Bab 3 membahas tentang ekonomi dan keadilan. Ada beberapa jenis keadilan seperti keadilan umum, distributif, dan komutatif. Teori egalitarianisme, sosialisme, dan liberalisme membahas tentang pembagian barang secara adil.
Bab 4 membandingkan liberalisme dan sosialisme sebagai ideologi moral. Liberalisme menekankan milik pribadi sedangkan sosialisme melihat fungsi sosial dari milik. Kedua ide
1. Tugas
Etika Bisnis
Bab 3
Ekonomi dan Keadilan
Bab 4
Liberalisme dan Sosialisme sebagai Perjuangan Moral
Nama : Dede Hermawan
NPM : 0102000014
2. Bab 3
Ekonomi dan Keadilan
Keadilan merupakan suatu topik penting dalam etika. Sulit sekali untuk
dibayangkan orang atau instansi yang berlaku etis tetapi tidak mempraktekkan
keadilan atau bersikap tak acuh terhadap ketidakadilan. Secara khusus keadilan itu
penting dalam konteks ekonomi dan bisnis, karena tidak pernah sebatas perasaan atau
sikap batin saja tetapi menyangkut kepentingan atau barang yang dimiliki atau
dituntut oleh berbagai pihak. Karena itu masalah keadilan pantas dibicarakan di sini
dalam suatu bab tersendiri.
Antara ekonomi dan keadilan terjalin hubungan erat, karena dua – duanya
berasal dari sumber yang sama. Sumber itu adalah masalah kelangkaan. Ekonomi
timbul karena keterbatasan sumber daya. Memang benar, seandainya tidak ada
kelangkaa, tidak akan ada ekonomi pula.
1. Hakikat Keadilan
Apa itu keadilan ? kita bisa bingung juga, bila pertanyaan ini mendadak
disodorkan. Dalam kehidupan sehari – hari tidak pernah kita ragu – ragu untuk
berbicara tentang keadilan ketidakadilan .
Orang – orang Roma kuno terkenal karena menciptakan suatu sistem hukum
yang bagus ( lus Romanum ) yang masih dikagumi dan dipelajari sekaran ini juga,
bukan saja oleh para sejarawan tetapi juga oleh para ahli hukum.Pengarang Roma,
Ulpianus yang dalam hal ini mengutip orang yang bernama Celsus, menggambarkan
keadilan dengan singkat sekali sebagai ‘’ tribure cuique suum ‘’. Terutama kata
ketiga dari kalimat bahasa Latin ini tidak mudah untuk diterjemahkan. dalam bahasa
3. Inggris terjemahnya bisa berbunyi “ to give everybody his own “ atau dalam bahasa
Indonesia “ memberikan kepada setiap orang yang diempunya “
- Keadilan harus ditegakan atau dilaksanakan. Jadi keadilan tidak diharapkan saja.
Keadilan mengikata kita sehingga kita mempunyai kewajiban. Ciri kedua ini
disebabkan karena keadilan selalu berkaitan dengan hak yang harus dipenuhi.
- Keadilan meuntut persamaan ( equality). Atas dasar keadilan, kita harus
memberikan kepada setiap orang apa yang menjadi haknya, tanpa kecuali kalau
majikan memberikan gaji yang adil kepada 3000 karyawannya, kecuali kepada satu
orang, ia tidak pantas disebut orang adil. Mungkin ada orang yang akan bertanya
apakah artinya satu dibanding tiga ribu. Tetapi dari segi etika perbedaan itu justru
menentukan. Majikan itu baru pantas disebut orang yang adil bila berlaku adil
terhadap semua orang.
2. Pembagian Keadilan
Setelah kita memandang hakikat keadilan, sekarang kita perlu pelajari jenis –
jenis keadilan yang ada. Keadilan bisa dibagi dengan berbagai cara. Kami tentu tidak
bermaksud memberikan uraian lengkap mengenai semua macam keadilan yang bisa
dibedakan. Hanya diperkenalkan beberapa pembagian yang dianggap berguna .
1. Pembagian Klasik
Pembagian ini disebut Klasik karena mempunyai tradisi yang panjang, cara
membagi keadilan ini terutama ditemukan dalam kalangan thomisme, aliran filsafat
yang mengikuti jejak filsuf dan teolog besar. Tomas Aquinas sendiri pada umumnya
mendasarkan pandanganya filosofinya atas pemikiran Aritoteles ( 384 – 322 SM) dan
dalam masalah ini keadilan juga demikian.
4. a. keadialn umum ( General Justice ) berdasarkan keadilan ini para anggota
masyarakat diwajibkan untuk memberi kepada masyarakat ( secara konkret berarti
Negara ) apa yang menjadi haknya, Keadilan umum ini menyajikan landasan untuk
paham common good ( kebaikan umum atau kebaikan bersama )
b. Keadilan Distirbutif keadilan ini negara harus membagi segalanya dengan cara
yang sama kepada para anggota masyarakat. Dalam bahasa Indonesia bisa dipakai
nama “ Keadilan Membagi “.
c. Keadilan Komutatif berdasarkan keadilan ini setiap orang harus memberikan
kepada orang lain apa yang menjadi haknya.Hal itu berlaku pada taraf individual
maupun sosial.Bukan saja inidividu satu harus memberikan haknya kepada individu
lain, melainkan juga kelompok satu kepada kelompok lain.
2. Pembagian Pengarang Modern
Khususnya Jhon Boatright dan Manuel Velasquez merekapun menandaska
bahwa pembagian itu melanjutkan pemikiran Aristotels. Dari situ sudah dapat
diperkirakan betapa pentingnya peran Aristoteles dalam teori keadilan.
3. Keadilan Individual dan Keadilan Sosial
Pembagian ketiga ini merupakan pembagian tersendiri yang tidak bertumpang
tindih dengan pembagian – pembagian sebelumnya.Bagi kita di negara berideologi
Pancasila keadilan sosial tentu mempunyai makan tersendiri. Tetapi sayang sekali
para ilmu sosial dan filsafat kita belum membuahkan suatu karya substansial yang
menjelaskan dengan meyakinkan dasar – dasar teoritis dari paham yang penting ini.
5. Keadilan Distributif pada khususnya
Sulit untuk dikatakan keadilan macam apa harus dinilai paling penting jika
membatasi diri dari perspektif eitka bisnis,keadilan komutatif misalnya sangat penting
karena dalam bisnisnya banyak diadakan transaksi perjanjian kontrak tetapi jenis
keadilan lain tidak kalah penting juga.
Prinsip dari daftar ini Keadilan distributif terwujud kalau diberikan :
1. Kepada setiap orang bagian yang sama
2. Kepada setiap orang sesuai kebutuhan individualnya
3. Kepada sesuai dengan haknya
4. Kepada setiap orang sesuai dengan usaha individualnya
5. Kepada setiap orang sesuai dengan konribusinya
6. Kepada setiap orang sesuai dengan jasanya
1. Teori Egalitarianisme teori ini di dasarkan atas prinsip pertama. Mereka
berpendapat bahwa kita baru membagi dengan adil, bila semua orang mendapat
bagian yang ( equal ).Membagi dengan adil berarti membagi dengan rata. “sama rata
sama rasa “
2. Teori Sosialistis teori ini tentang keadilan distributif memilih prinsip kebutuhan
sebagai dasarnya.Menurut mereka masyarakat diatur dengan adil, jika kebutuhan
semua warganya terpenuhi seperti kebutuhan akan sandang pangan papan secara
konkret, sosialisme,terutama memikirkan masalah – masalah pekerjaan bagi kaum
buruh dalam konteks industrialisasi
Kepada orang yang menyandang cacat harus diberi pekerjaan yang cocok
dengan kemampuanya. Perlu diakui kebutuhan dan kemampuan memang tidak boleh
diabaikan dalam melaksanakan keadilan distributif.Tetapi timbul kesulitan besar juga,
6. bila prinsip ini dipakai sebagai pegangan satu – satunya untuk mewujudkan keadilan
distributif.terutama dua macam kritik keadilan distirbutif.
3. Teori Liberalistis teori ini justru menolak pembagian atas dasar kebutuhan sebagai
tidak adil. Karena manusia adalah makhluk bebas, kita harus membagi menurut usaha
– usaha bebas dari individu – individu bersangkutan. Yang tidak berusaha tidak
mempunyai hak pula untuk memperoleh sesuatu. Liberalisme menolak sebagai sangat
tidak etis sikap free rider. Benalu yang menumpang pada usaha orang lain tanpa
mengeluarkan air keringat sendiri.
Salah satu kesulitan pokok dengan teori ini bagaimana orang yang tidak bisa
berprestasi karena cacat mental atau fisik orang yang mengangur diluar kemauannya
sendiri dan sebagainya.
Keadilan Ekonomis
Keadilan memegang peranan penting dalam konteks ekonomi dan bisnis, karena
menyangkut barang yang diincar banyak orang untuk dimiliki atau dipakai.Zaman
kita ditandai oleh perhatian besar untuk keadilan dalam relasi – relasi ekonoms.
Dipandang perspektif sejarah, pengertian “ keadialan ekonomis “ tidak selalu
mendapat perhatian yang sama.Sejarawan ide sosial dan politik yang berkebangsaan
Kanada. C.B Mach Pherson, berpendapat bahwa pengertian ini mengalami gerak
pasang surut yang cukup mecolok dalam sejarah.
7. Bab 4
Liberalisme dan Sosiallisme Sebagai Perjuangan Moral
Liberalisme menekankan milik pribadi sebagai salah satu hak manusia yang
terpenting sosialisme berpendapat bahwa milik tidak boleh dibatasi pada kepentingan
individu saja, melainkan mempunyai fungsi sosial Pandangan orang – orang yang
meletakan dasar untuk teori liberalistis dan sosialistis tentang milik
1. Jhon Locke milik pribadi manusia mempunyai tiga hak kodrat ( natural rights ) “
life, freedom and property “.Hak atas milik karena kehidupan dan kebebasan kita
milik juga.
2. Adam Smith dan pasar bebas sebagai perintis ilmu ekonomi terkenal dengan gigih
membela pasar bebas di bidang ekonomi. Dengan gaya liberalisme yang khas ia
berbicara tentang “ the sacred rights of private property”.
3. Marxisme dan kritiknya atas milik pribadi merupakan ajaran sosial ekonomis
politik yang sangat kompleks dan tidak mudah untuk disingkatkan tanpa
mengorbankan cukup banyak unsur yang yang sebenarnya hakiki juga.
1. Liberalisme adalah tekanan pada kebebasan individual ( liber lat = bebas ). Di
bidang politik, peranan negara harus seminimal mungkin supaya diberikan
kesempatan sebesar – besarnya kepada kebebasan para warga negara.
2. Sosialisme sebaiknya dilihat sebagai reaksi atas ketidakberesan dalam masyarakat
yang disebabkan oleh liberalisme.Pertentangan antara liberalisme dan sosialisme
dapat dirumuskan sebagai berikut :
- Liberalisme menempatkan individu di atas masyarakat sedangkan
- Sosialisme menempatkan masyarakat di atas individu.
8. Kekuatan dan Kelemahan
Jika kita membandingkan liberalisme dan sosialisme sebagai ideologi dan praktek
ekonomi politik, terutama dari segi pandangan mereka terhadap lembaga milik, maka
kedua- duanya memiliki kekuatan dan kelemahannya masing – masing. Di sini kami
mencoba untuk dengan amat umum tentu mempelajari dua aspek tersebut.
Menuju Perdamaian
Liberalisme dan Sosialisme dapat dilihat sebagai dua ideologi antagonis
yang berjuang merebut hegemoni di panggung politik – ekonomi selama kira – kira
satu setengah abad .Pada saat sekarang dua ideologi ini tampaknya mencapai titik
perdamaian.Walaupun belum terlihat suatu sintesis yang jelas, keseimbangan dua
ideologi itu rupanya sudah tercipta dengan memanfaatkan kekuatan masing – masing
dan mengesampingkan kelemahannya.
Kapitalisme dan Demokratisasi
Kapitalisme merupakan pengertian yang sangat tidak jelas dan diberi isi
yang berbeda– beda. Konotasi negatifnya terutama berasal dari kritik Karl Marx yang
membuat studi besar berjudul Das Kapital ( Kapital ) dalam tiga jilid.
Ideologi dibelakan kapitalisme adalah liberalisme, yang dapat menjelaskan
tiga unsur hakikinya : lembaga milik pribadi, pencarian untung, dan kompetisi dalam
sistem ekonomi pasar bebas.Motor penggerak bagi sistem kapitalisme adalah
akumulasi kapital.Melalui cara berproduksi industri,modal dimanfaatkan untuk
memproleh keuntungan yang sebesar- besarnya, yang kemudian diinvestasikan lagi
dalam usaha produktif sehingga dapat menghasilkan kekayaan lebih besar lagi dan
seterusnya.
9. Demokrasi sebagai sistem politik yang melatarbelakangi ekonomi pasar
bebas.Demokratisasi dalam ekonomi yang dijalankan secara kapitalistis di negara –
negara industri Barat merupakan fenomena yang sangat menarik.kami menyebut
beberapa contoh pertama, sistem pemerintah demokratis berhasil mengkoreksi
beberapa ekses kapitalisme.contoh paling jelas dihasilkan terbentuknya welfare state
yang dihasilkan oleh perjuangan demokratis,terutama oleh partai – partai
sosialis.Pengangguran atau penyakit mendadak tidak lagi mencelakakan para
pekerja.Contoh terkenal lainnya adalah undang – undang anti kartel dan anti monopoli
yang dimiliki beberapa negara melalui proses demokratis.Contoh lain lagi adalah
hilangkannya perbedaan sosial terlalu besar melalui perpakan progresif.Contoh yang
tidak kalah pentingnya adalah perlindungan lingkungan hidup.
Etika Pasar Bebas
David Gauthier mengemukakan pendapat bahwa pasar yang sempurna
tidak membutuhkan moralitas. Dengan pasar sempurna dimaksudkan pasar dimana
kompetisi berjalan dengan sempurna.Dalam situasi itu tidak dibutuhkan
ditegakkannya rambu – rambu moral karena kepentingan – kepentingan pribadi
masing – masing orang secara sempurna sesuai dengan kepentingan sosial seluruh
masyarakat
Pandangan ini cukup menarik dari kalangan akademis, tetapi kurang
mempunyai makna praktis sebab pada kenyataannya kompetisi dalam pasar tidak
pernah sempurna karena aneka macam alasan.
10. Pertanyaan untuk latihan
1. Bagaimana pikiran Jhon Locke tentang milik pribadi ?
2. Gambarkan pandangan Adama Smith tentang pasar bebas , termasuk juga pikiran
tentang peranan kepentingan diri dalam konteks itu
3. Bagaiman kritik Karl Marx dan Friedrich Engels atas milik pribadi dalam buku
kecil Manifesto Komunis ?
4. Apa yang menjadi inti liberalisme sebagai ideologi ekonomi politik ?
5. Bandingkan sosialisme komunistis dengan sosialisme demokratis sebagai dua
ideologi sosial – politik?
6. Sebutkankan kekuatan dan kelemahan masing – masing liberalisme dan sosialisme
7.Gambarkan masing – masing liberalisme dan sosialisme di penghujung abad ke- 20
sampai pada keadaan paradoksal bahwa dua – duanya gagal dan serentak berhasil juga
8. Apa yang dimaksud dengan Kapitalisme ? bagaimana susunan negara demokrasi
dapat mengurangi segi – segi negatif dari kapitalisme
9. Bagaimana etika yang berlaku dalam ekonomi pasar bebas?