SlideShare a Scribd company logo
1 of 32
Proses pembentukan hidung dimulai
dari pembentukan wajah pada akhir minggu
ke-4 yang ditandai dengan adanya tonjol-
tonjol wajah yang dibentuk oleh pasangan
lengkung faring pertama. Selanjutnya tampak
tonjol maksila dan mandibula, kemudian dan
di sisi kanan kiri prominensia frontonasalis
muncul penebalan dari ektoderm permukaan
yaitu placode nasal (olfactorius)
Pada minggu ke-5 plakoda-plakoda
hidung mengalami invaginasi membentuk
lubang hidung, dalam hal ini plakoda
membentuk rigi jaringan yang mengelilingi
masing-masing lubang dan membentuk
tonjol hidung. Tonjol yang berada ditepi luar
lubang adalah tonjol hidung lateral dan yang
ada ditepi dalam adalah tonjol hidung
medial.
Janin berumur 5 minggu
Janin berumur 5 minggu
Lobang
hidung
Tonjol
maksila
Tonjol
mandibula
Selama dua minggu selanjutnya tonjolan
maxila terus bertambah besar ukurannya,
tonjolan ini tumbuh ke arah medial sehingga
mendesak tonjol hidung ke arah garis tengah
kemudian celah antara tonjol hidung medial
dan tonjol hidung maksila hilang dan
keduanya bersatu membentuk bibir atas.
Mula- mula tonjol hidung lateral terpisah oleh
suatu alur yang dalam (alur nasolakrimal).ektoderm
dilantai alur ini membentuk sebuah tali epitel
membentuk ductus nasolacrimalis, ujung atasnya
melebar membentuk saccus lacrimalis, setelah
lepasnya tali tersebut, tonjol maksila dan tonjol
lateral menyatu.
Hidung yang terbentuk dari tonjol frontal
membentuk jembatannya, gabungan tonjol-tonjol
hidung medial membentuk lekung cuping dan
ujung hidung, dan tonjol hidung lateral membentuk
sisinya (alae).
Selama minggu ke-6 lubang hidung
makin bertambah dalam,karena tumbuhnya
tonjol-tonjol hidung yang ada disekitarnya
dan sebagian lagi karena lubang ini
menembus kedalam mesenkim
bawahnya.dan pada saat dan pada saat itu
diikuti juga dengan perkembangan syaraf
olfaktori.
Pada minggu ke-7 dan ke-8 organ
hidung akan terlihat dengan
jelas
ORGANOGENESIS
Organogenesis/morphogenesis merupakan
pertumbuhan embryo bentuk primitif tumbuh
menjadi bentuk definitive.
Organogenesis gabungan 2 periode :
1. pertumbuhan antara (Extensi, pertumbuhan,
evaginasi, invaginasi, dan perpindahan sel
bumbung-bumbung; pertumbuhan alat yang terdiri
dari jaringan, pengorganisasian alat-alat menjadi
sistem, dan penyelesaian bentuk morfologi embrio)
2. pertumbuhan akhir (otak embrio berkembang,
terbentuk jari-jari, tubuh mulai memanjang dan
lurus, hingga menjadi janin.
 Pada Evertebrata (pisces dan amphibi) batas periode
pertumbuhan antara dengan periode akhir disebut
tingkat berudu (larva).
 Pada Reptilia, Aves dan Mamalia tak jelas batas
kedua periode tersebut.
1. Transformasi dan
diferensiasi
 Transformasi dan diferensiasi bagian-bagian embrio
bentuk primitif berupa :
1. Extensi dan pertumbuhan bumbung-bumbung yang
terbentuk pada tubulasi.
2. Evaginasi dan invaginasi daerah tertentu setiap
bumbung.
3. Pertumbuhan yang tak merata pada berbagai daerah
bumbung.
4. Perpindahan sel-sel dari satu bumbung ke bumbung
lain atau ke rongga antara bumbung-bumbung.
5. Pertumbuhan alat yang terdiri dari berbagai macam
jaringan, yang berasal dari berbagai bumbung.
6. Pengorganisasian alat-alat menjadi sistem: sistem
pencernaan, sistem peredaran darah, sistem
urogenitalia, dan seterusnya.
7. Penyelesaian bentuk luar (morfologi, roman) embrio
secara terperinci, halus dan individual.
 Dalam organogenesis ada 2 hal yang perlu dicatat :
1. Setiap embrio mengalami embryogenesis dengan
menempuh tahap-tahap embryogenesis yang
dimiliki leluhur secara evolusi.
2. Berhubung dengan rekapitulasi diatas (Hukum
Haeckel) ada beberapa bagian tubuh embrio yang
pada suatu ketika berkembang lalu susut dan hilang,
atau berubah letak dan peranan dibandingkan
dengan asal usul; sebaliknya ada suatu bagian yang
pada asal-usul susut dan tak berperanan tapi jadi
berkembang.
a. Bumbung Epidermis
Menumbuhkan :
• Lapisan epidermis kulit, dengan derivatnya yang bertexture
(susunan kimia) tanduk: sisik, bulu, kuku, tanduk, cula, taji.
• Kelenjar-kelenjar kulit: kelenjar minyak bulu, kelenjar
peluh, kelenjar ludah, kelenjar lendir, kelenjar air mata.
• Lensa mata, alat telinga dalam, indra bau dan indra raba
• Stomodeum menumbuhkan mulut, dengan derivatnya
seperti lapisan enamel (email) gigi, kelenjar ludah dan indra
kecap
• Proctodeum, menumbuhkan dubur bersama kelenjarnya
yang menghasilkan bau tajam.
• Lapisan enamel gigi.
b. Bumbung endoderm
(metenteron)
Menumbuhkan :
 Lapisan epitel seluruh saluran pencernaan sejak pharynx
sampai rectum.
 Kelenjar-kelenjar pencernaan hepar, pancreas, serta
kelenjar lendir yang mengandung enzim dalam
oesophagus, gaster dan intestinum.
 Lapisan epitel paru atau insang.
 Cloaca yang jadi muara ketiga saluran : pembuangan
(ureter), makanan (rectum), dan kelamin (ductus
genitalis).
 Lapisan epitel vagina, urethra, vesica urinaria dan kelenjar-
kelenjarnya.
c. Bumbung neural (saraf)
Menumbuhkan :
 Otak dan sumsum punggung.
 Saraf tepi otak dan punggung.
 Bagian persarafan indra, seperti mata, hidung, dan
raba.
 Chromatophore kulit dan alat-alat tubuh yang
berpigmen.
Menumbuhkan banyak ragam alat :
 Jaringan pengikat dan penunjang.
 Otot : lurik, polos, dan jantung.
 Mesenkim yang dapat berdifferensiasi menjadi berbagai macam
sel dan jaringan.
 Gonad, saluran serta kelenjar-kelenjarnya.
 Ginjal dan ureter.
 Lapisan otot dan jaringan pengikat (tunica muscularis, tunica
adventitia, tunica muscularis-mucosa dan serosa) berbagai
saluran dalam tubuh, seperti pencernaan, kelamin, trachea,
bronchi, dan pembuluh darah.
 Lapisan rongga tubuh dan selaput-selaput berbagai alat: pleura,
pericardium, peritoneum, dan mesenterium.
 Jaringan ikat dalam alat-alat seperti hati, pancreas, kelenjar
buntu.
 Lapisan dentin, cementum dan periodontium gigi, bersama
pulpanya.
d. Bumbung mesoderm
EPIMERE
Diferensiasi Pada
Bumbung Mesoderm
HYPOMERE
MESOMERE
Mekanisme differensiasi derivate ketiga
lapis-benih dipengaruhi factor-faktor
1. Inti
2. Sitoplasma
3. Lingkungan mikro
4. Fisik
5. Hormon
Factor gabungan
Differensiasi ialah gabungan antara
differensiasi pekerjaan gen dalam inti dan
differensiasi lingkungan intra dan
interselluler.
Organizer
Organizer menstimulasi pertumbuhan
Disebut juga inductor
Zat inductor mengalir dari sel ke sel lewat
junctional complex antara sel yang
bersebelahan
Exogastrulasi
Dilakukan experiment, untuk membuktikan
bahwa untuk neurulasi perlu kehadiran
inductor mesoderm yang melekat di bawah
ectoderm gastrula.
Caranya ialah dengan menarik lapisan
mesoderm itu keluar dari archenteron.
Dengan exogastrulasi ini mesoderm tetap
menumbuhkan notochord, somit, dan
derivatnya yang lain. Sedangkan ectoderm
tak bias berdifferensiasi membentuk
bumbung saraf.
Pertumbuhan gigi
Gigi tumbuh dari ectoderm dan mesoderm.
Ameloblast ialah sel-sel yang berasal dari
ectoderm, menumbuhkan lapisan enamel.
Odontoblast ialah sel-sel yang berasal dari
mesoderm (lapisan dermis mulut),
menumbuhkan lapisan dentin, pulpa,
semen, dan periodontium.
Jaringan mesoderm ternyata sebagai
inductor bagi ectoderm untuk
menumbuhkan gigi. Menunjukkan betapa
besar peranan mesoderm bagi
pertumbuhan gigi.
Pertumbuhan mata
Mata tumbuh juga dengan hadirnya
inductor, disini bukan mesoderm, tapi
bumbung saraf (derivat ectoderm).
Lensa mata itu berasal dari ectoderm, yang
disebut lens placode. Tapi placode ini tak
akan bisa tumbuh jadi lensa jika tonjolan
otak yang disebut optic vesicle tak
berkontak dengan placode itu.
Pertumbuhan saraf dan testis
Untuk terjadinya neurulasi, sehingga
terbentuk bumbung saraf, perlu kehadiran
mesoderm di bawah ectoderm sebagai
inductor. Differensiasi bumbung saraf itu
jadi otak depan, otak tengah, otak belakang
dan batang saraf punggung, juga perlu
kehadiran jaringan mesoderm sekitar
bagian-bagian bumbung bersangkutan.
Inervasi berbagai alat, juga harus dengan
kehadiran neuroglia (sel jaringan ikat saraf).
Sel Schwann harus ada sekitar ujung axon
atau alat target, agar inervasi alat itu
berlangsung normal. Kalau sel Schwann tak
hadir disitu, maka serabut axon tak
mencapai alat target tersebut.
Testis berfungsi pula sebagai inductor
pertumbuhan saluran kelamin jantan,
yakni epididymis dan vas deferens.
Jadi ternyata, bukan hanya butuh kehadiran
hormon androgen (testosteron) untuk
pertumbuhan saluran kelamin itu. Sebab
kalau testis diangkat, lalu embrio diberi
suntikan androgen, saluran kelamin tetap
tidak bisa tumbuh normal.

More Related Content

What's hot

Sistem Pencernaan Hewan
Sistem Pencernaan HewanSistem Pencernaan Hewan
Sistem Pencernaan HewanAdy Erfy D'Nc
 
Reproduksi pada hewan vertebrata
Reproduksi pada hewan vertebrataReproduksi pada hewan vertebrata
Reproduksi pada hewan vertebrataf' yagami
 
Laporan praktikum regenerasi
Laporan praktikum regenerasiLaporan praktikum regenerasi
Laporan praktikum regenerasiENCIK ROSIANA
 
SISTEM GERAK PADA MANUSIA KELAS XI IPA
SISTEM GERAK PADA MANUSIA KELAS XI IPASISTEM GERAK PADA MANUSIA KELAS XI IPA
SISTEM GERAK PADA MANUSIA KELAS XI IPADeybi Wasida
 
Anatomi dan Fisiologi Sistem Kardiovaskuler
Anatomi dan Fisiologi Sistem KardiovaskulerAnatomi dan Fisiologi Sistem Kardiovaskuler
Anatomi dan Fisiologi Sistem KardiovaskulerYesi Tika
 
Anatomi fisiologi sistem reproduksi
Anatomi fisiologi sistem reproduksiAnatomi fisiologi sistem reproduksi
Anatomi fisiologi sistem reproduksiHetty Astri
 
Trematoda paru
Trematoda paruTrematoda paru
Trematoda paruApridinata
 
Kelompok 12 super kelas reptilia
Kelompok 12 super kelas reptiliaKelompok 12 super kelas reptilia
Kelompok 12 super kelas reptiliaf' yagami
 
SISTEM PEREDARAN DARAH VERTEBRATA
SISTEM PEREDARAN DARAH VERTEBRATASISTEM PEREDARAN DARAH VERTEBRATA
SISTEM PEREDARAN DARAH VERTEBRATAnurahlina08
 
Sistem Indra Pada Manusia
Sistem Indra Pada ManusiaSistem Indra Pada Manusia
Sistem Indra Pada Manusiaahmad arif
 
Kelompok 6 super kelas agnatha
Kelompok 6 super kelas agnathaKelompok 6 super kelas agnatha
Kelompok 6 super kelas agnathaf' yagami
 
stuktur hewan- sistem rangka
stuktur hewan- sistem rangkastuktur hewan- sistem rangka
stuktur hewan- sistem rangkaHani Pebri
 

What's hot (20)

Sistem Pencernaan Hewan
Sistem Pencernaan HewanSistem Pencernaan Hewan
Sistem Pencernaan Hewan
 
Reproduksi pada hewan vertebrata
Reproduksi pada hewan vertebrataReproduksi pada hewan vertebrata
Reproduksi pada hewan vertebrata
 
Laporan praktikum regenerasi
Laporan praktikum regenerasiLaporan praktikum regenerasi
Laporan praktikum regenerasi
 
SISTEM GERAK PADA MANUSIA KELAS XI IPA
SISTEM GERAK PADA MANUSIA KELAS XI IPASISTEM GERAK PADA MANUSIA KELAS XI IPA
SISTEM GERAK PADA MANUSIA KELAS XI IPA
 
Anatomi dan Fisiologi Sistem Kardiovaskuler
Anatomi dan Fisiologi Sistem KardiovaskulerAnatomi dan Fisiologi Sistem Kardiovaskuler
Anatomi dan Fisiologi Sistem Kardiovaskuler
 
Anatomi fisiologi sistem reproduksi
Anatomi fisiologi sistem reproduksiAnatomi fisiologi sistem reproduksi
Anatomi fisiologi sistem reproduksi
 
Laporan jaringan otot
Laporan jaringan ototLaporan jaringan otot
Laporan jaringan otot
 
GERAK REFLEKS PADA SPINAL KATAK SAWAH (Fejervarya cancrivora)
GERAK REFLEKS PADA SPINAL KATAK SAWAH (Fejervarya cancrivora) GERAK REFLEKS PADA SPINAL KATAK SAWAH (Fejervarya cancrivora)
GERAK REFLEKS PADA SPINAL KATAK SAWAH (Fejervarya cancrivora)
 
Trematoda paru
Trematoda paruTrematoda paru
Trematoda paru
 
Kelompok 12 super kelas reptilia
Kelompok 12 super kelas reptiliaKelompok 12 super kelas reptilia
Kelompok 12 super kelas reptilia
 
Kelenjar
KelenjarKelenjar
Kelenjar
 
jaringan ikat pada hewa
jaringan ikat pada hewajaringan ikat pada hewa
jaringan ikat pada hewa
 
Organogenesis 2
Organogenesis 2Organogenesis 2
Organogenesis 2
 
SISTEM HORMON
SISTEM HORMON SISTEM HORMON
SISTEM HORMON
 
organ reproduksi jantan
organ reproduksi jantanorgan reproduksi jantan
organ reproduksi jantan
 
Kartilago
KartilagoKartilago
Kartilago
 
SISTEM PEREDARAN DARAH VERTEBRATA
SISTEM PEREDARAN DARAH VERTEBRATASISTEM PEREDARAN DARAH VERTEBRATA
SISTEM PEREDARAN DARAH VERTEBRATA
 
Sistem Indra Pada Manusia
Sistem Indra Pada ManusiaSistem Indra Pada Manusia
Sistem Indra Pada Manusia
 
Kelompok 6 super kelas agnatha
Kelompok 6 super kelas agnathaKelompok 6 super kelas agnatha
Kelompok 6 super kelas agnatha
 
stuktur hewan- sistem rangka
stuktur hewan- sistem rangkastuktur hewan- sistem rangka
stuktur hewan- sistem rangka
 

Similar to Proses pembentukan Organ penciuman dan Organogenesis

BIOUnnes_Organogenesis
BIOUnnes_OrganogenesisBIOUnnes_Organogenesis
BIOUnnes_OrganogenesisNur Aini
 
PPT_FIX_ORGANOGENESIS_DASAR_pptx.pptx
PPT_FIX_ORGANOGENESIS_DASAR_pptx.pptxPPT_FIX_ORGANOGENESIS_DASAR_pptx.pptx
PPT_FIX_ORGANOGENESIS_DASAR_pptx.pptxFitriNurHidayah9
 
Ph organogenesis - sistem urogenital
Ph   organogenesis - sistem urogenitalPh   organogenesis - sistem urogenital
Ph organogenesis - sistem urogenitalSasa265121
 
Lapsus mely
Lapsus melyLapsus mely
Lapsus melym3ly22
 
Kel 5 Embriologi Hewan organogenesis.docx
Kel 5 Embriologi Hewan organogenesis.docxKel 5 Embriologi Hewan organogenesis.docx
Kel 5 Embriologi Hewan organogenesis.docxMutmainnaInna16
 
Embriogenesis sistem urogenital dan
Embriogenesis sistem urogenital danEmbriogenesis sistem urogenital dan
Embriogenesis sistem urogenital danYasirecin Yasir
 
Lecture Notes 2 Histologi Tumbuh Kembang Empat Jaringan Dasar
Lecture Notes 2 Histologi Tumbuh Kembang Empat Jaringan DasarLecture Notes 2 Histologi Tumbuh Kembang Empat Jaringan Dasar
Lecture Notes 2 Histologi Tumbuh Kembang Empat Jaringan DasarCatatan Medis
 
Perkembangan hewan sistem musculator
Perkembangan hewan sistem musculatorPerkembangan hewan sistem musculator
Perkembangan hewan sistem musculatorIkhsan Ismail Safrani
 
Sistem reproduksi-pada-manusia
Sistem reproduksi-pada-manusiaSistem reproduksi-pada-manusia
Sistem reproduksi-pada-manusiayuanitak
 
Bab 2 sistem reproduksi kls 9i
Bab 2 sistem reproduksi kls 9iBab 2 sistem reproduksi kls 9i
Bab 2 sistem reproduksi kls 9iNining Mtsnkra
 
Sistem reproduksi pada manusia
Sistem reproduksi pada manusiaSistem reproduksi pada manusia
Sistem reproduksi pada manusiaAverina Nadha
 
sistem-reproduksi-pada-manusia.ppt
sistem-reproduksi-pada-manusia.pptsistem-reproduksi-pada-manusia.ppt
sistem-reproduksi-pada-manusia.pptMOCHALIRAMADHAN
 
Anatomi dan fisiologi alat reproduksi
Anatomi dan fisiologi alat reproduksiAnatomi dan fisiologi alat reproduksi
Anatomi dan fisiologi alat reproduksipjj_kemenkes
 
Kelompok biologi
Kelompok biologiKelompok biologi
Kelompok biologiNur Azizah
 

Similar to Proses pembentukan Organ penciuman dan Organogenesis (20)

BIOUnnes_Organogenesis
BIOUnnes_OrganogenesisBIOUnnes_Organogenesis
BIOUnnes_Organogenesis
 
PPT_FIX_ORGANOGENESIS_DASAR_pptx.pptx
PPT_FIX_ORGANOGENESIS_DASAR_pptx.pptxPPT_FIX_ORGANOGENESIS_DASAR_pptx.pptx
PPT_FIX_ORGANOGENESIS_DASAR_pptx.pptx
 
Ph organogenesis - sistem urogenital
Ph   organogenesis - sistem urogenitalPh   organogenesis - sistem urogenital
Ph organogenesis - sistem urogenital
 
Lapsus mely
Lapsus melyLapsus mely
Lapsus mely
 
Kel 5 Embriologi Hewan organogenesis.docx
Kel 5 Embriologi Hewan organogenesis.docxKel 5 Embriologi Hewan organogenesis.docx
Kel 5 Embriologi Hewan organogenesis.docx
 
Embriogenesis sistem urogenital dan
Embriogenesis sistem urogenital danEmbriogenesis sistem urogenital dan
Embriogenesis sistem urogenital dan
 
Lkm 2-kelompok-4
Lkm 2-kelompok-4Lkm 2-kelompok-4
Lkm 2-kelompok-4
 
Lecture Notes 2 Histologi Tumbuh Kembang Empat Jaringan Dasar
Lecture Notes 2 Histologi Tumbuh Kembang Empat Jaringan DasarLecture Notes 2 Histologi Tumbuh Kembang Empat Jaringan Dasar
Lecture Notes 2 Histologi Tumbuh Kembang Empat Jaringan Dasar
 
Organogenesis
OrganogenesisOrganogenesis
Organogenesis
 
Perkembangan hewan sistem musculator
Perkembangan hewan sistem musculatorPerkembangan hewan sistem musculator
Perkembangan hewan sistem musculator
 
REPRODUKSI
REPRODUKSIREPRODUKSI
REPRODUKSI
 
organogenesis.pptx
organogenesis.pptxorganogenesis.pptx
organogenesis.pptx
 
33565900 makalah-reproduksi-pria-dan-wanita-1
33565900 makalah-reproduksi-pria-dan-wanita-133565900 makalah-reproduksi-pria-dan-wanita-1
33565900 makalah-reproduksi-pria-dan-wanita-1
 
Sistem reproduksi-pada-manusia
Sistem reproduksi-pada-manusiaSistem reproduksi-pada-manusia
Sistem reproduksi-pada-manusia
 
Bab 2 sistem reproduksi kls 9i
Bab 2 sistem reproduksi kls 9iBab 2 sistem reproduksi kls 9i
Bab 2 sistem reproduksi kls 9i
 
Sistem indera
Sistem inderaSistem indera
Sistem indera
 
Sistem reproduksi pada manusia
Sistem reproduksi pada manusiaSistem reproduksi pada manusia
Sistem reproduksi pada manusia
 
sistem-reproduksi-pada-manusia.ppt
sistem-reproduksi-pada-manusia.pptsistem-reproduksi-pada-manusia.ppt
sistem-reproduksi-pada-manusia.ppt
 
Anatomi dan fisiologi alat reproduksi
Anatomi dan fisiologi alat reproduksiAnatomi dan fisiologi alat reproduksi
Anatomi dan fisiologi alat reproduksi
 
Kelompok biologi
Kelompok biologiKelompok biologi
Kelompok biologi
 

Recently uploaded

DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmaksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmeunikekambe10
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...Kanaidi ken
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxarnisariningsih98
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKAPPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKARenoMardhatillahS
 
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptxMTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptxssuser0239c1
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.pptPertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.pptNabilahKhairunnisa6
 
Materi power point Kepemimpinan leadership .ppt
Materi power point Kepemimpinan leadership .pptMateri power point Kepemimpinan leadership .ppt
Materi power point Kepemimpinan leadership .pptAcemediadotkoM1
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxBambang440423
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxherisriwahyuni
 
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.aechacha366
 
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxMATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxrofikpriyanto2
 
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptpolinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptGirl38
 
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdfPEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdfMMeizaFachri
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxsudianaade137
 
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptxTeknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptxwongcp2
 

Recently uploaded (20)

DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmaksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKAPPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
 
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptxMTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.pptPertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
 
Materi power point Kepemimpinan leadership .ppt
Materi power point Kepemimpinan leadership .pptMateri power point Kepemimpinan leadership .ppt
Materi power point Kepemimpinan leadership .ppt
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
 
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
 
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxMATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
 
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptpolinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
 
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdfPEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
 
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptxTeknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptx
 

Proses pembentukan Organ penciuman dan Organogenesis

  • 1.
  • 2. Proses pembentukan hidung dimulai dari pembentukan wajah pada akhir minggu ke-4 yang ditandai dengan adanya tonjol- tonjol wajah yang dibentuk oleh pasangan lengkung faring pertama. Selanjutnya tampak tonjol maksila dan mandibula, kemudian dan di sisi kanan kiri prominensia frontonasalis muncul penebalan dari ektoderm permukaan yaitu placode nasal (olfactorius)
  • 3. Pada minggu ke-5 plakoda-plakoda hidung mengalami invaginasi membentuk lubang hidung, dalam hal ini plakoda membentuk rigi jaringan yang mengelilingi masing-masing lubang dan membentuk tonjol hidung. Tonjol yang berada ditepi luar lubang adalah tonjol hidung lateral dan yang ada ditepi dalam adalah tonjol hidung medial.
  • 5. Janin berumur 5 minggu Lobang hidung Tonjol maksila Tonjol mandibula
  • 6. Selama dua minggu selanjutnya tonjolan maxila terus bertambah besar ukurannya, tonjolan ini tumbuh ke arah medial sehingga mendesak tonjol hidung ke arah garis tengah kemudian celah antara tonjol hidung medial dan tonjol hidung maksila hilang dan keduanya bersatu membentuk bibir atas.
  • 7. Mula- mula tonjol hidung lateral terpisah oleh suatu alur yang dalam (alur nasolakrimal).ektoderm dilantai alur ini membentuk sebuah tali epitel membentuk ductus nasolacrimalis, ujung atasnya melebar membentuk saccus lacrimalis, setelah lepasnya tali tersebut, tonjol maksila dan tonjol lateral menyatu. Hidung yang terbentuk dari tonjol frontal membentuk jembatannya, gabungan tonjol-tonjol hidung medial membentuk lekung cuping dan ujung hidung, dan tonjol hidung lateral membentuk sisinya (alae).
  • 8. Selama minggu ke-6 lubang hidung makin bertambah dalam,karena tumbuhnya tonjol-tonjol hidung yang ada disekitarnya dan sebagian lagi karena lubang ini menembus kedalam mesenkim bawahnya.dan pada saat dan pada saat itu diikuti juga dengan perkembangan syaraf olfaktori.
  • 9. Pada minggu ke-7 dan ke-8 organ hidung akan terlihat dengan jelas
  • 10. ORGANOGENESIS Organogenesis/morphogenesis merupakan pertumbuhan embryo bentuk primitif tumbuh menjadi bentuk definitive. Organogenesis gabungan 2 periode : 1. pertumbuhan antara (Extensi, pertumbuhan, evaginasi, invaginasi, dan perpindahan sel bumbung-bumbung; pertumbuhan alat yang terdiri dari jaringan, pengorganisasian alat-alat menjadi sistem, dan penyelesaian bentuk morfologi embrio)
  • 11. 2. pertumbuhan akhir (otak embrio berkembang, terbentuk jari-jari, tubuh mulai memanjang dan lurus, hingga menjadi janin.  Pada Evertebrata (pisces dan amphibi) batas periode pertumbuhan antara dengan periode akhir disebut tingkat berudu (larva).  Pada Reptilia, Aves dan Mamalia tak jelas batas kedua periode tersebut.
  • 12. 1. Transformasi dan diferensiasi  Transformasi dan diferensiasi bagian-bagian embrio bentuk primitif berupa : 1. Extensi dan pertumbuhan bumbung-bumbung yang terbentuk pada tubulasi. 2. Evaginasi dan invaginasi daerah tertentu setiap bumbung. 3. Pertumbuhan yang tak merata pada berbagai daerah bumbung. 4. Perpindahan sel-sel dari satu bumbung ke bumbung lain atau ke rongga antara bumbung-bumbung.
  • 13. 5. Pertumbuhan alat yang terdiri dari berbagai macam jaringan, yang berasal dari berbagai bumbung. 6. Pengorganisasian alat-alat menjadi sistem: sistem pencernaan, sistem peredaran darah, sistem urogenitalia, dan seterusnya. 7. Penyelesaian bentuk luar (morfologi, roman) embrio secara terperinci, halus dan individual.
  • 14.  Dalam organogenesis ada 2 hal yang perlu dicatat : 1. Setiap embrio mengalami embryogenesis dengan menempuh tahap-tahap embryogenesis yang dimiliki leluhur secara evolusi. 2. Berhubung dengan rekapitulasi diatas (Hukum Haeckel) ada beberapa bagian tubuh embrio yang pada suatu ketika berkembang lalu susut dan hilang, atau berubah letak dan peranan dibandingkan dengan asal usul; sebaliknya ada suatu bagian yang pada asal-usul susut dan tak berperanan tapi jadi berkembang.
  • 15. a. Bumbung Epidermis Menumbuhkan : • Lapisan epidermis kulit, dengan derivatnya yang bertexture (susunan kimia) tanduk: sisik, bulu, kuku, tanduk, cula, taji. • Kelenjar-kelenjar kulit: kelenjar minyak bulu, kelenjar peluh, kelenjar ludah, kelenjar lendir, kelenjar air mata. • Lensa mata, alat telinga dalam, indra bau dan indra raba • Stomodeum menumbuhkan mulut, dengan derivatnya seperti lapisan enamel (email) gigi, kelenjar ludah dan indra kecap • Proctodeum, menumbuhkan dubur bersama kelenjarnya yang menghasilkan bau tajam. • Lapisan enamel gigi.
  • 16. b. Bumbung endoderm (metenteron) Menumbuhkan :  Lapisan epitel seluruh saluran pencernaan sejak pharynx sampai rectum.  Kelenjar-kelenjar pencernaan hepar, pancreas, serta kelenjar lendir yang mengandung enzim dalam oesophagus, gaster dan intestinum.  Lapisan epitel paru atau insang.  Cloaca yang jadi muara ketiga saluran : pembuangan (ureter), makanan (rectum), dan kelamin (ductus genitalis).  Lapisan epitel vagina, urethra, vesica urinaria dan kelenjar- kelenjarnya.
  • 17. c. Bumbung neural (saraf) Menumbuhkan :  Otak dan sumsum punggung.  Saraf tepi otak dan punggung.  Bagian persarafan indra, seperti mata, hidung, dan raba.  Chromatophore kulit dan alat-alat tubuh yang berpigmen.
  • 18. Menumbuhkan banyak ragam alat :  Jaringan pengikat dan penunjang.  Otot : lurik, polos, dan jantung.  Mesenkim yang dapat berdifferensiasi menjadi berbagai macam sel dan jaringan.  Gonad, saluran serta kelenjar-kelenjarnya.  Ginjal dan ureter.  Lapisan otot dan jaringan pengikat (tunica muscularis, tunica adventitia, tunica muscularis-mucosa dan serosa) berbagai saluran dalam tubuh, seperti pencernaan, kelamin, trachea, bronchi, dan pembuluh darah.  Lapisan rongga tubuh dan selaput-selaput berbagai alat: pleura, pericardium, peritoneum, dan mesenterium.  Jaringan ikat dalam alat-alat seperti hati, pancreas, kelenjar buntu.  Lapisan dentin, cementum dan periodontium gigi, bersama pulpanya. d. Bumbung mesoderm
  • 20. Mekanisme differensiasi derivate ketiga lapis-benih dipengaruhi factor-faktor 1. Inti 2. Sitoplasma 3. Lingkungan mikro 4. Fisik 5. Hormon
  • 21. Factor gabungan Differensiasi ialah gabungan antara differensiasi pekerjaan gen dalam inti dan differensiasi lingkungan intra dan interselluler.
  • 22. Organizer Organizer menstimulasi pertumbuhan Disebut juga inductor Zat inductor mengalir dari sel ke sel lewat junctional complex antara sel yang bersebelahan
  • 23. Exogastrulasi Dilakukan experiment, untuk membuktikan bahwa untuk neurulasi perlu kehadiran inductor mesoderm yang melekat di bawah ectoderm gastrula.
  • 24. Caranya ialah dengan menarik lapisan mesoderm itu keluar dari archenteron. Dengan exogastrulasi ini mesoderm tetap menumbuhkan notochord, somit, dan derivatnya yang lain. Sedangkan ectoderm tak bias berdifferensiasi membentuk bumbung saraf.
  • 25. Pertumbuhan gigi Gigi tumbuh dari ectoderm dan mesoderm. Ameloblast ialah sel-sel yang berasal dari ectoderm, menumbuhkan lapisan enamel. Odontoblast ialah sel-sel yang berasal dari mesoderm (lapisan dermis mulut), menumbuhkan lapisan dentin, pulpa, semen, dan periodontium.
  • 26. Jaringan mesoderm ternyata sebagai inductor bagi ectoderm untuk menumbuhkan gigi. Menunjukkan betapa besar peranan mesoderm bagi pertumbuhan gigi.
  • 27. Pertumbuhan mata Mata tumbuh juga dengan hadirnya inductor, disini bukan mesoderm, tapi bumbung saraf (derivat ectoderm).
  • 28. Lensa mata itu berasal dari ectoderm, yang disebut lens placode. Tapi placode ini tak akan bisa tumbuh jadi lensa jika tonjolan otak yang disebut optic vesicle tak berkontak dengan placode itu.
  • 29. Pertumbuhan saraf dan testis Untuk terjadinya neurulasi, sehingga terbentuk bumbung saraf, perlu kehadiran mesoderm di bawah ectoderm sebagai inductor. Differensiasi bumbung saraf itu jadi otak depan, otak tengah, otak belakang dan batang saraf punggung, juga perlu kehadiran jaringan mesoderm sekitar bagian-bagian bumbung bersangkutan.
  • 30. Inervasi berbagai alat, juga harus dengan kehadiran neuroglia (sel jaringan ikat saraf). Sel Schwann harus ada sekitar ujung axon atau alat target, agar inervasi alat itu berlangsung normal. Kalau sel Schwann tak hadir disitu, maka serabut axon tak mencapai alat target tersebut.
  • 31. Testis berfungsi pula sebagai inductor pertumbuhan saluran kelamin jantan, yakni epididymis dan vas deferens.
  • 32. Jadi ternyata, bukan hanya butuh kehadiran hormon androgen (testosteron) untuk pertumbuhan saluran kelamin itu. Sebab kalau testis diangkat, lalu embrio diberi suntikan androgen, saluran kelamin tetap tidak bisa tumbuh normal.