Dokumen tersebut memberikan panduan mengenai penilaian resiko yang sistematis dan berkelanjutan. Terdapat 6 poin utama yaitu (1) tanggung jawab setiap anggota kapal, (2) dasar-dasar praktik pengawasan resiko, (3) kesiapan tanggap darurat, (4) prinsip dasar manajemen resiko, (5) proses manajemen resiko, dan (6) penilaian tingkat resiko berdasarkan kemungkinan dan besarnya bahaya.
2. RISK ASSESSMENT
PENILAIAN RESIKO
1. Prolog.
Setiap aktivitas / pekerjaan / kegiatan memiliki konsekuensi /
kemungkinan. Kemungkinan-kemungkinan tersebut harus dapat
diidentifikasi sedini mungkin baik resiko dan kendalanya agar tujuan
pekerjaan dan keselamatan dapat tercapai.
Resiko adalah kombinasi kemungkinan atau frekuensi dari peristiwa
yang didefenisikan sebagai bahaya dan besarnya konsekuensi dari
peristiwa tersebut.
Resiko menurut IMO : Kombinasi dari frekuensi (kemungkinan terjadi)
dan kerasnya konsekuensi (akibat yang ditimbulkan)
Bahaya : bahan, situasi atau latihan yang dapat menyebabkan
kecelakaan.
3. 2. Tanggung Jawab
A. DPA
Meninjau semua penilaian resiko yang dibuat oleh staf kapal atau staf
kantor
Melatih staf di kapal dengan kebijakan perusahaan dan prosedur tentang
penilaian resiko
Memberikan hasil tinjauan pelaksanaan penilaian resiko untuk operasi
rutin maupun tidak rutin dari kapal
B. Manager Kantor, Superintendent
Menggunakan Penilaian resiko untuk operasi yang ada
Berbagi pandangan untuk meningkatkan/memperbaiki proses penilaian
resiko
C. Nakhoda
Memastikan semua petugas yang bekerja menjalankan prosedur ini
Bertanggung jawab terhadap pelaksanaan prosedur tersebut
Bertanggung jawab terhadap Pekerjaan dan keselamatan personil
4. D. Mualim I
Menjaga Penilaian resiko untuk operasi kargo, operasi ballast, operasi
pembersihan
Menjaga semua catatan penilaian resiko
Menggunakan penilaian resiko untuk semua operasi yang ada
E. Kepala Kamar Mesin
Menjaga Penilaian resiko untuk pemeliharaan mesin, dll
Menjaga semua catatan penilaian resiko
Menggunakan penilaian resiko untuk semua operasi yang ada
F. Seluruh Awak Kapal
Semua awak kapal bertanggung jawab terhadap keselamatannya sendiri
dan keselamatan orang lain serta perlindungan lingkungan dari dampak
yang ditimbulkan oleh aktivitas yang dilakukan. Setiap awak kapal berhak
menghentikan pekerjaan yang mengancam keselamatannya
Setiap orang yang bekerja pada pekerjaan beresiko tinggi harus sudah
terlatih dan kompeten untuk pekerjaan tersebut. Tugas dari Nakhoda
untuk memastikan kecakapan dari personilnya.
5. 3. Dasar – dasar Praktek Pengawasan/penilaian dari Resiko
Proses pengawasan (Kontrol/Monitoring) atau penilaian terhadap resiko
adalah pekerjaan yang sistematik dan berulang sampai aktivitas tersebut
selesai atau dihentikan.
A. Identifikasi Bahaya
Mengumpulkan informasi tentang bahaya dari suatu pekerjaan / aktivitas
Apakah bahaya tersebut dapat menimbulkan kerugian ?
Apakah bahaya tersebut dapat dihindari ?
Dapat dilakukan dengan cara observasi / penelitian pada tempat kerja,
peralatan, personil dan metode kerja atau referensi lain seperti Code of Safe
Working Practice for Merchant Seaman (COSWP 2.2)
Evaluasi terhadap bahaya :
Kegiatan apa saja yang dilakukan ?
Bagaiman metode / cara melakukan kegiatan ?
Adakah metode yang terbaik untuk pekerjaan tersebut ?
Adakah pengalaman dalam melakukan pekerjaan tersebut ?
Bagaimana kondisi lingkungan, peralatan, material dan personil kerja ?
Siapa saja yang hadir dalam pekerjaan tersebut ?
Dapatkah pekerjaan tersebut didemonstrasikan ?
6.
7. D. Mengukur teknik control
Setiap pekerjaan harus dikontrol dan diawasi untuk menjamin
keselamatan. Sistem pengawasan dapat ditentukan dengan cara :
Perangkat keras, prosedur, pelatihan, control sementara
E. Mengawasi Pengontrolan
Ketika metode kerja sudah ditentukan dan pekerjaan dilaksanakan
system control dilakukan, metode pengawasan juga harus selalu
dimonitor untuk menjamin tujuan pekerjaan dan keselamatan pekerja
tercapai.
Apakah control berjalan efektif ?
Apakah standar kinerja tercapai ?
F. Meninjau kembali bahaya, resiko dan pengawasan
Bila semua hal ini telah dilaksanakan, perlu adanya peninjauan ulang
(review) terhadap segala aktivitas.
Mempelajari pengalaman yang didapat dan dokumen yang sesuai
8. 4. Kesiapan / Tanggap Darurat
Meski pun telah melalui manajemen resiko akan tetapi ada
kalanya kecelakaan tetap terjadi. Oleh karena itu semua harus
siap dengan kemungkinan terburuk. Sehingga ketika kondisi
darurat berlangsung dapat dilakukan :
Segera investigasi sehingga insiden yang terjadi dapat
teridentifikasi
Melakukan pencegahan insiden
Langkah – langkah penanggulangan dampak dari insiden
Dapat melakukan evakuasi yang cepat dan tepat
5. Prinsip Dasar Manajemen Resiko
Penilaian Resiko dalah proses berkelanjutan dan sistematik yang
dilakukan semua komponen perusahaan, karena tidak ada alasan
untuk menghentikannya. Hal ini penting untuk kelancaran
operasi kapal, target operasi perusahaan dan target zero accident
dapat tercapai.
9. Prinsip Manajemen Resiko :
Proses identifikasi dan pelaksanaan harus sesimpel/sederhana
mungkin. Tidak boleh berbeli-belit dan membebani staf kapal.
Mengikuti prinsip KISS : “Keep It Simple Sailor”
Tidak ada aturan baku tentang penerapan penilaian resiko, yang
terpenting terusd berpikir, mempertimbangkan sifat operasi dan
tingkat bahaya/resiko, meningkatkan tingkat kesadaran, konsentrasi
dan penerapan pikiran tentang peningkatan keselamatan.
Sebuah penilaian resiko harus mencakup semua resiko yang timbul
dari semua aktivitas. Pekerjaan. Tingkat resiko yang sangat rendah
tidak perlu dicatat
Meninjau ulang penilaian resiko yang telah dibuat, apakah prosedur
telah dilakukan dengan baik. Kedepan dapat ditingkatkan sebagai
proses perubahan untuk menjadi lebih baik
6. Proses Manajemen Resiko.
Manajemen resiko adalah Proses pengambilan keputusan yang dibuat
untuk mengetahui atau menilai resiko / penerapan kegiatan yang
mengurangi akibat atau kemungkinan bahaya dari suatu peristiwa /
pekerjaan.
10. Kegiatan manajemen resiko :
Mengidentifikasi / menemukan bahaya dari kegiatan
Mengidentifikasi dan menilai resiko dari kegiatan
Identifikasi dan evaluasi control yang tersedia
Temukan dan lakukan control yang baru / tambahan
Lakukan criteria penilaian kegiatan
Evaluasi dan analisa kegiatan dari proses dan control
Kondisi perubahan pengawasan dan penerapan
Melakukan pengetahuan yang dipelajari
Penilaian mencakup :
Aktivitas kerja
Bahaya
Pengendalian ditempat
Resiko yang didapat personal
Kemungkinan bahaya
Besarnya bahaya
Tingkat resiko (factor resiko)
Tindakan yang harus dilakukan setelah penilaian
Dokumentasi rinci seperti nama penilai, tanggal dan lain-lain
11. Penilaian Resiko / kemungkinan :
Defenisi dari resiko diatas :
RESIKO SEDIKIT BAHAYA BERBAHAYA SANGAT BERBAHAYA
SANGAT TIDAK
MUNGKIN
SEPELE DITOLERANSI SEDANG
TIDAK MUNGKIN DITOLERANSI SEDANG BESAR
MUNGKIN SEDANG BESAR PASTI TERJADI
SEPELE Tidak memerlukan tindakan
DITOLERANSI /
LUMAYAN
Tidak memerlukan tambahan pengawasan. Dipantau untuk
memastikan control terjaga
SEDANG /
MENENGAH
Diperlukan upaya untuk mengurangi resiko. Kontrol harus dilakukan
dalam jangka waktu tertentu
BESAR /
PENTING
Tidak boleh melakukan pekerjaan yang baru sampai resiko
berkurang. Jika proses pekerjaan sedang berlangsung harus
mengambil tindakan segera. Diperlukan sumber daya yang cukup
PASTI TERJADI /
BERAT
Pekerjaan tidak boleh dimulai atau dilanjutkan sampai resiko
berkurang. Jika pengurangan resiko tidak dapat dilakukan maka
kegiatan harus dilarang / dihentikan