SlideShare a Scribd company logo
1 of 7
Download to read offline
1



I.    Pendahuluan




Sebagai abdi negara/publik di Negara Bagian Brandenburg (Jerman), saya
dibilang di Indonesia sebagai pegawai »pemerintah«. Lantas katanya yang bilang,
saya akan meraup pensiun dari »pemerintah«. Saya bingung, sebab di sana,
pensiunan itu dibayar oleh »staat« (negara), dan saya bukan pegawai
»pemerintah«. Menjelaskan pasal »pemerintah« dan »negara«, ternyata tidak
gampang.

Kebetulan, Kementerian Pendayagunaan Negara sedang menggodok RUU
Administrasi Pemerintahan (sampai bulan Januari 2006 sudah draft ke XI B). RUU
tersebut titisannya Verwaltungsverfahrensgesetz alias UU Prosedur Administrasi
Negara Jerman. Malang tak boleh ditolak, mujur tak boleh diraih. Kontan saja,
saya bilang, kalau begitu, di wilayah eksekutif, saya bisa dong, membandingkan
birokrasi Indonesia dengan Jerman.



Jurus pembukaan ini, sudilah dibaca. Ada dua hal yang ingin saya tuturkan.

Hal pertama:

Selalu saja, saya dikatakan sebagai pegawai »pemerintah« oleh keluarga, handai
taulan atau sekongkolan. Bila membantah, bahwa saya itu »abdi negara«, dan
bukan pegawai »pemerintah«, mereka tetap kepala batu. Tetap saja saya
dikatakan pegawai »pemerintah«. Saya jadi batuk-batuk. Lain kesempatan, saya
punya bokap, setel yakin, trus nerocos bilang, bahwa saya bakal dihibahi
pensiunan dari »pemerintah« Jerman.

Jadinya, saya kerap bingung, merasa tak ada gunanya bilang-bilang, kalau saya
ini »abdi negara«, trus bakal menerima pensiun dari »negara«. Dan bukan dari
»pemerintah«. Bahkan, dalam berbagai kesempatan ceramah, tak seorang
pendengar pun paham. Apa saya ndak ruwet?
2



Satu kasus yang menarik bagi saya terjadi pada bulan Mei 2002, ketika bos
Komisi Pemilihan Umum Jerman diundang berbicara tentang sistem pemilu
Jerman di mabes [markas besar] Komisi Pemilihan Umum Nasional di Jakarta.
Namun malang, bos KPU Jerman kurang cas-cis-cus speak »English«, sehingga
perlu bantuan penterjemah bahasa. Tak ada masalah dengan sang penerjemah.
Hanya dia »kerepotan« mengindonesiakan satu kata »doitz« [Jerman].

Menurut bos KPU Jerman, parpol Jerman memperoleh subsidi dari »Staat«
(negara). Lantas diterjemahkan menjadi: parpol Jerman memperoleh subsidi dari
»pemerintah«. Biar pun sudah diterangkan bahwa »negara« bukan »pemerintah«,
cuma dalam tukar pikiran selanjutnya, dana »negara« tetap dipikuni sebagai dana
»pemerintah«. Pokoknya, »negara« sama dengan »pemerintah«.

Maka, disitulah duduk perkaranya. Kebetulan, dua tahun setelah reunifikasi
Jerman, tepatnya akhir 1991, saya bekerja sebagai »abdi negara/publik«, di satu
lembaga negara milik Negara Bagian Brandenburg. Sebagai republik federal,
Jerman terbagi ke dalam 16 negara bagian (setara propinsi, dan karenanya istilah
propinsi ini yang akan saya pakai). Propinsi Brandenburg, berpenduduk 2.560.518
(2005) 1, merupakan satu negara bagian baru, terletak di kawasan mantan Jerman
Timur yang telah gulung tikar itu, beribukotakan Potsdam, sekitar 30 kilometer
Barat Daya Berlin.

Nah, dengan kedudukan dan pengalaman saya sebagai »abdi negara/publik«,
maka saya mencoba menjelaskan perkara perbedaan »negara« dengan
»pemerintah«. Itulah sebabnya, karangan ini bukanlah kajian ilmiah, melainkan
berangkat dari pengalaman alamiah. Maka, penjelasan yang gampang buat
membedakan »pemerintah« dan »negara« adalah membandingkan Administrasi
Negara Indonesia dan Jerman (Instansi/Lembaga Pemerintah/Negara sebagai
pelakunya) serta aturan main antara Administrasi Negara/Pemerintah dengan
publik.

Kisah kedua:

Senin tanggal 23 Januari pukul 13.00, saya diundang oleh GTZ Jerman
(Gesellschaft fuer Technische Zusammenarbeit alias Organisasi Urusan
Kerjasama Teknis) yang berkedudukan di gedung Kementerian PAN
(Pendayaagunaan Aparat Negara), jalan Sudirman Jakarta.



1
    Statistische Berichte und Beiträge zur Statistik, AI1 Bevölkerungsstand, Stand 9/2005
3



Pertemuan itu, berkaitan dengan proyek GTZ yang bergelar Support for Good
Goverance (SfGG), di mana, menurut saya, pihak Jerman memberikan satu
pasokan yang sangat bermakna dan bermanfaat. Yaitu:
»Verwaltungsverfahrensgesetz« (UU Prosedur Administrasi Negara) yang
kemudian disulap menjadi »RUU Administrasi Pemerintahan«.

Sebagai insan Paria dari negeri berkembang kempis Indonesia, yang sejak
reunifikasi Jerman diperkenankan bekerja dalam birokrasi bangsa Aria, maka
bermakna dan bermanfaatnya pasokan itu, disebabkan oleh peluang yang terbuka
buat mereformasi birokrasi secara menyeluruh. Mulai dari PNS (Pegawai Negeri
Sipil) harus netral, peningkatan pelayanan publik dengan menyertakan Hak Asasi
Manusia, sampai ke hal-hal pemisahan pemerintah dan negara di wilayah
eksekutif – serta dapat diperluas ke wilayah yudikatif dan legislatif.

Cuma, dari titik tolak perubahan total birokrasi Indonesia, perubahan yang
terkandung dalam RUU Administrasi Pemerintahan itu bersemangatkan setengah
hati. Beberapa hal bisa saya sebutkan di sini. Misalnya, RUU Administrasi
Pemerintahan itu aslinya ada lah »Verwaltungsverfahrensgesetz« alias UU
Prosedur Administrasi Negara. Administrasi Pemerintahan = Verwaltung
(Administrasi Negara) 2? Aduh. Lalu, pelaku RUU Administrasi Pemerintahan di
Indonesia ada lah »instansi pemerintah«, sedangkan di Jerman »instansi« negara.
Aduh, aduh.

(Catatan: istilah »instansi« pemerintah sebagai lembaga pemerintah dipakai dalam
RUU Administrasi Pemerintahan Draf XI B, Januari 2006. Karena ini, dalam buku
revisi ini, istilah yang dipakai adalah »instansi« saja)

Di samping itu, nafas dan semangat UU Prosedur Administrasi Negara Jerman
bersimpati ke publik: Maksudnya, administrasi negara diminta aktif buat
memancing partisipasi publik; sedangkan RUU Administrasi Pemerintahan
bernafas dan bersemangatkan pro birokrasi – di mana administrasi pemerintahan

2
 Tentang Verwaltung: »…. kepustakaan berbahasa Inggeris menggunakan “Administrative Law”,
kepustakaan bahasa Belanda menggunakan istilah “Adminstratief Recht” atau “Bestuursrech”,
kepustakaan bahasa Jerman menggunakan istilah “Verwaltungsrecht” dan bahasa Perancis “Droit
Administratif”. Dari istilah-istilah dalam bahasa asing tersebut di atas, tidak tampak atribusi Negara
atau sejenisnya seperti istilah bahasa kita.Administrasi Negara. Istilah administrasi dalam bahasa
asing dalam konsep Hukum Administrasi Negara (Adm. Law; Adm. recht) sudah mengandung
konotasi negara atau publik sehingga tidak perlu atribut istilah seperti negara atau publik« (Philipus
M. Hadjon, R. Sri Soemantri Martosoewignjo, Sjachran Basah, Bagir Manan, H.M. Laica Marzuki,
J.B.J.M ten Berge, P.J.J. van Buuren, F.A.M. Stroink, 2005, hal. 2-3). Dalam tulisan ini, Verwaltung
diterjemahkan menjadi Administrasi Negara sebagai perbandingannya terhadap istilah yang
digunakan di Indonesia, yaitu RUU Administrasi Pemerintahan.
4



lebih pasif dan seolah ketiban beban tatkala harus berhadapan dengan publik. Ini
terlihat umpamanya dalam perbandingan rohnya UU itu: »Ermessen« dalam UU
Prosedur Administrasi Negara bak Pat-sian-ci-lou (Delapan Dewa Menunjukkan
Jalan), sedangkan »Ermessen« yang diguna-guna menjadi »Diskresi« dalam
RUU Administrasi Pemerintahan itu bak Cui-beng-kui (Setan Pengejar Roh).

Mungkin karena setengah hati, RUU Administrasi Pemerintahan perlu dilengkapi
dengan RUU Pelayanan Publik. Sementara itu, di Jerman sendiri, UU Pelayanan
Publik tidak dikenal. Ia sudah terintegrasi ke dalam UU Prosedur Administrasi
Negara.

Menyaksikan ini semua, maka atas saran Alexander Flor dari Watch Indonesia,
saya didorong buat menulis surat kepada Herr Rimmele, bos GTZ-SfGG pada
Kementerian PAN. Itu kemudian saya lakukan pada bulan September 2005,
sehabis saya turne cakap-cakap tentang soal »negara« dan »pemerintah« yang
diorganisir oleh Emha Ainun Nadjib, Bivitri Susanti dari PSHK, Eep Saefulloh
Fatah dari The Indonesian Institute dan Hengki Kurniadi, seorang pengusaha dari
Surabaya.

Nah, akhir bulan Januari 2006, persis saya berada di tanah Jawa, imel dari GTZ-
SfGG mbludus masuk ke INBOX saya.




INBOX / eMail 33 von 183                                                watchin@snafu.de


Zeige:    erste   vorige | nächste   letzte       Löschen und:      rückwärts | vorwärts


eMail:   bearbeiten   weiterleiten   antworten    allen antworten       Zurück zu INBOX


         Datum: Tue, 17 Jan 2006 12:47:01 +0700

           Von:   Adra Karim <adrakarim@gtzsfgg.or.id>                    ins Adressbuch

     Reply-To:

            An:   <watchin@snafu.de>                                      ins Adressbuch

           CC:    <ekoprasojo@gtzsfgg.or.id>                              ins Adressbuch
                  'Peter Rimmele SfGG' <rimmele@gtzsfgg.or.id>            ins Adressbuch
5



        Betreff: Diskresi administratif

 Content-Type: multipart/alternative

                                                                Zeige eMail-Kopfzeilen
Yth. Bpk. Pipit Rochijat Kartawidjaja

Nama saya Azfansadra Karim dari GTZ-SfGG Jakarta Indonesia. Sekitar bulan September
2005 lalu pernah berkirim email dengan bapak membahas mengenai masalah RUU
Administrasi Pemerintahan dan terutama mengenai diskresi. Ketiga tulisan yang Bapak
kirim mengenai diskresi dan hak atas informasi merupakan masukan yang cukup berarti
dalam pembahasan RUU lebih lanjut.
Apabila berkenan dan tidak merepotkan, kami ingin meminta tolong Bapak Pipit untuk
memberikan saran dan masukan kira-kira pokok-pokok pikiran/materi apa saja yang perlu
diatur lebih dalam seandainya kita ingin mengatur diskresi dalam sebuah pedoman atau
paduan teknis. Hal ini merupakan tindak lanjut dari proses penyusunan RUU Administrasi
Pemerintahan untuk meluruskan dan mengatur lebih konkrit mengenai masalah diskresi.
Terutama dikarenakan banyaknya perbedaan persepsi dan pengertian dari diskresi itu
sendiri. Atas waktu dan perhatiannya saya ucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya.

Regards,

Azfansadra Karim
GTZ-SfGG

 Schnellantwort senden an Adra Karim <adrakarim@gtzsfgg.or.id> (Tip)




Dalam pertemuan tanggal 23 Januari itu, saya diperkenalkan dengan staf ahli
Kementerian PAN, Bapak Jusuf Hariri SH M.Si. Pada saat itu, Draft RUU
Administrasi Pemerintahan sudah yang ke XI B. Bapak Hariri dan Bapak Rimmele
sangat terbuka. Dari kedua beliau itu saya memperoleh banyak informasi dan
masukan. Dan kedua beliau ini sangat mengharapkan partisipasi masyarakat
dalam pembuatan RUU Administrasi Pemerintahan.

Semula, pihak Kementerian PAN dan GTZ-SfGG meminta saya buat
berpartisipasi dalam seminar yang direncanakan diselenggarakan tanggal 6
Februari 2006. Tapi permintaan itu, tidak lah mungkin saya penuhi, sebab pada
tanggal 29 Januari 2006, saya harus mudik ke Berlin. Rencananya, saya diminta
buat menjelaskan pemahaman »Ermessen«, rohnya UU Prosedur Administrasi
Negara. Pasalnya, »Ermessen« yang dipendayagunakan menjadi »Diskresi« itu
6



bermakna dan bersemangatkan sangat berbeda. Pihak GTZ-SfGG sendiri
kewalahan, demikian pengakuan Bapak Rimmele. Tak dinyana juga oleh Bapak
Jusuf Hariri SH M.Si, bahwa »Ermessen« bangsa Jerman itu justru membuka
peluang partisipasi publik.

Sementara itu, dari sang penerbit buku »Pemerintah bukanlah Negara«, Hengki
Kurniadi, saya menerima banyak masukan dan kritikan. Hengki mempersilahkan
saya untuk merevisi buku cetakan pertama. Dengan pengalaman-pengalaman
yang saya petik itu, maka pangkal tolak buku ini berbeda dengan buku cetakan
pertama. Buku cetakan pertama itu sebenarnya merupakankumpulan ceramah-
ceramah dari tahun 1998 (pertama kali di tempat mas Willy, bos Bengkel Teater),
lantas sangat intensif sepanjang akhir tahun 2004 sampai Agustus 2005.

Kenapa berbeda pangkal tolaknya? Lantaran RUU Administrasi Pemerintahan
produk Kementerian PAN yang titisan Verwaltungsverfahrensgesetz alias UU
Prosedur Administrasi Negara Jerman itu lah, maka beban yang saya miliki
selama ini langsung amblas. Sebelumnya, pertanyaan demi pertanyaan selalu
datang, mengapa saya mengambil contoh Jerman? Wong itu bangsa dan negara
sudah ratusan tahun eksis, alasannya. Siapa nggak nyap-nyap gelagapan dicecer
begitu?

Sekarang saya bisa nembak balik dengan mengatakan, kalau kita sudah njiplak
UU Prosedur Administrasi Negara Jerman, maka boleh dong, saya membikin
perbandingan di wilayah eksekutif antara birokrasi Jerrman dengan Indonesia –
yang notabene pelaku UU tersebut. Artinya, menjelaskan perbedaan antara
»pemerintah« dan »negara«.

Perlulah digaris bawahi, bahwa saya bukan jebolan hukum, apalagi hukum tata
negara Indonesia. Kisah ini berangkat dari pengalaman praktis dan murni alamiah
seorang abdi negara/publik sejak reunifikasi Jerman. Karena itu mohon maaf
berat, jika ada istilah-istilah hukum yang nggak sreg.

Semoga, perbandingan ini dapat menyumbangkan wawasan baru dan bermanfaat
buat reformasi birokrasi di Indonesia.



Rangkuman:

Lantaran RUU Administrasi Pemerintahan merupakan jiplakan dari
Verwaltungsverfahrensgesetz alias UU Prosedur Administrasi Negara
Jerman, maka buat membedakan »negara« dan »pemerintah« di wilayah
7



eksekutif, birokrasi Jerman dijadikan perbandingan dengan birokrasi
Indonesia.

Karena itu, maka sistematika buku revisi ini tersusun bertitik-beratkan
sebagai berikut

●     Pelaku Administrasi Negara (Instansi/Lembaga Negara)
●     Petugas Administrasi Negara (Pegawai Negeri dan abdi Negara/Publik)
●     UU Tatalaksana (Prosedr) Administrasi Negara sebagai aturan main
      antara Administrasi Negara dengan Masyarakat/Publik

Catatan:

Penggunaan istilah Indonesia dalam buku revisi ini dapat berbeda dari buku
cetakan pertama. Dalam buku revisi ini, istilah-istlah hukum diihtiarkan
disesuaikan dengan istilah yang dipakai dalam RUU Administrasi Pemerintahan
Draft XI B dan istilah-istilah yang terdapat dalam buku Philipus M. Hadjon, R. Sri
Soemantri Martosoewignjo, Sjachran Basah, Bagir Manan, H.M. Laica Marzuki,
J.B.J.M ten Berge, P.J.J. van Buuren, F.A.M. Stroink: „Pengantar Hukum
Administrasi Indonesia“, Gajah Mada University Press, Cetakan Kesembilan Maret
2005.




Berlin, Februari 2006
Pipit Kartawidjaja
Anggota Presidium Watch Indonesia e.V. Berlin dan anggota PBHI Jakarta.




DAFTAR KEPUSTAKAAN:

1.    Statistische Berichte und Beiträge zur Statistik, AI1 Bevölkerungsstand ,
      9/2005 Landesbetrieb für Datenverarbeitung und Statistik Land
      Brandenburg, http://www.lds-bb.de/sixcms/

2.    Philipus M. Hadjon, R. Sri Soemantri Martosoewignjo, Sjachran Basah,
      Bagir Manan, H.M. Laica Marzuki, J.B.J.M ten Berge, P.J.J. van Buuren,
      F.A.M. Stroink: Pengantar Hukum Administrasi Indonesia, Gajah Mada
      University Press, Cetakan Kesembilan Maret 2005

More Related Content

Viewers also liked

Announcements, 2/20/11
Announcements, 2/20/11Announcements, 2/20/11
Announcements, 2/20/11CLADSM
 
I believe In Real Life Slides, 7/12/15
I believe In Real Life Slides, 7/12/15I believe In Real Life Slides, 7/12/15
I believe In Real Life Slides, 7/12/15CLADSM
 
PFI 3341 Mini Case Study
PFI 3341 Mini Case StudyPFI 3341 Mini Case Study
PFI 3341 Mini Case StudyAlex Agnew
 
Sing What We See Slides, 12/12/10
Sing What We See Slides, 12/12/10Sing What We See Slides, 12/12/10
Sing What We See Slides, 12/12/10CLADSM
 
Announcements, 6/28/15
Announcements, 6/28/15Announcements, 6/28/15
Announcements, 6/28/15CLADSM
 
스키리조트 시장 현황 및 온라인 광고 집행 분석
스키리조트 시장 현황 및 온라인 광고 집행 분석스키리조트 시장 현황 및 온라인 광고 집행 분석
스키리조트 시장 현황 및 온라인 광고 집행 분석DMC미디어
 
Milk or Meat Slides, 8/31/14
Milk or Meat Slides, 8/31/14Milk or Meat Slides, 8/31/14
Milk or Meat Slides, 8/31/14CLADSM
 
Examine Yourself Slides, 2/5/12
Examine Yourself Slides, 2/5/12Examine Yourself Slides, 2/5/12
Examine Yourself Slides, 2/5/12CLADSM
 
PB Finestre Catalogo 2010
PB Finestre Catalogo 2010PB Finestre Catalogo 2010
PB Finestre Catalogo 2010PB Finestre
 
King in The KINGdom, 1/24/16
King in The KINGdom, 1/24/16King in The KINGdom, 1/24/16
King in The KINGdom, 1/24/16CLADSM
 
WebSummit - key themes and humorous visuals
WebSummit - key themes and humorous visualsWebSummit - key themes and humorous visuals
WebSummit - key themes and humorous visualsJennifer Crowley
 
I Believe In The Church Slides, 7/5/15
I Believe In The Church Slides, 7/5/15I Believe In The Church Slides, 7/5/15
I Believe In The Church Slides, 7/5/15CLADSM
 
研究デザイン演習聖マリ2
研究デザイン演習聖マリ2研究デザイン演習聖マリ2
研究デザイン演習聖マリ2敏雄 福岡
 
Choose Refreshing Slides, 7/28/13
Choose Refreshing Slides, 7/28/13Choose Refreshing Slides, 7/28/13
Choose Refreshing Slides, 7/28/13CLADSM
 
Compulsory Pre-School in Mexico - Process and Challenges
Compulsory Pre-School in Mexico - Process and Challenges Compulsory Pre-School in Mexico - Process and Challenges
Compulsory Pre-School in Mexico - Process and Challenges EduSkills OECD
 
Announcements, 7/20/14
Announcements, 7/20/14Announcements, 7/20/14
Announcements, 7/20/14CLADSM
 
Worship That Builds Up Slides, 4/19/20
Worship That Builds Up Slides, 4/19/20Worship That Builds Up Slides, 4/19/20
Worship That Builds Up Slides, 4/19/20CLADSM
 
Academic perspectives on internationalisation - Rebecca Hughes
Academic perspectives on internationalisation - Rebecca HughesAcademic perspectives on internationalisation - Rebecca Hughes
Academic perspectives on internationalisation - Rebecca HughesEduSkills OECD
 

Viewers also liked (19)

Announcements, 2/20/11
Announcements, 2/20/11Announcements, 2/20/11
Announcements, 2/20/11
 
I believe In Real Life Slides, 7/12/15
I believe In Real Life Slides, 7/12/15I believe In Real Life Slides, 7/12/15
I believe In Real Life Slides, 7/12/15
 
PFI 3341 Mini Case Study
PFI 3341 Mini Case StudyPFI 3341 Mini Case Study
PFI 3341 Mini Case Study
 
Sing What We See Slides, 12/12/10
Sing What We See Slides, 12/12/10Sing What We See Slides, 12/12/10
Sing What We See Slides, 12/12/10
 
Announcements, 6/28/15
Announcements, 6/28/15Announcements, 6/28/15
Announcements, 6/28/15
 
스키리조트 시장 현황 및 온라인 광고 집행 분석
스키리조트 시장 현황 및 온라인 광고 집행 분석스키리조트 시장 현황 및 온라인 광고 집행 분석
스키리조트 시장 현황 및 온라인 광고 집행 분석
 
Milk or Meat Slides, 8/31/14
Milk or Meat Slides, 8/31/14Milk or Meat Slides, 8/31/14
Milk or Meat Slides, 8/31/14
 
Examine Yourself Slides, 2/5/12
Examine Yourself Slides, 2/5/12Examine Yourself Slides, 2/5/12
Examine Yourself Slides, 2/5/12
 
PB Finestre Catalogo 2010
PB Finestre Catalogo 2010PB Finestre Catalogo 2010
PB Finestre Catalogo 2010
 
King in The KINGdom, 1/24/16
King in The KINGdom, 1/24/16King in The KINGdom, 1/24/16
King in The KINGdom, 1/24/16
 
WebSummit - key themes and humorous visuals
WebSummit - key themes and humorous visualsWebSummit - key themes and humorous visuals
WebSummit - key themes and humorous visuals
 
I Believe In The Church Slides, 7/5/15
I Believe In The Church Slides, 7/5/15I Believe In The Church Slides, 7/5/15
I Believe In The Church Slides, 7/5/15
 
New world order mentalities
New world order mentalitiesNew world order mentalities
New world order mentalities
 
研究デザイン演習聖マリ2
研究デザイン演習聖マリ2研究デザイン演習聖マリ2
研究デザイン演習聖マリ2
 
Choose Refreshing Slides, 7/28/13
Choose Refreshing Slides, 7/28/13Choose Refreshing Slides, 7/28/13
Choose Refreshing Slides, 7/28/13
 
Compulsory Pre-School in Mexico - Process and Challenges
Compulsory Pre-School in Mexico - Process and Challenges Compulsory Pre-School in Mexico - Process and Challenges
Compulsory Pre-School in Mexico - Process and Challenges
 
Announcements, 7/20/14
Announcements, 7/20/14Announcements, 7/20/14
Announcements, 7/20/14
 
Worship That Builds Up Slides, 4/19/20
Worship That Builds Up Slides, 4/19/20Worship That Builds Up Slides, 4/19/20
Worship That Builds Up Slides, 4/19/20
 
Academic perspectives on internationalisation - Rebecca Hughes
Academic perspectives on internationalisation - Rebecca HughesAcademic perspectives on internationalisation - Rebecca Hughes
Academic perspectives on internationalisation - Rebecca Hughes
 

More from Pekerja Sosial Masyarakat

More from Pekerja Sosial Masyarakat (20)

PENGENALAN OpenSID.pptx
PENGENALAN OpenSID.pptxPENGENALAN OpenSID.pptx
PENGENALAN OpenSID.pptx
 
Infaq Dan Shadaqah
Infaq Dan ShadaqahInfaq Dan Shadaqah
Infaq Dan Shadaqah
 
draf Proposal Ponpes.pdf
draf Proposal Ponpes.pdfdraf Proposal Ponpes.pdf
draf Proposal Ponpes.pdf
 
prestasi desa.pptx
prestasi desa.pptxprestasi desa.pptx
prestasi desa.pptx
 
Visi misi desa biaung
Visi misi desa biaungVisi misi desa biaung
Visi misi desa biaung
 
Buku panduan bpd
Buku panduan bpdBuku panduan bpd
Buku panduan bpd
 
Modul zakat 2021_kabupaten_sukabumi
Modul zakat 2021_kabupaten_sukabumiModul zakat 2021_kabupaten_sukabumi
Modul zakat 2021_kabupaten_sukabumi
 
Buku pedoman _rt_rw_pencegahan_covid
Buku pedoman _rt_rw_pencegahan_covidBuku pedoman _rt_rw_pencegahan_covid
Buku pedoman _rt_rw_pencegahan_covid
 
Paparan strategi percepatan odf
Paparan strategi percepatan odfPaparan strategi percepatan odf
Paparan strategi percepatan odf
 
Peraturan informasi no_1_2018
Peraturan informasi no_1_2018Peraturan informasi no_1_2018
Peraturan informasi no_1_2018
 
Power point bpd
Power point  bpdPower point  bpd
Power point bpd
 
Lampiran 11 Perda Cianjur No 17 2012
Lampiran 11  Perda Cianjur No 17 2012Lampiran 11  Perda Cianjur No 17 2012
Lampiran 11 Perda Cianjur No 17 2012
 
Lampiran 10 Perda Cianjur No 17 2012
Lampiran 10  Perda Cianjur No 17 2012Lampiran 10  Perda Cianjur No 17 2012
Lampiran 10 Perda Cianjur No 17 2012
 
Lampiran 06 Perda Cianjur No 17 2012
Lampiran 06   Perda Cianjur No 17 2012Lampiran 06   Perda Cianjur No 17 2012
Lampiran 06 Perda Cianjur No 17 2012
 
Lampiran 03 Perda Kab. Cianjur no 17 2012
Lampiran 03  Perda Kab. Cianjur no 17 2012Lampiran 03  Perda Kab. Cianjur no 17 2012
Lampiran 03 Perda Kab. Cianjur no 17 2012
 
Lampiran 02 Perda Cianjur No 17 2012
Lampiran 02   Perda Cianjur No 17 2012Lampiran 02   Perda Cianjur No 17 2012
Lampiran 02 Perda Cianjur No 17 2012
 
Penjelasan Perda Cianjur No 17 Tahun 2012
Penjelasan Perda Cianjur No 17 Tahun 2012Penjelasan Perda Cianjur No 17 Tahun 2012
Penjelasan Perda Cianjur No 17 Tahun 2012
 
Perda Cianjur no 17 tahun 2012
Perda Cianjur no 17 tahun 2012Perda Cianjur no 17 tahun 2012
Perda Cianjur no 17 tahun 2012
 
Kecamatan takokak dalam angka 2018
Kecamatan takokak dalam angka 2018Kecamatan takokak dalam angka 2018
Kecamatan takokak dalam angka 2018
 
Kecamatan sukanagara dalam angka 2018
Kecamatan sukanagara dalam angka 2018Kecamatan sukanagara dalam angka 2018
Kecamatan sukanagara dalam angka 2018
 

Recently uploaded

Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfDimanWr1
 
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
HiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaHiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaafarmasipejatentimur
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..ikayogakinasih12
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...Kanaidi ken
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTIndraAdm
 
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfMAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfChananMfd
 
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk HidupUT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidupfamela161
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxadimulianta1
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxMembuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxNurindahSetyawati1
 
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarantugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarankeicapmaniez
 
Diskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdf
Diskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdfDiskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdf
Diskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdfHendroGunawan8
 
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSLatsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSdheaprs
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxSlasiWidasmara1
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDNurainiNuraini25
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxssuser35630b
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfbibizaenab
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
 

Recently uploaded (20)

Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
 
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
HiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaHiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
 
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfMAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
 
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk HidupUT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxMembuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
 
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarantugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
 
Diskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdf
Diskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdfDiskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdf
Diskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdf
 
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSLatsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 

RUU Diskresi

  • 1. 1 I. Pendahuluan Sebagai abdi negara/publik di Negara Bagian Brandenburg (Jerman), saya dibilang di Indonesia sebagai pegawai »pemerintah«. Lantas katanya yang bilang, saya akan meraup pensiun dari »pemerintah«. Saya bingung, sebab di sana, pensiunan itu dibayar oleh »staat« (negara), dan saya bukan pegawai »pemerintah«. Menjelaskan pasal »pemerintah« dan »negara«, ternyata tidak gampang. Kebetulan, Kementerian Pendayagunaan Negara sedang menggodok RUU Administrasi Pemerintahan (sampai bulan Januari 2006 sudah draft ke XI B). RUU tersebut titisannya Verwaltungsverfahrensgesetz alias UU Prosedur Administrasi Negara Jerman. Malang tak boleh ditolak, mujur tak boleh diraih. Kontan saja, saya bilang, kalau begitu, di wilayah eksekutif, saya bisa dong, membandingkan birokrasi Indonesia dengan Jerman. Jurus pembukaan ini, sudilah dibaca. Ada dua hal yang ingin saya tuturkan. Hal pertama: Selalu saja, saya dikatakan sebagai pegawai »pemerintah« oleh keluarga, handai taulan atau sekongkolan. Bila membantah, bahwa saya itu »abdi negara«, dan bukan pegawai »pemerintah«, mereka tetap kepala batu. Tetap saja saya dikatakan pegawai »pemerintah«. Saya jadi batuk-batuk. Lain kesempatan, saya punya bokap, setel yakin, trus nerocos bilang, bahwa saya bakal dihibahi pensiunan dari »pemerintah« Jerman. Jadinya, saya kerap bingung, merasa tak ada gunanya bilang-bilang, kalau saya ini »abdi negara«, trus bakal menerima pensiun dari »negara«. Dan bukan dari »pemerintah«. Bahkan, dalam berbagai kesempatan ceramah, tak seorang pendengar pun paham. Apa saya ndak ruwet?
  • 2. 2 Satu kasus yang menarik bagi saya terjadi pada bulan Mei 2002, ketika bos Komisi Pemilihan Umum Jerman diundang berbicara tentang sistem pemilu Jerman di mabes [markas besar] Komisi Pemilihan Umum Nasional di Jakarta. Namun malang, bos KPU Jerman kurang cas-cis-cus speak »English«, sehingga perlu bantuan penterjemah bahasa. Tak ada masalah dengan sang penerjemah. Hanya dia »kerepotan« mengindonesiakan satu kata »doitz« [Jerman]. Menurut bos KPU Jerman, parpol Jerman memperoleh subsidi dari »Staat« (negara). Lantas diterjemahkan menjadi: parpol Jerman memperoleh subsidi dari »pemerintah«. Biar pun sudah diterangkan bahwa »negara« bukan »pemerintah«, cuma dalam tukar pikiran selanjutnya, dana »negara« tetap dipikuni sebagai dana »pemerintah«. Pokoknya, »negara« sama dengan »pemerintah«. Maka, disitulah duduk perkaranya. Kebetulan, dua tahun setelah reunifikasi Jerman, tepatnya akhir 1991, saya bekerja sebagai »abdi negara/publik«, di satu lembaga negara milik Negara Bagian Brandenburg. Sebagai republik federal, Jerman terbagi ke dalam 16 negara bagian (setara propinsi, dan karenanya istilah propinsi ini yang akan saya pakai). Propinsi Brandenburg, berpenduduk 2.560.518 (2005) 1, merupakan satu negara bagian baru, terletak di kawasan mantan Jerman Timur yang telah gulung tikar itu, beribukotakan Potsdam, sekitar 30 kilometer Barat Daya Berlin. Nah, dengan kedudukan dan pengalaman saya sebagai »abdi negara/publik«, maka saya mencoba menjelaskan perkara perbedaan »negara« dengan »pemerintah«. Itulah sebabnya, karangan ini bukanlah kajian ilmiah, melainkan berangkat dari pengalaman alamiah. Maka, penjelasan yang gampang buat membedakan »pemerintah« dan »negara« adalah membandingkan Administrasi Negara Indonesia dan Jerman (Instansi/Lembaga Pemerintah/Negara sebagai pelakunya) serta aturan main antara Administrasi Negara/Pemerintah dengan publik. Kisah kedua: Senin tanggal 23 Januari pukul 13.00, saya diundang oleh GTZ Jerman (Gesellschaft fuer Technische Zusammenarbeit alias Organisasi Urusan Kerjasama Teknis) yang berkedudukan di gedung Kementerian PAN (Pendayaagunaan Aparat Negara), jalan Sudirman Jakarta. 1 Statistische Berichte und Beiträge zur Statistik, AI1 Bevölkerungsstand, Stand 9/2005
  • 3. 3 Pertemuan itu, berkaitan dengan proyek GTZ yang bergelar Support for Good Goverance (SfGG), di mana, menurut saya, pihak Jerman memberikan satu pasokan yang sangat bermakna dan bermanfaat. Yaitu: »Verwaltungsverfahrensgesetz« (UU Prosedur Administrasi Negara) yang kemudian disulap menjadi »RUU Administrasi Pemerintahan«. Sebagai insan Paria dari negeri berkembang kempis Indonesia, yang sejak reunifikasi Jerman diperkenankan bekerja dalam birokrasi bangsa Aria, maka bermakna dan bermanfaatnya pasokan itu, disebabkan oleh peluang yang terbuka buat mereformasi birokrasi secara menyeluruh. Mulai dari PNS (Pegawai Negeri Sipil) harus netral, peningkatan pelayanan publik dengan menyertakan Hak Asasi Manusia, sampai ke hal-hal pemisahan pemerintah dan negara di wilayah eksekutif – serta dapat diperluas ke wilayah yudikatif dan legislatif. Cuma, dari titik tolak perubahan total birokrasi Indonesia, perubahan yang terkandung dalam RUU Administrasi Pemerintahan itu bersemangatkan setengah hati. Beberapa hal bisa saya sebutkan di sini. Misalnya, RUU Administrasi Pemerintahan itu aslinya ada lah »Verwaltungsverfahrensgesetz« alias UU Prosedur Administrasi Negara. Administrasi Pemerintahan = Verwaltung (Administrasi Negara) 2? Aduh. Lalu, pelaku RUU Administrasi Pemerintahan di Indonesia ada lah »instansi pemerintah«, sedangkan di Jerman »instansi« negara. Aduh, aduh. (Catatan: istilah »instansi« pemerintah sebagai lembaga pemerintah dipakai dalam RUU Administrasi Pemerintahan Draf XI B, Januari 2006. Karena ini, dalam buku revisi ini, istilah yang dipakai adalah »instansi« saja) Di samping itu, nafas dan semangat UU Prosedur Administrasi Negara Jerman bersimpati ke publik: Maksudnya, administrasi negara diminta aktif buat memancing partisipasi publik; sedangkan RUU Administrasi Pemerintahan bernafas dan bersemangatkan pro birokrasi – di mana administrasi pemerintahan 2 Tentang Verwaltung: »…. kepustakaan berbahasa Inggeris menggunakan “Administrative Law”, kepustakaan bahasa Belanda menggunakan istilah “Adminstratief Recht” atau “Bestuursrech”, kepustakaan bahasa Jerman menggunakan istilah “Verwaltungsrecht” dan bahasa Perancis “Droit Administratif”. Dari istilah-istilah dalam bahasa asing tersebut di atas, tidak tampak atribusi Negara atau sejenisnya seperti istilah bahasa kita.Administrasi Negara. Istilah administrasi dalam bahasa asing dalam konsep Hukum Administrasi Negara (Adm. Law; Adm. recht) sudah mengandung konotasi negara atau publik sehingga tidak perlu atribut istilah seperti negara atau publik« (Philipus M. Hadjon, R. Sri Soemantri Martosoewignjo, Sjachran Basah, Bagir Manan, H.M. Laica Marzuki, J.B.J.M ten Berge, P.J.J. van Buuren, F.A.M. Stroink, 2005, hal. 2-3). Dalam tulisan ini, Verwaltung diterjemahkan menjadi Administrasi Negara sebagai perbandingannya terhadap istilah yang digunakan di Indonesia, yaitu RUU Administrasi Pemerintahan.
  • 4. 4 lebih pasif dan seolah ketiban beban tatkala harus berhadapan dengan publik. Ini terlihat umpamanya dalam perbandingan rohnya UU itu: »Ermessen« dalam UU Prosedur Administrasi Negara bak Pat-sian-ci-lou (Delapan Dewa Menunjukkan Jalan), sedangkan »Ermessen« yang diguna-guna menjadi »Diskresi« dalam RUU Administrasi Pemerintahan itu bak Cui-beng-kui (Setan Pengejar Roh). Mungkin karena setengah hati, RUU Administrasi Pemerintahan perlu dilengkapi dengan RUU Pelayanan Publik. Sementara itu, di Jerman sendiri, UU Pelayanan Publik tidak dikenal. Ia sudah terintegrasi ke dalam UU Prosedur Administrasi Negara. Menyaksikan ini semua, maka atas saran Alexander Flor dari Watch Indonesia, saya didorong buat menulis surat kepada Herr Rimmele, bos GTZ-SfGG pada Kementerian PAN. Itu kemudian saya lakukan pada bulan September 2005, sehabis saya turne cakap-cakap tentang soal »negara« dan »pemerintah« yang diorganisir oleh Emha Ainun Nadjib, Bivitri Susanti dari PSHK, Eep Saefulloh Fatah dari The Indonesian Institute dan Hengki Kurniadi, seorang pengusaha dari Surabaya. Nah, akhir bulan Januari 2006, persis saya berada di tanah Jawa, imel dari GTZ- SfGG mbludus masuk ke INBOX saya. INBOX / eMail 33 von 183 watchin@snafu.de Zeige: erste vorige | nächste letzte Löschen und: rückwärts | vorwärts eMail: bearbeiten weiterleiten antworten allen antworten Zurück zu INBOX Datum: Tue, 17 Jan 2006 12:47:01 +0700 Von: Adra Karim <adrakarim@gtzsfgg.or.id> ins Adressbuch Reply-To: An: <watchin@snafu.de> ins Adressbuch CC: <ekoprasojo@gtzsfgg.or.id> ins Adressbuch 'Peter Rimmele SfGG' <rimmele@gtzsfgg.or.id> ins Adressbuch
  • 5. 5 Betreff: Diskresi administratif Content-Type: multipart/alternative Zeige eMail-Kopfzeilen Yth. Bpk. Pipit Rochijat Kartawidjaja Nama saya Azfansadra Karim dari GTZ-SfGG Jakarta Indonesia. Sekitar bulan September 2005 lalu pernah berkirim email dengan bapak membahas mengenai masalah RUU Administrasi Pemerintahan dan terutama mengenai diskresi. Ketiga tulisan yang Bapak kirim mengenai diskresi dan hak atas informasi merupakan masukan yang cukup berarti dalam pembahasan RUU lebih lanjut. Apabila berkenan dan tidak merepotkan, kami ingin meminta tolong Bapak Pipit untuk memberikan saran dan masukan kira-kira pokok-pokok pikiran/materi apa saja yang perlu diatur lebih dalam seandainya kita ingin mengatur diskresi dalam sebuah pedoman atau paduan teknis. Hal ini merupakan tindak lanjut dari proses penyusunan RUU Administrasi Pemerintahan untuk meluruskan dan mengatur lebih konkrit mengenai masalah diskresi. Terutama dikarenakan banyaknya perbedaan persepsi dan pengertian dari diskresi itu sendiri. Atas waktu dan perhatiannya saya ucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya. Regards, Azfansadra Karim GTZ-SfGG Schnellantwort senden an Adra Karim <adrakarim@gtzsfgg.or.id> (Tip) Dalam pertemuan tanggal 23 Januari itu, saya diperkenalkan dengan staf ahli Kementerian PAN, Bapak Jusuf Hariri SH M.Si. Pada saat itu, Draft RUU Administrasi Pemerintahan sudah yang ke XI B. Bapak Hariri dan Bapak Rimmele sangat terbuka. Dari kedua beliau itu saya memperoleh banyak informasi dan masukan. Dan kedua beliau ini sangat mengharapkan partisipasi masyarakat dalam pembuatan RUU Administrasi Pemerintahan. Semula, pihak Kementerian PAN dan GTZ-SfGG meminta saya buat berpartisipasi dalam seminar yang direncanakan diselenggarakan tanggal 6 Februari 2006. Tapi permintaan itu, tidak lah mungkin saya penuhi, sebab pada tanggal 29 Januari 2006, saya harus mudik ke Berlin. Rencananya, saya diminta buat menjelaskan pemahaman »Ermessen«, rohnya UU Prosedur Administrasi Negara. Pasalnya, »Ermessen« yang dipendayagunakan menjadi »Diskresi« itu
  • 6. 6 bermakna dan bersemangatkan sangat berbeda. Pihak GTZ-SfGG sendiri kewalahan, demikian pengakuan Bapak Rimmele. Tak dinyana juga oleh Bapak Jusuf Hariri SH M.Si, bahwa »Ermessen« bangsa Jerman itu justru membuka peluang partisipasi publik. Sementara itu, dari sang penerbit buku »Pemerintah bukanlah Negara«, Hengki Kurniadi, saya menerima banyak masukan dan kritikan. Hengki mempersilahkan saya untuk merevisi buku cetakan pertama. Dengan pengalaman-pengalaman yang saya petik itu, maka pangkal tolak buku ini berbeda dengan buku cetakan pertama. Buku cetakan pertama itu sebenarnya merupakankumpulan ceramah- ceramah dari tahun 1998 (pertama kali di tempat mas Willy, bos Bengkel Teater), lantas sangat intensif sepanjang akhir tahun 2004 sampai Agustus 2005. Kenapa berbeda pangkal tolaknya? Lantaran RUU Administrasi Pemerintahan produk Kementerian PAN yang titisan Verwaltungsverfahrensgesetz alias UU Prosedur Administrasi Negara Jerman itu lah, maka beban yang saya miliki selama ini langsung amblas. Sebelumnya, pertanyaan demi pertanyaan selalu datang, mengapa saya mengambil contoh Jerman? Wong itu bangsa dan negara sudah ratusan tahun eksis, alasannya. Siapa nggak nyap-nyap gelagapan dicecer begitu? Sekarang saya bisa nembak balik dengan mengatakan, kalau kita sudah njiplak UU Prosedur Administrasi Negara Jerman, maka boleh dong, saya membikin perbandingan di wilayah eksekutif antara birokrasi Jerrman dengan Indonesia – yang notabene pelaku UU tersebut. Artinya, menjelaskan perbedaan antara »pemerintah« dan »negara«. Perlulah digaris bawahi, bahwa saya bukan jebolan hukum, apalagi hukum tata negara Indonesia. Kisah ini berangkat dari pengalaman praktis dan murni alamiah seorang abdi negara/publik sejak reunifikasi Jerman. Karena itu mohon maaf berat, jika ada istilah-istilah hukum yang nggak sreg. Semoga, perbandingan ini dapat menyumbangkan wawasan baru dan bermanfaat buat reformasi birokrasi di Indonesia. Rangkuman: Lantaran RUU Administrasi Pemerintahan merupakan jiplakan dari Verwaltungsverfahrensgesetz alias UU Prosedur Administrasi Negara Jerman, maka buat membedakan »negara« dan »pemerintah« di wilayah
  • 7. 7 eksekutif, birokrasi Jerman dijadikan perbandingan dengan birokrasi Indonesia. Karena itu, maka sistematika buku revisi ini tersusun bertitik-beratkan sebagai berikut ● Pelaku Administrasi Negara (Instansi/Lembaga Negara) ● Petugas Administrasi Negara (Pegawai Negeri dan abdi Negara/Publik) ● UU Tatalaksana (Prosedr) Administrasi Negara sebagai aturan main antara Administrasi Negara dengan Masyarakat/Publik Catatan: Penggunaan istilah Indonesia dalam buku revisi ini dapat berbeda dari buku cetakan pertama. Dalam buku revisi ini, istilah-istlah hukum diihtiarkan disesuaikan dengan istilah yang dipakai dalam RUU Administrasi Pemerintahan Draft XI B dan istilah-istilah yang terdapat dalam buku Philipus M. Hadjon, R. Sri Soemantri Martosoewignjo, Sjachran Basah, Bagir Manan, H.M. Laica Marzuki, J.B.J.M ten Berge, P.J.J. van Buuren, F.A.M. Stroink: „Pengantar Hukum Administrasi Indonesia“, Gajah Mada University Press, Cetakan Kesembilan Maret 2005. Berlin, Februari 2006 Pipit Kartawidjaja Anggota Presidium Watch Indonesia e.V. Berlin dan anggota PBHI Jakarta. DAFTAR KEPUSTAKAAN: 1. Statistische Berichte und Beiträge zur Statistik, AI1 Bevölkerungsstand , 9/2005 Landesbetrieb für Datenverarbeitung und Statistik Land Brandenburg, http://www.lds-bb.de/sixcms/ 2. Philipus M. Hadjon, R. Sri Soemantri Martosoewignjo, Sjachran Basah, Bagir Manan, H.M. Laica Marzuki, J.B.J.M ten Berge, P.J.J. van Buuren, F.A.M. Stroink: Pengantar Hukum Administrasi Indonesia, Gajah Mada University Press, Cetakan Kesembilan Maret 2005