SlideShare a Scribd company logo
1 of 42
LAPORAN KERJA PRAKTEK
S1TEKNIK SIPIL-FAKULTAS TEKNIK
2015
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kesesuaian ilmu pengetahuan dalam bentuk teori maupun praktek sangat
diperlukan. Hingga saat ini masih terdapat kesenjangan antara dunia kerja dengan
dunia pendidikan. Hal ini dikarenakan adanya beberapa perbedaan antara ilmu
yang diperoleh mahasiswa di bangku pendidikan dengan realita di dunia kerja.
Untuk mengantisipasi hal ini, maka mahasiswa diwajibkan melaksanakan
kegiatan kerja praktek. kegiatan kerja praktek ini diharapkan mampu
menjembatani kesenjangan antara dunia kerja dan dunia pendidikan.
Mata Kuliah Kerja Praktek sebagai salah satu syarat wajib kelulusan dan
kegiatan penunjang yang nyata bagi mahasiswa di Program Studi S1 Teknik Sipil
Universitas Jember. Kerja praktek menjadi sarana untuk penerapan materi
pendidikan yang telah diberikan dalam masa perkuliahan. Dengan adanya mata
kuliah ini mahasiswa tidak hanya dituntut untuk menguasai teori, namun
mahasiswa juga harus memiliki kemampuan untuk menerapkan ilmu yang telah
didapatnya.
Kegiatan kerja praktek ini dilaksanakan pada sebuah proyek konstruksi
bangunan, dengan harapan dapat mengenal metode pelaksanaan konstruksi dalam
proyek dan sistem manajemen proyek di lapangan. Untuk memenuhi tugas
praktek ini dipilih Proyek Terminal LPG Pressurized Banyuwangi. Konstruksi
pada bangunan ini tidak seperti bangunan pada umumnya. Terdapat tangki baja
pada struktur atasnya. Tangki baja yang nantinya berisi gas inilah yang akan
menjadi beban yang harus disangga. Tangki baja ini berbentuk bulat seperti bola.
Karenanya pondasi yang digunakan untuk menyangga tangki tersebut diposisikan
melingkar sebanyak 12 buah pondasi di setiap satu tangki baja. Dengan demikian
diharapkan mahasiswa dapat mempelajari pelaksanaan pekerjaan pondasi tersebut.
Proyek Pembangunan Terminal LPG
Banyuwangi
1
LAPORAN KERJA PRAKTEK
S1TEKNIK SIPIL-FAKULTAS TEKNIK
2015
1.2 Rumusan Masalah
Masa kerja praktek yang dilaksanakan adalah selama 30 hari. Karena
keterbatasan waktu kerja praktek tersebut, maka tidak dapat melakukan
pengamatan pelaksanaan pekerjaan secara menyeluruh sehingga pembahasan
selanjutnya akan difokuskan pada masalah pelaksanaan pekerjaan yang terkait
dengan:
1) Apa saja kegiatan selama kerja praktek di Proyek Terminal LPG Pressurized
Banyuwangi?
2) Bagaimana pelaksanaan pekerjaan konstruksi pilecap dan pedestal pada
bangunan Spherical Tank?
3) Bagaimana penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(SMK3) di Proyek Terminal LPG Pressurized Banyuwangi?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari kegiatan kerja praktek ini adalah sebagai berikut:
1) Melaksanakan tugas yang diberikan selama pelaksanaan kegiatan kerja
praktek dengan baik.
2) Mempelajari dan memahami pelaksanaan konstruksi pilecap dan pedestal
pada bangunan spherical tank.
3) Mempelajari dan memahami penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (SMK3) di Proyek Terminal LPG Pressurized Banyuwangi.
1.4 Manfaat
Manfaat yang dapat diambil dari kegiatan kerja praktek ini adalah sebagai
berikut:
1) Mahasiswa dapat melihat dan membandingkan antara teori
yang diperoleh pada kegiatan perkuliahan dengan kebutuhan praktis di
lapangan.
Proyek Pembangunan Terminal LPG
Banyuwangi
2
LAPORAN KERJA PRAKTEK
S1TEKNIK SIPIL-FAKULTAS TEKNIK
2015
2) Mahasiswa dapat mengembangkan kreativitas dan daya pikir
di lapangan untuk mengaplikasikan pengetahuan teoritisnya dan dapat
memberikan solusi cerdas atas permasalahan yang ada.
1.5 Ruang Lingkup
Dalam kerja praktek ini ruang lingkup pembahasan dibatasi pada:
a. Proses penulangan dan pengecoran pilecap dan pedestal pada bangunan
spherical tank.
b. Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Proyek
Terminal LPG Pressurized Banyuwangi.
1.6 Metodologi
1.6.1 Tahapan Pelaksanaan Kerja Praktek
Tahapan keseluruhan pelaksanaan kerja praktek dapat digambarkan dalam
flowchart berikut:
Proyek Pembangunan Terminal LPG
Banyuwangi
3
LAPORAN KERJA PRAKTEK
S1TEKNIK SIPIL-FAKULTAS TEKNIK
2015
1.6.2 Tahapan Pengumpulan Data
a. Pengamatan dan peninjauan langsung di lapangan meliputi jenis pekerjaan,
metode pelaksanaan, dan pemecahan masalah yang terjadi di lapangan.
Selain itu juga dipelajari tentang metode pelaksanaan, struktur organisasi,
dan lain-lain.
b. Wawancara dan penjelasan dari pihak-pihak yang terkait dalam
pembangunan proyek tersebut, antara lain adalah pihak kontraktor,
konsultan pengawas, mandor, dan pekerja. Tanya jawab yang dilakukan
meliputi material dan cara kerja yang digunakan. Metode ini efektif untuk
mengetahui kondisi di lapangan dan berbagai cara untuk pemecahan
Proyek Pembangunan Terminal LPG
Banyuwangi
4
Diterima
Mulai
Survei
Proye
kMengajukan ijin
permohonan KP
Propos
al
Kerja
Praktek
Kerja
Praktek
Penyusunan
Laporan
Pengumpulan data:
observasi, wawancara,
dokumen
Mengolah data: pelaporan
Seminar Kerja
Praktek
Pengecekan akhir laporan
KP
Persiapan seminar KP
Mengajukan
permohonan dosen
pembimbing
Melengkapi
administrasi KP
Tidak
diterima
LAPORAN KERJA PRAKTEK
S1TEKNIK SIPIL-FAKULTAS TEKNIK
2015
masalah di lapangan. Selain itu juga untuk melatih mahasiswa dalam
berkomunikasi.
c. Literatur, gambar-gambar kerja, dokumentasi dan sumber lain.
d. Konsultasi atau asistensi dilakukan kepada dosen pembimbing kerja
praktekdan kepada asisten pembimbing di lapangan dengan tujuan untuk
memantau pelaksanaan kerja praktek dan mengkonsultasikan permasalahan-
permasalahan yang ditemui di lapangan.
Objek pekerjaan yang diamati selama kerja praktek adalah pekerjaan
pembesian, bekisting, pengecoran pilecap dan pedestal. Dalam pelaksanaan kerja
praktek, penyusun mengamati pembangunan proyek sampai pedestal dikarenakan
keterbatasan waktu.
1.7 Sistematika Penulisan
Penyusunan dan pembahasan masalah yang berhubungan dengan pelaksanaan
kerja praktek lapangan ini disusun secara sistematis yang terbagi dalam lima bab,
yaitu:
Bab I, memuat pengantar yang berisi mengenai latar belakang, maksud dan
tujuan dilakukannya kerja praktek, ruang lingkup, metodologi pelaksanaan kerja
praktek serta sistematika penulisan.
Bab II, memuat tentang tinjauan umum proyek yang berisi tentang data
teknis proyek dan organisasi penyelenggara proyek.
Bab III, memuat tentang pelaksanaan kegiatan kerja praktek yang dilakukan
di Proyek Terminal LPG Pressurized Banyuwangi selama satu bulan.
Bab IV, memuat pembahasan yang berisi tentang pengecoran pilecap dan
pedestal serta sistem manajemen kesehatan dan keselamatan kerja pada proyek.
Bab V, memuat kesimpulan dari penyusunan laporan kerja praktek dan berisi
saran yang memberikan manfaat bagi penyusun maupun pihak yang terkait pada
pelaksanaan proyek.
Proyek Pembangunan Terminal LPG
Banyuwangi
5
LAPORAN KERJA PRAKTEK
S1TEKNIK SIPIL-FAKULTAS TEKNIK
2015
BAB 2
TINJAUAN UMUM PROYEK
b.1 Gambaran Umum Proyek
Proyek Terminal LPG Pressurized Banyuwangi merupakan proyek yang
dimiliki dan dikelola anak usaha Bosowa yakni PT Misi Mulia Petronusa.
Terminal LPG ini dibangun di atas lahan seluas 9 hektar disebelah bangunan
Pabrik Semen Bosowa. Proyek Terminal LPG Pressurized Banyuwangi nantinya
juga terdapat beberapa fasilitas yakni berupa jetty berkapasitas 6.500 dwt, 4 tangki
LPG masing-masing 2.500 mt, 6 unit filling shed, control room dan fasilitas
lainnya.
Proyek Pembangunan Terminal LPG
Banyuwangi
6
LAPORAN KERJA PRAKTEK
S1TEKNIK SIPIL-FAKULTAS TEKNIK
2015
Lingkup pekerjaan Terminal LPG Pressurized Banyuwangi adalah pekerjaan
sipil, pekerjaan mekanikal dan elektrikal, pengujian peralatan dan fasilitas, yang
meliputi:
1) Pekerjaan sipil, yaitu:
a. Pekerjaan persiapan lahan
b. Pekerjaan infrastruktur ( jalan, pagar, drainase, dan gabion )
c. Pekerjaan penyangga pipa
d. Pekerjaan pondasi pada spherical tank
e. Pekerjaan dinding penahan
f. Pekerjaan water pond
g. Bangunan-bangunan pendukung (filling shed, pos jaga, metering house,
admin house, control room, dll)
2) Pekerjaan mekanikal dan elektrikal, yaitu:
a. Pekerjaan LPG spherical tank
b. Pekerjaan perpipaan
c. Pekerjaan aksesoris dan peralatan mesin
d. Pekerjaan elektrikal
3) Pengujian semua peralatan dan fasilitas yang diperlukan untuk mendapatkan
SKPP (Surat Kelayakan Penggunaan Peralatan) dan SKPI Migas atas nama
pemilik pekerjaan.
b.2 Lokasi Proyek
Proyek Terminal LPG Pressurized Banyuwangi berlokasi di Jalan Gatot
Subroto Km 5 No.157 Kelurahan Bulusan, Kecamatan Kalipuro, Banyuwangi-
Jawa Timur.
Proyek Pembangunan Terminal LPG
Banyuwangi
7
LAPORAN KERJA PRAKTEK
S1TEKNIK SIPIL-FAKULTAS TEKNIK
2015
Gambar 2.1 : Lokasi Proyek Terminal LPG Pressurized Banyuwangi
b.3 Nilai Kontrak
Besarnya nilai kontrak Proyek Terminal LPG Pressurized banyuwangi adalah
Rp 687.500.000.000,00 (Enam Ratus Delapan Puluh Tujuh Milyar Lima Ratus
Juta Rupiah) untuk kontraktor pelaksana yaitu PT PP (Persero) Tbk.
b.4 Data Umum Proyek
Berikut ini adalah data-data umum proyek Terminal LPG Pressurized
Banyuwangi sebagai berikut:
1) Nama Proyek : Terminal LPG Pressurized Banyuwangi
2) Lokasi Proyek : Jl. Gatot Subroto Km 5 No.157 Banyuwangi
3) Pemilik Proyek : PT. Misi Mulia Petronusa
4) Kontraktor EPC : PT. PP (Persero) Tbk.
5) Biaya : Rp 687.500.000.000,00
6) Jenis Kontrak : Lumpsum Fixed Price
7) Waktu Pelaksanaan : 22 Bulan
8) Waktu Pemeliharaan : 365 Hari
b.5 Manajemen Proyek
Proyek Pembangunan Terminal LPG
Banyuwangi
8
LAPORAN KERJA PRAKTEK
S1TEKNIK SIPIL-FAKULTAS TEKNIK
2015
2.5.1 Umum
Proyek Terminal LPG Pressurized Banyuwangi merupakan salah satu jenis
kontrak proyek EPC (Engineering Procurement Construction). EPC adalah salah
satu bentuk konsep manajemen proyek yang melimpahkan tanggung jawab atas
perencanaan/desain (engineering), pengadaan material/peralatan (procurement)
dan pelaksanaan kontruksi (contruction) kepada kontraktor EPC. Proyek EPC
merupakan proyek langka yang biasanya hanya ditemukan pada proyek skala
besar seperti kilang minyak, pabrik pupuk dan proyek yang membutuhkan dana
besar dengan ribuan item pekerjaan. Proyek EPC tidak pernah diterapkan pada
proyek bangunan gedung, proyek semacam ini biasanya pembangunan ditujukan
untuk menghasilkan suatu produk dengan spesifikasi tertentu misalnya gas dengan
tekanan tertentu, listrik dengan daya tertentu, minyak dengan jumlah tertentu.
Tujuan dari proyek EPC tidak berbeda dengan proyek pembangunan pada
umumnya yakni tercapainya persyaratan biaya, mutu dan waktu. Dengan
menggabungkan kegiatan desain, pengadaan, dan konstruksi maka akan
dihasilkan waktu penyelesaian proyek yang lebih singkat dengan tujuan agar
proyek lebih cepat beroperasi. Pengeluaran biaya yang serendah mungkin dengan
pengembalian investasi yang semaksimal mungkin dapat dicapai dengan cara
memperpendek waktu penyelenggaraan konstruksi, mengurangu risiko yang
mungkin terjadi, melakukan perencanaan yang cukup lama agar mendapatkan
hasil yang matang, dengan begini maka biaya overhead proyek dapat lebih
berkurang. Proyek EPC mempunyai tingkat kesulitan lebih tinggi dan jumlah
kegiatan lebih banyak (dapat mencapai ribuan item kegiatan) dibanding proyek
pada umumnya, karena itu diperlukan standar mutu yang jelas berupa spesifikasi
yang tercantum pada kontrak sebagai acuan waktu dan biaya.
Proyek EPC untuk memudahkan mengatur antara pihak-pihak yang terlibat
dalam proyek membutuhkan struktur organisasi. Dengan adanya struktur
organisasi tersebut, tanggung jawab masing-masing pihak menjadi lebih jelas.
Struktur organisasi yang biasa dipakai pada proyek EPC yaitu turnkey dimana
pemilik menyerahkan tanggung jawab dan pelaksanaannya pada satu kontraktor
utama dimana pada proyek ini yaitu PT PP (Persero) Tbk.
Proyek Pembangunan Terminal LPG
Banyuwangi
9
LAPORAN KERJA PRAKTEK
S1TEKNIK SIPIL-FAKULTAS TEKNIK
2015
2.5.2 Struktur Organisasi Proyek
Pada proyek EPC terdapat dua pihak utama yang terlibat dalam
pembangunan mulai dari tahap ide sampai dengan tahap pelaksanaan secara garis
besar adalah sebagai berikut:
1) Pemilik Proyek/Owner
Pemilik proyek atau pemberi tugas atau pengguna jasa adalah orang/badan
yang memiliki proyek dan memberikan pekerjaan atau menyuruh memberikan
pekerjaan kepada pihak penyedia jasa dan membayar biaya pekerjaan tersebut.
Dalam hal ini pemilik Proyek Terminal LPG Pressurized Banyuwangi
adalah PT Misi Mulia Petronusa. Pemilik proyek memiliki hak dan kewajiban
sebagai berikut :
a. Menunjuk penyedia jasa (konsultan dan kontraktor).
b. Memberikan konsep, masukan dan evaluasi pada perencanaan.
c. Meminta laporan secara periodik mengenai pelaksanaaan pekerjaan yang
telah dilakukan oleh penyedia jasa.
d. Menyediakan fasilitas baik berupa sarana dan prasarana yang dibutuhkan
oleh pihak penyedia jasa untuk kelancaran pekerjaan.
e. Menyediakan lahan untuk pelaksanaan pekerjaan.
f. Menyediakan dana dan kemudian membayar kepada pihak penyedia jasa
sejumlah biaya yang diperlukan untuk mewujudkan sebuah bangunan.
g. Ikut mengawasi jalannya pelaksanaan pekerjaan yang direncanakan dengan
jalan menempatkan atau menunjuk suatu badan atau orang untuk bertindak
atas nama pemilik.
h. Mengesahkan perubahan dalam pekerjaan (bila terjadi).
i. Menerima dan mengesahkan pekerjaan yang telah selesai dilaksanakan oleh
penyedia jasa jika produknya telah sesuai dengan apa yang dikehendaki.
Sedangkan wewenang PT Misi Mulia Petronusa sebagai pemilik proyek
antara lain :
a. Memberitahukan hasil lelang secara tertulis kepada masing-masing
kontraktor.
Proyek Pembangunan Terminal LPG
Banyuwangi
10
LAPORAN KERJA PRAKTEK
S1TEKNIK SIPIL-FAKULTAS TEKNIK
2015
b. Dapat mengambil alih pekerjaan secara sepihak dengan cara memberitahu
secara tertulis kepada kontraktor jika terjadi hal-hal di luar kontrak yang
ditetapkan.
2) Kontraktor EPC
Kontraktor EPC adalah suatu perusahaan atau badan usaha konstruksi yang
disewa oleh owner untuk mendesain dan membangun secara lengkap suatu
fasilitas. Dalam hal ini kontraktor proyek EPC adalah PT PP (Persero) Tbk.
Peranan dan tugas kontraktor EPC dalam suatu proyek EPC secara garis
besar adalah sebagai berikut:
a. Engineering (Basic and Detailed Engineering)
Perencanaan merupakan proses mewujudkan gagasan menjadi kenytaan
dengan totalitas sistem dengan memperhatikan efektifitas sistem menyeluruh
sampai pada operasi dan pemeliharaan. Tahapan pada proses ini adalah:
a) Konseptual desain yang dilakukan pada waktu studi kelayakan,
merumuskan garis besar dasr pemikiran teknis mengenai sistem yang
akan diwujudkan, dan mengemukakan berbagai alternatif yang
didasarkan atas perkiraan kasar, untuk dikaji lebih lanjut dari berbagai
aspek.
b) Basic engineering atau perencanaan dasar yakni menjabarkan segala
sifat atau fungsi pokok dari produk suatu proyek, termasuk menentukan
metode pelaksanaan yang akan digunakan selama proyek berlangsung.
c) Detail engineering yang dilaksanakan oleh engineer yang
berpengalaman, meliputi: peletakan dasar kriteria desain;
mengumpulkan data teknis yang deperlukan untuk desain; membuat
spesifikasi material; merancang gambar kerja dari berbagi bisang ilmu
seperti sipil, mekanikal, elektrikal, piping; menentukan spesifikasi
peralatan.
b. Manajemen Proyek
Manajemen proyek adalah gabungan antara sarana, sistem, prosedur, dan
sumber daya manusia, untuk mengendalikan proyek agar memenuhi
persyaratan yang ditentukan.
Proyek Pembangunan Terminal LPG
Banyuwangi
11
LAPORAN KERJA PRAKTEK
S1TEKNIK SIPIL-FAKULTAS TEKNIK
2015
Dalam menejemen proyek membutuhkan masukan atau input, yaitu: lingkup
pekerjaan (scope of work) yang akan dikerjakan; identifikasi komponen
pekerjaan; desain dasar dan perubahannya; validasi data dari pemilik
pekerjaan; detail master engineering planning; spesifikasi teknis material atau
produk.
Setelah memperoleh data masukan maka proses manajemen poyek
dilaksanakan dengan tahapan sebagai berikut:
a) Membuat daftar kegiatan proyek
b) Membuat perencanaan kebutuhan, dan perencanaan subkontraktor.
c) Merinci metode pelaksanaan yang akan digunakan.
d) Menentukan oerganisasi proyek.
e) Memperkirakan waktu dan biaya yang dibutuhkan selama proyek
berlangsung.
f) Menjadwalkan seluruh pekerjaan proyek.
g) Membuat anggaran pelaksanaan proyek.
h) Menentukan tugas dan tanggung jawab masing-masing anggota proyek.
i) Mengidentifikasi dan menganalisa risiko serta merencanakan respon
terhadap risiko yang muncul.
j) Membuat work break down structure.
k) Memonitor dan mengevaluasi progres dari pekerjaaan proyek.
l) Melakukan koordinasi dengan engineering, procurement, vendor, dan
owner jika ada perubahan desain, baik yang datang dari lapangan
maupun dari owner.
m) Memonitor aktivitas proyek untuk kesesuaian dengan lingkup pekerjaan
dalam kontrak dan menyusun Change Contract Order (CCO).
c. Pengadaan
Tugas utama yang dilakukan pengadaan adalah membeli atau mengadakan
serta mengendalikan mutu untuk seluruh peralatan dan material yang
dibutuhkan selama proyek berlangsung. Di samping tugas tersebut pengadaan
Proyek Pembangunan Terminal LPG
Banyuwangi
12
LAPORAN KERJA PRAKTEK
S1TEKNIK SIPIL-FAKULTAS TEKNIK
2015
juga menetukan kapan dan bagaimana pengadaan itu dilakukan, memilih dan
merencanakan kontrak dengan penyedia barang dan jasa.
d. Pengendalian Material
Pengendalian material berpa aktivitas sebagai berikut:
a) Membuat laporan penerimaan material.
b) Mengatur area penyimpanan material.
c) Mengatur sistem pergudangan.
d) Mengatur pengeluaran material.
e) Mendata ketersediaan meterial konstruksi.
e. Pabrikasi dan Konstruksi
Proses yang berlangsung di pabrikasi dan konstruksi antara lain:
a) Menyiapkan keseluruhan perencanaan konstruksi.
b) Melaksanakan pabrikasi sesuai dengan perencanaan dan daftar
fabrikasi.
c) Mengelola dan mengawasi pekerjaan subkontraktor.
d) Memahami teknis konstruksi.
e) Mengevaluasi gambar yang diterima di lapangan.
f) Mengatur pelaksanaan konstruksi sesuai dengan metode pelaksanaan
yang direncanakan.
g) Koordinasi dengan bagian engineering, procurement, material control,
owner dan pekerja untuk segala perubahan yang terjadi.
h) Melaksanakan komponen K3.
i) Mengawasi aktivitas di lapanga.
j) Melaksanakan konstruksi sipil, mekanikal dan elektrikal.
k) Mengeluarkan bukti penyelesaian pekerjaan.
f. Commisioning (Pengetesan)
Aktivitas pengetesan dari hasil pekerjaan dilaksanakan berdasarkan
petunjuk dari owner atau perencana sesuai dengan lingkup pekerjaan yang
Proyek Pembangunan Terminal LPG
Banyuwangi
13
LAPORAN KERJA PRAKTEK
S1TEKNIK SIPIL-FAKULTAS TEKNIK
2015
tertera pada kontrak. Selain melekukan pengujian pada tahap ini juga dilakukan
perencanaan pemeliharaan hasil pekerjaan.
Dengan demikian untuk mewujudkan kegiatan proyek industri dibutuhkan
peran multidisiplin dari pihak-pihak yang terkait dalam pelaksanaan
pembangunan. Keahlian masing-masing sumber daya manusia tidak terbatas pada
suatu disiplin tetapi saling bekerjasama antar disiplin ilmu. Hal ini disebabkan
karena kompleksnya masalah pada proyek yang dihadapi. Sebagai contoh adalah
saling ketergantungaan antar aktivitas yang ada, fase overlaps antar masing-
masing aktivitas tersebut, pemecahan aktivitas menjadi aktivitas-aktivitas
pekerjaan yang lebih detail, dan ketidakpastian dalam akurasi prediksi yang
timbul selama masa pelaksanaan.
b.6 Struktur Organisasi Kontraktor EPC
Setiap Proyek memiliki Struktur Organisasi yang menyesuaikan kebutuhan
proyek tersebut. Struktur organisasi tersebut biasanya diperjelas dengan adanya
diagram strutur organisasi. Diagram struktur organisasi PT PP (Persero) Tbk.
Terlampir. Penjelasan mengenai struktur organisasi kontraktor EPC adalah
sebagai berikut:
1) Project Manager (Manajer Proyek)
Project manager adalah orang yang diberi wewenang dan tanggung jawab
untuk mengelola proyek sesuai cakupan tugasnya sehingga target yang
direncanakan bisa terealisasi dengan baik. Dalam hal ini Project Manager
mengatur pelaksanaan di lapangan dengan bantuan staf yang menempati
bidang masing-masing. Project manager bertanggung jawab langsung kepada
kepala cabang.
2) Site HSE (Health Safety Environmental)
Kepala bagian Kesehatan Keselamatan Kerja (K3) merupakan orang yang
diberikan wewenang untuk merencanakan penerapan K3 dalam proyek
konstruksi serta mengkoordinasi tugas-tugas kepada Field HSE dan HSE
Man.
3) Field HSE
Proyek Pembangunan Terminal LPG
Banyuwangi
14
LAPORAN KERJA PRAKTEK
S1TEKNIK SIPIL-FAKULTAS TEKNIK
2015
Bertanggung jawab pada pengawasan pelaksanaan K3 di area kerja,
pengaturan jalur aman untuk alat berat yang digunakan dalam proyek.
4) HSE Man
HSE man adalah orang yang ditunjuk untuk melaksanakan atau mengatur K3
dalam bidang house keeping, mengatur keindahan dan kenyamanan kantor
dan direction keet termasuk di dalamnya.
5) Quality Control & Lab
Quality control & lab adalah orang yang bertugas mengontrol kualitas,
mengetes dan memeriksa semua proses yang terlibat dalam produksi produk
dan produk itu sendiri.
6) Administration Manager
Adalah orang yang mengurusi persiapan pelaksanaan pembangunan sampai
dengan pemeliharaan dan penutupan kontrak kerja. Selain itu juga
mengkoordinir tugas staf admin.
7) Site Engineer
Site engineer merupakan kepala perencana yang dalam hal ini bertanggung
jawab terhadap pengawasan dan review hasil kerja Quantity surveyor dan
Procurement lead.
8) Quantity Surveyor
Quantity surveyor adalah orang yang menghitung volume tiap item pekerjaan
dalam suatu proyek, meminimalisir waste yang mungkin terjadi pada
penggunaan material, menentukan bentuk serta potongan efektif untuk
digunakan sebagai pedoman pelaksanaan fabrikasi.
9) Procurement
Procurement adalah orang yang melaksanakan pembelian bahan-bahan yang
dibutuhkan, mengawasi persediaan bahan di workshop, membuat laporan
mengenai pembelian, penggunaan, maupun persediaan bahan.
10) Senior Site Engineer
Senior site engineer bertanggung jawab pada perencanaan, pekerjaan dan
penyelesaian masalah pada hal-hal yang sifatnya teknis dalam suatu pekerjan
Proyek Pembangunan Terminal LPG
Banyuwangi
15
LAPORAN KERJA PRAKTEK
S1TEKNIK SIPIL-FAKULTAS TEKNIK
2015
proyek serta mengkoordinasi tugas-tugas kepada mechanical engineer, civil
& architect engineer , dan drafter.
11) Mechanichal Engineer
Mechanichal engineer adalah orang yang merencanakan pekerjaan
mechanical elektrical termasuk di dalamnya pekejaan perpipaan dan instalasi-
instalasi kelistrikan.
12) Civil & Architect Engineer
Civil & architect engineer adalah orang yang bertanggung jawab untuk
menghitung dan merencanakan pekerjaan sipil dan arsitektural, seperti
perhitungan pondasi, perhitungan kekuatan suatu bangunan, desain bentuk
bangunan dari segi keindahan dan pekerjaan lainnya.
13) Drafter
Drafter adalah orang yang membuat konsep atau rancangan tentang gambar
sehingga memudahkan dalam melakukan pelaksanaan di proyek. Drafter
bertanggung jawab penuh atas kesesuaian pelaksanaan di lapangan, dengan
gambar yang ada dalam dokumen kontrak yang telah disepakati oleh kedua
belah pihak.
14) Construction Manager
Construction manager adalah orang yang berwenang dan bertanggung jawab
atas lingkup pekerjaan konstruksi, mengkoordinasi tugas-tugas dari pengawas
lapangan, pelaksana lapangan, surveyor, dan perlengapan proyek.
15) General Superintendent
Orang yang ditunjuk sebagai kepala pengawas oleh kontraktor untuk
mengendalikan dan mengatur pekerjaan dari pelaksana dan surveyor, menguji
progress schedule dan finansial budgeting beserta realisasinya, mengadakan
pengawasan dan pengendalian terhadap pelaksanaan pekerjaan di lapangan,
membuat laporan-laporan kegiatan pekerjaan di lapangan.
16) Surveyor
Bagian survey atau surveyor merupakan bagian yang sangat penting karena
bertugas menentukan dan memastikan letak titik-titik bangunan, letak tiang
Proyek Pembangunan Terminal LPG
Banyuwangi
16
LAPORAN KERJA PRAKTEK
S1TEKNIK SIPIL-FAKULTAS TEKNIK
2015
pancang, elevasi, sudut lengkung, titik koordinat, dan lain sebagianya,
sehingga bangunan dapat berdiri dengan kokoh dan sesuai dengan shop
drawing. Alat yang digunakan oleh surveyor dalam melaksanakan tugasnya
adalah waterpass dan theodolit.
17) Superintendent
Pengawas Lapangan adalah orang yang memberi petunjuk dan mengarahkan
mandor dan subkontraktor sehubungan dengan pelaksanaan pekerjaan,
meninjau dan menguji semua data perhitungan teknis dan desain, meneliti dan
menguji kebenaran serta kelengkapan dokumen kontrak dan
melaksanakannya, menguji program mobilisasi subkontraktor kontraktor
seperti kedatangan alat, ketetapan, waktu dan lain-lain,
18) Equipment Lead
Equipment lead orang yang berwenang untuk menyediakan peralatan meliputi
mesin-mesin yang digunakan dalam proses pelaksanaan proyek, dan juga
bertanggung jawab atas perbaikan mesin-mesin tersebut.
BAB 3
PELAKSANAAN KEGIATAN KERJA PRAKTEK
Proyek Pembangunan Terminal LPG
Banyuwangi
17
LAPORAN KERJA PRAKTEK
S1TEKNIK SIPIL-FAKULTAS TEKNIK
2015
3.1 Pelaksanaan Kegiatan Kerja Praktek
Praktek Kerja Lapangan dilaksanakan selama kurang lebih satu bulan dimulai
tanggal 05 Januari sampai dengan 01 Februari 2015 di Proyek Terminal LPG
Pressurized Banyuwangi. Berikut daftar kegiatan kerja praktek tersebut dalam
table 3.1
Tabel 3.1 Kegiatan Kerja Praktek
NO
HARI/
TANGGAL
BAGIAN KEGIATAN
1 Senin/
05 Januari
2015
HSE - Perkenalan proyek
- Mengamati pemasangan tulangan
sloof dan pengecoran pilecap
2 Selasa/
06 Januari
2015
HSE,
Equipment
Staff dan Site
Engineer Civil
- Pengenalan alat dan material
pembesian serta mempelajari
bending dan cutting
- Mengamati gambar dan situasi di
lapangan
- Diskusi umum oleh engineer
- Mengamati pemasangan tulangan
pilecap
- Pengenalan alat dan material
pengelasan
3 Rabu/
07 Januari
2015
HSE dan
Superintendent
- Menghitung berat besi pada sloof
- Mengamati pemasangan tulangan
pedestal.
- Melengkapi surat ijin bekerja
4 Kamis/
08 Januari
2015
HSE,
Site Engineer
Civil dan
Quality control
- Surat ijin bekerja pengecoran dan
pemasangan bekisting serta
penggalian waterponds
- Briefing gambar detail pondasi
- Cheklist quality control pekerjaan
pembesian, bekisting dan pengecoran
5 Jumat/
09 Januari
2015
HSE,
Procurement
Staff
- Surat ijin bekerja pabrikasi besi,
pembesian pilecap, pemasangan
bekisting dan peralatan tanah di
spherical tank
- Memahami pemberian pertolongan
pertama pada kecelakaan
- Safety talk sebagai acara pembukaan
Proyek Pembangunan Terminal LPG
Banyuwangi
18
LAPORAN KERJA PRAKTEK
S1TEKNIK SIPIL-FAKULTAS TEKNIK
2015
hari jumat secara rutin
- Diskusi umum dari Procurement staff
6 Sabtu/
10 Januari
2015
HSE - Surat ijin bekerja pengecoran dan
pemasangan bekisting pilecap,
penggalian felling shed, peralatan
tanah di spherical tank dan
pemadatan area waterponds
- Pengecekan rambu-rambu K3
- Pengukuran area persiapan akses alat
berat di area spherical tank
- Persiapan pemindahan sisa material
pancang
- Mengamati pengecoran pilecap
7 Minggu/
11 Januari
2015
HSE - Surat ijin bekerja pembongkaran dan
pemasangan bekisting
- Pengecekan rambu K3
- Update papan informasi harian
- Pemasangan rambu K3
8 Senin/
12 Januari
2015
HSE, Site
Engineer Civil
dan Quality
Surveyor Site
Engineer
- Surat ijin bekerja penbongkaran dan
pemasangan bekisting, penggalian
tanah area filling shed, dan
merapikan area waterponds
- Pengecekan rambu K3
- Update papan informasi harian
- Diskusi bersama engineer
- Mengamati pemasangan plat 6t
9 Selasa/
13 Januari
2015
HSE,
Procurement
Staff, General
Superintendent
Civil
- Surat ijin bekerja pabrikasi dan
pemasangan bekisting, penggalian
filling shed, dan perapian dan
pemadatan waterponds
- Diskusi bersama engineer
- Mengamati pemasangan connector
angkur spherical tank
- Pengecekan pagar yang rusak untuk
renovasi atau redesign
10 Rabu/
14 Januari
2015
HSE,
Superintendent
- Surat ijin bekerja
- Evaluasi gambar filling shed
- Pengecekan pagar rusak
11 Kamis/
15 Januari
HSE,
Superintendent
- Surat ijin bekerja
- Perhitungan buistat metering house
Proyek Pembangunan Terminal LPG
Banyuwangi
19
LAPORAN KERJA PRAKTEK
S1TEKNIK SIPIL-FAKULTAS TEKNIK
2015
2015 (footplate, pedestal, sloof)
12 Jumat/
16 Januari
2015
HSE,
Superintendent
- Safety talk
- Surat ijin bekerja
- Perhitungan besi metering house
13 Sabtu/
17 Januari
2015
Off
14 Minggu/
18 Januari
2015
Off
15 Senin/
19 Januari
2015
Site Engineer
Civil
- Diskusi bersama site engineer civil
- Cek keadaan area yang akan digali
dan ditimbun
- Perhitungan tugas pondasi
16 Selasa/
20 Januari
2015
Site Engineer
Civil, Surveyor
- Melakukan pengukuran galian dan
timbunan
- Mengerjakan tugas pondasi
17 Rabu/
21 Januari
2015
Site Engineer
Civil
- Pengukuran galian di belakang
control room dan timbunan di area
pantai (shore protection)
18 Kamis/
22 Januari
2015
- Pemasangan patok untuk pengukuran
galian di lahan belakang control
room dan timbunan di area pantai
- Pengamatan elevasi dan panjang
pagar
- Pengamatan pemancangan di laut
19 Jumat/
23 Januari
2015
HSE, Site
Engineer Civil
- Safety talk
- Menggambar hasil pengamatan
elevasi dan panjang pagar (Auto
CAD)
- Menghitung profil baja pada dudukan
pipa dan pondasinya
20 Sabtu/ 24
Januari 2015
HSE - Mengamati pemancangan di laut
(pembangunan jetty)
21 Minggu/
25 Januari
2015
Site Engineer
Civil
- Mengamati shore protection
22 Senin/
26 Januari
2015
Off
Proyek Pembangunan Terminal LPG
Banyuwangi
20
LAPORAN KERJA PRAKTEK
S1TEKNIK SIPIL-FAKULTAS TEKNIK
2015
23 Selasa/
27 Januari
2015
HSE,
Superintendent
- Cutting rambu-rambu K3
- Mempelajari gambar filling shed
- Menghitung besi D 19 mm untuk
kebutuhan pondasi filling shed
24 Rabu/
28 Januari
2015
Off
25 Kamis/
29 Januari
2015
- Membuat persiapan presentasi
26 Jumat/
30 Januari
2015
Superintendent - Mengamati timbunan batu di area
shore protection
27 Sabtu/
31 Januari
2015
Superintendent,
Surveyor
- Leveling galian pondasi di area filling
shed
- Mengamati timbunan di area shore
protection
28 Minggu/
01 Februari
2015
Contrution
manager
Engineer
Quantity
surveyor
HSE
- Presentasi hasil selama kerja praktek
di Proyek Terminal LPG
Pressurized Banyuwangi
3.2 Hambatan Pelaksanaan Kegiatan Kerja Praktek
Selama pelaksanaan kegiatan kerja praktek terdapat beberapa hambatan yang
dihadapi, yakni :
1) Jalan akses utama lokasi spherical tank yang menjadi area fokus pengerjaan
proyek selama kegiatan kerja praktek berlangsung adalah melalui jembatan
karena area tersebut terpisah oleh sungai. Apabila turun hujan sungai tersebut
meluap dan merendam jembatan, sehingga aktivitas proyek yang dikerjakan
di area spherical tank terpaksa dihentikan.
2) Proses adaptasi dengan aktivitas di lapangan yang merupakan kegiatan baru
dan cuaca yang tidak stabil menyebabkan kondisi kesehatan sempat
memburuk sehingga beberapa hari tidak hadir dalam kegiatan kerja praktek
tersebut.
Proyek Pembangunan Terminal LPG
Banyuwangi
21
LAPORAN KERJA PRAKTEK
S1TEKNIK SIPIL-FAKULTAS TEKNIK
2015
3) Tingkat kesibukan staf/karyawan proyek yang tinggi menyebabkan waktu
untuk belajar terbatas.
4) Waktu pelaksanaan kegiatan kerja praktek terbatas sehingga pelajaran yang
diperoleh hanya bagian struktur bawah saja.
BAB 4
PEMBAHASAN
4.1 Konstruksi Pilecap dan Pedestal
Proyek Pembangunan Terminal LPG
Banyuwangi
22
LAPORAN KERJA PRAKTEK
S1TEKNIK SIPIL-FAKULTAS TEKNIK
2015
Pada masa kerja praktek pembangunan proyek sedang fokus pada area
spherical tank yang merupakan bangunan utama dari Terminal LPG Pressurized
Banyuwangi. Saat itu pembangunan berada dalam tahap struktur bawah dari
bangunan spherical tank tersebut yaitu tahap pembuatan pilecap dan pedestal.
Pilecap dan pedestal merupakan bangunan yang berfungsi sebagai dudukan
kolom penyangga tangki baja LPG.
Bangunan ini menggunakan pondasi tiang pancang sebagai media untuk
menerima dan meneruskan atau menyalurkan beban dari struktur atas sampai ke
tanah. Tiang pancang yang digunakan mempunyai diameter luar 0,6 m dan
diameter dalam adalah 0,4 m. Pancang tersebut dipasang terlebih dahulu sebelum
pembuatan pilecap dan pedestal karena struktur ini menumpu di atasnya.
Pemasangan tiang pancang merupakan tahap awal dari suatu bangunan dan
penulis tidak mengamati pelaksanaan pekerjaan proyek pada saat dimulai
pemancangan, sehingga penulis hanya mengamati pembuatan pilecap dan
pedestal.
Pada bangunan spherical tank dibangun 12 buah pilecap yang diposisikan
secara melingkar dengan diameter sloof 21,216 m. Setiap pilecap dibuat
berukuran 3,75 x 3,75 x 0,8 m sedangkan ukuran pedestal adalah 1,80 x 1,80 x 0,8
m. Untuk tahapan-tahapan pembuatan pilecap dan pedestal di Proyek Terminal
LPG Pressurized Banyuwangi akan dibahas di bawah ini.
4.1.1 Lantai Kerja
Lantai kerja merupakan pelat dari beton.yang dibuat untuk mempermudah
pekerjaan agar pada waktu pemasangan pembesian, besi tidak kotor dan diperoleh
permukaan dasar yang rata. Pada proyek ini lantai kerja dibuat dengan ukuran
4,05 x 4,05 x 0,05 m.
Sebelum dilakukan pembuatan lantai kerja, terlebih dahulu dilakukan
perbaikan tanah dengan cara mengurug pasir setebal 15-20 cm. Pasir disiram
dengan air sampai kondisi air jenuh untuk mendapatkan hasil yang baik. Air yang
meresap ke bawah membangkitkan daya hisap pada lapisan tanah. Apabila terjadi
Proyek Pembangunan Terminal LPG
Banyuwangi
23
LAPORAN KERJA PRAKTEK
S1TEKNIK SIPIL-FAKULTAS TEKNIK
2015
lekukan-lekukan pada permukaan tanah harus ditambah pasir lalu disiram lagi.
Hal ini dilakukan untuk memperoleh permukaan pasir yang datar.
Untuk memastikan bahwa lantai kerja tersebut datar dilakukan pengecekan
menggunakan waterpass. Setelah diperoleh lapisan datar yang padat selanjutnya
adalah pengecoran untuk lantai kerja.
4.1.2 Marking
Marking merupakan pengukuran-pengukuran untuk keperluan pekerjaan di
atas lantai kerja dan dipasang tanda berupa garis pada lantai kerja. Misalnya
pengukuran batas pengecoran yang nantinya akan dipasang bekisting dan
pengukuran garis tengah untuk acuan pekerjaan pembesian. Alat yang digunakan
dalam proses marking adalah total station.
4.1.3 Pabrikasi
Pabrikasi yang dilakukan pada Proyek Terminal LPG Pressurized
Banyuwangi, khususnya area spherical tank ada dua macam, yaitu pabrikasi besi
dan pabrikasi bekisting.
1) Pabrikasi Besi
Material baja yang digunakan untuk penulangan beton menggunakan mutu
baja U-39 untuk tulangan ulir dan mutu baja U-24 untuk tulangan polos.
Proses pabrikasi besi terdiri dari dua macam, yaitu:
a. Proses Bar Cutting
Proses bar cutting merupakan proses pemotongan besi tulangan sesuai
dengan ukuran yang dibutuhkan. Proses ini dilakukan dengan
menggunakan alat yang disebut bar cutter.
b. Proses Bar Bending
Proses bar bending merupakan proses pembengkokkan besi tulangan
dengan diameter dan sudut yang dapat diatur sesuai dengan kebutuhan.
Proyek Pembangunan Terminal LPG
Banyuwangi
24
LAPORAN KERJA PRAKTEK
S1TEKNIK SIPIL-FAKULTAS TEKNIK
2015
Besi tulangan yang digunakan untuk pembuatan pilecap adalah besi ulir
dengan diameter 32 mm. Besi tersebut dibentuk menyerupai huruf U dengan
panjang total adalah 5 m. Panjang sisi bawah besi tersebut adalah 3,67 m dan
sisanya merupakan panjang sisi-sisi samping dengan ukuran sama panjang.
Pembengkokan sisi-sisi tersebut dengan sudut sebesar 90º.
Sedangkan untuk pedestal digunakan besi yang dibentuk menyerupai huruf
L dengan diameter besi tulangan yang sama. Cara pemotongan dan
pembengkokannya sama dengan besi tulangan untuk pilecap. Hanya ukuran
yang dipakai berbeda yakni panjang total besi tulangan untuk pedestal adalah 2
m dengan sisi panjang 1,56 m dan sisi pendeknya adalah 0,44 m. Sudut yang
digunakan adalah sama yaitu 90º.
Tulangan sengkang yang dipakai pada pedestal memiliki diameter ulir 25
mm berbentuk persegi dengan panjang sisi 1,72 m. Sedangkan sengkang yang
dipasang pada sloof berdiameter 19 mm berbentuk persegi panjang.
2) Pabrikasi Bekisting
Bekisting adalah cetakan sementara yang digunakan untuk menahan beton
selama beton dituang dan dibentuk sesuai dengan kebutuhan. Terdapat tiga
macam jenis bekisting yang dipakai dalam pengerjaan konstruksi, yaitu
bekisting konvensional (bekisting tradisional), bekisting knock down, dan
bekisting fiberglas.
a. Bekisting Konvensional (Bekisting Tradisional)
Bekisting konvensional adalah bekisting yang menggunakan kayu.
Dalam proses pengerjaannya dipasang dan dibongkar pada bagian
struktur yang akan dikerjakan. Pembongkaran bekisting dilakukan
dengan melepas bagian-bagian bekisting satu persatu setelah beton
mencapai kekuatan yang cukup. Jadi bekisting ini pada umumnya
hanya dipakai untuk satu kali pekerjaan, namun jika material kayu
masih memungkinkan untuk dipakai maka dapat digunakan kembali
untuk bekisting pada elemen struktur yang lain.
b. Bekisting Knock Down
Proyek Pembangunan Terminal LPG
Banyuwangi
25
LAPORAN KERJA PRAKTEK
S1TEKNIK SIPIL-FAKULTAS TEKNIK
2015
Dengan berbagai kekurangan metode bekisting konvensional tersebut
maka direncanakan sistem bekisting knock down yang terbuat dari pelat
baja dan besi hollow. Untuk satu unit bekisting ini biayanya jauh lebih
mahal jika dibandingkan dengan bekisting kayu, namun bekisting ini
lebih awet dan tahan lama sehingga dapat digunakan seterusnya sampai
pekerjaan selesai.
c. Bekisting Fiberglas
Material fiber mempunyai keunggulan yang lebih baik daripada kayu.
Selain untuk kepentingan pelestarian lingkungan, bekisting fiber tidak
gampang rusak oleh air sehingga cocok untuk konstruksi bawah tanah
dan lingkungan berair.
Pabrikasi bekisting adalah suatu rangkaian pekerjaan dari beberapa
komponen material dirangkai menjadi suatu bentuk salah satu konstruksi
sehingga dapat dipasang menjadi sebuah bentuk bangunan.
Pada proyek ini bekisting yang digunakan adalah bekisting konvensional
dengan ukuran bekisting untuk pilecap 3,95 x 1 m dan untuk pedestal 2 x 1,1
m. Material yang digunakan untuk bekisting ini adalah jenis plywood dengan
kondisi layak pakai. Untuk membuat bekisting diperlukan peralatan dan bahan
sebagai berikut:
a. Kayu
b. Paku
c. Palu
d. Tang
e. Gergaji
f. Meteran
Kayu papan dipotong sesuai dengan kebutuhan. Kemudian diberikan
bingkai pada sisi belakang untuk perkuatan sehingga pada saat beton dituang
bekisting tersebut tidak melengkung atau mengalami perubahan bentuk. Pada
sisi atas bekisting dilubangi untuk jalan kawat pada saat pemasangan bekisting.
4.1.4 Pembesian
Proyek Pembangunan Terminal LPG
Banyuwangi
26
LAPORAN KERJA PRAKTEK
S1TEKNIK SIPIL-FAKULTAS TEKNIK
2015
1) Alat dan Bahan
Peralatan yang digunakan dalam pekerjaan pembesian meliputi:
a. Tang
b. Kawat bendrat
c. Meteran
2) Besi Pilecap
Tulangan pilecap menggunakan besi ulir diameter 32 mm yang telah
difabrikasi sebelumnya dengan bentuk menyerupai huruf U. Untuk cara
pemasangannya adalah sebagai berikut:
a. Besi U diposisikan rapi dalam posisi tidur sebanyak 15 batang. Kemudian
besi-besi tersebut diikatkan pada satu besi polos yang berdiameter 10 mm
dengan jarak antar besi ± 0,26 m. Besi polos digunakan untuk membantu
mengaitkan besi-besi U sehingga memudahkan untuk berdiri secara
bersamaan.
b. Dengan cara yang sama besi-besi U 15 batang yang lain diposisikan di atas
besi U yang pertama sehingga saling berpotongan tegak lurus membentuk
kubus terbuka. Talikan dengan kawat bendrat setiap perpotongan besi-besi
tersebut.
c. Pemasangan besi tulangan sloof.
d. Besi-besi U dipasang secara terbalik dari kedua sisi sehingga membentuk
kubus tertutup.
3) Besi Sloof
Sloof pada bangunan spherical tank mempunyai diameter 21,216 m dengan
lebar 0,8 m. Pemasangan sloof menggunakan besi tulangan ulir diameter 25
mm dan tulangan sengkang yang digunakan berdiameter 19 mm. Berikut cara
pemasangannya:
a. Besi tulangan ulir dengan diameter 25 mm dipasang lonjoran secara
bersambung hingga membentuk lingkaran sloof. Mulanya dua besi
tulangan dipasang di bagian atas untuk menopang besi tulangan sengkang.
b. Dua besi tulangan selanjutnya dipasang di bagian sloof paling bawah
sehingga posisi sengkang sesuai dengan perencanaan dan tidak berubah.
Proyek Pembangunan Terminal LPG
Banyuwangi
27
LAPORAN KERJA PRAKTEK
S1TEKNIK SIPIL-FAKULTAS TEKNIK
2015
c. Posisi bawah ditambah tiga besi tulangan sehingga pada posisi tersebut
menjadi lima besi tulangan dengan diameter yang sama.
d. Pada posisi atas terdapat sembilan buah tulangan yang dipasang menjadi
dua baris atas lima dan di bawahnya empat buah tulangan.
e. Di tengah sloof dipasang empat buah tulangan menjadi dua sisi tepi,
masing-masing dua buah tulangan.
4) Besi Pedestal
Besi tulangan pedestal menggunakan besi dengan diameter 32 mm. Besi ini
berbentuk menyerupai L seperti yang telah dijelaskan pada proses pabrikasi
sebelumnya. Dalam pemasangan besi ini terdapat beberapa tahap sebagai
berikut:
a. Menentukan penempatan besi tulangan sengkang menggunakan unting-
unting dan benang (unting-unting dipasang di ujung benang) dengan
mengacu pada garis tanda yang ada pada lantai kerja.
b. Memasang besi tulangan sengkang dengan diameter 25 mm dan dilekatkan
pada besi tulangan pilecap menggunakan kawat bendrat.
c. Memasang empat buah besi tulangan L di setiap sisi pojok besi tulangan
sengkang tersebut. Besi tulangan L berada di posisi bawah dengan sisi
pendek besi tersebut dipasang secara berlawanan, sehingga ujung besi
tulangan L tidak saling bertemu.
d. Setiap sisi pendestal ditambah 17 besi tulangan L sehingga jumlah tiap
sisinya adalah 19 besi tulangan L.
e. Memasang 6 besi tulangan sengkang dimulai dari bagian paling atas
sehingga ukuran besi tulangan pedestal sesuai dengan posisi bagian bawah
dan tidak terjadi kemiringan.
f. Dilakukan pengecekan kesesuaian posisi pedestal menggunakan alat total
station.
5) Sepatu Kolom
Sepatu kolom merupakan besi berbentuk L yang menjadi pembatas dan
acuan pemasangan bekisting. Cara pemasangannya dengan menggunakan las
Proyek Pembangunan Terminal LPG
Banyuwangi
28
LAPORAN KERJA PRAKTEK
S1TEKNIK SIPIL-FAKULTAS TEKNIK
2015
dikaitkan pada besi tulangan pilecap. Pada setiap sisi pilecap dipasang tiga
buah sepatu kolom yaitu di sisi tepi kanan, tepi kiri, dan di tengah.
4.1.5 Pemasangan Bekisting
1) Alat dan Bahan
a. Solar
b. Kawat
c. Paku
d. Beton decking
e. Palu
f. Tang
g. Besi tulangan diameter 32 mm
h. Scaffolding
2) Pemasangan Bekisting
Setelah selesai pekerjaan pembesian proses selanjutnya adalah pemasangan
bekisting. Sebelum dipasang bekisting dilumuri solar terlebih dahulu dengan
tujuan untuk memudahkan saat pelepasan bekisting.
Bekisting dipasang pada setiap sisi pilecap yang akan dicor. Pemasangan
bekisting sesuai dengan sepatu kolom yang telah dipasang dan harus benar-
benar rapat agar pada saat pengecoran tidak terjadi kebocoran. Selain
kebocoran, bekisting yang tidak rapat dapat menimbulkan rongga pada beton.
Apabila dibutuhkan, bisa dipasangkan beton decking sehingga pemasangan
bekisting sesuai dan tidak terjadi hal-hal yang dapat merugikan.
Untuk menahan bekisting tersebut pada proyek ini menggunakan besi
tulangan dan scaffolding. Besi tulangan dipasang di belakang bekisting yang
diikat kawat. Kawat tersebut dikaitkan dengan tulangan pilecap yang berada di
sisi dalam bekisting melalui lubang pada bekisting. Sedangkan scaffolding
dipasang di belakang bekisting dengan bertumpu pada pasak. Pasak tersebut
dapat berupa kayu atau besi tulangan yang telah dipotong pendek. Dengan
demikian bekisting lebih kuat dan kemungkinan berubah posisi semakin kecil.
Proyek Pembangunan Terminal LPG
Banyuwangi
29
LAPORAN KERJA PRAKTEK
S1TEKNIK SIPIL-FAKULTAS TEKNIK
2015
4.1.6 Pengecoran
Pengecoran adalah pekerjaan penuangan beton segar ke dalam cetakan suatu
elemen struktur yang telah dipasangi besi tulangan.
4.1.6.1 Pengecoran Pilecap
1) Pengukuran Top Cor Pilecap
Apabila pemasangan bekisting telah selesai dilanjutkan dengan
pengukuran top cor pilecap. Pengukuran ini dimaksudkan untuk menandai
ukuran tinggi pilecap yang akan dicor sehingga beton yang dihasilkan sesuai
dengan yang direncanakan dan ketinggian setiap sisinya rata. Ukuran tinggi
pilecap yang akan dicor 0,8 m dari lantai kerja. Alat yang digunakan untuk
mengukur ketinggian ini adalah waterpass.
Langkah yang pertama adalah menyiapkan waterpass agar penembakan
top cor tepat dan tidak terjadi kesalahan. Kemudian menentukan top cor dan
ditandai menggunakan paku.
2) Pelaksanaan Pengecoran
Alat dan bahan yang diperlukan dalam pekerjaan pengecoran adalah
sebagai berikut:
a. Beton ready mix K400
b. Addibond
c. Air
d. Mixer truck
e. Concrete vibrator
f. Air compressor
g. Cangkul
h. Ember/timba
i. Talang
j. Cetakan benda uji kubus
k. Cetakan uji slump
Sebelum dilakukan pengecoran, area pilecap yang akan dicor harus
dibersihkan terlebih dahulu menggunakan air compressor. Kotoran atau sisa
Proyek Pembangunan Terminal LPG
Banyuwangi
30
LAPORAN KERJA PRAKTEK
S1TEKNIK SIPIL-FAKULTAS TEKNIK
2015
material yang ada di area akan menyebabkan mutu beton tidak bagus. Selain
itu pengikatan pelat beton lantai kerja dengan beton pilecap lebih susah.
Setelah dibersihkan area pilecap diberi cairan perekat agar pelat beton
lantai kerja yang telah mengeras dan beton yang akan dituang saling
mengikat. Dalam hal ini perekat yang digunakan yaitu addibond. Addibond
berwarna putih dan dituang menggunakan ember.
Pada saat beton ready mix yang dipesan dari PT Duta Bangsa tiba di area
proyek dengan mixer truck hal pertama yang dilakukan adalah menguji nilai
slump dan membuat benda uji berbentuk kubus sebanyak tiga buah. Hal ini
dimaksudkan untuk mengetahui apakah beton yang didatangkan telah sesuai
dengan pesanan. Untuk pembuatan pilecap dan pedestal mutu beton yang
dipesan adalah K400 dengan nilai slump 10 ± 2.
Kebutuhan beton untuk satu pilecap dengan ukuran 3,75 x 3,75 x 0,8 m
adalah 11,25 m3
. Dalam pekerjaan ini mixer truck yang digunakan
mempunyai volume 6 m3
, sehingga untuk memenuhi kebutuhan pilecap
tersebut diperlukan dua mixer truck beton ready mix. Secara matematis beton
yang dipesan lebih banyak daripada beton yang dibutuhkan. Hal ini
disebabkan banyak faktor. Misalnya pada saat penuangan beton tercecer
karena debit beton yang keluar dari mixer truck tidak sesuai dengan kapasitas
talang sebagai media penuangan beton ke dalam bekisting, sehingga
kebutuhan di lapangan lebih banyak.
Beton dituang dari mixer truck di sisi kanan kiri pilecap agar beton
tersebut tidak mengumpul. Karena hal itu menyebabkan beton sulit untuk
diratakan. Beton diratakan menggunakan cangkul.
Selama penuangan dilakukan pemadatan beton menggunakan concrete
vibrator. Vibrator merupakan alat penggetar mekanik yang digunakan untuk
menggetarkan adukan beton yang belum mengeras, dengan tujuan
menghilangkan rongga-rongga udara yang ada sehingga dapat dihasilkan
beton yang padat dan bermutu sesuai dengan perencanaan. Selang penggetar
dimasukkan ke dalam adukan beton yang telah dituang ke dalam bekisting.
Proyek Pembangunan Terminal LPG
Banyuwangi
31
LAPORAN KERJA PRAKTEK
S1TEKNIK SIPIL-FAKULTAS TEKNIK
2015
Dengan demikian beton cair dapat memadat dan meminimalkan terjadinya
rongga pada beton yang dapat mengurangi kekuatan dan mutu beton.
Apabila penuangan sudah sampai pada ketinggian top cor, permukaan
beton dihaluskan menggunakan semen. Kemudian dipasang besi tulangan
secara vertikal dengan panjang ±25 cm sebagai pasak tumpuan untuk
menahan bekisting pada saat pengecoran pedestal, sehingga penyangga
bekisting tidak menumpu pada tanah.
Bekisting yang digunakan untuk mencetak pilecap dilepas setelah satu hari
usia pengecoran. Alat yang digunakan untuk melepas bekisting adalah tang
dan palu pencabut paku.
4.1.6.2 Pengecoran Pedestal
Pedestal dapat dicor setelah proses pemasangan angkur dan pelat baja.
Ketinggian angkur berada 0,265 m di atas pedestal. Sedangkan pelat baja
menumpu pada angkur. Pada pelat baja terdapat tiga lubang. Dua lubang
digunakan untuk angkur yang terletak di tepi dan satu lubang di tengah untuk
akses pengecoran. Pelat baja dipasang tidak secara permanen, namun hanya
untuk menempatkan angkur sesuai dengan koordinat yang direncanakan
sehingga antara angkur yang satu dengan yang lain saling berkaitan. Metode
pemasangan angkur tidak dibahas lebih lanjut karena pembahasan difokuskan
pada pedestal.
Tahap berikutnya adalah pemasangan bekisting. Proses pemasangannya
sama dengan pemasangan bekisting pada pilecap. Hanya ukuran bekisting
tersebut yang membedakan. Bekisting untuk pedestal berukuran 2 x 1,1 m.
Selanjutnya adalah proses pengecoran. Ukuran pedestal yang akan dicor
adalah 1,8 x 1,8 x 1 m. Dengan demikian volume yang dibutuhkan adalah
3,24 m3
tiap pedestal. Tahapnya tidak jauh beda dengan pengecoran pilecap.
Pelepasan bekistingnya pun juga sama.
4.2 Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(SMK3)
4.2.1 Kebijakan K3
Proyek Pembangunan Terminal LPG
Banyuwangi
32
LAPORAN KERJA PRAKTEK
S1TEKNIK SIPIL-FAKULTAS TEKNIK
2015
Dalam hal kebijakan K3 ini ditetapkan untuk mencegah dan menanggulangi
terjadinya insiden kecelakaan yang merugikan, peningkatan efisiensi dan
produktivitas perusahaan. Ada beberapa kebijakan yang digunakan dalam
penerapan K3, antara lain sebagai berikut:
1) Pimpinan dan seluruh jajaran PT PP (Persero) Tbk sepakat untuk mencegah
terjadinya kecelakaan, kebakaran, ledakan, penyakit akibat kerja lainnya
senantiasa akan:
a. Membina dan melaksanakan SMK3
b. Mengkomunikasikan kepada semua pihak yang berkepentingan.
2) Adanya organisasi K3 untuk memastikan terlaksananya SMK3.
4.2.2 Organisasi K3
1) Project Manager
Dalam hal ini Project Manager mengatur pelaksanaan di lapangan dengan
bantuan staf yang menempati bidang masing-masing termasuk K3.
2) Site HSE
Kepala bagian Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) merupakan orang
yang diberikan wewenang untuk merencanakan penerapan K3 dalam
Proyek Pembangunan Terminal LPG
Banyuwangi
33
Project Manager
Deddy Susanto
Site HSE
Mahendra R Yanuar
Field HSE
Rio Ardiffa
HSE Man
Supriyanto
LAPORAN KERJA PRAKTEK
S1TEKNIK SIPIL-FAKULTAS TEKNIK
2015
proyek konstruksi serta mengkoordinasikan tugas-tugas kepada Field HSE
dan HSE Man.
3) Field HSE
Bertanggung jawab pada pengawasan pelaksanaan K3 di area kerja,
pengaturan jalur aman untuk alat berat yang digunakan dalam proyek.
4) HSE Man
HSE Man adalah orang yang ditunjuk untuk melaksanakan atau mengatur
K3 dibidang house keeping, mengatur keindahan dan kenyamanan kantor
dan direction keet termasuk didalamnya.
4.2.3 Peraturan dan Tata Tertib K3
Pada PT PP (Persero) Tbk telah dilaksanakan penerapan SMK3 pada Proyek
Terminal LPG Pressurized Banyuwangi. Terdapat beberapa peraturan dan tata
tertib K3 yang harus dilaksanakan oleh setiap staf, karyawan maupun pekerja
sebagai berikut:
1) Menggunakan helm lengkap dengan tali dagu
2) Menggunakan sepatu safety
3) Menggunakan safety vest (rompi bereflektif)
4) Menggunakan alat pelindung diri lainnya sesuai dengan jenis pekerjaan
seperti: sarung tangan, carplug, kacamata, kedok las (bagi pekerja las) dan
lain-lain.
5) Menggunakan sabuk keselamatan (safety belt) jika bekerja di ketinggian 2
meter atau lebih dan menggunakan full body harness lengkap dengan life
line, bagi yang bekerja diatas gondola dan di lubang lift
6) Tidak merokok pada saat bekerja dan di sembarang tempat
7) Tidak mengkonsumsi minuman keras, obat-obatan terlarang (narkoba),
berjudi dan tidak membuat onar di lingkungan proyek
8) Tidak merusak fasilitas HSE yang ada di area proyek
9) Tidak buang air kecil dan buang air besar di sembarang tempat
10) Menjaga kebersihan lingkungan kerja
11) Menggunakan tanda pengenal (ID card)
Proyek Pembangunan Terminal LPG
Banyuwangi
34
LAPORAN KERJA PRAKTEK
S1TEKNIK SIPIL-FAKULTAS TEKNIK
2015
12) Mengikuti HSE talk secara rutin
13) Mematuhi dan melaksanakan tata tertib dan peraturan HSE yang ada di
proyek
14) Bersedia menerima sanksi bila melanggar ketentuan yang berlaku di proyek.
4.2.4 Kesehatan Kerja
Dalam penerapan kesehatan kerja dilakukan usaha untuk dapat
melaksanakan pekerjaan dalam kondisi yang sehat sehingga dapat mencapai
tujuan yang dikehendaki serta bebas dari segala macam penyakit. Beberapa usaha
yang dilakukan untuk mengendalikan kesehatan kerja adalah sebagai berikut:
1) Pengecekan kesehatan rutin setiap enam bulan sekali bagi para staf,
karyawan dan pekerja, sehingga apabila terdapat suatu penyakit bisa
ditangani dengan cepat.
2) Setiap seminggu sekali dibagikan susu kedelai atau jajanan yang dilakukan
rutin pada hari Jumat pukul 07.00 pagi dalam acara safety talk.
3) Membangun kolam ikan beserta hiasan kolam untuk menyegarkan
pandangan pada saat istirahat sehingga staf, karyawan dan pekerja tidak
merasa bosan atau tertekan pada pekerjaan proyek tersebut. Dengan
demikian tercipta kenyamanan dalam bekerja. Secara tidak langsung hal itu
dapat meningkatkan produktivitas kerja.
4.2.5 Keselamatan Kerja
Beberapa upaya PT PP (Persero) Tbk dalam mengurangi angka resiko
kecelakaan kerja adalah sebagai berikut:
1) Penerapan Rambu-Rambu Peringatan
Rambu peringatan K3 dipasang sesuai instruksi kerja. Tenaga kerja
mendapatkan penjelasan dan pelatihan instruksi kerja keadaan darurat.Petugas
penanganan keadaan darurat diberikan pelatihan khusus. Alat dan sistem
keadaan darurat diperiksa, diuji dan dipelihara secara berkala. Misalnya alat
pemadam api ringan.
Proyek Pembangunan Terminal LPG
Banyuwangi
35
LAPORAN KERJA PRAKTEK
S1TEKNIK SIPIL-FAKULTAS TEKNIK
2015
PT PP (Persero) Tbk membuat peringatan dengan beberapa kriteria, antara
lain:
a. Rambu-rambu peringatan berupa tulisan dan gambar atau simbol yang
memuat peraturan-peraturan, peringatan, larangan, himbauan.
b. Rambu-rambu dipasang pada jarak pandang yang cukup sehingga
mudah dibaca dan dipahami oleh semua kalangan yang terlibat dalam
proyek.
c. Jenis rambu, bahan pembentuk, tipe dan ukuran tulisan, jenis simbol
yang digunakan atau gambar, warna disesuaikan kondisi proyek.
2) Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD)
Untuk mengurangi angka resiko pada kecelakaan kerja upaya yang
dilakukan adalah dengan menyediakan alat pelindung diri yang efektif dan
sesuai standar pekerja di lapangan. Alat pelindung diri yang disediakan oleh
perusahaan antara lain:
a. Semua karyawan dan tamu harus mengenakan topi pengaman (helmet),
sepatu pengaman (safety shoes) dan rompi (safety vest) saat berada di
lapangan.
b. Memakai seragam dan tanda pengenal.
c. Memakai kacamata hitam anti debu dan silau.
d. Menggunakan sarung tangan untuk pekerjaan yang berhubungan
dengan benda keras.
e. Wajib menggunakan helm las untuk pekerjaan pengelasan.
3) Kebersihan dan Kerapian (House Keeping)
Kebersihan dan kerapian merupakan faktor penting dalam penerapan
SMK3. Beberapa upaya yang dilakukan oleh PT PP (Persero) Tbk adalah:
a. Setiap selesai pekerjaan rutin melakukan kebersihan di daerah kerja
sehingga alat-alat kerja tidak berserakan karena dapat menimbulkan
kecelakaan dan mengganggu pekerjaan yang lain.
b. Membuat tempat sampah dan meletakkan di berbagai tempat dengan
tiga wadah yang berbeda. Masing-masing wadah tersebut digunakan
Proyek Pembangunan Terminal LPG
Banyuwangi
36
LAPORAN KERJA PRAKTEK
S1TEKNIK SIPIL-FAKULTAS TEKNIK
2015
untuk sampah organik, sampah anorganik dan sampah yang
mengandung bahan kimia.
c. Memasang rak sepatu dan helm di dekat pintu agar tidak berserakan di
luar ruangan. Rak tersebut dibuat dari tulangan besi yang dilas dan
kemudian dicat.
4) Kewajiban dan Hak Tenaga Kerja
Kewajiban yang harus dilaksanakan oleh seluruh tenaga kerja adalah
memakai APD dan menaati syarat-syarat K3. Sedangkan hak para tenaga kerja
adalah menyatakan keberatan pada pekerjaan apabila syarat K3 dan APD tidak
menjamin keselamatannya.
5) Promosi Keselamatan Kerja (Safety Talk)
Promosi keselamatan kerja pada PT PP (Persero) Tbk dilakukan melalui
safety talk. Safety talk merupakan kegiatan rutin setiap hari Jumat pukul 07.00.
Acara yang terdapat dalam kegiatan ini adalah:
a. Presensi rutin dengan mengisi daftar hadir.
b. Pembahasan tentang pentingnya keselamatan dan kesehatan kerja bagi
tenaga kerja dengan tujuan menyadarkan tenaga kerja bahwa
keselamatan merupakan hal yang penting serta mengingatkan tenaga
kerja agar tidak terjadi kelalaian sehingga menimbulkan kecelakaan
kerja.
c. Demo penggunaan alat pelindung diri maupun alat kerja yang lain
seperti penggunaan sarung tangan dan helm untuk pekerjaan pengelasan
atau cara menggunakan alat pemadam api ringan.
d. Penyampaian keluhan para pekerja terhadap ketersediaan fasilitas pada
proyek untuk tenaga kerja. Misalnya penjemputan para pekerja di
lapangan menuju pintu utama pada saat pulang kerja.
e. Tanya jawab seputar K3 dan diberikan bingkisan untuk staf, karyawan
ataupun pekerja yang dapat menjawab pertanyaan yang diberikan oleh
petugas K3. Bingkisan tersebut dapat berupa alat pelindung diri.
f. Senam untuk kebugaran jasmani.
g. Pemberian susu kedelai atau jajanan untuk seluruh anggota proyek.
Proyek Pembangunan Terminal LPG
Banyuwangi
37
LAPORAN KERJA PRAKTEK
S1TEKNIK SIPIL-FAKULTAS TEKNIK
2015
6) Penanggulangan Kecelakaan
Untuk menanggulangi kecelakaan ringan terdapat beberapa sarana
pertolongan pertama yang tersedia yaitu:
a. Kotak P3K di ruang K3
b. Personil petugas K3
c. Kendaraan yang siap mengantar tenaga kerja yang cedera ke rumah
sakit.
Prosedur atau langkah-langkah yang dilakukan oleh perusahaan dalam
menangani masalah kecelakaan ringan adalah:
a. Petugas K3 segera melapor pada Project Manager dan memeriksa
kondisi korban
b. Petugas K3 memutuskan apakah korban perlu dibawa ke rumah sakit
untuk pengobatan lebih lanjut. Apabila tidak perlu maka petugas
memberikan pengobatan P3K.
c. Project Manager lapor pada Jamsostek. Kemudian pihak Jamsostek
memberikan santunan kepada korban. Dan selanjutnya proses
penyembuhan.
7) Pencegahan dan Pengendalian Kebakaran
Dalam mengantisipasi terjadinya bahaya kebakaran di lingkungan kerja
dipasang rambu peringatan rawan kebakaran dan tanda larangan untuk
membawa sumber api seperti rokok dan korek. Dengan demikian, disediakan
shelter yang dikhususkan area untuk merokok.
Selain itu kebakaran dapat terjadi karena adanya material yang mudah
terbakar. Untuk mencegahnya bahan-bahan tersebut dijauhkan dari sumber
panas atau penyebab terjadinya kebakaran. Misalnya listrik, rokok, dan bahan
kimia yang mudah terbakar.
4.2.6 Permasalahan Dalam Penerapan SMK3
Proyek Pembangunan Terminal LPG
Banyuwangi
38
LAPORAN KERJA PRAKTEK
S1TEKNIK SIPIL-FAKULTAS TEKNIK
2015
Meskipun telah ditegaskan tentang pentingnya K3 masih terdapat pekerja
yang melanggar peraturan K3. Hal demikian terjadi karena adanya pekerja yang
tidak memahami kebijaksanaan keselamatan kerja yang ditetapkan oleh PT PP
(Persero) Tbk, sarana yang telah disediakan tidak dijaga dengan baik oleh pekerja,
dan lebih mementingkan pekerjaannya dengan mengesampingkan
keselamatannya. Misalnya pada saat melakukan pekerjaan di lapangan yang
bersinggungan secara langsung dengan matahari menyebabkan pekerja merasa
gerah dan melepas rompi (safety vest) dan pekerja yang merasa risih untuk
memakai helm las pada saat mengerjakan proses pengelasan.
4.2.7 Solusi Masalah Penerapan SMK3
Dalam menghadapi masalah yang dihadapi dalam penerapan SMK3 terdapat
beberapa solusi untuk menyelesaikan permasalahan tersebut, antara lain:
a. Melakukan peneguran secara langsung oleh petugas K3 kepada setiap
pekerja yang melanggar K3.
b. Mempekerjakan karyawan sesuai dengan keahliannya masing-masing.
c. Lebih mensosialisasikan kebijakan K3 dan peningkatan kedisiplinan.
d. Memberikan pelatihan bagi karyawan mengenai prosedur kerja yang
diterapkan oleh PT PP (Persero) Tbk.
e. Meningkatkan pengetahuan karyawan akan bahaya pekerjaan.
Dengan dilaksanakannya SMK3 maka resiko kecelakaan kerja berkurang
sehingga produktivitas karyawan meningkat.
BAB 5
Proyek Pembangunan Terminal LPG
Banyuwangi
39
LAPORAN KERJA PRAKTEK
S1TEKNIK SIPIL-FAKULTAS TEKNIK
2015
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan dalam laporan Kerja Praktek yang dilakukan
di Proyek Terminal LPG Pressurized Banyuwangi dapat diperoleh kesimpulan
bahwa:
1) Pada proyek EPC kegiatan perencanan, pengadaan dan pembangunan
konstruksi dilakukan oleh 1 pihak yang ditunjuk oleh owner disebut
dengan kontraktor EPC. Pembagian tugas secara jelas mempermudah
koordinasi antar bagian yang juga mendukung proyek berjalan tepat waktu
sesuai jadwal.
2) Secara garis besar bagian engineering berputar pada perencanaan seperti
membuat shop drawing oleh drafter, perhitungan detail tiap bangunan
yang akan dibangun oleh site engineer beserta staff, menghitung volume
pekerjaan oleh quantity surveyor, pengawasan dan kontrol terhadap
kesesuaian pelaksanaan dengan perencanaan.
3) Tahapan pelaksanaan pengecoran pilecap dan pedestal meliputi pekerjaan
pabrikasi besi dan parikasi bekisting, pembesian, pemasangan bekisting,
pengecoran, dan tahap akhir adalah melepas bekisting.
4) Konstruksi yang digunakan pada proyek ini adalah konstruksi beton
bertulang dengan mutu beton K400 yang didatangkan dari PT Duta
Bangsa. Untuk mendapatkan mutu beton yang sesuai, maka harus
memiliki nilai slump yang sesuai pula. Dalam proyek ini nilai slump yang
digunakan adalah 10 ± 2 cm.
5) Tersedianya peralatan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) pada proyek
ini dan setiap seminggu sekali dilakukan safety talk rutin pada hari Jumat
pukul 07.00 sebagai himbauan untuk mengantisipasi terjadinya kecelakaan
kerja di lapangan.
5.2 Saran
Proyek Pembangunan Terminal LPG
Banyuwangi
40
LAPORAN KERJA PRAKTEK
S1TEKNIK SIPIL-FAKULTAS TEKNIK
2015
1) Peningkatan koordinasi semua pihak baik pihak owner, kontraktor,
konsultan pengawas, dan antar karyawan akan meminimalisir kesalahan
pada gambar, perencanaan, maupun pelaksanaan di lapangan sehingga
waktu penyelesaian proyek sesuai dengan jadwal.
2) Perlu diberikan sanksi tegas kepada pekerja yang melakukan pelanggaran
kebijakan K3 yang telah ditetapkan oleh perusahaan.
3) Mahasiswa yang mengikuti pelaksanaan kerja praktek lebih aktif dan
inovatif agar dapat mendalami pengajaran-pengajaran yang diberikan oleh
pembimbing kerja praktek di lapangan.
DAFTAR PUSTAKA
Proyek Pembangunan Terminal LPG
Banyuwangi
41
LAPORAN KERJA PRAKTEK
S1TEKNIK SIPIL-FAKULTAS TEKNIK
2015
Krisnamurti., dkk. 2002. Diktat Keselamatan & Kesehatan Kerja. Jember:
Universitas Jember
Sastrohadiwiryo, Siswanto. 2005. Manajemen Tenaga Kerja Indonesia. Jakarta:
PT Bumi Aksara
Suma’mur. 1995. Keselamatan Kerja & Pencegahan Kecelakaan. Jakarta: PT
Toko Gunung Agung
Proyek Pembangunan Terminal LPG
Banyuwangi
42

More Related Content

What's hot

Pedoman Pelaksanaan Konstruksi Sistem Penyediaan Air Minum
Pedoman Pelaksanaan Konstruksi Sistem Penyediaan Air MinumPedoman Pelaksanaan Konstruksi Sistem Penyediaan Air Minum
Pedoman Pelaksanaan Konstruksi Sistem Penyediaan Air Minuminfosanitasi
 
Struktur baja-dasar
Struktur baja-dasarStruktur baja-dasar
Struktur baja-dasarUmar Fathoni
 
Geometrik Jalan Raya (Perencanaan)
Geometrik Jalan Raya (Perencanaan)Geometrik Jalan Raya (Perencanaan)
Geometrik Jalan Raya (Perencanaan)andribacotid
 
Sni 1727 2013 tata cara pembebanan untuk rumah dan gedung
Sni 1727 2013 tata cara pembebanan untuk rumah dan gedungSni 1727 2013 tata cara pembebanan untuk rumah dan gedung
Sni 1727 2013 tata cara pembebanan untuk rumah dan gedungWSKT
 
Barchart dan Penjadwalan proyek
Barchart dan Penjadwalan proyekBarchart dan Penjadwalan proyek
Barchart dan Penjadwalan proyekNurul Angreliany
 
Cara Menghitung Kebutuhan Besi pada Pekerjaan Bore Pile dan Strauss Pile
Cara Menghitung Kebutuhan Besi pada Pekerjaan Bore Pile dan Strauss PileCara Menghitung Kebutuhan Besi pada Pekerjaan Bore Pile dan Strauss Pile
Cara Menghitung Kebutuhan Besi pada Pekerjaan Bore Pile dan Strauss PileAngga Nugraha
 
Sidang presentasi laporan kerja praktek
Sidang presentasi laporan kerja praktekSidang presentasi laporan kerja praktek
Sidang presentasi laporan kerja praktekAzka Napsiyana
 
menghitung Momen Ultimate baja komposit
menghitung Momen Ultimate baja kompositmenghitung Momen Ultimate baja komposit
menghitung Momen Ultimate baja kompositShaleh Afif Hasibuan
 
Struktur Beton Bertulang
Struktur Beton BertulangStruktur Beton Bertulang
Struktur Beton BertulangMira Pemayun
 
Modul 7-bangunan portal , statika dan mekanika dasar
Modul 7-bangunan portal ,  statika dan mekanika dasar Modul 7-bangunan portal ,  statika dan mekanika dasar
Modul 7-bangunan portal , statika dan mekanika dasar MOSES HADUN
 
Pembebanan jembatan rangka (revisi profil baja)
Pembebanan jembatan rangka (revisi profil baja) Pembebanan jembatan rangka (revisi profil baja)
Pembebanan jembatan rangka (revisi profil baja) NitaMewaKameliaSiman
 
Kp 07 2010 standar penggambaran
Kp 07 2010 standar penggambaranKp 07 2010 standar penggambaran
Kp 07 2010 standar penggambaranArizki_Hidayat
 
Tabel Profil Konstruksi Baja
Tabel Profil Konstruksi BajaTabel Profil Konstruksi Baja
Tabel Profil Konstruksi BajaYusrizal Mahendra
 
Tata Cara Operasional dan Pemeliharaan Drainase Perkotaan - bagian 1
Tata Cara Operasional dan Pemeliharaan Drainase Perkotaan - bagian 1Tata Cara Operasional dan Pemeliharaan Drainase Perkotaan - bagian 1
Tata Cara Operasional dan Pemeliharaan Drainase Perkotaan - bagian 1Joy Irman
 

What's hot (20)

Perhitungan dinding penahan tanah
Perhitungan dinding penahan tanahPerhitungan dinding penahan tanah
Perhitungan dinding penahan tanah
 
Pedoman Pelaksanaan Konstruksi Sistem Penyediaan Air Minum
Pedoman Pelaksanaan Konstruksi Sistem Penyediaan Air MinumPedoman Pelaksanaan Konstruksi Sistem Penyediaan Air Minum
Pedoman Pelaksanaan Konstruksi Sistem Penyediaan Air Minum
 
Struktur baja-dasar
Struktur baja-dasarStruktur baja-dasar
Struktur baja-dasar
 
Geometrik Jalan Raya (Perencanaan)
Geometrik Jalan Raya (Perencanaan)Geometrik Jalan Raya (Perencanaan)
Geometrik Jalan Raya (Perencanaan)
 
Sni 1727 2013 tata cara pembebanan untuk rumah dan gedung
Sni 1727 2013 tata cara pembebanan untuk rumah dan gedungSni 1727 2013 tata cara pembebanan untuk rumah dan gedung
Sni 1727 2013 tata cara pembebanan untuk rumah dan gedung
 
Prinsip mekanika tanah
Prinsip mekanika tanahPrinsip mekanika tanah
Prinsip mekanika tanah
 
Barchart dan Penjadwalan proyek
Barchart dan Penjadwalan proyekBarchart dan Penjadwalan proyek
Barchart dan Penjadwalan proyek
 
Tiang Pancang I
Tiang Pancang ITiang Pancang I
Tiang Pancang I
 
Cara Menghitung Kebutuhan Besi pada Pekerjaan Bore Pile dan Strauss Pile
Cara Menghitung Kebutuhan Besi pada Pekerjaan Bore Pile dan Strauss PileCara Menghitung Kebutuhan Besi pada Pekerjaan Bore Pile dan Strauss Pile
Cara Menghitung Kebutuhan Besi pada Pekerjaan Bore Pile dan Strauss Pile
 
Sidang presentasi laporan kerja praktek
Sidang presentasi laporan kerja praktekSidang presentasi laporan kerja praktek
Sidang presentasi laporan kerja praktek
 
menghitung Momen Ultimate baja komposit
menghitung Momen Ultimate baja kompositmenghitung Momen Ultimate baja komposit
menghitung Momen Ultimate baja komposit
 
Perancangan dan pemasangan sistem sprinkler pada gedung perkantoran
Perancangan dan pemasangan sistem sprinkler pada gedung perkantoranPerancangan dan pemasangan sistem sprinkler pada gedung perkantoran
Perancangan dan pemasangan sistem sprinkler pada gedung perkantoran
 
Struktur Beton Bertulang
Struktur Beton BertulangStruktur Beton Bertulang
Struktur Beton Bertulang
 
Kuliah dinamika-lengkap
Kuliah dinamika-lengkapKuliah dinamika-lengkap
Kuliah dinamika-lengkap
 
Modul 7-bangunan portal , statika dan mekanika dasar
Modul 7-bangunan portal ,  statika dan mekanika dasar Modul 7-bangunan portal ,  statika dan mekanika dasar
Modul 7-bangunan portal , statika dan mekanika dasar
 
150509326 tabel-baja-profil-wf-pdf
150509326 tabel-baja-profil-wf-pdf150509326 tabel-baja-profil-wf-pdf
150509326 tabel-baja-profil-wf-pdf
 
Pembebanan jembatan rangka (revisi profil baja)
Pembebanan jembatan rangka (revisi profil baja) Pembebanan jembatan rangka (revisi profil baja)
Pembebanan jembatan rangka (revisi profil baja)
 
Kp 07 2010 standar penggambaran
Kp 07 2010 standar penggambaranKp 07 2010 standar penggambaran
Kp 07 2010 standar penggambaran
 
Tabel Profil Konstruksi Baja
Tabel Profil Konstruksi BajaTabel Profil Konstruksi Baja
Tabel Profil Konstruksi Baja
 
Tata Cara Operasional dan Pemeliharaan Drainase Perkotaan - bagian 1
Tata Cara Operasional dan Pemeliharaan Drainase Perkotaan - bagian 1Tata Cara Operasional dan Pemeliharaan Drainase Perkotaan - bagian 1
Tata Cara Operasional dan Pemeliharaan Drainase Perkotaan - bagian 1
 

Similar to Laporan Kerja Praktek

Buku Panduan KP STMIK Tasikmalaya 2014 a5
Buku Panduan KP STMIK Tasikmalaya 2014   a5Buku Panduan KP STMIK Tasikmalaya 2014   a5
Buku Panduan KP STMIK Tasikmalaya 2014 a5Rudy Hendrawan
 
Proposal bridgestone terbaru
Proposal bridgestone terbaruProposal bridgestone terbaru
Proposal bridgestone terbaruAkon Sibocil
 
Bab 4-tanggapan-terhadap-kak
Bab 4-tanggapan-terhadap-kakBab 4-tanggapan-terhadap-kak
Bab 4-tanggapan-terhadap-kakDALVY DALVY
 
Kelompok 1C_Manpro_Tugas Pertemuan 10.pdf
Kelompok 1C_Manpro_Tugas Pertemuan 10.pdfKelompok 1C_Manpro_Tugas Pertemuan 10.pdf
Kelompok 1C_Manpro_Tugas Pertemuan 10.pdfYuhibbulMuhsinin
 
Panduan kerja-praktek-teknik-mesin-universitas-lampung-lengkap
Panduan kerja-praktek-teknik-mesin-universitas-lampung-lengkapPanduan kerja-praktek-teknik-mesin-universitas-lampung-lengkap
Panduan kerja-praktek-teknik-mesin-universitas-lampung-lengkapRaden Arum Setia Priadi
 
CONTOH FORMAT PPT PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN GEDUNG MADYA LEVEL 5.pptx
CONTOH FORMAT PPT PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN GEDUNG MADYA LEVEL 5.pptxCONTOH FORMAT PPT PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN GEDUNG MADYA LEVEL 5.pptx
CONTOH FORMAT PPT PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN GEDUNG MADYA LEVEL 5.pptxaspeknasoki
 
3. kak tata batas ippkh sei gong
3. kak tata batas ippkh sei gong3. kak tata batas ippkh sei gong
3. kak tata batas ippkh sei gongBoleden Boleden
 
laporan prektek kerja nyata di PT WIJAYA KARYA BOYOLALI
laporan prektek kerja nyata di PT WIJAYA KARYA BOYOLALIlaporan prektek kerja nyata di PT WIJAYA KARYA BOYOLALI
laporan prektek kerja nyata di PT WIJAYA KARYA BOYOLALISyaifa Altari
 
274417_3319095207820004_52064_1707279377.pptx
274417_3319095207820004_52064_1707279377.pptx274417_3319095207820004_52064_1707279377.pptx
274417_3319095207820004_52064_1707279377.pptxMohAfif4
 
PowerPoint pelaksana bangunan gedung jenjang g
PowerPoint pelaksana bangunan gedung jenjang gPowerPoint pelaksana bangunan gedung jenjang g
PowerPoint pelaksana bangunan gedung jenjang gMohAfif4
 
PPT SIDANG MAGANG PEMBANGUNAN PROYEK KONSTRUKSI
PPT SIDANG MAGANG PEMBANGUNAN PROYEK KONSTRUKSIPPT SIDANG MAGANG PEMBANGUNAN PROYEK KONSTRUKSI
PPT SIDANG MAGANG PEMBANGUNAN PROYEK KONSTRUKSIMayangGital
 
Lampiran VI Swakelola (PERPRES 54 TAHUN 2010)
Lampiran VI Swakelola (PERPRES 54 TAHUN 2010)Lampiran VI Swakelola (PERPRES 54 TAHUN 2010)
Lampiran VI Swakelola (PERPRES 54 TAHUN 2010)Trust Tour And Travel
 
Buku kkl & pkl akhir 2
Buku kkl & pkl akhir 2Buku kkl & pkl akhir 2
Buku kkl & pkl akhir 2Bagas Fajar R
 
Udjang irfan maulana c manajemen konstruksi 2_pertemuan 7 dan 8
Udjang irfan maulana c manajemen konstruksi 2_pertemuan 7 dan 8Udjang irfan maulana c manajemen konstruksi 2_pertemuan 7 dan 8
Udjang irfan maulana c manajemen konstruksi 2_pertemuan 7 dan 8Ujang M
 

Similar to Laporan Kerja Praktek (20)

Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
Buku Panduan KP STMIK Tasikmalaya 2014 a5
Buku Panduan KP STMIK Tasikmalaya 2014   a5Buku Panduan KP STMIK Tasikmalaya 2014   a5
Buku Panduan KP STMIK Tasikmalaya 2014 a5
 
Proposal bridgestone terbaru
Proposal bridgestone terbaruProposal bridgestone terbaru
Proposal bridgestone terbaru
 
Bab 4-tanggapan-terhadap-kak
Bab 4-tanggapan-terhadap-kakBab 4-tanggapan-terhadap-kak
Bab 4-tanggapan-terhadap-kak
 
Kelompok 1C_Manpro_Tugas Pertemuan 10.pdf
Kelompok 1C_Manpro_Tugas Pertemuan 10.pdfKelompok 1C_Manpro_Tugas Pertemuan 10.pdf
Kelompok 1C_Manpro_Tugas Pertemuan 10.pdf
 
Panduan kerja-praktek-teknik-mesin-universitas-lampung-lengkap
Panduan kerja-praktek-teknik-mesin-universitas-lampung-lengkapPanduan kerja-praktek-teknik-mesin-universitas-lampung-lengkap
Panduan kerja-praktek-teknik-mesin-universitas-lampung-lengkap
 
BAB II GAMBARAN UMUM PROYEK
BAB II GAMBARAN UMUM PROYEKBAB II GAMBARAN UMUM PROYEK
BAB II GAMBARAN UMUM PROYEK
 
CONTOH FORMAT PPT PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN GEDUNG MADYA LEVEL 5.pptx
CONTOH FORMAT PPT PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN GEDUNG MADYA LEVEL 5.pptxCONTOH FORMAT PPT PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN GEDUNG MADYA LEVEL 5.pptx
CONTOH FORMAT PPT PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN GEDUNG MADYA LEVEL 5.pptx
 
3. kak tata batas ippkh sei gong
3. kak tata batas ippkh sei gong3. kak tata batas ippkh sei gong
3. kak tata batas ippkh sei gong
 
laporan prektek kerja nyata di PT WIJAYA KARYA BOYOLALI
laporan prektek kerja nyata di PT WIJAYA KARYA BOYOLALIlaporan prektek kerja nyata di PT WIJAYA KARYA BOYOLALI
laporan prektek kerja nyata di PT WIJAYA KARYA BOYOLALI
 
274417_3319095207820004_52064_1707279377.pptx
274417_3319095207820004_52064_1707279377.pptx274417_3319095207820004_52064_1707279377.pptx
274417_3319095207820004_52064_1707279377.pptx
 
PowerPoint pelaksana bangunan gedung jenjang g
PowerPoint pelaksana bangunan gedung jenjang gPowerPoint pelaksana bangunan gedung jenjang g
PowerPoint pelaksana bangunan gedung jenjang g
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
Laporan intruksi kerja
Laporan intruksi kerjaLaporan intruksi kerja
Laporan intruksi kerja
 
PPT SIDANG MAGANG PEMBANGUNAN PROYEK KONSTRUKSI
PPT SIDANG MAGANG PEMBANGUNAN PROYEK KONSTRUKSIPPT SIDANG MAGANG PEMBANGUNAN PROYEK KONSTRUKSI
PPT SIDANG MAGANG PEMBANGUNAN PROYEK KONSTRUKSI
 
1.eas
1.eas1.eas
1.eas
 
Lampiran VI Swakelola (PERPRES 54 TAHUN 2010)
Lampiran VI Swakelola (PERPRES 54 TAHUN 2010)Lampiran VI Swakelola (PERPRES 54 TAHUN 2010)
Lampiran VI Swakelola (PERPRES 54 TAHUN 2010)
 
Buku kkl & pkl akhir 2
Buku kkl & pkl akhir 2Buku kkl & pkl akhir 2
Buku kkl & pkl akhir 2
 
BAB I
BAB IBAB I
BAB I
 
Udjang irfan maulana c manajemen konstruksi 2_pertemuan 7 dan 8
Udjang irfan maulana c manajemen konstruksi 2_pertemuan 7 dan 8Udjang irfan maulana c manajemen konstruksi 2_pertemuan 7 dan 8
Udjang irfan maulana c manajemen konstruksi 2_pertemuan 7 dan 8
 

Recently uploaded

Gambar kerja TUREN KETAWANG malang jawa timur.pdf
Gambar kerja TUREN KETAWANG malang jawa timur.pdfGambar kerja TUREN KETAWANG malang jawa timur.pdf
Gambar kerja TUREN KETAWANG malang jawa timur.pdfYoyokSuwiknyo
 
Pengujian (hipotesis) pak aulia ikhsan dalam ilmu statistika
Pengujian (hipotesis) pak aulia ikhsan dalam ilmu statistikaPengujian (hipotesis) pak aulia ikhsan dalam ilmu statistika
Pengujian (hipotesis) pak aulia ikhsan dalam ilmu statistika3334230074
 
397187784-Contoh-Kasus-Analisis-Regresi-Linear-Sederhana.pptx
397187784-Contoh-Kasus-Analisis-Regresi-Linear-Sederhana.pptx397187784-Contoh-Kasus-Analisis-Regresi-Linear-Sederhana.pptx
397187784-Contoh-Kasus-Analisis-Regresi-Linear-Sederhana.pptxVinaAmelia23
 
Pengeloaan Limbah NonB3 KLHK-Upik-090921.pdf
Pengeloaan Limbah NonB3 KLHK-Upik-090921.pdfPengeloaan Limbah NonB3 KLHK-Upik-090921.pdf
Pengeloaan Limbah NonB3 KLHK-Upik-090921.pdfPusatKeteknikanKehut
 
Jual Cytotec Di Batam Ori 👙082122229359👙Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
Jual Cytotec Di Batam Ori 👙082122229359👙Pusat Peluntur Kandungan KonsultasiJual Cytotec Di Batam Ori 👙082122229359👙Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
Jual Cytotec Di Batam Ori 👙082122229359👙Pusat Peluntur Kandungan Konsultasissupi412
 
PPT PELAKSANA LAPANGAN PERPIPAAN MADYA - IWAN SYAHRONI.pptx
PPT PELAKSANA LAPANGAN PERPIPAAN MADYA - IWAN SYAHRONI.pptxPPT PELAKSANA LAPANGAN PERPIPAAN MADYA - IWAN SYAHRONI.pptx
PPT PELAKSANA LAPANGAN PERPIPAAN MADYA - IWAN SYAHRONI.pptxHeruHadiSaputro
 
PPT AHLI MADYA BANGUNAN GEDUNGggggg.pptx
PPT AHLI MADYA BANGUNAN GEDUNGggggg.pptxPPT AHLI MADYA BANGUNAN GEDUNGggggg.pptx
PPT AHLI MADYA BANGUNAN GEDUNGggggg.pptxssuserdfcb68
 
Pelaksana Lapangan Pekerjaan Bangun air Limbah Permukiman Madya
Pelaksana Lapangan Pekerjaan Bangun air Limbah Permukiman MadyaPelaksana Lapangan Pekerjaan Bangun air Limbah Permukiman Madya
Pelaksana Lapangan Pekerjaan Bangun air Limbah Permukiman Madyadedekhendro370
 
Gambar Rencana TOYOMARTO KETINDAN Malang jawa timur.pdf
Gambar Rencana TOYOMARTO KETINDAN Malang jawa timur.pdfGambar Rencana TOYOMARTO KETINDAN Malang jawa timur.pdf
Gambar Rencana TOYOMARTO KETINDAN Malang jawa timur.pdfYoyokSuwiknyo
 
Lecture 02 - Kondisi Geologi dan Eksplorasi Batubara untuk Tambang Terbuka - ...
Lecture 02 - Kondisi Geologi dan Eksplorasi Batubara untuk Tambang Terbuka - ...Lecture 02 - Kondisi Geologi dan Eksplorasi Batubara untuk Tambang Terbuka - ...
Lecture 02 - Kondisi Geologi dan Eksplorasi Batubara untuk Tambang Terbuka - ...rororasiputra
 
perbedaan jalan raya dan rel bahasa Indonesia.pptx
perbedaan jalan raya dan rel bahasa Indonesia.pptxperbedaan jalan raya dan rel bahasa Indonesia.pptx
perbedaan jalan raya dan rel bahasa Indonesia.pptxMuhamadIrfan190120
 
Contoh PPT Pelaksanaan Pekerjaan Gedung Konstruksi
Contoh PPT Pelaksanaan Pekerjaan Gedung KonstruksiContoh PPT Pelaksanaan Pekerjaan Gedung Konstruksi
Contoh PPT Pelaksanaan Pekerjaan Gedung KonstruksiIhsanGaffar3
 
Presentation Bisnis Teknologi Modern Biru & Ungu_20240429_074226_0000.pptx
Presentation Bisnis Teknologi Modern Biru & Ungu_20240429_074226_0000.pptxPresentation Bisnis Teknologi Modern Biru & Ungu_20240429_074226_0000.pptx
Presentation Bisnis Teknologi Modern Biru & Ungu_20240429_074226_0000.pptxyoodika046
 
UTILITAS BANGUNAN BERUPA PENANGKAL PETIR.pptx
UTILITAS BANGUNAN BERUPA PENANGKAL PETIR.pptxUTILITAS BANGUNAN BERUPA PENANGKAL PETIR.pptx
UTILITAS BANGUNAN BERUPA PENANGKAL PETIR.pptxAndimarini2
 
Bahan kuliah elemen mesin semester 2 rekayasa manufaktur
Bahan kuliah elemen mesin semester 2 rekayasa manufakturBahan kuliah elemen mesin semester 2 rekayasa manufaktur
Bahan kuliah elemen mesin semester 2 rekayasa manufakturAhmadAffandi36
 
ppt hidrolika_ARI SATRIA NINGSIH_E1A120026.pptx
ppt hidrolika_ARI SATRIA NINGSIH_E1A120026.pptxppt hidrolika_ARI SATRIA NINGSIH_E1A120026.pptx
ppt hidrolika_ARI SATRIA NINGSIH_E1A120026.pptxArisatrianingsih
 
Kalor dan Perpindahan Kalor presentasi.ppt
Kalor dan Perpindahan Kalor presentasi.pptKalor dan Perpindahan Kalor presentasi.ppt
Kalor dan Perpindahan Kalor presentasi.pptAchmadDwitamaKarisma
 
Pengolahan Kelapa Sawit 1 pabrik pks.pdf
Pengolahan Kelapa Sawit 1 pabrik pks.pdfPengolahan Kelapa Sawit 1 pabrik pks.pdf
Pengolahan Kelapa Sawit 1 pabrik pks.pdffitriAnnisa54
 

Recently uploaded (19)

Gambar kerja TUREN KETAWANG malang jawa timur.pdf
Gambar kerja TUREN KETAWANG malang jawa timur.pdfGambar kerja TUREN KETAWANG malang jawa timur.pdf
Gambar kerja TUREN KETAWANG malang jawa timur.pdf
 
Pengujian (hipotesis) pak aulia ikhsan dalam ilmu statistika
Pengujian (hipotesis) pak aulia ikhsan dalam ilmu statistikaPengujian (hipotesis) pak aulia ikhsan dalam ilmu statistika
Pengujian (hipotesis) pak aulia ikhsan dalam ilmu statistika
 
397187784-Contoh-Kasus-Analisis-Regresi-Linear-Sederhana.pptx
397187784-Contoh-Kasus-Analisis-Regresi-Linear-Sederhana.pptx397187784-Contoh-Kasus-Analisis-Regresi-Linear-Sederhana.pptx
397187784-Contoh-Kasus-Analisis-Regresi-Linear-Sederhana.pptx
 
Pengeloaan Limbah NonB3 KLHK-Upik-090921.pdf
Pengeloaan Limbah NonB3 KLHK-Upik-090921.pdfPengeloaan Limbah NonB3 KLHK-Upik-090921.pdf
Pengeloaan Limbah NonB3 KLHK-Upik-090921.pdf
 
Jual Cytotec Di Batam Ori 👙082122229359👙Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
Jual Cytotec Di Batam Ori 👙082122229359👙Pusat Peluntur Kandungan KonsultasiJual Cytotec Di Batam Ori 👙082122229359👙Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
Jual Cytotec Di Batam Ori 👙082122229359👙Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
 
PPT PELAKSANA LAPANGAN PERPIPAAN MADYA - IWAN SYAHRONI.pptx
PPT PELAKSANA LAPANGAN PERPIPAAN MADYA - IWAN SYAHRONI.pptxPPT PELAKSANA LAPANGAN PERPIPAAN MADYA - IWAN SYAHRONI.pptx
PPT PELAKSANA LAPANGAN PERPIPAAN MADYA - IWAN SYAHRONI.pptx
 
Abortion Pills In Doha // QATAR (+966572737505 ) Get Cytotec
Abortion Pills In Doha // QATAR (+966572737505 ) Get CytotecAbortion Pills In Doha // QATAR (+966572737505 ) Get Cytotec
Abortion Pills In Doha // QATAR (+966572737505 ) Get Cytotec
 
PPT AHLI MADYA BANGUNAN GEDUNGggggg.pptx
PPT AHLI MADYA BANGUNAN GEDUNGggggg.pptxPPT AHLI MADYA BANGUNAN GEDUNGggggg.pptx
PPT AHLI MADYA BANGUNAN GEDUNGggggg.pptx
 
Pelaksana Lapangan Pekerjaan Bangun air Limbah Permukiman Madya
Pelaksana Lapangan Pekerjaan Bangun air Limbah Permukiman MadyaPelaksana Lapangan Pekerjaan Bangun air Limbah Permukiman Madya
Pelaksana Lapangan Pekerjaan Bangun air Limbah Permukiman Madya
 
Gambar Rencana TOYOMARTO KETINDAN Malang jawa timur.pdf
Gambar Rencana TOYOMARTO KETINDAN Malang jawa timur.pdfGambar Rencana TOYOMARTO KETINDAN Malang jawa timur.pdf
Gambar Rencana TOYOMARTO KETINDAN Malang jawa timur.pdf
 
Lecture 02 - Kondisi Geologi dan Eksplorasi Batubara untuk Tambang Terbuka - ...
Lecture 02 - Kondisi Geologi dan Eksplorasi Batubara untuk Tambang Terbuka - ...Lecture 02 - Kondisi Geologi dan Eksplorasi Batubara untuk Tambang Terbuka - ...
Lecture 02 - Kondisi Geologi dan Eksplorasi Batubara untuk Tambang Terbuka - ...
 
perbedaan jalan raya dan rel bahasa Indonesia.pptx
perbedaan jalan raya dan rel bahasa Indonesia.pptxperbedaan jalan raya dan rel bahasa Indonesia.pptx
perbedaan jalan raya dan rel bahasa Indonesia.pptx
 
Contoh PPT Pelaksanaan Pekerjaan Gedung Konstruksi
Contoh PPT Pelaksanaan Pekerjaan Gedung KonstruksiContoh PPT Pelaksanaan Pekerjaan Gedung Konstruksi
Contoh PPT Pelaksanaan Pekerjaan Gedung Konstruksi
 
Presentation Bisnis Teknologi Modern Biru & Ungu_20240429_074226_0000.pptx
Presentation Bisnis Teknologi Modern Biru & Ungu_20240429_074226_0000.pptxPresentation Bisnis Teknologi Modern Biru & Ungu_20240429_074226_0000.pptx
Presentation Bisnis Teknologi Modern Biru & Ungu_20240429_074226_0000.pptx
 
UTILITAS BANGUNAN BERUPA PENANGKAL PETIR.pptx
UTILITAS BANGUNAN BERUPA PENANGKAL PETIR.pptxUTILITAS BANGUNAN BERUPA PENANGKAL PETIR.pptx
UTILITAS BANGUNAN BERUPA PENANGKAL PETIR.pptx
 
Bahan kuliah elemen mesin semester 2 rekayasa manufaktur
Bahan kuliah elemen mesin semester 2 rekayasa manufakturBahan kuliah elemen mesin semester 2 rekayasa manufaktur
Bahan kuliah elemen mesin semester 2 rekayasa manufaktur
 
ppt hidrolika_ARI SATRIA NINGSIH_E1A120026.pptx
ppt hidrolika_ARI SATRIA NINGSIH_E1A120026.pptxppt hidrolika_ARI SATRIA NINGSIH_E1A120026.pptx
ppt hidrolika_ARI SATRIA NINGSIH_E1A120026.pptx
 
Kalor dan Perpindahan Kalor presentasi.ppt
Kalor dan Perpindahan Kalor presentasi.pptKalor dan Perpindahan Kalor presentasi.ppt
Kalor dan Perpindahan Kalor presentasi.ppt
 
Pengolahan Kelapa Sawit 1 pabrik pks.pdf
Pengolahan Kelapa Sawit 1 pabrik pks.pdfPengolahan Kelapa Sawit 1 pabrik pks.pdf
Pengolahan Kelapa Sawit 1 pabrik pks.pdf
 

Laporan Kerja Praktek

  • 1. LAPORAN KERJA PRAKTEK S1TEKNIK SIPIL-FAKULTAS TEKNIK 2015 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesesuaian ilmu pengetahuan dalam bentuk teori maupun praktek sangat diperlukan. Hingga saat ini masih terdapat kesenjangan antara dunia kerja dengan dunia pendidikan. Hal ini dikarenakan adanya beberapa perbedaan antara ilmu yang diperoleh mahasiswa di bangku pendidikan dengan realita di dunia kerja. Untuk mengantisipasi hal ini, maka mahasiswa diwajibkan melaksanakan kegiatan kerja praktek. kegiatan kerja praktek ini diharapkan mampu menjembatani kesenjangan antara dunia kerja dan dunia pendidikan. Mata Kuliah Kerja Praktek sebagai salah satu syarat wajib kelulusan dan kegiatan penunjang yang nyata bagi mahasiswa di Program Studi S1 Teknik Sipil Universitas Jember. Kerja praktek menjadi sarana untuk penerapan materi pendidikan yang telah diberikan dalam masa perkuliahan. Dengan adanya mata kuliah ini mahasiswa tidak hanya dituntut untuk menguasai teori, namun mahasiswa juga harus memiliki kemampuan untuk menerapkan ilmu yang telah didapatnya. Kegiatan kerja praktek ini dilaksanakan pada sebuah proyek konstruksi bangunan, dengan harapan dapat mengenal metode pelaksanaan konstruksi dalam proyek dan sistem manajemen proyek di lapangan. Untuk memenuhi tugas praktek ini dipilih Proyek Terminal LPG Pressurized Banyuwangi. Konstruksi pada bangunan ini tidak seperti bangunan pada umumnya. Terdapat tangki baja pada struktur atasnya. Tangki baja yang nantinya berisi gas inilah yang akan menjadi beban yang harus disangga. Tangki baja ini berbentuk bulat seperti bola. Karenanya pondasi yang digunakan untuk menyangga tangki tersebut diposisikan melingkar sebanyak 12 buah pondasi di setiap satu tangki baja. Dengan demikian diharapkan mahasiswa dapat mempelajari pelaksanaan pekerjaan pondasi tersebut. Proyek Pembangunan Terminal LPG Banyuwangi 1
  • 2. LAPORAN KERJA PRAKTEK S1TEKNIK SIPIL-FAKULTAS TEKNIK 2015 1.2 Rumusan Masalah Masa kerja praktek yang dilaksanakan adalah selama 30 hari. Karena keterbatasan waktu kerja praktek tersebut, maka tidak dapat melakukan pengamatan pelaksanaan pekerjaan secara menyeluruh sehingga pembahasan selanjutnya akan difokuskan pada masalah pelaksanaan pekerjaan yang terkait dengan: 1) Apa saja kegiatan selama kerja praktek di Proyek Terminal LPG Pressurized Banyuwangi? 2) Bagaimana pelaksanaan pekerjaan konstruksi pilecap dan pedestal pada bangunan Spherical Tank? 3) Bagaimana penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) di Proyek Terminal LPG Pressurized Banyuwangi? 1.3 Tujuan Adapun tujuan dari kegiatan kerja praktek ini adalah sebagai berikut: 1) Melaksanakan tugas yang diberikan selama pelaksanaan kegiatan kerja praktek dengan baik. 2) Mempelajari dan memahami pelaksanaan konstruksi pilecap dan pedestal pada bangunan spherical tank. 3) Mempelajari dan memahami penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) di Proyek Terminal LPG Pressurized Banyuwangi. 1.4 Manfaat Manfaat yang dapat diambil dari kegiatan kerja praktek ini adalah sebagai berikut: 1) Mahasiswa dapat melihat dan membandingkan antara teori yang diperoleh pada kegiatan perkuliahan dengan kebutuhan praktis di lapangan. Proyek Pembangunan Terminal LPG Banyuwangi 2
  • 3. LAPORAN KERJA PRAKTEK S1TEKNIK SIPIL-FAKULTAS TEKNIK 2015 2) Mahasiswa dapat mengembangkan kreativitas dan daya pikir di lapangan untuk mengaplikasikan pengetahuan teoritisnya dan dapat memberikan solusi cerdas atas permasalahan yang ada. 1.5 Ruang Lingkup Dalam kerja praktek ini ruang lingkup pembahasan dibatasi pada: a. Proses penulangan dan pengecoran pilecap dan pedestal pada bangunan spherical tank. b. Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Proyek Terminal LPG Pressurized Banyuwangi. 1.6 Metodologi 1.6.1 Tahapan Pelaksanaan Kerja Praktek Tahapan keseluruhan pelaksanaan kerja praktek dapat digambarkan dalam flowchart berikut: Proyek Pembangunan Terminal LPG Banyuwangi 3
  • 4. LAPORAN KERJA PRAKTEK S1TEKNIK SIPIL-FAKULTAS TEKNIK 2015 1.6.2 Tahapan Pengumpulan Data a. Pengamatan dan peninjauan langsung di lapangan meliputi jenis pekerjaan, metode pelaksanaan, dan pemecahan masalah yang terjadi di lapangan. Selain itu juga dipelajari tentang metode pelaksanaan, struktur organisasi, dan lain-lain. b. Wawancara dan penjelasan dari pihak-pihak yang terkait dalam pembangunan proyek tersebut, antara lain adalah pihak kontraktor, konsultan pengawas, mandor, dan pekerja. Tanya jawab yang dilakukan meliputi material dan cara kerja yang digunakan. Metode ini efektif untuk mengetahui kondisi di lapangan dan berbagai cara untuk pemecahan Proyek Pembangunan Terminal LPG Banyuwangi 4 Diterima Mulai Survei Proye kMengajukan ijin permohonan KP Propos al Kerja Praktek Kerja Praktek Penyusunan Laporan Pengumpulan data: observasi, wawancara, dokumen Mengolah data: pelaporan Seminar Kerja Praktek Pengecekan akhir laporan KP Persiapan seminar KP Mengajukan permohonan dosen pembimbing Melengkapi administrasi KP Tidak diterima
  • 5. LAPORAN KERJA PRAKTEK S1TEKNIK SIPIL-FAKULTAS TEKNIK 2015 masalah di lapangan. Selain itu juga untuk melatih mahasiswa dalam berkomunikasi. c. Literatur, gambar-gambar kerja, dokumentasi dan sumber lain. d. Konsultasi atau asistensi dilakukan kepada dosen pembimbing kerja praktekdan kepada asisten pembimbing di lapangan dengan tujuan untuk memantau pelaksanaan kerja praktek dan mengkonsultasikan permasalahan- permasalahan yang ditemui di lapangan. Objek pekerjaan yang diamati selama kerja praktek adalah pekerjaan pembesian, bekisting, pengecoran pilecap dan pedestal. Dalam pelaksanaan kerja praktek, penyusun mengamati pembangunan proyek sampai pedestal dikarenakan keterbatasan waktu. 1.7 Sistematika Penulisan Penyusunan dan pembahasan masalah yang berhubungan dengan pelaksanaan kerja praktek lapangan ini disusun secara sistematis yang terbagi dalam lima bab, yaitu: Bab I, memuat pengantar yang berisi mengenai latar belakang, maksud dan tujuan dilakukannya kerja praktek, ruang lingkup, metodologi pelaksanaan kerja praktek serta sistematika penulisan. Bab II, memuat tentang tinjauan umum proyek yang berisi tentang data teknis proyek dan organisasi penyelenggara proyek. Bab III, memuat tentang pelaksanaan kegiatan kerja praktek yang dilakukan di Proyek Terminal LPG Pressurized Banyuwangi selama satu bulan. Bab IV, memuat pembahasan yang berisi tentang pengecoran pilecap dan pedestal serta sistem manajemen kesehatan dan keselamatan kerja pada proyek. Bab V, memuat kesimpulan dari penyusunan laporan kerja praktek dan berisi saran yang memberikan manfaat bagi penyusun maupun pihak yang terkait pada pelaksanaan proyek. Proyek Pembangunan Terminal LPG Banyuwangi 5
  • 6. LAPORAN KERJA PRAKTEK S1TEKNIK SIPIL-FAKULTAS TEKNIK 2015 BAB 2 TINJAUAN UMUM PROYEK b.1 Gambaran Umum Proyek Proyek Terminal LPG Pressurized Banyuwangi merupakan proyek yang dimiliki dan dikelola anak usaha Bosowa yakni PT Misi Mulia Petronusa. Terminal LPG ini dibangun di atas lahan seluas 9 hektar disebelah bangunan Pabrik Semen Bosowa. Proyek Terminal LPG Pressurized Banyuwangi nantinya juga terdapat beberapa fasilitas yakni berupa jetty berkapasitas 6.500 dwt, 4 tangki LPG masing-masing 2.500 mt, 6 unit filling shed, control room dan fasilitas lainnya. Proyek Pembangunan Terminal LPG Banyuwangi 6
  • 7. LAPORAN KERJA PRAKTEK S1TEKNIK SIPIL-FAKULTAS TEKNIK 2015 Lingkup pekerjaan Terminal LPG Pressurized Banyuwangi adalah pekerjaan sipil, pekerjaan mekanikal dan elektrikal, pengujian peralatan dan fasilitas, yang meliputi: 1) Pekerjaan sipil, yaitu: a. Pekerjaan persiapan lahan b. Pekerjaan infrastruktur ( jalan, pagar, drainase, dan gabion ) c. Pekerjaan penyangga pipa d. Pekerjaan pondasi pada spherical tank e. Pekerjaan dinding penahan f. Pekerjaan water pond g. Bangunan-bangunan pendukung (filling shed, pos jaga, metering house, admin house, control room, dll) 2) Pekerjaan mekanikal dan elektrikal, yaitu: a. Pekerjaan LPG spherical tank b. Pekerjaan perpipaan c. Pekerjaan aksesoris dan peralatan mesin d. Pekerjaan elektrikal 3) Pengujian semua peralatan dan fasilitas yang diperlukan untuk mendapatkan SKPP (Surat Kelayakan Penggunaan Peralatan) dan SKPI Migas atas nama pemilik pekerjaan. b.2 Lokasi Proyek Proyek Terminal LPG Pressurized Banyuwangi berlokasi di Jalan Gatot Subroto Km 5 No.157 Kelurahan Bulusan, Kecamatan Kalipuro, Banyuwangi- Jawa Timur. Proyek Pembangunan Terminal LPG Banyuwangi 7
  • 8. LAPORAN KERJA PRAKTEK S1TEKNIK SIPIL-FAKULTAS TEKNIK 2015 Gambar 2.1 : Lokasi Proyek Terminal LPG Pressurized Banyuwangi b.3 Nilai Kontrak Besarnya nilai kontrak Proyek Terminal LPG Pressurized banyuwangi adalah Rp 687.500.000.000,00 (Enam Ratus Delapan Puluh Tujuh Milyar Lima Ratus Juta Rupiah) untuk kontraktor pelaksana yaitu PT PP (Persero) Tbk. b.4 Data Umum Proyek Berikut ini adalah data-data umum proyek Terminal LPG Pressurized Banyuwangi sebagai berikut: 1) Nama Proyek : Terminal LPG Pressurized Banyuwangi 2) Lokasi Proyek : Jl. Gatot Subroto Km 5 No.157 Banyuwangi 3) Pemilik Proyek : PT. Misi Mulia Petronusa 4) Kontraktor EPC : PT. PP (Persero) Tbk. 5) Biaya : Rp 687.500.000.000,00 6) Jenis Kontrak : Lumpsum Fixed Price 7) Waktu Pelaksanaan : 22 Bulan 8) Waktu Pemeliharaan : 365 Hari b.5 Manajemen Proyek Proyek Pembangunan Terminal LPG Banyuwangi 8
  • 9. LAPORAN KERJA PRAKTEK S1TEKNIK SIPIL-FAKULTAS TEKNIK 2015 2.5.1 Umum Proyek Terminal LPG Pressurized Banyuwangi merupakan salah satu jenis kontrak proyek EPC (Engineering Procurement Construction). EPC adalah salah satu bentuk konsep manajemen proyek yang melimpahkan tanggung jawab atas perencanaan/desain (engineering), pengadaan material/peralatan (procurement) dan pelaksanaan kontruksi (contruction) kepada kontraktor EPC. Proyek EPC merupakan proyek langka yang biasanya hanya ditemukan pada proyek skala besar seperti kilang minyak, pabrik pupuk dan proyek yang membutuhkan dana besar dengan ribuan item pekerjaan. Proyek EPC tidak pernah diterapkan pada proyek bangunan gedung, proyek semacam ini biasanya pembangunan ditujukan untuk menghasilkan suatu produk dengan spesifikasi tertentu misalnya gas dengan tekanan tertentu, listrik dengan daya tertentu, minyak dengan jumlah tertentu. Tujuan dari proyek EPC tidak berbeda dengan proyek pembangunan pada umumnya yakni tercapainya persyaratan biaya, mutu dan waktu. Dengan menggabungkan kegiatan desain, pengadaan, dan konstruksi maka akan dihasilkan waktu penyelesaian proyek yang lebih singkat dengan tujuan agar proyek lebih cepat beroperasi. Pengeluaran biaya yang serendah mungkin dengan pengembalian investasi yang semaksimal mungkin dapat dicapai dengan cara memperpendek waktu penyelenggaraan konstruksi, mengurangu risiko yang mungkin terjadi, melakukan perencanaan yang cukup lama agar mendapatkan hasil yang matang, dengan begini maka biaya overhead proyek dapat lebih berkurang. Proyek EPC mempunyai tingkat kesulitan lebih tinggi dan jumlah kegiatan lebih banyak (dapat mencapai ribuan item kegiatan) dibanding proyek pada umumnya, karena itu diperlukan standar mutu yang jelas berupa spesifikasi yang tercantum pada kontrak sebagai acuan waktu dan biaya. Proyek EPC untuk memudahkan mengatur antara pihak-pihak yang terlibat dalam proyek membutuhkan struktur organisasi. Dengan adanya struktur organisasi tersebut, tanggung jawab masing-masing pihak menjadi lebih jelas. Struktur organisasi yang biasa dipakai pada proyek EPC yaitu turnkey dimana pemilik menyerahkan tanggung jawab dan pelaksanaannya pada satu kontraktor utama dimana pada proyek ini yaitu PT PP (Persero) Tbk. Proyek Pembangunan Terminal LPG Banyuwangi 9
  • 10. LAPORAN KERJA PRAKTEK S1TEKNIK SIPIL-FAKULTAS TEKNIK 2015 2.5.2 Struktur Organisasi Proyek Pada proyek EPC terdapat dua pihak utama yang terlibat dalam pembangunan mulai dari tahap ide sampai dengan tahap pelaksanaan secara garis besar adalah sebagai berikut: 1) Pemilik Proyek/Owner Pemilik proyek atau pemberi tugas atau pengguna jasa adalah orang/badan yang memiliki proyek dan memberikan pekerjaan atau menyuruh memberikan pekerjaan kepada pihak penyedia jasa dan membayar biaya pekerjaan tersebut. Dalam hal ini pemilik Proyek Terminal LPG Pressurized Banyuwangi adalah PT Misi Mulia Petronusa. Pemilik proyek memiliki hak dan kewajiban sebagai berikut : a. Menunjuk penyedia jasa (konsultan dan kontraktor). b. Memberikan konsep, masukan dan evaluasi pada perencanaan. c. Meminta laporan secara periodik mengenai pelaksanaaan pekerjaan yang telah dilakukan oleh penyedia jasa. d. Menyediakan fasilitas baik berupa sarana dan prasarana yang dibutuhkan oleh pihak penyedia jasa untuk kelancaran pekerjaan. e. Menyediakan lahan untuk pelaksanaan pekerjaan. f. Menyediakan dana dan kemudian membayar kepada pihak penyedia jasa sejumlah biaya yang diperlukan untuk mewujudkan sebuah bangunan. g. Ikut mengawasi jalannya pelaksanaan pekerjaan yang direncanakan dengan jalan menempatkan atau menunjuk suatu badan atau orang untuk bertindak atas nama pemilik. h. Mengesahkan perubahan dalam pekerjaan (bila terjadi). i. Menerima dan mengesahkan pekerjaan yang telah selesai dilaksanakan oleh penyedia jasa jika produknya telah sesuai dengan apa yang dikehendaki. Sedangkan wewenang PT Misi Mulia Petronusa sebagai pemilik proyek antara lain : a. Memberitahukan hasil lelang secara tertulis kepada masing-masing kontraktor. Proyek Pembangunan Terminal LPG Banyuwangi 10
  • 11. LAPORAN KERJA PRAKTEK S1TEKNIK SIPIL-FAKULTAS TEKNIK 2015 b. Dapat mengambil alih pekerjaan secara sepihak dengan cara memberitahu secara tertulis kepada kontraktor jika terjadi hal-hal di luar kontrak yang ditetapkan. 2) Kontraktor EPC Kontraktor EPC adalah suatu perusahaan atau badan usaha konstruksi yang disewa oleh owner untuk mendesain dan membangun secara lengkap suatu fasilitas. Dalam hal ini kontraktor proyek EPC adalah PT PP (Persero) Tbk. Peranan dan tugas kontraktor EPC dalam suatu proyek EPC secara garis besar adalah sebagai berikut: a. Engineering (Basic and Detailed Engineering) Perencanaan merupakan proses mewujudkan gagasan menjadi kenytaan dengan totalitas sistem dengan memperhatikan efektifitas sistem menyeluruh sampai pada operasi dan pemeliharaan. Tahapan pada proses ini adalah: a) Konseptual desain yang dilakukan pada waktu studi kelayakan, merumuskan garis besar dasr pemikiran teknis mengenai sistem yang akan diwujudkan, dan mengemukakan berbagai alternatif yang didasarkan atas perkiraan kasar, untuk dikaji lebih lanjut dari berbagai aspek. b) Basic engineering atau perencanaan dasar yakni menjabarkan segala sifat atau fungsi pokok dari produk suatu proyek, termasuk menentukan metode pelaksanaan yang akan digunakan selama proyek berlangsung. c) Detail engineering yang dilaksanakan oleh engineer yang berpengalaman, meliputi: peletakan dasar kriteria desain; mengumpulkan data teknis yang deperlukan untuk desain; membuat spesifikasi material; merancang gambar kerja dari berbagi bisang ilmu seperti sipil, mekanikal, elektrikal, piping; menentukan spesifikasi peralatan. b. Manajemen Proyek Manajemen proyek adalah gabungan antara sarana, sistem, prosedur, dan sumber daya manusia, untuk mengendalikan proyek agar memenuhi persyaratan yang ditentukan. Proyek Pembangunan Terminal LPG Banyuwangi 11
  • 12. LAPORAN KERJA PRAKTEK S1TEKNIK SIPIL-FAKULTAS TEKNIK 2015 Dalam menejemen proyek membutuhkan masukan atau input, yaitu: lingkup pekerjaan (scope of work) yang akan dikerjakan; identifikasi komponen pekerjaan; desain dasar dan perubahannya; validasi data dari pemilik pekerjaan; detail master engineering planning; spesifikasi teknis material atau produk. Setelah memperoleh data masukan maka proses manajemen poyek dilaksanakan dengan tahapan sebagai berikut: a) Membuat daftar kegiatan proyek b) Membuat perencanaan kebutuhan, dan perencanaan subkontraktor. c) Merinci metode pelaksanaan yang akan digunakan. d) Menentukan oerganisasi proyek. e) Memperkirakan waktu dan biaya yang dibutuhkan selama proyek berlangsung. f) Menjadwalkan seluruh pekerjaan proyek. g) Membuat anggaran pelaksanaan proyek. h) Menentukan tugas dan tanggung jawab masing-masing anggota proyek. i) Mengidentifikasi dan menganalisa risiko serta merencanakan respon terhadap risiko yang muncul. j) Membuat work break down structure. k) Memonitor dan mengevaluasi progres dari pekerjaaan proyek. l) Melakukan koordinasi dengan engineering, procurement, vendor, dan owner jika ada perubahan desain, baik yang datang dari lapangan maupun dari owner. m) Memonitor aktivitas proyek untuk kesesuaian dengan lingkup pekerjaan dalam kontrak dan menyusun Change Contract Order (CCO). c. Pengadaan Tugas utama yang dilakukan pengadaan adalah membeli atau mengadakan serta mengendalikan mutu untuk seluruh peralatan dan material yang dibutuhkan selama proyek berlangsung. Di samping tugas tersebut pengadaan Proyek Pembangunan Terminal LPG Banyuwangi 12
  • 13. LAPORAN KERJA PRAKTEK S1TEKNIK SIPIL-FAKULTAS TEKNIK 2015 juga menetukan kapan dan bagaimana pengadaan itu dilakukan, memilih dan merencanakan kontrak dengan penyedia barang dan jasa. d. Pengendalian Material Pengendalian material berpa aktivitas sebagai berikut: a) Membuat laporan penerimaan material. b) Mengatur area penyimpanan material. c) Mengatur sistem pergudangan. d) Mengatur pengeluaran material. e) Mendata ketersediaan meterial konstruksi. e. Pabrikasi dan Konstruksi Proses yang berlangsung di pabrikasi dan konstruksi antara lain: a) Menyiapkan keseluruhan perencanaan konstruksi. b) Melaksanakan pabrikasi sesuai dengan perencanaan dan daftar fabrikasi. c) Mengelola dan mengawasi pekerjaan subkontraktor. d) Memahami teknis konstruksi. e) Mengevaluasi gambar yang diterima di lapangan. f) Mengatur pelaksanaan konstruksi sesuai dengan metode pelaksanaan yang direncanakan. g) Koordinasi dengan bagian engineering, procurement, material control, owner dan pekerja untuk segala perubahan yang terjadi. h) Melaksanakan komponen K3. i) Mengawasi aktivitas di lapanga. j) Melaksanakan konstruksi sipil, mekanikal dan elektrikal. k) Mengeluarkan bukti penyelesaian pekerjaan. f. Commisioning (Pengetesan) Aktivitas pengetesan dari hasil pekerjaan dilaksanakan berdasarkan petunjuk dari owner atau perencana sesuai dengan lingkup pekerjaan yang Proyek Pembangunan Terminal LPG Banyuwangi 13
  • 14. LAPORAN KERJA PRAKTEK S1TEKNIK SIPIL-FAKULTAS TEKNIK 2015 tertera pada kontrak. Selain melekukan pengujian pada tahap ini juga dilakukan perencanaan pemeliharaan hasil pekerjaan. Dengan demikian untuk mewujudkan kegiatan proyek industri dibutuhkan peran multidisiplin dari pihak-pihak yang terkait dalam pelaksanaan pembangunan. Keahlian masing-masing sumber daya manusia tidak terbatas pada suatu disiplin tetapi saling bekerjasama antar disiplin ilmu. Hal ini disebabkan karena kompleksnya masalah pada proyek yang dihadapi. Sebagai contoh adalah saling ketergantungaan antar aktivitas yang ada, fase overlaps antar masing- masing aktivitas tersebut, pemecahan aktivitas menjadi aktivitas-aktivitas pekerjaan yang lebih detail, dan ketidakpastian dalam akurasi prediksi yang timbul selama masa pelaksanaan. b.6 Struktur Organisasi Kontraktor EPC Setiap Proyek memiliki Struktur Organisasi yang menyesuaikan kebutuhan proyek tersebut. Struktur organisasi tersebut biasanya diperjelas dengan adanya diagram strutur organisasi. Diagram struktur organisasi PT PP (Persero) Tbk. Terlampir. Penjelasan mengenai struktur organisasi kontraktor EPC adalah sebagai berikut: 1) Project Manager (Manajer Proyek) Project manager adalah orang yang diberi wewenang dan tanggung jawab untuk mengelola proyek sesuai cakupan tugasnya sehingga target yang direncanakan bisa terealisasi dengan baik. Dalam hal ini Project Manager mengatur pelaksanaan di lapangan dengan bantuan staf yang menempati bidang masing-masing. Project manager bertanggung jawab langsung kepada kepala cabang. 2) Site HSE (Health Safety Environmental) Kepala bagian Kesehatan Keselamatan Kerja (K3) merupakan orang yang diberikan wewenang untuk merencanakan penerapan K3 dalam proyek konstruksi serta mengkoordinasi tugas-tugas kepada Field HSE dan HSE Man. 3) Field HSE Proyek Pembangunan Terminal LPG Banyuwangi 14
  • 15. LAPORAN KERJA PRAKTEK S1TEKNIK SIPIL-FAKULTAS TEKNIK 2015 Bertanggung jawab pada pengawasan pelaksanaan K3 di area kerja, pengaturan jalur aman untuk alat berat yang digunakan dalam proyek. 4) HSE Man HSE man adalah orang yang ditunjuk untuk melaksanakan atau mengatur K3 dalam bidang house keeping, mengatur keindahan dan kenyamanan kantor dan direction keet termasuk di dalamnya. 5) Quality Control & Lab Quality control & lab adalah orang yang bertugas mengontrol kualitas, mengetes dan memeriksa semua proses yang terlibat dalam produksi produk dan produk itu sendiri. 6) Administration Manager Adalah orang yang mengurusi persiapan pelaksanaan pembangunan sampai dengan pemeliharaan dan penutupan kontrak kerja. Selain itu juga mengkoordinir tugas staf admin. 7) Site Engineer Site engineer merupakan kepala perencana yang dalam hal ini bertanggung jawab terhadap pengawasan dan review hasil kerja Quantity surveyor dan Procurement lead. 8) Quantity Surveyor Quantity surveyor adalah orang yang menghitung volume tiap item pekerjaan dalam suatu proyek, meminimalisir waste yang mungkin terjadi pada penggunaan material, menentukan bentuk serta potongan efektif untuk digunakan sebagai pedoman pelaksanaan fabrikasi. 9) Procurement Procurement adalah orang yang melaksanakan pembelian bahan-bahan yang dibutuhkan, mengawasi persediaan bahan di workshop, membuat laporan mengenai pembelian, penggunaan, maupun persediaan bahan. 10) Senior Site Engineer Senior site engineer bertanggung jawab pada perencanaan, pekerjaan dan penyelesaian masalah pada hal-hal yang sifatnya teknis dalam suatu pekerjan Proyek Pembangunan Terminal LPG Banyuwangi 15
  • 16. LAPORAN KERJA PRAKTEK S1TEKNIK SIPIL-FAKULTAS TEKNIK 2015 proyek serta mengkoordinasi tugas-tugas kepada mechanical engineer, civil & architect engineer , dan drafter. 11) Mechanichal Engineer Mechanichal engineer adalah orang yang merencanakan pekerjaan mechanical elektrical termasuk di dalamnya pekejaan perpipaan dan instalasi- instalasi kelistrikan. 12) Civil & Architect Engineer Civil & architect engineer adalah orang yang bertanggung jawab untuk menghitung dan merencanakan pekerjaan sipil dan arsitektural, seperti perhitungan pondasi, perhitungan kekuatan suatu bangunan, desain bentuk bangunan dari segi keindahan dan pekerjaan lainnya. 13) Drafter Drafter adalah orang yang membuat konsep atau rancangan tentang gambar sehingga memudahkan dalam melakukan pelaksanaan di proyek. Drafter bertanggung jawab penuh atas kesesuaian pelaksanaan di lapangan, dengan gambar yang ada dalam dokumen kontrak yang telah disepakati oleh kedua belah pihak. 14) Construction Manager Construction manager adalah orang yang berwenang dan bertanggung jawab atas lingkup pekerjaan konstruksi, mengkoordinasi tugas-tugas dari pengawas lapangan, pelaksana lapangan, surveyor, dan perlengapan proyek. 15) General Superintendent Orang yang ditunjuk sebagai kepala pengawas oleh kontraktor untuk mengendalikan dan mengatur pekerjaan dari pelaksana dan surveyor, menguji progress schedule dan finansial budgeting beserta realisasinya, mengadakan pengawasan dan pengendalian terhadap pelaksanaan pekerjaan di lapangan, membuat laporan-laporan kegiatan pekerjaan di lapangan. 16) Surveyor Bagian survey atau surveyor merupakan bagian yang sangat penting karena bertugas menentukan dan memastikan letak titik-titik bangunan, letak tiang Proyek Pembangunan Terminal LPG Banyuwangi 16
  • 17. LAPORAN KERJA PRAKTEK S1TEKNIK SIPIL-FAKULTAS TEKNIK 2015 pancang, elevasi, sudut lengkung, titik koordinat, dan lain sebagianya, sehingga bangunan dapat berdiri dengan kokoh dan sesuai dengan shop drawing. Alat yang digunakan oleh surveyor dalam melaksanakan tugasnya adalah waterpass dan theodolit. 17) Superintendent Pengawas Lapangan adalah orang yang memberi petunjuk dan mengarahkan mandor dan subkontraktor sehubungan dengan pelaksanaan pekerjaan, meninjau dan menguji semua data perhitungan teknis dan desain, meneliti dan menguji kebenaran serta kelengkapan dokumen kontrak dan melaksanakannya, menguji program mobilisasi subkontraktor kontraktor seperti kedatangan alat, ketetapan, waktu dan lain-lain, 18) Equipment Lead Equipment lead orang yang berwenang untuk menyediakan peralatan meliputi mesin-mesin yang digunakan dalam proses pelaksanaan proyek, dan juga bertanggung jawab atas perbaikan mesin-mesin tersebut. BAB 3 PELAKSANAAN KEGIATAN KERJA PRAKTEK Proyek Pembangunan Terminal LPG Banyuwangi 17
  • 18. LAPORAN KERJA PRAKTEK S1TEKNIK SIPIL-FAKULTAS TEKNIK 2015 3.1 Pelaksanaan Kegiatan Kerja Praktek Praktek Kerja Lapangan dilaksanakan selama kurang lebih satu bulan dimulai tanggal 05 Januari sampai dengan 01 Februari 2015 di Proyek Terminal LPG Pressurized Banyuwangi. Berikut daftar kegiatan kerja praktek tersebut dalam table 3.1 Tabel 3.1 Kegiatan Kerja Praktek NO HARI/ TANGGAL BAGIAN KEGIATAN 1 Senin/ 05 Januari 2015 HSE - Perkenalan proyek - Mengamati pemasangan tulangan sloof dan pengecoran pilecap 2 Selasa/ 06 Januari 2015 HSE, Equipment Staff dan Site Engineer Civil - Pengenalan alat dan material pembesian serta mempelajari bending dan cutting - Mengamati gambar dan situasi di lapangan - Diskusi umum oleh engineer - Mengamati pemasangan tulangan pilecap - Pengenalan alat dan material pengelasan 3 Rabu/ 07 Januari 2015 HSE dan Superintendent - Menghitung berat besi pada sloof - Mengamati pemasangan tulangan pedestal. - Melengkapi surat ijin bekerja 4 Kamis/ 08 Januari 2015 HSE, Site Engineer Civil dan Quality control - Surat ijin bekerja pengecoran dan pemasangan bekisting serta penggalian waterponds - Briefing gambar detail pondasi - Cheklist quality control pekerjaan pembesian, bekisting dan pengecoran 5 Jumat/ 09 Januari 2015 HSE, Procurement Staff - Surat ijin bekerja pabrikasi besi, pembesian pilecap, pemasangan bekisting dan peralatan tanah di spherical tank - Memahami pemberian pertolongan pertama pada kecelakaan - Safety talk sebagai acara pembukaan Proyek Pembangunan Terminal LPG Banyuwangi 18
  • 19. LAPORAN KERJA PRAKTEK S1TEKNIK SIPIL-FAKULTAS TEKNIK 2015 hari jumat secara rutin - Diskusi umum dari Procurement staff 6 Sabtu/ 10 Januari 2015 HSE - Surat ijin bekerja pengecoran dan pemasangan bekisting pilecap, penggalian felling shed, peralatan tanah di spherical tank dan pemadatan area waterponds - Pengecekan rambu-rambu K3 - Pengukuran area persiapan akses alat berat di area spherical tank - Persiapan pemindahan sisa material pancang - Mengamati pengecoran pilecap 7 Minggu/ 11 Januari 2015 HSE - Surat ijin bekerja pembongkaran dan pemasangan bekisting - Pengecekan rambu K3 - Update papan informasi harian - Pemasangan rambu K3 8 Senin/ 12 Januari 2015 HSE, Site Engineer Civil dan Quality Surveyor Site Engineer - Surat ijin bekerja penbongkaran dan pemasangan bekisting, penggalian tanah area filling shed, dan merapikan area waterponds - Pengecekan rambu K3 - Update papan informasi harian - Diskusi bersama engineer - Mengamati pemasangan plat 6t 9 Selasa/ 13 Januari 2015 HSE, Procurement Staff, General Superintendent Civil - Surat ijin bekerja pabrikasi dan pemasangan bekisting, penggalian filling shed, dan perapian dan pemadatan waterponds - Diskusi bersama engineer - Mengamati pemasangan connector angkur spherical tank - Pengecekan pagar yang rusak untuk renovasi atau redesign 10 Rabu/ 14 Januari 2015 HSE, Superintendent - Surat ijin bekerja - Evaluasi gambar filling shed - Pengecekan pagar rusak 11 Kamis/ 15 Januari HSE, Superintendent - Surat ijin bekerja - Perhitungan buistat metering house Proyek Pembangunan Terminal LPG Banyuwangi 19
  • 20. LAPORAN KERJA PRAKTEK S1TEKNIK SIPIL-FAKULTAS TEKNIK 2015 2015 (footplate, pedestal, sloof) 12 Jumat/ 16 Januari 2015 HSE, Superintendent - Safety talk - Surat ijin bekerja - Perhitungan besi metering house 13 Sabtu/ 17 Januari 2015 Off 14 Minggu/ 18 Januari 2015 Off 15 Senin/ 19 Januari 2015 Site Engineer Civil - Diskusi bersama site engineer civil - Cek keadaan area yang akan digali dan ditimbun - Perhitungan tugas pondasi 16 Selasa/ 20 Januari 2015 Site Engineer Civil, Surveyor - Melakukan pengukuran galian dan timbunan - Mengerjakan tugas pondasi 17 Rabu/ 21 Januari 2015 Site Engineer Civil - Pengukuran galian di belakang control room dan timbunan di area pantai (shore protection) 18 Kamis/ 22 Januari 2015 - Pemasangan patok untuk pengukuran galian di lahan belakang control room dan timbunan di area pantai - Pengamatan elevasi dan panjang pagar - Pengamatan pemancangan di laut 19 Jumat/ 23 Januari 2015 HSE, Site Engineer Civil - Safety talk - Menggambar hasil pengamatan elevasi dan panjang pagar (Auto CAD) - Menghitung profil baja pada dudukan pipa dan pondasinya 20 Sabtu/ 24 Januari 2015 HSE - Mengamati pemancangan di laut (pembangunan jetty) 21 Minggu/ 25 Januari 2015 Site Engineer Civil - Mengamati shore protection 22 Senin/ 26 Januari 2015 Off Proyek Pembangunan Terminal LPG Banyuwangi 20
  • 21. LAPORAN KERJA PRAKTEK S1TEKNIK SIPIL-FAKULTAS TEKNIK 2015 23 Selasa/ 27 Januari 2015 HSE, Superintendent - Cutting rambu-rambu K3 - Mempelajari gambar filling shed - Menghitung besi D 19 mm untuk kebutuhan pondasi filling shed 24 Rabu/ 28 Januari 2015 Off 25 Kamis/ 29 Januari 2015 - Membuat persiapan presentasi 26 Jumat/ 30 Januari 2015 Superintendent - Mengamati timbunan batu di area shore protection 27 Sabtu/ 31 Januari 2015 Superintendent, Surveyor - Leveling galian pondasi di area filling shed - Mengamati timbunan di area shore protection 28 Minggu/ 01 Februari 2015 Contrution manager Engineer Quantity surveyor HSE - Presentasi hasil selama kerja praktek di Proyek Terminal LPG Pressurized Banyuwangi 3.2 Hambatan Pelaksanaan Kegiatan Kerja Praktek Selama pelaksanaan kegiatan kerja praktek terdapat beberapa hambatan yang dihadapi, yakni : 1) Jalan akses utama lokasi spherical tank yang menjadi area fokus pengerjaan proyek selama kegiatan kerja praktek berlangsung adalah melalui jembatan karena area tersebut terpisah oleh sungai. Apabila turun hujan sungai tersebut meluap dan merendam jembatan, sehingga aktivitas proyek yang dikerjakan di area spherical tank terpaksa dihentikan. 2) Proses adaptasi dengan aktivitas di lapangan yang merupakan kegiatan baru dan cuaca yang tidak stabil menyebabkan kondisi kesehatan sempat memburuk sehingga beberapa hari tidak hadir dalam kegiatan kerja praktek tersebut. Proyek Pembangunan Terminal LPG Banyuwangi 21
  • 22. LAPORAN KERJA PRAKTEK S1TEKNIK SIPIL-FAKULTAS TEKNIK 2015 3) Tingkat kesibukan staf/karyawan proyek yang tinggi menyebabkan waktu untuk belajar terbatas. 4) Waktu pelaksanaan kegiatan kerja praktek terbatas sehingga pelajaran yang diperoleh hanya bagian struktur bawah saja. BAB 4 PEMBAHASAN 4.1 Konstruksi Pilecap dan Pedestal Proyek Pembangunan Terminal LPG Banyuwangi 22
  • 23. LAPORAN KERJA PRAKTEK S1TEKNIK SIPIL-FAKULTAS TEKNIK 2015 Pada masa kerja praktek pembangunan proyek sedang fokus pada area spherical tank yang merupakan bangunan utama dari Terminal LPG Pressurized Banyuwangi. Saat itu pembangunan berada dalam tahap struktur bawah dari bangunan spherical tank tersebut yaitu tahap pembuatan pilecap dan pedestal. Pilecap dan pedestal merupakan bangunan yang berfungsi sebagai dudukan kolom penyangga tangki baja LPG. Bangunan ini menggunakan pondasi tiang pancang sebagai media untuk menerima dan meneruskan atau menyalurkan beban dari struktur atas sampai ke tanah. Tiang pancang yang digunakan mempunyai diameter luar 0,6 m dan diameter dalam adalah 0,4 m. Pancang tersebut dipasang terlebih dahulu sebelum pembuatan pilecap dan pedestal karena struktur ini menumpu di atasnya. Pemasangan tiang pancang merupakan tahap awal dari suatu bangunan dan penulis tidak mengamati pelaksanaan pekerjaan proyek pada saat dimulai pemancangan, sehingga penulis hanya mengamati pembuatan pilecap dan pedestal. Pada bangunan spherical tank dibangun 12 buah pilecap yang diposisikan secara melingkar dengan diameter sloof 21,216 m. Setiap pilecap dibuat berukuran 3,75 x 3,75 x 0,8 m sedangkan ukuran pedestal adalah 1,80 x 1,80 x 0,8 m. Untuk tahapan-tahapan pembuatan pilecap dan pedestal di Proyek Terminal LPG Pressurized Banyuwangi akan dibahas di bawah ini. 4.1.1 Lantai Kerja Lantai kerja merupakan pelat dari beton.yang dibuat untuk mempermudah pekerjaan agar pada waktu pemasangan pembesian, besi tidak kotor dan diperoleh permukaan dasar yang rata. Pada proyek ini lantai kerja dibuat dengan ukuran 4,05 x 4,05 x 0,05 m. Sebelum dilakukan pembuatan lantai kerja, terlebih dahulu dilakukan perbaikan tanah dengan cara mengurug pasir setebal 15-20 cm. Pasir disiram dengan air sampai kondisi air jenuh untuk mendapatkan hasil yang baik. Air yang meresap ke bawah membangkitkan daya hisap pada lapisan tanah. Apabila terjadi Proyek Pembangunan Terminal LPG Banyuwangi 23
  • 24. LAPORAN KERJA PRAKTEK S1TEKNIK SIPIL-FAKULTAS TEKNIK 2015 lekukan-lekukan pada permukaan tanah harus ditambah pasir lalu disiram lagi. Hal ini dilakukan untuk memperoleh permukaan pasir yang datar. Untuk memastikan bahwa lantai kerja tersebut datar dilakukan pengecekan menggunakan waterpass. Setelah diperoleh lapisan datar yang padat selanjutnya adalah pengecoran untuk lantai kerja. 4.1.2 Marking Marking merupakan pengukuran-pengukuran untuk keperluan pekerjaan di atas lantai kerja dan dipasang tanda berupa garis pada lantai kerja. Misalnya pengukuran batas pengecoran yang nantinya akan dipasang bekisting dan pengukuran garis tengah untuk acuan pekerjaan pembesian. Alat yang digunakan dalam proses marking adalah total station. 4.1.3 Pabrikasi Pabrikasi yang dilakukan pada Proyek Terminal LPG Pressurized Banyuwangi, khususnya area spherical tank ada dua macam, yaitu pabrikasi besi dan pabrikasi bekisting. 1) Pabrikasi Besi Material baja yang digunakan untuk penulangan beton menggunakan mutu baja U-39 untuk tulangan ulir dan mutu baja U-24 untuk tulangan polos. Proses pabrikasi besi terdiri dari dua macam, yaitu: a. Proses Bar Cutting Proses bar cutting merupakan proses pemotongan besi tulangan sesuai dengan ukuran yang dibutuhkan. Proses ini dilakukan dengan menggunakan alat yang disebut bar cutter. b. Proses Bar Bending Proses bar bending merupakan proses pembengkokkan besi tulangan dengan diameter dan sudut yang dapat diatur sesuai dengan kebutuhan. Proyek Pembangunan Terminal LPG Banyuwangi 24
  • 25. LAPORAN KERJA PRAKTEK S1TEKNIK SIPIL-FAKULTAS TEKNIK 2015 Besi tulangan yang digunakan untuk pembuatan pilecap adalah besi ulir dengan diameter 32 mm. Besi tersebut dibentuk menyerupai huruf U dengan panjang total adalah 5 m. Panjang sisi bawah besi tersebut adalah 3,67 m dan sisanya merupakan panjang sisi-sisi samping dengan ukuran sama panjang. Pembengkokan sisi-sisi tersebut dengan sudut sebesar 90º. Sedangkan untuk pedestal digunakan besi yang dibentuk menyerupai huruf L dengan diameter besi tulangan yang sama. Cara pemotongan dan pembengkokannya sama dengan besi tulangan untuk pilecap. Hanya ukuran yang dipakai berbeda yakni panjang total besi tulangan untuk pedestal adalah 2 m dengan sisi panjang 1,56 m dan sisi pendeknya adalah 0,44 m. Sudut yang digunakan adalah sama yaitu 90º. Tulangan sengkang yang dipakai pada pedestal memiliki diameter ulir 25 mm berbentuk persegi dengan panjang sisi 1,72 m. Sedangkan sengkang yang dipasang pada sloof berdiameter 19 mm berbentuk persegi panjang. 2) Pabrikasi Bekisting Bekisting adalah cetakan sementara yang digunakan untuk menahan beton selama beton dituang dan dibentuk sesuai dengan kebutuhan. Terdapat tiga macam jenis bekisting yang dipakai dalam pengerjaan konstruksi, yaitu bekisting konvensional (bekisting tradisional), bekisting knock down, dan bekisting fiberglas. a. Bekisting Konvensional (Bekisting Tradisional) Bekisting konvensional adalah bekisting yang menggunakan kayu. Dalam proses pengerjaannya dipasang dan dibongkar pada bagian struktur yang akan dikerjakan. Pembongkaran bekisting dilakukan dengan melepas bagian-bagian bekisting satu persatu setelah beton mencapai kekuatan yang cukup. Jadi bekisting ini pada umumnya hanya dipakai untuk satu kali pekerjaan, namun jika material kayu masih memungkinkan untuk dipakai maka dapat digunakan kembali untuk bekisting pada elemen struktur yang lain. b. Bekisting Knock Down Proyek Pembangunan Terminal LPG Banyuwangi 25
  • 26. LAPORAN KERJA PRAKTEK S1TEKNIK SIPIL-FAKULTAS TEKNIK 2015 Dengan berbagai kekurangan metode bekisting konvensional tersebut maka direncanakan sistem bekisting knock down yang terbuat dari pelat baja dan besi hollow. Untuk satu unit bekisting ini biayanya jauh lebih mahal jika dibandingkan dengan bekisting kayu, namun bekisting ini lebih awet dan tahan lama sehingga dapat digunakan seterusnya sampai pekerjaan selesai. c. Bekisting Fiberglas Material fiber mempunyai keunggulan yang lebih baik daripada kayu. Selain untuk kepentingan pelestarian lingkungan, bekisting fiber tidak gampang rusak oleh air sehingga cocok untuk konstruksi bawah tanah dan lingkungan berair. Pabrikasi bekisting adalah suatu rangkaian pekerjaan dari beberapa komponen material dirangkai menjadi suatu bentuk salah satu konstruksi sehingga dapat dipasang menjadi sebuah bentuk bangunan. Pada proyek ini bekisting yang digunakan adalah bekisting konvensional dengan ukuran bekisting untuk pilecap 3,95 x 1 m dan untuk pedestal 2 x 1,1 m. Material yang digunakan untuk bekisting ini adalah jenis plywood dengan kondisi layak pakai. Untuk membuat bekisting diperlukan peralatan dan bahan sebagai berikut: a. Kayu b. Paku c. Palu d. Tang e. Gergaji f. Meteran Kayu papan dipotong sesuai dengan kebutuhan. Kemudian diberikan bingkai pada sisi belakang untuk perkuatan sehingga pada saat beton dituang bekisting tersebut tidak melengkung atau mengalami perubahan bentuk. Pada sisi atas bekisting dilubangi untuk jalan kawat pada saat pemasangan bekisting. 4.1.4 Pembesian Proyek Pembangunan Terminal LPG Banyuwangi 26
  • 27. LAPORAN KERJA PRAKTEK S1TEKNIK SIPIL-FAKULTAS TEKNIK 2015 1) Alat dan Bahan Peralatan yang digunakan dalam pekerjaan pembesian meliputi: a. Tang b. Kawat bendrat c. Meteran 2) Besi Pilecap Tulangan pilecap menggunakan besi ulir diameter 32 mm yang telah difabrikasi sebelumnya dengan bentuk menyerupai huruf U. Untuk cara pemasangannya adalah sebagai berikut: a. Besi U diposisikan rapi dalam posisi tidur sebanyak 15 batang. Kemudian besi-besi tersebut diikatkan pada satu besi polos yang berdiameter 10 mm dengan jarak antar besi ± 0,26 m. Besi polos digunakan untuk membantu mengaitkan besi-besi U sehingga memudahkan untuk berdiri secara bersamaan. b. Dengan cara yang sama besi-besi U 15 batang yang lain diposisikan di atas besi U yang pertama sehingga saling berpotongan tegak lurus membentuk kubus terbuka. Talikan dengan kawat bendrat setiap perpotongan besi-besi tersebut. c. Pemasangan besi tulangan sloof. d. Besi-besi U dipasang secara terbalik dari kedua sisi sehingga membentuk kubus tertutup. 3) Besi Sloof Sloof pada bangunan spherical tank mempunyai diameter 21,216 m dengan lebar 0,8 m. Pemasangan sloof menggunakan besi tulangan ulir diameter 25 mm dan tulangan sengkang yang digunakan berdiameter 19 mm. Berikut cara pemasangannya: a. Besi tulangan ulir dengan diameter 25 mm dipasang lonjoran secara bersambung hingga membentuk lingkaran sloof. Mulanya dua besi tulangan dipasang di bagian atas untuk menopang besi tulangan sengkang. b. Dua besi tulangan selanjutnya dipasang di bagian sloof paling bawah sehingga posisi sengkang sesuai dengan perencanaan dan tidak berubah. Proyek Pembangunan Terminal LPG Banyuwangi 27
  • 28. LAPORAN KERJA PRAKTEK S1TEKNIK SIPIL-FAKULTAS TEKNIK 2015 c. Posisi bawah ditambah tiga besi tulangan sehingga pada posisi tersebut menjadi lima besi tulangan dengan diameter yang sama. d. Pada posisi atas terdapat sembilan buah tulangan yang dipasang menjadi dua baris atas lima dan di bawahnya empat buah tulangan. e. Di tengah sloof dipasang empat buah tulangan menjadi dua sisi tepi, masing-masing dua buah tulangan. 4) Besi Pedestal Besi tulangan pedestal menggunakan besi dengan diameter 32 mm. Besi ini berbentuk menyerupai L seperti yang telah dijelaskan pada proses pabrikasi sebelumnya. Dalam pemasangan besi ini terdapat beberapa tahap sebagai berikut: a. Menentukan penempatan besi tulangan sengkang menggunakan unting- unting dan benang (unting-unting dipasang di ujung benang) dengan mengacu pada garis tanda yang ada pada lantai kerja. b. Memasang besi tulangan sengkang dengan diameter 25 mm dan dilekatkan pada besi tulangan pilecap menggunakan kawat bendrat. c. Memasang empat buah besi tulangan L di setiap sisi pojok besi tulangan sengkang tersebut. Besi tulangan L berada di posisi bawah dengan sisi pendek besi tersebut dipasang secara berlawanan, sehingga ujung besi tulangan L tidak saling bertemu. d. Setiap sisi pendestal ditambah 17 besi tulangan L sehingga jumlah tiap sisinya adalah 19 besi tulangan L. e. Memasang 6 besi tulangan sengkang dimulai dari bagian paling atas sehingga ukuran besi tulangan pedestal sesuai dengan posisi bagian bawah dan tidak terjadi kemiringan. f. Dilakukan pengecekan kesesuaian posisi pedestal menggunakan alat total station. 5) Sepatu Kolom Sepatu kolom merupakan besi berbentuk L yang menjadi pembatas dan acuan pemasangan bekisting. Cara pemasangannya dengan menggunakan las Proyek Pembangunan Terminal LPG Banyuwangi 28
  • 29. LAPORAN KERJA PRAKTEK S1TEKNIK SIPIL-FAKULTAS TEKNIK 2015 dikaitkan pada besi tulangan pilecap. Pada setiap sisi pilecap dipasang tiga buah sepatu kolom yaitu di sisi tepi kanan, tepi kiri, dan di tengah. 4.1.5 Pemasangan Bekisting 1) Alat dan Bahan a. Solar b. Kawat c. Paku d. Beton decking e. Palu f. Tang g. Besi tulangan diameter 32 mm h. Scaffolding 2) Pemasangan Bekisting Setelah selesai pekerjaan pembesian proses selanjutnya adalah pemasangan bekisting. Sebelum dipasang bekisting dilumuri solar terlebih dahulu dengan tujuan untuk memudahkan saat pelepasan bekisting. Bekisting dipasang pada setiap sisi pilecap yang akan dicor. Pemasangan bekisting sesuai dengan sepatu kolom yang telah dipasang dan harus benar- benar rapat agar pada saat pengecoran tidak terjadi kebocoran. Selain kebocoran, bekisting yang tidak rapat dapat menimbulkan rongga pada beton. Apabila dibutuhkan, bisa dipasangkan beton decking sehingga pemasangan bekisting sesuai dan tidak terjadi hal-hal yang dapat merugikan. Untuk menahan bekisting tersebut pada proyek ini menggunakan besi tulangan dan scaffolding. Besi tulangan dipasang di belakang bekisting yang diikat kawat. Kawat tersebut dikaitkan dengan tulangan pilecap yang berada di sisi dalam bekisting melalui lubang pada bekisting. Sedangkan scaffolding dipasang di belakang bekisting dengan bertumpu pada pasak. Pasak tersebut dapat berupa kayu atau besi tulangan yang telah dipotong pendek. Dengan demikian bekisting lebih kuat dan kemungkinan berubah posisi semakin kecil. Proyek Pembangunan Terminal LPG Banyuwangi 29
  • 30. LAPORAN KERJA PRAKTEK S1TEKNIK SIPIL-FAKULTAS TEKNIK 2015 4.1.6 Pengecoran Pengecoran adalah pekerjaan penuangan beton segar ke dalam cetakan suatu elemen struktur yang telah dipasangi besi tulangan. 4.1.6.1 Pengecoran Pilecap 1) Pengukuran Top Cor Pilecap Apabila pemasangan bekisting telah selesai dilanjutkan dengan pengukuran top cor pilecap. Pengukuran ini dimaksudkan untuk menandai ukuran tinggi pilecap yang akan dicor sehingga beton yang dihasilkan sesuai dengan yang direncanakan dan ketinggian setiap sisinya rata. Ukuran tinggi pilecap yang akan dicor 0,8 m dari lantai kerja. Alat yang digunakan untuk mengukur ketinggian ini adalah waterpass. Langkah yang pertama adalah menyiapkan waterpass agar penembakan top cor tepat dan tidak terjadi kesalahan. Kemudian menentukan top cor dan ditandai menggunakan paku. 2) Pelaksanaan Pengecoran Alat dan bahan yang diperlukan dalam pekerjaan pengecoran adalah sebagai berikut: a. Beton ready mix K400 b. Addibond c. Air d. Mixer truck e. Concrete vibrator f. Air compressor g. Cangkul h. Ember/timba i. Talang j. Cetakan benda uji kubus k. Cetakan uji slump Sebelum dilakukan pengecoran, area pilecap yang akan dicor harus dibersihkan terlebih dahulu menggunakan air compressor. Kotoran atau sisa Proyek Pembangunan Terminal LPG Banyuwangi 30
  • 31. LAPORAN KERJA PRAKTEK S1TEKNIK SIPIL-FAKULTAS TEKNIK 2015 material yang ada di area akan menyebabkan mutu beton tidak bagus. Selain itu pengikatan pelat beton lantai kerja dengan beton pilecap lebih susah. Setelah dibersihkan area pilecap diberi cairan perekat agar pelat beton lantai kerja yang telah mengeras dan beton yang akan dituang saling mengikat. Dalam hal ini perekat yang digunakan yaitu addibond. Addibond berwarna putih dan dituang menggunakan ember. Pada saat beton ready mix yang dipesan dari PT Duta Bangsa tiba di area proyek dengan mixer truck hal pertama yang dilakukan adalah menguji nilai slump dan membuat benda uji berbentuk kubus sebanyak tiga buah. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah beton yang didatangkan telah sesuai dengan pesanan. Untuk pembuatan pilecap dan pedestal mutu beton yang dipesan adalah K400 dengan nilai slump 10 ± 2. Kebutuhan beton untuk satu pilecap dengan ukuran 3,75 x 3,75 x 0,8 m adalah 11,25 m3 . Dalam pekerjaan ini mixer truck yang digunakan mempunyai volume 6 m3 , sehingga untuk memenuhi kebutuhan pilecap tersebut diperlukan dua mixer truck beton ready mix. Secara matematis beton yang dipesan lebih banyak daripada beton yang dibutuhkan. Hal ini disebabkan banyak faktor. Misalnya pada saat penuangan beton tercecer karena debit beton yang keluar dari mixer truck tidak sesuai dengan kapasitas talang sebagai media penuangan beton ke dalam bekisting, sehingga kebutuhan di lapangan lebih banyak. Beton dituang dari mixer truck di sisi kanan kiri pilecap agar beton tersebut tidak mengumpul. Karena hal itu menyebabkan beton sulit untuk diratakan. Beton diratakan menggunakan cangkul. Selama penuangan dilakukan pemadatan beton menggunakan concrete vibrator. Vibrator merupakan alat penggetar mekanik yang digunakan untuk menggetarkan adukan beton yang belum mengeras, dengan tujuan menghilangkan rongga-rongga udara yang ada sehingga dapat dihasilkan beton yang padat dan bermutu sesuai dengan perencanaan. Selang penggetar dimasukkan ke dalam adukan beton yang telah dituang ke dalam bekisting. Proyek Pembangunan Terminal LPG Banyuwangi 31
  • 32. LAPORAN KERJA PRAKTEK S1TEKNIK SIPIL-FAKULTAS TEKNIK 2015 Dengan demikian beton cair dapat memadat dan meminimalkan terjadinya rongga pada beton yang dapat mengurangi kekuatan dan mutu beton. Apabila penuangan sudah sampai pada ketinggian top cor, permukaan beton dihaluskan menggunakan semen. Kemudian dipasang besi tulangan secara vertikal dengan panjang ±25 cm sebagai pasak tumpuan untuk menahan bekisting pada saat pengecoran pedestal, sehingga penyangga bekisting tidak menumpu pada tanah. Bekisting yang digunakan untuk mencetak pilecap dilepas setelah satu hari usia pengecoran. Alat yang digunakan untuk melepas bekisting adalah tang dan palu pencabut paku. 4.1.6.2 Pengecoran Pedestal Pedestal dapat dicor setelah proses pemasangan angkur dan pelat baja. Ketinggian angkur berada 0,265 m di atas pedestal. Sedangkan pelat baja menumpu pada angkur. Pada pelat baja terdapat tiga lubang. Dua lubang digunakan untuk angkur yang terletak di tepi dan satu lubang di tengah untuk akses pengecoran. Pelat baja dipasang tidak secara permanen, namun hanya untuk menempatkan angkur sesuai dengan koordinat yang direncanakan sehingga antara angkur yang satu dengan yang lain saling berkaitan. Metode pemasangan angkur tidak dibahas lebih lanjut karena pembahasan difokuskan pada pedestal. Tahap berikutnya adalah pemasangan bekisting. Proses pemasangannya sama dengan pemasangan bekisting pada pilecap. Hanya ukuran bekisting tersebut yang membedakan. Bekisting untuk pedestal berukuran 2 x 1,1 m. Selanjutnya adalah proses pengecoran. Ukuran pedestal yang akan dicor adalah 1,8 x 1,8 x 1 m. Dengan demikian volume yang dibutuhkan adalah 3,24 m3 tiap pedestal. Tahapnya tidak jauh beda dengan pengecoran pilecap. Pelepasan bekistingnya pun juga sama. 4.2 Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) 4.2.1 Kebijakan K3 Proyek Pembangunan Terminal LPG Banyuwangi 32
  • 33. LAPORAN KERJA PRAKTEK S1TEKNIK SIPIL-FAKULTAS TEKNIK 2015 Dalam hal kebijakan K3 ini ditetapkan untuk mencegah dan menanggulangi terjadinya insiden kecelakaan yang merugikan, peningkatan efisiensi dan produktivitas perusahaan. Ada beberapa kebijakan yang digunakan dalam penerapan K3, antara lain sebagai berikut: 1) Pimpinan dan seluruh jajaran PT PP (Persero) Tbk sepakat untuk mencegah terjadinya kecelakaan, kebakaran, ledakan, penyakit akibat kerja lainnya senantiasa akan: a. Membina dan melaksanakan SMK3 b. Mengkomunikasikan kepada semua pihak yang berkepentingan. 2) Adanya organisasi K3 untuk memastikan terlaksananya SMK3. 4.2.2 Organisasi K3 1) Project Manager Dalam hal ini Project Manager mengatur pelaksanaan di lapangan dengan bantuan staf yang menempati bidang masing-masing termasuk K3. 2) Site HSE Kepala bagian Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) merupakan orang yang diberikan wewenang untuk merencanakan penerapan K3 dalam Proyek Pembangunan Terminal LPG Banyuwangi 33 Project Manager Deddy Susanto Site HSE Mahendra R Yanuar Field HSE Rio Ardiffa HSE Man Supriyanto
  • 34. LAPORAN KERJA PRAKTEK S1TEKNIK SIPIL-FAKULTAS TEKNIK 2015 proyek konstruksi serta mengkoordinasikan tugas-tugas kepada Field HSE dan HSE Man. 3) Field HSE Bertanggung jawab pada pengawasan pelaksanaan K3 di area kerja, pengaturan jalur aman untuk alat berat yang digunakan dalam proyek. 4) HSE Man HSE Man adalah orang yang ditunjuk untuk melaksanakan atau mengatur K3 dibidang house keeping, mengatur keindahan dan kenyamanan kantor dan direction keet termasuk didalamnya. 4.2.3 Peraturan dan Tata Tertib K3 Pada PT PP (Persero) Tbk telah dilaksanakan penerapan SMK3 pada Proyek Terminal LPG Pressurized Banyuwangi. Terdapat beberapa peraturan dan tata tertib K3 yang harus dilaksanakan oleh setiap staf, karyawan maupun pekerja sebagai berikut: 1) Menggunakan helm lengkap dengan tali dagu 2) Menggunakan sepatu safety 3) Menggunakan safety vest (rompi bereflektif) 4) Menggunakan alat pelindung diri lainnya sesuai dengan jenis pekerjaan seperti: sarung tangan, carplug, kacamata, kedok las (bagi pekerja las) dan lain-lain. 5) Menggunakan sabuk keselamatan (safety belt) jika bekerja di ketinggian 2 meter atau lebih dan menggunakan full body harness lengkap dengan life line, bagi yang bekerja diatas gondola dan di lubang lift 6) Tidak merokok pada saat bekerja dan di sembarang tempat 7) Tidak mengkonsumsi minuman keras, obat-obatan terlarang (narkoba), berjudi dan tidak membuat onar di lingkungan proyek 8) Tidak merusak fasilitas HSE yang ada di area proyek 9) Tidak buang air kecil dan buang air besar di sembarang tempat 10) Menjaga kebersihan lingkungan kerja 11) Menggunakan tanda pengenal (ID card) Proyek Pembangunan Terminal LPG Banyuwangi 34
  • 35. LAPORAN KERJA PRAKTEK S1TEKNIK SIPIL-FAKULTAS TEKNIK 2015 12) Mengikuti HSE talk secara rutin 13) Mematuhi dan melaksanakan tata tertib dan peraturan HSE yang ada di proyek 14) Bersedia menerima sanksi bila melanggar ketentuan yang berlaku di proyek. 4.2.4 Kesehatan Kerja Dalam penerapan kesehatan kerja dilakukan usaha untuk dapat melaksanakan pekerjaan dalam kondisi yang sehat sehingga dapat mencapai tujuan yang dikehendaki serta bebas dari segala macam penyakit. Beberapa usaha yang dilakukan untuk mengendalikan kesehatan kerja adalah sebagai berikut: 1) Pengecekan kesehatan rutin setiap enam bulan sekali bagi para staf, karyawan dan pekerja, sehingga apabila terdapat suatu penyakit bisa ditangani dengan cepat. 2) Setiap seminggu sekali dibagikan susu kedelai atau jajanan yang dilakukan rutin pada hari Jumat pukul 07.00 pagi dalam acara safety talk. 3) Membangun kolam ikan beserta hiasan kolam untuk menyegarkan pandangan pada saat istirahat sehingga staf, karyawan dan pekerja tidak merasa bosan atau tertekan pada pekerjaan proyek tersebut. Dengan demikian tercipta kenyamanan dalam bekerja. Secara tidak langsung hal itu dapat meningkatkan produktivitas kerja. 4.2.5 Keselamatan Kerja Beberapa upaya PT PP (Persero) Tbk dalam mengurangi angka resiko kecelakaan kerja adalah sebagai berikut: 1) Penerapan Rambu-Rambu Peringatan Rambu peringatan K3 dipasang sesuai instruksi kerja. Tenaga kerja mendapatkan penjelasan dan pelatihan instruksi kerja keadaan darurat.Petugas penanganan keadaan darurat diberikan pelatihan khusus. Alat dan sistem keadaan darurat diperiksa, diuji dan dipelihara secara berkala. Misalnya alat pemadam api ringan. Proyek Pembangunan Terminal LPG Banyuwangi 35
  • 36. LAPORAN KERJA PRAKTEK S1TEKNIK SIPIL-FAKULTAS TEKNIK 2015 PT PP (Persero) Tbk membuat peringatan dengan beberapa kriteria, antara lain: a. Rambu-rambu peringatan berupa tulisan dan gambar atau simbol yang memuat peraturan-peraturan, peringatan, larangan, himbauan. b. Rambu-rambu dipasang pada jarak pandang yang cukup sehingga mudah dibaca dan dipahami oleh semua kalangan yang terlibat dalam proyek. c. Jenis rambu, bahan pembentuk, tipe dan ukuran tulisan, jenis simbol yang digunakan atau gambar, warna disesuaikan kondisi proyek. 2) Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) Untuk mengurangi angka resiko pada kecelakaan kerja upaya yang dilakukan adalah dengan menyediakan alat pelindung diri yang efektif dan sesuai standar pekerja di lapangan. Alat pelindung diri yang disediakan oleh perusahaan antara lain: a. Semua karyawan dan tamu harus mengenakan topi pengaman (helmet), sepatu pengaman (safety shoes) dan rompi (safety vest) saat berada di lapangan. b. Memakai seragam dan tanda pengenal. c. Memakai kacamata hitam anti debu dan silau. d. Menggunakan sarung tangan untuk pekerjaan yang berhubungan dengan benda keras. e. Wajib menggunakan helm las untuk pekerjaan pengelasan. 3) Kebersihan dan Kerapian (House Keeping) Kebersihan dan kerapian merupakan faktor penting dalam penerapan SMK3. Beberapa upaya yang dilakukan oleh PT PP (Persero) Tbk adalah: a. Setiap selesai pekerjaan rutin melakukan kebersihan di daerah kerja sehingga alat-alat kerja tidak berserakan karena dapat menimbulkan kecelakaan dan mengganggu pekerjaan yang lain. b. Membuat tempat sampah dan meletakkan di berbagai tempat dengan tiga wadah yang berbeda. Masing-masing wadah tersebut digunakan Proyek Pembangunan Terminal LPG Banyuwangi 36
  • 37. LAPORAN KERJA PRAKTEK S1TEKNIK SIPIL-FAKULTAS TEKNIK 2015 untuk sampah organik, sampah anorganik dan sampah yang mengandung bahan kimia. c. Memasang rak sepatu dan helm di dekat pintu agar tidak berserakan di luar ruangan. Rak tersebut dibuat dari tulangan besi yang dilas dan kemudian dicat. 4) Kewajiban dan Hak Tenaga Kerja Kewajiban yang harus dilaksanakan oleh seluruh tenaga kerja adalah memakai APD dan menaati syarat-syarat K3. Sedangkan hak para tenaga kerja adalah menyatakan keberatan pada pekerjaan apabila syarat K3 dan APD tidak menjamin keselamatannya. 5) Promosi Keselamatan Kerja (Safety Talk) Promosi keselamatan kerja pada PT PP (Persero) Tbk dilakukan melalui safety talk. Safety talk merupakan kegiatan rutin setiap hari Jumat pukul 07.00. Acara yang terdapat dalam kegiatan ini adalah: a. Presensi rutin dengan mengisi daftar hadir. b. Pembahasan tentang pentingnya keselamatan dan kesehatan kerja bagi tenaga kerja dengan tujuan menyadarkan tenaga kerja bahwa keselamatan merupakan hal yang penting serta mengingatkan tenaga kerja agar tidak terjadi kelalaian sehingga menimbulkan kecelakaan kerja. c. Demo penggunaan alat pelindung diri maupun alat kerja yang lain seperti penggunaan sarung tangan dan helm untuk pekerjaan pengelasan atau cara menggunakan alat pemadam api ringan. d. Penyampaian keluhan para pekerja terhadap ketersediaan fasilitas pada proyek untuk tenaga kerja. Misalnya penjemputan para pekerja di lapangan menuju pintu utama pada saat pulang kerja. e. Tanya jawab seputar K3 dan diberikan bingkisan untuk staf, karyawan ataupun pekerja yang dapat menjawab pertanyaan yang diberikan oleh petugas K3. Bingkisan tersebut dapat berupa alat pelindung diri. f. Senam untuk kebugaran jasmani. g. Pemberian susu kedelai atau jajanan untuk seluruh anggota proyek. Proyek Pembangunan Terminal LPG Banyuwangi 37
  • 38. LAPORAN KERJA PRAKTEK S1TEKNIK SIPIL-FAKULTAS TEKNIK 2015 6) Penanggulangan Kecelakaan Untuk menanggulangi kecelakaan ringan terdapat beberapa sarana pertolongan pertama yang tersedia yaitu: a. Kotak P3K di ruang K3 b. Personil petugas K3 c. Kendaraan yang siap mengantar tenaga kerja yang cedera ke rumah sakit. Prosedur atau langkah-langkah yang dilakukan oleh perusahaan dalam menangani masalah kecelakaan ringan adalah: a. Petugas K3 segera melapor pada Project Manager dan memeriksa kondisi korban b. Petugas K3 memutuskan apakah korban perlu dibawa ke rumah sakit untuk pengobatan lebih lanjut. Apabila tidak perlu maka petugas memberikan pengobatan P3K. c. Project Manager lapor pada Jamsostek. Kemudian pihak Jamsostek memberikan santunan kepada korban. Dan selanjutnya proses penyembuhan. 7) Pencegahan dan Pengendalian Kebakaran Dalam mengantisipasi terjadinya bahaya kebakaran di lingkungan kerja dipasang rambu peringatan rawan kebakaran dan tanda larangan untuk membawa sumber api seperti rokok dan korek. Dengan demikian, disediakan shelter yang dikhususkan area untuk merokok. Selain itu kebakaran dapat terjadi karena adanya material yang mudah terbakar. Untuk mencegahnya bahan-bahan tersebut dijauhkan dari sumber panas atau penyebab terjadinya kebakaran. Misalnya listrik, rokok, dan bahan kimia yang mudah terbakar. 4.2.6 Permasalahan Dalam Penerapan SMK3 Proyek Pembangunan Terminal LPG Banyuwangi 38
  • 39. LAPORAN KERJA PRAKTEK S1TEKNIK SIPIL-FAKULTAS TEKNIK 2015 Meskipun telah ditegaskan tentang pentingnya K3 masih terdapat pekerja yang melanggar peraturan K3. Hal demikian terjadi karena adanya pekerja yang tidak memahami kebijaksanaan keselamatan kerja yang ditetapkan oleh PT PP (Persero) Tbk, sarana yang telah disediakan tidak dijaga dengan baik oleh pekerja, dan lebih mementingkan pekerjaannya dengan mengesampingkan keselamatannya. Misalnya pada saat melakukan pekerjaan di lapangan yang bersinggungan secara langsung dengan matahari menyebabkan pekerja merasa gerah dan melepas rompi (safety vest) dan pekerja yang merasa risih untuk memakai helm las pada saat mengerjakan proses pengelasan. 4.2.7 Solusi Masalah Penerapan SMK3 Dalam menghadapi masalah yang dihadapi dalam penerapan SMK3 terdapat beberapa solusi untuk menyelesaikan permasalahan tersebut, antara lain: a. Melakukan peneguran secara langsung oleh petugas K3 kepada setiap pekerja yang melanggar K3. b. Mempekerjakan karyawan sesuai dengan keahliannya masing-masing. c. Lebih mensosialisasikan kebijakan K3 dan peningkatan kedisiplinan. d. Memberikan pelatihan bagi karyawan mengenai prosedur kerja yang diterapkan oleh PT PP (Persero) Tbk. e. Meningkatkan pengetahuan karyawan akan bahaya pekerjaan. Dengan dilaksanakannya SMK3 maka resiko kecelakaan kerja berkurang sehingga produktivitas karyawan meningkat. BAB 5 Proyek Pembangunan Terminal LPG Banyuwangi 39
  • 40. LAPORAN KERJA PRAKTEK S1TEKNIK SIPIL-FAKULTAS TEKNIK 2015 PENUTUP 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil pembahasan dalam laporan Kerja Praktek yang dilakukan di Proyek Terminal LPG Pressurized Banyuwangi dapat diperoleh kesimpulan bahwa: 1) Pada proyek EPC kegiatan perencanan, pengadaan dan pembangunan konstruksi dilakukan oleh 1 pihak yang ditunjuk oleh owner disebut dengan kontraktor EPC. Pembagian tugas secara jelas mempermudah koordinasi antar bagian yang juga mendukung proyek berjalan tepat waktu sesuai jadwal. 2) Secara garis besar bagian engineering berputar pada perencanaan seperti membuat shop drawing oleh drafter, perhitungan detail tiap bangunan yang akan dibangun oleh site engineer beserta staff, menghitung volume pekerjaan oleh quantity surveyor, pengawasan dan kontrol terhadap kesesuaian pelaksanaan dengan perencanaan. 3) Tahapan pelaksanaan pengecoran pilecap dan pedestal meliputi pekerjaan pabrikasi besi dan parikasi bekisting, pembesian, pemasangan bekisting, pengecoran, dan tahap akhir adalah melepas bekisting. 4) Konstruksi yang digunakan pada proyek ini adalah konstruksi beton bertulang dengan mutu beton K400 yang didatangkan dari PT Duta Bangsa. Untuk mendapatkan mutu beton yang sesuai, maka harus memiliki nilai slump yang sesuai pula. Dalam proyek ini nilai slump yang digunakan adalah 10 ± 2 cm. 5) Tersedianya peralatan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) pada proyek ini dan setiap seminggu sekali dilakukan safety talk rutin pada hari Jumat pukul 07.00 sebagai himbauan untuk mengantisipasi terjadinya kecelakaan kerja di lapangan. 5.2 Saran Proyek Pembangunan Terminal LPG Banyuwangi 40
  • 41. LAPORAN KERJA PRAKTEK S1TEKNIK SIPIL-FAKULTAS TEKNIK 2015 1) Peningkatan koordinasi semua pihak baik pihak owner, kontraktor, konsultan pengawas, dan antar karyawan akan meminimalisir kesalahan pada gambar, perencanaan, maupun pelaksanaan di lapangan sehingga waktu penyelesaian proyek sesuai dengan jadwal. 2) Perlu diberikan sanksi tegas kepada pekerja yang melakukan pelanggaran kebijakan K3 yang telah ditetapkan oleh perusahaan. 3) Mahasiswa yang mengikuti pelaksanaan kerja praktek lebih aktif dan inovatif agar dapat mendalami pengajaran-pengajaran yang diberikan oleh pembimbing kerja praktek di lapangan. DAFTAR PUSTAKA Proyek Pembangunan Terminal LPG Banyuwangi 41
  • 42. LAPORAN KERJA PRAKTEK S1TEKNIK SIPIL-FAKULTAS TEKNIK 2015 Krisnamurti., dkk. 2002. Diktat Keselamatan & Kesehatan Kerja. Jember: Universitas Jember Sastrohadiwiryo, Siswanto. 2005. Manajemen Tenaga Kerja Indonesia. Jakarta: PT Bumi Aksara Suma’mur. 1995. Keselamatan Kerja & Pencegahan Kecelakaan. Jakarta: PT Toko Gunung Agung Proyek Pembangunan Terminal LPG Banyuwangi 42