SlideShare a Scribd company logo
1 of 112
Download to read offline
Pengembangan Pusat Sumber Belajar
     Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Nonformal Dan Informal



                                 Penulis:
                         Abdul Muis, S.Sos.,M.Pd.
                          Drs. Dadang Sudarman
                         Agus Gunawan., M.M.Pd.
                             Karlan, SH, M.Pd.
                          Dede Suherman, S.Pd.
                       Abang Eddy Adriansyah, S.IP.
                            DR. Yosal Iriantara


                                  Editor:
                         Ir. Djajeng Baskoro., M.Pd




ii
Kata Pengantar


     Pusat Pengembangan Pendidikan Anak Usia Dini Nonformal dan Informal
(PP PAUDNI) Regional I Bandung, merupakan salah satu Unit Pelaksana Teknis
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sebagaimana amanat Permendikbud
Nomor 18 Tahun 2012 mempunyai        tugas Melaksanakan Pemetaan Mutu
Pendidikan, Pengembangan Program dan Model Pendidikan, Supervisi, Fasilitasi,
Penyusunan dan Pelaksanaan Program, Penerapan Model, dan Pengembangan
Sumberdaya serta Kemitraan di bidang Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan
Nonformal, dan Pendidikan Informal.
      Pelayanan Pendidikan Anak Usia Dini Nonformal dan Informal yang
dilaksanakan oleh PP PAUDNI esensinya adalah upaya meningkatkan mutu
sumberdaya manusia agar setiap insan Indonesia beriman, cerdas, profesional
dan berdaya saing agar cita-cita kemerdekaan bangsa tercapai guna mewujudkan
bangsa Indonesia yang makmur, sejahtera, dan berkeadilan.
      Sebagai institusi pendidikan berkewajiban mencerdaskan kehidupan bangsa
melalui pendayagunaan sumberdaya pendidikan baik melalui jalur pendidikan
formal, nonformal, dan informal. Pada jalur pendidikan nonformal dan informal
tersedia layanan pendidikan melalui pendidikan konvensional maupun non
konvensional agar setiap warga negara secara demokratis dapat memilih cara
belajar yang sesuai dengan karakteristik dan harapannya untuk meningkatkan
mutu kehidupan yang lebih baik.
     Pengadaan berbagai media pembelajaran baik tertulis maupun elektronik
oleh PP PAUDNI Regional I Bandung dimaksudkan untuk menyediakan bahan
pembelajaran bermutu, konstektual dan memotivasi setiap pembaca untuk
meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang dibutuhkan untuk
memperluas wawasan, meningkatkan harkat dan martabat serta profesionalitas
sebagai warga negara Indonesia.
    Kami atas nama peminpin dan karyawan PP PAUDNI Regional I Bandung
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah sudi menyumbangkan
buah pikiran dan tenaganya untuk mewujudkan sebuah harapan masyarakat
dengan menyediakan bahan-bahan pembelajaran dan informasi yang bermutu.



                                    Kepala PP PAUDNI Regional I Bandung,
                                                                Band




                                        Ir. Djajeng Baskoro, M.Pd.
                                             j j g         ,
                                        NIP. 196306251990021001




                                                                                iii
Daftar Isi


Kata Pengantar ................................................................................................................ iii
Daftar Isi ........................................................................................................................... iv

BAB 1 Pendahuluan ......................................................................................................              1
      A. Latar Belakang ............................................................................................                  1
      B. Dasar ...........................................................................................................            5
      C. Tujuan Penulisan .........................................................................................                   5
      D. Sasaran Pengguna ......................................................................................                      5
      E. Sistematika Penulisan .................................................................................                      6

BAB 2 Kebijakan dan Program Pusat Sumber Belajar Untuk
      Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal & Informal ............................................. 7
      A. Kebijakan .................................................................................................... 7
      B. Program PAUDNI ......................................................................................... 9
      C. Arah Pengembangan dan Pemanfaatan TIK ............................................... 11

BAB 3 Konsep Pusat Sumber Belajar Pendidikan Anak Usia Dini,
      Nonformal dan Informal ......................................................................................                  17
      A. Pengertian Pusat Sumber Belajar ...............................................................                             17
      B. Fungsi dan Peran Pusat Sumber Belajar ....................................................                                  22
      C. Tujuan Pusat Sumber Belajar .....................................................................                           23
      D. Kelembagaan Pusat Sumber Belajar ..........................................................                                 24

BAB 4 Konsep PSB Berbasis TIK untuk PAUDNI ......................................................... 27
      A. Penyelenggaraan Pembelajaran Berbasis TIK ............................................ 28
      B. Inovasi Pembelajaran dan Media Pembelajaran ......................................... 42

BAB 5 Implementasi PSB Untuk Peningkatan Mutu PTK PAUDNI ...............................                                             53
      A. Perubahan Lingkungan dan Kebutuhan Belajar ..........................................                                       54
      B. Mengembangkan Etos Belajar .....................................................................                            59
      C. Pembentukan Komunitas Pembelajar ..........................................................                                 63
      D. Mengakrabi Teknologi Mutakhir ...................................................................                           65
      E. Komponen PSB PAUDNI .............................................................................                           67

BAB 6 Manajemen PSB PAUDNI .................................................................................. 77
      A. Manajemen PSB .......................................................................................... 80
      B. Manajemen PSB PAUDNI ........................................................................... 93

Daftar Pustaka ................................................................................................................. 104

Biodata ............................................................................................................................ 106




iv
BAB 1
Pendahuluan

A. Latar Belakang
     Pendidikan Nonformal dan Informal sebagai subsistem pendidikan nasional
bertujuan melayani warga belajar supaya dapat tumbuh berkembang sedini
mungkin dan sepanjang hayatnya, guna meningkatkan martabat dan kualitas
kehidupannya. Secara spesifik subsistem ini bertujuan membina warga belajar
agar memiliki pengetahuan, keterampilan dan sikap mental yang diperlukan untuk
mengembangkan diri, menjadi manusia, hingga melanjutkan pendidikannya ke
jenjang yang lebih tinggi.
     Pusat Pengembangan Pendidikan Anak Usia Dini (PP PAUDNI) Regional I
Bandung merupakan salah satu Unit Pelaksana Teknis Pusat, yang mengemban
tugas merumuskan kebijakan teknis bidang PAUDNI di wilayah koordinasi kerja,
melakukan pengkajian dan pengembangan program dan model PAUDNI sebagai
bahan masukan perumusan kebijakan dalam bidang PAUDNI, memfasilitasi
pengembangan sumberdaya bidang PAUDNI sesuai kebutuhan daerah, melakukan
pemberian bimbingan dan evaluasi pelaksanaan program PAUDNI, melakukan
pengembangan dan pengelolaan sistem informasi bidang PAUDNI di wilayah
koordinasi kerjanya maupun UPT di daerah seperti BPKB/SKB. UPTD BPKB/SKB
sebagai unit pelaksana teknis dinas pendidikan yang berada di tingkat provinsi/
kabupaten/kota inilah yang dimaksudkan sebagai lembaga mitra PP PAUDNI
Regional 1 Bandung.
     Salah satu kebijakan pemerintah dalam bidang pendidikan nonformal dan
informal adalah meningkatkan mutu pendidikan pada semua jenis satuan dan



                                                                Pendahuluan   1
program termasuk di dalamnya Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) di daerah.
Pendidikan bermutu merupakan tuntutan dan kebutuhan masyarakat. Pendidikan
bermutu menjadi prasyarat untuk menghasilkan sumber daya manusia berkualitas
yang mampu bersaing pada tataran global. Untuk mewujudkan pendidikan bermutu
diperlukan strategi dan langkah yang konkret dan operasional yang dilakukan
secara berkesinambungan. Salah satu langkah konkret itu adalah penguatan
UPTD. Diharapkan UPTD ini kelak mampu berperan sebagai subjek penyelenggara
pendidikan, yang mempunyai kewenangan penuh dan peran luas dalam perancangan
dan pelaksanaan program pendidikan nonformal dan informal bagi warga belajar,
sesuai potensi dan kondisi masing-masing wilayah, dengan mengacu pada Standar
Pendidikan Nasional.




                          Sumber: Dokumentasi PP PNFI Reg.1 Bandung



    BPKB merupakan lembaga pemerintah yang dibentuk berdasarkan Surat
Keputusan Gubernur. Merujuk pada Surat Keputusan Mendikbud Nomor
253/O/1997, BPKB mempunyai tugas pokok melaksanakan pengembangan,
bimbingan dan uji coba program pendidikan luar sekolah, pemuda dan olahraga
berdasarkan kebijakan Direktur Jenderal Pendidikan Luar Sekolah, Pemuda dan
Olahraga. Adapun fungsi BPKB terdiri dari: (a) pembuatan dan penyusunan model
dan program pendidikan luar sekolah, pemuda dan olahraga; (b) pelaksanaan uji
coba model dan program pendidikan luar sekolah, pemuda dan olahraga yang
dikembangkan menurut kondisi daerah setempat; (c) penyebarluasan model dan
pengembangan program pendidikan luar sekolah, pemuda dan olahraga hasil uji
coba ke daerah yang sesuai; (d) pemberian penyuluhan proses belajar mengajar
dan penilaian dalam rangka pengembangan program pendidikan luar sekolah,




    Pengembangan Pusat Sumber Belajar Pendidikan Anak Usia Dini,
2   Pendidikan Nonformal Dan Informal
pemuda dan olahraga; (e) pengembangan dan pelaksanaan uji coba model sarana
belajar muatan lokal untuk mendukung program kegiatan belajar pendidian luar
sekolah, pemuda dan olahraga (f) pelaksanaan bimbingan teknis kepada SKB ; (g)
dan pengelolaan urusan tata usaha Balai.
     SKB merupakan lembaga pemerintah yang dibentuk berdasarkan Surat
Keputusan Bupati/Walikota. Merujuk pada Surat Keputusan Mendikbud Nomor 023/
O/1997, SKB ini mempunyai tugas pokok melaksanakan program percontohan dan
pengendalian mutu program PAUDNI berdasarkan kebijakan Ditjen PAUDNI. SKB
secara teknis maupun administratif bertanggung jawab dan dibina langsung oleh
Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota, sedang menurut kedudukannya SKB berada di
tingkat kabupaten/kota dengan wilayah kerja meliputi seluruh wilayah kabupaten/
kota. Dengan melihat kebutuhannya, satu kabupaten/kota memungkinkan untuk
mempunyai lebih dari satu SKB.
      Dalam melaksanakan tugas pokoknya sebagaimana tercantum dalam Surat
Keputusan Mendikbud Nomor 023/O/1997, SKB memiliki fungsi sebagai : (a)
pembangkitan dan penumbuhan kemauan belajar masyarakat dalam rangka
terciptanya masyarakat gemar belajar; (b) pemberian motivasi dan pembinaan
masyarakat agar mau dan mampu menjadi tenaga pendidik dalam pelaksanaan
azas saling membelajarkan; (c) pemberian pelayanan informasi kegiatan pendidikan
nonformal; (d) pembuatan percontohan berbagai program dan pengendalian
mutu pelaksanaan program PNF; (e) penyusunan dan pengadaan sarana belajar
muatan lokal; (f) penyediaan sarana dan fasilitas belajar; (g) pengintegrasian dan
penyinkronisasian kegiatan sektoral dalam PNF; (h) pelaksanaan pendidikan dan
pelatihan tenaga pelaksana PNF; dan (i) pengelolaan urusan tata usaha Sanggar.
Disamping tugas pokok dan fungsi tersebut, SKB memiliki tugas tambahan seiring
dengan dicanangkannya otonomi daerah. Hal ini tentu saja berpengaruh terhadap
daya dukung pemerintah daerah pada lembaga SKB.
     Kualitas pembelajaran pada setiap satuan maupun program PAUDNI di
masyarakat, sangat ditentukan oleh kualitas pendidik dan sumber belajar yang
ada di BPKB/SKB. Dalam UU No.20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
pembelajaran didefinisikan sebagai suatu proses interaksi antara peserta didik
dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Menyimak
definisi itu tampak jelas bahwasanya peran pendidik merupakan faktor utama yang
menentukan peningkatan mutu pembelajaran. Untuk pengoptimalisasian peran
pendidik tersebut, maka pendidik harus diberi ruang untuk berkreasi, berinovasi dan
berkolaborasi dalam rangka melaksanakan pembelajaran yang bermutu. Diperlukan
sumber belajar, baik berupa orang, data maupun benda yang telah dikemas
sedemikian rupa sehingga bisa menjadi bahan yang berguna dalam mendukung
pengoptimalisasian peran dan kualitas pendidik, yang pada akhirnya diharapkan
berbanding lurus dengan pencapaian kompetensi warga belajar yang dididiknya.
     Selain pendidik ataupun benda-benda sebagai sumber belajar lainnya,
lingkungan belajar merupakan faktor lainnya yang berpengaruh terhadap mutu
pembelajaran PAUDNI di BPKB/SKB. Hal ini menandaskan bahwasannya, peserta




                                                                   Pendahuluan    3
didik hendaknya tidak hanya belajar dari para pendidiknya saja, melainkan dapat
pula belajar dari berbagai sumber belajar yang tersedia pada lingkungannya. Dengan
memanfaatkan apa-apa yang tersedia pada lingkungannya sebagai sumber belajar,
kelak para peserta didik akan mampu mengangkat potensi-potensi lokal di daerah
atau lingkungannya menjadi suatu produk unggulan yang mengandung nilai benefit
dan nilai profit, bagi dirinya maupun lingkungan dimana ia bertinggal.




                      Sumber: Dokumen Seksi Sarpras PP PNFI Reg.1 Bandung



     Untuk mendorong para pendidik dan para peserta didik bermampuan menggali
dan mengangkat potensi-potensi lokalnya, maka dibutuhkan Pusat Sumber Belajar
(PSB) yang berkualitas. Sumber belajar yang bermutu dalam pembelajaran kini
memang menuntut perhatian lebih demi kesuksesan pembelajaran pada BPKB/SKB
pada masa yang akan datang, terutama dalam mendukung proses pembelajaran
antara pendidik dan peserta didik untuk menggali dan mengangkat potensi lokal
menjadi produk unggulan daerah.
    Peran PSB pada BPKB/SKB demikian penting dan utama dalam proses
pembelajaran dan transformasi ilmu pengetahuan pada unit-unit pelaksana teknis
daerah tersebut. Ironisnya, selama ini sumber-sumber belajar yang ada di setiap
UPT belum dikelola dan dimanfaatkan secara optimal. Kendala yang dihadapi dalam
pemanfaatan sumber-sumber belajar selama ini adalah karena masih beragamnya
pemahaman dan kemampuan para pendidik dalam mengelola sumber belajar.
     Oleh karena itu, diperlukan pemberdayaan setiap UPT Pusat maupun UPT
daerah, dalam rangka meningkatkan fungsinya sebagai Pusat Sumber Belajar
bagi masyarakat melalui program-program unggulan berbasis kewilayahan. Untuk
mendukung pemberdayaan setiap UPT Pusat maupun UPT Daerah sebagaimana
dipaparkan di atas disusun Standar Pengelolaan Pusat Sumber Belajar (PSB).



     Pengembangan Pusat Sumber Belajar Pendidikan Anak Usia Dini,
4    Pendidikan Nonformal Dan Informal
B. Dasar
     Dasar penyusunan penulisan Standar Pengelolaan Pusat Sumber Belajar ini
adalah sebagai berikut:
1.   Undang-undang No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
2.   Peraturan Pemerintah Nomor 73 Tahun 1991 tentang Pendidikan Luar Sekolah.
3.   Peraturan Pemerintah No.19 tahun 2007 tentang Standar Nasional Pendidikan.
4.   Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 8 Tahun
     2008 tanggal 31 Maret 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Pusat
     Pengembangan Pendidikan Nonformal dan Informal.
5.   Program Kerja Pusat Pengembangan Pendidikan Nonformal dan Informal (PP
     PAUDNI) Regional I Bandung Tahun 2011.


C. Tujuan Penulisan
     Penulisan Standar Pusat Sumber Belajar ini dimaksudkan sebagai acuan
bagi pembina dan penanggung jawab program PSB dalam memberikan bantuan
teknis pada penyelenggara program PSB; menjadi penysusunan perencanaan,
pelaksanaan dan evaluasi penyelenggaraan PSB bagi calon penyelenggara PSB;
dan acuan bagi pihak lain yang terkait. Sedangkan Tujuan Penulisan Standar Pusat
Sumber Belajar untuk UPTD BPKB/SKB adalah sebagai panduan bagi:
1.   Memberikan pemahaman bagi pengelola tentang pengertian, tujuan dan fungsi
     PSB BPKB/SKB;
2.   Memberikan gambaran secara menyeluruh tentang penyelenggaraan PSB
     BPKB/SKB yang meliputi proses, pengorganisasian, tugas dan tanggung
     jawab, dan mekanisme penyelenggaraan;


D. Sasaran Pengguna
    Pengguna Penulisan Standar Pengelolaan Pusat Sumber Belajar ini adalah
sebagai berikut:
1.   Lembaga penyelenggara Pusat Sumber Belajar (PSB) program PAUDNI
     Unggulan berbasis potensi lokal di UPTD BPKB/SKB.
2.   Dinas Pendidikan Tingkat Propinsi, Kabupaten/Kota dan Kecamatan serta
     Mitra terkait.




                                                                Pendahuluan    5
E. Sistematika Penulisan
     Penulisan ini memuat beberapa bagian. Bagian pertama yang terdiri atas Bab I
Pendahuluan, Bab II Kebijakan dan Program Pusat Sumber Belajar untuk PAUDNI,
dan Bab III membahas konsep Pusat Sumber Belajar. Bagian kedua yang terdiri
atas Bab IV yang membahas Konsep PSB Berbasis TIK untuk PAUDNI, dan BAB V
Implementasi PSB untuk peningkatan mutu PTK PAUDNI. Bagian ketiga yang berisi
Bab VI tentang manajemen PSB.




    Pengembangan Pusat Sumber Belajar Pendidikan Anak Usia Dini,
6   Pendidikan Nonformal Dan Informal
BAB 2
Kebijakan dan Program Pusat
Sumber Belajar Untuk Pendidikan
Anak Usia Dini, Nonformal & Informal

A. Kebijakan
     Pengembangan Pusat Sumber Belajar (PSB) untuk Pendidikan Anak Usia
Dini, Nonformal dan Informal (PAUDNI) merupakan implementasi Rencana
Strategis Kemeneterian Pendidikan dan Kebudayaan, yang menjabarkan Rencana
Pembangunan Jangka Panjang. Sebagai rencana strategis, tentu memperhitungkan
berbagai aspek termasuk perkembangan dan perubahan yang terjadi pada
lingkungan pendidikan. Dalam konteks perkembangan ilmu dan teknologi, khususnya
perkembangan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) semua bidang dipengaruhi
perkembangan ini dan berusaha memanfaatkannya.
    Dalam Renstra Kemendikbud dinyatakan,
    “Kondisi teknologi yang mempengaruhi pembangunan pendidikan dalam kurun
    waktu lima tahun mendatang antara lain adalah (1) kesenjangan literasi TIK
    antarwilayah, (2) kebutuhan akan penguasaan dan penerapan iptek dalam rangka
    menghadapi tuntutan global, (3) terjadinya kesenjangan antara perkembangan
    teknologi dan penguasaan iptek di lembaga pendidikan, (4) semakin
    meningkatnya peranan TIK dalam berbagai aspek kehidupan termasuk dalam
    bidang pendidikan, (5) semakin meningkatnya kebutuhan untuk melakukan
    berbagi pengetahuan dengan memanfaatkan TIK, (6) perkembangan internet



                                       Kebijakan Dan Program Pusat Sumber Belajar
                               Untuk Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal & Informal
                                                                                       7
yang menghilangkan atas wilayah dan waktu untuk melakukan komunikasi dan
     akses terhadap informasi, dan (7) perkembangan internet yang juga membawa
     dampak negatif terhadap nilai dan norma masyarakat serta memberikan
     peluang munculnya plagiarisme dan pelanggaran HAKI.”




            Sumber: http://csrsemengresik.com/wp-content/uploads/2011/11/2-paud-640x4271.jpg



     Akan halnya PAUDNI, ditetapkan ada sejumlah tujuan strategis yang haruis
dicapai. Tujuan strategis untuk bidang PAUD adalah “tersedia dan terjangkaunya
layanan PAUD bermutu dan berkesetaraan di semua provinsi, kabupaten dan kota”.
Sedangkan strategi pencapaiannya adalah sebagai berikut:
1.   Penyediaan pendidik PAUD berkompeten yang merata di seluruh provinsi,
     kabupaten/kota yang meliputi pemenuhan guru TK/TKLB berkompeten dan
     penyediaan tutor PAUD nonformal berkompeten;
2.   Penyediaan manajemen PAUD berkompeten yang merata di seluruh provinsi,
     kabupaten, dan kota yang meliputi pemenuhan kepala satuan pendidikan,
     pengawas, dan tenaga administrasi;
3.   Penyediaan dan pengembangan sistem pembelajaran, data dan informasi
     berbasis riset, dan standar mutu PAUD, serta keterlaksanaan akreditasi PAUD;
4.   Penyediaan dan peningkatan sarana dan prasarana untuk penerapan sistem
     pembelajaran TK/TKLB berkualitas yang merata di seluruh provinsi, kabupaten,
     dan kota;
5.   Penyediaan subsidi untuk meningkatkan keterjangkauan layanan pendidikan
     TK/TKLB berkualitas yang merata di seluruh provinsi, kabupaten, dan kota;
6.   Penyediaan subsidi pembiayaan untuk penerapan sistem pembelajaran PAUD
     Nonformal berkualitas yang merata di seluruh provinsi, kabupaten, dan kota.



     Pengembangan Pusat Sumber Belajar Pendidikan Anak Usia Dini,
8    Pendidikan Nonformal Dan Informal
Sedangkan untuk pendidikan orang dewasa berkelanjutan, tujuan strategisnya
adalah “tersedia dan terjangkaunya layanan pendidikan orang dewasa berkelanjutan
yang berkesetaraan, bermutu dan relevan dengan kebutuhan masyarakat”. Strategi
pencapaian tujuan tersebut adalah dengan:
1.   Penyediaan tutor berkompeten yang merata antarprovinsi, kabupaten, dan
     kota yang meliputi pemenuhan tutor keaksaraan fungsional dan pendidikan
     kecakapan hidup;
2.   Penyediaan dan pengembangan sistem pembelajaran, data dan informasi
     berbasis riset, dan standar mutu pendidikan keaksaraan fungsional, pendidikan
     kecakapan hidup, homeschooling dan parenting education serta keterlaksanaan
     akreditasi satuan pendidikan penyelenggara pendidikan orang dewasa;
3.   Penyediaan subsidi pembiayaan untuk penerapan sistem pembelajaran
     pendidikan orang dewasa berkualitas yang merata di seluruh provinsi,
     kabupaten, dan kota.


B. Program PAUDNI
     Program PAUDNI ada dua hal yang menjadi titik perhatian yaitu penguatan
dan peluasan pendidikan nonformal dan informal serta penyelenggaraan program
pendidikan nonformal dan informal untuk melayani kebutuhan pendidikan warga
masyarakat. Dalam penyelenggaraan program pendidikan nonformal dan informal ini,
pendekatan perbaikan dan peningkatan mutu menjadi perhatian dan strategi untuk
pencapaian tujuan. Dengan demikian, pendekatan dan strategi yang dipergunakan
adalah strategi mutu. Ada pun program yang dilaksanakan adalah sebagai berikut.


1. Penguatan dan Perluasan Pendidikan Nonformal
   dan Informal
     Program pendidikan nonformal dan informal sangat strategis dalam upaya
untuk menurunkan buta aksara dan meningkatkan kecakapan hidup masyarakat
berkesetaraan gender. Hal ini sejalan dengan komitmen internasional dalam
pemberantasan buta aksara. Selain itu, dalam upaya mewujudkan masyarakat
berbasis pengetahuan perlu ditingkatkan budaya baca masyarakat. Penguatan dan
perluasan ini dilaksanakan antara lain melalui kebijakan-kebijakan sebagai berikut.
a.   Penguatan dan perluasan program pembelajaran langsung di Pusat Kegiatan
     Belajar Masyarakat (PKBM);
b.   Penguatan dan perluasan pendidikan kecakapan hidup untuk warga negara
     usia sekolah yang putus sekolah atau tidak melanjutkan sekolah dan bagi
     warga usia dewasa;
c.   Penguatan dan perluasan budaya baca melalui penyediaan taman bacaan,
     bahan bacaan dan sumber informasi lain yang mudah, murah, dan merata
     serta sarana pendukungnya;




                                         Kebijakan Dan Program Pusat Sumber Belajar
                                 Untuk Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal & Informal
                                                                                         9
d.   Penguatan dan perluasan pendidikan nonformal dan informal untuk mengurangi
      disparitas antargender;
 e.   Pemberian fasilitasi pelaksanaan peningkatan pengetahuan dan kecakapan
      keorangtuaan (parenting education) dan homeschooling.




                            Sumber: Dokumen PP PNFI Regional I Bandung



 2. Program Pendidikan Nonformal dan Informal
      Program ini dilakukan untuk mendukung tujuan sebagai berikut.
 a.   Tersedia dan terjangkaunya layanan PAUD bermutu dan berkesetaraan di
      semua provinsi, kabupaten dan kota;
 b.   Terjaminnya Kepastian Memperoleh Layanan Pendidikan Dasar Bermutu dan
      Berkesetaraan di Semua Provinsi, Kabupaten dan Kota;
 c.   Tersedia dan Terjangkaunya Layanan Pendidikan Menengah yang Bermutu
      dan Relevan dan Berkesetaraan di Semua Provinsi, Kabupaten dan Kota;
 d.   Tersedia dan Terjangkaunya Layanan Pendidikan Orang Dewasa Berkelanjutan
      yang Bermutu dan Relevan dengan Kebutuhan Masyarakat.
      Dalam melaksanakan program ini, digunakan strategi sebagai berikut.
 a.   Penyediaan subsidi pembiayaan untuk penerapan sistem pembelajaran PAUD
      Nonformal bermutu yang merata di seluruh provinsi, kabupaten, dan kota;
 b.   Penyediaan subsidi pembiayaan untuk penerapan sistem pembelajaran Paket
      A dan B bermutu yang merata di seluruh provinsi, kabupaten, dan kota;
 c.   Penyediaan subsidi pembiayaan untuk penerapan sistem pembelajaran Paket
      C bermutu yang merata di seluruh provinsi, kabupaten, dan kota;
 d.   Penyediaan subsidi pembiayaan untuk penerapan sistem pembelajaran pendidikan
      orang dewasa bermutu yang merata di seluruh provinsi, kabupaten, dan kota.



      Pengembangan Pusat Sumber Belajar Pendidikan Anak Usia Dini,
10    Pendidikan Nonformal Dan Informal
C. Arah Pengembangan dan Pemanfaatan TIK
     Mengacu pada Permendiknas No. 38/2008 tentang Pengelolaan Teknologi
Informasi dan Komunikasi di Lingkungan Departemen Pendidikan Nasional,
dinyatakan aplikasi dan konten yang dikembangkan melalui TIK di lingkungan
Kementerian. Aplikasi yang dipergunakan adalah aplikasi-aplikasi untuk administrasi,
konten pembelajaran, dan aplikasi informasi dan kebijakan pendidikan. Sedangkan
untuk jenis konten yang dikembangkan adalah konten administrasi (e-administrasi),
konten pembelajaran (e-pembelajaran) serta konten informasi dan kebijakan
pendidikan.
     Khusus untuk konten pembelajaran, Permendiknas itu menyebutkan dua
jenis konten pembelajaran yaitu bahan belajar berbasis kurikulum dan bahan
belajar untuk pengayaan pada semua jalur, jenjang dan jenis pendidikan. Khusus
untuk konten pembelajaran berbasis kurikulum untuk satuan pendidikan dasar
dan menengah, konten pembelajarannya harus mendapatkan penilaian kelayakan
sebelumnya dari Badan Standar Nasional Pendidikan (BNSP).
     Sedangan untuk bidang sistem dan teknologi informasi, Renstra Kemendikbud
yang mendasarkan diri pada Kemendiknas tadi, dikemukakan pengembangan
sistem dan teknologi informasi terpadu, yang menyatakan:
     “Dalam rangka mendukung tercapainya pemerataan dan perluasan akses
     pendidikan, peningkatan mutu, relevansi dan daya saing pendidikan, serta
     penguatan tata kelola, akuntabilitas, dan citra publik, diperlukan sistem dan
     teknologi informasi secara terpadu yang mampu meningkatkan pelayanan
     dan mendukung penyediaan informasi dan pelaporan bagi penentu kebijakan
     pendidikan dan pemangku kepentingan serta penyelenggaraan pembelajaran
     secara tepat, transparan, akuntabel, dan efisien.”




                                         Kebijakan Dan Program Pusat Sumber Belajar
                                 Untuk Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal & Informal
                                                                                         11
Menteri




             12
                                                                                                                 Sistem Pendukung Keputusan Kemendiknas

                                                                  P j b t
                                                                  Pejabat
                                                                Eselon Satu


                                                                 P j b t
                                                                 Pejabat
                                                                Eselon Dua
                                                                                                 Aplikasi                  Aplikasi                   Aplikasi
                                                                                                                                                                                   e-pembelajaran
                                                                                               Pengawasan                Kepegawaian               Manajemen Dikti


                                                                                                                                        Aplikasi
                                                                                   Aplikasi                  Aplikasi                                                Aplikasi       e-knowledge
                                                                                                                                       Manajemen
                                                                                  Keuangan               Manajemen Asset                                             Litbang           sharing
                                                                                                                                       Dikdasmen


                                                                Unit Kerja
                                                                                   Aplikasi                   Aplikasi                 Aplikasi                    Aplikasi          e-sumber
                                                               Kemendiknas       Perencanaan               Kesekretariatan          Manajemen PNFI            Manajemen PMPTK         belajar




Pendidikan Nonformal Dan Informal
                                                                 Terkait
                                                                                                Aplikasi Non Kependidikan (e-manajemen e-layanan, e-pelaporan)
                                                                                                Aplikasi
                                                                                                 plik                     (e-manajemen, e-layanan e-pelaporan)
                                                                                                                             ma                       lap                            Aplikasi
                                                                                                                                                                                   Kependidikan




                                                               JARDIKNAS        Data             Data              Data             Data               Data              Data
                                                                              Manajemen        Manajemen         Manajemen        Manajemen         Manajemen          Manajemen
                                                                                PAUD            Dikdas            Dikmen            Dikti           Dikdewasa            Asset




Pengembangan Pusat Sumber Belajar Pendidikan Anak Usia Dini,
                                                                                                                                                                                      Data             Data
                                                                                                                          ata N             an
                                                                                                               Pangkalan Data Non Kependidikan
                                                                                                                                                                                   Kependidikan     Warehousing



                                                                                  Data            Data              Data            Data               Data               Data
                                                                              Perencanaan      Kepegawaian
                                                                                                         n        Keuangan      Kesekretariatan
                                                                                                                                             an     Pengawasan
                                                                                                                                                             n           Litbang    P
                                                                                                                                                                                    Pangkalan
                                                                                                                                                                                        k l
                                                                                                                                                                                      Data
                                                                                                                                                                                   Kependidikan




                                                                                                                     Sumber: Renstra Kemendiknas 2010 - 2014
                                                                                                     Gambar 2.1 Arsitektur Sistem dan Teknologi Informasi Terpadu
Untuk mengimplementasikan pengembangan Sistem danTeknologi Informasi
Terpadu di lingkungan Kemendiknas perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1.   Strategi Pengembangan Sistem dan Teknologi Informasi Kemendiknas harus
     selaras dengan Visi dan Misi Kemendiknas
2.   Sistem dan Teknologi Informasi Kemendiknas harus mampu mendukung
     manajemen Kemendiknas dalam mengambil keputusan secara cepat,efisien
     dan efektif termasuk mengatur wewenang pendistribusian informasi.
3.   Sistem dan Teknologi Informasi Kemendiknas harus fleksibel untuk
     mengantisipasi berbagai perubahan termasuk dilakukannya reformasibirokrasi
     dan organisasi.
4.   Sistem dan Teknologi Informasi Kemendiknas harus menjamin keamanan dan
     kesahihan data serta menjamin efisiensi pengelolaan pangkalan data sehingga
     tidak terjadidata redundancy.
5.   Sistemdan Teknologi Informasi Kemendiknas harus mampu menjadi sarana
     untuk mendukung pemberian layanan pendidikan termasuk e-pembelajaran,e-
     knowledge sharing dan e-sumber belajar
6.   Sistemdan Teknologi Informasi Kemendiknas harus mendukung tercapainya
     Sistem Tata Kelola Kemendiknas termasuk sistem pengawasan dan evaluasi,
     pelaporan yang handal,efektifdan efisien;
7.   Guna menjamin keterpaduan perlu dilakukan terlebih dahulu pembuatan Master
     Plan Sistem dan Teknologi Informasi Terpadu Kemendiknas yang selaras
     dengan Rencana Strategis Kemendiknas.

     Sedangkan pada tataran operasional yang dilaksanakan di wilayah kerja PP
PAUDNI Regional I Jayagiri, implementasi TIK untuk meningkatkan mutu PAUDNI
dilakukan dengan membangun PSB di UPTD/SKB. Pada tahun 2012 direncanakan
terbentuk 20 PSB, pada tahun 2013 direncanakan terbangun 30 PSB dan pada tahun
2014 sudah terbangun 46 PSB. Sejalan dengan pengembangan PSB itu, dilakukan
peningkatan mutu PAUDNI yang ditandai dengan jumlah lembaga PAUDNI yang
terakreditasi dan PTK PAUDNI yang tersertifikasi. Perkembangan dan penetapan
sasaran tahunan tersebut divisualisasikan pada gambar berikut.




                                       Kebijakan Dan Program Pusat Sumber Belajar
                               Untuk Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal & Informal
                                                                                       13
Thn. 2014
                                                       75% akreditasi &
                                   Thn. 2013           20% sertifikasi
                                   50% akreditasi &    8 TUK, 46 PSB
                                   15% sertifikasi
                                   5 TUK, 30 PSB
                Thn. 2012
                25% akreditasi &
                10% sertifikasi
                2 TUK, 20 PSB
     Gambar 2.2. Rencana Kerja Akreditasi Program, Sertifikasi PTK & TUK/PSB UPTD 2012 - 2014


      Sejalan dengan itu, dilakukan juga upaya revitalisasi fungsi kelembagaan
 UPTD SKB sehingga SKB memainkan peran dalam upaya peningkatan mutu
 layanan PAUDNI. PSB menjadi wahana penting dalam upaya peningkatan mutu
 tersebut, karena dapat menyelenggarakan kegiatan pendidikan dan pelatihan
 untuk peningkatan kompetensi PTK PAUDNI. Peningkatan mutu PTK PAUDNI ini
 merupakan bagian penting dalam upaya meningkatkan mutu layanan PAUDNI.
 Mengingat peningkatan mutu pendidikan bagaimana pun tidak akan bisa dilepaskan
 dari membaiknya mutu PTK PAUDNI sendiri.
     Peran dan revitalisasi fungsi kelembagaan UPTD/SKB itu divisualisasikan
 seperti berikut:


                   SKB

                           Penjaminan

                                              PKBM                LKP
                  Percontohan                 (2195)             (3650)




                                              Pusat
                                                                  TBM
                                              PAUD
                                                                  (564)
                                             (17054)



                Gambar 2.3. Revitalisasi Fungsi Kelembagaan UPTD SKB 2011-2014




       Pengembangan Pusat Sumber Belajar Pendidikan Anak Usia Dini,
14     Pendidikan Nonformal Dan Informal
Akan halnya penyelenggaraan pelatihan yang berbasis TIK akan menjadi bagian
penting dalam ikhtiar peningkatan mutu tersebut. Pelatihan yang diselenggarakan
tidak lagi hanya berbasis pelatihan konvensional yang mengharuskan peserta
pelatihan meninggalkan tugasnya dan datang ke satu tempat kegiatan pelatihan,
melainkan bisa dilakukan dengan tingkat fleksibilitas yang tinggi. Tingginya
fleksibilitas tersebut, karena e-pelatihan memungkinkan peserta pelatihan tidak
perlu meninggalkan lokasi tempatnya bekerja dan bisa memanfaatkan perangkat
teknologi yang dimilikinya.
     Selain itu, materi pembelajaran dalam pelatihan pun dapat dibuat fleksibel
disesuaikan dengan kebutuhan. Dengan kata lain, materi pembelajaran dapat
dibuat tailor-made sesuai dengan kebutuhan setiap peserta pelatihan. Untuk materi
pembelajaran yang sudah dikuasai peserta pelatihan tidak perlu lagi diikuti. Peserta
pelatihan hanya mengikuti metari pembelajaran yang dianggap penting dan belum
dikuasainya. Model penyelenggaraan pelatihanberbasis e-pelatihan tersebut,
divisualisasikan seperti berikut.




        e-training
                                                           e-Administrasi



                                                             e-Jadwal
                                 PTK
         Kurikulum
                                                              e-Media


                                                             e-Evaluasi
         Cms-Oms




           Media
        Pembelajaran
                            P2PNFI            Perangkat         Tutorial
                                                 dan             dan             Uji
                            BPPNFI                                            Kompetensi
                                              Koneksitas        Mentor
                             BPKB
           Desain
        Instruksional



       Pengembangan
          Sistem                                           SKB-PSB-TUK


                Gambar 2.4. Model Penyelenggaraan e-Training di UPT-UPTD 2012




                                             Kebijakan Dan Program Pusat Sumber Belajar
                                     Untuk Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal & Informal
                                                                                             15
Dengan demikian, kemajuan TIK dimanfaatkan untuk peningkatan mutu layanan
 PAUDNI. Karena memang tidak bisa dipungkiri, perkembangan TIK mempengaruhi
 kehidupan kita, termasuk mempengaruhi kegiatan pendidikan pada berbagai jalur
 dan jenjang pendidikan. Dunia pendidikan tidak bisa menutup diri dari pengaruh
 TIK. Ada banyak hal yang diubah dalam dunia pendidikan karena perkembangan
 TIK ini.
     Mengikuti perkembangan dengan memanfaatkan TIK untuk sebesar-besar
 kebaikan dunia pendidikan sudah dilakukan di berbagai penjuru dunia. TIK
 sudah menjadi bagian penting dari sarana pendidikan dan memberikan bantuan
 besar dalam proses pembelajaran. Oleh sebab itu, diperlukan langkah-langkah
 pemanfaatan TIK ini untuk peningkatan mutu pendidikan, termasuk pendidikan
 nonformal dan informal.




     Pengembangan Pusat Sumber Belajar Pendidikan Anak Usia Dini,
16   Pendidikan Nonformal Dan Informal
BAB 3
Konsep Pusat Sumber Belajar
Pendidikan Anak Usia Dini,
Nonformal dan Informal

A. Pengertian Pusat Sumber Belajar




      Konsep Pusat Sumber Belajar Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal   17
Apakah Pusat Sumber Belajar (PSB) itu? Tempat, gedung, gagasan atau
 konsep? Ataukah PSB mencakup tempat, gedung, gagasan atau konsep yang di
 dalamnya menunjukkan adanya kegiatan pembelajaran pembelajaran? Pertanyaan
 dan penjelasan yang disampaikan Ducote (1970) Ducote bisa menjelaskan makna
 PSB. Selanjutnya Ducote menjelaskan, lebih tepat jika PSB dirumuskan sebagai
 integrasi media dan tempat untuk membangun lingkungan belajar. Dengan demikian,
 secara sederhana, PSB dapat diartikan sebagai ketersediaan informasi yang mudah
 diakses atau disimpan dalam berbagai media dan format.
      Sedangkan Centre for Educational Research and Innovation (2007:31-32)
 mengutip definisi yang dibuat UNESCO yang menyatakan PSB terbuka sebagai
 “menyajikan sumber belajar secara terbuka, yang memanfaatkan teknologi
 informasi dan komunikasi, yang dipergunakan untuk konsultasi, dimanfaatkan dan
 dimodifikasi oleh komunitas pengguna untuk tujuan nonkomersial.” Namun, Centre
 for Educational Research and Innovation (2007:32) menegaskan, sekarang ini lebih
 banyak yang memaknai PSB sebagai “sumber pembelajaran terbuka yang berupa
 materi digital yang diberikan secara gratis dan terbuka untuk kalangan pendidik,
 siswa dan pembelajar mandiri untuk digunakan dan digunakan kembali dalam
 kegiatan pembelajaran dan penelitian.” PSB ini mencakup:
 1.   Konten pembelajaran, yang berupa materi pembelajaran, modul, bahan belajar,
      kumpulan tulisan dan jurnal
 2.   Perangkat lunak, yang menunjang pengembangan, penggunaan, pemanfaatan-
      ulang dan penyampaian bahan belajar termasuk penelusuran dan
      pengorganisasian konten, sistem manahemen pembelajaran dan bahan belajar,
      perangkat pengembangan konten, dan komunitas pembelajaran online.
 3.   Sumber implementasi, lisensi hak kekayaan intelektual untuk mendorong
      publikasi bahan belajar secara terbuka, desain prinsip-prinsip best practices
      dan muatan bahan belajar yang sesuai kebutuhan setempat.




      Pengembangan Pusat Sumber Belajar Pendidikan Anak Usia Dini,
18    Pendidikan Nonformal Dan Informal
Sumber daya
                                                                                             Perangkat                                             Konten
                                                                                                                                                                                                         Implementasi




                                                                                 Sistem                    Perangkat               Sumber                    Referensi                      Perangkat                     Best
                                                                                Manajemen                Pengembangan              Belajar                                                  Berlisensi                  Practices
                                                                                 Konten                     Koneksi                                          Koleksi                        • Creative
                                                                                                                                                             • Arsip internet                 Commons                     CMU
                                                                                                                                Perangkat                    • Google                       • GNU Free
                                                                                                                                Pembelajaran                   Schooler                       Document
                                                                                                                                • MIT OCW                    • Library of
                                                                                                                                • ParisTech                    Congress
                                                                                                                                • Tapan                      • Wilkis
                                                                                Perangkat                Sistem
                                                                                Sosial                   Manajemen
                                                                                • Wilkis                 Pembelajaran           Objek                                                               Interoperabilitas
                                                                                • HQO                    • Moodie               Belajar                                                             • CMS
                                                                                • OSLO                   • Sakai                • MERLOT                                                            • SCQRM
                                                                                  Research                                      • Connections                                                       • OKJ




Konsep Pusat Sumber Belajar Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal
                                                                                                                        Sumber: Centre for Educational Research and Innovation (2007: 32)
                                                                                                                        Gambar 3.1. Peta Konseptual Pusat Sumber Belajar Terbuka




19
Sumber belajar dibedakan menjadi 2 jenis : (a) sumber belajar yang
 direncanakan, yaitu semua sumber yang secara khusus telah dikembangkan
 sebagai komponen sistem instruksional yang memfasilitasi pembelajaran yang
 terarah dan bersifat formal dan ; (b) sumber belajar yang menjadi sumber belajar
 karena dimanfaatkan sebagai bahan pembelajaran, yaitu sumber-sumber yang tidak
 didesain secara khusus untuk keperluan pembelajaran namun tersedia, diterapkan
 dan digunakan untuk keperluan belajar.




       Sedangkan sumber belajar sendiri dapat dimaknai secara sempit dan luas,
 seperti yang dikemukakan Sudjana (1989). Secara sempit sumber belajar terfokus
 pada bahan-bahan cetak, sedangkan secara luas mencakup berbagai macam
 sumber daya yang bisa dimanfaatkan guna kepentingan proses belajar-mengajar,
 baik secara langsung maupun tidak. Dalam pandangan Percival & Ellington (1988),
 sumber belajar yang dipakai dalam pendidikan atau pelatihan adalah suatu sistem
 yang terdiri dari sekumpulan bahan atau situasi yang diciptakan dengan sengaja
 dan dibuat sehingga memungkinkan peserta didik belajar secara individual. Sumber
 belajar inilah yang disebut media pendidikan atau media instruksional. Untuk
 menjamin bahwa sumber belajar adalah sumber belajar yang cocok dan tepat,
 maka sumber belajar tersebut harus memenuhi 3 persyaratan, yaitu: (a) harus
 dapat tersedia dengan cepat; (b) harus dapat memungkinkan siswa untuk memacu
 diri sendiri; (c) harus bersifat individual, misalnya harus dapat memenuhi berbagi
 kebutuhan para siswa dalam belajar mandiri.




      Pengembangan Pusat Sumber Belajar Pendidikan Anak Usia Dini,
20    Pendidikan Nonformal Dan Informal
Sesungguhnya media pendidikan ini lebih dari sekedar sarana atau wahana
untuk menyimpan dan menyampaikan konten pendidikan. Dalam pandangan
Danandjaja (2010:36) media pembelajaran ini sebenarnya mirip dengan media
dalam artian biotek yaitu tempat/bahan bertumbuhnya jaringan menjadi bibit. Jadi
di sini, media sebenarnya menjadi wahana untuk perkembangan dan pertumbuhan.
Bukan sekedar wahana untuk menyampaikan konten pendidikan. Dalam konsep
PSB, oleh para pendidik media pembelajaran cenderung dipandang sebagai sarana
pembelajaran yang membuat kegiatan pembelajaran menjadi efektif.
     Menurut Seels & Richey (1994), sumber belajar adalah manifestasi fisik dari
teknologi perangkat keras, perangkat lunak dan bahan pembelajaran, yang dapat
dikategorikan dalam 4 jenis teknologi yaitu teknologi cetak, teknologi audiovisual,
teknologi berbasis komputer, dan teknologi terpadu. Masing-masing dari teknologi
tersebut dijabarkan sebagai berikut :
1.   Teknologi cetak, teknologi yang dipergunakan untuk memproduksi atau
     menyampaikan bahan seperti buku-buku dan bahan-bahan visual yang statis,
     terutama melalui proses pencetakan mekanis atau fotografis.
2.   Teknologi Audiovisual, teknologi yang dipergunakan memproduksi dan
     menyampaikan bahan dengan menggunakan peralatan mekanis dan elektronis
     untuk menyampaikan pesan-pesan audio dan visual
3.   Teknologi berbasis komputer, teknologi yang dipergunakan memproduksi dan
     menyampaikan bahan dengan menggunakan perangkat yang bersumber pada
     mikroprosesor.
4.   Teknologi terpadu, teknologi yang dipergunakan untuk memproduksi dan
     menyampaikan bahan dengan memadukan beberapa jenis media yang
     dikendalikan komputer

    Ada beberapa kriteria yang perlu diperhatikan dalam memilih materi
pembelajaran yang akan dijadikan sumber belajar, yaitu:
1.   Siapa yang menggunakan sumber belajar tersebut
2.   Muatan bahan belajar
3.   Desain pembelajaran
4.   Desain teknis
5.   Pertimbangan sosial

     Untuk mengoptimalkan fungsi dan manfaat sumber belajar itu, maka
diperlukan suatu Pusat Sumber Belajar sebagai suatu unit yang mengintegrasikan
potensi-potensi sumber belajar dalam rangka menopang kegiatan dalam suatu
lembaga pembelajaran. Terkait PSB ini, Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi
Departemen Pendidikan Nasional (Pustekom, 2008), mendefinisikannya sebagai:
     Pusat Sumber Belajar adalah suatu unit dalam suatu lembaga (khususnya
sekolah/universitas/perusahaan) yang berperan mendorong efektifitas serta
optimalisasi proses pembelajaran melalui penyelenggaraan berbagai fungsi yang
meliputi fungsi layanan (seperti layanan media, pelatihan, konsultansi pembelajaran,



            Konsep Pusat Sumber Belajar Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal   21
dan lain-lain), fungsi pengadaan/pengembangan (produksi) media pembelajaran,
 fungsi penelitian dan pengembangan, dan fungsi lain yang relevan untuk peningkatan
 efektifitas dan efisiensi pembelajaran.
       Dalam kaitannya dengan Pusat Sumber Belajar (PSB) sebagai unit pada
 BPKB/SKB maka PSB merupakan suatu unit di dalam BPKB/SKB yang berperan
 mendorong efektivitas dan optimalisasi proses pembelajaran penyelenggaraan
 PAUDNI melalui berbagai fungsi yang meliputi fungsi layanan (seperti layanan
 konsultasi penyelenggaraan, pembelajaran, pembimbingan, pelatihan, pemagangan
 perangkat pembelajaran: kurikulum, silabus, media, bahan ajar, evaluasi dan lain-
 lain), fungsi pengadaan/pengembangan (produksi) media pembelajaran, fungsi
 penelitian dan pengembangan, dan fungsi lain yang relevan untuk peningkatan
 efektivitas dan efsiensi program PAUDNI terutama program unggulan sesuai
 potensi lokal.
     Sedangkan dalam kaitannya sebagai tempat pada BPKB/SKB, mengacu pada
 definisi yang disampaikan dalam makalah Pengembangan Pusat Sumber Belajar Di
 Sekolah, yaitu:
      A Resources Centre is a place (anything from a part of a room to an entire
      complex of buildings) that is set up specifically for the purpose of housing
      and using a collection of resources, usually in terms of instructional media.
      Resource centres may serve the needs of an individual department within a
      school or college, an entire institution, or even a collection of institutions, as
      for example, when several schools are served by a single central resources
      centre, ” (Sudarsono Sudirdjo, 2009)

     Dengan demikian, Pusat Sumber Belajar pada BPKB/SKB adalah tempat/
 ruang/area khusus dalam sebuah BPKB/SKB yang didesain khusus untuk tujuan
 pemusatan dan pengumpulan berbagai sumber belajar yang terdiri dari media-
 media pembelajaran, layanan konsultasi penyelenggaraan, pembelajaran,
 pembimbingan, pelatihan dan pemagangan. Pusat Sumber Belajar ini dalam aktivitas
 dan pengoptimalisasian fungsi dan manfaatnya dapat digunakan untuk melayani
 kebutuhan internal maupun eksternal BPKB/SKB.


 B. Fungsi dan Peran Pusat Sumber Belajar
      Fungsi dan peran PSB adalah sebagai berikut:
 1.   Tempat layanan konsultasi, pembelajaran, pelatihan,              pembimbingan,
      pemagangan dan pengembangan program PAUDNI.
 2.   Tempat pengadaan, produksi, dan pemasaran berbagai bahan belajar serta
      media pembelajaran.
 3.   Media informasi dan komunikasi yang berkaitan dengan proses pembelajaran/
      pembimbingan/pelatihan/pemagangan bagi pendidik, tenaga kependidikan dan
      warga belajar PAUDNI.




      Pengembangan Pusat Sumber Belajar Pendidikan Anak Usia Dini,
22    Pendidikan Nonformal Dan Informal
4.   Wahana belajar melalui forum diskusi antar pendidik dan tenaga kependidikan
     serta warga belajar, pendidik dengan pendidik, warga belajar dengan warga
     belajar, satuan dengan satuan, UPTD BPKB/SKB dengan satuan, UPTD BPKB/
     SKB dengan UPTD BPKB/SKB, UPTD BPKB/SKB dengan sektor lain, UPTD
     BPKB/SKB dengan masyarakat yang berkaitan dengan pembelajaran.

                                       PENDIDIK




       WARGA BELAJAR                                     TENAGA KEPENDIDIKAN
                        Gambar 3.2 Interaksi Antar Komponen PSB


5.   Media unjuk kinerja berbagai inovasi dalam proses pembelajaran, layanan
     konsultasi penyelenggaraan, pembelajaran, pembimbingan, pelatihan, dan
     pemagangan.


C. Tujuan Pusat Sumber Belajar
     Secara umum tujuan diselenggarakan PSB adalah untuk meningkatkan fungsi
UPTD BPKB/SKB sebagai tempat rujukan tentang penyelenggaraan, pembelajaran,
pembimbingan, pelatihan maupun pemagangan program PAUDNI unggulan
yang berbasis potensi lokal melalui layanan konsultasi dan komunikasi dengan
penyediaan berbagai sumber belajar secara terorganisir agar pengetahuan, sikap
dan keterampilan masyarakat meningkat secara efektif dan efisien.




           Konsep Pusat Sumber Belajar Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal   23
Adapun tujuan khusus dari penyelenggaraan PSB pada BPKB/SKB adalah :
 1.   Meningkatkan kinerja UPTD BPKB/SKB dalam menyelenggarakan program
      PAUDNI unggulan berbasis potensi lokal yang dapat dijadikan rujukan oleh
      masyarakat.
 2.   Mewujudkan jejaring dan pola komunikasi yang efektif dan efisien antar/ inter
      UPTD BPKB/SKB melalui pemanfaatan teknologi informasi.
 3.   Mewujudkan iklim kerja yang kondusif dalam mengembangkan inovasi PAUDNI
      melalui kebersamaan antar pendidik, tenaga kependidikan, dan warga belajar
      dalam berbagi pengalaman.
 4.   Menumbuhkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan pendidik, tenaga
      kependidikan, dan warga belajar di UPTD BPKB dan UPTD SKB dalam
      mengembangkan, menerapkan, dan memanfaatkan berbagai sumber belajar
      yang ada.


 D. Kelembagaan Pusat Sumber Belajar
      Program pengembangan PSB di UPTD BPKB dan UPTD SKB melibatkan
 berbagai sektor seperti: Direktorat Jenderal PAUDNI, Dinas Pendidikan Provinsi
 dan Kabupaten/Kota, PPPAUDNI Regional I Bandung, BPPAUDNI, BPKB, dan SKB
 serta mitra-mitra terkait.



                                         DITJEN PAUDNI


                                           KEBIJAKAN


                                                                      UPTD
                         ORMAS
                                                                      BPKB




                                          MASYARAKAT

   DINAS                                                                   FORUM       DINAS
               FORUM
 PENDIDIKAN                                                               PTK PNR    PENDIDIKAN
              PTK PROV
  PROVINSI                                    PSB                         KAB/KOTA    KAB/KOTA




                     INSTANSI                                        INSTANSI
                      TERKAIT                                         TERKAIT

                                          PEMODELAN


                                        P2PNFI Regional I
                                           Bandung




      Pengembangan Pusat Sumber Belajar Pendidikan Anak Usia Dini,
24    Pendidikan Nonformal Dan Informal
: Pembina

         : Pengguna antar lembaga

         : Pengguna perseorangan

         : Pengguna Forum PTK-PNFI

                         Gambar 3.3. Mekanisme Organisasi PSB


     Mekanisme kerja antara sektor-sektor yang digambarkan dalam Gambar 2.3
dijabarkan sebagai berikut :
1.   Ditjen PAUDNI memfasilitasi, dan memberikan pembinaan kebijakan dan
     mengkoordinasikan dengan dinas pendidikan propinsi dan kabupaten/kota.
2.   PP PAUDNI memfasilitasi, dan memberikan pembinaan teknis keberlangsungan
     PSB di UPTD BPKB/SKB dan mengkoordinasikan dengan UPTD propinsi dan
     UPTD kabupaten/kota lainnya di wilayah koordinasi kerja P2 PAUDNI Regional
     1 Bandung.
3.   Dinas pendidikan propinsi memfasilitasi dan membina PSB di BPKB.
4.   Dinas pendidikan propinsi beserta BPKB mengkoordinasikan                              dan
     menyosialisasikan PSB kepada dinas pendidikan kabupaten/kota.
5.   Dinas pendidikan kabupaten/kota memfasilitasi dan membina PSB UPTD
     SKB.
6.   Dinas pendidikan kabupaten/kota menyosialisasikan kepada Forum PTK
     PAUDNI, Dinas Terkait dan organisasi masyarakat.
7.   PSB BPKB/SKB memberikan layanan konsultasi penyelenggaraan,
     pembelajaran, pembimbingan, pelatihan dan pemagangan program PAUDNI
     kepada Dinas terkait, Organisasi Masyarakat, Forum PTK PAUDNI, tokoh
     masyarakat, warga belajar dan masyarakat.
8.   UPTD BPKB/SKB di Wilayah koordiansi kerja P2 PAUDNI Regional I Bandung
     menjadi mitra dan sumber belajar pada PSB di UPTD BPKB/SKB.
9.   UPTD BPKB/SKB mengembangkan program-program unggulan yang menjadi
     konten PSB.
     Secara konseptual, program-program yang dapat diwadahi melalui PSB ini
divisualisasikan melalui Gambar 3.4. Pada gambar tersebut fungsi yang diemban
PSB dilaksanakan dengan memperhatikan kebutuhan masyarakat serta situasi dan
kondisi kewilayahan, lingkungan dan sosial budaya. Dengan demikian, fungsi PSB
dilaksanakan tanpa terasing dari lingkungannya. Selanjutnya dengan memperhatikan
kondisi lingkungan dan kebutuhan masyarakat tersebut, PSB menjadi penyedia
sumber belajar untuk bidang-bidang yang menjadi garapan PAUDNI, seperti
divisualisasikan berikut:




           Konsep Pusat Sumber Belajar Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal     25
PAUD




             PEMBERDAYAAN                                                                 PKH/
              PEREMPUAN                                                                WIRAUSAHA
                                                 TU
                                           K E BU HA N
                                                YARAKAT
                                           MAS




                                                                   SO
                              KU N GA N




                                                                   S IA L B U D AYA
                                                                   S
                                                PSB Layanan
                                                Konsultasi &
                                           Informasi Komunikasi:
     KESETARAAN                                                                               KEAKSARAAN
                                               Pembelajaran,
                                               Pembimbingan,
                               LING

                                          Pelatihan, Pemagangan




                                                                                 Y
                                                                                 Y
                                                                                 Y
                                                                                 Y
                                                                                 Y
                                           KEW
                                                  ILAYAHAN

              KEPEMUDAAN                                                              KELEMBAGAAN




                                                KURSUS




       Gambar 3.4. Program PAUDNI Yang Dapat Diselenggarakan di PSB Berbasis Potensi Wilayah


      Gambar 3.4. menunjukkan bagaimana PSB berbasis potensi wilayah dapat
 dikembangkan untuk menunjang program-program layanan PAUDNI. Karena
 berbasis potensi wilayah maka materi pembelajaran yang disediakan PSB akan
 sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik kewilayahan dalam lingkup wilayah
 layanan PAUDNI UPTD/SKB. Dengan demikian, maka PSB dapat menjadi pendorong
 perkembangan wilayah dan berperan penting dalam mengembangkan wilayahnya.
      PSB yang berbasis potensi lokal tersebut akan menyediakan materi
 pembelajaran yang disesuaikan dengan kebutuhan setenpat. Tidak terjebak dalam
 kegiatan pembelajaran yang bersifat umum dan kurang membumi bagi satu wilayah.
 Bahan pembelajaran dapat dirancang untuk menjawab kebutuhan nyata satu daerah
 sehingga bila terjadi pertukaran bahan pembelajaran antara satu PSB dengan PSB
 lain akan makin memperkaya khasanah pengetahuan dan bahan pembelajaran
 dalam konteksn PAUDNI.




        Pengembangan Pusat Sumber Belajar Pendidikan Anak Usia Dini,
26      Pendidikan Nonformal Dan Informal
BAB 4
Konsep PSB Berbasis TIK untuk
PAUDNI

      Kita hidup di dunia yang sering dilukiskan sebagai menghadapi ledakan
informasi. Pertumbuhan informasi yang dihasilkan manusia berlangsung sangat
cepat. Kini berbagai informasi tersebut tersimpan dalam berbagai bentuk media
penyimpanan, mulai dari media konvensional seperti kertas sampai media mutakhir
yang menyimpan informasi digital. Pertumbuhan cepat informasi dan pengetahuan
tersebut membuat manusia tidak bisa lagi menggantungkan pada perolehan
informasi dari pembelajaran tatap-muka dengan narasumber, karena tak mungkin
lagi ada manusia yang tahu segalanya dan semuanya. Oleh karena itu akan sangat
dibutuhkan manusia yang memiliki pembelajar mandiri atau pembelajar independen.
Pembelajar mandiri inilah yang akan merumuskan sendiri pengetahuan apa atau
informasi apa yang diperlukannya dan di mana menelusuri informasi tersebut.
     PSB menyediakan kebutuhan informasi penggunanya. Hubungan antara PSB
dan penggunanya dan komunitas pengguna akan terjalin dengan baik bila kebutuhan
pengguna mampu dipenuhi PSB. Kebutuhan belajar pengguna diakomodasi dan
dipenuhi begitu juga gaya belajar dan etos belajar pengguna diikuti dengan baik
oleh PSB. Perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) pada dasarnya
dipergunakan untuk memberikan pelayanan sebaik-baiknya pada pengguna PSB.
    Perkembangan TIK memang mendorong manusia melakukan banyak
perubahan dalam praktik kehidupan kesehariannya termasuk dalam cara menelusuri,
memperoleh dan menyimpan informasi dan pengetahuan yang diperlukannya. Ada
perubahan cara manusia dalam mendapatkan pengetahuan. Tidak lagi bergantung




                                          Konsep PSB Berbasis TIK untuk PAUDNI   27
pada bertemu atau tidaknya dengan narasumber. Sekarang ini perolehan
 pengetahuan akan terkait pada kemampuan manusia terhubungan dengan pusat-
 pusat ilmu pengetahuan yang salah satu di antaranya adalah PSB. Oleh sebab itu,
 kini dikenal istilah sumber belajar digital yang secara sederhana bisa dirumuskan
 sebagai perangkat pendidikan yang dapat dipergunakan untuk tujuan kegiatan
 belajar-mengajar dan untuk itu TIK dimanfaatkan untuk menumbuhkembangkan
 pembelajaran melalui produk, layanan dan proses yang berada di dalamnya.




                  Sumber: http://as4796.http.sasm3.net/files/88/20111119/1321664812.jpg



      Kehadiran TIK ini mendorong berlangsung inovasi dalam proses pembelajaran.
 Bukan hanya pembelajaran tatap-muka di antara pembelajar melainkan juga
 memungkinkan penggunaan berbagai perangkat TIK untuk meningkat mutu proses
 pembelajaran. Termasuk juga membukakan kemungkinan untuk menyelenggarakan
 kegiatan pembelajaran jarak jauh atau pembelajaran yang pembelajarnya tersebar
 di berbagai tempat.


 A. Penyelenggaraan Pembelajaran Berbasis TIK

 1. E-Learning

 a.   Pengertian dan perkembangan e-leraning
      e-Learning singkatan dari electronic Learning, merupakan cara baru dalam
 proses belajar- mengajar yang menggunakan media elektronik khususnya internet
 sebagai sistem pembelajarannya. Kegiatan belajar mengajar yang secara tradisional
 dilakukan secara tatap muka, saat ini banyak yang dilakukan dengan memanfaatkan




      Pengembangan Pusat Sumber Belajar Pendidikan Anak Usia Dini,
28    Pendidikan Nonformal Dan Informal
situs Web yang dikenal dengan sebutan e-Learning. Ada beberapa istilah serupa
untuk e-Learning ini seperti on-line learning, internet-enabled learning, virtual
learning, atau web-based learning.




         Sumber: http://ibnuzaki.com/wp-content/uploads/2012/03/peta-sukses-belajar-1024x772.jpg



      Secara sederhana, e-Learning merupakan bagian pendidikan jarak jauh. Karena
merupakan pembelajaran jarak jauh maka akan diperlukan sarana atau media untuk
menghubungkan pembelajar dan sumber belajar. Sarana untuk menghubungkan
pembelajar dan sumber belajar itu dapat menggunakan internet, intranet atau media
jaringan komputer lain ( Hartley, 2001). Sedangkan menurut Rosenberg (2001),
e-Learning merujuk pada penggunaan teknologi internet untuk mengirimkan sejumlah
materi pembelajaran yang dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan.
Dengan demikian, dapatlah kita ringkaskan bahwa e-Learning itu pada dasarnya
merupakan kegiatan pembelajaran yang memanfaatkan perkembangan teknologi
informasi dan komunikasi.
     e-Learning sendiri sebenarnya merupakan istilah yang menunjukkan pada
sejumlah proses belajar secara elektronik yang berada di dalamnya. Seperti
halnya pembelajaran konvensional yang menggunakan ruang kelas dan bertatap-
muka, yang di dalamnya ada sejumlah tujuan dan metode pembelajaran yang
dipergunakan, begitu juga halnya dengan e-Learning. Dalam e-Learning ini dapat
saja diselenggarakan pelatihan yang biasa dinamakan e-Training. Bisa juga
berlangsung diskusi membahas satu masalah atau satu topik yang biasa dinamakan
e-Discussion.




                                                         Konsep PSB Berbasis TIK untuk PAUDNI      29
e-Learning




          e-Training
               i i                           e-Teaching
                                               T   hi                            e-Discussion
                                                                                   Di

                          Gambar 4.1. e-Learning dan bagian kegiatannya


      Namun menurut batasan UNESCO, e-learning paling tidak harus didukung
 prasyarat yaitu ketersediaan software bahan belajar berbasis TIK, ketersediaan
 software aplikasi untuk menjalankan pengelolaan proses pembelajaran, ketersediaan
 tenaga pendidik dan tenaga kependidikan yang menguasai TIK, adanya infrastruktur
 TIK, ketersediaan akses internet, ketersediaan dukungan training, riset, dukungan
 daya listrik, dan dukungan kebijakan pendayagunaan TIK untuk pembelajaran.
 Apabila prasyarat ini telah tersedia, maka program dan pengelolaan e-learning akan
 dapat dijalankan.
      Pembelajaran jarak jauh sebenarnya sudah dimulai sejak tahun 1970-an.
 Namun e-learning mulai berkembang pesat pada tahun 1990-an seiring dengan
 perkembangan TIK. Karena TIK mampu menghasilkan berbagai produk bahan
 ajar yang jauh lebih menarik untuk dipelajari peserta didik. Selain itu, TIK juga
 memungkinkan dilakukannya penyampaian bahan ajar pada peserta didik tanpa
 batasan jarak dan waktu.




               Sumber: http://www.jagatreview.com/wp-content/uploads/2012/02/Internet.jpg xx




      Pengembangan Pusat Sumber Belajar Pendidikan Anak Usia Dini,
30    Pendidikan Nonformal Dan Informal
Awal pemanfaatan TIK dalam kegiatan pembelajaran ini ditandai dengan
berkembangnya model computer-based learning/training (CBL/CBT). Berbagai
pelatihan atau kelas menyediakan bahan belajar yang berupa modul elektronik
yang berupa software edukasi dan softcopy berbagai modul cetak yang sudah ada
sebelumnya, atau dalam bentuk multimedia (audio dan video) dalam format digital
seperti mp3, mpeg, avi atau mov. CBL/CBT ini umumnya memanfaatkan komputer
yang tak terhubungan dengan internet.
     Setelah jaringan internet makmin luas jangkauannya maka terjadi perluasan
akses terhadap materi pembelajaran CBL/CBT. Bahan ajar tak hanya didistribusikan
dalam bentuk CD tapi juga disimpan di server dan dapat diakses melalui komputer
berjaringan lokal maupun internet. Ini merupakan jembatan menuju apa yang
kemudian dinamakan sebagai web-based learning.
     Pada model web-based learning, materi pembelajaran tersebut diunggah
(upload) melalui website dan dapat dibaca atau diunduh (download) siapa pun.
Dengan demikian siapapun dapat mempelajari materi pembelajaran tersebut kapan
pun dan dimana pun. Pada sisi lain, bagi penyelenggara pendidikan, web-based
learning ini dipergunakan untuk meluaskan layanan pendidikan bagi siapa un yang
membutuhkan layanan pendidikan tersebut.
      Fasilitas pembelajaran melalui web-based learning ini memungkinkan kegiatan
pembelajaran bersifat interaktif meski tidak langsung saling bertatap muka. Peserta
didik bisa mengunduh bahan pembelajaran, mendiskusikannya dengan peserta didik
lain atau dengan fasilitator pembelajaran. Interaksi tersebut bisa dilakukan secara
langsung melalui berbagai fasilitas messanger online seperti Yahoo Messenger,
GoogleTalk, fasilitas chatting di facebook atau bisa juga melalui sms. Bisa juga
dilakukan secara tertunda melalui e-mail. Evaluasi pembelajaran pun dapat dilakukan
secara online melalui ujian online.
      Sekarang ini, sejalan dengan perkembangan TIK dan hadirnya ponsel cerdas
(smartphone) maka kegiatan e-pembelajaran atau e-learning ini tidak hanya bisa
dilakukan melalui komputer namun bisa juga melalui ponsel atau komputer tablet.
Karena itu, kini setelah istilah e-learning muncul pula istilah m-learning (mobile
learning) yang memanfaatkan kehadiran perangkat mobile seperti laptop, notebook,
ponsel dan komputer tablet. Pada kegiatan pembvelajaran melalui fasilitas m-learning
ini proses pembelajaran bisa dimulai dengan mendistribusikan materi pembelajaran.
Dilanjutkan dengan diskusi melalui fasilitas chatting/messenger dan/atau e-mail.
    Surjono (2006) mengilustrasikan perkembangan pembelajaran jarak jauh dan
pemanfaatan TIK itu seperti visualisasi berikut.




                                             Konsep PSB Berbasis TIK untuk PAUDNI   31
Pembelajaran Jarak Jauh




      Pembelajaran Bermedia              e-Pembelajaran




                     Pembelajaran Bermedia              Pembelajaran Online




                                    Lingkungan Pembelajaran               CAI, CAL, CBT
                                          Berbasis Web




                        WBI, WBT, WBL                   Adaptive Hypermedia




                                              AEH                     Other AHS Applications

                                      Sumber: Surjono (2006)
                              Gambar 4.2. Perkembangan e-Learning



 b.    Fungsi e-learning
      Menurut Siahaan (2002) e-leraning ini memiliki 3 (tiga) fungsi terhadap kegiatan
 pembelajaran konvensional yang berlangsung di dalam kelas (classroom instruction),
 yaitu sebagai suplemen yang sifatnya pilihan/opsional, pelengkap (komplemen),
 atau pengganti (substitusi).
 »     Suplemen
       Materi-materi pembelajaran yang disediakan dalam fasilitas e-learning bersifat
       pilihan atau opsional sehingga peserta didik dapat memilih untuk memanfatkan
       atau tidak materi pembelajaran yang disediakan sesuai kebutuhan dan
       keinginannya.
 »     Komplemen (tambahan)
       Manakala materi pembelajaran dalam e-learning ini sengaja dibuat untuk
       melengkapi pembelajaran yang diperoleh melalui pembelajaran konvensional,
       maka berjalanlah fungsi e-learning sebagai komplemen. Sebagai komplemen
       berarti materi pembelajaran elektronik diprogramkan untuk menjadi materi
       reinforcement (penguat) atau remedial bagi peserta didik dalam mengikuti
       kegiatan pembelajaran konvensional.
       Materi pembelajaran elektronik dapat dikatakan sebagai enrichment
       (pengayaan), apabila kepada peserta didik yang dapat dengan cepat
       menguasai/memahami materi pembelajaran (fast learner) yang disampaikan




       Pengembangan Pusat Sumber Belajar Pendidikan Anak Usia Dini,
32     Pendidikan Nonformal Dan Informal
melalui pembelajaran konvensional diberikan kesempatan mengakses materi
     pembelajaran elektronik yang secara khusus dikembangkan untuk mereka.
     Tujuannya agar makin memantapkan tingkat penguasaan peserta didik atas
     materi pembelajaran yang disajikan secara konvensional di dalam kelas.
     Materi pembelajaran pun dapat dimanfaatkan sebagai program remedial.
     Peserta didik yang mengalami kesulitan memahami materi pembelajaran
     (slow learner) yang disajikan secara tatap muka di kelas diberi kesempatan
     memanfaatkan materi pembelajaran elektronik yang sirancang secara khusus
     dirancang untuk mereka. Tujuannya agar peserta didik semakin mudah
     memahami materi pembelajaran yang disajikan di kelas.
»    Substitusi (pengganti)
     Materi bahan belajar dalam e-learning dapat digunakan sebagai pengganti
     bahan ajar yang belum tersampaikan dalam kegiatan belajar tatap muka. Di
     samping itu, materi juga dapat dimanfaatkan sebagai alternatif model kegiatan
     pembelajaran bagi siswa/peserta didik. Tujuannya agar peserta didik dapat
     secara fleksibel mengelola kegiatan belajarnya sesuai dengan waktu dan
     aktivitas lain.




                Sumber: Dokumen Seksi Sarpras Uji Coba E-Training Pamong Belajar



c.   Bentuk interaksi dan komunikasi dalam e-learning
     TIK memang memfasilitasi terjadinya interaksi dan komunikasi antarmanusia
termasuk interaksi dan komunikasi dalam kegiatan dan proses pembelajaran. Dalam
konteks kegiatan e-learning bentuk interaksi antara manusia dan sistem dapat
dikelompokan ke dalam tiga kategori, seperti berikut:



                                                    Konsep PSB Berbasis TIK untuk PAUDNI   33
»   Synchronous Learning
 »   Self-directed Learning
 »   Asynchronous (collaborative) Learning
     Menurut Widiartha, masing-masing kategori tersebut pada dasarnya mengacu
     pada bagaimana perasaan peserta didik pada saat melakukan proses belajar
     mengajar dengan fasilitas e-learning. Perasaan tersebut dapat berupa perasaan
     terisolasi atau menjadi bagian dari kelompok.
     •    Synchronous Learning
          Pada pembelajaran synchronous kondisinya mirip dengan pembelajaran
          konvensional, hanya saja pada e-learning tidak ditandai dengan kehadiran
          secara fisik. Pada bentuk synchronous ini fasilitator, peserta didik dan
          rekan-rekannya melakukan pertemuan secara virtual (online) di internet,
          meski proses pembelajarannya seolah dilakukan seperti pada kelas
          konvensional.
     •    Self-directed Learning
          Pada kategori ini peserta didik melakukan pembelajaran secara mandiri
          dengan mengakses berbagai referensi dan bahan ajar yang disediakan.
          Tidak ada fasilitator ataupun waktu khusus untuk berdiskusi dengan
          sesama peserta didik. Masing-masing peserta didik melakukan proses
          pembelajaran sesuai dengan kebutuhan masing-masing.
     •    Asynchronous (collaborative) Learning
          Collaborative learning mengkombinasikan dua kategori di atas. Peserta
          didik belajar secara mandiri namun tetap berkomunikasi dengan peserta
          didik lainnya maupun dengan pendidik meski tidak dalam waktu khusus.
          Email, instan messagger, atau board pada forum digunakan sebagai
          media komunikasi dan interaksi baik dengan pendidik atau sesama
          peserta didik.
          Ketiga kategori tersebut dengan karakteristiknya masing-masing dapat
          digunakan untuk situasi yang berbeda tergantung kebutuhan. Widiartha
          merinci detail karakteristik, kelebihan dan kelemahan masing-masing
          kategori di atas.




     Pengembangan Pusat Sumber Belajar Pendidikan Anak Usia Dini,
34   Pendidikan Nonformal Dan Informal
Tabel 4.1.
                   Perbandingan Kategori Interaksi dan Komunikasi dalam e-Learning

  No         Kategori                Ciri                Keunggulan              Kelemahan
   1     Synchronous        • Dipandu               • Mirip dengan           • Memerlukan
                              instruktur              pembelajaran             waktu khusus
                            • Terjadwal               konvensional           • Ada biaya untuk
                            • Kolaboratif           • Adanya                   instruktur
                                                      komunikasi antar       • Memerlukan
                                                      peserta didik            bandwidth dan
                                                    • Keberadaan               kecepatan
                                                      pendidik                 internet yang
                                                      menjadikan               memadai dan
                                                      proses belajar           setara untuk
                                                      menjadi lebih            semua peserta
                                                      terjamin                 didik

   2     Self-directed      • Peserta didik         • On demand              • Tidak cocok
                              belajar secara          (proses belajar          untuk peserta
                              mandiri                 dapat dilakukan          didik yang
                            • Tidak terjadwal         kapanpun)                menyukai
                                                    • Cocok untuk              belajar secara
                                                      peserta didik yang       berkelompok
                                                      memiliki rasa          • Tidak adanya
                                                      ingin tahun besar        instruktur yang
                                                      dan aktif mencari        menjamin
                                                      sumber belajar           kualitas proses
                                                                               belajar

   3     Asynchronous       • Dipandu               • Adanya instruktur      • Tidak
                              instruktur              menjamin kualitas        emndukung
                            • Tidak terjadwal         dari proses              komunikasi
                              sepenuhnya              pembelajaran             dengan cepat
                                                    • Peserta                  karena tidak
                            • Interaksi dan
                                                      didik dapat              adanya jadwal
                              komunikasi tidak
                                                      menentukan               khusus.
                              dalam waktu
                              yang sama               sendiri kebutuhan
                                                      belajarnya dan
                                                      referensi untuk
                                                      memenuhi
                                                      kebutuhan
                                                      tersebut
                                                    • Masih
                                                      memungkinkan
                                                      pembelajaran
                                                      secara kolaboratif

Sumber: Widiarta




                                                      Konsep PSB Berbasis TIK untuk PAUDNI       35
Sedangkan dari sisi penyampaian pembelajaran ada dua hal yang penting
 diperhatikan. Pembelajaran dapat dilakukan melalui pemberian instruksi atau
 pengjaran. Namun juga dapat dilakukan dengan menyampaikan informasi yang
 akan memampukan pembelajaran untuk memahami apa yang dibelajarkan.
 Perbedaan di antara pengajaran dan pemberian informasi tersebut dapat dilihat
 pada ilustrasi berikut:
                      Intruksi                                          Informasi
     • Terfokus pada hasil belajar yang spesifik       • Terfokus pada pengorganisasian konten
                                                        yang spesifik
     • Tujuan pembelajaran dirumuskan oleh            • Tujuan dirumuskan oleh pengguna
       perancang pembelajaran, para pengajar
       dan seterusnya
     • Didasarkan pada hasil diagnosis atas           • Didasarkan pada karakteristik dari
       karakteristik dan kebutuhan pengguna,            disiplin pengetahuan tertentu dan
       dan bertujuan untuk memenuhi                     pengguna yang menjadi sasaran
       kebutuhan spesifik tersebut
     • Dibuat menjadi beberapa bagian agar            • Dibuat menjadi beberapa bagian agar
       bisa disimpan dalam memori secara                menjadi acuan yang optimal
       optimal
     • Mengandung komponen-komponen                   • Terutama berpusat pada penyajian yang
       presentasi, praktik, umpan-balik, dan            efektif
       penilaian
                                       Sumber: Rosenberg (2001:13)
                            Gambar 4.5. Karakteristik Instruksi dan Informasi


      Dalam konteks e-Learning, penting untuk memperhatikan apa yang disarankan
 Rosenberg (2001 : 13) yang mengingatkan bahwa tantangan utama untuk kegiatan
 pembelajaran, terutama e-learning, adalah kemampuan membedakan kebutuhan
 atas informasi (manajemen pengetahuan) dan kebutuhan untuk pengajaran
 (pelatihan online). Selain itu juga perlu memahami bagaimana keduanya bisa
 berjalan beriringan dan saling melengkapi. Oleh sebab itu, permasalahan berikutnya
 yang perlu diperhatikan dalam penyelenggaraan e-learning adalah mana kebutuhan
 yang sesungguhnya yang harus dipenuhi. Apakah pemenuhan kebutuhan tersebut
 dapat dilakukan melalui pelatihan atau pendekatan pembelajaran lain.


 2. E-Training
      Bila pembelajaran dimaknai sebagai proses perolehan pengetahuan atau
 keterampilan baru untuk meningkatkan kinerja, maka pelatihan adalah salah
 satu pendekatan untuk memfasilitasi dan meningkatkan kinerja. Melalui pelatihan
 dibentuk dan dipelajari keterampilan baru atau memanfaatkan pengetahuan baru
 dengan cara tertentu yang diperlukan untuk meningkatkan kinerja.




         Pengembangan Pusat Sumber Belajar Pendidikan Anak Usia Dini,
36       Pendidikan Nonformal Dan Informal
Menurut Rosenberg (2001:5) ada empat elemen pokok pelatihan, yaitu:
a.   Maksud penyelenggaraan pelatihan dalam meningkatkan kinerja yang biasanya
     dilakukan dengan terlebih dulu melakukan analisis kebutuhan dan tercermin
     dari rujuan pembelajaran
b.   Desain pelatihan yang tercermin dari strategi pembelajaran
c.   Sarana dan media yang menjadi wahana untuk menyampaikan pembelajaran
d.   Assesment atau sertifikasi yang menunjukkan adanya akuntabilitas pelatihan
     Hal penting yang perlu diperhatikan mengenai pelatihan ini adalah terjadinya
transformasi pelatihan. Transformasi tersebut berlangsung sebagai akibat
perkembangan dan perubahan yang terjadi di tengah masyarakat, bisnis dan
teknologi yang membuat dampak pelatihan konvensional menjadi terbatas.
Rosenberg (2001:7-9) menunjukkan transformasi tersebut sebagai berikut:
a.   Dari pelatihan menuju kinerja. Kini tidak lagi dinilai berapa banyak atau berapa
     lama pelatihan diikuti seseorang, karena kini yang diperhatikan adalah dampak
     pelatihan terhadap peningkatan kinerja.
b.   Dari pelatihan di dalam kelas menuju pelatihan yang berlangsung di mana
     dan kapan saja. Terjadi perubahan akses terhadap materi pelatihan. Tidak lagi
     hanya di dalam kelas melainkan pelatihan tersebut bisa berlangsung di mana
     pun dan kapan pun dengan memanfaatkan perkembangan TIK.
c.   Dari kertas menuju online. Kini kehidupan manusia makin bergantung pada
     apa yang tampak pada layar komputernya.
d.   Dari fasiulitas fisik ke fasilitas berjaringan. Sejalan dengan perkembangan era
     digital, maka jaringan digital menjadi berperan penting dalam penyelenggaraan
     pelatihan.
e.   Dari siklus waktu ke real time. Kini materi pelatihan bisa dimutakhirkan kapan
     saja sesuai dengan perkembangan, sehingga tidak ada lagi batas waktu antara
     perkembangan lingkungan dan penyelenggaraan pelatihan.

       Oleh sebab itu, maka kegiatan e-training atau e-pelatihan sekarang ini
menjadi bagian penting dari kehidupan sebuah organisasi. Pengembangan
fasilitas e-training akan diperlukan agar organisasi dan warga organisasi
tersebut dapat selalu terus meningkatkan kinerjanya. Prinsip e-training pada
dasarnya sama dengan prinsip e-learning, yang membedakan hanyalah tujuan
penyelenggaraannya saja. Pelatihan bertujuan untuk meningkatkan kinerja staf
melalui pemberian pengetahuan baru yang diaplikasikan dalam kegiatan atau
pelaksanaan pekerjaan selain memberikan keterampilan baru untuk meningkatkan
kemampuannya dalam menjalankan tugas-tugasnya.
     Karena itu, dalam e-training berlaku juga apa yang dilakukan pada pelatihan
konvensional atau pelatihan yang diselenggarakan di dalam kelas. Diawali dengan
melakukan analisis kebutuhan pelatihan dilanjutkan dengan proses pelatihan dan
diakhiri dengan penilaian hasil pelatihan.




                                             Konsep PSB Berbasis TIK untuk PAUDNI   37
3. Media Pembelajaran
      Pada dasarnya, media pembelajaran yang dipergunakan disusun dengan
 memperhatikan dan mempertimbangkan siapa pembelajarnya, bukan apa yang
 akan dibelajarkan melalui media pembelajaran tersebut. Oleh sebab itu, penggunaan
 media pembelajaran akan sangat dipengaruhi gaya belajar pembelajarnya. Dalam
 pembelajaran secara online, maka akan diperlukan informasi mengenai gaya belajar
 sebelum menentukan media pembelajaran yang akan dipergunakan.
       Di samping itu, penting juga memperhatikan karakteristik pembelajar masa
 kini. Menurut Oblinger (2004), pembelajar masa kini memiliki karakteristik: (a) melek
 teknologi digital, (b) perangkat komunikasi yang selalu on, (c) bersifat mobil, (d)
 eksperimental, dan (e) berorientasi pada komunitasnya.
       Dengan memperhatikan gaya belajar dan karakteristik pembelajarnya, maka
 kita bisa memperhatikan apa yang dinamaka Prinsip Multimedia. Prinsip Multimedia
 ini mempengaruhi desain dan pembelajaran mutimedia (Meyer, 2001:184). Prinsip
 Multimedia ini adalah sebagai berikut:
 a.   Prinsip Multimedia: para pembelajar dapat belajar secara lebih baik dengan
      adanya grafik atau gambar dibandingkan hanya dengan kata-kata.
 b.   Prinsip hubungan spasial: para pembelajar dapat belajar secara lebih baik
      manakala hubungan kata-kata dan gambar disajikan berdekatan satu sama lain
 c.   Prinsip hubungan temporal: Para pembelajar dapat belajar secara lebih baik
      manakala hubungan kata-kata dan gambat disajikan secara bersamaan
 d.   Prinsip koherensi: Para pembelajar dapat belajar secara lebih baik manakala
      kata-kata, gambar dan suara yang tidak saling berkaitan dihilangkan
 e.   Prinsip modalitas: para pembelajar dapat belajar secara lebih baik dari namisasi
      dan narasi audio dibandingkan dengan animasi dan teks
 f.   Prinsip redudansi: manusia memiliki kapasitas yang terbatas untuk memproses
      bahan belajar visual dan audio yang disajikan secara bersamaan, sehingga para
      pembelajar bisa belajar secara lebih baik dari animasi dan narasi dibandingkan
      dari kombinasi animasi dan teks yang tampil di layar
 g.   Prinsip perbedaan-perbedaan individual: efek desain lebih kuat pada pembelajar
      berpengetahuan sedikit dibandingkan dengan pembelajar berpengetahuan
      banyak

       Sedangkan untuk penggunaan media pembelajaran, khususnya untuk
 pendidikan jarak jauh, penting untuk bisa mengenali taksonomi media pembelajaran.
 Dengan mengetahui dan memahami karakteristik masing-masing media dalam
 kegiatan pembelajaran yang bersifat synchronous dan asynchronous, maka bisa
 ditetapkan mana media yang paling tepat atau paling sesuai dengan kebutuhan
 dalam menyampaikan materi pembelajaran.
      Holden dan Westfall (2005:14) menunjukkan taksonomi media pembelajaran
 tersebut seperti pada berikut:




      Pengembangan Pusat Sumber Belajar Pendidikan Anak Usia Dini,
38    Pendidikan Nonformal Dan Informal
Sumber: http://media.web.britannica.com/eb-media/15/100415-004-88F039C2.jpg xxx


                                         Tabel 4.2.
                      Taksonomi Media Pembelajaran Pendidikan Jarak Jauh

                                           Synchronous                        Asynchronous
 Visual                                                                • Korespondensi (tertulis)
 (termasuk grafik)                                                      • Rekaman video
 Audio                            Konferensi audio                     Rekaman audio
 Visual & Audio                   • Televisi pendidikan satelit        • Rekaman video
                                    e-learning                         • Pembelajaran berbasis
                                  • Telekonferensi video                 komputer
                                  • Pembelajaran berbasis              • Pembelajaran berbasis
                                    web yang bersifat                    Web yang bersifat
                                    synchronous                          Asynchronous
                                  • Audiografis                         • Televisi pendidikan


      Selanjutnya Holden dan Westfall (2005:30-31) pun menunjukkan strategi-
strategi pembelajaran yang dapat dipergunakan dalam proses pembelajaran
dalam pembelajaran jarak jauh. Tabel berikut menyajikan strategi pembelajaran
yang bisa dipergunakan dalam pembelajaran jarak jauh, yang tentunya juga akan
menggunakan media pembelajaran yang diperlukan untuk penyampaian materi.
Lebih dari itu, media pembelajaran pun juga menjadi tempat untuk menyemaikan
potensi yang dimiliki peserta didik menjadi kompetensi yang diperlukannya dalam
menjalai kehidupan profesional dan sosialnya serta pengembangan individualnya.



                                                       Konsep PSB Berbasis TIK untuk PAUDNI         39
Tabel 4.3.
                                        Strategi Pembelajaran

           Strategi
                                                          Deskripsi
         Pembelajaran
     Deskripsi/Narasi         Memungkinkan terjadinya transfer pembelajaran melalui
                              pernyataan dan pengungkapan pengetahuan. Bila terjadi
                              interaksi, strategi ini memungkinkan terjadinya peneguhan
                              perialku, pertanyaan spontan, dialog dan interaksi sosial dengan
                              umpan-balik langsung.

     Demonstrasi              Alih keterampilan melalui penggambaran tugas-tugas
                              prosedural, peristiwa, proses dan lain-lain.

     Permainan Peran          Melibatkan penciptaan ulang situasi yang terkait dengan
                              permasalahan dunia nyata sehingga peserta bertindak
                              dengan menjalankan berbagai peran. Mendorong tumbuhnya
                              pemahaman terhadap posisi dan sikap orang lain selian
                              memahami prosedur yang perlu digunakan untuk mendiagnosa
                              dan memecahkan permasalahan. Para pembelajar bisa saja
                              mengasumsikan karakter, organisasi, jabatan profesional
                              tertentu dan seterusnya..

     Diskusi Terpandu         Menunjang lingkungan pembelajaran dialektis atau
                              synchronous, melalui pertukaran informasi secara spontan dan
                              lepas. Mendorong pembelajaran yang aktif dan partisipatif yang
                              menunjang alih pengetahuan melalui dialog. Para pembelajar
                              membahas materi diskusi secara lebih mendalam, bertukar
                              wawasan dan pengalaman serta menjawab pertanyaan.

     Simulasi                 Membuat replikasi atau meniru kenyataan dan memungkinkan
                              terjadinya pengamatan yang berkesinambungan. Simulasi
                              melahirkan model realistis dari satu lingkungan atau situasi
                              nyata.

     Ilustrasi                Menggambarkan konsep abstrak dengan contoh yang nyata,
                              gamblang dan tegas.

     Membayangkan             Membayangkan adalah visualisasi mental atas objek, kejadian,
                              dan apa yang dilihat. Membayangkan memungkinkan dilakukan
                              ointernalisasi citra visual yang terkait dengan informasi yang
                              dipelajari. Membayangkan membantu menciptakan atau
                              menciptakan kembali pengalaman dalam benak pembelajar.
                              Membayangkan melibatkan indra- indra penglihatan, peraba,
                              pendengaran, dan penciuman.

     Pemodelan                Versi yang tertata rapi dan sederhana atas ciri-ciri yang
                              menonjol dari satu objek atau konsep.




         Pengembangan Pusat Sumber Belajar Pendidikan Anak Usia Dini,
40       Pendidikan Nonformal Dan Informal
Strategi
                                                    Deskripsi
     Pembelajaran
 Urun Pendapat           Urun pendapat adalah metode pemecahan masalah yang cukup
                         teruji dan efektif yang tidak mengkritik situasi malah mendorong
                         uapaya memahami secara imajinatif satu situasi, sehingga
                         diharapkan adanya perpaduan pendapat dari banyaknya
                         pendapat dan upaya melakukan perbaikan dilakukan. Urun
                         pendapat dapat berlangsung di antara individu atau kelompok,
                         serta mendorong munculnya ide-ide untuk menemukan metode
                         yang efektif dalam memecahkan masalah.

 Studi Kasus             Strategi pemecahan masalah yang serupa dengan simulasi
                         yang dilakukan dengan menyajikan situasi realistis yang
                         menuntut para pembelajar untuk memberikan tanggapannya
                         dan mencari kemungkinan-kemungkinan memecahkan masalah
                         tersebut.

 Pelatihan dan Praktik   Pengulangan tugas atau perilaku sampai tercapai hasil belajar
                         yang diharapkan. Memungkinkan terjadinya alih pengetahuan
                         dari memori kerja ke memori jangka panjang.



      Menurut Holden dan Westfall (2005:35), proses pemilihan media pembelajaran
merupakan proses dengan pendekatan sistematis yang didasari model desain
sistem pembelajaran. Memilih media pembelajaran yang paling tepat untuk
pembelajaran jarak jauh, dilakukan memperhatikan berbagai aspek. Masalah-
masalah mendasar yang berkaitan dengan pembelajaran adalah (a) identifikasi
kesenjangan antara pengetahuan dan keterampilan; (b) perangkat pengukuran dan
penilaian yang efektif, (c) taraf interaksi di antara pembelajar dan antara pembelajar
dan pendidik, (d) strategi pembelajaran yang dipergunakan, (e) kompleksitas konten
pembelajaran, dan (f) tingkat perubahan konten pembelajaran. Sedangkan masalah
penyampaian materi pembelajaran yang penting untuk diperhartikan adalah (a)
ukuran jumlah pembelajar dan distribusinya, (b) biaya untuk penggunaan SDM yang
dimiliki institusi atau menggunakan SDM dari luar, ketersediaan infrastruktur, dan
perangkat keras untuk penyampaian bahan belajar seperti peralatan telekonferensi
video, penerima satelit, sistem/konektivitas WAN/LAN, dan komputer/server, TV
monitor, dan peralatan display.
     Bailey (2002) menunjukkan kegiatan pembelajaran berbasis TIK merupakan
bagian dari kegiatan pembelajaran mutakhir. Ada kelebihan dan kekurangan dari
pembelajaran berbasis TIK bila dibandingkan dengan pembelajaran konvensional.
Namun tidak bisa dipungkiri juga, dalam dunia pendidikan mutakhir, pembvelajaran
berbasis TIK sudah menjadi bagian penting kegiatan pendidikan pada semua jalur
dan jenjang pendidikan. Kelebihan dan kekurangan pembelajaran berbasis TIK
dibandingkan dengan pembelajaran konvensional adalah sebagai berikut.




                                                Konsep PSB Berbasis TIK untuk PAUDNI        41
PSB PAUDNI
PSB PAUDNI
PSB PAUDNI
PSB PAUDNI
PSB PAUDNI
PSB PAUDNI
PSB PAUDNI
PSB PAUDNI
PSB PAUDNI
PSB PAUDNI
PSB PAUDNI
PSB PAUDNI
PSB PAUDNI
PSB PAUDNI
PSB PAUDNI
PSB PAUDNI
PSB PAUDNI
PSB PAUDNI
PSB PAUDNI
PSB PAUDNI
PSB PAUDNI
PSB PAUDNI
PSB PAUDNI
PSB PAUDNI
PSB PAUDNI
PSB PAUDNI
PSB PAUDNI
PSB PAUDNI
PSB PAUDNI
PSB PAUDNI
PSB PAUDNI
PSB PAUDNI
PSB PAUDNI
PSB PAUDNI
PSB PAUDNI
PSB PAUDNI
PSB PAUDNI
PSB PAUDNI
PSB PAUDNI
PSB PAUDNI
PSB PAUDNI
PSB PAUDNI
PSB PAUDNI
PSB PAUDNI
PSB PAUDNI
PSB PAUDNI
PSB PAUDNI
PSB PAUDNI
PSB PAUDNI
PSB PAUDNI
PSB PAUDNI
PSB PAUDNI
PSB PAUDNI
PSB PAUDNI
PSB PAUDNI
PSB PAUDNI
PSB PAUDNI
PSB PAUDNI
PSB PAUDNI
PSB PAUDNI
PSB PAUDNI
PSB PAUDNI
PSB PAUDNI
PSB PAUDNI
PSB PAUDNI
PSB PAUDNI
PSB PAUDNI

More Related Content

What's hot

Makalah Silabus
Makalah SilabusMakalah Silabus
Makalah Silabusmutiararx
 
KB 2 Prinsip-Prinsip Pembelajaran Holistik, Kontekstual, dan Futuristik
KB 2 Prinsip-Prinsip Pembelajaran Holistik, Kontekstual, dan FuturistikKB 2 Prinsip-Prinsip Pembelajaran Holistik, Kontekstual, dan Futuristik
KB 2 Prinsip-Prinsip Pembelajaran Holistik, Kontekstual, dan FuturistikIstna Zakia Iriana
 
KONSEP PENGEMBANGAN KURIKULUM.ppt
KONSEP PENGEMBANGAN KURIKULUM.pptKONSEP PENGEMBANGAN KURIKULUM.ppt
KONSEP PENGEMBANGAN KURIKULUM.pptMENDOTV
 
Tugas rancangan media pembelajaran
Tugas rancangan media pembelajaranTugas rancangan media pembelajaran
Tugas rancangan media pembelajaranhuzaipah
 
pemahaman k 13
pemahaman k 13pemahaman k 13
pemahaman k 13bardi15
 
Ppt administrasi pendidikan
Ppt administrasi pendidikanPpt administrasi pendidikan
Ppt administrasi pendidikansusilorini12345
 
Ppt manajemen kelas
Ppt manajemen kelasPpt manajemen kelas
Ppt manajemen kelasalfa della
 
LK. 2.2 Menentukan Solusi.pdf
LK. 2.2 Menentukan Solusi.pdfLK. 2.2 Menentukan Solusi.pdf
LK. 2.2 Menentukan Solusi.pdfFentyUviaDewi
 
Laporan observasi Perkembangan Siswa Sekolah Dasar Negeri 04 Jaten kec.Jaten ...
Laporan observasi Perkembangan Siswa Sekolah Dasar Negeri 04 Jaten kec.Jaten ...Laporan observasi Perkembangan Siswa Sekolah Dasar Negeri 04 Jaten kec.Jaten ...
Laporan observasi Perkembangan Siswa Sekolah Dasar Negeri 04 Jaten kec.Jaten ...Arif Winahyu
 
Sejarah perkembangan bimbingan dan konseling di indonesia dan di amerika
Sejarah perkembangan bimbingan dan konseling di indonesia dan di amerikaSejarah perkembangan bimbingan dan konseling di indonesia dan di amerika
Sejarah perkembangan bimbingan dan konseling di indonesia dan di amerikaNur Arifaizal Basri
 
Ppt supervisi pendidikan
Ppt supervisi pendidikanPpt supervisi pendidikan
Ppt supervisi pendidikanImaaELF
 
standar kualifikasi dan kompetensi guru BK
standar kualifikasi dan kompetensi guru BKstandar kualifikasi dan kompetensi guru BK
standar kualifikasi dan kompetensi guru BKDina Haya Sufya
 
Bidang garapan manajemen pendidikan
Bidang garapan manajemen pendidikanBidang garapan manajemen pendidikan
Bidang garapan manajemen pendidikanIndra Arrohman
 
Kebijakan Pendidikan
Kebijakan PendidikanKebijakan Pendidikan
Kebijakan PendidikanAbdau Qur'ani
 
Kel. 6 pengelolaan lingkungan belajar
Kel. 6 pengelolaan lingkungan belajar Kel. 6 pengelolaan lingkungan belajar
Kel. 6 pengelolaan lingkungan belajar FajarDwicahyo4
 
Buku guru pai kelas 3 revisi 2018
Buku guru pai kelas 3 revisi 2018Buku guru pai kelas 3 revisi 2018
Buku guru pai kelas 3 revisi 2018Amphie Yuurisman
 
Kedudukan BK dalam Pendidikan
Kedudukan BK dalam PendidikanKedudukan BK dalam Pendidikan
Kedudukan BK dalam PendidikanSepti Ratnasari
 

What's hot (20)

Makalah Silabus
Makalah SilabusMakalah Silabus
Makalah Silabus
 
KB 2 Prinsip-Prinsip Pembelajaran Holistik, Kontekstual, dan Futuristik
KB 2 Prinsip-Prinsip Pembelajaran Holistik, Kontekstual, dan FuturistikKB 2 Prinsip-Prinsip Pembelajaran Holistik, Kontekstual, dan Futuristik
KB 2 Prinsip-Prinsip Pembelajaran Holistik, Kontekstual, dan Futuristik
 
KONSEP PENGEMBANGAN KURIKULUM.ppt
KONSEP PENGEMBANGAN KURIKULUM.pptKONSEP PENGEMBANGAN KURIKULUM.ppt
KONSEP PENGEMBANGAN KURIKULUM.ppt
 
Tugas rancangan media pembelajaran
Tugas rancangan media pembelajaranTugas rancangan media pembelajaran
Tugas rancangan media pembelajaran
 
MOOC PPPK 2023.docx
MOOC PPPK 2023.docxMOOC PPPK 2023.docx
MOOC PPPK 2023.docx
 
pemahaman k 13
pemahaman k 13pemahaman k 13
pemahaman k 13
 
Ppt administrasi pendidikan
Ppt administrasi pendidikanPpt administrasi pendidikan
Ppt administrasi pendidikan
 
Ppt manajemen kelas
Ppt manajemen kelasPpt manajemen kelas
Ppt manajemen kelas
 
LK. 2.2 Menentukan Solusi.pdf
LK. 2.2 Menentukan Solusi.pdfLK. 2.2 Menentukan Solusi.pdf
LK. 2.2 Menentukan Solusi.pdf
 
Laporan observasi Perkembangan Siswa Sekolah Dasar Negeri 04 Jaten kec.Jaten ...
Laporan observasi Perkembangan Siswa Sekolah Dasar Negeri 04 Jaten kec.Jaten ...Laporan observasi Perkembangan Siswa Sekolah Dasar Negeri 04 Jaten kec.Jaten ...
Laporan observasi Perkembangan Siswa Sekolah Dasar Negeri 04 Jaten kec.Jaten ...
 
Pembelajaran Terpadu Model Nested
Pembelajaran Terpadu Model NestedPembelajaran Terpadu Model Nested
Pembelajaran Terpadu Model Nested
 
Sejarah perkembangan bimbingan dan konseling di indonesia dan di amerika
Sejarah perkembangan bimbingan dan konseling di indonesia dan di amerikaSejarah perkembangan bimbingan dan konseling di indonesia dan di amerika
Sejarah perkembangan bimbingan dan konseling di indonesia dan di amerika
 
Ppt supervisi pendidikan
Ppt supervisi pendidikanPpt supervisi pendidikan
Ppt supervisi pendidikan
 
standar kualifikasi dan kompetensi guru BK
standar kualifikasi dan kompetensi guru BKstandar kualifikasi dan kompetensi guru BK
standar kualifikasi dan kompetensi guru BK
 
Bidang garapan manajemen pendidikan
Bidang garapan manajemen pendidikanBidang garapan manajemen pendidikan
Bidang garapan manajemen pendidikan
 
Kebijakan Pendidikan
Kebijakan PendidikanKebijakan Pendidikan
Kebijakan Pendidikan
 
Kel. 6 pengelolaan lingkungan belajar
Kel. 6 pengelolaan lingkungan belajar Kel. 6 pengelolaan lingkungan belajar
Kel. 6 pengelolaan lingkungan belajar
 
Buku guru pai kelas 3 revisi 2018
Buku guru pai kelas 3 revisi 2018Buku guru pai kelas 3 revisi 2018
Buku guru pai kelas 3 revisi 2018
 
Kedudukan BK dalam Pendidikan
Kedudukan BK dalam PendidikanKedudukan BK dalam Pendidikan
Kedudukan BK dalam Pendidikan
 
Pusat sumber belajar
Pusat sumber belajarPusat sumber belajar
Pusat sumber belajar
 

Similar to PSB PAUDNI

panduan gerakan literasi sekolah di sekolah dasar
panduan gerakan literasi sekolah di sekolah dasar panduan gerakan literasi sekolah di sekolah dasar
panduan gerakan literasi sekolah di sekolah dasar IMAM NURHADI
 
Layout panduan gerakan literasi sekolah di sekolah dasar 260116
Layout panduan gerakan literasi sekolah di sekolah dasar 260116 Layout panduan gerakan literasi sekolah di sekolah dasar 260116
Layout panduan gerakan literasi sekolah di sekolah dasar 260116 MJUNAEDI1961
 
Pedoman Pelaksanaan RSBI
Pedoman Pelaksanaan RSBIPedoman Pelaksanaan RSBI
Pedoman Pelaksanaan RSBINandang Sukmara
 
SD-MI kelas04 ips sadiman shendy
SD-MI kelas04 ips sadiman shendySD-MI kelas04 ips sadiman shendy
SD-MI kelas04 ips sadiman shendysekolah maya
 
SD-MI kelas04 cerdas pengetahuan sosial retno umi
SD-MI kelas04 cerdas pengetahuan sosial retno umiSD-MI kelas04 cerdas pengetahuan sosial retno umi
SD-MI kelas04 cerdas pengetahuan sosial retno umisekolah maya
 
Buku BSE Kelas 03 sd pendidikan agama islam dan budi pekerti guru
Buku BSE Kelas 03 sd pendidikan agama islam dan budi pekerti guruBuku BSE Kelas 03 sd pendidikan agama islam dan budi pekerti guru
Buku BSE Kelas 03 sd pendidikan agama islam dan budi pekerti guruFarahYudian
 
Kelas 03 sd_pendidikan_agama_islam_dan_budi_pekerti_guru
Kelas 03 sd_pendidikan_agama_islam_dan_budi_pekerti_guruKelas 03 sd_pendidikan_agama_islam_dan_budi_pekerti_guru
Kelas 03 sd_pendidikan_agama_islam_dan_budi_pekerti_guruNurHidayah332
 
Buku BSE Kelas 03 sd pendidikan agama islam dan budi pekerti guru
Buku BSE Kelas 03 sd pendidikan agama islam dan budi pekerti guruBuku BSE Kelas 03 sd pendidikan agama islam dan budi pekerti guru
Buku BSE Kelas 03 sd pendidikan agama islam dan budi pekerti guruFarahYudian
 
Kelas iv sd cerdas pengetahuan sosial_retno heny pujiati
Kelas iv sd cerdas pengetahuan sosial_retno heny pujiatiKelas iv sd cerdas pengetahuan sosial_retno heny pujiati
Kelas iv sd cerdas pengetahuan sosial_retno heny pujiatiw0nd0
 
Proposal pembangunan kampus sarjana qur'ani revisi
Proposal pembangunan kampus sarjana qur'ani revisiProposal pembangunan kampus sarjana qur'ani revisi
Proposal pembangunan kampus sarjana qur'ani revisiAmar Hanafie
 
SD-MI kelas04 ips sadiman shendy
SD-MI kelas04 ips sadiman shendySD-MI kelas04 ips sadiman shendy
SD-MI kelas04 ips sadiman shendysekolah maya
 
juklak penyusunan proyeksi kebutuhan kepala sekolah madra
juklak penyusunan proyeksi kebutuhan kepala sekolah madrajuklak penyusunan proyeksi kebutuhan kepala sekolah madra
juklak penyusunan proyeksi kebutuhan kepala sekolah madraSuaidin -Dompu
 
Komputer akuntansi-xi-1
Komputer akuntansi-xi-1Komputer akuntansi-xi-1
Komputer akuntansi-xi-1heri baskoro
 
KBK 04. KBM yang efektif
KBK 04. KBM yang efektifKBK 04. KBM yang efektif
KBK 04. KBM yang efektifJasmin Jasin
 
Peraturan pembinaan sekolah rssn
Peraturan pembinaan sekolah  rssnPeraturan pembinaan sekolah  rssn
Peraturan pembinaan sekolah rssnNandang Sukmara
 

Similar to PSB PAUDNI (20)

panduan gerakan literasi sekolah di sekolah dasar
panduan gerakan literasi sekolah di sekolah dasar panduan gerakan literasi sekolah di sekolah dasar
panduan gerakan literasi sekolah di sekolah dasar
 
Layout panduan gerakan literasi sekolah di sekolah dasar 260116
Layout panduan gerakan literasi sekolah di sekolah dasar 260116 Layout panduan gerakan literasi sekolah di sekolah dasar 260116
Layout panduan gerakan literasi sekolah di sekolah dasar 260116
 
Pedoman Pelaksanaan RSBI
Pedoman Pelaksanaan RSBIPedoman Pelaksanaan RSBI
Pedoman Pelaksanaan RSBI
 
Panduan SD Bertaraf Internasional
Panduan SD Bertaraf InternasionalPanduan SD Bertaraf Internasional
Panduan SD Bertaraf Internasional
 
SD-MI kelas04 ips sadiman shendy
SD-MI kelas04 ips sadiman shendySD-MI kelas04 ips sadiman shendy
SD-MI kelas04 ips sadiman shendy
 
SD-MI kelas04 cerdas pengetahuan sosial retno umi
SD-MI kelas04 cerdas pengetahuan sosial retno umiSD-MI kelas04 cerdas pengetahuan sosial retno umi
SD-MI kelas04 cerdas pengetahuan sosial retno umi
 
Panduan penyelengg sdsn
Panduan penyelengg sdsnPanduan penyelengg sdsn
Panduan penyelengg sdsn
 
Buku BSE Kelas 03 sd pendidikan agama islam dan budi pekerti guru
Buku BSE Kelas 03 sd pendidikan agama islam dan budi pekerti guruBuku BSE Kelas 03 sd pendidikan agama islam dan budi pekerti guru
Buku BSE Kelas 03 sd pendidikan agama islam dan budi pekerti guru
 
Kelas 03 sd_pendidikan_agama_islam_dan_budi_pekerti_guru
Kelas 03 sd_pendidikan_agama_islam_dan_budi_pekerti_guruKelas 03 sd_pendidikan_agama_islam_dan_budi_pekerti_guru
Kelas 03 sd_pendidikan_agama_islam_dan_budi_pekerti_guru
 
Buku BSE Kelas 03 sd pendidikan agama islam dan budi pekerti guru
Buku BSE Kelas 03 sd pendidikan agama islam dan budi pekerti guruBuku BSE Kelas 03 sd pendidikan agama islam dan budi pekerti guru
Buku BSE Kelas 03 sd pendidikan agama islam dan budi pekerti guru
 
Kelas iv sd cerdas pengetahuan sosial_retno heny pujiati
Kelas iv sd cerdas pengetahuan sosial_retno heny pujiatiKelas iv sd cerdas pengetahuan sosial_retno heny pujiati
Kelas iv sd cerdas pengetahuan sosial_retno heny pujiati
 
Proposal pembangunan kampus sarjana qur'ani revisi
Proposal pembangunan kampus sarjana qur'ani revisiProposal pembangunan kampus sarjana qur'ani revisi
Proposal pembangunan kampus sarjana qur'ani revisi
 
SD-MI kelas04 ips sadiman shendy
SD-MI kelas04 ips sadiman shendySD-MI kelas04 ips sadiman shendy
SD-MI kelas04 ips sadiman shendy
 
juklak penyusunan proyeksi kebutuhan kepala sekolah madra
juklak penyusunan proyeksi kebutuhan kepala sekolah madrajuklak penyusunan proyeksi kebutuhan kepala sekolah madra
juklak penyusunan proyeksi kebutuhan kepala sekolah madra
 
Komputer akuntansi-xi-1
Komputer akuntansi-xi-1Komputer akuntansi-xi-1
Komputer akuntansi-xi-1
 
Kompak 1
Kompak 1Kompak 1
Kompak 1
 
Panduan pelaksanaan sbi
Panduan pelaksanaan sbiPanduan pelaksanaan sbi
Panduan pelaksanaan sbi
 
KBK 04. KBM yang efektif
KBK 04. KBM yang efektifKBK 04. KBM yang efektif
KBK 04. KBM yang efektif
 
Kbm yang-efektif
Kbm yang-efektifKbm yang-efektif
Kbm yang-efektif
 
Peraturan pembinaan sekolah rssn
Peraturan pembinaan sekolah  rssnPeraturan pembinaan sekolah  rssn
Peraturan pembinaan sekolah rssn
 

PSB PAUDNI

  • 1.
  • 2. Pengembangan Pusat Sumber Belajar Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Nonformal Dan Informal Penulis: Abdul Muis, S.Sos.,M.Pd. Drs. Dadang Sudarman Agus Gunawan., M.M.Pd. Karlan, SH, M.Pd. Dede Suherman, S.Pd. Abang Eddy Adriansyah, S.IP. DR. Yosal Iriantara Editor: Ir. Djajeng Baskoro., M.Pd ii
  • 3. Kata Pengantar Pusat Pengembangan Pendidikan Anak Usia Dini Nonformal dan Informal (PP PAUDNI) Regional I Bandung, merupakan salah satu Unit Pelaksana Teknis Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sebagaimana amanat Permendikbud Nomor 18 Tahun 2012 mempunyai tugas Melaksanakan Pemetaan Mutu Pendidikan, Pengembangan Program dan Model Pendidikan, Supervisi, Fasilitasi, Penyusunan dan Pelaksanaan Program, Penerapan Model, dan Pengembangan Sumberdaya serta Kemitraan di bidang Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Nonformal, dan Pendidikan Informal. Pelayanan Pendidikan Anak Usia Dini Nonformal dan Informal yang dilaksanakan oleh PP PAUDNI esensinya adalah upaya meningkatkan mutu sumberdaya manusia agar setiap insan Indonesia beriman, cerdas, profesional dan berdaya saing agar cita-cita kemerdekaan bangsa tercapai guna mewujudkan bangsa Indonesia yang makmur, sejahtera, dan berkeadilan. Sebagai institusi pendidikan berkewajiban mencerdaskan kehidupan bangsa melalui pendayagunaan sumberdaya pendidikan baik melalui jalur pendidikan formal, nonformal, dan informal. Pada jalur pendidikan nonformal dan informal tersedia layanan pendidikan melalui pendidikan konvensional maupun non konvensional agar setiap warga negara secara demokratis dapat memilih cara belajar yang sesuai dengan karakteristik dan harapannya untuk meningkatkan mutu kehidupan yang lebih baik. Pengadaan berbagai media pembelajaran baik tertulis maupun elektronik oleh PP PAUDNI Regional I Bandung dimaksudkan untuk menyediakan bahan pembelajaran bermutu, konstektual dan memotivasi setiap pembaca untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang dibutuhkan untuk memperluas wawasan, meningkatkan harkat dan martabat serta profesionalitas sebagai warga negara Indonesia. Kami atas nama peminpin dan karyawan PP PAUDNI Regional I Bandung mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah sudi menyumbangkan buah pikiran dan tenaganya untuk mewujudkan sebuah harapan masyarakat dengan menyediakan bahan-bahan pembelajaran dan informasi yang bermutu. Kepala PP PAUDNI Regional I Bandung, Band Ir. Djajeng Baskoro, M.Pd. j j g , NIP. 196306251990021001 iii
  • 4. Daftar Isi Kata Pengantar ................................................................................................................ iii Daftar Isi ........................................................................................................................... iv BAB 1 Pendahuluan ...................................................................................................... 1 A. Latar Belakang ............................................................................................ 1 B. Dasar ........................................................................................................... 5 C. Tujuan Penulisan ......................................................................................... 5 D. Sasaran Pengguna ...................................................................................... 5 E. Sistematika Penulisan ................................................................................. 6 BAB 2 Kebijakan dan Program Pusat Sumber Belajar Untuk Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal & Informal ............................................. 7 A. Kebijakan .................................................................................................... 7 B. Program PAUDNI ......................................................................................... 9 C. Arah Pengembangan dan Pemanfaatan TIK ............................................... 11 BAB 3 Konsep Pusat Sumber Belajar Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal ...................................................................................... 17 A. Pengertian Pusat Sumber Belajar ............................................................... 17 B. Fungsi dan Peran Pusat Sumber Belajar .................................................... 22 C. Tujuan Pusat Sumber Belajar ..................................................................... 23 D. Kelembagaan Pusat Sumber Belajar .......................................................... 24 BAB 4 Konsep PSB Berbasis TIK untuk PAUDNI ......................................................... 27 A. Penyelenggaraan Pembelajaran Berbasis TIK ............................................ 28 B. Inovasi Pembelajaran dan Media Pembelajaran ......................................... 42 BAB 5 Implementasi PSB Untuk Peningkatan Mutu PTK PAUDNI ............................... 53 A. Perubahan Lingkungan dan Kebutuhan Belajar .......................................... 54 B. Mengembangkan Etos Belajar ..................................................................... 59 C. Pembentukan Komunitas Pembelajar .......................................................... 63 D. Mengakrabi Teknologi Mutakhir ................................................................... 65 E. Komponen PSB PAUDNI ............................................................................. 67 BAB 6 Manajemen PSB PAUDNI .................................................................................. 77 A. Manajemen PSB .......................................................................................... 80 B. Manajemen PSB PAUDNI ........................................................................... 93 Daftar Pustaka ................................................................................................................. 104 Biodata ............................................................................................................................ 106 iv
  • 5. BAB 1 Pendahuluan A. Latar Belakang Pendidikan Nonformal dan Informal sebagai subsistem pendidikan nasional bertujuan melayani warga belajar supaya dapat tumbuh berkembang sedini mungkin dan sepanjang hayatnya, guna meningkatkan martabat dan kualitas kehidupannya. Secara spesifik subsistem ini bertujuan membina warga belajar agar memiliki pengetahuan, keterampilan dan sikap mental yang diperlukan untuk mengembangkan diri, menjadi manusia, hingga melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi. Pusat Pengembangan Pendidikan Anak Usia Dini (PP PAUDNI) Regional I Bandung merupakan salah satu Unit Pelaksana Teknis Pusat, yang mengemban tugas merumuskan kebijakan teknis bidang PAUDNI di wilayah koordinasi kerja, melakukan pengkajian dan pengembangan program dan model PAUDNI sebagai bahan masukan perumusan kebijakan dalam bidang PAUDNI, memfasilitasi pengembangan sumberdaya bidang PAUDNI sesuai kebutuhan daerah, melakukan pemberian bimbingan dan evaluasi pelaksanaan program PAUDNI, melakukan pengembangan dan pengelolaan sistem informasi bidang PAUDNI di wilayah koordinasi kerjanya maupun UPT di daerah seperti BPKB/SKB. UPTD BPKB/SKB sebagai unit pelaksana teknis dinas pendidikan yang berada di tingkat provinsi/ kabupaten/kota inilah yang dimaksudkan sebagai lembaga mitra PP PAUDNI Regional 1 Bandung. Salah satu kebijakan pemerintah dalam bidang pendidikan nonformal dan informal adalah meningkatkan mutu pendidikan pada semua jenis satuan dan Pendahuluan 1
  • 6. program termasuk di dalamnya Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) di daerah. Pendidikan bermutu merupakan tuntutan dan kebutuhan masyarakat. Pendidikan bermutu menjadi prasyarat untuk menghasilkan sumber daya manusia berkualitas yang mampu bersaing pada tataran global. Untuk mewujudkan pendidikan bermutu diperlukan strategi dan langkah yang konkret dan operasional yang dilakukan secara berkesinambungan. Salah satu langkah konkret itu adalah penguatan UPTD. Diharapkan UPTD ini kelak mampu berperan sebagai subjek penyelenggara pendidikan, yang mempunyai kewenangan penuh dan peran luas dalam perancangan dan pelaksanaan program pendidikan nonformal dan informal bagi warga belajar, sesuai potensi dan kondisi masing-masing wilayah, dengan mengacu pada Standar Pendidikan Nasional. Sumber: Dokumentasi PP PNFI Reg.1 Bandung BPKB merupakan lembaga pemerintah yang dibentuk berdasarkan Surat Keputusan Gubernur. Merujuk pada Surat Keputusan Mendikbud Nomor 253/O/1997, BPKB mempunyai tugas pokok melaksanakan pengembangan, bimbingan dan uji coba program pendidikan luar sekolah, pemuda dan olahraga berdasarkan kebijakan Direktur Jenderal Pendidikan Luar Sekolah, Pemuda dan Olahraga. Adapun fungsi BPKB terdiri dari: (a) pembuatan dan penyusunan model dan program pendidikan luar sekolah, pemuda dan olahraga; (b) pelaksanaan uji coba model dan program pendidikan luar sekolah, pemuda dan olahraga yang dikembangkan menurut kondisi daerah setempat; (c) penyebarluasan model dan pengembangan program pendidikan luar sekolah, pemuda dan olahraga hasil uji coba ke daerah yang sesuai; (d) pemberian penyuluhan proses belajar mengajar dan penilaian dalam rangka pengembangan program pendidikan luar sekolah, Pengembangan Pusat Sumber Belajar Pendidikan Anak Usia Dini, 2 Pendidikan Nonformal Dan Informal
  • 7. pemuda dan olahraga; (e) pengembangan dan pelaksanaan uji coba model sarana belajar muatan lokal untuk mendukung program kegiatan belajar pendidian luar sekolah, pemuda dan olahraga (f) pelaksanaan bimbingan teknis kepada SKB ; (g) dan pengelolaan urusan tata usaha Balai. SKB merupakan lembaga pemerintah yang dibentuk berdasarkan Surat Keputusan Bupati/Walikota. Merujuk pada Surat Keputusan Mendikbud Nomor 023/ O/1997, SKB ini mempunyai tugas pokok melaksanakan program percontohan dan pengendalian mutu program PAUDNI berdasarkan kebijakan Ditjen PAUDNI. SKB secara teknis maupun administratif bertanggung jawab dan dibina langsung oleh Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota, sedang menurut kedudukannya SKB berada di tingkat kabupaten/kota dengan wilayah kerja meliputi seluruh wilayah kabupaten/ kota. Dengan melihat kebutuhannya, satu kabupaten/kota memungkinkan untuk mempunyai lebih dari satu SKB. Dalam melaksanakan tugas pokoknya sebagaimana tercantum dalam Surat Keputusan Mendikbud Nomor 023/O/1997, SKB memiliki fungsi sebagai : (a) pembangkitan dan penumbuhan kemauan belajar masyarakat dalam rangka terciptanya masyarakat gemar belajar; (b) pemberian motivasi dan pembinaan masyarakat agar mau dan mampu menjadi tenaga pendidik dalam pelaksanaan azas saling membelajarkan; (c) pemberian pelayanan informasi kegiatan pendidikan nonformal; (d) pembuatan percontohan berbagai program dan pengendalian mutu pelaksanaan program PNF; (e) penyusunan dan pengadaan sarana belajar muatan lokal; (f) penyediaan sarana dan fasilitas belajar; (g) pengintegrasian dan penyinkronisasian kegiatan sektoral dalam PNF; (h) pelaksanaan pendidikan dan pelatihan tenaga pelaksana PNF; dan (i) pengelolaan urusan tata usaha Sanggar. Disamping tugas pokok dan fungsi tersebut, SKB memiliki tugas tambahan seiring dengan dicanangkannya otonomi daerah. Hal ini tentu saja berpengaruh terhadap daya dukung pemerintah daerah pada lembaga SKB. Kualitas pembelajaran pada setiap satuan maupun program PAUDNI di masyarakat, sangat ditentukan oleh kualitas pendidik dan sumber belajar yang ada di BPKB/SKB. Dalam UU No.20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pembelajaran didefinisikan sebagai suatu proses interaksi antara peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Menyimak definisi itu tampak jelas bahwasanya peran pendidik merupakan faktor utama yang menentukan peningkatan mutu pembelajaran. Untuk pengoptimalisasian peran pendidik tersebut, maka pendidik harus diberi ruang untuk berkreasi, berinovasi dan berkolaborasi dalam rangka melaksanakan pembelajaran yang bermutu. Diperlukan sumber belajar, baik berupa orang, data maupun benda yang telah dikemas sedemikian rupa sehingga bisa menjadi bahan yang berguna dalam mendukung pengoptimalisasian peran dan kualitas pendidik, yang pada akhirnya diharapkan berbanding lurus dengan pencapaian kompetensi warga belajar yang dididiknya. Selain pendidik ataupun benda-benda sebagai sumber belajar lainnya, lingkungan belajar merupakan faktor lainnya yang berpengaruh terhadap mutu pembelajaran PAUDNI di BPKB/SKB. Hal ini menandaskan bahwasannya, peserta Pendahuluan 3
  • 8. didik hendaknya tidak hanya belajar dari para pendidiknya saja, melainkan dapat pula belajar dari berbagai sumber belajar yang tersedia pada lingkungannya. Dengan memanfaatkan apa-apa yang tersedia pada lingkungannya sebagai sumber belajar, kelak para peserta didik akan mampu mengangkat potensi-potensi lokal di daerah atau lingkungannya menjadi suatu produk unggulan yang mengandung nilai benefit dan nilai profit, bagi dirinya maupun lingkungan dimana ia bertinggal. Sumber: Dokumen Seksi Sarpras PP PNFI Reg.1 Bandung Untuk mendorong para pendidik dan para peserta didik bermampuan menggali dan mengangkat potensi-potensi lokalnya, maka dibutuhkan Pusat Sumber Belajar (PSB) yang berkualitas. Sumber belajar yang bermutu dalam pembelajaran kini memang menuntut perhatian lebih demi kesuksesan pembelajaran pada BPKB/SKB pada masa yang akan datang, terutama dalam mendukung proses pembelajaran antara pendidik dan peserta didik untuk menggali dan mengangkat potensi lokal menjadi produk unggulan daerah. Peran PSB pada BPKB/SKB demikian penting dan utama dalam proses pembelajaran dan transformasi ilmu pengetahuan pada unit-unit pelaksana teknis daerah tersebut. Ironisnya, selama ini sumber-sumber belajar yang ada di setiap UPT belum dikelola dan dimanfaatkan secara optimal. Kendala yang dihadapi dalam pemanfaatan sumber-sumber belajar selama ini adalah karena masih beragamnya pemahaman dan kemampuan para pendidik dalam mengelola sumber belajar. Oleh karena itu, diperlukan pemberdayaan setiap UPT Pusat maupun UPT daerah, dalam rangka meningkatkan fungsinya sebagai Pusat Sumber Belajar bagi masyarakat melalui program-program unggulan berbasis kewilayahan. Untuk mendukung pemberdayaan setiap UPT Pusat maupun UPT Daerah sebagaimana dipaparkan di atas disusun Standar Pengelolaan Pusat Sumber Belajar (PSB). Pengembangan Pusat Sumber Belajar Pendidikan Anak Usia Dini, 4 Pendidikan Nonformal Dan Informal
  • 9. B. Dasar Dasar penyusunan penulisan Standar Pengelolaan Pusat Sumber Belajar ini adalah sebagai berikut: 1. Undang-undang No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. 2. Peraturan Pemerintah Nomor 73 Tahun 1991 tentang Pendidikan Luar Sekolah. 3. Peraturan Pemerintah No.19 tahun 2007 tentang Standar Nasional Pendidikan. 4. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2008 tanggal 31 Maret 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Pusat Pengembangan Pendidikan Nonformal dan Informal. 5. Program Kerja Pusat Pengembangan Pendidikan Nonformal dan Informal (PP PAUDNI) Regional I Bandung Tahun 2011. C. Tujuan Penulisan Penulisan Standar Pusat Sumber Belajar ini dimaksudkan sebagai acuan bagi pembina dan penanggung jawab program PSB dalam memberikan bantuan teknis pada penyelenggara program PSB; menjadi penysusunan perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi penyelenggaraan PSB bagi calon penyelenggara PSB; dan acuan bagi pihak lain yang terkait. Sedangkan Tujuan Penulisan Standar Pusat Sumber Belajar untuk UPTD BPKB/SKB adalah sebagai panduan bagi: 1. Memberikan pemahaman bagi pengelola tentang pengertian, tujuan dan fungsi PSB BPKB/SKB; 2. Memberikan gambaran secara menyeluruh tentang penyelenggaraan PSB BPKB/SKB yang meliputi proses, pengorganisasian, tugas dan tanggung jawab, dan mekanisme penyelenggaraan; D. Sasaran Pengguna Pengguna Penulisan Standar Pengelolaan Pusat Sumber Belajar ini adalah sebagai berikut: 1. Lembaga penyelenggara Pusat Sumber Belajar (PSB) program PAUDNI Unggulan berbasis potensi lokal di UPTD BPKB/SKB. 2. Dinas Pendidikan Tingkat Propinsi, Kabupaten/Kota dan Kecamatan serta Mitra terkait. Pendahuluan 5
  • 10. E. Sistematika Penulisan Penulisan ini memuat beberapa bagian. Bagian pertama yang terdiri atas Bab I Pendahuluan, Bab II Kebijakan dan Program Pusat Sumber Belajar untuk PAUDNI, dan Bab III membahas konsep Pusat Sumber Belajar. Bagian kedua yang terdiri atas Bab IV yang membahas Konsep PSB Berbasis TIK untuk PAUDNI, dan BAB V Implementasi PSB untuk peningkatan mutu PTK PAUDNI. Bagian ketiga yang berisi Bab VI tentang manajemen PSB. Pengembangan Pusat Sumber Belajar Pendidikan Anak Usia Dini, 6 Pendidikan Nonformal Dan Informal
  • 11. BAB 2 Kebijakan dan Program Pusat Sumber Belajar Untuk Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal & Informal A. Kebijakan Pengembangan Pusat Sumber Belajar (PSB) untuk Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal (PAUDNI) merupakan implementasi Rencana Strategis Kemeneterian Pendidikan dan Kebudayaan, yang menjabarkan Rencana Pembangunan Jangka Panjang. Sebagai rencana strategis, tentu memperhitungkan berbagai aspek termasuk perkembangan dan perubahan yang terjadi pada lingkungan pendidikan. Dalam konteks perkembangan ilmu dan teknologi, khususnya perkembangan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) semua bidang dipengaruhi perkembangan ini dan berusaha memanfaatkannya. Dalam Renstra Kemendikbud dinyatakan, “Kondisi teknologi yang mempengaruhi pembangunan pendidikan dalam kurun waktu lima tahun mendatang antara lain adalah (1) kesenjangan literasi TIK antarwilayah, (2) kebutuhan akan penguasaan dan penerapan iptek dalam rangka menghadapi tuntutan global, (3) terjadinya kesenjangan antara perkembangan teknologi dan penguasaan iptek di lembaga pendidikan, (4) semakin meningkatnya peranan TIK dalam berbagai aspek kehidupan termasuk dalam bidang pendidikan, (5) semakin meningkatnya kebutuhan untuk melakukan berbagi pengetahuan dengan memanfaatkan TIK, (6) perkembangan internet Kebijakan Dan Program Pusat Sumber Belajar Untuk Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal & Informal 7
  • 12. yang menghilangkan atas wilayah dan waktu untuk melakukan komunikasi dan akses terhadap informasi, dan (7) perkembangan internet yang juga membawa dampak negatif terhadap nilai dan norma masyarakat serta memberikan peluang munculnya plagiarisme dan pelanggaran HAKI.” Sumber: http://csrsemengresik.com/wp-content/uploads/2011/11/2-paud-640x4271.jpg Akan halnya PAUDNI, ditetapkan ada sejumlah tujuan strategis yang haruis dicapai. Tujuan strategis untuk bidang PAUD adalah “tersedia dan terjangkaunya layanan PAUD bermutu dan berkesetaraan di semua provinsi, kabupaten dan kota”. Sedangkan strategi pencapaiannya adalah sebagai berikut: 1. Penyediaan pendidik PAUD berkompeten yang merata di seluruh provinsi, kabupaten/kota yang meliputi pemenuhan guru TK/TKLB berkompeten dan penyediaan tutor PAUD nonformal berkompeten; 2. Penyediaan manajemen PAUD berkompeten yang merata di seluruh provinsi, kabupaten, dan kota yang meliputi pemenuhan kepala satuan pendidikan, pengawas, dan tenaga administrasi; 3. Penyediaan dan pengembangan sistem pembelajaran, data dan informasi berbasis riset, dan standar mutu PAUD, serta keterlaksanaan akreditasi PAUD; 4. Penyediaan dan peningkatan sarana dan prasarana untuk penerapan sistem pembelajaran TK/TKLB berkualitas yang merata di seluruh provinsi, kabupaten, dan kota; 5. Penyediaan subsidi untuk meningkatkan keterjangkauan layanan pendidikan TK/TKLB berkualitas yang merata di seluruh provinsi, kabupaten, dan kota; 6. Penyediaan subsidi pembiayaan untuk penerapan sistem pembelajaran PAUD Nonformal berkualitas yang merata di seluruh provinsi, kabupaten, dan kota. Pengembangan Pusat Sumber Belajar Pendidikan Anak Usia Dini, 8 Pendidikan Nonformal Dan Informal
  • 13. Sedangkan untuk pendidikan orang dewasa berkelanjutan, tujuan strategisnya adalah “tersedia dan terjangkaunya layanan pendidikan orang dewasa berkelanjutan yang berkesetaraan, bermutu dan relevan dengan kebutuhan masyarakat”. Strategi pencapaian tujuan tersebut adalah dengan: 1. Penyediaan tutor berkompeten yang merata antarprovinsi, kabupaten, dan kota yang meliputi pemenuhan tutor keaksaraan fungsional dan pendidikan kecakapan hidup; 2. Penyediaan dan pengembangan sistem pembelajaran, data dan informasi berbasis riset, dan standar mutu pendidikan keaksaraan fungsional, pendidikan kecakapan hidup, homeschooling dan parenting education serta keterlaksanaan akreditasi satuan pendidikan penyelenggara pendidikan orang dewasa; 3. Penyediaan subsidi pembiayaan untuk penerapan sistem pembelajaran pendidikan orang dewasa berkualitas yang merata di seluruh provinsi, kabupaten, dan kota. B. Program PAUDNI Program PAUDNI ada dua hal yang menjadi titik perhatian yaitu penguatan dan peluasan pendidikan nonformal dan informal serta penyelenggaraan program pendidikan nonformal dan informal untuk melayani kebutuhan pendidikan warga masyarakat. Dalam penyelenggaraan program pendidikan nonformal dan informal ini, pendekatan perbaikan dan peningkatan mutu menjadi perhatian dan strategi untuk pencapaian tujuan. Dengan demikian, pendekatan dan strategi yang dipergunakan adalah strategi mutu. Ada pun program yang dilaksanakan adalah sebagai berikut. 1. Penguatan dan Perluasan Pendidikan Nonformal dan Informal Program pendidikan nonformal dan informal sangat strategis dalam upaya untuk menurunkan buta aksara dan meningkatkan kecakapan hidup masyarakat berkesetaraan gender. Hal ini sejalan dengan komitmen internasional dalam pemberantasan buta aksara. Selain itu, dalam upaya mewujudkan masyarakat berbasis pengetahuan perlu ditingkatkan budaya baca masyarakat. Penguatan dan perluasan ini dilaksanakan antara lain melalui kebijakan-kebijakan sebagai berikut. a. Penguatan dan perluasan program pembelajaran langsung di Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM); b. Penguatan dan perluasan pendidikan kecakapan hidup untuk warga negara usia sekolah yang putus sekolah atau tidak melanjutkan sekolah dan bagi warga usia dewasa; c. Penguatan dan perluasan budaya baca melalui penyediaan taman bacaan, bahan bacaan dan sumber informasi lain yang mudah, murah, dan merata serta sarana pendukungnya; Kebijakan Dan Program Pusat Sumber Belajar Untuk Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal & Informal 9
  • 14. d. Penguatan dan perluasan pendidikan nonformal dan informal untuk mengurangi disparitas antargender; e. Pemberian fasilitasi pelaksanaan peningkatan pengetahuan dan kecakapan keorangtuaan (parenting education) dan homeschooling. Sumber: Dokumen PP PNFI Regional I Bandung 2. Program Pendidikan Nonformal dan Informal Program ini dilakukan untuk mendukung tujuan sebagai berikut. a. Tersedia dan terjangkaunya layanan PAUD bermutu dan berkesetaraan di semua provinsi, kabupaten dan kota; b. Terjaminnya Kepastian Memperoleh Layanan Pendidikan Dasar Bermutu dan Berkesetaraan di Semua Provinsi, Kabupaten dan Kota; c. Tersedia dan Terjangkaunya Layanan Pendidikan Menengah yang Bermutu dan Relevan dan Berkesetaraan di Semua Provinsi, Kabupaten dan Kota; d. Tersedia dan Terjangkaunya Layanan Pendidikan Orang Dewasa Berkelanjutan yang Bermutu dan Relevan dengan Kebutuhan Masyarakat. Dalam melaksanakan program ini, digunakan strategi sebagai berikut. a. Penyediaan subsidi pembiayaan untuk penerapan sistem pembelajaran PAUD Nonformal bermutu yang merata di seluruh provinsi, kabupaten, dan kota; b. Penyediaan subsidi pembiayaan untuk penerapan sistem pembelajaran Paket A dan B bermutu yang merata di seluruh provinsi, kabupaten, dan kota; c. Penyediaan subsidi pembiayaan untuk penerapan sistem pembelajaran Paket C bermutu yang merata di seluruh provinsi, kabupaten, dan kota; d. Penyediaan subsidi pembiayaan untuk penerapan sistem pembelajaran pendidikan orang dewasa bermutu yang merata di seluruh provinsi, kabupaten, dan kota. Pengembangan Pusat Sumber Belajar Pendidikan Anak Usia Dini, 10 Pendidikan Nonformal Dan Informal
  • 15. C. Arah Pengembangan dan Pemanfaatan TIK Mengacu pada Permendiknas No. 38/2008 tentang Pengelolaan Teknologi Informasi dan Komunikasi di Lingkungan Departemen Pendidikan Nasional, dinyatakan aplikasi dan konten yang dikembangkan melalui TIK di lingkungan Kementerian. Aplikasi yang dipergunakan adalah aplikasi-aplikasi untuk administrasi, konten pembelajaran, dan aplikasi informasi dan kebijakan pendidikan. Sedangkan untuk jenis konten yang dikembangkan adalah konten administrasi (e-administrasi), konten pembelajaran (e-pembelajaran) serta konten informasi dan kebijakan pendidikan. Khusus untuk konten pembelajaran, Permendiknas itu menyebutkan dua jenis konten pembelajaran yaitu bahan belajar berbasis kurikulum dan bahan belajar untuk pengayaan pada semua jalur, jenjang dan jenis pendidikan. Khusus untuk konten pembelajaran berbasis kurikulum untuk satuan pendidikan dasar dan menengah, konten pembelajarannya harus mendapatkan penilaian kelayakan sebelumnya dari Badan Standar Nasional Pendidikan (BNSP). Sedangan untuk bidang sistem dan teknologi informasi, Renstra Kemendikbud yang mendasarkan diri pada Kemendiknas tadi, dikemukakan pengembangan sistem dan teknologi informasi terpadu, yang menyatakan: “Dalam rangka mendukung tercapainya pemerataan dan perluasan akses pendidikan, peningkatan mutu, relevansi dan daya saing pendidikan, serta penguatan tata kelola, akuntabilitas, dan citra publik, diperlukan sistem dan teknologi informasi secara terpadu yang mampu meningkatkan pelayanan dan mendukung penyediaan informasi dan pelaporan bagi penentu kebijakan pendidikan dan pemangku kepentingan serta penyelenggaraan pembelajaran secara tepat, transparan, akuntabel, dan efisien.” Kebijakan Dan Program Pusat Sumber Belajar Untuk Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal & Informal 11
  • 16. Menteri 12 Sistem Pendukung Keputusan Kemendiknas P j b t Pejabat Eselon Satu P j b t Pejabat Eselon Dua Aplikasi Aplikasi Aplikasi e-pembelajaran Pengawasan Kepegawaian Manajemen Dikti Aplikasi Aplikasi Aplikasi Aplikasi e-knowledge Manajemen Keuangan Manajemen Asset Litbang sharing Dikdasmen Unit Kerja Aplikasi Aplikasi Aplikasi Aplikasi e-sumber Kemendiknas Perencanaan Kesekretariatan Manajemen PNFI Manajemen PMPTK belajar Pendidikan Nonformal Dan Informal Terkait Aplikasi Non Kependidikan (e-manajemen e-layanan, e-pelaporan) Aplikasi plik (e-manajemen, e-layanan e-pelaporan) ma lap Aplikasi Kependidikan JARDIKNAS Data Data Data Data Data Data Manajemen Manajemen Manajemen Manajemen Manajemen Manajemen PAUD Dikdas Dikmen Dikti Dikdewasa Asset Pengembangan Pusat Sumber Belajar Pendidikan Anak Usia Dini, Data Data ata N an Pangkalan Data Non Kependidikan Kependidikan Warehousing Data Data Data Data Data Data Perencanaan Kepegawaian n Keuangan Kesekretariatan an Pengawasan n Litbang P Pangkalan k l Data Kependidikan Sumber: Renstra Kemendiknas 2010 - 2014 Gambar 2.1 Arsitektur Sistem dan Teknologi Informasi Terpadu
  • 17. Untuk mengimplementasikan pengembangan Sistem danTeknologi Informasi Terpadu di lingkungan Kemendiknas perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut: 1. Strategi Pengembangan Sistem dan Teknologi Informasi Kemendiknas harus selaras dengan Visi dan Misi Kemendiknas 2. Sistem dan Teknologi Informasi Kemendiknas harus mampu mendukung manajemen Kemendiknas dalam mengambil keputusan secara cepat,efisien dan efektif termasuk mengatur wewenang pendistribusian informasi. 3. Sistem dan Teknologi Informasi Kemendiknas harus fleksibel untuk mengantisipasi berbagai perubahan termasuk dilakukannya reformasibirokrasi dan organisasi. 4. Sistem dan Teknologi Informasi Kemendiknas harus menjamin keamanan dan kesahihan data serta menjamin efisiensi pengelolaan pangkalan data sehingga tidak terjadidata redundancy. 5. Sistemdan Teknologi Informasi Kemendiknas harus mampu menjadi sarana untuk mendukung pemberian layanan pendidikan termasuk e-pembelajaran,e- knowledge sharing dan e-sumber belajar 6. Sistemdan Teknologi Informasi Kemendiknas harus mendukung tercapainya Sistem Tata Kelola Kemendiknas termasuk sistem pengawasan dan evaluasi, pelaporan yang handal,efektifdan efisien; 7. Guna menjamin keterpaduan perlu dilakukan terlebih dahulu pembuatan Master Plan Sistem dan Teknologi Informasi Terpadu Kemendiknas yang selaras dengan Rencana Strategis Kemendiknas. Sedangkan pada tataran operasional yang dilaksanakan di wilayah kerja PP PAUDNI Regional I Jayagiri, implementasi TIK untuk meningkatkan mutu PAUDNI dilakukan dengan membangun PSB di UPTD/SKB. Pada tahun 2012 direncanakan terbentuk 20 PSB, pada tahun 2013 direncanakan terbangun 30 PSB dan pada tahun 2014 sudah terbangun 46 PSB. Sejalan dengan pengembangan PSB itu, dilakukan peningkatan mutu PAUDNI yang ditandai dengan jumlah lembaga PAUDNI yang terakreditasi dan PTK PAUDNI yang tersertifikasi. Perkembangan dan penetapan sasaran tahunan tersebut divisualisasikan pada gambar berikut. Kebijakan Dan Program Pusat Sumber Belajar Untuk Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal & Informal 13
  • 18. Thn. 2014 75% akreditasi & Thn. 2013 20% sertifikasi 50% akreditasi & 8 TUK, 46 PSB 15% sertifikasi 5 TUK, 30 PSB Thn. 2012 25% akreditasi & 10% sertifikasi 2 TUK, 20 PSB Gambar 2.2. Rencana Kerja Akreditasi Program, Sertifikasi PTK & TUK/PSB UPTD 2012 - 2014 Sejalan dengan itu, dilakukan juga upaya revitalisasi fungsi kelembagaan UPTD SKB sehingga SKB memainkan peran dalam upaya peningkatan mutu layanan PAUDNI. PSB menjadi wahana penting dalam upaya peningkatan mutu tersebut, karena dapat menyelenggarakan kegiatan pendidikan dan pelatihan untuk peningkatan kompetensi PTK PAUDNI. Peningkatan mutu PTK PAUDNI ini merupakan bagian penting dalam upaya meningkatkan mutu layanan PAUDNI. Mengingat peningkatan mutu pendidikan bagaimana pun tidak akan bisa dilepaskan dari membaiknya mutu PTK PAUDNI sendiri. Peran dan revitalisasi fungsi kelembagaan UPTD/SKB itu divisualisasikan seperti berikut: SKB Penjaminan PKBM LKP Percontohan (2195) (3650) Pusat TBM PAUD (564) (17054) Gambar 2.3. Revitalisasi Fungsi Kelembagaan UPTD SKB 2011-2014 Pengembangan Pusat Sumber Belajar Pendidikan Anak Usia Dini, 14 Pendidikan Nonformal Dan Informal
  • 19. Akan halnya penyelenggaraan pelatihan yang berbasis TIK akan menjadi bagian penting dalam ikhtiar peningkatan mutu tersebut. Pelatihan yang diselenggarakan tidak lagi hanya berbasis pelatihan konvensional yang mengharuskan peserta pelatihan meninggalkan tugasnya dan datang ke satu tempat kegiatan pelatihan, melainkan bisa dilakukan dengan tingkat fleksibilitas yang tinggi. Tingginya fleksibilitas tersebut, karena e-pelatihan memungkinkan peserta pelatihan tidak perlu meninggalkan lokasi tempatnya bekerja dan bisa memanfaatkan perangkat teknologi yang dimilikinya. Selain itu, materi pembelajaran dalam pelatihan pun dapat dibuat fleksibel disesuaikan dengan kebutuhan. Dengan kata lain, materi pembelajaran dapat dibuat tailor-made sesuai dengan kebutuhan setiap peserta pelatihan. Untuk materi pembelajaran yang sudah dikuasai peserta pelatihan tidak perlu lagi diikuti. Peserta pelatihan hanya mengikuti metari pembelajaran yang dianggap penting dan belum dikuasainya. Model penyelenggaraan pelatihanberbasis e-pelatihan tersebut, divisualisasikan seperti berikut. e-training e-Administrasi e-Jadwal PTK Kurikulum e-Media e-Evaluasi Cms-Oms Media Pembelajaran P2PNFI Perangkat Tutorial dan dan Uji BPPNFI Kompetensi Koneksitas Mentor BPKB Desain Instruksional Pengembangan Sistem SKB-PSB-TUK Gambar 2.4. Model Penyelenggaraan e-Training di UPT-UPTD 2012 Kebijakan Dan Program Pusat Sumber Belajar Untuk Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal & Informal 15
  • 20. Dengan demikian, kemajuan TIK dimanfaatkan untuk peningkatan mutu layanan PAUDNI. Karena memang tidak bisa dipungkiri, perkembangan TIK mempengaruhi kehidupan kita, termasuk mempengaruhi kegiatan pendidikan pada berbagai jalur dan jenjang pendidikan. Dunia pendidikan tidak bisa menutup diri dari pengaruh TIK. Ada banyak hal yang diubah dalam dunia pendidikan karena perkembangan TIK ini. Mengikuti perkembangan dengan memanfaatkan TIK untuk sebesar-besar kebaikan dunia pendidikan sudah dilakukan di berbagai penjuru dunia. TIK sudah menjadi bagian penting dari sarana pendidikan dan memberikan bantuan besar dalam proses pembelajaran. Oleh sebab itu, diperlukan langkah-langkah pemanfaatan TIK ini untuk peningkatan mutu pendidikan, termasuk pendidikan nonformal dan informal. Pengembangan Pusat Sumber Belajar Pendidikan Anak Usia Dini, 16 Pendidikan Nonformal Dan Informal
  • 21. BAB 3 Konsep Pusat Sumber Belajar Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal A. Pengertian Pusat Sumber Belajar Konsep Pusat Sumber Belajar Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal 17
  • 22. Apakah Pusat Sumber Belajar (PSB) itu? Tempat, gedung, gagasan atau konsep? Ataukah PSB mencakup tempat, gedung, gagasan atau konsep yang di dalamnya menunjukkan adanya kegiatan pembelajaran pembelajaran? Pertanyaan dan penjelasan yang disampaikan Ducote (1970) Ducote bisa menjelaskan makna PSB. Selanjutnya Ducote menjelaskan, lebih tepat jika PSB dirumuskan sebagai integrasi media dan tempat untuk membangun lingkungan belajar. Dengan demikian, secara sederhana, PSB dapat diartikan sebagai ketersediaan informasi yang mudah diakses atau disimpan dalam berbagai media dan format. Sedangkan Centre for Educational Research and Innovation (2007:31-32) mengutip definisi yang dibuat UNESCO yang menyatakan PSB terbuka sebagai “menyajikan sumber belajar secara terbuka, yang memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi, yang dipergunakan untuk konsultasi, dimanfaatkan dan dimodifikasi oleh komunitas pengguna untuk tujuan nonkomersial.” Namun, Centre for Educational Research and Innovation (2007:32) menegaskan, sekarang ini lebih banyak yang memaknai PSB sebagai “sumber pembelajaran terbuka yang berupa materi digital yang diberikan secara gratis dan terbuka untuk kalangan pendidik, siswa dan pembelajar mandiri untuk digunakan dan digunakan kembali dalam kegiatan pembelajaran dan penelitian.” PSB ini mencakup: 1. Konten pembelajaran, yang berupa materi pembelajaran, modul, bahan belajar, kumpulan tulisan dan jurnal 2. Perangkat lunak, yang menunjang pengembangan, penggunaan, pemanfaatan- ulang dan penyampaian bahan belajar termasuk penelusuran dan pengorganisasian konten, sistem manahemen pembelajaran dan bahan belajar, perangkat pengembangan konten, dan komunitas pembelajaran online. 3. Sumber implementasi, lisensi hak kekayaan intelektual untuk mendorong publikasi bahan belajar secara terbuka, desain prinsip-prinsip best practices dan muatan bahan belajar yang sesuai kebutuhan setempat. Pengembangan Pusat Sumber Belajar Pendidikan Anak Usia Dini, 18 Pendidikan Nonformal Dan Informal
  • 23. Sumber daya Perangkat Konten Implementasi Sistem Perangkat Sumber Referensi Perangkat Best Manajemen Pengembangan Belajar Berlisensi Practices Konten Koneksi Koleksi • Creative • Arsip internet Commons CMU Perangkat • Google • GNU Free Pembelajaran Schooler Document • MIT OCW • Library of • ParisTech Congress • Tapan • Wilkis Perangkat Sistem Sosial Manajemen • Wilkis Pembelajaran Objek Interoperabilitas • HQO • Moodie Belajar • CMS • OSLO • Sakai • MERLOT • SCQRM Research • Connections • OKJ Konsep Pusat Sumber Belajar Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal Sumber: Centre for Educational Research and Innovation (2007: 32) Gambar 3.1. Peta Konseptual Pusat Sumber Belajar Terbuka 19
  • 24. Sumber belajar dibedakan menjadi 2 jenis : (a) sumber belajar yang direncanakan, yaitu semua sumber yang secara khusus telah dikembangkan sebagai komponen sistem instruksional yang memfasilitasi pembelajaran yang terarah dan bersifat formal dan ; (b) sumber belajar yang menjadi sumber belajar karena dimanfaatkan sebagai bahan pembelajaran, yaitu sumber-sumber yang tidak didesain secara khusus untuk keperluan pembelajaran namun tersedia, diterapkan dan digunakan untuk keperluan belajar. Sedangkan sumber belajar sendiri dapat dimaknai secara sempit dan luas, seperti yang dikemukakan Sudjana (1989). Secara sempit sumber belajar terfokus pada bahan-bahan cetak, sedangkan secara luas mencakup berbagai macam sumber daya yang bisa dimanfaatkan guna kepentingan proses belajar-mengajar, baik secara langsung maupun tidak. Dalam pandangan Percival & Ellington (1988), sumber belajar yang dipakai dalam pendidikan atau pelatihan adalah suatu sistem yang terdiri dari sekumpulan bahan atau situasi yang diciptakan dengan sengaja dan dibuat sehingga memungkinkan peserta didik belajar secara individual. Sumber belajar inilah yang disebut media pendidikan atau media instruksional. Untuk menjamin bahwa sumber belajar adalah sumber belajar yang cocok dan tepat, maka sumber belajar tersebut harus memenuhi 3 persyaratan, yaitu: (a) harus dapat tersedia dengan cepat; (b) harus dapat memungkinkan siswa untuk memacu diri sendiri; (c) harus bersifat individual, misalnya harus dapat memenuhi berbagi kebutuhan para siswa dalam belajar mandiri. Pengembangan Pusat Sumber Belajar Pendidikan Anak Usia Dini, 20 Pendidikan Nonformal Dan Informal
  • 25. Sesungguhnya media pendidikan ini lebih dari sekedar sarana atau wahana untuk menyimpan dan menyampaikan konten pendidikan. Dalam pandangan Danandjaja (2010:36) media pembelajaran ini sebenarnya mirip dengan media dalam artian biotek yaitu tempat/bahan bertumbuhnya jaringan menjadi bibit. Jadi di sini, media sebenarnya menjadi wahana untuk perkembangan dan pertumbuhan. Bukan sekedar wahana untuk menyampaikan konten pendidikan. Dalam konsep PSB, oleh para pendidik media pembelajaran cenderung dipandang sebagai sarana pembelajaran yang membuat kegiatan pembelajaran menjadi efektif. Menurut Seels & Richey (1994), sumber belajar adalah manifestasi fisik dari teknologi perangkat keras, perangkat lunak dan bahan pembelajaran, yang dapat dikategorikan dalam 4 jenis teknologi yaitu teknologi cetak, teknologi audiovisual, teknologi berbasis komputer, dan teknologi terpadu. Masing-masing dari teknologi tersebut dijabarkan sebagai berikut : 1. Teknologi cetak, teknologi yang dipergunakan untuk memproduksi atau menyampaikan bahan seperti buku-buku dan bahan-bahan visual yang statis, terutama melalui proses pencetakan mekanis atau fotografis. 2. Teknologi Audiovisual, teknologi yang dipergunakan memproduksi dan menyampaikan bahan dengan menggunakan peralatan mekanis dan elektronis untuk menyampaikan pesan-pesan audio dan visual 3. Teknologi berbasis komputer, teknologi yang dipergunakan memproduksi dan menyampaikan bahan dengan menggunakan perangkat yang bersumber pada mikroprosesor. 4. Teknologi terpadu, teknologi yang dipergunakan untuk memproduksi dan menyampaikan bahan dengan memadukan beberapa jenis media yang dikendalikan komputer Ada beberapa kriteria yang perlu diperhatikan dalam memilih materi pembelajaran yang akan dijadikan sumber belajar, yaitu: 1. Siapa yang menggunakan sumber belajar tersebut 2. Muatan bahan belajar 3. Desain pembelajaran 4. Desain teknis 5. Pertimbangan sosial Untuk mengoptimalkan fungsi dan manfaat sumber belajar itu, maka diperlukan suatu Pusat Sumber Belajar sebagai suatu unit yang mengintegrasikan potensi-potensi sumber belajar dalam rangka menopang kegiatan dalam suatu lembaga pembelajaran. Terkait PSB ini, Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi Departemen Pendidikan Nasional (Pustekom, 2008), mendefinisikannya sebagai: Pusat Sumber Belajar adalah suatu unit dalam suatu lembaga (khususnya sekolah/universitas/perusahaan) yang berperan mendorong efektifitas serta optimalisasi proses pembelajaran melalui penyelenggaraan berbagai fungsi yang meliputi fungsi layanan (seperti layanan media, pelatihan, konsultansi pembelajaran, Konsep Pusat Sumber Belajar Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal 21
  • 26. dan lain-lain), fungsi pengadaan/pengembangan (produksi) media pembelajaran, fungsi penelitian dan pengembangan, dan fungsi lain yang relevan untuk peningkatan efektifitas dan efisiensi pembelajaran. Dalam kaitannya dengan Pusat Sumber Belajar (PSB) sebagai unit pada BPKB/SKB maka PSB merupakan suatu unit di dalam BPKB/SKB yang berperan mendorong efektivitas dan optimalisasi proses pembelajaran penyelenggaraan PAUDNI melalui berbagai fungsi yang meliputi fungsi layanan (seperti layanan konsultasi penyelenggaraan, pembelajaran, pembimbingan, pelatihan, pemagangan perangkat pembelajaran: kurikulum, silabus, media, bahan ajar, evaluasi dan lain- lain), fungsi pengadaan/pengembangan (produksi) media pembelajaran, fungsi penelitian dan pengembangan, dan fungsi lain yang relevan untuk peningkatan efektivitas dan efsiensi program PAUDNI terutama program unggulan sesuai potensi lokal. Sedangkan dalam kaitannya sebagai tempat pada BPKB/SKB, mengacu pada definisi yang disampaikan dalam makalah Pengembangan Pusat Sumber Belajar Di Sekolah, yaitu: A Resources Centre is a place (anything from a part of a room to an entire complex of buildings) that is set up specifically for the purpose of housing and using a collection of resources, usually in terms of instructional media. Resource centres may serve the needs of an individual department within a school or college, an entire institution, or even a collection of institutions, as for example, when several schools are served by a single central resources centre, ” (Sudarsono Sudirdjo, 2009) Dengan demikian, Pusat Sumber Belajar pada BPKB/SKB adalah tempat/ ruang/area khusus dalam sebuah BPKB/SKB yang didesain khusus untuk tujuan pemusatan dan pengumpulan berbagai sumber belajar yang terdiri dari media- media pembelajaran, layanan konsultasi penyelenggaraan, pembelajaran, pembimbingan, pelatihan dan pemagangan. Pusat Sumber Belajar ini dalam aktivitas dan pengoptimalisasian fungsi dan manfaatnya dapat digunakan untuk melayani kebutuhan internal maupun eksternal BPKB/SKB. B. Fungsi dan Peran Pusat Sumber Belajar Fungsi dan peran PSB adalah sebagai berikut: 1. Tempat layanan konsultasi, pembelajaran, pelatihan, pembimbingan, pemagangan dan pengembangan program PAUDNI. 2. Tempat pengadaan, produksi, dan pemasaran berbagai bahan belajar serta media pembelajaran. 3. Media informasi dan komunikasi yang berkaitan dengan proses pembelajaran/ pembimbingan/pelatihan/pemagangan bagi pendidik, tenaga kependidikan dan warga belajar PAUDNI. Pengembangan Pusat Sumber Belajar Pendidikan Anak Usia Dini, 22 Pendidikan Nonformal Dan Informal
  • 27. 4. Wahana belajar melalui forum diskusi antar pendidik dan tenaga kependidikan serta warga belajar, pendidik dengan pendidik, warga belajar dengan warga belajar, satuan dengan satuan, UPTD BPKB/SKB dengan satuan, UPTD BPKB/ SKB dengan UPTD BPKB/SKB, UPTD BPKB/SKB dengan sektor lain, UPTD BPKB/SKB dengan masyarakat yang berkaitan dengan pembelajaran. PENDIDIK WARGA BELAJAR TENAGA KEPENDIDIKAN Gambar 3.2 Interaksi Antar Komponen PSB 5. Media unjuk kinerja berbagai inovasi dalam proses pembelajaran, layanan konsultasi penyelenggaraan, pembelajaran, pembimbingan, pelatihan, dan pemagangan. C. Tujuan Pusat Sumber Belajar Secara umum tujuan diselenggarakan PSB adalah untuk meningkatkan fungsi UPTD BPKB/SKB sebagai tempat rujukan tentang penyelenggaraan, pembelajaran, pembimbingan, pelatihan maupun pemagangan program PAUDNI unggulan yang berbasis potensi lokal melalui layanan konsultasi dan komunikasi dengan penyediaan berbagai sumber belajar secara terorganisir agar pengetahuan, sikap dan keterampilan masyarakat meningkat secara efektif dan efisien. Konsep Pusat Sumber Belajar Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal 23
  • 28. Adapun tujuan khusus dari penyelenggaraan PSB pada BPKB/SKB adalah : 1. Meningkatkan kinerja UPTD BPKB/SKB dalam menyelenggarakan program PAUDNI unggulan berbasis potensi lokal yang dapat dijadikan rujukan oleh masyarakat. 2. Mewujudkan jejaring dan pola komunikasi yang efektif dan efisien antar/ inter UPTD BPKB/SKB melalui pemanfaatan teknologi informasi. 3. Mewujudkan iklim kerja yang kondusif dalam mengembangkan inovasi PAUDNI melalui kebersamaan antar pendidik, tenaga kependidikan, dan warga belajar dalam berbagi pengalaman. 4. Menumbuhkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan pendidik, tenaga kependidikan, dan warga belajar di UPTD BPKB dan UPTD SKB dalam mengembangkan, menerapkan, dan memanfaatkan berbagai sumber belajar yang ada. D. Kelembagaan Pusat Sumber Belajar Program pengembangan PSB di UPTD BPKB dan UPTD SKB melibatkan berbagai sektor seperti: Direktorat Jenderal PAUDNI, Dinas Pendidikan Provinsi dan Kabupaten/Kota, PPPAUDNI Regional I Bandung, BPPAUDNI, BPKB, dan SKB serta mitra-mitra terkait. DITJEN PAUDNI KEBIJAKAN UPTD ORMAS BPKB MASYARAKAT DINAS FORUM DINAS FORUM PENDIDIKAN PTK PNR PENDIDIKAN PTK PROV PROVINSI PSB KAB/KOTA KAB/KOTA INSTANSI INSTANSI TERKAIT TERKAIT PEMODELAN P2PNFI Regional I Bandung Pengembangan Pusat Sumber Belajar Pendidikan Anak Usia Dini, 24 Pendidikan Nonformal Dan Informal
  • 29. : Pembina : Pengguna antar lembaga : Pengguna perseorangan : Pengguna Forum PTK-PNFI Gambar 3.3. Mekanisme Organisasi PSB Mekanisme kerja antara sektor-sektor yang digambarkan dalam Gambar 2.3 dijabarkan sebagai berikut : 1. Ditjen PAUDNI memfasilitasi, dan memberikan pembinaan kebijakan dan mengkoordinasikan dengan dinas pendidikan propinsi dan kabupaten/kota. 2. PP PAUDNI memfasilitasi, dan memberikan pembinaan teknis keberlangsungan PSB di UPTD BPKB/SKB dan mengkoordinasikan dengan UPTD propinsi dan UPTD kabupaten/kota lainnya di wilayah koordinasi kerja P2 PAUDNI Regional 1 Bandung. 3. Dinas pendidikan propinsi memfasilitasi dan membina PSB di BPKB. 4. Dinas pendidikan propinsi beserta BPKB mengkoordinasikan dan menyosialisasikan PSB kepada dinas pendidikan kabupaten/kota. 5. Dinas pendidikan kabupaten/kota memfasilitasi dan membina PSB UPTD SKB. 6. Dinas pendidikan kabupaten/kota menyosialisasikan kepada Forum PTK PAUDNI, Dinas Terkait dan organisasi masyarakat. 7. PSB BPKB/SKB memberikan layanan konsultasi penyelenggaraan, pembelajaran, pembimbingan, pelatihan dan pemagangan program PAUDNI kepada Dinas terkait, Organisasi Masyarakat, Forum PTK PAUDNI, tokoh masyarakat, warga belajar dan masyarakat. 8. UPTD BPKB/SKB di Wilayah koordiansi kerja P2 PAUDNI Regional I Bandung menjadi mitra dan sumber belajar pada PSB di UPTD BPKB/SKB. 9. UPTD BPKB/SKB mengembangkan program-program unggulan yang menjadi konten PSB. Secara konseptual, program-program yang dapat diwadahi melalui PSB ini divisualisasikan melalui Gambar 3.4. Pada gambar tersebut fungsi yang diemban PSB dilaksanakan dengan memperhatikan kebutuhan masyarakat serta situasi dan kondisi kewilayahan, lingkungan dan sosial budaya. Dengan demikian, fungsi PSB dilaksanakan tanpa terasing dari lingkungannya. Selanjutnya dengan memperhatikan kondisi lingkungan dan kebutuhan masyarakat tersebut, PSB menjadi penyedia sumber belajar untuk bidang-bidang yang menjadi garapan PAUDNI, seperti divisualisasikan berikut: Konsep Pusat Sumber Belajar Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal 25
  • 30. PAUD PEMBERDAYAAN PKH/ PEREMPUAN WIRAUSAHA TU K E BU HA N YARAKAT MAS SO KU N GA N S IA L B U D AYA S PSB Layanan Konsultasi & Informasi Komunikasi: KESETARAAN KEAKSARAAN Pembelajaran, Pembimbingan, LING Pelatihan, Pemagangan Y Y Y Y Y KEW ILAYAHAN KEPEMUDAAN KELEMBAGAAN KURSUS Gambar 3.4. Program PAUDNI Yang Dapat Diselenggarakan di PSB Berbasis Potensi Wilayah Gambar 3.4. menunjukkan bagaimana PSB berbasis potensi wilayah dapat dikembangkan untuk menunjang program-program layanan PAUDNI. Karena berbasis potensi wilayah maka materi pembelajaran yang disediakan PSB akan sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik kewilayahan dalam lingkup wilayah layanan PAUDNI UPTD/SKB. Dengan demikian, maka PSB dapat menjadi pendorong perkembangan wilayah dan berperan penting dalam mengembangkan wilayahnya. PSB yang berbasis potensi lokal tersebut akan menyediakan materi pembelajaran yang disesuaikan dengan kebutuhan setenpat. Tidak terjebak dalam kegiatan pembelajaran yang bersifat umum dan kurang membumi bagi satu wilayah. Bahan pembelajaran dapat dirancang untuk menjawab kebutuhan nyata satu daerah sehingga bila terjadi pertukaran bahan pembelajaran antara satu PSB dengan PSB lain akan makin memperkaya khasanah pengetahuan dan bahan pembelajaran dalam konteksn PAUDNI. Pengembangan Pusat Sumber Belajar Pendidikan Anak Usia Dini, 26 Pendidikan Nonformal Dan Informal
  • 31. BAB 4 Konsep PSB Berbasis TIK untuk PAUDNI Kita hidup di dunia yang sering dilukiskan sebagai menghadapi ledakan informasi. Pertumbuhan informasi yang dihasilkan manusia berlangsung sangat cepat. Kini berbagai informasi tersebut tersimpan dalam berbagai bentuk media penyimpanan, mulai dari media konvensional seperti kertas sampai media mutakhir yang menyimpan informasi digital. Pertumbuhan cepat informasi dan pengetahuan tersebut membuat manusia tidak bisa lagi menggantungkan pada perolehan informasi dari pembelajaran tatap-muka dengan narasumber, karena tak mungkin lagi ada manusia yang tahu segalanya dan semuanya. Oleh karena itu akan sangat dibutuhkan manusia yang memiliki pembelajar mandiri atau pembelajar independen. Pembelajar mandiri inilah yang akan merumuskan sendiri pengetahuan apa atau informasi apa yang diperlukannya dan di mana menelusuri informasi tersebut. PSB menyediakan kebutuhan informasi penggunanya. Hubungan antara PSB dan penggunanya dan komunitas pengguna akan terjalin dengan baik bila kebutuhan pengguna mampu dipenuhi PSB. Kebutuhan belajar pengguna diakomodasi dan dipenuhi begitu juga gaya belajar dan etos belajar pengguna diikuti dengan baik oleh PSB. Perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) pada dasarnya dipergunakan untuk memberikan pelayanan sebaik-baiknya pada pengguna PSB. Perkembangan TIK memang mendorong manusia melakukan banyak perubahan dalam praktik kehidupan kesehariannya termasuk dalam cara menelusuri, memperoleh dan menyimpan informasi dan pengetahuan yang diperlukannya. Ada perubahan cara manusia dalam mendapatkan pengetahuan. Tidak lagi bergantung Konsep PSB Berbasis TIK untuk PAUDNI 27
  • 32. pada bertemu atau tidaknya dengan narasumber. Sekarang ini perolehan pengetahuan akan terkait pada kemampuan manusia terhubungan dengan pusat- pusat ilmu pengetahuan yang salah satu di antaranya adalah PSB. Oleh sebab itu, kini dikenal istilah sumber belajar digital yang secara sederhana bisa dirumuskan sebagai perangkat pendidikan yang dapat dipergunakan untuk tujuan kegiatan belajar-mengajar dan untuk itu TIK dimanfaatkan untuk menumbuhkembangkan pembelajaran melalui produk, layanan dan proses yang berada di dalamnya. Sumber: http://as4796.http.sasm3.net/files/88/20111119/1321664812.jpg Kehadiran TIK ini mendorong berlangsung inovasi dalam proses pembelajaran. Bukan hanya pembelajaran tatap-muka di antara pembelajar melainkan juga memungkinkan penggunaan berbagai perangkat TIK untuk meningkat mutu proses pembelajaran. Termasuk juga membukakan kemungkinan untuk menyelenggarakan kegiatan pembelajaran jarak jauh atau pembelajaran yang pembelajarnya tersebar di berbagai tempat. A. Penyelenggaraan Pembelajaran Berbasis TIK 1. E-Learning a. Pengertian dan perkembangan e-leraning e-Learning singkatan dari electronic Learning, merupakan cara baru dalam proses belajar- mengajar yang menggunakan media elektronik khususnya internet sebagai sistem pembelajarannya. Kegiatan belajar mengajar yang secara tradisional dilakukan secara tatap muka, saat ini banyak yang dilakukan dengan memanfaatkan Pengembangan Pusat Sumber Belajar Pendidikan Anak Usia Dini, 28 Pendidikan Nonformal Dan Informal
  • 33. situs Web yang dikenal dengan sebutan e-Learning. Ada beberapa istilah serupa untuk e-Learning ini seperti on-line learning, internet-enabled learning, virtual learning, atau web-based learning. Sumber: http://ibnuzaki.com/wp-content/uploads/2012/03/peta-sukses-belajar-1024x772.jpg Secara sederhana, e-Learning merupakan bagian pendidikan jarak jauh. Karena merupakan pembelajaran jarak jauh maka akan diperlukan sarana atau media untuk menghubungkan pembelajar dan sumber belajar. Sarana untuk menghubungkan pembelajar dan sumber belajar itu dapat menggunakan internet, intranet atau media jaringan komputer lain ( Hartley, 2001). Sedangkan menurut Rosenberg (2001), e-Learning merujuk pada penggunaan teknologi internet untuk mengirimkan sejumlah materi pembelajaran yang dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan. Dengan demikian, dapatlah kita ringkaskan bahwa e-Learning itu pada dasarnya merupakan kegiatan pembelajaran yang memanfaatkan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi. e-Learning sendiri sebenarnya merupakan istilah yang menunjukkan pada sejumlah proses belajar secara elektronik yang berada di dalamnya. Seperti halnya pembelajaran konvensional yang menggunakan ruang kelas dan bertatap- muka, yang di dalamnya ada sejumlah tujuan dan metode pembelajaran yang dipergunakan, begitu juga halnya dengan e-Learning. Dalam e-Learning ini dapat saja diselenggarakan pelatihan yang biasa dinamakan e-Training. Bisa juga berlangsung diskusi membahas satu masalah atau satu topik yang biasa dinamakan e-Discussion. Konsep PSB Berbasis TIK untuk PAUDNI 29
  • 34. e-Learning e-Training i i e-Teaching T hi e-Discussion Di Gambar 4.1. e-Learning dan bagian kegiatannya Namun menurut batasan UNESCO, e-learning paling tidak harus didukung prasyarat yaitu ketersediaan software bahan belajar berbasis TIK, ketersediaan software aplikasi untuk menjalankan pengelolaan proses pembelajaran, ketersediaan tenaga pendidik dan tenaga kependidikan yang menguasai TIK, adanya infrastruktur TIK, ketersediaan akses internet, ketersediaan dukungan training, riset, dukungan daya listrik, dan dukungan kebijakan pendayagunaan TIK untuk pembelajaran. Apabila prasyarat ini telah tersedia, maka program dan pengelolaan e-learning akan dapat dijalankan. Pembelajaran jarak jauh sebenarnya sudah dimulai sejak tahun 1970-an. Namun e-learning mulai berkembang pesat pada tahun 1990-an seiring dengan perkembangan TIK. Karena TIK mampu menghasilkan berbagai produk bahan ajar yang jauh lebih menarik untuk dipelajari peserta didik. Selain itu, TIK juga memungkinkan dilakukannya penyampaian bahan ajar pada peserta didik tanpa batasan jarak dan waktu. Sumber: http://www.jagatreview.com/wp-content/uploads/2012/02/Internet.jpg xx Pengembangan Pusat Sumber Belajar Pendidikan Anak Usia Dini, 30 Pendidikan Nonformal Dan Informal
  • 35. Awal pemanfaatan TIK dalam kegiatan pembelajaran ini ditandai dengan berkembangnya model computer-based learning/training (CBL/CBT). Berbagai pelatihan atau kelas menyediakan bahan belajar yang berupa modul elektronik yang berupa software edukasi dan softcopy berbagai modul cetak yang sudah ada sebelumnya, atau dalam bentuk multimedia (audio dan video) dalam format digital seperti mp3, mpeg, avi atau mov. CBL/CBT ini umumnya memanfaatkan komputer yang tak terhubungan dengan internet. Setelah jaringan internet makmin luas jangkauannya maka terjadi perluasan akses terhadap materi pembelajaran CBL/CBT. Bahan ajar tak hanya didistribusikan dalam bentuk CD tapi juga disimpan di server dan dapat diakses melalui komputer berjaringan lokal maupun internet. Ini merupakan jembatan menuju apa yang kemudian dinamakan sebagai web-based learning. Pada model web-based learning, materi pembelajaran tersebut diunggah (upload) melalui website dan dapat dibaca atau diunduh (download) siapa pun. Dengan demikian siapapun dapat mempelajari materi pembelajaran tersebut kapan pun dan dimana pun. Pada sisi lain, bagi penyelenggara pendidikan, web-based learning ini dipergunakan untuk meluaskan layanan pendidikan bagi siapa un yang membutuhkan layanan pendidikan tersebut. Fasilitas pembelajaran melalui web-based learning ini memungkinkan kegiatan pembelajaran bersifat interaktif meski tidak langsung saling bertatap muka. Peserta didik bisa mengunduh bahan pembelajaran, mendiskusikannya dengan peserta didik lain atau dengan fasilitator pembelajaran. Interaksi tersebut bisa dilakukan secara langsung melalui berbagai fasilitas messanger online seperti Yahoo Messenger, GoogleTalk, fasilitas chatting di facebook atau bisa juga melalui sms. Bisa juga dilakukan secara tertunda melalui e-mail. Evaluasi pembelajaran pun dapat dilakukan secara online melalui ujian online. Sekarang ini, sejalan dengan perkembangan TIK dan hadirnya ponsel cerdas (smartphone) maka kegiatan e-pembelajaran atau e-learning ini tidak hanya bisa dilakukan melalui komputer namun bisa juga melalui ponsel atau komputer tablet. Karena itu, kini setelah istilah e-learning muncul pula istilah m-learning (mobile learning) yang memanfaatkan kehadiran perangkat mobile seperti laptop, notebook, ponsel dan komputer tablet. Pada kegiatan pembvelajaran melalui fasilitas m-learning ini proses pembelajaran bisa dimulai dengan mendistribusikan materi pembelajaran. Dilanjutkan dengan diskusi melalui fasilitas chatting/messenger dan/atau e-mail. Surjono (2006) mengilustrasikan perkembangan pembelajaran jarak jauh dan pemanfaatan TIK itu seperti visualisasi berikut. Konsep PSB Berbasis TIK untuk PAUDNI 31
  • 36. Pembelajaran Jarak Jauh Pembelajaran Bermedia e-Pembelajaran Pembelajaran Bermedia Pembelajaran Online Lingkungan Pembelajaran CAI, CAL, CBT Berbasis Web WBI, WBT, WBL Adaptive Hypermedia AEH Other AHS Applications Sumber: Surjono (2006) Gambar 4.2. Perkembangan e-Learning b. Fungsi e-learning Menurut Siahaan (2002) e-leraning ini memiliki 3 (tiga) fungsi terhadap kegiatan pembelajaran konvensional yang berlangsung di dalam kelas (classroom instruction), yaitu sebagai suplemen yang sifatnya pilihan/opsional, pelengkap (komplemen), atau pengganti (substitusi). » Suplemen Materi-materi pembelajaran yang disediakan dalam fasilitas e-learning bersifat pilihan atau opsional sehingga peserta didik dapat memilih untuk memanfatkan atau tidak materi pembelajaran yang disediakan sesuai kebutuhan dan keinginannya. » Komplemen (tambahan) Manakala materi pembelajaran dalam e-learning ini sengaja dibuat untuk melengkapi pembelajaran yang diperoleh melalui pembelajaran konvensional, maka berjalanlah fungsi e-learning sebagai komplemen. Sebagai komplemen berarti materi pembelajaran elektronik diprogramkan untuk menjadi materi reinforcement (penguat) atau remedial bagi peserta didik dalam mengikuti kegiatan pembelajaran konvensional. Materi pembelajaran elektronik dapat dikatakan sebagai enrichment (pengayaan), apabila kepada peserta didik yang dapat dengan cepat menguasai/memahami materi pembelajaran (fast learner) yang disampaikan Pengembangan Pusat Sumber Belajar Pendidikan Anak Usia Dini, 32 Pendidikan Nonformal Dan Informal
  • 37. melalui pembelajaran konvensional diberikan kesempatan mengakses materi pembelajaran elektronik yang secara khusus dikembangkan untuk mereka. Tujuannya agar makin memantapkan tingkat penguasaan peserta didik atas materi pembelajaran yang disajikan secara konvensional di dalam kelas. Materi pembelajaran pun dapat dimanfaatkan sebagai program remedial. Peserta didik yang mengalami kesulitan memahami materi pembelajaran (slow learner) yang disajikan secara tatap muka di kelas diberi kesempatan memanfaatkan materi pembelajaran elektronik yang sirancang secara khusus dirancang untuk mereka. Tujuannya agar peserta didik semakin mudah memahami materi pembelajaran yang disajikan di kelas. » Substitusi (pengganti) Materi bahan belajar dalam e-learning dapat digunakan sebagai pengganti bahan ajar yang belum tersampaikan dalam kegiatan belajar tatap muka. Di samping itu, materi juga dapat dimanfaatkan sebagai alternatif model kegiatan pembelajaran bagi siswa/peserta didik. Tujuannya agar peserta didik dapat secara fleksibel mengelola kegiatan belajarnya sesuai dengan waktu dan aktivitas lain. Sumber: Dokumen Seksi Sarpras Uji Coba E-Training Pamong Belajar c. Bentuk interaksi dan komunikasi dalam e-learning TIK memang memfasilitasi terjadinya interaksi dan komunikasi antarmanusia termasuk interaksi dan komunikasi dalam kegiatan dan proses pembelajaran. Dalam konteks kegiatan e-learning bentuk interaksi antara manusia dan sistem dapat dikelompokan ke dalam tiga kategori, seperti berikut: Konsep PSB Berbasis TIK untuk PAUDNI 33
  • 38. » Synchronous Learning » Self-directed Learning » Asynchronous (collaborative) Learning Menurut Widiartha, masing-masing kategori tersebut pada dasarnya mengacu pada bagaimana perasaan peserta didik pada saat melakukan proses belajar mengajar dengan fasilitas e-learning. Perasaan tersebut dapat berupa perasaan terisolasi atau menjadi bagian dari kelompok. • Synchronous Learning Pada pembelajaran synchronous kondisinya mirip dengan pembelajaran konvensional, hanya saja pada e-learning tidak ditandai dengan kehadiran secara fisik. Pada bentuk synchronous ini fasilitator, peserta didik dan rekan-rekannya melakukan pertemuan secara virtual (online) di internet, meski proses pembelajarannya seolah dilakukan seperti pada kelas konvensional. • Self-directed Learning Pada kategori ini peserta didik melakukan pembelajaran secara mandiri dengan mengakses berbagai referensi dan bahan ajar yang disediakan. Tidak ada fasilitator ataupun waktu khusus untuk berdiskusi dengan sesama peserta didik. Masing-masing peserta didik melakukan proses pembelajaran sesuai dengan kebutuhan masing-masing. • Asynchronous (collaborative) Learning Collaborative learning mengkombinasikan dua kategori di atas. Peserta didik belajar secara mandiri namun tetap berkomunikasi dengan peserta didik lainnya maupun dengan pendidik meski tidak dalam waktu khusus. Email, instan messagger, atau board pada forum digunakan sebagai media komunikasi dan interaksi baik dengan pendidik atau sesama peserta didik. Ketiga kategori tersebut dengan karakteristiknya masing-masing dapat digunakan untuk situasi yang berbeda tergantung kebutuhan. Widiartha merinci detail karakteristik, kelebihan dan kelemahan masing-masing kategori di atas. Pengembangan Pusat Sumber Belajar Pendidikan Anak Usia Dini, 34 Pendidikan Nonformal Dan Informal
  • 39. Tabel 4.1. Perbandingan Kategori Interaksi dan Komunikasi dalam e-Learning No Kategori Ciri Keunggulan Kelemahan 1 Synchronous • Dipandu • Mirip dengan • Memerlukan instruktur pembelajaran waktu khusus • Terjadwal konvensional • Ada biaya untuk • Kolaboratif • Adanya instruktur komunikasi antar • Memerlukan peserta didik bandwidth dan • Keberadaan kecepatan pendidik internet yang menjadikan memadai dan proses belajar setara untuk menjadi lebih semua peserta terjamin didik 2 Self-directed • Peserta didik • On demand • Tidak cocok belajar secara (proses belajar untuk peserta mandiri dapat dilakukan didik yang • Tidak terjadwal kapanpun) menyukai • Cocok untuk belajar secara peserta didik yang berkelompok memiliki rasa • Tidak adanya ingin tahun besar instruktur yang dan aktif mencari menjamin sumber belajar kualitas proses belajar 3 Asynchronous • Dipandu • Adanya instruktur • Tidak instruktur menjamin kualitas emndukung • Tidak terjadwal dari proses komunikasi sepenuhnya pembelajaran dengan cepat • Peserta karena tidak • Interaksi dan didik dapat adanya jadwal komunikasi tidak menentukan khusus. dalam waktu yang sama sendiri kebutuhan belajarnya dan referensi untuk memenuhi kebutuhan tersebut • Masih memungkinkan pembelajaran secara kolaboratif Sumber: Widiarta Konsep PSB Berbasis TIK untuk PAUDNI 35
  • 40. Sedangkan dari sisi penyampaian pembelajaran ada dua hal yang penting diperhatikan. Pembelajaran dapat dilakukan melalui pemberian instruksi atau pengjaran. Namun juga dapat dilakukan dengan menyampaikan informasi yang akan memampukan pembelajaran untuk memahami apa yang dibelajarkan. Perbedaan di antara pengajaran dan pemberian informasi tersebut dapat dilihat pada ilustrasi berikut: Intruksi Informasi • Terfokus pada hasil belajar yang spesifik • Terfokus pada pengorganisasian konten yang spesifik • Tujuan pembelajaran dirumuskan oleh • Tujuan dirumuskan oleh pengguna perancang pembelajaran, para pengajar dan seterusnya • Didasarkan pada hasil diagnosis atas • Didasarkan pada karakteristik dari karakteristik dan kebutuhan pengguna, disiplin pengetahuan tertentu dan dan bertujuan untuk memenuhi pengguna yang menjadi sasaran kebutuhan spesifik tersebut • Dibuat menjadi beberapa bagian agar • Dibuat menjadi beberapa bagian agar bisa disimpan dalam memori secara menjadi acuan yang optimal optimal • Mengandung komponen-komponen • Terutama berpusat pada penyajian yang presentasi, praktik, umpan-balik, dan efektif penilaian Sumber: Rosenberg (2001:13) Gambar 4.5. Karakteristik Instruksi dan Informasi Dalam konteks e-Learning, penting untuk memperhatikan apa yang disarankan Rosenberg (2001 : 13) yang mengingatkan bahwa tantangan utama untuk kegiatan pembelajaran, terutama e-learning, adalah kemampuan membedakan kebutuhan atas informasi (manajemen pengetahuan) dan kebutuhan untuk pengajaran (pelatihan online). Selain itu juga perlu memahami bagaimana keduanya bisa berjalan beriringan dan saling melengkapi. Oleh sebab itu, permasalahan berikutnya yang perlu diperhatikan dalam penyelenggaraan e-learning adalah mana kebutuhan yang sesungguhnya yang harus dipenuhi. Apakah pemenuhan kebutuhan tersebut dapat dilakukan melalui pelatihan atau pendekatan pembelajaran lain. 2. E-Training Bila pembelajaran dimaknai sebagai proses perolehan pengetahuan atau keterampilan baru untuk meningkatkan kinerja, maka pelatihan adalah salah satu pendekatan untuk memfasilitasi dan meningkatkan kinerja. Melalui pelatihan dibentuk dan dipelajari keterampilan baru atau memanfaatkan pengetahuan baru dengan cara tertentu yang diperlukan untuk meningkatkan kinerja. Pengembangan Pusat Sumber Belajar Pendidikan Anak Usia Dini, 36 Pendidikan Nonformal Dan Informal
  • 41. Menurut Rosenberg (2001:5) ada empat elemen pokok pelatihan, yaitu: a. Maksud penyelenggaraan pelatihan dalam meningkatkan kinerja yang biasanya dilakukan dengan terlebih dulu melakukan analisis kebutuhan dan tercermin dari rujuan pembelajaran b. Desain pelatihan yang tercermin dari strategi pembelajaran c. Sarana dan media yang menjadi wahana untuk menyampaikan pembelajaran d. Assesment atau sertifikasi yang menunjukkan adanya akuntabilitas pelatihan Hal penting yang perlu diperhatikan mengenai pelatihan ini adalah terjadinya transformasi pelatihan. Transformasi tersebut berlangsung sebagai akibat perkembangan dan perubahan yang terjadi di tengah masyarakat, bisnis dan teknologi yang membuat dampak pelatihan konvensional menjadi terbatas. Rosenberg (2001:7-9) menunjukkan transformasi tersebut sebagai berikut: a. Dari pelatihan menuju kinerja. Kini tidak lagi dinilai berapa banyak atau berapa lama pelatihan diikuti seseorang, karena kini yang diperhatikan adalah dampak pelatihan terhadap peningkatan kinerja. b. Dari pelatihan di dalam kelas menuju pelatihan yang berlangsung di mana dan kapan saja. Terjadi perubahan akses terhadap materi pelatihan. Tidak lagi hanya di dalam kelas melainkan pelatihan tersebut bisa berlangsung di mana pun dan kapan pun dengan memanfaatkan perkembangan TIK. c. Dari kertas menuju online. Kini kehidupan manusia makin bergantung pada apa yang tampak pada layar komputernya. d. Dari fasiulitas fisik ke fasilitas berjaringan. Sejalan dengan perkembangan era digital, maka jaringan digital menjadi berperan penting dalam penyelenggaraan pelatihan. e. Dari siklus waktu ke real time. Kini materi pelatihan bisa dimutakhirkan kapan saja sesuai dengan perkembangan, sehingga tidak ada lagi batas waktu antara perkembangan lingkungan dan penyelenggaraan pelatihan. Oleh sebab itu, maka kegiatan e-training atau e-pelatihan sekarang ini menjadi bagian penting dari kehidupan sebuah organisasi. Pengembangan fasilitas e-training akan diperlukan agar organisasi dan warga organisasi tersebut dapat selalu terus meningkatkan kinerjanya. Prinsip e-training pada dasarnya sama dengan prinsip e-learning, yang membedakan hanyalah tujuan penyelenggaraannya saja. Pelatihan bertujuan untuk meningkatkan kinerja staf melalui pemberian pengetahuan baru yang diaplikasikan dalam kegiatan atau pelaksanaan pekerjaan selain memberikan keterampilan baru untuk meningkatkan kemampuannya dalam menjalankan tugas-tugasnya. Karena itu, dalam e-training berlaku juga apa yang dilakukan pada pelatihan konvensional atau pelatihan yang diselenggarakan di dalam kelas. Diawali dengan melakukan analisis kebutuhan pelatihan dilanjutkan dengan proses pelatihan dan diakhiri dengan penilaian hasil pelatihan. Konsep PSB Berbasis TIK untuk PAUDNI 37
  • 42. 3. Media Pembelajaran Pada dasarnya, media pembelajaran yang dipergunakan disusun dengan memperhatikan dan mempertimbangkan siapa pembelajarnya, bukan apa yang akan dibelajarkan melalui media pembelajaran tersebut. Oleh sebab itu, penggunaan media pembelajaran akan sangat dipengaruhi gaya belajar pembelajarnya. Dalam pembelajaran secara online, maka akan diperlukan informasi mengenai gaya belajar sebelum menentukan media pembelajaran yang akan dipergunakan. Di samping itu, penting juga memperhatikan karakteristik pembelajar masa kini. Menurut Oblinger (2004), pembelajar masa kini memiliki karakteristik: (a) melek teknologi digital, (b) perangkat komunikasi yang selalu on, (c) bersifat mobil, (d) eksperimental, dan (e) berorientasi pada komunitasnya. Dengan memperhatikan gaya belajar dan karakteristik pembelajarnya, maka kita bisa memperhatikan apa yang dinamaka Prinsip Multimedia. Prinsip Multimedia ini mempengaruhi desain dan pembelajaran mutimedia (Meyer, 2001:184). Prinsip Multimedia ini adalah sebagai berikut: a. Prinsip Multimedia: para pembelajar dapat belajar secara lebih baik dengan adanya grafik atau gambar dibandingkan hanya dengan kata-kata. b. Prinsip hubungan spasial: para pembelajar dapat belajar secara lebih baik manakala hubungan kata-kata dan gambar disajikan berdekatan satu sama lain c. Prinsip hubungan temporal: Para pembelajar dapat belajar secara lebih baik manakala hubungan kata-kata dan gambat disajikan secara bersamaan d. Prinsip koherensi: Para pembelajar dapat belajar secara lebih baik manakala kata-kata, gambar dan suara yang tidak saling berkaitan dihilangkan e. Prinsip modalitas: para pembelajar dapat belajar secara lebih baik dari namisasi dan narasi audio dibandingkan dengan animasi dan teks f. Prinsip redudansi: manusia memiliki kapasitas yang terbatas untuk memproses bahan belajar visual dan audio yang disajikan secara bersamaan, sehingga para pembelajar bisa belajar secara lebih baik dari animasi dan narasi dibandingkan dari kombinasi animasi dan teks yang tampil di layar g. Prinsip perbedaan-perbedaan individual: efek desain lebih kuat pada pembelajar berpengetahuan sedikit dibandingkan dengan pembelajar berpengetahuan banyak Sedangkan untuk penggunaan media pembelajaran, khususnya untuk pendidikan jarak jauh, penting untuk bisa mengenali taksonomi media pembelajaran. Dengan mengetahui dan memahami karakteristik masing-masing media dalam kegiatan pembelajaran yang bersifat synchronous dan asynchronous, maka bisa ditetapkan mana media yang paling tepat atau paling sesuai dengan kebutuhan dalam menyampaikan materi pembelajaran. Holden dan Westfall (2005:14) menunjukkan taksonomi media pembelajaran tersebut seperti pada berikut: Pengembangan Pusat Sumber Belajar Pendidikan Anak Usia Dini, 38 Pendidikan Nonformal Dan Informal
  • 43. Sumber: http://media.web.britannica.com/eb-media/15/100415-004-88F039C2.jpg xxx Tabel 4.2. Taksonomi Media Pembelajaran Pendidikan Jarak Jauh Synchronous Asynchronous Visual • Korespondensi (tertulis) (termasuk grafik) • Rekaman video Audio Konferensi audio Rekaman audio Visual & Audio • Televisi pendidikan satelit • Rekaman video e-learning • Pembelajaran berbasis • Telekonferensi video komputer • Pembelajaran berbasis • Pembelajaran berbasis web yang bersifat Web yang bersifat synchronous Asynchronous • Audiografis • Televisi pendidikan Selanjutnya Holden dan Westfall (2005:30-31) pun menunjukkan strategi- strategi pembelajaran yang dapat dipergunakan dalam proses pembelajaran dalam pembelajaran jarak jauh. Tabel berikut menyajikan strategi pembelajaran yang bisa dipergunakan dalam pembelajaran jarak jauh, yang tentunya juga akan menggunakan media pembelajaran yang diperlukan untuk penyampaian materi. Lebih dari itu, media pembelajaran pun juga menjadi tempat untuk menyemaikan potensi yang dimiliki peserta didik menjadi kompetensi yang diperlukannya dalam menjalai kehidupan profesional dan sosialnya serta pengembangan individualnya. Konsep PSB Berbasis TIK untuk PAUDNI 39
  • 44. Tabel 4.3. Strategi Pembelajaran Strategi Deskripsi Pembelajaran Deskripsi/Narasi Memungkinkan terjadinya transfer pembelajaran melalui pernyataan dan pengungkapan pengetahuan. Bila terjadi interaksi, strategi ini memungkinkan terjadinya peneguhan perialku, pertanyaan spontan, dialog dan interaksi sosial dengan umpan-balik langsung. Demonstrasi Alih keterampilan melalui penggambaran tugas-tugas prosedural, peristiwa, proses dan lain-lain. Permainan Peran Melibatkan penciptaan ulang situasi yang terkait dengan permasalahan dunia nyata sehingga peserta bertindak dengan menjalankan berbagai peran. Mendorong tumbuhnya pemahaman terhadap posisi dan sikap orang lain selian memahami prosedur yang perlu digunakan untuk mendiagnosa dan memecahkan permasalahan. Para pembelajar bisa saja mengasumsikan karakter, organisasi, jabatan profesional tertentu dan seterusnya.. Diskusi Terpandu Menunjang lingkungan pembelajaran dialektis atau synchronous, melalui pertukaran informasi secara spontan dan lepas. Mendorong pembelajaran yang aktif dan partisipatif yang menunjang alih pengetahuan melalui dialog. Para pembelajar membahas materi diskusi secara lebih mendalam, bertukar wawasan dan pengalaman serta menjawab pertanyaan. Simulasi Membuat replikasi atau meniru kenyataan dan memungkinkan terjadinya pengamatan yang berkesinambungan. Simulasi melahirkan model realistis dari satu lingkungan atau situasi nyata. Ilustrasi Menggambarkan konsep abstrak dengan contoh yang nyata, gamblang dan tegas. Membayangkan Membayangkan adalah visualisasi mental atas objek, kejadian, dan apa yang dilihat. Membayangkan memungkinkan dilakukan ointernalisasi citra visual yang terkait dengan informasi yang dipelajari. Membayangkan membantu menciptakan atau menciptakan kembali pengalaman dalam benak pembelajar. Membayangkan melibatkan indra- indra penglihatan, peraba, pendengaran, dan penciuman. Pemodelan Versi yang tertata rapi dan sederhana atas ciri-ciri yang menonjol dari satu objek atau konsep. Pengembangan Pusat Sumber Belajar Pendidikan Anak Usia Dini, 40 Pendidikan Nonformal Dan Informal
  • 45. Strategi Deskripsi Pembelajaran Urun Pendapat Urun pendapat adalah metode pemecahan masalah yang cukup teruji dan efektif yang tidak mengkritik situasi malah mendorong uapaya memahami secara imajinatif satu situasi, sehingga diharapkan adanya perpaduan pendapat dari banyaknya pendapat dan upaya melakukan perbaikan dilakukan. Urun pendapat dapat berlangsung di antara individu atau kelompok, serta mendorong munculnya ide-ide untuk menemukan metode yang efektif dalam memecahkan masalah. Studi Kasus Strategi pemecahan masalah yang serupa dengan simulasi yang dilakukan dengan menyajikan situasi realistis yang menuntut para pembelajar untuk memberikan tanggapannya dan mencari kemungkinan-kemungkinan memecahkan masalah tersebut. Pelatihan dan Praktik Pengulangan tugas atau perilaku sampai tercapai hasil belajar yang diharapkan. Memungkinkan terjadinya alih pengetahuan dari memori kerja ke memori jangka panjang. Menurut Holden dan Westfall (2005:35), proses pemilihan media pembelajaran merupakan proses dengan pendekatan sistematis yang didasari model desain sistem pembelajaran. Memilih media pembelajaran yang paling tepat untuk pembelajaran jarak jauh, dilakukan memperhatikan berbagai aspek. Masalah- masalah mendasar yang berkaitan dengan pembelajaran adalah (a) identifikasi kesenjangan antara pengetahuan dan keterampilan; (b) perangkat pengukuran dan penilaian yang efektif, (c) taraf interaksi di antara pembelajar dan antara pembelajar dan pendidik, (d) strategi pembelajaran yang dipergunakan, (e) kompleksitas konten pembelajaran, dan (f) tingkat perubahan konten pembelajaran. Sedangkan masalah penyampaian materi pembelajaran yang penting untuk diperhartikan adalah (a) ukuran jumlah pembelajar dan distribusinya, (b) biaya untuk penggunaan SDM yang dimiliki institusi atau menggunakan SDM dari luar, ketersediaan infrastruktur, dan perangkat keras untuk penyampaian bahan belajar seperti peralatan telekonferensi video, penerima satelit, sistem/konektivitas WAN/LAN, dan komputer/server, TV monitor, dan peralatan display. Bailey (2002) menunjukkan kegiatan pembelajaran berbasis TIK merupakan bagian dari kegiatan pembelajaran mutakhir. Ada kelebihan dan kekurangan dari pembelajaran berbasis TIK bila dibandingkan dengan pembelajaran konvensional. Namun tidak bisa dipungkiri juga, dalam dunia pendidikan mutakhir, pembvelajaran berbasis TIK sudah menjadi bagian penting kegiatan pendidikan pada semua jalur dan jenjang pendidikan. Kelebihan dan kekurangan pembelajaran berbasis TIK dibandingkan dengan pembelajaran konvensional adalah sebagai berikut. Konsep PSB Berbasis TIK untuk PAUDNI 41