2. Dwi Fajar Saputra, S.Sos
dfsptra@gmail.com
Ph/WA : 085693341215
S1 – DIIP, UNPAD
- Ka. Perpustakaan, FK UPN Veteran Jakarta
- Koord Komisi 1, FPPTI DKI Jakarta
- Asesor, LSP Pustakawan
- PJ, Komunitas SLiMS Banten
- Freelance, FOSS Specialist
3. Pengalaman Membangun dan Mengelola Repositori
http://repository.fk.upnvj.ac.id >> Sistem Repositori Institusi, FK UPN Veteran Jakarta
http://hellis.id >> Repositori Penelitian Kesehatan, Balitbangkes Kemenkes. (Inisiasi)
http://pustaka.mpr.go.id >> Sistem Repositori Institusi, MPR RI. (Setup Server)
Senayan Sistem Elektronik Tesis dan Disertasi (SETIADI) >> Developer
4. Definisi Repositori Institusi
An institutional repository is a digital archive of the intellectual
product created by the faculty, research staff, and students of an
institution and accessible to end users both within and outside
of the institution, with few if any barriers to access. (Sawant :
2010)
Sumber : http://www.slideshare.net/sarika111/ir-ppt
Dengan kata lain, repositori institusi adalah arsip digital yang berasal dari hasil
karya intelektual suatu civitas akademika seperti dosen, staf riset atau
mahasiswa. Dan dapat diakses oleh pemustaka baik dari internal atau pun
luar institusi.
5. Tujuan Repositori Institusi
1. Nilai Institusi
Dengan mengumpulkan produk intelektualnya, sebuah perguruan
tinggi dapat melestarikan arsip sejarah institusi dan risetnya yang
tidak hanya artikel ilmiah, tetapi juga laporan, kertas kerja, perangkat
data, proseding konferensi, dan produk intelektual lainnya.
6. Tujuan Repositori Institusi
2. Peluang Promosi
Menyimpan karya intelektual di repositori institusi dapat
memberikan ruang bagi ketenaran perguruan tinggi di komunitas
riset internasional.
7. Tujuan Repositori Institusi
3. Pelestarian
Repositori institusi akan menjamin pelestarian karya intelektual
yang disimpan dalam format digital.
8. Tujuan Repositori Institusi
4. Aksesibilitas
Diharapkan dengan adanya aksesibilitas, maka karya perguruan
tinggi tersebut akan banyak dikutip dan lebih banyak digunakan.
9. Tujuan Repositori Institusi
5. Hak Cipta
Repositori institusi tidak akan melanggar hak cipta. Sivitas
akademika dapat menyimpan karyanya dan tetap
mempertahankan hak cipta pada karyanya. (Gani : 2015)
10. Tahapan Membangun Repositori Institusi
Sumber daya manusia (SDM) merupakan tahap awal yang harus disiapkan
untuk membangun repository institusi. Nantinya akan dibagi menjadi 2
bagian : Admin & Operator.
11. Tahapan Membangun Repositori Institusi
Tahap kedua adalah menyiapkan materi digital yang akan disimpan pada
repositori institusi. Materi digital antara lain skripsi, tesis, disertasi, laporan
penelitian, karya tulis ilmiah, pidato rektor, dll. Tahapan ini memerlukan
kompetensi pengelola dalam menyeleksi materi digital.
12. Tahapan Membangun Repositori Institusi
Tahapan berikutnya adalah membuat kebijakan tertulis. Kebijakan tertulis dapat dibuat
oleh seseorang yang memiliki wewenang penuh dalam bidang akademis. Contohnya
Rektor membuat SKEP (Surat Keputusan) bagi setiap Dosen yang melakukan konferensi
diwajibkan melakukan deposit prosiding konferensi di perpustakaan.
13. Tahapan Membangun Repositori Institusi
Tahapan selanjutnya adalah membangun infrastuktur teknologi informasi. Infrastruktur
dibagi menjadi dua yaitu hardware dan software. Hardware terbagi menjadi server,
computer, UPS, jaringan local/internet, scanner/digital photo. Software terbagi menjadi
aplikasi pengolahan repositori, desain grafis/ desain foto.
14. Hardware
Ketika berhubungan dengan masalah hardware ada beberapa hal yang patut
dipertimbangkan secara matang terlebih dahulu, antara lain : Kebutuhan institusi, Visi
dan Misi institusi, anggaran, SDM, maintenance, dll. Hal ini dimaksudkan untuk
mendapatkan hasil terbaik dari apa yang akan diraih baik secara jangka pendek dan
jangka panjang.
Skenario 1 : Bila akan membangun repositori institusi secara sederhana.
Server : Shared hosting
Disk space : 10 GB
Domain : .ac.id
Bandwith : Tanpa Kuota
Client : Core 2 duo
Rp 600.000,-/ Tahun
Kelebihan :
1. Tersedia IT Support.
2. Langsung dapat dipakai, tanpa
instalasi.
Kekurangan :
- Server dikuasai penuh oleh
penyedia layanan.
15. Hardware
Proses pengenalan skenario adalah pilihan bagi manajamen untuk memilih gambaran
awal yang dapat dilakukan ketika akan membangun repositori institusi. Proses ini
alangkah baiknya menggunakan jasa dari seorang system analysys sehingga bisa
bersinergi dengan pustakawan.
Skenario 2 : Bila akan membangun repositori institusi secara baik.
Server : Dedicated (XEON)
Disk space : 1 TB
Domain : .ac.id
Bandwith : IIX & International
Client : Core i 5 (FO)
Rp 50 – 100an Juta
Kelebihan :
1. Server dapat menyesuaikan
dengan kebutuhan.
2. Penyimpanan terjamin (karena
dikelola sendiri)
Kekurangan :
- Anggaran butuh dana besar dan
Maintenance butuh SDM memadai
16. Software
Software eprints merata digunakan untuk mendukung pengembangan repositori institusi suatu lembaga di
Indonesia. Beberapa lembaga yang menggunakan eprints adalah UNDIP, UNY, UGM, UNPAD, UNSRI, Binus,
dll. Selain itu software eprints telah teruji ramah SEO dan mudah di indeks oleh berbagai mesin indexing.
Kekurangannya proses pengembangan server dan fitur nya menggunakan command line (Butuh SDM
khusus).
1. Paling banyak digunakan di Indonesia.
2. Dikembangkan untuk kebutuhan publikasi ilmiah.
3. Dikembangkan menggunakan Perl.
4. Dikembangkan oleh University of Southampton School of
Electronics and Computer Science. (Wicaksono : 2015)
17. Software
Di Indonesia, software Dspace merupakan kompetitor dari eprints. Tergolong sangat mendukung untuk
penyimpanan koleksi digital, penelusuran koleksi digital dan dapat melakukan pertukaran data sehingga
mempercepat proses indeks dari suatu artikel. Beberapa lembaga yang menggunakan adalah USU dan UIN
Jakarta.
Kekurangannya tidak tersedia auto installer dalam tahap instalasi dan tidak bisa menggunakan shared
hosting.
1. Paling banyak digunakan diseluruh dunia.
2. Fitur paling lengkap dibandingkan aplikasi lain yang out-of-
the-box.
3. Dikembangkan menggunakan Java & PostgreSQL/Oracle.
4. Awalnya dikembangkan oleh MIT and HP Labs.
18. Kompetensi SDM
Dasar :
• Dasar sistem operasi
• Perangkat lunak perkantoran
• Email
• Internet & Web
• Penelusuran informasi di Web
• Integrated Library System
• Variasi dokumen elektronik
• Scanning/ Digital Object
Lanjutan :
• Perangkat lunak open source
• Content management system
• Search Engine Optimization
• Interoperabilitas
• Troubleshooting masalah pada
ILS
• Pemrograman web dengan
HTML, CSS dan Javascript
• Dasar keamanan di internet
Mahir :
• Pemrograman web berbasis
framework
• Administrasi database server
• SQL programming
• Administrasi jaringan computer
di perpustakaan
• Administrasi server aplikasi
Nugraha : 2015
19. Tren Pengembangan Repositori Institusi
Webometrics secara harfiah adalah pemeringkatan web. Webometrics tidak bertujuan untuk mengevaluasi sebuah
website, seperti desain, kebergunaannya atau popularitas isi terhadap jumlah pengunjung. Webometrics
merupakan studi aspek kuantitatif dalam membangun dan menggunakan sumber-sumber informasi, struktur dan
teknologi web (Wahyuningrum : 2015). Perhitungannya dengan cara (4xV) + (2xS) + (1xR) + (1xSc). Visibility : total
tautan eksternal unik dari SE. Size : Banyaknya halaman yang ditemukan dari SE. Rice File : volume file yang ada
pada web seperti .pdf, .ppt, dll. Scholar : Karya dari CA yang didapat dari google scholar (Arianto : 2011).
20. Strategi Awal Untuk Webometrics
1. Membuat domain semudah mungkin.
2. Membuat subdomain yang mengandung keyword.
3. Membuat folder di belakang domain dengan nama keyword yang diinginkan.
4. Membuat judul artikel dengan menggunakan kata kunci dan membuat permalinknya (Wahyuningrum : 2015).
Membuat domain semudah mungkin agar terhindar dari typo dalam penulisan dan
mudah diindeks oleh mesin pencari. Membuat subdomain yang mengandung
keyword supaya meningkatkan jumlah backlink. Membuat folder di belakang
domain contohnya fk.upnvj.ac.id/fasilitas/perpustakaan. Dari 4 strategi awal diatas
intinya adalah setiap ada seseorang yang mengakses domain lembaga, diusahakan
mengandung keyword sehingga dapat diindeks.
21. Kesimpulan
1. Repositori institusi dapat meningkatkan nilai dari keberlangsungan perpustakaan.
2. Dalam proses membangun repositori institusi utamakan terlebih dahulu kebutuhan lembaga
dan arah pengembangannya, sehingga hasilnya juga akan maksimal.
3. Keberadaan SDM yang berkompeten di bidang TI sangat dibutuhkan untuk proses
membangun dan mengembangkan repositori institusi.
4. Jika repositori institusi berjalan berhasil akan berdampak pula bagi citra suatu lembaga
penaung.