PPT manajemen Konstruksi ahli madya bidang keahlian manajemen konstruksi
QRCodeWeChat
1. Edge Exploration of QR Code
Technology & Implementation
Studi kasus WeChat Mini Program dan
Penanganan Endemic COVID-19 di RRT
Ditulis oleh Dony Riyanto
Maret 2020
2. Disclaimer
• Ini adalah kajian yang sifatnya catatan pribadi, bukan publikasi ilmiah.
• Walaupun banyak hal yang dibahas adalah (seharusnya) terkait
dengan referensi ilmiah formal, namun dalam kajian pribadi ini
pembahasan saya lebih informal dan tidak merujuk langsung ke
referensi asli/ilmiah/formalnya.
• Tujuan dari kajian pribadi ini adalah sebagai catatan dan alat bantu
berpikir untuk menemukan/eksplorasi pemanfaatan teknologi QR
Code, khususnya hal yang menarik adalah paska outbreak Wuhan
Corona Virus 2019 di RRT, dan bagaimana teknologi generik seperti
QR Code dapat berperan aktif dalam situasi emergency dan proses
penanganan mitigasi.
3. Deskripsi QR Code
• QR Code adalah potongan gambar (image) berbentuk kotak yang
berisi data/informasi tertentu dengan berbagai format. Mulai dari
text biasa, URL, maupun untuk aplikasi spesifik seperti login WiFi,
login web, dsb.
• Walaupun QR Code dapat dimanfaatkan untuk berbagai hal yang
sangat luas/tidak terbatas, namun sejak marak penggunaan QR Code
di publik sampai saat ini, saya melihat QR Code lebih umum dipakai
pada: dunia marketing kreatif dan payment system.
• Saya pribadi telah memanfaatkan QR Code untuk pengembangan
aplikasi disebuah start-up yang bergerak di bidang F&B untuk
membantu check-in table di restoran, dan claim point promotion.
• Jadi pemanfaatan QR Code memang sangat luas sekali.
4. Perbedaan dengan Barcode / 2D Barcode
• Perbedaan QR Code dibanding teknologi barcode yang telah lama populer
sebelumnya adalah:
• QR Code secara umum dapat menampung lebih banyak data,
• dapat dengan udah dibaca pada perangkat yang menggunakan kamera/CCD (bukan
laser)
• dan oleh karena ini hampir semua jenis smartphone dapat dengan mudah
membaca/memanfaatkan QR Code ini (karena ada faktor pixel/line anti-aliasing).
• Sementara barcode membutuhkan resolusi pembacaaan ukuran bar sangat
presisi, oleh karena itu mudah dan cepat dibaca oleh teknologi laser (namun
sebaliknya sedikit kesulitan untuk camera digital).
• Dan data yang dapat ditampung juga relatif lebih kecil dan terbatas (dan harus
mengikuti berbagai jenis standard barcode yang berbeda. Misalnya: barcode
jenis EAN13 hanya bisa menampung angka sepanjang 13 digit)
5. Identification System
• Identification system terhadap benda/objek bukanlah hal baru di masyarakat,
khususnya industri.
• Khususnya marak sejak munculnya berbagai jenis sistem barcode. Kemudian
muncul RFID/article surveillance, hingga NFC, beetag, QR Code, dsb.
• Walaupun masing-masing teknologi diatas pasti punya keunggulan dan
kekurangan, dan fitur2 yang tidak dimiliki satu dan lainnya, tapi hampir semua
teknologi tersebut memiliki 1 kesamaan, yaitu: memudahkan dan
mempercepat identifikasi objek.
• Dengan kecepatan dan kemudahan identifikasi objek, banyak proses/workflow
yang bisa berjalan dengan cepat, akurat dan lebih baik. Misalnya: proses
pencatatan penjualan di sistem Point of Sales, Inventory, identifikasi
tamu/visitor, kartu/voucher, dsb.
6. Implementasi QR Code di Marketing
• Dari berbagai macam ranah pemanfaatan QR Code, saya rasa ranah marketing yang
paling getol selama ini memanfaatkan QR Code. Tidak mengherankan sebetulnya, karena
ranah marketing memang ranah yang sangat dinamis dan membutuhkan inovasi
terdepan untuk menggapai target pasar yang diinginkan secara lebih cepat/lebih baik.
• Tidak hanya QR Code, tetapi juga semua teknologi tedepan lainnya seperti NFC tag, IoT,
VR/AR, dsb.
• Kembali ke pemanfaatan QR Code pada ranah marketing, seperti juga fungsi utama dari
QR Code yaitu kemudahan pembacaan data/informasi dan identifikasi, QR code sering
dipakai sebagai media untuk engaging dengan target market-nya lebih dalam.
• Misalnya: leaflet/booklet/brosur yang menyediakan informasi lebih lanjut melalui QR
Code. Atau papan reklame/billboard yang menyediakan QR Code sebagai media untuk
share kotak tim sales. Atau QR Code pada kartu/voucher/reward system untuk claim
promosi tertentu, dsb.
7. Implementasi QR Code di Payment
• Di Indonesia, pemanfaatan QR Code untuk payment berkembang pesat 5 tahun terakhir.
Hampir semua pemain fintech/eWallet memanfaatkan media QR Code sebagai alat
bantu pembayaran, seperti: GoPay, Ovo, Dana, LinkAja, OttoPay, DimoPay, dsb.
• Bahkan pemerintah Indonesia pada tahun 2019 melalui BI dan berkaitan dengan Gerbang
Pembayaran Nasional (GPN), telah menerbitkan aturan mengenai QR Code untuk
transaksi uang elektronik, dengan mengadopsi standar dari Euro Master Visa (EMV) yang
secara defacto telah dipakai dan menjadi standar di berbagai negara. Ini diperlukan untuk
kemudahan pembayaran satu pintu dan lintas provider, sekaligus untuk memberikan
pilihan, kenyamanan dan jaminan keamanan bagi customer. (baca:
https://www.slideshare.net/DonyRiyanto/kajian-awal-qris-dari-bank-indonesia )
• Menariknya ini sejalan dengan trend di beberapa negara asia lain, khususnya RRT,
dimana disana secara sangat masif sudah memanfaatkan QR Code untuk pembayaran
transaksi sehari-hari. Menggunakan berbagai aplikasi dan superapps seperti WeChat Pay,
AliPay, dsb.
8. WeChat Mini Program
• Sumber https://walkthechat.com/wechat-mini-
programs-simple-introduction/
• Adalah sebuah konsep aplikasi yang kecil namun
sebetulnya kompleks/bagian dari aplikasi yang lebih
besar (sub-application), yang bisa berjalan diatas
ekosistem aplikasi induk, membentuk rumpun
aplikasi-aplikasi yang dapat dengan mudah diakses
melalui berbagai cara dan dengan mudah ter-integrasi
satu dengan lainnya.
• Filosofi dibalik ide mini program ini cukup fenomenal.
Karena kita tahu selama ini teknologi aplikasi mobile
umumnya dibagi menjadi teknologi yang berbasis web
dan aplikasi (native app). Namun mini-program ini
bergerak lebih dari itu (beyond), dengan
memanfaatkan keunggulan dari masing-masing: web
dan aplikasi mobile.
11. WeChat Mini Program (4)
• Didorong oleh user-based yang sangat
besar dan ekosistem aplikasi yang
penggunaanna merata di seluruh RRT
bahkan dipakai global, mini-program
ini menjadi perhatian banyak lembaga
dan menghasilkan banyak kajian
kajian menarik.
• Nielsens Norman Group bahkan
membuat kajian tersendiri terkait ini.
Dan banyak hal menarik yang dapat
kita pelajari dari kajian tersebut.
https://www.nngroup.com/articles/wechat-mini-
programs/
12. WeChat Mini Program (5)
• Users don’t need to install (or uninstall) a mini program.
• Discovery happens primarily from online social sharing and offline QR-code scanning.
15. Mini Program Vs Web Widget
• Terbatas pada ekosistem tertentu (khususnya
ekosistem yang dikembangkan Tencent)
• Punya backbone modul yang kuat,
• Oleh karena itu mudah untuk interaksi lintas mini
program.
• Namun harus dikembangkan dalam
framework/library/”bahasa” khusus tertentu.
• Kemudahan dan banyak pilihan cara akses.
• Universal, selama berada dalam ekosistem web.
• Tidak memiliki standar/backbone module/service,
• sehingga hampir tidak mungkin ada interaksi antar
web widget, apalagi lintas provider/author/domain
(karena beda kepentingan).
• Web widget tidak membutuhkan bahasa
pemrograman/framework/lib/SDK khusus, karena
pada dasarnya web widget adalah HTML biasa yg yang
didesain independent.
• Mudah, namun tidak ada standar akses khusus,
karena web widget biasanya disediakan oleh website
tertentu untuk bisa ditempelkan (embed) di berbagai
website lain, yang tentu masing-masing website
tersebut memiliki desain UI/UX dan menghadirkan
experience yang berbeda-beda (tidak ada aturan cara
standar).
16. Mengapa pembahasan WeChat Mini Program ini penting
• Karena pada akhirnya QR Code yang kita bahas dalam kajian ini
hanyalah ujung tombak, pembuka gerbang, ke 'dunia lain' yang
harus aplikatif, tepat guna, feature-rich dan disukai/dibutuhkan
pemakainya.
• QR Code saja tanpa konsep yang matang dan aplikatif
dibelakangnya, akan sia-sia belaka, bahkan akan terkesan
berlebihan/tidak perlu (overkill).
• Jadi pembahasan utama kita kedepan adalah bagaimana QR
Code ini bisa berfungsi efektif sebagai pembuka gerbang ke
aplikasi/fitur/informasi tepat guna (khususnya nanti kita akan kaji
kaitannya dengan penanganan situasi emergency seperti Wuhan
Corona Virus 2019)
17. Latar belakang RRT & Pemerintah RRT
• RRT adalah negara yang bisa dikatakan poros baru dalam kancah supremasi dunia paska dominasi US dan runtuknya USSR. Dengan luas
wilayah yang sangat amat besar dan jumlah penduduk yang terbesar di dunia dan mengalami masa-masa revolusi industri yang sangat
pesat, menjadikan RRT sebagai negara yang mampu mensuplai berbagai kebutuhan dunia. Tidak terkecuali dalam hal teknologi tinggi
seperti komputer dan perangkat gawai pintar. Supply bahan baru dan bahan setengah jadi mereka bahkan bisa melebihi kebutuhan dalam
negeri dan berkembang hampir merata di titik-titik pusat perkembangan di RRT.
• Pemerintah Republik Rakyat Tiongkok terkenal tegas dan terkesan represif/otoriter dalam berbagai hal. Termasuk dalam hal bisnis dan isu-
isu terkait perang dagang.
• Dan sejak Desember 2019 RRT berjibaku dalam berbagai hal untuk mengatasi masalah Outbreak Wuhan Corona Virus 2019. Dan apapun
hasilnya, RRT tampaknya sudah menunjukkan ke dunia bahwa merek berhasil melewati masa-masa kritis dan krisis tersebut.
• Dari situ bisa ditarik berbagai pelajaran penting seperti: bagaimana RRT bisa membangun RS darurat kapasitas besar dalam waktu yang
sangat singkat, melalukan terobosan-terobosan teknologi yang sangat cepat dan satu komando, termasuk Big Corporate seperti
Alibaba/Alipay, WeChat, Tencent, Beidu dan sebagainya turun tangan langsung dan responsif membantu pemerintah.
• Salah satunya yang banyak diberitakan adalah pemanfaatan teknologi QR Code untuk keperluan pengawasan/pembatasan (surveillance)
masyarakat disana
• Beberapa berita terkait antara lain:
• https://technode.com/2020/02/25/how-china-is-using-qr-code-apps-to-contain-covid-19/
• https://www.abacusnews.com/china-tech-city/tencent-rolls-out-qr-code-tracks-potential-covid-19-carriers-public-transportation/article/3064948
18. Wuhan Corona Virus (COVID 19) Outbreak
• Sejak akhir 2019 dunia melihat dan mengalami penyebaran (saat ini
sudah dinyatakan pandemi) virus yang secara resmi diberi nama
COVID 19, dan Wuhan (RRT) ditengarai sebagai episentrum
penyebaran virus tersebut.
• Berbagai pihak di RRT langsung bergerak, mulai dari pemerintah
hingga perushaan Big Tech seperti Alibaba, WeChat, Tencent.
• Mereka melakukan ujicoba berbagai penerapan teknologi, termasuk
Social Platform (mini program), QR Code, AI, drone, dsb.
• Menarik untuk kita kaji dari sisi penerapan QR Code dan aplikasinya
dalam kasus ini.
19. “one map, one QR code, and one index.”
Kebijakan satu peta, satu QR Code dan satu indeks yang diterapkan di Hangzhou ini, dirangkum oleh WE
Forum sebagai berikut:
• Businesses reopened in several phases based on priorities. For example, healthcare-related facilities
were allowed to open first.
• Restrictions were eased based on track records.
• Health QR codes were established for everyone in the city and everyone who entered the city. The
green code allows you to move freely. The yellow code requires a seven-day self-quarantine. The red
code requires a 14-day self-quarantine. The yellow and red codes can be turned green after the
quarantine time. This health surveillance system has been applied in most cities in Zhejiang Province,
and will be implemented in other provinces.
• Each individual must monitor and record their temperature and update their profile daily in order to
maintain their health status level.
• The health database is closely monitored by Hangzhou’s Center for Disease Control and Prevention.
Source: https://www.weforum.org/agenda/2020/03/coronavirus-covid-19-hangzhou-zhejiang-
government-response/
20. 6 Pelajaran Penting
6 lessons from China's Zhejiang Province and Hangzhou on how countries can prevent and
rebound from an epidemic like COVID-19
1. Speed and Accuracy are the keys to identification and detection.
2. Make the Right Decisions at the right time, the right place, for the right people.
3. Big Data and information technology are important to avoiding a rebound.
4. Evaluate medical resources and response systems. Are we ready for a pandemic? How
much stock do we need? Do we have enough health care personnel, and how do we
protect them?
5. Implementation of preventive measures in communities, schools, businesses,
government offices and homes can influence the trajectory of this epidemic.
6. Keep the public well informed.
21. Problem Domain
Dari pelajaran yang dirangkum diatas, terlihat peran IT cukup (baca:
sangat) berperan dominan. Setidaknya ada beberapa problem set yang
dapat kita tarik kesimpulan:
• Speed & Accuracy problems
• Right Decision problems
• Big Data problems
• Medical resources/response system problems
• Preventive measures problems
• Information Publication problems
22. Bagaimana QR Code dapat berperan?
• Kecepatan identifikasi
• Akurasi identifikasi
• Kemudahan identifikasi
• Penyebaran informasi
Objek yang memungkinkan untuk dilakukan identifikasi adalah:
• Suspect/pasien
• Peralatan medis
• Petugas medis/aparat keamanan
• Ruangan publik / entitas bisnis
• Informasi dan aplikasi (website/microsite, mini program, download app, dsb)
• Transportasi public, lift, escalator, tangga, jalur mobil/pejalan kaki, dsb
26. Contoh Skenario A:
1. Masyarakat membuka website tertentu, lalu register/login dengan menggunakan KTP.
Informasi ini bisa disebar menggunakan poster2 di lingkungan RT/RW yang dilengkapi dengan
QR Code.
2. Setelah login akan muncul informasi petunjuk dan QR Code, lalu simpan QR Code dan URL-nya
(termasuk informasi rujukan faskes terdekat).
3. Masyarakat menuju faskes terdekat, menunjukkan QR Code yang tadi, dan KTP untuk verifikasi,
dan pemeriksaan kesehatan awal.
4. Petugas faskes melakukan scanning, melakukan verifikasi data KTP, melakukan pemeriksaan
awal, jika ada ditemukan gejala mengidap/terinfeksi, petugas faskes melakukan update status.
5. Masyarakat tersebut bisa melihat update status di URL yang tadi disimpan, dan mendapatkan
informasi resmi (centralized) lebih lanjut dari pihak berwenang (misalnya CDC/Kemenkes). Bisa
juga diwajibkan install aplikasi/mini program untuk
6. Pihak2, petugas dan aparat setempat terkait bisa mendapatkan update informasi jika ada
warganya yang sakit.
27. Contoh skenario B:
• Informasi dan instruksi publik bisa disebarkan dengan menggunakan
sticker maupun poster di tempat2 publik seperti gedung, pusat
keramaian, transportasi umum, pasar, dsb.
• Karena keterbatasan mekanisme jumlah muatan dan update
informasi di sticker/poster, masyarakat bisa melakukan scanning QR
Code yang tertera, dan mendapatkan informasi resmi yang updated
dan centralized (satu peta, satu QR Code, satu indeks).
• Masyarakat yang ingin melihat informasi dan status dari moda
transportasi tersebut, atau informasi gedung, pasar, pusat keramaian,
dapat melakukan scan QR dan mendapatkan informasi/petunjuk
terbaru.
28. Contoh skenario C:
• Terkait pekerja dan buruh, harus menunjukkan atau dilakukan registrasi dan
scan QR untuk menentukan status harian bekerja. Apakah diizinkan, tidak
diizinkan (temporer, atau dijadwalkan di jam lain, atau harus melakukan
isolaso dan pemeriksaan lanjutan di faskes).
• Kemnaker berkoordinasi dengan disnaker pemerintah setempat dan
perusahaan yg mempekerjaan pekerja tesebut harus melakukan koordinasi
dan sosialisasi.
• Pembatasan buka tutup pekerja yang diizinkan bekerja dan tidak secara
temporer ini penting untuk tindakan preventif dan menjaga social-distance-
measurement
• Pekerja yang dalam melaksanakan pekerjaannya wajib melakukan mobilisasi
dan pekerjaan tersebut tidak bisa dihentikan sementara, tetap melakukan
scanning dan wajib mendownload applikasi/mini program untuk melakukan
tracking lokasi dan aktivitas selama melakukan mobilisasi.
29. Kesimpulan Sementara
• Tentu saja ini baru skenario kecil dan sederhana. Dokumen ini belum selesai
dikerjakan dan akan diupdate lagi. Tetapi diharapkan bisa menjadi catatan
awal untuk pengembangan dan diskusi lebih lanjut.
• QR Code hanya salah satu teknologi kecil yang dapat digunakan dalam
berbagai hal, termasuk dalam situasi emergency dan mitigasi
bencana/pandemic seperti situasu COVID 19 saat ini.
• Tetapi tetap diingat bahwa QR Code tidak dapat bekerja independen tanpa
menyediakan fitur/fungsi yang tepat guna dibelakangnya.
• Justru aspek fitur/fungsi utama ini yang perlu diperkuat dan dikoloaborasikan
dengan QR Code untuk kemudahan akses dan sebagai jembatan pembuka
gerbang kepada fitur/fungsi utama tersebut.
• Update dokumen ini bisa diakses di
https://drive.google.com/open?id=1gAZVznqfzElto9avBoOkJw8fIjSa-o0G