SlideShare a Scribd company logo
1 of 15
Hukum Kamma
Apakah Kamma itu ?
“ Kehendak itulah Kamma ? “
Anguttara Nikãya
Kamma berasal dari istilah Pãli, secara harafiah berarti perbuatan atau
tindakan. Segala macam tindakan yang disengaja baik batin, ucapan maupun
jasmani dipandang sebagai kamma. Dengan pengertian umum kamma berarti
semua kehendak baik dan buruk ( kusala akusala cetanã ). Tindakan yang
dengan tak sadar , tak disengaja atau tak disadari, walaupun secara teknis
merupakan perbuatan,tindak membentuk Kamma, karena kehendak, faktor
yang terpenting dalam menentukan Kamma, tidak ada.
( Anguttara Nikaya III, halaman 415 )
Sang Buddha berkata, “ Aku nyatakan O para Bhikkhu, bahwa kehendak (
cetanã ) itulah Kamma, dengan kehendak seseorang bertindak melalui
badan jasmani, ucapan dan pikiran. “
Kamma tidak harus berarti perbuatan masa lalu. Ia mencakup baik
perbuatan masa lalu maupun saat ini. Jadi, pada satu sisi, kita merupakan
hasil dari apa yang telah kita lakukan, kita akan menerima hasil dari apa
yang kita lakukan saat ini. Tidak seluruhnya merupakan hasil dari apa
yang telah kita lakukan, kita tidak sepenuhnya merupakan hasil dari apa
yang kita lakukan saat ini. Saat ini tidak diragukan lagi adalah buah dari
masa lalu dan asal usul dari masa yang akan datang, tetapi saat ini tidak
selalu merupakan petunjuk baik dari masa lalu maupun masa yang akan
datang – begitu rumit proses Kamma.
Secara ringkas Kamma merupakan hukum sebab dan akibat dalam
dunia etika, atau beberapa orang barat cenderung mengatakan, “
pengaruh perbuatan.”
Dua Aspek Hukum Kamma
Agama Buddha memandang hukum Kamma sebagai
hukum sebab akibat dan sebagai hukum moral, yang
sesungguhnya merupakan dua aspek dari satu hukum
yang sama.
Dalam aspeknya sebagai hukum moral, karma atau
perbuatan diikuti dengan nilai – nilai etis baik dan
buruk.
Asas pokok dari hukum kamma adalah bahwa setiap
orang akan memetik apa yang telah diperbuatnya baik
atau buruk. Seseorang yang telah melakukan kamma
buruk harus menerima akibat – akibatnya yang
menyakitkan, baik ia menginginkannya atau pun tidak.
Tidak ada kemungkinan untuk menghindari atau
melepaskan diri dari akibat kamma buruk yang tidak
diharapkan yang telah dilakukannya.
Perbuatannya yang dikehendaki dan telah dilaksanakan
melalui badan jasmani, ucapan dan pikiran pada
kehidupan – kehidupannya yang lampau telah
membawanya dalam kehidupan sekarang. Kondisi –
kondisi dan lingkungan di mana dia dilahirkan, ditentukan
oleh karma dari kelahiran – kelahirannya yang lampau.
Dalam kehidupannya yang sekarang, seseorang memetik
akibat – akibat dari karmanya yang lampau dan pada saat
yang sama dia memupuk karma yang baru. Sebaliknya,
karmanya yang baru membentuk kondisi – kondisi bagi
kelahirannya pada masa mendatang.
Proses Hukum Kamma
Agama Buddha memandang hukum karma sebagai hukum
impersonal ( bukan pribadi ) yang bekerja di bawah
kondisinya sendiri sebagai prinsip sebab dan akibat. Sebab
yang baik pasti menghasilkan akibat yang baik dan sebab
buruk menghasilkan akibat yang buruk. Hukum ini selalu
bergerak adil dalam cara berprosesnya sendiri. Dan
sebagai hukum impersonal, tak ada seorang pun yang
dapat memaksanya bekerja serampangan sesuai dengan
keinginannya.
Begitu pula halnya dengan berbuahnya karma setiap
macam karma mempunyai jangka waktu kemasakannya
sendiri sesuai dengan sifatnya. Sebagian karma masak
dan menghasilkan buah lebih cepat dari yang lain.
Ajaran Karma Menurut Kitab Suci TIPITAKA
Dalam kukkurovada Sutta dari Majjhima Nikaya, sang Buddha telah
menguraikan ajaran karma kepada dua orang pertapa yang datang
bertanya kepada beliau. Uraian yang sama dapat juga ditemukan dalam
Catukkanipata dari Anguttara Nikaya. Menurut dua sumber tersebut
diatas, Sang Buddha secara tegas telah menggolongkan karma atau
perbuatan menjadi empat macam dalam hubungan dengan sifat dan
akibat – akibatnya.
“ Empat macam karma, O para bhikkhu, telah Ku pahami dengan
kebijaksanaan sendiri dan selanjutnya ku ajarkan kepada dunia. Aapkah
Keempat itu? Mereka adalah : karma gelap yang mempunyai akibat
gelap,karma terang yang mempunyai akibat gelap dan terang, dan karma
bukan gelap maupun terang mempunyai akibat bukan gelap maupun
terang dan membawa pada pengakhiran karma.”
( Anguttara Nikaya, Catukkanipata 232 – 238 )
Penggolongan karma ke dalam empat katagori seperti yang
disebutkan di atas, dibuat berdasarkan atas sifat dan akibat –
akibatnya : baik, buruk,baik dan buruk, atau bukan baik maupun buruk.
Tetapi, bila dilihat sudut saluran yang dipergunakan, karma dapat
digolongkan menjadi 3 macam, yaitu perbuatan badan jasmani ( Kaya
– Kamma ), ucapan ( Vaci – Kamma ), dan pikiran ( Mano – Kamma ).
Setiap 3 perbuatan ini mencakup semua empat kategori tersebut,
diatas yaitu karma yang dilakukan melalui salah satu dari 3 saluran itu
adalah baik, buruk, baik, dan buruk, atau bukan baik maupun buruk.
Mengenai karma gelap dari kategori pertama, Sang Buddha
menujukkan pada setiap bentuk perbuatan jahat yang dilakukan
melalui badan jasmani, ucapan , dan pikiran yang bertujuan
menimbulkan kesukaran, kesengsaraan atau kerugian pada makluk
lain. Perbuatan – perbuatan buruk, seperti membunuh atau menyiksa
binatang – binatang, mencuri harta orang lain, berzinah dan lain –
lain, adalah dianggap sebagai “ karma gelap atau buruk “
Karma menurut waktu
Karma dihubungkan dengan unsur waktu dalam menghasilkan akibatnya,
yang terdiri atas empat macam :
1. Ditthadhammavedaniya – kamma adalah karma yang memberikan
akibatnya pada masa kehidupan sekarang. Karma ini tergolong amat kuat
dan karenanya menghasilkan akibatnya dalam kehidupan sekarang.
Pelakunya akan mengalami akibatnya dalam kehidupan sekarang ini juga.
Tetapi apabila pelakunya mati sebelum karma ini menghasilkan akibatnya,
maka karma ini menjadi mubazir ( Dhammavibhaga, jilid II, hal 129 )
2. Uppajjavedaniya – kamma adalah karma yang akibatnya akan dialami
dalam kehidupan setelah hidup sekarang ini. Karma ini menggantikan
karma “ sekarang “ sejak saat kematian seseorang dan terus menghasilkan
akibatnya dalam kehidupan yang baru selama tak ada intervensi dari
karma lain yang lebih kuat. Menurut Visuddhimagga, bila dalam kehidupan
berikutnya setelah kehidupan sekarang karma ini tak memperoleh
kesempatan untuk menghasilkan akibatnya,naka karena itu akan menjadi
mubazir ( Visuddimagga, hal 697 )
3. Aparaparavedaniya – Kamma adalah kamma yang akibatnya akan
dialami dalam kehidupan – kehidupan berikutnya. Karma macam ini
agak menyerupai karma macam kedua dan paling cepat hanya akan
menghasilkan akibat dalam masa kehidupan setelah kehidupan
selanjutnya lagi atau dalam beberapa kehidupan setelah itu. Namun
karma macam ini dikatakan tak akan pernah berakhir dan terus
mengejar pelakunya tanpa mengenal lelah; tak akan pernah berhenti
melakukan pengejarannya samapi sang korban menjadi lelah.
4. Ahosi – kamma adalah karma yang tidak memberikan akibat
karena jangka waktunya untuk memberikan akibat telah habis atau
karena karma tersebut telah menghasilkan akibatnya secara penuh
sehingga kekuatannya habis sendiri.
Karma Menurut Kekuatan
1. Garu – kamma adalah karma yang paling berat diantara semua karma
lainnya; karena sifatnya amat kuat, karma macam ini akan masak terlebih
dahulu Selama karma ini masih menghasilkan akibatnya, tak ada karma
lainnya yang berkesempatan untuk menghasilkan akibatnya (menjadi
masak),
pada seginya yang buruk ( akusala ), garu – kamma menyatakan pada
lima macam kejahatan yang mematikan yaitu :
 Membunuh Ibu
 Membunuh ayah
 Membunuh orang yang telah mencapai kesucian sempurna
 Melukai tubuh seorang Buddha
 Menyebabkan perpecahan dalam tubuh persaudaraan para bhikkhu
( sangha )
Kelima macam perbuatan ini dianggap sebagai karma yang paling buruk
diantara semua karma lainnya.
2. Bahula – Kamma adalah karma yang sering dan berulang – ulang
dilakukan oleh seseorang melalui saluran badan jasmani, ucapan,
dan pikiran sehingga tertimbun dalam wataknya.
Karma kebiasaan ini akan memberikan akibatnya terlebih dahulu
apabila seseorang tidak melakukan garu – kamma.
3. Asanna – Kamma adalah karma yang diperbuat oleh seseorang
pada saat ia menghadapi kematian, atau dapat pula berupa
perbuatan – perbuatan yang dahulu pernah dilakukan dalam masa
hidupnya yang ia ingat kembali dengan amat jelas pada saat ia
berada di ambang pintu kematiannya. Namun sesungguhnya karma
macam ini amatlah ditentukan oleh sifat dari kebiasaan seseorang.
Bila seseorang telah terbiasa berbuat jahat untuk jangka waktu yang
lama, maka ia hanya sedikit sekali kemugkinannya untuk mempunyai
karma penutup yang baik. Sebaliknya seseorang yang telah terbiasa
berbuat baik sepanjang masa hidupnya, maka ia juga sedikit sekali
kemungkinannya untuk memiliki karma penutup yang jelek.
4. Kattatta – kamma adalah suatu perbuatan yang hampir tidak
terdorong oleh kehendak. Karma ini sebenarnya bersifat mekanis
daripada bersifat kehendak . Karenanya karma macam ini di golongkan
sebagai karma yang paling lemah diantara semua karma.
Karma Menurut Fungsi
1. Janaka – Kamma ( karma penghasil ) adalah karma berfungsi
menghasilkan. Tugas karma ini adalah menyebabkan kelahiran sesuai
dengan macam dan sifatnya. Karma macam ini dapat dibandingkan dengan
seorang ayah – ibu dalam fungsinya membawa seseorang pada kelahiran
baru.
2. Upatthambhaka-Kamma (karma penguat) adalah karma yang berfungsi
membantu memperkuat apa yang telah dihasilkan oleh Janaka-Karma
sesuai dengan macam dan sifatnya. Apabila Janaka-Karmanya baik,
Kamma penguat ini membantu sehingga keadaannya menjadi lebih baik;
demikian pula sebaliknya.
3. Uppapilika-Kamma (Karma Pelemah) adalah karma yang berfungsi
menandingi pengaruh apa yang telah dihasilkan olej Janaka-Karma,
memperlemah kekuatan atau mempersingkat waktunya dalam
menghasilkan akibatnya.
4. Upaghataka-Kamma (Karma Penghancur) adalah karma yang mempunyai
kategori sama dengan Karma Pelemah di atas, karena fungsinya
menentang atau menghancurkan kekeuatan dari Janaka-Kamma. Karma ini
mempunyai kekuatan yang lebih besar dari karma-pelemah.
T
H
E
E
N
D

More Related Content

What's hot

Pengertian, Cabang, Hubungan Antropologi dengan Ilmu Lain
Pengertian, Cabang, Hubungan Antropologi dengan Ilmu LainPengertian, Cabang, Hubungan Antropologi dengan Ilmu Lain
Pengertian, Cabang, Hubungan Antropologi dengan Ilmu LainRatri nia
 
Law of Attraction - Hukum Tarik Menarik
Law of Attraction - Hukum Tarik MenarikLaw of Attraction - Hukum Tarik Menarik
Law of Attraction - Hukum Tarik MenarikDwi Cahyo
 
Manusia Sebagai Mahluk Individu & Sosial ISBD
Manusia Sebagai Mahluk Individu & Sosial ISBDManusia Sebagai Mahluk Individu & Sosial ISBD
Manusia Sebagai Mahluk Individu & Sosial ISBDMuhamad Yogi
 
Hk. islam, hukum, hukm & ahkam, syariat, fikih
Hk. islam, hukum, hukm & ahkam, syariat, fikihHk. islam, hukum, hukm & ahkam, syariat, fikih
Hk. islam, hukum, hukm & ahkam, syariat, fikihEncep Abdul Rojak
 
Skl 4-daur biogeokimia
Skl 4-daur biogeokimiaSkl 4-daur biogeokimia
Skl 4-daur biogeokimiaHerfen Suryati
 
Pengertian kebudayaan menurut ilmu antropologi
Pengertian kebudayaan menurut ilmu antropologiPengertian kebudayaan menurut ilmu antropologi
Pengertian kebudayaan menurut ilmu antropologiMuslimin B. Putra
 
Sosiologi - Disorganisasi Keluarga
Sosiologi - Disorganisasi KeluargaSosiologi - Disorganisasi Keluarga
Sosiologi - Disorganisasi Keluargahanakamilah4
 
Dinamika masyarakat dan kebudayaan (bagian pertama)
Dinamika masyarakat dan kebudayaan (bagian pertama)Dinamika masyarakat dan kebudayaan (bagian pertama)
Dinamika masyarakat dan kebudayaan (bagian pertama)Muslimin B. Putra
 
Ppt kelompok 5 agama islam 3 materi pertama
Ppt kelompok 5 agama islam 3 materi pertamaPpt kelompok 5 agama islam 3 materi pertama
Ppt kelompok 5 agama islam 3 materi pertamanajdahannabila
 
Interaksi sosial
Interaksi sosialInteraksi sosial
Interaksi sosialEl Ibrahimy
 
Perilaku menyimpang dan sikap antisosial
Perilaku menyimpang dan sikap antisosialPerilaku menyimpang dan sikap antisosial
Perilaku menyimpang dan sikap antisosialCornelia Riasdita
 
Etika moral, akhlaq dan adab
Etika moral, akhlaq dan adabEtika moral, akhlaq dan adab
Etika moral, akhlaq dan adab031330
 
MAKALAH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ETIKA,MORAL, DAN AKHLAK
MAKALAH  PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ETIKA,MORAL, DAN AKHLAKMAKALAH  PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ETIKA,MORAL, DAN AKHLAK
MAKALAH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ETIKA,MORAL, DAN AKHLAKDwi Oktalidiasari
 
Ppt displin
Ppt displinPpt displin
Ppt displinalpoetry
 
SEMESTER 2 AGAMA KATOLIK Modul manusia
SEMESTER 2 AGAMA KATOLIK Modul manusiaSEMESTER 2 AGAMA KATOLIK Modul manusia
SEMESTER 2 AGAMA KATOLIK Modul manusiaFransiska Puteri
 
Power Point Presentasi Antropologi Budaya (Etnik dan Ras)
Power Point Presentasi Antropologi Budaya (Etnik dan Ras)Power Point Presentasi Antropologi Budaya (Etnik dan Ras)
Power Point Presentasi Antropologi Budaya (Etnik dan Ras)eka septarianda
 

What's hot (20)

Aliran-Aliran Filsafat
Aliran-Aliran Filsafat Aliran-Aliran Filsafat
Aliran-Aliran Filsafat
 
Pengertian, Cabang, Hubungan Antropologi dengan Ilmu Lain
Pengertian, Cabang, Hubungan Antropologi dengan Ilmu LainPengertian, Cabang, Hubungan Antropologi dengan Ilmu Lain
Pengertian, Cabang, Hubungan Antropologi dengan Ilmu Lain
 
Law of Attraction - Hukum Tarik Menarik
Law of Attraction - Hukum Tarik MenarikLaw of Attraction - Hukum Tarik Menarik
Law of Attraction - Hukum Tarik Menarik
 
Manusia Sebagai Mahluk Individu & Sosial ISBD
Manusia Sebagai Mahluk Individu & Sosial ISBDManusia Sebagai Mahluk Individu & Sosial ISBD
Manusia Sebagai Mahluk Individu & Sosial ISBD
 
Hk. islam, hukum, hukm & ahkam, syariat, fikih
Hk. islam, hukum, hukm & ahkam, syariat, fikihHk. islam, hukum, hukm & ahkam, syariat, fikih
Hk. islam, hukum, hukm & ahkam, syariat, fikih
 
Skl 4-daur biogeokimia
Skl 4-daur biogeokimiaSkl 4-daur biogeokimia
Skl 4-daur biogeokimia
 
Pengertian kebudayaan menurut ilmu antropologi
Pengertian kebudayaan menurut ilmu antropologiPengertian kebudayaan menurut ilmu antropologi
Pengertian kebudayaan menurut ilmu antropologi
 
tipitaka
 tipitaka tipitaka
tipitaka
 
Sosiologi - Disorganisasi Keluarga
Sosiologi - Disorganisasi KeluargaSosiologi - Disorganisasi Keluarga
Sosiologi - Disorganisasi Keluarga
 
Dinamika masyarakat dan kebudayaan (bagian pertama)
Dinamika masyarakat dan kebudayaan (bagian pertama)Dinamika masyarakat dan kebudayaan (bagian pertama)
Dinamika masyarakat dan kebudayaan (bagian pertama)
 
10.0.0. tela eterica_1
10.0.0. tela eterica_110.0.0. tela eterica_1
10.0.0. tela eterica_1
 
Ppt kelompok 5 agama islam 3 materi pertama
Ppt kelompok 5 agama islam 3 materi pertamaPpt kelompok 5 agama islam 3 materi pertama
Ppt kelompok 5 agama islam 3 materi pertama
 
Interaksi sosial
Interaksi sosialInteraksi sosial
Interaksi sosial
 
Perilaku menyimpang dan sikap antisosial
Perilaku menyimpang dan sikap antisosialPerilaku menyimpang dan sikap antisosial
Perilaku menyimpang dan sikap antisosial
 
Etika moral, akhlaq dan adab
Etika moral, akhlaq dan adabEtika moral, akhlaq dan adab
Etika moral, akhlaq dan adab
 
MAKALAH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ETIKA,MORAL, DAN AKHLAK
MAKALAH  PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ETIKA,MORAL, DAN AKHLAKMAKALAH  PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ETIKA,MORAL, DAN AKHLAK
MAKALAH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ETIKA,MORAL, DAN AKHLAK
 
Aura
AuraAura
Aura
 
Ppt displin
Ppt displinPpt displin
Ppt displin
 
SEMESTER 2 AGAMA KATOLIK Modul manusia
SEMESTER 2 AGAMA KATOLIK Modul manusiaSEMESTER 2 AGAMA KATOLIK Modul manusia
SEMESTER 2 AGAMA KATOLIK Modul manusia
 
Power Point Presentasi Antropologi Budaya (Etnik dan Ras)
Power Point Presentasi Antropologi Budaya (Etnik dan Ras)Power Point Presentasi Antropologi Budaya (Etnik dan Ras)
Power Point Presentasi Antropologi Budaya (Etnik dan Ras)
 

More from CharlesBronson13

Bab 3_Tinjauan Historis Pancasila.pptx
Bab 3_Tinjauan Historis Pancasila.pptxBab 3_Tinjauan Historis Pancasila.pptx
Bab 3_Tinjauan Historis Pancasila.pptxCharlesBronson13
 
ANIMAL HABITATS-16 MARET 2022.pptx
ANIMAL HABITATS-16 MARET 2022.pptxANIMAL HABITATS-16 MARET 2022.pptx
ANIMAL HABITATS-16 MARET 2022.pptxCharlesBronson13
 
Bahan kuliah 8 - 9 Psikologi Industri.pptx
Bahan kuliah 8 - 9 Psikologi Industri.pptxBahan kuliah 8 - 9 Psikologi Industri.pptx
Bahan kuliah 8 - 9 Psikologi Industri.pptxCharlesBronson13
 
Bahan kuliah 10-11 Psikologi Industri (1).pptx
Bahan kuliah 10-11 Psikologi Industri (1).pptxBahan kuliah 10-11 Psikologi Industri (1).pptx
Bahan kuliah 10-11 Psikologi Industri (1).pptxCharlesBronson13
 
Colorful Night Fair Market Education Presentation (1).pdf
Colorful Night Fair Market Education Presentation  (1).pdfColorful Night Fair Market Education Presentation  (1).pdf
Colorful Night Fair Market Education Presentation (1).pdfCharlesBronson13
 
Bahan kuliah 5 Psikologi Industri.pptx
Bahan kuliah 5 Psikologi Industri.pptxBahan kuliah 5 Psikologi Industri.pptx
Bahan kuliah 5 Psikologi Industri.pptxCharlesBronson13
 
Feng-Shui-Calendar-2023.pdf
Feng-Shui-Calendar-2023.pdfFeng-Shui-Calendar-2023.pdf
Feng-Shui-Calendar-2023.pdfCharlesBronson13
 

More from CharlesBronson13 (11)

Bab 3_Tinjauan Historis Pancasila.pptx
Bab 3_Tinjauan Historis Pancasila.pptxBab 3_Tinjauan Historis Pancasila.pptx
Bab 3_Tinjauan Historis Pancasila.pptx
 
ANIMAL HABITATS-16 MARET 2022.pptx
ANIMAL HABITATS-16 MARET 2022.pptxANIMAL HABITATS-16 MARET 2022.pptx
ANIMAL HABITATS-16 MARET 2022.pptx
 
Bahan kuliah 8 - 9 Psikologi Industri.pptx
Bahan kuliah 8 - 9 Psikologi Industri.pptxBahan kuliah 8 - 9 Psikologi Industri.pptx
Bahan kuliah 8 - 9 Psikologi Industri.pptx
 
Bahan kuliah 10-11 Psikologi Industri (1).pptx
Bahan kuliah 10-11 Psikologi Industri (1).pptxBahan kuliah 10-11 Psikologi Industri (1).pptx
Bahan kuliah 10-11 Psikologi Industri (1).pptx
 
13. budaya organisasi.ppt
13. budaya organisasi.ppt13. budaya organisasi.ppt
13. budaya organisasi.ppt
 
1 DPO.pptx
1 DPO.pptx1 DPO.pptx
1 DPO.pptx
 
5_pps_dan_monopoli.ppt
5_pps_dan_monopoli.ppt5_pps_dan_monopoli.ppt
5_pps_dan_monopoli.ppt
 
Colorful Night Fair Market Education Presentation (1).pdf
Colorful Night Fair Market Education Presentation  (1).pdfColorful Night Fair Market Education Presentation  (1).pdf
Colorful Night Fair Market Education Presentation (1).pdf
 
Bahan kuliah 5 Psikologi Industri.pptx
Bahan kuliah 5 Psikologi Industri.pptxBahan kuliah 5 Psikologi Industri.pptx
Bahan kuliah 5 Psikologi Industri.pptx
 
Matematika Bisnis.pdf
Matematika Bisnis.pdfMatematika Bisnis.pdf
Matematika Bisnis.pdf
 
Feng-Shui-Calendar-2023.pdf
Feng-Shui-Calendar-2023.pdfFeng-Shui-Calendar-2023.pdf
Feng-Shui-Calendar-2023.pdf
 

Recently uploaded

Buku Panduan Baca Tulis Al-Quran dan Praktik Ibadah.pdf
Buku Panduan Baca Tulis Al-Quran dan Praktik Ibadah.pdfBuku Panduan Baca Tulis Al-Quran dan Praktik Ibadah.pdf
Buku Panduan Baca Tulis Al-Quran dan Praktik Ibadah.pdfsrengseng1c
 
Pendidikan agama islam syirik modern.pptx
Pendidikan agama islam syirik modern.pptxPendidikan agama islam syirik modern.pptx
Pendidikan agama islam syirik modern.pptxArdianAlaziz
 
AYAT MUHKAMAT DAN AYAT MUTASYABIHAT - STUDI QURAN
AYAT MUHKAMAT DAN AYAT MUTASYABIHAT -  STUDI QURANAYAT MUHKAMAT DAN AYAT MUTASYABIHAT -  STUDI QURAN
AYAT MUHKAMAT DAN AYAT MUTASYABIHAT - STUDI QURANBudiSetiawan246494
 
KISAH NABI MUSA PENDIDIKAN AGAMA ISLAM UNTUK SD
KISAH NABI MUSA PENDIDIKAN AGAMA ISLAM UNTUK SDKISAH NABI MUSA PENDIDIKAN AGAMA ISLAM UNTUK SD
KISAH NABI MUSA PENDIDIKAN AGAMA ISLAM UNTUK SDAprihatiningrum Hidayati
 
Ihsanul amal, beramal dalam Islam ada 2 syarat
Ihsanul amal, beramal dalam Islam ada 2 syaratIhsanul amal, beramal dalam Islam ada 2 syarat
Ihsanul amal, beramal dalam Islam ada 2 syaratpuji239858
 
SEMINAR - Marriage and Family - Tips Rumah Tangga Bahagia
SEMINAR - Marriage and Family - Tips Rumah Tangga BahagiaSEMINAR - Marriage and Family - Tips Rumah Tangga Bahagia
SEMINAR - Marriage and Family - Tips Rumah Tangga BahagiaRobert Siby
 
Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 6
Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 6Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 6
Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 6Adam Hiola
 
BUDAYA DAN ADAT ISTIADAT ORANG ARAB.pptx
BUDAYA DAN ADAT ISTIADAT ORANG ARAB.pptxBUDAYA DAN ADAT ISTIADAT ORANG ARAB.pptx
BUDAYA DAN ADAT ISTIADAT ORANG ARAB.pptxWahyudinHioda
 
Teks Doa Untuk Rosario Peristiwa Terang.
Teks Doa Untuk Rosario Peristiwa Terang.Teks Doa Untuk Rosario Peristiwa Terang.
Teks Doa Untuk Rosario Peristiwa Terang.KennayaWjaya
 
Renungan Doa Subuh EIUC July 2024 Mazmur 88 Short
Renungan Doa Subuh EIUC July 2024 Mazmur 88 ShortRenungan Doa Subuh EIUC July 2024 Mazmur 88 Short
Renungan Doa Subuh EIUC July 2024 Mazmur 88 ShortRobert Siby
 
WJIHS #44 - Renungan masa COVID-19 - MUREX - DARAH UNGU YESUS KRISTUS
WJIHS #44 - Renungan masa COVID-19 - MUREX - DARAH UNGU YESUS KRISTUSWJIHS #44 - Renungan masa COVID-19 - MUREX - DARAH UNGU YESUS KRISTUS
WJIHS #44 - Renungan masa COVID-19 - MUREX - DARAH UNGU YESUS KRISTUSRobert Siby
 
Asmak Sunge Rajeh WA +62 819 3171 8989 .
Asmak Sunge Rajeh WA +62 819 3171 8989 .Asmak Sunge Rajeh WA +62 819 3171 8989 .
Asmak Sunge Rajeh WA +62 819 3171 8989 .Ustadz Habib
 
Penampakan Yesus setelah kebangkitan Lengkap.pdf
Penampakan Yesus setelah kebangkitan Lengkap.pdfPenampakan Yesus setelah kebangkitan Lengkap.pdf
Penampakan Yesus setelah kebangkitan Lengkap.pdfDianNovitaMariaBanun1
 
WJIHS #44 Khotbah 120521 HCI Makna BIRU MERAH
WJIHS #44 Khotbah 120521 HCI Makna BIRU MERAHWJIHS #44 Khotbah 120521 HCI Makna BIRU MERAH
WJIHS #44 Khotbah 120521 HCI Makna BIRU MERAHRobert Siby
 

Recently uploaded (14)

Buku Panduan Baca Tulis Al-Quran dan Praktik Ibadah.pdf
Buku Panduan Baca Tulis Al-Quran dan Praktik Ibadah.pdfBuku Panduan Baca Tulis Al-Quran dan Praktik Ibadah.pdf
Buku Panduan Baca Tulis Al-Quran dan Praktik Ibadah.pdf
 
Pendidikan agama islam syirik modern.pptx
Pendidikan agama islam syirik modern.pptxPendidikan agama islam syirik modern.pptx
Pendidikan agama islam syirik modern.pptx
 
AYAT MUHKAMAT DAN AYAT MUTASYABIHAT - STUDI QURAN
AYAT MUHKAMAT DAN AYAT MUTASYABIHAT -  STUDI QURANAYAT MUHKAMAT DAN AYAT MUTASYABIHAT -  STUDI QURAN
AYAT MUHKAMAT DAN AYAT MUTASYABIHAT - STUDI QURAN
 
KISAH NABI MUSA PENDIDIKAN AGAMA ISLAM UNTUK SD
KISAH NABI MUSA PENDIDIKAN AGAMA ISLAM UNTUK SDKISAH NABI MUSA PENDIDIKAN AGAMA ISLAM UNTUK SD
KISAH NABI MUSA PENDIDIKAN AGAMA ISLAM UNTUK SD
 
Ihsanul amal, beramal dalam Islam ada 2 syarat
Ihsanul amal, beramal dalam Islam ada 2 syaratIhsanul amal, beramal dalam Islam ada 2 syarat
Ihsanul amal, beramal dalam Islam ada 2 syarat
 
SEMINAR - Marriage and Family - Tips Rumah Tangga Bahagia
SEMINAR - Marriage and Family - Tips Rumah Tangga BahagiaSEMINAR - Marriage and Family - Tips Rumah Tangga Bahagia
SEMINAR - Marriage and Family - Tips Rumah Tangga Bahagia
 
Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 6
Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 6Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 6
Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 6
 
BUDAYA DAN ADAT ISTIADAT ORANG ARAB.pptx
BUDAYA DAN ADAT ISTIADAT ORANG ARAB.pptxBUDAYA DAN ADAT ISTIADAT ORANG ARAB.pptx
BUDAYA DAN ADAT ISTIADAT ORANG ARAB.pptx
 
Teks Doa Untuk Rosario Peristiwa Terang.
Teks Doa Untuk Rosario Peristiwa Terang.Teks Doa Untuk Rosario Peristiwa Terang.
Teks Doa Untuk Rosario Peristiwa Terang.
 
Renungan Doa Subuh EIUC July 2024 Mazmur 88 Short
Renungan Doa Subuh EIUC July 2024 Mazmur 88 ShortRenungan Doa Subuh EIUC July 2024 Mazmur 88 Short
Renungan Doa Subuh EIUC July 2024 Mazmur 88 Short
 
WJIHS #44 - Renungan masa COVID-19 - MUREX - DARAH UNGU YESUS KRISTUS
WJIHS #44 - Renungan masa COVID-19 - MUREX - DARAH UNGU YESUS KRISTUSWJIHS #44 - Renungan masa COVID-19 - MUREX - DARAH UNGU YESUS KRISTUS
WJIHS #44 - Renungan masa COVID-19 - MUREX - DARAH UNGU YESUS KRISTUS
 
Asmak Sunge Rajeh WA +62 819 3171 8989 .
Asmak Sunge Rajeh WA +62 819 3171 8989 .Asmak Sunge Rajeh WA +62 819 3171 8989 .
Asmak Sunge Rajeh WA +62 819 3171 8989 .
 
Penampakan Yesus setelah kebangkitan Lengkap.pdf
Penampakan Yesus setelah kebangkitan Lengkap.pdfPenampakan Yesus setelah kebangkitan Lengkap.pdf
Penampakan Yesus setelah kebangkitan Lengkap.pdf
 
WJIHS #44 Khotbah 120521 HCI Makna BIRU MERAH
WJIHS #44 Khotbah 120521 HCI Makna BIRU MERAHWJIHS #44 Khotbah 120521 HCI Makna BIRU MERAH
WJIHS #44 Khotbah 120521 HCI Makna BIRU MERAH
 

Hukum Karma.ppt

  • 2. Apakah Kamma itu ? “ Kehendak itulah Kamma ? “ Anguttara Nikãya Kamma berasal dari istilah Pãli, secara harafiah berarti perbuatan atau tindakan. Segala macam tindakan yang disengaja baik batin, ucapan maupun jasmani dipandang sebagai kamma. Dengan pengertian umum kamma berarti semua kehendak baik dan buruk ( kusala akusala cetanã ). Tindakan yang dengan tak sadar , tak disengaja atau tak disadari, walaupun secara teknis merupakan perbuatan,tindak membentuk Kamma, karena kehendak, faktor yang terpenting dalam menentukan Kamma, tidak ada. ( Anguttara Nikaya III, halaman 415 )
  • 3. Sang Buddha berkata, “ Aku nyatakan O para Bhikkhu, bahwa kehendak ( cetanã ) itulah Kamma, dengan kehendak seseorang bertindak melalui badan jasmani, ucapan dan pikiran. “ Kamma tidak harus berarti perbuatan masa lalu. Ia mencakup baik perbuatan masa lalu maupun saat ini. Jadi, pada satu sisi, kita merupakan hasil dari apa yang telah kita lakukan, kita akan menerima hasil dari apa yang kita lakukan saat ini. Tidak seluruhnya merupakan hasil dari apa yang telah kita lakukan, kita tidak sepenuhnya merupakan hasil dari apa yang kita lakukan saat ini. Saat ini tidak diragukan lagi adalah buah dari masa lalu dan asal usul dari masa yang akan datang, tetapi saat ini tidak selalu merupakan petunjuk baik dari masa lalu maupun masa yang akan datang – begitu rumit proses Kamma. Secara ringkas Kamma merupakan hukum sebab dan akibat dalam dunia etika, atau beberapa orang barat cenderung mengatakan, “ pengaruh perbuatan.”
  • 4. Dua Aspek Hukum Kamma Agama Buddha memandang hukum Kamma sebagai hukum sebab akibat dan sebagai hukum moral, yang sesungguhnya merupakan dua aspek dari satu hukum yang sama. Dalam aspeknya sebagai hukum moral, karma atau perbuatan diikuti dengan nilai – nilai etis baik dan buruk. Asas pokok dari hukum kamma adalah bahwa setiap orang akan memetik apa yang telah diperbuatnya baik atau buruk. Seseorang yang telah melakukan kamma buruk harus menerima akibat – akibatnya yang menyakitkan, baik ia menginginkannya atau pun tidak. Tidak ada kemungkinan untuk menghindari atau melepaskan diri dari akibat kamma buruk yang tidak diharapkan yang telah dilakukannya.
  • 5. Perbuatannya yang dikehendaki dan telah dilaksanakan melalui badan jasmani, ucapan dan pikiran pada kehidupan – kehidupannya yang lampau telah membawanya dalam kehidupan sekarang. Kondisi – kondisi dan lingkungan di mana dia dilahirkan, ditentukan oleh karma dari kelahiran – kelahirannya yang lampau. Dalam kehidupannya yang sekarang, seseorang memetik akibat – akibat dari karmanya yang lampau dan pada saat yang sama dia memupuk karma yang baru. Sebaliknya, karmanya yang baru membentuk kondisi – kondisi bagi kelahirannya pada masa mendatang.
  • 6. Proses Hukum Kamma Agama Buddha memandang hukum karma sebagai hukum impersonal ( bukan pribadi ) yang bekerja di bawah kondisinya sendiri sebagai prinsip sebab dan akibat. Sebab yang baik pasti menghasilkan akibat yang baik dan sebab buruk menghasilkan akibat yang buruk. Hukum ini selalu bergerak adil dalam cara berprosesnya sendiri. Dan sebagai hukum impersonal, tak ada seorang pun yang dapat memaksanya bekerja serampangan sesuai dengan keinginannya. Begitu pula halnya dengan berbuahnya karma setiap macam karma mempunyai jangka waktu kemasakannya sendiri sesuai dengan sifatnya. Sebagian karma masak dan menghasilkan buah lebih cepat dari yang lain.
  • 7. Ajaran Karma Menurut Kitab Suci TIPITAKA Dalam kukkurovada Sutta dari Majjhima Nikaya, sang Buddha telah menguraikan ajaran karma kepada dua orang pertapa yang datang bertanya kepada beliau. Uraian yang sama dapat juga ditemukan dalam Catukkanipata dari Anguttara Nikaya. Menurut dua sumber tersebut diatas, Sang Buddha secara tegas telah menggolongkan karma atau perbuatan menjadi empat macam dalam hubungan dengan sifat dan akibat – akibatnya. “ Empat macam karma, O para bhikkhu, telah Ku pahami dengan kebijaksanaan sendiri dan selanjutnya ku ajarkan kepada dunia. Aapkah Keempat itu? Mereka adalah : karma gelap yang mempunyai akibat gelap,karma terang yang mempunyai akibat gelap dan terang, dan karma bukan gelap maupun terang mempunyai akibat bukan gelap maupun terang dan membawa pada pengakhiran karma.” ( Anguttara Nikaya, Catukkanipata 232 – 238 )
  • 8. Penggolongan karma ke dalam empat katagori seperti yang disebutkan di atas, dibuat berdasarkan atas sifat dan akibat – akibatnya : baik, buruk,baik dan buruk, atau bukan baik maupun buruk. Tetapi, bila dilihat sudut saluran yang dipergunakan, karma dapat digolongkan menjadi 3 macam, yaitu perbuatan badan jasmani ( Kaya – Kamma ), ucapan ( Vaci – Kamma ), dan pikiran ( Mano – Kamma ). Setiap 3 perbuatan ini mencakup semua empat kategori tersebut, diatas yaitu karma yang dilakukan melalui salah satu dari 3 saluran itu adalah baik, buruk, baik, dan buruk, atau bukan baik maupun buruk. Mengenai karma gelap dari kategori pertama, Sang Buddha menujukkan pada setiap bentuk perbuatan jahat yang dilakukan melalui badan jasmani, ucapan , dan pikiran yang bertujuan menimbulkan kesukaran, kesengsaraan atau kerugian pada makluk lain. Perbuatan – perbuatan buruk, seperti membunuh atau menyiksa binatang – binatang, mencuri harta orang lain, berzinah dan lain – lain, adalah dianggap sebagai “ karma gelap atau buruk “
  • 9. Karma menurut waktu Karma dihubungkan dengan unsur waktu dalam menghasilkan akibatnya, yang terdiri atas empat macam : 1. Ditthadhammavedaniya – kamma adalah karma yang memberikan akibatnya pada masa kehidupan sekarang. Karma ini tergolong amat kuat dan karenanya menghasilkan akibatnya dalam kehidupan sekarang. Pelakunya akan mengalami akibatnya dalam kehidupan sekarang ini juga. Tetapi apabila pelakunya mati sebelum karma ini menghasilkan akibatnya, maka karma ini menjadi mubazir ( Dhammavibhaga, jilid II, hal 129 ) 2. Uppajjavedaniya – kamma adalah karma yang akibatnya akan dialami dalam kehidupan setelah hidup sekarang ini. Karma ini menggantikan karma “ sekarang “ sejak saat kematian seseorang dan terus menghasilkan akibatnya dalam kehidupan yang baru selama tak ada intervensi dari karma lain yang lebih kuat. Menurut Visuddhimagga, bila dalam kehidupan berikutnya setelah kehidupan sekarang karma ini tak memperoleh kesempatan untuk menghasilkan akibatnya,naka karena itu akan menjadi mubazir ( Visuddimagga, hal 697 )
  • 10. 3. Aparaparavedaniya – Kamma adalah kamma yang akibatnya akan dialami dalam kehidupan – kehidupan berikutnya. Karma macam ini agak menyerupai karma macam kedua dan paling cepat hanya akan menghasilkan akibat dalam masa kehidupan setelah kehidupan selanjutnya lagi atau dalam beberapa kehidupan setelah itu. Namun karma macam ini dikatakan tak akan pernah berakhir dan terus mengejar pelakunya tanpa mengenal lelah; tak akan pernah berhenti melakukan pengejarannya samapi sang korban menjadi lelah. 4. Ahosi – kamma adalah karma yang tidak memberikan akibat karena jangka waktunya untuk memberikan akibat telah habis atau karena karma tersebut telah menghasilkan akibatnya secara penuh sehingga kekuatannya habis sendiri.
  • 11. Karma Menurut Kekuatan 1. Garu – kamma adalah karma yang paling berat diantara semua karma lainnya; karena sifatnya amat kuat, karma macam ini akan masak terlebih dahulu Selama karma ini masih menghasilkan akibatnya, tak ada karma lainnya yang berkesempatan untuk menghasilkan akibatnya (menjadi masak), pada seginya yang buruk ( akusala ), garu – kamma menyatakan pada lima macam kejahatan yang mematikan yaitu :  Membunuh Ibu  Membunuh ayah  Membunuh orang yang telah mencapai kesucian sempurna  Melukai tubuh seorang Buddha  Menyebabkan perpecahan dalam tubuh persaudaraan para bhikkhu ( sangha ) Kelima macam perbuatan ini dianggap sebagai karma yang paling buruk diantara semua karma lainnya.
  • 12. 2. Bahula – Kamma adalah karma yang sering dan berulang – ulang dilakukan oleh seseorang melalui saluran badan jasmani, ucapan, dan pikiran sehingga tertimbun dalam wataknya. Karma kebiasaan ini akan memberikan akibatnya terlebih dahulu apabila seseorang tidak melakukan garu – kamma. 3. Asanna – Kamma adalah karma yang diperbuat oleh seseorang pada saat ia menghadapi kematian, atau dapat pula berupa perbuatan – perbuatan yang dahulu pernah dilakukan dalam masa hidupnya yang ia ingat kembali dengan amat jelas pada saat ia berada di ambang pintu kematiannya. Namun sesungguhnya karma macam ini amatlah ditentukan oleh sifat dari kebiasaan seseorang. Bila seseorang telah terbiasa berbuat jahat untuk jangka waktu yang lama, maka ia hanya sedikit sekali kemugkinannya untuk mempunyai karma penutup yang baik. Sebaliknya seseorang yang telah terbiasa berbuat baik sepanjang masa hidupnya, maka ia juga sedikit sekali kemungkinannya untuk memiliki karma penutup yang jelek.
  • 13. 4. Kattatta – kamma adalah suatu perbuatan yang hampir tidak terdorong oleh kehendak. Karma ini sebenarnya bersifat mekanis daripada bersifat kehendak . Karenanya karma macam ini di golongkan sebagai karma yang paling lemah diantara semua karma.
  • 14. Karma Menurut Fungsi 1. Janaka – Kamma ( karma penghasil ) adalah karma berfungsi menghasilkan. Tugas karma ini adalah menyebabkan kelahiran sesuai dengan macam dan sifatnya. Karma macam ini dapat dibandingkan dengan seorang ayah – ibu dalam fungsinya membawa seseorang pada kelahiran baru. 2. Upatthambhaka-Kamma (karma penguat) adalah karma yang berfungsi membantu memperkuat apa yang telah dihasilkan oleh Janaka-Karma sesuai dengan macam dan sifatnya. Apabila Janaka-Karmanya baik, Kamma penguat ini membantu sehingga keadaannya menjadi lebih baik; demikian pula sebaliknya. 3. Uppapilika-Kamma (Karma Pelemah) adalah karma yang berfungsi menandingi pengaruh apa yang telah dihasilkan olej Janaka-Karma, memperlemah kekuatan atau mempersingkat waktunya dalam menghasilkan akibatnya. 4. Upaghataka-Kamma (Karma Penghancur) adalah karma yang mempunyai kategori sama dengan Karma Pelemah di atas, karena fungsinya menentang atau menghancurkan kekeuatan dari Janaka-Kamma. Karma ini mempunyai kekuatan yang lebih besar dari karma-pelemah.