1. Beberapa penemuan fosil manusia purba penting di Indonesia adalah di Sangiran, Trinil, dan Ngandong.
2. Jenis-jenis manusia purba yang pernah hidup antara lain Meganthropus, Pithecanthropus, dan Homo.
3. Terjadi perdebatan apakah Pithecanthropus masuk kategori manusia atau kera akibat penemuan fosilnya. Perdebatan ini berakhir dengan kesimpulan bahwa Pithecanthropus masuk genus Homo.
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptx
MEMAHAMI MASA LALU
1.
2.
3.
4. MENGENAL
TEMPAT MANUSIA PURBA
PENEMUAN
PENTING
FOSIL
SANGIRMAANUSIA
N
TRINIL
JENIS
MANUSIA
PURBA
MEGANT
HROPUS
PITHECA
NTHROP
US
PERDEBATAN
ANTARA
PITHECANTROPU
S KE HOMO
ERECTUS
HOMO
5. 1. Jelaskan tentang penemuan fosil manusia purba di
beberapa tempat!
2. Jelaskan jenis-jenis manusia purba yang pernah hidup di
zaman pra-aksara!
3. Bagaimana penggolongan dengan manusia Homo sapiens?
4. Bagaimana terjadinya perdebatan antara Pithecanthropus
ke Homo erectus?
5. Apa hikmah yang dapat diambil dari pembelajaran
mengenal manusia purba?
6.
7. 1. SANGIRAN
Sangiran merupakan sebuah situs arkeologi yang terletak di
perbatasan kabupaten Sragen dan Karanganyar.Ini merupakan
situs manusia purba yang paling lengkap dan paling penting di
Indonesia bahkan di Asia. Di museum Sangiran dipaparkan
sejarah manusia purba sejak sekitar 2 juta tahun yang lalu
hingga 200.000 tahun yang lalu, yaitu darikala Pliosen akhir
hingga akhir Pleistosen tengah. Di museum ini terdapat 13.086
koleksi fosil manusia purba.Pertama kali ditemukan oleh P.E.C.
Schemulling tahun 1864(fosil vertebrata dari
Kalioso).Ditetapkan secara resmi sebagai warisan dunia pada
1996,yang tercantum dalam nomor 593 Daftar Warisan Dunia
UNESCO.
8. Termasuk dalam koleksi Museum Sangiran, adalah:
• Fosil manusia, antara lain: Australopithecus africanus,Pithecanthropus
mojokertensis(Pithecantropusrobustus), Meganthropuspalaeojavanicus,
Pithecanthropus erectus , Homo soloensis, Homo neanderthalEropa, Homo
neanderthalAsia, danHomo sapiens.
• Fosil binatang bertulang belakang, antara lain Elephasnamadicus(gajah),
Stegodontrigonocephalus(gajah), Mastodon sp(gajah),
Bubaluspalaeokarabau(kerbau), Felispalaeojavanica(harimau), Sussp(babi),
Rhinocerussondaicus(badak), Bovidae(sapi, banteng), dan Cervussp(rusa dan
domba).
• Fosil binatang air, antara lain Crocodillussp(buaya), ikan dan kepiting, gigi
ikanhiu, Hippopotamus sp(kuda nil), Mollusca (kelas
PelecypodadanGastropoda), Cheloniasp(kura-kura), dan foraminifera.
• Batu-batuan,antara lain Meteorit/Taktit, Kalesdon, Diatome, Agate, Ametis ,
Alat-alat batu, antara lain serpih dan bilah.
• Serut dan gurdi, kapak persegi, bola batu dan kapak perimbas penetak.
9. Keistimewaan Sangiran
Berdasarkan penelitian para ahli Geologi dulu pada masa
purba merupakan hamparan lautan. Akibat proses geologi dan
akibat bencana alam letusan Gunung Lawu, Gunung Merapi,
dan Gunung Merbabu, Sangiran menjadi Daratan. Hal tersebut
dibuktikan dengan lapisan-lapisan tanah pembentuk wilayah
Sangiran yang sangat berbeda dengan lapisan tanah di tempat
lain. Tiap-tiap lapisan tanah tersebut ditemukan fosil-fosil
menurut jenis dan jamannya. Misalnya, Fosil Binatang Laut
banyak diketemukan di Lapisan tanah paling bawah, yang dulu
merupakan lautan.
10. 2. TRINIL
Trinil terletak di dukuh Pilang, desa Kawu, Kecamatan
Kedunggalar, Kabupaten Ngawi.Tinggalan purbakala telah
lebih dulu ditemukan di daerah ini jauh sebelum Von
Koeningswald menemukan Sangiran pada 1984.Ekskavasi yang
dilakukan oleh Eugene Dubois di Trinil telah membawa
penemuan sisa-sisa manusia purba yang sangat berharga bagi
dunia pengetahuan.Penggalian Dubois dilakukan pada
endapan alluvial Bengawan Solo.Dari lapisan ini ditemukan
atap tengkorak Pithecanthropus erectus dan beberapa buah
tulang paha yang menunjukkan bahwa pemiliknya telah
berjalan tegak.
11. Koleksi Trinil diantaranya :fosil tengkorak
Pithecantropus erectus ,fosil tulang rahang bawah
macan purba (Felis trigis), fosil gading dan gigi geraham
atas gajah purba (Stegodon trigonocephalus), dan fosil
tanduk banteng purba (Bibos palaesondaicus).
Situs ini dibangun atas prakarsa dari Prof.Teuku
Jacob,ahli antropologi ragawi dari UGM.
12.
13. 1. MEGANTHROPUS ERECTUS
Meganthropus Erectus berasal dari dua kata, Megas artinya besar atau
raksasa dan anthropus artinya manusia. Meganthropus Erectus merupakan
jenis manusia purba yang ditemukan oleh Van Koenigswald pada tahun
1936 di daerah Sangiran. Hasil penemuannya ini juga sering disebut
Meganthropus Palaeojavanicus, artinya manusia raksasa dari Jawa.
Ciri-ciri Meganthropus Ercetus :
Tulang pipi tebal
Otot rahang sangat kuat
Tidak memiliki dagu
Tonjolan belakang yang tajam
Tulang kening menonjol ke depan
Perawakan tegap
Memakan tumbuh-tumbuhan
Kehidupan sosialnya dalam kelompok-kelompok dan berpindah-pindah
14. 2. PITHECANTHROPUS
Pithecanthropus memiliki arti sebagai manusia kera yang banyak
ditemukan di daerah Pening, Mojokerto, Trini (Ngawi), Kedungbrubus
(Madiun), dan Sangiran (Sragen).
Ciri-ciri Pithecanthropus :
Rahang bawah kuat,tidak berdagu
Tulang pipi tebal,kening menonjol
Tulang belakang menonjol dan tajam
Memakan tumbuh-tumbuhan
Perawakan tegap serta memiliki perlekatan otot tengkuk besar dan kuat
Jenis-jenis manusia Pithecanthropus :
1. Pithecanthropus Erectus (Manusia kera berjalan tegak)
2. Pithecanthropus Robustus (Manusia kera berahang besar)
3. Pithecanthropus Dubuis (meragukan)
4. Pithecanthropus Soloensis (Manusia kera dari Solo)
15. 3. HOMO
Homo (manusia) merupakan manusia purba yang dinilai paling
modern daripada jenis manusia purba yang lain.
Ciri-ciri Homo :
Berat badan sekitar 30 sampai 150 kg.
Volume otaknya lebih dari 1350 cc
Alat-alatnya berasal dari batu dan tulang
Berjalan dengan tegak
Muka dan hidung lebar
Mulut masih menonjol ke depan
Jenis-jenis manusia Homo :
1. Homo Wajakensis (manusia dari Wajak)
2. Homo Soloensis (manusia dari Solo)
3. Homo Sapiens
16. A. Manusia Wajak
Arti Nama Manusia Wajak Konon, dinamakan begini karena ditemukan di
daerah Wajak.Tanggal dan Tahun Penemuan, serta Penemunya Wajak,
Campurdarat, Tulungagung, Jawa Timur Tahun 1889 Oleh Van Riestchoten, yang
kemudian diteliti oleh Eugene Dubois.
Perkiraan Tahun & Masa Hidup Sekitar 40.000 - 25.000 tahun yang lalu Hidup di
masa Plestosin (Diluvium)
Ciri Ciri Fisik Muka datar dan lebar Hidung lebar dan bagian mulut
menonjol (maju) Dahinya agak miring dan diatas mata terdapat busur dahi yang
nyata Pipinya menonjol ke samping Kapasitas otak mencapai 1300 cc Berat badan dari
30 - 150 kg Tinggi badan 130 - 210 cm Jarak antara hidung dan mulut masih jauh
Perawakannya masih seperti kera Sudah berdiri tegak
Selain ciri-ciri tadi, ternyata dibandingkan kakak-kakaknya (manusia-manusia
purba pendahulunya, hehehe..), Homo Wajakensis telah menunjukkan
17. B. Manusia Liang Bua
Pada tahun 2003 para ilmuan dari Australiadan Indonesia
melakukan penggalian di gua Liang Bua, Flores. Mereka berhasil
menemukan fosil tengkorak manusia purba yang memiliki bentuk
mungil atau hobbit. Manusia purba yang ditemukan di gua Liang
Bua tersebut kemudian diberi nama Homo Florensiensis. Ukuran
manusia ini tidak lebih besar dari anak-anak usia 5 tahun. Ia
diperkirakan memiliki tinggi badan 100cm dan berat badan 30kg.
Selain itu mereka sudah berjalan tegak dan tidak memiliki dagu.
Manusia purba ini hidup di kep. Flores sekira 18 ribu tahun lalu.
18. C. Homo Soloensis
• Di Ngandong Solo, pada tahun 1931-1934, Ter Haar dan Ir. Opennorth,
menemukan fosil manusia purba berupa manusia tengkorak. Hasil
oenemuan tersebut diteliti oleh Von Koeningswald dan Weidenreich.
Dari analisa yang dilakukan, disimpulkan bahwa manusia purba jenis
ini tingkatannya lebih tinggi dibandingkan pitethecanthropus.
• Adapun cirri-ciri Homo Soloensis (manusia solo) adalah sebagai berikut :
a) Tubuhnya sedikit lebih tinggi dan lebih tegak dibandingkan
dengan Pithecanthropus erectus.
b) Isi tengkorak lebih besar
c) Tonjolan kening tidak begitu besar
19. Penemuan fosil Pithecantropus oleh Dubois yang
dipublikasikan pada tahun 1894 melahirkan perdebatan.Yang
menjadi perdebatan adalah pernyataan bahwa Pithecantropus
erectus adalah peralihan kera ke manusia.
Perdebatan itu kemudian berlanjut ke Eropa dan terus
berlanjut hingga tahun 1920-an.Bolk,teman Dubois
menemukan modalitas evolusi dengan menafsirkan bahwa
peralihan dari kera ke manusia terjadi melalui perpanjangan
fetus.Penemuan-penemuan fosil semakin gencar hingga ada
fosil yang beberapa struktur tulangnya hampir sama dengan
Pithecantropus erectus.
20. Pithecantropus adalah satu tahapan dalam proses evolusi ke arah
Homo sapiens dengan kapasitas tengkorak kecil.Karena itulah
perbedaan itu hanya membedakan species bukan perbedaan
genus.Dalam pandangan itu maka Pithecantropus erectus harus
diletakkan dalam genus Homo,dan untuk mempertahankan species
aslinya dinamakan Homo erectus.Maka berakhirlah debat pandang
mengenai Pithecantropus dari Dubois.