Dokumen tersebut merangkum musik era Klasik yang meliputi opera klasik, oratorio, musik gereja, musik orkes, musik piano, dan musik kamar. Musik era Klasik berkembang pada abad ke-18 setelah berakhirnya musik Barok dan Rokoko."
1. MUSIK ERA KLASIK
Disusun sebagai salah satu syarat
melengkapi tugas akhir semester
mata kuliah Sejarah Musik 1
Disusun Oleh :
Helen Clara Manua (13208241001)
Iswi Haniffah Cahyaningtyas (13208241002)
Agus Priyambodo (13208241003)
Oktavian Aditya Nugraha (13208241004)
Carinda Nabila Huda (13208241005)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SENI MUSIK
FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2013
2. KATA PENGANTAR
Dengan mengucap Syukur Alhamdulillah berkat rahmat Allah SWT, penulis dapat
menyelesaikan makalah ini. Makalah ini di buat dengan tujuan untuk melengkapi
serangkaian tugas akhir semester mata kuliah Sejarah Musik.
Dalam penyusunan makalah ini, tidak sedikit hambatan yang penulis hadapi,
namun dengan semangat dan dibantu semua pihak akhirnya penulisan makalah ini
terselesaikan. Dalam kesempatan ini penulis berterima kasih kepada ibu Yunike Juniarti
Fitria selaku dosen mata kuliah Sejarah Musik 1.
Penulis sangat menyadari bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan, sehingga kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan, agar
lebih baik dimasa yang akan datang. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis
khususnya dan dapat memberi manfaat bagi pembaca pada umumya.
Yogyakarta, 31 Desember 2013
Penulis
i
3. DAFTAR ISI
Kata Pengantar ................................................................................................... i
Daftar Isi ............................................................................................................. ii
A. Opera Klasik .............................................................................................. 1
a. Opera Seria .............................................................................................. 1
b. Opera Buffa ............................................................................................ 2
c. Opera Perancis ....................................................................................... 2
d. Opera Jerman dan Spingspiel ................................................................. 2
B. Oratorio ..................................................................................................... 3
a. Oratorio Italia ......................................................................................... 3
b. Oratorio Jerman ...................................................................................... 4
C. Musik Gereja ............................................................................................. 4
a. Gereja Katolik ........................................................................................ 4
b. Gereja Protestan ..................................................................................... 6
D. Musik Orkes .............................................................................................. 7
a. Orkes Pra-Klasik .................................................................................... 7
b. Orkes Klasik ........................................................................................... 7
E. Musik Piano ............................................................................................... 8
a. Pra-Klasik ............................................................................................... 8
b. Masa Haydn dan Mozart ........................................................................ 8
c. Masa Beethoven ..................................................................................... 8
F. Musik Kamar ............................................................................................ 8
a. Biola dan Piano ...................................................................................... 9
b. Trio Piano ............................................................................................... 9
c. Trio dan Kuartet Gesek .......................................................................... 9
d. Musik Tiup ............................................................................................. 9
Daftar Pustaka .................................................................................................... 10
ii
4. Sejarah musik klasik dimukai pada tahun 1750, setelah berakhirnya musik Barok
dan Rokoko. Ciri-ciri Zaman musik Klasik:
1. Penggunaan dinamika dari Keras menjadi Lembut, Crassendo dan
Decrasscendo.
2. Perubahan tempo dengan accelerando (semakin Cepat) dan Ritarteando
(semakin lembut).
3. Pemakaian Ornamentik dibatasi
4. Penggunaan akord trinada.
A. OPERA KLASIK
1. OPERA SERIA
Opera Seria atau opera seriosa berkembang terutama di Napoli Italia, namun
tersebar juga di negara-negara Eropa lainnya. Tulang punggungnya ialah teknik vocal
Italia yang disebut Belcanto. Meskipun opera seria mengalami beberapa pembaharuan
dalam jaman klasik, namun tetap dianggap sebagai ‘opera jaman dulu’ yang ditulis untuk
menghibur kaum bangsawan dan memeriahkan perayaan mereka, bukan untuk
masyarakat umum.
Bahannya berisi ajaran moral (keadilan, kebesaran hati), namun juga cinta
asmara; atau diambil dari mitologi Yunani yang sangat jauh dari hidup sehari-hari; atau
juga tentang pahlawan/tokoh. Resitatif secco kadang-kadang diimprovisasi di atas
panggung (hanya dengan iringan cembalo). Sedangkan Aria merupakan puncak musical
dari opera. Hanya sayang, bentuk opera seria menjadi terlalu kaku/skematis.
Tentu saja, unsur patetis dan gaya ornamentik Barok masih cukup banyak dipakai
dan nampak dalam musik Johann Adolf Hasse (1699-1783) J.A.Hasse lahir di Hamburg,
pelajar di Napoli dan sejak 1733 berkarya di Dresden/Jerman Timur. Komponis opera
seria masa Pra-Klasik yang paling penting ialah Leo, Porpora, Pergolesi, Handel; dari
Klasik Awal, Hasse, Jommelli, Gluck, Traetta; dari Klasik tinggi, Galuppi, Piccinni,
Paisiello, Mozart.
Isi dari cerita opera seria diambil dari tragediKlasik Yunani (misalnya tentang
hidup di bawah seorang penjajah; tragedy Yunani ditulis dalam sanjak); atau dari sejarah
(Shakespeare menulis drama tentang sejarah).
1
5. 2. OPERA BUFFA
Opera Buffa atau jenaka pun berasal dari Napoli dan berkembang terutama sejak
pertengahan abad 18 menjadi jenis opera utama jaman Klasik. Puncaknya dicapai dalam
opera Mozart, dengan Donizetti masa opera buffa Klasik berakhir 1830.
Opera buffa berkembang dari adegan-adegan lucu yang disisipkan di dalam opera
seria abad 17, terutama di Venetia; begitu pula halnya dengan interemzzi atau adegan
jenaka yang disajikan di antara babak-babak dari opera atau teater. Suatu parody
(sindiran) terhadap opera seria dalam gaya ‘buffo’ terjadi di Napoli mula-mula dalam
wujud ‘teater rakyat’ dengan bahasa daerah, yang disebut Commedia dell’arte.
Isi cerita dari opera buffa diambil dari hidup sehari-hari, bersifat jenaka, kadangkadang sentimental. Dengan bahasa sehari-hari, dengan potongan-potongan dari bahasa
asing (Latin), dengan ‘gangguan’ seperti menguap (‘ah’), bersin (‘ec-ci’), menggagap (‘ee-e-ci’), dan dengan ‘parlando’/omongan yang sangat cepat.
3. OPERA PERANCIS
a) Grand Opera
Grand Opera Perancis merupakan suatu seni representative kaum bangsawan,
dengan mutu tinggi, berisi bahan heroik dari mitologi dan sejarah, jauh dari hidup
sehari-hari namun cemerlang, suatu hiburan intelektual, penuh dengan patos yang
kosong. Gedung-gedung opera di Paris dengan foyer yang luas untuk berfoyafoya dengan pakaian mahal-mahal merupakan tanda untuk kenyataan ini.
b) Opera comique
Sekitar tahun 1750 muncul Opera comique dengan bahan dan hidup sehari-hari
masyarakat di pedalaman. Namun di samping adegan jenaka dan satiris semakin
terdapat pula adegan serius, kemudian juga unsur romantic. Sampai tahun 1752
Opera comique tidak dipentaskan di gedung opera tetapi di tempat yang khusus.
Opera comique terdiri dari dialog yang diucapkan dan arietta/lied yang juga
disebut Colette.
4. OPERA JERMAN DAN SINGSPIEL
Pada abad 18 Jerman dikuasai oleh opera Italia. Maka banyak gedung opera
ditutup di antara 1720 dan 1780. Opera Italia dipentaskan di istana pada kesempatan
seperti pernikahan, perayaan Hari Ulang Tahun, resepsi dsb. Sering kali dirasa cukup pula
untuk mementaskan suatu cantata kehormatan atau untuk membawakan suatu Serenata
teatrale/suatu opera mini.
2
6. Untuk pementasan opera Italia dipanggil rombongan pemain yang berkeliling,
atau seorang komponis italia, seperti Galuppi yang berkarya sebagai dirigen istana
Stuttgart, atau Salieri yang bekerja di Wina; tak jarang dipanggil pula penyanyi Italia,
atau sekali=sekali pemain instrument dari Italia.
a) Singspiel
Rombongan pemain opera yang berkeliling di Jerman dan di seluruh Eropa
memperkenalkan di Jerman Ballad opera dari Inggris dan Opera comique dari
Prancis. Maka tidak mengherankan bahwa terdapat juga eksperimen baru di Jerman.
Singspiel diciptakan oleh J.A.Hiller (1728-1804), semacam opera dengan dialog yang
diucapkan biasa, dengan nyanyian, aria kecil, lagu ansambel vocal dan ditutup
dengan Vaudeville. Gaya singspiel menjadi mode di Jerman. Komponis selain Hiller
adalah G. Benda Der Dorfjahrmarkt (1775) dan Julie und Romeo(1776), J.Andre,
C.G.Neefe, J.F. Reichardt. Kemudian pada tahun 1868 W.A.Mozart juga pernah
menulis sebuah singspiel berjudul Bastien un Bastienne yang disusul dengan Zaide
(1779).
b) Beethoven
Pada tahun 1805 Ludwig van Beethoven mengarang opera Fideleo (libretto dari
J.F.Sonnleithner). Tetapi versi ini tidak sukses dengan 3 babak, pada thaun 1806
dipersingkat menjadi 2 babak, tidak sukses juga. Tetapi pada tahun 1814 versi ketiga
dengan revisi libretto oleh Treitschke mendatangkan kesuksesan. Beethoven berusaha
menyatukan pelbagai gaya menjadi satu. Seperti halnya dalam opera Die Zauberflote
karangan Mozart, begitu pula dalam Fidelio musik melukiskan nilai humanitas yang
tinggi dan ideal.
B. ORATORIO
1. ORATORIO ITALIA
Oratorio Napoli merupakan karya untuk solis hampir tidak main peranan.
Syairnya diambil dari Kitab Suci yang dibawakan dalam resitatif secco, sama halnya
seperti dalam opera, dan disisipi aria da capo sebagai renungan (syair bebas).
Oratorio dipentaskan selama masa Adven (menjelang Natal) dan Puasa (menjelang
Paska), karena selama masa ini pentas opera dilarang. Selama Pekan Suci (pekan
terakhir sebelum hari raya Paska) dipentaskan oratorio tentang Sengsara dan wafat
Yesus atau disebut Passio.
3
7. 2. ORATORIO JERMAN
Seperti halnya dalam opera, begitu pula dalam oratorio pada pertengahan abad 18
nampak bahwa mulai suatu jaman baru. Kritik terhadap gaya Barok yang kaku,
keinginan untuk musik yang lebih sederhana, lebih sensitive, lebih alamiah adalah
ungkapan dari semangat baru ini. Untuk pengarang libretto ini berarti bahwa mereka
makin mengesampingkan teks Kitab Suci dan makin mengungkapkan gagasan dan
perasaan mereka sendiri.
Selain oratorio tentang teks Kitab Suci terutama di sekitar Natal, Pekan Suci dan
Paska terdapat pula tema-tema lain, bahkan tema seperti hari kiamat, kisah
penciptaan langit dan bumi, lukisan tentang alam dll. Pementasannya untuk sebagian
menjauh dari tujuan rohani dan menjadi konser umum (dipentaskan di gedung
pertunjukan).
Oratorio Klasik berpuncak pada dua karya J.Haydn. dua kali Haydn pergi ke
London dimana beliau melakukan pentas oratorio The Messiah karangan Handel.
Karena tertarik dengan musik Handel, maka diserahkan kepadanya dua naskah
oratorio yang sebenarnya pernah ditulis untuk Handel namun belum sempat diangkat
menjadi oratorio berjudul The Creation dan The Seasons. Maka naskah-naskah ini
dibawa pulang ke Wina dan diterjemahkan ke dalam bahasa jerman. Haydn
menggabungkan tradisi oratorio Handel dengan lagu kor, fuga dan konsep lebar,
dengan gaya musik klasik yang sudah masak sebagaimana diperkembangkan
terutama dalam orkestrasi simfoni.
C. MUSIK GEREJA
1. GEREJA KATOLIK
Musik gereja Klasik mencerminkan suatu optimism dan pandangan yang luas.
Musik gereja Mozart tidak berbeda dengan musik profane seperti opera ciptaan
Mozart. Benedictus dari Misa Mariazell ciptaan Haydn (1782) malah mengambil alih
sebuah aria dari opera buffa Ilmondo della luna ciptaan Haydn (1777).
Pada jaman klasik, iman yang terbuka untuk dunia mengangkat ke dalam musik
gereja begitu saja semua unsur yang dapat memperlihatkan sikap terbuka ini. Inilah
sebabnya mengapa musik gereja klasik memiliki suatu ‘cahaya’ dan ‘devosi’ yang
kuat. Musik Gregorian pada jaman klasik tidak main peranan sama sekali. Sekali-kali
dipakai sebagai c.f dalam suara atas suara atas dan disertai dengan akor-akor penuh
dengan nada kromatik.
a. Haydn
4
8. Haydn mengarang 15 misa dan 3 oratorio serta sejumlah karya rohani kecil.
Haydn mulai mengarang musik untuk masyarakat. Oratorio dan misa ciptaan
Haydn ditulis untuk orang biasa, bukan untuk kaum bangsawan dan cendikiawan.
Hal ini nampak terutama dalam misa dan oratorio. Karena waktu untuk misa pada
hari minggu biasa terbatas, maka para komponis klasik terpaksa menciptakan
Missa Brevis, misa pendek dimana beberapa potongan syair misa dihilangkan
atau keempat suara pada waktu yang sama membawakan syair yang berbeda dan
itu itu sebenarnya suatu teknik yang tidak dapat dibenarkan.
Haydn masih cukup dekat dengan musik Italia terutama gaya opera Napoli.
Maka tidak mengherankan bahwa dalam musik gereja ciptaan Haydn musik lebih
penting dari pada syait. Ungkapan afek dan penggunaan instrument secara
konsertan diambil alih dari opera.
b. Mozart
Mozart mengarah 15 misa, kebanyakan berupa missa brevis. Setelah pindah
ke Wina (1781) Mozart mengarang Missa c-minor (1782) yang tidak selesai dan
Requiem yang juga hanya berupa fragmen. Beberapa bulan sebelum Mozart
meninggal dunia, seorang utusan ‘rahasia’ memesan komposisi Requiem kepada
Mozart. Namun waktu Mozart meninggal dunia, Requiem belum selesai. Maka
seorang murid Mozart bernama Sussmayr menyelesaikannya belakangan.
Selain misa Mozart juga mengarang sejumlah motet – termasuk di antaranya Ave
Verum (KV 618) untuk paduan suara dengan iringan orkes gesek dan Exultate
(KV 165) untuk solo sopran dan orkes gesek. Untuk ibadat sore yang disebut
vesperae Mozart, selama bertugas di Salzburg, mengarang 4 litaniae, satu
Magnificant, satu Te Deum dan dua vesperae. Termasuk juga musik gereja
ciptaan Mozart ialah 17 Kirchensonaten yang diciptakan semua di Salzburg.
Karya musik instrumental ini terdiri dari satu bagian saja dan dimainkan sebagai
renungan sesudah bacaan Kitab Suci. Umumnya dalam setting sonata trio namun
kadang-kadang juga dengan tambahan instrument lain.
Musik gereja Klasik ditulis untuk kor SATB dengan sisipan solo SATB.
Dengan demikian pola concerto dari jaman Barok masih tampak. Dalam musik
gereja Mozart cukup banyak terpengaruhi oleh gurunya, Padre Martini, pimpinan
dari Accademia filarmonica di Bologna. Penghargaan terhadap gurunya nampak
tidak hanya dalam korespondensi antara Mozart dan padre Martini tetapi juga
5
9. dalam teknik kontrapung yang kadang-kadang hadir dalam karya musik gereja
ciptaan Mozart.
c. Beethoven
Beethoven hanya mengarang dua misa, yang pertama ialah Misa C-Mayor
op. 86 (1807), serta Missa solemnis op.123 untuk soli, kor, orkes dan organ.
Missa solemnis ini sebenarnya diciptakan Beethoven untuk pangeran Rudolph,
seorang bekas murid Beethoven, yang akan ditahbiskan menjadi uskup agung di
Olmutz pada tahun 1807. Namun ternyata naskahnya tidak selesai pada
waktunya. Akhirnya diselesaikan pada tahun 1819 – 1823 dengan sinfoni IX.
Untuk pertama kali dipentaskan tahun 1824 di St. Petersburg. Pada tahun yang
sama di Wina terjadi pentas perdana dari sinfoni IX. Dalam misa solemnis
Beethoven berusaha berpangkal dari isi teks dan diungkapkan secara baru dan
pribadi. Dipertahankan tradisi seperti fuga kor pada akhir Gloria dan Credo,
namun sekaligus panjangnya maupun musiknya luar biasa sehingga kurang cocok
untuk dipentaskan waktu ibadat. Unsur musik programa hadir dalam Agnus Dei
(Anak domba Allah).
2. GEREJA PROTESTAN
Johann Sebastian Bach memang merupakan suatu puncak dalam sejarah musik gereja
Protestan. Maka sampai saat ini ada yang berpendapat bahwa komposisi rohani dalam
gereja Protestan selama paruh kedua abad 18 merosot dari ketinggian jaman Bach.
Namun kalau apa yang berkembang sesudah bach diukur dengan karya Bach, maka tidak
dapat dimengerti sebagai nilai sendiri. Musik ibadat itu berhubungan erat dengan
pembaharuan liturgy yang bertujuan untuk menciptakan gereja dan ibadat yang lebih
sesuai dengan kebutuhan manusia. Maka musik mendapat fungsi sebagai sarana saj,
bukan lagi bagian dari liturgi sendiri.
Sejak pertengahan abad 18 muncullah koleksi nyanyian dengan iringan piano, atau
juga susunan 4 suara untuk koral. Sesudah jaman Barok, Kantata masih dipakai, namun
syairnya menjadi dangkal, sesuai dengan tuntutan rasionalisme/pencerahan.
Musik organ dalam gereja Protestan mengalami nasib yang sama seperti dalam gereja
Katolik. Di satu pihak terdapat karya organ besar sebagai musik pentas dan seni di luar
ibada, sedangkan musik organ dalam ibadat agak mundur.
6
10. D. MUSIK ORKES
A. Simfonia Pra-Klasik
Musik orkes instrumentalia muncul adalah musik orkes pada paruh
pertama abad 18 yang dipakai dalam gereja, gedung opera, maupun dalam
konser. Di samping orkes profesional, banyak pula orkes amatir maupun
ansambel yang memainkan simfonia, karena musiknya mudah dan jumlah
pemainnya banyak. Komponis yang paling sering dimainkan simfoninya yaitu
Battista Sammartini dan Johann Christian Bach, meski juga banyak komponis
yang lain.
Orkes Mannheim adalah salah satu orkes yang banyak diminati penonton
pada masa ini karena pemainnya bermain secara wajar, penuh semangat dan
spontan sehingga mampu menciptakan suasana meriah dan gembira.
B. Simfoni Klasik
1. Joseph Haydn
Haydn terkenal dengan bentuk musiknya yang paling populer yaitu
Serenade. Dasar dari serenade adalah ‘serena’ yang artinya gembira, dengan
urutan Presto – Menuetto – Adagio – Menuetto – Presto. Namun mulai 1765
Haydn memakai urutan Klasik yaitu Presto – Andante Catabile – Menuetto –
Scherzando.
Musik kontrapung klasik lebih ringan, umumnya didominasi oleh
melodi dalam suara atas sedangkan suara bawah berperan sebagai iringan
saja.
2. Wolfgang A. Mozart
Mozart yang dijuluki ‘anak ajaib’ telah bergulat di dunia musik sejak
kecil. Simfoni ini ia buat sejak ia berada di Wina, hingga ia menuntut ilmu di
Salzburg, Paris dan Italia. Simfoni karya Mozart yang popular salah satunya
adalah
Simfoni
Jupiter
karena
karakternya
yang
begitu
cerah.
Keistimewaannya adalah sintesa dari kontrapung dan gaya klasik, teruatama
bagian Finale sebuah fuga kuintupel.
3. Ludwig van Beethoven
Ciri khas simfoni karya Beethoven adalah tidak hadirnya akor tonika
pada 5 birama pertama, bahkan dimulai dengan introduksi lambar, baru pada
birama 6 mulailah tema sebaliknya yang mempertahankan nada dasar (C)
artinya mendukung tonika –suatu cermin untuk jiwa Beethoven yang
7
11. kemauannya kuat: nada yang sama dipertahankan, dipadatkan dan
ditingkatkan.
Beethoven lebih mengutamakan untuk menyatakan suatu kehendak
yang kuat pada tiap simfoninya, sehingga pendengar tidak tinggal pada rasa
senang-senang saja tetapo diajak mengalami suatu proses.
E. MUSIK PIANO
A. Pra-Klasik
Di era musik piano pra-klasik, ada dua gaya permainan music piano, yaitu:
1. Gaya galan dan virtuos, dimana kemahiran bermain teknik piano adalah
dasarnya. Maka muncullah Bas Alberti yaitu melodi yang ringan (tangan
kanan) diiringi dengan lagu bas tanpa akor (tangan kiri) dengan nada-nada
perdelapan atau perenambelasan
2. Gaya sensitif, melodinya lebih ekspresif dan melibatkan emosi
B. Masa Haydn dan Mozart
Kedua komponis ini mengarang banyak sonata piano. Dimana Haydn lekat
dengan Gaya sensitifnya yang memainkan tangga nada minor dan bentuk yang
lebih bebas sedangkan Mozart terkenal karena suka berimprovisasi. Karena
dipengaruhi oleh musisi pada masa sebelumnya, komposisi sonata piano dari
kedua komponis ini lebih mengutamakan keindahan bermusik dibandingkan
kemahiran lahiriah.
C. Masa Beethoven
Beethoven menyusun improvisasi melalui komposisi fantasi, dalam kandenskadens untuk konser piano, dalam variasi juga sonata. Ia mengarang 32 sonata
serta juga mengarang rondo, tarian, bagatelle dan variasi. Untuk lebih
mempertebal ekspresinya, bahkan Beethoven membuat Pianissimo lebih
terdengar berat, berirama singkop dan secara kasar merusak melodi dan suasa.
Di masa ini muncul juga banyak komponis dan pianis terkenal seperti Ignaz
Pleyel, F. Kuhlau dan Carl Czerny.
F. MUSIK KAMAR
Musik kamar mendapat nama dari tempatnya dipentaskan: bukan di gereja atau
teater, melainkan sebuah ruangan yang tidak terlalu besar. Maka karya musik
instrumental yang dikarang untuk sejumlah pemain solo disebut musik kamar,
8
12. sedangkan disebut musik orkes bila tiap suara/part dimainkan oleh sekelompok
pemain.
A. Biola dan Piano
Tokoh yang menyusun komposisi untuk biola dan piano antara lain:
1. Joseph Haydn, yang juga menyusun sonata untuk duo violin, violin dan
viola, dsb.
2. Wolfgang A. Mozart, yang mengarang 16 sonata untuk biola dan piano,
dimana part piano agak menonjol. Mozart juga menyusun sonata untuk
violin dan viola.
3. Ludwig van Beethoven, yang mengarang 10 sonata untuk biola dan piano
dimana kedua part ini seimbang.
B. Trio Piano
Kebanyakan trio piano ciptaan Mozart baru dikarang di Wina. Umumnya piano
memainkan peranan dominan. Beethoven menambah suatu dimensi baru pada
trio piano: tujuannya bukan lagi sebagai musik hiburan melainkan musik yang
berbobot. Teknik kontrapung dan kromatik adalah sarananya. Beethoven sendiri
mengarang 14 trio piano.
C. Trio dan Kuartet Gesek
Dalam kuartet gesek, keempat pemain mendapat part sendiri-sendiri namun
mereka bersama-sama menciptakan suatu kesatuan harmonis dimana peran
masing-masing ditingkatkan. Ini berlaku untuk bunyi sebuah akor yang tidak
dihasilkan oleh tangan satu orang tetapi sebagai gabungan dari 4 pemain dan
dengan demikian diwarnai dengan pembawaan dari orang.
Dalam trio gesek, pengalamann ini lebih jelas lagi karena permain ketiga pemain
(violin, viola, cello) makin jernih. Namun komposisi untuk trio gesek klasik
hanya sedikit.
D. Musik Tiup
Sejak 1780 para komponis menentukan dengan tegas alat-alat musik yang
diharap akan main part-partnya. Maka ada duo, trio dan kuartet flute misalnya,
karangan Ch. Ph. E. Bach dan Mozart dimana biola 1 diganti dengan flute.
Sedangkan dalam kuintet clarinet, kuartet gesek ditambah dengan sebuah
clarinet.Dalam Septett ciptaan Beethoven kuartet gesek ditambah dengan korno,
clarinet dan fagot’ dalam oktett karangan Schubert masih ditambah kontrabas.
Kuartet tiup ditulis untuk hobo (atau flute), clarinet, fagot dan korno; ditulis oleh
Beethoven.
9
13. DAFTAR PUSTAKA
Carvalho, Virya. 2009. Sejarah Perkembangan Musik Klasik Dunia. Available:
http://viryacarvalho.com/index.php?option=com_content&view=article&id
=100:sejarah-perkembangan-musik-klasik-dunia&catid=4:musik&Itemid=4,
diakses 29 Desember 2013
Prier, Karl-Edmund. 1993. Sejarah Musik Jilid 2. Yogyakarta: Pusat Musik
Liturgi
Santoso, FX Rama Maha Putra. 2011. Sejarah dan Tokoh Musik Klasik Barok
Romantik. Available: http://sejarahmusikklasik.blogspot.com/, diakses 29
Desember 2013
Taher, Dahlan. 2005. Sejarah Musik 1. Yogyakarta: FBS, UNY.
10