1. Keyakinan = Modal Berkarya
Oleh: Esa Karimatuz Zahara
“Orang yang hari ini lebih baik dari hari kemarin adalah orang yang
beruntung, sedangkan orang yang hari ini tidak lebih baik dari kemarin adalah orang
yang merugi.”
Pernah kalian mendengar hadist yang disebutkan di atas? Saya yakin pasti kalian
menganggukkan kepala ketika menjawabnya, atau paling tidak kalian akan menjawab
dalam hati, “pernah”. Hadist yang disebutkan di atas merupakan suatu perintah untuk
menjalankan perubahan kehidupan ke arah yang lebih baik. Jika tidak ada perubahan ke
ar ah yang lebih baik, berarti itu adalah suatu keadaan yang merugikan diri kita. Lalu
bagaimana jika tidak ada daya untuk melakukan perubahan? jawabannya pasti ada!
Karena akan selalu ada kesempatan untuk kita yang optimis mau melakukan perubahan.
Perubahan, kata yang sering keluar dari ocehan para mahasiswa. Seperti yang
kita tahu bahwa pemuda memiliki amanat untuk menjalankan fungsi perubahan bangsa
dan negara. Atau yang biasa kita dengar yaitu agen perubahan. Kalian ingat presiden
pertama kita, Ir. Soekarno, pernah dengan lantang mengucapkan “Beri aku 10 pemuda
maka akan kuubah dunia” ? Kiranya ungkapan tersebut semakin menguatkan makna
pemuda sebagai agen perubahan bangsa ke arah yang lebih baik.
Banyak hal yang dapat dilakukan pemuda atau dalam hal ini mahasiswa untuk
melakukan suatu perubahan yang dicita-citakan bangsa ini sejak dulu. Mulai dari hal
terkecil hingga hal besar yang dapat menyangkut kepentingan khalayak ramai. Seorang
teman pernah berpendapat,
“agen perubahan tidak harus melakukan hal besar kok. Dengan kamu bangga
menyebutkan nama instansi dimana kamu berproses sekarang saja itu sudah suatu
upaya menjadi agen perubahan.”
Ya, mungkin itu pintu gerbang bagi para mahasiswa untuk melakukan suatu
perubahan untuk almamaternya. Keyakinan atas rasa bangga, dan cinta yang dimiliki
mahasiswa untuk almamaternya akan membantu mahasiswa dalam menciptakan suatu
2. karya terbaik demi membanggakan almamater. Istilahnya rasa bangga dan cinta itu
sepeti modal awal ketika kita ingin membuat suatu karya besar demi almamater.
Mungkin banyak orang berfikir suatu perubahan bangsa bisa terjadi jika kita
masuk ke ranah pemerintahan atau dengan melakukan aksi turun jalan untuk
mendapatkan perubahan yang dicita-citakan. Padahal pada kenyataannya tidak harus
dengan turun ke area pemerintahan atau dengan aksi turun jalan. Suatu perubahan yang
dicita-citakan itu dapat dilakukan dengan berkarya. Ya, berkarya untuk almamater.
Bagaimana caranya berkarya untuk almamater ? Mulai dari belajar dengan giat,
mengasah keahlian di UKM, aktif mengikuti organisasi, menjadi delegasi kampus,
mengikuti perlombaan-perlombaan, dan lain sebagainya. Guru bahasa Mandarin saya
sewaktu SMA pernah berkata,
“Lakukan apa yang sesuai dengan keahlianmu, hal yang kamu sukai, apapun
itu. Tidak perlu menghindar atau bersembunyi jika keahlianmu tidak biasa. Jika itu
kamu lakukan, pasti akan menjadi hal yang besar.”
Memang benar, terkadang rasa malu -dalam hal ini kita anggap sebagai rasa
pesimis- menutupi potensi kita untuk berkarya. Ketika rasa pesimis muncul, potensi kita
untuk maju dan berkembang dalam berkarya akan mulai memudar. Lalu bagaimana
caranya agar kita tidak kalah dengan rasa tersebut ? Kuncinya satu, yaitu keyakinan.
Keyakinan akan menjadi tameng yang sangat kuat ketika kita diserang oleh rasa
pesimis. Kita harus menumbuhkan rasa yakin tersebut guna mencapai sesuatu yang
dicita-citakan. Keyakinan akan membantu usaha kita dalam berkarya dalam
membanggakan almamater kita.