SlideShare a Scribd company logo
1 of 28
Download to read offline
BAHAN AJAR
KULIAH PSIKOLOGI UMUM DAN
PERKEMBANGAN
SEJARAH PSIKOLOGI BARAT
P E R T E M U A N 2
S A B T U , 2 8 M A R E T 2 0 1 5
DOSEN: MUHAMAD PRIYATNA
NIK. 207 006 015
NIDN. 21 160278 01
JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PAI
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM AL-HIDAYAH BOGOR
2015
SEJARAH PSIKOLOGI
Sebagai bagian dari ilmu pengetahuan, psikologi melalui sebuah perjalanan panjang.
Bahkan sebelum Wundt mendeklarasikan laboratoriumnya tahun 1879 – yang
dipandang sebagai kelahiran psikologi sebagai ilmu – pandangan tentang
manusia dapat ditelusuri jauh ke masa Yunani kuno. Dapat dikatakan bahwa
sejarah psikologi sejalan dengan perkembangan intelektual di Eropa, dan
mendapatkan bentuk pragmatisnya di benua Amerika.
Berdasarkan pandangan tersebut, bagian Sejarah Psikologi ini akan dibagi ke dalam
beberapa periode dengan berbagai tokohnya.
2
SEJARAH PSIKOLOGI
3
SEJARAH PSIKOLOGI
A. Psikologi sebagai bagian dari filsafat
Masa Yunani
Masa Abad Pertengahan
Masa Renaisans
B. Psikologi sebagai bagian dari ilmu faal
Masa Pasca Renaisans
C. Psikologi sebagai ilmu yang mandiri
Masa akhir abad ke-19
4
SEJARAH PSIKOLOGI
Memasuki abad ke-20, psikologi berkembang dalam berbagai school of thought.
Kalau Wundt meletakkan dasar bagi psikologi dengan pandangan strukturalisme,
maka selanjutnya berbagai aliran utama yang muncul adalah sebagai berikut.
1. Fungsionalisme
2. Behaviorisme
3. Psikoanalisa
4. Psikologi Gestalt
5. Psikologi Humanistik
Melalui pemahaman sejarah psikologi ini, diharapkan akan muncul pemahaman yang
lebih utuh tentang apa itu psikologi.
5
MASA YUNANI 1
PSIKOLOGI SEBAGAI BAGIAN DARI FILSAFAT
Pendekatan dan orientasi filsafat masa Yunani yang terarah pada eksplorasi alam, empirical
observations, ditandai dengan kemajuan di bidang astronomi dan matematika,
meletakkan dasar ciri natural science pada psikologi, yaitu objective, experimentation
and observation.
Masa Pra Yunani Kuno : tahap intelektual masih primitif yaitu theological/animism :
kepercayaan pada dewa-dewa atau spiritual power. Contoh : Mesir
Manusia adalah pihak yang lemah. Perilaku ditentukan oleh kekuatan para spirit, maka tugas
utama manusia adalah menjaga hubungan baik dengan mereka dengan cara menjunjung
tinggi otoritas para spirit.
Kejayaan masa Yunani ditandai oleh pemikiran dari tiga filsuf besar: Socrates, Plato,
Aristoteles; walau masih dipengaruhi pemikiran-pemikiran masa sebelumnya (masa
Yunani Kuno).
6
MASA YUNANI 2
Masa Yunani Kuno (Cosmological Period)
Adalah masa transisi dari pola pikir animisime ke awal dari natural science. Penentu aktivitas manusia
adalah alam atau lingkungan. Pada masa ini perilaku manusia berusaha diterangkan melalui prinsip-
prinsip alam atau prinsip yang dianalogikan dengan gejala alam.
Ada 5 orientasi : naturalistic, biological, mathematical, eclectic, dan humanistic.
Naturalistic: Adanya elemen dasar bagi penentu kehidupan. Contoh: Thales (air), Anaximenes (udara). Ide
ttg permanence vs change dari zat yang dianalogikan kepada aktivitias manusia, menimbulkan ide ttg
jiwa, Pola pikir deduktif: generalisasi gejala alam pada perilaku manusia
Biologic : Mengangkat posisi manusia di atas gejala alam yang lain, memisahkan proses-proses pada
manusia dari proses-proses yang ada pada mahluk lain di alam. Proses-proses fisiologis primer untuk
menjelaskan perilaku manusia. Tokoh : Hippocrates, Alcmeon, Empedocles.
Mathematical : Pendekatan yang melangkah lebih jauh dari dasar dunia fisik, mengarahkan pada hal-hal
yang logis tapi abstrak, merupakan bekal bagi kekuatan reason.
Eclectic : Menentang ide adanya suatu prinsip dasar dan „kebenaran umum‟. Idenya sangat mendasar
berbeda dari orientasi lainnya. Menekankan pada informasi sensoris, sangat operasional dan praktis.
Sikap ilmuwan harus skeptik. Tokoh : The sophists- universal lecturers
Humanistic : Fokus : rationality & intentionality. Ratio adalah penentu kehidupan manusia beserta segala
konsekuensinya. Tokoh utama : Socrates. Tokoh penerus Socrates : Plato & Aristoteles
Ketiga tokoh tersebut : search for framework of human knowledge. Peletak dasar bagi kerangka pikir tipikal
barat : rational, logic, objective. Disebarluaskan oleh Alexander Agung (murid Aristoteles) melalui
ekspansi militer. 7
MASA ABAD PERTENGAHAN 1
PSIKOLOGI SEBAGAI BAGIAN DARI FILSAFAT
AKHIR MASA HELLENISTIC
Pendekatan natural science dari Aristoteles disebarkan oleh muridnya,
Alexander the Great melalui ekspansi militer sampai ke daerah Timur.
Bersamaan dengan itu mulai juga masuk pandangan belahan dunia Timur
ke Barat, terutama Persia, India, dan Mesir. Dengan runtuhnya kekuasaan
Alexander the Great, pengaruh timur ini semakin kuat, ditandai dengan
menguatnya pandangan spiritualitas menggantikan naturalisme.
8
MASA ABAD PERTENGAHAN 2
PSIKOLOGI SEBAGAI BAGIAN DARI FILSAFAT
MASA ROMAWI
1. Konteks sosial :
Pemerintahan kekaisaran romawi yang mendunia dengan tertib administrasi kependudukan yang kuat
serta jaminan akan ketentraman sosial.
Pemikiran tentang manusia dan alam menjadi lebih pragmatis, spesifik dan spesialis. Bangsa Romawi
lebih tertarik pada ilmu pengetahuan yang teknikal dan aplikatif, seluruhnya diarahkan untuk
memperkuat dominasi kekaisaran Romawi.
Ide-ide dan pemikiran tentang manusia berkembang subur, bahkan juga ide-ide ketuhanan
2. Pengaruh bagi perkembangan pemikiran tentang manusia:
Filsafat yang berkembang memiliki konteks yang lebih terbatas dan spesifik, serta tampak dalam bentuk
yang nyata, misalnya ritual religi masyarakat Romawi.
Fokus yang dibicarakan :
 dikotomi aktif-pasif, apakah jiwa (yang menggambarkan manusia) adalah unsur yang aktif dan mandiri
terhadap lingkungan ataukah unsur yang pasif dan hanya bisa memberi reaksi.
 dikotomi passion - reason
 manusia dipandang sebagai makhluk yang kehidupannya didorong oleh usaha untuk mencari cara
„menguasai‟ keinginan fisik melalui penolakan dunia materiil dan mencari kebenaran dalam alam dan
Tuhan (Neoplatonism)
Pengaruh pada pemikiran tentang nilai moral.
Pemikiran pada masa Romawi memberi jalan bagi berkembangnya kekristenan.
9
MASA ABAD PERTENGAHAN 3
PSIKOLOGI SEBAGAI BAGIAN DARI FILSAFAT
PENGARUH KEKRISTENAN
1. Konteks sosial :
masa penyebaran agama Kristen dengan tokoh Yesus sebagai perwujudan "manusia sempurna" beserta
perilakunya yang harus jadi teladan.
paham Tritunggal yang mengandaikan x=3x
gereja dan para ulamanya berperan penting dalam masyarakat
peran gereja menjadi dominan dalam perkembangan intelektualitas di masyarakat, banyak cendekiawan
berlatar belakang ulama.
secara gradual, gereja menjadi penentu nilai di masyarakat dan berhak melakukan sensor atas tulisan
atau ide yang muncul. Gereja juga adalah penyelenggara pendidikan moral. Peran gereja dirasakan
kurang memuaskan dan tidak dapat memenuhi kebutuhan masyarakat, maka muncul universitas-
universitas di Eropa yang menawarkan kebebasan berpikir secara lebih luas. Terjadi pertentangan
antara gereja dan masyarakat.
2. Pengaruh pada pandangan mengenai manusia :
Manusia bukan hanya physical being, tetapi juga spiritual entity. Aspek spiritual tidak diatur oleh hukum
alam. Jiwa manusia (soul) ada pada dunia yang tidak nyata (intangible), tidak dapat dibuktikan dengan
mata, dan eksistensinya hanya dapat dibuktikan lewat percaya (iman).
Menempatkan ide Plato dalam konteks kekristenan
Usaha untuk menjelaskan hubungan antara body and soul sebagai suatu dualisme, bukan sstu yang harus
dipertentangkan, body dan soul masing-masing memiliki fungsi tersendiri. 10
MASA ABAD PERTENGAHAN 4
PSIKOLOGI SEBAGAI BAGIAN DARI FILSAFAT
BEBERAPA TOKOH FILSUF PADA MASA KEKRISTENAN
1. St. Agustinus
Filsuf pertama pada masa Kekristenan. Tuhan adalah kebenaran yang
menciptakan manusia, bumi dan surga. Jiwa manusia adalah image dari
Tuhan. Pentingnya eksplorasi spiritualitas sebagai usaha manusia untuk
mendekatkan diri pada Tuhan. Faktor materiil tidak penting, rationalitas
juga tidak terlalu dapat dipercaya. Maka pandangannya betul-betul
merupakan kebalikan dari pandangan natural science yang empiris dan
objektif. Hanya melalui transendensi manusia dapat sedekat mungkin
dengan Tuhan dan berarti juga sedekat mungkin dengan kebenaran.
Sumbangan bagi psikologi : metode introspective. Teknik utama manusia
untuk melakukan transendensi.
Dalam psikologi modern teknik ini digunakan oleh beberapa aliran besar
seperti strukturalisme (teknik utama untuk menggali jiwa manusia),
gestalt, dan psikoanalisa. 11
MASA ABAD PERTENGAHAN 5
PSIKOLOGI SEBAGAI BAGIAN DARI FILSAFAT
BEBERAPA TOKOH FILSUF PADA MASA KEKRISTENAN
2. Thomas Aquinas
Mentransformasikan pandangan Aristoteles ke dalam konsep-konsep kekristenan. Apa
yang dikenal sebagai reason oleh Aristoteles diterjemahkan sebagai soul oleh Aquinas.
Maka soul adalah sesuatu yang vital bagi manusia, tujuan utamanya adalah memahami
dunia, hal yang tidak dapat dilakukan oleh fisik manusia semata.
Namun demikian, banyak act dari soul yang membutuhkan tubuh fisik manusia sebagai
kekuatan yang dapat mewujudkannya.
Sumbangan bagi science/psikologi modern :
Pengubahan mutlak dari Aristoteles
Pengembangan dualisme
Sepanjang masa ini, perdebatan mengenai manusia bergeser dari topik kehidupan yang
luas, hubungan antara manusia dengan lingkungannya /alam, ke arah pemahaman
tentang kehidupan secara lebih spesifik, yaitu hubungan antara aspek-aspek di dalam
diri manusia itu sendiri. Menunjukkan semakin mendalamnya perhatian dan concern
awal mengenai manusia itu sendiri. Meskipun demikian, pengaruh kuat gereja
menyebabkan pemikiran tentang manusia tidak bebas, dan otoritas ketuhanan tetap
dijunjung sebagai otoritas tertinggi.
12
MASA RENAISANS 1
PSIKOLOGI SEBAGAI BAGIAN DARI FILSAFAT
Konteks sosial dan intelektual Masa Rennaisance
Masa ini merupakan merupakan reaksi terhadap masa sebelumnya, dimana pengetahuan
bersifat doktrinal di bawah pengaruh gereja dan lebih didasarkan pada iman. Reaksi ini
sedemikian kuat sehingga dapat dikatakan peran nalar menggantikan peran iman, ilmu
pengetahuan menggantikan tempat agama dan iman di masyarakat. Semangat pencerahan
semakin tampak nyata dalam perkembangan science dan filsafat melalui menguatnya peran
nalar (reason) dalam segala bidang, dikenal sebagai the age of reason. Akal budi manusia
dinilai sangat tinggi dan digunakan untuk membentuk pengetahuan.
Masa Rennaissance ditandai dengan bergesernya fokus pemahaman dari God-centeredness
menjadi human-centerednes, dikenal dengan istilah sekularisasi atau humanity. Tulisan-
tulisan filsuf terkenal seperti Plato, Aristoteles dan lain-lain dikaji untuk melihat bagaimana
pola pikir penulisnya dan konteks histories waktu tulisan itu dibuat. Maka yang dicari adalah
human truth dan bukan God truth. Kesimpulan akhirnya adalah penerimaan bahwa
kebenaran memiliki lebih dari satu perspektif.
Masa Renaissance diikuti oleh masa reformasi dari Luther dalam agama Kristen, yang
memiliki dua arti penting. Pertama, reformasi Luther semakin melemahkan pengaruh gereja
dan mendukung kemandirian manusia dalam mengelola imannya kepada Tuhan. Kedua
dengan peperangan yang ditimbulkan reformasi, terungkap pula sisi negative dari
kemanusiaan seperti penindasan, penderitaan, dan rasa tidak berdaya manusia. 13
MASA RENAISANS 2
PSIKOLOGI SEBAGAI BAGIAN DARI FILSAFAT
Masa Revolusi Ilmiah
Ada beberapa pandangan penting tentang manusia pada masa ini :
Pola pikir yang lebih mekanistik dalam memandang alam dan manusia. Itu berarti alam
memiliki sistem, dapat diramalkan, dan tidak tunduk pada hukum-hukum spritual belaka.
Manusia juga memiliki reason, kemampuan untuk berpikir logis dan dengan demikian
tidak tunduk total kepada hukum spiritual dan kesetiaan semata.
Penganjur :
 Teori Newton tentang gravitasi
 Heliosentris Copernicus (bertentangan dg Galileo)
 Mind-body solution dari Descartes
Nature philosophy : alam diatur menurut hukum yang pasti, empirik dan dapat dibuktikan
lewat eksperimen. Memahami alam harus diikuti sikap mental pengujian fakta obyektif
dan eksperimental.
Implikasinya adalah munculnya diskusi tentang. „knowledge‟ yang menyebabkan
perkembangan ilmu dan metode ilmiah yang maju dengan pesat. Penekanan pada fakta-
fakta yang nyata daripada pemikiran yang abstrak. Ilmu-ilmu eksakta yang menggunakan
pendekatan empiri menjadi semakin dominan, sesuatu yang sampai sekarang juga masih
dapat dirasakan pengaruhnya. Pada masa ini ilmu fisikalah yang dikenal sebagai „the
queen of science‟, dengan munculnya fisikawan besar seperti Newton. 14
MASA RENAISANS 3
Sebagai bagian dari ilmu filsafat
Pemikiran tentang manusia mau tidak mau ikut terpengaruh, meskipun demikian psikologi
belum siap menjadi ilmu yang empiris karena diskusi tentang aktivitas manusia belum tuntas
: apa yang menjadi obyek studi psikologi? Oleh karena itu diskusi di masa ini terfokus pada
hubungan soul-body dan bagaimana pengaruhnya dalam aktivitas manusia. Pandangan dua
tokoh utama :
1. Rene Descartes (1596-1650)
Menekankan pada pentingnya self-awareness terhadap pengalaman kita, cogito ergo sum.
Descartes menjadi filsuf pertama yang menekankan kekuatan faktor internal manusia
sebagai satu-satunya kekuatan yang dapat dipercaya, dibandingkan dengan faktor eksternal.
Ide-ide spritual, pemahaman tentang dimensi waktu dan ruang, semua bersumber dari
kekuatan internal, berbeda dari tradisi berpikir filsuf sebelumnya yang menganggap
pemikiran ini berasal dari lingkungan eksternal.
2. Gottfried Wilhelm von Leibnitz (1646 – 1716)
Berasal dari Jerman. Tradisi filsafat Jerman sifatnya memandang proses mental secara lebih
aktif. Body and soul tidak dipandang sebagai dualism, tetapi lebih dipandang sebagai aspek
yang integratif dari aktivitas manusia. Mind memiliki unsur inherent yang dinamis, yang
memungkinkannya berperan aktif terhadap lingkungan 15
MASA RENAISANS 4
Sebagai bagian dari ilmu filsafat
1. Rene Descartes (1596-1650)
Menekankan pada pentingnya self-awareness terhadap pengalaman kita, cogito ergo sum.
Descartes menjadi filsuf pertama yang menekankan kekuatan faktor internal manusia
sebagai satu-satunya kekuatan yang dapat dipercaya, dibandingkan dengan faktor
eksternal. Ide-ide spritual, pemahaman tentang dimensi waktu dan ruang, semua
bersumber dari kekuatan internal, berbeda dari tradisi berpikir filsuf sebelumnya yang
menganggap pemikiran ini berasal dari lingkungan eksternal.
Ide tentang soul-body melahirkan Cartesian dualism yang sangat populer dan digunakan oleh
para filsuf lainnya juga :
 Soul (dinyatakan dalam mind): sebuah entity yang berbeda dan terpisah dari body, lebih
mudah dipahami oleh manusia karena ada proses self reflection/self awareness yang
diasumsikan inherent pada manusia.
 Body : entity fisik pada manusia yang tunduk pada prinsip mekanisme fisiologis, sama
seperti yang terjadi pada hewan. Namun pada manusia, aktivitas fisik tunduk pada perintah
mind.
Dengan demikian faktor mind-lah (kemampuan untuk self-reflection) yang membedakan
manusia dari binatang dan menjadikannya makhluk yang secara intelektual lebih unggul.
Hubungan antara mind-body bersifat psychophysical yang berpusat pada kelenjar pineal.
Proses badaniah dipelajari dalam bidang fisiologis dan aspek mind dipelajari oleh
psikologi. Descartes menjadi filsuf modern pertama yang mendefiniskan obyek studi
psikologi sebagai mind.
16
MASA RENAISANS 5
Sebagai bagian dari ilmu filsafat
2. Gottfried Wilhelm von Leibnitz (1646 – 1716).
Berasal dari Jerman. Tradisi filsafat Jerman sifatnya memandang proses mental secara lebih
aktif. Body and soul tidak dipandang sebagai dualisme, tetapi lebih dipandang sebagai
aspek yang integratif dari aktivitas manusia. Mind memiliki unsur inherent (melekat) yang
dinamis, yang memungkinkannya berperan aktif terhadap lingkungan.
Pandangan yang lebih aktif ini tidak lepas dari konteks politis Jerman pada masa itu yang
lebih bergejolak dibandingkan Inggris, dimana masih terjadi konflik antar agama yang
disertai juga dengan konflik regional (Perang 30 tahun).
Leibnitz : Mind memiliki prinsip dan kategorinnya sendiri yang sifatnya innate dan esensial
untuk pemahaman. Idea sifatnya innate (bawaan), maka proses berpikir adalah proses
yang terjadi tanpa henti , ada dimensi sadar dan tidak sadarnya.
Konsep monad sebagai energi pendorong pada setiap makhluk. Yang juga akan menentukan
keunikan individu. Pada manusia, monad ini adalah mind.
17
PSIKOLOGI SEBAGAI BAGIAN DARI ILMU FAAL
Psikologi sebagai bagian dari ilmu faal muncul pada abad 19 seiring dengan kemajuan ilmu alam (natural
science) . Pada fase ini pemikiran tentang manusia terus berkembang dan banyak dilakukan eksplorasi
fisiologis manusia secara empiris. Pada fase inilah mulai ada jawaban yang empirik dan ilmiah dari
pertanyaan-pertanyaan yang kerap muncul di masa lalu:
Apa itu jiwa (soul)? Bagaimana bentuk konkritnya? Bagaimana mengukurnya? Bagaimana hubungan body-
soul ?
Konteks keilmuan abad 19 :
Riset empirik yang banyak dilakukan pada bidang fisiologis mencakup: aktivitas syaraf,
sensasi/penginderaan, dan fisiologis otak. Hasil riset pada ketiga bidang ini sangat signifikan
membuka wawasan mengenai manusia sehingga memperkuat pandangan para ilmuwan saat itu akan
pentingnya strategi empiris yang sistematis dalam setiap bidang keilmuan.
Bagi psikologi hasil-hasil ini memberi jalan untuk membangun dasar fisiologis bagi operasi-operasi mental.
Penting untuk memahami secara logis dan empiris mengenai aktivitas mental itu sendiri.
Menjelaskan posisi ilmu psikologi modern yang dekat dengan bidang kedokteran dan psikiatri.
Francis Bacon (1561-1626)
Menganjurkan metode induktif sebagai metode utama dalam science karena berangkat dari hasil
observasi terhadap sesuatu yang nyata.
Dalam konteks seperti di ataslah dikatakan bahwa Bacon „tidak setuju‟ dengan rasionalisme yang
spekulatif, meskipun idenya sendiri juga sangat rasional.
Dengan kembali pada fakta yang nyata, Bacon berharap science dapat terbebas dari prinsip-prinsip yang
spekulatif namun selama ini sangat kuat dipegang.
18
PSIKOLOGI SEBAGAI BAGIAN DARI ILMU FAAL
Kemajuan-kemajuan di bidang fisiologis, meliputi riset-riset di bidang aktivitas syaraf , sensasi, dan otak yang memberi
dasar empiris bagi fungsi-fungsi yang sebelumnya dianggap fungsi dari soul (jiwa), yang juga sebelumnya dianggap
sangat abstrak.
Tokoh-tokoh penting :
Charles Bell-Francoise Magendie : fakta bahwa syaraf sensoris dan motorik beroperasi secara terpisah dan searah. Mengikis
anggapan bahwa syaraf manusia mencover keduanya, mengkomunikasikan informasi motorik kepada urat syaraf
melalui „getaran‟ yang diperoleh dari informasi sensoris.
Johannes Mueller : lebih menekankan pada proses transmisi syaraf. Doctrine of Specific Nerve Energies : transmisi syaraf
adalah proses yang menjembatani antara sensed object dengan mind. Maka awareness manusia, bukan semata-mata
disebabkan oleh objek tertentu, juga bukan karena jiwa, tapi diperantarai oleh proses transmisi syaraf. Pandangan ini
melengkapi penjelasan ttg peran mind dan consciousness (cogito ergo sum) dan menjadi dasar bagi penelitian
mengenai lokasi spesifik dari fungsi tertentu di otak.
Marshall Hall : refleks dikomandoi oleh syaraf tulang belakang (spinal cord) dan bukan syaraf batang otak.
Mendiferensiasikan gerakan tubuh ke dalam 4 kelompok : voluntary movement, respiratory movement, involuntary
movement, dan refleks. Pandangannya ini memicu diskusi mengenai kesadaran yang sangat relevan bagi
perkembangan psikologi.
Paul Broca (1824 – 1880), menemukan pusat Broca yang mengendalikan aktivitas bicara. Ia merupakan tokoh penting
dalam studi fisiologis otak. Studi ini berkembang dari phrenology (Gall & Spurzheim), satu-satunya pendekatan yang
waktu itu berfokus pada otak . Fokus utama dari eksplorasi fisiologis otak adalah untuk menemukan lokasi fisiologis
dari bagian-bagian mental, bagian tertentu dari otak yang merupakan central dari aktivitas mental manusia.
Pierre Flourens (1794-1867), mencoba pendekatan dengan bukti non-pathological (melengkapi Broca), menemukan pusat-
pusat penting dari otak yaitu :
 Cerebral hemisphere : willing, judging, memory, seeing, and hearing
 Cerebellum : motor coordination
 Medulla oblongata: mediation of sensory and motor function
 Corpora quadrigemina : vision
 Spinal cord : conduction
 Nerves : excitation
19
PSIKOLOGI SEBAGAI ILMU YANG MANDIRI 1
PSIKOLOGI SEBAGAI ILMU MANDIRI
Konteks sosial dan intelektual
Pada akhir abad 19, dengan perkembangan natural science dan metode ilmiah secara mapan
sebagaimana diuraikan di bagian sebelumnya, konteks intelektual Eropa sudah „siap‟ untuk menerima
psikologi sebagai sebuah disiplin ilmu yang mandiri dan formal.
Tanah kelahiran psikologi adalah Jerman. Oleh karenanya munculnya psikologi tidak dapat dilepaskan dari
konteks sosial Jerman dan orientasi intelektual Wilhelm Wundt, orang pertama yang memproklamirkan
psikologi sebagai sebuah disiplin ilmu.
1. Konteks sosial Jerman Konteks ilmiah Jerman pada abad 19 ditandai dengan mulai berdirinya institusi
universitas dengan misinya untuk membentuk manusia berkualitas (berbudaya dan memiliki integritas)
dan penyedia tenaga kerja yang professional.
Ilmu psikologi didefinisikan sebagai disiplin ilmu yang menyumbang pada pembentukan, culturally
educated citizens (Budaya masyarakat belajar). Maka psikologi juga dipengaruhi oleh nilai-nilai kualitas
manusia ideal Jerman.
Sebagai sebuah ilmu yang hubungannya paling dekat dan paling langsung dengan manusia, psikologi
berada di antara dua kepentingan : hubungannya dengan ilmu-ilmu yang kongkrit dan aplikatif dan
hubungannya dengan ilmu-ilmu kemanusiaan seperti filasafat, teologi.
Wundt sendiri menganggap psikologi sebagai bagian dari filsafat. Namun dengan berkembangnya karir
pribadinya, ia mulai menentukan batas-batas yang dapat dilakukan psikologi sebagai sebuah ilmu alam,
khususnya psikologi eksperimen. Dasar berpikir Wundt tentang psikologi menunjukkan bagaimana posisi
psikologi dalam dua kepentingan itu sendiri. Baginya kesadaran manusia (consciousness) terdiri dari
elemen-elemen. Namun elemen ini tergabung dalam kesatuan yang lebih besar melalui human will.
20
PSIKOLOGI SEBAGAI ILMU YANG MANDIRI 2
PSIKOLOGI SEBAGAI ILMU MANDIRI
2. Riwayat dan pemikiran Wundt.
Wilhelm Wundt (1832-1920) dilahirkan di Neckarau, Baden, Jerman, dari keluarga intelektual. Ia
menamatkan studi kesarjanaannya dan memperoleh gelar doktor di bidang kedokteran dan tertarik pada
riset-riset fisiologis. Ia melakukan penelitian di bidang psikofisik bersama-sama dengan Johannes Mueller
an Hermann von Helmholtz. Karya utamanya pada masa-masa ini adalah Grundzuege der Physiologischen
Psychologie (Principles of physiological psychology) pada tahun 1873-1874. Wundt memperoleh posisi
sebagai professor dan mengajar di Universitas Leipzig dimana ia mendirikan Psychological Institute.
Laboratorium psikologi didirikan pada tahun 1879, menandai berdirinya psikologi sebagai sebuah disiplin
ilmu ilmiah. Di awal berdirinya laboratorium ini, Wundt membiayainya dari kantongnya sendiri sebagai
sebuah usaha privat. Setelah tahun 1885, lab ini baru diakui oleh universitas dan secara resmi didanai
oleh universitas. Laboratorium ini berkembang dengan pesat sebelum akhirnya gedungnya hancur dalam
PD2.
Selama di Leipzing, Wundt adalah seorang pengajar yang sangat produktif, membimbing 200 mahasiswa
disertasi, mengajar lebih dari 24.000 mahasisiwa, serta menulis secara teratur.Pada tahun 1900 ia
memulai karya besarnya, Voelkerpsychologie, yang baru diakhirinya pada tahun 1920, tahun dimana ia
wafat. Karya ini berisi pemikirannya tentang sisi lain dari psikologi, yaitu mempelajari individu dalam
society, tidak hanya inidvidu dalam laboratorium. Karya ini dapat dikatakan sebagai jejak pertama Psikologi
Sosial.
21
PSIKOLOGI SEBAGAI ILMU YANG MANDIRI 3
PSIKOLOGI SEBAGAI ILMU MANDIRI
Pemikiran Wundt terbagi atas beberapa point penting:
Adanya „an alliance between two science‟, yaitu fisiologi dan psikologi. Fisiologi adalah ilmu yang
menginformasikan fenomena kehidupan sebagaimana yang kita persepsikan melalui penginderaan
eksternal sedangkan psikologi adlaah yang memungkinkan manusia melihat ke dalam dirinya dari sisi
internal dirinya sendiri. Terkait dengan ikatan kedua cabang ilmu ini, ada beberapa pemikiran penting:
Secara metodologi aliansi ini berarti apparatus dan teknik pengukuran yang ada di bidang fisiologi
diaplikasikan kepada bidang psikologis, misalnya dengan waktu reaksi. Berdasarkan hal inilah,
Wundt menamakan cabang ilmu baru yang ditemukannya ini sebagai psikologi eksperimental. Bagi
Wundt metode eksperimen lebih „layak‟ digunakan untk eksplorasi mind daripada yang biasa
digunakan, yaitu „introspection‟. Sebenarnya secara tradisional, Wundt bergantung pada observasi
introspektiv dari alam sekitar dan dunia, dimana dipisahkan antara usaha untuk mengidentifikasi
elemen-elemn mental dan mengidentifikasi proses mental yang mengintegrasikan elemen-elemen
tersebut ke dalam pengalaman atau obyek yang koheren.
Dengan aliansi ini psikologi menjadi lebih terbantu untuk menghadapi tantangan dunia natural
science. Ilmu psikologi yang secara tradisional mempelajari soul (jiwa), kini mendapat justifikasinya
selama elemen soul tsb di jabarkan ke dalam elemen fisiologis terkecil, misalnya susunan system
syaraf. Maka dimungkinkan juga terjadinya reduksionism operasi mental ke dalam operasi
neurologis.
Melalui aliansi dengan ilmu yang lebih mapan kedudukannya seperti ilmu fisiologis, psikologi lebih
mudah diterima dalam khasanah ilmu pengetahuan sebagai sebuah ilmu yang mandiri
22
PSIKOLOGI SEBAGAI ILMU YANG MANDIRI 4
Pandangan tentang psikologi sebagai ilmu dan metodenya.
Pemahaman Wundt tentang psikologi relatif konstan, yaitu “..as the study of the mind and the search for
the laws that govern it..” (Leahey, 2000 : 253). Namun demikian, pandangannya mengenai metode paling
tepat untuk menggali mind dan ruang lingkup mind itu sendiri berubah sejalan dengan perkembangan
kematangan intelektualitasnya.
Pada awalnya, Wundt menggolongkan bahwa mind mencakup proses-proses ketidaksadaran /
unconciousness (sebagai karakteristik dari soul). Metode eksperimen adalah jalan untuk membawa
penelitian tentang mind dari level kesadaran (consciousness)kepada proses-proses yang tidak sadar.
Dengan kata lain, metode eksperimen adalah cara untuk membawa mind ke dalam batas-batas ruang
lingkup natural science yang obyektif dan empiris.Dalam perkembangannya, Wundt mengakui bahwa
metode eksperimental dalam psikologi fisiologi sangat kuat untuk menggali elemen-elemen soul yang
mendasar (misalnya persepsi, emosi, dll). Namun di atas fenomena-fenomena mendasar ini masih ada
proses-proses mental yang lebih tinggi (higher mental process) yang mengintegrasikan fenomena dasar
tsb. Higher mental process ini muncul dalam bentuk kreativitas mental dan menjadi kekuatan sebuah
peradaban dan bersifat abadi, yaitu : bahasa, mitos, custom, budaya. Pada tahap ini Wundt membatasi
fungsi soul hanya pada tahap kesadaran. Proses-proses ketidaksadaran tidak lagi menjadi fokus dari „study
of the mind‟. Research Method for Psychology, adalah fokus pemikiran Wundt selanjutnya. Idenya tentang
metode juga berkembang sejalan dengan kematangan proses intelektualnya.
23
PSIKOLOGI SEBAGAI ILMU YANG MANDIRI 5
Metode yang pertama kali dianjurkan Wundt sebagai strategi ilmiah untuk eksplorasi psikologis adalah
eksperimental self-observation/introspection, pengembangan dari metode perenungan (armchair
subjective introspection) yang sering dipakai dalam filsafat. Metode ini dilakukan oleh Wundt dg cara
sangat terkontrol sehinga dapat direplikasi. Metode ini dilakukan di bawah pengawasan ketat dari seorang
eksperimenter yang terlatih. Subyek dimasukkan ke dalam situasi lab yang terkontrol dan diminta
melaporkan secara sistematis pengalaman yang dihasilkan dari situasi tersebut. Eksperimenter mencatat
hasil ini secara mendetil.
Metode eksperimental introspection di atas sangat diutamakan oleh Wundt dalam penelitian-penelitiannya
pada masa ia memahami mind sbagai studi yang mencakup unconsciousness. Metode ini dianggap lebih
unggul daripada introspeksi yang tradisional (armchair introspection) karena lebih mampu menjangkau
tahap unconsciousness daripada yang terakhir.Selain eksperimental introspection, Wundt menemukan
metode lain, yaitu comparative-psychological dan historical-psychological. Metode eksperimental
introspection hanya bermanfaat pada subyek dewasa yang normal. Untuk anak-anak, binatang, dan
individu dengan gangguan kejiwaaan dilakukan comparative-psychological guna melihat perbedaan mental
mereka. Sedangkan historical-psychological adalah metode untuk melihat perbedaan mental individu dari
ras dan kebangsaan yang berbeda. Sebagai seorang yang dipengaruhi pemikiran Darwin, Wundt percaya
bahwa perkembangan psikologis individu dapat dipelajari dengan cara melihat sejarah perkembangan
manusia itu sendiri. Pada saat pandangan Wundt tentang mind terfokus pada level kesadaran, metode
introspection mulai dibatasi penggunaannya, dan Wundt beralih pada metode eksperimen laboratorium
modern, dimana yang dipentingkan adalah kemungkinan duplikasi yang eksak.
24
PSIKOLOGI SEBAGAI ILMU YANG MANDIRI 6
Fokus studi Wundt dapat dilihat melalui dua karya besarnya, Principles of Physiological Psychology dan
Voelkerpsychologie.
Principles of Physiological Psychology, dalam karyanya ini Wundt memfokuskan pada hasil-hasil
eksperimennya tentang ingatan, emosi, dan abnormalitas kesadaran.
Hasil eksperimen tentang ingatan akan simple ideas menghasilkan jumlah ide sederhana yang dapat
disimpan dalam ingatan manusia (mind), fakta bahwa ide yang bermakna akan lebih diingat daripada yang
muncul secara random, serta karakteristik dari kesadaran manusia yang bersifat selektif. Konsep penting
yang muncul adalah apperception, suatu bentuk operasi mental yang mensintesakan elemen mental
menjadi satu kesatuan utuh, juga berpengaruh dalam proses mental tinggi seperti analisis dan judgement.
Studi Wundt tentang emosi dan feelings menghasilkan pembagian kutub-kutub emosi ke dalam tiga
dimensi :
Pleasant vs unpleasant
High vs low arousal
Concentrated vs relaxed attention
Teori ini dikenal sebagai the three dimensional theory namun bersifat kontroversial.Ide tentang
abnormalitas kesadaran dari Wundt dibangun melalui diskusi-disksui dengan para psikiater terkenal masa
itu, Kretschmer dan Kraepelin. Ide Wundt tentang schizoprenic adalah hilangnya kontrol appersepsi dan
kontrol dalam proses atensi. Akibatnya proses berpikir hanya bersifat rangkaian asosiasi ide yang tidak
terkontrol. Voelkerpsychologie, adalah karyanya yang berfokus pada metode historical psychological. Mind
individu adalah hasil dari sebuah perkembangan species yang panjang. Maka usaha untuk memahami
perkembangan mind harus dilakukan dengan cara menjajagi perkembangan sejarah peradaban manusia.
Sejarah adalah cara untuk sampai pada psikologi manusia secara intuitif.
25
PSIKOLOGI SEBAGAI ILMU YANG MANDIRI 7
Dalam eksplorasi sejarah perkembangan ini, Wundt sampai pada kajian yang detil
dan sistematis tentang perkembangan bahasa manusia. Hasil kajian ini dianggap
sebagai prestasi besar dalam dunia psikologi dan meletakkan dasar bagi bidang
psikolinguistik. Wundt memandang bahasa dalam dua seginya, dari aspek
linguistik dan aspek kognitif. Bahasa menggambarkan bagaiamana proses kognitif
berjalan dan menggambarkan juga tingkat abstraksi individu. Jasa utama Wundt
dalam bidang psikologi adalah usahanya untuk memperjuangkan diterimanya
psikologi sebagai sebuah disiplin ilmu yang mandiri. Ide-ide Wundt sendiri tidak
bertahan lama dan bahkan murid-muridnya tidak banyak mempopulerkan
pemikirannya. Dalam konteks perkembangan psikologi sebagai sebuah disiplin
ilmu,Wundt lebih tepat dianggap sebagai seorang figur transisi yang menjembatani
aspek filosofis dari psikologi di masa lalu dengan ciri terapan dan natural science
dari psikologi di masa depan. Para murid Wundt juga lebih tertarik untuk
mengembangkan psikologi ke dua arah tsb : natural science dan applied science.
26
PSIKOLOGI SEBAGAI ILMU YANG MANDIRI 8
3. Strukturalisme: E.B. Titchener
E.B. Titchener adalah salah satu murid Wundt yang dianggap paling mendukung pandangan
Wundt, meskipun sebenarnya banyak pandangan Wundt yang ditentangnya, dan akhirnya dia
mengembangkan alirannya sendiri, structural psychology.
Titchener berkebangsaan Inggris. Ia belajar di Oxford dalam bidang filsafat sebelumnya
beralih ke fisiologi. Berdasarkan pengalamannya menterjemahkan buku Wundt ke dalam
bahasa Inggris, Titchener tertarik pada ajaran Wundt dan pindah ke Leipzig untuk menjadi
murid Wundt. Setelah menempuh pendidikan di bawah Wundt dan sempat mengajar
sebentar di Inggris, Wundt pindah ke Amerika, mengajar di Cornell University hingga akhir
hayatnya di tahun 1927. Selama masa tinggalnya di Amerika ini structural psychology yang
dijalaninya menemukan tantangan pada aliran Psikologi lainnya yang khas Amerika, seperti
fungsionalisme dan behaviorisme. Namun Titchener tidak terpengaruh kepada dua aliran
besar tsb dan tetap berpegang pada strukturalisme hingga akhir hayatnya.
Aliran strukturalisme mendasarkan diri pada konsep utama Titchener, yaitu sensation.
Konsep utama ini membawanya kepada pertentangan dengan Wundt dan konsep
apperceptionnya. Berbeda dengan apperception yang merupakan hasil kesimpulan, sehingga
masih memungkinkan subyektivitas, sensation adalah hasil pengalaman langsung, sehingga
lebih obyektif. Lagipula proses atensi yang menjadi fungsi apperception selalu dapat
dikembalikan kepda sensasi menurut Titchener
27
PSIKOLOGI SEBAGAI ILMU YANG MANDIRI 9
Tiga pemikiran utama strukturalisme Titchener:
Identifikasi elemen sensation yang mendasar. Semua proses mental yang
kompleks dapat direduksi ke dalam elemen mendasar ini. Sebagai contoh,
Titchener menemukan 30.500 elemen visual, empat elemen pengecap, dsb.
Titchener menggunakan metode experimental introspection untuk menggali
elemen sensasi dasar ini, metode yang dipelajarinya dari Wundt. Namun di tangan
Titchener, metode ini lebih elaboratif, karena sifatnya tidak hanya deskriptif tetapi
juga analisis yang retrospektif.
Identifikasi bagaimana elemen dasar sensasi ini saling berhubungan untuk
membentuk persepsi, ide dan image yang kompleks. Hubungan ini bersifat dinamis
dan selalu berubah sesuai dengan berubahnya elemen dasar, jadi bukan proses
asosiasi.
Menjelaskan bekerjanya mind. Titchener tidak setuju bahwa mind dijelaskan
melalui proses psikologis (higher mental process) seperti yang dilakukan Wundt.
Mind harus dijelaskan berdasarkan proses fisiologis, yaitu aktivitas sistem syaraf.
Karena proses fisiologis lebih observable daripada proses psikologis.
Aliran strukturalisme tidak berkembang menjadi aliran yang besar. Aliran ini
menghilang bersamaan dengan wafatnya Titchener.
28

More Related Content

What's hot

Teori Kepribadian Carl Gustav Jung
Teori Kepribadian Carl Gustav JungTeori Kepribadian Carl Gustav Jung
Teori Kepribadian Carl Gustav JungRatih Aini
 
PENGANTAR PSIKOLOGI UMUM
PENGANTAR PSIKOLOGI UMUMPENGANTAR PSIKOLOGI UMUM
PENGANTAR PSIKOLOGI UMUMFitriAmaliyah
 
Psikoanalisa
PsikoanalisaPsikoanalisa
Psikoanalisapsepti17
 
Power point psikologi gestalt
Power point psikologi gestaltPower point psikologi gestalt
Power point psikologi gestaltnindypratiwi
 
Tokoh-Tokoh Psikologi dan Teorinya
Tokoh-Tokoh Psikologi dan TeorinyaTokoh-Tokoh Psikologi dan Teorinya
Tokoh-Tokoh Psikologi dan TeorinyaIkhsan Muhammad
 
Teori konvergensi
Teori konvergensiTeori konvergensi
Teori konvergensisarni72
 
Psikoanalisis sigmund freud-psikologi kepribadian
Psikoanalisis sigmund freud-psikologi kepribadianPsikoanalisis sigmund freud-psikologi kepribadian
Psikoanalisis sigmund freud-psikologi kepribadianAfra Balqis
 
Pertemuan ke-4 Tipologi Konstitusi,Temperamen dan Kebudayaan
Pertemuan ke-4 Tipologi Konstitusi,Temperamen dan KebudayaanPertemuan ke-4 Tipologi Konstitusi,Temperamen dan Kebudayaan
Pertemuan ke-4 Tipologi Konstitusi,Temperamen dan KebudayaanVivia Maya Rafica
 
Pendekatan konseling adlerian
Pendekatan konseling adlerianPendekatan konseling adlerian
Pendekatan konseling adlerianvarizalamir
 
Aliran-Aliran dalam Psikologi
Aliran-Aliran dalam PsikologiAliran-Aliran dalam Psikologi
Aliran-Aliran dalam PsikologiIntan Irawati
 
Studi kasus psikologi sosial
Studi kasus psikologi sosialStudi kasus psikologi sosial
Studi kasus psikologi sosialelmakrufi
 
Makalah psikoanalisa
Makalah psikoanalisaMakalah psikoanalisa
Makalah psikoanalisapsepti22
 
Psikologi Sosial; Sosial Kognisi
Psikologi Sosial; Sosial KognisiPsikologi Sosial; Sosial Kognisi
Psikologi Sosial; Sosial Kognisielianaherawati
 
Psikologi Power Point
Psikologi Power PointPsikologi Power Point
Psikologi Power Pointalekbadrudin
 
Pandangan psikoanalitik tentang hakekat manusia
Pandangan psikoanalitik tentang hakekat manusiaPandangan psikoanalitik tentang hakekat manusia
Pandangan psikoanalitik tentang hakekat manusiaLia Oktafiani
 

What's hot (20)

Teori Kepribadian Carl Gustav Jung
Teori Kepribadian Carl Gustav JungTeori Kepribadian Carl Gustav Jung
Teori Kepribadian Carl Gustav Jung
 
PENGANTAR PSIKOLOGI UMUM
PENGANTAR PSIKOLOGI UMUMPENGANTAR PSIKOLOGI UMUM
PENGANTAR PSIKOLOGI UMUM
 
Psikoanalisa
PsikoanalisaPsikoanalisa
Psikoanalisa
 
Power point psikologi gestalt
Power point psikologi gestaltPower point psikologi gestalt
Power point psikologi gestalt
 
Tokoh-Tokoh Psikologi dan Teorinya
Tokoh-Tokoh Psikologi dan TeorinyaTokoh-Tokoh Psikologi dan Teorinya
Tokoh-Tokoh Psikologi dan Teorinya
 
Aliran kritisisme
Aliran kritisismeAliran kritisisme
Aliran kritisisme
 
Tokoh Aliran Fungsionalisme
Tokoh Aliran FungsionalismeTokoh Aliran Fungsionalisme
Tokoh Aliran Fungsionalisme
 
Teori konvergensi
Teori konvergensiTeori konvergensi
Teori konvergensi
 
Psikoanalisis sigmund freud-psikologi kepribadian
Psikoanalisis sigmund freud-psikologi kepribadianPsikoanalisis sigmund freud-psikologi kepribadian
Psikoanalisis sigmund freud-psikologi kepribadian
 
Pertemuan ke-4 Tipologi Konstitusi,Temperamen dan Kebudayaan
Pertemuan ke-4 Tipologi Konstitusi,Temperamen dan KebudayaanPertemuan ke-4 Tipologi Konstitusi,Temperamen dan Kebudayaan
Pertemuan ke-4 Tipologi Konstitusi,Temperamen dan Kebudayaan
 
Pendekatan konseling adlerian
Pendekatan konseling adlerianPendekatan konseling adlerian
Pendekatan konseling adlerian
 
Psikoanalisa
PsikoanalisaPsikoanalisa
Psikoanalisa
 
Aliran-Aliran dalam Psikologi
Aliran-Aliran dalam PsikologiAliran-Aliran dalam Psikologi
Aliran-Aliran dalam Psikologi
 
Studi kasus psikologi sosial
Studi kasus psikologi sosialStudi kasus psikologi sosial
Studi kasus psikologi sosial
 
Perkembangan psikososial
Perkembangan psikososialPerkembangan psikososial
Perkembangan psikososial
 
Makalah psikoanalisa
Makalah psikoanalisaMakalah psikoanalisa
Makalah psikoanalisa
 
Psikologi Sosial; Sosial Kognisi
Psikologi Sosial; Sosial KognisiPsikologi Sosial; Sosial Kognisi
Psikologi Sosial; Sosial Kognisi
 
Psikologi Power Point
Psikologi Power PointPsikologi Power Point
Psikologi Power Point
 
Pandangan psikoanalitik tentang hakekat manusia
Pandangan psikoanalitik tentang hakekat manusiaPandangan psikoanalitik tentang hakekat manusia
Pandangan psikoanalitik tentang hakekat manusia
 
KONASI
KONASI KONASI
KONASI
 

Viewers also liked

makalah psikologi perkembangan
makalah psikologi perkembanganmakalah psikologi perkembangan
makalah psikologi perkembanganIrwan Fauzi
 
Psikologi Umum dan Perkembangan - Pengantar
Psikologi Umum dan Perkembangan - PengantarPsikologi Umum dan Perkembangan - Pengantar
Psikologi Umum dan Perkembangan - PengantarHaristian Sahroni Putra
 
Ruang lingkup ilmu jiwa
Ruang lingkup ilmu jiwaRuang lingkup ilmu jiwa
Ruang lingkup ilmu jiwaM Choirun Niam
 
Powerpoint chie noth
Powerpoint chie nothPowerpoint chie noth
Powerpoint chie nothChie NoTh
 
Cyber crime dan psikologi forensik
Cyber crime dan psikologi forensikCyber crime dan psikologi forensik
Cyber crime dan psikologi forensikDavid Darmawan
 
Presentasi sejarah psikologi
Presentasi sejarah psikologiPresentasi sejarah psikologi
Presentasi sejarah psikologiKirenius Wadu
 
Rasionalisme dan Rene Descartes
Rasionalisme dan Rene DescartesRasionalisme dan Rene Descartes
Rasionalisme dan Rene DescartesZalais Mega
 
Makalah psikologi perkembangan
Makalah psikologi perkembanganMakalah psikologi perkembangan
Makalah psikologi perkembanganAinul Mukarrob
 
Psikologi islami-pola-pola-pengembangan-psikologi-islami
Psikologi islami-pola-pola-pengembangan-psikologi-islamiPsikologi islami-pola-pola-pengembangan-psikologi-islami
Psikologi islami-pola-pola-pengembangan-psikologi-islamiRidwan Sehat
 
Kk b kajian bilangan dan statistika sd tinggi kk b
Kk b kajian bilangan dan statistika  sd tinggi kk bKk b kajian bilangan dan statistika  sd tinggi kk b
Kk b kajian bilangan dan statistika sd tinggi kk bmulok pagentan
 
Sejarah dan pendidikan psikologi di indonesia
Sejarah dan pendidikan psikologi di indonesiaSejarah dan pendidikan psikologi di indonesia
Sejarah dan pendidikan psikologi di indonesia13111986
 
PSIKOLOGI FORENSIK, CONTOH KASUS PEMBAHASAN
PSIKOLOGI FORENSIK, CONTOH KASUS PEMBAHASANPSIKOLOGI FORENSIK, CONTOH KASUS PEMBAHASAN
PSIKOLOGI FORENSIK, CONTOH KASUS PEMBAHASANrara wibowo
 
Lapisan litosfer terbaru
Lapisan litosfer terbaruLapisan litosfer terbaru
Lapisan litosfer terbaruAhmad Asnawi
 
Fungsionalisme (Psikologi Umum)
Fungsionalisme (Psikologi Umum)Fungsionalisme (Psikologi Umum)
Fungsionalisme (Psikologi Umum)atone_lotus
 
(Pertemuan ii) pengantar psikologi perkembangan aud
(Pertemuan ii) pengantar psikologi perkembangan aud(Pertemuan ii) pengantar psikologi perkembangan aud
(Pertemuan ii) pengantar psikologi perkembangan audDiana Fakhriyani
 

Viewers also liked (20)

KODE ETIK PSIKOLOGI
KODE ETIK PSIKOLOGIKODE ETIK PSIKOLOGI
KODE ETIK PSIKOLOGI
 
Psikologi umum 1
Psikologi umum 1Psikologi umum 1
Psikologi umum 1
 
makalah psikologi perkembangan
makalah psikologi perkembanganmakalah psikologi perkembangan
makalah psikologi perkembangan
 
Psikologi Umum dan Perkembangan - Pengantar
Psikologi Umum dan Perkembangan - PengantarPsikologi Umum dan Perkembangan - Pengantar
Psikologi Umum dan Perkembangan - Pengantar
 
30 kesalahan sholat di masyarakat
30 kesalahan sholat di masyarakat30 kesalahan sholat di masyarakat
30 kesalahan sholat di masyarakat
 
Ruang lingkup ilmu jiwa
Ruang lingkup ilmu jiwaRuang lingkup ilmu jiwa
Ruang lingkup ilmu jiwa
 
Powerpoint chie noth
Powerpoint chie nothPowerpoint chie noth
Powerpoint chie noth
 
Politik rangkuman materi
Politik rangkuman materiPolitik rangkuman materi
Politik rangkuman materi
 
Cyber crime dan psikologi forensik
Cyber crime dan psikologi forensikCyber crime dan psikologi forensik
Cyber crime dan psikologi forensik
 
Presentasi sejarah psikologi
Presentasi sejarah psikologiPresentasi sejarah psikologi
Presentasi sejarah psikologi
 
Rasionalisme dan Rene Descartes
Rasionalisme dan Rene DescartesRasionalisme dan Rene Descartes
Rasionalisme dan Rene Descartes
 
Makalah psikologi perkembangan
Makalah psikologi perkembanganMakalah psikologi perkembangan
Makalah psikologi perkembangan
 
Psikologi islami-pola-pola-pengembangan-psikologi-islami
Psikologi islami-pola-pola-pengembangan-psikologi-islamiPsikologi islami-pola-pola-pengembangan-psikologi-islami
Psikologi islami-pola-pola-pengembangan-psikologi-islami
 
Kk b kajian bilangan dan statistika sd tinggi kk b
Kk b kajian bilangan dan statistika  sd tinggi kk bKk b kajian bilangan dan statistika  sd tinggi kk b
Kk b kajian bilangan dan statistika sd tinggi kk b
 
PSIKOLOGI UMUM
PSIKOLOGI UMUMPSIKOLOGI UMUM
PSIKOLOGI UMUM
 
Sejarah dan pendidikan psikologi di indonesia
Sejarah dan pendidikan psikologi di indonesiaSejarah dan pendidikan psikologi di indonesia
Sejarah dan pendidikan psikologi di indonesia
 
PSIKOLOGI FORENSIK, CONTOH KASUS PEMBAHASAN
PSIKOLOGI FORENSIK, CONTOH KASUS PEMBAHASANPSIKOLOGI FORENSIK, CONTOH KASUS PEMBAHASAN
PSIKOLOGI FORENSIK, CONTOH KASUS PEMBAHASAN
 
Lapisan litosfer terbaru
Lapisan litosfer terbaruLapisan litosfer terbaru
Lapisan litosfer terbaru
 
Fungsionalisme (Psikologi Umum)
Fungsionalisme (Psikologi Umum)Fungsionalisme (Psikologi Umum)
Fungsionalisme (Psikologi Umum)
 
(Pertemuan ii) pengantar psikologi perkembangan aud
(Pertemuan ii) pengantar psikologi perkembangan aud(Pertemuan ii) pengantar psikologi perkembangan aud
(Pertemuan ii) pengantar psikologi perkembangan aud
 

Similar to Psikologi Umum dan Perkembangan - Sejarah Psikologi Barat

Taksonomi Ilmu Pengetahuan Kelompok 5.pdf
Taksonomi Ilmu Pengetahuan Kelompok 5.pdfTaksonomi Ilmu Pengetahuan Kelompok 5.pdf
Taksonomi Ilmu Pengetahuan Kelompok 5.pdfherzanetti
 
Bab iii pembahasan
Bab iii pembahasanBab iii pembahasan
Bab iii pembahasanCindar Tyas
 
perkembangan filsafat dari zaman ke zaman
perkembangan filsafat dari zaman ke zamanperkembangan filsafat dari zaman ke zaman
perkembangan filsafat dari zaman ke zamanMasher Zen
 
Tugas psikologi pendidikan dan defenisi psikologi
Tugas psikologi pendidikan dan defenisi psikologiTugas psikologi pendidikan dan defenisi psikologi
Tugas psikologi pendidikan dan defenisi psikologiEcho Bengong Pedidi
 
Makalah filsum siap di print
Makalah filsum siap di printMakalah filsum siap di print
Makalah filsum siap di printLiza Fadilah
 
Filsafat Modern dan Pembahasan Pendidikan
Filsafat Modern dan Pembahasan PendidikanFilsafat Modern dan Pembahasan Pendidikan
Filsafat Modern dan Pembahasan PendidikanAna Safrida
 
Filsafat-Ilmu-5.pptx
Filsafat-Ilmu-5.pptxFilsafat-Ilmu-5.pptx
Filsafat-Ilmu-5.pptxFaizulHasan15
 
Fenomenologi
FenomenologiFenomenologi
Fenomenologippi51
 
PPT Filsafat Ilmu (Sejarah Filsafat Barat)
PPT Filsafat Ilmu (Sejarah Filsafat Barat)PPT Filsafat Ilmu (Sejarah Filsafat Barat)
PPT Filsafat Ilmu (Sejarah Filsafat Barat)AldiwaPandu
 
SosiologiKomunikasi_RazkyAhmad_44222010197.pptx
SosiologiKomunikasi_RazkyAhmad_44222010197.pptxSosiologiKomunikasi_RazkyAhmad_44222010197.pptx
SosiologiKomunikasi_RazkyAhmad_44222010197.pptxRazkyAhmad
 
PPT RASIONALITAS ILMU FILSAFAT.pptx
PPT RASIONALITAS ILMU FILSAFAT.pptxPPT RASIONALITAS ILMU FILSAFAT.pptx
PPT RASIONALITAS ILMU FILSAFAT.pptxLinnoNarendraSeptyaw
 
Psikologi kepribadian
Psikologi kepribadianPsikologi kepribadian
Psikologi kepribadianwafazaenal
 
TUGAS FILSAFAT OLAHRAGA
TUGAS FILSAFAT OLAHRAGATUGAS FILSAFAT OLAHRAGA
TUGAS FILSAFAT OLAHRAGANisyaul Belgis
 
Filsafat manusia (sefia niken arneta)
Filsafat manusia (sefia niken arneta)Filsafat manusia (sefia niken arneta)
Filsafat manusia (sefia niken arneta)Dellvico1226
 
Hubungan Filsafat, Ilmu, dan Agama
Hubungan Filsafat, Ilmu, dan AgamaHubungan Filsafat, Ilmu, dan Agama
Hubungan Filsafat, Ilmu, dan AgamaAcintyaNasywa
 

Similar to Psikologi Umum dan Perkembangan - Sejarah Psikologi Barat (20)

Taksonomi Ilmu Pengetahuan Kelompok 5.pdf
Taksonomi Ilmu Pengetahuan Kelompok 5.pdfTaksonomi Ilmu Pengetahuan Kelompok 5.pdf
Taksonomi Ilmu Pengetahuan Kelompok 5.pdf
 
Metode Ilmiah "antroposentris"
Metode Ilmiah "antroposentris"Metode Ilmiah "antroposentris"
Metode Ilmiah "antroposentris"
 
Filsafat manusia
Filsafat manusiaFilsafat manusia
Filsafat manusia
 
Bab iii pembahasan
Bab iii pembahasanBab iii pembahasan
Bab iii pembahasan
 
Pss tutor (2)
Pss tutor (2)Pss tutor (2)
Pss tutor (2)
 
perkembangan filsafat dari zaman ke zaman
perkembangan filsafat dari zaman ke zamanperkembangan filsafat dari zaman ke zaman
perkembangan filsafat dari zaman ke zaman
 
Tugas psikologi pendidikan dan defenisi psikologi
Tugas psikologi pendidikan dan defenisi psikologiTugas psikologi pendidikan dan defenisi psikologi
Tugas psikologi pendidikan dan defenisi psikologi
 
Makalah filsum siap di print
Makalah filsum siap di printMakalah filsum siap di print
Makalah filsum siap di print
 
Filsafat Modern dan Pembahasan Pendidikan
Filsafat Modern dan Pembahasan PendidikanFilsafat Modern dan Pembahasan Pendidikan
Filsafat Modern dan Pembahasan Pendidikan
 
Filsafat-Ilmu-5.pptx
Filsafat-Ilmu-5.pptxFilsafat-Ilmu-5.pptx
Filsafat-Ilmu-5.pptx
 
Fenomenologi
FenomenologiFenomenologi
Fenomenologi
 
PPT Filsafat Ilmu (Sejarah Filsafat Barat)
PPT Filsafat Ilmu (Sejarah Filsafat Barat)PPT Filsafat Ilmu (Sejarah Filsafat Barat)
PPT Filsafat Ilmu (Sejarah Filsafat Barat)
 
SosiologiKomunikasi_RazkyAhmad_44222010197.pptx
SosiologiKomunikasi_RazkyAhmad_44222010197.pptxSosiologiKomunikasi_RazkyAhmad_44222010197.pptx
SosiologiKomunikasi_RazkyAhmad_44222010197.pptx
 
Tugas Filsafat
Tugas FilsafatTugas Filsafat
Tugas Filsafat
 
PPT RASIONALITAS ILMU FILSAFAT.pptx
PPT RASIONALITAS ILMU FILSAFAT.pptxPPT RASIONALITAS ILMU FILSAFAT.pptx
PPT RASIONALITAS ILMU FILSAFAT.pptx
 
Psikologi kepribadian
Psikologi kepribadianPsikologi kepribadian
Psikologi kepribadian
 
TUGAS FILSAFAT OLAHRAGA
TUGAS FILSAFAT OLAHRAGATUGAS FILSAFAT OLAHRAGA
TUGAS FILSAFAT OLAHRAGA
 
Filsafat manusia (sefia niken arneta)
Filsafat manusia (sefia niken arneta)Filsafat manusia (sefia niken arneta)
Filsafat manusia (sefia niken arneta)
 
22B_121_INDAH QORY P..pptx
22B_121_INDAH QORY P..pptx22B_121_INDAH QORY P..pptx
22B_121_INDAH QORY P..pptx
 
Hubungan Filsafat, Ilmu, dan Agama
Hubungan Filsafat, Ilmu, dan AgamaHubungan Filsafat, Ilmu, dan Agama
Hubungan Filsafat, Ilmu, dan Agama
 

More from Haristian Sahroni Putra

Telaah Kurikulum PAI SMP & SMA - Telaah Keberadaan Kurikulum dalam Pendidikan
Telaah Kurikulum PAI SMP & SMA - Telaah Keberadaan Kurikulum dalam PendidikanTelaah Kurikulum PAI SMP & SMA - Telaah Keberadaan Kurikulum dalam Pendidikan
Telaah Kurikulum PAI SMP & SMA - Telaah Keberadaan Kurikulum dalam PendidikanHaristian Sahroni Putra
 
Micro Teaching - Keterampilan Menyajikan Pelajaran
Micro Teaching - Keterampilan Menyajikan PelajaranMicro Teaching - Keterampilan Menyajikan Pelajaran
Micro Teaching - Keterampilan Menyajikan PelajaranHaristian Sahroni Putra
 
Micro Teaching - Keterampilan Melaksanakan Pretes
Micro Teaching - Keterampilan Melaksanakan PretesMicro Teaching - Keterampilan Melaksanakan Pretes
Micro Teaching - Keterampilan Melaksanakan PretesHaristian Sahroni Putra
 
Penelitian Tindakan Kelas - Perkembangan PTK
Penelitian Tindakan Kelas - Perkembangan PTKPenelitian Tindakan Kelas - Perkembangan PTK
Penelitian Tindakan Kelas - Perkembangan PTKHaristian Sahroni Putra
 
Penelitian Tindakan Kelas - Pengertian dan Ruang Lingkup PTK
Penelitian Tindakan Kelas -  Pengertian dan Ruang Lingkup PTKPenelitian Tindakan Kelas -  Pengertian dan Ruang Lingkup PTK
Penelitian Tindakan Kelas - Pengertian dan Ruang Lingkup PTKHaristian Sahroni Putra
 
Pengembangan Sistem Evaluasi PAI - Teknik Nontes
Pengembangan Sistem Evaluasi PAI - Teknik NontesPengembangan Sistem Evaluasi PAI - Teknik Nontes
Pengembangan Sistem Evaluasi PAI - Teknik NontesHaristian Sahroni Putra
 
Pengembangan Sistem Evaluasi PAI - Rancangan Penilaian Hasil Belajar
Pengembangan Sistem Evaluasi PAI -  Rancangan Penilaian Hasil BelajarPengembangan Sistem Evaluasi PAI -  Rancangan Penilaian Hasil Belajar
Pengembangan Sistem Evaluasi PAI - Rancangan Penilaian Hasil BelajarHaristian Sahroni Putra
 
Telaah Kurikulum PAI - Silabus Telaah Kurikulum PAI SMP dan SMA
Telaah Kurikulum PAI - Silabus Telaah Kurikulum PAI SMP dan SMATelaah Kurikulum PAI - Silabus Telaah Kurikulum PAI SMP dan SMA
Telaah Kurikulum PAI - Silabus Telaah Kurikulum PAI SMP dan SMAHaristian Sahroni Putra
 
Pengembangan Sistem Evaluasi PAI - Pengertian, Tujuan, Fungsi, Prinsip, Sasar...
Pengembangan Sistem Evaluasi PAI - Pengertian, Tujuan, Fungsi, Prinsip, Sasar...Pengembangan Sistem Evaluasi PAI - Pengertian, Tujuan, Fungsi, Prinsip, Sasar...
Pengembangan Sistem Evaluasi PAI - Pengertian, Tujuan, Fungsi, Prinsip, Sasar...Haristian Sahroni Putra
 
Pengembangan Sistem Evaluasi PAI - Silabus
Pengembangan Sistem Evaluasi PAI - SilabusPengembangan Sistem Evaluasi PAI - Silabus
Pengembangan Sistem Evaluasi PAI - SilabusHaristian Sahroni Putra
 
Micro Teaching - Contoh RPP Kurikulum 2013
Micro Teaching - Contoh RPP Kurikulum 2013Micro Teaching - Contoh RPP Kurikulum 2013
Micro Teaching - Contoh RPP Kurikulum 2013Haristian Sahroni Putra
 
Micro Teaching - Keterampilan Membuka Pelajaran
Micro Teaching - Keterampilan Membuka PelajaranMicro Teaching - Keterampilan Membuka Pelajaran
Micro Teaching - Keterampilan Membuka PelajaranHaristian Sahroni Putra
 
Micro Teaching - Silabus Mata Kuliah Micro Teaching
Micro Teaching - Silabus Mata Kuliah Micro TeachingMicro Teaching - Silabus Mata Kuliah Micro Teaching
Micro Teaching - Silabus Mata Kuliah Micro TeachingHaristian Sahroni Putra
 
Bahasa Arab - At-Tawaabi' Lismil Marfuu'
Bahasa Arab - At-Tawaabi' Lismil Marfuu'Bahasa Arab - At-Tawaabi' Lismil Marfuu'
Bahasa Arab - At-Tawaabi' Lismil Marfuu'Haristian Sahroni Putra
 
Pendidikan Anti Korupsi - Mengenal Tindak Pidana Korupsi
Pendidikan Anti Korupsi -  Mengenal Tindak Pidana KorupsiPendidikan Anti Korupsi -  Mengenal Tindak Pidana Korupsi
Pendidikan Anti Korupsi - Mengenal Tindak Pidana KorupsiHaristian Sahroni Putra
 
Pendidikan Anti Korupsi - Jenis dan Bentuk Korupsi
Pendidikan Anti Korupsi - Jenis dan Bentuk KorupsiPendidikan Anti Korupsi - Jenis dan Bentuk Korupsi
Pendidikan Anti Korupsi - Jenis dan Bentuk KorupsiHaristian Sahroni Putra
 
Pendidikan Anti Korupsi - Pengertian, Ruang Lingkup, Ciri dan Sejarah Korupsi
Pendidikan Anti Korupsi - Pengertian, Ruang Lingkup, Ciri dan Sejarah KorupsiPendidikan Anti Korupsi - Pengertian, Ruang Lingkup, Ciri dan Sejarah Korupsi
Pendidikan Anti Korupsi - Pengertian, Ruang Lingkup, Ciri dan Sejarah KorupsiHaristian Sahroni Putra
 
Pendidikan Anti Korupsi - Buku Strategi Nasional Pencegahan dan Pemberantasan...
Pendidikan Anti Korupsi - Buku Strategi Nasional Pencegahan dan Pemberantasan...Pendidikan Anti Korupsi - Buku Strategi Nasional Pencegahan dan Pemberantasan...
Pendidikan Anti Korupsi - Buku Strategi Nasional Pencegahan dan Pemberantasan...Haristian Sahroni Putra
 
Pendidikan Anti Korupsi - Buku Ajar Pendidikan dan Budaya Anti Korupsi (PBAK)
Pendidikan Anti Korupsi - Buku Ajar Pendidikan dan Budaya Anti Korupsi (PBAK)Pendidikan Anti Korupsi - Buku Ajar Pendidikan dan Budaya Anti Korupsi (PBAK)
Pendidikan Anti Korupsi - Buku Ajar Pendidikan dan Budaya Anti Korupsi (PBAK)Haristian Sahroni Putra
 
Pendidikan Anti Korupsi - Memahami untuk Membasmi - Buku Saku untuk Memahami ...
Pendidikan Anti Korupsi - Memahami untuk Membasmi - Buku Saku untuk Memahami ...Pendidikan Anti Korupsi - Memahami untuk Membasmi - Buku Saku untuk Memahami ...
Pendidikan Anti Korupsi - Memahami untuk Membasmi - Buku Saku untuk Memahami ...Haristian Sahroni Putra
 

More from Haristian Sahroni Putra (20)

Telaah Kurikulum PAI SMP & SMA - Telaah Keberadaan Kurikulum dalam Pendidikan
Telaah Kurikulum PAI SMP & SMA - Telaah Keberadaan Kurikulum dalam PendidikanTelaah Kurikulum PAI SMP & SMA - Telaah Keberadaan Kurikulum dalam Pendidikan
Telaah Kurikulum PAI SMP & SMA - Telaah Keberadaan Kurikulum dalam Pendidikan
 
Micro Teaching - Keterampilan Menyajikan Pelajaran
Micro Teaching - Keterampilan Menyajikan PelajaranMicro Teaching - Keterampilan Menyajikan Pelajaran
Micro Teaching - Keterampilan Menyajikan Pelajaran
 
Micro Teaching - Keterampilan Melaksanakan Pretes
Micro Teaching - Keterampilan Melaksanakan PretesMicro Teaching - Keterampilan Melaksanakan Pretes
Micro Teaching - Keterampilan Melaksanakan Pretes
 
Penelitian Tindakan Kelas - Perkembangan PTK
Penelitian Tindakan Kelas - Perkembangan PTKPenelitian Tindakan Kelas - Perkembangan PTK
Penelitian Tindakan Kelas - Perkembangan PTK
 
Penelitian Tindakan Kelas - Pengertian dan Ruang Lingkup PTK
Penelitian Tindakan Kelas -  Pengertian dan Ruang Lingkup PTKPenelitian Tindakan Kelas -  Pengertian dan Ruang Lingkup PTK
Penelitian Tindakan Kelas - Pengertian dan Ruang Lingkup PTK
 
Pengembangan Sistem Evaluasi PAI - Teknik Nontes
Pengembangan Sistem Evaluasi PAI - Teknik NontesPengembangan Sistem Evaluasi PAI - Teknik Nontes
Pengembangan Sistem Evaluasi PAI - Teknik Nontes
 
Pengembangan Sistem Evaluasi PAI - Rancangan Penilaian Hasil Belajar
Pengembangan Sistem Evaluasi PAI -  Rancangan Penilaian Hasil BelajarPengembangan Sistem Evaluasi PAI -  Rancangan Penilaian Hasil Belajar
Pengembangan Sistem Evaluasi PAI - Rancangan Penilaian Hasil Belajar
 
Telaah Kurikulum PAI - Silabus Telaah Kurikulum PAI SMP dan SMA
Telaah Kurikulum PAI - Silabus Telaah Kurikulum PAI SMP dan SMATelaah Kurikulum PAI - Silabus Telaah Kurikulum PAI SMP dan SMA
Telaah Kurikulum PAI - Silabus Telaah Kurikulum PAI SMP dan SMA
 
Pengembangan Sistem Evaluasi PAI - Pengertian, Tujuan, Fungsi, Prinsip, Sasar...
Pengembangan Sistem Evaluasi PAI - Pengertian, Tujuan, Fungsi, Prinsip, Sasar...Pengembangan Sistem Evaluasi PAI - Pengertian, Tujuan, Fungsi, Prinsip, Sasar...
Pengembangan Sistem Evaluasi PAI - Pengertian, Tujuan, Fungsi, Prinsip, Sasar...
 
Pengembangan Sistem Evaluasi PAI - Silabus
Pengembangan Sistem Evaluasi PAI - SilabusPengembangan Sistem Evaluasi PAI - Silabus
Pengembangan Sistem Evaluasi PAI - Silabus
 
Micro Teaching - Contoh RPP Kurikulum 2013
Micro Teaching - Contoh RPP Kurikulum 2013Micro Teaching - Contoh RPP Kurikulum 2013
Micro Teaching - Contoh RPP Kurikulum 2013
 
Micro Teaching - Keterampilan Membuka Pelajaran
Micro Teaching - Keterampilan Membuka PelajaranMicro Teaching - Keterampilan Membuka Pelajaran
Micro Teaching - Keterampilan Membuka Pelajaran
 
Micro Teaching - Silabus Mata Kuliah Micro Teaching
Micro Teaching - Silabus Mata Kuliah Micro TeachingMicro Teaching - Silabus Mata Kuliah Micro Teaching
Micro Teaching - Silabus Mata Kuliah Micro Teaching
 
Bahasa Arab - At-Tawaabi' Lismil Marfuu'
Bahasa Arab - At-Tawaabi' Lismil Marfuu'Bahasa Arab - At-Tawaabi' Lismil Marfuu'
Bahasa Arab - At-Tawaabi' Lismil Marfuu'
 
Pendidikan Anti Korupsi - Mengenal Tindak Pidana Korupsi
Pendidikan Anti Korupsi -  Mengenal Tindak Pidana KorupsiPendidikan Anti Korupsi -  Mengenal Tindak Pidana Korupsi
Pendidikan Anti Korupsi - Mengenal Tindak Pidana Korupsi
 
Pendidikan Anti Korupsi - Jenis dan Bentuk Korupsi
Pendidikan Anti Korupsi - Jenis dan Bentuk KorupsiPendidikan Anti Korupsi - Jenis dan Bentuk Korupsi
Pendidikan Anti Korupsi - Jenis dan Bentuk Korupsi
 
Pendidikan Anti Korupsi - Pengertian, Ruang Lingkup, Ciri dan Sejarah Korupsi
Pendidikan Anti Korupsi - Pengertian, Ruang Lingkup, Ciri dan Sejarah KorupsiPendidikan Anti Korupsi - Pengertian, Ruang Lingkup, Ciri dan Sejarah Korupsi
Pendidikan Anti Korupsi - Pengertian, Ruang Lingkup, Ciri dan Sejarah Korupsi
 
Pendidikan Anti Korupsi - Buku Strategi Nasional Pencegahan dan Pemberantasan...
Pendidikan Anti Korupsi - Buku Strategi Nasional Pencegahan dan Pemberantasan...Pendidikan Anti Korupsi - Buku Strategi Nasional Pencegahan dan Pemberantasan...
Pendidikan Anti Korupsi - Buku Strategi Nasional Pencegahan dan Pemberantasan...
 
Pendidikan Anti Korupsi - Buku Ajar Pendidikan dan Budaya Anti Korupsi (PBAK)
Pendidikan Anti Korupsi - Buku Ajar Pendidikan dan Budaya Anti Korupsi (PBAK)Pendidikan Anti Korupsi - Buku Ajar Pendidikan dan Budaya Anti Korupsi (PBAK)
Pendidikan Anti Korupsi - Buku Ajar Pendidikan dan Budaya Anti Korupsi (PBAK)
 
Pendidikan Anti Korupsi - Memahami untuk Membasmi - Buku Saku untuk Memahami ...
Pendidikan Anti Korupsi - Memahami untuk Membasmi - Buku Saku untuk Memahami ...Pendidikan Anti Korupsi - Memahami untuk Membasmi - Buku Saku untuk Memahami ...
Pendidikan Anti Korupsi - Memahami untuk Membasmi - Buku Saku untuk Memahami ...
 

Recently uploaded

AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..ikayogakinasih12
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxsdn3jatiblora
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5ssuserd52993
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxadimulianta1
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxIgitNuryana13
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfDimanWr1
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDNurainiNuraini25
 
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarantugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarankeicapmaniez
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxSlasiWidasmara1
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSovyOktavianti
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7IwanSumantri7
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)MustahalMustahal
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxssuser35630b
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTIndraAdm
 

Recently uploaded (20)

AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
 
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarantugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
 

Psikologi Umum dan Perkembangan - Sejarah Psikologi Barat

  • 1. BAHAN AJAR KULIAH PSIKOLOGI UMUM DAN PERKEMBANGAN SEJARAH PSIKOLOGI BARAT P E R T E M U A N 2 S A B T U , 2 8 M A R E T 2 0 1 5 DOSEN: MUHAMAD PRIYATNA NIK. 207 006 015 NIDN. 21 160278 01 JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PAI SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM AL-HIDAYAH BOGOR 2015
  • 2. SEJARAH PSIKOLOGI Sebagai bagian dari ilmu pengetahuan, psikologi melalui sebuah perjalanan panjang. Bahkan sebelum Wundt mendeklarasikan laboratoriumnya tahun 1879 – yang dipandang sebagai kelahiran psikologi sebagai ilmu – pandangan tentang manusia dapat ditelusuri jauh ke masa Yunani kuno. Dapat dikatakan bahwa sejarah psikologi sejalan dengan perkembangan intelektual di Eropa, dan mendapatkan bentuk pragmatisnya di benua Amerika. Berdasarkan pandangan tersebut, bagian Sejarah Psikologi ini akan dibagi ke dalam beberapa periode dengan berbagai tokohnya. 2
  • 4. SEJARAH PSIKOLOGI A. Psikologi sebagai bagian dari filsafat Masa Yunani Masa Abad Pertengahan Masa Renaisans B. Psikologi sebagai bagian dari ilmu faal Masa Pasca Renaisans C. Psikologi sebagai ilmu yang mandiri Masa akhir abad ke-19 4
  • 5. SEJARAH PSIKOLOGI Memasuki abad ke-20, psikologi berkembang dalam berbagai school of thought. Kalau Wundt meletakkan dasar bagi psikologi dengan pandangan strukturalisme, maka selanjutnya berbagai aliran utama yang muncul adalah sebagai berikut. 1. Fungsionalisme 2. Behaviorisme 3. Psikoanalisa 4. Psikologi Gestalt 5. Psikologi Humanistik Melalui pemahaman sejarah psikologi ini, diharapkan akan muncul pemahaman yang lebih utuh tentang apa itu psikologi. 5
  • 6. MASA YUNANI 1 PSIKOLOGI SEBAGAI BAGIAN DARI FILSAFAT Pendekatan dan orientasi filsafat masa Yunani yang terarah pada eksplorasi alam, empirical observations, ditandai dengan kemajuan di bidang astronomi dan matematika, meletakkan dasar ciri natural science pada psikologi, yaitu objective, experimentation and observation. Masa Pra Yunani Kuno : tahap intelektual masih primitif yaitu theological/animism : kepercayaan pada dewa-dewa atau spiritual power. Contoh : Mesir Manusia adalah pihak yang lemah. Perilaku ditentukan oleh kekuatan para spirit, maka tugas utama manusia adalah menjaga hubungan baik dengan mereka dengan cara menjunjung tinggi otoritas para spirit. Kejayaan masa Yunani ditandai oleh pemikiran dari tiga filsuf besar: Socrates, Plato, Aristoteles; walau masih dipengaruhi pemikiran-pemikiran masa sebelumnya (masa Yunani Kuno). 6
  • 7. MASA YUNANI 2 Masa Yunani Kuno (Cosmological Period) Adalah masa transisi dari pola pikir animisime ke awal dari natural science. Penentu aktivitas manusia adalah alam atau lingkungan. Pada masa ini perilaku manusia berusaha diterangkan melalui prinsip- prinsip alam atau prinsip yang dianalogikan dengan gejala alam. Ada 5 orientasi : naturalistic, biological, mathematical, eclectic, dan humanistic. Naturalistic: Adanya elemen dasar bagi penentu kehidupan. Contoh: Thales (air), Anaximenes (udara). Ide ttg permanence vs change dari zat yang dianalogikan kepada aktivitias manusia, menimbulkan ide ttg jiwa, Pola pikir deduktif: generalisasi gejala alam pada perilaku manusia Biologic : Mengangkat posisi manusia di atas gejala alam yang lain, memisahkan proses-proses pada manusia dari proses-proses yang ada pada mahluk lain di alam. Proses-proses fisiologis primer untuk menjelaskan perilaku manusia. Tokoh : Hippocrates, Alcmeon, Empedocles. Mathematical : Pendekatan yang melangkah lebih jauh dari dasar dunia fisik, mengarahkan pada hal-hal yang logis tapi abstrak, merupakan bekal bagi kekuatan reason. Eclectic : Menentang ide adanya suatu prinsip dasar dan „kebenaran umum‟. Idenya sangat mendasar berbeda dari orientasi lainnya. Menekankan pada informasi sensoris, sangat operasional dan praktis. Sikap ilmuwan harus skeptik. Tokoh : The sophists- universal lecturers Humanistic : Fokus : rationality & intentionality. Ratio adalah penentu kehidupan manusia beserta segala konsekuensinya. Tokoh utama : Socrates. Tokoh penerus Socrates : Plato & Aristoteles Ketiga tokoh tersebut : search for framework of human knowledge. Peletak dasar bagi kerangka pikir tipikal barat : rational, logic, objective. Disebarluaskan oleh Alexander Agung (murid Aristoteles) melalui ekspansi militer. 7
  • 8. MASA ABAD PERTENGAHAN 1 PSIKOLOGI SEBAGAI BAGIAN DARI FILSAFAT AKHIR MASA HELLENISTIC Pendekatan natural science dari Aristoteles disebarkan oleh muridnya, Alexander the Great melalui ekspansi militer sampai ke daerah Timur. Bersamaan dengan itu mulai juga masuk pandangan belahan dunia Timur ke Barat, terutama Persia, India, dan Mesir. Dengan runtuhnya kekuasaan Alexander the Great, pengaruh timur ini semakin kuat, ditandai dengan menguatnya pandangan spiritualitas menggantikan naturalisme. 8
  • 9. MASA ABAD PERTENGAHAN 2 PSIKOLOGI SEBAGAI BAGIAN DARI FILSAFAT MASA ROMAWI 1. Konteks sosial : Pemerintahan kekaisaran romawi yang mendunia dengan tertib administrasi kependudukan yang kuat serta jaminan akan ketentraman sosial. Pemikiran tentang manusia dan alam menjadi lebih pragmatis, spesifik dan spesialis. Bangsa Romawi lebih tertarik pada ilmu pengetahuan yang teknikal dan aplikatif, seluruhnya diarahkan untuk memperkuat dominasi kekaisaran Romawi. Ide-ide dan pemikiran tentang manusia berkembang subur, bahkan juga ide-ide ketuhanan 2. Pengaruh bagi perkembangan pemikiran tentang manusia: Filsafat yang berkembang memiliki konteks yang lebih terbatas dan spesifik, serta tampak dalam bentuk yang nyata, misalnya ritual religi masyarakat Romawi. Fokus yang dibicarakan :  dikotomi aktif-pasif, apakah jiwa (yang menggambarkan manusia) adalah unsur yang aktif dan mandiri terhadap lingkungan ataukah unsur yang pasif dan hanya bisa memberi reaksi.  dikotomi passion - reason  manusia dipandang sebagai makhluk yang kehidupannya didorong oleh usaha untuk mencari cara „menguasai‟ keinginan fisik melalui penolakan dunia materiil dan mencari kebenaran dalam alam dan Tuhan (Neoplatonism) Pengaruh pada pemikiran tentang nilai moral. Pemikiran pada masa Romawi memberi jalan bagi berkembangnya kekristenan. 9
  • 10. MASA ABAD PERTENGAHAN 3 PSIKOLOGI SEBAGAI BAGIAN DARI FILSAFAT PENGARUH KEKRISTENAN 1. Konteks sosial : masa penyebaran agama Kristen dengan tokoh Yesus sebagai perwujudan "manusia sempurna" beserta perilakunya yang harus jadi teladan. paham Tritunggal yang mengandaikan x=3x gereja dan para ulamanya berperan penting dalam masyarakat peran gereja menjadi dominan dalam perkembangan intelektualitas di masyarakat, banyak cendekiawan berlatar belakang ulama. secara gradual, gereja menjadi penentu nilai di masyarakat dan berhak melakukan sensor atas tulisan atau ide yang muncul. Gereja juga adalah penyelenggara pendidikan moral. Peran gereja dirasakan kurang memuaskan dan tidak dapat memenuhi kebutuhan masyarakat, maka muncul universitas- universitas di Eropa yang menawarkan kebebasan berpikir secara lebih luas. Terjadi pertentangan antara gereja dan masyarakat. 2. Pengaruh pada pandangan mengenai manusia : Manusia bukan hanya physical being, tetapi juga spiritual entity. Aspek spiritual tidak diatur oleh hukum alam. Jiwa manusia (soul) ada pada dunia yang tidak nyata (intangible), tidak dapat dibuktikan dengan mata, dan eksistensinya hanya dapat dibuktikan lewat percaya (iman). Menempatkan ide Plato dalam konteks kekristenan Usaha untuk menjelaskan hubungan antara body and soul sebagai suatu dualisme, bukan sstu yang harus dipertentangkan, body dan soul masing-masing memiliki fungsi tersendiri. 10
  • 11. MASA ABAD PERTENGAHAN 4 PSIKOLOGI SEBAGAI BAGIAN DARI FILSAFAT BEBERAPA TOKOH FILSUF PADA MASA KEKRISTENAN 1. St. Agustinus Filsuf pertama pada masa Kekristenan. Tuhan adalah kebenaran yang menciptakan manusia, bumi dan surga. Jiwa manusia adalah image dari Tuhan. Pentingnya eksplorasi spiritualitas sebagai usaha manusia untuk mendekatkan diri pada Tuhan. Faktor materiil tidak penting, rationalitas juga tidak terlalu dapat dipercaya. Maka pandangannya betul-betul merupakan kebalikan dari pandangan natural science yang empiris dan objektif. Hanya melalui transendensi manusia dapat sedekat mungkin dengan Tuhan dan berarti juga sedekat mungkin dengan kebenaran. Sumbangan bagi psikologi : metode introspective. Teknik utama manusia untuk melakukan transendensi. Dalam psikologi modern teknik ini digunakan oleh beberapa aliran besar seperti strukturalisme (teknik utama untuk menggali jiwa manusia), gestalt, dan psikoanalisa. 11
  • 12. MASA ABAD PERTENGAHAN 5 PSIKOLOGI SEBAGAI BAGIAN DARI FILSAFAT BEBERAPA TOKOH FILSUF PADA MASA KEKRISTENAN 2. Thomas Aquinas Mentransformasikan pandangan Aristoteles ke dalam konsep-konsep kekristenan. Apa yang dikenal sebagai reason oleh Aristoteles diterjemahkan sebagai soul oleh Aquinas. Maka soul adalah sesuatu yang vital bagi manusia, tujuan utamanya adalah memahami dunia, hal yang tidak dapat dilakukan oleh fisik manusia semata. Namun demikian, banyak act dari soul yang membutuhkan tubuh fisik manusia sebagai kekuatan yang dapat mewujudkannya. Sumbangan bagi science/psikologi modern : Pengubahan mutlak dari Aristoteles Pengembangan dualisme Sepanjang masa ini, perdebatan mengenai manusia bergeser dari topik kehidupan yang luas, hubungan antara manusia dengan lingkungannya /alam, ke arah pemahaman tentang kehidupan secara lebih spesifik, yaitu hubungan antara aspek-aspek di dalam diri manusia itu sendiri. Menunjukkan semakin mendalamnya perhatian dan concern awal mengenai manusia itu sendiri. Meskipun demikian, pengaruh kuat gereja menyebabkan pemikiran tentang manusia tidak bebas, dan otoritas ketuhanan tetap dijunjung sebagai otoritas tertinggi. 12
  • 13. MASA RENAISANS 1 PSIKOLOGI SEBAGAI BAGIAN DARI FILSAFAT Konteks sosial dan intelektual Masa Rennaisance Masa ini merupakan merupakan reaksi terhadap masa sebelumnya, dimana pengetahuan bersifat doktrinal di bawah pengaruh gereja dan lebih didasarkan pada iman. Reaksi ini sedemikian kuat sehingga dapat dikatakan peran nalar menggantikan peran iman, ilmu pengetahuan menggantikan tempat agama dan iman di masyarakat. Semangat pencerahan semakin tampak nyata dalam perkembangan science dan filsafat melalui menguatnya peran nalar (reason) dalam segala bidang, dikenal sebagai the age of reason. Akal budi manusia dinilai sangat tinggi dan digunakan untuk membentuk pengetahuan. Masa Rennaissance ditandai dengan bergesernya fokus pemahaman dari God-centeredness menjadi human-centerednes, dikenal dengan istilah sekularisasi atau humanity. Tulisan- tulisan filsuf terkenal seperti Plato, Aristoteles dan lain-lain dikaji untuk melihat bagaimana pola pikir penulisnya dan konteks histories waktu tulisan itu dibuat. Maka yang dicari adalah human truth dan bukan God truth. Kesimpulan akhirnya adalah penerimaan bahwa kebenaran memiliki lebih dari satu perspektif. Masa Renaissance diikuti oleh masa reformasi dari Luther dalam agama Kristen, yang memiliki dua arti penting. Pertama, reformasi Luther semakin melemahkan pengaruh gereja dan mendukung kemandirian manusia dalam mengelola imannya kepada Tuhan. Kedua dengan peperangan yang ditimbulkan reformasi, terungkap pula sisi negative dari kemanusiaan seperti penindasan, penderitaan, dan rasa tidak berdaya manusia. 13
  • 14. MASA RENAISANS 2 PSIKOLOGI SEBAGAI BAGIAN DARI FILSAFAT Masa Revolusi Ilmiah Ada beberapa pandangan penting tentang manusia pada masa ini : Pola pikir yang lebih mekanistik dalam memandang alam dan manusia. Itu berarti alam memiliki sistem, dapat diramalkan, dan tidak tunduk pada hukum-hukum spritual belaka. Manusia juga memiliki reason, kemampuan untuk berpikir logis dan dengan demikian tidak tunduk total kepada hukum spiritual dan kesetiaan semata. Penganjur :  Teori Newton tentang gravitasi  Heliosentris Copernicus (bertentangan dg Galileo)  Mind-body solution dari Descartes Nature philosophy : alam diatur menurut hukum yang pasti, empirik dan dapat dibuktikan lewat eksperimen. Memahami alam harus diikuti sikap mental pengujian fakta obyektif dan eksperimental. Implikasinya adalah munculnya diskusi tentang. „knowledge‟ yang menyebabkan perkembangan ilmu dan metode ilmiah yang maju dengan pesat. Penekanan pada fakta- fakta yang nyata daripada pemikiran yang abstrak. Ilmu-ilmu eksakta yang menggunakan pendekatan empiri menjadi semakin dominan, sesuatu yang sampai sekarang juga masih dapat dirasakan pengaruhnya. Pada masa ini ilmu fisikalah yang dikenal sebagai „the queen of science‟, dengan munculnya fisikawan besar seperti Newton. 14
  • 15. MASA RENAISANS 3 Sebagai bagian dari ilmu filsafat Pemikiran tentang manusia mau tidak mau ikut terpengaruh, meskipun demikian psikologi belum siap menjadi ilmu yang empiris karena diskusi tentang aktivitas manusia belum tuntas : apa yang menjadi obyek studi psikologi? Oleh karena itu diskusi di masa ini terfokus pada hubungan soul-body dan bagaimana pengaruhnya dalam aktivitas manusia. Pandangan dua tokoh utama : 1. Rene Descartes (1596-1650) Menekankan pada pentingnya self-awareness terhadap pengalaman kita, cogito ergo sum. Descartes menjadi filsuf pertama yang menekankan kekuatan faktor internal manusia sebagai satu-satunya kekuatan yang dapat dipercaya, dibandingkan dengan faktor eksternal. Ide-ide spritual, pemahaman tentang dimensi waktu dan ruang, semua bersumber dari kekuatan internal, berbeda dari tradisi berpikir filsuf sebelumnya yang menganggap pemikiran ini berasal dari lingkungan eksternal. 2. Gottfried Wilhelm von Leibnitz (1646 – 1716) Berasal dari Jerman. Tradisi filsafat Jerman sifatnya memandang proses mental secara lebih aktif. Body and soul tidak dipandang sebagai dualism, tetapi lebih dipandang sebagai aspek yang integratif dari aktivitas manusia. Mind memiliki unsur inherent yang dinamis, yang memungkinkannya berperan aktif terhadap lingkungan 15
  • 16. MASA RENAISANS 4 Sebagai bagian dari ilmu filsafat 1. Rene Descartes (1596-1650) Menekankan pada pentingnya self-awareness terhadap pengalaman kita, cogito ergo sum. Descartes menjadi filsuf pertama yang menekankan kekuatan faktor internal manusia sebagai satu-satunya kekuatan yang dapat dipercaya, dibandingkan dengan faktor eksternal. Ide-ide spritual, pemahaman tentang dimensi waktu dan ruang, semua bersumber dari kekuatan internal, berbeda dari tradisi berpikir filsuf sebelumnya yang menganggap pemikiran ini berasal dari lingkungan eksternal. Ide tentang soul-body melahirkan Cartesian dualism yang sangat populer dan digunakan oleh para filsuf lainnya juga :  Soul (dinyatakan dalam mind): sebuah entity yang berbeda dan terpisah dari body, lebih mudah dipahami oleh manusia karena ada proses self reflection/self awareness yang diasumsikan inherent pada manusia.  Body : entity fisik pada manusia yang tunduk pada prinsip mekanisme fisiologis, sama seperti yang terjadi pada hewan. Namun pada manusia, aktivitas fisik tunduk pada perintah mind. Dengan demikian faktor mind-lah (kemampuan untuk self-reflection) yang membedakan manusia dari binatang dan menjadikannya makhluk yang secara intelektual lebih unggul. Hubungan antara mind-body bersifat psychophysical yang berpusat pada kelenjar pineal. Proses badaniah dipelajari dalam bidang fisiologis dan aspek mind dipelajari oleh psikologi. Descartes menjadi filsuf modern pertama yang mendefiniskan obyek studi psikologi sebagai mind. 16
  • 17. MASA RENAISANS 5 Sebagai bagian dari ilmu filsafat 2. Gottfried Wilhelm von Leibnitz (1646 – 1716). Berasal dari Jerman. Tradisi filsafat Jerman sifatnya memandang proses mental secara lebih aktif. Body and soul tidak dipandang sebagai dualisme, tetapi lebih dipandang sebagai aspek yang integratif dari aktivitas manusia. Mind memiliki unsur inherent (melekat) yang dinamis, yang memungkinkannya berperan aktif terhadap lingkungan. Pandangan yang lebih aktif ini tidak lepas dari konteks politis Jerman pada masa itu yang lebih bergejolak dibandingkan Inggris, dimana masih terjadi konflik antar agama yang disertai juga dengan konflik regional (Perang 30 tahun). Leibnitz : Mind memiliki prinsip dan kategorinnya sendiri yang sifatnya innate dan esensial untuk pemahaman. Idea sifatnya innate (bawaan), maka proses berpikir adalah proses yang terjadi tanpa henti , ada dimensi sadar dan tidak sadarnya. Konsep monad sebagai energi pendorong pada setiap makhluk. Yang juga akan menentukan keunikan individu. Pada manusia, monad ini adalah mind. 17
  • 18. PSIKOLOGI SEBAGAI BAGIAN DARI ILMU FAAL Psikologi sebagai bagian dari ilmu faal muncul pada abad 19 seiring dengan kemajuan ilmu alam (natural science) . Pada fase ini pemikiran tentang manusia terus berkembang dan banyak dilakukan eksplorasi fisiologis manusia secara empiris. Pada fase inilah mulai ada jawaban yang empirik dan ilmiah dari pertanyaan-pertanyaan yang kerap muncul di masa lalu: Apa itu jiwa (soul)? Bagaimana bentuk konkritnya? Bagaimana mengukurnya? Bagaimana hubungan body- soul ? Konteks keilmuan abad 19 : Riset empirik yang banyak dilakukan pada bidang fisiologis mencakup: aktivitas syaraf, sensasi/penginderaan, dan fisiologis otak. Hasil riset pada ketiga bidang ini sangat signifikan membuka wawasan mengenai manusia sehingga memperkuat pandangan para ilmuwan saat itu akan pentingnya strategi empiris yang sistematis dalam setiap bidang keilmuan. Bagi psikologi hasil-hasil ini memberi jalan untuk membangun dasar fisiologis bagi operasi-operasi mental. Penting untuk memahami secara logis dan empiris mengenai aktivitas mental itu sendiri. Menjelaskan posisi ilmu psikologi modern yang dekat dengan bidang kedokteran dan psikiatri. Francis Bacon (1561-1626) Menganjurkan metode induktif sebagai metode utama dalam science karena berangkat dari hasil observasi terhadap sesuatu yang nyata. Dalam konteks seperti di ataslah dikatakan bahwa Bacon „tidak setuju‟ dengan rasionalisme yang spekulatif, meskipun idenya sendiri juga sangat rasional. Dengan kembali pada fakta yang nyata, Bacon berharap science dapat terbebas dari prinsip-prinsip yang spekulatif namun selama ini sangat kuat dipegang. 18
  • 19. PSIKOLOGI SEBAGAI BAGIAN DARI ILMU FAAL Kemajuan-kemajuan di bidang fisiologis, meliputi riset-riset di bidang aktivitas syaraf , sensasi, dan otak yang memberi dasar empiris bagi fungsi-fungsi yang sebelumnya dianggap fungsi dari soul (jiwa), yang juga sebelumnya dianggap sangat abstrak. Tokoh-tokoh penting : Charles Bell-Francoise Magendie : fakta bahwa syaraf sensoris dan motorik beroperasi secara terpisah dan searah. Mengikis anggapan bahwa syaraf manusia mencover keduanya, mengkomunikasikan informasi motorik kepada urat syaraf melalui „getaran‟ yang diperoleh dari informasi sensoris. Johannes Mueller : lebih menekankan pada proses transmisi syaraf. Doctrine of Specific Nerve Energies : transmisi syaraf adalah proses yang menjembatani antara sensed object dengan mind. Maka awareness manusia, bukan semata-mata disebabkan oleh objek tertentu, juga bukan karena jiwa, tapi diperantarai oleh proses transmisi syaraf. Pandangan ini melengkapi penjelasan ttg peran mind dan consciousness (cogito ergo sum) dan menjadi dasar bagi penelitian mengenai lokasi spesifik dari fungsi tertentu di otak. Marshall Hall : refleks dikomandoi oleh syaraf tulang belakang (spinal cord) dan bukan syaraf batang otak. Mendiferensiasikan gerakan tubuh ke dalam 4 kelompok : voluntary movement, respiratory movement, involuntary movement, dan refleks. Pandangannya ini memicu diskusi mengenai kesadaran yang sangat relevan bagi perkembangan psikologi. Paul Broca (1824 – 1880), menemukan pusat Broca yang mengendalikan aktivitas bicara. Ia merupakan tokoh penting dalam studi fisiologis otak. Studi ini berkembang dari phrenology (Gall & Spurzheim), satu-satunya pendekatan yang waktu itu berfokus pada otak . Fokus utama dari eksplorasi fisiologis otak adalah untuk menemukan lokasi fisiologis dari bagian-bagian mental, bagian tertentu dari otak yang merupakan central dari aktivitas mental manusia. Pierre Flourens (1794-1867), mencoba pendekatan dengan bukti non-pathological (melengkapi Broca), menemukan pusat- pusat penting dari otak yaitu :  Cerebral hemisphere : willing, judging, memory, seeing, and hearing  Cerebellum : motor coordination  Medulla oblongata: mediation of sensory and motor function  Corpora quadrigemina : vision  Spinal cord : conduction  Nerves : excitation 19
  • 20. PSIKOLOGI SEBAGAI ILMU YANG MANDIRI 1 PSIKOLOGI SEBAGAI ILMU MANDIRI Konteks sosial dan intelektual Pada akhir abad 19, dengan perkembangan natural science dan metode ilmiah secara mapan sebagaimana diuraikan di bagian sebelumnya, konteks intelektual Eropa sudah „siap‟ untuk menerima psikologi sebagai sebuah disiplin ilmu yang mandiri dan formal. Tanah kelahiran psikologi adalah Jerman. Oleh karenanya munculnya psikologi tidak dapat dilepaskan dari konteks sosial Jerman dan orientasi intelektual Wilhelm Wundt, orang pertama yang memproklamirkan psikologi sebagai sebuah disiplin ilmu. 1. Konteks sosial Jerman Konteks ilmiah Jerman pada abad 19 ditandai dengan mulai berdirinya institusi universitas dengan misinya untuk membentuk manusia berkualitas (berbudaya dan memiliki integritas) dan penyedia tenaga kerja yang professional. Ilmu psikologi didefinisikan sebagai disiplin ilmu yang menyumbang pada pembentukan, culturally educated citizens (Budaya masyarakat belajar). Maka psikologi juga dipengaruhi oleh nilai-nilai kualitas manusia ideal Jerman. Sebagai sebuah ilmu yang hubungannya paling dekat dan paling langsung dengan manusia, psikologi berada di antara dua kepentingan : hubungannya dengan ilmu-ilmu yang kongkrit dan aplikatif dan hubungannya dengan ilmu-ilmu kemanusiaan seperti filasafat, teologi. Wundt sendiri menganggap psikologi sebagai bagian dari filsafat. Namun dengan berkembangnya karir pribadinya, ia mulai menentukan batas-batas yang dapat dilakukan psikologi sebagai sebuah ilmu alam, khususnya psikologi eksperimen. Dasar berpikir Wundt tentang psikologi menunjukkan bagaimana posisi psikologi dalam dua kepentingan itu sendiri. Baginya kesadaran manusia (consciousness) terdiri dari elemen-elemen. Namun elemen ini tergabung dalam kesatuan yang lebih besar melalui human will. 20
  • 21. PSIKOLOGI SEBAGAI ILMU YANG MANDIRI 2 PSIKOLOGI SEBAGAI ILMU MANDIRI 2. Riwayat dan pemikiran Wundt. Wilhelm Wundt (1832-1920) dilahirkan di Neckarau, Baden, Jerman, dari keluarga intelektual. Ia menamatkan studi kesarjanaannya dan memperoleh gelar doktor di bidang kedokteran dan tertarik pada riset-riset fisiologis. Ia melakukan penelitian di bidang psikofisik bersama-sama dengan Johannes Mueller an Hermann von Helmholtz. Karya utamanya pada masa-masa ini adalah Grundzuege der Physiologischen Psychologie (Principles of physiological psychology) pada tahun 1873-1874. Wundt memperoleh posisi sebagai professor dan mengajar di Universitas Leipzig dimana ia mendirikan Psychological Institute. Laboratorium psikologi didirikan pada tahun 1879, menandai berdirinya psikologi sebagai sebuah disiplin ilmu ilmiah. Di awal berdirinya laboratorium ini, Wundt membiayainya dari kantongnya sendiri sebagai sebuah usaha privat. Setelah tahun 1885, lab ini baru diakui oleh universitas dan secara resmi didanai oleh universitas. Laboratorium ini berkembang dengan pesat sebelum akhirnya gedungnya hancur dalam PD2. Selama di Leipzing, Wundt adalah seorang pengajar yang sangat produktif, membimbing 200 mahasiswa disertasi, mengajar lebih dari 24.000 mahasisiwa, serta menulis secara teratur.Pada tahun 1900 ia memulai karya besarnya, Voelkerpsychologie, yang baru diakhirinya pada tahun 1920, tahun dimana ia wafat. Karya ini berisi pemikirannya tentang sisi lain dari psikologi, yaitu mempelajari individu dalam society, tidak hanya inidvidu dalam laboratorium. Karya ini dapat dikatakan sebagai jejak pertama Psikologi Sosial. 21
  • 22. PSIKOLOGI SEBAGAI ILMU YANG MANDIRI 3 PSIKOLOGI SEBAGAI ILMU MANDIRI Pemikiran Wundt terbagi atas beberapa point penting: Adanya „an alliance between two science‟, yaitu fisiologi dan psikologi. Fisiologi adalah ilmu yang menginformasikan fenomena kehidupan sebagaimana yang kita persepsikan melalui penginderaan eksternal sedangkan psikologi adlaah yang memungkinkan manusia melihat ke dalam dirinya dari sisi internal dirinya sendiri. Terkait dengan ikatan kedua cabang ilmu ini, ada beberapa pemikiran penting: Secara metodologi aliansi ini berarti apparatus dan teknik pengukuran yang ada di bidang fisiologi diaplikasikan kepada bidang psikologis, misalnya dengan waktu reaksi. Berdasarkan hal inilah, Wundt menamakan cabang ilmu baru yang ditemukannya ini sebagai psikologi eksperimental. Bagi Wundt metode eksperimen lebih „layak‟ digunakan untk eksplorasi mind daripada yang biasa digunakan, yaitu „introspection‟. Sebenarnya secara tradisional, Wundt bergantung pada observasi introspektiv dari alam sekitar dan dunia, dimana dipisahkan antara usaha untuk mengidentifikasi elemen-elemn mental dan mengidentifikasi proses mental yang mengintegrasikan elemen-elemen tersebut ke dalam pengalaman atau obyek yang koheren. Dengan aliansi ini psikologi menjadi lebih terbantu untuk menghadapi tantangan dunia natural science. Ilmu psikologi yang secara tradisional mempelajari soul (jiwa), kini mendapat justifikasinya selama elemen soul tsb di jabarkan ke dalam elemen fisiologis terkecil, misalnya susunan system syaraf. Maka dimungkinkan juga terjadinya reduksionism operasi mental ke dalam operasi neurologis. Melalui aliansi dengan ilmu yang lebih mapan kedudukannya seperti ilmu fisiologis, psikologi lebih mudah diterima dalam khasanah ilmu pengetahuan sebagai sebuah ilmu yang mandiri 22
  • 23. PSIKOLOGI SEBAGAI ILMU YANG MANDIRI 4 Pandangan tentang psikologi sebagai ilmu dan metodenya. Pemahaman Wundt tentang psikologi relatif konstan, yaitu “..as the study of the mind and the search for the laws that govern it..” (Leahey, 2000 : 253). Namun demikian, pandangannya mengenai metode paling tepat untuk menggali mind dan ruang lingkup mind itu sendiri berubah sejalan dengan perkembangan kematangan intelektualitasnya. Pada awalnya, Wundt menggolongkan bahwa mind mencakup proses-proses ketidaksadaran / unconciousness (sebagai karakteristik dari soul). Metode eksperimen adalah jalan untuk membawa penelitian tentang mind dari level kesadaran (consciousness)kepada proses-proses yang tidak sadar. Dengan kata lain, metode eksperimen adalah cara untuk membawa mind ke dalam batas-batas ruang lingkup natural science yang obyektif dan empiris.Dalam perkembangannya, Wundt mengakui bahwa metode eksperimental dalam psikologi fisiologi sangat kuat untuk menggali elemen-elemen soul yang mendasar (misalnya persepsi, emosi, dll). Namun di atas fenomena-fenomena mendasar ini masih ada proses-proses mental yang lebih tinggi (higher mental process) yang mengintegrasikan fenomena dasar tsb. Higher mental process ini muncul dalam bentuk kreativitas mental dan menjadi kekuatan sebuah peradaban dan bersifat abadi, yaitu : bahasa, mitos, custom, budaya. Pada tahap ini Wundt membatasi fungsi soul hanya pada tahap kesadaran. Proses-proses ketidaksadaran tidak lagi menjadi fokus dari „study of the mind‟. Research Method for Psychology, adalah fokus pemikiran Wundt selanjutnya. Idenya tentang metode juga berkembang sejalan dengan kematangan proses intelektualnya. 23
  • 24. PSIKOLOGI SEBAGAI ILMU YANG MANDIRI 5 Metode yang pertama kali dianjurkan Wundt sebagai strategi ilmiah untuk eksplorasi psikologis adalah eksperimental self-observation/introspection, pengembangan dari metode perenungan (armchair subjective introspection) yang sering dipakai dalam filsafat. Metode ini dilakukan oleh Wundt dg cara sangat terkontrol sehinga dapat direplikasi. Metode ini dilakukan di bawah pengawasan ketat dari seorang eksperimenter yang terlatih. Subyek dimasukkan ke dalam situasi lab yang terkontrol dan diminta melaporkan secara sistematis pengalaman yang dihasilkan dari situasi tersebut. Eksperimenter mencatat hasil ini secara mendetil. Metode eksperimental introspection di atas sangat diutamakan oleh Wundt dalam penelitian-penelitiannya pada masa ia memahami mind sbagai studi yang mencakup unconsciousness. Metode ini dianggap lebih unggul daripada introspeksi yang tradisional (armchair introspection) karena lebih mampu menjangkau tahap unconsciousness daripada yang terakhir.Selain eksperimental introspection, Wundt menemukan metode lain, yaitu comparative-psychological dan historical-psychological. Metode eksperimental introspection hanya bermanfaat pada subyek dewasa yang normal. Untuk anak-anak, binatang, dan individu dengan gangguan kejiwaaan dilakukan comparative-psychological guna melihat perbedaan mental mereka. Sedangkan historical-psychological adalah metode untuk melihat perbedaan mental individu dari ras dan kebangsaan yang berbeda. Sebagai seorang yang dipengaruhi pemikiran Darwin, Wundt percaya bahwa perkembangan psikologis individu dapat dipelajari dengan cara melihat sejarah perkembangan manusia itu sendiri. Pada saat pandangan Wundt tentang mind terfokus pada level kesadaran, metode introspection mulai dibatasi penggunaannya, dan Wundt beralih pada metode eksperimen laboratorium modern, dimana yang dipentingkan adalah kemungkinan duplikasi yang eksak. 24
  • 25. PSIKOLOGI SEBAGAI ILMU YANG MANDIRI 6 Fokus studi Wundt dapat dilihat melalui dua karya besarnya, Principles of Physiological Psychology dan Voelkerpsychologie. Principles of Physiological Psychology, dalam karyanya ini Wundt memfokuskan pada hasil-hasil eksperimennya tentang ingatan, emosi, dan abnormalitas kesadaran. Hasil eksperimen tentang ingatan akan simple ideas menghasilkan jumlah ide sederhana yang dapat disimpan dalam ingatan manusia (mind), fakta bahwa ide yang bermakna akan lebih diingat daripada yang muncul secara random, serta karakteristik dari kesadaran manusia yang bersifat selektif. Konsep penting yang muncul adalah apperception, suatu bentuk operasi mental yang mensintesakan elemen mental menjadi satu kesatuan utuh, juga berpengaruh dalam proses mental tinggi seperti analisis dan judgement. Studi Wundt tentang emosi dan feelings menghasilkan pembagian kutub-kutub emosi ke dalam tiga dimensi : Pleasant vs unpleasant High vs low arousal Concentrated vs relaxed attention Teori ini dikenal sebagai the three dimensional theory namun bersifat kontroversial.Ide tentang abnormalitas kesadaran dari Wundt dibangun melalui diskusi-disksui dengan para psikiater terkenal masa itu, Kretschmer dan Kraepelin. Ide Wundt tentang schizoprenic adalah hilangnya kontrol appersepsi dan kontrol dalam proses atensi. Akibatnya proses berpikir hanya bersifat rangkaian asosiasi ide yang tidak terkontrol. Voelkerpsychologie, adalah karyanya yang berfokus pada metode historical psychological. Mind individu adalah hasil dari sebuah perkembangan species yang panjang. Maka usaha untuk memahami perkembangan mind harus dilakukan dengan cara menjajagi perkembangan sejarah peradaban manusia. Sejarah adalah cara untuk sampai pada psikologi manusia secara intuitif. 25
  • 26. PSIKOLOGI SEBAGAI ILMU YANG MANDIRI 7 Dalam eksplorasi sejarah perkembangan ini, Wundt sampai pada kajian yang detil dan sistematis tentang perkembangan bahasa manusia. Hasil kajian ini dianggap sebagai prestasi besar dalam dunia psikologi dan meletakkan dasar bagi bidang psikolinguistik. Wundt memandang bahasa dalam dua seginya, dari aspek linguistik dan aspek kognitif. Bahasa menggambarkan bagaiamana proses kognitif berjalan dan menggambarkan juga tingkat abstraksi individu. Jasa utama Wundt dalam bidang psikologi adalah usahanya untuk memperjuangkan diterimanya psikologi sebagai sebuah disiplin ilmu yang mandiri. Ide-ide Wundt sendiri tidak bertahan lama dan bahkan murid-muridnya tidak banyak mempopulerkan pemikirannya. Dalam konteks perkembangan psikologi sebagai sebuah disiplin ilmu,Wundt lebih tepat dianggap sebagai seorang figur transisi yang menjembatani aspek filosofis dari psikologi di masa lalu dengan ciri terapan dan natural science dari psikologi di masa depan. Para murid Wundt juga lebih tertarik untuk mengembangkan psikologi ke dua arah tsb : natural science dan applied science. 26
  • 27. PSIKOLOGI SEBAGAI ILMU YANG MANDIRI 8 3. Strukturalisme: E.B. Titchener E.B. Titchener adalah salah satu murid Wundt yang dianggap paling mendukung pandangan Wundt, meskipun sebenarnya banyak pandangan Wundt yang ditentangnya, dan akhirnya dia mengembangkan alirannya sendiri, structural psychology. Titchener berkebangsaan Inggris. Ia belajar di Oxford dalam bidang filsafat sebelumnya beralih ke fisiologi. Berdasarkan pengalamannya menterjemahkan buku Wundt ke dalam bahasa Inggris, Titchener tertarik pada ajaran Wundt dan pindah ke Leipzig untuk menjadi murid Wundt. Setelah menempuh pendidikan di bawah Wundt dan sempat mengajar sebentar di Inggris, Wundt pindah ke Amerika, mengajar di Cornell University hingga akhir hayatnya di tahun 1927. Selama masa tinggalnya di Amerika ini structural psychology yang dijalaninya menemukan tantangan pada aliran Psikologi lainnya yang khas Amerika, seperti fungsionalisme dan behaviorisme. Namun Titchener tidak terpengaruh kepada dua aliran besar tsb dan tetap berpegang pada strukturalisme hingga akhir hayatnya. Aliran strukturalisme mendasarkan diri pada konsep utama Titchener, yaitu sensation. Konsep utama ini membawanya kepada pertentangan dengan Wundt dan konsep apperceptionnya. Berbeda dengan apperception yang merupakan hasil kesimpulan, sehingga masih memungkinkan subyektivitas, sensation adalah hasil pengalaman langsung, sehingga lebih obyektif. Lagipula proses atensi yang menjadi fungsi apperception selalu dapat dikembalikan kepda sensasi menurut Titchener 27
  • 28. PSIKOLOGI SEBAGAI ILMU YANG MANDIRI 9 Tiga pemikiran utama strukturalisme Titchener: Identifikasi elemen sensation yang mendasar. Semua proses mental yang kompleks dapat direduksi ke dalam elemen mendasar ini. Sebagai contoh, Titchener menemukan 30.500 elemen visual, empat elemen pengecap, dsb. Titchener menggunakan metode experimental introspection untuk menggali elemen sensasi dasar ini, metode yang dipelajarinya dari Wundt. Namun di tangan Titchener, metode ini lebih elaboratif, karena sifatnya tidak hanya deskriptif tetapi juga analisis yang retrospektif. Identifikasi bagaimana elemen dasar sensasi ini saling berhubungan untuk membentuk persepsi, ide dan image yang kompleks. Hubungan ini bersifat dinamis dan selalu berubah sesuai dengan berubahnya elemen dasar, jadi bukan proses asosiasi. Menjelaskan bekerjanya mind. Titchener tidak setuju bahwa mind dijelaskan melalui proses psikologis (higher mental process) seperti yang dilakukan Wundt. Mind harus dijelaskan berdasarkan proses fisiologis, yaitu aktivitas sistem syaraf. Karena proses fisiologis lebih observable daripada proses psikologis. Aliran strukturalisme tidak berkembang menjadi aliran yang besar. Aliran ini menghilang bersamaan dengan wafatnya Titchener. 28