Laporan ini membahas tentang praktikum pembuatan pakan alternatif berupa bioplus untuk ternak. Bioplus dibuat dengan mencampur bahan organik dan mikroba yang diinokulasi ke dalam jerami padi. Proses pembuatan meliputi penimbunan jerami, penambahan bahan organik dan mikroba, serta fermentasi selama 21 hari. Hasilnya berupa pakan berkualitas dengan kandungan protein dan serat yang lebih baik dibanding jerami mentah.
1. LAPORAN PRAKTIKUM
PERMASALAHAN USAHA AGRIBISNIS
PEMBUATAN PAKAN ALTERNATIF
AMOFER, BIOPLUS, PROBIOTIK, DAN UMB
Dosen Pengampu : Ir. Andang Andiani Listyowati, M.Si
Disusun Oleh
Dewi Inne Kumalasari
06.2.4.17.814
II A
SEKOLAH TINGGIPENYULUHAN PERTANIAN (STPP) MAGELANG
JURUSAN PENYULUHAN PETERNAKAN
TAHUN 2017/201
2. LAPORAN PRAKTIKUM
PERMASALAHAN USAHA AGRIBISNIS
PEMBUATAN PAKAN ALTERNATIF
AMOFER
Dosen Pengampu : Ir. Andang Andiani Listyowati, M.Si
Disusun Oleh
Dewi Inne Kumalasari
06.2.4.17.814
II A
SEKOLAH TINGGIPENYULUHAN PERTANIAN (STPP) MAGELANG
JURUSAN PENYULUHAN PETERNAKAN
TAHUN 2017/2018
3. KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas berkat dan rahmat-Nya sehingga penyusunan
Laporan Praktikum Permasalah Usaha Agribisnis Pembuatan Pakan Alternatif Amofer tepat
pada waktunya tanpa ada halangan suatu apapun.
Laporan ini disusun dalam rangka memenuhi nilai tugas praktikum mata kuliah
Permasalahan Usaha Agribisnis di STPP Magelang Jurusan Penyuluhan Peternakan tahun
pelajaran 2017/2018. Atas terselesaikannya pembuatan laporan ini, penyusun mengucapkan
banyak terimakasih kepada :
1. Ir. Ali Rachman, M.Si selaku ketua Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian Magelang.
2. Ir. Andang Andiani Listyowati, M. Si selaku dosen pengampu mata kuliah
Permasalahan Usaha Agribisnis.
3. Semua pihak yang telah membantu pembuatan laporan hasil praktikum ini baik
langsung maupun tidak langsung.
Penyusun menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna oleh karena itu,
penyusun mohon kritik dan saran yang bersifat membangun guna perbaikan di masa
mendatang.
Akhir kata semoga laporan hasil prakrikum ini berguna bagi para pembaca umumnya dan
penyusun khususnya.
Magelang, Mei 2018
Penyusun
4. DAFTAR ISI
COVER LAPORAN ……………………………………………………… i
KATA PENGANTAR .…………………………………………………… ii
DAFTAR ISI ………………………………………………………………. Iii
I. PENDAHULUAN …………………………………………………. 1
A. Latar Belakang…………………………………………………..
B. Tujuan dan Manfaat……………………………………………..
II. TINJAUAN PUSTAKA …………………………………………. 3
III. PELAKSANAAN KEGIATAN…..……………………………… 4
A. Tempat pelaksanaan……………………………………………..
B. Waktu
Pelaksanaan………………………………………………
C. Proses Pembuatan……………………………………………….
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN …………………………………… 5
A. Ciri Amofer yang Telah Dibuat …………………………........
B. Pemberian Amofer Kepada Ternak……………………………
V. PENUTUP .………………………………………………………. 8
A. Simpulan ……………………………………………..............
B. Saran ……………………………………………………………
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………… 9
LAMPIRAN ………………………………………………………………
5. BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Ketersediaan hijauan sebagai sumber pakan bagi ternak ruminansia menjadi kendala
bagi mayoritas peternak dimana hijauan tersebut tersedia musiman. Di saat musim
penghujan jumlahnya banyak, sedangkan di saat musim kemarau jumlahnya sedikit.
Untuk meningkatkan hasil produksi dari ternak itu sendiri, diperlukan adanya hijauan
yang cukup dan berkualitas baik. Salah satu penyebab turunnya kualitas hijauan pakan
ternak bisa dari musim yang tidak menentu ataupun bencana alam.
Untuk mengatasi hal tersebut para peternak mulai memanfaatkan limbah, seperti
jerami. Jerami padi di Indonesia merupakan limbah yang selalu tersedia. Umumnya di
negeri kita jerami padi dibakar dan baru sebagian yang dimanfaatkan untuk pakan
ternak.produksi jerami padi mencapai kisaran 12-15 ton/ha/panen bahan kering
bergantung pada lokasi dan jenis variasi yang ditanam.
Jerami padi yang dihasilkan dapat digunakan sebagai pakan ternak pengganti hijauan.
Penggunaan jerami padi untuk pakan ternak sudah umum di daerah tropic atau subtropik,
terutama sebagai pakan ternak pada musim kemarau.akan tetapi penggunaan jerami padi
sebagai pakan ternak mengalami kendala yaitu rendahnya kandungan gizi seperti
protein,lignin, dan silica.
Ini menjadi PR bagi mereka yang berkecimpung di dunia peternakan. Bagaimana
caranya untuk meningkatkan kualitas jerami agar memenuhi nilai gizi yang standart
sehingga cocok sebagai pakan alternative ternak ruminansia.
B. TUJUAN DAN MANFAAT
Tujuan dan manfaat diadakannya kegiatan praktik Pengolahan Pakan Ternak Ruminansia
ini, adalah :
1. Mahasiswa mengetahui cara pembuatan pakan ternak ruminansia berupa amofer.
2. Melatih ketrampilan mahasiswa dalam mempraktikkan secara langsung Pengolahan
Pakan Ternak Ruminansia.
6. BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Amofer adalah singkatan dari amoniasi dan fermentasi. Bahan yang biasa digunakan
untuk pembuatan amofer adalah jerami padi. Yang pertama yaitu amoniasi yaitu cara
pengolahan jerami secara kimiawi yang menggunakan gas ammonia. Manfaat amoniasi
jerami yaitu memperkaya kandungan protein 2 sampai 4 kali lipat kandungan protein
semula, meningkatkan daya cerna, dan meningkatkan kualitas pakan. Dalam proses
amoniasi, amoniak berperan menghidrolisa ikatan lignin selulosa, menghancurkan ikatan
hemiselulosa, dan memuaikan serat selulosa sehingga memudahkan penetrasi enzim
selulosa dan meningkatkan kadar nitrogen sehingga protein kasar juga meningkat.
Kemudian proses kedua yaitu fermentasi yaitu suatu proses anaerob dengan
memanfaatkan campuran beberapa bakteri.
Ciri amofer yang baik adalah baunya agak harum, warna kuning kecoklatan,
teksturnya lemas, dan tidak busuk serta tidak berjamur. Setelah penyimpanan, sebelum
diberikan kepada ternak lebih baik amofer diangin-anginkan terlebih dahulu untuk
mengurangi bau khas fermentasi serta untuk menambah nafsu makan ruminansia.
Tujuan pembuatan amofer diantaranya :
1. Untuk meningkatkan ketersediaan/cadangan pakan ternak secara berkesinambungan
2. Untuk memanfaatkan limbah pertanian khususnya jerami padi
3. Untuk mendapatkan pakan yang murah, mudah dan sederhana dalam pembuatannya,
sehingga bisa menghemat biaya pakan.
7. BAB III
PELAKSANAAN KEGIATAN
1. Tempat pelaksanaan
Kegiatan praktik pembuatan pakan alternative ini diselenggarakan di Sekolah
Tinggi Penyuluhan Pertanian Magelang tepatnya di Laboratorium Pengolah Pakan.
2. Waktu pelaksanaan
Kegiatan praktik pembuatan pakan alternative ini dilaksanakan pada tanggal
18 April 2018.
3. Proses pembuatan
Alat :
1. Timbangan
2. Ember
3. Plastik
4. Gelas
5. Silo
6. Selang air
Bahan :
1. Jerami kering 1000 kg
2. Urea 6 kg
3. Starbio 6 kg
4. Air secukupnya
Proses pembuatan :
1. Campur starbio dan urea
2. Jerami ditumpuk di dalam silo dengan ketebalan 20 – 25 cm
3. Siram dengan air secukupnya
4. Taburkan campuran urea dan starbio secaara merata secukupnya
5. Diulangi lagi langkah 2 sampai 4 hingga silo penuh
6. Tutup dengan plastik dan buka setelah 21 hari
7. Jika sudah mencapai batas waktunya, sebelum diberikan kepada ternak amofer
di angin-anginkan agar bau amoniaknya hilang atau berkurang
8. BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Ciri amofer yang telah dibuat
Dari amofer yang telah kami praktikkan pembuatannya, dengan menunggu
sekitar 21 hari amofer bisa diberikan kepada ternak ruminansia. Amofer yang kami
buat memiliki karakteristik diantaranya :
a. Bau harum khas fermentasi
b. Warna kuning kecoklatan
c. Tekstur lemas dan tidak kaku
d. Tidak busuk dan tidak berjamur
Dengan karakteristik di atas amofer yang kami buat termasuk kategori baik.
2. Pemberian amofer kepada ternak
Amofer jerami padi sebagai pakan berserat untuk ternak ruminansia, diberikan
sebanyak 6 – 8 kg/ekor/hari. Sedangkan pakan konsentrat diberikan sebanyak 1% dari
berat badan. Perlu diketahui bahwa pemberian amofer yang terus menerus harus
ditambah dengan vitamin A agar ternak tidak tejadi defisiensi vitamin A yang
berakibat pada fungsi mata. Adapun dosis pemberian amofer pada ternak sapi sesuai
dengan umur sapi dan pemberiannya cukup dua kali sehari dengan dosis seperti yang
tertera pada tabel dibawah ini.
Umur sapi Pemberian / hari Dosis / ekor
1 tahun
2 tahun
3 tahun
4 tahun atau lebih
2 kali
2 kali
2 kali
2 kali
5 kg
6 kg
8 kg
9 kg
9. BAB V
PENUTUP
1. Simpulan
Untuk menutupi kebutuhan hijauan dimusim kemarau , perlu alternatif pakan
yang lain yaitu dengan cara memanfaatkan limbah tanaman pangan/pertanian
khususnya jerami padi, yang merupakan alternatif yang tepat sebagai sumber pakan
untuk ternak ruminansia. Dan salah satu teknologi pemanfaatan jerami padi adalah
dengan cara amoniasi dan fermentasi yang dikenal dengan nama amofer. Amofer
dapat meningkatkan kualitas gizi jerami agar dapat bermanfaat bagi ternak. Kadar
protein kasar diperoleh dari amonia yang terdapat dalam urea. Jerami yang telah
diamofer memiliki nilai energi yang lebih besar dibandingkan jerami yang tidak
diamofer. Sebab kandungan senyawa karbohidrat yang sederhana menjadi lebih besar.
Amofer juga sangat efektif untuk membebaskan jerami dari kontaminasi
mikroorganisme.
2. Saran
Saran untuk kegiatan praktikum ini, dan evaluasi untuk praktikum selanjutnya :
1. Diperlukan ketelitian dalam penghitungan takaran setiap bahan yang digunakan.
2. Dalam menutup amofer dengan plastik harus rapat supaya fermentasi berhasil.
3. Keseriusan dalam kegiatan pembuatan, sehingga tidak terjadi kesalahan langkah
yang membuat gagalnya ferementasi.
4. Diperhatikan saat penyimpanan bahan yang akan difermentasi supaya tidak
terjadi kerusakan bahan saat proses penyimpanan
10. DAFTAR PUSTAKA
http://id.wikipedia.org/wiki/Fermentasi. Diakses tanggal 25 Mei 2018.
http://www.livestockreview.com/2012/03/teknik-amoniasi-jerami-untuk-pakan-ternak/.
Diakses tanggal 25 Mei 2018.
Imam, Dedeng. 2011. Membuat Amoniasi Jerami. Dalam : http://dedeng-
imam.blogspot.com/2011/11/membuat-amoniasi-jerami.html. Diakses tanggal : 25 Mei 2018.
Hartanto, Rudy dan Sutrisno, Sutrisno. 2005. Teknologi Amoniasi — Fermentasi (Amofer)
Jerami Padi Untuk Mengatasi Kekurangan Pakan Berkualitas Saat Musim Kemarau Di Desa
Kaliwenang Kecamatan Tanggungharjo Kabupaten Grobogan. Dalam :
http://eprints.undip.ac.id/20820/ . Diakses tanggal 25 Mei 2018.
Jajo. 2009. Fermentasi Jerami dengan Amonia. Dalam :
http://jajo66.wordpress.com/2009/01/27/fermentasi-jerami-dengan-amonia/. Diakses tanggal :
25 Mei 2018.
11. LAMPIRAN
amofer yang telah dibuat Terdapat jamur di beberapa bagian
Ada sebagian yang busuk ada sebagian yang berhasil yaitu lunak
12. LAPORAN PRAKTIKUM
PERMASALAHAN USAHA AGRIBISNIS
PEMBUATAN PAKAN ALTERNATIF
BIOPLUS
Dosen Pengampu : Ir. Andang Andiani Listyowati, M.Si
Disusun Oleh
Dewi Inne Kumalasari
06.2.4.17.814
II A
SEKOLAH TINGGIPENYULUHAN PERTANIAN (STPP) MAGELANG
JURUSAN PENYULUHAN PETERNAKAN
TAHUN 2017/2018
13. KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas berkat dan rahmat-Nya sehingga penyusunan
Laporan Praktikum Permasalah Usaha Agribisnis Pembuatan Pakan Alternatif Bioplus tepat
pada waktunya tanpa ada halangan suatu apapun.
Laporan ini disusun dalam rangka memenuhi nilai tugas praktikum mata kuliah
Permasalahan Usaha Agribisnis di STPP Magelang Jurusan Penyuluhan Peternakan tahun
pelajaran 2017/2018. Atas terselesaikannya pembuatan laporan ini, penyusun mengucapkan
banyak terimakasih kepada :
1. Ir. Ali Rachman, M.Si selaku ketua Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian Magelang.
2. Ir. Andang Andiani Listyowati, M. Si selaku dosen pengampu mata kuliah
Permasalahan Usaha Agribisnis.
3. Semua pihak yang telah membantu pembuatan laporan hasil praktikum ini baik
langsung maupun tidak langsung.
Penyusun menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna oleh karena itu,
penyusun mohon kritik dan saran yang bersifat membangun guna perbaikan di masa
mendatang.
Akhir kata semoga laporan hasil prakrikum ini berguna bagi para pembaca umumnya dan
penyusun khususnya.
Magelang, Mei 2018
Penyusun
14. DAFTAR ISI
COVER LAPORAN ……………………………………………………… i
KATA PENGANTAR .…………………………………………………… ii
DAFTAR ISI ………………………………………………………………. iii
I. PENDAHULUAN …………………………………………………. 1
A. Latar Belakang…………………………………………………..
B. Tujuan dan Manfaat……………………………………………..
II. TINJAUAN PUSTAKA …………………………………………. 3
III. PELAKSANAAN KEGIATAN…..……………………………... 4
A. Tempat pelaksanaan……………………………………………..
B. Waktu Pelaksanaan……………………………………………...
C. Proses Pembuatan……………………………………………….
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN …………………………………… 5
A. Ciri Bioplus yang Telah Dibuat …………………………...........
B. Pemberian Bioplus Kepada Ternak……………………………...
V. PENUTUP .………………………………………………………. 8
A. Simpulan ………………………………………….................
B. Saran ……………………………………………………………
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………... 9
LAMPIRAN ……………………………………………………………….
15. BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Ketersediaan hijauan sebagai sumber pakan bagi ternak ruminansia menjadi kendala
bagi mayoritas peternak dimana hijauan tersebut tersedia musiman. Di saat musim
penghujan jumlahnya banyak, sedangkan di saat musim kemarau jumlahnya sedikit.
Untuk meningkatkan hasil produksi dari ternak itu sendiri, diperlukan adanya hijauan
yang cukup dan berkualitas baik. Salah satu penyebab turunnya kualitas hijauan pakan
ternak bisa dari musim yang tidak menentu ataupun bencana alam.
Isi rumen merupakan limbah rumah potong hewan ruminansia (sapi, kerbau,kambing
dan domba) yang masih belum optimal dimanfaatkan. Isi rumen sangat potensial sebagai
pakan ternak karena mengandung bahan pakan yang belum tercerna, dan juga
mengandung banyak mikroorganisme yang sangat berperan penting dalam proses
fermentasi bahan organik.
Di dalam rumen ternak ruminansia terdapat populasi mikroba yang cukup banyak
jumlahnya. Cairan rumen mengandung bakteri dan protozoa. Konsentrasi bakteri sekitar
10 pangkat 9 setiap cc isi rumen, sedangkan protozoa bervariasi sekitar 10 pangkat 5-10
pangkat 6 setiap cc isi rumen (Tillman, 1991). Komposisi kimia isi rumen (% BK) adalah
sebagai berikut : Abu 11 %, Protein kasar 17,6 %, Lemak kasar 2,1%, Serat kasar 28 %,
Beta-N 41,40 %, Ca 0,79%, P 0,67 % (Darsono,2012).
Mengingat kandungan isi rumen tersebut yang kaya akan nutrisi maka, isi rumen
sangat baik digunakan sebagai bahan utama dalam pembuatan feed suplemen ternak
berupa bioplus.
B. TUJUAN DAN MANFAAT
Tujuan dan manfaat diadakannya kegiatan praktik Pengolahan Pakan Ternak Ruminansia
ini, adalah :
1. Mahasiswa mengetahui cara pembuatan pakan ternak ruminansia berupa bioplus.
2. Melatih ketrampilan mahasiswa dalam mempraktikkan secara langsung Pengolahan
Pakan Ternak Ruminansia.
16. BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Bioplus adalah bahan pakan ternak yang terbuat dari limbah ternak, yaitu isi rumen
dengan penambahan bahan pakan lain, seperti bekatul, molasses dan EM-4.
Bentuknya berupa serbuk, terdiri dari berbagai bakteri AL lactobacillus.
streptomyces Sp dan cendawan fermentasi lain, diperoleh dari isi rumen sapi dalam
bentuk bahan kering (BK). Bioplus dibuat dari limbah rumah potong hewan (RPH) yaitu
isi rumen yang ditampung di RPH kemudian diseleksi dan difermentasi ,semakin bagus
pertumbuhan koloni mikroba maka semakin bagus pengaruhnya untuk pencernaan.
Ciri bioplus yang baik adalah baunya agak harum seperti bau tape, warna kuning
keemasan, teksturnya lemas, dan tidak busuk serta tidak berjamur.
Manfaat bioplus yaitu meningkatkan aktifitas pencernaan sehingga memperbaiki
konversi pakan dan memperbaiki pertumbuhan dan produksi pada ternak ruminansia,
sumber protein hewani bagi ternak ruminansia, mampu meningkatkan berat harian sapi
sebesar 0,68 kg, mempercepat calving internal pada induk setelah melahirkan,
mempercepat proses penyapihan pedet dengan mempercepat fungsi rumen.
17. BAB III
PELAKSANAAN KEGIATAN
1. Tempat pelaksanaan
Kegiatan praktik pembuatan pakan alternative ini diselenggarakan di Sekolah
Tinggi Penyuluhan Pertanian Magelang tepatnya di Laboratorium Pengolah Pakan.
2. Waktu pelaksanaan
Kegiatan praktik pembuatan pakan alternative ini dilaksanakan pada tanggal 3
Mei 2018.
3. Pelaksanaan kegiatan
Alat :
1. Ember
2. Alat penyaring
3. Sarung tangan
4. Plastik
5. Tali raffia
6. Alas untuk mengaduk
Bahan :
1. Isi rumen kering 7 kg
2. Konsentrat 3 kg
3. Tetes 200 cc
4. EM-4 sebagai sumber mikrobia 0,1 % s/d 0,3 %
5. Air secukupnya
Proses pembuatan :
1. Pisahkan ampas dan cairan rumen dengan cara diperas dan disaring
2. Campur EM-4 dengan tetes dan air secukupnya
3. Uraikan ampas isi rumen agar tidak menggumpal
4. Taburkan konsentrat dan aduk hingga homogen
5. Campurkan campuran EM-4 dengan tetes dan air tadi dan aduk hingga
homogen
6. Masukkan ke plastik dan ditali dengan raffia dan diusahakan jangan sampai
ada udara yang masuk
7. Padatkan hingga terbentuk seperti lempengan dan simpan selama 21 hari
18. BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Ciri bioplus yang telah dibuat
Dari biplus yang telah kami praktikkan pembuatannya, dengan menunggu
sekitar 21 hari bioplus bisa diberikan kepada ternak ruminansia. Bioplus yang kami
buat memiliki karakteristik diantaranya :
a. Bau harum khas fermentasi
b. Warna kuning keemasan
c. Tekstur lemas dan tidak kaku
d. Tidak busuk dan tidak berjamur
e. pH awal 6 menjadi 4
Dengan karakteristik di atas bioplus yang kami buat termasuk kategori baik.
2. Pemberian bioplus kepada ternak
Untuk mempermudah pemberiannya maka dikeringkan dengan pemanasan
stabil pada suhu 40 Derajat calcius. Setelah kering digiling dan diayak sehingga
berbentuk serbuk dan disebut bioplus.
Cara penggunaan :
bioplus dapat dicampurkan dengan dedak atau pakan tambahan.
untuk 1 Kg bioplus dicampur dengan 400 Kg dedak atau pakan tambahan + 1
genggam garam dapur.
contoh :sapi dengan berat badan = 250 Kg.
- pakan penguat adalah 2,0 – 2,5 Kg dedak + 8 – 10 Gram bioplus + segenggam
garam
- hijauan sebanyak 7 – 8 % dari berat badan
Sapi bila tanpa perlakuan (hijauan + legiuminosa) saja pertambahan berat badannya =
0,22 – 0,3 Kg/Ek/Hr, maka dengan bioplus bisa 0,65 – 0,68 Kg/Ek/Hr.
19. BAB V
PENUTUP
1. Simpulan
Untuk menutupi kebutuhan hijauan dimusim kemarau , perlu alternatif pakan
yang lain yaitu salah satunya dengan cara memanfaatkan limbah di RPH khususnya
isi rumen ruminansia. Isi rumen sangat potensial sebagai pakan ternak karena
mengandung bahan pakan yang belum tercerna yang kaya nutrisi dan juga
mengandung banyak mikroorganisme yang sangat berperan penting dalam proses
fermentasi bahan organik. Isi rumen ini perlu penambahan bahan pakan lain, seperti
bekatul/dedak, molasses dan EM-4. Pemberian pakan fermentasi ini pada ternak dapat
meningkatkan berat harian ternak sampai 0,68 kg perhari.
2. Saran
Saran untuk kegiatan praktikum ini, dan evaluasi untuk praktikum selanjutnya :
1. Diperlukan ketelitian dalam penghitungan takaran setiap bahan yang digunakan.
2. Dalam membungkus bioplus dengan plastik harus rapat supaya fermentasi
berhasil.
3. Keseriusan dalam kegiatan pembuatan, sehingga tidak terjadi kesalahan langkah
yang membuat gagalnya ferementasi.
4. Diperhatikan saat penyimpanan bahan yang akan difermentasi supaya tidak
terjadi kerusakan bahan saat proses penyimpanan
20. DAFTAR PUSTAKA
Darsono, W.W. 2011. Isi Rumen sebagai Campuran Pakan. Dalam:
http://darsonoww.blogspot.com/2011/11/isi-rumen-sebagaicampuran-pakan (tanggal akses:
26 Mei 2018)
Rinduwati, S.Pt., M.P. (20013). Meningkatkan kualitas jerami padi dengan penambahan isi
rumen kering yang terfermentasi sebagai pakan ruminansia. URI:
http://repository.unhas.ac.id/handle/123456789/8196 (tanggan akses 26 Mei 2018)
Simangunsong, Herman. 2016. Produksi Pengelolahan Ternak Sapi. Dalam :
https://datapeternakan.blogspot.co.id/2016/04/sistem-produksi-pengelolahan-ternak-sapi.html
(tanggal akses: 26 Mei 2018)
USTN. 2017. Pemanfaatan Isi Rumen Sebagai Bioplus Pakan Ternak Ruminansia. Dalam :
https://unsurtani.com/2016/12/pemanfaatan-isi-rumen-sebagai-bioplus-pakan-ternak-
ruminansia (tanggal akses: 26 Mei 2018)
21. LAMPIRAN
Proses menimbang isi rumen Proses memisahkan ampas dan cairan rumen
Proses menguraikan ampas rumen Proses mencampur bahan
Proses menghitung pH Proses membuat bioplus menjadi lempengan
22. LAPORAN PRAKTIKUM
PERMASALAHAN USAHA AGRIBISNIS
PEMBUATAN PAKAN ALTERNATIF
PROBIOTIK
Dosen Pengampu : Ir. Andang Andiani Listyowati, M.Si
Disusun Oleh
Dewi Inne Kumalasari
06.2.4.17.814
II A
SEKOLAH TINGGIPENYULUHAN PERTANIAN (STPP) MAGELANG
JURUSAN PENYULUHAN PETERNAKAN
TAHUN 2017/2018
23. KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas berkat dan rahmat-Nya sehingga penyusunan
Laporan Praktikum Permasalah Usaha Agribisnis Pembuatan Pakan Alternatif Probiotik tepat
pada waktunya tanpa ada halangan suatu apapun.
Laporan ini disusun dalam rangka memenuhi nilai tugas praktikum mata kuliah
Permasalahan Usaha Agribisnis di STPP Magelang Jurusan Penyuluhan Peternakan tahun
pelajaran 2017/2018. Atas terselesaikannya pembuatan laporan ini, penyusun mengucapkan
banyak terimakasih kepada :
1. Ir. Ali Rachman, M.Si selaku ketua Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian Magelang.
2. Ir. Andang Andiani Listyowati, M. Si selaku dosen pengampu mata kuliah
Permasalahan Usaha Agribisnis.
3. Semua pihak yang telah membantu pembuatan laporan hasil praktikum ini baik
langsung maupun tidak langsung.
Penyusun menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna oleh karena itu,
penyusun mohon kritik dan saran yang bersifat membangun guna perbaikan di masa
mendatang.
Akhir kata semoga laporan hasil prakrikum ini berguna bagi para pembaca umumnya dan
penyusun khususnya.
Magelang, Mei 2018
Penyusun
24. DAFTAR ISI
COVER LAPORAN ……………………………………………………… i
KATA PENGANTAR .…………………………………………………… ii
DAFTAR ISI ………………………………………………………………. iii
I. PENDAHULUAN …………………………………………………. 1
A. Latar Belakang…………………………………………………..
B. Tujuan dan Manfaat……………………………………………..
II. TINJAUAN PUSTAKA …………………………………………. 3
III. PELAKSANAAN KEGIATAN…..……………………………... 4
A. Tempat pelaksanaan……………………………………………..
B. Waktu Pelaksanaan……………………………………………...
C. Proses Pembuatan……………………………………………….
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN …………………………………… 5
A. Ciri Probiotik yang Telah Dibuat ………………………….........
B. Penggunaan Probiotik …………...……………………………...
V. PENUTUP .………………………………………………………. 8
A. Simpulan ………………………………………….................
B. Saran ……………………………………………………………
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………... 9
LAMPIRAN ……………………………………………………………….
25. BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Isi rumen merupakan salah satu limbah rumah potong hewan yang belum
dimanfaatkan secara optimal bahkan ada yang dibuang begitu saja sehingga
menimbulkan pencemaran lingkungan (Darsono, 2011). Dijelaskan lebih lanjut bahwa
limbah isi rumen sebenarnya sangat potensial bila dimanfaatkan sebagai bahan pakan
karena isi rumen disamping merupakan bahan pakan yang belum tercerna juga terdapat
organisme rumen yang merupakan sumber vitamin B.
Abbas (1987) Dalam : Teda (2012) mengatakan bahwa kuantitas dan kualitas isi
rumen dapat dipengaruhi oleh jenis ternak,bobot badan,mikroba yang terdapat dalam
saluran pencernaan,kuantitas dan kualitas pakan serta daya cernanya. Menurut
http://www.scribd.com (2010) kualitas isi rumen tergantung dari makanan ternak yang
dikonsumsinya. Isi rumen akan mengandung zat antinutrisi bila ternak tersebut
mengkonsumsi zat antinutrisi.
Isi rumen adalah limbah padat Rumah Pemotongan Hewan (RPH) diperkaya oleh
kandungan protein yang berasal dari protein mikroba dan protein pakan,vitamin B dan
vitamin K yang dapat disintesis sendiri oleh mikroba rumen dan mineral (Abbas,1987
Dalam : Teda, 2012). Di dalam rumen ternak ruminansia (sapi, kerbau, kambing dan
domba) terdapat populasi mikroba yang cukup banyak jumlahnya. Cairan rumen
mengandung bakteri dan protozoa. Konsentrasi bakteri sekitar 10 pangkat 9 setiap cc isi
rumen, sedangkan protozoa bervariasi sekitar 10 pangkat 5 - 10 pangkat 6 setiap cc isi
rumen (Tillman, 1991).
Dengan begitu, untuk memanfaatkan limbah ini salah satunya dengan dibuat
probiotik yang berfungsi untuk mempercepat pengomposan dan sebagai bibit bakteri
untuk fermentasi.
B. TUJUAN DAN MANFAAT
Tujuan dan manfaat diadakannya kegiatan praktik Pengolahan Pakan Ternak Ruminansia
ini, adalah :
1. Mahasiswa mengetahui cara pembuatan pakan ternak ruminansia berupa probiotik.
26. BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Probiotik yang terbuat dari isi rumen ternak ruminansia yang diambil sari atau airnya
saja. Isi rumen sapi merupakan bahan yang potensial mengandung beragam
mikroorganisme positif tetapi seringkali dibuang percuma.
Probiotik yang baik yaitu teksturnya masih sama dengan aslinya yaitu cairan
berwarna hijau kecoklatan. Warna probiotik dari isi rumen juga masih sama dengan
sebelumnya yaitu berwarna hijau kecoklatan tetapi hijaunya lebih gelap dari aslinya.
Adapun bau probiotik dari isi rumen adalah aroma asam segar. Hal ini menandakan
terjadi proses fermentasi yang menghasilkan asam laktat. pH probiotik yang sempurna
mempunyai pH 3,9 - 4,2. pH yang lebih tinggi atau lebih rendah menandakan masih ada
mikroorganisme yang belum mati.dan masih bekerja.
Cara kerja mikroba rumen sapi adalah sebagai berikut : a) Menekan pertumbuhan
patogen tanah, b) Mempercepat fermentasi pupuk, sampah organik dan urine, c)
Meningkatkan senyawa organik dalam tanah, d) Meningkatkan nitrogen, e)
Meningkatkan aktifitas mikroorganisme di dalam tanah dan f) Menekan kebutuhan
pupuk dan pestisida kimia (Aliefardi, 2011).
Kegunaan probiotik isi rumen adalah untuk mempercepat pengomposan, sebagai
pupuk cair, untuk fermentasi jerami pakan ternak dan sebagai bibit bakteri.
Keunggulan mikroba rumen sapi adalah : dapat dibuat sendiri, bahan tersedia dan
mudah didapatkan, peralatan cukup sederhana dan sangat berguna bagi petani (Aliefardi,
2011).
27. BAB III
PELAKSANAAN KEGIATAN
1. Tempat pelaksanaan
Kegiatan praktik pembuatan pakan alternative ini diselenggarakan di Sekolah
Tinggi Penyuluhan Pertanian Magelang tepatnya di Laboratorium Pengolah Pakan.
2. Waktu pelaksanaan
Kegiatan praktik pembuatan pakan alternative ini dilaksanakan pada tanggal 3
Mei 2018.
3. Pelaksanaan kegiatan
Alat :
1. Ember
2. Penyaring ampas
3. Alat pengaduk
4. Penutup probiotik
Bahan :
1. Cairan rumen 1 liter
2. Air bersih 30 liter
3. Gula/ tetes 2,5 liter
Proses pembuatan :
1. Pisahkan ampas dan cairan rumen dengan cara diperas dan disaring
2. Campurkan cairan rumen, air bersih, dan tetes/ gula di ember
3. Aduk hingga tercampur rata
4. Tutup cairan dan biarkan selama 1 hari
28. BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Ciri probiotik yang telah dibuat
Probiotik dari isi rumen yang sudah jadi diamati secara orgaoleptik, yaitu
tekstur, warna , pH dan bau. Tekstur probiotik dari isi rumen yaitu lebih kental dari
sebelumnya dan cairan ini mengalami penyusutan.
Warna starter dari isi rumen juga masih sama dengan sebelumnya yaitu
berwarna kuning kecoklatan tapi kuningnya lebih gelap dari aslinya.
Adapun bau probiotik dari isi rumen adalah aroma asam segar. Hal ini
menandakan terjadi proses fermentasi yang menghasilkan asam laktat.
pH starter isi rumen adalah fermentasi yang sempurna mempunyai pH 3,9 -
4,2. pH yang lebih tinggi atau lebih rendah dari kisaran pH optimum menandakan
masih ada mikroorganisme belum mati dan masih bekerja.
2. Penggunaan probiotik
Setelah mencaapai waktu 24 jam probiotik perlu ditambahkan molasses
sebanyak 1 liter sebagai makanan mikroorganisme pada probiotik. Setelah itu cairan
bisa digunakan untuk fermentasi pakan ternak.
29. BAB V
PENUTUP
1. Simpulan
Untuk memanfaatkan limbah di RPH salah satunya cairan isi rumen dengan
dibuat probiotik alami yang nantinya akan berfungsi untuk mempercepat
pengomposan, sebagai pupuk, dan sebagai sumber mikroorganisme.
2. Saran
Saran untuk kegiatan praktikum ini, dan evaluasi untuk praktikum selanjutnya :
1. Diperlukan ketelitian dalam penghitungan takaran setiap bahan yang digunakan.
2. Dalam menutup probiotik ini harus rapat agar mikroorganisme tidak mati
3. Keseriusan dalam kegiatan pembuatan, sehingga tidak terjadi kesalahan langkah
yang membuat gagalnya ferementasi.
4. Diperhatikan saat penyimpanan bahan yang akan difermentasi supaya tidak
terjadi kerusakan bahan saat proses penyimpanan
30. DAFTAR PUSTAKA
Darsono, W.W. 2011. Isi Rumen sebagai Campuran Pakan. Dalam:
http://darsonoww.blogspot.com/2011/11/isi-rumen-sebagaicampuran-pakan (tanggal
akses: 26 Mei 2018)
Rinduwati, S.Pt., M.P. (20013). Meningkatkan kualitas jerami padi dengan penambahan isi
rumen kering yang terfermentasi sebagai pakan ruminansia. URI:
http://repository.unhas.ac.id/handle/123456789/8196 (tanggan akses 26 Mei 2018)
Simangunsong, Herman. 2016. Produksi Pengelolahan Ternak Sapi. Dalam :
https://datapeternakan.blogspot.co.id/2016/04/sistem-produksi-pengelolahan-ternak-sapi.html
(tanggal akses: 26 Mei 2018)
USTN. 2017. Pemanfaatan Isi Rumen Sebagai Bioplus Pakan Ternak Ruminansia. Dalam :
https://unsurtani.com/2016/12/pemanfaatan-isi-rumen-sebagai-bioplus-pakan-ternak-
ruminansia (tanggal akses: 26 Mei 2018)
Nadhifa, Husna. Cara Membuat Starter Isi Rumen. Dalam :
http://jejakpenyuluh.blogspot.co.id/2013/08/cara-membuat-starter-isi-rumen.html (tanggal
akses: 26 Mei 2018)
32. LAPORAN PRAKTIKUM
PERMASALAHAN USAHA AGRIBISNIS
PEMBUATAN PAKAN ALTERNATIF
UREA MOLASSES BLOCK
Dosen Pengampu : Ir. Andang Andiani Listyowati, M.Si
Disusun Oleh
Dewi Inne Kumalasari
06.2.4.17.814
II A
SEKOLAH TINGGIPENYULUHAN PERTANIAN (STPP) MAGELANG
JURUSAN PENYULUHAN PETERNAKAN
TAHUN 2017/2018
33. KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas berkat dan rahmat-Nya sehingga penyusunan
Laporan Praktikum Permasalah Usaha Agribisnis Pembuatan Pakan Alternatif Urea Molases
Block tepat pada waktunya tanpa ada halangan suatu apapun.
Laporan ini disusun dalam rangka memenuhi nilai tugas praktikum mata kuliah
Permasalahan Usaha Agribisnis di STPP Magelang Jurusan Penyuluhan Peternakan tahun
pelajaran 2017/2018. Atas terselesaikannya pembuatan laporan ini, penyusun mengucapkan
banyak terimakasih kepada :
1. Ir. Ali Rachman, M.Si selaku ketua Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian Magelang.
2. Ir. Andang Andiani Listyowati, M. Si selaku dosen pengampu mata kuliah
Permasalahan Usaha Agribisnis.
3. Semua pihak yang telah membantu pembuatan laporan hasil praktikum ini baik
langsung maupun tidak langsung.
Penyusun menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna oleh karena itu,
penyusun mohon kritik dan saran yang bersifat membangun guna perbaikan di masa
mendatang.
Akhir kata semoga laporan hasil prakrikum ini berguna bagi para pembaca umumnya dan
penyusun khususnya.
Magelang, Mei 2018
Penyusun
34. DAFTAR ISI
COVER LAPORAN ……………………………………………………… i
KATA PENGANTAR .…………………………………………………… ii
DAFTAR ISI ………………………………………………………………. iii
I. PENDAHULUAN …………………………………………………. 1
A. Latar Belakang…………………………………………………..
B. Tujuan dan Manfaat……………………………………………..
II. TINJAUAN PUSTAKA …………………………………………. 3
III. PELAKSANAAN KEGIATAN…..……………………………... 4
A. Tempat pelaksanaan……………………………………………..
B. Waktu Pelaksanaan……………………………………………...
C. Proses Pembuatan……………………………………………….
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN …………………………………… 5
A. Ciri UMB yang Telah Dibuat …………………………...........
B. Pemberian UMB Kepada Ternak……………………………...
V. PENUTUP .………………………………………………………. 8
A. Simpulan ………………………………………….................
B. Saran ……………………………………………………………
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………... 9
LAMPIRAN ……………………………………………………………….
35. BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Ternak ruminansia (sapi, kerbau, kambing dan domba) telah lama dipelihara oleh
masyarakat Indonesia, bahkan pemeliharaannya telah menjadi budaya bagi sebagian
masyarakat desa. Memelihara ternak pada masyarakat daerah tertentu, menjadi
kebanggaan dan merupakan “harta kekayaan”. Kebutuhan ternak ruminansia akan pakan
dapat dipenuhi dari pakan hijauan (rumput atau kacang-kacangan) sebagai pakan basal
(utama) dan konsentrat sebagai pakan penguat. Kedua pakan tersebut belum menjamin
terpenuhinya unsur-unsur mikro berupa mineral, vitamin dan asan amino tertentu
terutama pada ternak yang dipelihara secara intensif (Yusuf D,. 2010).
Dalam rangka terus membina pengembangan ternak, maka perlu dikenalkan
berbagai teknologi tepat guna kepada masyarakat. Salah satu teknologi dibidang pakan
ternak adalah penggunaan Urea Molasis Blok (UMB) sebagai pakan suplemen pada
ternak ruminansia yang ditujukan untuk meningkatkan efiisensi pencernaan, sehingga
akhirnya dapat meningkatkan produksi ternak. Sampai saat ini, UMB telah terbukti telah
dapat meningkatkan produktivitas ternak potong maupun perah baik sapi, kerbau, domba
maupun kambing (Yusuf D,. 2010).
Menurut Blogspot (2009) bahwa permen ternak ruminansia atau UMB dapat dibuat
dari bahan-bahan baku yang murah dan mudah dibuat oleh peternak. Manfaat UMB bagi
ternak dan keuntungan bagi usaha peternakan ternak ruminansia, yaitu merupakan
sumber protein, energi ,dan mineral yang dibutuhkan oleh ternak, sebagai pakan
tambahan bagi ternak, meningkatkan kecernaan dan konsumsi zat-zat makanan dari
bahan berserat tinggi, sehingga produktivitas ternak dapat ditingkatkan. Pembuatan
formula UMB harus disesuaikan dengan harga bahan dan tujuan beternak serta jenis
yang dipelihara.
B. TUJUAN DAN MANFAAT
Tujuan dan manfaat diadakannya kegiatan praktik Pengolahan Pakan Ternak Ruminansia
ini, adalah :
1. Mahasiswa mengetahui cara pembuatan pakan ternak ruminansia berupa Urea
Molases Block (UMB).
36. BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Urea Molasses Block (UMB) merupakan bahan pemacu, artinya bahwa suplemen ini
merupakan jenis pakan yang berperan sebagai pemacu pertumbuhan dan peningkatan
populasi mikroba didalam rumen. Sifatnya khusus dan kompak. Pakan pemicu ini dapat
merangsang ternak ruminansia (sebagai induk semang) dalam menambah jumlah konsumsi
serat kasar sehingga meningkatkan produksi. Mikroorganisme yang hidup didalam rumen
ternak ruminansia mampu mensintesa protein untuk mencukupi kebutuhan hidup pokok dan
berproduksi (Mutiarni, 2013).
Molasses merupakan bahan sisa dari industri gula yang banyak dijumpai di samping
hasil utamanya. Dari berbagai bahan sisa yang dihasilkan industri gula, molasses merupakan
bahan dasar yang berharga sekali untuk industri dengan fermentasi. Molasses adalah sejenis
sirup yang merupakan sisa dari pengkristalan gula pasir. Molasses tidak dapat dikristalkan
karena mengandung glukosa dan fruktosa yang sulit untuk dikristalkan. Molasses merupakan
produk limbah dari industri gula di mana produk ini masih banyak mengandung gula dan
asam-asam organik, sehingga merupakan bahan baku yang sangat baik untuk pembuatan
etanol. Bahan ini merupakan produk sampingan yang dihasilkan selama proses pemutihan
gula. Kandungan gula dari molasses terutama sukrosa berkisar 40-55% (Anonim, 2008).
Bahan utama untuk membuat UMB adalah molasses sebagai sumber energi. Molases
merupakan bahan pakan sumber energi karena banyak mengandung pati dan gula.
Kecernaanya tinggi dan bersifat palatable. Hasil analisis menunjukkan bahwa kadar airnya
78-86%, gula 77%, abu 10,5%, protein kasar 3,5%, dan TDN 72% (Utomo et al., 2001).
Beberapa peternak memberikan langsung urea kedalam pakan ternak mereka, hal ini
kurang baik karena selain rasanya yang pahit dan tidak enak, juga dapat menyebabkan ternak
keracunan nitrogen. Menggabungkan urea dengan molases atau biji-bijian atau keduanya
membuat urea lebih cocok untuk ternak. Selain itu biji-bijian dan tetes juga akan memberikan
energi yang diperlukan untuk membantu proses pencernaan. Oleh karena itu cara yang aman
dalam pemberian urea adalah dengan mempersiapkannya menjadi Urea Molases Blok
(UMB). Persiapan ini adalah cara yang baik untuk menyediakan protein dan energi bagi
ternak ruminansia, dan membantu meningkatkan pasokan protein hewan. UMB dapat dibuat
dari berbagai bahan tergantung pada ketersediaan bahan yang ada disekitar (Wae, 2011).
37. BAB III
PELAKSANAAN KEGIATAN
1. Tempat pelaksanaan
Kegiatan praktik pembuatan pakan alternative ini diselenggarakan di Sekolah
Tinggi Penyuluhan Pertanian Magelang tepatnya di Laboratorium Pengolah Pakan.
2. Waktu pelaksanaan
Kegiatan praktik pembuatan pakan alternative ini dilaksanakan pada tanggal 5
Juli 2018.
3. Pelaksanaan kegiatan
Alat :
1. Timbangan
2. Ember
3. Kompor gas
4. Panci
5. Kayu untuk mengaduk molasses yang dipananskan
6. Loyang untuk mencampur bahan
7. Silinder untuk mencetak
8. Plastic untuk membungkus
9. Raffia untuk menggantung UMB
10. Kayu untuk memadatkan UMB di cetakan
Bahan :
1. Molases/tetes 470 gram
2. Konsentrat 250 gram
3. Urea 50 gram
4. Pati 100 gram
5. Mineral 20 gram
6. Kapur 70 gram
7. Garam 40 gram
Proses pembuatan :
1. Menimbang bahan-bahan sesuai komposisinya
38. 2. Semua bahan dicampur dan diaduk, kecuali Molases/tetes.
3. Menyiapkan kompor dan panci
4. Molases/tetes dipanaskan terlebih dahulu
5. Molasses dipanas/dimasak selama 15 menit dengan suhu api + 100oC
6. Mencampur molasses dengan bahan yang sudah homogen di loyang
7. Mencetak campuran tersebut ke dalam silinder
8. Memadatkan UMB ditekan-tekan dengan kayu
9. Melepas dari cetakan dan mengemas dengan plastic
10. Menyimpan selama satu hari agar mengeras
39. BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Ciri UMB yang telah dibuat
Dari UMB yang telah kami praktikkan pembuatannya, dengan menunggu
selama 1 hari UMB bisa diberikan kepada ternak. UMB yang kami buat memiliki
karakteristik diantaranya :
a. Struktur UMB padat dan keras
b. Aroma dan rasa molasses
Dengan karakteristik di atas UMB yang kami buat termasuk kategori baik.
2. Pemberian UMB kepada ternak
Pemberian UMB kepada ternak diberikan dengan cara digantungkan di atas
kotak pakannya. Pakan suplemen ini diberikan pada pagi hari, jumlah-nya disesuaikan
dengan tingkat konsumsi yang dianjurkan pada setiap jenis ternak. Untuk ternak besar
(sapi dan kerbau) mencapai 350 gram/ekor/hari; kambing dan domba sebesar 120
gram/ekor/hari (Yusuf D,. 2010).
40. BAB V
PENUTUP
1. Simpulan
Untuk meningkatkan efisiensi pakan ternak perlu dibuat pakan suplemen
dengan memanfaatkan limbah organik di sekitar dalam bentuk permen jilat sehingga
dapat meningkatkan produktivitas ternak.
2. Saran
Saran untuk kegiatan praktikum ini, dan evaluasi untuk praktikum selanjutnya :
1. Diperlukan ketelitian dalam penghitungan takaran setiap bahan yang digunakan.
2. Keseriusan dalam kegiatan pembuatan, sehingga tidak terjadi kesalahan langkah
yang membuat gagalnya pembuatan UMB
3. Diperhatikan saat penyimpanan bahan supaya tidak terjadi kerusakan bahan saat
proses penyimpanan
41. DAFTAR PUSTAKA
Anonym, (2018) . Urea Molases Block Sebagai Suplemen Ternak Dalam :
https://googleweblight.com/i?u=https://www.peternakankita.com/urea-molases-blok-umb-
sebagai-suplemen-ternak/&hl=id-ID (tanggal akses 5 Juli 2018)
Mario,(2016). Panduan Cara Pembuatan Urea Molases Block (UMB) Dalam :
https://unsurtani.com/2017/08/panduan-cara-pembuatan-urea-molasses-block-umb&hl=id-ID
(tanggal akses 5 Juli)
Rinduwati, (2016). Cara Membuat UMB Urea Molases Block Dalam :
http://www.ilmuternak.com/2015/01/cara-membuat-umb-urea-molases-
block.html?m%3D1&hl=id-ID (tanggal akses 5 Juli)
42. LAMPIRAN
Proses penimbangan bahan Proses memasak mollases
Proses mencampur bahan Proses mencampur bahan
Proses mencetak UMB UMB yang sudah jadi