SlideShare a Scribd company logo
1 of 7
Download to read offline
E-Mail : simpul@bappenas.go.id
Volume 14 | Tahun 7 | April 2010
PARADOKS
DIKLAT PERENCANAAN
PEMERINTAH PUSAT
DAN DAERAH
6 Simpul Perencana | Volume 14 | Tahun 7 | April 2010
Kegagalan Perencanaan Akibat Aparat
Pelaksana yang Tidak Kompeten
Cakrawala
Dadang Solihin*
Peningkatan kualitas SDM Perencana baik
di pusat maupun di daerah merupakan
kebutuhan mendesak dan tidak bisa
ditawar-tawar lagi. Kebutuhan itu dapat
digambarkan sebagai berikut. Apabila
ditinjau dari sisi pemerintahan daerah,
saat ini pemerintahan daerah berjumlah
33 provinsi dan 465 kabupaten/kota,
dan setiap pemerintahan daerah
wajib memiliki dokumen perencanaan
yang berkualitas, mulai dari Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Daerah
(RPJPD), Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah (RPJMD), Rencana
Startegis Satuan Kerja Perangkat
Daerah (Renstra SKPD), Rencana Kerja
Pemerintah Daerah (RKPD) dan Rencana
Kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah
(Renja SKPD).
Setiap dokumen berisi arahan
pembangunan masing-masing daerah.
Kesalahan penyusunan dokumen
dapat menyebabkan tidak sinerginya
perencanaan pembangunan antara
pusat dan daerah, yang pada akhirnya
akan menghambat pencapaian tujuan
pembangunannasional,yaitupeningkatan
kesejahteraan masyarakat.
Menurut Kartasasmita dalam Adminis-
trasi Pembangunan: Perkembangan Pe-
mikiran dan Praktiknya di Indonesia,
LP3ES, 1997,hal 52, setidaknya terdapat
empat hal yang dapat menyebabkan ke-
gagalan perencanaan. Pertama, penyu-
sunan perencanaan tidak tepat, mung-
kin karena informasinya kurang lengkap,
metodologinya belum dikuasai, dan pe-
rencanaannya tidak realistis, sehingga ti-
dak mungkin terlaksana.
Kedua, perencanaan mungkin baik, tetapi
pelaksanaan tidak seperti seharusnya
karena ketidak-terkaitan perencanaan
dengan pelaksanaan, pelaksana yang
tidak siap atau tidak kompeten, serta
masyarakat tidak berkesempatan berpar-
tisipasi, sehingga tidak mendukung. Hal
lain karena pengaruh politis terlalu besar,
sehingga pertimbangan teknis perenca-
naan diabaikan.
Penyebab kegagalan ketiga adalah para-
digma perencanaan yang tidak sesuai
dengan kondisi dan perkembangan serta
tidak dapat mengatasi masalah mendasar
negara berkembang. Misalnya, orientasi
semata-mata pada pertumbuhan yang
menyebabkan makin melebarnya kesen-
jangan. Keempat adalah pengaturan yang
terlampau rigid, sehingga tidak memberi
kesempatan berkembang prakarsa indi-
vidu dan pengembangan kapasitas serta
Simpul Perencana | Volume 14 | Tahun 7 | April 2010 7
cakrawala
potensi masyarakat secara penuh. Peren-
canaan seperti itu disebut sebagai sistem
perencanaan terpusat (centrally planned
system).
Dokumen perencanaan semestinya
bermanfaat dan berfungsi sebagai
penuntun arah, meminimalisasi
ketidakpastian, mengurangi pemborosan
sumber daya, dan dapat digunakan
sebagai dasar penetapan standar dan
pengawasan kualitas.
Mengingat nilai strategis dokumen
perencanaan, peraturan perundangan
mengamanatkan bahwa semua
dokumen rencana pembangunan
daerah harus mengacu atau setidaknya
memperhatikan dokumen perencanaan
pemerintah, dalam hal ini RPJPN dan
RPJMN. Untuk memperoleh kualitas
dokumen yang sesuai, diperlukan
sumber daya manusia yang memiliki
kemampuan yang baik untuk menyusun
dan melaksanakan berbagai program.
Dokumen yang baik dicirikan dengan
substansi yang benar secara akademik
teknokratik serta program-program
yang dapat dilaksanakan di daerah yang
berpengaruh dalam pencapaian tujuan
pembangunan nasional.
Saat ini pemerintah memiliki RPJMN
baru, yaitu dokumen perencanaan lima
tahun ke depan sebagai penjabaran visi-
misi presiden dan wakil presiden. Visi
dan misi dimaksud kemudian diturunkan
menjadi Rencana Pembangunan
Jangka Menengah 2010-2014. Untuk
melaksanakan berbagai program sesuai
dengan RPJMN yang baru tersebut
diperlukan SDM yang berkualitas, baik di
pusat maupun di daerah.
MenurutRPJMN2010-2014,pemantapan
proses desentralisasi melalui penguatan
sinergi pusat-daerah dan antar-daerah
merupakan agenda penting untuk
memperoleh manfaat optimal dari
integrasi dengan ekonomi global. Karena
itu, RPJMN 2010-2014 mengamanatkan
bahwa salah satu langkah strategis yang
harus dilakukan adalah meningkatkan
kapasitas pemerintah daerah.
Pentingnya peningkatan kapasitas
pemerintah daerah ini beberapa tahun
lalu pernah diingatkan Bappenas dalam
buku Pegangan Penyelenggaraan Peme-
rintahan dan Pembangunan Daerah
2008. Buku yang diberi kata pengantar
oleh Presiden SBY tersebut dengan te-
gas menyatakan bahwa pembangunan
daerah pada hakikatnya adalah upaya
terencana untuk meningkatkan kapasitas
pemerintahan daerah, sehingga tercipta
suatu kemampuan yang andal dan profe-
sional dalam melayani masyarakat, dan
mengelola sumber daya ekonomi daerah
secara berdaya guna, serta berhasil guna
untuk kemajuan perekonomian daerah
dan kesejahteraan masyarakat.
Kegagalan dalam menyediakan SDM
perencana yang berkualitas menyebab-
kan kegagalan pula dalam pelaksanaan
program pembangunan dalam berbagai
aspek. Sebagaimana dikatakan Kartasas-
mita di atas, kegagalan perencanaan da-
pat terjadi karena aparat pelaksana yang
tidak siap atau tidak kompeten, sehingga
perencanaan mungkin baik, tetapi pelak-
sanaannya tidak seperti seharusnya. Ke-
gagalan seperti itu terjadi karena ketidak
terkaitan perencanaan dengan pelak-
sanaan. Itu berarti pula walaupun pe-
rencanaan dari pusat sudah baik, tetapi
apabila aparat perencana dan pelaksana
di daerah belum paham, berbagai target
pembangunan sesuai dengan RPJMN pun
tidak tercapai dengan baik.
Untuk menyediakan SDM yang berkuali-
tas diperlukan peningkatan kemam-
puan pada semua lini secara berke-
sinambungan. Pemerintah pusat perlu
memeningkatkan kemampuan stafnya
dengan memberi wawasan yang lebih
mendalam dalam penyusunan dokumen
rencana. Selanjutnya, staf pemerintah
yang memiliki kemampuan tersebut ha-
rus mentransfer pengetahuannya kepada
staf perencana dan pelaksana di daerah.
Dengan kesamaan pemahaman diharap-
kan sinergisitas dokumen perencanaan
pusat dan daerah dapat terbangun dalam
waktu tidak terlalu lama. Salah satu ben-
tuk transfer pengetahuan dapat dilak-
sanakan melalui pendidikan dan latihan
(diklat).
Tujuan Diklat Perencana
Pendidikan dan latihan merupakan un-
sur kunci yang pada hakikatnya adalah
proses pembelajaran. Untuk melatih
pegawai, dibutuhkan pengetahuan ten-
tang bagaimana seseorang belajar (Gary
Dessler, Manajemen Sumber Daya Ma-
nusia, Edisi Bahasa Indonesia, edisi ketu-
juh, Jakarta, Prenhallindo, 1997, hal.
266) Pegawai dalam suatu organisasi se-
bagai SDM, dan sebagai hasil dari proses
“ Kegagalan perencanaan dapat terjadi karena aparat pelaksana
yang tidak siap atau tidak kompeten, sehingga perencanaan
mungkin baik, tetapi pelaksanaannya tidak seperti seharusnya ”
cakrawala
8 Simpul Perencana | Volume 14 | Tahun 7 | April 2010
seleksi harus dikembangkan, sehingga
kemampuan mereka dapat mengikuti
perkembangan organisasi.
Nadler (1970) dalam Soekidjo Noto-
admodjo, secara terinci menguraikan
bidang kegiatan Pengembangan SDM itu
dalam beberapa bagian,yaitu: 1) Pela-
tihan Pegawai (employee training); 2) Pen-
didikan Pegawai (employee education); 3)
Pengembangan Pegawai (employee deve-
lopment); 4) Pengembangan non-pegawai
(non-employee development).
Kegiatan ketiga bidang yang pertama
(pelatihan, pendidikan, pengembangan
pegawai) adalah merupakan kegiatan
pokok untuk pengembangan pegawai di
dalam suatu institusi atau departemen
dalam kegiatannya untuk mengembang-
kan organisasi institusi atau departemen
yang bersangkutan. Sedangkan bidang
ke-4 (non-employee development) pada
hakikatnya adalah pelaksanaan fungsi
sosial dari institusi tersebut. Karena
suatu institusi atau departemen menurut
Nadler juga mempunyai kewajiban untuk
melaksanakan diklat bagi anggota ma-
syarakat yang bukan pegawai dan institusi.
Menurut Edwin B. Flippo (Manajemen
Personalia, Jakarta, Erlangga, 1984, hal.
215)., sesudah pegawai direkrut, dipilih,
dan dilantik atau diperkenalkan, pegawai
itu harus dikembangkan agar lebih sesuai
dengan pekerjaan dan organisasi. Tidak
seorang pun yang sepenuhnya sesuai
pada saat pengangkatan, sehingga harus
dididik dan dilatih.
Menurut Oemar Hamalik (Manajemen
Pelatihan Ketenagakerjaan (Pendekatan
Terpadu) Pengembangan Sumber Daya
Manusia, Jakarta, Bumi Aksara, 2007,
hal. 32), program pelatihan merupakan
suatu pegangan penting untuk melak-
sanakan kegiatan pelatihan. Program
tidak hanya memberi acuan, melainkan
mejadi patokan untuk mengukur keber-
hasilan kegiatan pelatihan. Sebab itu, de-
sain dan perencanaan program pelatihan
sebaiknya dilakukan oleh ahli dalam bi-
dangnya dan bertitik tolak dari kebijakan
yang digariskan pimpinan berwenang
dalam bidang ketenagaan.
Dalam mengidentifikasi kebutuhan akan
pelatihan dan pengembangan, terdapat
tiga pihak yang terlibat. Pihak pertama
ialah satuan organisasi yang mengelola
SDM. Peranan satuan kerja ini adalah
mengidenifikasikan kebutuhan organisasi
sebagai keseluruhan, baik untuk kepen-
tingan sekarang maupun untuk memper-
siapkan organisasi menghadapi tantangan
masa depan.
Pihak kedua ialah para manajer berbagai
satuan kerja. Karena manajer itulah yang
sehari-hari memimpin pegawai dan kare-
na mereka pulalah yang paling bertang-
gung jawab atas keberhasilan atau kega-
galan satuan kerja yang dipimpin. Me-
rekalah yang dianggap paling mengetahui
kebutuhan pelatihan dan pengembangan
apa yang diperlukan.
Pihak ketiga adalah para pegawai yang
bersangkutan sendiri. Banyak organisasi
yang memberi kesempatan kepada pega-
wainya untuk mencalonkan diri sendiri
mengikuti pelatihan dan pengembangan
tertentu. Titik tolak pemberian kesem-
patan ini bahwa pegawai yang sudah
dewasa secara intelektual mengetahui
kelemahan-kelemahan diri masing-ma-
sing. (Sondang P. Siagian, Manajemen
Sumber Daya Manusia, Cetakan ke-15,
Jakarta, Bumi Aksara, 2008, hal. 187).
Mengembangkan dan mengidentifikasi
masalah tentang diklat, dimulai dengan
mengadakan riset dan observasi, berbi-
cara dengan orang yang berkepentingan
sesuai dengan masalahnya. Tegasn diklat
tidak akan efektif jika pembahasan ma-
salah mengabaikan salah satu inventari-
sasi penyebab yang tidak bisa bekerja/
tidak terampil.
Ada lima pendekatan efisien dalam
memecahkan masalah diklat, (H. Abdur-
rahmat Fathoni, Manajemen Sumber
Daya Manusia, Jakarta, PT. Rineka Cipta,
2006, hal. 97-98) yaitu:
1)	 Mengembangkan dan mengidentifi-
kasikan masalah diklat.
2)	 Memeriksa seluruh perubahan yang
terjadi sebelum masalah timbul.
3)	 Menandai dan membuat telaahan
terhadap sebab-sebab yang paling
mungkin dari masalah yang timbul.
4)	 Melakukan penelitian melalui pri-
oritas dan alternatif pemecahan ma-
salah.
5)	 Melakukan evaluasi terhadap peran-
an yang paling memungkinkan dalam
diklat sesuai dengan kebutuhan dan
kondisi lingkungan.
Tujuan diklat umumnya untuk pembi-
naan bagi tenaga kerja atau pegawai agar
dapat:
1)	 Meningkatkan kepribadian dan se-
mangat pengabdian kepada orga-
nisasi dan masyarakat.
TARGET
cakrawala
Simpul Perencana | Volume 14 | Tahun 7 | April 2010 9
2)	 Meningkatkan mutu dan kemam-
puan, serta keterampilan baik dalam
melaksanakan tugas maupun kepe-
mimpinan.
3)	 Melatih dan meningkatkan me-
kanisme kerja dan kepekaan dalam
melaksanakan tugas.
4)	 Melatih dan meningkatkan kinerja
dalam merencanakan.
5)	 Meningkatkan ilmu pengetahuan dan
keterampilan.
Evaluasi Diklat Perencana
Dalam pelaksanaan diklat perencanaan
pusat ke daerah terdapat beberapa
paradoks yang substansial perencanaan
maupun pelaksanaan diklat itu sendiri.
Paradoks pertama, perencanaan adalah
bagian dari siklus manajemen pemba-
ngunan. Bagian lainnya adalah pengang-
garan, pelaksanaan, serta monitoring
dan evaluasi. Dalam kenyataannya, mo-
nitoring dan evaluasi belum dilaksanakan
dengan semestinya, sehingga proses pe-
rencanaan pembangunan daerah belum
mendapat masukan dari hasil evaluasi
dokumen perencanaan pada periode se-
belumnya.
Paradoks kedua adalah banyaknya pera-
turan menyangkut monitoring dan evalu-
asi yang dikeluarkan pemerintah pusat.
Namun demikian, dari banyaknya aturan
tersebut tidak ada satu pun yang men-
jadi kepentingan daerah. Sementara itu,
yang dilaporkan kepada pemerintah pu-
sat juga tidak dimanfaatkan secara efektif
dan efisien.
Paradoks ketiga adalah kebutuhan nyata
dari pusat (Bappenas) dan daerah dalam
penyusunan dokumen perencanaan yang
sesuai antara pusat dan daerah, namun
Bappenas tidak memiliki langkah nyata
untuk memenuhi kebutuhan dimaksud.
Paradoks keempat adalah kenyataan
bahwa selama ini pelatihan-pelatihan
yang dilakukan lembaga lain, seperti Ke-
mendagri, BPKP, serta pihak swasta, yang
mengisi kekosongan diklat, namun de-
ngan menggunakan tenaga-tenaga dari
Bappenas. Secara institusional Bappenas
tidak melaksanakan diklat, tetapi materi
dan pembicara banyak yang berasal dari
Bappenas.
Untuk dapat menghilangkan berbagai
paradoks diklat perencanaan tersebut
perlu disusun kebijakan nasional pe-
ningkatan kapasitas aparatur perencana
daerah. Kebijakan itu bukan hanya dari
penyusunan dokumen rencana, tetapi
disesuaikan dengan perkembangan yang
terjadi serta jenis-jenis diklat lain yang
memiliki relevansi dengan kebutuhan
aparatur perencana di daerah.
Menarik untuk disimak temuan Manshur
(2009) sebagai hasil evaluasi atas
penyelenggaraan diklat, bintek, dan
sosialisasi berikut ini:
1)	 Berkaitan substansi, daerah ingin
tahu lebih banyak tentang materi dan
substansi UU 25/2004 tentang SPPN
sebagai “back ground” informasi un-
tuk menyusun berbagai produk pe-
rencanaan pembangunan daerah.
2)	 Diklat seringkali tidak “serius” dalam
melaksanakannya. Panitia hanya ber-
orientasi agar “pengajar” nya bisa
datang lantas mengajar dan peserta
“yang diajar” bisa memenuhi ru-
angan. Peserta pun hanya sekadar
melakukan “formalitas” memenuhi
penugasan dari pimpinan untuk
mengikuti kegiatan. Sementara, pe-
ngajar, pelatih, atau instruktur hanya
sekadar memenuhi undangan dan
membawakan materi yang hanya
“itu-itu” saja. Padahal antara diklat,
bintek, dan sosialisasi, kadar kese-
riusannya beda-beda.
3)	 Seringkali “stakeholders” atau “audi-
ence” untuk ketiga kegiatan ini sama
saja. Untuk sosialisasi kebijakan dan
peraturan barangkali “stakeholder”
atau “audience” nya bisa lebih luas,
termasuk melibatkan unsur di luar
pemerintah. Tetapi, untuk bintek,
apalagi untuk diklat, pesertanya lebih
khusus (targeted audience).
4)	 Jarang sekali ada tindak lanjut setelah
selesai kegiatan. Hasil kegiatan bin-
tek seharusnya dilanjutkan dengan
fasilitasi penyusunan dokumen yang
lebih terinci secara teknis. Karena itu,
seorang instruktur harus terus dili-
batkan dalam proses itu. Kalau tidak,
cakrawala
10 Simpul Perencana | Volume 14 | Tahun 7 | April 2010
tidak ada jaminan tentang quality
control dari dokumen yang benar-
benar akan disusun sebagai produk
kebijakan. Paling tidak, korespon-
densi antara instruktur dengan client
harus dijaga selama proses penyu-
sunan dokumen. Hal ini penting juga
untuk akuntabilitas terhadap kualitas
materi yang diberikan seorang in-
struktur kepada client.
5)	 Jarang ada materi diklat atau bintek
yang benar-benar mencerminkan
kebutuhan riel daerah. Selama ini
terjadi generalisasi yang berlebihan
dalam materi (substansi) bintek atau
diklat. Pendeknya, apa yang sedang
”ngetren” di pusat akan semakin
sering dan gampang direplikasi se-
bagai bahan ajar di daerah. Setelah
itu, kita semua akan menunggu
”trend” berikutnya. Padahal, perso-
alan pembangunan di daerah di sam-
ping sangat banyak dan kompleks,
sangat nyata dan praktis. Tetapi, sa-
yang materi diklat atau bintek yang
mampu beri kontribusi dan solusi un-
tuk menyelesaikan masalah di dae-
rah terlalu sedikit.
Faktor Pendorong
Dokumen perencanaan adalah dokumen
yang secara berkala berubah mengikuti
siklus pemerintahan. Perubahan itu
menciptakan hal-hal baru baik secara
substansial maupun sistemik dan prose-
dur pelaksanaannya. Perubahan terse-
but menuntut transfer pengetahuan
melalui diklat yang perlu dilakukan Bap-
penas.
Sejalan dengan pelaksanaan demokrasi,
dalam setiap lima tahun rakyat diberi
kesempatan memilih wakilnya melalui
pemilihan umum. Hasil pemilihan umum
senantiasa menghasilkan anggota wakil
rakyat baru. Wakil rakyat baru akan
ikut terlibat – baik langsung atau tidak
- dalam penyusunan dokumen perenca-
naan dan mengawasi pelaksanaannya.
Mayoritas wakil rakyat yang baru tidak
memiliki pengetahuan memadai dalam
penyusunan dokumen perencanaan dan
mekanisme pengawasan pelaksanaan.
Untuk itu, diperlukan wadah untuk pe-
ningkatan kemampuan wakil rakyat dan
diklat pendek adalah sarana tepat untuk
mengatasi permasalahan tersebut.
Salah satu prinsip dalam penerapan good
governance adalah partisipasi masyara-
kat dan dunia usaha dalam menyusun
dokumen perencanaan. Agar penyusun-
an dokumen perencanaan dapat ber-
pengaruh besar dan bukan kepentingan
sekelompok masyarakat, diperlukan
pengetahuan memadai bagi kelompok
masyarakat tersebut. Pelaksanaan diklat
perencanaan diyakini dapat menjadi
wahana efektif dalam transfer pengeta-
huan, sehingga diharapkan masyarakat
dan dunia usaha mampu berpartisipasi
secara signifikan dalam penyusunan do-
kumen perencanaan.
Secara kelembagaan pemerintahan SBY-
Boediono menyatakan perlunya sinergi-
tas antara pusat dan daerah. Sinergitas
ini bisa dibangun jika ada komunikasi
antara pusat dan daerah. Salah satu ko-
munikasi top-down adalah penyampaian
kebijakan pusat kepada daerah dalam
semua kebijakan. Dalam substansi pe-
rencanaan pembangunan, Bappenas
menyadari pentingnya sinergi Bappenas
dengan Bappeda untuk ditingkatkan.
Upaya ini dapat berjalan jika Bappenas
menyediakan wadah pengalihan transfer
pengetahuan seperti diklat dan sejenis-
nya.
Saat ini - meskipun secara sporadis dan
insidental - Bappeda banyak yang me-
nyampaikan keinginan untuk bekerja
sama dengan Bappenas dalam program
peningkatan kapasitas perencana di
daerah. Dalam hal pendanaan, banyak
daerah yang menyatakan kesiapannya
untuk cost sharing. Untuk itu, Bappe-
nas - dalam hal ini Pusbindiklatren dan
Pusdatin - perlu membuat sistem yang
terkoordinatif dan menyusun program
pelatihan yang lebih kongkret.
Usulan
Dengan asumsi bahwa belum ada sinergi
antara diklat perencana pusat dan dae-
rah, diklat harus mengarah kepada peng-
hilangan penyebab tersebut. Sebagai
langkah awal, perlu evaluasi terhadap
diklat yang selama ini dilakukan.
Menurut Manshur (2009), diperlukan
”evaluasi tuntas” sekaligus ”revitalisasi
yang pas” terhadap konsep dan praktik
penyelenggaraan diklat maupun bim-
bingan teknis (bintek), atau pun sosial-
isasi bagi aparatur pemerintah daerah.
Evaluasi dibutuhkan untuk mengkaji
efektivitas sekaligus optimalitas penye-
lenggaraan diklat, bintek, dan sosialisasi,
baik untuk kebutuhan pusat maupun
Setelah memiliki peta yang jelas Bappenas harus dapat menyiapkan modul yang
sesuai dengan kebutuhan daerah. Langkah tersebut dilanjutkan dengan menyiapkan
pengajar yang memiliki kapasitas kemampuan yang standar.
cakrawala
Simpul Perencana | Volume 14 | Tahun 7 | April 2010 11
daerah. Tentu saja hal ini berkaitan de-
ngan persoalan substansi, materi, bahkan
berhubungan dengan teknis penyeleng-
garaannya. Pusat dan daerah, keduanya
membutuhkan ”amunisi”, aksentuasi, ar-
tikulasi, maupun tata cara yang berbeda
satu sama lain. Hasil evaluasi harus di-
lanjutkan dengan pemetaan tentang ke-
butuhan materi yang diharapkan daerah.
Sementara itu, revitalisasi diperlukan
agar diklat, bintek, dan sosialisasi dapat
berperan secara ”vital” sekaligus propor-
sional sebagai ”tools” sekaligus medium
untuk mengkonversi berbagai informasi
kebijakan dan regulasi ke dalam pemak-
naan administratif yang jelas, lugas, dan
pas, serta ke dalam penerjemahan opera-
sionalisasi secara teknis di lapangan. Kare-
na itu, revitalisasi dibutuhkan untuk meng-
hasilkan standardisasi materi, instruktur,
dan lembaga penyedia (provider) seka-
ligus sertifikasi terhadap proses dan hasil
kegiatan yang dilakukan.
Dengan mengacu pendapat Kartasas-
mita pada semangat desentralisasi, ke-
tika daerah memiliki hak yang lebih luas,
penyusunan aturan yang mengikat pun
harus dikurangi secara signifikan. Dae-
rah didorong untuk memilih kebijakan
dengan menyesuaikan pada menu yang
disediakan pemerintah pusat.
Setelah memiliki peta yang jelas Bappe-
nas harus dapat menyiapkan modul yang
sesuai dengan kebutuhan daerah. Lang-
kah tersebut dilanjutkan dengan me-
nyiapkan pengajar yang memiliki kapa-
sitas kemampuan yang standar. Proses
sdandardisasi pengajar perlu dilakukan
melalui serangkaian Training of Trainers
(TOT) bagi staf di lingkungan Bappenas
dan staf perencana dari kementerian
lainnya.
Waktu pelaksanaan dapat ditetapkan
oleh Bappenas dengan mengacu pada
kebutuhan maupun atas permintaan
Daerah tertentu. Bappenas wajib untuk
memenuhi setiap undangan dan pejabat
yang ditunjuk harus diijinkan oleh atasan
kecuali ada kepentingan yang menyang-
kut Bappenas yang lebih besar. Tempat
kegiatan dapat menggunakan fasilitas
yang tersedia maupun menggunakan
fasilitas umum lainnya.
Lokasi pelaksanaan diklat dapat dilaku-
kan di Jakarta maupun di daerah. Un-
tuk efektivitas pelaksanaan diklat dapat
dilakukan di ibu kota provinsi dengan
melibatkan kabupaten/kota atau ibu kota
kabupaten dengan peserta lokal.
Dalam mengusung semangat good go-
vernance, Bappenas juga harus meng-
hargai partisipasi masyarakat yang secara
kelembagaan biasa melakukan diklat
untuk dapat bekerja sama dalam ke -
giatan diklat. Lembaga diklat yang terli-
bat harus memperoleh sertifikat dengan
memenuhi kriteria yang ditetapkan Bap-
penas.
Pembiaayan kegiatan diklat dilakukan se-
cara cost sharing, yaitu Bappenas harus
membiayai seluruh kebutuhan stafnya
dalam melakukan diklat. Sedangkan
kebutuhan peserta dari daerah harus
dipenuhi oleh daerah sesuai dengan ke-
tersediaan dana di masing-masing dae-
rah.
*) Penulis adalah Direktur Evaluasi
Kinerja Pembangunan Daerah.

More Related Content

What's hot

Isu dan Masalah Perencanaan Pembangunan Daerah
Isu dan Masalah Perencanaan Pembangunan DaerahIsu dan Masalah Perencanaan Pembangunan Daerah
Isu dan Masalah Perencanaan Pembangunan DaerahDadang Solihin
 
Pendekatan perencanaan pembangunan
Pendekatan perencanaan pembangunanPendekatan perencanaan pembangunan
Pendekatan perencanaan pembangunanQiu El Fahmi
 
Pengembangan ekonomi lokal berbasis blue economy revisi
Pengembangan ekonomi lokal berbasis blue economy revisiPengembangan ekonomi lokal berbasis blue economy revisi
Pengembangan ekonomi lokal berbasis blue economy revisiSugeng Budiharsono
 
Konsep Pembangunan Kawasan Perdesaan
Konsep Pembangunan Kawasan PerdesaanKonsep Pembangunan Kawasan Perdesaan
Konsep Pembangunan Kawasan PerdesaanAulia Arif
 
Pedoman Penyusunan Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD)
Pedoman Penyusunan Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD)Pedoman Penyusunan Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD)
Pedoman Penyusunan Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD)Joy Irman
 
Perencanaan Pembangunan Daerah
Perencanaan Pembangunan Daerah Perencanaan Pembangunan Daerah
Perencanaan Pembangunan Daerah Dadang Solihin
 
Cara Menghitung Indeks Pembangunan Manusia
Cara Menghitung Indeks Pembangunan ManusiaCara Menghitung Indeks Pembangunan Manusia
Cara Menghitung Indeks Pembangunan ManusiaRandy Wrihatnolo
 
Kebijakan perencanaan pembangunan regional
Kebijakan perencanaan pembangunan regional Kebijakan perencanaan pembangunan regional
Kebijakan perencanaan pembangunan regional Hamid Zukhair
 
Perencanaan Pembangunan
Perencanaan PembangunanPerencanaan Pembangunan
Perencanaan PembangunanSiti Sahati
 
KONSEP PENGEMBANGAN EKONOMI LOKAL
KONSEPPENGEMBANGAN EKONOMI LOKALKONSEPPENGEMBANGAN EKONOMI LOKAL
KONSEP PENGEMBANGAN EKONOMI LOKALVisualBee.com
 
Identifikasi dan kerangka isu strategis
Identifikasi dan kerangka isu strategisIdentifikasi dan kerangka isu strategis
Identifikasi dan kerangka isu strategisardinmarL
 
Sistem, Proses, Mekanisme, dan Dokumen Perencanaan Pembangunan Nasional Sesua...
Sistem, Proses, Mekanisme, dan Dokumen Perencanaan Pembangunan Nasional Sesua...Sistem, Proses, Mekanisme, dan Dokumen Perencanaan Pembangunan Nasional Sesua...
Sistem, Proses, Mekanisme, dan Dokumen Perencanaan Pembangunan Nasional Sesua...Dadang Solihin
 
13 masalah pengelolaan keuangan negara dan daeraha
13 masalah pengelolaan keuangan negara dan daeraha13 masalah pengelolaan keuangan negara dan daeraha
13 masalah pengelolaan keuangan negara dan daerahaRian Saifulloh
 
Pembangunan ekonomi regional
Pembangunan ekonomi regionalPembangunan ekonomi regional
Pembangunan ekonomi regionalEly Goro Leba
 
Prinsip Perencanaan Pembangunan Daerah
Prinsip Perencanaan Pembangunan Daerah Prinsip Perencanaan Pembangunan Daerah
Prinsip Perencanaan Pembangunan Daerah Dadang Solihin
 
Manajemen Pembangunan: Teori dan Praktek di Indonesia
Manajemen Pembangunan: Teori dan Praktek di IndonesiaManajemen Pembangunan: Teori dan Praktek di Indonesia
Manajemen Pembangunan: Teori dan Praktek di IndonesiaDadang Solihin
 

What's hot (20)

Isu dan Masalah Perencanaan Pembangunan Daerah
Isu dan Masalah Perencanaan Pembangunan DaerahIsu dan Masalah Perencanaan Pembangunan Daerah
Isu dan Masalah Perencanaan Pembangunan Daerah
 
Pendekatan perencanaan pembangunan
Pendekatan perencanaan pembangunanPendekatan perencanaan pembangunan
Pendekatan perencanaan pembangunan
 
Pengembangan ekonomi lokal berbasis blue economy revisi
Pengembangan ekonomi lokal berbasis blue economy revisiPengembangan ekonomi lokal berbasis blue economy revisi
Pengembangan ekonomi lokal berbasis blue economy revisi
 
Konsep Pembangunan Kawasan Perdesaan
Konsep Pembangunan Kawasan PerdesaanKonsep Pembangunan Kawasan Perdesaan
Konsep Pembangunan Kawasan Perdesaan
 
Pedoman Penyusunan Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD)
Pedoman Penyusunan Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD)Pedoman Penyusunan Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD)
Pedoman Penyusunan Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD)
 
Analisis issue ganesha
Analisis issue ganeshaAnalisis issue ganesha
Analisis issue ganesha
 
Perencanaan Pembangunan Daerah
Perencanaan Pembangunan Daerah Perencanaan Pembangunan Daerah
Perencanaan Pembangunan Daerah
 
Cara Menghitung Indeks Pembangunan Manusia
Cara Menghitung Indeks Pembangunan ManusiaCara Menghitung Indeks Pembangunan Manusia
Cara Menghitung Indeks Pembangunan Manusia
 
Kebijakan perencanaan pembangunan regional
Kebijakan perencanaan pembangunan regional Kebijakan perencanaan pembangunan regional
Kebijakan perencanaan pembangunan regional
 
Perencanaan Pembangunan
Perencanaan PembangunanPerencanaan Pembangunan
Perencanaan Pembangunan
 
Metode Baru dalam Pengitungan IPM
Metode Baru dalam Pengitungan IPM Metode Baru dalam Pengitungan IPM
Metode Baru dalam Pengitungan IPM
 
KONSEP PENGEMBANGAN EKONOMI LOKAL
KONSEPPENGEMBANGAN EKONOMI LOKALKONSEPPENGEMBANGAN EKONOMI LOKAL
KONSEP PENGEMBANGAN EKONOMI LOKAL
 
Identifikasi dan kerangka isu strategis
Identifikasi dan kerangka isu strategisIdentifikasi dan kerangka isu strategis
Identifikasi dan kerangka isu strategis
 
Pembangunan regional mteri pak iman
Pembangunan regional mteri pak imanPembangunan regional mteri pak iman
Pembangunan regional mteri pak iman
 
Sistem, Proses, Mekanisme, dan Dokumen Perencanaan Pembangunan Nasional Sesua...
Sistem, Proses, Mekanisme, dan Dokumen Perencanaan Pembangunan Nasional Sesua...Sistem, Proses, Mekanisme, dan Dokumen Perencanaan Pembangunan Nasional Sesua...
Sistem, Proses, Mekanisme, dan Dokumen Perencanaan Pembangunan Nasional Sesua...
 
13 masalah pengelolaan keuangan negara dan daeraha
13 masalah pengelolaan keuangan negara dan daeraha13 masalah pengelolaan keuangan negara dan daeraha
13 masalah pengelolaan keuangan negara dan daeraha
 
Pembangunan ekonomi regional
Pembangunan ekonomi regionalPembangunan ekonomi regional
Pembangunan ekonomi regional
 
Prinsip Perencanaan Pembangunan Daerah
Prinsip Perencanaan Pembangunan Daerah Prinsip Perencanaan Pembangunan Daerah
Prinsip Perencanaan Pembangunan Daerah
 
Public Private Partnership
Public Private PartnershipPublic Private Partnership
Public Private Partnership
 
Manajemen Pembangunan: Teori dan Praktek di Indonesia
Manajemen Pembangunan: Teori dan Praktek di IndonesiaManajemen Pembangunan: Teori dan Praktek di Indonesia
Manajemen Pembangunan: Teori dan Praktek di Indonesia
 

Viewers also liked

Harmonisasi RPJMD-RPJMN 2015-2019
Harmonisasi  RPJMD-RPJMN 2015-2019Harmonisasi  RPJMD-RPJMN 2015-2019
Harmonisasi RPJMD-RPJMN 2015-2019Dadang Solihin
 
Inovasi Pelayanan Publik berbasis Teknologi Informasi
Inovasi Pelayanan Publik berbasis Teknologi InformasiInovasi Pelayanan Publik berbasis Teknologi Informasi
Inovasi Pelayanan Publik berbasis Teknologi InformasiDadang Solihin
 
Uu 23 th 2014 depdagri
Uu 23 th 2014 depdagriUu 23 th 2014 depdagri
Uu 23 th 2014 depdagriita syarwani
 
Kuesioner Pembagian Sembako 15 Juli 2016
Kuesioner Pembagian Sembako 15 Juli 2016Kuesioner Pembagian Sembako 15 Juli 2016
Kuesioner Pembagian Sembako 15 Juli 2016Dadang Solihin
 
Pengertian Paradigma Perencanaan
Pengertian Paradigma PerencanaanPengertian Paradigma Perencanaan
Pengertian Paradigma PerencanaanFauzan Barnanda
 
Regional 2
Regional 2Regional 2
Regional 2Jack Ong
 
Regional 1
Regional 1Regional 1
Regional 1Jack Ong
 
130704 pelatihan tr
130704 pelatihan tr130704 pelatihan tr
130704 pelatihan trYustus Rona
 
Inovasi Pelayanan Publik & Prospek Kebutuhan Inovasi Pelayanan LAN
 Inovasi Pelayanan Publik & Prospek Kebutuhan Inovasi Pelayanan LAN Inovasi Pelayanan Publik & Prospek Kebutuhan Inovasi Pelayanan LAN
Inovasi Pelayanan Publik & Prospek Kebutuhan Inovasi Pelayanan LANTri Widodo W. UTOMO
 
E_Government dan Perencanaan Pembangunan Daerah
E_Government dan Perencanaan Pembangunan DaerahE_Government dan Perencanaan Pembangunan Daerah
E_Government dan Perencanaan Pembangunan DaerahDadang Solihin
 
Penataan permukiman kelurahan gowongan, yogjakarta
Penataan permukiman kelurahan gowongan, yogjakartaPenataan permukiman kelurahan gowongan, yogjakarta
Penataan permukiman kelurahan gowongan, yogjakartaAdvisory Specialist for P2KP
 
Tata Cara Penyusunan RPJP/M D Kabupaten
Tata Cara Penyusunan RPJP/M D KabupatenTata Cara Penyusunan RPJP/M D Kabupaten
Tata Cara Penyusunan RPJP/M D KabupatenMusnanda Satar
 
Program KOTAKU_strategi_percepatan_penanganan_kumuh_Perkotaan_Dir PKP-DJCK-PUPR
Program KOTAKU_strategi_percepatan_penanganan_kumuh_Perkotaan_Dir PKP-DJCK-PUPRProgram KOTAKU_strategi_percepatan_penanganan_kumuh_Perkotaan_Dir PKP-DJCK-PUPR
Program KOTAKU_strategi_percepatan_penanganan_kumuh_Perkotaan_Dir PKP-DJCK-PUPRAdvisory Specialist for P2KP
 
20161007 paradigma dan target kotaku 2016 2020-rev
20161007 paradigma dan target kotaku 2016 2020-rev20161007 paradigma dan target kotaku 2016 2020-rev
20161007 paradigma dan target kotaku 2016 2020-revAdvisory Specialist for P2KP
 
Pengantar program kotaku
Pengantar program kotakuPengantar program kotaku
Pengantar program kotakuAsmandat Ziano
 
20160608 arah kebijakan dan gambaran umum program kotaku rev
20160608 arah kebijakan dan gambaran umum program kotaku  rev20160608 arah kebijakan dan gambaran umum program kotaku  rev
20160608 arah kebijakan dan gambaran umum program kotaku revAdvisory Specialist for P2KP
 
Penataan permukiman karangwaru riverside yogjakarta
Penataan permukiman karangwaru riverside   yogjakartaPenataan permukiman karangwaru riverside   yogjakarta
Penataan permukiman karangwaru riverside yogjakartaAdvisory Specialist for P2KP
 
Ppt pariwisata kab. lamongan b
Ppt pariwisata kab. lamongan bPpt pariwisata kab. lamongan b
Ppt pariwisata kab. lamongan bFarida Rini
 
Materi kuliah-tata-ruang-dan-perencanaan-lingkungan1
Materi kuliah-tata-ruang-dan-perencanaan-lingkungan1Materi kuliah-tata-ruang-dan-perencanaan-lingkungan1
Materi kuliah-tata-ruang-dan-perencanaan-lingkungan1laboratorium pwkuinam
 

Viewers also liked (20)

Harmonisasi RPJMD-RPJMN 2015-2019
Harmonisasi  RPJMD-RPJMN 2015-2019Harmonisasi  RPJMD-RPJMN 2015-2019
Harmonisasi RPJMD-RPJMN 2015-2019
 
Inovasi Pelayanan Publik berbasis Teknologi Informasi
Inovasi Pelayanan Publik berbasis Teknologi InformasiInovasi Pelayanan Publik berbasis Teknologi Informasi
Inovasi Pelayanan Publik berbasis Teknologi Informasi
 
Uu 23 th 2014 depdagri
Uu 23 th 2014 depdagriUu 23 th 2014 depdagri
Uu 23 th 2014 depdagri
 
Kuesioner Pembagian Sembako 15 Juli 2016
Kuesioner Pembagian Sembako 15 Juli 2016Kuesioner Pembagian Sembako 15 Juli 2016
Kuesioner Pembagian Sembako 15 Juli 2016
 
Pengertian Paradigma Perencanaan
Pengertian Paradigma PerencanaanPengertian Paradigma Perencanaan
Pengertian Paradigma Perencanaan
 
Regional 2
Regional 2Regional 2
Regional 2
 
Regional 1
Regional 1Regional 1
Regional 1
 
20160610 perubahan paradigma program KOTAKU rev
20160610  perubahan paradigma program KOTAKU rev20160610  perubahan paradigma program KOTAKU rev
20160610 perubahan paradigma program KOTAKU rev
 
130704 pelatihan tr
130704 pelatihan tr130704 pelatihan tr
130704 pelatihan tr
 
Inovasi Pelayanan Publik & Prospek Kebutuhan Inovasi Pelayanan LAN
 Inovasi Pelayanan Publik & Prospek Kebutuhan Inovasi Pelayanan LAN Inovasi Pelayanan Publik & Prospek Kebutuhan Inovasi Pelayanan LAN
Inovasi Pelayanan Publik & Prospek Kebutuhan Inovasi Pelayanan LAN
 
E_Government dan Perencanaan Pembangunan Daerah
E_Government dan Perencanaan Pembangunan DaerahE_Government dan Perencanaan Pembangunan Daerah
E_Government dan Perencanaan Pembangunan Daerah
 
Penataan permukiman kelurahan gowongan, yogjakarta
Penataan permukiman kelurahan gowongan, yogjakartaPenataan permukiman kelurahan gowongan, yogjakarta
Penataan permukiman kelurahan gowongan, yogjakarta
 
Tata Cara Penyusunan RPJP/M D Kabupaten
Tata Cara Penyusunan RPJP/M D KabupatenTata Cara Penyusunan RPJP/M D Kabupaten
Tata Cara Penyusunan RPJP/M D Kabupaten
 
Program KOTAKU_strategi_percepatan_penanganan_kumuh_Perkotaan_Dir PKP-DJCK-PUPR
Program KOTAKU_strategi_percepatan_penanganan_kumuh_Perkotaan_Dir PKP-DJCK-PUPRProgram KOTAKU_strategi_percepatan_penanganan_kumuh_Perkotaan_Dir PKP-DJCK-PUPR
Program KOTAKU_strategi_percepatan_penanganan_kumuh_Perkotaan_Dir PKP-DJCK-PUPR
 
20161007 paradigma dan target kotaku 2016 2020-rev
20161007 paradigma dan target kotaku 2016 2020-rev20161007 paradigma dan target kotaku 2016 2020-rev
20161007 paradigma dan target kotaku 2016 2020-rev
 
Pengantar program kotaku
Pengantar program kotakuPengantar program kotaku
Pengantar program kotaku
 
20160608 arah kebijakan dan gambaran umum program kotaku rev
20160608 arah kebijakan dan gambaran umum program kotaku  rev20160608 arah kebijakan dan gambaran umum program kotaku  rev
20160608 arah kebijakan dan gambaran umum program kotaku rev
 
Penataan permukiman karangwaru riverside yogjakarta
Penataan permukiman karangwaru riverside   yogjakartaPenataan permukiman karangwaru riverside   yogjakarta
Penataan permukiman karangwaru riverside yogjakarta
 
Ppt pariwisata kab. lamongan b
Ppt pariwisata kab. lamongan bPpt pariwisata kab. lamongan b
Ppt pariwisata kab. lamongan b
 
Materi kuliah-tata-ruang-dan-perencanaan-lingkungan1
Materi kuliah-tata-ruang-dan-perencanaan-lingkungan1Materi kuliah-tata-ruang-dan-perencanaan-lingkungan1
Materi kuliah-tata-ruang-dan-perencanaan-lingkungan1
 

Similar to OPTIMASI SDM PERENCANA

Hasil seminar asn 18 maret 2014
Hasil seminar asn 18 maret 2014Hasil seminar asn 18 maret 2014
Hasil seminar asn 18 maret 2014Tiwi Pratiwi
 
Makalah perencanaan dan rekrutmen in Bahasa
Makalah perencanaan dan rekrutmen in BahasaMakalah perencanaan dan rekrutmen in Bahasa
Makalah perencanaan dan rekrutmen in BahasaYesica Adicondro
 
Meneropong Visi Misi Calon Kepala Daerah terhadap Pengembangan Sumber Daya Ap...
Meneropong Visi Misi Calon Kepala Daerah terhadap Pengembangan Sumber Daya Ap...Meneropong Visi Misi Calon Kepala Daerah terhadap Pengembangan Sumber Daya Ap...
Meneropong Visi Misi Calon Kepala Daerah terhadap Pengembangan Sumber Daya Ap...National Institute of Administration Public
 
MAKALAH PERENCANAAN DAERAH DIINSPEKTORAT...Dani 24...BY.ACHMAD AVANDI,SE,MM.....
MAKALAH PERENCANAAN DAERAH DIINSPEKTORAT...Dani 24...BY.ACHMAD AVANDI,SE,MM.....MAKALAH PERENCANAAN DAERAH DIINSPEKTORAT...Dani 24...BY.ACHMAD AVANDI,SE,MM.....
MAKALAH PERENCANAAN DAERAH DIINSPEKTORAT...Dani 24...BY.ACHMAD AVANDI,SE,MM.....ACHMAD AVANDI,SE,MM Alfaqzamta
 
Strategi perencanaan sumber daya manusia yang efektif
Strategi perencanaan sumber daya manusia yang efektifStrategi perencanaan sumber daya manusia yang efektif
Strategi perencanaan sumber daya manusia yang efektiftandurpaica
 
Paper mssp analisis renstra dan capaian kinerja kemenpan rb
Paper mssp   analisis renstra dan capaian kinerja kemenpan rb Paper mssp   analisis renstra dan capaian kinerja kemenpan rb
Paper mssp analisis renstra dan capaian kinerja kemenpan rb Mulyadi Yusuf
 
Yuk belajar nulis....2
Yuk belajar nulis....2Yuk belajar nulis....2
Yuk belajar nulis....2Conk ChoLeeh
 
Bahan sharing session bkn estty purwadiani hidayatie 21122021
Bahan sharing session bkn   estty purwadiani hidayatie 21122021Bahan sharing session bkn   estty purwadiani hidayatie 21122021
Bahan sharing session bkn estty purwadiani hidayatie 21122021KutsiyatinMSi
 
Tugas makalah sdm kelompok 1
Tugas makalah sdm kelompok 1Tugas makalah sdm kelompok 1
Tugas makalah sdm kelompok 1Sovia Yohana
 
Jurnal msdm (dwi pujiatin 1751144006)
Jurnal msdm (dwi pujiatin 1751144006)Jurnal msdm (dwi pujiatin 1751144006)
Jurnal msdm (dwi pujiatin 1751144006)Zie DwiPuji
 
dinamika pembinaan manajemen PNSD
dinamika pembinaan manajemen PNSDdinamika pembinaan manajemen PNSD
dinamika pembinaan manajemen PNSDRustan Amarullah
 
MAKALAH PERENCANAAN DAERAH ,PERANAN PEMBAGUNAN DIPU .LUAchmad avandi
MAKALAH PERENCANAAN DAERAH ,PERANAN PEMBAGUNAN DIPU .LUAchmad avandi  MAKALAH PERENCANAAN DAERAH ,PERANAN PEMBAGUNAN DIPU .LUAchmad avandi
MAKALAH PERENCANAAN DAERAH ,PERANAN PEMBAGUNAN DIPU .LUAchmad avandi ACHMAD AVANDI,SE,MM Alfaqzamta
 
Perencanaan Pembangunan Partisipatif
Perencanaan Pembangunan PartisipatifPerencanaan Pembangunan Partisipatif
Perencanaan Pembangunan PartisipatifDadang Solihin
 
Contoh proposal sdm
Contoh proposal sdmContoh proposal sdm
Contoh proposal sdmRani Apriani
 
Contoh proposal sdm-libre
Contoh proposal sdm-libreContoh proposal sdm-libre
Contoh proposal sdm-librecokro habiba
 

Similar to OPTIMASI SDM PERENCANA (20)

Hasil seminar asn 18 maret 2014
Hasil seminar asn 18 maret 2014Hasil seminar asn 18 maret 2014
Hasil seminar asn 18 maret 2014
 
Makalah perencanaan dan rekrutmen in Bahasa
Makalah perencanaan dan rekrutmen in BahasaMakalah perencanaan dan rekrutmen in Bahasa
Makalah perencanaan dan rekrutmen in Bahasa
 
Meneropong Visi Misi Calon Kepala Daerah terhadap Pengembangan Sumber Daya Ap...
Meneropong Visi Misi Calon Kepala Daerah terhadap Pengembangan Sumber Daya Ap...Meneropong Visi Misi Calon Kepala Daerah terhadap Pengembangan Sumber Daya Ap...
Meneropong Visi Misi Calon Kepala Daerah terhadap Pengembangan Sumber Daya Ap...
 
MAKALAH PERENCANAAN DAERAH DIINSPEKTORAT...Dani 24...BY.ACHMAD AVANDI,SE,MM.....
MAKALAH PERENCANAAN DAERAH DIINSPEKTORAT...Dani 24...BY.ACHMAD AVANDI,SE,MM.....MAKALAH PERENCANAAN DAERAH DIINSPEKTORAT...Dani 24...BY.ACHMAD AVANDI,SE,MM.....
MAKALAH PERENCANAAN DAERAH DIINSPEKTORAT...Dani 24...BY.ACHMAD AVANDI,SE,MM.....
 
Renstra revisi dpmptsp
Renstra revisi dpmptsp Renstra revisi dpmptsp
Renstra revisi dpmptsp
 
Naskah Memorandum Kabid PPI
Naskah Memorandum Kabid PPINaskah Memorandum Kabid PPI
Naskah Memorandum Kabid PPI
 
Strategi perencanaan sumber daya manusia yang efektif
Strategi perencanaan sumber daya manusia yang efektifStrategi perencanaan sumber daya manusia yang efektif
Strategi perencanaan sumber daya manusia yang efektif
 
Paper mssp analisis renstra dan capaian kinerja kemenpan rb
Paper mssp   analisis renstra dan capaian kinerja kemenpan rb Paper mssp   analisis renstra dan capaian kinerja kemenpan rb
Paper mssp analisis renstra dan capaian kinerja kemenpan rb
 
Yuk belajar nulis....2
Yuk belajar nulis....2Yuk belajar nulis....2
Yuk belajar nulis....2
 
Bahan sharing session bkn estty purwadiani hidayatie 21122021
Bahan sharing session bkn   estty purwadiani hidayatie 21122021Bahan sharing session bkn   estty purwadiani hidayatie 21122021
Bahan sharing session bkn estty purwadiani hidayatie 21122021
 
Renstra
RenstraRenstra
Renstra
 
Abah abdilah
Abah abdilahAbah abdilah
Abah abdilah
 
Tugas makalah sdm kelompok 1
Tugas makalah sdm kelompok 1Tugas makalah sdm kelompok 1
Tugas makalah sdm kelompok 1
 
Jurnal msdm (dwi pujiatin 1751144006)
Jurnal msdm (dwi pujiatin 1751144006)Jurnal msdm (dwi pujiatin 1751144006)
Jurnal msdm (dwi pujiatin 1751144006)
 
dinamika pembinaan manajemen PNSD
dinamika pembinaan manajemen PNSDdinamika pembinaan manajemen PNSD
dinamika pembinaan manajemen PNSD
 
MAKALAH PERENCANAAN DAERAH ,PERANAN PEMBAGUNAN DIPU .LUAchmad avandi
MAKALAH PERENCANAAN DAERAH ,PERANAN PEMBAGUNAN DIPU .LUAchmad avandi  MAKALAH PERENCANAAN DAERAH ,PERANAN PEMBAGUNAN DIPU .LUAchmad avandi
MAKALAH PERENCANAAN DAERAH ,PERANAN PEMBAGUNAN DIPU .LUAchmad avandi
 
Tugas MANDI ACHMADAVANDI,SE,MM
Tugas MANDI  ACHMADAVANDI,SE,MMTugas MANDI  ACHMADAVANDI,SE,MM
Tugas MANDI ACHMADAVANDI,SE,MM
 
Perencanaan Pembangunan Partisipatif
Perencanaan Pembangunan PartisipatifPerencanaan Pembangunan Partisipatif
Perencanaan Pembangunan Partisipatif
 
Contoh proposal sdm
Contoh proposal sdmContoh proposal sdm
Contoh proposal sdm
 
Contoh proposal sdm-libre
Contoh proposal sdm-libreContoh proposal sdm-libre
Contoh proposal sdm-libre
 

More from Dadang Solihin

Permohonan Pembatalan Keputusan Komisi Pemilihan Umum No. 360 Tahun 2024.pdf
Permohonan Pembatalan Keputusan Komisi Pemilihan Umum No. 360 Tahun 2024.pdfPermohonan Pembatalan Keputusan Komisi Pemilihan Umum No. 360 Tahun 2024.pdf
Permohonan Pembatalan Keputusan Komisi Pemilihan Umum No. 360 Tahun 2024.pdfDadang Solihin
 
Marty M. Natalegawa, 2021, Geopolitik dan Perekonomian Indonesia Dampak dan R...
Marty M. Natalegawa, 2021, Geopolitik dan Perekonomian Indonesia Dampak dan R...Marty M. Natalegawa, 2021, Geopolitik dan Perekonomian Indonesia Dampak dan R...
Marty M. Natalegawa, 2021, Geopolitik dan Perekonomian Indonesia Dampak dan R...Dadang Solihin
 
Mark Turner, David Hulme & Willy Mccourt, Governance, Management & Developmen...
Mark Turner, David Hulme & Willy Mccourt, Governance, Management & Developmen...Mark Turner, David Hulme & Willy Mccourt, Governance, Management & Developmen...
Mark Turner, David Hulme & Willy Mccourt, Governance, Management & Developmen...Dadang Solihin
 
Catatan Harian Ahmad Wahib - Pergolakan Pemikiran Islam disertai Komentar Pro...
Catatan Harian Ahmad Wahib - Pergolakan Pemikiran Islam disertai Komentar Pro...Catatan Harian Ahmad Wahib - Pergolakan Pemikiran Islam disertai Komentar Pro...
Catatan Harian Ahmad Wahib - Pergolakan Pemikiran Islam disertai Komentar Pro...Dadang Solihin
 
Ben Bland - Man of Contradictions Joko Widodo and the struggle to remake Indo...
Ben Bland - Man of Contradictions Joko Widodo and the struggle to remake Indo...Ben Bland - Man of Contradictions Joko Widodo and the struggle to remake Indo...
Ben Bland - Man of Contradictions Joko Widodo and the struggle to remake Indo...Dadang Solihin
 
Saat-Saat Terakhir di Universitas Darma Persada - Darma Persada Daigaku de no...
Saat-Saat Terakhir di Universitas Darma Persada - Darma Persada Daigaku de no...Saat-Saat Terakhir di Universitas Darma Persada - Darma Persada Daigaku de no...
Saat-Saat Terakhir di Universitas Darma Persada - Darma Persada Daigaku de no...Dadang Solihin
 
Wisuda Universitas Darma Persada Program Magister, Sarjana, & Diploma di Bala...
Wisuda Universitas Darma Persada Program Magister, Sarjana, & Diploma di Bala...Wisuda Universitas Darma Persada Program Magister, Sarjana, & Diploma di Bala...
Wisuda Universitas Darma Persada Program Magister, Sarjana, & Diploma di Bala...Dadang Solihin
 
Status Kepemilikan Kampus UNSADA Pondok Kelapa Jakarta Timur
Status Kepemilikan Kampus UNSADA Pondok Kelapa Jakarta TimurStatus Kepemilikan Kampus UNSADA Pondok Kelapa Jakarta Timur
Status Kepemilikan Kampus UNSADA Pondok Kelapa Jakarta TimurDadang Solihin
 
Who Dares Wins - Kill or Be Killed, Reaksi Rektor UNSADA terhadap Review Tim ...
Who Dares Wins - Kill or Be Killed, Reaksi Rektor UNSADA terhadap Review Tim ...Who Dares Wins - Kill or Be Killed, Reaksi Rektor UNSADA terhadap Review Tim ...
Who Dares Wins - Kill or Be Killed, Reaksi Rektor UNSADA terhadap Review Tim ...Dadang Solihin
 
The President Can Do No Wrong, Pilpres 2024 dan Cawe-Cawe P JKW
The President Can Do No Wrong, Pilpres 2024 dan Cawe-Cawe P JKWThe President Can Do No Wrong, Pilpres 2024 dan Cawe-Cawe P JKW
The President Can Do No Wrong, Pilpres 2024 dan Cawe-Cawe P JKWDadang Solihin
 
Laporan Akhir the Carter Center untuk Pemilu Legislatif di Indonesia
Laporan Akhir the Carter Center untuk Pemilu Legislatif di IndonesiaLaporan Akhir the Carter Center untuk Pemilu Legislatif di Indonesia
Laporan Akhir the Carter Center untuk Pemilu Legislatif di IndonesiaDadang Solihin
 
Evaluasi Rencana Pembangunan Daerah -Penyelarasan RPJPN-RPJD
Evaluasi Rencana Pembangunan Daerah -Penyelarasan RPJPN-RPJDEvaluasi Rencana Pembangunan Daerah -Penyelarasan RPJPN-RPJD
Evaluasi Rencana Pembangunan Daerah -Penyelarasan RPJPN-RPJDDadang Solihin
 
Laporan Pelaksanaan Tugas Taprof Lemhannas RI Tahun II 2023
Laporan Pelaksanaan Tugas Taprof Lemhannas RI Tahun II 2023 Laporan Pelaksanaan Tugas Taprof Lemhannas RI Tahun II 2023
Laporan Pelaksanaan Tugas Taprof Lemhannas RI Tahun II 2023 Dadang Solihin
 
ROYAL ENFIELD OWNER MANUAL TB 500
ROYAL ENFIELD OWNER MANUAL TB 500ROYAL ENFIELD OWNER MANUAL TB 500
ROYAL ENFIELD OWNER MANUAL TB 500Dadang Solihin
 
ROYAL ENFIELD OWNER MANUAL TB 350
ROYAL ENFIELD OWNER MANUAL TB 350ROYAL ENFIELD OWNER MANUAL TB 350
ROYAL ENFIELD OWNER MANUAL TB 350Dadang Solihin
 
ROYAL ENFIELD OWNER MANUAL Thunderbird 500
ROYAL ENFIELD OWNER MANUAL Thunderbird 500ROYAL ENFIELD OWNER MANUAL Thunderbird 500
ROYAL ENFIELD OWNER MANUAL Thunderbird 500Dadang Solihin
 
ROYAL ENFIELD OWNER MANUAL Interceptor 650
ROYAL ENFIELD OWNER MANUAL Interceptor 650ROYAL ENFIELD OWNER MANUAL Interceptor 650
ROYAL ENFIELD OWNER MANUAL Interceptor 650Dadang Solihin
 
ROYAL ENFIELD OWNER MANUAL Himalayan BS IV
ROYAL ENFIELD OWNER MANUAL Himalayan BS IVROYAL ENFIELD OWNER MANUAL Himalayan BS IV
ROYAL ENFIELD OWNER MANUAL Himalayan BS IVDadang Solihin
 
ROYAL ENFIELD CRUSADER 250 Instruction Book
ROYAL ENFIELD CRUSADER 250 Instruction BookROYAL ENFIELD CRUSADER 250 Instruction Book
ROYAL ENFIELD CRUSADER 250 Instruction BookDadang Solihin
 
ROYAL ENFIELD OWNER MANUAL BULLET ELECTRA
ROYAL ENFIELD OWNER MANUAL BULLET ELECTRAROYAL ENFIELD OWNER MANUAL BULLET ELECTRA
ROYAL ENFIELD OWNER MANUAL BULLET ELECTRADadang Solihin
 

More from Dadang Solihin (20)

Permohonan Pembatalan Keputusan Komisi Pemilihan Umum No. 360 Tahun 2024.pdf
Permohonan Pembatalan Keputusan Komisi Pemilihan Umum No. 360 Tahun 2024.pdfPermohonan Pembatalan Keputusan Komisi Pemilihan Umum No. 360 Tahun 2024.pdf
Permohonan Pembatalan Keputusan Komisi Pemilihan Umum No. 360 Tahun 2024.pdf
 
Marty M. Natalegawa, 2021, Geopolitik dan Perekonomian Indonesia Dampak dan R...
Marty M. Natalegawa, 2021, Geopolitik dan Perekonomian Indonesia Dampak dan R...Marty M. Natalegawa, 2021, Geopolitik dan Perekonomian Indonesia Dampak dan R...
Marty M. Natalegawa, 2021, Geopolitik dan Perekonomian Indonesia Dampak dan R...
 
Mark Turner, David Hulme & Willy Mccourt, Governance, Management & Developmen...
Mark Turner, David Hulme & Willy Mccourt, Governance, Management & Developmen...Mark Turner, David Hulme & Willy Mccourt, Governance, Management & Developmen...
Mark Turner, David Hulme & Willy Mccourt, Governance, Management & Developmen...
 
Catatan Harian Ahmad Wahib - Pergolakan Pemikiran Islam disertai Komentar Pro...
Catatan Harian Ahmad Wahib - Pergolakan Pemikiran Islam disertai Komentar Pro...Catatan Harian Ahmad Wahib - Pergolakan Pemikiran Islam disertai Komentar Pro...
Catatan Harian Ahmad Wahib - Pergolakan Pemikiran Islam disertai Komentar Pro...
 
Ben Bland - Man of Contradictions Joko Widodo and the struggle to remake Indo...
Ben Bland - Man of Contradictions Joko Widodo and the struggle to remake Indo...Ben Bland - Man of Contradictions Joko Widodo and the struggle to remake Indo...
Ben Bland - Man of Contradictions Joko Widodo and the struggle to remake Indo...
 
Saat-Saat Terakhir di Universitas Darma Persada - Darma Persada Daigaku de no...
Saat-Saat Terakhir di Universitas Darma Persada - Darma Persada Daigaku de no...Saat-Saat Terakhir di Universitas Darma Persada - Darma Persada Daigaku de no...
Saat-Saat Terakhir di Universitas Darma Persada - Darma Persada Daigaku de no...
 
Wisuda Universitas Darma Persada Program Magister, Sarjana, & Diploma di Bala...
Wisuda Universitas Darma Persada Program Magister, Sarjana, & Diploma di Bala...Wisuda Universitas Darma Persada Program Magister, Sarjana, & Diploma di Bala...
Wisuda Universitas Darma Persada Program Magister, Sarjana, & Diploma di Bala...
 
Status Kepemilikan Kampus UNSADA Pondok Kelapa Jakarta Timur
Status Kepemilikan Kampus UNSADA Pondok Kelapa Jakarta TimurStatus Kepemilikan Kampus UNSADA Pondok Kelapa Jakarta Timur
Status Kepemilikan Kampus UNSADA Pondok Kelapa Jakarta Timur
 
Who Dares Wins - Kill or Be Killed, Reaksi Rektor UNSADA terhadap Review Tim ...
Who Dares Wins - Kill or Be Killed, Reaksi Rektor UNSADA terhadap Review Tim ...Who Dares Wins - Kill or Be Killed, Reaksi Rektor UNSADA terhadap Review Tim ...
Who Dares Wins - Kill or Be Killed, Reaksi Rektor UNSADA terhadap Review Tim ...
 
The President Can Do No Wrong, Pilpres 2024 dan Cawe-Cawe P JKW
The President Can Do No Wrong, Pilpres 2024 dan Cawe-Cawe P JKWThe President Can Do No Wrong, Pilpres 2024 dan Cawe-Cawe P JKW
The President Can Do No Wrong, Pilpres 2024 dan Cawe-Cawe P JKW
 
Laporan Akhir the Carter Center untuk Pemilu Legislatif di Indonesia
Laporan Akhir the Carter Center untuk Pemilu Legislatif di IndonesiaLaporan Akhir the Carter Center untuk Pemilu Legislatif di Indonesia
Laporan Akhir the Carter Center untuk Pemilu Legislatif di Indonesia
 
Evaluasi Rencana Pembangunan Daerah -Penyelarasan RPJPN-RPJD
Evaluasi Rencana Pembangunan Daerah -Penyelarasan RPJPN-RPJDEvaluasi Rencana Pembangunan Daerah -Penyelarasan RPJPN-RPJD
Evaluasi Rencana Pembangunan Daerah -Penyelarasan RPJPN-RPJD
 
Laporan Pelaksanaan Tugas Taprof Lemhannas RI Tahun II 2023
Laporan Pelaksanaan Tugas Taprof Lemhannas RI Tahun II 2023 Laporan Pelaksanaan Tugas Taprof Lemhannas RI Tahun II 2023
Laporan Pelaksanaan Tugas Taprof Lemhannas RI Tahun II 2023
 
ROYAL ENFIELD OWNER MANUAL TB 500
ROYAL ENFIELD OWNER MANUAL TB 500ROYAL ENFIELD OWNER MANUAL TB 500
ROYAL ENFIELD OWNER MANUAL TB 500
 
ROYAL ENFIELD OWNER MANUAL TB 350
ROYAL ENFIELD OWNER MANUAL TB 350ROYAL ENFIELD OWNER MANUAL TB 350
ROYAL ENFIELD OWNER MANUAL TB 350
 
ROYAL ENFIELD OWNER MANUAL Thunderbird 500
ROYAL ENFIELD OWNER MANUAL Thunderbird 500ROYAL ENFIELD OWNER MANUAL Thunderbird 500
ROYAL ENFIELD OWNER MANUAL Thunderbird 500
 
ROYAL ENFIELD OWNER MANUAL Interceptor 650
ROYAL ENFIELD OWNER MANUAL Interceptor 650ROYAL ENFIELD OWNER MANUAL Interceptor 650
ROYAL ENFIELD OWNER MANUAL Interceptor 650
 
ROYAL ENFIELD OWNER MANUAL Himalayan BS IV
ROYAL ENFIELD OWNER MANUAL Himalayan BS IVROYAL ENFIELD OWNER MANUAL Himalayan BS IV
ROYAL ENFIELD OWNER MANUAL Himalayan BS IV
 
ROYAL ENFIELD CRUSADER 250 Instruction Book
ROYAL ENFIELD CRUSADER 250 Instruction BookROYAL ENFIELD CRUSADER 250 Instruction Book
ROYAL ENFIELD CRUSADER 250 Instruction Book
 
ROYAL ENFIELD OWNER MANUAL BULLET ELECTRA
ROYAL ENFIELD OWNER MANUAL BULLET ELECTRAROYAL ENFIELD OWNER MANUAL BULLET ELECTRA
ROYAL ENFIELD OWNER MANUAL BULLET ELECTRA
 

Recently uploaded

MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxssuser35630b
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
 
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarantugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarankeicapmaniez
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1udin100
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfDimanWr1
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxssuser50800a
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxadimulianta1
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxsukmakarim1998
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxSlasiWidasmara1
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..ikayogakinasih12
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxRizkyPratiwi19
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSovyOktavianti
 
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptxcontoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptxHR MUSLIM
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapsefrida3
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatanssuser963292
 

Recently uploaded (20)

MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarantugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
 
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptxcontoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptx
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
 

OPTIMASI SDM PERENCANA

  • 1. E-Mail : simpul@bappenas.go.id Volume 14 | Tahun 7 | April 2010 PARADOKS DIKLAT PERENCANAAN PEMERINTAH PUSAT DAN DAERAH
  • 2. 6 Simpul Perencana | Volume 14 | Tahun 7 | April 2010 Kegagalan Perencanaan Akibat Aparat Pelaksana yang Tidak Kompeten Cakrawala Dadang Solihin* Peningkatan kualitas SDM Perencana baik di pusat maupun di daerah merupakan kebutuhan mendesak dan tidak bisa ditawar-tawar lagi. Kebutuhan itu dapat digambarkan sebagai berikut. Apabila ditinjau dari sisi pemerintahan daerah, saat ini pemerintahan daerah berjumlah 33 provinsi dan 465 kabupaten/kota, dan setiap pemerintahan daerah wajib memiliki dokumen perencanaan yang berkualitas, mulai dari Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD), Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD), Rencana Startegis Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renstra SKPD), Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) dan Rencana Kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renja SKPD). Setiap dokumen berisi arahan pembangunan masing-masing daerah. Kesalahan penyusunan dokumen dapat menyebabkan tidak sinerginya perencanaan pembangunan antara pusat dan daerah, yang pada akhirnya akan menghambat pencapaian tujuan pembangunannasional,yaitupeningkatan kesejahteraan masyarakat. Menurut Kartasasmita dalam Adminis- trasi Pembangunan: Perkembangan Pe- mikiran dan Praktiknya di Indonesia, LP3ES, 1997,hal 52, setidaknya terdapat empat hal yang dapat menyebabkan ke- gagalan perencanaan. Pertama, penyu- sunan perencanaan tidak tepat, mung- kin karena informasinya kurang lengkap, metodologinya belum dikuasai, dan pe- rencanaannya tidak realistis, sehingga ti- dak mungkin terlaksana. Kedua, perencanaan mungkin baik, tetapi pelaksanaan tidak seperti seharusnya karena ketidak-terkaitan perencanaan dengan pelaksanaan, pelaksana yang tidak siap atau tidak kompeten, serta masyarakat tidak berkesempatan berpar- tisipasi, sehingga tidak mendukung. Hal lain karena pengaruh politis terlalu besar, sehingga pertimbangan teknis perenca- naan diabaikan. Penyebab kegagalan ketiga adalah para- digma perencanaan yang tidak sesuai dengan kondisi dan perkembangan serta tidak dapat mengatasi masalah mendasar negara berkembang. Misalnya, orientasi semata-mata pada pertumbuhan yang menyebabkan makin melebarnya kesen- jangan. Keempat adalah pengaturan yang terlampau rigid, sehingga tidak memberi kesempatan berkembang prakarsa indi- vidu dan pengembangan kapasitas serta
  • 3. Simpul Perencana | Volume 14 | Tahun 7 | April 2010 7 cakrawala potensi masyarakat secara penuh. Peren- canaan seperti itu disebut sebagai sistem perencanaan terpusat (centrally planned system). Dokumen perencanaan semestinya bermanfaat dan berfungsi sebagai penuntun arah, meminimalisasi ketidakpastian, mengurangi pemborosan sumber daya, dan dapat digunakan sebagai dasar penetapan standar dan pengawasan kualitas. Mengingat nilai strategis dokumen perencanaan, peraturan perundangan mengamanatkan bahwa semua dokumen rencana pembangunan daerah harus mengacu atau setidaknya memperhatikan dokumen perencanaan pemerintah, dalam hal ini RPJPN dan RPJMN. Untuk memperoleh kualitas dokumen yang sesuai, diperlukan sumber daya manusia yang memiliki kemampuan yang baik untuk menyusun dan melaksanakan berbagai program. Dokumen yang baik dicirikan dengan substansi yang benar secara akademik teknokratik serta program-program yang dapat dilaksanakan di daerah yang berpengaruh dalam pencapaian tujuan pembangunan nasional. Saat ini pemerintah memiliki RPJMN baru, yaitu dokumen perencanaan lima tahun ke depan sebagai penjabaran visi- misi presiden dan wakil presiden. Visi dan misi dimaksud kemudian diturunkan menjadi Rencana Pembangunan Jangka Menengah 2010-2014. Untuk melaksanakan berbagai program sesuai dengan RPJMN yang baru tersebut diperlukan SDM yang berkualitas, baik di pusat maupun di daerah. MenurutRPJMN2010-2014,pemantapan proses desentralisasi melalui penguatan sinergi pusat-daerah dan antar-daerah merupakan agenda penting untuk memperoleh manfaat optimal dari integrasi dengan ekonomi global. Karena itu, RPJMN 2010-2014 mengamanatkan bahwa salah satu langkah strategis yang harus dilakukan adalah meningkatkan kapasitas pemerintah daerah. Pentingnya peningkatan kapasitas pemerintah daerah ini beberapa tahun lalu pernah diingatkan Bappenas dalam buku Pegangan Penyelenggaraan Peme- rintahan dan Pembangunan Daerah 2008. Buku yang diberi kata pengantar oleh Presiden SBY tersebut dengan te- gas menyatakan bahwa pembangunan daerah pada hakikatnya adalah upaya terencana untuk meningkatkan kapasitas pemerintahan daerah, sehingga tercipta suatu kemampuan yang andal dan profe- sional dalam melayani masyarakat, dan mengelola sumber daya ekonomi daerah secara berdaya guna, serta berhasil guna untuk kemajuan perekonomian daerah dan kesejahteraan masyarakat. Kegagalan dalam menyediakan SDM perencana yang berkualitas menyebab- kan kegagalan pula dalam pelaksanaan program pembangunan dalam berbagai aspek. Sebagaimana dikatakan Kartasas- mita di atas, kegagalan perencanaan da- pat terjadi karena aparat pelaksana yang tidak siap atau tidak kompeten, sehingga perencanaan mungkin baik, tetapi pelak- sanaannya tidak seperti seharusnya. Ke- gagalan seperti itu terjadi karena ketidak terkaitan perencanaan dengan pelak- sanaan. Itu berarti pula walaupun pe- rencanaan dari pusat sudah baik, tetapi apabila aparat perencana dan pelaksana di daerah belum paham, berbagai target pembangunan sesuai dengan RPJMN pun tidak tercapai dengan baik. Untuk menyediakan SDM yang berkuali- tas diperlukan peningkatan kemam- puan pada semua lini secara berke- sinambungan. Pemerintah pusat perlu memeningkatkan kemampuan stafnya dengan memberi wawasan yang lebih mendalam dalam penyusunan dokumen rencana. Selanjutnya, staf pemerintah yang memiliki kemampuan tersebut ha- rus mentransfer pengetahuannya kepada staf perencana dan pelaksana di daerah. Dengan kesamaan pemahaman diharap- kan sinergisitas dokumen perencanaan pusat dan daerah dapat terbangun dalam waktu tidak terlalu lama. Salah satu ben- tuk transfer pengetahuan dapat dilak- sanakan melalui pendidikan dan latihan (diklat). Tujuan Diklat Perencana Pendidikan dan latihan merupakan un- sur kunci yang pada hakikatnya adalah proses pembelajaran. Untuk melatih pegawai, dibutuhkan pengetahuan ten- tang bagaimana seseorang belajar (Gary Dessler, Manajemen Sumber Daya Ma- nusia, Edisi Bahasa Indonesia, edisi ketu- juh, Jakarta, Prenhallindo, 1997, hal. 266) Pegawai dalam suatu organisasi se- bagai SDM, dan sebagai hasil dari proses “ Kegagalan perencanaan dapat terjadi karena aparat pelaksana yang tidak siap atau tidak kompeten, sehingga perencanaan mungkin baik, tetapi pelaksanaannya tidak seperti seharusnya ”
  • 4. cakrawala 8 Simpul Perencana | Volume 14 | Tahun 7 | April 2010 seleksi harus dikembangkan, sehingga kemampuan mereka dapat mengikuti perkembangan organisasi. Nadler (1970) dalam Soekidjo Noto- admodjo, secara terinci menguraikan bidang kegiatan Pengembangan SDM itu dalam beberapa bagian,yaitu: 1) Pela- tihan Pegawai (employee training); 2) Pen- didikan Pegawai (employee education); 3) Pengembangan Pegawai (employee deve- lopment); 4) Pengembangan non-pegawai (non-employee development). Kegiatan ketiga bidang yang pertama (pelatihan, pendidikan, pengembangan pegawai) adalah merupakan kegiatan pokok untuk pengembangan pegawai di dalam suatu institusi atau departemen dalam kegiatannya untuk mengembang- kan organisasi institusi atau departemen yang bersangkutan. Sedangkan bidang ke-4 (non-employee development) pada hakikatnya adalah pelaksanaan fungsi sosial dari institusi tersebut. Karena suatu institusi atau departemen menurut Nadler juga mempunyai kewajiban untuk melaksanakan diklat bagi anggota ma- syarakat yang bukan pegawai dan institusi. Menurut Edwin B. Flippo (Manajemen Personalia, Jakarta, Erlangga, 1984, hal. 215)., sesudah pegawai direkrut, dipilih, dan dilantik atau diperkenalkan, pegawai itu harus dikembangkan agar lebih sesuai dengan pekerjaan dan organisasi. Tidak seorang pun yang sepenuhnya sesuai pada saat pengangkatan, sehingga harus dididik dan dilatih. Menurut Oemar Hamalik (Manajemen Pelatihan Ketenagakerjaan (Pendekatan Terpadu) Pengembangan Sumber Daya Manusia, Jakarta, Bumi Aksara, 2007, hal. 32), program pelatihan merupakan suatu pegangan penting untuk melak- sanakan kegiatan pelatihan. Program tidak hanya memberi acuan, melainkan mejadi patokan untuk mengukur keber- hasilan kegiatan pelatihan. Sebab itu, de- sain dan perencanaan program pelatihan sebaiknya dilakukan oleh ahli dalam bi- dangnya dan bertitik tolak dari kebijakan yang digariskan pimpinan berwenang dalam bidang ketenagaan. Dalam mengidentifikasi kebutuhan akan pelatihan dan pengembangan, terdapat tiga pihak yang terlibat. Pihak pertama ialah satuan organisasi yang mengelola SDM. Peranan satuan kerja ini adalah mengidenifikasikan kebutuhan organisasi sebagai keseluruhan, baik untuk kepen- tingan sekarang maupun untuk memper- siapkan organisasi menghadapi tantangan masa depan. Pihak kedua ialah para manajer berbagai satuan kerja. Karena manajer itulah yang sehari-hari memimpin pegawai dan kare- na mereka pulalah yang paling bertang- gung jawab atas keberhasilan atau kega- galan satuan kerja yang dipimpin. Me- rekalah yang dianggap paling mengetahui kebutuhan pelatihan dan pengembangan apa yang diperlukan. Pihak ketiga adalah para pegawai yang bersangkutan sendiri. Banyak organisasi yang memberi kesempatan kepada pega- wainya untuk mencalonkan diri sendiri mengikuti pelatihan dan pengembangan tertentu. Titik tolak pemberian kesem- patan ini bahwa pegawai yang sudah dewasa secara intelektual mengetahui kelemahan-kelemahan diri masing-ma- sing. (Sondang P. Siagian, Manajemen Sumber Daya Manusia, Cetakan ke-15, Jakarta, Bumi Aksara, 2008, hal. 187). Mengembangkan dan mengidentifikasi masalah tentang diklat, dimulai dengan mengadakan riset dan observasi, berbi- cara dengan orang yang berkepentingan sesuai dengan masalahnya. Tegasn diklat tidak akan efektif jika pembahasan ma- salah mengabaikan salah satu inventari- sasi penyebab yang tidak bisa bekerja/ tidak terampil. Ada lima pendekatan efisien dalam memecahkan masalah diklat, (H. Abdur- rahmat Fathoni, Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta, PT. Rineka Cipta, 2006, hal. 97-98) yaitu: 1) Mengembangkan dan mengidentifi- kasikan masalah diklat. 2) Memeriksa seluruh perubahan yang terjadi sebelum masalah timbul. 3) Menandai dan membuat telaahan terhadap sebab-sebab yang paling mungkin dari masalah yang timbul. 4) Melakukan penelitian melalui pri- oritas dan alternatif pemecahan ma- salah. 5) Melakukan evaluasi terhadap peran- an yang paling memungkinkan dalam diklat sesuai dengan kebutuhan dan kondisi lingkungan. Tujuan diklat umumnya untuk pembi- naan bagi tenaga kerja atau pegawai agar dapat: 1) Meningkatkan kepribadian dan se- mangat pengabdian kepada orga- nisasi dan masyarakat. TARGET
  • 5. cakrawala Simpul Perencana | Volume 14 | Tahun 7 | April 2010 9 2) Meningkatkan mutu dan kemam- puan, serta keterampilan baik dalam melaksanakan tugas maupun kepe- mimpinan. 3) Melatih dan meningkatkan me- kanisme kerja dan kepekaan dalam melaksanakan tugas. 4) Melatih dan meningkatkan kinerja dalam merencanakan. 5) Meningkatkan ilmu pengetahuan dan keterampilan. Evaluasi Diklat Perencana Dalam pelaksanaan diklat perencanaan pusat ke daerah terdapat beberapa paradoks yang substansial perencanaan maupun pelaksanaan diklat itu sendiri. Paradoks pertama, perencanaan adalah bagian dari siklus manajemen pemba- ngunan. Bagian lainnya adalah pengang- garan, pelaksanaan, serta monitoring dan evaluasi. Dalam kenyataannya, mo- nitoring dan evaluasi belum dilaksanakan dengan semestinya, sehingga proses pe- rencanaan pembangunan daerah belum mendapat masukan dari hasil evaluasi dokumen perencanaan pada periode se- belumnya. Paradoks kedua adalah banyaknya pera- turan menyangkut monitoring dan evalu- asi yang dikeluarkan pemerintah pusat. Namun demikian, dari banyaknya aturan tersebut tidak ada satu pun yang men- jadi kepentingan daerah. Sementara itu, yang dilaporkan kepada pemerintah pu- sat juga tidak dimanfaatkan secara efektif dan efisien. Paradoks ketiga adalah kebutuhan nyata dari pusat (Bappenas) dan daerah dalam penyusunan dokumen perencanaan yang sesuai antara pusat dan daerah, namun Bappenas tidak memiliki langkah nyata untuk memenuhi kebutuhan dimaksud. Paradoks keempat adalah kenyataan bahwa selama ini pelatihan-pelatihan yang dilakukan lembaga lain, seperti Ke- mendagri, BPKP, serta pihak swasta, yang mengisi kekosongan diklat, namun de- ngan menggunakan tenaga-tenaga dari Bappenas. Secara institusional Bappenas tidak melaksanakan diklat, tetapi materi dan pembicara banyak yang berasal dari Bappenas. Untuk dapat menghilangkan berbagai paradoks diklat perencanaan tersebut perlu disusun kebijakan nasional pe- ningkatan kapasitas aparatur perencana daerah. Kebijakan itu bukan hanya dari penyusunan dokumen rencana, tetapi disesuaikan dengan perkembangan yang terjadi serta jenis-jenis diklat lain yang memiliki relevansi dengan kebutuhan aparatur perencana di daerah. Menarik untuk disimak temuan Manshur (2009) sebagai hasil evaluasi atas penyelenggaraan diklat, bintek, dan sosialisasi berikut ini: 1) Berkaitan substansi, daerah ingin tahu lebih banyak tentang materi dan substansi UU 25/2004 tentang SPPN sebagai “back ground” informasi un- tuk menyusun berbagai produk pe- rencanaan pembangunan daerah. 2) Diklat seringkali tidak “serius” dalam melaksanakannya. Panitia hanya ber- orientasi agar “pengajar” nya bisa datang lantas mengajar dan peserta “yang diajar” bisa memenuhi ru- angan. Peserta pun hanya sekadar melakukan “formalitas” memenuhi penugasan dari pimpinan untuk mengikuti kegiatan. Sementara, pe- ngajar, pelatih, atau instruktur hanya sekadar memenuhi undangan dan membawakan materi yang hanya “itu-itu” saja. Padahal antara diklat, bintek, dan sosialisasi, kadar kese- riusannya beda-beda. 3) Seringkali “stakeholders” atau “audi- ence” untuk ketiga kegiatan ini sama saja. Untuk sosialisasi kebijakan dan peraturan barangkali “stakeholder” atau “audience” nya bisa lebih luas, termasuk melibatkan unsur di luar pemerintah. Tetapi, untuk bintek, apalagi untuk diklat, pesertanya lebih khusus (targeted audience). 4) Jarang sekali ada tindak lanjut setelah selesai kegiatan. Hasil kegiatan bin- tek seharusnya dilanjutkan dengan fasilitasi penyusunan dokumen yang lebih terinci secara teknis. Karena itu, seorang instruktur harus terus dili- batkan dalam proses itu. Kalau tidak,
  • 6. cakrawala 10 Simpul Perencana | Volume 14 | Tahun 7 | April 2010 tidak ada jaminan tentang quality control dari dokumen yang benar- benar akan disusun sebagai produk kebijakan. Paling tidak, korespon- densi antara instruktur dengan client harus dijaga selama proses penyu- sunan dokumen. Hal ini penting juga untuk akuntabilitas terhadap kualitas materi yang diberikan seorang in- struktur kepada client. 5) Jarang ada materi diklat atau bintek yang benar-benar mencerminkan kebutuhan riel daerah. Selama ini terjadi generalisasi yang berlebihan dalam materi (substansi) bintek atau diklat. Pendeknya, apa yang sedang ”ngetren” di pusat akan semakin sering dan gampang direplikasi se- bagai bahan ajar di daerah. Setelah itu, kita semua akan menunggu ”trend” berikutnya. Padahal, perso- alan pembangunan di daerah di sam- ping sangat banyak dan kompleks, sangat nyata dan praktis. Tetapi, sa- yang materi diklat atau bintek yang mampu beri kontribusi dan solusi un- tuk menyelesaikan masalah di dae- rah terlalu sedikit. Faktor Pendorong Dokumen perencanaan adalah dokumen yang secara berkala berubah mengikuti siklus pemerintahan. Perubahan itu menciptakan hal-hal baru baik secara substansial maupun sistemik dan prose- dur pelaksanaannya. Perubahan terse- but menuntut transfer pengetahuan melalui diklat yang perlu dilakukan Bap- penas. Sejalan dengan pelaksanaan demokrasi, dalam setiap lima tahun rakyat diberi kesempatan memilih wakilnya melalui pemilihan umum. Hasil pemilihan umum senantiasa menghasilkan anggota wakil rakyat baru. Wakil rakyat baru akan ikut terlibat – baik langsung atau tidak - dalam penyusunan dokumen perenca- naan dan mengawasi pelaksanaannya. Mayoritas wakil rakyat yang baru tidak memiliki pengetahuan memadai dalam penyusunan dokumen perencanaan dan mekanisme pengawasan pelaksanaan. Untuk itu, diperlukan wadah untuk pe- ningkatan kemampuan wakil rakyat dan diklat pendek adalah sarana tepat untuk mengatasi permasalahan tersebut. Salah satu prinsip dalam penerapan good governance adalah partisipasi masyara- kat dan dunia usaha dalam menyusun dokumen perencanaan. Agar penyusun- an dokumen perencanaan dapat ber- pengaruh besar dan bukan kepentingan sekelompok masyarakat, diperlukan pengetahuan memadai bagi kelompok masyarakat tersebut. Pelaksanaan diklat perencanaan diyakini dapat menjadi wahana efektif dalam transfer pengeta- huan, sehingga diharapkan masyarakat dan dunia usaha mampu berpartisipasi secara signifikan dalam penyusunan do- kumen perencanaan. Secara kelembagaan pemerintahan SBY- Boediono menyatakan perlunya sinergi- tas antara pusat dan daerah. Sinergitas ini bisa dibangun jika ada komunikasi antara pusat dan daerah. Salah satu ko- munikasi top-down adalah penyampaian kebijakan pusat kepada daerah dalam semua kebijakan. Dalam substansi pe- rencanaan pembangunan, Bappenas menyadari pentingnya sinergi Bappenas dengan Bappeda untuk ditingkatkan. Upaya ini dapat berjalan jika Bappenas menyediakan wadah pengalihan transfer pengetahuan seperti diklat dan sejenis- nya. Saat ini - meskipun secara sporadis dan insidental - Bappeda banyak yang me- nyampaikan keinginan untuk bekerja sama dengan Bappenas dalam program peningkatan kapasitas perencana di daerah. Dalam hal pendanaan, banyak daerah yang menyatakan kesiapannya untuk cost sharing. Untuk itu, Bappe- nas - dalam hal ini Pusbindiklatren dan Pusdatin - perlu membuat sistem yang terkoordinatif dan menyusun program pelatihan yang lebih kongkret. Usulan Dengan asumsi bahwa belum ada sinergi antara diklat perencana pusat dan dae- rah, diklat harus mengarah kepada peng- hilangan penyebab tersebut. Sebagai langkah awal, perlu evaluasi terhadap diklat yang selama ini dilakukan. Menurut Manshur (2009), diperlukan ”evaluasi tuntas” sekaligus ”revitalisasi yang pas” terhadap konsep dan praktik penyelenggaraan diklat maupun bim- bingan teknis (bintek), atau pun sosial- isasi bagi aparatur pemerintah daerah. Evaluasi dibutuhkan untuk mengkaji efektivitas sekaligus optimalitas penye- lenggaraan diklat, bintek, dan sosialisasi, baik untuk kebutuhan pusat maupun Setelah memiliki peta yang jelas Bappenas harus dapat menyiapkan modul yang sesuai dengan kebutuhan daerah. Langkah tersebut dilanjutkan dengan menyiapkan pengajar yang memiliki kapasitas kemampuan yang standar.
  • 7. cakrawala Simpul Perencana | Volume 14 | Tahun 7 | April 2010 11 daerah. Tentu saja hal ini berkaitan de- ngan persoalan substansi, materi, bahkan berhubungan dengan teknis penyeleng- garaannya. Pusat dan daerah, keduanya membutuhkan ”amunisi”, aksentuasi, ar- tikulasi, maupun tata cara yang berbeda satu sama lain. Hasil evaluasi harus di- lanjutkan dengan pemetaan tentang ke- butuhan materi yang diharapkan daerah. Sementara itu, revitalisasi diperlukan agar diklat, bintek, dan sosialisasi dapat berperan secara ”vital” sekaligus propor- sional sebagai ”tools” sekaligus medium untuk mengkonversi berbagai informasi kebijakan dan regulasi ke dalam pemak- naan administratif yang jelas, lugas, dan pas, serta ke dalam penerjemahan opera- sionalisasi secara teknis di lapangan. Kare- na itu, revitalisasi dibutuhkan untuk meng- hasilkan standardisasi materi, instruktur, dan lembaga penyedia (provider) seka- ligus sertifikasi terhadap proses dan hasil kegiatan yang dilakukan. Dengan mengacu pendapat Kartasas- mita pada semangat desentralisasi, ke- tika daerah memiliki hak yang lebih luas, penyusunan aturan yang mengikat pun harus dikurangi secara signifikan. Dae- rah didorong untuk memilih kebijakan dengan menyesuaikan pada menu yang disediakan pemerintah pusat. Setelah memiliki peta yang jelas Bappe- nas harus dapat menyiapkan modul yang sesuai dengan kebutuhan daerah. Lang- kah tersebut dilanjutkan dengan me- nyiapkan pengajar yang memiliki kapa- sitas kemampuan yang standar. Proses sdandardisasi pengajar perlu dilakukan melalui serangkaian Training of Trainers (TOT) bagi staf di lingkungan Bappenas dan staf perencana dari kementerian lainnya. Waktu pelaksanaan dapat ditetapkan oleh Bappenas dengan mengacu pada kebutuhan maupun atas permintaan Daerah tertentu. Bappenas wajib untuk memenuhi setiap undangan dan pejabat yang ditunjuk harus diijinkan oleh atasan kecuali ada kepentingan yang menyang- kut Bappenas yang lebih besar. Tempat kegiatan dapat menggunakan fasilitas yang tersedia maupun menggunakan fasilitas umum lainnya. Lokasi pelaksanaan diklat dapat dilaku- kan di Jakarta maupun di daerah. Un- tuk efektivitas pelaksanaan diklat dapat dilakukan di ibu kota provinsi dengan melibatkan kabupaten/kota atau ibu kota kabupaten dengan peserta lokal. Dalam mengusung semangat good go- vernance, Bappenas juga harus meng- hargai partisipasi masyarakat yang secara kelembagaan biasa melakukan diklat untuk dapat bekerja sama dalam ke - giatan diklat. Lembaga diklat yang terli- bat harus memperoleh sertifikat dengan memenuhi kriteria yang ditetapkan Bap- penas. Pembiaayan kegiatan diklat dilakukan se- cara cost sharing, yaitu Bappenas harus membiayai seluruh kebutuhan stafnya dalam melakukan diklat. Sedangkan kebutuhan peserta dari daerah harus dipenuhi oleh daerah sesuai dengan ke- tersediaan dana di masing-masing dae- rah. *) Penulis adalah Direktur Evaluasi Kinerja Pembangunan Daerah.