1. 2 BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN 3BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN
BPOM - 100 TIPS KEAMANAN PANGAN BPOM - 100 TIPS KEAMANAN PANGAN
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
PENDAHULUAN
Aflatoksin
PENYUSUN:
Drs. Halim Nababan, MM.
Dra. Novinar, M.Epid.
Chyntia Dewi Nurhayati S., S.T.P.
Vinni Rahayu Ningsih, S.Farm, Apt.
11
16
Clostridium botulinum
Clostridium botulinum dapat tumbuh
dengan baik pada pangan yang tidak
asam (pH > 4.6) dalam lingkungan tanpa
oksigen, sebagai contoh pangan dalam
kaleng.
20
Cryptosporidium hominis
Cryptosporidium hominis tersebar dalam
bentuk ookista (sejenis spora) pada
pangan, seperti susu mentah, daging
mentah, sayur mentah, dan buah mentah.
SPONS
Spons merupakan alat utama dalam
membersihkan peralatan dapur, seperti
wajan, piring, gelas, atau pisau.
71
59
KONSUMSI PANGAN DI LUAR RUMAH
Orang menjadi sakit jika mengonsumsi pangan yang
tercemar. Oleh karena itu, penting, untuk mengkonsumsi
pangan yang aman terutama pada saat makan di luar
rumah.
INFO PENTING
PEMBAGIAN 5 KATEGORI
Kategori mikroba patogen
Kategori keracunan pangan
Kategori dapur rumah tangga
Kategori produk pangan
Kategori industri pangan
APA SAJA ISI
BUKU TIPS INI?
4
6
7
ISBN 978-602-8781-72-5
2. 4 BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN 5BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN
BPOM - 100 TIPS KEAMANAN PANGAN BPOM - 100 TIPS KEAMANAN PANGAN
70
71
72
73
74
75
76
77
78
DAFTAR ISI
Aeromonas hydrophila
Aflatoksin
Arcobacter butzleri
Bacillus cereus
Brucella sp
Campylobacter jejuni
Clostridium botulinum
Clostridium perfringens
Coliform
Cryptosporidium parvum
Cryptosporidium hominis
Cyclospora cayetanensis
Escherichia coli
Entamoeba histolytica
Enterobacter sakazakii
Flu Burung (H5N1)
Fumonisin
Giardia lamblia
Histamin
Listeria monocytogenes
Mycobacterium bovis
Norovirus
Pleisiomonas shigelloides
Parasit anisakidae
Penicillium
Rotavirus
Salmonella enteridis
Salmonella typhi
Salmonella typhimurium
Shigella dysenteriae
Staphylococcus aureus
Taenia spp
Trichinella spiralis
Tetrodotoksin
Toxoplasma gondii
Vibrio cholerae
Vibrio parahaemolitycus
Vibrio vulnificus
Virus hepatiis A
Yersinia enterocoliticia
TIPS KEAMANAN PANGAN
KATEGORI MIKROBA
PATOGEN
Pencegahan Keracunan Pangan
Suhu Pangan Aman
Penyimpan Pangan Pada Suhu Dingin / Beku
Pencegahan Kontaminasi Silang di Dapur
Penyimpanan Bahan Pangan
Pembelian Pangan
Konsumsi Pangan
Konsumsi Pangan di Luar Rumah
Bekal Pangan
Memasak Pangan
Thawing (Mencairkan Pangan Beku)
Menyiapkan Pangan untuk Piknik di Luar Rumah
Memanggang Daging / Unggas / Ikan Untuk Suatu Acara Bersama
Menjamu Tamu Dalam Suatu Acara Bersama (Penyimpanan
Dingin)
Menjamu Tamu Dalam Suatu Acara Bersama (Penyiapan Pangan)
Menjamu Tamu Dalam Suatu Acara Bersama (Membawa Pulang
Pangan)
Tips Keamanan Pangan
Kategori Dapur Rumah Tangga
Rak Penyimpanan Pangan Kering
Spons
Kulkas
Permukaan Area Memasak
Talenan
Microwave
Wajan
Keranjang Belanja
Mencuci Keranjang Belanja
TIPS KEAMANAN PANGAN
KATEGORI KERACUNAN PANGAN
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65
66
67
MEMASAK PANGAN
61
Menyiapkan Pangan & Susu Bayi
Botol Susu Bayi
Air Susu Ibu (ASI)
Daging
Minyak Goreng
Bumbu dan Rempah Kering
Susu dan Olahannya
Buah dan Sayur
Kerang
Produk Unggas
Pasta dan Nasi
Telur
Madu
Salad Selada/Kubis/Kol
Produk Pangan dari Susu
Produk Ikan
Menangani Pangan Matang yang
Tidak Habis
Memilih Minuman Saat Melakukan
Perjalanan
Memilih Pangan Saat
Melakukan Perjalanan
Pangan Siap Saji
Santan Kelapa
Membaca Label
Tips Keamanan Pangan
Kategori Produk Pangan
82
83
84
85
86
87
88
89
90
91
92
93
94
95
96
97
98
99
100
101
102
103
Membeli dan Menyimpan Produk
Ikan (Seafood)
Menyimpan Produk Ikan (Seafood)
Dalam Keadaan Hidup
Mengolah Produk Ikan (Seafood)
Menyajikan Produk Ikan (Seafood)
5 Tips Penting Untuk Sanitasi
Pangan yang Efektif di Usaha
Pangan
Menerapkan Elemen Dasar Sanitasi
yang Baik di Usaha Pangan
Higiene Karyawan yang Efektif di
Usaha Pangan
Program Pengendalian Hama yang
Efektif
Tips Keamanan Pangan
Kategori Industri Pangan
106
107
108
109
110
111
112
113
Manajemen Mengontrol Kelembaban Ruang Produksi
Mencairkan dan Memasak Pangan dengan Microwave
Memanaskan / Memasak Kembali Pangan dengan Microwave
Komunikasi antara Produsen Pangan dengan Konsumen
Memastikan Perlindungan Masyarakat di Bidang Keamanan
Pangan
MENYIAPKAN PANGAN DAN SUSU BAYI
MENGOLAH PRODUK IKAN (SEAFOOD)
82
108
114
115
116
117
118
3. 6 BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN 7BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN
BPOM - 100 TIPS KEAMANAN PANGAN BPOM - 100 TIPS KEAMANAN PANGAN
P
enyakit akibat pangan
selain menjadi beban
kesehatan masyarakat
dan memberikan kontribusi
yang signifikan terhadap biaya
perawatankesehatanjugadapat
menghambat perdagangan
pangan. Berdasarkan analisis
data dari laporan Kejadian
Luar Biasa (KLB) Keracunan
Pangan yang dihimpun Badan
Pengawas Obat dan Pangan
pada tahun 2014 telah terjadi
47 kasus KLB keracunan pangan
di Indonesia. Ditinjau dari segi
etiologi maka penyebab KLB
Keracunan Pangan adalah
mikroba sebanyak 7 (confirmed)
kejadian, mikroba (suspect)
sebanyak 24 kejadian, kimia
(suspect) sebanyak 8 kejadian,
tidak diketahui sebanyak
8 kejadian. Jenis pangan
penyebab KLB Keracunan
Pendahuluan
Pangan pada tahun 2014
adalah masakan rumah tangga
sebanyak 17 kasus, pangan jasa
boga sebanyak 13 kasus, pangan
olahan sebanyak 5 kasus, dan
pangan jajanan sebanyak 12
kasus.
Data menunjukkan bahwa
KLB Keracunan Pangan
sebagaian besar terjadi akibat
masakan rumah tangga.
Penyebab KLB keracunan
pangan dapat diakibatkan
oleh proses pengolahan yang
tidak bersih serta higiene
perorangan yang kurang baik.
Sehingga dapat menyebabkan
terjadinya kontaminasi
silang pada pangan yang
diproduksi. Tahap penyajian
pangan memiliki banyak
celah yang memungkinkan
terjadinya pencemaran pangan,
Kami berharap buku
ini dapat bermanfaat
untuk meningkatkan
pengetahuan keamanan
pangan sehingga
masyarakat secara
mandiri dapat mengawasi
pangan yang akan
dikonsumsinya.
KEAMANAN
PANGAN
misalnya melalui tempat dan
alat penyajian, wadah yang
digunakan untuk penyajian, dan
penyajinya sendiri. Oleh karena
itu, Buku 100 Tips Keamanan
Pangan ini diharapkan dapat
meningkatkan pengetahuan
masyarakat sehingga dapat
mengawasi pangan yang akan
dikonsumsinya. Buku ini berisi
Tips bagaimana meminimalkan
risiko pangan yang tercemar
oleh beberapa mikroba. Begitu
juga dengan Tips bagaimana
menghindari keracunan
pangan, tips keamanan pangan
di dapur rumah tangga, tips
untuk menjaga produk pangan
yang sering dikonsumsi, dan
beberapa tips keamanan
pangan untuk industri pangan
terutama praktik keamanan
pangan yang baik.
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT atas penerbitan buku 100 Tips
Keamanan Pangan ini. Penerbitan buku ini, merupakan salah satu upaya Direktorat
Surveilan dan Penyuluhan Keamanan Pangan untuk melengkapi modul edukasi
keamanan pangan.
Buku ini memuat 100 Tips Keamanan Pangan yang dikelompokkan ke dalam 5
(lima) kategori terkait dengan Mikroba Patogen, Keracunan Pangan, Dapur Rumah
Tangga, Produk Pangan, dan Industri Pangan. Setiap bagian terdiri dari penjelasan
karakteristik bahaya, jenis pangan yang sering terkontaminasi, dan tips untuk
meminimalkan risiko.
Sebagai bahan edukasi keamanan pangan, maka buku 100 Tips Keamanan Pangan
ini akan terus dikembangkan sejalan dengan peningkatan pengetahuan keamanan
pangan di masyarakat. Oleh karena itu, kami sangat terbuka dan menghargai saran
maupun masukan yang membangun dalam rangka penyempurnaan buku ini.
Kami berharap buku ini dapat bermanfaat untuk meningkatkan pengetahuan
keamanan pangan sehingga masyarakat secara mandiri dapat mengawasi pangan
yang akan dikonsumsinya. Dengan demikian, secara bersama-sama kita semua
dapat mewujudkan budaya keamanan pangan di Indonesia.
KATA PENGANTAR
Jakarta, Oktober 2015
Direktur Surveilan dan Penyuluhan Keamanan Pangan
Drs.Halim Nababan, MM
NIP. 19561107 197903 1 001
5. 10 BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN 11BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN
BPOM - 100 TIPS KEAMANAN PANGAN BPOM - 100 TIPS KEAMANAN PANGAN
Aeromonas hydrophila
Tips KEAMANAN Pangan
Aeromonas hydrophila dapat mencemari air dan pangan
terutama yang berasal dari perairan (ikan, Seafood).
Penyebaran bakteri ini terutama melalui air. Mikroba ini
terdapat di semua lingkungan air tawar dan air asin.
Gejala awal yang ditimbulkan oleh bakteri ini adalah
sakit perut, mual, muntah, deman dan berujung kepada
gastroenteritis (diare berair hingga disentri/diare berdarah)
atau non-gastroenteritis (sindrom hemolitik, penyakit
ginjal, atau infeksi jaringan lunak) dengan waktu inkubasi
1-7 hari.
Sakit akibat bakteri ini bisa berlangsung hingga
berminggu-minggu atau hanya beberapa hari bergantung
pada sistem kekebalan tubuh orang tersebut.
Tips untuk meminimalkan
resiko:
Minum air matang
Simpan Seafood dan ikan
mentah dalam keadaan beku
(-18⁰C)
Hindari kontaminasi silang
(pisahkan pangan matang
dengan pangan mentah dan
gunakan pisau pemotong yang
bersih)
Masak Seafood dan ikan pada
suhu aman, yaitu 70⁰C - 85⁰C
Aflatoksin
Tips KEAMANAN Pangan
Aflatoksin dapat mencemari pangan yang berasal dari
golongan biji-bijian, kacang-kacangan, jagung, produk
susu dan daging sapi.
Penyebaran racun dapat terjadi pada kacang dan
jagung ketika produk yang disimpan memiliki kadar
air yang tinggi atau ruang penyimpanan memiliki
kelembaban yang tinggi sehingga kapang mudah
tumbuh dan memproduksi aflatoksin. Daging sapi dan
produk susu dapat tercemar aflatoksin jika pakan yang
diberikan terkontaminasi oleh aflatoksin.
Sakit yang timbul bergantung dari kadar konsumsi
aflatoksin. Aflatoksin yang dikonsumsi dengan jumlah
yang kecil hingga sedang dapat dikategorikan ke dalam
aflatoksin kronik. Dan kadar konsumsi menengah
hingga tinggi dapat dikategorikan ke dalam aflatoksin
akut yang dapat berujung kepada kematian.
Gejala yang ditimbulkan biasa terjadi pada level akut,
seperti edema anggota tubuh bagian bawah, nyeri
perut, muntah, perdarahan, kerusakan hati, dan edema.
Gejala aflatoksin kronik biasanya sulit dikenali.
Tips untuk meminimalkan resiko:
Jangan menyimpan biji-bijian dan
kacang-kacangan ( terutama jagung
, kacang tanah dan biji kapas )
untuk waktu yang lama ( lebih dari
beberapa bulan )
Simpan biji-bijian dan kacang-
kacangan di dalam tempat yang
kering ( kelembaban rendah ) dan
sejuk
Beli biji-bijian dan kacang-kacangan
dari sumber yang terpercaya (di
mana Anda tahu itu segar dan telah
ditangani dengan baik )
Jangan gunakan bahan pangan yang
mengandung aflatoksin, dengan ciri-
ciri antara lain pangan terasa pahit
1
2
6. 12 BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN 13BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN
BPOM - 100 TIPS KEAMANAN PANGAN BPOM - 100 TIPS KEAMANAN PANGAN
Bacillus cereus dapat mencemari pangan terutama
yang berasal dari serelia (nasi, pasta), pangan sisa
(nasi goreng, saos), dan juga rempah-rempah.
Penyebaran bakteri ini terutama karena terjadi
penyebaran spora dalam jumlah besar pada pangan
yang telah dimasak. Spora akan bergerminasi
(tumbuh) bila proses pendinginannya berlangsung
dengan lambat.
Gejala awal yang ditimbulkan seperti mual dan
muntah. Pada kasus enterotoksin terjadi sakit
perut, diare berair, dan kram perut 4-16 jam setelah
mengonsumsi pangan yang terkontaminasi. Bakteri
ini dikenal sebagai penyebab muntah (emetik).
Sakit yang disebabkan bakteri ini dapat berlangsung
selama 12-24 jam hingga beberapa hati, tetapi jarang
berakibat fatal.
Arcobacter spp
Tips KEAMANAN Pangan
Arcobacter spp dapat mencemari air dan pangan, terutama yang berasal dari pangan hewani
(daging sapi, daging ayam, daging babi, daging kambing). Bakteri ini sering ditemukan pada karkas
ayam.
Penyebaran bakteri ini dapat terjadi melalui pangan dan air yang terkontaminasi bakteri ini.
Gejala awal yang ditimbulkan seperti mual, sakit perut, diare berair, muntah dan kram pada perut.
Sakit yang disebabkan oleh bakteri ini dapat berlangsung selama 2 minggu, tetapi jarang berakibat
fatal.
Tips untuk meminimalkan resiko:
Simpan daging mentah dalam keadaan beku, terutama daging babi pada suhu -35⁰C
Hindari kontaminasi silang (pisahkan pangan matang dengan pangan mentah dan gunakan pisau
pemotong yang bersih)
Masak daging pada suhu aman, yaitu 70⁰C - 85⁰C
Hindari konsumsi daging setengah matang
Minum air matang
Cuci tangan menggunakan sabun sebelum makan dan minum atau setelah keluar dari kamar
mandi
Bacillus cereus
Tips KEAMANAN Pangan
Tips untuk meminimalkan resiko:
Segera konsumsi pangan matang dan
jika ada sisa simpan pangan dalam
kondisi panas (di atas 60⁰C) atau
dingin (di bawah 50⁰C). Jika hendak
dikonsumsi kembali panaskan
pangan pada suhu di atas 70⁰C
Simpan pangan matang dalam
kondisi panas (di atas 60⁰C) atau
dingin (di bawah 5⁰C) jika berada di
dalam ruangan lebih dari 2 jam
Masak pangan pada suhu aman, yaitu
70⁰C - 85⁰C
Simpan pangan matang dalam wadah
yang lebar dan dangkal serta segera
dinginkan di dalam lemari pendingin
pada suhu di bawah 5⁰C
3
4
7. 14 BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN 15BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN
BPOM - 100 TIPS KEAMANAN PANGAN BPOM - 100 TIPS KEAMANAN PANGAN
Brucella sp
Tips KEAMANAN Pangan
Brucella sp dapat mencemari pangan hewani dan produk turunannya, terutama susu.
Penyebaran bakteri ini dapat terjadi di kandang ataupun di tempat pemotongan hewan
melalui hewan yang terpapar oleh bakteri ini.
Gejala awal yang ditimbulkan oleh bakteri ini adalah berkeringat, kehilangan nafsu makan,
kelelahan, demam terus-menerus, depresi, kehilangan berat badan, dan sakit seluruh tubuh.
Masa inkubasi bakteri ini 1- 2 bulan.
Sakit akibat bakteri ini bisa berlangsung 2-3 minggu. Jika terjadi komplikasi, waktu
penyembuhannya akan semakin lama. Kompilkasi yang terjadi, yaitu infeksi organ hati dan
ginjal, serta dapat berdampak pada sendi, jantung dan sistem tubuh lainnya.
Campylobacter jejuni
Tips KEAMANAN Pangan
Campylobacter jejuni dapat mencemari air dan
pangan hewani (daging mentah, ayam mentah, dan
susu), terutama karkas ayam.
Penyebaran bakteri ini dapat terjadi melalui pakan
ternak, air yang tercemar serta tidak mengalami
klorinisasi, pangan yang terkontaminasi oleh orang
yang terinfeksi bakteri tersebut, dan kontaminasi
silang antara pangan mentah dan matang.
Gejala awal yang ditimbulkan oleh bakteri ini adalah
demam, sakit perut, muntah, mual, dan diare. Masa
inkubasi bakteri ini 2-7 hari.
Sakit akibat bakteri ini bisa berlangsung 7-10 hari.
Komplikasi jangka panjang akibat bakteri ini sangat
jarang terjadi. Anak-anak di bawah usia 5 tahun dan
orang dewasa muda lebih rentan terinfeksi bakteri
ini.
Tips untuk meminimalkan resiko:
Minum susu yang telah dipasteurisasi
(75⁰C, 15 menit) atau yang telah
disterilisasi (121⁰C, 10 menit)
Simpan produk olahan hewani pada
suhu di bawah 5⁰C dan daging mentah
dalam keadaan beku (-18⁰C)
Masak daging pada suhu aman, yaitu
70⁰C - 85⁰C
Lakukan penyimpanan pangan matang
dengan benar (maksimal 4 jam pada
suhu ruang)
Panaskan pangan sisa hanya satu kali
hingga suhu 85⁰C
Hindari kontaminasi silang (pisahkan
pangan matang dengan pangan
mentah dan gunakan pisau pemotong
yang bersih)
Minum air matang
Tips untuk meminimalkan resiko:
Minum susu yang telah dipasteurisasi
(75⁰C, 15 menit) atau yang telah
disterilisasi (121⁰C, 10 menit)
Simpan produk olahan pangan
hewani pada suhu di bawah 5⁰C dan
daging mentah dalam keadaan beku
(-18⁰C)
Masak daging pada suhu aman, yaitu
70⁰C - 85⁰C
Pilih daging mentah yang bertekstur
baik, berbau khas, dan berwarna
cerah
Hindari kontaminasi silang
(pisahkan pangan matang dengan
pangan mentah dan gunakan pisau
pemotong yang bersih)
5
6
8. 16 BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN 17BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN
BPOM - 100 TIPS KEAMANAN PANGAN BPOM - 100 TIPS KEAMANAN PANGAN
Clostridium botulinum
Tips KEAMANAN Pangan
Clostridium botulinum dapat tumbuh dengan baik
pada pangan yang tidak asam (pH > 4.6) dalam
lingkungan tanpa oksigen, sebagai contoh pangan
dalam kaleng.
Penyebaran bakteri ini terutama terjadi melelalui
spora yang memproduksi racun pada bahan pangan
dengan proses pengalengan yang tidak sempurna.
Gejala awal yang ditimbulkan oleh bakteri ini adalah
lelah, lemah, muntah, mual, penglihatan berganda,
kesulitan menelan dan berbicara. Gejala timbul setelah
12-36 jam mengonsumsi pangan yang mengandung
racun tersebut.
Sakit akibat bakteri ini akan berlangsung hingga
beberapa minggu. Komplikasi dari racun ini bisa
menyebabkan kelumpuhan dan kerusakan pernafasan
yang berujung pada kematian.
Tips untuk meminimalkan resiko:
Pilih pangan yang diawetkan dengan
proses pengalengan sterilisasi
komersial (121⁰C selama 10 menit)
atau dengan cara diasamkan
Pilih pangan kaleng yang tidak
penyok, gembung, dan berkarat
Panaskan pangan kaleng pada suhu
80⁰C selama 30 menit atau 100⁰C
selama 10 menit
Clostridium perfringens
Tips KEAMANAN Pangan
Clostridium perfringens dapat mencemari pangan olahan yang dibuat dalam jumlah besar
terutama yang berbahan dasar daging-dagingan. Bakteri ini biasa ditemukan pada daging
mentah.
Penyebaran bakteri ini dapat melalui debu, tanah dan limbah serta dapat tumbuh dengan cepat
pada pangan yang terlalu lama berada di suhu ruang dan tidak dipanaskan secara optimal.
Gejala yang ditimbulkan seperti diare dan terkadang muntah yang berlangsung selama sehari.
Sakit yang disebabkan oleh bakteri ini dapat berakibat serius pada anak kecil/bayi, orang tua,
orang yang sedang sakit, dan yang memiliki imunitas rendah.
Tips untuk meminimalkan resiko:
Jaga pangan panas tetap panas
(di atas 600⁰C) atau pangan dingin
dingin (di bawah 50⁰C)
Segera simpan pangan siap saji di
dalam lemari pendingin jika tidak
segera dikonsumsi (maksimal 2 jam
pada suhu ruang)
Panaskan pangan sisa hanya satu
kali hingga suhu 85⁰C terutama
produk pangan hewani yang
dikukus, direbus, atau pangan
basah/berkuah
Masak daging pada suhu aman,
yaitu 70⁰C - 85⁰C
7
8
9. 18 BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN 19BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN
BPOM - 100 TIPS KEAMANAN PANGAN BPOM - 100 TIPS KEAMANAN PANGAN
Coliform dapat mencemari pangan, seperti selada sayur
dan lalapan serta daging mentah.
Penyebaran bakteri ini dapat terjadi melalui praktik
sanitasi kurang baik pada proses produksi pangan, seperti
tidak mencuci tangan sebelum menyiapkan pangan.
Bakteri ini sering digunakan sebagai indikator sanitasi
suatu produk pangan.
Gejala awal yang ditimbulkan seperti sakit perut dan
diare.
Sakit yang disebabkan oleh bakteri ini dapat berlangsung
beberapa hari dan jarang berakibat fatal.
Cryptosporidium parvum
Tips KEAMANAN Pangan
Cryptosporidium parvum tersebar dalam bentuk
ookista (sejenis spora) pada pangan, seperti susu
mentah, daging mentah, sayur mentah, dan buah
mentah. Adapun pangan yang dicurigai sebagai
kendaraan pembawa parasit ini, yaitu cuka apel,
sosis, dan pangan beku.
Penyebaran parasit ini dapat terjadi melalui
penggunaan air yang terkontaminasi oleh parasit
ini serta kurangnya praktik sanitasi dan kebersihan
dalam menyiapkan produk pangan.
Gejala yang ditimbulkan berupa diare berair tidak
berdarah, muntah, anoreksia, demam, malaise, kram
perut dan penurunan berat badan. Gejala biasanya
berlangsung 2-4 hari tapi bisa bertahan hingga dua
minggu. Waktu inkubasi parasit ini 3-5 hari hingga 2
minggu.
Sakit berat yang disebabkan oleh parasit ini dapat
mempengaruhi sistem pernafasan terutama pada
pasien yang memiliki sistem kekebalan tubuh yang
rendah.
Tips untuk meminimalkan resiko:
Minum susu yang telah dipasteurisasi
(75⁰C, 15 menit) atau yang telah
disterilisasi (121⁰C, 10 menit)
Simpan produk olahan hewani pada
suhu di bawah 5⁰C dan daging serta
ikan mentah dalam keadaan beku
(-18⁰C)
Masak daging pada suhu aman, yaitu
70⁰C - 85⁰C
Lakukan penyimpanan pangan matang
dengan benar
Panaskan pangan matang hanya satu
kali hingga suhu 85⁰C
Hindari kontaminasi silang
Cuci buah dan sayur sebelum
dikonsumsi, jika langsung dikonsumsi
bilas dengan air matang hingga bersih
Tips untuk meminimalkan
resiko:
Cuci tangan menggunakan
sabun dan air bersih sebelum
menangani pangan, setelah
mengolah pangan, setelah dari
toilet dan setelah bersentuhan
dengan hewan
Jaga sanitasi peralatan dan
tempat pengolah pangan
Masak pangan pada suhu aman,
yaitu 70⁰C - 85⁰C
Hindari kontaminasi silang
(pisahkan pangan matang dengan
pangan mentah dan gunakan
pisau pemotong yang bersih)
Minum air matang
Coliform
Tips KEAMANAN Pangan
9 10
10. 20 BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN 21BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN
BPOM - 100 TIPS KEAMANAN PANGAN BPOM - 100 TIPS KEAMANAN PANGAN
Cryptosporidium hominis
Tips KEAMANAN Pangan
Cryptosporidium hominis tersebar dalam bentuk
ookista (sejenis spora) pada pangan, seperti susu
mentah, daging mentah, sayur mentah, dan buah
mentah. Adapun pangan yang dicurigai sebagai
kendaraan pembawa parasit ini, yaitu cuka apel, sosis,
dan pangan beku.
Penyebaran parasit ini dapat terjadi melalui
penggunaan air yang terkontaminasi oleh parasit ini
serta kurangnya praktik sanitasi dan kebersihan dalam
menyiapkan produk pangan.
Gejala yang ditimbulkan berupa diare berair tidak
berdarah, muntah, anoreksia, demam, malaise, kram
perut dan penurunan berat badan. Gejala biasanya
berlangsung 2-4 hari tapi bisa bertahan hingga dua
minggu. Waktu inkubasi parasit ini 3-5 hari hingga 2
minggu.
Sakit berat yang disebabkan oleh parasit ini dapat
mempengaruhi sistem pernafasan terutama pada
pasien yang memiliki sistem kekebalan tubuh yang
rendah.
Tips untuk meminimalkan resiko:
Minum susu yang telah dipasteurisasi
(75⁰C, 15 menit) atau yang telah
disterilisasi (121⁰C, 10 menit)
Simpan produk olahan hewani pada
suhu di bawah 5⁰C dan daging serta
ikan mentah dalam keadaan beku
(-18⁰C)
Masak daging pada suhu aman, yaitu
70⁰C - 85⁰C
Lakukan penyimpanan pangan
matang dengan benar
Panaskan pangan matang hanya satu
kali hingga suhu 85⁰C
Hindari kontaminasi silang
Cuci buah dan sayur sebelum
dikonsumsi, jika langsung dikonsumsi
bilas dengan air matang hingga
bersih
Cyclospora cayetanensis
Tips KEAMANAN Pangan
Cyclospora cayetanesis dapat mencemari pangan segar, seperti kemangi, raspberri, dan selada.
Penyebaran parasit ini dapat terjadi melalui praktik sanitasi kurang baik pada proses produksi
pangan, seperti tidak mencuci tangan sebelum menyiapkan pangan. Serta penggunaan air yang
terkontaminasi parasit ini untuk mencuci bahan pangan tersebut. Parasit ini dikenal sebagai
penyebab infeksi usus (Cyclosporiasis)
Gejala awal yang ditimbulkan biasanya meliputi diare berair, termasuk hilangnya nafsu makan,
penurunan berat badan, kram perut dan kembung, mual, dan kelelahan. Waktu inkubasi 7-10 hari.
Sakit yang disebabkan oleh parasit ini dapat berlangsung hingga beberapa bulan. Sakit yang
terjadi dapat berupa penyakit diare yang berkepanjangan akibat adanya infeksi usus.
Tips untuk meminimalkan resiko:
Cuci tangan menggunakan sabun
dan air bersih sebelum menangani
pangan, setelah mengolah pangan,
setelah dari toilet dan setelah
bersentuhan dengan hewan
Jaga sanitasi peralatan dan tempat
pengolah pangan
Masak pangan pada suhu aman,
yaitu 70⁰C - 85⁰C
Hindari kontaminasi silang
(pisahkan pangan matang dengan
pangan mentah dan gunakan pisau
pemotong yang bersih)
Minum air matang
Cuci buah dan sayur sebelum
dikonsumsi, jika langsung
dikonsumsi bilas dengan air matang
11
12
11. 22 BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN 23BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN
BPOM - 100 TIPS KEAMANAN PANGAN BPOM - 100 TIPS KEAMANAN PANGAN
Escherichia coli terdapat secara alami di alam dan usus manusia. Bakteri ini dapat dikelompokkan
menjadi patogan (berbahaya) dan non patogen. Bakteri ini dapat mencemari air, susu mentah,
serta sayuran dan buah yang dicuci menggunakan air yang terkontaminasi bakteri ini.
Penyebaran bakteri ini dapat melalui penggunaan air yang terkontaminasi bakteri ini serta
kurangnya praktik sanitasi dan kebersihan dalam menyiapkan produk pangan.
Gejala yang ditimbulkan seperti kram perut yang akut disertai diare (terkadang terjadi
pendarahan), mual, muntah, dan demam selama 10 hari.
Sakit yang disebabkan bakteri ini untuk kasus yang berat, dapat menimbulkan komplikasi
Hemolytic Uremic Syndrome (HUS) atau infeksi pada saluran urin yang dapat menyebabkan
gagal ginjal pada anak-anak dan orang tua. Dan juga dapat berisiko munculnya penyakit
hemorrhagiccolitis (mampu memecahkan pembuluh darah dan menyebabkan pendarahan).
Escherichia coli
Tips KEAMANAN Pangan
Entamoeba histolytica
Tips KEAMANAN Pangan
Entamoeba histolytica dapat mencemari pangan
yang dicuci dengan air terutama berbahan dasar
sayuran dan buah-buahan (salad,lalapan).
Penyebaran parasit ini dapat melalui penggunaan
air yang terkontaminasi kista parasit ini serta
kurangnya praktik sanitasi dan kebersihan dalam
menyiapkan produk pangan.
Gejala awal yang ditimbulkan bisa berupa sakit
pada bagian perut, gangguan pada pencernaan, dan
disentri (berdarah dan berlendir).
Sakit yang disebabkan oleh parasit ini dapat
berlangsung hingga bertahun-tahun bergantung
pada jenis parasit, imunitas, dan tingkat keparahan
infeksi.
Tips untuk meminimalkan resiko:
Cuci buah dan sayur sebelum
dikonsumsi, jika langsung dikonsumsi
bilas dengan air matang hingga bersih
Cuci tangan menggunakan sabun dan
air bersih sebelum menangani pangan,
setelah mengolah pangan, setelah dari
toilet dan setelah bersentuhan dengan
hewan
Minum air matang
Masak pangan pada suhu aman, yaitu
70⁰C - 85⁰C
Hindari kontaminasi silang (pisahkan
pangan matang dengan pangan
mentah dan gunakan pisau pemotong
yang bersih)
Tips untuk meminimalkan
resiko:
Cuci tangan menggunakan
sabun dan air bersih sebelum
menangani pangan, setelah
mengolah pangan, setelah dari
toilet dan setelah bersentuhan
dengan hewan.
Cuci buah dan sayur sebelum
dikonsumsi, jika langsung
dikonsumsi bilas dengan air
matang hingga bersih.
Minum air matang
Masak pangan pada suhu aman,
yaitu 70⁰C - 85⁰C
Hindari kontaminasi silang
(pisahkan pangan matang dengan
pangan mentah dan gunakan
pisau pemotong yang bersih)
Minum susu yang telah
dipasteurisasi (75⁰C, 15 menit)
atau yang telah disterilisasi
(121⁰C, 10 menit)
13
14
12. 24 BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN 25BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN
BPOM - 100 TIPS KEAMANAN PANGAN BPOM - 100 TIPS KEAMANAN PANGAN
Enterobacter sakazakii
Tips KEAMANAN
Pangan
Enterobacter sakazakii dapat mencemari pangan
terutama susu formula bayi.
Penyebaran bakteri ini dapat terjadi akibat kurangnya
praktik sanitasi dan kebersihan dalam memproduksi
susu formula di industri dan menyiapkan susu formula
untuk dikonsumsi.
Gejala awal yang ditimbulkan pada bayi dapat berupa
respon makan yang buruk, iritabilitas (cepat marah),
nafas yang berat, dan suhu tubuh yang tidak stabil.
Sakit yang disebabkan oleh bakteri ini dapat
menyebabkan komplikasi yang parah hingga kematian
terutama pada bayi prematur berupa meningitis,
radang selaput otak dan sumsum tulang belakang.
Tanda-tanda meningitis pada bayi baru lahir meliputi
demam tinggi, menangis terus menerus, kantuk
berlebihan, iritabilitas, lesu, respon makan yang buruk,
kejang, kekakuan tubuh dan leher, sebuah tonjolan di
tempat yang lembut di atas kepala.
Tips untuk meminimalkan resiko:
Gunakan air panas (70 ° C) untuk
membuat susu bayi dari susu formula
bubuk
Ikuti instruksi pembuatan susu
pada kemasan susu formula bubuk
tersebut
Cuci tangan sebelum dan sesudah
menyiapkan susu bayi
Pastikan kebersihan botol susu
Cek tanggal kedaluwarsa susu
formula bayi pada kemasan sebelum
digunakan
Simpan susu formula bayi di dalam
cooler bag ketika berpergian
Usahakan jangan membuat susu
formula bayi dalam porsi besar
Jangan meninggalkan wadah yang
berisi susu formula bayi lebih dari 2
jam dalam keadaan terbuka di luar
Flu burung (H5N1)
Tips KEAMANAN Pangan
Flu burung (H5N1) sering mengontaminasi pangan
hewani yang berasal dari unggas.
Penyebaran virus ini terutama terjadi melalui
konsumsi unggas yang terkena virus ini serta
dimasak tidak sempurna.
Gejala awal yang ditimbulkan oleh virus ini adalah
Infeksi Saluran Pernafasan Atas (ISPA), demam tinggi
(>38⁰C), sakit tenggorokan tiba-tiba, batuk, nyeri
otot, sakit kepala, dan lemas. Masa inkubasi virus ini
1-7 hari.
Sakit akibat virus ini bisa berlangsung hingga
berminggu-minggu. Komplikasi akibat virus ini dapat
berupa pneumonia, kegagalan fungsi organ tubuh,
dan kematian.
15 16 Tips untuk meminimalkan resiko:
Tidak mengonsumsi ayam dan telur
mentah
Simpan daging unggas mentah
dalam keadaan beku (-18⁰C)
Masak daging unggas dengan
merata pada suhu aman, yaitu 70⁰C
- 85⁰C
Panaskan pangan matang hanya
satu kali hingga suhu 85⁰C
Cuci tangan menggunakan sabun
dan air bersih sebelum menangani
pangan, setelah mengolah pangan,
setelah dari toilet dan setelah
bersentuhan dengan hewan
Hindari kontaminasi silang
(pisahkan pangan matang dengan
pangan mentah dan gunakan pisau
pemotong yang bersih)
13. 26 BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN 27BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN
BPOM - 100 TIPS KEAMANAN PANGAN BPOM - 100 TIPS KEAMANAN PANGAN
Fumonisin merupakan racun yang diproduksi oleh kapang
Fusarium moniliforme dan F. proliferatum. Racun ini dapat
mencemari pangan terutama jagung dan juga produk
olahan jagung, seperti berondong, mie jagung.
Penyebaran racun dapat terjadi pada produk yang
ditumbuhi oleh kapang Fusarium moniliforme dan F.
Proliferatum akibat dismpan di tempat yang lembab
sehingga menyebabkan kapang mudah tumbuh dan
memproduksi fumonisin.
Gejala yang ditimbulkan seperti penurunan asupan
pangan, gangguan pernapasan, serta kelainan pada organ
hati dan ginjal.
Sakit yang disebabkan fumonisin, yaitu: penyeakit
Neural Tube Defect (NTD) pada bayi, kanker esofagus, dan
mikotoksikosis akut yang menyebabkan diare dan sakit
pada bagian perut.
Tips untuk meminimalkan
resiko:
Jangan menyimpan jagung dalam
waktu yang lama ( lebih dari
beberapa bulan )
Simpan jagung di dalam tempat
yang kering ( kelembaban rendah)
dan sejuk
Beli jagung dari sumber yang
terpercaya - di mana Anda tahu itu
segar dan telah ditangani dengan
baik
Jangan gunakan bahan pangan
yang mengandung fumonisin,
dengan ciri-ciri yaitu pangan
terasa pahit dan terdapat bercak
berwarna putih
Giardia lamblia
Tips KEAMANAN Pangan
Giardia lamblia sering mengontaminasi pangan
yang berasal dari produk pertanian, seperti
strawberry, selada, dan akar tanaman.
Penyebaran parasit ini terjadi terutama dalam
bentuk kista melalui penggunaan air yang
terkontaminasi kista parasit ini (baik ketika proses
penanaman maupun pencucian). Serta kurangnya
praktik sanitasi dan kebersihan dalam menyiapkan
produk pangan.
Gejala awal yang ditimbulkan oleh parasit ini adalah
diare diikuti dengan perut kembung, kotoran berbau
busuk, dan perut kram. Masa inkubasi parasit ini 1-3
minggu.
Sakit akibat parasit ini bisa berlangsung hingga 4-6
minggu. Sakit ini dapat menjadi parah, terutama
pada orang yang memiliki sistem kekebalan tubuh
yang rendah, yaitu diare yang parah, dehidrasi, dan
kehilangan berat badan.
Tips untuk meminimalkan resiko:
Cuci buah dan sayur sebelum
dikonsumsi, jika langsung
dikonsumsi bilas dengan air matang
hingga bersih
Cuci tangan menggunakan sabun
dan air bersih sebelum menangani
pangan, setelah mengolah pangan,
setelah dari toilet dan setelah
bersentuhan dengan hewan.
Minum air matang
Masak pangan pada suhu aman,
yaitu 70⁰C - 85⁰C
Hindari kontaminasi silang
(pisahkan pangan matang dengan
pangan mentah dan gunakan pisau
pemotong yang bersih)
Fumonisin
Tips KEAMANAN Pangan
17
18
14. 28 BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN 29BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN
BPOM - 100 TIPS KEAMANAN PANGAN BPOM - 100 TIPS KEAMANAN PANGAN
Histamin
Tips KEAMANAN Pangan
Histamin sering mengontaminasi pangan yang
berasal dari cumi, udang, kerang, dan ikan,
terutama ikan famili Scombridae (scromboid fish)
seperti ikan tuna, tongkol
Penyebaran histamin terutama terjadi melalui
konsumsi ikan yang mengandung histamin
berlebihan dengan jumlah di atas 50 ppm. Histamin
pada ikan terbentuk dari histidin oleh bantuan
bakteri yang mengontaminasi ikan, dimulai dari 6
jam setelah ikan mengalami kematian.
Gejala awal yang ditimbulkan oleh parasit ini adalah
mual, muntah, perut mengejang, diare, sakit kepala,
gatal-gatal, dan kulit berbintik-bintik merah yang
disertai demam. Gejala awal muncul setelah 1 jam
masuknya histamin ke dalam tubuh.
Sakit akibat histamin bisa berlangsung beberapa
jam hingga berhari-hari bergantung pada kadar
histamin yang termakan. Komplikasi akibat racun ini
sangat jarang terjadi.
Tips untuk meminimalkan resiko:
Simpan Seafood dan ikan mentah
dalam keadaan beku (-18⁰C)
Hindari kontaminasi silang
(pisahkan pangan matang dengan
pangan mentah dan gunakan pisau
pemotong yang bersih)
Lakukan thawing (mencairkan) ikan
beku di dalam kulkas bagian bawah
(<4⁰C) atau menggunakan air bersih
yang mengalir ikan beku di dalam
refrigerator
Listeria monocytogenes
Tips KEAMANAN Pangan
Listeria monocytogenes sering mencemari pangan
hewani (daging mentah, ayam mentah, susu mentah,
ikan mentah, sosis, ikan asap dan es krim) dan
sayuran mentah.
Penyebaran bakteri ini terutama terjadi pada bahan
pangan segar/mentah, akibat kulkas yang tidak
bersih, dan juga akibat kontaminasi silang dengan
produk yang mengandung bakteri ini.
Gejala awal yang ditimbulkan oleh bakteri ini adalah
influenza, muntah, mual, dan diare. Masa inkubasi
bakteri ini 3 - 70 hari.
Sakit akibat bakteri ini bisa berlangsung hingga
berminggu-minggu. Bagi mereka yang memiliki
sisitem kekebalan tubuh yang lemah dapat
mengalami komplikasi berupa meningitis. Ibu hamil
dan bayi sangat rentan terinfeksi bakteri ini.
Tips untuk meminimalkan resiko:
Minum susu yang telah
dipasteurisasi (75⁰C, 15 menit) atau
yang telah disterilisasi (121⁰C, 10
menit)
Simpan produk olahan hewani pada
suhu di bawah 5⁰C dan daging serta
ikan mentah dalam keadaan beku
(-18⁰C)
Masak daging pada suhu aman,
yaitu 70⁰C - 85⁰C
Lakukan penyimpanan pangan
matang dengan benar
Panaskan pangan matang hanya
satu kali hingga suhu 85⁰C
Hindari kontaminasi silang
(pisahkan pangan matang dengan
pangan mentah dan gunakan pisau
pemotong yang bersih)
Cuci buah dan sayur sebelum
dikonsumsi, jika langsung
dikonsumsi bilas dengan air matang
hingga bersih
19
20
15. 30 BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN 31BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN
BPOM - 100 TIPS KEAMANAN PANGAN BPOM - 100 TIPS KEAMANAN PANGAN
Norovirus dapat mencemari pangan mentah siap
konsumsi seperti salad, lalapan, dan daun salada di
hamberger.
Penyebaran virus ini terjadi melalui konsumsi dan
penggunaan air yang terkontaminasi atau melalui
orang yang terinfeksi virus ini.
Gejala yang ditimbulkan seperti mual, muntah, diare
tidak berdarah, sakit kepala, dan kram perut yang
kadang-kadang disertai dengan sedikit demam.
Masa inkubasi norovirus cenderung 24 sampai 48
jam.
Sakit yang disebabkan oleh virus ini biasanya
berlangsung hanya 24 sampai 60 jam. Namun, dalam
beberapa kasus, dehidrasi, kekurangan gizi, dan
bahkan kematian dapat terjadi. Komplikasi ini lebih
mungkin terjadi pada anak-anak, orang tua, pasien
di rumah sakit, dan panti jompo dengan sistem
kekebalan tubuh yang lemah.
Mycobacterium bovis dapat mencemari pangan
hewani dan produk turunannya, terutama susu.
Penyebaran bakteri ini dapat terjadi melalui pangan
yang berasal dari hewan yang terpapar oleh bakteri ini.
Gejala awal yang ditimbulkan oleh bakteri ini adalah
demam, menggigil, penurunan berat badan, sakit
perut, diare atau sembelit. Masa inkubasi bakteri ini
dapat berlangsung 1 bulan untuk orang yang memiliki
sistem kekebalan tubuh yang lemah dan 1 tahun untuk
orang biasa pada umumnya.
Sakit akibat bakteri ini bisa berlangsung 1 bulan.
Komplikasi akibat bakteri ini dapat mengakibatkan
tuberculosis pada usus yang dapat berujung pada
kematian.
Tips untuk meminimalkan resiko:
Minum susu yang telah dipasteurisasi (75⁰C, 15
menit) atau yang telah disterilisasi (121⁰C, 10 menit)
Simpan produk olahan pangan hewani pada suhu
di bawah 5⁰C dan daging mentah dalam keadaan
beku (-18⁰C)
Masak daging pada suhu aman, yaitu 70⁰C - 85⁰C
Pilih daging mentah yang bertekstur baik, berbau
khas, dan berwarna cerah
Hindari kontaminasi silang (pisahkan pangan
matang dengan pangan mentah dan gunakan pisau
pemotong yang bersih)
Norovirus
Tips KEAMANAN Pangan
Tips untuk meminimalkan resiko:
Orang sakit tidak boleh ikut
menyiapkan pangan
Cuci tangan menggunakan sabun dan
air bersih sebelum menangani pangan,
setelah mengolah pangan, setelah dari
toilet dan setelah bersentuhan dengan
hewan
Cuci buah dan sayur sebelum
dikonsumsi, jika langsung dikonsumsi
bilas dengan air matang hingga bersih
Minum air matang dan air dalam
kemasan ketika berpergian
Masak pangan pada suhu aman, yaitu
70⁰C - 85⁰C
Hindari kontaminasi silang (pisahkan
pangan matang dengan pangan
mentah dan gunakan pisau pemotong
yang bersih)
Mycobacterium bovis
Tips KEAMANAN
Pangan
21
22
16. 32 BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN 33BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN
BPOM - 100 TIPS KEAMANAN PANGAN BPOM - 100 TIPS KEAMANAN PANGAN
Parasit anisakidae
Tips KEAMANAN
Pangan
Parasit anisakidae sering
mengontaminasi pangan yang
berasal dari laut, terutama ikan,
dan cumi-cumi.
Penyebaran parasit ini terutama
terjadi melalui konsumsi mentah
ikan laut dan cumi (Sushi) yang
terkontaminasi parasit ini serta
konsumsi ikan laut dan cumi yang
dimasak tidak sempurna.
Gejala awal yang ditimbulkan
oleh parasit ini adalah mual,
muntah, dan sakit lambung akut
secara tiba-tiba. Masa inkubasi
parasit ini 11-12 jam.
Sakit akibat parasit ini biasanya
tidak fatal. Cara penanganan
dengan cara dioperasi untuk
membuang parasit yang ada di
dalam saluran pencernaan.
Tips untuk meminimalkan
resiko:
Simpan seafood dan ikan mentah
dalam keadaan beku (-18⁰C)
Hindari kontaminasi silang
(pisahkan pangan matang dengan
pangan mentah dan gunakan
pisau pemotong yang bersih)
Masak Seafood dan ikan pada suhu
aman, yaitu 70⁰C - 85⁰C
Hindari konsumsi Seafood dan
ikan mentah
Pleisiomonas shigelloides
Tips KEAMANAN Pangan
Pleisiomonas shigelloides sering mengontaminasi
kerang dan ikan air tawar.
Penyebaran bakteri ini terutama terjadi melalui
konsumsi air yang tercemar, kerang mentah, atau
ikan mentah.
Gejala awal yang ditimbulkan oleh bakteri ini adalah
demam, rasa kedinginan, sakit perut, mual, diare,
dan muntah. Masa inkubasi bakteri ini 20-24 jam.
Sakit akibat bakteri ini bisa berlangsung hingga
1-7 hari. Komplikasi akibat bakteri ini dapat terjadi
pada individu yang memiliki sistem kekebalan tubuh
lemah atau penderita kanker. Komplikasi yang
terjadi dapat berupa infeksi aliran darah (septicemia)
yang berujung pada kematian.
Tips untuk meminimalkan
resiko:
Minum air matang
Simpan seafood dan ikan mentah
dalam keadaan beku (-18⁰C)
Hindari kontaminasi silang
(pisahkan pangan matang dengan
pangan mentah dan gunakan pisau
pemotong yang bersih)
Masak seafood dan ikan pada suhu
aman, yaitu 70⁰C - 85⁰C
Hindari konsumsi ikan dan kerang
mentah
23 24
17. 34 BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN 35BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN
BPOM - 100 TIPS KEAMANAN PANGAN BPOM - 100 TIPS KEAMANAN PANGAN
Penicillium
Tips KEAMANAN Pangan
Penicillium sering mengontaminasi pangan yang
berasal dari biji-bijian dan serelia, seperti pada tepung
gandum, tepung maizena, jagung, kacang-kacangan.
Penyebaran Penicillium ini terutama terjadi melalui
konsumsi biji-bijian dan serelia yang berjamur. Jamur
tersebut muncul akibat penyimpanan dan pengeringan
yang tidak terkontrol.
Gejala awal yang ditimbulkan oleh racun ini adalah
muntah, kejang, meningkatnya kelumpuhan, dan sulit
bernapas
Sakit akibat terkena racun ini dapat berakibat fatal,
yaitu kerusakan pada saraf, hati, dan ginjal.
Tips untuk meminimalkan
resiko:
Lakukan pengeringan serelia dan
biji-bijian pada suhu 50⁰C- 60⁰C
sampai kadar air di bawah 14%
Lakukan penyimpanan bahan
pangan pada kondisi ruangan
atau tempat penyimpanan
dengan kadar kelembapan
maksimal 70%
Lakukan penyimpanan serelia
dan biji-bijian dengan kadar air
14%
Rotavirus
Tips KEAMANAN
Pangan
Rotavirus dapat mencemari air,
terutama air sumur.
Penyebaran virus ini melalui
konsumsi air yang terkontaminasi,
orang yang terinfeksi virus ini,
serta praktik sanitasi yang kurang
baik.
Gejala yang ditimbulkan seperti
muntah kemudian disusul dengan
diare yang berujung kepada
gastroenteritis. Masa inkubasi
norovirus cenderung 1 sampai 3
hari.
Sakit yang disebabkan oleh virus
ini biasanya berlangsung hanya
4-8 hari. Anak kecil sangat rentan
terhadap virus ini.
Tips untuk meminimalkan resiko:
Orang sakit tidak boleh ikut
menyiapkan pangan
Cuci tangan menggunakan sabun
dan air bersih sebelum menangani
pangan, setelah mengolah pangan,
setelah dari toilet dan setelah
bersentuhan dengan hewan
Cuci buah dan sayur sebelum
dikonsumsi, jika langsung
dikonsumsi bilas dengan air
matang hingga bersih
Minum air matang dan air dalam
kemasan ketika berpergian
Masak pangan pada suhu aman,
yaitu 70⁰C - 85⁰C
Hindari kontaminasi silang
25
26
18. 36 BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN 37BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN
BPOM - 100 TIPS KEAMANAN PANGAN BPOM - 100 TIPS KEAMANAN PANGAN
Salmonella enteridis
Tips KEAMANAN Pangan
Salmonella enteridis dapat mencemari pangan hewani
(daging sapi) dan produk turunannya, seperti susu.
Penyebaran bakteri ini dapat terjadi melalui
penggunaan air yang terkontaminasi oleh bakteri ini
serta kurangnya praktik sanitasi dan kebersihan dalam
menyiapkan produk pangan.
Gejala yang ditimbulkan berupa diare, sakit perut,
muntah,mual, dan demam yang berlangsung 1-7 hari.
Waktu inkubasi bakteri ini 12-36 jam.
Sakit berat yang disebabkan oleh bakteri ini dapat
berupa septicaemia (infeksi aliran darah oelh bakteri
yang dilanjutkan dengan infeksi non-usus.
Tips untuk meminimalkan resiko:
Minum susu yang telah dipasteurisasi
(75⁰C, 15 menit) atau yang telah
disterilisasi (121⁰C, 10 menit)
Simpan produk olahan hewani pada
suhu di bawah 5⁰C dan daging serta
ikan mentah dalam keadaan beku
(-18⁰C)
Masak daging pada suhu aman, yaitu
70⁰C - 85⁰C
Lakukan penyimpanan pangan
matang dengan benar (maksimal 4
jam pada suhu ruang)
Panaskan pangan matang hanya satu
kali hingga suhu 85⁰C
Hindari kontaminasi silang
Salmonella typhi
Tips KEAMANAN
Pangan
Salmonella typhi dapat mencemari pangan yang
berasal dari telur, daging mentah, dan sayuran
mentah.
Penyebaran bakteri ini dapat terjadi melalui
konsumsi pangan mentah, air mentah, atau pangan
yang tidak dimasak dengan sempurna, atau pangan
yang banyak mengandung protein seperti telur.
Gejala yang timbul seperti mual, demam, pusing,
kram perut, diare dan muntah-muntah selama 2-7
hari. Bakteri ini dikenal sebagai penyebab demam
typhoid (tifus) yang ditandai dengan feses berwarna
kehitaman.
Sakit akibat mikroba ini dapat berakibat fatal pada
bayi, orang tua, dan orang yang memiliki kekebalan
tubuh rendah atau defisiensi imun.
Tips untuk meminimalkan resiko:
Orang yang terkena demam typhoid
tidak boleh ikut menyiapkan pangan
Cuci tangan menggunakan sabun
dan air bersih sebelum menangani
pangan, setelah mengolah pangan,
setelah dari toilet dan setelah
bersentuhan dengan hewan
Cuci buah dan sayur sebelum
dikonsumsi, jika langsung
dikonsumsi bilas dengan air matang
hingga bersih
Minum air matang dan air dalam
kemasan ketika berpergian
Masak pangan pada suhu aman,
yaitu 70⁰C - 85⁰C
Hindari kontaminasi silang
27 28
19. 38 BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN 39BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN
BPOM - 100 TIPS KEAMANAN PANGAN BPOM - 100 TIPS KEAMANAN PANGAN
Shigella dysenteriae dapat mencemari air dan produk
hewani seperti susu dan daging. Rentan terhadap
pangan siap saji yang tidak dimasak, seperti salad.
Penyebaran bakteri ini dapat melalui orang yang
memiliki kebiasaan buruk, seperti memasak pangan
cair atau basah tidak seksama, konsumsi air yang
terkontaminasi dan juga dapat menular melalui
pangan, lalat, jari tangan, atau kotoran manusia.
Gejala yang timbul seperti sakit perut, demam, muntah,
diare yang terkadang disertai darah, nanah, atau
lendir pada feses selama 5-6 hari. Bakteri ini dikenal
sebagai penyebab disentri basiler, yang menyerang
dan menghancurkan sel usus besar, menyebabkan
bernanah, peradangan, diare berdarah dan berlendir.
Sakit akibat mikroba ini dapat berakibat fatal pada
bayi, orang tua, dan orang sakit atau yang memiliki
masalah pada kekebalan tubuh.
Salmonella typhimurium
Tips KEAMANAN Pangan
Salmonella Typhimurium dapat mencemari pangan
yang diolahan seperti sosis,hamburger, telur dadar,
buah potong dan sayur matang.
Penyebaran bakteri ini terutama pada pangan mentah,
daging matang, daging unggas, telur, pangan laut,
buah dan sayur.
Gejala yang timbulkan seperti diare, demam, pusing,
kram perut dalam kurun waktu 12-72 jam setelah
infeksi.
Sakit akibat mikroba ini dapat menyebabkan sakit
perut, tetapi jarang berakibat fatal. Penggunaan
antibiotik tidak terlalu berpengaruh terhadap
penyembuhan penyakit akibat S. typhimurium.
Tips untuk meminimalkan
resiko:
Masak daging dengan seksama,
dengan ciri-ciri bagian dalam
daging mencapai suhu 71⁰C dan
tidak berwarna merah muda
Simpan daging mentah sesegera
mungkin (paling lama 2 jam
setelah dibeli) di dalam kulkas
Simpan daging matang terutama
yang berkuah di dalam kulkas,
jika tidak segera dikonsumsi
selama lebih dari 2 jam setelah
dimasak
Shigella dysenteriae
Tips KEAMANAN Pangan
Tips untuk meminimalkan resiko:
Lakukan higiene perorangan dan
sanitasi saat menangani pangan
Simpan pangan matang berkuah
di dalam kulkas, jangan biarkan
pangan tersebut pada suhu ruang
(28-300⁰C) lebih dari 2 jam
Karyawan yang sakit seperti diare
atau muntah tidak boleh menangani
pangan.
Cuci tangan menggunakan sabun
dan air bersih sebelum menangani
pangan, setelah mengolah pangan,
setelah dari toilet dan setelah
bersentuhan dengan hewan
29
30
20. 40 BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN 41BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN
BPOM - 100 TIPS KEAMANAN PANGAN BPOM - 100 TIPS KEAMANAN PANGAN
Staphylococcus aureus
Tips KEAMANAN Pangan
Staphylococcus aureus dapat mencemari pangan seperti
daging, salad, keju, telur, dan pangan penutup yang
mengandung krim.
Penyebaran bakteri ini dapat ditularkan oleh manusia
melalui kulit, bisul, jerawat, dan orang yang terinfeksi
tenggorokannya, ketika menangani pangan.
Gejala yang ditimbulkan seperti mual, muntah, diare dan
kram pada perut yang berlangsung 1-2 hari, tetapi jarang
berakibat fatal. Bakteri ini dikenal sebagai penyebab
infeksi Staph/ infeksi kulit.
Sakit yang disebabkan bakteri ini adalah Infeksi Kulit
dari ringan sampai berat. Pada wanita menyusui
menyebabkan mastitis (radang payudara) atau abses
payudara yang dapat melepaskan bakteri ke dalam susu
ibu. Ketika bakteri masuk ke dalam aliran darah dan
menyebar ke organ lain, sejumlah infeksi serius dapat
terjadi, seperti bakteremia atau sepsis. Bila tidak diobati,
dapat menyebabkan kematian dan mengancam jiwa janin.
Tips untuk meminimalkan resiko:
Lakukan sanitasi dan higienitas
selama proses pengolahan pangan
Hindari kontak langsung dengan
pangan matang (gunakan alat antara
lain sendok, penjepit, garpu apabila
mengambil pangan matang)
Masak pangan pada suhu aman, yaitu
70⁰C - 85⁰C
Taenia spp (T.saginata dan T.solium)
Tips KEAMANAN Pangan
Parasit Taenia spp sering mengontaminasi pangan
hewani (unggas, sapi, babi) terutama daging sapi
(T.saginata) dan daging babi (T.solium).
Penyebaran parasit ini terutama terjadi melalui
konsumsi daging setengah matang yang
terkontaminasi parasit ini.
Gejala awal yang ditimbulkan oleh parasit ini adalah
mual, pusing, sakit kepala, diare, lemah, sembelit,
terjadi pengeluaran segmen tubuh cacing pada
feses, muntah, dan gatal-gatal pada anus. Masa
inkubasi parasit ini 2-3 bulan. Penyakit akibat parasit
ini dikenal dengan istilah Taeniasis.
Sakit akibat parasit ini bisa memberikan dampak
yang sangat berbahaya bagi kesehatan, yaitu
neurosistiserkosis yang dapat menimbulkan
kematian.
Tips untuk meminimalkan resiko:
Simpan daging mentah dalam
keadaan beku (-18⁰C)
Hindari kontaminasi silang
(pisahkan pangan matang dengan
pangan mentah dan gunakan pisau
pemotong yang bersih)
Masak daging pada suhu aman,
yaitu 70⁰C - 85⁰C
Hindari konsumsi daging setengah
matang
Cuci tangan menggunakan sabun
dan air bersih sebelum menangani
pangan, sebelum makan, setelah
mengolah pangan, setelah dari toilet
dan setelah bersentuhan dengan
hewan
31
32
21. 42 BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN 43BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN
BPOM - 100 TIPS KEAMANAN PANGAN BPOM - 100 TIPS KEAMANAN PANGAN
Tetrodotoksin biasanya terdapat pada ikan puffer
(ikan buntal).
Penyebaran racun ini terutama terjadi melalui
konsumsi ikan buntal.
Gejala awal yang ditimbulkan oleh racun ini, yaitu
paraesthesia (sensasi seperti ditusuk-tusuk) pada
bibir, lidah, wajah, kaki, dan tangan, mual, muntah,
serta diare. Gejala awal muncul 15 menit sampai
beberapa jam setelah mengonsumsi ikan buntal
yang mengandung racun tersebut.
Sakit akibat racun ini dapat mengakibatkan
kematian dalam waktu 4-6 jam.
Trichinella spiralis
Tips KEAMANAN Pangan
Parasit Trichinella spiralis sering mengontaminasi
pangan hewani, yaitu daging terutama daging babi.
Penyebaran parasit ini terutama terjadi melalui
konsumsi daging setengah matang yang
terkontaminasi parasit ini.
Gejala awal yang ditimbulkan oleh parasit ini adalah
gangguan pencernaan ekstrim, mual, muntah, sakit
kepala, nyeri otot, lemah, menggigil, dan demam. Masa
inkubasi parasit ini 3-4 hari. Penyakit akibat parasit ini
dikenal dengan istilah Trichinosis.
Sakit akibat parasit ini pada stadium akhir dapat
menyebabkan myokarditis (radang dinding otot
jantung) atau encephalitis (radang otak) yang
terkadang bersifat fatal.
Tips untuk meminimalkan resiko:
Simpan daging mentah dalam
keadaan beku, terutama daging
babi pada suhu -35⁰C
Hindari kontaminasi silang
(pisahkan pangan matang dengan
pangan mentah dan gunakan pisau
pemotong yang bersih)
Masak daging pada suhu aman,
yaitu 70⁰C - 85⁰C
Hindari konsumsi daging setengah
matang
Cuci tangan menggunakan sabun
dan air bersih sebelum menangani
pangan, sebelum makan, setelah
mengolah pangan, setelah dari
toilet dan setelah bersentuhan
dengan hewan
Tetrodotoksin
Tips KEAMANAN Pangan
Tips untuk meminimalkan resiko:
Hindari mengonsumsi ikan buntal.
Jika ingin mengonsumsi, pastikan
koki yang mengolah ikan buntal
tersebut memiliki sertifikat legal
mengolah ikan buntal
Jika keracunan, lakukan pencucian
perut dengan menggunakan
norit, larutan basa, atau larutan
endoskopi
33
34
22. 44 BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN 45BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN
BPOM - 100 TIPS KEAMANAN PANGAN BPOM - 100 TIPS KEAMANAN PANGAN
Vibrio cholerae dapat mencemari pangan siap
saji yang sering dijajakan dengan gerobak, seperti
kerang hijau rebus.
Penyebaran bakteri ini dapat terjadi melalui
penggunaan air yang terkontaminasi bakteri ini serta
kurangnya praktik sanitasi dan kebersihan dalam
menyiapkan produk pangan.
Gejala yang ditimbulkan seperti kram perut,
mual, muntah, dehidrasi, dan shock (turunnya
laju aliran darah secara tiba-tiba), diare cair yang
ringan, sampai diare akut yang ditandai dengan
kotoran yang berwujud seperti air cucian beras.
Gejala ini terjadi dengan tiba-tiba, dengan masa
inkubasi antara 6 jam sampai 5 hari. Bakteri ini
dikenal sebagai penyebab penyakit kolera di negara
berkembang.
Sakit yag disebabkan bakteri ini bersifat invasif
dan memproduksi racun tahan panas. Kematian
dapat terjadi apabila korban kehilangan cairan dan
elektrolit dalam jumlah besar.
Toxoplasma gondii
Tips KEAMANAN Pangan
Toxoplasmosis gondii dapat mencemari pangan seperti
daging cincang mentah, daging kambing mentah, susu
kambing yang tidak dipasteriusasi, kerang, tripang dan
bintang laut lainnya.
Penyebaran bakteri ini dapat melalui berbagai jenis
daging seperti daging babi, kambing, sapi, dan pangan
siap saji dengan bahan-bahan yang tidak dimasak
dengan sempurna.
Gejala yang ditimbulkan seperti pembengkakan
pada limpa, pusing dan sakit kepala yang dapat
berlangsung selama satu bulan, penderita akan merasa
tidak sehat yang disertai gejala influenza. Bakteri ini
dikenal sebagai penyebab toxoplasmosis/ infeksi yang
disebabkan oleh Toxoplasma gondii
Sakit yang disebabkan bakteri ini jika menginfeksi
bagian plasenta atau fetus pada wanita hamil, yang
dapt menyebabakan keguguran dan kerusakan
neurologi.
Tips untuk meminimalkan resiko:
Cuci tangan menggunakan sabun
dan air bersih sebelum menangani
pangan, sebelum makan, setelah
mengolah pangan, setelah dari toilet
dan setelah bersentuhan dengan
hewan
Masak daging dengan sempurna,
suhu interal untuk daging setidaknya
63⁰C selama 3 menit (matang
sempurna) untuk daging potongan
utuh atau yang dipanggang
Simpan daging mentah dalam
keadaan beku (-18⁰C)
Hindari kontaminasi silang
(pisahkan pangan matang dengan
pangan mentah dan gunakan pisau
pemotong yang bersih)
Hindari konsumsi daging setengah
matang
Vibrio cholerae
Tips KEAMANAN Pangan
Tips untuk meminimalkan resiko:
Lakukan sanitasi pada air yang
digunakan untuk mencuci bahan
pangan
Masak seksama pangan siap saji
yang rentan terkena kontaminasi
bakteri ini
Jaga penanganan pangan siap saji
mulai dari pedagang hingga ke
konsumen
Masak pangan dengan benar dan
panaskan ulang hingga suhu
internal mencapai 74⁰C
Jangan simpan kerang yang telah
dimasak lebih dari 2 jam pada suhu
ruang (28-30⁰C)
Selain itu, jangan simpan pangan
yang mudah rusak lebih dari 2 jam
pada suhu ruang (28-30⁰C)
35
36
23. 46 BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN 47BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN
BPOM - 100 TIPS KEAMANAN PANGAN BPOM - 100 TIPS KEAMANAN PANGAN
Vibrio parahaemolitycus
Tips KEAMANAN Pangan
Vibrio parahaemolitycus sering mencemari produk pangan yang berasal dari laut, terutama
tiram (oyster).
Penyebaran bakteri ini terutama terjadi melalui binatang laut yang hidup di air laut hangat.
Gejala awal yang ditimbulkan oleh bakteri ini adalah muntah, sakit perut, dan diare . Masa
inkubasi bakteri ini 8 – 72 jam.
Sakit akibat bakteri ini bisa berlangsung hingga 2-8 hari. Komplikasi akibat bakteri ini sangat
jarang terjadi, kecuali pada orang yang memiliki sistem kekebalan tubuh yang rendah.
Vibrio vulnificus
Tips KEAMANAN Pangan
Vibrio vulnificus sering mencemari produk pangan
yang berasal dari laut, terutama tiram (oyster).
Penyebaran bakteri ini terutama terjadi melalui
binatang laut yang hidup di air laut hangat.
Gejala awal yang ditimbulkan oleh bakteri ini adalah
demam, menggigil, dan mual. Masa inkubasi bakteri
ini 24 – 48 jam.
Sakit akibat bakteri ini bisa berlangsung 2-8 hari
hingga berminggu-minggu tergantung pada sistem
kekebalan tubuh. Orang yang mempunyai kanker,
penyakit hati, atau sistem kekebalan tubuh yang
lemah akan mengalami infeksi aliran darah yang
menyebabkan kematian.
Tips untuk meminimalkan
resiko:
Beli tiram yang masih utuh dan
cangkangnya tertutup rapat
Masak tiram dan produk Seafood
pada suhu minimal 80⁰C selama
15 menit
Simpan tiram dan produk
Seafood dalam keadaan beku
(-18⁰C)
Cuci tangan setelah menangani
tiram dan produk Seafood lainnya
Hindari konsumsi tiram dan
produk Seafood dalam keadaan
mentah
Hindari kontaminasi silang
(pisahkan pangan matang dengan
pangan mentah; gunakan pisau
pemotong yang bersih)
37
38 Tips untuk meminimalkan resiko:
Beli tiram yang masih utuh dan
cangkangnya tertutup rapat
Masak tiram dan produk Seafood pada
suhu minimal 80⁰C selama 15 menit
Simpan tiram dan produk Seafood
dalam keadaan beku (-18⁰C)
Cuci tangan menggunakan sabun dan
air bersih sebelum menangani pangan,
sebelum makan, setelah mengolah
pangan, setelah dari toilet dan setelah
bersentuhan dengan hewan
Hindari konsumsi tiram dan produk
Seafood dalam keadaan mentah
Hindari kontaminasi silang (pisahkan
pangan matang dengan pangan
mentah dan gunakan pisau pemotong
yang bersih)
24. 48 BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN 49BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN
BPOM - 100 TIPS KEAMANAN PANGAN BPOM - 100 TIPS KEAMANAN PANGAN
Virus Hepatiis A
Tips KEAMANAN
Pangan
Virus Hepatitis A biasanya terdapat pada air yang
terkontaminasi dan berbagai jenis kekerangan yang
umumnya mempunyai sistem perlindungan berupa
cangkang.
Penyebaran bakteri sangat mudah, terutama melalui
pangan dan air yang terkontaminasi oleh tinja orang yang
terinfeksi.
Gejala yang timbul seperti kelelahan, demam, mual dan
muntah, kehilangan nafsu makan, menguningnya kulit
dan bagian putih mata (jaundice), urin berwarna gelap
seperti teh,mencret, kotoran BAB yang berwarna terang
atau mirip tanah liat. Bakteri ini dikenal sebagai penyebab
Hepatitis A
Sakit yang disebabkan bakteri ini menyebabkan radang
pada lambung dan gangguan kesehatan, terutama pada
hati dan ginjal.
Tips untuk meminimalkan resiko:
Lakukan higiene perorangan dan
sanitasi saat menangani pangan
Vaksinasi dapat dilakukan sesegera
mungkin pada anak umur 1 tahun
atau pada orang dewasa yang berisiko
terkena hepatitis A
Beli tiram yang masih utuh dan
cangkangnya tertutup rapat
Masak tiram dan produk Seafood pada
suhu di atas 70⁰C selama 15 menit
Simpan tiram dan produk Seafood
dalam keadaan beku (-18⁰C)
Cuci tangan menggunakan sabun
dan air bersih sebelum menangani
pangan, setelah mengolah pangan,
setelah dari toilet dan setelah
bersentuhan dengan hewan
Hindari konsumsi tiram dan produk
Seafood dalam keadaan mentah
Hindari kontaminasi silang
Yersinia enterocoliticia
Tips KEAMANAN Pangan
Yersinia enterocoliticia sering mencemari daging
mentah (sapi, babi, kambing,ayam,dsb), Seafood
mentah, ikan mentah, dan susu mentah.
Penyebaran bakteri ini terutama terjadi melalui
pangan yang terkontaminasi bakteri tersebut dan
tidak dimasak secara sempurna. Bakteri ini banyak
terdapat di tanah, air, dan hewan (babi, tupai,
berang-berang).
Gejala awal yang ditimbulkan oleh bakteri ini
adalah diare, muntah, demam, dan sakit perut. Masa
inkubasi bakteri ini 24-48 jam.
Sakit akibat bakteri ini bisa berlangsung hingga
berminggu-minggu. Komplikasi akibat bakteri ini,
yaitu sakit perut bagian kanan bawah mirip dengan
sakit radang usus buntu serta pembengkakan
kelenjar limfe di bagian perut. Anak kecil, orang yang
sudah sangat tua, dan orang dengan tubuh yang
lemah sangat rentan terinfeksi bakteri ini.
Tips untuk meminimalkan resiko:
Simpan produk olahan hewani pada
suhu di bawah 5⁰C
Simpan daging mentah, ikan
mentah, dan Seafood mentah dalam
keadaan beku (-18⁰C)
Masak daging dengan merata pada
suhu aman, yaitu 70⁰C - 85⁰C
Minum susu yang telah
dipasteurisasi (75⁰C, 15 menit) atau
yang telah disterilisasi (121⁰C, 10
menit)
Panaskan pangan matang hanya
satu kali hingga suhu 85⁰C
Hindari kontaminasi silang
(pisahkan pangan matang dengan
pangan mentah dan gunakan pisau
pemotong yang bersih)
Cuci tangan menggunakan sabun
dan air bersih sebelum menangani
pangan, setelah mengolah pangan,
setelah dari toilet dan setelah
bersentuhan dengan hewan
39
40
25. 50 BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN 51BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN
BPOM - 100 TIPS KEAMANAN PANGAN BPOM - 100 TIPS KEAMANAN PANGAN
Tips KEAMANAN Pangan
KATEGORI KERACUNAN PANGAN
Pencegahan Keracunan Pangan
Suhu Pangan Aman
Penyimpan Pangan Pada Suhu Dingin / Beku
Pencegahan Kontaminasi Silang di Dapur
Penyimpanan Bahan Pangan
Pembelian Pangan
Konsumsi Pangan
Konsumsi Pangan di Luar Rumah
Bekal Pangan
Memasak Pangan
Thawing (Mencairkan Pangan Beku)
Menyiapkan Pangan untuk Piknik di Luar Rumah
Memanggang Daging / Unggas / Ikan Untuk Suatu Acara Bersama
Menjamu Tamu Dalam Suatu Acara Bersama (Penyimpanan
Dingin)
Menjamu Tamu Dalam Suatu Acara Bersama (Penyiapan Pangan)
Menjamu Tamu Dalam Suatu Acara Bersama (Membawa Pulang
Pangan)
26. 52 BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN 53BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN
BPOM - 100 TIPS KEAMANAN PANGAN BPOM - 100 TIPS KEAMANAN PANGAN
Pencegahan
Keracunan Pangan
Tips
KEAMANAN
Pangan
Keracunan pangan dapat
diakibatkan oleh konsumsi pangan
yang tercemar oleh mikroba yang
berbahaya bagi tubuh.
Keberadaan mikroba merugikan
ini dapat dikarenakan proses
penanganan, penyimpanan, atau
penyiapan pangan dengan cara yang
tidak higienis dan tidak mematuhi
kaidah keamanan pangan.
Pencegahan keracunan pangan
bertujuan untuk mencegah sakit
akibat keracunan pangan.
Gejala keracunan pangan secara
umum yaitu mual, muntah, sakit
perut, diare, demam, dan sakit
kepala.
Tips untuk meminimalkan resiko:
Cuci tangan menggunakan sabun dan air bersih sebelum
menangani pangan, setelah mengolah pangan, setelah dari
toilet dan setelah bersentuhan dengan hewan
Bersihkan permukaan meja kerja dan semua peralatan
dengan sabun dan air panas sebelum dan sesudah
menyiapkan pangan
Hindari kontaminasi silang:
Pisahkan pangan matang dengan pangan mentah
Gunakan pisau pemotong yang bersih
Masak pangan hingga matang dan dinginkan segera serta
simpan dalam kulkas jika tidak langsung dimakan
Jaga pangan dingin tetap dingin dan pangan panas tetap
panas
Suhu Pangan
Aman
Tips
KEAMANAN
Pangan
Pangan harus disimpan di suhu
aman, yaitu pangan dingin disimpan
pada suhu di bawah 5⁰C dan
pangan panas di simpan di atas
60⁰C agar tidak cepat rusak akibat
terkontaminasi mikroba patogen dan
pembusuk.
Tips untuk meminimalkan resiko:
Pastikan kulkas berfungsi dengan baik
Pastikan pangan dingin tetap dingin dan pangan panas tetap panas
Pastikan pangan olahan disimpan sesuai dengan petunjuk penyimpanan yang tertera pada kemasan
Jaga suhu pangan yang mudah rusak agar tetap dingin selama perjalanan
Jika ragu, pangan yang telah 4 jam berada dalam suhu zona berbahaya jangan dikonsumsi
Buat Perencanaan Dalam Menyiapkan Pangan
Siapkan pangan dalam jumlah secukupnya, semakin banyak jumlah pangan yang dipersiapkan
semakin sulit menjaganya tetap panas atau dingin
Siapkan pangan dalam waktu sedekat mungkin dengan waktu penyajian
Lakukan Pendinginan Pangan Matang Dalam Waktu Sesingkat Mungkin
Dinginkan / turunkan suhu pangan setelah dimasak dalam waktu sesingkat mungkin, jika pangan
tidak segera dikonsumsi. Jika perlu bagi dalam beberapa wadah porsi kecil dan masukkan ke dalam
kulkas atau freezer segera setelah pangan tidak berasap
41 42
27. 54 BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN 55BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN
BPOM - 100 TIPS KEAMANAN PANGAN BPOM - 100 TIPS KEAMANAN PANGAN
Penyimpan
Pangan Pada Suhu
Dingin / Beku
Tips
KEAMANAN
Pangan
Simpan pangan berisiko tinggi,
seperti susu & yogurt pada suhu
dingin (di bawah 5⁰C)
Tujuan penyimpanan pangan
pada suhu dingin, yaitu untuk
menjaga keawetan pangan,
mencegah pertumbuhan mikroba,
dan mengurangi kemungkinan
terjadinya keracunan pangan pada
keluarga.
Ada kalanya meskipun sudah
disimpan dalam kulkas, pangan
cepat rusak atau menjadi asam.
Hal ini dikarenakan kulkas tidak
berfungsi dengan baik. Oleh
karena itu, perlu dipastikan bahwa
penyimpanan dingin yang dilakukan
sudah benar dan tepat.
Tips Penyimpanan Pangan Pada Suhu Dingin / Beku
Dengan Benar:
Jaga dan pelihara kulkas agar berfungsi sebagaimana
mestinya
Pastikan suhu kulkas berada di 4-5⁰C
Simpan pangan yang mudah rusak dan pangan matang
(pangan siap saji) di dalam kulkas
Lihat instruksi penyimpanan pada label pangan
Simpan pangan siap saji dalam wadah tertutup rapat di
atas pangan mentah
Cairkan pangan beku di dalam kulkas atau Microwave
sesuai porsi yang dibutuhkan
Pencegahan Kontaminasi Silang di Dapur
Tips
KEAMANAN Pangan
Kontaminasi silang merupakan
peristiwa perpindahan mikroba
dari pangan atau permukaan atau
peralatan ke pangan atau peralatan
atau permukaan yang tidak
terkontaminasi.
Pencegahan kontaminasi silang
bertujuan untuk mencegah sakit
akibat keracunan pangan.
Tips Mencegah Kontaminasi Silang di Dapur:
Cuci tangan menggunakan sabun dan air bersih sebelum
menangani pangan, setelah mengolah pangan, setelah
dari toilet dan setelah bersentuhan dengan hewan
Bersihkan permukaan tempat kerja dan peralatan
sebelum dan setelah digunakan
Gunakan peralatan yang bersih atau yang berbeda untuk
bahan pangan matang dan mentah
Pisahkan penanganan bahan pangan, seperti sayur dan
buah dengan bahan pangan, seperti daging dan ikan
Ganti peralatan yang sudah rusak secara berkala
Simpan pangan mentah terpisah dari pangan matang
dengan cara dimasukkan ke dalam wadah tertutup rapat
43 44
28. 56 BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN 57BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN
BPOM - 100 TIPS KEAMANAN PANGAN BPOM - 100 TIPS KEAMANAN PANGAN
Penyimpanan
Bahan Pangan
Tips
KEAMANAN
Pangan
Bakteri penyebab keracunan
pangan mudah menyebar dan
memperbanyak diri dengan cepat
jika pangan disimpan dengan cara
yang tidak tepat. Oleh karena itu,
perlu diperhatikan dan diterapkan
dengan baik bagaimana cara
menyimpan pangan dengan tepat.
Tujuan penyimpanan pangan
dengan cara yang tepat, dapat
mencegah mikroba tumbuh dan
berkembang di dalam pangan, yang
pada akhirnya dapat mencegah
keracunan akibat pangan.
Tips Penyimpanan Pangan :
Simpan pangan mentah dan pangan matang secara
terpisah dalam wadah tertutup
Dinginkan pangan matang hingga suhu ruang (21⁰C)
sebelum disimpan di dalam kulkas
Pastikan suhu kulkas mampu mendinginkan (di bawah
5⁰C ) atau membekukan pangan (dibawah – 18⁰C ) yang
disimpan
Simpan pangan kaleng yang sudah di buka di dalam
wadah baru atau plastik yang dimasukkan ke dalam kulkas
Baca dan ikuti petunjuk / cara penyimpanan pada label
pangan.
Pembelian
Pangan
Tips
KEAMANAN
Pangan
Pembelian pangan yang tepat dapat
memperkecil risiko keracunan oleh
pangan.
Oleh karena itu, sangatlah penting
untuk mengetahui bagaimana
membeli pangan dengan aman.
Tips Pembelian Pangan :
Beli pangan berisiko tinggi yang berada di luar suhu zona
berbahaya (5 – 60⁰C)
Beli pangan panas dan pangan dingin di akhir acara
belanja
Beli pangan beku yang dipajang di dalam freezer
Beli pangan dingin yang dipajang di dalam kulkas
Jaga pangan panas tetap panas, pangan dingin tetap
dingin, dan pangan beku tetap beku, baik selama
perjalanan pulang maupun saat tiba di rumah
Periksa kondisi kemasan pangan olahan (baik, tidak
penyok, tidak bocor, dan bersih) dan kondisi pangan yang
akan dibeli (rasa, tekstur, dan bau tidak menyimpang)
Periksa Label Pangan (kedaluwarsa, izin edar (No. BPOM
RI MD/ML atau No. P-IRT), dan identitas produsen.
Beli pangan di tempat penjualan yang bersih
45 46
29. 58 BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN 59BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN
BPOM - 100 TIPS KEAMANAN PANGAN BPOM - 100 TIPS KEAMANAN PANGAN
Konsumsi Pangan
Tips
KEAMANAN
Pangan
Kontaminasi pangan oleh bakteri
penyebab keracunan pangan lebih
cepat terjadi pada kondisi cuaca
hangat / panas.
Konsumsi pangan secara aman
dapat mencegah sakit akibat
keracunan pangan.
Tips Mengonsumsi Pangan :
Cuci tangan sebelum makan dengan air bersih dan sabun lalu keringkan dengan lap bersih
Segera konsumsi pangan yang sudah selesai dimasak agar bakteri tidak sempat tumbuh, maksimal
2 (dua) jam atau segera di simpan di dalam kulkas
Cuci bersih pangan segar yang langsung dimakan tanpa dimasak terlebih dahulu, seperti buah dan
sayuran (lalapan / karedok). Bila perlu gosok / sikat dengan air bersih mengalir, dan terakhir dibilas
dengan air matang
Berhati –hati pada saat mengonsumsi pangan mentah seperti lalap / karedok/ sushi, susu, kerang /
tiram / ikan mentah, jus buah
Pilih pangan buffe yang memiliki penghangat dan pendingin pangan yang memadai
Habiskan daging / ikan / kerang mentah dalam sekali makan
Usahakan tidak menyimpan pangan sisa
Hindari telur mentah atau pangan yang mengandung telur mentah, seperti adonan kue
Jika akan makan kerang mentah, pastikan kerang masih hidup dan cangkangnya utuh tertutup saat
dibeli
Pilih susu dan jus buah yang dikemas secara komersil dan terdaftar di Badan POM dengan kode MD
atau ML
Konsumsi Pangan
di Luar Rumah
Tips
KEAMANAN
Pangan
Orang bisa menjadi sakit jika
mengonsumsi makanan yang
tercemar. Oleh karena itu penting
untuk mengonsumsi pangan yang
aman terutama pada saat makan di
luar rumah.
Tips mengonsumsi pangan di luar rumah :
Pastikan kebersihan tempat makan, tidak banyak lalat
berterbangan
Pastikan pangan panas tetap panas (bukan hangat),
pangan dingin tetap dingin dan pangan beku tetap beku
Pilih sayuran (lalap/karedok/salad) yang segar
Hati-hati dengan kuah salad (mayonais) atau pangan
lainnya yang terbuat dari telur
mentah, dan hati-hati pula dengan es batu yang
digunakan
Pilih pangan yang dimasak hingga matang, terutama
pangan hewani (daging, telur)
Pilih pangan yang rasa, bau, dan tekstur tidak
menyimpang
47 48
30. 60 BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN 61BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN
BPOM - 100 TIPS KEAMANAN PANGAN BPOM - 100 TIPS KEAMANAN PANGAN
Bekal Makanan
Tips
KEAMANAN
Pangan
Bakteri penyebab keracunan pangan
dapat tumbuh dengan cepat, terutama
pada cuaca panas.
Salad dan produk daging “dingin”
yang dikemas untuk bekal makan
siang mengandung gizi yang cukup
untuk pertumbuhan mikroba.
Tips untuk meminimalkan risiko:
Pilih pangan berisiko rendah (keju yang keras (hard cheese), daging / unggas / ikan yang baru saja di
masak, buah dan sayuran segar yang sudah dicuci bersih, pangan ringan (snack), roti)
Pilih kotak makan yang mudah dibersihkan, dikeringkan, dan lebih baik jika dilengkapi alat insulasi
yang dapat mempertahankan suhu pangan panas tetap panas dan suhu pangan dingin tetap dingin
Cuci tangan dengan sabun hingga bersih sebelum dan setelah menyiapkan bekal
Cuci dan pastikan kebersihan peralatan masak, kotak makan, dan tempat minum yang digunakan
Cuci bersih buah dan sayuran yang akan dibawa sebagai bekal makan siang
Masak pangan hingga matang dan dinginkan (kurang dari 5⁰C) pangan dalam waktu cepat sebelum
dimasukkan ke dalam kotak makan
Pisahkan bekal dari pangan lainnya yang ada di dalam kulkas, khususnya dari daging / unggas / ikan
mentah yang dapat mencemari bekal
Masukkan pangan ke dalam kotak makan setelah asap panasnya hilang
Untuk bekal makan tertentu yang mudah rusak (perishablefood) dapat menggunakan gel ice pack
sebagai sumber pendingin
Jika memungkinkan dan tersedia, letakkan kotak makan dalam kulkas di tempat kerja begitu anda
sampai dan bekerja di luar ruangan
Memasak Pangan
Tips
KEAMANAN
Pangan
Pangan aman adalah hak setiap
orang.
Pangan yang aman tidak hanya akan
memenuhi kebutuhan gizi, tetapi juga
menjaga kesehatan tubuh.
Tips untuk meminimalkan risiko :
Mengetahui dengan pasti darimana sumber air dan bahan
pangan yang digunakan
Cuci tangan, alat masak, dan bahan pangan sebelum
memasak
Pisahkan bahan pangan mentah dan matang untuk
mencegah terjadinya kontaminasi silang, baik ketika
belanja maupun memasak. Gunakan papan potong dan
alat masak yang berbeda untuk pangan hewani dan non-
hewani
Perhatikan waktu dan suhu saat proses memasak. Apabila
memungkinkan, gunakan termometer atau alat pengukur
suhu
Bila pangan tidak akan dimasak segera, simpan bahan
pangan terutama bahan pangan hewani di dalam kulkas
Penyimpanan ini akan memperlambat pertumbuhan
bakteri
49 50
31. 62 BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN 63BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN
BPOM - 100 TIPS KEAMANAN PANGAN BPOM - 100 TIPS KEAMANAN PANGAN
Thawing
(Mencairkan
Pangan Beku)
Tips
KEAMANAN
Pangan
Thawing (mencairkan pangan beku) secara benar sangat
penting untuk menjaga pangan agar aman untuk dikonsumsi.
Pangan harus disimpan pada suhu aman selama pencairan.
Mikroba patogen yang telah ada sebelum pembekuan akan
bertambah banyak ketika pangan mengalam pencairan dan
suhu mencapai lebih dari 40 ° C.
Suhu 5 - 60°C adalah suhu di mana bakteri berkembang biak
dengan cepat (Danger Zone).
Tips untuk meminimalkan risiko:
Thawing pangan beku menggunakan lemari pendingin dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut
Tentukan porsi pangan beku yang akan dicairkan. Semakin besar pangan yang akan dicairkan,
waktu yang dibutuhkan akan semakin lama.
Letakkan pangan yang akan dicairkan di rak paling bawah agar tidak mengontaminasi pangan
lainnya.
Pangan yang sudah dicairkan harus segera diolah.
Thawing pangan beku dengan cara merendam dengan air dingin dapat dilakukan dengan cara
sebagai berikut :
Gunakan air dingin dengan suhu kurang dari 70°F untuk menthawing pangan beku.
Pastikan porsi pangan beku yang akan dithawing dapat cair dalam waktu kurang dari 2 jam.
Pastikan pangan beku yang dithawing dibungkus menggunakan plastik yang kedap air dan tidak
bocor. Hal ini dilakukan untuk menghindari pangan beku terkontaminasi bakteri yang berasal dari
air.
Jika tidak menggunakan air yang mengalir, ganti air yang digunakan setiap 30 menit.
Thawing pangan beku menggunakan Microwave dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :
Gunakan wadah yang tepat dan sesuai, seperti allumunium foil.
Pangan beku yang dicairkan menggunakan Microwave harus segera dimasak.
Untuk Microwave yang tidak dilengkapi dengan teknologi rotasi (pemutaran) secara otomatis,
lakukan rotasi pada pangan saat setengah proses pemasakan untuk memastikan bahwa panas
sudah tersebar merata keseluruh bagian.
Menyiapkan Pangan Untuk Berpergian
Tips KEAMANAN Pangan
Makan bersama keluarga di
luar rumah sambil piknik dan
memanggang pangan serta bercanda
ria semakin trendi di Indonesia.
Tetapi makan di luar rumah seperti
ini meningkatkan risiko keracunan
pangan karena berbagai alasan,
antara lain sulitnya mempertahankan
suhu penyimpanan pangan dingin
(5 ° C atau kurang), atau suhu
penyimpanan pangan panas (60 ° C
atau lebih)
Tips untuk meminimalkan risiko :
Dinginkan Pangan
• Jaga pangan panas tetap panas, pangan dingin tetap
dingin (jangan biarkan pada suhu zona bahaya lebih dari
2 jam sebelum disantap)
• Letakkan gel ice pack (es berbentuk gel dalam kemasan)
di sekitar pangan sebagai sumber pendingin selama
berada di luar rumah
• Jangan kemas pangan yang baru selesai dimasak dan
masih hangat, karena alat pendingin tidak akan mampu
mendinginkan pangan hingga cukup dingin untuk
mencegah pertumbuhan bakteri
• Selalu tutup pangan masak dan simpan dalam kulkas
selama 1 (satu) malam sebelum dibawa piknik. Panaskan
kembali dengan seksama sebelum dikonsumsi
Pisahkan Pangan
• Potong daging / unggas / ikan sesuai dengan ukuran
yang akan disajikan dan siapkan salad / karedok
hingga siap disantap sebelum meninggalkan rumah,
untuk mengurangi penanganan pangan di luar rumah,
khsususnya saat tidak ada fasilitas cuci tangan
• Masukkan daging / unggas / ikan mentah ke dalam
wadah kedap yang dapat mencegah pencemaran
terhadap pangan matang dan letakkan di bagian bawah
alat pendingin, jauh dari pangan siap saji
• Jangan gunakan peralatan yang sama untuk pangan
mentah dan pangan matang sebelum dicuci bersih
terlebih dahulu
Jaga Kebersihan
• Bawa tisu dan cairan pencuci tangan dengan bahan
dasar alkohol, jika tidak ada air untuk mencuci tangan
• Jangan letakkan pangan langsung di atas meja piknik,
karena belum tentu bersih
• Lindungi pangan dari lalat
51 52
32. 64 BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN 65BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN
BPOM - 100 TIPS KEAMANAN PANGAN BPOM - 100 TIPS KEAMANAN PANGAN
Memanggang Daging
/ Unggas / Ikan Untuk
Suatu Acara Bersama
Tips
KEAMANAN
Pangan
Kegiatan seperti ini dapat
meningkatkan risiko keracunan
pangan karena berbagai
alasan, diantaranya yaitu tidak
memperhatikan praktik keamanan
pangan saat membuat barbeque
atau membuat sate
Tips untuk meminimalkan risiko:
Jaga Kebersihan
• Cuci tangan sebelum dan sesudah menangani pangan dan sebelum makan
• Gunakan piring dan peralatan bersih yang terpisah untuk pangan mentah dan pangan matang,
termasuk penjepit yang digunakan untuk daging mentah dan matang
Lindungi Diri dan Keluarga, Gunakan Alat Pelindung Diri (penutup rambut, celemek dan sarung
tangan tahan panas, sepatu yang tertutup serta jauhkan anak-anak dari alat pemanggang dan
jangan tinggalkan alat pemanggang tanpa pengawasan)
Cairkan Daging Beku Dengan Aman
• Jika daging dalam keadaan beku, cairkan lebih dahulu sebelum dipanggang dengan cara yang
aman, yaitu di kulkas, dengan air dingin mengalir atau Microwave
• Biarkan daging tetap dalam kulkas hingga siap untuk dipanggang
Biarkan pangan yang mudah rusak (seperti salad, pangan penutup) tetap berada dalam kulkas
sampai dibutuhkan dan siap digunakan
• Letakkan es di sekeliling wadah pangan yang mudah rusak dan sering mengganti es yang mencair
agar pangan yang mudah rusak tersebut tetap dalam kondisi dingin
Panggang hingga matang (suhu internal daging minimal 75⁰C)
Lindungi pangan dari lalat
Dinginkan pangan sisa dalam kulkas dengan segera
Menjamu Tamu
Dalam Suatu
Acara Bersama
(Penyimpanan
Dingin)
Tips
KEAMANAN
Pangan
Beberapa alasan mengapa sebuah
pesta bisa menimbulkan risiko
keracunan pangan yang lebih besar
antara lain karena:
Tamu sering membawa pangan
untuk berbagi, yang berarti pangan
berada diluar suhu kulkas selama
beberapa jam, hal ini menyediakan
waktu yang cukup bagi bakteri untuk
berkembang biak
Banyak orang (termasuk tamu) yang
saling berbagi, mulai mempersiapkan
makanan beberapa jam bahkan
sehari sebelum acara.
Tips untuk meminimalkan risiko :
Hindari Suhu Zona Berbahaya
• Perpendek waktu bagi pangan untuk berada pada suhu
zona berbahaya (5 – 60⁰C)
• Jaga pangan panas tetap panas dengan gunakan alat
pemanas (di atas 60⁰C).
• Jaga pangan dingin tetap dingin (di bawah 5⁰C)
• Segera dinginkan pangan setelah asap panas dari
pangan tidak mengepul lagi
• Cairkan pangan beku dengan cara yang benar (dalam
kulkas sehari sebelumnya atau dalam air bersih & dingin
yang mengalir atau dalam Microwave)
Pastikan Kulkas Berfungsi Dengan Baik
• Kulkas jangan diisi terlalu penuh dan gunakan
termometer khusus kulkas / freezer untuk mengukur dan
memastikan suhu kulkas / freezer
• Keluarkan pangan yang tidak harus didinginkan dari
kulkas, seperti minuman ringan atau minuman dalam
kemasan, kopi bubuk, buah-buahan, acar, saus botol
• Biarkan pangan yang mudah rusak tetap di dalam
kulkas (salad, daging, ikan, dll)
53 54
33. 66 BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN 67BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN
BPOM - 100 TIPS KEAMANAN PANGAN BPOM - 100 TIPS KEAMANAN PANGAN
Tips
KEAMANAN
Pangan
Menjamu para tamu di rumah sangat
menyenangkan, tetapi jika tidak
memperhatikan praktik keamanan
pangan, tamu bisa mengalami
keracunan pangan. Beberapa
alasannya karena :
Dapur rumah tidak dirancang
untuk memasak dan menyiapkan
makanan bagi orang banyak
Banyak orang mulai mempersiapkan
makanan jauh sebelum acara.
Tips untuk meminimalkan risiko:
Jaga Kebersihan
Cuci tangan dengan sabun hingga bersih sebelum dan
sesudah menyiapkan pangan
Cuci peralatan dan permukaaan tempat kerja dengan
sabun hingga bersih sebelum dan sesudah bekerja, dan
bersihkan area dapur
Gunakan pakaian kerja yang bersih, seperti celemek, tutup
kepala, sarung tangan dan masker penutup mulut
Jangan ikut menyiapkan pangan jika sedang sakit (mual,
muntah, diare)
Masak Pangan Hingga Matang
Pangan panas tetap panas (gunakan alat pemanas pangan),
dan pangan dingin tetap dingin dan pangan beku tetap beku
(jika perlu letakkan es di seputar wadah pangan dingin, ganti
es jika mencair, atau tetap berada dalam freezer)
Menjamu Tamu
Dalam Suatu
Acara Bersama
(MembawaPangan/
Membawa Pulang
Pangan Sisa)
Tips
KEAMANAN
Pangan
Satu alasan mengapa sebuah pesta
bisa menimbulkan risiko keracunan
pangan yang lebih besar antara lain
karena banyak orang (termasuk
tamu) yang saling berbagi dan
membawanya ke tempat pesta atau
membawa pulang pangan sisa tanpa
memperhatikan keamanan pangan.
Tips untuk meminimalkan risiko :
Bawa Pangan Ke Tempat Acara Dengan Cara yang Aman
• Gunakan wadah bersih dan kering yang berinsulasi
untuk menjaga pangan panas tetap panas, pangan dingin
tetap dingin dan pangan beku tetap beku (gunakan gel
ice pack)
• Pastikan pangan yang akan dipindahkan ke wadah
pengangkut sudah benar-benar dingin / beku
• Jangan campur dengan pangan yang baru saja dimasak
dan masih dalam keadaan hangat
• Lindungi semua pangan siap saji dengan wadah
tertutup rapat agar tidak terkontaminasi.
Bawa Pulang Pangan Sisa Ke Rumah Dengan Cara yang
Aman
• Minta tolong ke tuan rumah untuk memasukkan
minuman botol dan gel ice pack ke dalam freezer selama
pesta berlangsung, sehingga dapat digunakan untuk
mendinginkan pangan sisa yang dibawa pulang ke rumah
secara aman.
• Simpan pangan sisa yang dibawa pulang ke dalam
kulkas segera setelah sampai di rumah
Menjamu Tamu
Dalam Suatu
Acara Bersama
(Membawa
Pulang Pangan)
55 56
34. 68 BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN 69BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN
BPOM - 100 TIPS KEAMANAN PANGAN BPOM - 100 TIPS KEAMANAN PANGAN
Tips KEAMANAN Pangan
KATEGORI DAPUR RUMAH TANGGA
Rak Penyimpanan Pangan Kering
Spons
Kulkas
Permukaan Area Memasak
Talenan
Microwave
Wajan
Keranjang Belanja
Mencuci Keranjang Belanja
35. 70 BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN 71BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN
BPOM - 100 TIPS KEAMANAN PANGAN BPOM - 100 TIPS KEAMANAN PANGAN
Rak Penyimpanan
Pangan Kering
di Dapur Rumah
Tips
KEAMANAN
Pangan
Dapur keluarga harus menjadi
sumber pangan yang aman.
Rak penyimpanan pangan harus
dapat menjaga pangan tetap aman
dan mempertahankan kualitas
puncak, nutrisi dan rasa lebih lama.
Penyimpanan pangan yang tepat
akan mengurangi risiko keracunan
pangan dan juga menghemat
keuangan keluarga karena pangan
Anda tidak akan rusak dengan
cepat.
Tips untuk meminimalkan resiko:
Pastikan rak penyimpanan pangan di dapur selalu dalam
keadaan bersih dan kering serta letaknya sebaiknya jauh
dari kompor masak
Pastikan kemasan yang akan digunakan untuk menyimpan
pangan dalam keadaan utuh, tidak rusak, tidak bocor, atau
tidak penyok
Pengisian rak penyimpanan pangan yang terlalu padat
akan mengurangi manfaat penyimpanan karena suhunya
tidak sesuai dengan kebutuhan
Kisaran suhu terbaik adalah 50 ° F sampai 70 ° F dan tidak
lembab. Suhu penyimpanan yang tinggi (lebih dari 100 ° F)
menurunkan kualitas pangan kaleng
Simpan dan letakkan pangan tidak menempel pada
dinding (berjarak sekurang-kurangnya 15 cm dari dinding),
dan ditempatkan paling tidak setinggi 15 cm dari lantai
Penempatan pangan diatur dengan sistem FIFO (first in first
out) dan penggunaanya dengan sistem FEFO (fisrt expired
fisrt out)
Spons
Tips
KEAMANAN
Pangan
Spons merupakan alat utama dalam
membersihkan peralatan dapur,
seperti wajan, piring, gelas, atau
pisau.
Spons dapat menjadi tempat
pertumbuhan bakteri dan jamur jika
kebersihannya tidak dijaga.
Pembersihan spons yang tepat
akan mengurangi risiko keracunan
pangan.
Tips untuk meminimalkan resiko:
Pilih spons yang tepat sehingga tidak merusak permukaan
peralatan dapur
Bersihkan spons menggunakan air panas setiap kali
selesai dipakai lalu keringkan
Cara mengeringkan spons selain meniriskannya, dapat
juga menggunakan Microwave selama 1 (satu menit) untuk
membunuh ± 99 % bakteri , ragi, dan jamur
Ganti spons secara berkala terutama jika sudah
menimbulkan bau yang tidak sedap
Jika tidak digunakan, simpan spons di tempat yang kering
57 58
36. 72 BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN 73BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN
BPOM - 100 TIPS KEAMANAN PANGAN BPOM - 100 TIPS KEAMANAN PANGAN
Kulkas
Tips
KEAMANAN
Pangan
Kulkas merupakan tempat
menyimpan bahan pangan agar
tahan lebih lama.
Kulkas dapat menjadi sumber
cemaran pangan, jika:
Penempatan bahan pangan tidak
sesuai
Tidak diperhatikan kebersihannya
Pembersihan kulkas secara berkala
dan tepat dapat mengurangi risiko
keracunan pangan.
Tips untuk meminimalkan resiko:
Jaga dan cek secara berkala suhu kulkas agar berada di
bawah 4⁰C.
Susun dan tempatkan bahan pangan sesuai prinsip FIFO
dan FEFO di rak yang sesuai dengan suhu penyimpanan
yang diinginkan.
Hindari pengisian kulkas terlalu penuh atau sesak,
sehingga suhu dapat tetap dipertahankan.
Tempatkan pangan pada wadah tertutup sebelum
disimpan di dalam kulkas untuk mencegah pengeringan
pada permukaan produk pangan.
Bersihkan cairan yang tumpah di dalam kulkas dengan
segera, terutama cairan yang berasal dari daging.
Gosok bagian dalam kulkas menggunakan spons
bersih dan air sabun hangat. Bilas dengan air bersih ,
lalu keringkan dengan handuk atau lap bersih. Hindari
menggunakan bahan pembersih yang dapat merusak
permukaan dalam kulkas.
Bersihkan gagang kulkas sesering mungkin.
Permukaan area
memasak
Tips
KEAMANAN
Pangan
Permukaan area memasak
merupakan area penting dalam
menyiapkan bahan-bahan pangan
yang akan dimasak.
Permukaan area memasak dapat
menjadi tempat pertumbuhan
bakteri jika kebersihannya tidak
dijaga.
Pembersihan permukaan area
memasak yang tepat akan
mengurangi risiko keracunan
pangan.
Tips untuk meminimalkan resiko:
Pilih permukaan area memasak di dapur dari bahan
yang kuat dan tahan lama seperti marmer, stainless
steel, atau keramik.
Jaga permukaan area memasak selalu dalam keadaan
kering dan bersih.
Untuk menjaga area permukaan memasak selalu dalam
keadaan bersih dan aman dari pertumbuhan bakteri
bersihkan permukaan area memasak dengan:
air hangat dan sabun; atau
menggunakan larutan pembersih dengan mencampur
satu sendok makan pemutih klorin cair tanpa
pewangi dalam satu galon air bersih.
59 60
Bungkus daging mentah dengan
baik serta letakkan di kulkas
bagian bawah untuk menghindari
kontaminasi dengan pangan lain
37. 74 BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN 75BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN
BPOM - 100 TIPS KEAMANAN PANGAN BPOM - 100 TIPS KEAMANAN PANGAN
Talenan
Tips
KEAMANAN
Pangan
Talenan merupakan alat yang sering
digunakan sebagai alas untuk
memotong daging, sayuran, atau
pangan lainnya.
Jika kebersihannya tidak dijaga,
talenan dapat menjadi:
sumber kontaminasi silang
tempat pertumbuhan bakteri dan
jamur.
Pembersihan dan penggunaan
talenan yang tepat akan mengurangi
risiko keracunan pangan.
Tips untuk meminimalkan resiko:
Pilih talenan yang tidak keropos dan mudah dibersihkan,
seperti jenis akrilik , plastik, dan marmer.
Selalu menggunakan talenan yang bersih setiap akan
memasak.
Cuci talenan dengan air (dapat juga menggunakan air
panas), sabun, kemudian bilas dengan air dan keringkan.
Gunakan tambahan disinfektan atau larutan pembersih
lainnya setelah talenan digunakan untuk memotong
daging, unggas, Seafood, atau ikan mentah.
Ganti talenan dengan yang baru, jika talenan sudah penuh
dengan garis-garis akibat penggunaan pisau. Hal ini
dikarenakan permukaan bergaris-garis sulit dibersihkan
dan dapat menjadi sumber bakteri.
Gunakan talenan yang berbeda untuk memotong daging,
Seafood, dan ikan dengan talenan yang digunakan untuk
memotong sayur, buah, dan roti. Jika perlu, pilih warna
yang berbeda untuk keduia talenan sehingga mudah untuk
diingat.
Microwave
Tips
KEAMANAN
Pangan
Microwave merupakan alat memasak
yang sering digunakan untuk
menghangatkan pangan.
Menghangatkan pangan dan
mencairkan produk pangan beku
melalui Microwave dapat mencegah
pertumbuhan bakteri yang dapat
menyebabkan keracunan pangan.
Penggunaan Microwave secara tepat
dan aman dapat mencegah risiko
keracunan pangan pada keluarga
Anda.
Tips untuk meminimalkan resiko:
Buka kemasan pangan beku yang akan dicairkan. Jangan
gunakan plastik atau tempat dari styrofoam untuk
mencairkan produk pangan di dalam Microwave.
Gunakan wadah yang cocok dengan Microwave, misalnya
alumunium foil.
Pangan yang sudah dicairkan segera dimasak.
Untuk Microwave yang tidak dilengkapi dengan teknologi
rotasi (pemutaran) secara otomatis, lakukan rotasi
pada pangan saat setengah proses pemasakan untuk
memastikan bahwa panas sudah tersebar merata
keseluruh bagian.
Bersihkan Microwave setiap selesai digunakan. Microwave
dapat dibersihkan menggunakan spons yang telah
direndam dalam cuka kemudian spons dipanaskan selama
satu menit di dalam Microwave. Uap air yang keluar
dari spons akan menempel di dinding Microwave. Lalu,
bersihkan uap air menggunakan kain kering yang bersih.
61
62
38. 76 BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN 77BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN
BPOM - 100 TIPS KEAMANAN PANGAN BPOM - 100 TIPS KEAMANAN PANGAN
Wajan
Tips
KEAMANAN
Pangan
Wajan merupakan alat memasak
yang sering digunakan untuk
menggoreng atau menumis.
Jika kebersihannya tidak dijaga,
wajan dapat menjadi:
sumber kontaminasi silang
tempat pertumbuhan bakteri dan
jamur
Pembersihan dan penggunaan
wajan yang tepat akan mengurangi
risiko keracunan pangan.
Tips untuk meminimalkan resiko:
Segera bersihkan wajan setelah digunakan.
Untuk menjaga wajan selalu dalam keadaan bersih
dan aman dari pertumbuhan bakteri, wajan dapat
dibersihkan dengan menggunakan cara berikut :
Larutkan setengah gelas cuka dan air di dalam wajan.
Didihkan campuran air dan cuka tersebut. Ketika
mendidih, lapisan minyak akan naik ke atas
permukaan.
Matikan api, angkat wajan, lalu buang air dan lapisan
minyak yang terdapat di dalam wajan.
Cuci wajan dengan air dan sabun menggunakan scrub
nilon.
Bilas hingga bersih lalu keringkan menggunakan lap
bersih.
Keranjang Belanja
Tips
KEAMANAN
Pangan
Belanja dengan menggunakan tas
plastik dan tas kain yang dapat
dipakai kembali (reusable) mulai
menjadi tren di berbagai negara.
Keranjang belanja yang dapat
digunakan berulang kali ini dapat
tercemar bakteri berbahaya dari
pangan yang dibawa di dalamnya,
atau dari lingkungan sekelilingnya
seperti tanah, bagasi mobil atau
barang lainnya yang disimpan di
dalamnya.
Bakteri tersebut juga dapat
mencemari pangan atau barang-
barang lainnya yang ada di
dalam keranjang belanja ini dan
menimbulkan risiko keracunan
pangan.
Tips untuk meminimalkan resiko:
Di Toko
• Bungkus daging / unggas / ikan (segar / beku)
menggunakan kantong plastik sekali pakai (1 kantong
plastik berisi 1 jenis pangan) sebelum dimasukkan ke dalam
keranjang belanja untuk mencegah cairannya bocor keluar
dan mencemari pangan lainnya serta keranjang belanja
• Gunakan keranjang belanja yang terpisah untuk pangan
(daging / unggas / ikan, buah dan sayuran) yang masih
mentah dan yang sudah matang (pangan siap saji).
Demikian pula halnya dengan pangan dingin dan beku
gunakan keranjang tersendiri, jika perlu beri kode warna
untuk masing-masing keranjang jenis pangan
Di Rumah
• Cuci dan / atau sanitasi semua area seperti meja, kursi
dan yang lainnya dimana keranjang belanja yang dipakai
berulangkali tersebut di letakkan
• Cuci bersih dan keringkan keranjang belanja yang
digunakan berulang kali untuk belanja pangan
• Simpan keranjang belanja yang telah kering (tidak lembab)
di tempat yang terlindung, bersih dan kering.
63 64
39. 78 BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN 79BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN
BPOM - 100 TIPS KEAMANAN PANGAN BPOM - 100 TIPS KEAMANAN PANGAN
Mencuci Keranjang
Belanja
Tips
KEAMANAN
Pangan
Tas / kantong belanja dapat
digunakan berulang kali untuk
belanja pangan harus dijaga
kebersihannya agar tidak menjadi
sumber pencemaran bakteri
terhadap pangan yang dibawa di
dalam keranjang belanja tersebut.
Tips untuk meminimalkan resiko:
Cuci bersih keranjang belanja
yang dipakai berulangkali dengan
menggunakan deterjen dan
keringkan
Cuci tempat sampah plastik secara
teratur dengan menggunakan air
sabun panas dan / atau sanitasi
dengan larutan sanitasi, khususnya
setelah membawa daging / unggas
/ ikan mentah Keringkan setelah
dicuci
65
40. 80 BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN 81BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN
BPOM - 100 TIPS KEAMANAN PANGAN BPOM - 100 TIPS KEAMANAN PANGAN
Menyiapkan Pangan & Susu Bayi
Botol Susu Bayi
Air Susu Ibu (ASI)
Daging
Minyak Goreng
Bumbu dan Rempah Kering
Susu dan Olahannya
Buah dan Sayur
Kerang
Produk Unggas
Pasta dan Nasi
Telur
Madu
Salad Selada/Kubis/Kol
Produk Pangan dari Susu
Produk Ikan
Menangani Pangan Matang yang
Tidak Habis
Memilih Minuman Saat Melakukan
Perjalanan
Memilih Pangan Saat
Melakukan Perjalanan
Pangan Siap Saji
Santan Kelapa
Membaca Label
Tips KEAMANAN Pangan
KATEGORI PRODUK PANGAN
41. 82 BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN 83BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN
BPOM - 100 TIPS KEAMANAN PANGAN BPOM - 100 TIPS KEAMANAN PANGAN
Menyiapkan
Pangan & Susu
Bayi
Tips
KEAMANAN
PRODUK
Pangan
Bayi sangat rentan terhadap
keracunan pangan. Hal ini
dikarenakan sistem kekebalan
tubuh mereka yang belum
berkembang dengan baik untuk
melawan infeksi.
Perhatian ekstra harus dilakukan
ketika menangani dan menyiapkan
pangan dan susu formula bayi. Hal
ini dilakukan untuk mengurangi
risiko keracunan pangan pada bayi.
Tips untuk meminimalkan resiko:
Cuci tangan sebelum dan sesudah menyiapkan pangan dan
susu bayi
Gunakan air matang (70⁰C) untuk membuat pangan dan
susu bayi
Pastikan kebersihan alat makan dan botol susu bayi
Cek tanggal kedaluwarsa pangan dan susu formula bayi
dalam kemasan sebelum digunakan
Simpan pangan dan susu bayi di dalam cooler bag ketika
berpergian
Usahakan jangan membuat pangan dan susu formula
bayi dalam porsi besar. Jika membuat pangan bayi dalam
porsi besar, bekukan pangan bayi yang dibuat (seperti
pure buah atau bubur) dengan menempatkan campuran
ke dalam baki es batu. Tutup baki es batu dengan plastik
tebal sebelum dimasukkan ke dalam kulkas. Sajikan sesuai
kebutuhan
Jangan menyimpan pangan dan susu formuls bayi yang
tidak habis di dalam kulkas selama 24 jam
Jangan meletakkan sendok bayi di mulut Anda atau orang
lain
Jangan meninggalkan wadah yang berisi pure pangan atau
susu bayi dalam keadaan terbuka di dalam ruangan lebih
dari dua jam
Jangan berikan madu dan susu atau jus buah yang tidak
dipasteurisasi
Botol Susu Bayi
Tips
KEAMANAN
PRODUK
Pangan
Botol susu bayi merupakan salah
satu perlengkapan minum bayi yang
sering digunakan.
Jika kebersihannya tidak dijaga,
botol susu bayi dapat menjadi
sumber pertumbuhan bakteri.
Pemilihan dan pembersihan
botol susu bayi yang tepat akan
mengurangi risiko keracunan pangan
pada bayi.
Tips untuk meminimalkan resiko:
Pilih botol susu bayi berbahan gelas atau plastik yang
bebas BPA
Pilih dot/nipples berbahan latek atau silikon dengan
ukuran sesuai kebutuhan
Jika sedang berpergian, dapat menggunakan botol dan
dot/nipples sekali pakai
Sterilisasi botol dan dot bayi dalam air mendidih selama 5
menit untuk penggunaan pertama kali
Botol susu bayi dapat dibersihkan dengan cara sebagai
berikut :
Isi wastafel atau ember dengan air panas lalu tambahkan
sabun pencuci piring
Masukkan botol susu dan dot/nipples ke dalam wastafel/
ember
Isi botol dengan air sabun. Lalu sikat bagian dalam botol
dengan sikat khusus untuk botol bayi hingga bersih. Bilas
botol bayi dengan air mengalir hingga bersih
Dot/nipples dibersihkan menggunakan sikat. Lubang
dot/nipples diisi air sabun panas untuk mengeluarkan
cairan susu yang terperangkap di lubang tersebut
Bilas botol dan dot/nipples menggunakan air bersih
mengalir lalu keringkan.
66
67
42. 84 BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN 85BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN
BPOM - 100 TIPS KEAMANAN PANGAN BPOM - 100 TIPS KEAMANAN PANGAN
Air Susu Ibu (ASI)
Tips
KEAMANAN
PRODUK
Pangan
Air Susu Ibu (ASI) merupakan air
susu yang terbaik untuk bayi. ASI
mengandung banyak manfaat
untuk bayi maupun ibu. ASI dapat
memperkuat sistem kekebalan
tubuh bayi, memperkuat hubungan
bayi dan ibu, serta menghemat
pengeluaran susu bayi.
ASI memiliki karakteristik secara
alami segar dan selalu tersedia
dalam suhu yang tepat.
Penanganan dan penyimpanan ASI
yang tepat sangat diperlukan untuk
menjaga ASI selalu dalam keadaan
Tips untuk meminimalkan resiko:
Cuci tangan sebelum memberi ASI atau memompa ASI
Pastikan botol dan alat pompa dalam keadaan bersih
Simpan ASI di dalam kulkas (ASI akan tahan selama 48
jam). ASI yang disimpan di dalam ruangan hanya bisa
bertahan 4 jam. Jika ingin memperpanjang masa simpan
3-6 bulan, ASI dapat di simpan pada suhu -18 ⁰C.
Cantumkan tanggal kapan ASI dipompa di setiap botol ASI
Hangatkan botol berisi ASI di dalam air hangat atau air
yang telah mendidih. Jangan hangatkan ASI di atas api
secara langsung
Untuk ASI yang dibekukan, cairkan ASI di dalam kulkas
beberapa jam sebelum dihangatkan. ASI yang sudah
dicairkan jangan dibekukan kembali
Daging
Tips
KEAMANAN
PRODUK
Pangan
Daging merupakan salah satu
sumber protein hewani yang bagus
untuk pertumbuhan dan perbaikan
sel-sel tubuh.
Daging dapat diolah menjadi
berbagai jenis pangan mulai dari
sosis, nuget, steak, rendang, dan lain
sebagainya.
Daging dapat dengan cepat
ditumbuhi bakteri yang berbahaya
bagi manusia.
Pemilihan dan penyimpanan daging
yang tepat sangat diperlukan untuk
menjaga daging selalu dalam
keadaan aman.
Tips untuk meminimalkan resiko:
Pilih daging segar yang memiliki warna merah terang,
tekstur yang kenyal dan memiliki bau yang khas
Pisahkan daging dengan bahan belanja lainnya di dalam
keranjang belanjaan Anda
Simpan daging pada suhu -18⁰C
Cuci tangan sebelum dan sesudah menangani daging
Cuci talenan dan pisau yang sudah digunakan untuk
memotong daging jika hendak digunakan untuk
memotong sayuran. Hal ini dilakukan untuk menghindari
terjadinya kontaminasi silang
Cairkan daging beku di dalam kulkas atau menggunakan
Microwave atau dapat juga menggunakan air dingin yang
mengalir. Daging yang dicairkan menggunakan Microwave
harus segera dimasak
Masak daging hingga mencapai suhu internal aman 70⁰C
- 85⁰C
Simpan daging yang telah dimasak di dalam kulkas jika
dalam waktu lebih dari 2 jam tidak dikonsumsi
68 69
43. 86 BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN 87BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN
BPOM - 100 TIPS KEAMANAN PANGAN BPOM - 100 TIPS KEAMANAN PANGAN
Minyak Goreng
Tips
KEAMANAN
PRODUK
Pangan
Minyak goreng merupakan salah
satu bahan pangan yang sering
digunakan untuk menjadikan
pangan olahan gurih, renyah,
meningkatkan cita rasa, dan
memperbaiki tekstur.
Minyak goreng dapat berasal dari
bahan baku seperti kelapa, kelapa
sawit, jagung, kedelai, biji bunga
matahari dan lain-lain.
Minyak dengan kandungan
asam lemak tak jenuh ini dapat
teroksidasi secara spontan oleh
udara pada suhu kamar sehingga
menyebabkan minyak menjadi
tengik.
Tips untuk meminimalkan resiko:
Minyak Goreng Baru:
Simpan dalam toples/botol kaca gelap
Pastikan kemasan berisi minyak penuh
Tempatkan di tempat yang kering
Jauhkan dari sinar matahari langsung
Jangan membeli minyak dalam kapasitas liter yang
besar jika tidak segera digunakan. Namun jika hal itu
terlanjur Anda lakukan, sebaiknya simpan minyak dalam
beberapa wadah kecil, supaya minyak tetap segar dan
terhindar dari buka tutup kemasannya.
Minyak Bekas Dipakai:
Setelah dipakai sebaiknya saring minyak goreng yang
hendak kembali dipakai
Siapkan toples bersih tertutup untuk menyimpan minyak
goreng untuk menghindari minyak dari pencemaran
debu, kotoran, dan bakteri
Setelah suhu minyak goreng kembali normal, simpan
minyak di dalam kulkas. Ketika hendak digunakan
kembali, keluarkan dan diamkan sesaat hingga kembali
ke suhu ruang.
Usahakan untuk tidak menggunakan api terlalu besar
saat menggoreng karena dapat membuat pangan
mudah gosong
Usahakan untuk menggunakan minyak goreng maksimal
tiga kali pemakaian. Atau jika sudah ada tanda warna
kehitaman dan tekstur pekat, sebaiknya pilih minyak
goreng baru untuk memasak
Bumbu dan
Rempah Kering
Tips
KEAMANAN
PRODUK
Pangan
Bumbu dan rempah-rempah
mempunyai peranan penting dalam
pengolahan pangan
Bahan ini berfungsi untuk
memberikan warna, rasa dan aroma
yang sedap pada masakan.
Penyimpanan yang baik akan
menjaga kualitas dari bumbu dan
rempah-rempah.
Tips untuk meminimalkan resiko:
Tempatkan bumbu atau rempah-rempah tersebut dalam
wadah kaca atau plastik yang bersih dan kering. Hindari
terkena panas agar tidak mudah rusak
Gunakan sendok atau alat lainnya ketika akan mengambil
rempah dan bumbu kering yang terdapat dalam wadah,
agar rempat atau bumbu tersebut selalu kering
Berikan label pada setiap wadah sesuai dengan isinya.
Untuk memudahkan dalam proses memasak, urutkan
posisi wadah tempat menyimpan bumbu atau rempah
tersebut mulai dari yang paling sering digunakan.
Hindari membeli rempah-rempah yang sudah dihaluskan.
Hal ini dikarenakan rempah-rempah hanya dapat bertahan
beberapa hari dan rasa sedikit berkurang
Daun segar, seperti daun bawang, daun salam segar, daun
jeruk segar, seledri, dan sejenisnya, dibungkus dengan
kertas lalu dimasukkan ke dalam plastik kemudian
disimpan di kulkas
70 71