SlideShare a Scribd company logo
1 of 17
Download to read offline
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 106 TAHUN 2007
TENTANG
LEMBAGA KEBIJAKAN
PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
Menimbang : a. bahwa agar pengadaan barang/jasa Pemerintah yang dibiayai dengan
Anggaran Pendapatan Belanja Negara/Anggaran Pendapatan Belanja
Daerah (APBN/APBD) dapat dilaksanakan dengan lebih efektif dan
efisien serta lebih mengutamakan penerapan prinsip-prinsip
persaingan usaha yang sehat, transparan, terbuka dan perlakuan yang
adil bagi semua pihak, diperlukan perencanaan, pengembangan dan
penyusunan strategi, penentuan kebijakan serta aturan perundangan
pengadaan barang/jasa Pemerintah yang sesuai dengan tuntutan dan
perkembangan lingkungan internal maupun eksternal secara
berkelanjutan, berkala, terpadu, terarah dan terkoordinasi;
b. bahwa mengingat lingkup dan cakupan pengadaan barang/jasa
Pemerintah merupakan permasalahan lintas institusi dan lintas sektor
yang memiliki dampak langsung bagi pengembangan usaha kecil,
produksi dalam negeri, dan pengembangan iklim dan dunia usaha
pada umumnya, maka dipandang perlu untuk dibentuk Lembaga
Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP);
Mengingat : 1. Pasal 4 ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945;
2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);
3. Undang-Undang ...
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 2 -
3. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan
Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor
5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355);
4. Keputusan Presiden Nomor 80 Tahun 2003 tentang Pedoman
Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Publik sebagaimana telah
beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 95
Tahun 2007;
MEMUTUSKAN :
Menetapkan: PERATURAN PRESIDEN TENTANG LEMBAGA KEBIJAKAN
PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH.
BAB I
KEDUDUKAN, TUGAS DAN FUNGSI
Pasal 1
(1) Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah, yang
selanjutnya dalam Peraturan Presiden ini disebut LKPP, adalah
lembaga Pemerintah non departemen yang berada dibawah dan
bertanggung jawab kepada Presiden.
(2) LKPP dipimpin oleh seorang Kepala.
Pasal 2
(1) LKPP mempunyai tugas melaksanakan pengembangan dan
perumusan kebijakan pengadaan barang/jasa Pemerintah.
(2) LKPP ....
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 3 -
(2) LKPP merupakan satu-satunya lembaga pemerintah yang
mempunyai tugas mengembangkan dan merumuskan kebijakan
pengadaan barang/jasa Pemerintah.
Pasal 3
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2,
LKPP menyelenggarakan fungsi :
a. Penyusunan dan perumusan strategi serta penentuan kebijakan dan
standar prosedur di bidang pengadaan barang/jasa Pemerintah
termasuk pengadaan badan usaha dalam rangka kerjasama
Pemerintah dengan badan usaha;
b. Penyusunan dan perumusan strategi serta penentuan kebijakan
pembinaan sumber daya manusia di bidang pengadaan barang/jasa
Pemerintah;
c. Pemantauan dan evaluasi pelaksanaannya;
d. Pembinaan dan pengembangan sistem informasi serta pengawasan
penyelenggaraan pengadaan barang/jasa Pemerintah secara
elektronik (electronic procurement);
e. Pemberian bimbingan teknis, advokasi dan bantuan hukum;
f. Penyelenggaraan pelayanan administrasi umum di bidang
perencanaan, penatausahaan, kepegawaian, keuangan dan
perlengkapan serta rumah tangga.
Pasal 4
Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, LKPP dikoordinasikan oleh
Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional.
BAB II ...
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 4 -
BAB II
ORGANISASI
Bagian Pertama
Susunan Organisasi
Pasal 5
Susunan organisasi LKPP terdiri dari :
a. Kepala;
b. Sekretariat Utama;
c. Deputi Bidang Pengembangan Strategi dan Kebijakan;
d. Deputi Bidang Monitoring-Evaluasi dan Pengembangan Sistem
Informasi;
e. Deputi Bidang Pengembangan dan Pembinaan Sumber Daya
Manusia;
f. Deputi Bidang Hukum dan Penyelesaian Sanggah.
Bagian Kedua
Kepala
Pasal 6
Kepala adalah pimpinan LKPP.
Pasal 7
Kepala mempunyai tugas memimpin LKPP dalam menjalankan tugas
dan fungsi LKPP.
Bagian ...
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 5 -
Bagian Ketiga
Sekretariat Utama
Pasal 8
(1) Sekretariat Utama adalah unsur pembantu pimpinan yang berada di
bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala.
(2) Sekretariat Utama dipimpin oleh Sekretaris Utama.
Pasal 9
Sekretariat Utama mempunyai tugas melaksanakan koordinasi,
pembinaan dan pengendalian terhadap program, kegiatan, administrasi
dan sumber daya di lingkungan LKPP.
Pasal 10
Dalam melaksanakan tugas, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7,
Sekretariat Utama menyelenggarakan fungsi :
a. koordinasi kegiatan di lingkungan LKPP;
b. penyelenggaraan pengelolaan administrasi umum untuk mendukung
kelancaran pelaksanaan tugas dan fungsi di lingkungan LKPP;
c. penyelenggaraan hubungan kerja di bidang administrasi dengan
lembaga terkait;
d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala LKPP.
Bagian ...
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 6 -
Bagian Keempat
Deputi Bidang Pengembangan Strategi dan Kebijakan
Pasal 11
(1) Deputi Bidang Pengembangan Strategi dan Kebijakan adalah unsur
pelaksana tugas LKPP yang berada di bawah dan bertanggung jawab
kepada Kepala.
(2) Deputi Bidang Pengembangan Strategi dan Kebijakan dipimpin oleh
Deputi.
Pasal 12
Deputi Bidang Pengembangan Strategi dan Kebijakan mempunyai tugas
melaksanakan perumusan dan pelaksanaan penyusunan strategi dan
kebijakan pengembangan pengadaan barang/jasa Pemerintah termasuk
pengadaan badan usaha dalam rangka kerjasama Pemerintah dengan badan
usaha.
Pasal 13
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12, Deputi
Bidang Pengembangan Strategi dan Kebijakan menyelenggarakan fungsi :
a. penyusunan rumusan strategi dan kebijakan di bidang pengadaan
barang/jasa Pemerintah dan pengadaan badan usaha dalam rangka
kerjasama Pemerintah dengan badan usaha, termasuk kerjasama
internasional yang terkait dengan pengadaan barang/jasa Pemerintah;
b. penyusunan standar, pedoman, prosedur dan manual untuk proses
pengadaan barang/jasa Pemerintah;
Bagian ...
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 7 -
Bagian Kelima
Deputi Bidang Monitoring-Evaluasi
dan Pengembangan Sistem Informasi
Pasal 14
(1) Deputi Bidang Monitoring-Evaluasi dan Pengembangan Sistem
Informasi adalah unsur pelaksana tugas LKPP yang berada di bawah
dan bertanggung jawab kepada Kepala.
(2) Deputi Bidang Monitoring-Evaluasi dan Pengembangan Sistem
Informasi dipimpin oleh Deputi.
Pasal 15
Deputi Bidang Monitoring-Evaluasi dan Sistem Informasi mempunyai
tugas melaksanakan pemantauan, penilaian, melakukan evaluasi dan
memberikan masukan atas pelaksanaan pengadaan barang/jasa Pemerintah
tahun sebelumnya untuk menjadi bahan penyusunan proses perencanaan
dan anggaran serta pembinaan dan pengembangan sistem informasi
pengadaan barang/jasa Pemerintah secara elektronik (electronic
procurement).
Pasal 16
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15, Deputi
Bidang Monitoring-Evaluasi dan Pengembangan Sistem Informasi
menyelenggarakan fungsi :
a. penyiapan dan perumusan kebijakan sistem pemantauan, penilaian dan
evaluasi pelaksanaan proses pengadaan barang/jasa Pemerintah;
b. koordinasi ...
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 8 -
b. koordinasi dan sinkronisasi pemantauan dan evaluasi pelaksanaan
proses pengadaan barang/jasa Pemerintah melalui permintaan data hasil
pengadaan barang/jasa yang telah dan sedang berjalan kepada instansi
Pemerintah di Pusat dan di Daerah;
c. penyiapan masukan kepada Departemen Keuangan dan Kementerian
Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan
Pembangunan Nasional tentang rencana pengadaan sebagai bahan
referensi penyusunan dan pelaksanaan anggaran untuk dicantumkan
dalam Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian/Lembaga (RKAKL)
yang akan dibahas dengan Dewan Perwakilan Rakyat Republik
Indonesia;
d. melakukan koordinasi, pembinaan, pengawasan dan pengembangan
sistem pengadaan barang/jasa Pemerintah secara elektronik.
Bagian Keenam
Deputi Bidang Pengembangan dan Pembinaan
Sumber Daya Manusia
Pasal 17
(1) Deputi Bidang Pengembangan dan Pembinaan Sumber Daya Manusia
adalah unsur pelaksana tugas LKPP yang berada di bawah dan
bertanggung jawab kepada Kepala.
(2) Deputi Bidang Pengembangan dan Pembinaan Sumber Daya Manusia
dipimpin oleh Deputi.
Pasal 18
Deputi Bidang Pengembangan dan Pembinaan Sumber Daya Manusia
mempunyai tugas melaksanakan perumusan dan pelaksanaan penyusunan
strategi dan kebijakan pembinaan sumber daya manusia di bidang
pengadaan barang/jasa Pemerintah.
Pasal 19 ...
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 9 -
Pasal 19
Dalam melaksanakan tugas, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18,
Deputi Bidang Pengembangan dan Pembinaan Sumber Daya Manusia
menyelenggarakan fungsi :
a. penyusunan rumusan strategi dan kebijakan pembinaan sumber daya
manusia di bidang pengadaan barang/jasa Pemerintah;
b. penyusunan rencana dan program serta penyelenggaraannya pembinaan
nasional di bidang pengadaan barang/jasa Pemerintah;
c. penyusunan sistem dan penyelenggaraan pengujian kompetensi profesi
di bidang pengadaan barang/jasa Pemerintah.
Bagian Ketujuh
Deputi Bidang Hukum dan Penyelesaian Sanggah
Pasal 20
(1) Deputi Bidang Hukum dan Penyelesaian Sanggah adalah unsur
pelaksana tugas LKPP yang berada di bawah dan bertanggung jawab
kepada Kepala.
(2) Deputi Bidang Hukum dan Penyelesaian Sanggah dipimpin oleh Deputi.
Pasal 21
Deputi Bidang Hukum dan Penyelesaian Sanggah mempunyai tugas
memberikan saran, pendapat, rekomendasi dalam penyelesaian sanggah dan
permasalahan hukum lainnya di bidang pengadaan barang/jasa Pemerintah.
Pasal 22 ...
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 10 -
Pasal 22
Dalam melaksanakan tugas, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21, Deputi
Bidang Hukum dan Penyelesaian Sanggah menyelenggarakan fungsi :
a. pemberian bimbingan teknis dan advokasi kepada seluruh stakeholders
terkait dengan aturan/regulasi pengadaan barang/jasa Pemerintah;
b. pemberian pendapat, rekomendasi dan tindakan koreksi kepada para
pengelola pengadaan yang sedang atau akan melakukan proses
pengadaan barang/jasa;
c. pemberian bantuan, nasihat dan pendapat hukum kepada pengelola
pengadaan yang sedang menghadapi permasalahan dari proses
pengadaan yang telah lalu;
d. pemberian pendapat hukum dan kesaksian ahli di bidang pengadaan
barang/jasa Pemerintah.
Bagian Kedelapan
Lain-Lain
Pasal 23
(1) Sekretariat Utama terdiri dari paling banyak 3 (tiga) Biro.
(2) Deputi terdiri dari paling banyak 3 (tiga) Direktorat.
(3) Biro terdiri dari paling banyak 3 (tiga) Bagian, dan masing-masing
Bagian terdiri dari paling banyak 2 (dua) Subbagian;
(4) Direktorat terdiri dari paling banyak 3 (tiga) Subdirektorat dan masing-
masing Subdirektorat terdiri dari paling banyak 2 (dua) Seksi.
Pasal 24
Di lingkungan LKPP dapat ditetapkan jabatan fungsional sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 25 ...
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 11 -
Pasal 25
(1) Apabila dipandang perlu di lingkungan LKPP dapat dibentuk Pusat
sebagai unsur penunjang tugas pokok lembaga.
(2) Pusat dipimpin oleh seorang Kepala Pusat.
Pasal 26
(1) Pusat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25 terdiri dari 2 (dua)
Bidang dan 1 (satu) Subbagian Tata Usaha.
(2) Pusat dapat membawahkan kelompok jabatan fungsional sesuai dengan
bidang tugasnya.
BAB III
TATA KERJA
Pasal 27
Dalam merumuskan kebijakan dan strategi di bidang pengadaan barang/jasa
Pemerintah, LKPP memperhatikan arahan dari Menteri Negara
Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan
Pembangunan Nasional, Menteri Keuangan, Menteri Negara
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Sekretaris Kabinet dan
memperhatikan masukan dari kementerian negara/lembaga.
Pasal 28
LKPP dalam menyusun kebijakan pengadaan barang/jasa Pemerintah untuk
implementasi RKAKL berkoordinasi dengan Departemen Keuangan dan
Kementerian Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan
Perencanaan Pembangunan Nasional.
Pasal 29 ...
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 12 -
Pasal 29
Dalam LKPP dalam melaksanakan hubungan dan kerjasama internasional
serta perundingan dengan pemberi Pinjaman dan Hibah Luar Negeri
(PHLN) yang terkait di bidang pengadaan barang/jasa Pemerintah
berkoordinasi dengan Departemen Keuangan, Departemen Luar Negeri,
Departemen Perdagangan dan Kementerian Negara Perencanaan
Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional.
Pasal 30
Semua unsur dilingkungan LKPP dalam melaksanakan tugasnya wajib
menerapkan prinsip koordinasi, integrasi dan sinkronisasi baik dalam
lingkungan LKPP maupun dalam hubungan dengan instansi Pemerintah di
Pusat dan Daerah.
Pasal 31
Sistem pengendalian intern di lingkungan masing-masing yang
memungkinkan terlaksananya mekanisme uji silang.
Pasal 32
Setiap pimpinan satuan organisasi bertanggung jawab memimpin dan
mengkoordinasikan bawahan masing-masing dan memberikan pengarahan
serta petunjuk bagi pelaksanaan tugas bawahan.
Pasal 33
Setiap pimpinan satuan organisasi wajib mengikuti dan mematuhi petunjuk
dan bertanggungjawab pada atasan masing-masing serta menyampaikan
laporan secara berkala tepat pada waktunya.
Pasal 34 ...
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 13 -
Pasal 34
Dalam melaksanakan tugas, setiap pimpinan satuan organisasi wajib
melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap satuan organisasi
dibawahnya.
BAB IV
ESELON, PENGANGKATAN DAN
PEMBERHENTIAN
Pasal 35
Kepala LKPP adalah jabatan negeri.
Pasal 36
(1) Kepala, Sekretaris Utama dan Deputi adalah jabatan struktural eselon
Ia.
(2) Kepala Pusat dan Direktur adalah jabatan struktural eselon IIa.
(3) Kepala Bidang, Kepala Subdirektorat dan Kepala Bagian adalah
jabatan struktural eselon IIIa.
(4) Kepala Subbidang, Kepala Seksi dan Kepala Subbagian adalah jabatan
struktural eselon IVa.
Pasal 37
(1) Kepala LKPP diangkat dan diberhentikan oleh Presiden.
(2) Deputi diangkat dan diberhentikan oleh Presiden atas usul Kepala
LKPP.
(3) Pejabat eselon II ke bawah di lingkungan LKPP diangkat dan
diberhentikan oleh Kepala LKPP.
Pasal 38 ...
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 14 -
Pasal 38
Pelantikan Kepala dilakukan oleh Presiden atau Menteri yang ditugaskan
oleh Presiden.
BAB V
PEMBIAYAAN
Pasal 39
Segala biaya yang diperlukan untuk pelaksanaan tugas LKPP dibebankan
pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara.
BAB VI
KETENTUAN LAIN-LAIN
Pasal 40
Rincian lebih lanjut mengenai tugas, fungsi, susunan organisasi dan tata
kerja LKPP ditetapkan oleh Kepala LKPP setelah mendapat persetujuan
dari Menteri yang bertanggungjawab di bidang pendayagunaan aparatur
negara.
BAB VII
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 41
Pada saat mulai berlakunya Peraturan Presiden ini :
a. bidang tugas pengadaan barang/jasa Pemerintah tetap dilaksanakan oleh
Pusat Pengembangan Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Publik,
Kementerian Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan
Perencanaan Pembangunan Nasional sampai dengan selesainya
penataan organisasi LKPP berdasarkan Peraturan Presiden ini;
b. Kementerian ...
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 15 -
b. Kementerian Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan
Perencanaan Pembangunan Nasional dalam jangka waktu paling lama 6
(enam) bulan menyerahkan seluruh dokumen yang berkaitan dengan
pelaksanaan bidang tugas pengadaan barang/jasa Pemerintah kepada
LKPP;
c. Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Pusat Pengembangan Kebijakan
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah menjadi Pegawai Negeri Sipil pada
LKPP dengan ketentuan dalam jangka waktu paling lama 6 (enam)
bulan dapat memilih status tetap sebagai Pegawai Negeri Sipil LKPP
atau Pegawai Negeri Sipil pada Kementerian Negara Perencanaan
Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional;
d. Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Kementerian/Lembaga Pemerintah
lainnya dapat menjadi Pegawai Negeri Sipil pada LKPP;
e. Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan
Perencanaan Pembangunan Nasional, Kepala LKPP dan Kepala Badan
Kepegawaian Negara mengatur penyelesaian administrasi pengalihan
Pegawai Negeri Sipil dari Kementerian Negara Perencanaan
Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional
kepada LKPP sebagaimana dimaksud pada huruf c;
f. Kepala LKPP dan Kepala Badan Kepegawaian Negara mengatur
penyelesaian administrasi pengalihan Pegawai Negeri Sipil dari
Kementerian/Lembaga Pemerintah lainnya kepada LKPP sebagaimana
dimaksud pada huruf d;
g. seluruh aset Negara yang dikelola dan digunakan oleh Kementerian
Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan
Pembangunan Nasional untuk pelaksanaan bidang tugas pengadaan
barang/jasa Pemerintah, dalam jangka waktu paling lama 6 (enam)
bulan, beralih pengelolaan dan penggunaannya kepada LKPP setelah
mendapat persetujuan Menteri Keuangan;
h. seluruh ...
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 16 -
h. seluruh hak dan kewajiban Kementerian Negara Perencanaan
Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional
dalam bidang tugas pengadaan barang/jasa Pemerintah, kecuali
ditentukan lain oleh peraturan perundang-undangan tentang pengadaan
barang/jasa, beralih kepada LKPP.
Pasal 42
Pada saat mulai berlakunya Peraturan Presiden ini, biaya pelaksanaan tugas
dan fungsi LKPP dibebankan kepada anggaran belanja Kementerian Negara
Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan
Nasional sampai dengan LKPP memiliki anggaran sendiri sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
BAB VIII
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 43
Pada saat berlakunya Peraturan Presiden ini, ketentuan sepanjang yang
mengatur mengenai unit kerja di lingkungan Badan Perencanaan
Pembangunan Nasional yang melakukan fungsi pengembangan kebijakan
pengadaan barang/jasa pemerintah, dinyatakan tidak berlaku.
Pasal 44 ...
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 17 -
Pasal 44
Peraturan Presiden ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 6 Desember 2007
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
ttd.
DR. H. SUSILO BAMBANG YUDHOYONO
Salinan sesuai dengan aslinya
Deputi Sekretaris Kabinet
Bidang Hukum,
ttd
Dr. M. Iman Santoso

More Related Content

What's hot

20211013 kebijakan jf pemprov jabar singkat
20211013 kebijakan jf pemprov jabar singkat20211013 kebijakan jf pemprov jabar singkat
20211013 kebijakan jf pemprov jabar singkatKutsiyatinMSi
 
0 uu nomor 25 tahun 2004
0 uu nomor 25 tahun 20040 uu nomor 25 tahun 2004
0 uu nomor 25 tahun 2004bappedameme
 
Pembangunan Daerah, Sektor, dan Nasional
Pembangunan Daerah, Sektor, dan Nasional Pembangunan Daerah, Sektor, dan Nasional
Pembangunan Daerah, Sektor, dan Nasional Dadang Solihin
 
Tupoksi sekertariat dan inspektorat
Tupoksi sekertariat dan inspektoratTupoksi sekertariat dan inspektorat
Tupoksi sekertariat dan inspektoratAkB
 
Tupoksi badan
Tupoksi badanTupoksi badan
Tupoksi badanAkB
 
Tupoksi dinas
Tupoksi dinasTupoksi dinas
Tupoksi dinasAkB
 
Pergub no.256 tahun_.2016_
Pergub no.256 tahun_.2016_Pergub no.256 tahun_.2016_
Pergub no.256 tahun_.2016_Dandy Putra
 
Sosialisasi UU ASN 8 Jan 2014
Sosialisasi UU ASN 8 Jan 2014Sosialisasi UU ASN 8 Jan 2014
Sosialisasi UU ASN 8 Jan 2014Edhie Wibowo
 
Sosialisasi uu asn 2014
Sosialisasi uu asn 2014Sosialisasi uu asn 2014
Sosialisasi uu asn 2014mojangjasinga
 
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2020 Tentang Perubahan...
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2020 Tentang Perubahan...Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2020 Tentang Perubahan...
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2020 Tentang Perubahan...Web Master
 
Salinan Peraturan LAN 10 Tahun 2021 tentang Perubahan Atas Peraturan LAN 1 Ta...
Salinan Peraturan LAN 10 Tahun 2021 tentang Perubahan Atas Peraturan LAN 1 Ta...Salinan Peraturan LAN 10 Tahun 2021 tentang Perubahan Atas Peraturan LAN 1 Ta...
Salinan Peraturan LAN 10 Tahun 2021 tentang Perubahan Atas Peraturan LAN 1 Ta...Coach RFIRMANS
 
Orientasi dewan kabupaten oki
Orientasi dewan kabupaten okiOrientasi dewan kabupaten oki
Orientasi dewan kabupaten okihoyin rizmu
 

What's hot (18)

20211013 kebijakan jf pemprov jabar singkat
20211013 kebijakan jf pemprov jabar singkat20211013 kebijakan jf pemprov jabar singkat
20211013 kebijakan jf pemprov jabar singkat
 
Tusi bkd2 revisi..
Tusi bkd2 revisi..Tusi bkd2 revisi..
Tusi bkd2 revisi..
 
0 uu nomor 25 tahun 2004
0 uu nomor 25 tahun 20040 uu nomor 25 tahun 2004
0 uu nomor 25 tahun 2004
 
Pembangunan Daerah, Sektor, dan Nasional
Pembangunan Daerah, Sektor, dan Nasional Pembangunan Daerah, Sektor, dan Nasional
Pembangunan Daerah, Sektor, dan Nasional
 
Tupoksi sekertariat dan inspektorat
Tupoksi sekertariat dan inspektoratTupoksi sekertariat dan inspektorat
Tupoksi sekertariat dan inspektorat
 
Tupoksi badan
Tupoksi badanTupoksi badan
Tupoksi badan
 
Tupoksi dinas
Tupoksi dinasTupoksi dinas
Tupoksi dinas
 
4. 2019 pp 030
4. 2019 pp 0304. 2019 pp 030
4. 2019 pp 030
 
Pp 11 tahun 2017
Pp 11 tahun 2017Pp 11 tahun 2017
Pp 11 tahun 2017
 
Pergub no.256 tahun_.2016_
Pergub no.256 tahun_.2016_Pergub no.256 tahun_.2016_
Pergub no.256 tahun_.2016_
 
Sosialisasi UU ASN 8 Jan 2014
Sosialisasi UU ASN 8 Jan 2014Sosialisasi UU ASN 8 Jan 2014
Sosialisasi UU ASN 8 Jan 2014
 
Tupoksi dinas perumahan dan kawasan pemukiman
Tupoksi dinas perumahan dan kawasan  pemukimanTupoksi dinas perumahan dan kawasan  pemukiman
Tupoksi dinas perumahan dan kawasan pemukiman
 
Isi renstra 2016 2021 hasil perbaikan
Isi renstra 2016 2021 hasil perbaikanIsi renstra 2016 2021 hasil perbaikan
Isi renstra 2016 2021 hasil perbaikan
 
Sosialisasi uu asn 2014
Sosialisasi uu asn 2014Sosialisasi uu asn 2014
Sosialisasi uu asn 2014
 
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2020 Tentang Perubahan...
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2020 Tentang Perubahan...Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2020 Tentang Perubahan...
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2020 Tentang Perubahan...
 
Salinan Peraturan LAN 10 Tahun 2021 tentang Perubahan Atas Peraturan LAN 1 Ta...
Salinan Peraturan LAN 10 Tahun 2021 tentang Perubahan Atas Peraturan LAN 1 Ta...Salinan Peraturan LAN 10 Tahun 2021 tentang Perubahan Atas Peraturan LAN 1 Ta...
Salinan Peraturan LAN 10 Tahun 2021 tentang Perubahan Atas Peraturan LAN 1 Ta...
 
Adk
AdkAdk
Adk
 
Orientasi dewan kabupaten oki
Orientasi dewan kabupaten okiOrientasi dewan kabupaten oki
Orientasi dewan kabupaten oki
 

Viewers also liked

Pengantaran tower permanen telkomsel pt.expedisi888 manado
Pengantaran tower permanen telkomsel pt.expedisi888 manadoPengantaran tower permanen telkomsel pt.expedisi888 manado
Pengantaran tower permanen telkomsel pt.expedisi888 manadoDONALD VERNANDO RARUNG
 
Regards croisés sur les badges web-conférence du 28/03/17
Regards croisés sur les badges web-conférence du 28/03/17 Regards croisés sur les badges web-conférence du 28/03/17
Regards croisés sur les badges web-conférence du 28/03/17 FFFOD
 
Pendidikan vokasi meenjelang diberlakukannya mea 2015 seminar um magelang
Pendidikan vokasi meenjelang diberlakukannya mea 2015  seminar um magelangPendidikan vokasi meenjelang diberlakukannya mea 2015  seminar um magelang
Pendidikan vokasi meenjelang diberlakukannya mea 2015 seminar um magelangKemdikbud
 
Ks 03-supervisi-akademik-2
Ks 03-supervisi-akademik-2Ks 03-supervisi-akademik-2
Ks 03-supervisi-akademik-2Khusnul Huda
 
2do como-se-aprende-a-jugar-al-futbol
2do como-se-aprende-a-jugar-al-futbol2do como-se-aprende-a-jugar-al-futbol
2do como-se-aprende-a-jugar-al-futboldiegocamuss
 
Revitalisasi Peran Pengawas Sekolah Sebagai Quality Control Mutu Pendidikan. ...
Revitalisasi Peran Pengawas Sekolah Sebagai Quality Control Mutu Pendidikan. ...Revitalisasi Peran Pengawas Sekolah Sebagai Quality Control Mutu Pendidikan. ...
Revitalisasi Peran Pengawas Sekolah Sebagai Quality Control Mutu Pendidikan. ...Joko Prasetiyo
 
Fungsi Pengawasan Dalam Meningkatkan Mutu Sekolah
Fungsi Pengawasan Dalam Meningkatkan Mutu SekolahFungsi Pengawasan Dalam Meningkatkan Mutu Sekolah
Fungsi Pengawasan Dalam Meningkatkan Mutu SekolahPuspawijaya Putra
 
Karya Tulis Ilmiah untuk Pengawas Sekolah/Madrasah
Karya Tulis Ilmiah untuk Pengawas Sekolah/Madrasah Karya Tulis Ilmiah untuk Pengawas Sekolah/Madrasah
Karya Tulis Ilmiah untuk Pengawas Sekolah/Madrasah museum bayt qur'an
 
Kebijakan DITPSMK
Kebijakan DITPSMKKebijakan DITPSMK
Kebijakan DITPSMKTaufiq Abah
 
Tindak Lanjut Program Pendidikan Vokasi 30 Agustus 2016
Tindak Lanjut Program Pendidikan Vokasi 30 Agustus 2016Tindak Lanjut Program Pendidikan Vokasi 30 Agustus 2016
Tindak Lanjut Program Pendidikan Vokasi 30 Agustus 2016The World Bank
 
Program Teaching Factory SMK
Program Teaching Factory SMKProgram Teaching Factory SMK
Program Teaching Factory SMKThe World Bank
 
KARYA TULIS ILMIAH PENGAWAS SEKOLAH
KARYA TULIS ILMIAH PENGAWAS SEKOLAHKARYA TULIS ILMIAH PENGAWAS SEKOLAH
KARYA TULIS ILMIAH PENGAWAS SEKOLAHNASuprawoto Sunardjo
 
Kebijakan pengembangan pendidikan kejuruan (its, 23 nov 2016) compress
Kebijakan pengembangan pendidikan kejuruan (its, 23 nov 2016) compressKebijakan pengembangan pendidikan kejuruan (its, 23 nov 2016) compress
Kebijakan pengembangan pendidikan kejuruan (its, 23 nov 2016) compressThe World Bank
 

Viewers also liked (20)

Pm 152 tahun_2016
Pm 152 tahun_2016Pm 152 tahun_2016
Pm 152 tahun_2016
 
Pengantaran tower permanen telkomsel pt.expedisi888 manado
Pengantaran tower permanen telkomsel pt.expedisi888 manadoPengantaran tower permanen telkomsel pt.expedisi888 manado
Pengantaran tower permanen telkomsel pt.expedisi888 manado
 
Uu no.10 2013_
Uu no.10 2013_Uu no.10 2013_
Uu no.10 2013_
 
Undang undang-tahun-2008-09-08
Undang undang-tahun-2008-09-08Undang undang-tahun-2008-09-08
Undang undang-tahun-2008-09-08
 
Regards croisés sur les badges web-conférence du 28/03/17
Regards croisés sur les badges web-conférence du 28/03/17 Regards croisés sur les badges web-conférence du 28/03/17
Regards croisés sur les badges web-conférence du 28/03/17
 
Pendidikan vokasi meenjelang diberlakukannya mea 2015 seminar um magelang
Pendidikan vokasi meenjelang diberlakukannya mea 2015  seminar um magelangPendidikan vokasi meenjelang diberlakukannya mea 2015  seminar um magelang
Pendidikan vokasi meenjelang diberlakukannya mea 2015 seminar um magelang
 
Ks 03-supervisi-akademik-2
Ks 03-supervisi-akademik-2Ks 03-supervisi-akademik-2
Ks 03-supervisi-akademik-2
 
Uu 32 tahun_2009_(pplh) (2)
Uu 32 tahun_2009_(pplh) (2)Uu 32 tahun_2009_(pplh) (2)
Uu 32 tahun_2009_(pplh) (2)
 
2do como-se-aprende-a-jugar-al-futbol
2do como-se-aprende-a-jugar-al-futbol2do como-se-aprende-a-jugar-al-futbol
2do como-se-aprende-a-jugar-al-futbol
 
Revitalisasi Peran Pengawas Sekolah Sebagai Quality Control Mutu Pendidikan. ...
Revitalisasi Peran Pengawas Sekolah Sebagai Quality Control Mutu Pendidikan. ...Revitalisasi Peran Pengawas Sekolah Sebagai Quality Control Mutu Pendidikan. ...
Revitalisasi Peran Pengawas Sekolah Sebagai Quality Control Mutu Pendidikan. ...
 
Fungsi Pengawasan Dalam Meningkatkan Mutu Sekolah
Fungsi Pengawasan Dalam Meningkatkan Mutu SekolahFungsi Pengawasan Dalam Meningkatkan Mutu Sekolah
Fungsi Pengawasan Dalam Meningkatkan Mutu Sekolah
 
Karya Tulis Ilmiah untuk Pengawas Sekolah/Madrasah
Karya Tulis Ilmiah untuk Pengawas Sekolah/Madrasah Karya Tulis Ilmiah untuk Pengawas Sekolah/Madrasah
Karya Tulis Ilmiah untuk Pengawas Sekolah/Madrasah
 
Kebijakan DITPSMK
Kebijakan DITPSMKKebijakan DITPSMK
Kebijakan DITPSMK
 
Tindak Lanjut Program Pendidikan Vokasi 30 Agustus 2016
Tindak Lanjut Program Pendidikan Vokasi 30 Agustus 2016Tindak Lanjut Program Pendidikan Vokasi 30 Agustus 2016
Tindak Lanjut Program Pendidikan Vokasi 30 Agustus 2016
 
Penyusunan Program Kepengawasan
Penyusunan Program KepengawasanPenyusunan Program Kepengawasan
Penyusunan Program Kepengawasan
 
Penelitian Kepengawasan
Penelitian KepengawasanPenelitian Kepengawasan
Penelitian Kepengawasan
 
Program Teaching Factory SMK
Program Teaching Factory SMKProgram Teaching Factory SMK
Program Teaching Factory SMK
 
program pengawas 2016
program pengawas 2016program pengawas 2016
program pengawas 2016
 
KARYA TULIS ILMIAH PENGAWAS SEKOLAH
KARYA TULIS ILMIAH PENGAWAS SEKOLAHKARYA TULIS ILMIAH PENGAWAS SEKOLAH
KARYA TULIS ILMIAH PENGAWAS SEKOLAH
 
Kebijakan pengembangan pendidikan kejuruan (its, 23 nov 2016) compress
Kebijakan pengembangan pendidikan kejuruan (its, 23 nov 2016) compressKebijakan pengembangan pendidikan kejuruan (its, 23 nov 2016) compress
Kebijakan pengembangan pendidikan kejuruan (its, 23 nov 2016) compress
 

Similar to Peraturan presiden no_106_tahun_2007[1]

Perpres no 106 th 2007
Perpres no 106 th 2007Perpres no 106 th 2007
Perpres no 106 th 2007ADIJM
 
Perpres no 24_th_2010
Perpres no 24_th_2010Perpres no 24_th_2010
Perpres no 24_th_2010POOPURNA
 
Juknis formasi jabatan fungsional pengadaan barang dan jasa
Juknis formasi jabatan fungsional pengadaan barang dan jasaJuknis formasi jabatan fungsional pengadaan barang dan jasa
Juknis formasi jabatan fungsional pengadaan barang dan jasaUlfah Hanum
 
Perpres27 tahun 2020-2020
Perpres27 tahun 2020-2020Perpres27 tahun 2020-2020
Perpres27 tahun 2020-2020nathanabigail
 
Perpres no.44 tahun 2015 tentang kementerian hukum dan ham
Perpres no.44 tahun 2015 tentang kementerian hukum dan hamPerpres no.44 tahun 2015 tentang kementerian hukum dan ham
Perpres no.44 tahun 2015 tentang kementerian hukum dan hamFaizal Putra
 
Permenpan2013 045 angka kredit analis
Permenpan2013 045 angka kredit analisPermenpan2013 045 angka kredit analis
Permenpan2013 045 angka kredit analisWinarto Winartoap
 
permenpan 45 tahun 2013 tentang jabatan fungsional analis kebijakan dan angka...
permenpan 45 tahun 2013 tentang jabatan fungsional analis kebijakan dan angka...permenpan 45 tahun 2013 tentang jabatan fungsional analis kebijakan dan angka...
permenpan 45 tahun 2013 tentang jabatan fungsional analis kebijakan dan angka...Ridho Fitrah Hyzkia
 
Permenpan no.45 tahun 2013 jfak
Permenpan no.45 tahun 2013 jfakPermenpan no.45 tahun 2013 jfak
Permenpan no.45 tahun 2013 jfaktaufikoke
 
Pergub Provinsi Lampung Nomor 33 thn2010_ Tupoksi bappeda
Pergub Provinsi Lampung Nomor 33 thn2010_ Tupoksi bappedaPergub Provinsi Lampung Nomor 33 thn2010_ Tupoksi bappeda
Pergub Provinsi Lampung Nomor 33 thn2010_ Tupoksi bappedasantoni toni
 
Permen PPN Nomor 2 Tahun 2020.pdf
Permen PPN Nomor 2 Tahun 2020.pdfPermen PPN Nomor 2 Tahun 2020.pdf
Permen PPN Nomor 2 Tahun 2020.pdfBilherSihombing2
 
PERWALI NOMOR 17 TAHUN 2021 UPT PPA.pdf
PERWALI NOMOR 17 TAHUN 2021 UPT PPA.pdfPERWALI NOMOR 17 TAHUN 2021 UPT PPA.pdf
PERWALI NOMOR 17 TAHUN 2021 UPT PPA.pdfDenySask
 
Draft Revisi UU ASN No 5 tahun 2014
Draft Revisi UU ASN No 5 tahun 2014Draft Revisi UU ASN No 5 tahun 2014
Draft Revisi UU ASN No 5 tahun 2014Muhammad Sirajuddin
 
Peraturan pemerintah-republik-indonesia-nomor-49-tahun-2018-74
Peraturan pemerintah-republik-indonesia-nomor-49-tahun-2018-74Peraturan pemerintah-republik-indonesia-nomor-49-tahun-2018-74
Peraturan pemerintah-republik-indonesia-nomor-49-tahun-2018-74KantorHukum1
 
3. pp nomor 49 tahun 2018
3. pp nomor 49 tahun 20183. pp nomor 49 tahun 2018
3. pp nomor 49 tahun 2018KutsiyatinMSi
 
14. pp nomor 49_tahun_2018 ttg p3_k
14. pp nomor 49_tahun_2018 ttg p3_k14. pp nomor 49_tahun_2018 ttg p3_k
14. pp nomor 49_tahun_2018 ttg p3_kVietaRohmatin
 
Penguatan Sistem Inovasi Daerah
Penguatan Sistem Inovasi DaerahPenguatan Sistem Inovasi Daerah
Penguatan Sistem Inovasi DaerahMuh Saleh
 
Peraturan Menteri PAN RB No 53 Tahun 2022.pdf
Peraturan Menteri PAN RB No 53 Tahun 2022.pdfPeraturan Menteri PAN RB No 53 Tahun 2022.pdf
Peraturan Menteri PAN RB No 53 Tahun 2022.pdfIPeKBPenyuluhKB
 

Similar to Peraturan presiden no_106_tahun_2007[1] (20)

Perpres no 106 th 2007
Perpres no 106 th 2007Perpres no 106 th 2007
Perpres no 106 th 2007
 
Perpres no 24_th_2010
Perpres no 24_th_2010Perpres no 24_th_2010
Perpres no 24_th_2010
 
Juknis formasi jabatan fungsional pengadaan barang dan jasa
Juknis formasi jabatan fungsional pengadaan barang dan jasaJuknis formasi jabatan fungsional pengadaan barang dan jasa
Juknis formasi jabatan fungsional pengadaan barang dan jasa
 
Perpres27 tahun 2020-2020
Perpres27 tahun 2020-2020Perpres27 tahun 2020-2020
Perpres27 tahun 2020-2020
 
Perpres no.44 tahun 2015 tentang kementerian hukum dan ham
Perpres no.44 tahun 2015 tentang kementerian hukum dan hamPerpres no.44 tahun 2015 tentang kementerian hukum dan ham
Perpres no.44 tahun 2015 tentang kementerian hukum dan ham
 
Permenpan2013 045 angka kredit analis
Permenpan2013 045 angka kredit analisPermenpan2013 045 angka kredit analis
Permenpan2013 045 angka kredit analis
 
permenpan 45 tahun 2013 tentang jabatan fungsional analis kebijakan dan angka...
permenpan 45 tahun 2013 tentang jabatan fungsional analis kebijakan dan angka...permenpan 45 tahun 2013 tentang jabatan fungsional analis kebijakan dan angka...
permenpan 45 tahun 2013 tentang jabatan fungsional analis kebijakan dan angka...
 
Permenpan no.45 tahun 2013 jfak
Permenpan no.45 tahun 2013 jfakPermenpan no.45 tahun 2013 jfak
Permenpan no.45 tahun 2013 jfak
 
Pergub Provinsi Lampung Nomor 33 thn2010_ Tupoksi bappeda
Pergub Provinsi Lampung Nomor 33 thn2010_ Tupoksi bappedaPergub Provinsi Lampung Nomor 33 thn2010_ Tupoksi bappeda
Pergub Provinsi Lampung Nomor 33 thn2010_ Tupoksi bappeda
 
Permenpan2013 045
Permenpan2013 045Permenpan2013 045
Permenpan2013 045
 
Permen PPN Nomor 2 Tahun 2020.pdf
Permen PPN Nomor 2 Tahun 2020.pdfPermen PPN Nomor 2 Tahun 2020.pdf
Permen PPN Nomor 2 Tahun 2020.pdf
 
PERWALI NOMOR 17 TAHUN 2021 UPT PPA.pdf
PERWALI NOMOR 17 TAHUN 2021 UPT PPA.pdfPERWALI NOMOR 17 TAHUN 2021 UPT PPA.pdf
PERWALI NOMOR 17 TAHUN 2021 UPT PPA.pdf
 
SOSIALISASI UU ASN 2014
SOSIALISASI UU ASN 2014SOSIALISASI UU ASN 2014
SOSIALISASI UU ASN 2014
 
Permenpan2013 033
Permenpan2013 033Permenpan2013 033
Permenpan2013 033
 
Draft Revisi UU ASN No 5 tahun 2014
Draft Revisi UU ASN No 5 tahun 2014Draft Revisi UU ASN No 5 tahun 2014
Draft Revisi UU ASN No 5 tahun 2014
 
Peraturan pemerintah-republik-indonesia-nomor-49-tahun-2018-74
Peraturan pemerintah-republik-indonesia-nomor-49-tahun-2018-74Peraturan pemerintah-republik-indonesia-nomor-49-tahun-2018-74
Peraturan pemerintah-republik-indonesia-nomor-49-tahun-2018-74
 
3. pp nomor 49 tahun 2018
3. pp nomor 49 tahun 20183. pp nomor 49 tahun 2018
3. pp nomor 49 tahun 2018
 
14. pp nomor 49_tahun_2018 ttg p3_k
14. pp nomor 49_tahun_2018 ttg p3_k14. pp nomor 49_tahun_2018 ttg p3_k
14. pp nomor 49_tahun_2018 ttg p3_k
 
Penguatan Sistem Inovasi Daerah
Penguatan Sistem Inovasi DaerahPenguatan Sistem Inovasi Daerah
Penguatan Sistem Inovasi Daerah
 
Peraturan Menteri PAN RB No 53 Tahun 2022.pdf
Peraturan Menteri PAN RB No 53 Tahun 2022.pdfPeraturan Menteri PAN RB No 53 Tahun 2022.pdf
Peraturan Menteri PAN RB No 53 Tahun 2022.pdf
 

More from DONALD VERNANDO RARUNG

UU nomor-35-tahun-2009-tentang-narkotika-ok
UU nomor-35-tahun-2009-tentang-narkotika-okUU nomor-35-tahun-2009-tentang-narkotika-ok
UU nomor-35-tahun-2009-tentang-narkotika-okDONALD VERNANDO RARUNG
 
Proyek pengadaan tiang pancang pembagunan bp2 ip amurang minahasa selatan pt
Proyek pengadaan tiang pancang pembagunan bp2 ip amurang minahasa selatan ptProyek pengadaan tiang pancang pembagunan bp2 ip amurang minahasa selatan pt
Proyek pengadaan tiang pancang pembagunan bp2 ip amurang minahasa selatan ptDONALD VERNANDO RARUNG
 
Kmp julung julung PT. EXPEDISI888 MANADO
Kmp julung julung PT. EXPEDISI888 MANADOKmp julung julung PT. EXPEDISI888 MANADO
Kmp julung julung PT. EXPEDISI888 MANADODONALD VERNANDO RARUNG
 
Alat pengelolah limba rumah sakit pt.expedisi888 manado
Alat pengelolah limba rumah sakit pt.expedisi888 manadoAlat pengelolah limba rumah sakit pt.expedisi888 manado
Alat pengelolah limba rumah sakit pt.expedisi888 manadoDONALD VERNANDO RARUNG
 
Yongki dan fladeo from pt.expedisi888 manado
Yongki dan fladeo from pt.expedisi888 manadoYongki dan fladeo from pt.expedisi888 manado
Yongki dan fladeo from pt.expedisi888 manadoDONALD VERNANDO RARUNG
 
Compact mobile base station atau yang sering disebut dengan combat
Compact mobile base station atau yang sering disebut dengan combatCompact mobile base station atau yang sering disebut dengan combat
Compact mobile base station atau yang sering disebut dengan combatDONALD VERNANDO RARUNG
 
7f87c1a4011f361d43d8ff9e61a7e235 kmk-harga-ekspor-februari-2017
7f87c1a4011f361d43d8ff9e61a7e235 kmk-harga-ekspor-februari-20177f87c1a4011f361d43d8ff9e61a7e235 kmk-harga-ekspor-februari-2017
7f87c1a4011f361d43d8ff9e61a7e235 kmk-harga-ekspor-februari-2017DONALD VERNANDO RARUNG
 
Perdirjen nomor hk_103-2-14-djpl-16_tentang_tata_cara_penerimaan,_penyetoran,...
Perdirjen nomor hk_103-2-14-djpl-16_tentang_tata_cara_penerimaan,_penyetoran,...Perdirjen nomor hk_103-2-14-djpl-16_tentang_tata_cara_penerimaan,_penyetoran,...
Perdirjen nomor hk_103-2-14-djpl-16_tentang_tata_cara_penerimaan,_penyetoran,...DONALD VERNANDO RARUNG
 

More from DONALD VERNANDO RARUNG (16)

PT. expedisi 888 manado
PT. expedisi 888 manadoPT. expedisi 888 manado
PT. expedisi 888 manado
 
Pengantaran barang telkom pt
Pengantaran barang telkom ptPengantaran barang telkom pt
Pengantaran barang telkom pt
 
Permentan 18 thn 2011 insw karantina
Permentan 18 thn 2011 insw karantinaPermentan 18 thn 2011 insw karantina
Permentan 18 thn 2011 insw karantina
 
Uu 1 tahun 2009 ind (1)
Uu 1 tahun 2009 ind (1)Uu 1 tahun 2009 ind (1)
Uu 1 tahun 2009 ind (1)
 
UU nomor-35-tahun-2009-tentang-narkotika-ok
UU nomor-35-tahun-2009-tentang-narkotika-okUU nomor-35-tahun-2009-tentang-narkotika-ok
UU nomor-35-tahun-2009-tentang-narkotika-ok
 
Proyek pengadaan tiang pancang pembagunan bp2 ip amurang minahasa selatan pt
Proyek pengadaan tiang pancang pembagunan bp2 ip amurang minahasa selatan ptProyek pengadaan tiang pancang pembagunan bp2 ip amurang minahasa selatan pt
Proyek pengadaan tiang pancang pembagunan bp2 ip amurang minahasa selatan pt
 
Kmp julung julung PT. EXPEDISI888 MANADO
Kmp julung julung PT. EXPEDISI888 MANADOKmp julung julung PT. EXPEDISI888 MANADO
Kmp julung julung PT. EXPEDISI888 MANADO
 
Alat pengelolah limba rumah sakit pt.expedisi888 manado
Alat pengelolah limba rumah sakit pt.expedisi888 manadoAlat pengelolah limba rumah sakit pt.expedisi888 manado
Alat pengelolah limba rumah sakit pt.expedisi888 manado
 
Yongki dan fladeo from pt.expedisi888 manado
Yongki dan fladeo from pt.expedisi888 manadoYongki dan fladeo from pt.expedisi888 manado
Yongki dan fladeo from pt.expedisi888 manado
 
Material server pulsa pln
Material server pulsa plnMaterial server pulsa pln
Material server pulsa pln
 
About hempel
About hempelAbout hempel
About hempel
 
Compact mobile base station atau yang sering disebut dengan combat
Compact mobile base station atau yang sering disebut dengan combatCompact mobile base station atau yang sering disebut dengan combat
Compact mobile base station atau yang sering disebut dengan combat
 
Coconut oil edible oil coconut oil
Coconut oil edible oil coconut oilCoconut oil edible oil coconut oil
Coconut oil edible oil coconut oil
 
KOMITMEN EXPEDISI888 MANADO
KOMITMEN EXPEDISI888 MANADOKOMITMEN EXPEDISI888 MANADO
KOMITMEN EXPEDISI888 MANADO
 
7f87c1a4011f361d43d8ff9e61a7e235 kmk-harga-ekspor-februari-2017
7f87c1a4011f361d43d8ff9e61a7e235 kmk-harga-ekspor-februari-20177f87c1a4011f361d43d8ff9e61a7e235 kmk-harga-ekspor-februari-2017
7f87c1a4011f361d43d8ff9e61a7e235 kmk-harga-ekspor-februari-2017
 
Perdirjen nomor hk_103-2-14-djpl-16_tentang_tata_cara_penerimaan,_penyetoran,...
Perdirjen nomor hk_103-2-14-djpl-16_tentang_tata_cara_penerimaan,_penyetoran,...Perdirjen nomor hk_103-2-14-djpl-16_tentang_tata_cara_penerimaan,_penyetoran,...
Perdirjen nomor hk_103-2-14-djpl-16_tentang_tata_cara_penerimaan,_penyetoran,...
 

Recently uploaded

PENANGANAN PELANGGARAN PEMILU TAHUN 2024.pptx
PENANGANAN PELANGGARAN PEMILU TAHUN 2024.pptxPENANGANAN PELANGGARAN PEMILU TAHUN 2024.pptx
PENANGANAN PELANGGARAN PEMILU TAHUN 2024.pptxmuhammadarsyad77
 
Etika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.ppt
Etika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.pptEtika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.ppt
Etika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.pptAlMaliki1
 
pembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan ppt
pembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan pptpembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan ppt
pembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan pptJhonatanMuram
 
Sosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan Pendahuluan
Sosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan PendahuluanSosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan Pendahuluan
Sosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan PendahuluanIqbaalKamalludin1
 
pengantar Kapita selekta hukum bisnis
pengantar    Kapita selekta hukum bisnispengantar    Kapita selekta hukum bisnis
pengantar Kapita selekta hukum bisnisilhamsumartoputra
 
Sesi 3 MKDU 4221 PAI 2020 Universitas Terbuka
Sesi 3 MKDU 4221 PAI 2020 Universitas TerbukaSesi 3 MKDU 4221 PAI 2020 Universitas Terbuka
Sesi 3 MKDU 4221 PAI 2020 Universitas TerbukaYogaJanuarR
 
BPN Sesi 3 - Hukum Perkawinan.ppppppppptx
BPN Sesi 3 - Hukum Perkawinan.ppppppppptxBPN Sesi 3 - Hukum Perkawinan.ppppppppptx
BPN Sesi 3 - Hukum Perkawinan.ppppppppptxendang nainggolan
 
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertama
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertamaLuqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertama
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertamaIndra Wardhana
 
Hukum Adat Islam Institut Agama Islam Negeri Bone.pptx
Hukum Adat Islam Institut Agama Islam Negeri Bone.pptxHukum Adat Islam Institut Agama Islam Negeri Bone.pptx
Hukum Adat Islam Institut Agama Islam Negeri Bone.pptxAudyNayaAulia
 
HUKUM PERDATA di Indonesia (dasar-dasar Hukum Perdata)
HUKUM PERDATA di Indonesia (dasar-dasar Hukum Perdata)HUKUM PERDATA di Indonesia (dasar-dasar Hukum Perdata)
HUKUM PERDATA di Indonesia (dasar-dasar Hukum Perdata)ErhaSyam
 

Recently uploaded (10)

PENANGANAN PELANGGARAN PEMILU TAHUN 2024.pptx
PENANGANAN PELANGGARAN PEMILU TAHUN 2024.pptxPENANGANAN PELANGGARAN PEMILU TAHUN 2024.pptx
PENANGANAN PELANGGARAN PEMILU TAHUN 2024.pptx
 
Etika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.ppt
Etika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.pptEtika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.ppt
Etika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.ppt
 
pembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan ppt
pembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan pptpembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan ppt
pembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan ppt
 
Sosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan Pendahuluan
Sosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan PendahuluanSosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan Pendahuluan
Sosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan Pendahuluan
 
pengantar Kapita selekta hukum bisnis
pengantar    Kapita selekta hukum bisnispengantar    Kapita selekta hukum bisnis
pengantar Kapita selekta hukum bisnis
 
Sesi 3 MKDU 4221 PAI 2020 Universitas Terbuka
Sesi 3 MKDU 4221 PAI 2020 Universitas TerbukaSesi 3 MKDU 4221 PAI 2020 Universitas Terbuka
Sesi 3 MKDU 4221 PAI 2020 Universitas Terbuka
 
BPN Sesi 3 - Hukum Perkawinan.ppppppppptx
BPN Sesi 3 - Hukum Perkawinan.ppppppppptxBPN Sesi 3 - Hukum Perkawinan.ppppppppptx
BPN Sesi 3 - Hukum Perkawinan.ppppppppptx
 
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertama
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertamaLuqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertama
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertama
 
Hukum Adat Islam Institut Agama Islam Negeri Bone.pptx
Hukum Adat Islam Institut Agama Islam Negeri Bone.pptxHukum Adat Islam Institut Agama Islam Negeri Bone.pptx
Hukum Adat Islam Institut Agama Islam Negeri Bone.pptx
 
HUKUM PERDATA di Indonesia (dasar-dasar Hukum Perdata)
HUKUM PERDATA di Indonesia (dasar-dasar Hukum Perdata)HUKUM PERDATA di Indonesia (dasar-dasar Hukum Perdata)
HUKUM PERDATA di Indonesia (dasar-dasar Hukum Perdata)
 

Peraturan presiden no_106_tahun_2007[1]

  • 1. PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 106 TAHUN 2007 TENTANG LEMBAGA KEBIJAKAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa agar pengadaan barang/jasa Pemerintah yang dibiayai dengan Anggaran Pendapatan Belanja Negara/Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBN/APBD) dapat dilaksanakan dengan lebih efektif dan efisien serta lebih mengutamakan penerapan prinsip-prinsip persaingan usaha yang sehat, transparan, terbuka dan perlakuan yang adil bagi semua pihak, diperlukan perencanaan, pengembangan dan penyusunan strategi, penentuan kebijakan serta aturan perundangan pengadaan barang/jasa Pemerintah yang sesuai dengan tuntutan dan perkembangan lingkungan internal maupun eksternal secara berkelanjutan, berkala, terpadu, terarah dan terkoordinasi; b. bahwa mengingat lingkup dan cakupan pengadaan barang/jasa Pemerintah merupakan permasalahan lintas institusi dan lintas sektor yang memiliki dampak langsung bagi pengembangan usaha kecil, produksi dalam negeri, dan pengembangan iklim dan dunia usaha pada umumnya, maka dipandang perlu untuk dibentuk Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP); Mengingat : 1. Pasal 4 ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286); 3. Undang-Undang ...
  • 2. PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA - 2 - 3. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355); 4. Keputusan Presiden Nomor 80 Tahun 2003 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Publik sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 95 Tahun 2007; MEMUTUSKAN : Menetapkan: PERATURAN PRESIDEN TENTANG LEMBAGA KEBIJAKAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH. BAB I KEDUDUKAN, TUGAS DAN FUNGSI Pasal 1 (1) Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah, yang selanjutnya dalam Peraturan Presiden ini disebut LKPP, adalah lembaga Pemerintah non departemen yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Presiden. (2) LKPP dipimpin oleh seorang Kepala. Pasal 2 (1) LKPP mempunyai tugas melaksanakan pengembangan dan perumusan kebijakan pengadaan barang/jasa Pemerintah. (2) LKPP ....
  • 3. PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA - 3 - (2) LKPP merupakan satu-satunya lembaga pemerintah yang mempunyai tugas mengembangkan dan merumuskan kebijakan pengadaan barang/jasa Pemerintah. Pasal 3 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2, LKPP menyelenggarakan fungsi : a. Penyusunan dan perumusan strategi serta penentuan kebijakan dan standar prosedur di bidang pengadaan barang/jasa Pemerintah termasuk pengadaan badan usaha dalam rangka kerjasama Pemerintah dengan badan usaha; b. Penyusunan dan perumusan strategi serta penentuan kebijakan pembinaan sumber daya manusia di bidang pengadaan barang/jasa Pemerintah; c. Pemantauan dan evaluasi pelaksanaannya; d. Pembinaan dan pengembangan sistem informasi serta pengawasan penyelenggaraan pengadaan barang/jasa Pemerintah secara elektronik (electronic procurement); e. Pemberian bimbingan teknis, advokasi dan bantuan hukum; f. Penyelenggaraan pelayanan administrasi umum di bidang perencanaan, penatausahaan, kepegawaian, keuangan dan perlengkapan serta rumah tangga. Pasal 4 Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, LKPP dikoordinasikan oleh Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional. BAB II ...
  • 4. PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA - 4 - BAB II ORGANISASI Bagian Pertama Susunan Organisasi Pasal 5 Susunan organisasi LKPP terdiri dari : a. Kepala; b. Sekretariat Utama; c. Deputi Bidang Pengembangan Strategi dan Kebijakan; d. Deputi Bidang Monitoring-Evaluasi dan Pengembangan Sistem Informasi; e. Deputi Bidang Pengembangan dan Pembinaan Sumber Daya Manusia; f. Deputi Bidang Hukum dan Penyelesaian Sanggah. Bagian Kedua Kepala Pasal 6 Kepala adalah pimpinan LKPP. Pasal 7 Kepala mempunyai tugas memimpin LKPP dalam menjalankan tugas dan fungsi LKPP. Bagian ...
  • 5. PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA - 5 - Bagian Ketiga Sekretariat Utama Pasal 8 (1) Sekretariat Utama adalah unsur pembantu pimpinan yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala. (2) Sekretariat Utama dipimpin oleh Sekretaris Utama. Pasal 9 Sekretariat Utama mempunyai tugas melaksanakan koordinasi, pembinaan dan pengendalian terhadap program, kegiatan, administrasi dan sumber daya di lingkungan LKPP. Pasal 10 Dalam melaksanakan tugas, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7, Sekretariat Utama menyelenggarakan fungsi : a. koordinasi kegiatan di lingkungan LKPP; b. penyelenggaraan pengelolaan administrasi umum untuk mendukung kelancaran pelaksanaan tugas dan fungsi di lingkungan LKPP; c. penyelenggaraan hubungan kerja di bidang administrasi dengan lembaga terkait; d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala LKPP. Bagian ...
  • 6. PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA - 6 - Bagian Keempat Deputi Bidang Pengembangan Strategi dan Kebijakan Pasal 11 (1) Deputi Bidang Pengembangan Strategi dan Kebijakan adalah unsur pelaksana tugas LKPP yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala. (2) Deputi Bidang Pengembangan Strategi dan Kebijakan dipimpin oleh Deputi. Pasal 12 Deputi Bidang Pengembangan Strategi dan Kebijakan mempunyai tugas melaksanakan perumusan dan pelaksanaan penyusunan strategi dan kebijakan pengembangan pengadaan barang/jasa Pemerintah termasuk pengadaan badan usaha dalam rangka kerjasama Pemerintah dengan badan usaha. Pasal 13 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12, Deputi Bidang Pengembangan Strategi dan Kebijakan menyelenggarakan fungsi : a. penyusunan rumusan strategi dan kebijakan di bidang pengadaan barang/jasa Pemerintah dan pengadaan badan usaha dalam rangka kerjasama Pemerintah dengan badan usaha, termasuk kerjasama internasional yang terkait dengan pengadaan barang/jasa Pemerintah; b. penyusunan standar, pedoman, prosedur dan manual untuk proses pengadaan barang/jasa Pemerintah; Bagian ...
  • 7. PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA - 7 - Bagian Kelima Deputi Bidang Monitoring-Evaluasi dan Pengembangan Sistem Informasi Pasal 14 (1) Deputi Bidang Monitoring-Evaluasi dan Pengembangan Sistem Informasi adalah unsur pelaksana tugas LKPP yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala. (2) Deputi Bidang Monitoring-Evaluasi dan Pengembangan Sistem Informasi dipimpin oleh Deputi. Pasal 15 Deputi Bidang Monitoring-Evaluasi dan Sistem Informasi mempunyai tugas melaksanakan pemantauan, penilaian, melakukan evaluasi dan memberikan masukan atas pelaksanaan pengadaan barang/jasa Pemerintah tahun sebelumnya untuk menjadi bahan penyusunan proses perencanaan dan anggaran serta pembinaan dan pengembangan sistem informasi pengadaan barang/jasa Pemerintah secara elektronik (electronic procurement). Pasal 16 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15, Deputi Bidang Monitoring-Evaluasi dan Pengembangan Sistem Informasi menyelenggarakan fungsi : a. penyiapan dan perumusan kebijakan sistem pemantauan, penilaian dan evaluasi pelaksanaan proses pengadaan barang/jasa Pemerintah; b. koordinasi ...
  • 8. PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA - 8 - b. koordinasi dan sinkronisasi pemantauan dan evaluasi pelaksanaan proses pengadaan barang/jasa Pemerintah melalui permintaan data hasil pengadaan barang/jasa yang telah dan sedang berjalan kepada instansi Pemerintah di Pusat dan di Daerah; c. penyiapan masukan kepada Departemen Keuangan dan Kementerian Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional tentang rencana pengadaan sebagai bahan referensi penyusunan dan pelaksanaan anggaran untuk dicantumkan dalam Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian/Lembaga (RKAKL) yang akan dibahas dengan Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia; d. melakukan koordinasi, pembinaan, pengawasan dan pengembangan sistem pengadaan barang/jasa Pemerintah secara elektronik. Bagian Keenam Deputi Bidang Pengembangan dan Pembinaan Sumber Daya Manusia Pasal 17 (1) Deputi Bidang Pengembangan dan Pembinaan Sumber Daya Manusia adalah unsur pelaksana tugas LKPP yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala. (2) Deputi Bidang Pengembangan dan Pembinaan Sumber Daya Manusia dipimpin oleh Deputi. Pasal 18 Deputi Bidang Pengembangan dan Pembinaan Sumber Daya Manusia mempunyai tugas melaksanakan perumusan dan pelaksanaan penyusunan strategi dan kebijakan pembinaan sumber daya manusia di bidang pengadaan barang/jasa Pemerintah. Pasal 19 ...
  • 9. PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA - 9 - Pasal 19 Dalam melaksanakan tugas, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18, Deputi Bidang Pengembangan dan Pembinaan Sumber Daya Manusia menyelenggarakan fungsi : a. penyusunan rumusan strategi dan kebijakan pembinaan sumber daya manusia di bidang pengadaan barang/jasa Pemerintah; b. penyusunan rencana dan program serta penyelenggaraannya pembinaan nasional di bidang pengadaan barang/jasa Pemerintah; c. penyusunan sistem dan penyelenggaraan pengujian kompetensi profesi di bidang pengadaan barang/jasa Pemerintah. Bagian Ketujuh Deputi Bidang Hukum dan Penyelesaian Sanggah Pasal 20 (1) Deputi Bidang Hukum dan Penyelesaian Sanggah adalah unsur pelaksana tugas LKPP yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala. (2) Deputi Bidang Hukum dan Penyelesaian Sanggah dipimpin oleh Deputi. Pasal 21 Deputi Bidang Hukum dan Penyelesaian Sanggah mempunyai tugas memberikan saran, pendapat, rekomendasi dalam penyelesaian sanggah dan permasalahan hukum lainnya di bidang pengadaan barang/jasa Pemerintah. Pasal 22 ...
  • 10. PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA - 10 - Pasal 22 Dalam melaksanakan tugas, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21, Deputi Bidang Hukum dan Penyelesaian Sanggah menyelenggarakan fungsi : a. pemberian bimbingan teknis dan advokasi kepada seluruh stakeholders terkait dengan aturan/regulasi pengadaan barang/jasa Pemerintah; b. pemberian pendapat, rekomendasi dan tindakan koreksi kepada para pengelola pengadaan yang sedang atau akan melakukan proses pengadaan barang/jasa; c. pemberian bantuan, nasihat dan pendapat hukum kepada pengelola pengadaan yang sedang menghadapi permasalahan dari proses pengadaan yang telah lalu; d. pemberian pendapat hukum dan kesaksian ahli di bidang pengadaan barang/jasa Pemerintah. Bagian Kedelapan Lain-Lain Pasal 23 (1) Sekretariat Utama terdiri dari paling banyak 3 (tiga) Biro. (2) Deputi terdiri dari paling banyak 3 (tiga) Direktorat. (3) Biro terdiri dari paling banyak 3 (tiga) Bagian, dan masing-masing Bagian terdiri dari paling banyak 2 (dua) Subbagian; (4) Direktorat terdiri dari paling banyak 3 (tiga) Subdirektorat dan masing- masing Subdirektorat terdiri dari paling banyak 2 (dua) Seksi. Pasal 24 Di lingkungan LKPP dapat ditetapkan jabatan fungsional sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Pasal 25 ...
  • 11. PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA - 11 - Pasal 25 (1) Apabila dipandang perlu di lingkungan LKPP dapat dibentuk Pusat sebagai unsur penunjang tugas pokok lembaga. (2) Pusat dipimpin oleh seorang Kepala Pusat. Pasal 26 (1) Pusat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25 terdiri dari 2 (dua) Bidang dan 1 (satu) Subbagian Tata Usaha. (2) Pusat dapat membawahkan kelompok jabatan fungsional sesuai dengan bidang tugasnya. BAB III TATA KERJA Pasal 27 Dalam merumuskan kebijakan dan strategi di bidang pengadaan barang/jasa Pemerintah, LKPP memperhatikan arahan dari Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional, Menteri Keuangan, Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Sekretaris Kabinet dan memperhatikan masukan dari kementerian negara/lembaga. Pasal 28 LKPP dalam menyusun kebijakan pengadaan barang/jasa Pemerintah untuk implementasi RKAKL berkoordinasi dengan Departemen Keuangan dan Kementerian Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional. Pasal 29 ...
  • 12. PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA - 12 - Pasal 29 Dalam LKPP dalam melaksanakan hubungan dan kerjasama internasional serta perundingan dengan pemberi Pinjaman dan Hibah Luar Negeri (PHLN) yang terkait di bidang pengadaan barang/jasa Pemerintah berkoordinasi dengan Departemen Keuangan, Departemen Luar Negeri, Departemen Perdagangan dan Kementerian Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional. Pasal 30 Semua unsur dilingkungan LKPP dalam melaksanakan tugasnya wajib menerapkan prinsip koordinasi, integrasi dan sinkronisasi baik dalam lingkungan LKPP maupun dalam hubungan dengan instansi Pemerintah di Pusat dan Daerah. Pasal 31 Sistem pengendalian intern di lingkungan masing-masing yang memungkinkan terlaksananya mekanisme uji silang. Pasal 32 Setiap pimpinan satuan organisasi bertanggung jawab memimpin dan mengkoordinasikan bawahan masing-masing dan memberikan pengarahan serta petunjuk bagi pelaksanaan tugas bawahan. Pasal 33 Setiap pimpinan satuan organisasi wajib mengikuti dan mematuhi petunjuk dan bertanggungjawab pada atasan masing-masing serta menyampaikan laporan secara berkala tepat pada waktunya. Pasal 34 ...
  • 13. PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA - 13 - Pasal 34 Dalam melaksanakan tugas, setiap pimpinan satuan organisasi wajib melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap satuan organisasi dibawahnya. BAB IV ESELON, PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN Pasal 35 Kepala LKPP adalah jabatan negeri. Pasal 36 (1) Kepala, Sekretaris Utama dan Deputi adalah jabatan struktural eselon Ia. (2) Kepala Pusat dan Direktur adalah jabatan struktural eselon IIa. (3) Kepala Bidang, Kepala Subdirektorat dan Kepala Bagian adalah jabatan struktural eselon IIIa. (4) Kepala Subbidang, Kepala Seksi dan Kepala Subbagian adalah jabatan struktural eselon IVa. Pasal 37 (1) Kepala LKPP diangkat dan diberhentikan oleh Presiden. (2) Deputi diangkat dan diberhentikan oleh Presiden atas usul Kepala LKPP. (3) Pejabat eselon II ke bawah di lingkungan LKPP diangkat dan diberhentikan oleh Kepala LKPP. Pasal 38 ...
  • 14. PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA - 14 - Pasal 38 Pelantikan Kepala dilakukan oleh Presiden atau Menteri yang ditugaskan oleh Presiden. BAB V PEMBIAYAAN Pasal 39 Segala biaya yang diperlukan untuk pelaksanaan tugas LKPP dibebankan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara. BAB VI KETENTUAN LAIN-LAIN Pasal 40 Rincian lebih lanjut mengenai tugas, fungsi, susunan organisasi dan tata kerja LKPP ditetapkan oleh Kepala LKPP setelah mendapat persetujuan dari Menteri yang bertanggungjawab di bidang pendayagunaan aparatur negara. BAB VII KETENTUAN PERALIHAN Pasal 41 Pada saat mulai berlakunya Peraturan Presiden ini : a. bidang tugas pengadaan barang/jasa Pemerintah tetap dilaksanakan oleh Pusat Pengembangan Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Publik, Kementerian Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional sampai dengan selesainya penataan organisasi LKPP berdasarkan Peraturan Presiden ini; b. Kementerian ...
  • 15. PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA - 15 - b. Kementerian Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional dalam jangka waktu paling lama 6 (enam) bulan menyerahkan seluruh dokumen yang berkaitan dengan pelaksanaan bidang tugas pengadaan barang/jasa Pemerintah kepada LKPP; c. Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Pusat Pengembangan Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah menjadi Pegawai Negeri Sipil pada LKPP dengan ketentuan dalam jangka waktu paling lama 6 (enam) bulan dapat memilih status tetap sebagai Pegawai Negeri Sipil LKPP atau Pegawai Negeri Sipil pada Kementerian Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional; d. Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Kementerian/Lembaga Pemerintah lainnya dapat menjadi Pegawai Negeri Sipil pada LKPP; e. Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional, Kepala LKPP dan Kepala Badan Kepegawaian Negara mengatur penyelesaian administrasi pengalihan Pegawai Negeri Sipil dari Kementerian Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional kepada LKPP sebagaimana dimaksud pada huruf c; f. Kepala LKPP dan Kepala Badan Kepegawaian Negara mengatur penyelesaian administrasi pengalihan Pegawai Negeri Sipil dari Kementerian/Lembaga Pemerintah lainnya kepada LKPP sebagaimana dimaksud pada huruf d; g. seluruh aset Negara yang dikelola dan digunakan oleh Kementerian Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional untuk pelaksanaan bidang tugas pengadaan barang/jasa Pemerintah, dalam jangka waktu paling lama 6 (enam) bulan, beralih pengelolaan dan penggunaannya kepada LKPP setelah mendapat persetujuan Menteri Keuangan; h. seluruh ...
  • 16. PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA - 16 - h. seluruh hak dan kewajiban Kementerian Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional dalam bidang tugas pengadaan barang/jasa Pemerintah, kecuali ditentukan lain oleh peraturan perundang-undangan tentang pengadaan barang/jasa, beralih kepada LKPP. Pasal 42 Pada saat mulai berlakunya Peraturan Presiden ini, biaya pelaksanaan tugas dan fungsi LKPP dibebankan kepada anggaran belanja Kementerian Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional sampai dengan LKPP memiliki anggaran sendiri sesuai dengan peraturan perundang-undangan. BAB VIII KETENTUAN PENUTUP Pasal 43 Pada saat berlakunya Peraturan Presiden ini, ketentuan sepanjang yang mengatur mengenai unit kerja di lingkungan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional yang melakukan fungsi pengembangan kebijakan pengadaan barang/jasa pemerintah, dinyatakan tidak berlaku. Pasal 44 ...
  • 17. PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA - 17 - Pasal 44 Peraturan Presiden ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 6 Desember 2007 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, ttd. DR. H. SUSILO BAMBANG YUDHOYONO Salinan sesuai dengan aslinya Deputi Sekretaris Kabinet Bidang Hukum, ttd Dr. M. Iman Santoso