Dipresentasikan dalam acara Webinar Nasional “Kajian Kubah Gambut dan Penerapan Metode Paludikultur dalam Rehabilitasi dan Restorasi Lahan Gambut”, 22 Desember 2020.
Kajian implementasi model restorasi ekosistem gambut berbasis masyarakat
1. KAJIAN IMPLEMENTASI
MODEL RESTORASI
EKOSISTEM GAMBUT
BERBASIS MASYARAKAT
Balai Litbang LHK Banjarbaru
Balai Penelitian dan Pengembangan Teknologi
Pengelolaan DAS Solo
Pusat Penelitian dan Pengembangan Sosial
Ekonomi Kebijakan dan Perubahan Iklim Bogor
2. Latar Belakang
• Tiga aspek utama restorasi, yaitu:
1. Rewetting : pembasahan kembali/ hidrologi gambut
2. Revegetasi : penanaman spesies yang sesuai dengan kondisi biofisik
alami ekosistem gambut
3. Revitalisasi: Penyediaan opsi penghidupan bagi masyarakat sekitar
gambut untuk peningkatan kesejahteraan hidup
3. 1) Evaluasi Demplot Paludikultur yang Dibasahi Kembali di Kalimantan Tengah
: mengkaji pertumbuhan dan produktivitas demplot paludikultur
(2) Pengurangan Resiko Kebakaran Lahan Gambut Melalui Pengelolaan
Muka Air Tanah : mengkaji muka air tanah dan neraca air lahan gambut
(3) Pemetaan potensi pasar dan kemandirian usaha petani gambut:
memetakan potensi pasar produk gambut dan rekomendasi kemandirian
usaha petani
Sub-sub kegiatan
4. (1) Evaluasi Demplot Paludikultur di
Lahan Gambut yang Dibasahi
Kembali Kalimantan Tengah
5. Tujuan:
a. Mengevaluasi pertumbuhan tanaman pada demplot
paludikultur yang telah dibangun
b. Melakukan introduksi komoditas untuk optimalisasi
pemanfaatan demplot
c. Mengkaji produktivitas demplot paludikultur
Paludikultur: solusi dalam memperbaiki lahan gambut dan sekaligus
dapat mengakomodir kepentingan ekonomi masyarakat yang tinggal di
gambut
Kepentingan ekologi dan kepentingan social ekonomi dapat tercapai
berimbang bila dapat mengkombinasikan tujuan jangka panjang dari
ekologi dan tujuan jangka pendek, menengah dan panjang dari sisi
ekonomi
6. Fungsi Kawasan dan Prinsip Kelola
6
Hutan Rawa
Gambut
Kawasan BudidayaKawasan Lindung Kelola
Tata Air
• Prinsip “budidaya” di kawasan lindung
• Prinsip perlindungan di kawasan budidaya
7. Paludikultur pada gambut tipis dengan status
hak milik (Desa Pilang)
Paludikultur pada gambut tebal
dengan status hak milik (Desa
Tumbang Nusa)
Paludikultur sebagai suatu cara pemulihan
vegetasi di Kawasan hutan (KHDTK Tumbang
Nusa)
8. 1. Desa Tumbang Nusa, kebun Pak Stomo
Gambut tebal: fungsi
lindung
Dapat dimanfaatkan
tetapi fungsi lindung
tetap terjaga?
Introduksi komoditas:
- Sayur dalam bedeng
- Lebah Kelulut
9. 2. Desa Pilang, kebun Bu Jenta
Gambut Tipis, fungsi budidaya (< 100 cm)
Kelestarian gambut harus tetap dijaga
Lokasi di perkebunan sawit rakyat, ada beberapa kanal yang sudah ditabat oleh BRG
Tanaman utama: karet
11. 3. KHDTK Tumbang Nusa
Konsep paludikultur juga coba diterapkan dalam kegiatan pemulihan vegetasi hutan
alam.
1. Jenis pepohonan : gerunggang, blangeran, ramin
2. Hasil hutan bukan kayu : pinang dan kopi liberika
3. Penghasil buah : rambutan dan nenas.
12.
13.
14. Kontribusi Pada Peningkatan Ekonomi Masyarakat
Stomo
• Pohon
• Buah
• Sayur
• Madu
• Ikan
Jenta
• Karet
• Buah
• Sayur
• Empon2
• Madu
KHDTK
• Kayu
• HHBK
• Buah
• Ikan
Madu kelulut, per bulan per
setup akan menghasilkan
0,5-1 liter x Rp. 400.000,-
10 Setup = kurang lebih 2 jt-
4 jt per bulan
Terong per batang, dalam 3
bln, produksi 3 kg, harga
per kilo 8rb total
25 batang: kurang lebih
200rb per bulan
Cabai, per tanaman
menghasilkan 1 -1,5 kg
selama hidup.
75 bt = 75 kg x Rp. 30 rb =
2, 25 jt selama 8bln= 300rb
perbulan
15.
16. Panen madu kelulut di
demplot paludikultur desa
Pilang ( kebun bu Jenta)
17 Desember 2020
7 setup = 1,8 liter
17. Kontribusi Pada Ekologi
Pada lahan milik:
Aspek ekologi, dilakukan karakterisasi lahan dan monitoring lahan untuk
mengetahui perubahan yang terjadi dan dampak dari usaha tani yang dilakukan. Aspek
ekologi ini sangat diperlukan untuk mencapai kelestarian pemanfaatan lahan (land-use
sustainability).
Pada kawasan lindung:
Penggunaan jenis penghasil buah, berfungsi sebagai pengaktif agen penyebar buah.
Model ini berada pada areal yang terbakar hebat pada tahun 2015 sehingga hanya
menyisakan sedikit warisan ekologi sebagai sumber regenerasi secara alami.
Areal ini berjarak sekitar 1 Km dari hutan sekunder rawa gambut yang tersisa dan
diantara jarak tersebut masih terdapat sisa tegakan tinggal yang mengelompok (patch).
18. No Koordinat Ketebalan Gambut (cm) Keterangan
1. -2o22'8"; 114o6'58" 325 Tumbuhan gerunggang, lokasi budidaya kelulut
2. -2o22'8"; 114o6'58" 400 Tanaman karet, buah dan sayur
3. -2o22'20"; 114o7'15" 450 Tanaman karet, buah dan sayur
4. -2o22'20"; 114o7'15" 625 Tumbuhan alami
Demplot paludikultur gambut dalam desa Tumbang Nusa
19. Kondisi Tanah Gambut
No Pengamatan Nilai
1. Tingkat kematangan gambut (0 – 10 cm) Hemiks
2. Tingkat kematangan gambut (10 – 20 cm) Fibriks
3. Bobot isi (g/cm3) 0,09 – 0,16
4. Kadar Air (%) 504,9 – 982,7
5. Hidrolik Konduktivitas 0 – 10 cm (m/d) 0,04 – 0,32
6. Hidrolik Konduktivitas 10 – 20 cm (m/d) 0,05 – 0,14
20. Fluktuasi Tinggi Muka Air Tanah
Di demplot paludikultur desa Tumbang Nusa (lahan pak Stomo)
21.
22. Alih Teknologi Budidaya Lebah Kelulut
(Trigona sp.)
Tanggal Pelaksanaan : 16 November 2020
Waktu : 09.30- 13.30
WITA
Lokasi : Sanggar Seni Desa
Pilang
Peserta : 25 orang
Narasumber : Syaifuddin S.Hut
(Wirausahawan lebah madu)
25. PENGURANGAN RISIKO KEBAKARAN LAHAN GAMBUT DI KHDTK TUMBANG NUSA MELALUI
PENGELOLAAN MUKA AIR TANAH
Tujuan
- Membuat demplot pengelolaan MAT untuk mengurangi risiko
kebakaran lahan gambut.
- Menghitung neraca air pada demplot paludikultur
26. Hasil Kegiatan
• Berdasarkan klasifikasi Oldeman (1975), tipe iklim
wilayah Kabupaten Pulang Pisau termasuk tipe iklim B1,
yaitu wilayah dengan bulan basah terjadi antara 7 – 9
bulan (curah hujan > 200 mm/bulan) dan bulan kering
(curah hujan < 100 mm/bulan kurang dari 2 bulan.
• Hujan terjadi hampir sepanjang tahun dan curah hujan
terbanyak jatuh pada bulan Oktober - Desember serta
Januari - Maret yang berkisar antara 2.000 – 3.500 mm
setiap tahun, sedangkan bulan kering jatuh pada bulan
Juni – September.
40. Pemetaan Potensi Pasar dan Kemandirian
Usaha Petani Untuk Mendukung Restorasi
Gambut
mongobay.com mongobay.com
41. TUJUAN
METODOLOG
I
1. Memetakan potensi
pasar komoditi lahan
gambut di daerah
penelitian
2. Menyediakan
rekomendasi upaya
peningkatan
kemandirian usaha
petani gambut
1. Analisis supplai-demand dan struktur
pasar: Identifikasi komoditi gambut,
Rapid Market Appraisal
2. Analisis faktor penyebab ketergantungan
kelompok usaha tani terhadap intervensi
dari luar: faktor internal, faktor eksternal
dan faktor model bisnis yang dikembangkan
43. Peta Pengembangan Komoditi Lahan Gambut
di Pulang PisauJenis
Komoditi
Produk Harga jual
(Rp)
Lokasi Kondisi Tempat Tumbuh Potensi Pasar / Mekanisme Transaksi Jual
Beli
Sengon Kayu batangan 600 – 850
Rb / pohon
Desa Gohong,
Desa Buntoi,
Kelurahan
Kalawa, Desa
Mantaren II,
dan
sekitarnya.
Lahan mineral dan lahan
gambut tipis yang tidak
pernah terendam
(kedalaman gambut sekitar
50 cm). Pada lahan gambut
tipis biasanya diberi
drainase untuk mengatur
air
- Pasar Kayu di Pulau Jawa/ dijual
melalui perantara
- Pabrik/industri kayu lokal / dijual
langsung ke pabrik atau melalui
perantara
- Pasar Luar negeri : Jepang & AS /
Dijual oleh eksortir kayu
Galam Kayu batangan 2000-
12.000 /
pohon
dengan
diameter
pucuk 2-12
cm
Desa Gohong,
Desa
Sebangau
gambut yang tergenang
maupun tidak tergenang
- Pedagang atau panglong atau toko
bangunan / dijual melalui pengumpul
desa
- Proyek pemerintah untuk kontruksi
kanal blocking, jalan angkut, atau
bangunan / dijual melalui pengumpul
desa
Kendala :
▪ semakin berkurang populasinya
karena ekspansi lahan sawit atau
komoditi lainnya di gambut.
▪ Sistem angkut sangat bergantung
pada kondisi pasang surut air gambut
44. Jenis
Komoditi
Produk Harga jual
(Rp)
Lokasi Kondisi Tempat Tumbuh Potensi Pasar / Mekanisme Transaksi Jual Beli
Jelutung Bibit
Getah
Kayu
1.000/polon
g
Desa
Tumbang
Nusa
lahan gambut dangkal - proyek restorasi yang memerlukan bibit
- Getah sudah tidak ada pembeli di pasar
lokal (Pulang Pisau/Palangkaraya) karena
kalah saing dengan getah sintetis
- Pasar luar negeri : Singapura, Jepang,
Perancis
- Potensi pasar kayu lokal: industri
manufaktur pensil, sepatu dan interior
seperti pahatan dan patung kayu (belum
berkembang)
Rotan Anyaman (topi,
tas, tikar)
Rotan basah
(sudah jarang)
50.000-
1.200.000
Desa Gohong,
Desa Buntoi,
Desa
Tumbang
Tarusan, Desa
Tambak, Desa
Bahu Palawa
Lahan mineral,
umumnya ditepi sungai
disekitar lahan gambu
atau berada di bawah
tegakan tanaman karet
- Pasar lokal / dijual langsung ke pembeli
atau pedagang lokal
- Pasar domestik & internasional / melalui
pameran dan pasar online yang dilakukan
oleh kelompok usaha masyarakat
- Industri pengolahan rotan di Kalimantan
baik skala kecil maupun besar, industri di
pulau Jawa /melalui pengumpul desa
Sarang
Walet
Sarang 5-15 juta/kg Desa
Tumbang
Nusa
Dibangun di sekitar
sungai dimana terdapat
hutan gambut yang
menjadi tempat
mencari makan burung
waletl
- Pasar domestik atau perusahaan sarang
burung walet di Surabaya/ melalui
pengumpul desa
- Pasar internasional : China (Indonesia
pemasok sarang burung walet terbesar
dunia) / melalui pengumpul desa
45. Jenis
Komoditi
Produk Harga jual
(Rp)
Lokasi Kondisi Tempat Tumbuh Potensi Pasar / Mekanisme Transaksi Jual Beli
Purun Purun mentah
Sedotan
Anyaman
(Topi, tikar)
5.000/ikat
200/batang
20.000-
30.000
/buah
Desa
Tumbang
Nusa
lahan gambut yang
tergenang
- Pasar lokal di Banjarmasin
- Pasar lokal, domestik dan internasional
Kurang diminati karena harga rendah & cash
flow lama
Jamur
tiram
Jamur mentah 25.000,-/kg Desa Gohong,
Desa Buntoi
dibudidayakan di
rumah jamur dengan
media serbuk gergaji
dan dedak
- Pasar lokal / dijual langsung ke pembeli
atau pedagang lokal (permintaan pasar
lokal belum dapat terpenuhi)
Bajakah Kayu batangan
dan serpihan
kecil
racikan
20.000-
30.000/ikat
atau
4.000/kg
15.000/
bungkus
Desa Pilang merambat (liana) yang
tumbuh menggantung
pada pohon-pohon
besar di hutan gambut
- Pasar Banjarmasin / dijual melalui
pengumpul
- Pasar lokal/ dijual ke konsumen langsung
Ikan Ikan segar &
Ikan asin
(tapah, toman,
udang udang,
kerandang,
mihau, gabus)
30.000-
60.000/kg
(iakn segar)
60.000-
140.000/Kg
(ikan asin)
Desa
Sebangau
Jaya, Kereng
Bengkirai,
Taruna Jaya,
Tanjung
Perairan ekosistem
gambut
- Pasar lokal / dijual ke pedagang besar
atau konsumen langsung
46. Jenis
Komoditi
Produk Harga jual
(Rp)
Lokasi Kondisi Tempat Tumbuh Potensi Pasar / Mekanisme Transaksi
Jual Beli
Kopi bubuk kopi
biasa dan
bubuk kopi
luwak
Rp.
65.000/kg
Desa
Sidodadi
lahan gambut dengan
kedalaman kurang dari
100 cm dan tidak
tergenang air
Terdapat dua varian kopi yang
dipasarkan yaitu Kopi Murni dan Kopi
Jahe yang dipasarkan melalui pameran,
online atau pemesanan langsung
Potensi : sebagai produk khas oleh-
oleh tempat wisata di Kalteng
Bawang
Lemba
dan
Mengkud
u
bubuk
bawang dan
mengkudu
sebagai obat
herbal
Rp. 25.000/
100gram
Desa
Sidodadi
di lahan mineral dan
gambut tipis, biasanya di
pekarangan rumah
Pasar belum terbentuk, hanya
bergantung pada pesanan dan
kegiatan pameran yang dikoordinir
kelompok PKK
Potensi : sebagai produk khas oleh-
oleh tempat wisata di Kalteng
Singkong
Kristal
Umbi untuk
keripik dan
capuran
pakan ternak
2.000,-/kg Desa Buntoi pada lahan mineral dan
lahan gambut tipis
kedalamam < 50 cm
- Pasar domestik dan perusahaan
lokal PT Naga Buana / Dititip di
warung dan dijual langsung ke
perusahaan
47. Rantai Tata Niaga Komoditi Gambut Yang Berkembang
Tipe 1 : Rantai tata niaga pendek/sederhana (gelam, jamur, singkong, kopi, ikan, bibit
jelutung, bawang lemba & mengkudu)
Produsen di
desa
Pengumpul Pedagang besar Konsumen akhir
Tipe 2 : Rantai tata niaga medium: sengon, getah jelutung, sarang walet,
bajakah
Produsen di
desa
Pengumpul
Tk desa
Pengumpul
Tk Kab
Industri
pengolahan
Pasar
domestik
Pasar
internasional
48. Tipe 3 : Rantai tata niaga panjang (rotan, purun)
Konsumen
(domestik/
internasional
Pengrajin
anyaman/BUMDES/KUT
Petani/pe
ramu
Pengrajin
anyaman
Petani dan
pengrajin
Pengrajin
finishing
touch
Petani, pengrajin,
pengumpul dan
finishing touch
Pengumpul kecil
dan pengrajin
finishing touch
Pedagang
kecil
Pedagang
besar &
reseller
Petani/pe
ramu
49. 1. Komoditi bersifat kebutuhan dasar
2. Konsumen dekat dengan produsen
3. Pengembangan kualitas, kuantitas dan kontinyuitas masih bersifat subsisten, belum
memiliki daya tawar di industri yang lebih besar
4. Pasar sangat ditentukan oleh perilaku dan kebutuhan konsumen yang dapat cepat
berubah
5. Perlu dilakukan diversifikasi produk olahan yang sederhana sehingga konsumen tidak
bosan
6. Peran pemerintah untuk menjaga stabilitas pasar melalui proyek2 pembangunan dan
restorasi yang melibatkan suplai komoditi gambut dari petani dan mengembangkan
kluster komoditi per desa untuk menghindari kelebihan suplai
Tipe 1
50. Tipe 2
1. Komoditi merupakan bahan baku yang akan diolah lebih lanjut menjadi berbagai
produk turunannya
2. Pembentukan harga lebih banyak ditentukan oleh industri & pedagang besar
3. Petani membutuhkan modal besar untuk pengembangan usaha
4. Middleman berperan sebagai patron petani, penyedia informasi pasar dan
penanggung beban biaya transaksi pasar
5. Petani skala menengah dan kecil pada umumnya lebih menyukai menjual kepada
pengumpul karena sulitnya persyaratan transaksi dengan industri
6. Intervensi yang diperlukan: memperkuat perdagangan ekspor komoditi, memperkuat
kelembagaan usaha daerah (BUMD) agar dapat mengambil alih peran middleman,
membangun intergrasi vertikal antara petani, BUMD dan industri yang saling
menguntungkan (mis: Pola Bapak angkat)
51. Tipe 3
1. Golongan produk yang mengedepankan nilai seni/ lingkungan
2. Mekanisme pemasaran bisa konvensional atau moderen (reseller/dropship maupun
pemasaran online ) dengan skema transaksi lebih rumit
3. Suplai bahan baku terbatas karena tidak dibudidayakan
4. Perlu modal, teknologi, ketekunan dan skill petani sementara karakter petani
bervariasi
5. Konsumen menetapkan persyaratan kualitas, kuantitas & kontinyuitas produk
6. Intervensi yang diperlukan adalah pendampingan petani agar dapat memenuhi suplai
(kuantitas, kualitas & kontinyuitas)
7. Diperlukan lembaga usaha perantara profesional yang menjembatani proses
pemasaran (BUMD profesional)
8. Penguatan promosi dan branding produk ramah lingkungan untuk membangun pasar
9. Perlu diintegrasikan dengan pengembangan usaha wisata di Pulang pisau dan
program pembangunan pemerintah lainnya
52. Tingkat kemandirian usaha petani gambut
1. Model bisnis yang dikembangkankan oleh lembaga usaha tani di Pulang Pisau pada
umumnya merupakan model bisnis konvensional (dilihat dari variable: modal,
produktivitas, sistem pemasaran & tata kelola kelembagaan)
2. Permodalam usaha berasal dari bantuan pihak ketiga dengan sistem pengelolaan
belum efektif
3. Motivasi masyarakat untuk membetuk kelompok usaha pada umumnya karena ingin
mendapat bantuan atau proyek
4. Kelompok usaha mengalami kendala untuk menjaga kualitas, kuantitas dan
kontinyuitas produksi untuk memenuhi persyaratan yang ditetapkan oleh konsumen
53. 5. Skil, ketekunan, karakter dan budaya masyarakat menjadi salah satu faktor
kunci keberlanjutan usaha
6. KUT menghadapi tantangan pengaturan hubungan dan pembagian hak dna
tanggung jawan antar anggota
7. Bantuan atau intervensi yang diberikan tidak sesuai dengan karakter,
budaya dan kebutuhan masyarakat, serta setingkali tidak tepat waktu
Tingkat Kemandirian.... (lanjutan)
54. Upaya Meningkatkan Kemandirian Kelompok Usaha Tani
1. Penguatan diperlukan dalam dua arah: a) sisi suplai; b) sisi demand/pasar
2. Penguatan dari sisi suplai difokuskan untuk kelompok tani, sisi demand atau
pasar difokuskan untuk lembaga usaha profesional sebagai mitra usaha kelompok
tani
3. Penguatan suplai dilakukan melalui: penyediaan bibit berkualitas, peningkatan
kapasitas petani dalam budidaya dan proses pengolahan, penyediaan peralatan
yang memadai, perbaikan kualitas kemasan termasuk sertifikasi, integrasi
horizontal dengan berbagai kelompok usaha tani sejenis
4. kelompok usaha tani perlu diintegrasikan secara vertikal dengan lembaga usaha
profesional
5. Lembaga usaha mengambil alih peran middleman sebagai risk taker, penyediaan
informasi pasar, penyederhanaan skema transaksi jual beli, dan menguatkan
proses quality control
55. Upaya meningkatkan….(lanjutan)
6. BUMD/Perusahaan daerah berpotensi untuk menjadi lembaga usaha mitra
petani karena kedekatan lokasi dan dukungan pendanaan dari dana desa &
APBDes
7. Penguatan kelembagaan bisnis termasuk pemasaran, entrepreneurship &
integrasi dengan industri difokuskan ke BUMD
8. Penguatan pemasaran dapat dilakukan kepada kelompok usaha tani, tetapi
khusus untuk produk yang bersifat kebutuhan dasar dimana rantai tata niaga
sederhana & tidak ada persyaratan produk yang tinggi dari konsumen
56. Tim Peneliti
(1) Evaluasi Demplot Paludikultur
No Nama Jabatan Instansi
1. Tri Wira Yuwati, S.Hut., M.Sc. Peneliti Madya BP2LHK Banjarbaru
2. Dr. Dony Rachmanadi, S.Hut., Msi. Peneliti Madya BP2LHK Banjarbaru
3. Prof.Ris. Dr. Acep Akbar Peneliti Utama BP2LHK Banjarbaru
4. Purwanto Budi Santosa, S.Hut., MSc. Peneliti Madya BP2LHK Banjarbaru
5. M. Abdul Qirom, S.Hut., M.Si Peneliti Madya BP2LHK Banjarbaru
6. Wawan Halwany, S.Hut., M.Sc. Peneliti Madya BP2LHK Banjarbaru
7. Rusmana, S.Hut. Peneliti Muda BP2LHK Banjarbaru
8. Safinah S. Hakim, S.Hut., M.Si. Peneliti Muda BP2LHK Banjarbaru
9. Dewi Alimah, S.Hut. Peneliti Muda BP2LHK Banjarbaru
10. Budi Hermawan Teknisi Litkayasa Penyelia BP2LHK anjarbaru
11. Supriyadi Teknisi Litkayasa Penyelia BP2LHK Banjarbaru
12. Arif Susianto Teknisi Litkayasa Penyelia BP2LHK Banjarbaru
13. Gravi Margasetha, A.Md. Teknisi Litkayasa Pelaksana BP2LHK banjarbaru
14. Ahmad Ali Musthofa, A.Md. Teknisi Litkayasa pelaksana BP2LHK Banjarbaru
57. No. Nama Jabatan Instansi
1 Drs. Rahardyan N. Adi, MSc Peneliti Madya BPTP DAS Solo
2 Dr. Drs. Irfan B. Pramono.
MSc
Peneliti Utama BPTP DAS Solo
3 Dr.Ir.Endang Savitri, MSc Peneliti Madya BPTP DAS Solo
4 Dr. Agung Budi Supangat,
S.Hut., MT
Peneliti Madya BPTP DAS Solo
5 Purwanto Budi Santoso, S.
Hut., MP
Peneliti Madya BP2LHK Banjarbaru
7 Edi Sulasmiko, SP Teknisi
Litkayasa
Penyelia
BPTPDAS Solo
8. Eko Priyanto, SP Teknisi
Litkayasa
Penyelia
BP2LHK Banjarbaru
(2) PENGURANGAN RISIKO KEBAKARAN LAHAN GAMBUT DI KHDTK
TUMBANG NUSA MELALUI PENGELOLAAN MUKA AIR TANAH
58. Nama NIP Kepakaran Instansi
Mimi Salminah 197909092008012024 Ekonomi SDA P3SEKPI
Ramawati, S.Hut., M.Sc. 198705202015022002 Sosiologi P3SEKPI
Dony Wicaksono,
S.Hut.,M.Sc
198103182010121002 Ekonomi SDA P3SEKPI
Dr. Fitri Nurfatriani,
S.Hut., M.Si
197510242000032001 Ekonomi SDA P3SEKPI
Dr. Hamdani Fauzi Sosial ekonomi ULM
Adnan Ardhana, S.Sos. Sosiologi Hutan BP2LHK
Banjarbaru
Junaidah S.hut., M.Sc Silvikultur BP2LHK
Banjarbaru
(3) Potensi pasar dan kemandirian usaha petani gambut