MPX juga.
5
BEBERAPA SPESIES HEWAN DI
AFRIKA YANG TERKAIT MPX
6
PENULARAN: HEWAN
KE MANUSIA
• Virus MPX ditularkan ke manusia melalui pelbagai
spesies binatang liar, namun memiliki keterbatasan
penyebaran penularan dari orang ke orang.
• Infeksi pada manusia tercatat ada melalui kontak
dengan tikus besar Gambia, tupai dan monyet.
Meski namanya adalah MPX, kebanyakan virus
ditemukan utamanya pada pengerat (rodensial).
• Infeksi pada kasus-kasus tercatat disebabkan oleh
kontak langsung dengan darah, cairan tubuh atau
luka terbuka pada hewan yang terinfeksi.
• Mengonsumsi daging yang tidak cukup
matang/dimasak merupakan faktor risiko yang
memungkinkan penularan.
7
PENULARAN: MANUSIA KE MANUSIA
• Penularan dari orang ke orang tidak umum, namun dapat terjadi akibat kontak dekat
dengan sekresi saluran napas, luka/lesi kulit dari orang yang terinfeksi, atau objek yang
baru saja tercemar oleh cairan atau materi lesi dari pasien.
• Penularan umumnya melalui partikel droplet saluran napas, biasanya memerlukan
kontak muka ke muka yang cukup lama, yang meningkatkan risiko penularan pada
petugas kesehatan dan keluarga dari penderita kasus aktif.
• Hingga saat ini tidak terdapat bukti yang mendukung bahwa wabah dapat terjadi
akibat penularan dari orang ke orang.
8
PERIODE INKUBASI
• Periode inkubasi (jarak waktu dari terinfeksi
hingga munculnya/onset gejala) pada kasus MPX
biasanya antara 6 hingga 16 hari, namun juga
bisa memanjang antara 5 sampai 21 hari.
9
PERJALANAN PENYAKIT
• Periode invasi/penyerangan (0-5 hari) merupakan
perjalanan tahap pertama dengan karakteristik
berupa demam, nyeri kepala hebat, limfadenopati
(pembengkakan pembuluh limfa), nyeri punggung,
myalgia (nyeri otot), dan kondisi astenia yang berat
(tidak bertenaga);
• Periode erupsi kulit (1-3 hari setelah munculnya
demam) di mana pelbagai tahapan ruam kulit
bermunculan, sering kali berawal dari wajah lalu
menyebar ke bagian tubuh lainnya.
10
TANDA & GEJALA
• Wajah (pada 95% kasus), dan
telapak tangan serta kaki (75%)
adalah yang paling banyak
terpengaruhi. Evolusi ruam dari
makulopapular (lesi-lesi dengan
dasar yang datar) ke arah vesikular
(lepuhan kecil yang dipenuhi cairan),
pustula (lepuhan berisi nanah),
diikuiti dengan krusta yang kira-kira
muncul dalam 10 hari.
• Diperlukan sekitar tiga minggu
sebelum krusta menghilang
sepenuhnya.
11
DURASI DAN
PERLUASAN PENYAKIT
• Jumlah lesi beragam, mulai dari beberapa hingga
ribuan, memengaruhi membran mukosa mulut (70%
kasus), genitalia (30%), dan konjungtiva (20%), dan
juga dapat mengancam kornea mata.
• Beberapa pasien menderita limfadenopati yang
berat sebelum munculnya ruam, yang merupakan
tanda pembeda antara MPX dibandingkan penyakit
lain yang serupa.
• MPX biasanya merupakan penyakit yang
swasembuh dengan gejala menetap selama 14
hingga 21 hari. Kasus berat umumnya terjadi pada
anak-anak dan terkait situasi paparan virus, status
kesehatan pasien, dan keparahan komplikasi.
12
DIAGNOSIS BANDING
• MPX menyerupai
sejumlah penyakit
dengan demam dan
ruam. Oleh karena itu,
konfirmasi laboratorium
diperlukan.
• Sedemikian hingga
penyakit yang serupa
juga seperti cacar
(smallpox), cacar sapi
(cowpox), cacar air
(chickenpox/varicella)
selayaknya
dipertimbangkan dalam
13
PERBEDAAN CACAR, CACAR AIR, & CACAR
MONYET
14
Gejala Cacar Air/Varisela Cacar Monyet (MPX) Cacar
Demam Saat muncul ruam 1-3 sebelum ruam 2-4 hari sebelum ruam
Tampilan Ruam Bertahap berbintik Bertahap berbintik Bersamaan berbintik
Perkembangan Ruam Cepat Lambat Lambat
Penyebaran Ruam Padat pada tubuh,
tidak ada pada telapak
tangan dan kaki
Padat pada wajah, ada
pada telapak tangan
dan kaki
Padat pada wajah dan
ekstremitas, ada pada
telapak tangan dan
kaki
Limfadenopati Tidak ada Ada Tidak ada
Kematian Jarang 1-10% Sekitar 30%
DIAGNOSIS
LABORATORIUM
• Monkeypox hanya dapat didiagnosis secara pasti di
laboratorium, di mana virus dapat diidentifikasi dengan
sejumlah tes yang berbeda, termasuk serologi, deteksi
antigen, dan kultur sel.
• Spesimen yang paling berguna untuk dikumpulkan dari
pasien untuk analisis laboratorium adalah sampel lesi
(apusan atau kerak).
• Sampel yang diambil dari orang dan hewan yang diduga
terinfeksi virus monkeypox harus ditangani oleh staf
terlatih, mengenakan alat pelindung diri, dan bekerja di
laboratorium yang dilengkapi dengan peralatan yang
sesuai.
• Prosedur untuk penyimpanan dan pengangkutan sampel
yang aman harus dipatuhi.
15
PENCEGAHAN:
PENULARAN ZOONOSIS
• Inang alami monkeypox belum diidentifikasi
meskipun telah ditemukan di banyak spesies hewan
kecil: tupai tali, tupai pohon, tikus Gambia, tikus
bergaris, tikus rumah, dan primata. Studi ekologi
penyakit sedang berlangsung.
• Masyarakat yang tinggal di wilayah hutan hujan
Afrika Barat dan Tengah perlu dididik tentang
menghindari kontak langsung dengan hewan,
terutama spesies liar. Petugas terkait di negara lain
mewaspadai kemungkinan masuknya penyakit ke
negaranya.
• Upaya untuk mencegah penularan di daerah
endemis harus fokus pada memasak semua produk
hewani (darah, daging) secara menyeluruh sebelum
makan.
16
MENGURANGI RISIKO
PENULARAN
• Cara terbaik untuk mengurangi infeksi pada orang
adalah dengan meningkatkan kesadaran tentang
faktor risiko dan mendidik orang tentang langkah-
langkah yang dapat mereka lakukan untuk
meminimalkan pajanan terhadap virus.
• Sarung tangan dan pakaian pelindung lainnya yang
sesuai harus dipakai saat menangani hewan yang sakit
atau jaringannya yang terinfeksi, dan selama prosedur
pemotongan.
• Selama wabah monkeypox pada manusia dan dengan
tidak adanya vektor hewan, maka kontak dekat
dengan pasien lain adalah faktor risiko paling
signifikan untuk infeksi virus monkeypox.
• Anggota rumah tangga dan petugas layanan
kesehatan harus mengikuti tindakan pencegahan
standar dan mengisolasi kasus/penderita. 17
PENCEGAHAN WABAH
• Deteksi dan identifikasi kasus yang dicurigai sangat
penting untuk mencegah penyebaran lebih lanjut.
• Orang sakit yang diduga akibat monkeypox harus
dirawat di fasilitas layanan kesehatan yang memiliki
fasilitas isolasi. Jika di rumah, orang tersebut harus
diisolasi dan perawatan dilakukan untuk
meminimalkan paparan eksudat pernapasan dan
lesi.
• Dalam semua situasi, tindakan pencegahan dan
pengendalian infeksi harus dilakukan.
• Perawatan simtomatis yang diperlukan harus
diberikan oleh tenaga medis. Sampel lesi yang
sesuai untuk pengujian laboratorium dan informasi
pasien harus dikumpulkan dengan aman.
• Kontak kasus perlu ditelusuri dan ditindaklanjuti jika
mereka menunjukkan gejala monkeypox pada
perkembangannya.
18
MENGURANGI RISIKO
PENULARAN DARI ORANG KE
ORANG
• Kontak fisik dekat dengan orang yang
memiliki penyakit monkeypox aktif
harus dihindari.
• Sarung tangan dan peralatan
pelindung pribadi lainnya harus
dikenakan saat merawat orang sakit.
• Mencuci tangan secara teratur harus
dilakukan setelah merawat atau
mengunjungi orang sakit.
19
MELINDUNGI TENAGA
KESEHATAN
• Petugas kesehatan yang merawat pasien dengan
dugaan atau infeksi virus monkeypox yang telah
dikonfirmasi, atau menangani spesimennya, harus
menerapkan pencegahan infeksi standar dan
mengendalikan tindakan pencegahan, termasuk
memakai alat pelindung diri yang sesuai.
• Petugas kesehatan dan mereka yang merawat atau
terpapar pasien dengan monkeypox atau sampel
mereka harus mempertimbangkan diimunisasi untuk
pencegahan cacar melalui otoritas kesehatan
nasional.
20
KESIAPSIAGAAN
21
Deteksi & Diagnosis Dini
• Kapasitas Klinis
• Kapasitas Laboratorium Nasional
• Uji diagnostik sederhana
Kontrol Penyakit
• Penanggulangan di tingkat masyarakat
• Ahli global dalam penyakit endemis spesifik
Komunikasi Risiko
• Transparansi tentang bahaya dan langkah-langkah pencegahan
• Menghindari membingungkan masyarakat
• Melacak dan merespons rumor/hoaks
• Keterlibatan masyarakat untuk mendeteksi dan mengelola penyakit, dan
untuk membantu berbagi informasi
TERIMA
KASIH
D i a d a p t a s i D a r i : I n t r o d u c t i o n T o M o n k e y p o x - M a n a g i n g
I n f e c t i o u s H a z a r d s O l e h D r A s h e e n a K h a l a k d i n a , I n f e c t i o u s
H a z a r d M a n a g e m e n t H e a l t h E m e r g e n c i e s P r o g r a m m e W H O G e n e v a .
22

More Related Content

What's hot

Power Point Demam Berdarah Dengue (DBD)
Power Point Demam Berdarah Dengue (DBD)Power Point Demam Berdarah Dengue (DBD)
Power Point Demam Berdarah Dengue (DBD)Encepal Cere
 
Laporan pws penyakit potensial wabah rjl
Laporan pws penyakit potensial wabah rjlLaporan pws penyakit potensial wabah rjl
Laporan pws penyakit potensial wabah rjlHMRojali
 
Survey vektor malaria
Survey vektor malariaSurvey vektor malaria
Survey vektor malariavirgananda
 
ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan AKut)
ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan AKut)ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan AKut)
ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan AKut)Victorya Bambung
 
Bahaya penyakit menular seksual pada remaja
Bahaya penyakit menular seksual pada remajaBahaya penyakit menular seksual pada remaja
Bahaya penyakit menular seksual pada remajapeternugraha
 
Langkah langkah investigasi klb wabah
Langkah langkah investigasi klb wabahLangkah langkah investigasi klb wabah
Langkah langkah investigasi klb wabahrickygunawan84
 
Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (pd3 i
Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (pd3 iPenyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (pd3 i
Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (pd3 iJoni Iswanto
 
Penyakit campak measles
Penyakit  campak measlesPenyakit  campak measles
Penyakit campak measlesF.x. Alexander
 
Materi iii tatalaksana gizi buruk
Materi iii tatalaksana gizi burukMateri iii tatalaksana gizi buruk
Materi iii tatalaksana gizi burukJoni Iswanto
 
151226855 pemeriksaan-iva
151226855 pemeriksaan-iva151226855 pemeriksaan-iva
151226855 pemeriksaan-ivaYulli Utami
 
Indikator program malaria
Indikator program malariaIndikator program malaria
Indikator program malariaJoni Iswanto
 

What's hot (20)

Lamp materi penyuluhan tb
Lamp materi penyuluhan tbLamp materi penyuluhan tb
Lamp materi penyuluhan tb
 
Power Point Demam Berdarah Dengue (DBD)
Power Point Demam Berdarah Dengue (DBD)Power Point Demam Berdarah Dengue (DBD)
Power Point Demam Berdarah Dengue (DBD)
 
Penyuluhan HIV/AIDS
Penyuluhan HIV/AIDSPenyuluhan HIV/AIDS
Penyuluhan HIV/AIDS
 
Laporan pws penyakit potensial wabah rjl
Laporan pws penyakit potensial wabah rjlLaporan pws penyakit potensial wabah rjl
Laporan pws penyakit potensial wabah rjl
 
Survey vektor malaria
Survey vektor malariaSurvey vektor malaria
Survey vektor malaria
 
Presentasi difteri
Presentasi difteriPresentasi difteri
Presentasi difteri
 
Ppt malaria
Ppt malariaPpt malaria
Ppt malaria
 
Hiv aids
Hiv aidsHiv aids
Hiv aids
 
ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan AKut)
ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan AKut)ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan AKut)
ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan AKut)
 
Bahaya penyakit menular seksual pada remaja
Bahaya penyakit menular seksual pada remajaBahaya penyakit menular seksual pada remaja
Bahaya penyakit menular seksual pada remaja
 
Langkah langkah investigasi klb wabah
Langkah langkah investigasi klb wabahLangkah langkah investigasi klb wabah
Langkah langkah investigasi klb wabah
 
Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (pd3 i
Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (pd3 iPenyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (pd3 i
Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (pd3 i
 
Penyakit campak measles
Penyakit  campak measlesPenyakit  campak measles
Penyakit campak measles
 
Gonorrhea
GonorrheaGonorrhea
Gonorrhea
 
Penyuluhan tentang bagaimana mencegah dbd
Penyuluhan tentang bagaimana mencegah dbdPenyuluhan tentang bagaimana mencegah dbd
Penyuluhan tentang bagaimana mencegah dbd
 
Cikungunya fever
Cikungunya feverCikungunya fever
Cikungunya fever
 
Materi iii tatalaksana gizi buruk
Materi iii tatalaksana gizi burukMateri iii tatalaksana gizi buruk
Materi iii tatalaksana gizi buruk
 
Penyuluhan ispa
Penyuluhan ispaPenyuluhan ispa
Penyuluhan ispa
 
151226855 pemeriksaan-iva
151226855 pemeriksaan-iva151226855 pemeriksaan-iva
151226855 pemeriksaan-iva
 
Indikator program malaria
Indikator program malariaIndikator program malaria
Indikator program malaria
 

Similar to Pengantar Cacar Monyet Bagi Tenaga Kesehatan

f9e0b9ea3c875e3730c0b2d9f15c46e4.pdf
f9e0b9ea3c875e3730c0b2d9f15c46e4.pdff9e0b9ea3c875e3730c0b2d9f15c46e4.pdf
f9e0b9ea3c875e3730c0b2d9f15c46e4.pdfAzizSeptian2
 
slide cacar monyet kelompok 2.pptx
slide cacar monyet kelompok 2.pptxslide cacar monyet kelompok 2.pptx
slide cacar monyet kelompok 2.pptxDimasMaulana84
 
Penyakit tropis
Penyakit tropisPenyakit tropis
Penyakit tropisIda Djafar
 
Epm ni luh budi febriani 1506801795
Epm ni luh budi febriani 1506801795Epm ni luh budi febriani 1506801795
Epm ni luh budi febriani 1506801795Ni Luh Budi Febriani
 
Kebijakan Flu Babi Dinkes Jateng
Kebijakan  Flu  Babi  Dinkes  Jateng Kebijakan  Flu  Babi  Dinkes  Jateng
Kebijakan Flu Babi Dinkes Jateng Sutopo Patriajati
 
Imunisasi hepatitis dan campak
Imunisasi hepatitis dan campakImunisasi hepatitis dan campak
Imunisasi hepatitis dan campakSandi Saputra
 
Contoh Buku Skrap Tentang PENYAKIT BERJANGKIT
Contoh Buku Skrap Tentang PENYAKIT BERJANGKITContoh Buku Skrap Tentang PENYAKIT BERJANGKIT
Contoh Buku Skrap Tentang PENYAKIT BERJANGKIT010907
 
Flu+singapore+&+flu+babi. bag.11
Flu+singapore+&+flu+babi.   bag.11Flu+singapore+&+flu+babi.   bag.11
Flu+singapore+&+flu+babi. bag.11tristyanto
 
Flu Burung dan Fenomena Pandemi Influenza - Starbuck, 10 April 2007
Flu Burung dan Fenomena Pandemi Influenza - Starbuck, 10 April 2007Flu Burung dan Fenomena Pandemi Influenza - Starbuck, 10 April 2007
Flu Burung dan Fenomena Pandemi Influenza - Starbuck, 10 April 2007Tata Naipospos
 
Penyakit parotitis, hipersaliva dan kanker rongga mulut
Penyakit parotitis, hipersaliva dan kanker rongga mulutPenyakit parotitis, hipersaliva dan kanker rongga mulut
Penyakit parotitis, hipersaliva dan kanker rongga mulutOperator Warnet Vast Raha
 
flusingaporeflubabi-140605181349-phpapp01.pptx
flusingaporeflubabi-140605181349-phpapp01.pptxflusingaporeflubabi-140605181349-phpapp01.pptx
flusingaporeflubabi-140605181349-phpapp01.pptxJemsOtniel1
 
kajian penyakit berjangkit vs tak berjangkit.docx
kajian penyakit berjangkit vs tak berjangkit.docxkajian penyakit berjangkit vs tak berjangkit.docx
kajian penyakit berjangkit vs tak berjangkit.docxNURUL AIRIN DZILWANI
 

Similar to Pengantar Cacar Monyet Bagi Tenaga Kesehatan (20)

f9e0b9ea3c875e3730c0b2d9f15c46e4.pdf
f9e0b9ea3c875e3730c0b2d9f15c46e4.pdff9e0b9ea3c875e3730c0b2d9f15c46e4.pdf
f9e0b9ea3c875e3730c0b2d9f15c46e4.pdf
 
Monkey Pox.pptx
Monkey Pox.pptxMonkey Pox.pptx
Monkey Pox.pptx
 
Pnemonia Wuhan by dr ely.pptx
Pnemonia Wuhan by dr ely.pptxPnemonia Wuhan by dr ely.pptx
Pnemonia Wuhan by dr ely.pptx
 
slide cacar monyet kelompok 2.pptx
slide cacar monyet kelompok 2.pptxslide cacar monyet kelompok 2.pptx
slide cacar monyet kelompok 2.pptx
 
Demam Malaria
Demam MalariaDemam Malaria
Demam Malaria
 
Monkeypox.pptx
Monkeypox.pptxMonkeypox.pptx
Monkeypox.pptx
 
Penyakit tropis
Penyakit tropisPenyakit tropis
Penyakit tropis
 
Epm ni luh budi febriani 1506801795
Epm ni luh budi febriani 1506801795Epm ni luh budi febriani 1506801795
Epm ni luh budi febriani 1506801795
 
Kebijakan Flu Babi Dinkes Jateng
Kebijakan  Flu  Babi  Dinkes  Jateng Kebijakan  Flu  Babi  Dinkes  Jateng
Kebijakan Flu Babi Dinkes Jateng
 
Imunisasi hepatitis dan campak
Imunisasi hepatitis dan campakImunisasi hepatitis dan campak
Imunisasi hepatitis dan campak
 
Malaria
MalariaMalaria
Malaria
 
Contoh Buku Skrap Tentang PENYAKIT BERJANGKIT
Contoh Buku Skrap Tentang PENYAKIT BERJANGKITContoh Buku Skrap Tentang PENYAKIT BERJANGKIT
Contoh Buku Skrap Tentang PENYAKIT BERJANGKIT
 
Flu+singapore+&+flu+babi. bag.11
Flu+singapore+&+flu+babi.   bag.11Flu+singapore+&+flu+babi.   bag.11
Flu+singapore+&+flu+babi. bag.11
 
Flu Burung dan Fenomena Pandemi Influenza - Starbuck, 10 April 2007
Flu Burung dan Fenomena Pandemi Influenza - Starbuck, 10 April 2007Flu Burung dan Fenomena Pandemi Influenza - Starbuck, 10 April 2007
Flu Burung dan Fenomena Pandemi Influenza - Starbuck, 10 April 2007
 
Resume H1 N1
Resume H1 N1Resume H1 N1
Resume H1 N1
 
Penyakit parotitis, hipersaliva dan kanker rongga mulut
Penyakit parotitis, hipersaliva dan kanker rongga mulutPenyakit parotitis, hipersaliva dan kanker rongga mulut
Penyakit parotitis, hipersaliva dan kanker rongga mulut
 
flusingaporeflubabi-140605181349-phpapp01.pptx
flusingaporeflubabi-140605181349-phpapp01.pptxflusingaporeflubabi-140605181349-phpapp01.pptx
flusingaporeflubabi-140605181349-phpapp01.pptx
 
KEL_1_MALARIA.pptx
KEL_1_MALARIA.pptxKEL_1_MALARIA.pptx
KEL_1_MALARIA.pptx
 
kajian penyakit berjangkit vs tak berjangkit.docx
kajian penyakit berjangkit vs tak berjangkit.docxkajian penyakit berjangkit vs tak berjangkit.docx
kajian penyakit berjangkit vs tak berjangkit.docx
 
LAPORAN KASUS.pptx
LAPORAN KASUS.pptxLAPORAN KASUS.pptx
LAPORAN KASUS.pptx
 

More from I Putu Cahya Legawa

Proses Penuaan dan Perawatan Lansia
Proses Penuaan dan Perawatan LansiaProses Penuaan dan Perawatan Lansia
Proses Penuaan dan Perawatan LansiaI Putu Cahya Legawa
 
Kesehatan Reproduksi dan Seksual bagi Remaja
Kesehatan Reproduksi dan Seksual bagi RemajaKesehatan Reproduksi dan Seksual bagi Remaja
Kesehatan Reproduksi dan Seksual bagi RemajaI Putu Cahya Legawa
 
Manajemen Risiko dalam Pelayanan Kesehatan di Puskesmas
Manajemen Risiko dalam Pelayanan Kesehatan di PuskesmasManajemen Risiko dalam Pelayanan Kesehatan di Puskesmas
Manajemen Risiko dalam Pelayanan Kesehatan di PuskesmasI Putu Cahya Legawa
 
Mengurangi Risiko Cedera Akibat Terjatuh
Mengurangi Risiko Cedera Akibat TerjatuhMengurangi Risiko Cedera Akibat Terjatuh
Mengurangi Risiko Cedera Akibat TerjatuhI Putu Cahya Legawa
 
Meningkatkan Keamanan Obat-obat yang Harus Diwaspadai
Meningkatkan Keamanan Obat-obat yang Harus DiwaspadaiMeningkatkan Keamanan Obat-obat yang Harus Diwaspadai
Meningkatkan Keamanan Obat-obat yang Harus DiwaspadaiI Putu Cahya Legawa
 
Sasaran Keselamatan Pasien - Identifikasi Pasien
Sasaran Keselamatan Pasien - Identifikasi PasienSasaran Keselamatan Pasien - Identifikasi Pasien
Sasaran Keselamatan Pasien - Identifikasi PasienI Putu Cahya Legawa
 
Analisis Akar Masalah - Peningkatan Mutu di Puskesmas
Analisis Akar Masalah - Peningkatan Mutu di PuskesmasAnalisis Akar Masalah - Peningkatan Mutu di Puskesmas
Analisis Akar Masalah - Peningkatan Mutu di PuskesmasI Putu Cahya Legawa
 
Surveilans pengendalian dan pencegahan infeksi di puskesmas
Surveilans pengendalian dan pencegahan infeksi di puskesmasSurveilans pengendalian dan pencegahan infeksi di puskesmas
Surveilans pengendalian dan pencegahan infeksi di puskesmasI Putu Cahya Legawa
 
Pengantar vaksin covid 19 moderna
Pengantar vaksin covid 19 modernaPengantar vaksin covid 19 moderna
Pengantar vaksin covid 19 modernaI Putu Cahya Legawa
 
Pedoman covid 19 - Persiapan Persalinan dengan COVID-19 di Puskesmas
Pedoman covid 19 - Persiapan Persalinan dengan COVID-19 di PuskesmasPedoman covid 19 - Persiapan Persalinan dengan COVID-19 di Puskesmas
Pedoman covid 19 - Persiapan Persalinan dengan COVID-19 di PuskesmasI Putu Cahya Legawa
 

More from I Putu Cahya Legawa (20)

Proses Penuaan dan Perawatan Lansia
Proses Penuaan dan Perawatan LansiaProses Penuaan dan Perawatan Lansia
Proses Penuaan dan Perawatan Lansia
 
Kesehatan Reproduksi dan Seksual bagi Remaja
Kesehatan Reproduksi dan Seksual bagi RemajaKesehatan Reproduksi dan Seksual bagi Remaja
Kesehatan Reproduksi dan Seksual bagi Remaja
 
Pengantar PPI untuk Puskesmas
Pengantar PPI untuk PuskesmasPengantar PPI untuk Puskesmas
Pengantar PPI untuk Puskesmas
 
Penyakit Tidak Menular
Penyakit Tidak MenularPenyakit Tidak Menular
Penyakit Tidak Menular
 
Posbindu – PTM
Posbindu – PTMPosbindu – PTM
Posbindu – PTM
 
Manajemen Risiko dalam Pelayanan Kesehatan di Puskesmas
Manajemen Risiko dalam Pelayanan Kesehatan di PuskesmasManajemen Risiko dalam Pelayanan Kesehatan di Puskesmas
Manajemen Risiko dalam Pelayanan Kesehatan di Puskesmas
 
Bedah yang Aman
Bedah yang AmanBedah yang Aman
Bedah yang Aman
 
Mengurangi Risiko Cedera Akibat Terjatuh
Mengurangi Risiko Cedera Akibat TerjatuhMengurangi Risiko Cedera Akibat Terjatuh
Mengurangi Risiko Cedera Akibat Terjatuh
 
Meningkatkan Komunikasi Efektif
Meningkatkan Komunikasi EfektifMeningkatkan Komunikasi Efektif
Meningkatkan Komunikasi Efektif
 
Meningkatkan Keamanan Obat-obat yang Harus Diwaspadai
Meningkatkan Keamanan Obat-obat yang Harus DiwaspadaiMeningkatkan Keamanan Obat-obat yang Harus Diwaspadai
Meningkatkan Keamanan Obat-obat yang Harus Diwaspadai
 
Sasaran Keselamatan Pasien - Identifikasi Pasien
Sasaran Keselamatan Pasien - Identifikasi PasienSasaran Keselamatan Pasien - Identifikasi Pasien
Sasaran Keselamatan Pasien - Identifikasi Pasien
 
Persetujuan Tindakan Medis
Persetujuan Tindakan MedisPersetujuan Tindakan Medis
Persetujuan Tindakan Medis
 
FMEA di Puskesmas
FMEA di PuskesmasFMEA di Puskesmas
FMEA di Puskesmas
 
Analisis Akar Masalah - Peningkatan Mutu di Puskesmas
Analisis Akar Masalah - Peningkatan Mutu di PuskesmasAnalisis Akar Masalah - Peningkatan Mutu di Puskesmas
Analisis Akar Masalah - Peningkatan Mutu di Puskesmas
 
PDSA
PDSAPDSA
PDSA
 
Keselamatan Pasien di Puskesmas
Keselamatan Pasien di PuskesmasKeselamatan Pasien di Puskesmas
Keselamatan Pasien di Puskesmas
 
Surveilans pengendalian dan pencegahan infeksi di puskesmas
Surveilans pengendalian dan pencegahan infeksi di puskesmasSurveilans pengendalian dan pencegahan infeksi di puskesmas
Surveilans pengendalian dan pencegahan infeksi di puskesmas
 
Sinergi vaksinasi covid 19
Sinergi vaksinasi covid 19Sinergi vaksinasi covid 19
Sinergi vaksinasi covid 19
 
Pengantar vaksin covid 19 moderna
Pengantar vaksin covid 19 modernaPengantar vaksin covid 19 moderna
Pengantar vaksin covid 19 moderna
 
Pedoman covid 19 - Persiapan Persalinan dengan COVID-19 di Puskesmas
Pedoman covid 19 - Persiapan Persalinan dengan COVID-19 di PuskesmasPedoman covid 19 - Persiapan Persalinan dengan COVID-19 di Puskesmas
Pedoman covid 19 - Persiapan Persalinan dengan COVID-19 di Puskesmas
 

Recently uploaded

Dbd analisis SOAP, tugas Farmakoterapi klinis dan komunitas
Dbd analisis SOAP, tugas Farmakoterapi klinis dan komunitasDbd analisis SOAP, tugas Farmakoterapi klinis dan komunitas
Dbd analisis SOAP, tugas Farmakoterapi klinis dan komunitasariSatya2
 
PAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.ppt
PAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.pptPAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.ppt
PAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.pptssuser551745
 
Mengenal Nyeri Perut tentang jenis dan karakteristik.pptx
Mengenal Nyeri Perut tentang jenis dan karakteristik.pptxMengenal Nyeri Perut tentang jenis dan karakteristik.pptx
Mengenal Nyeri Perut tentang jenis dan karakteristik.pptxLintangDwiCandra1
 
Chapter 1 Introduction to veterinary pharmacy
Chapter 1 Introduction to veterinary pharmacyChapter 1 Introduction to veterinary pharmacy
Chapter 1 Introduction to veterinary pharmacyIkanurzijah2
 
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.pptANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.pptAcephasan2
 
Low Back Pain untuk Awam dan pekerja tahun 2024
Low Back Pain untuk Awam dan pekerja tahun 2024Low Back Pain untuk Awam dan pekerja tahun 2024
Low Back Pain untuk Awam dan pekerja tahun 2024PyrecticWilliams1
 
FRAKTUR presentasion patah tulang paripurna OK.pptx
FRAKTUR presentasion patah tulang paripurna OK.pptxFRAKTUR presentasion patah tulang paripurna OK.pptx
FRAKTUR presentasion patah tulang paripurna OK.pptxDwiHmHsb1
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Perkembangan Psikososial Remaja
Asuhan Keperawatan Jiwa Perkembangan Psikososial RemajaAsuhan Keperawatan Jiwa Perkembangan Psikososial Remaja
Asuhan Keperawatan Jiwa Perkembangan Psikososial RemajaFeraAyuFitriyani
 
asuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasan
asuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasanasuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasan
asuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasanFeraAyuFitriyani
 
FARMAKOLOGI TBC. tugas kelompok farmasi klinis dan komunitas smk kesehatan ka...
FARMAKOLOGI TBC. tugas kelompok farmasi klinis dan komunitas smk kesehatan ka...FARMAKOLOGI TBC. tugas kelompok farmasi klinis dan komunitas smk kesehatan ka...
FARMAKOLOGI TBC. tugas kelompok farmasi klinis dan komunitas smk kesehatan ka...nadyahermawan
 
PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA
PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOAPROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA
PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOAkompilasikuliahd3TLM
 
pengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.ppt
pengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.pptpengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.ppt
pengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.pptRekhaDP2
 
RTL PPI dr.Intan.docx puskesmas wairasa.
RTL PPI dr.Intan.docx puskesmas wairasa.RTL PPI dr.Intan.docx puskesmas wairasa.
RTL PPI dr.Intan.docx puskesmas wairasa.RambuIntanKondi
 
sosialisasi lomba inovasi daerah tahun 2024 kementrian kesehatan republik ind...
sosialisasi lomba inovasi daerah tahun 2024 kementrian kesehatan republik ind...sosialisasi lomba inovasi daerah tahun 2024 kementrian kesehatan republik ind...
sosialisasi lomba inovasi daerah tahun 2024 kementrian kesehatan republik ind...NenkRiniRosmHz
 
High Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggi
High Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggiHigh Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggi
High Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggiAikawaMita
 
Materi E- Kohort Dinkes Prop untuk nakes .pptx
Materi E- Kohort Dinkes Prop untuk nakes .pptxMateri E- Kohort Dinkes Prop untuk nakes .pptx
Materi E- Kohort Dinkes Prop untuk nakes .pptxssuser981dcb
 
399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...
399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...
399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...nadyahermawan
 
Pengantar kepemimpinan dalam kebidanan.pptx
Pengantar kepemimpinan dalam kebidanan.pptxPengantar kepemimpinan dalam kebidanan.pptx
Pengantar kepemimpinan dalam kebidanan.pptxcholiftiara1
 
Logic Model perencanaan dan evaluasi kesehatan
Logic Model perencanaan dan evaluasi kesehatanLogic Model perencanaan dan evaluasi kesehatan
Logic Model perencanaan dan evaluasi kesehatanB117IsnurJannah
 

Recently uploaded (20)

Dbd analisis SOAP, tugas Farmakoterapi klinis dan komunitas
Dbd analisis SOAP, tugas Farmakoterapi klinis dan komunitasDbd analisis SOAP, tugas Farmakoterapi klinis dan komunitas
Dbd analisis SOAP, tugas Farmakoterapi klinis dan komunitas
 
PAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.ppt
PAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.pptPAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.ppt
PAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.ppt
 
Mengenal Nyeri Perut tentang jenis dan karakteristik.pptx
Mengenal Nyeri Perut tentang jenis dan karakteristik.pptxMengenal Nyeri Perut tentang jenis dan karakteristik.pptx
Mengenal Nyeri Perut tentang jenis dan karakteristik.pptx
 
Chapter 1 Introduction to veterinary pharmacy
Chapter 1 Introduction to veterinary pharmacyChapter 1 Introduction to veterinary pharmacy
Chapter 1 Introduction to veterinary pharmacy
 
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.pptANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
 
Low Back Pain untuk Awam dan pekerja tahun 2024
Low Back Pain untuk Awam dan pekerja tahun 2024Low Back Pain untuk Awam dan pekerja tahun 2024
Low Back Pain untuk Awam dan pekerja tahun 2024
 
FRAKTUR presentasion patah tulang paripurna OK.pptx
FRAKTUR presentasion patah tulang paripurna OK.pptxFRAKTUR presentasion patah tulang paripurna OK.pptx
FRAKTUR presentasion patah tulang paripurna OK.pptx
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Perkembangan Psikososial Remaja
Asuhan Keperawatan Jiwa Perkembangan Psikososial RemajaAsuhan Keperawatan Jiwa Perkembangan Psikososial Remaja
Asuhan Keperawatan Jiwa Perkembangan Psikososial Remaja
 
asuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasan
asuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasanasuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasan
asuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasan
 
FARMAKOLOGI TBC. tugas kelompok farmasi klinis dan komunitas smk kesehatan ka...
FARMAKOLOGI TBC. tugas kelompok farmasi klinis dan komunitas smk kesehatan ka...FARMAKOLOGI TBC. tugas kelompok farmasi klinis dan komunitas smk kesehatan ka...
FARMAKOLOGI TBC. tugas kelompok farmasi klinis dan komunitas smk kesehatan ka...
 
PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA
PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOAPROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA
PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA
 
pengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.ppt
pengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.pptpengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.ppt
pengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.ppt
 
RTL PPI dr.Intan.docx puskesmas wairasa.
RTL PPI dr.Intan.docx puskesmas wairasa.RTL PPI dr.Intan.docx puskesmas wairasa.
RTL PPI dr.Intan.docx puskesmas wairasa.
 
sosialisasi lomba inovasi daerah tahun 2024 kementrian kesehatan republik ind...
sosialisasi lomba inovasi daerah tahun 2024 kementrian kesehatan republik ind...sosialisasi lomba inovasi daerah tahun 2024 kementrian kesehatan republik ind...
sosialisasi lomba inovasi daerah tahun 2024 kementrian kesehatan republik ind...
 
High Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggi
High Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggiHigh Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggi
High Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggi
 
Materi E- Kohort Dinkes Prop untuk nakes .pptx
Materi E- Kohort Dinkes Prop untuk nakes .pptxMateri E- Kohort Dinkes Prop untuk nakes .pptx
Materi E- Kohort Dinkes Prop untuk nakes .pptx
 
399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...
399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...
399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...
 
Jenis-Jenis-Karakter-Pasien-Rumah-Sakit.pdf
Jenis-Jenis-Karakter-Pasien-Rumah-Sakit.pdfJenis-Jenis-Karakter-Pasien-Rumah-Sakit.pdf
Jenis-Jenis-Karakter-Pasien-Rumah-Sakit.pdf
 
Pengantar kepemimpinan dalam kebidanan.pptx
Pengantar kepemimpinan dalam kebidanan.pptxPengantar kepemimpinan dalam kebidanan.pptx
Pengantar kepemimpinan dalam kebidanan.pptx
 
Logic Model perencanaan dan evaluasi kesehatan
Logic Model perencanaan dan evaluasi kesehatanLogic Model perencanaan dan evaluasi kesehatan
Logic Model perencanaan dan evaluasi kesehatan
 

Pengantar Cacar Monyet Bagi Tenaga Kesehatan

  • 1. MONKEYPOX/MPX (CACAR MONYET?) S E B U A H P E N G A N TA R B A G I T E N A G A K E S E H ATA N D R . I P U T U C A H YA L E G A W A H T T P : / / L E G A W A . C O M P U S K E S M A S I M O G I R I I , B A N T U L , Y O G YA K A R TA 1
  • 2. SEJARAH • Pertama kali teridentifikasi di RD Kongo pada tahun 1970, dan kemudian menjadi penyakit oleh ortopoksivirus yang paling signifikan pasca eradikasi cacar (smallpox) pada 1980. • Sejak tahun 2005, laporan berkala menunjukkan lebih dari 1.000 kasus per tahun teridentifikasi di RD Kongo. • Kasus terakhir adalah kasus yang dilaporkan ke WHO pada 9 Mei 2019 oleh Kementerian Kesehatan Singapura pada satu pasien teridentifikasi positif MPX. C O U N T R Y Y E A R N O . C A S E S N O . D E A T H S Cameroon 1979 1 0 1989 1 0 Central African Republic 1984 6 0 2001 4 -- 2010 2 0 2015 12 3 2016 11 1 2017 2 0 2017 6 0 Cote d’Ivoire¶ 1971 1 0 1981 1 — Democratic Republic of the Congo 1970–2017 >1,000/year — Gabon 1987 5 2 Liberia 1970 4 0 2017 2 0 Nigeria 1971 2 0 1978 1 0 2017–2018 80 5 Republic of Congo 2003 11 1 2009 2 0 2017 88 6 Sierra Leone 1970 1 0 2014 1 1 2017 1 0 2
  • 3. NEGARA DENGAN KASUS MPX (PER 2017) • Umumnya endemis pada wilayah Afrika Tengah dan Barat pada area hutan hujan tropis. • Sejumlah negara Afrika Tengah juga mengumumkan identifikasi temuan kasus MPX sejak 2016. 3
  • 4. VIRUS MPX • MPX merupakan penyakit oleh virus yang langka (virus ditularkan dari hewan ke manusia) dengan gejala pada manusia yang menyerupai yang muncul pada pasien cacar, meskipun tidak separah cacar. • MPX merupakan bagian dari genus Ortopoksivirus, dan marga Poksiviridae. • Ada dua sub jenis MPX, klad Afrika Barat menyebabkan infeksi yang lebih ringan, angka kematian lebih rendah, dan angka penularan dari orang ke orang lebih rendah dibandingkan klad Lembah Kongo. 4
  • 5. TATALAKSANA • Biasanya, MPX adalah penyakit yang sembuh sendiri, tetapi dalam beberapa kasus, dapat menyebabkan kematian. Secara historis, fatalitas kasus pada wabah MPX kurang dari 10%, dengan sebagian besar kematian terjadi pada kelompok usia yang lebih muda. • Tidak ada perawatan khusus untuk MPX, dan manajemen kasus didasarkan pada gejala spesifik, perawatan suportif. • Tidak ada vaksin untuk MPX. Namun, karena kesamaan virus, vaksinasi cacar diketahui efektif dalam mencegah MPX juga. 5
  • 6. BEBERAPA SPESIES HEWAN DI AFRIKA YANG TERKAIT MPX 6
  • 7. PENULARAN: HEWAN KE MANUSIA • Virus MPX ditularkan ke manusia melalui pelbagai spesies binatang liar, namun memiliki keterbatasan penyebaran penularan dari orang ke orang. • Infeksi pada manusia tercatat ada melalui kontak dengan tikus besar Gambia, tupai dan monyet. Meski namanya adalah MPX, kebanyakan virus ditemukan utamanya pada pengerat (rodensial). • Infeksi pada kasus-kasus tercatat disebabkan oleh kontak langsung dengan darah, cairan tubuh atau luka terbuka pada hewan yang terinfeksi. • Mengonsumsi daging yang tidak cukup matang/dimasak merupakan faktor risiko yang memungkinkan penularan. 7
  • 8. PENULARAN: MANUSIA KE MANUSIA • Penularan dari orang ke orang tidak umum, namun dapat terjadi akibat kontak dekat dengan sekresi saluran napas, luka/lesi kulit dari orang yang terinfeksi, atau objek yang baru saja tercemar oleh cairan atau materi lesi dari pasien. • Penularan umumnya melalui partikel droplet saluran napas, biasanya memerlukan kontak muka ke muka yang cukup lama, yang meningkatkan risiko penularan pada petugas kesehatan dan keluarga dari penderita kasus aktif. • Hingga saat ini tidak terdapat bukti yang mendukung bahwa wabah dapat terjadi akibat penularan dari orang ke orang. 8
  • 9. PERIODE INKUBASI • Periode inkubasi (jarak waktu dari terinfeksi hingga munculnya/onset gejala) pada kasus MPX biasanya antara 6 hingga 16 hari, namun juga bisa memanjang antara 5 sampai 21 hari. 9
  • 10. PERJALANAN PENYAKIT • Periode invasi/penyerangan (0-5 hari) merupakan perjalanan tahap pertama dengan karakteristik berupa demam, nyeri kepala hebat, limfadenopati (pembengkakan pembuluh limfa), nyeri punggung, myalgia (nyeri otot), dan kondisi astenia yang berat (tidak bertenaga); • Periode erupsi kulit (1-3 hari setelah munculnya demam) di mana pelbagai tahapan ruam kulit bermunculan, sering kali berawal dari wajah lalu menyebar ke bagian tubuh lainnya. 10
  • 11. TANDA & GEJALA • Wajah (pada 95% kasus), dan telapak tangan serta kaki (75%) adalah yang paling banyak terpengaruhi. Evolusi ruam dari makulopapular (lesi-lesi dengan dasar yang datar) ke arah vesikular (lepuhan kecil yang dipenuhi cairan), pustula (lepuhan berisi nanah), diikuiti dengan krusta yang kira-kira muncul dalam 10 hari. • Diperlukan sekitar tiga minggu sebelum krusta menghilang sepenuhnya. 11
  • 12. DURASI DAN PERLUASAN PENYAKIT • Jumlah lesi beragam, mulai dari beberapa hingga ribuan, memengaruhi membran mukosa mulut (70% kasus), genitalia (30%), dan konjungtiva (20%), dan juga dapat mengancam kornea mata. • Beberapa pasien menderita limfadenopati yang berat sebelum munculnya ruam, yang merupakan tanda pembeda antara MPX dibandingkan penyakit lain yang serupa. • MPX biasanya merupakan penyakit yang swasembuh dengan gejala menetap selama 14 hingga 21 hari. Kasus berat umumnya terjadi pada anak-anak dan terkait situasi paparan virus, status kesehatan pasien, dan keparahan komplikasi. 12
  • 13. DIAGNOSIS BANDING • MPX menyerupai sejumlah penyakit dengan demam dan ruam. Oleh karena itu, konfirmasi laboratorium diperlukan. • Sedemikian hingga penyakit yang serupa juga seperti cacar (smallpox), cacar sapi (cowpox), cacar air (chickenpox/varicella) selayaknya dipertimbangkan dalam 13
  • 14. PERBEDAAN CACAR, CACAR AIR, & CACAR MONYET 14 Gejala Cacar Air/Varisela Cacar Monyet (MPX) Cacar Demam Saat muncul ruam 1-3 sebelum ruam 2-4 hari sebelum ruam Tampilan Ruam Bertahap berbintik Bertahap berbintik Bersamaan berbintik Perkembangan Ruam Cepat Lambat Lambat Penyebaran Ruam Padat pada tubuh, tidak ada pada telapak tangan dan kaki Padat pada wajah, ada pada telapak tangan dan kaki Padat pada wajah dan ekstremitas, ada pada telapak tangan dan kaki Limfadenopati Tidak ada Ada Tidak ada Kematian Jarang 1-10% Sekitar 30%
  • 15. DIAGNOSIS LABORATORIUM • Monkeypox hanya dapat didiagnosis secara pasti di laboratorium, di mana virus dapat diidentifikasi dengan sejumlah tes yang berbeda, termasuk serologi, deteksi antigen, dan kultur sel. • Spesimen yang paling berguna untuk dikumpulkan dari pasien untuk analisis laboratorium adalah sampel lesi (apusan atau kerak). • Sampel yang diambil dari orang dan hewan yang diduga terinfeksi virus monkeypox harus ditangani oleh staf terlatih, mengenakan alat pelindung diri, dan bekerja di laboratorium yang dilengkapi dengan peralatan yang sesuai. • Prosedur untuk penyimpanan dan pengangkutan sampel yang aman harus dipatuhi. 15
  • 16. PENCEGAHAN: PENULARAN ZOONOSIS • Inang alami monkeypox belum diidentifikasi meskipun telah ditemukan di banyak spesies hewan kecil: tupai tali, tupai pohon, tikus Gambia, tikus bergaris, tikus rumah, dan primata. Studi ekologi penyakit sedang berlangsung. • Masyarakat yang tinggal di wilayah hutan hujan Afrika Barat dan Tengah perlu dididik tentang menghindari kontak langsung dengan hewan, terutama spesies liar. Petugas terkait di negara lain mewaspadai kemungkinan masuknya penyakit ke negaranya. • Upaya untuk mencegah penularan di daerah endemis harus fokus pada memasak semua produk hewani (darah, daging) secara menyeluruh sebelum makan. 16
  • 17. MENGURANGI RISIKO PENULARAN • Cara terbaik untuk mengurangi infeksi pada orang adalah dengan meningkatkan kesadaran tentang faktor risiko dan mendidik orang tentang langkah- langkah yang dapat mereka lakukan untuk meminimalkan pajanan terhadap virus. • Sarung tangan dan pakaian pelindung lainnya yang sesuai harus dipakai saat menangani hewan yang sakit atau jaringannya yang terinfeksi, dan selama prosedur pemotongan. • Selama wabah monkeypox pada manusia dan dengan tidak adanya vektor hewan, maka kontak dekat dengan pasien lain adalah faktor risiko paling signifikan untuk infeksi virus monkeypox. • Anggota rumah tangga dan petugas layanan kesehatan harus mengikuti tindakan pencegahan standar dan mengisolasi kasus/penderita. 17
  • 18. PENCEGAHAN WABAH • Deteksi dan identifikasi kasus yang dicurigai sangat penting untuk mencegah penyebaran lebih lanjut. • Orang sakit yang diduga akibat monkeypox harus dirawat di fasilitas layanan kesehatan yang memiliki fasilitas isolasi. Jika di rumah, orang tersebut harus diisolasi dan perawatan dilakukan untuk meminimalkan paparan eksudat pernapasan dan lesi. • Dalam semua situasi, tindakan pencegahan dan pengendalian infeksi harus dilakukan. • Perawatan simtomatis yang diperlukan harus diberikan oleh tenaga medis. Sampel lesi yang sesuai untuk pengujian laboratorium dan informasi pasien harus dikumpulkan dengan aman. • Kontak kasus perlu ditelusuri dan ditindaklanjuti jika mereka menunjukkan gejala monkeypox pada perkembangannya. 18
  • 19. MENGURANGI RISIKO PENULARAN DARI ORANG KE ORANG • Kontak fisik dekat dengan orang yang memiliki penyakit monkeypox aktif harus dihindari. • Sarung tangan dan peralatan pelindung pribadi lainnya harus dikenakan saat merawat orang sakit. • Mencuci tangan secara teratur harus dilakukan setelah merawat atau mengunjungi orang sakit. 19
  • 20. MELINDUNGI TENAGA KESEHATAN • Petugas kesehatan yang merawat pasien dengan dugaan atau infeksi virus monkeypox yang telah dikonfirmasi, atau menangani spesimennya, harus menerapkan pencegahan infeksi standar dan mengendalikan tindakan pencegahan, termasuk memakai alat pelindung diri yang sesuai. • Petugas kesehatan dan mereka yang merawat atau terpapar pasien dengan monkeypox atau sampel mereka harus mempertimbangkan diimunisasi untuk pencegahan cacar melalui otoritas kesehatan nasional. 20
  • 21. KESIAPSIAGAAN 21 Deteksi & Diagnosis Dini • Kapasitas Klinis • Kapasitas Laboratorium Nasional • Uji diagnostik sederhana Kontrol Penyakit • Penanggulangan di tingkat masyarakat • Ahli global dalam penyakit endemis spesifik Komunikasi Risiko • Transparansi tentang bahaya dan langkah-langkah pencegahan • Menghindari membingungkan masyarakat • Melacak dan merespons rumor/hoaks • Keterlibatan masyarakat untuk mendeteksi dan mengelola penyakit, dan untuk membantu berbagi informasi
  • 22. TERIMA KASIH D i a d a p t a s i D a r i : I n t r o d u c t i o n T o M o n k e y p o x - M a n a g i n g I n f e c t i o u s H a z a r d s O l e h D r A s h e e n a K h a l a k d i n a , I n f e c t i o u s H a z a r d M a n a g e m e n t H e a l t h E m e r g e n c i e s P r o g r a m m e W H O G e n e v a . 22