1. 1. ----
2. ----
3. ----
4. Pengertian Definisi Operasional
Selanjutnya, untuk setiap variabel yang dikemukakan harus disertai dengan definisi
operasional yang jelas. Definisi operasional suatu variabel merupakan petunjuk atau
pedoman tentang:
a. Apa atau siapa yang akan atau harus diamati atau diukur.
b. Alat atau instrument yang akan dipakai untuk melakukan pengukuran atau
pengumpulan data,
c. Metode pengamatan atau pengukuran yang akan diterapkan dan
d. Siapa yang akan melakukan pengukuran atau pengamatan1
Pengertian definisi operasional variabel adalah penarikan batasan yang lebih
menjelaskan ciri-ciri spesifik yang lebih substantive dari suatu konsep. Secara umum
tujuannya agar peneliti dapat mencapai suatu alat ukur yang yang sesuai dengan
hakikat variabel yang sudah di definisikan konsepnya, maka peneliti harus
memasukkan proses atau operasionalnya alat ukur yang akan digunakan untuk
kuantifikasi gejala atau variabel yang ditelitinya.2
Sedangkan menurut Young, yang dimaksud dengan definisi operasional ialah suatu
definisi yang didasarkan pada karakteristik yang dapat diobservasi dari apa yang
sedang didefinisikan atau “mengubah konsep-konsep yang berupa konstruk dengan
kata-kata yang menggambarkan perilaku atau gejala yang dapat diamati dan yang
dapat diuji dan ditentukan kebenarannya oleh orang lain”
Tujuan dari definisi operasional secara khususnya adalah sebagai berikut :
a. Memudahkan pengumpulan data dan menghindarkan perbedaan interpretasi
serta membatasi ruang lingkup variabel
b. Definisi variabel kunci /penting yang dapat diukur secara operasional dan
dipertanggungjawabkan (referensi jelas)
c. Memuat batasan variabel bebas dan variabel terikat, serta istilah yang dipakai
untuk menghubungkan variabel-variabel
Sedangkan ciri-ciri dari definisi operasional adalah ;
1
Prof.I Gusti Ngurah Agung,Ph.D, Manajemen Penulisan Skripsi,Tesis, Dan Disertasi, (Jakarta:Rajawali Pers,
2011), hal.14.
2 http://kholifahlilik.blogspot.com/p/definisi-operasional-variabel.html
2. 1. Apabila lebih dari satu orang melihat/membaca ide/maksud yang
dituliskan/dibicarakan kemudian mendapatkan pengertian/pemahaman yang
sama dengan menggunakan kerangka definisi operasional yang sama
(objectivity)
2. Tidak menggunakan suatu arti maksud yang berbeda/berlawanan dari arti yang
telah diterima secara umum. (validity)
Jadi Definisi operasional adalah unsur penelitian yang menjelaskan bagaimana
caranya menentukan variabel dan mengukur suatu variabel, sehingga definisi
operasional ini merupakan suatu informasi ilmiah yang akan membantu peneliti lain
yang ingin menggunakan variabel yang sama.
Definisi operasional merupakan penjelasan semua variabel dan istilah yang akan
digunakan dalam penelitian secara operasional sehingga akhirnya mempermudah
pembaca dalam mengartikan makna penelitian.
5. Bagian Definisi Operasional
Didalam definisi operasional terdapat beberapa point penting yang perlu dicantumkan
untuk memudahkan pembaca dalam mencerna penelitian yang akan dilakukan, point
penting tersebut bisa dilihat pada tabel sebagai berikut:
Tabel 8.1 Definsi operasional
No Variabel Definisi Indikator Alat Ukur Skala Skor
Keterangan:
a. Definisi variabel
Sebelum suatu variabel dapat diukur, perlu untuk pertama kali dibuat prosedur
atau definisi operasional yang menguraikan bagaimana pengukuran akan dibuat
dan penjelasan mengenai variabel tersebut menurut peneliti.
Contoh definisi operasional :
1. Fertilitas seorang wanita, adalah jumlah kelahiran hidup selama masa
reproduksinya.
2. Pengetahuan Tentang HIV-Aids, adalah jumlah jawaban responden yang
benar terhadap 20 pertanyaan mengenai imunisasi.
b. Indikator / pengukuran
3. Pengukuran adalah penetapan atau pemberian angka terhadap obyek atau
fenomena menurut aturan tertentu. Ada tiga kata kunci yang diperlukan dalam
memberikan definisi terhadap pengukuran, yaitu angka, penetapan dan aturan.
1. Angka, adalah sebuah simbol dalam bentuk 1, 2, 3, … dan seterusnya, yang
tidak mempunyai arti, kecuali diberikan arti kepadanya. Jika pada angka telah
dikaitkan dengan arti kuantitatif, maka angka tersebut berubah menjadi
bilangan (number).
2. Penetapan, adalah memetakan (Mapping).
3. Aturan, adalah panduan atau perintah untuk melaksanakan sesuatu. Dalam
mengukur, aturan yang diberikan bisa saja seperti ini bila mampu menjawab
tujuh sampai dengan sepuluh pertanyaan dengan jumlah pertanyaan sepuluh
maka diberi kode 1 katagori baik, bila mampu menjawab pertanyaan lima
sampai tujuh diberi angka dua dengan kataori cukup dan bila mampu
menjawab kurang dari lima diberi kode 3 dengan katagori jelek. Yang diukur
dari suatu obyek sebenarnya bukanlah obyek tersebut, juga bukan sifatnya,
tetapi indikator dari sifat tersebut.
c. Alat Ukur
Alat ukur ini maksudnya adalah cara pengumpulan data. Ada beberapa cara
pengumpulan data, yaitu :
1. Kuesioner (daftar pertanyaan)
2. Pengamatan (observasi) / angket
3. Wawancara
d. Skala Ukuran
Berkaitan dengan proses kuantifikasi , data dan variabel biasanya diklasifikasikan
dalam empat jenis skala pengukuran. Klasifikasi ini selain untuk keperluan
penentuan alat pengambil data, juga sangat penting untuk penentuan metode
analisis mana yang sesuai diterapkan.
Tingkat pengukuran yang luas digunkakan dibagi dalam empat katagori, yaitu
ukuran nominal, ordinal, interval dan rasio.
e. Skor
Adalah nilai dari hasil penelitian yang kita buat sesuai dengan kriteria penelitian
kita. Misalnya : Pengetahuan tentang manajemen sekolah, ada soal sejumah 20
buah dibuat skor sebagai berikut :
- Kurang : 0 - 7 jawaban benar
4. - Cukup : 8 - 14 jawaban yang benar
- Baik :15 - 20 jawaban benar
6. Membuat Definisi Operasional Variabel
Definisi operasional variabel merupakan proses mengubah kata yang digunakan
dalam definisi nominal. Contoh judul penelitian; “pengaruh media flash dalam
peningkatan hasil belajar IPA di kelas IX,” maka variabelnya adalah media flash dan
hasil belajar. Dan sekaligus menjadi definisi nominal. Definisi operasionalnya bisa
berupa penjelasan dari sisi makna atau mengungkapkan skla pengukuran untuk
masing-masing variabel.
Definisi operasional tidak boleh mempunyai makna yang berbeda dengan definisi
nominal. Oleh karena itu sebelum menyusun defenisi operasional, peneliti harus
membuat definisi nominal terlebih dahulu atau mentukan variabel penelitiannya.
Definisi nominal dari variabel penelitian seharusnya secara eksplisit telah dinyatakan
dalam kerangka pemikiran. Definisi nominal dapat diangkat dari berbagai pendapat
para ahli yang memang banyak membicarakan, menulis tentang variabel yang
ditelitinya. Kalau variabelnya adalah “media flash, maka peneliti harus mempelajari
konsep media flash yang dituangkan dalam definisi operasional.3
Langkah pertama yang harus dilakukan adalah mengembalikan variabel penelitian ke
bentuk awal, yaitu konsep penelitian. Peneliti harus mendefinisikan konsep penelitian
sesuai dengan definisi-definisi yang telah diberikan oleh para akhli yang relevan
dengan konsep penelitiannya. Jika konsep penelitiannya adalah “motivasi kerja”,
maka peneliti harus menemukan definisi “motivasi kerja” yang telah banyak diakui
kebenarannya oleh para pakar di bidang tersebut.
Dalam tahapan ini studi kepustakaan menjadi salah satu tahap yang harus dilalui.
Melalui studi kepustakaan yang mendalam dan memadai, peneliti akan mampu
merumuskan definisi konsep penelitiannya dengan benar. Jadi ketika konsep
penelitiannya adalah tentang “motivasi kerja” maka kepustakaan atau literatur tentang
konsep tersebut harus benar-benar dipahami dengan baik oleh peneliti.
Perlu diketahui, tidak sedikit kita menemukan satu konsep dengan definisi yang
berbeda. Misalnya, definisi “motivasi” yang dikemukakan oleh A.H. Maslow berbeda
dengan Victor Vroom. Maslow mendefinisikan motivasi sebagai “motivation arises
from the needs and wants of an individual and drives the people towards action or
3 http://mushlihin.com/2013/11/penelitian/memahami-definisi-operasional-dalam-penelitian.php
5. work by doing which he makes efforts to fulfill these needs and wants. (kebutuhan-
kebutuhan atau keinginan-keinginan individu yang membuatnya terdorong untuk
melakukan sesuatu agar kebutuhan-kebutuhan tersebut terpuaskan) . Sedangkan
Vroom mengatakan bahwa “motivation is a product of the individual’s expectancy
that a certain effort will lead to the intended performance, the instrumentality of this
performance to achieving a certain result, and the desirability of this result for the
individual, known as valence”. (S.E. Condrey, 2005, p.482).
Berdasarkan definisi tersebut disusunlah rumus M= ExIxV. Oleh karena itu, agar
punya landasan teoritis yang jelas biasanya untuk kepentingan penyusunan definisi
operasional variabel , peneliti hanya memilih atau menggunakan satu definisi tertentu
yang cocok atau sesuai dengan tujuan penelitiannya. Beberapa penulis menamakan
langkah pertama ini dengan nama definisi konseptual
Langkah berikutnya adalah menemukan cara mengetahui besaran (ukuran) dari
variabel penelitian berdasarkan definisi konseptual, atau dengan kata lain mulai
mengoperasionalisasikan variabel penelitian.
7. Contoh Definisi Operasional Suatu Variabel Penelitian
Contoh definisi operasional suatu Variabel penelitian adalah “Motivasi Berprestasi”
menurut konsep David McClelland. Definisi konseptualnya adalah: Achievement
motivation is identified as the drive to excel (stand out beyond others), to achieve in
relation to a set of standards, to strive (to try very hard) to succeed. Jika
diterjemahkan, “motivasi berprestasi diindentifikasi sebagai dorongan untuk
mengerjakan sesuatu lebih baik daripada orang lain, guna menggapai seperangkat
standar, mencoba dengan sangat keras agar berhasil”. Selanjutnya Uma Sekaran, 2003
memberikan dimensi-dimensi dari motivasi berprestasi , yaitu : “driven by work,
unable to relax, impatience with ineffectiveness, seek moderate challenge, seek
feedback”. Di sini dimensi bisa dimaknakan sebagai indikator atau ciri-ciri dari orang
yang mempunyai motivasi berprestasi.4
Variabel
Definisi
Konseptual
Definisi Operasional
Indikator
Skor Motivasi
Berprestasi
Skala
Pengukuran
Motivasi
Berprestasi
“Motivasi
berprestasi
diindentifikasi
sebagai dorongan
1.Senantiasa tekun
bekerja
2.Sulit untuk santai
3.Tidak sabar pada
Sangat Tinggi: 5
Tinggi 4
Cukup 3
Rendah 2
Interval
4 http://hasanmustafa.blogspot.com/2011/03/definisi-operasional-variabel_28.html
6. untuk
mengerjakan
sesuatu lebih baik
daripada orang
lain, guna
menggapai
seperangkat
standar, mencoba
dengan sangat
keras agar
berhasil”
ketidakefektifan
4.Menyukai
tantangan tingkat
menengah
5.Ingin segera
memperoleh
umpan balik atas
hasil kerjanya
Sangat Rendah 1
Dalam beberapa kasus, peneliti sulit menemukan definisi konseptual yang “pas”
dengan tujuan penelitiannya. Ketika menghadapi situasi semacam itu, peneliti
mempunyai kewenangan untuk membuat definisi konseptual yang berdasarkan
pemikirannya memang sesuai dengan maksud atau keinginannya. Misalnya, judul
penelitiannya “Hubungan antara tingkat pendidikan dengan kinerja”. Dengan
demikian variabelnya ada dua yaitu “tingkat pendidikan” dan “kinerja”. Ketika
definisi konseptual kedua variabel tersebut sulit ditemukan dalam buku-buku teks
atau sumber informasi lainnya, atau kalau pun ditemukan tetapi tidak sesuai dengan
keinginan peneliti, maka penelitilah yang harus menyusun definisi konseptual kedua
variabel tersebut. Keputusannya, definisi konseptual tingkat pendidikan adalah
“urutan pendidikan formal yang pernah ditempuh seseorang mulai dari pendidikan
dasar sampai dengan pendidikan tinggi” dan definisi konseptual kinerja pegawai
adalah hasil penilaian organisasi atas apa-apa yang telah dilakukan pegawai selama
bekerja. Penyusunan definisi operasional variabel kedua variabel tersebut dapat
dilakukan seperti tabel di bawah ini.5
Variabel Definisi Konseptual
Definisi Operasional
Tingkat
Pendidikan
Peringkat
Pendidikan
Skala
Pengukuran
Tingkat
Pendidikan
Tingkat pendidian
adalah urutan
pendidikan formal
mulai dari pendidikan
dasar sampai dengan
pendidikan tinggi
SD
SLTP
SLTA
S1
S2
S3
SD = 1
SLTP = 2
SLTA = 3
S1 = 4
S2 = 5
S3 = 6
Ordinal
Dimensi/aspek
5 http://hasanmustafa.blogspot.com/2011/03/definisi-operasional-variabel_28.html
7. penilaian
kinerja
Skor Kinerja
Pegawai
Kinerja
Pegawai
Kinerja pegawai adalah
hasil penilaian
organisasi atas apa-apa
yang telah dilakukan
pegawai selama bekerja
Kehadiran
Loyalitas
Kualitas Kerja
Kuantitas
Kerja
Kerjasama
Inisiatif
Kepempinan
Sangat Baik =
5
Baik = 4
Cukup = 3
Kurang Baik =
2
Sangat Kurang
Baik = 1
Interval
Daftar Pustaka :
1. Ali Mohammad, Metodologi Dan Aplikasi Riset Pendidikan, Pustaka Cendekia
Utama, Bandung 2010
2. Asep Hermawan, Dr., M.Sc., Kiat Praktis Menulis Skripsi, Tesis Dan Disertasi
Untuk Kosentrasi Pemasaran, Ghalia Indonesia, Jakarta, 2004
3. http://mushlihin.com/2013/11/penelitian/memahami-definisi-operasional-dalam-
penelitian.php
4. http://hasanmustafa.blogspot.com/2011/03/definisi-operasional-variabel_28.html
5. http://kholifahlilik.blogspot.com/p/definisi-operasional-variable.html
6. Prof.I Gusti Ngurah Agung, Ph.D, Manajemen Penulisan Skripsi, Tesis, Dan
Disertasi : Kiat-Kiat Untuk Mempersingkat Waktu Penulisan Karya Ilmiah Yang
Bermutu, Cet ke-4, Rajawali pers, Jakarta, 2011.