1. Bagaimana Kita Bertanggungjawab ?
Oleh: Esa Karimatuz Zahara
Tidak apa-apa anda berasal dari arah yang salah.
Asalkan hari ini anda mengubah arahnya kearah yang benar.
Dan di masa depan anda tetap menjaga arahnya di jalan yang benar
tadi.
(Anonim)
Siapa yang tidak ingin masa depannya cerah ? tidak ada. Setiap manusia
pasti ingin masa depannya menjadi baik. Sebelum kita semua mencapai masa
depan itu pastilah sebelumnya kita bermimpi tentang hal itu terlebih dahulu.
Benar ? Bermimpi memang hak setiap manusia. Tetapi apa kita hanya akan
bermimpi saja tanpa melakukan hal-hal yang mendekatkan kita pada mimpi-
mimpi itu ? Tidak kan ? Seperti kutipan di atas, tidak apa-apa apabila di hari
kemarin kita melakukan suatu perbuatan yang salah, tidak apa-apa apabila kita
melakukan hal yang tidak berguna untuk diri sendiri terlebih untuk sesama kita.
asal hari ini dan hari esok kita bisa melakukan hal yang dapat memberi manfaat
kepada orang lain. Jika kita bermimpi kita harus bertanggungjawab terhadap
mimpi itu karena kita sudah berani memimpikannya. Nah, bagaimana kita bisa
bertanggungjawab atas mimpi yang kita mimpikan itu ?
Yang pertama adalah mendekatkan diri kita kepada mimpi kita itu.
Bagaimana cara kita mendekatkan diri kita kepada mimpi-mimpi kita ? Yaitu
dengan selalu memikirkan mimpi-mimpi itu. Tetapi apa cukup ita memikirkannya
saja ? Tidak. “Kalian harus membuat dreamboard kalian agar kalian selalu
mengingat mimpi kalian.” Seperti itu kata Bapak Happy Trenggono sewaktu
beliau mengisi acara tahunan sekolah saya dulu. Ya, dengan kita menulis, kita
akan bisa melihatnya kembali ketika kita lupa atau bahkan ketika kita sedang
tertimpa masalah. Dreamboard yang sudah kita buat itu pasti akan membuat kita
dekat kembali kepada mimpi besar kita.
2. Yang kedua, selain mendekatkan diri kita dengan mimpi kita, kita harus
berusaha dengan sungguh-sungguh. Percuma kan kalau kita sudah dekat tetapi
kita tidak memaksimalkan usaha kita itu ? Berusaha dengan sungguh-sungguh
merupakan satu aksi yang harus kita lakukan untuk mencapai mimpi kita. Rasa
ingin saja tidak cukup untuk menuju jalan yang kita inginkan. Misalnya kita ingin
menjadi dokter. Kita semua mengetahui bahwa untuk menjadi dokter kita harus
mengambil jurusan kedokteran yang saingannya jutaan manusia cerdas.
Bayangkan saja jika kita tidak mempersiapkan bekal terlebih dahulu untuk
menuju kesana. Pastilah kita akan mati ditengah jalan. Semua keinginan jika tidak
dibarengi dengan usaha pastilah sia-sia saja.
Dan yang terakhir adalah serahkan segala yang kita lakukan kepada
Penentu Takdir. Setelah kita berusaha, hendaknya kita selalu mendekatkan diri
kepada Tuhan dan yakin bahwa Tuhan akan memberikan yang terbaik untuk kita.
Tetapi apakah yang terbaik menurut Tuhan sama dengan yang kita inginkan ?
Hanya Tuhan yang mengetahuinya. Harapannya pasti yang akan Tuhan berikan
sesuai dengan apa yang kita inginkan. Tetapi jika tidak ? ya ikhlaskan. Yang
terpenting kita sudah berusaha untuk bertanggungjawab terhadap apa yang kita
impikan. Poinnya sekarang adalah selain berusaha sebaik yang kita bisa,
hendaknya kita juga menerima keputusan Tuhan. Berani bermimpi harus berani
bertanggungjawab untuk mewujudkannya dan tidak lupa untuk berpasrah diri
kepada Tuhan. Berdo’a tanpa berusaha adalah nol dan berusaha tanpa berdo’a
adalah sombong terhadap Tuhan. Percaya, Tuhan akan selalu menunjukkan
sesuatu yang baik pada saatnya.