SlideShare a Scribd company logo
1 of 18
Download to read offline
KAJIAN STRATEGI
PENERAPAN TEKNIK
BUDIDAYA GAMBUT
BERKELANJUTAN OLEH
MASYARAKAT
Sulistya Ekawati, Silviani, Surati, Ramawati, Handoyo, Budiyanto Dwi Prasetyo, Mega
Lugina, Dian Charity dan Bugi Kabul Sumirat 1)
Gusti Hardiansyah , Yeni Mariani, Fathul Yusro, Shenny Oktoria, Dwi Yoga Pranoto,
Juniadi, Emi Roslinda, Novira Kusrini, Farah Diba, Denni Nurdwiansyah, Erianto, Aripin,
Hendarto 2)
KERJASAMA
1) Pusat Litbang Sosial, Ekonomi, Kebijakan dan Perubahan Iklim, KLHK
dan
2) Fakultas Kehutanan, Universitas Tanjungpura
PERMASALAHAN
• Luasan gambut yang ada di Indonesia mempunyai potensi yang besar sebagai sumber pangan.
• Tanaman adaptif gambut tumbuh subur, tapi nilai ekonominya rendah → perlu ditingkatkan
• Tanaman komersial, mempunyai nilai ekonomi lebih tinggi → memerlukan pengeringan dalam
budidayanya
• Pembukaan lahan tanpa bakar (PLTB) sulit diimplementasikan → ladang masyarakat terlantar &
ditumbuhi semak-semak → memicu kebakaran di musim kemarau
• Penyuluhan sudah dilakukan & BLI membuat demplot paludikultur. Ada champion local teknik budidaya
gambut maju → Mengapa Teknik tersebut belum diadopsi masyarakat ?
• Ada beberapa variable yang mempengaruhi adopsi teknologi baru (Rogers, 2003 dan Cees, 2004), yaitu:
• Sifat intrinskik inovasi ((relative advantage,compatibility, complexity, trialability dan observalilty),
• Saluran komunikasi
• Karakteristik sosial ekonomi masyarakat
• Faktor lain yang mempengaruhi maksimalisasi manfaat, insentif lingkungan eksternal dan persepsi
teknologi asosiasinya dengan resiko (Scholz (2004).
METODOLOGY
Lokasi kajian di kabupaten Kabupaten Pulang Pisau. Secara purposive akan diambil sampel 3
desa yang mewakili 3 tipe kedalaman gambut.
Desa Gohong (mewakili gambut dangkal)
Desa Garung (mewakili gambut sedang)
Desa Tumbang Nusa (mewakili gambut dalam).
Pendekatan kajian : semi partisipatif
Pengumpulan data indepth interview, wawancara, FGD, observasi lapangan
Survei ekonomi, adopsi dan ekologi diambil secara purposive 30 responden utk masing-masing
desa
Analisis data :
Deskriptif kualitatif
Analisis usaha tani
Analisis MICMAC
TEMUAN KUNCI
KONDISI SOSIAL MASYARAKAT
• Usaha tani masyarakat bersifat subsisten dengan pendapatan belum optimal, padahal penguasaan
lahan cukup luas ( rata-rata 2 - 5 Ha/KK)
• Larangan pembakaran membuat food security masyarakat terganggu
• Ladang diterlantarkan → mudah terbakar
• Merubah system budaya masyarakat (mulai berkurangnya gotong royong dlm keg pertanian,
hilangnya pengetahuan cara membaca alam)
• Hilangnya upacara-upacara adat prosesi pembukaan lahan, tanam, hingga panen.
• Punahnya spesies padi gambut lokal setempat,
• Mulai banyak penebangan kayu gelam untuk dijual
• Sebagian masyarakat mengantungkan sebagian pendapatannya dari tanaman karet sbg tradisi
nenek moyang
• Bibit dari cabutan anakan setempat
• Tanpa ada pemeliharaan (pemupukan dsbnya)
• Produksivitas yang rendah (1 ons/pohon/sadap)
• Harga karet yang cenderung turun
• Memberikan penghasilan kontinyu bagi masyarakat
(5-10 Kg/kk/hari)
GAP KNOWLEDGE ANTARA NEGARA DAN MASYARAKAT
Aspek Negara Masyarakat
Tata batas kawasan Ada batas kawasan lindung dan
kawasan budidaya yg dituangkan
berbentuk garis dalam peta
Tidak ada batas yg jelas (tidak
ada penanda fisik) yg dapat
dipakai acuan masyarakat
membedakan Kawasan lindung
dan Kawasan budidaya
Penyiapan lahan di ladang
paska larangan pembakaran
Pembakaran lahan dilarang sama
sekali untuk dilakukan
Masyarakat menginginkan
pembakaran terbatas yang
diawasi
Penyiapan Lahan Tanpa
Bakar (PLTB)
PLTB bisa dilakukan masyarakat untuk
mengurangi kebakaran
PLTB sulit untuk dilakukan karena
butuh modal dan tenaga yang
banyak
Pemilihan jenis tanaman Pemilihan jenis tanaman adaptif
gambut/lokal setempat
Pemilihan jenis komersial yg
memerlukan pengeringan lahan
sebagai syarat tumbuhnya
SIFAT INTRINSIK INOVASI
• Teknik Teknik paludikultur mudah dilakukan → tapi
kurang menguntungkan
• Membuatan sekat kanal mudah dilakukan,
menguntungkan, bahan lokal tersedia, tapi
membutuhkan curahan tenaga kerja yang cukup
banyak
• Teknik paludikultur kurang sesuai dengan tanaman
komersial krn perlu pengeringan (membuat parit)
sebagai syarat tumbuhnya → → tidak compatible
dengan budidaya gambut berkelanjutan
Indikator
Jenis Lokal
Jenis Bibit Stek
Modal awal
2.040.000
2.040.000
Rata - rata Keuntungan Bersih per
Tahun 6.830.000
22.274.000
Rata - rata Keuntungan Bersih per
Bulan 569.167
1.856.167
NPV
positif
positif
IRR
48%
77%
PP
8 tahun
7 tahun
ANALISIS USAHA TANI KARET LOKAL >< KARET UNGGUL
 Tanaman galam tumbuh alami dan sangat cocok di lahan gambut,
masyarakat tidak menanamnya, hanya mengekstraksi dari alam dengan
menjual kayunya
 1 Ha terdapat ± 2000 tanaman galam
Diameter Kayu Harga Panen Kayu Penggunaan
4 cm Rp 3.000 - 5.000/batang Dijual ke tengkulak
5 – 6 cm Rp 5.000 – 6.000/batang Dijual ke tengkulak
7 – 9 cm Rp 8.000 – 9.000/batang Dijual ke tengkulak
10 – 12 cm Rp 13.000/batang Dibuat palet
> 13 cm Rp 13.000 – 14.000/batang Dibuat palet
Tabel . Harga Panen Kayu Galam
➢ Daun galam bisa disuling, tetapi kadar cineolnya rendah → inovasi yang
ditawarkan adalah : penanaman kayu putih (Melaleuca cajuputi ssp cajuputi)
untuk diekstraksi minyaknya, sebagai pengganti galam (Melaleuca cajuputi
spp cumingiana)
TANAMAN GALAM PROSPEKTIF UNTUK DIKEMBANGKAN
UJI COBA PENANAMAN TANAMAN KAYU PUTIH DI
LAHAN GAMBUT (KHDTK KEPAU)
Umur 8 bulan Umur 4 bulan
Kredit foto : Kusumedi, 2020
Rencana panen perdana umur 1,8
bulan → akan diketahui berapa
kadar cineolnya
PENGAMBILAN KEPUTUSAN INOVASI
 Keputusan pilihan (optional) masing-masing
individu petani → keputusan untuk memilih jenis
tanaman dan sistem budidayanya
 Keputusan otoritas → pelarangan pembakaran
dalam penyiapan lahan diterima dan dipatuhi
masyarakat
 Keputusan kolektif → perlu dibangun untuk
implementasi PLTB → komunitas bekerjasama
dengan sistem kegotong-royongan.
SALURAN KOMUNIKASI
STRATEGI BUDIDAYA GAMBUT BERKELANJUTAN
No Desa Faktor Kunci yang Mempengaruhi
1. Tumbang Nusa 1. Kemudahan akses pemasaran
2. Kontribusi terhadap pendapatan ekonomi tahunan
3. Kesesuaian dengan habitat pertumbuhan (adaptif)
2. Garung 1. Kesesuaian dengan habitat pertumbuhan (adaptif)
2. Pemenuhan kebutuhan insidental yang besar/sewaktu-waktu
dibutuhkan
3. Kemudahan akses pemasaran
4. Kontribusi terhadap pendapatan ekonomi tahunan
3. Gohong 1. Jenis tanaman yang paling diminati/banyak ditanam
2. Kesesuaian dengan habitat pertumbuhan (adaptif)
3. Pemenuhan kebutuhan insidental yang besar/sewaktu-waktu
dibutuhkan
HASIL ANALISIS MICMAC VARIABEL KUNCI YG MEMPENGARUHI PENGAMBILAN KEPUTUSAN
MASY DALAM MEMILIH JENIS TANAMAN
PEMILIHAN JENIS TANAMAN SECARA PARTISIPATIF OLEH MASYARAKAT
DESA TANAMAN
KAYU
TANAMAN
BUAH
TANAMAN
SEMUSIM
TERNAK IKAN
Gohong
(gambut dangkal)
Karet/sengon/
rotan
Petai/durian Sayuran Ayam Papuyu/
nila/betok
Garung
(gambut sedang)
Karet/sengon/
gelam
Rambutan/petai Cabai/ semangka Ayam Papuyu/
nila/betok
Tumbang Nusa
(gambut dalam)
Karet/
belangeran/
jelutung
Rambutan/
mangga
Nenas/sayuran Ayam/babi Papuyu/
nila/betok
STRENGTH (KEKUATAN)
• Pengalaman berusaha tani di lahan gambut yang cukup lama
(kearifan lokal)
• Luasnya penguasaan lahan oleh petani (rata-rata 2 – 5 Ha/KK)
• Tumbuhnya beberapa jenis tanaman adaptif di lahan gambut
(galam, belangeran, patung, )
• Kayu gelam mudah tumbuh dan tersedia pasarnya
• Budidaya tanaman karet di lahan gambut: memberi penghidupan
harian, dan secara sosial sesuai dengan budaya masyarakat Dayak
• Sebagian masyarakat mempunyai beje (kolam ikan)
WEAKNESS (KELEMAHAN)
• Laham gambut miskin hara, produktivitas lahan rendah
• Banyak lahan tidur, paska ada aturan pelarangan pembakaran
• Petani belum mempunyai teknik sederhana dan murah utk PLTB
• Bibit unggul dalam budidaya karet masih kurang
• Kelembagaan usaha tani di tingkat desa belum efektif
• Terbatasnya modal kerja berusaha tani
• Kurangnya penyuluhan
OPPORTUNITIES (PELUANG)
• Lahan gambut menjadi sandaran penghidupan masyarakat
• Gambut sbg ekosistem unik sehingga menjadi konsen internasional
• Konservasi gambut berpotensi memperoleh imbal jasa lingkungan
dari donor
• Keterbatasan lahan mineral, 30% lahan gambut untuk mendukung
ketahanan pangan dan energi
• Tingginya kandungan bahan organik dan karbon,
• Slash and burn dilarang
• Banyak inovasi baru terkait tata air gambut yg memungkinkan
gambut bisa dikelola secara produktif tapi berkelanjutan
• BRG membantu dalam pembuatan sekat kanal dan sumur bor
• Berdirinya pabrik pengolah karet di lokasi
THREATS (ANCAMAN)
• Lahan gambut mudah terbakar
• Gambut bersifat rapuh (fragile)
• Pembukaan lahan dgn drainase → penyusutan (subsidence)
• Rendahnya berat isi dan daya dukung (bearing capacity)
• Gambut mudah mengalami kering tak balik (irreversible drying)
• Tingkat keasaman tanah gambut tinggi
• Terbatasnya jumlah mikroorganisme di tanah gambut
• Pengembangan pertanian >< issu lingkungan
• Belum adanya insentif untuk penerapan PLTB
• Kurangnya pendampingan dan penyuluhan kepada masyarakat
• Belum tersedianya pasar beberapa produk pertanian
ANALISIS SWOT BUDIDAYA GAMBUT BERKELANJUTAN OELH MASYARAKAT
REKOMENDASI KEBIJAKAN
a. Inovasi teknologi yang dapat diterapkan adalah : 1) pemilihan bibit karet unggul dan 2)
penanaman kayu putih (Melaleuca cajuputi ssp cajuputi) untuk diekstraksi minyaknya,
sebagai pengganti galam (Melaleuca cajuputi spp cumingiana)
b. Insentif diperlukan untuk mendorong masyarakat menerapkan PLTB dalam bentuk bantuan
peralatan mekanisasi pertanian ramah gambut dan herbisida alami. Penerapan PLTB perlu
dibudayakan secara kolektif melalui komunitas.
c. Sinergitas kelembagaan yang sudah ada di level desa (Gapoktan, Masyarakat Peduli Api,
Masyarakat Peduli Tabat, Bumdes, lembaga adat). Peran penyuluh sebagai pendamping dan
fasilitator perlu menjadi perhatian.
d. Faktor pemasaran menjadi kunci pemilihan jenis tanaman. Pemerintah perlu menyiapkan
pasar komoditi adaptif gambut (karet, purun, gelam, belangeran, petai, durian, nenas, cabai,
terong) untuk mendorong masyarakat menanam jenis-jenis tersebut.
e. .
REKOMENDASI KEBIJAKAN
e. Pemerintah daerah (Dinas Kehutanan, Dinas Lingkungan Hidup, Dinas Pemberdayaan
Masyarakat), Kementerian pusat (KLHK, Kemen PUPR, Kemendes, Kemenkeu), Perguruan
Tinggi dan mitra (BRG & NGO lainnya) perlu berkolaborasi untuk mensinergikan kegiatan
pengelolaan gambut berkelanjutan.
f. Diperlukan pembuatan demplot agrosilvofishery secara partisipatif dengan introduksi teknik
PLTB yang sederhana dan murah, serta inovasi teknik tata air gambut yang berkelanjutan
TERIMA KASIH

More Related Content

What's hot

Edit 5 25102017 optimalisasi pemanfaatan lahan reforma agraria
Edit 5 25102017 optimalisasi pemanfaatan lahan reforma agrariaEdit 5 25102017 optimalisasi pemanfaatan lahan reforma agraria
Edit 5 25102017 optimalisasi pemanfaatan lahan reforma agrariaPanji Kharisma Jaya
 
Manajemen perbenihan krpl bhn ajar darmadi edit 1
Manajemen perbenihan krpl bhn ajar darmadi edit 1Manajemen perbenihan krpl bhn ajar darmadi edit 1
Manajemen perbenihan krpl bhn ajar darmadi edit 1tiwulkulo
 
Kinerja model pengembangan pertanian bioindustri
Kinerja model pengembangan pertanian bioindustriKinerja model pengembangan pertanian bioindustri
Kinerja model pengembangan pertanian bioindustriIAARD/Bogor, Indonesia
 
PERHUTANAN SOSIAL PADA HUTAN PRODUKSI
PERHUTANAN SOSIAL  PADA HUTAN PRODUKSIPERHUTANAN SOSIAL  PADA HUTAN PRODUKSI
PERHUTANAN SOSIAL PADA HUTAN PRODUKSIAdi Pujakesuma
 
Pemanfaatan Pekarangan Sebagai "Warung Hidup" by NI MADE KRISNA INDRAYANI
Pemanfaatan Pekarangan Sebagai "Warung Hidup" by NI MADE KRISNA INDRAYANIPemanfaatan Pekarangan Sebagai "Warung Hidup" by NI MADE KRISNA INDRAYANI
Pemanfaatan Pekarangan Sebagai "Warung Hidup" by NI MADE KRISNA INDRAYANItani57
 
Membangun Ketahanan Ekonomi Regional dan Masyarakat Adat Melalui Hasil Hutan ...
Membangun Ketahanan Ekonomi Regional dan Masyarakat Adat Melalui Hasil Hutan ...Membangun Ketahanan Ekonomi Regional dan Masyarakat Adat Melalui Hasil Hutan ...
Membangun Ketahanan Ekonomi Regional dan Masyarakat Adat Melalui Hasil Hutan ...CIFOR-ICRAF
 
Ekspansi perkebunan kelapa sawit dan dinamika sosio-ekologis pedesaan
Ekspansi perkebunan kelapa sawit dan dinamika sosio-ekologis pedesaanEkspansi perkebunan kelapa sawit dan dinamika sosio-ekologis pedesaan
Ekspansi perkebunan kelapa sawit dan dinamika sosio-ekologis pedesaanCIFOR-ICRAF
 
Tata kelola perkebunan kelapa sawit multi aras: Perubahan ekologi kawasan di ...
Tata kelola perkebunan kelapa sawit multi aras: Perubahan ekologi kawasan di ...Tata kelola perkebunan kelapa sawit multi aras: Perubahan ekologi kawasan di ...
Tata kelola perkebunan kelapa sawit multi aras: Perubahan ekologi kawasan di ...CIFOR-ICRAF
 
Climate change policy from the oceans aspect
Climate change policy from the oceans aspectClimate change policy from the oceans aspect
Climate change policy from the oceans aspectCIFOR-ICRAF
 
Tantangan dalam pengelolaan ekosistem gambut di Indonesia
Tantangan dalam pengelolaan ekosistem gambut di IndonesiaTantangan dalam pengelolaan ekosistem gambut di Indonesia
Tantangan dalam pengelolaan ekosistem gambut di IndonesiaCIFOR-ICRAF
 
Ilman hakim (pdf). Tan 1B
Ilman hakim (pdf). Tan 1BIlman hakim (pdf). Tan 1B
Ilman hakim (pdf). Tan 1BIlmanHakim7
 
Proposal Kerjasama Penanaman Kayu Jabon PT. Global Media Nusantara
Proposal Kerjasama Penanaman Kayu Jabon PT. Global Media NusantaraProposal Kerjasama Penanaman Kayu Jabon PT. Global Media Nusantara
Proposal Kerjasama Penanaman Kayu Jabon PT. Global Media Nusantaraanom monalope
 

What's hot (20)

Edit 5 25102017 optimalisasi pemanfaatan lahan reforma agraria
Edit 5 25102017 optimalisasi pemanfaatan lahan reforma agrariaEdit 5 25102017 optimalisasi pemanfaatan lahan reforma agraria
Edit 5 25102017 optimalisasi pemanfaatan lahan reforma agraria
 
Materi inovasi pemanfaatan pekarangan
Materi inovasi pemanfaatan pekaranganMateri inovasi pemanfaatan pekarangan
Materi inovasi pemanfaatan pekarangan
 
Manajemen perbenihan krpl bhn ajar darmadi edit 1
Manajemen perbenihan krpl bhn ajar darmadi edit 1Manajemen perbenihan krpl bhn ajar darmadi edit 1
Manajemen perbenihan krpl bhn ajar darmadi edit 1
 
Manual pengembangan prukades #3
Manual pengembangan prukades #3Manual pengembangan prukades #3
Manual pengembangan prukades #3
 
Kinerja model pengembangan pertanian bioindustri
Kinerja model pengembangan pertanian bioindustriKinerja model pengembangan pertanian bioindustri
Kinerja model pengembangan pertanian bioindustri
 
Proposal tebu
Proposal tebu Proposal tebu
Proposal tebu
 
Rdhp pendampingan kerbau 2018
Rdhp pendampingan  kerbau 2018Rdhp pendampingan  kerbau 2018
Rdhp pendampingan kerbau 2018
 
Contoh Proposal Cabe
Contoh Proposal CabeContoh Proposal Cabe
Contoh Proposal Cabe
 
PERHUTANAN SOSIAL PADA HUTAN PRODUKSI
PERHUTANAN SOSIAL  PADA HUTAN PRODUKSIPERHUTANAN SOSIAL  PADA HUTAN PRODUKSI
PERHUTANAN SOSIAL PADA HUTAN PRODUKSI
 
Pemanfaatan Pekarangan Sebagai "Warung Hidup" by NI MADE KRISNA INDRAYANI
Pemanfaatan Pekarangan Sebagai "Warung Hidup" by NI MADE KRISNA INDRAYANIPemanfaatan Pekarangan Sebagai "Warung Hidup" by NI MADE KRISNA INDRAYANI
Pemanfaatan Pekarangan Sebagai "Warung Hidup" by NI MADE KRISNA INDRAYANI
 
Lpra kpa final
Lpra kpa finalLpra kpa final
Lpra kpa final
 
Membangun Ketahanan Ekonomi Regional dan Masyarakat Adat Melalui Hasil Hutan ...
Membangun Ketahanan Ekonomi Regional dan Masyarakat Adat Melalui Hasil Hutan ...Membangun Ketahanan Ekonomi Regional dan Masyarakat Adat Melalui Hasil Hutan ...
Membangun Ketahanan Ekonomi Regional dan Masyarakat Adat Melalui Hasil Hutan ...
 
Ekspansi perkebunan kelapa sawit dan dinamika sosio-ekologis pedesaan
Ekspansi perkebunan kelapa sawit dan dinamika sosio-ekologis pedesaanEkspansi perkebunan kelapa sawit dan dinamika sosio-ekologis pedesaan
Ekspansi perkebunan kelapa sawit dan dinamika sosio-ekologis pedesaan
 
Tata kelola perkebunan kelapa sawit multi aras: Perubahan ekologi kawasan di ...
Tata kelola perkebunan kelapa sawit multi aras: Perubahan ekologi kawasan di ...Tata kelola perkebunan kelapa sawit multi aras: Perubahan ekologi kawasan di ...
Tata kelola perkebunan kelapa sawit multi aras: Perubahan ekologi kawasan di ...
 
Climate change policy from the oceans aspect
Climate change policy from the oceans aspectClimate change policy from the oceans aspect
Climate change policy from the oceans aspect
 
Tantangan dalam pengelolaan ekosistem gambut di Indonesia
Tantangan dalam pengelolaan ekosistem gambut di IndonesiaTantangan dalam pengelolaan ekosistem gambut di Indonesia
Tantangan dalam pengelolaan ekosistem gambut di Indonesia
 
Pertanian Bioindustri
Pertanian BioindustriPertanian Bioindustri
Pertanian Bioindustri
 
Ilman hakim (pdf). Tan 1B
Ilman hakim (pdf). Tan 1BIlman hakim (pdf). Tan 1B
Ilman hakim (pdf). Tan 1B
 
Proposal Kerjasama Penanaman Kayu Jabon PT. Global Media Nusantara
Proposal Kerjasama Penanaman Kayu Jabon PT. Global Media NusantaraProposal Kerjasama Penanaman Kayu Jabon PT. Global Media Nusantara
Proposal Kerjasama Penanaman Kayu Jabon PT. Global Media Nusantara
 
Proposal tanaman padi
Proposal tanaman padiProposal tanaman padi
Proposal tanaman padi
 

Similar to Kajian strategi penerapan teknik budidaya gambut berkelanjutan oleh masyarakat

Ketahanan pangan keluarga.ppt
Ketahanan pangan keluarga.pptKetahanan pangan keluarga.ppt
Ketahanan pangan keluarga.pptDaradaraa1
 
Prod dan Kawasan Kedelai - Wajo SEngkang Kementan Des23.pptx
Prod dan Kawasan Kedelai - Wajo SEngkang Kementan Des23.pptxProd dan Kawasan Kedelai - Wajo SEngkang Kementan Des23.pptx
Prod dan Kawasan Kedelai - Wajo SEngkang Kementan Des23.pptxyunus591002
 
P2KP Kabupaten Tangerang
P2KP Kabupaten TangerangP2KP Kabupaten Tangerang
P2KP Kabupaten TangerangEka Febriana
 
materi ilmu pertanian tentang pertanian yang berkelanjutan
materi ilmu pertanian tentang pertanian yang berkelanjutanmateri ilmu pertanian tentang pertanian yang berkelanjutan
materi ilmu pertanian tentang pertanian yang berkelanjutanAngelLatumahina
 
PERTANIAN BERKELANJUTAN.ppt
PERTANIAN BERKELANJUTAN.pptPERTANIAN BERKELANJUTAN.ppt
PERTANIAN BERKELANJUTAN.pptboyrizajuanda
 
Kearifan lokal dalam pemanfaatan sumber daya alam
Kearifan lokal dalam pemanfaatan sumber daya alamKearifan lokal dalam pemanfaatan sumber daya alam
Kearifan lokal dalam pemanfaatan sumber daya alamdeviarsel
 
Materi review uts genap
Materi review uts genapMateri review uts genap
Materi review uts genapUmi Pujiati
 
PT. REKI_Tantangan dan Peluang Restorasi Ekosistem di Jambi.pdf
PT. REKI_Tantangan dan Peluang Restorasi Ekosistem  di Jambi.pdfPT. REKI_Tantangan dan Peluang Restorasi Ekosistem  di Jambi.pdf
PT. REKI_Tantangan dan Peluang Restorasi Ekosistem di Jambi.pdfSubditSumberdayaPend
 
Materi Bimtek Hortikultura di Kabupaten Nagekeo 2022.pptx
Materi Bimtek Hortikultura di Kabupaten Nagekeo 2022.pptxMateri Bimtek Hortikultura di Kabupaten Nagekeo 2022.pptx
Materi Bimtek Hortikultura di Kabupaten Nagekeo 2022.pptxnovitawale
 
Makalah konservasi tanah dan air UNSRI
Makalah konservasi tanah dan air UNSRIMakalah konservasi tanah dan air UNSRI
Makalah konservasi tanah dan air UNSRIRizki Chairunnisya
 
PELESTARIAN SUMBERDAYA LAHAN GAMBUT
PELESTARIAN SUMBERDAYA LAHAN GAMBUTPELESTARIAN SUMBERDAYA LAHAN GAMBUT
PELESTARIAN SUMBERDAYA LAHAN GAMBUTAnnisaRangkuti
 
Kearifan lokal dalam bidang pertanian
Kearifan lokal dalam bidang pertanianKearifan lokal dalam bidang pertanian
Kearifan lokal dalam bidang pertanianAnisa Salma
 
Issues on food & energy
Issues on food & energyIssues on food & energy
Issues on food & energyUdi Pungut
 
Rencana usaha budidaya sengon
Rencana usaha budidaya sengonRencana usaha budidaya sengon
Rencana usaha budidaya sengonSurya Atmaja
 
Sistem pertanian terpadu
Sistem pertanian terpaduSistem pertanian terpadu
Sistem pertanian terpaduIeke Ayu
 
Presentasi musrenbangkab dishutbun 5 apr2012
Presentasi musrenbangkab dishutbun   5 apr2012Presentasi musrenbangkab dishutbun   5 apr2012
Presentasi musrenbangkab dishutbun 5 apr2012Ariston Pamungkas
 
Presentasi musrenbangkab dishutbun 23 mar2011
Presentasi musrenbangkab dishutbun   23 mar2011Presentasi musrenbangkab dishutbun   23 mar2011
Presentasi musrenbangkab dishutbun 23 mar2011Ariston Pamungkas
 
Family farming KNPK - 17 Mei 2023 (yuti).ppt
Family farming KNPK - 17 Mei 2023 (yuti).pptFamily farming KNPK - 17 Mei 2023 (yuti).ppt
Family farming KNPK - 17 Mei 2023 (yuti).pptSyahyuti Si-Buyuang
 

Similar to Kajian strategi penerapan teknik budidaya gambut berkelanjutan oleh masyarakat (20)

Ketahanan pangan keluarga.ppt
Ketahanan pangan keluarga.pptKetahanan pangan keluarga.ppt
Ketahanan pangan keluarga.ppt
 
Prod dan Kawasan Kedelai - Wajo SEngkang Kementan Des23.pptx
Prod dan Kawasan Kedelai - Wajo SEngkang Kementan Des23.pptxProd dan Kawasan Kedelai - Wajo SEngkang Kementan Des23.pptx
Prod dan Kawasan Kedelai - Wajo SEngkang Kementan Des23.pptx
 
P2KP Kabupaten Tangerang
P2KP Kabupaten TangerangP2KP Kabupaten Tangerang
P2KP Kabupaten Tangerang
 
materi ilmu pertanian tentang pertanian yang berkelanjutan
materi ilmu pertanian tentang pertanian yang berkelanjutanmateri ilmu pertanian tentang pertanian yang berkelanjutan
materi ilmu pertanian tentang pertanian yang berkelanjutan
 
PERTANIAN BERKELANJUTAN.ppt
PERTANIAN BERKELANJUTAN.pptPERTANIAN BERKELANJUTAN.ppt
PERTANIAN BERKELANJUTAN.ppt
 
Kearifan lokal dalam pemanfaatan sumber daya alam
Kearifan lokal dalam pemanfaatan sumber daya alamKearifan lokal dalam pemanfaatan sumber daya alam
Kearifan lokal dalam pemanfaatan sumber daya alam
 
Materi review uts genap
Materi review uts genapMateri review uts genap
Materi review uts genap
 
PT. REKI_Tantangan dan Peluang Restorasi Ekosistem di Jambi.pdf
PT. REKI_Tantangan dan Peluang Restorasi Ekosistem  di Jambi.pdfPT. REKI_Tantangan dan Peluang Restorasi Ekosistem  di Jambi.pdf
PT. REKI_Tantangan dan Peluang Restorasi Ekosistem di Jambi.pdf
 
Pertanian berkelanjutan
Pertanian berkelanjutanPertanian berkelanjutan
Pertanian berkelanjutan
 
Penentu agroekosistem
Penentu agroekosistemPenentu agroekosistem
Penentu agroekosistem
 
Materi Bimtek Hortikultura di Kabupaten Nagekeo 2022.pptx
Materi Bimtek Hortikultura di Kabupaten Nagekeo 2022.pptxMateri Bimtek Hortikultura di Kabupaten Nagekeo 2022.pptx
Materi Bimtek Hortikultura di Kabupaten Nagekeo 2022.pptx
 
Makalah konservasi tanah dan air UNSRI
Makalah konservasi tanah dan air UNSRIMakalah konservasi tanah dan air UNSRI
Makalah konservasi tanah dan air UNSRI
 
PELESTARIAN SUMBERDAYA LAHAN GAMBUT
PELESTARIAN SUMBERDAYA LAHAN GAMBUTPELESTARIAN SUMBERDAYA LAHAN GAMBUT
PELESTARIAN SUMBERDAYA LAHAN GAMBUT
 
Kearifan lokal dalam bidang pertanian
Kearifan lokal dalam bidang pertanianKearifan lokal dalam bidang pertanian
Kearifan lokal dalam bidang pertanian
 
Issues on food & energy
Issues on food & energyIssues on food & energy
Issues on food & energy
 
Rencana usaha budidaya sengon
Rencana usaha budidaya sengonRencana usaha budidaya sengon
Rencana usaha budidaya sengon
 
Sistem pertanian terpadu
Sistem pertanian terpaduSistem pertanian terpadu
Sistem pertanian terpadu
 
Presentasi musrenbangkab dishutbun 5 apr2012
Presentasi musrenbangkab dishutbun   5 apr2012Presentasi musrenbangkab dishutbun   5 apr2012
Presentasi musrenbangkab dishutbun 5 apr2012
 
Presentasi musrenbangkab dishutbun 23 mar2011
Presentasi musrenbangkab dishutbun   23 mar2011Presentasi musrenbangkab dishutbun   23 mar2011
Presentasi musrenbangkab dishutbun 23 mar2011
 
Family farming KNPK - 17 Mei 2023 (yuti).ppt
Family farming KNPK - 17 Mei 2023 (yuti).pptFamily farming KNPK - 17 Mei 2023 (yuti).ppt
Family farming KNPK - 17 Mei 2023 (yuti).ppt
 

More from International Tropical Peatlands Center

Status of Implementation of Peatland Ecosystem Protection and Management i...
Status of Implementation of  Peatland Ecosystem  Protection and Management  i...Status of Implementation of  Peatland Ecosystem  Protection and Management  i...
Status of Implementation of Peatland Ecosystem Protection and Management i...International Tropical Peatlands Center
 
Technology implementation & community involvement on sustainable peatland man...
Technology implementation & community involvement on sustainable peatland man...Technology implementation & community involvement on sustainable peatland man...
Technology implementation & community involvement on sustainable peatland man...International Tropical Peatlands Center
 
Development for Indonesian peatlands as local communities based on cooperativ...
Development for Indonesian peatlands as local communities based on cooperativ...Development for Indonesian peatlands as local communities based on cooperativ...
Development for Indonesian peatlands as local communities based on cooperativ...International Tropical Peatlands Center
 
Government Peatland Knowledge Platform, Sharing of Indonesia’s experience in...
 Government Peatland Knowledge Platform, Sharing of Indonesia’s experience in... Government Peatland Knowledge Platform, Sharing of Indonesia’s experience in...
Government Peatland Knowledge Platform, Sharing of Indonesia’s experience in...International Tropical Peatlands Center
 
Agro-silvo-fishery on degraded peatlands: For food, energy and environment
Agro-silvo-fishery on degraded peatlands: For food, energy and environmentAgro-silvo-fishery on degraded peatlands: For food, energy and environment
Agro-silvo-fishery on degraded peatlands: For food, energy and environmentInternational Tropical Peatlands Center
 
Environmental benefits of bioenergy trees production in degraded peatland
Environmental benefits of bioenergy trees production in degraded peatland Environmental benefits of bioenergy trees production in degraded peatland
Environmental benefits of bioenergy trees production in degraded peatland International Tropical Peatlands Center
 
Prospect of bioenergy plantation on degraded peatland to support restoration ...
Prospect of bioenergy plantation on degraded peatland to support restoration ...Prospect of bioenergy plantation on degraded peatland to support restoration ...
Prospect of bioenergy plantation on degraded peatland to support restoration ...International Tropical Peatlands Center
 
Climate action needs peatlands action! FAO’s work supporting countries
Climate action needs peatlands action! FAO’s work supporting countriesClimate action needs peatlands action! FAO’s work supporting countries
Climate action needs peatlands action! FAO’s work supporting countriesInternational Tropical Peatlands Center
 
Green Partnership Peatland Restoration, Korea-Indonesia Joint Cooperation Pro...
Green Partnership Peatland Restoration, Korea-Indonesia Joint Cooperation Pro...Green Partnership Peatland Restoration, Korea-Indonesia Joint Cooperation Pro...
Green Partnership Peatland Restoration, Korea-Indonesia Joint Cooperation Pro...International Tropical Peatlands Center
 

More from International Tropical Peatlands Center (20)

Status of Implementation of Peatland Ecosystem Protection and Management i...
Status of Implementation of  Peatland Ecosystem  Protection and Management  i...Status of Implementation of  Peatland Ecosystem  Protection and Management  i...
Status of Implementation of Peatland Ecosystem Protection and Management i...
 
Recent and on-going Peat action research in Indonesia
Recent and on-going Peat action research in IndonesiaRecent and on-going Peat action research in Indonesia
Recent and on-going Peat action research in Indonesia
 
The International Tropical Peatlands Center: Objectives and Progress
The International Tropical Peatlands Center: Objectives and ProgressThe International Tropical Peatlands Center: Objectives and Progress
The International Tropical Peatlands Center: Objectives and Progress
 
Contribution of CIFOR’s peatland research to ITPC
Contribution of CIFOR’s peatland research to ITPCContribution of CIFOR’s peatland research to ITPC
Contribution of CIFOR’s peatland research to ITPC
 
CIFOR-ICRAF Trees, forests and landscapes for people and the planet
CIFOR-ICRAF Trees, forests and landscapes for people and the planetCIFOR-ICRAF Trees, forests and landscapes for people and the planet
CIFOR-ICRAF Trees, forests and landscapes for people and the planet
 
Technology implementation & community involvement on sustainable peatland man...
Technology implementation & community involvement on sustainable peatland man...Technology implementation & community involvement on sustainable peatland man...
Technology implementation & community involvement on sustainable peatland man...
 
Development for Indonesian peatlands as local communities based on cooperativ...
Development for Indonesian peatlands as local communities based on cooperativ...Development for Indonesian peatlands as local communities based on cooperativ...
Development for Indonesian peatlands as local communities based on cooperativ...
 
Government Peatland Knowledge Platform, Sharing of Indonesia’s experience in...
 Government Peatland Knowledge Platform, Sharing of Indonesia’s experience in... Government Peatland Knowledge Platform, Sharing of Indonesia’s experience in...
Government Peatland Knowledge Platform, Sharing of Indonesia’s experience in...
 
Managing lessons learned through an enhanced information system
Managing lessons learned through an enhanced information systemManaging lessons learned through an enhanced information system
Managing lessons learned through an enhanced information system
 
ITPC Knowledge Platform: Connecting knowledge and research to people
ITPC Knowledge Platform: Connecting knowledge and research to peopleITPC Knowledge Platform: Connecting knowledge and research to people
ITPC Knowledge Platform: Connecting knowledge and research to people
 
Agro-silvo-fishery on degraded peatlands: For food, energy and environment
Agro-silvo-fishery on degraded peatlands: For food, energy and environmentAgro-silvo-fishery on degraded peatlands: For food, energy and environment
Agro-silvo-fishery on degraded peatlands: For food, energy and environment
 
Restoration and management of peatlands to fulfil bioenergy demand
Restoration and management of peatlands to fulfil bioenergy demandRestoration and management of peatlands to fulfil bioenergy demand
Restoration and management of peatlands to fulfil bioenergy demand
 
Environmental benefits of bioenergy trees production in degraded peatland
Environmental benefits of bioenergy trees production in degraded peatland Environmental benefits of bioenergy trees production in degraded peatland
Environmental benefits of bioenergy trees production in degraded peatland
 
Prospect of bioenergy plantation on degraded peatland to support restoration ...
Prospect of bioenergy plantation on degraded peatland to support restoration ...Prospect of bioenergy plantation on degraded peatland to support restoration ...
Prospect of bioenergy plantation on degraded peatland to support restoration ...
 
Enabling microfinancing for bioenergy trees in peatland
Enabling microfinancing for bioenergy trees in peatlandEnabling microfinancing for bioenergy trees in peatland
Enabling microfinancing for bioenergy trees in peatland
 
Monitoring and managing tropical peatland restoration
Monitoring and managing tropical peatland restorationMonitoring and managing tropical peatland restoration
Monitoring and managing tropical peatland restoration
 
Protecting & restoring an ecologically important landscape
Protecting & restoring an ecologically important landscapeProtecting & restoring an ecologically important landscape
Protecting & restoring an ecologically important landscape
 
Climate action needs peatlands action! FAO’s work supporting countries
Climate action needs peatlands action! FAO’s work supporting countriesClimate action needs peatlands action! FAO’s work supporting countries
Climate action needs peatlands action! FAO’s work supporting countries
 
Green Partnership Peatland Restoration, Korea-Indonesia Joint Cooperation Pro...
Green Partnership Peatland Restoration, Korea-Indonesia Joint Cooperation Pro...Green Partnership Peatland Restoration, Korea-Indonesia Joint Cooperation Pro...
Green Partnership Peatland Restoration, Korea-Indonesia Joint Cooperation Pro...
 
ASEAN peatland policy in action
ASEAN peatland policy in actionASEAN peatland policy in action
ASEAN peatland policy in action
 

Kajian strategi penerapan teknik budidaya gambut berkelanjutan oleh masyarakat

  • 1. KAJIAN STRATEGI PENERAPAN TEKNIK BUDIDAYA GAMBUT BERKELANJUTAN OLEH MASYARAKAT Sulistya Ekawati, Silviani, Surati, Ramawati, Handoyo, Budiyanto Dwi Prasetyo, Mega Lugina, Dian Charity dan Bugi Kabul Sumirat 1) Gusti Hardiansyah , Yeni Mariani, Fathul Yusro, Shenny Oktoria, Dwi Yoga Pranoto, Juniadi, Emi Roslinda, Novira Kusrini, Farah Diba, Denni Nurdwiansyah, Erianto, Aripin, Hendarto 2) KERJASAMA 1) Pusat Litbang Sosial, Ekonomi, Kebijakan dan Perubahan Iklim, KLHK dan 2) Fakultas Kehutanan, Universitas Tanjungpura
  • 2. PERMASALAHAN • Luasan gambut yang ada di Indonesia mempunyai potensi yang besar sebagai sumber pangan. • Tanaman adaptif gambut tumbuh subur, tapi nilai ekonominya rendah → perlu ditingkatkan • Tanaman komersial, mempunyai nilai ekonomi lebih tinggi → memerlukan pengeringan dalam budidayanya • Pembukaan lahan tanpa bakar (PLTB) sulit diimplementasikan → ladang masyarakat terlantar & ditumbuhi semak-semak → memicu kebakaran di musim kemarau • Penyuluhan sudah dilakukan & BLI membuat demplot paludikultur. Ada champion local teknik budidaya gambut maju → Mengapa Teknik tersebut belum diadopsi masyarakat ? • Ada beberapa variable yang mempengaruhi adopsi teknologi baru (Rogers, 2003 dan Cees, 2004), yaitu: • Sifat intrinskik inovasi ((relative advantage,compatibility, complexity, trialability dan observalilty), • Saluran komunikasi • Karakteristik sosial ekonomi masyarakat • Faktor lain yang mempengaruhi maksimalisasi manfaat, insentif lingkungan eksternal dan persepsi teknologi asosiasinya dengan resiko (Scholz (2004).
  • 3. METODOLOGY Lokasi kajian di kabupaten Kabupaten Pulang Pisau. Secara purposive akan diambil sampel 3 desa yang mewakili 3 tipe kedalaman gambut. Desa Gohong (mewakili gambut dangkal) Desa Garung (mewakili gambut sedang) Desa Tumbang Nusa (mewakili gambut dalam). Pendekatan kajian : semi partisipatif Pengumpulan data indepth interview, wawancara, FGD, observasi lapangan Survei ekonomi, adopsi dan ekologi diambil secara purposive 30 responden utk masing-masing desa Analisis data : Deskriptif kualitatif Analisis usaha tani Analisis MICMAC
  • 4. TEMUAN KUNCI KONDISI SOSIAL MASYARAKAT • Usaha tani masyarakat bersifat subsisten dengan pendapatan belum optimal, padahal penguasaan lahan cukup luas ( rata-rata 2 - 5 Ha/KK) • Larangan pembakaran membuat food security masyarakat terganggu • Ladang diterlantarkan → mudah terbakar • Merubah system budaya masyarakat (mulai berkurangnya gotong royong dlm keg pertanian, hilangnya pengetahuan cara membaca alam) • Hilangnya upacara-upacara adat prosesi pembukaan lahan, tanam, hingga panen. • Punahnya spesies padi gambut lokal setempat, • Mulai banyak penebangan kayu gelam untuk dijual • Sebagian masyarakat mengantungkan sebagian pendapatannya dari tanaman karet sbg tradisi nenek moyang • Bibit dari cabutan anakan setempat • Tanpa ada pemeliharaan (pemupukan dsbnya) • Produksivitas yang rendah (1 ons/pohon/sadap) • Harga karet yang cenderung turun • Memberikan penghasilan kontinyu bagi masyarakat (5-10 Kg/kk/hari)
  • 5. GAP KNOWLEDGE ANTARA NEGARA DAN MASYARAKAT Aspek Negara Masyarakat Tata batas kawasan Ada batas kawasan lindung dan kawasan budidaya yg dituangkan berbentuk garis dalam peta Tidak ada batas yg jelas (tidak ada penanda fisik) yg dapat dipakai acuan masyarakat membedakan Kawasan lindung dan Kawasan budidaya Penyiapan lahan di ladang paska larangan pembakaran Pembakaran lahan dilarang sama sekali untuk dilakukan Masyarakat menginginkan pembakaran terbatas yang diawasi Penyiapan Lahan Tanpa Bakar (PLTB) PLTB bisa dilakukan masyarakat untuk mengurangi kebakaran PLTB sulit untuk dilakukan karena butuh modal dan tenaga yang banyak Pemilihan jenis tanaman Pemilihan jenis tanaman adaptif gambut/lokal setempat Pemilihan jenis komersial yg memerlukan pengeringan lahan sebagai syarat tumbuhnya
  • 6.
  • 7. SIFAT INTRINSIK INOVASI • Teknik Teknik paludikultur mudah dilakukan → tapi kurang menguntungkan • Membuatan sekat kanal mudah dilakukan, menguntungkan, bahan lokal tersedia, tapi membutuhkan curahan tenaga kerja yang cukup banyak • Teknik paludikultur kurang sesuai dengan tanaman komersial krn perlu pengeringan (membuat parit) sebagai syarat tumbuhnya → → tidak compatible dengan budidaya gambut berkelanjutan
  • 8. Indikator Jenis Lokal Jenis Bibit Stek Modal awal 2.040.000 2.040.000 Rata - rata Keuntungan Bersih per Tahun 6.830.000 22.274.000 Rata - rata Keuntungan Bersih per Bulan 569.167 1.856.167 NPV positif positif IRR 48% 77% PP 8 tahun 7 tahun ANALISIS USAHA TANI KARET LOKAL >< KARET UNGGUL
  • 9.  Tanaman galam tumbuh alami dan sangat cocok di lahan gambut, masyarakat tidak menanamnya, hanya mengekstraksi dari alam dengan menjual kayunya  1 Ha terdapat ± 2000 tanaman galam Diameter Kayu Harga Panen Kayu Penggunaan 4 cm Rp 3.000 - 5.000/batang Dijual ke tengkulak 5 – 6 cm Rp 5.000 – 6.000/batang Dijual ke tengkulak 7 – 9 cm Rp 8.000 – 9.000/batang Dijual ke tengkulak 10 – 12 cm Rp 13.000/batang Dibuat palet > 13 cm Rp 13.000 – 14.000/batang Dibuat palet Tabel . Harga Panen Kayu Galam ➢ Daun galam bisa disuling, tetapi kadar cineolnya rendah → inovasi yang ditawarkan adalah : penanaman kayu putih (Melaleuca cajuputi ssp cajuputi) untuk diekstraksi minyaknya, sebagai pengganti galam (Melaleuca cajuputi spp cumingiana) TANAMAN GALAM PROSPEKTIF UNTUK DIKEMBANGKAN
  • 10. UJI COBA PENANAMAN TANAMAN KAYU PUTIH DI LAHAN GAMBUT (KHDTK KEPAU) Umur 8 bulan Umur 4 bulan Kredit foto : Kusumedi, 2020 Rencana panen perdana umur 1,8 bulan → akan diketahui berapa kadar cineolnya
  • 11. PENGAMBILAN KEPUTUSAN INOVASI  Keputusan pilihan (optional) masing-masing individu petani → keputusan untuk memilih jenis tanaman dan sistem budidayanya  Keputusan otoritas → pelarangan pembakaran dalam penyiapan lahan diterima dan dipatuhi masyarakat  Keputusan kolektif → perlu dibangun untuk implementasi PLTB → komunitas bekerjasama dengan sistem kegotong-royongan.
  • 13. STRATEGI BUDIDAYA GAMBUT BERKELANJUTAN No Desa Faktor Kunci yang Mempengaruhi 1. Tumbang Nusa 1. Kemudahan akses pemasaran 2. Kontribusi terhadap pendapatan ekonomi tahunan 3. Kesesuaian dengan habitat pertumbuhan (adaptif) 2. Garung 1. Kesesuaian dengan habitat pertumbuhan (adaptif) 2. Pemenuhan kebutuhan insidental yang besar/sewaktu-waktu dibutuhkan 3. Kemudahan akses pemasaran 4. Kontribusi terhadap pendapatan ekonomi tahunan 3. Gohong 1. Jenis tanaman yang paling diminati/banyak ditanam 2. Kesesuaian dengan habitat pertumbuhan (adaptif) 3. Pemenuhan kebutuhan insidental yang besar/sewaktu-waktu dibutuhkan HASIL ANALISIS MICMAC VARIABEL KUNCI YG MEMPENGARUHI PENGAMBILAN KEPUTUSAN MASY DALAM MEMILIH JENIS TANAMAN
  • 14. PEMILIHAN JENIS TANAMAN SECARA PARTISIPATIF OLEH MASYARAKAT DESA TANAMAN KAYU TANAMAN BUAH TANAMAN SEMUSIM TERNAK IKAN Gohong (gambut dangkal) Karet/sengon/ rotan Petai/durian Sayuran Ayam Papuyu/ nila/betok Garung (gambut sedang) Karet/sengon/ gelam Rambutan/petai Cabai/ semangka Ayam Papuyu/ nila/betok Tumbang Nusa (gambut dalam) Karet/ belangeran/ jelutung Rambutan/ mangga Nenas/sayuran Ayam/babi Papuyu/ nila/betok
  • 15. STRENGTH (KEKUATAN) • Pengalaman berusaha tani di lahan gambut yang cukup lama (kearifan lokal) • Luasnya penguasaan lahan oleh petani (rata-rata 2 – 5 Ha/KK) • Tumbuhnya beberapa jenis tanaman adaptif di lahan gambut (galam, belangeran, patung, ) • Kayu gelam mudah tumbuh dan tersedia pasarnya • Budidaya tanaman karet di lahan gambut: memberi penghidupan harian, dan secara sosial sesuai dengan budaya masyarakat Dayak • Sebagian masyarakat mempunyai beje (kolam ikan) WEAKNESS (KELEMAHAN) • Laham gambut miskin hara, produktivitas lahan rendah • Banyak lahan tidur, paska ada aturan pelarangan pembakaran • Petani belum mempunyai teknik sederhana dan murah utk PLTB • Bibit unggul dalam budidaya karet masih kurang • Kelembagaan usaha tani di tingkat desa belum efektif • Terbatasnya modal kerja berusaha tani • Kurangnya penyuluhan OPPORTUNITIES (PELUANG) • Lahan gambut menjadi sandaran penghidupan masyarakat • Gambut sbg ekosistem unik sehingga menjadi konsen internasional • Konservasi gambut berpotensi memperoleh imbal jasa lingkungan dari donor • Keterbatasan lahan mineral, 30% lahan gambut untuk mendukung ketahanan pangan dan energi • Tingginya kandungan bahan organik dan karbon, • Slash and burn dilarang • Banyak inovasi baru terkait tata air gambut yg memungkinkan gambut bisa dikelola secara produktif tapi berkelanjutan • BRG membantu dalam pembuatan sekat kanal dan sumur bor • Berdirinya pabrik pengolah karet di lokasi THREATS (ANCAMAN) • Lahan gambut mudah terbakar • Gambut bersifat rapuh (fragile) • Pembukaan lahan dgn drainase → penyusutan (subsidence) • Rendahnya berat isi dan daya dukung (bearing capacity) • Gambut mudah mengalami kering tak balik (irreversible drying) • Tingkat keasaman tanah gambut tinggi • Terbatasnya jumlah mikroorganisme di tanah gambut • Pengembangan pertanian >< issu lingkungan • Belum adanya insentif untuk penerapan PLTB • Kurangnya pendampingan dan penyuluhan kepada masyarakat • Belum tersedianya pasar beberapa produk pertanian ANALISIS SWOT BUDIDAYA GAMBUT BERKELANJUTAN OELH MASYARAKAT
  • 16. REKOMENDASI KEBIJAKAN a. Inovasi teknologi yang dapat diterapkan adalah : 1) pemilihan bibit karet unggul dan 2) penanaman kayu putih (Melaleuca cajuputi ssp cajuputi) untuk diekstraksi minyaknya, sebagai pengganti galam (Melaleuca cajuputi spp cumingiana) b. Insentif diperlukan untuk mendorong masyarakat menerapkan PLTB dalam bentuk bantuan peralatan mekanisasi pertanian ramah gambut dan herbisida alami. Penerapan PLTB perlu dibudayakan secara kolektif melalui komunitas. c. Sinergitas kelembagaan yang sudah ada di level desa (Gapoktan, Masyarakat Peduli Api, Masyarakat Peduli Tabat, Bumdes, lembaga adat). Peran penyuluh sebagai pendamping dan fasilitator perlu menjadi perhatian. d. Faktor pemasaran menjadi kunci pemilihan jenis tanaman. Pemerintah perlu menyiapkan pasar komoditi adaptif gambut (karet, purun, gelam, belangeran, petai, durian, nenas, cabai, terong) untuk mendorong masyarakat menanam jenis-jenis tersebut. e. .
  • 17. REKOMENDASI KEBIJAKAN e. Pemerintah daerah (Dinas Kehutanan, Dinas Lingkungan Hidup, Dinas Pemberdayaan Masyarakat), Kementerian pusat (KLHK, Kemen PUPR, Kemendes, Kemenkeu), Perguruan Tinggi dan mitra (BRG & NGO lainnya) perlu berkolaborasi untuk mensinergikan kegiatan pengelolaan gambut berkelanjutan. f. Diperlukan pembuatan demplot agrosilvofishery secara partisipatif dengan introduksi teknik PLTB yang sederhana dan murah, serta inovasi teknik tata air gambut yang berkelanjutan