Dokumen tersebut membahas tentang dukungan Pemprov DKI Jakarta untuk pengembangan Kawasan Kota Tua, termasuk upaya penataan dan pengembangan pariwisata di kawasan tersebut selama masa pandemi Covid-19. Dokumen juga memperkenalkan Deputi Gubernur DKI Bidang Budaya dan Pariwisata beserta latar belakang pendidikan dan karirnya.
1. Anugerah Pesona Indonesia 2020 IG Live
MULA Kotatua Creative Hub, 15 Oktober 2020
Deputi Gubernur
Bidang Budaya dan Pariwisata
2. Dukungan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta terhadap Kawasan Kotatua yang
selama ini sudah menjadi icon dari Kota Jakarta.
Sebagai icon DKI Jakarta dukungan pemerintah DKI Jakarta sudah dimulai
dengan adanya perlindungan dan pelestarian dari beberapa bangunan
bersejarah di kawasan Kotatua melalui Surat Keputusan Gubernur No.475
tahun 1993 mengenai Penetapan Bangunan Bersejarah di Provinsi DKI Jakarta
dan kemudian diperkuat lagi pengelolaan dan pengembangan area-area di
dalam kawasannya dengan diterbitkannya Pergub 36 tahun 2014 mengenai
Rencana Induk Kawasan Kotatua. Pada dasarnya penetapan dan pengaturan
yang dilakukan bertujuan menjaga nilai penting (baik nilai sejarah, nilai seni,
maupun nilai pengetahuan) dari kawasan statusnya serta memanfaatkannya
bagi kepentingan masyarakat urban di lingkungan Kawasan kotatua maupun
yang berada secara umum, hal ini sejalan pula dengab amanat UU no 11 tahun
2010 mengenai Cagar Budaya, Penetapan status ini diperkuat dengan
penetapan KEPGUB 1766 tahun 2016 mengenai penetapan Kawasan Kota Tua
sebagai Kawasan Cagar Budaya seluas ±334 Ha.
Yang paling baru adalah pada tanggal 23 Desember 2019 diterbitkan
Keputusan Gubernur DKI Jakarta No.1729/2019 tentang Tim Percepatan
Penataan dan Pengembangan Kawasan Kotatua. Tim yang diketuai oleh Deputi
Gubernur bidang Budaya dan Pariwisata dibantu oleh para Wakil Ketua Tim
yang merupakan para Asisten Sekretaris Daerah, dengan anggotan TIM sluruh
stakeholders terkait, miulai dari Wailkota Jakarta Utara dan Jakarta Barat, para
Kepala OPD, para Kepala UPK, dsb.
Tugas Tim ini difokuskan pada zona inti Kawasan Kotatua (Fatahillah dan Kali
Besar) dan diprioritaskan yang terkait dengan (1) penataan pedagang, (2)
penanganan sampah, (3) perbaikan kualitas udara, (4) ketertiban umum, (5)
aksesibilitas, dan (6) amenitas.
Program khusus atau rencana yang sudah disiapkan oleh Pemprov DKI
Jakarta untuk pengembangan wisata di Kawasan Kota Tua.
Pengembangan Pariwisata yang di kawasan kotatua dijamin melalui PP No.50
tahun 2010 mengenai rencana induk Kawasan Pariwisata Nasional dengan
ditetapkannya kawasan Kota Tua sebagai Destinasi Pariwisata Nasional,
adapun saat ini Penataan dan pengembangan Kepariwisataan Kawasan
Kotatua melalui Penataan Terpadu Kawasan oleh Pemprov DKI Jakarta serta
kerjasama dengan stakeholder seperti dengan kementerian terkait, PT MRT,
dan beberapa pihak swasta lainnya, diharapkan penataan terpadu yang
berjalan dari tahun 2020 sd 2024 dapat meningkatkan kualitas Kawasan Kota
Tua dan sekitarnya dengan adanya integrasi simpul transportasi dan
peningkatan kualitas amenitas pariwisata.
Strategi penataan Kotatua akan meliputi beberapa hal, iantaranya adalah:
1. Pengembangan transportasi publik dan itegrasi antar moda,
Deputi Gubernur Bidang Budaya dan Pariwisata
Anugerah Pesona Indonesia 2020 IG Live
MULA Kotatua Creative Hub, 15 Oktober 2020
3. 2. Pengembangan aksesibilitas pejalan kaki dan kendaraan,
3. Revitalisasi kanal dan saluran drainase untuk pengendalian banjir dan
pariwisata,
4. Penataan ruang terbuka yang dapat memberikan ruang bagi UMKM,
5. Reaktivasi dan revitalisasi aset properti yang terlantarkan,
6. Pemikiman kembali (resettlement) di atas aset properi yang terlantarkan,
7. Pengelolaan kawasan dalam kelembagaan khusus, dan
8. Penyelenggaraan kegiatan berskala internasional.
Rencana atau program khusus yang disiapkan Pemprov DKI Jakarta untuk
mendukung persiapan Kawasan Kotatua menjadi Destinasi Pariwisata
berbasis brand lokal.
Pengembangan Brand lokal Kawasan Kotatua diamanatkan oleh PERGUB 36
tahun 2014 mengenai Rencana Induk Kawasan Kotatua tepatnya dalam
masalah pengembangan pariwisata area luar tembok kota, adapun keunikan
yang diangkat berdasarkan keunikan sejarah dan perjalanan kebudayaan dari
masing-masing etnis yang tumbuh berkembang yaitu: (1) Masyarakat Pecinan
dengan karakter kebudayaan Masyarakat Tionghoanya, (2) Masyarakat
Pekojan dengan karakter kebudayaan masyarakat arabnya, serta (3)
Masyarakat di Kampung Luar Batang terkait kebudayaan betawi dan
pesisirnya.
Melalui eksplorasi dan dan promosi local branding dari masing-masing area
diharapkan dapat memperkaya karakter kepariwisataan kawasan dan juga
menopang dari kegiatan usaha kecil dan menengah berbasis karakteristik
kawasan Kota Tua.
Kondisi pariwisata kota Jakarta di masa pandemi Covid-19.
Persiapan yang dilakukan misalnya adalah penataan terpadu oleh lintas OPD
dan Stakeholders. adapun pada masa PSBB Transisi, aktivitas berjalan secara
terbatas di ruang publik, seperti Museum, Restauran/Cafe buka kapasitas 50
% sesuai pengaturannya. Selain itu penyiapan sarana protokol kesehatan
seperti yang dilakukan di Area Taman Fatahillah, Kota Tua misalnya dengan
penyediaan 33 (tiga puluh tiga) wastafel, 40 (empat puluh) galon sabun, 5
(lima) thermometer gun, 500 (lima ratus) masker untuk petugas dan 200 (dua
ratus) faceshield petugas keamanan dan kebersihan.
Selain itu mengatur alur keluar masuk pengunjung (2 pintu masuk dan 1 pintu
keluar), serta mewajibkan pakai masker, cek suhu, cuci tangan dan jaga jarak
bagi pengunjung.
Waktu yang tepat untuk sektor pariwisata mulai dibuka kembali, khususnya
di Kawasan Kotatua.
Anugerah Pesona Indonesia merupakan salah satu kegiatan yang dapat
digunakan untuk terus berpromosi dan membangkitkan apresiasi masyarakat
terhadap pariwisatanya, dan penyelenggaraannya campaignnya dilakukan
sejak Juli hingga Desember 2020.
Apabila ditanyakan kapan momen yang tepat untuk memulai kembali
pariwisata di Provinsi DKI Jakarta maka dikembalikan tergantung kepada usaha
bersama dalam mencegah peningkatan kasus pandemi COVID-19 hingga akhir
tahun 2020.
4. Langkah yang kini diyakini di seluruh dunia saat ini adalah melakukan 3 M,
yaitu disiplin menggunakan masker saat beraktivitas, rajin mencuci tangan
dengan sabun dan air mengalir serta menjaga jarak alias sosial distancing.
Disiplin dari berbagai lapisan masyarakat, pemerintah, dan pelaku usaha untuk
menjalankan Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS) di lingkungannya
masing², terkait potensi kesehatan peningkatan pariwisata Provinsi DKI Jakarta
akan membutuhkan pula kreativitas dan inovasi dari pelaku usaha shingga
meskipun dalam masa pandemi, industri pariwisata mikro menengah masih
dapat kokoh sanggup berjuang dan menyokong kehidupan ekonomi di Provinsi
DKI Jakarta.
6. Pada awal 2019 ia terpilih sebagai Ketua Dewan Riset Daerah DKI periode 2018-2022. Dan pada Agustus 2019 ia lulus
sebagai Peserta Terbaik pada Pelatihan Fungsional Penjenjangan Perencana Utama Angkatan XI dari LPEM-FEB
Universitas Indonesia. Pada 2020 ia dipercaya menjabat Sekretaris Jenderal Ikatan Alumni Lemhannas (IKAL) Komisariat
Provinsi DKI Jakarta.
Dr. H. Dadang Solihin, SE, MA
Deputi Gubernur Provinsi DKI Jakarta Bidang Budaya dan Pariwisata ini adalah seorang Doktor Ilmu
Pemerintahan dari Universitas Padjadjaran Bandung dan MA in Economics dari University of Colorado
at Denver, USA.
Sebagai PNS, Dadang Solihin sudah berkarir lebih dari 32 tahun. Dimulai dari Bappenas sejak awal
1988, dimana ia pernah menjadi Direktur selama 7 tahun lebih. Ia juga pernah menjadi Rektor
Universitas Darma Persada (Unsada) Jakarta Masa Bakti 2015- 2018.
Sarjana Ekonomi Pembangunan FE Unpar ini adalah peserta terbaik Diklat Kepemimpinan Tingkat II
Angkatan XXIX tahun 2010 Lembaga Administrasi Negara (LAN) RI Jakarta dan peserta terbaik Program
Pendidikan Reguler Angkatan (PPRA) XLIX tahun 2013 Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas) RI.
Ia dinyatakan lulus Dengan Pujian serta dianugerahi Penghargaan Wibawa Seroja Nugraha.
Sejak 2015 ia dipercayai menjabat Wakil Sekretaris Jenderal Dewan Pimpinan Nasional Asosiasi
Perguruan Tinggi Swasta (APTISI), sejak 2016 ia menduduki posisi sebagai salah satu Ketua Dewan
Pimpinan Nasional Ikatan Alumni Resimen Mahasiswa Indonesia (IARMI).