Dokumen tersebut membahas pengukuran efektivitas program pelatihan dengan menggunakan model 4 langkah Kirkpatrick. Model tersebut mengukur reaksi peserta, pembelajaran, perubahan perilaku, dan hasil bisnis dari pelaksanaan pelatihan. Dokumen ini juga menjelaskan metode evaluasi yang dapat digunakan pada setiap langkahnya seperti kuesioner, tes, observasi, dan korelasi dengan kinerja bisnis.
Mengukur Dampak Diklat_ Pelatihan MANAGEMENT of TRAINING (MoT)_ ALPEKSI Jakarta
1. Measurement of
Training Impact
By : Kanaidi, SE., M.Si , cSAP Jakarta, 27-28 Mei 2016
kanaidi963@gmail.com .. HP.08122353284
PTPRI
MA YASA E
DUKA
2. Kesimpulan Training:
• Merupakan uraian singkat seluruh kegiatan training,
semua sesi dalam training dan telah diolah
bersama sedemikian rupa, kemungkinan-
kemungkinan follow up serta harapan-harapan
peserta.
Evaluasi
• Merupakan metode pengumpulan data dan
bahan yang akan dianalisis dan disimpulkan guna
melihat segala sesuatu yang terjadi dalam training
dan pengaruhnya bagi peserta
3.
4. • Setelah program pelatihan dilaksanakan,
maka program ini perlu dievaluasi untuk
mengetahui sampai sejauh mana tujuannya
telah dicapai.
• Untuk itu manajemen harus mengevaluasi
kegiatan program pelatihan secara
sistematis, dengan tolak ukur yang
mencakup reaksi, pembelajaran, perilaku
dan hasil.
Mengukur Efektivitas Program
Pelatihan/Training
5. Mengukur Efektivitas Program
Pelatihan/Training . . . .
• Banyak juga organisasi/instansi/perusahaan
yang mengalokasikan sedemikian banyak
dana untuk urusan training para
karyawannya.
• Sayangnya, tidak banyak perusahaan yang
secara serius melakukan analisa
mengenai efektivitas kegiatan training para
karyawannya. Apakah training mereka
selama ini sudah efektif? Apa ukuran efektif
itu? Dan bagaimana melakukan
pengukurannya?
6.
7. 4 Level Pengukuran Efektivitas
Program Diklat
Level Pertama (Participant Reaction)
• mengevaluasi efektivitas training dengan cara
menanyakan kepuasan dari para peserta
mengenai berbagai aspek pelatihan, misalnya
kepuasan peserta terhadap mutu materi,
kualitas instruktur ataupun mutu tempat
akomodasi pelatihan.
• Jadi dalam level ini yang jadi fokus pengukuran
adalah kepuasan peserta pelatihan.
(Dave Kirkpatrick)
8.
9.
10.
11.
12.
13. Level Kedua :
Aspek Pembelajaran (Learning) para peserta
• yakni apakah pengetahuan para peserta
menjadi kian bertambah setelah mengikuti
kegiatan training.
• Evaluasi level kedua ini umumnya dilakukan
dengan cara memberikan pre dan post-test
untuk menguji daya serap para peserta
mengenai beragam materi yang telah
diajarkan dalam proses pelatihan.
• Apakah setelah diberikan materi pelatihan,
pengetahuan para peserta mengenai topik
yang diajarkan menjadi makin bertambah.
14.
15.
16.
17.
18. • Mengukur dampak pelatihan terhadap perubahan
perilaku dan kinerja karyawan
• Level evaluasi ketiga ini bersifat lebih vital karena ia
mengukur apakah materi pelatihan yang diajarkan
telah diaplikasikan oleh para peserta dalam pekerjaan
sehari-harinya.
• Jadi disini, dilihat apakah materi training memang
benar-benar dipraktekkan untuk merubah perilaku para
peserta menuju perilaku unggul yang diharapkan
(Behavior Application).
• Pengukuran level ini biasanya dilakukan enam bulan
hingga satu tahun setelah proses pelatihan; dan
difokuskan untuk melihat sejauh materi training
memberikan dampak positif bagi perubahan perilaku
dan peningkatan kinerja para peserta pelatihan.
Level Ketiga (Behavior Application ):
19.
20.
21.
22.
23. • Mengukur apakah kegiatan training yang telah
dilakukan dapat memberikan dampak positif
bagi kinerja organisasi/instansi/perusahaan atau
unit bisnis dimana para peserta bekerja.
• Secara spesifik, fokus dari pengukuran pada level
ini adalah melihat sejauh mana kontribusi
kegiatan pelatihan terhadap kinerja bisnis.
• Misal, apakah setelah dilakukan training
mengenai selling skills, terdapat peningkatan
volume penjualan atau tidak. Atau juga setelah
dilakukan training mengenai Quality
Management, apakah terdapat penurunan yang
signifikan terhadap jumlah produk cacat atau
tidak.
Level Keempat (Business Impact):
24.
25.
26.
27.
28.
29.
30. • Mengukur dampak training terhadap kinerja
organisasi/instansi/perusahaan dalam bentuk
dirupiahkan.
• Misal : dampak peningkatan penjualan akibat adanya
program training selling skills. Besarnya peningkatan
penjualan diukur dalam satuan moneter (rupiah). Dan
kemudian dihitung pula semua biaya yang dibutuhkan
untuk melakukan training selling skills itu (baik biaya
pembuatan modul, biaya sewa tempat, biaya material
lainnya, biaya makan/akomodasi, dan juga biaya
pegawai training, dll).
• Biaya-biaya ini kemudian dibandingkan dengan
keuntungan moneter yang dihasilkan oleh training (misal
dalam kasus ini adalah adanya peningkatan penjualan
produk).
• Dari perbandingan biaya dan keuntungan ini, dapat
diukur ROI dari sebuah kegiatan training.
Level Kelima (ROI of training):
31.
32.
33. MODEL 4 LANGKAH
KIRKPATRICK
ConflictZen.com
Level 1 - REAKSI
Bagaimana reaksi peserta?
Level 2 - PEMBELAJARAN
Apakah peserta mau mengembangkan ?
Level 3 PERILAKU
Knowledge Skill Attitudenya bagaimana?
Level 4 – HASIL
Apakah membuahkan hasil?
Type Form
Summative
Correlation of business
results with other
assessment results
Summative
Observation of
Performance
360° Survey
Diagnostic
Summative
Self-assessment
Test
Reaction
Formative
Survey
Real-time Polling
Quizzing
34. MODEL 4 LANGKAH
KIRKPATRICK
ConflictZen.com
Improve
Learning Environment
Improve
Knowledge/Skill transfer
Check
Performance Environment
Check Systems and Processes
Level 1 - REAKSI
Bagaimana reaksi peserta?
Level 2 - PEMBELAJARAN
Apakah peserta mau mengembangkan ?
Level 3 PERILAKU
Knowledge Skill Attitudenya bagaimana?
Level 4 – HASIL
Apakah membuahkan hasil?
53. GROUPS DICUSSION
Bagaimana menyusun sebuah evaluasi pelatihan yang
kompeten?
Bagaimana sebuah evaluasi training dikembangkan
berdasarkan pemahaman Anda?