SlideShare a Scribd company logo
1 of 48
Download to read offline
LOGIKA DAN PEMBUKTIAN-PEMBUKTIAN
1.1 Logika Proposisi
1.2 Penerapan Logika Proposisi
1.3 Ekuivalensi Proposisi
1.4 Predikat dan Kuantor
1.5 Kuantor Bersusun
Isnaendi Ruhyana
90115005
Magister Pengajaran Matematika
1. Logika Proposisi
Proposisi adalah kalimat yang memuat fakta
yang bernilai benar atau salah namun tidak
keduanya
Apa itu proposisi?
Berikut ini adalah contoh beberapa proposisi. Manakah proposisi
yang bernilai benar?
1. Jakarta adalah ibukota negara Indonesia
2. Bandung berada di provinsi Jawa Tengah
3. 1+1=2
4. 2+2=3
Proposisi 1 dan 3 bernilai benar sedangkan proposisi 2 dan 4
bernilai salah
Berikut ini adalah contoh beberapa kalimat yang bukan proposisi:
1. Pukul berapa sekarang?
2. Bacalah teks berikut dengan saksama!
3. x+1=2
4. x+y=z
Mengapa kalimat-kalimat tersebut bukan termasuk proposisi?
Kalimat 1 dan 2 bukan kalimat yang memuat fakta
Kalimat 3 dan 4 tidak dapat ditentukan benar atau salah
• Definisi 1
Misalkan p sebuah proposisi. Negasi p (dilambangkan dengan
¬p) adalah pernyataan “ tidak benar bahwa p”.
¬p dibaca bukan p
Nilai kebenaran ¬p bertentangan dengan nilai kebenaran p
Contoh :
Smartphone Vandana mempunyai memori ≥ 32 GB
Negasinya :
• Tidak benar bahwa smartphone Vandana
mempunyai memori paling sedikit 32 GB
• Smartphone Vandana tidak mempunyai memori
paling sedikit 32 GB
• Smartphone Vandana mempunyai memori < 32
GB
Nilai
Kebenaran
p dan ¬p
p ¬p
B S
S B
NEGASI
• Definisi 2
Misalkan p dan q proposisi. Konjungsi dari p dan q
(dilambangkan dengan p ᴧ q) bernilai benar apabila p dan q
keduanya benar.
Nilai Kebenaran
Konjungsi p dan q
p q p ᴧ q
B B B
B S S
S B S
S S S
Contoh :
Calon mahasiswa Pascasarjana ITB
dinyatakan diterima apabila nilai TPA ≥ 475
dan TOEFL ≥ 475
KONJUNGSI
DILARANG MEMBAWA
MAKANAN DAN MINUMAN
KE DALAM RUANGAN INI
• Definisi 3
Misalkan p dan q proposisi. Disjungsi p dan q (dilambangkan
dengan p v q) adalah proposisi p atau q. Nilai kebenaran
disjungsi p v q bernilai salah apabila p dan q keduanya salah.
Contoh :
Mahasiswa di ruangan ini gemar membaca atau
menulis.
Nilai Kebenaran
Disjungsi p dan q
p q p v q
B B B
B S B
S B B
S S S
DISJUNGSI
• Inclusive or dan exclusive or
• Contoh exclusive or :
Jenis kelamin manusia terdiri dari laki-laki atau perempuan.
Nilai Kebenaran
inclusive or
p q p v q
B B B
B S B
S B B
S S S
Nilai Kebenaran
exclusive or
p q 𝑝 ⊕ 𝑞
B B S
B S B
S B B
S S S
• Definisi 5
Misalkan p dan q proposisi.
Implikasi p→q adalah proposisi jika p maka q. Implikasi p→q
bernilai salah apabila p benar dan q salah.
p disebut sebagai hipotesis (premis) sedangkan q disebut
sebagai kesimpulan (konklusi)
Nilai Kebenaran
Implikasi p dan q
p q p → q
B B B
B S S
S B B
S S B
Contoh :
Jika saya rajin belajar maka saya akan
lulus ujian.
IMPLIKASI
• Konvers, Invers dan kontraposisi
Implikasi
𝑝 → 𝑞
Konvers
𝑞 → 𝑝
Invers
¬𝑝 → ¬𝑞
Kontraposisi
¬𝑞 → ¬𝑝
Bernilai salah untuk
p benar dan q salah
Bernilai salah untuk
¬p salah dan ¬q benar
Bernilai salah untuk
¬p benar dan ¬q salah
Bernilai salah untuk
p salah dan q benar
Kesimpulan:
p → q ≡ ¬q → ¬p
q → p ≡ ¬p → ¬q
• Definisi 6
Misalkan p dan q proposisi. Argumentasi biimplikasi dari p↔q
adalah proposisi p jika dan hanya jika q. Biimplikasi bernilai
benar ketika p dan q memiliki nilai kebenaran yang sama.
Nilai Kebenaran
Biimplikasi p dan q
p q p ↔ q
B B B
B S S
S B S
S S B
Contoh : Anda dapat naik pesawat jika dan
hanya jika sudah memiliki tiket.
BIIMPLIKASI
Komposisi majemuk adalah gabungan beberapa proposisi yang
dihubungkan dengan operator logika (¬, ˄, ˅, →, ↔). Contoh
komposisi majemuk p˄q, pvq, p→q, p↔q.
Precedence
(tingkat prioritas)
Operator Precedence
¬ 1
˄ 2
˅ 3
→ 4
↔ 5
KOMPOSISI MAJEMUK
Contoh:
Tentukan nilai kebenaran (p v ¬q) → (p˄q)
menggunakan tabel kebenaran!
p q ¬q p v ¬q p˄q (p v ¬q) → (p˄q)
B B S B B B
B S B B S S
S B S S S B
S S B B S S
p q p˄q p v q p⊕q
1 1 1 1 0
1 0 0 1 1
0 1 0 1 1
0 0 0 0 0
BIT OPERATION
Nilai kebenaran dalam logika dapat diterjemahkan dalam bentuk bit sehingga
dapat diterjemahkan oleh komputer. Jika suatu proposisi benar maka bernilai
1, jika salah bernilai 0. Perhatikan tabel kebenaran berikut untuk dapat
memahami penggunaan bit oleh komputer.
1.2 Penerapan Logika Proposisi
Logika banyak digunakan dalam berbagai ilmu
seperti matematika, sains komputasi.
Mengapa bahasa dalam bentuk logika banyak digunakan?
Pernyataan-pernyataan dalam matematika, sains dan bahasa
umum sering tidak tepat atau ambigu (bermakna ganda). Oleh
karena itu perlu digunakan bahasa logika untuk
menghilangkan ambiguitas tersebut.
Spesifikasi Sistem
Teka-teki Logika
Logic Circuit
1.3 Ekuivalensi Proposisi
• Definisi 1
Proposisi majemuk yang selalu benar apapun nilai kebenaran
variabelnya disebut tautologi. Proposisi majemuk yang selalu
salah disebut kontradiksi. Proposisi majemuk yang tidak
termasuk tautologi dan kontradiksi disebut kontingensi.
p ¬p p v ¬p p ˄ ¬p p → ¬p
B S B S S
S B B S B
Tautologi Kontradiksi Kontingensi
Tautologi, Kontradiksi, dan Kontingensi
• Definisi 2
Proposisi majemuk p dan q disebut ekuivalen jika p↔q
merupakan tautologi. Notasi p ≡ q menunjukkan bahwa p dan q
ekuivalen.
Ekuivalensi Logika
p q p v q ¬(p v q) ¬p ¬q ¬p ˄ ¬q
¬(p v q) ↔ (¬p ˄ ¬q)
B B B S S S S B
B S B S S B S B
S B B S B S S B
S S S B B B B B
Contoh :
Tunjukkan bahwa ¬(p v (¬p ˄ q)) dan ¬p ˄ ¬q ekuivalen
menggunakan hukum-hukum yang ada pada tabel 6!
Proposisi yang satisfiable
Proposisi majemuk disebut satisfiable jika terdapat satu
penugasan nilai kebenaran variabel-variabelnya sehingga
proposisi itu bernilai benar. Jika tidak ada penugasan yang
membuat proposisi itu benar maka disebut unsatisfiable.
Contoh :
Tentukan apakah setiap gabungan proposisi berikut satisfiable!
a. (p v ¬q) ˄ (q v ¬r) ˄ (r v ¬p)
b. (p v q v r) ˄ (¬p v ¬q v ¬r) dan
c. (p v ¬q) ˄ (q v ¬r) ˄ (r v ¬p) ˄ (p v q v r) ˄ (¬p v ¬q v ¬r)
a. (p v ¬q) ˄ (q v ¬r) ˄ (r v ¬p) bernilai benar apabila p,q,r memiliki nilai
kebenaran yang sama. Jadi, (p v ¬q) ˄ (q v ¬r) ˄ (r v ¬p) satisfiable
karena terdapat satu penugasan yang membuat proposisi itu benar.
b. (p v q v r) ˄ (¬p v ¬q v ¬r) bernilai benar apabila terdapat salah satu
dari p,q,r bernilai benar dan terdapat salah satu dari p,q,r bernilai salah.
Jadi (p v q v r) ˄ (¬p v ¬q v ¬r) satisfiable karena terdapat satu
penugasan yang membuat proposisi itu bernilai benar.
c. (p v ¬q) ˄ (q v ¬r) ˄ (r v ¬p) bernilai benar apabila p,q,r memiliki nilai
kebenaran yang sama, sedangkan (p v q v r) ˄ (¬p v ¬q v ¬r) bernilai
benar apabila terdapat salah satu dari p,q,r bernilai benar dan terdapat
salah satu dari p,q,r bernilai salah. Terdapat kontradiksi pada nilai p,q,r.
Jadi (p v ¬q) ˄ (q v ¬r) ˄ (r v ¬p) ˄ (p v q v r) ˄ (¬p v ¬q v ¬r)
unsatisfiable karena tidak terdapat penugasan yang membuat proposisi itu
bernilai benar.
Contoh Penerapan Satisfiable
Contoh penerapan satisfiable terdapat pada salah satu game logika
bernama sudoku. Untuk memahami tentang game sudoku,
perhatikan video berikut!
1.4 Predikat dan Kuantor
Predikat
x > 3
Subjek Predikat
P(x) = x > 3
Fungsi Proposisi
Contoh :
Misalkan Q(x,y) menyatakan pernyatan “x=y+3”. Tentukan
nilai kebenaran dari proposisi Q(1,2) dan Q(3,0)!
Untuk menguji Q(1,2) substitusikan x=1 dan y=2 ke pernyataan
Q(x,y).
Karena Q(1,2) menyatakan “1=2+3” maka Q(1,2) bernilai salah.
Karena Q(3,0) menyatakan “3=0+3” maka Q(3,0) bernilai benar.
Kuantor
Ketika variabel-variabel yang ada di fungsi proposisi
menghasilkan beberapa nilai, proposisinya mempunyai
beberapa nilai kebenaran. Untuk menyatakan nilai
kebenaran dari fungsi proposisi ini digunakan konsep
kuantifikasi. Kuantifikasi menyatakan predikat mana yang
benar dari elemen hasil. Kita akan fokus membahas dua
jenis kuantor. Kuantor universal yang menyatakan predikat
benar untuk setiap elemen yang memenuhi. Kuantor
eksistensial menyatakan terdapat satu atau lebih elemen
yang memenuhi yang membuat predikat menjadi benar.
Kuantor Universal
Definisi 1
Kuantor universal dari P(x) adalah pernyataan
“P(x) untuk semua nilai x yang ada di domain”
Notasi ∀ xP(x) menyatakan kuantor universal P(x). ∀
melambangkan kuantor universal. ∀ xP(x) dibaca untuk
semua x P(x)” atau untuk setiap x P(x).” Sebuah elemen
yang membuat P(x) salah disebut contoh penyangkal dari
∀xP(x).
Contoh 1 :
Misalkan P(x) adalah pernyataan “x+1>x” Apakah nilai kebenaran kuantor
∀xP(x) dengan domain terdiri dari semua bilangan real?
Karena P(x) benar untuk semua bilangan real x, maka kuantor ∀xP(x)
benar.
Contoh 2 :
Misalkan Q(x) adalah pernyataan “x < 2” Apakah nilai kebenaran
kuantor ∀xQ(x) dengan domain terdiri dari semua bilangan real?
Q(x) tidak benar untuk semua bilangan real x karena Q(3) bernilai salah.
Jadi x=3 merupakan contoh penyangkal untuk pernyataan ∀xQ(x)
sehingga ∀xQ(x) bernilai salah.
Mencari contoh penyangkal untuk kuantor universal penting dalam
pembelajaran matematika. Ketika semua elemen domain dituliskan
sebagai 𝑥1, 𝑥2, ...., 𝑥 𝑛, maka ∀xP(x) sama dengan konjugasi P(𝑥1) ˄
P(𝑥2) ˄ … ˄ P(𝑥 𝑛). Konjugasi bernilai benar jika dan hanya jika P(𝑥1),
P(𝑥2), … . ,P(𝑥 𝑛) semua benar.
Kuantor Eksistensial
Definisi 2
Kuantor eksistensial dari P(x) adalah proposisi
“Terdapat sebuah elemen x di domain sehingga P(x)”
Notasi ∃xP(x) untuk menyatakan kuantor eksistensial dari
P(x). ∃ disebut kuantor eksistensial.
Contoh 1 :
Misalkan P(x) menyatakan “x > 3” Apakah nilai kebenaran dari ∃xP(x)
dengan domain terdiri dari semua bilangan real?
Karena x>3 bernilai benar untuk nilai x tertentu seperti x=4, maka ∃xP(x)
benar.
Contoh 2 :
Misalkan Q(x) menyatakan “x=x+1”. Apakah nilai kebenaran ∃xQ(x)
dengan domain terdiri dari semua bilangan real?
Karena Q(x) bernilai salah untuk setiap bilangan real x, kuantor
eksistensial ∃xQ(x) salah.
Ketika semua elemen domain dituliskan sebagai 𝑥1, 𝑥2, ...., 𝑥 𝑛, kuantor
eksistensial ∃xP(x) sama dengan disjungsi P(𝑥1) v P(𝑥2) v ... v P(𝑥 𝑛).
Disjungsi bernilai benar jika dan hanya jika salah satu dari P(𝑥1),
P(𝑥2), … . ,P(𝑥 𝑛) benar.
Kuantor
Pernyataan Kapan bernilai benar? Kapan bernilai salah?
∀xP(x) P(x) benar untuk setiap x Terdapat satu x yang
membuat P(x) salah
∃xP(x) Terdapat satu x yang
membuat P(x) benar
P(x) salah untuk setiap
x
Kuantor yang Bersifat Unik
Kita telah mempelajari kuantor universal dan kuantor
eksistensial. Terdapat kuantor bersifat unik yang
dilambangkan ∃! yang dapat dinyatakan dengan “terdapat
tepat sebuah x yang membuat P(x) benar.
Contoh: ∃!x(x-1=0). Nilai x yang memenuhi hanya x=1.
Kuantor Dengan Domain Terbatas
Apa maksud dari pernyataan ∀x<0 (𝑥2
>0), ∀y ≠0 (𝑦3
≠0),
dan ∃z>0 (𝑧2
=2) dengan domain terdiri dari bilangan real?
Pernyataan ∀x<0 (𝑥2
>0) menyatakan bahwa untuk setiap
bilangan real x dengan x<0, 𝑥2
>0. Dengan kata lain,
“kuadrat dari bilangan real negatif adalah positif.
Pernyataan ini sama dengan ∀x(x<0 → 𝑥2
>0)
Pernyataan ∀y ≠ 0 ( 𝑦3 ≠ 0) menyatakan bahwa untuk
setiap bilangan real y dengan y≠0, berlaku 𝑦3
≠0. Dengan
kata lain, “pangkat tiga dari setiap bilangan real tak nol
adalah bilangan tak nol.” Pernyataan ini sama dengan
∀y(y ≠0 → 𝑦3
≠0).
Pernyataan ∃z >0 ( 𝑧2
=2) menyatakan bahwa terdapat
sebuah bilangan real z dengan z>0, sehingga 𝑧2
=2.
Dengan kata lain, “terdapat akar 2 positif.” Pernyataan ini
sama dengan ∃z(z > 0 ˄ 𝑧2
=2)
Precedence (prioritas) Kuantor
Kuantor ∀ dan ∃ mempunyai prioritas tertinggi daripada semua operator
logika berdasarkan kalkulus proposisi. Misalkan ∀xP(x) v Q(x) adalah
disjungsi antara ∀xP(x) dan Q(x). Dengan kata lain, (∀xP(x)) v Q(x), bukan
∀x (P(x) v Q(x))
Variabel Terikat
Ketika sebuah kuantor digunakan untuk variabel x, maka dapat dikatakan
variabel ini terbatas. Variabel yang tidak terikat oleh kuantor atau dibuat
sama dengan nilai tertentu disebut variabel bebas.
Contoh : ∃x(x+y=1). Variabel x terikat pada kuantor ∃x, tetapi y adalah
variabel bebas karena tidak terikat kuantor dan tidak nilai yang membatasi
varibel ini.
Logika Ekuivalen yang Mengandung Kuantor
Pernyataan yang mengandung predikat dan kuantor termasuk logika
ekuivalen jika dan hanya jika mereka memiliki nilai kebenaran yang sama,
tidak masalah predikat mana yang disubtitusikan ke pernyataan ini dan
domain mana yang digunakan untuk variabel pada fungsi proposisi. Kita
gunakan notasi S ≡ T untuk menyatakan dua pernyataan S dan T yang
mengandung predikat dan kuantor adalah logika ekuivalen.
Contoh:
Tunjukkan bahwa ∀x(P(x) ˄ Q(x)) dan ∀xP(x) ˄ ∀xQ(x) logika ekuivalen.
Misalkan kita memiliki predikat P dan Q dengan domain yang sama. Kita
tunjukkan dengan dua cara yaitu jika ∀x(P(x) ˄ Q(x)) benar maka ∀xP(x) ˄
∀xQ(x) benar. Lalu jika ∀xP(x) ˄ ∀xQ(x) benar maka ∀x(P(x) ˄ Q(x))
benar.
Misalkan ∀x(P(x) ˄ Q(x)) benar, berarti jika a di domain maka P(a) ˄ Q(a)
benar. Jadi P(a) benar dan Q(a) benar. Karena P(a) benar Q(a) benar
untuk setiap elemen domain, dapat disimpulkan ∀xP(x) ˄ ∀xQ(x) benar.
Kemudian misalkan ∀xP(x) ˄ ∀xQ(x) benar, berarti ∀xP(x) benar dan
∀xQ(x) benar. Karena a ada di domain maka P(a) benar dan Q(a) benar.
Jadi untuk semua a, P(a) ˄ Q(a) benar maka ∀x(P(x) ˄ Q(x)) benar.
Dengan demikian ∀x(P(x) ˄ Q(x)) ≡ ∀xP(x) ˄ ∀xQ(x).
Negasi Pernyataan Berkuantor
Untuk memahami bentuk negasi dari pernyataan berkuantor, coba pahami
contoh berikut.
Contoh :
Semua mahasiswa di kelas ini telah mengikuti mata kuliah kalkulus.
Jika kita tuliskan bentuk kuantornya menjadi ∀xP(x) dengan P(x) adalah
pernyataan x telah mengikuti mata kuliah kalkulus dan domain x adalah
mahasiswa di kelas ini. Negasi dari pernyataan tersebut adalah “Tidak
benar bahwa semua mahasiswa di kelas ini telah mengikuti mata kuliah
kalkulus. Dengan kata lain terdapat mahasiswa di kelas ini yang belum
mengikuti mata kuliah kalkulus. Pernyataan ini adalah bentuk dari kuantor
∃x¬P(x). Dengan demikian, ¬∀xP(x) ≡ ∃x¬P(x).
Contoh Penerapan Kuantor dari Lewis Carroll
Semua singa adalah hewan buas
Beberapa singa tidak minum kopi
Beberapa hewan buas tidak minum kopi
Misalkan :
p : x adalah singa
q : x adalah hewan buas
r : x minum kopi
∀x(P(x) → Q(x))
∃x(P(x) ˄ ¬R(x))
∃x(Q(x) ˄ ¬R(x))
1.5 Kuantor Bersusun
Setelah mempelajari beberapa macam kuantor pada sesi 1.4, kita akan
belajar tentang kuantor bersusun. Kuantor bersusun banyak digunakan
dalam pernyataan matematika. Konsep-konsep kuantor yang telah kita
pelajari pada sesi 1.4 merupakan dasar untuk memahami konsep
kuantor bersusun.
Memahami Kalimat yang Mengandung Kuantor Bersusun
Perhatikan contoh-contoh penggunaan kuantor bersusun pada
pernyataan matematika berikut!
Asumsikan domain x dan y adalah bilangan real
Urutan Kuantor-Kuantor
Misalkan Q(x,y) menyatakan “x+y=0”. Bagaimana nilai kebenaran kuantor
bersusun ∃y∀xQ(x,y) dan ∀x∃yQ(x,y)?
∃y∀xQ(x,y) menyatakan bahwa terdapat bilangan real y sehingga untuk
setiap bilangan real x berlaku Q(x,y). Berapapun nilai y yang dipilih maka
terdapat satu nilai x yang memenuhi x+y=0. Karena tidak ada bilangan
real y yang dapat memenuhi x+y=0 untuk setiap bilangan real x maka
pernyataan ∃y∀xQ(x,y) salah.
∀x∃yQ(x,y) menyatakan bahwa untuk setiap bilangan real x maka
terdapat bilangan real y berlaku Q(x,y). Diberikan sebuah bilangan real x
maka terdapat satu bilangan real y sehingga berlaku x+y=0. Nilai y = -x.
Dengan demikian ∀x∃yQ(x,y) benar
Berdasarkan contoh ini maka dapat dilihat bahwa ∃y∀xQ(x,y)
dan ∀x∃yQ(x,y) tidak ekuivalen.
Menerjemahkan Pernyataan Matematika ke Dalam Pernyataan yang
Mengandung Kuantor Bersusun.
Gunakan kuantor untuk menyatakan definisi limit fungsi bernilai real f(x) dari
variabel real x pada titik a di domain!
Definisi lim
𝑥→𝑎
𝑓(𝑥) = L adalah untuk setiap bilangan real 𝜀>0 terdapat bilangan
real 𝛿>0 sehingga 𝑓 𝑥 − 𝐿 < 𝜀 apabila 0< 𝑥 − 𝑎 <𝛿 .
Bentuk kuantornya adalah ∀𝜀∃𝛿∀𝑥(0< 𝑥 − 𝑎 <𝛿 → 𝑓 𝑥 − 𝐿 < 𝜀).
Dapat pula ditulis sebagai ∀𝜀 > 0∃𝛿 > 0∀𝑥(0< 𝑥 − 𝑎 <𝛿 → 𝑓 𝑥 − 𝐿 < 𝜀).
Menerjemahkan Kuantor Bersusun ke Kalimat Biasa
Terjemahkan kuantor bersusun berikut
C(x) menyatakan “x mempunyai komputer”
F(x,y) menyatakan “x dan y adalah teman”
Domain x dan y adalah siswa di sekolahmu
Makna dari kuantor tersebut adalah untuk setiap siswa x di
sekolahmu, x mempunyai komputer atau terdapat siswa y
sehingga y mempunyai komputer dan x dan y berteman.
Dengan kata lain, setiap siswa di sekolahmu mempunyai
komputer atau punya teman yang mempunyai komputer.
Menerjemahkan Kalimat Biasa ke Kalimat Logika
Tuliskan pernyataan berikut ke dalam kalimat logika berkuantor!
Jika seseorang adalah wanita dan merupakan orang tua, maka orang ini
adalah ibu dari seseorang
Pernyataan tersebut dapat ditulis sebagai “Untuk setiap orang x, jika orang
x adalah wanita dan merupakan orang tua,maka terdapat orang y
sedemikian sehingga x adalah ibu dari y.
F(x) menyatakan x adalah wanita
P(x) menyatakan x adalah orang tua
M(x,y) menyatakan x adalah ibu dari y
Pernyataan tersebut menjadi ∀x((F(x) ˄ P(x)) → ∃yM(x,y)
Dapat pula ditulis sebagai ∀x∃y ((F(x) ˄ P(x)) → M(x,y))
Negasi Kuantor Bersusun
Gunakan kuantor dan predikat untuk menyatakan bahwa lim
𝑥→𝑎
𝑓(𝑥) tidak ada
untuk f(x) fungsi bernilai real dari variabel real x dan a di domain.
Karena lim
𝑥→𝑎
𝑓(𝑥) tidak ada maka lim
𝑥→𝑎
𝑓(𝑥) ≠ L.
Kita gunakan contoh sebelumnya tentang definisi limit.
¬∀𝜀 > 0∃𝛿 > 0∀𝑥(0< 𝑥 − 𝑎 <𝛿 → 𝑓 𝑥 − 𝐿 < 𝜀).
TERIMA KASIH
ATAS
PERHATIANNYA
SOAL-SOAL LATIHAN
Exercise 1.1 nomor 15, 27, dan 32 (hal. 14-15)
Exercise 1.2 nomor 11, 20, dan 41 (hal. 23-24)
Exercise 1.3 nomor 11, 22, dan 61 (hal. 35-36)
Exercise 1.4 nomor 7, 14, dan 34 (hal. 53-55),
Exercise 1.5 nomor 1, 19, 31 (hal. 64-67)

More Related Content

What's hot

Matematika Diskrit Relasi Rekursif
Matematika Diskrit Relasi RekursifMatematika Diskrit Relasi Rekursif
Matematika Diskrit Relasi RekursifAyuk Wulandari
 
Graf ( Matematika Diskrit)
Graf ( Matematika Diskrit)Graf ( Matematika Diskrit)
Graf ( Matematika Diskrit)zachrison htg
 
Metode dan Strategi Pembuktian
Metode dan Strategi PembuktianMetode dan Strategi Pembuktian
Metode dan Strategi PembuktianHeni Widayani
 
Vektor, Aljabar Linier
Vektor, Aljabar LinierVektor, Aljabar Linier
Vektor, Aljabar LinierSartiniNuha
 
BAB 2 : KALIMAT BERKUANTOR
BAB 2 : KALIMAT BERKUANTORBAB 2 : KALIMAT BERKUANTOR
BAB 2 : KALIMAT BERKUANTORMustahal SSi
 
Relasi dan Hasil Kali Cartesius
Relasi dan Hasil Kali CartesiusRelasi dan Hasil Kali Cartesius
Relasi dan Hasil Kali CartesiusEman Mendrofa
 
ALJABAR LINEAR ELEMENTER
ALJABAR LINEAR ELEMENTERALJABAR LINEAR ELEMENTER
ALJABAR LINEAR ELEMENTERMella Imelda
 
Ruang Hasil kali Dalam ( Aljabar Linear Elementer )
Ruang Hasil kali Dalam ( Aljabar Linear Elementer )Ruang Hasil kali Dalam ( Aljabar Linear Elementer )
Ruang Hasil kali Dalam ( Aljabar Linear Elementer )Kelinci Coklat
 
Matematika Diskrit kombinatorial
Matematika Diskrit  kombinatorialMatematika Diskrit  kombinatorial
Matematika Diskrit kombinatorialSiti Khotijah
 
Bab2 peubah-acak-dan-distribusi-peluang
Bab2 peubah-acak-dan-distribusi-peluangBab2 peubah-acak-dan-distribusi-peluang
Bab2 peubah-acak-dan-distribusi-peluangArif Windiargo
 
Proposisi Logika Informatika
Proposisi Logika InformatikaProposisi Logika Informatika
Proposisi Logika InformatikaDeviGayatri
 
Kuantor dan Validitas Pembuktian
Kuantor dan Validitas PembuktianKuantor dan Validitas Pembuktian
Kuantor dan Validitas PembuktianEman Mendrofa
 
Bab 2 logika predikat ta 2019
Bab 2 logika predikat ta 2019Bab 2 logika predikat ta 2019
Bab 2 logika predikat ta 2019Sukma Puspitorini
 
Metode pembuktian matematika
Metode pembuktian matematikaMetode pembuktian matematika
Metode pembuktian matematikaDidik Sadianto
 
Pertemuan 3 relasi & fungsi
Pertemuan 3 relasi & fungsiPertemuan 3 relasi & fungsi
Pertemuan 3 relasi & fungsiaansyahrial
 
Peubah acak diskrit dan kontinu
Peubah acak diskrit dan kontinuPeubah acak diskrit dan kontinu
Peubah acak diskrit dan kontinuAnderzend Awuy
 

What's hot (20)

Bab 3 logika matematika
Bab 3 logika matematikaBab 3 logika matematika
Bab 3 logika matematika
 
Matematika Diskrit Relasi Rekursif
Matematika Diskrit Relasi RekursifMatematika Diskrit Relasi Rekursif
Matematika Diskrit Relasi Rekursif
 
Graf ( Matematika Diskrit)
Graf ( Matematika Diskrit)Graf ( Matematika Diskrit)
Graf ( Matematika Diskrit)
 
Metode dan Strategi Pembuktian
Metode dan Strategi PembuktianMetode dan Strategi Pembuktian
Metode dan Strategi Pembuktian
 
Modul 3 kongruensi
Modul 3   kongruensiModul 3   kongruensi
Modul 3 kongruensi
 
Vektor, Aljabar Linier
Vektor, Aljabar LinierVektor, Aljabar Linier
Vektor, Aljabar Linier
 
BAB 2 : KALIMAT BERKUANTOR
BAB 2 : KALIMAT BERKUANTORBAB 2 : KALIMAT BERKUANTOR
BAB 2 : KALIMAT BERKUANTOR
 
02.logika
02.logika02.logika
02.logika
 
Relasi dan Hasil Kali Cartesius
Relasi dan Hasil Kali CartesiusRelasi dan Hasil Kali Cartesius
Relasi dan Hasil Kali Cartesius
 
ALJABAR LINEAR ELEMENTER
ALJABAR LINEAR ELEMENTERALJABAR LINEAR ELEMENTER
ALJABAR LINEAR ELEMENTER
 
Turunan Fungsi Kompleks
Turunan Fungsi KompleksTurunan Fungsi Kompleks
Turunan Fungsi Kompleks
 
Ruang Hasil kali Dalam ( Aljabar Linear Elementer )
Ruang Hasil kali Dalam ( Aljabar Linear Elementer )Ruang Hasil kali Dalam ( Aljabar Linear Elementer )
Ruang Hasil kali Dalam ( Aljabar Linear Elementer )
 
Matematika Diskrit kombinatorial
Matematika Diskrit  kombinatorialMatematika Diskrit  kombinatorial
Matematika Diskrit kombinatorial
 
Bab2 peubah-acak-dan-distribusi-peluang
Bab2 peubah-acak-dan-distribusi-peluangBab2 peubah-acak-dan-distribusi-peluang
Bab2 peubah-acak-dan-distribusi-peluang
 
Proposisi Logika Informatika
Proposisi Logika InformatikaProposisi Logika Informatika
Proposisi Logika Informatika
 
Kuantor dan Validitas Pembuktian
Kuantor dan Validitas PembuktianKuantor dan Validitas Pembuktian
Kuantor dan Validitas Pembuktian
 
Bab 2 logika predikat ta 2019
Bab 2 logika predikat ta 2019Bab 2 logika predikat ta 2019
Bab 2 logika predikat ta 2019
 
Metode pembuktian matematika
Metode pembuktian matematikaMetode pembuktian matematika
Metode pembuktian matematika
 
Pertemuan 3 relasi & fungsi
Pertemuan 3 relasi & fungsiPertemuan 3 relasi & fungsi
Pertemuan 3 relasi & fungsi
 
Peubah acak diskrit dan kontinu
Peubah acak diskrit dan kontinuPeubah acak diskrit dan kontinu
Peubah acak diskrit dan kontinu
 

Similar to Logika dan Pembuktian

Logika Matematika, Fungsi dan Fungsi Invers
Logika Matematika, Fungsi dan Fungsi InversLogika Matematika, Fungsi dan Fungsi Invers
Logika Matematika, Fungsi dan Fungsi InversIkak Waysta
 
KAPITA SELEKTA MATEMATIKA
KAPITA SELEKTA MATEMATIKAKAPITA SELEKTA MATEMATIKA
KAPITA SELEKTA MATEMATIKANety24
 
powerpoint logika matematika
powerpoint logika matematikapowerpoint logika matematika
powerpoint logika matematikaSuryo Wedo Susilo
 
Aamg01 logika-informatika-pendahuluan-burke-daliyo-0708
Aamg01 logika-informatika-pendahuluan-burke-daliyo-0708Aamg01 logika-informatika-pendahuluan-burke-daliyo-0708
Aamg01 logika-informatika-pendahuluan-burke-daliyo-0708Nurul Mocymocy Nacava
 
Matdis-logika matematika
Matdis-logika matematikaMatdis-logika matematika
Matdis-logika matematikaCeria Agnantria
 
Diskrit 1 1 teori dasar logika lanjutan
Diskrit 1 1 teori dasar logika lanjutanDiskrit 1 1 teori dasar logika lanjutan
Diskrit 1 1 teori dasar logika lanjutanfitri mhey
 
Modul matematika Mahasiswa Pendidikan Matematika Universitas Sriwijaya 2015
Modul matematika Mahasiswa Pendidikan Matematika Universitas Sriwijaya 2015Modul matematika Mahasiswa Pendidikan Matematika Universitas Sriwijaya 2015
Modul matematika Mahasiswa Pendidikan Matematika Universitas Sriwijaya 2015Bella Timorti
 
Bab_3_Log_If_Logical_Entailment.pptx
Bab_3_Log_If_Logical_Entailment.pptxBab_3_Log_If_Logical_Entailment.pptx
Bab_3_Log_If_Logical_Entailment.pptx2300018289
 
Kuliah1 0809
Kuliah1 0809Kuliah1 0809
Kuliah1 0809nilahafni
 
Kuliah1 0809
Kuliah1 0809Kuliah1 0809
Kuliah1 0809nilahafni
 
Pengantar dasar matematika2
 Pengantar dasar matematika2 Pengantar dasar matematika2
Pengantar dasar matematika2Gerrard Making
 

Similar to Logika dan Pembuktian (20)

Matematika Diskrit
Matematika DiskritMatematika Diskrit
Matematika Diskrit
 
5. Proposisi.pdf
5. Proposisi.pdf5. Proposisi.pdf
5. Proposisi.pdf
 
Logika Matematika, Fungsi dan Fungsi Invers
Logika Matematika, Fungsi dan Fungsi InversLogika Matematika, Fungsi dan Fungsi Invers
Logika Matematika, Fungsi dan Fungsi Invers
 
Logika matematika
Logika matematikaLogika matematika
Logika matematika
 
Logika
LogikaLogika
Logika
 
KAPITA SELEKTA MATEMATIKA
KAPITA SELEKTA MATEMATIKAKAPITA SELEKTA MATEMATIKA
KAPITA SELEKTA MATEMATIKA
 
powerpoint logika matematika
powerpoint logika matematikapowerpoint logika matematika
powerpoint logika matematika
 
Matematika diskrit
Matematika diskritMatematika diskrit
Matematika diskrit
 
Aamg01 logika-informatika-pendahuluan-burke-daliyo-0708
Aamg01 logika-informatika-pendahuluan-burke-daliyo-0708Aamg01 logika-informatika-pendahuluan-burke-daliyo-0708
Aamg01 logika-informatika-pendahuluan-burke-daliyo-0708
 
Logika
LogikaLogika
Logika
 
Matdis-logika matematika
Matdis-logika matematikaMatdis-logika matematika
Matdis-logika matematika
 
Diskrit 1 1 teori dasar logika lanjutan
Diskrit 1 1 teori dasar logika lanjutanDiskrit 1 1 teori dasar logika lanjutan
Diskrit 1 1 teori dasar logika lanjutan
 
Matematika-Logika revisi
Matematika-Logika revisiMatematika-Logika revisi
Matematika-Logika revisi
 
Modul matematika Mahasiswa Pendidikan Matematika Universitas Sriwijaya 2015
Modul matematika Mahasiswa Pendidikan Matematika Universitas Sriwijaya 2015Modul matematika Mahasiswa Pendidikan Matematika Universitas Sriwijaya 2015
Modul matematika Mahasiswa Pendidikan Matematika Universitas Sriwijaya 2015
 
Bab_3_Log_If_Logical_Entailment.pptx
Bab_3_Log_If_Logical_Entailment.pptxBab_3_Log_If_Logical_Entailment.pptx
Bab_3_Log_If_Logical_Entailment.pptx
 
Kuliah1 0809
Kuliah1 0809Kuliah1 0809
Kuliah1 0809
 
Kuliah1 0809
Kuliah1 0809Kuliah1 0809
Kuliah1 0809
 
Diskret II Logika
Diskret II LogikaDiskret II Logika
Diskret II Logika
 
Pengantar dasar matematika2
 Pengantar dasar matematika2 Pengantar dasar matematika2
Pengantar dasar matematika2
 
Mathematicallogic
MathematicallogicMathematicallogic
Mathematicallogic
 

More from Fahrul Usman

The Concept Marketing Mix
The Concept Marketing MixThe Concept Marketing Mix
The Concept Marketing MixFahrul Usman
 
Structural equation modeling
Structural equation modelingStructural equation modeling
Structural equation modelingFahrul Usman
 
Skala Instrumen Penelitian
Skala Instrumen PenelitianSkala Instrumen Penelitian
Skala Instrumen PenelitianFahrul Usman
 
Rancangan Pengajaran Matematika Berbasis Problem Solving
Rancangan Pengajaran Matematika Berbasis Problem Solving Rancangan Pengajaran Matematika Berbasis Problem Solving
Rancangan Pengajaran Matematika Berbasis Problem Solving Fahrul Usman
 
Poster Persamaan Linear Dua Variabel
Poster Persamaan Linear Dua VariabelPoster Persamaan Linear Dua Variabel
Poster Persamaan Linear Dua VariabelFahrul Usman
 
Permutasi dan Kombinasi
Permutasi dan KombinasiPermutasi dan Kombinasi
Permutasi dan KombinasiFahrul Usman
 
Teknik Counting Lanjut 1
Teknik Counting Lanjut 1Teknik Counting Lanjut 1
Teknik Counting Lanjut 1Fahrul Usman
 
Aturan Inferensi dan Metode Pembuktian
Aturan Inferensi dan Metode PembuktianAturan Inferensi dan Metode Pembuktian
Aturan Inferensi dan Metode PembuktianFahrul Usman
 
Penerapan Analisis Regresi Berganda
Penerapan Analisis Regresi BergandaPenerapan Analisis Regresi Berganda
Penerapan Analisis Regresi BergandaFahrul Usman
 
Rancangan Pembelajaran SPLDV
Rancangan Pembelajaran SPLDVRancangan Pembelajaran SPLDV
Rancangan Pembelajaran SPLDVFahrul Usman
 
Regresi Non Linear
Regresi Non LinearRegresi Non Linear
Regresi Non LinearFahrul Usman
 
NCTM, TIMSS, PISA, and Adding It Up
NCTM, TIMSS, PISA, and Adding It UpNCTM, TIMSS, PISA, and Adding It Up
NCTM, TIMSS, PISA, and Adding It UpFahrul Usman
 
Poster Sistem Persamaan Linear Dua Variabel
Poster Sistem Persamaan Linear Dua Variabel Poster Sistem Persamaan Linear Dua Variabel
Poster Sistem Persamaan Linear Dua Variabel Fahrul Usman
 
Slide Komunikasi Interpersonal Guru Terhadap Minat Belajar Matematika
Slide Komunikasi Interpersonal Guru Terhadap Minat Belajar MatematikaSlide Komunikasi Interpersonal Guru Terhadap Minat Belajar Matematika
Slide Komunikasi Interpersonal Guru Terhadap Minat Belajar MatematikaFahrul Usman
 
Komunikasi Interpersonal Guru
Komunikasi Interpersonal GuruKomunikasi Interpersonal Guru
Komunikasi Interpersonal GuruFahrul Usman
 
Discrete Mathematics & Its Applications (Graphs)
Discrete Mathematics & Its Applications (Graphs)Discrete Mathematics & Its Applications (Graphs)
Discrete Mathematics & Its Applications (Graphs)Fahrul Usman
 

More from Fahrul Usman (20)

The Concept Marketing Mix
The Concept Marketing MixThe Concept Marketing Mix
The Concept Marketing Mix
 
Bauran Pemasaran
Bauran PemasaranBauran Pemasaran
Bauran Pemasaran
 
Structural equation modeling
Structural equation modelingStructural equation modeling
Structural equation modeling
 
Skala Instrumen Penelitian
Skala Instrumen PenelitianSkala Instrumen Penelitian
Skala Instrumen Penelitian
 
Rancangan Pengajaran Matematika Berbasis Problem Solving
Rancangan Pengajaran Matematika Berbasis Problem Solving Rancangan Pengajaran Matematika Berbasis Problem Solving
Rancangan Pengajaran Matematika Berbasis Problem Solving
 
Poster Persamaan Linear Dua Variabel
Poster Persamaan Linear Dua VariabelPoster Persamaan Linear Dua Variabel
Poster Persamaan Linear Dua Variabel
 
Permutasi dan Kombinasi
Permutasi dan KombinasiPermutasi dan Kombinasi
Permutasi dan Kombinasi
 
Rekursi
Rekursi Rekursi
Rekursi
 
Teknik Counting 2
Teknik Counting 2Teknik Counting 2
Teknik Counting 2
 
Teknik Counting Lanjut 1
Teknik Counting Lanjut 1Teknik Counting Lanjut 1
Teknik Counting Lanjut 1
 
Basic Counting
Basic CountingBasic Counting
Basic Counting
 
Aturan Inferensi dan Metode Pembuktian
Aturan Inferensi dan Metode PembuktianAturan Inferensi dan Metode Pembuktian
Aturan Inferensi dan Metode Pembuktian
 
Penerapan Analisis Regresi Berganda
Penerapan Analisis Regresi BergandaPenerapan Analisis Regresi Berganda
Penerapan Analisis Regresi Berganda
 
Rancangan Pembelajaran SPLDV
Rancangan Pembelajaran SPLDVRancangan Pembelajaran SPLDV
Rancangan Pembelajaran SPLDV
 
Regresi Non Linear
Regresi Non LinearRegresi Non Linear
Regresi Non Linear
 
NCTM, TIMSS, PISA, and Adding It Up
NCTM, TIMSS, PISA, and Adding It UpNCTM, TIMSS, PISA, and Adding It Up
NCTM, TIMSS, PISA, and Adding It Up
 
Poster Sistem Persamaan Linear Dua Variabel
Poster Sistem Persamaan Linear Dua Variabel Poster Sistem Persamaan Linear Dua Variabel
Poster Sistem Persamaan Linear Dua Variabel
 
Slide Komunikasi Interpersonal Guru Terhadap Minat Belajar Matematika
Slide Komunikasi Interpersonal Guru Terhadap Minat Belajar MatematikaSlide Komunikasi Interpersonal Guru Terhadap Minat Belajar Matematika
Slide Komunikasi Interpersonal Guru Terhadap Minat Belajar Matematika
 
Komunikasi Interpersonal Guru
Komunikasi Interpersonal GuruKomunikasi Interpersonal Guru
Komunikasi Interpersonal Guru
 
Discrete Mathematics & Its Applications (Graphs)
Discrete Mathematics & Its Applications (Graphs)Discrete Mathematics & Its Applications (Graphs)
Discrete Mathematics & Its Applications (Graphs)
 

Recently uploaded

Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxssuser35630b
 
Regresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptx
Regresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptxRegresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptx
Regresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptxRizalAminulloh2
 
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"baimmuhammad71
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdfKanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdfAkhyar33
 
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHANTUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHANwawan479953
 
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptxMateri Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptxSaujiOji
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfWidyastutyCoyy
 
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMKAksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMKgamelamalaal
 
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAYSOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAYNovitaDewi98
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxsyahrulutama16
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxrizalhabib4
 
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMAE-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMAAmmar Ahmad
 
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptnovibernadina
 
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptxTEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptxMOHDAZLANBINALIMoe
 
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxAKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxnursariheldaseptiana
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7IwanSumantri7
 
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptxMemperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptxsalmnor
 
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxIvvatulAini
 

Recently uploaded (20)

Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
Regresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptx
Regresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptxRegresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptx
Regresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptx
 
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdfKanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
 
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHANTUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
 
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptxMateri Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
 
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMKAksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
 
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAYSOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
 
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMAE-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
 
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
 
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptxTEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
 
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxAKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptxMemperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
 
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
 

Logika dan Pembuktian

  • 1. LOGIKA DAN PEMBUKTIAN-PEMBUKTIAN 1.1 Logika Proposisi 1.2 Penerapan Logika Proposisi 1.3 Ekuivalensi Proposisi 1.4 Predikat dan Kuantor 1.5 Kuantor Bersusun Isnaendi Ruhyana 90115005 Magister Pengajaran Matematika
  • 2. 1. Logika Proposisi Proposisi adalah kalimat yang memuat fakta yang bernilai benar atau salah namun tidak keduanya Apa itu proposisi?
  • 3. Berikut ini adalah contoh beberapa proposisi. Manakah proposisi yang bernilai benar? 1. Jakarta adalah ibukota negara Indonesia 2. Bandung berada di provinsi Jawa Tengah 3. 1+1=2 4. 2+2=3 Proposisi 1 dan 3 bernilai benar sedangkan proposisi 2 dan 4 bernilai salah
  • 4. Berikut ini adalah contoh beberapa kalimat yang bukan proposisi: 1. Pukul berapa sekarang? 2. Bacalah teks berikut dengan saksama! 3. x+1=2 4. x+y=z Mengapa kalimat-kalimat tersebut bukan termasuk proposisi? Kalimat 1 dan 2 bukan kalimat yang memuat fakta Kalimat 3 dan 4 tidak dapat ditentukan benar atau salah
  • 5. • Definisi 1 Misalkan p sebuah proposisi. Negasi p (dilambangkan dengan ¬p) adalah pernyataan “ tidak benar bahwa p”. ¬p dibaca bukan p Nilai kebenaran ¬p bertentangan dengan nilai kebenaran p Contoh : Smartphone Vandana mempunyai memori ≥ 32 GB Negasinya : • Tidak benar bahwa smartphone Vandana mempunyai memori paling sedikit 32 GB • Smartphone Vandana tidak mempunyai memori paling sedikit 32 GB • Smartphone Vandana mempunyai memori < 32 GB Nilai Kebenaran p dan ¬p p ¬p B S S B NEGASI
  • 6. • Definisi 2 Misalkan p dan q proposisi. Konjungsi dari p dan q (dilambangkan dengan p ᴧ q) bernilai benar apabila p dan q keduanya benar. Nilai Kebenaran Konjungsi p dan q p q p ᴧ q B B B B S S S B S S S S Contoh : Calon mahasiswa Pascasarjana ITB dinyatakan diterima apabila nilai TPA ≥ 475 dan TOEFL ≥ 475 KONJUNGSI
  • 7. DILARANG MEMBAWA MAKANAN DAN MINUMAN KE DALAM RUANGAN INI
  • 8. • Definisi 3 Misalkan p dan q proposisi. Disjungsi p dan q (dilambangkan dengan p v q) adalah proposisi p atau q. Nilai kebenaran disjungsi p v q bernilai salah apabila p dan q keduanya salah. Contoh : Mahasiswa di ruangan ini gemar membaca atau menulis. Nilai Kebenaran Disjungsi p dan q p q p v q B B B B S B S B B S S S DISJUNGSI
  • 9. • Inclusive or dan exclusive or • Contoh exclusive or : Jenis kelamin manusia terdiri dari laki-laki atau perempuan. Nilai Kebenaran inclusive or p q p v q B B B B S B S B B S S S Nilai Kebenaran exclusive or p q 𝑝 ⊕ 𝑞 B B S B S B S B B S S S
  • 10. • Definisi 5 Misalkan p dan q proposisi. Implikasi p→q adalah proposisi jika p maka q. Implikasi p→q bernilai salah apabila p benar dan q salah. p disebut sebagai hipotesis (premis) sedangkan q disebut sebagai kesimpulan (konklusi) Nilai Kebenaran Implikasi p dan q p q p → q B B B B S S S B B S S B Contoh : Jika saya rajin belajar maka saya akan lulus ujian. IMPLIKASI
  • 11. • Konvers, Invers dan kontraposisi Implikasi 𝑝 → 𝑞 Konvers 𝑞 → 𝑝 Invers ¬𝑝 → ¬𝑞 Kontraposisi ¬𝑞 → ¬𝑝 Bernilai salah untuk p benar dan q salah Bernilai salah untuk ¬p salah dan ¬q benar Bernilai salah untuk ¬p benar dan ¬q salah Bernilai salah untuk p salah dan q benar Kesimpulan: p → q ≡ ¬q → ¬p q → p ≡ ¬p → ¬q
  • 12. • Definisi 6 Misalkan p dan q proposisi. Argumentasi biimplikasi dari p↔q adalah proposisi p jika dan hanya jika q. Biimplikasi bernilai benar ketika p dan q memiliki nilai kebenaran yang sama. Nilai Kebenaran Biimplikasi p dan q p q p ↔ q B B B B S S S B S S S B Contoh : Anda dapat naik pesawat jika dan hanya jika sudah memiliki tiket. BIIMPLIKASI
  • 13. Komposisi majemuk adalah gabungan beberapa proposisi yang dihubungkan dengan operator logika (¬, ˄, ˅, →, ↔). Contoh komposisi majemuk p˄q, pvq, p→q, p↔q. Precedence (tingkat prioritas) Operator Precedence ¬ 1 ˄ 2 ˅ 3 → 4 ↔ 5 KOMPOSISI MAJEMUK Contoh: Tentukan nilai kebenaran (p v ¬q) → (p˄q) menggunakan tabel kebenaran! p q ¬q p v ¬q p˄q (p v ¬q) → (p˄q) B B S B B B B S B B S S S B S S S B S S B B S S
  • 14. p q p˄q p v q p⊕q 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 BIT OPERATION Nilai kebenaran dalam logika dapat diterjemahkan dalam bentuk bit sehingga dapat diterjemahkan oleh komputer. Jika suatu proposisi benar maka bernilai 1, jika salah bernilai 0. Perhatikan tabel kebenaran berikut untuk dapat memahami penggunaan bit oleh komputer.
  • 15. 1.2 Penerapan Logika Proposisi Logika banyak digunakan dalam berbagai ilmu seperti matematika, sains komputasi. Mengapa bahasa dalam bentuk logika banyak digunakan? Pernyataan-pernyataan dalam matematika, sains dan bahasa umum sering tidak tepat atau ambigu (bermakna ganda). Oleh karena itu perlu digunakan bahasa logika untuk menghilangkan ambiguitas tersebut.
  • 19.
  • 20. 1.3 Ekuivalensi Proposisi • Definisi 1 Proposisi majemuk yang selalu benar apapun nilai kebenaran variabelnya disebut tautologi. Proposisi majemuk yang selalu salah disebut kontradiksi. Proposisi majemuk yang tidak termasuk tautologi dan kontradiksi disebut kontingensi. p ¬p p v ¬p p ˄ ¬p p → ¬p B S B S S S B B S B Tautologi Kontradiksi Kontingensi Tautologi, Kontradiksi, dan Kontingensi
  • 21. • Definisi 2 Proposisi majemuk p dan q disebut ekuivalen jika p↔q merupakan tautologi. Notasi p ≡ q menunjukkan bahwa p dan q ekuivalen. Ekuivalensi Logika p q p v q ¬(p v q) ¬p ¬q ¬p ˄ ¬q ¬(p v q) ↔ (¬p ˄ ¬q) B B B S S S S B B S B S S B S B S B B S B S S B S S S B B B B B
  • 22.
  • 23. Contoh : Tunjukkan bahwa ¬(p v (¬p ˄ q)) dan ¬p ˄ ¬q ekuivalen menggunakan hukum-hukum yang ada pada tabel 6!
  • 24. Proposisi yang satisfiable Proposisi majemuk disebut satisfiable jika terdapat satu penugasan nilai kebenaran variabel-variabelnya sehingga proposisi itu bernilai benar. Jika tidak ada penugasan yang membuat proposisi itu benar maka disebut unsatisfiable. Contoh : Tentukan apakah setiap gabungan proposisi berikut satisfiable! a. (p v ¬q) ˄ (q v ¬r) ˄ (r v ¬p) b. (p v q v r) ˄ (¬p v ¬q v ¬r) dan c. (p v ¬q) ˄ (q v ¬r) ˄ (r v ¬p) ˄ (p v q v r) ˄ (¬p v ¬q v ¬r) a. (p v ¬q) ˄ (q v ¬r) ˄ (r v ¬p) bernilai benar apabila p,q,r memiliki nilai kebenaran yang sama. Jadi, (p v ¬q) ˄ (q v ¬r) ˄ (r v ¬p) satisfiable karena terdapat satu penugasan yang membuat proposisi itu benar. b. (p v q v r) ˄ (¬p v ¬q v ¬r) bernilai benar apabila terdapat salah satu dari p,q,r bernilai benar dan terdapat salah satu dari p,q,r bernilai salah. Jadi (p v q v r) ˄ (¬p v ¬q v ¬r) satisfiable karena terdapat satu penugasan yang membuat proposisi itu bernilai benar.
  • 25. c. (p v ¬q) ˄ (q v ¬r) ˄ (r v ¬p) bernilai benar apabila p,q,r memiliki nilai kebenaran yang sama, sedangkan (p v q v r) ˄ (¬p v ¬q v ¬r) bernilai benar apabila terdapat salah satu dari p,q,r bernilai benar dan terdapat salah satu dari p,q,r bernilai salah. Terdapat kontradiksi pada nilai p,q,r. Jadi (p v ¬q) ˄ (q v ¬r) ˄ (r v ¬p) ˄ (p v q v r) ˄ (¬p v ¬q v ¬r) unsatisfiable karena tidak terdapat penugasan yang membuat proposisi itu bernilai benar.
  • 26. Contoh Penerapan Satisfiable Contoh penerapan satisfiable terdapat pada salah satu game logika bernama sudoku. Untuk memahami tentang game sudoku, perhatikan video berikut!
  • 27. 1.4 Predikat dan Kuantor Predikat x > 3 Subjek Predikat P(x) = x > 3 Fungsi Proposisi
  • 28. Contoh : Misalkan Q(x,y) menyatakan pernyatan “x=y+3”. Tentukan nilai kebenaran dari proposisi Q(1,2) dan Q(3,0)! Untuk menguji Q(1,2) substitusikan x=1 dan y=2 ke pernyataan Q(x,y). Karena Q(1,2) menyatakan “1=2+3” maka Q(1,2) bernilai salah. Karena Q(3,0) menyatakan “3=0+3” maka Q(3,0) bernilai benar.
  • 29. Kuantor Ketika variabel-variabel yang ada di fungsi proposisi menghasilkan beberapa nilai, proposisinya mempunyai beberapa nilai kebenaran. Untuk menyatakan nilai kebenaran dari fungsi proposisi ini digunakan konsep kuantifikasi. Kuantifikasi menyatakan predikat mana yang benar dari elemen hasil. Kita akan fokus membahas dua jenis kuantor. Kuantor universal yang menyatakan predikat benar untuk setiap elemen yang memenuhi. Kuantor eksistensial menyatakan terdapat satu atau lebih elemen yang memenuhi yang membuat predikat menjadi benar.
  • 30. Kuantor Universal Definisi 1 Kuantor universal dari P(x) adalah pernyataan “P(x) untuk semua nilai x yang ada di domain” Notasi ∀ xP(x) menyatakan kuantor universal P(x). ∀ melambangkan kuantor universal. ∀ xP(x) dibaca untuk semua x P(x)” atau untuk setiap x P(x).” Sebuah elemen yang membuat P(x) salah disebut contoh penyangkal dari ∀xP(x).
  • 31. Contoh 1 : Misalkan P(x) adalah pernyataan “x+1>x” Apakah nilai kebenaran kuantor ∀xP(x) dengan domain terdiri dari semua bilangan real? Karena P(x) benar untuk semua bilangan real x, maka kuantor ∀xP(x) benar. Contoh 2 : Misalkan Q(x) adalah pernyataan “x < 2” Apakah nilai kebenaran kuantor ∀xQ(x) dengan domain terdiri dari semua bilangan real? Q(x) tidak benar untuk semua bilangan real x karena Q(3) bernilai salah. Jadi x=3 merupakan contoh penyangkal untuk pernyataan ∀xQ(x) sehingga ∀xQ(x) bernilai salah. Mencari contoh penyangkal untuk kuantor universal penting dalam pembelajaran matematika. Ketika semua elemen domain dituliskan sebagai 𝑥1, 𝑥2, ...., 𝑥 𝑛, maka ∀xP(x) sama dengan konjugasi P(𝑥1) ˄ P(𝑥2) ˄ … ˄ P(𝑥 𝑛). Konjugasi bernilai benar jika dan hanya jika P(𝑥1), P(𝑥2), … . ,P(𝑥 𝑛) semua benar.
  • 32. Kuantor Eksistensial Definisi 2 Kuantor eksistensial dari P(x) adalah proposisi “Terdapat sebuah elemen x di domain sehingga P(x)” Notasi ∃xP(x) untuk menyatakan kuantor eksistensial dari P(x). ∃ disebut kuantor eksistensial.
  • 33. Contoh 1 : Misalkan P(x) menyatakan “x > 3” Apakah nilai kebenaran dari ∃xP(x) dengan domain terdiri dari semua bilangan real? Karena x>3 bernilai benar untuk nilai x tertentu seperti x=4, maka ∃xP(x) benar. Contoh 2 : Misalkan Q(x) menyatakan “x=x+1”. Apakah nilai kebenaran ∃xQ(x) dengan domain terdiri dari semua bilangan real? Karena Q(x) bernilai salah untuk setiap bilangan real x, kuantor eksistensial ∃xQ(x) salah. Ketika semua elemen domain dituliskan sebagai 𝑥1, 𝑥2, ...., 𝑥 𝑛, kuantor eksistensial ∃xP(x) sama dengan disjungsi P(𝑥1) v P(𝑥2) v ... v P(𝑥 𝑛). Disjungsi bernilai benar jika dan hanya jika salah satu dari P(𝑥1), P(𝑥2), … . ,P(𝑥 𝑛) benar.
  • 34. Kuantor Pernyataan Kapan bernilai benar? Kapan bernilai salah? ∀xP(x) P(x) benar untuk setiap x Terdapat satu x yang membuat P(x) salah ∃xP(x) Terdapat satu x yang membuat P(x) benar P(x) salah untuk setiap x Kuantor yang Bersifat Unik Kita telah mempelajari kuantor universal dan kuantor eksistensial. Terdapat kuantor bersifat unik yang dilambangkan ∃! yang dapat dinyatakan dengan “terdapat tepat sebuah x yang membuat P(x) benar. Contoh: ∃!x(x-1=0). Nilai x yang memenuhi hanya x=1.
  • 35. Kuantor Dengan Domain Terbatas Apa maksud dari pernyataan ∀x<0 (𝑥2 >0), ∀y ≠0 (𝑦3 ≠0), dan ∃z>0 (𝑧2 =2) dengan domain terdiri dari bilangan real? Pernyataan ∀x<0 (𝑥2 >0) menyatakan bahwa untuk setiap bilangan real x dengan x<0, 𝑥2 >0. Dengan kata lain, “kuadrat dari bilangan real negatif adalah positif. Pernyataan ini sama dengan ∀x(x<0 → 𝑥2 >0) Pernyataan ∀y ≠ 0 ( 𝑦3 ≠ 0) menyatakan bahwa untuk setiap bilangan real y dengan y≠0, berlaku 𝑦3 ≠0. Dengan kata lain, “pangkat tiga dari setiap bilangan real tak nol adalah bilangan tak nol.” Pernyataan ini sama dengan ∀y(y ≠0 → 𝑦3 ≠0). Pernyataan ∃z >0 ( 𝑧2 =2) menyatakan bahwa terdapat sebuah bilangan real z dengan z>0, sehingga 𝑧2 =2. Dengan kata lain, “terdapat akar 2 positif.” Pernyataan ini sama dengan ∃z(z > 0 ˄ 𝑧2 =2)
  • 36. Precedence (prioritas) Kuantor Kuantor ∀ dan ∃ mempunyai prioritas tertinggi daripada semua operator logika berdasarkan kalkulus proposisi. Misalkan ∀xP(x) v Q(x) adalah disjungsi antara ∀xP(x) dan Q(x). Dengan kata lain, (∀xP(x)) v Q(x), bukan ∀x (P(x) v Q(x)) Variabel Terikat Ketika sebuah kuantor digunakan untuk variabel x, maka dapat dikatakan variabel ini terbatas. Variabel yang tidak terikat oleh kuantor atau dibuat sama dengan nilai tertentu disebut variabel bebas. Contoh : ∃x(x+y=1). Variabel x terikat pada kuantor ∃x, tetapi y adalah variabel bebas karena tidak terikat kuantor dan tidak nilai yang membatasi varibel ini.
  • 37. Logika Ekuivalen yang Mengandung Kuantor Pernyataan yang mengandung predikat dan kuantor termasuk logika ekuivalen jika dan hanya jika mereka memiliki nilai kebenaran yang sama, tidak masalah predikat mana yang disubtitusikan ke pernyataan ini dan domain mana yang digunakan untuk variabel pada fungsi proposisi. Kita gunakan notasi S ≡ T untuk menyatakan dua pernyataan S dan T yang mengandung predikat dan kuantor adalah logika ekuivalen. Contoh: Tunjukkan bahwa ∀x(P(x) ˄ Q(x)) dan ∀xP(x) ˄ ∀xQ(x) logika ekuivalen. Misalkan kita memiliki predikat P dan Q dengan domain yang sama. Kita tunjukkan dengan dua cara yaitu jika ∀x(P(x) ˄ Q(x)) benar maka ∀xP(x) ˄ ∀xQ(x) benar. Lalu jika ∀xP(x) ˄ ∀xQ(x) benar maka ∀x(P(x) ˄ Q(x)) benar. Misalkan ∀x(P(x) ˄ Q(x)) benar, berarti jika a di domain maka P(a) ˄ Q(a) benar. Jadi P(a) benar dan Q(a) benar. Karena P(a) benar Q(a) benar untuk setiap elemen domain, dapat disimpulkan ∀xP(x) ˄ ∀xQ(x) benar. Kemudian misalkan ∀xP(x) ˄ ∀xQ(x) benar, berarti ∀xP(x) benar dan ∀xQ(x) benar. Karena a ada di domain maka P(a) benar dan Q(a) benar. Jadi untuk semua a, P(a) ˄ Q(a) benar maka ∀x(P(x) ˄ Q(x)) benar. Dengan demikian ∀x(P(x) ˄ Q(x)) ≡ ∀xP(x) ˄ ∀xQ(x).
  • 38. Negasi Pernyataan Berkuantor Untuk memahami bentuk negasi dari pernyataan berkuantor, coba pahami contoh berikut. Contoh : Semua mahasiswa di kelas ini telah mengikuti mata kuliah kalkulus. Jika kita tuliskan bentuk kuantornya menjadi ∀xP(x) dengan P(x) adalah pernyataan x telah mengikuti mata kuliah kalkulus dan domain x adalah mahasiswa di kelas ini. Negasi dari pernyataan tersebut adalah “Tidak benar bahwa semua mahasiswa di kelas ini telah mengikuti mata kuliah kalkulus. Dengan kata lain terdapat mahasiswa di kelas ini yang belum mengikuti mata kuliah kalkulus. Pernyataan ini adalah bentuk dari kuantor ∃x¬P(x). Dengan demikian, ¬∀xP(x) ≡ ∃x¬P(x).
  • 39. Contoh Penerapan Kuantor dari Lewis Carroll Semua singa adalah hewan buas Beberapa singa tidak minum kopi Beberapa hewan buas tidak minum kopi Misalkan : p : x adalah singa q : x adalah hewan buas r : x minum kopi ∀x(P(x) → Q(x)) ∃x(P(x) ˄ ¬R(x)) ∃x(Q(x) ˄ ¬R(x))
  • 40. 1.5 Kuantor Bersusun Setelah mempelajari beberapa macam kuantor pada sesi 1.4, kita akan belajar tentang kuantor bersusun. Kuantor bersusun banyak digunakan dalam pernyataan matematika. Konsep-konsep kuantor yang telah kita pelajari pada sesi 1.4 merupakan dasar untuk memahami konsep kuantor bersusun. Memahami Kalimat yang Mengandung Kuantor Bersusun Perhatikan contoh-contoh penggunaan kuantor bersusun pada pernyataan matematika berikut! Asumsikan domain x dan y adalah bilangan real
  • 41. Urutan Kuantor-Kuantor Misalkan Q(x,y) menyatakan “x+y=0”. Bagaimana nilai kebenaran kuantor bersusun ∃y∀xQ(x,y) dan ∀x∃yQ(x,y)? ∃y∀xQ(x,y) menyatakan bahwa terdapat bilangan real y sehingga untuk setiap bilangan real x berlaku Q(x,y). Berapapun nilai y yang dipilih maka terdapat satu nilai x yang memenuhi x+y=0. Karena tidak ada bilangan real y yang dapat memenuhi x+y=0 untuk setiap bilangan real x maka pernyataan ∃y∀xQ(x,y) salah. ∀x∃yQ(x,y) menyatakan bahwa untuk setiap bilangan real x maka terdapat bilangan real y berlaku Q(x,y). Diberikan sebuah bilangan real x maka terdapat satu bilangan real y sehingga berlaku x+y=0. Nilai y = -x. Dengan demikian ∀x∃yQ(x,y) benar Berdasarkan contoh ini maka dapat dilihat bahwa ∃y∀xQ(x,y) dan ∀x∃yQ(x,y) tidak ekuivalen.
  • 42.
  • 43. Menerjemahkan Pernyataan Matematika ke Dalam Pernyataan yang Mengandung Kuantor Bersusun. Gunakan kuantor untuk menyatakan definisi limit fungsi bernilai real f(x) dari variabel real x pada titik a di domain! Definisi lim 𝑥→𝑎 𝑓(𝑥) = L adalah untuk setiap bilangan real 𝜀>0 terdapat bilangan real 𝛿>0 sehingga 𝑓 𝑥 − 𝐿 < 𝜀 apabila 0< 𝑥 − 𝑎 <𝛿 . Bentuk kuantornya adalah ∀𝜀∃𝛿∀𝑥(0< 𝑥 − 𝑎 <𝛿 → 𝑓 𝑥 − 𝐿 < 𝜀). Dapat pula ditulis sebagai ∀𝜀 > 0∃𝛿 > 0∀𝑥(0< 𝑥 − 𝑎 <𝛿 → 𝑓 𝑥 − 𝐿 < 𝜀).
  • 44. Menerjemahkan Kuantor Bersusun ke Kalimat Biasa Terjemahkan kuantor bersusun berikut C(x) menyatakan “x mempunyai komputer” F(x,y) menyatakan “x dan y adalah teman” Domain x dan y adalah siswa di sekolahmu Makna dari kuantor tersebut adalah untuk setiap siswa x di sekolahmu, x mempunyai komputer atau terdapat siswa y sehingga y mempunyai komputer dan x dan y berteman. Dengan kata lain, setiap siswa di sekolahmu mempunyai komputer atau punya teman yang mempunyai komputer.
  • 45. Menerjemahkan Kalimat Biasa ke Kalimat Logika Tuliskan pernyataan berikut ke dalam kalimat logika berkuantor! Jika seseorang adalah wanita dan merupakan orang tua, maka orang ini adalah ibu dari seseorang Pernyataan tersebut dapat ditulis sebagai “Untuk setiap orang x, jika orang x adalah wanita dan merupakan orang tua,maka terdapat orang y sedemikian sehingga x adalah ibu dari y. F(x) menyatakan x adalah wanita P(x) menyatakan x adalah orang tua M(x,y) menyatakan x adalah ibu dari y Pernyataan tersebut menjadi ∀x((F(x) ˄ P(x)) → ∃yM(x,y) Dapat pula ditulis sebagai ∀x∃y ((F(x) ˄ P(x)) → M(x,y))
  • 46. Negasi Kuantor Bersusun Gunakan kuantor dan predikat untuk menyatakan bahwa lim 𝑥→𝑎 𝑓(𝑥) tidak ada untuk f(x) fungsi bernilai real dari variabel real x dan a di domain. Karena lim 𝑥→𝑎 𝑓(𝑥) tidak ada maka lim 𝑥→𝑎 𝑓(𝑥) ≠ L. Kita gunakan contoh sebelumnya tentang definisi limit. ¬∀𝜀 > 0∃𝛿 > 0∀𝑥(0< 𝑥 − 𝑎 <𝛿 → 𝑓 𝑥 − 𝐿 < 𝜀).
  • 48. SOAL-SOAL LATIHAN Exercise 1.1 nomor 15, 27, dan 32 (hal. 14-15) Exercise 1.2 nomor 11, 20, dan 41 (hal. 23-24) Exercise 1.3 nomor 11, 22, dan 61 (hal. 35-36) Exercise 1.4 nomor 7, 14, dan 34 (hal. 53-55), Exercise 1.5 nomor 1, 19, 31 (hal. 64-67)