2. KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberi kekuatan
kepada penyusun untuk menyelesaikan makalah ini.
Dalam rangka untuk menyelesaikan tugas makalah ini kami berusaha
menyusunnya dengan sebaik-baiknya dan bertujuan untuk memberikan penjelasan
kepada kami dan mahasiswa yang lain agar mengetahui tentang konsep olahraga dan
pendidikan jasmani.
Dengan disusunnya makalah ini kami harapkan para mahasiswa dapat
menambah pengetahuannya tentang konsep olahraga dan pendidikan jasmani tersebut
serta dapat mengambil hikmah dari makalah ini sehingga dapat diajarkan kepada
orang yang belum tahu.
Tanpa bantuan dari pihak-pihak yang bersangkutan kami pasti tidak dapat
menyelesaikan makalah ini dengan baik. Serta tidak lupa ucapan terima kasih kami
tujukan kepada Bapak Drs. H. Sunardi, M.Kes selaku dosen mata kuliah sejarah dan
filsafat olahraga.
Kekurangan dan kelemahan manusia pasti ada. Oleh karena itu kami mohon
kemakluman dan kami harap Bapak Dosen dapat membimbing kami lebih baik lagi
agar di kemudian hari bisa lebih baik dari sekarang.
Demikian dari kami apabila ada kekurangannya kami mohon maaf yang
sebesar-besarnya. Sekian dan terima kasih.
Penyusun.
3. DAFTAR ISI
Halaman Judul.................................................................................... i
Kata Pengantar .................................................................................. ii
Daftar Isi ........................................................................................ iii
BAB I: Latar Belakang....................................................................... 1
BAB II: Konsep Olahraga dan Pendidikan Jasmani ......................... 2
1. Pengertian Pendidikan Jasmani.................................................... 2
2. Pengertian Olahraga.................................................................... 4
3. Hubungan Olahraga dan Pendidikan Jasmani ............................... 4
BAB III: Penutup................................................................................ 7
1. Kesimpulan ..................................................................................7
2. Saran ..........................................................................................7
Daftar Pustaka.................................................................................... 8
4. BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar belakang
Konsep pendidikan jasmani merupakan bagian penting dalam proses
pendidikan. Artinya pendidikan jasmani bukan hanya dekorasi atau ornamen yang
titempel dalam program sekolah sebagai alat untuk membuat anak sibuk, tetapi
pendidikan jasmani adalah bagian yang terpenting dalam pendidikan. Melalui
pendidikan jasmani diarahkan dengan baik anak-anak akan mengembangkan
ketrampilan yang berguna bagi pengisian waktu senggang, terlibat dalam aktifas yang
konduksif untuk mengembangkan hidup sehat, berkembang secara sosial, dan
menyumbang pada kesehatan fisik dan mentalnya meskipun pendidikan jasmani
menawarkan kepada anak untuk bergembira, tidaklah tepat untuk mengatakan penjas
diselenggarakan semata-mata agar anak-anak bergembira dan bersenang-senang.
Jadi pendidikan jasmani diartikan sebagai proses pendidikan melalui aktivitas
jasmani atau olahraga. Inti pengertiaanya adalah mendidik anak. Yang
membedakannya dengan mata pelajaran lain adalah alat yang digunakan adalah gerak
insani, manusia yang bergerak secara sadar oleh gurunya dan diberikan dalam situasi
yang tepat, agar dapat merangsang pertumbuhan dan perkembangan anak didik.
Tujuan pendidikan jasmani yaitu memberi kesempatan kepada anak untuk
mempelajari berbagai kegiatan yang membina sekaligus mengembangkan potensi
anak baik dalam aspek fisik, mental,sosil, emosional dan moral. Singkatnya
pendidikan jasmani bertujuan mengembangkan potensi setiap anak setingi-tingginya
yaitu meliputi ranah kognitif, Psikomotor, dan afaktef. Jadi tidak salah jika para ahli
percaya bahwa pendidikan jasmani merupakan wahana yang paling tepat untuk
“membentuk manusia seutuhnya” karena pada dasarnya hasil riset telah menunjukan
adanya hasil psikologis yang positif dan keuntungan sosial dari keterlibatan anak
muda dalam aktifitas jasmani. Bukti terkuat adalah dalam lingkup self - esteem, dan
self concept dikalangan adolens. Selain itu juga ada bukti mengenai hubungan positif
anatara aktifitas jasmani dan kemampuan kognitif.
Temuan juga menunjukan hubungan negative antara aktifitas jasmani dan
sejumlah simtom psiko-somatik yang berarti menunjukan bahwa anak-anak muda
yang lebih aktif dalam olahraga dan aktivitas jasmani memiliki kemampuan yang
lebih tinggi mengatasi stress. Temuan juga serupa untuk gejala kenakalan dan
penyimpangan perilaku remaja.
2. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari pendidikan jasmani menurut beberapa para ahli?
2. Apa pengertian olahraga menurt para ahli ?
3. Apa hubungan pendidikan jasmani dan Olahraga?
3. Tujuan
1. Memahami pengertian pendidikan jasmani dari beberpa para ahl.
2. Memahami pengertian olah raga menurut dari beberapa para ahli
3. Memahami adanya hubungan antara pendidikan jasmani dan olahraga.
5. BAB II
PEMBAHASAN
A. Konsep –konsep pendidikan jasmani dan Olahraga secara umum
Pendidikan jasmani merupakan bagian integral dari sistem pendidikan secara
keseluruhan. Oleh karena itu, pelaksanaan pendidikan jasmani harus diarahkan pada
pencapaian tujuan pendidikan tersebut. Tujuan pendidikan jasmani bukan aktivitas
jasmani itu sendiri, tetapi untuk mengembangkan potensi siswa melalui aktivitas
jasmani.
Persepsi yang sempit dan keliru terhadap pendidikan jasmani akan
mengakibatkan nilai-nilai luhur dan tujuan pendidikan yang terkandung di dalamnya
tidak akan pernah tercapai. Orientasi pembelajaran harus disesuaikan, dengan
perkembangan anak, isi dan urusan materi serta cara penyampaian harus disesuaikan
sehingga menarik dan menyenangkan, sasaran pembelajaran ditujukan bukan hanya
mengembangkan keterampilan olahraga, tetapi perkembangan pribadi anak
seutuhnya. Konsep dasar pendidikan jasmani dan model pengajaran pendidikan
jasmani yang efektif perlu dipahami bagi orang yang hendak mengajar pendidikan
jasmani.
Pengertian pendidikan jasmani sering dikaburkan dengan konsep lain, dimana
pendididkan jasmani disamakan dengan setiap usaha atau kegiatan yang mengarah
pada pengembangan organ-organ tubuh manusia (body building), kesegaran jasmani
(physical fitness), kegiatan fisik (pysical activities), dan pengembangan keterampilan
(skill development). Pengertian itu memberikan pandangan yang sempit dan
menyesatkan arti pendidikan jasmani yang sebenarnya. walaupun memang benar
aktivitas fisik itu mempunyai tujuan tertentu, namun karena tidak dikaitkan dengan
tujuan pendidikan, maka kegiatan itu tidak mengandung unsur-unsur pedagogi.
Pendidikan jasmani bukan hanya merupakan aktivitas pengembangan fisik secara
terisolasi, akan tetapi harus berada dalam konteks pendidikan secara umum (general
education). Tentunya proses tersebut dilakukan dengan sadar dan melibatkan
interaksi sistematik antarpelakunya untuk mencapai tujuan yang ditetapkan.
Sedangkan olahraga adalah sebagai salah satu aktivitas fisik maupun psikis
seseorang yang berguna untuk menjaga dan meningkatkan kualitas kesehatan
seseorang setelah olahraga. “Olahraga” datang dari bhs Perancis Kuno desport yang
bermakna “kesenangan”, serta pengertian berbahasa Inggris tertua ditemukan seputar
th. 1300 yakni “segala hal yang mengasyikkan serta menghibur untuk manusia”.
Olahraga adalah satu diantara sumber utama dari hiburan karenanya ada pendukung
olahraga yang umumnya terbagi dalam beberapa besar orang dan bisa disiarkan lebih
luas lagi lewat tayangan olahraga.
Olahraga adalah kesibukan yang benar-benar utama untuk menjaga kesehatan
seorang. Olahraga juga adalah satu diantara cara utama untuk mereduksi stress.
Olahraga juga adalah satu tingkah laku aktif yang menggiatkan metabolisme serta
memengaruhi manfaat kelenjar didalam badan untuk menghasilkan system kekebalan
badan dalam usaha menjaga badan dari masalah penyakit dan stress. Oleh karenanya,
benar-benar disarankan pada tiap-tiap orang untuk lakukan aktivitas olahraga dengan
cara teratur serta tersetruktur dengan baik.
1. Pengertian Pendidikan Jasmani
Kata fisik atau jasmani (physical) menunjukkan pada tubuh atau badan
(body). Kata fisik seringkali digunakan sebagai referensi dalam berbagai karakteristik
jasmaniah, seperti kekuatan fisik (physical strenght), perkembangan fisik (physical
development), kecakapan fisik (physical prowess), kesehatan fisik (physical health).
dan penampilan fisik (physical appearance).
6. Kata fisik dibedakan dengan jiwa atau fikiran (mind). Oleh karena itu, jika
kata pendidikan (education) ditambahkan dalam kata fisik, maka membentuk frase
atau susunan kata pendidikan fisik atau pendidikan jasmani (physical education),
yakni menunjukkan proses pendidikan tentang aktivitas-aktivitas yang
mengembangkan dan memelihara tubuh manusia.
Nixon and Cozens (1963: 51) mengemukakan bahwa pendidikan jasmani
didefinisikan sebagai fase dari seluruh proses pendidikan yang berhubungan dengan
aktivitas dan respons otot yang giat dan berkaitan dengan perubahan yang dihasilkan
individu dari respons tersebut.
Dauer dan Pangrazi (1989: 1) mengemukakan bahwa pendidikan jasmani
adalah fase dari program pendidikan keseluruhan yang memberikan kontribusi,
terutama melalui pengalaman gerak, untuk pertumbuhan dan perkembangan secara
utuh untuk tiap anak. Pendidikan jasmani didefinisikan sebagai pendidikan dan
melalui gerak dan harus dilaksanakan dengan cara-cara yang tepat agar memiliki
makna bagi anak. Pendidikan jasmani merupakan program pembelajaran yang
memberikan perhatian yang proporsional dan memadai pada domain-domain
pembelajaran, yaitu psikomotor, kognitif, dan afektif.
Bucher, (1979). Mengemukakan pendidikan jasmani merupakan bagian
integral dari suatu proses pendidikan secara keseluruhan, adalah proses pendidikan
melalui kegiatan fisik yang dipilih untuk mengembangkan dan meningkatkan
kemampuan organik, neuromuskuler, interperatif, sosial, dan emosional.
Ateng (1993) mengemukakan; pendidikan jasmani merupakan bagian integral
dari pendidikan secara keseluruhan melalui berbagai kegiatan jasmani yang bertujuan
mengembangkan secara organik, neuromuskuler, intelektual dan emosional.
Definisi Pendidikan jasmani adalah suatu proses pendidikan melalui aktivitas
jasmani yang didesain untuk meningkatkan kebugaran jasmani, mengembangkan
keterampilan motorik, pengetahuan dan perilaku hidup sehat dan aktif, sikap sportif,
dan kecerdasan emosi. Lingkungan belajar diatur secara seksama untuk
meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan seluruh ranah, jasmani, psikomotorik,
kognitif, dan afektif setiap siswa.
2. Pengertian Olahraga
Makna olahraga menurut ensiklopedia Indonesia adalah gerak badan yang
dilakukan oleh satu orang atau lebih yang merupakan regu atau rombongan.
Sedangkan dalam Webster’s New Collegiate Dictonary (1980) yaitu ikut serta dalam
aktivitas fisik untuk mendapatkan kesenangan, dan aktivitas khusus seperti berburu
atau dalam olahraga pertandingan (athletic games di Amerika Serikat).
UNESCO mendefinisikan olahraga sebagai “setiap aktivitas fisik berupa
permainan yang berisikan perjuangan melawan unsur-unsur alam, orang lain, ataupun
diri sendiri”. Sedangkan Dewan Eropa merumuskan olahraga sebagai “aktivitas
spontan, bebas dan dilaksanakan dalam waktu luang”. Definisi terakhir ini merupakan
cikal bakal panji olahraga di dunia “Sport for All” dan di Indonesia tahun 1983,
“memasyarakatkan olahraga dan mengolahragaka masyarakat” (Rusli dan
Sumardianto,2000: 6).
Menurut Cholik Mutohir olahraga adalah proses sistematik yang berupa
segala kegiatan atau usaha yang dapat mendorong mengembangkan, dan membina
potensi-potensi jasmaniah dan rohaniah seseorang sebagai perorangan atau anggota
masyarakat dalam bentuk permainan, perlombaan/pertandingan, dan prestasi puncak
dalam pembentukan manusia Indonesia seutuhnya yang berkualitas berdasarkan
Pancasila.
Untuk penjelasan pengertian olahraga menurut Edward (1973) olahraga harus
bergerak dari konsep bermain, games, dan sport. Ruang lingkup bermain mempunyai
karakteristik antara lain; a. Terpisah dari rutinitas, b. Bebas, c. Tidak produktif, d.
Menggunakan peraturan yang tidak baku. Ruang lingkup pada games mempunyai
7. karakteristik; a. ada kompetisi, b. hasil ditentukan oleh keterampilan fisik, strategi,
kesempatan. Sedangkan ruang lingkup sport; permainan yang dilembagakan.
3. Hubungan Olahraga dan Pendidikan Jasmani
Dalam memahami arti pendidikan jasmani, kita harus juga
mempertimbangkan hubungan antara bermain (play) dan olahraga (sport), sebagai
istilah yang lebih dahulu populer dan lebih sering digunakan dalam konteks kegiatan
sehari-hari. Pemahaman tersebut akan membantu para guru atau masyarakat dalam
memahami peranan dan fungsi pendidikan jasmani secara lebih konseptual.
Bermain pada intinya adalah aktivitas yang digunakan sebagai hiburan. Kita
mengartikan bermain sebagai hiburan yang bersifat fisikal yang tidak kompetitif,
meskipun bermain tidak harus selalu bersifat fisik. Bermain bukanlah berarti olahraga
dan pendidikan jasmani, meskipun elemen dari bermain dapat ditemukan di dalam
keduanya. Olahraga di pihak lain adalah suatu bentuk bermain yang terorganisir dan
bersifat kompetitif. Beberapa ahli memandang bahwa olahraga semata-mata suatu
bentuk permainan yang terorganisasi, yang menempatkannya lebih dekat kepada
istilah pendidikan jasmani. Akan tetapi, pengujian yang lebih cermat menunjukkan
bahwa secara tradisional, olahraga melibatkan aktivitas kompetitif.
Ketika kita menunjuk pada olahraga sebagai aktivitas kompetitif yang
terorganisir, kita mengartikannya bahwa aktivitas itu sudah disempurnakan dan
diformalkan hingga kadar tertentu, sehingga memiliki beberapa bentuk dan proses
tetap yang terlibat. Peraturan, misalnya, baik tertulis maupun tak tertulis, digunakan
atau dipakai dalam aktivitas tersebut, dan aturan atau prosedur tersebut tidak dapat
diubah selama kegiatan berlangsung, kecuali atas kesepakatan semua pihak yang
terlibat.
Di atas semua pengertian itu, olahraga adalah aktivitas kompetitif. Kita tidak
dapat mengartikan olahraga tanpa memikirkan kompetisi, sehingga tanpa kompetisi
itu, olahraga berubah menjadi semata-mata bermain atau rekreasi. Bermain,
karenanya pada satu saat menjadi olahraga, tetapi sebaliknya, olahraga tidak pernah
hanya semata-mata bermain; karena aspek kompetitif teramat penting dalam
hakikatnya.
Di pihak lain, pendidikan jasmani mengandung elemen baik dari bermain
maupun dari olahraga, tetapi tidak berarti hanya salah satu saja, atau tidak juga harus
selalu seimbang di antara keduanya. Sebagaimana dimengerti dari kata-katanya,
pendidikan jasmani adalah aktivitas jasmani yang memiliki tujuan kependidikan
tertentu. Pendidikan Jasmani bersifat fisik dalam aktivitasnya dan penjas
dilaksanakan untuk mendidik. Hal itu tidak bisa berlaku bagi bermain dan olahraga,
meskipun keduanya selalu digunakan dalam proses kependidikan.
Bermain, olahraga dan pendidikan jasmani melibatkan bentuk-bentuk
gerakan, dan ketiganya dapat melumat secara pas dalam konteks pendidikan jika
digunakan untuk tujuan-tujuan kependidikan. Bermain dapat membuat rileks dan
menghibur tanpa adanya tujuan pendidikan, seperti juga olahraga tetap eksis tanpa
ada tujuan kependidikan. Misalnya, olahraga profesional (di Amerika umumnya
disebut athletics) dianggap tidak punya misi kependidikan apa-apa, tetapi tetap
disebut sebagai olahraga. Olahraga dan bermain dapat eksis meskipun secara murni
untuk kepentingan kesenangan, untuk kepentingan pendidikan, atau untuk kombinasi
keduanya. Kesenangan dan pendidikan tidak harus dipisahkan secara eksklusif;
keduanya dapat dan harus beriringan bersama.
8. BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Beberapa pelajaran mengenai konsep olahraga dan pendidikan jasmani serta
hal-hal lain yang menerangkan tentang konsep tersebut telah teruraikan dalam
makalah ini walau mungkin tak sempurna dan masih banyak kekurangan di
dalamnya.
B. Saran
Dari beberapa hal di atas saya berpendapat bahwa Pendidikan Jasmani dapat
berdampingan/ sejajar dengan Olahraga, dimana saya memandang dari beberapa
aspek seperti halnya ; Pendidikan jasmani yang benar dan olahraga yang benar akan
memberikan sumbangan yang sangat berarti terhadap pendidikan anak secara
keseluruhan . Hal nyata yang diperoleh dalam pendidikan jasmani dan olahraga
adalah perkembangan yang lengkap, meliputi aspek fisik, mental, emosi, sosial dan
moral. Saya percaya bahwa pendidikan jasmani dan olahraga merupakan wahana
yang paling tepat untuk “ membentuk manusia seutuhnya”.