SlideShare a Scribd company logo
1 of 9
MAKALAH
KONSEP OLAHRAGA DAN PENDIDIKAN JASMANI
PENDIDIKAN KEPELATIHAN OLAHRAGA 2010
JPOK FKIP UNS
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberi kekuatan
kepada penyusun untuk menyelesaikan makalah ini.
Dalam rangka untuk menyelesaikan tugas makalah ini kami berusaha
menyusunnya dengan sebaik-baiknya dan bertujuan untuk memberikan penjelasan
kepada kami dan mahasiswa yang lain agar mengetahui tentang konsep olahraga dan
pendidikan jasmani.
Dengan disusunnya makalah ini kami harapkan para mahasiswa dapat
menambah pengetahuannya tentang konsep olahraga dan pendidikan jasmani tersebut
serta dapat mengambil hikmah dari makalah ini sehingga dapat diajarkan kepada
orang yang belum tahu.
Tanpa bantuan dari pihak-pihak yang bersangkutan kami pasti tidak dapat
menyelesaikan makalah ini dengan baik. Serta tidak lupa ucapan terima kasih kami
tujukan kepada Bapak Drs. H. Sunardi, M.Kes selaku dosen mata kuliah sejarah dan
filsafat olahraga.
Kekurangan dan kelemahan manusia pasti ada. Oleh karena itu kami mohon
kemakluman dan kami harap Bapak Dosen dapat membimbing kami lebih baik lagi
agar di kemudian hari bisa lebih baik dari sekarang.
Demikian dari kami apabila ada kekurangannya kami mohon maaf yang
sebesar-besarnya. Sekian dan terima kasih.
Penyusun.
DAFTAR ISI
Halaman Judul.................................................................................... i
Kata Pengantar .................................................................................. ii
Daftar Isi ........................................................................................ iii
BAB I: Latar Belakang....................................................................... 1
BAB II: Konsep Olahraga dan Pendidikan Jasmani ......................... 2
1. Pengertian Pendidikan Jasmani.................................................... 2
2. Pengertian Olahraga.................................................................... 4
3. Hubungan Olahraga dan Pendidikan Jasmani ............................... 4
BAB III: Penutup................................................................................ 7
1. Kesimpulan ..................................................................................7
2. Saran ..........................................................................................7
Daftar Pustaka.................................................................................... 8
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar belakang
Konsep pendidikan jasmani merupakan bagian penting dalam proses
pendidikan. Artinya pendidikan jasmani bukan hanya dekorasi atau ornamen yang
titempel dalam program sekolah sebagai alat untuk membuat anak sibuk, tetapi
pendidikan jasmani adalah bagian yang terpenting dalam pendidikan. Melalui
pendidikan jasmani diarahkan dengan baik anak-anak akan mengembangkan
ketrampilan yang berguna bagi pengisian waktu senggang, terlibat dalam aktifas yang
konduksif untuk mengembangkan hidup sehat, berkembang secara sosial, dan
menyumbang pada kesehatan fisik dan mentalnya meskipun pendidikan jasmani
menawarkan kepada anak untuk bergembira, tidaklah tepat untuk mengatakan penjas
diselenggarakan semata-mata agar anak-anak bergembira dan bersenang-senang.
Jadi pendidikan jasmani diartikan sebagai proses pendidikan melalui aktivitas
jasmani atau olahraga. Inti pengertiaanya adalah mendidik anak. Yang
membedakannya dengan mata pelajaran lain adalah alat yang digunakan adalah gerak
insani, manusia yang bergerak secara sadar oleh gurunya dan diberikan dalam situasi
yang tepat, agar dapat merangsang pertumbuhan dan perkembangan anak didik.
Tujuan pendidikan jasmani yaitu memberi kesempatan kepada anak untuk
mempelajari berbagai kegiatan yang membina sekaligus mengembangkan potensi
anak baik dalam aspek fisik, mental,sosil, emosional dan moral. Singkatnya
pendidikan jasmani bertujuan mengembangkan potensi setiap anak setingi-tingginya
yaitu meliputi ranah kognitif, Psikomotor, dan afaktef. Jadi tidak salah jika para ahli
percaya bahwa pendidikan jasmani merupakan wahana yang paling tepat untuk
“membentuk manusia seutuhnya” karena pada dasarnya hasil riset telah menunjukan
adanya hasil psikologis yang positif dan keuntungan sosial dari keterlibatan anak
muda dalam aktifitas jasmani. Bukti terkuat adalah dalam lingkup self - esteem, dan
self concept dikalangan adolens. Selain itu juga ada bukti mengenai hubungan positif
anatara aktifitas jasmani dan kemampuan kognitif.
Temuan juga menunjukan hubungan negative antara aktifitas jasmani dan
sejumlah simtom psiko-somatik yang berarti menunjukan bahwa anak-anak muda
yang lebih aktif dalam olahraga dan aktivitas jasmani memiliki kemampuan yang
lebih tinggi mengatasi stress. Temuan juga serupa untuk gejala kenakalan dan
penyimpangan perilaku remaja.
2. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari pendidikan jasmani menurut beberapa para ahli?
2. Apa pengertian olahraga menurt para ahli ?
3. Apa hubungan pendidikan jasmani dan Olahraga?
3. Tujuan
1. Memahami pengertian pendidikan jasmani dari beberpa para ahl.
2. Memahami pengertian olah raga menurut dari beberapa para ahli
3. Memahami adanya hubungan antara pendidikan jasmani dan olahraga.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Konsep –konsep pendidikan jasmani dan Olahraga secara umum
Pendidikan jasmani merupakan bagian integral dari sistem pendidikan secara
keseluruhan. Oleh karena itu, pelaksanaan pendidikan jasmani harus diarahkan pada
pencapaian tujuan pendidikan tersebut. Tujuan pendidikan jasmani bukan aktivitas
jasmani itu sendiri, tetapi untuk mengembangkan potensi siswa melalui aktivitas
jasmani.
Persepsi yang sempit dan keliru terhadap pendidikan jasmani akan
mengakibatkan nilai-nilai luhur dan tujuan pendidikan yang terkandung di dalamnya
tidak akan pernah tercapai. Orientasi pembelajaran harus disesuaikan, dengan
perkembangan anak, isi dan urusan materi serta cara penyampaian harus disesuaikan
sehingga menarik dan menyenangkan, sasaran pembelajaran ditujukan bukan hanya
mengembangkan keterampilan olahraga, tetapi perkembangan pribadi anak
seutuhnya. Konsep dasar pendidikan jasmani dan model pengajaran pendidikan
jasmani yang efektif perlu dipahami bagi orang yang hendak mengajar pendidikan
jasmani.
Pengertian pendidikan jasmani sering dikaburkan dengan konsep lain, dimana
pendididkan jasmani disamakan dengan setiap usaha atau kegiatan yang mengarah
pada pengembangan organ-organ tubuh manusia (body building), kesegaran jasmani
(physical fitness), kegiatan fisik (pysical activities), dan pengembangan keterampilan
(skill development). Pengertian itu memberikan pandangan yang sempit dan
menyesatkan arti pendidikan jasmani yang sebenarnya. walaupun memang benar
aktivitas fisik itu mempunyai tujuan tertentu, namun karena tidak dikaitkan dengan
tujuan pendidikan, maka kegiatan itu tidak mengandung unsur-unsur pedagogi.
Pendidikan jasmani bukan hanya merupakan aktivitas pengembangan fisik secara
terisolasi, akan tetapi harus berada dalam konteks pendidikan secara umum (general
education). Tentunya proses tersebut dilakukan dengan sadar dan melibatkan
interaksi sistematik antarpelakunya untuk mencapai tujuan yang ditetapkan.
Sedangkan olahraga adalah sebagai salah satu aktivitas fisik maupun psikis
seseorang yang berguna untuk menjaga dan meningkatkan kualitas kesehatan
seseorang setelah olahraga. “Olahraga” datang dari bhs Perancis Kuno desport yang
bermakna “kesenangan”, serta pengertian berbahasa Inggris tertua ditemukan seputar
th. 1300 yakni “segala hal yang mengasyikkan serta menghibur untuk manusia”.
Olahraga adalah satu diantara sumber utama dari hiburan karenanya ada pendukung
olahraga yang umumnya terbagi dalam beberapa besar orang dan bisa disiarkan lebih
luas lagi lewat tayangan olahraga.
Olahraga adalah kesibukan yang benar-benar utama untuk menjaga kesehatan
seorang. Olahraga juga adalah satu diantara cara utama untuk mereduksi stress.
Olahraga juga adalah satu tingkah laku aktif yang menggiatkan metabolisme serta
memengaruhi manfaat kelenjar didalam badan untuk menghasilkan system kekebalan
badan dalam usaha menjaga badan dari masalah penyakit dan stress. Oleh karenanya,
benar-benar disarankan pada tiap-tiap orang untuk lakukan aktivitas olahraga dengan
cara teratur serta tersetruktur dengan baik.
1. Pengertian Pendidikan Jasmani
Kata fisik atau jasmani (physical) menunjukkan pada tubuh atau badan
(body). Kata fisik seringkali digunakan sebagai referensi dalam berbagai karakteristik
jasmaniah, seperti kekuatan fisik (physical strenght), perkembangan fisik (physical
development), kecakapan fisik (physical prowess), kesehatan fisik (physical health).
dan penampilan fisik (physical appearance).
Kata fisik dibedakan dengan jiwa atau fikiran (mind). Oleh karena itu, jika
kata pendidikan (education) ditambahkan dalam kata fisik, maka membentuk frase
atau susunan kata pendidikan fisik atau pendidikan jasmani (physical education),
yakni menunjukkan proses pendidikan tentang aktivitas-aktivitas yang
mengembangkan dan memelihara tubuh manusia.
Nixon and Cozens (1963: 51) mengemukakan bahwa pendidikan jasmani
didefinisikan sebagai fase dari seluruh proses pendidikan yang berhubungan dengan
aktivitas dan respons otot yang giat dan berkaitan dengan perubahan yang dihasilkan
individu dari respons tersebut.
Dauer dan Pangrazi (1989: 1) mengemukakan bahwa pendidikan jasmani
adalah fase dari program pendidikan keseluruhan yang memberikan kontribusi,
terutama melalui pengalaman gerak, untuk pertumbuhan dan perkembangan secara
utuh untuk tiap anak. Pendidikan jasmani didefinisikan sebagai pendidikan dan
melalui gerak dan harus dilaksanakan dengan cara-cara yang tepat agar memiliki
makna bagi anak. Pendidikan jasmani merupakan program pembelajaran yang
memberikan perhatian yang proporsional dan memadai pada domain-domain
pembelajaran, yaitu psikomotor, kognitif, dan afektif.
Bucher, (1979). Mengemukakan pendidikan jasmani merupakan bagian
integral dari suatu proses pendidikan secara keseluruhan, adalah proses pendidikan
melalui kegiatan fisik yang dipilih untuk mengembangkan dan meningkatkan
kemampuan organik, neuromuskuler, interperatif, sosial, dan emosional.
Ateng (1993) mengemukakan; pendidikan jasmani merupakan bagian integral
dari pendidikan secara keseluruhan melalui berbagai kegiatan jasmani yang bertujuan
mengembangkan secara organik, neuromuskuler, intelektual dan emosional.
Definisi Pendidikan jasmani adalah suatu proses pendidikan melalui aktivitas
jasmani yang didesain untuk meningkatkan kebugaran jasmani, mengembangkan
keterampilan motorik, pengetahuan dan perilaku hidup sehat dan aktif, sikap sportif,
dan kecerdasan emosi. Lingkungan belajar diatur secara seksama untuk
meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan seluruh ranah, jasmani, psikomotorik,
kognitif, dan afektif setiap siswa.
2. Pengertian Olahraga
Makna olahraga menurut ensiklopedia Indonesia adalah gerak badan yang
dilakukan oleh satu orang atau lebih yang merupakan regu atau rombongan.
Sedangkan dalam Webster’s New Collegiate Dictonary (1980) yaitu ikut serta dalam
aktivitas fisik untuk mendapatkan kesenangan, dan aktivitas khusus seperti berburu
atau dalam olahraga pertandingan (athletic games di Amerika Serikat).
UNESCO mendefinisikan olahraga sebagai “setiap aktivitas fisik berupa
permainan yang berisikan perjuangan melawan unsur-unsur alam, orang lain, ataupun
diri sendiri”. Sedangkan Dewan Eropa merumuskan olahraga sebagai “aktivitas
spontan, bebas dan dilaksanakan dalam waktu luang”. Definisi terakhir ini merupakan
cikal bakal panji olahraga di dunia “Sport for All” dan di Indonesia tahun 1983,
“memasyarakatkan olahraga dan mengolahragaka masyarakat” (Rusli dan
Sumardianto,2000: 6).
Menurut Cholik Mutohir olahraga adalah proses sistematik yang berupa
segala kegiatan atau usaha yang dapat mendorong mengembangkan, dan membina
potensi-potensi jasmaniah dan rohaniah seseorang sebagai perorangan atau anggota
masyarakat dalam bentuk permainan, perlombaan/pertandingan, dan prestasi puncak
dalam pembentukan manusia Indonesia seutuhnya yang berkualitas berdasarkan
Pancasila.
Untuk penjelasan pengertian olahraga menurut Edward (1973) olahraga harus
bergerak dari konsep bermain, games, dan sport. Ruang lingkup bermain mempunyai
karakteristik antara lain; a. Terpisah dari rutinitas, b. Bebas, c. Tidak produktif, d.
Menggunakan peraturan yang tidak baku. Ruang lingkup pada games mempunyai
karakteristik; a. ada kompetisi, b. hasil ditentukan oleh keterampilan fisik, strategi,
kesempatan. Sedangkan ruang lingkup sport; permainan yang dilembagakan.
3. Hubungan Olahraga dan Pendidikan Jasmani
Dalam memahami arti pendidikan jasmani, kita harus juga
mempertimbangkan hubungan antara bermain (play) dan olahraga (sport), sebagai
istilah yang lebih dahulu populer dan lebih sering digunakan dalam konteks kegiatan
sehari-hari. Pemahaman tersebut akan membantu para guru atau masyarakat dalam
memahami peranan dan fungsi pendidikan jasmani secara lebih konseptual.
Bermain pada intinya adalah aktivitas yang digunakan sebagai hiburan. Kita
mengartikan bermain sebagai hiburan yang bersifat fisikal yang tidak kompetitif,
meskipun bermain tidak harus selalu bersifat fisik. Bermain bukanlah berarti olahraga
dan pendidikan jasmani, meskipun elemen dari bermain dapat ditemukan di dalam
keduanya. Olahraga di pihak lain adalah suatu bentuk bermain yang terorganisir dan
bersifat kompetitif. Beberapa ahli memandang bahwa olahraga semata-mata suatu
bentuk permainan yang terorganisasi, yang menempatkannya lebih dekat kepada
istilah pendidikan jasmani. Akan tetapi, pengujian yang lebih cermat menunjukkan
bahwa secara tradisional, olahraga melibatkan aktivitas kompetitif.
Ketika kita menunjuk pada olahraga sebagai aktivitas kompetitif yang
terorganisir, kita mengartikannya bahwa aktivitas itu sudah disempurnakan dan
diformalkan hingga kadar tertentu, sehingga memiliki beberapa bentuk dan proses
tetap yang terlibat. Peraturan, misalnya, baik tertulis maupun tak tertulis, digunakan
atau dipakai dalam aktivitas tersebut, dan aturan atau prosedur tersebut tidak dapat
diubah selama kegiatan berlangsung, kecuali atas kesepakatan semua pihak yang
terlibat.
Di atas semua pengertian itu, olahraga adalah aktivitas kompetitif. Kita tidak
dapat mengartikan olahraga tanpa memikirkan kompetisi, sehingga tanpa kompetisi
itu, olahraga berubah menjadi semata-mata bermain atau rekreasi. Bermain,
karenanya pada satu saat menjadi olahraga, tetapi sebaliknya, olahraga tidak pernah
hanya semata-mata bermain; karena aspek kompetitif teramat penting dalam
hakikatnya.
Di pihak lain, pendidikan jasmani mengandung elemen baik dari bermain
maupun dari olahraga, tetapi tidak berarti hanya salah satu saja, atau tidak juga harus
selalu seimbang di antara keduanya. Sebagaimana dimengerti dari kata-katanya,
pendidikan jasmani adalah aktivitas jasmani yang memiliki tujuan kependidikan
tertentu. Pendidikan Jasmani bersifat fisik dalam aktivitasnya dan penjas
dilaksanakan untuk mendidik. Hal itu tidak bisa berlaku bagi bermain dan olahraga,
meskipun keduanya selalu digunakan dalam proses kependidikan.
Bermain, olahraga dan pendidikan jasmani melibatkan bentuk-bentuk
gerakan, dan ketiganya dapat melumat secara pas dalam konteks pendidikan jika
digunakan untuk tujuan-tujuan kependidikan. Bermain dapat membuat rileks dan
menghibur tanpa adanya tujuan pendidikan, seperti juga olahraga tetap eksis tanpa
ada tujuan kependidikan. Misalnya, olahraga profesional (di Amerika umumnya
disebut athletics) dianggap tidak punya misi kependidikan apa-apa, tetapi tetap
disebut sebagai olahraga. Olahraga dan bermain dapat eksis meskipun secara murni
untuk kepentingan kesenangan, untuk kepentingan pendidikan, atau untuk kombinasi
keduanya. Kesenangan dan pendidikan tidak harus dipisahkan secara eksklusif;
keduanya dapat dan harus beriringan bersama.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Beberapa pelajaran mengenai konsep olahraga dan pendidikan jasmani serta
hal-hal lain yang menerangkan tentang konsep tersebut telah teruraikan dalam
makalah ini walau mungkin tak sempurna dan masih banyak kekurangan di
dalamnya.
B. Saran
Dari beberapa hal di atas saya berpendapat bahwa Pendidikan Jasmani dapat
berdampingan/ sejajar dengan Olahraga, dimana saya memandang dari beberapa
aspek seperti halnya ; Pendidikan jasmani yang benar dan olahraga yang benar akan
memberikan sumbangan yang sangat berarti terhadap pendidikan anak secara
keseluruhan . Hal nyata yang diperoleh dalam pendidikan jasmani dan olahraga
adalah perkembangan yang lengkap, meliputi aspek fisik, mental, emosi, sosial dan
moral. Saya percaya bahwa pendidikan jasmani dan olahraga merupakan wahana
yang paling tepat untuk “ membentuk manusia seutuhnya”.
DAFTAR PUSTAKA
http://geraksehat.wordpress.com
http://www.rancahbetah.info
http://wengayo.blogspot.com
http://rosy46nelli.wordpress.com

More Related Content

What's hot

Ringkasan Materi Kuliah PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK
Ringkasan Materi Kuliah PERKEMBANGAN  PESERTA DIDIKRingkasan Materi Kuliah PERKEMBANGAN  PESERTA DIDIK
Ringkasan Materi Kuliah PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK
sintaroyani
 
Perkembangan bahasa peserta didik
Perkembangan bahasa peserta didikPerkembangan bahasa peserta didik
Perkembangan bahasa peserta didik
Poetra Chebhungsu
 
Prestasi olahraga dan olahraga prestasi
Prestasi olahraga dan olahraga prestasiPrestasi olahraga dan olahraga prestasi
Prestasi olahraga dan olahraga prestasi
S Gunawan
 
Contoh Proposal Penelitian Sederhana bagi kelas 3 SMA
Contoh Proposal Penelitian Sederhana bagi kelas 3 SMAContoh Proposal Penelitian Sederhana bagi kelas 3 SMA
Contoh Proposal Penelitian Sederhana bagi kelas 3 SMA
Ridho Satria
 

What's hot (20)

Ringkasan Materi Kuliah PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK
Ringkasan Materi Kuliah PERKEMBANGAN  PESERTA DIDIKRingkasan Materi Kuliah PERKEMBANGAN  PESERTA DIDIK
Ringkasan Materi Kuliah PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK
 
MAKALAH PESAWAT SEDERHANA
MAKALAH PESAWAT SEDERHANAMAKALAH PESAWAT SEDERHANA
MAKALAH PESAWAT SEDERHANA
 
Perkembangan bahasa peserta didik
Perkembangan bahasa peserta didikPerkembangan bahasa peserta didik
Perkembangan bahasa peserta didik
 
Makalah kebugaran jasmani
Makalah kebugaran jasmaniMakalah kebugaran jasmani
Makalah kebugaran jasmani
 
Makalah Olahraga Renang
Makalah Olahraga RenangMakalah Olahraga Renang
Makalah Olahraga Renang
 
Makalah ilmu Pendidikan Perkembangan Fisik Peserta Didik
Makalah ilmu Pendidikan Perkembangan Fisik Peserta DidikMakalah ilmu Pendidikan Perkembangan Fisik Peserta Didik
Makalah ilmu Pendidikan Perkembangan Fisik Peserta Didik
 
MAKALAH Tugas kelompok 1 PASCASARJANA SABURAI ANGKATAN 15-ED
MAKALAH Tugas kelompok 1 PASCASARJANA SABURAI ANGKATAN 15-EDMAKALAH Tugas kelompok 1 PASCASARJANA SABURAI ANGKATAN 15-ED
MAKALAH Tugas kelompok 1 PASCASARJANA SABURAI ANGKATAN 15-ED
 
Ppt pemanasan global
Ppt pemanasan globalPpt pemanasan global
Ppt pemanasan global
 
Prestasi olahraga dan olahraga prestasi
Prestasi olahraga dan olahraga prestasiPrestasi olahraga dan olahraga prestasi
Prestasi olahraga dan olahraga prestasi
 
Laporan Observasi Sekolah Dasar
Laporan Observasi Sekolah DasarLaporan Observasi Sekolah Dasar
Laporan Observasi Sekolah Dasar
 
3. perkembangan ham di dunia
3. perkembangan ham di dunia3. perkembangan ham di dunia
3. perkembangan ham di dunia
 
contoh Bab 1. pendahuluan makalah
contoh Bab 1. pendahuluan makalahcontoh Bab 1. pendahuluan makalah
contoh Bab 1. pendahuluan makalah
 
Lembar pengesahan
Lembar pengesahanLembar pengesahan
Lembar pengesahan
 
Makalah agama-
Makalah agama-Makalah agama-
Makalah agama-
 
Persamaan dan perbedaan kurikulum ktsp dengan kurikulum 2013
Persamaan dan perbedaan kurikulum ktsp dengan kurikulum 2013Persamaan dan perbedaan kurikulum ktsp dengan kurikulum 2013
Persamaan dan perbedaan kurikulum ktsp dengan kurikulum 2013
 
Buku Paket Kelas 10 - PPKN
Buku Paket Kelas 10 - PPKNBuku Paket Kelas 10 - PPKN
Buku Paket Kelas 10 - PPKN
 
Senam Lantai
Senam LantaiSenam Lantai
Senam Lantai
 
Contoh Proposal Penelitian Sederhana bagi kelas 3 SMA
Contoh Proposal Penelitian Sederhana bagi kelas 3 SMAContoh Proposal Penelitian Sederhana bagi kelas 3 SMA
Contoh Proposal Penelitian Sederhana bagi kelas 3 SMA
 
Makalah hubungan olahraga dengan kesehatan
Makalah hubungan olahraga dengan kesehatanMakalah hubungan olahraga dengan kesehatan
Makalah hubungan olahraga dengan kesehatan
 
5 permasalahan ekonomi di indonesia
5 permasalahan ekonomi di indonesia5 permasalahan ekonomi di indonesia
5 permasalahan ekonomi di indonesia
 

Similar to Makalah pendidikan jasmani dan olahraga

MAKALAH_FILSAFAT_OLAHRAGA_KELOMPOK 5_ POR2C.pdf
MAKALAH_FILSAFAT_OLAHRAGA_KELOMPOK 5_ POR2C.pdfMAKALAH_FILSAFAT_OLAHRAGA_KELOMPOK 5_ POR2C.pdf
MAKALAH_FILSAFAT_OLAHRAGA_KELOMPOK 5_ POR2C.pdf
ssuser19b5af
 
Pj 1311 pengenalan kepada pendidikan jasmani
Pj 1311 pengenalan kepada pendidikan jasmaniPj 1311 pengenalan kepada pendidikan jasmani
Pj 1311 pengenalan kepada pendidikan jasmani
Kavitha Moorthi
 
Tiga domain yang membentuk nilai pendidikan dalam pendidikan jasmani
Tiga domain yang membentuk nilai pendidikan dalam pendidikan jasmaniTiga domain yang membentuk nilai pendidikan dalam pendidikan jasmani
Tiga domain yang membentuk nilai pendidikan dalam pendidikan jasmani
Wai Jey Ying
 
MATERI 2 PARADIGMA BARU PJOK kkg bakung.pptx
MATERI 2 PARADIGMA  BARU PJOK kkg bakung.pptxMATERI 2 PARADIGMA  BARU PJOK kkg bakung.pptx
MATERI 2 PARADIGMA BARU PJOK kkg bakung.pptx
Fajar946583
 
sukan rekreasi
sukan rekreasisukan rekreasi
sukan rekreasi
Halil Chik
 

Similar to Makalah pendidikan jasmani dan olahraga (20)

filsafat olahraga - Copy.docx
filsafat olahraga - Copy.docxfilsafat olahraga - Copy.docx
filsafat olahraga - Copy.docx
 
MAKALAH_FILSAFAT_OLAHRAGA_KELOMPOK 5_ POR2C.pdf
MAKALAH_FILSAFAT_OLAHRAGA_KELOMPOK 5_ POR2C.pdfMAKALAH_FILSAFAT_OLAHRAGA_KELOMPOK 5_ POR2C.pdf
MAKALAH_FILSAFAT_OLAHRAGA_KELOMPOK 5_ POR2C.pdf
 
Peran Pendidikan Jasmani Sebagai Pembentuk Karakter dan Watak Anak
Peran Pendidikan Jasmani Sebagai Pembentuk Karakter dan Watak AnakPeran Pendidikan Jasmani Sebagai Pembentuk Karakter dan Watak Anak
Peran Pendidikan Jasmani Sebagai Pembentuk Karakter dan Watak Anak
 
Makalah penjaskes
Makalah penjaskes Makalah penjaskes
Makalah penjaskes
 
Pj 1311 pengenalan kepada pendidikan jasmani
Pj 1311 pengenalan kepada pendidikan jasmaniPj 1311 pengenalan kepada pendidikan jasmani
Pj 1311 pengenalan kepada pendidikan jasmani
 
Review jurnal
Review jurnalReview jurnal
Review jurnal
 
6103420043_Yahya Nur Permana_Sport Of History.pptx
6103420043_Yahya Nur Permana_Sport Of History.pptx6103420043_Yahya Nur Permana_Sport Of History.pptx
6103420043_Yahya Nur Permana_Sport Of History.pptx
 
Pengaruh pendidikan jasmani terhadap kecerdasan intelejensi emosi dan spiritu...
Pengaruh pendidikan jasmani terhadap kecerdasan intelejensi emosi dan spiritu...Pengaruh pendidikan jasmani terhadap kecerdasan intelejensi emosi dan spiritu...
Pengaruh pendidikan jasmani terhadap kecerdasan intelejensi emosi dan spiritu...
 
artikel baru.pdf
artikel baru.pdfartikel baru.pdf
artikel baru.pdf
 
Potret penjasorkes di sekolah dasar
Potret penjasorkes di sekolah dasarPotret penjasorkes di sekolah dasar
Potret penjasorkes di sekolah dasar
 
Tiga domain yang membentuk nilai pendidikan dalam pendidikan jasmani
Tiga domain yang membentuk nilai pendidikan dalam pendidikan jasmaniTiga domain yang membentuk nilai pendidikan dalam pendidikan jasmani
Tiga domain yang membentuk nilai pendidikan dalam pendidikan jasmani
 
MATERI 2 PARADIGMA BARU PJOK kkg bakung.pptx
MATERI 2 PARADIGMA  BARU PJOK kkg bakung.pptxMATERI 2 PARADIGMA  BARU PJOK kkg bakung.pptx
MATERI 2 PARADIGMA BARU PJOK kkg bakung.pptx
 
Proposal Tesis
Proposal TesisProposal Tesis
Proposal Tesis
 
OLAHRAGA DAN KESEHATAN DALAM PERSPEKTIF ISLAM
OLAHRAGA DAN KESEHATAN DALAM PERSPEKTIF ISLAMOLAHRAGA DAN KESEHATAN DALAM PERSPEKTIF ISLAM
OLAHRAGA DAN KESEHATAN DALAM PERSPEKTIF ISLAM
 
Perspektif Pendidikan Jasmani Dan Olahraga
Perspektif Pendidikan Jasmani Dan OlahragaPerspektif Pendidikan Jasmani Dan Olahraga
Perspektif Pendidikan Jasmani Dan Olahraga
 
Peran pendidikan jasmani dalam mewujudkan tujuan pendidikan nasional
Peran pendidikan jasmani dalam mewujudkan tujuan pendidikan nasionalPeran pendidikan jasmani dalam mewujudkan tujuan pendidikan nasional
Peran pendidikan jasmani dalam mewujudkan tujuan pendidikan nasional
 
Pj mis
Pj misPj mis
Pj mis
 
Pj isl minggu 1
Pj isl minggu 1Pj isl minggu 1
Pj isl minggu 1
 
sukan rekreasi
sukan rekreasisukan rekreasi
sukan rekreasi
 
ppt_ruang lingkup penjas[1].pptx
ppt_ruang lingkup penjas[1].pptxppt_ruang lingkup penjas[1].pptx
ppt_ruang lingkup penjas[1].pptx
 

Recently uploaded

aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajaraksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
HafidRanggasi
 
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxMembuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
NurindahSetyawati1
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
AtiAnggiSupriyati
 
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSLatsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
dheaprs
 
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
MetalinaSimanjuntak1
 

Recently uploaded (20)

ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajaraksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxMembuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxPPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
 
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSLatsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
 
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
 
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING...
PELAKSANAAN  + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY &  WAREHOUSING...PELAKSANAAN  + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY &  WAREHOUSING...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING...
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
presentasi lembaga negara yang ada di indonesia
presentasi lembaga negara yang ada di indonesiapresentasi lembaga negara yang ada di indonesia
presentasi lembaga negara yang ada di indonesia
 

Makalah pendidikan jasmani dan olahraga

  • 1. MAKALAH KONSEP OLAHRAGA DAN PENDIDIKAN JASMANI PENDIDIKAN KEPELATIHAN OLAHRAGA 2010 JPOK FKIP UNS
  • 2. KATA PENGANTAR Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberi kekuatan kepada penyusun untuk menyelesaikan makalah ini. Dalam rangka untuk menyelesaikan tugas makalah ini kami berusaha menyusunnya dengan sebaik-baiknya dan bertujuan untuk memberikan penjelasan kepada kami dan mahasiswa yang lain agar mengetahui tentang konsep olahraga dan pendidikan jasmani. Dengan disusunnya makalah ini kami harapkan para mahasiswa dapat menambah pengetahuannya tentang konsep olahraga dan pendidikan jasmani tersebut serta dapat mengambil hikmah dari makalah ini sehingga dapat diajarkan kepada orang yang belum tahu. Tanpa bantuan dari pihak-pihak yang bersangkutan kami pasti tidak dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Serta tidak lupa ucapan terima kasih kami tujukan kepada Bapak Drs. H. Sunardi, M.Kes selaku dosen mata kuliah sejarah dan filsafat olahraga. Kekurangan dan kelemahan manusia pasti ada. Oleh karena itu kami mohon kemakluman dan kami harap Bapak Dosen dapat membimbing kami lebih baik lagi agar di kemudian hari bisa lebih baik dari sekarang. Demikian dari kami apabila ada kekurangannya kami mohon maaf yang sebesar-besarnya. Sekian dan terima kasih. Penyusun.
  • 3. DAFTAR ISI Halaman Judul.................................................................................... i Kata Pengantar .................................................................................. ii Daftar Isi ........................................................................................ iii BAB I: Latar Belakang....................................................................... 1 BAB II: Konsep Olahraga dan Pendidikan Jasmani ......................... 2 1. Pengertian Pendidikan Jasmani.................................................... 2 2. Pengertian Olahraga.................................................................... 4 3. Hubungan Olahraga dan Pendidikan Jasmani ............................... 4 BAB III: Penutup................................................................................ 7 1. Kesimpulan ..................................................................................7 2. Saran ..........................................................................................7 Daftar Pustaka.................................................................................... 8
  • 4. BAB I PENDAHULUAN 1. Latar belakang Konsep pendidikan jasmani merupakan bagian penting dalam proses pendidikan. Artinya pendidikan jasmani bukan hanya dekorasi atau ornamen yang titempel dalam program sekolah sebagai alat untuk membuat anak sibuk, tetapi pendidikan jasmani adalah bagian yang terpenting dalam pendidikan. Melalui pendidikan jasmani diarahkan dengan baik anak-anak akan mengembangkan ketrampilan yang berguna bagi pengisian waktu senggang, terlibat dalam aktifas yang konduksif untuk mengembangkan hidup sehat, berkembang secara sosial, dan menyumbang pada kesehatan fisik dan mentalnya meskipun pendidikan jasmani menawarkan kepada anak untuk bergembira, tidaklah tepat untuk mengatakan penjas diselenggarakan semata-mata agar anak-anak bergembira dan bersenang-senang. Jadi pendidikan jasmani diartikan sebagai proses pendidikan melalui aktivitas jasmani atau olahraga. Inti pengertiaanya adalah mendidik anak. Yang membedakannya dengan mata pelajaran lain adalah alat yang digunakan adalah gerak insani, manusia yang bergerak secara sadar oleh gurunya dan diberikan dalam situasi yang tepat, agar dapat merangsang pertumbuhan dan perkembangan anak didik. Tujuan pendidikan jasmani yaitu memberi kesempatan kepada anak untuk mempelajari berbagai kegiatan yang membina sekaligus mengembangkan potensi anak baik dalam aspek fisik, mental,sosil, emosional dan moral. Singkatnya pendidikan jasmani bertujuan mengembangkan potensi setiap anak setingi-tingginya yaitu meliputi ranah kognitif, Psikomotor, dan afaktef. Jadi tidak salah jika para ahli percaya bahwa pendidikan jasmani merupakan wahana yang paling tepat untuk “membentuk manusia seutuhnya” karena pada dasarnya hasil riset telah menunjukan adanya hasil psikologis yang positif dan keuntungan sosial dari keterlibatan anak muda dalam aktifitas jasmani. Bukti terkuat adalah dalam lingkup self - esteem, dan self concept dikalangan adolens. Selain itu juga ada bukti mengenai hubungan positif anatara aktifitas jasmani dan kemampuan kognitif. Temuan juga menunjukan hubungan negative antara aktifitas jasmani dan sejumlah simtom psiko-somatik yang berarti menunjukan bahwa anak-anak muda yang lebih aktif dalam olahraga dan aktivitas jasmani memiliki kemampuan yang lebih tinggi mengatasi stress. Temuan juga serupa untuk gejala kenakalan dan penyimpangan perilaku remaja. 2. Rumusan Masalah 1. Apa pengertian dari pendidikan jasmani menurut beberapa para ahli? 2. Apa pengertian olahraga menurt para ahli ? 3. Apa hubungan pendidikan jasmani dan Olahraga? 3. Tujuan 1. Memahami pengertian pendidikan jasmani dari beberpa para ahl. 2. Memahami pengertian olah raga menurut dari beberapa para ahli 3. Memahami adanya hubungan antara pendidikan jasmani dan olahraga.
  • 5. BAB II PEMBAHASAN A. Konsep –konsep pendidikan jasmani dan Olahraga secara umum Pendidikan jasmani merupakan bagian integral dari sistem pendidikan secara keseluruhan. Oleh karena itu, pelaksanaan pendidikan jasmani harus diarahkan pada pencapaian tujuan pendidikan tersebut. Tujuan pendidikan jasmani bukan aktivitas jasmani itu sendiri, tetapi untuk mengembangkan potensi siswa melalui aktivitas jasmani. Persepsi yang sempit dan keliru terhadap pendidikan jasmani akan mengakibatkan nilai-nilai luhur dan tujuan pendidikan yang terkandung di dalamnya tidak akan pernah tercapai. Orientasi pembelajaran harus disesuaikan, dengan perkembangan anak, isi dan urusan materi serta cara penyampaian harus disesuaikan sehingga menarik dan menyenangkan, sasaran pembelajaran ditujukan bukan hanya mengembangkan keterampilan olahraga, tetapi perkembangan pribadi anak seutuhnya. Konsep dasar pendidikan jasmani dan model pengajaran pendidikan jasmani yang efektif perlu dipahami bagi orang yang hendak mengajar pendidikan jasmani. Pengertian pendidikan jasmani sering dikaburkan dengan konsep lain, dimana pendididkan jasmani disamakan dengan setiap usaha atau kegiatan yang mengarah pada pengembangan organ-organ tubuh manusia (body building), kesegaran jasmani (physical fitness), kegiatan fisik (pysical activities), dan pengembangan keterampilan (skill development). Pengertian itu memberikan pandangan yang sempit dan menyesatkan arti pendidikan jasmani yang sebenarnya. walaupun memang benar aktivitas fisik itu mempunyai tujuan tertentu, namun karena tidak dikaitkan dengan tujuan pendidikan, maka kegiatan itu tidak mengandung unsur-unsur pedagogi. Pendidikan jasmani bukan hanya merupakan aktivitas pengembangan fisik secara terisolasi, akan tetapi harus berada dalam konteks pendidikan secara umum (general education). Tentunya proses tersebut dilakukan dengan sadar dan melibatkan interaksi sistematik antarpelakunya untuk mencapai tujuan yang ditetapkan. Sedangkan olahraga adalah sebagai salah satu aktivitas fisik maupun psikis seseorang yang berguna untuk menjaga dan meningkatkan kualitas kesehatan seseorang setelah olahraga. “Olahraga” datang dari bhs Perancis Kuno desport yang bermakna “kesenangan”, serta pengertian berbahasa Inggris tertua ditemukan seputar th. 1300 yakni “segala hal yang mengasyikkan serta menghibur untuk manusia”. Olahraga adalah satu diantara sumber utama dari hiburan karenanya ada pendukung olahraga yang umumnya terbagi dalam beberapa besar orang dan bisa disiarkan lebih luas lagi lewat tayangan olahraga. Olahraga adalah kesibukan yang benar-benar utama untuk menjaga kesehatan seorang. Olahraga juga adalah satu diantara cara utama untuk mereduksi stress. Olahraga juga adalah satu tingkah laku aktif yang menggiatkan metabolisme serta memengaruhi manfaat kelenjar didalam badan untuk menghasilkan system kekebalan badan dalam usaha menjaga badan dari masalah penyakit dan stress. Oleh karenanya, benar-benar disarankan pada tiap-tiap orang untuk lakukan aktivitas olahraga dengan cara teratur serta tersetruktur dengan baik. 1. Pengertian Pendidikan Jasmani Kata fisik atau jasmani (physical) menunjukkan pada tubuh atau badan (body). Kata fisik seringkali digunakan sebagai referensi dalam berbagai karakteristik jasmaniah, seperti kekuatan fisik (physical strenght), perkembangan fisik (physical development), kecakapan fisik (physical prowess), kesehatan fisik (physical health). dan penampilan fisik (physical appearance).
  • 6. Kata fisik dibedakan dengan jiwa atau fikiran (mind). Oleh karena itu, jika kata pendidikan (education) ditambahkan dalam kata fisik, maka membentuk frase atau susunan kata pendidikan fisik atau pendidikan jasmani (physical education), yakni menunjukkan proses pendidikan tentang aktivitas-aktivitas yang mengembangkan dan memelihara tubuh manusia. Nixon and Cozens (1963: 51) mengemukakan bahwa pendidikan jasmani didefinisikan sebagai fase dari seluruh proses pendidikan yang berhubungan dengan aktivitas dan respons otot yang giat dan berkaitan dengan perubahan yang dihasilkan individu dari respons tersebut. Dauer dan Pangrazi (1989: 1) mengemukakan bahwa pendidikan jasmani adalah fase dari program pendidikan keseluruhan yang memberikan kontribusi, terutama melalui pengalaman gerak, untuk pertumbuhan dan perkembangan secara utuh untuk tiap anak. Pendidikan jasmani didefinisikan sebagai pendidikan dan melalui gerak dan harus dilaksanakan dengan cara-cara yang tepat agar memiliki makna bagi anak. Pendidikan jasmani merupakan program pembelajaran yang memberikan perhatian yang proporsional dan memadai pada domain-domain pembelajaran, yaitu psikomotor, kognitif, dan afektif. Bucher, (1979). Mengemukakan pendidikan jasmani merupakan bagian integral dari suatu proses pendidikan secara keseluruhan, adalah proses pendidikan melalui kegiatan fisik yang dipilih untuk mengembangkan dan meningkatkan kemampuan organik, neuromuskuler, interperatif, sosial, dan emosional. Ateng (1993) mengemukakan; pendidikan jasmani merupakan bagian integral dari pendidikan secara keseluruhan melalui berbagai kegiatan jasmani yang bertujuan mengembangkan secara organik, neuromuskuler, intelektual dan emosional. Definisi Pendidikan jasmani adalah suatu proses pendidikan melalui aktivitas jasmani yang didesain untuk meningkatkan kebugaran jasmani, mengembangkan keterampilan motorik, pengetahuan dan perilaku hidup sehat dan aktif, sikap sportif, dan kecerdasan emosi. Lingkungan belajar diatur secara seksama untuk meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan seluruh ranah, jasmani, psikomotorik, kognitif, dan afektif setiap siswa. 2. Pengertian Olahraga Makna olahraga menurut ensiklopedia Indonesia adalah gerak badan yang dilakukan oleh satu orang atau lebih yang merupakan regu atau rombongan. Sedangkan dalam Webster’s New Collegiate Dictonary (1980) yaitu ikut serta dalam aktivitas fisik untuk mendapatkan kesenangan, dan aktivitas khusus seperti berburu atau dalam olahraga pertandingan (athletic games di Amerika Serikat). UNESCO mendefinisikan olahraga sebagai “setiap aktivitas fisik berupa permainan yang berisikan perjuangan melawan unsur-unsur alam, orang lain, ataupun diri sendiri”. Sedangkan Dewan Eropa merumuskan olahraga sebagai “aktivitas spontan, bebas dan dilaksanakan dalam waktu luang”. Definisi terakhir ini merupakan cikal bakal panji olahraga di dunia “Sport for All” dan di Indonesia tahun 1983, “memasyarakatkan olahraga dan mengolahragaka masyarakat” (Rusli dan Sumardianto,2000: 6). Menurut Cholik Mutohir olahraga adalah proses sistematik yang berupa segala kegiatan atau usaha yang dapat mendorong mengembangkan, dan membina potensi-potensi jasmaniah dan rohaniah seseorang sebagai perorangan atau anggota masyarakat dalam bentuk permainan, perlombaan/pertandingan, dan prestasi puncak dalam pembentukan manusia Indonesia seutuhnya yang berkualitas berdasarkan Pancasila. Untuk penjelasan pengertian olahraga menurut Edward (1973) olahraga harus bergerak dari konsep bermain, games, dan sport. Ruang lingkup bermain mempunyai karakteristik antara lain; a. Terpisah dari rutinitas, b. Bebas, c. Tidak produktif, d. Menggunakan peraturan yang tidak baku. Ruang lingkup pada games mempunyai
  • 7. karakteristik; a. ada kompetisi, b. hasil ditentukan oleh keterampilan fisik, strategi, kesempatan. Sedangkan ruang lingkup sport; permainan yang dilembagakan. 3. Hubungan Olahraga dan Pendidikan Jasmani Dalam memahami arti pendidikan jasmani, kita harus juga mempertimbangkan hubungan antara bermain (play) dan olahraga (sport), sebagai istilah yang lebih dahulu populer dan lebih sering digunakan dalam konteks kegiatan sehari-hari. Pemahaman tersebut akan membantu para guru atau masyarakat dalam memahami peranan dan fungsi pendidikan jasmani secara lebih konseptual. Bermain pada intinya adalah aktivitas yang digunakan sebagai hiburan. Kita mengartikan bermain sebagai hiburan yang bersifat fisikal yang tidak kompetitif, meskipun bermain tidak harus selalu bersifat fisik. Bermain bukanlah berarti olahraga dan pendidikan jasmani, meskipun elemen dari bermain dapat ditemukan di dalam keduanya. Olahraga di pihak lain adalah suatu bentuk bermain yang terorganisir dan bersifat kompetitif. Beberapa ahli memandang bahwa olahraga semata-mata suatu bentuk permainan yang terorganisasi, yang menempatkannya lebih dekat kepada istilah pendidikan jasmani. Akan tetapi, pengujian yang lebih cermat menunjukkan bahwa secara tradisional, olahraga melibatkan aktivitas kompetitif. Ketika kita menunjuk pada olahraga sebagai aktivitas kompetitif yang terorganisir, kita mengartikannya bahwa aktivitas itu sudah disempurnakan dan diformalkan hingga kadar tertentu, sehingga memiliki beberapa bentuk dan proses tetap yang terlibat. Peraturan, misalnya, baik tertulis maupun tak tertulis, digunakan atau dipakai dalam aktivitas tersebut, dan aturan atau prosedur tersebut tidak dapat diubah selama kegiatan berlangsung, kecuali atas kesepakatan semua pihak yang terlibat. Di atas semua pengertian itu, olahraga adalah aktivitas kompetitif. Kita tidak dapat mengartikan olahraga tanpa memikirkan kompetisi, sehingga tanpa kompetisi itu, olahraga berubah menjadi semata-mata bermain atau rekreasi. Bermain, karenanya pada satu saat menjadi olahraga, tetapi sebaliknya, olahraga tidak pernah hanya semata-mata bermain; karena aspek kompetitif teramat penting dalam hakikatnya. Di pihak lain, pendidikan jasmani mengandung elemen baik dari bermain maupun dari olahraga, tetapi tidak berarti hanya salah satu saja, atau tidak juga harus selalu seimbang di antara keduanya. Sebagaimana dimengerti dari kata-katanya, pendidikan jasmani adalah aktivitas jasmani yang memiliki tujuan kependidikan tertentu. Pendidikan Jasmani bersifat fisik dalam aktivitasnya dan penjas dilaksanakan untuk mendidik. Hal itu tidak bisa berlaku bagi bermain dan olahraga, meskipun keduanya selalu digunakan dalam proses kependidikan. Bermain, olahraga dan pendidikan jasmani melibatkan bentuk-bentuk gerakan, dan ketiganya dapat melumat secara pas dalam konteks pendidikan jika digunakan untuk tujuan-tujuan kependidikan. Bermain dapat membuat rileks dan menghibur tanpa adanya tujuan pendidikan, seperti juga olahraga tetap eksis tanpa ada tujuan kependidikan. Misalnya, olahraga profesional (di Amerika umumnya disebut athletics) dianggap tidak punya misi kependidikan apa-apa, tetapi tetap disebut sebagai olahraga. Olahraga dan bermain dapat eksis meskipun secara murni untuk kepentingan kesenangan, untuk kepentingan pendidikan, atau untuk kombinasi keduanya. Kesenangan dan pendidikan tidak harus dipisahkan secara eksklusif; keduanya dapat dan harus beriringan bersama.
  • 8. BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Beberapa pelajaran mengenai konsep olahraga dan pendidikan jasmani serta hal-hal lain yang menerangkan tentang konsep tersebut telah teruraikan dalam makalah ini walau mungkin tak sempurna dan masih banyak kekurangan di dalamnya. B. Saran Dari beberapa hal di atas saya berpendapat bahwa Pendidikan Jasmani dapat berdampingan/ sejajar dengan Olahraga, dimana saya memandang dari beberapa aspek seperti halnya ; Pendidikan jasmani yang benar dan olahraga yang benar akan memberikan sumbangan yang sangat berarti terhadap pendidikan anak secara keseluruhan . Hal nyata yang diperoleh dalam pendidikan jasmani dan olahraga adalah perkembangan yang lengkap, meliputi aspek fisik, mental, emosi, sosial dan moral. Saya percaya bahwa pendidikan jasmani dan olahraga merupakan wahana yang paling tepat untuk “ membentuk manusia seutuhnya”.