SlideShare a Scribd company logo
1 of 13
Download to read offline
Pulau Komodo, Manggarai Barat, NTT
Seoul, 23rd of March 2014
Tinjauan Umum Modul 2
Secara umum, Modul 2 akan membahas mengenai penentuan jumlah persediaan yang sebaik-baiknya,
jangan terlalu banyak dan jangan terlalu sedikit.
Modul 2 terdiri dari dua kegiatan belajar:
• Kegiatan Belajar 1 – Model Persediaan yang Sederhana;
• Kegiatan Belajar 2 – Beberapa Macam Model Persediaan yang Lain.
Setelah mempelajari Modul 2, diharapkan mampu menjelaskan cara-cara menghemat biaya dengan jalan
mengatur persediaan.
Secara khusus, setelah mempelajari Modul 2, diharapkan mampu menentukan:
• Jumlah persediaan barang yang bisa menghemat biaya;
• Saat pemesanan barang yang tepat;
• Besar biaya yang dianggap perusahaan yang berhubungan dengan keputusan pembelian barang.
2
Model Paling Sederhana
Model ini berlaku untuk menentukan jumlah pembelian barang, bahan baku atau bahan pemban-tu yang pe
nggunaannya secara teratur. Dalam model ini belum memasukkan kemungkinan keterlambatan
pengiriman barang.
Asumsi:
1. Kebutuhan barang sepanjang tahun relatif stabil dan bisa diperkirakan;
2. Biaya yang berhubungan dengan pemeliharaan barang yang disimpan tergantung pada banyaknya
barang yang disimpan;
3. Besar biaya pemesanan barang untuk setiap kali pesan sama;
4. Barang yang disimpan tidak mudah rusak;
5. Barang selalu tersedia di pasar, dalam jumlah berapa pun kebutuhan barang akan selalu bisa terbeli;
6. Harga barang relatif stabil.
3
Model Paling Sederhana
4
Terminologi
R : Kebutuhan barang selama satu tahun.
Q : Jumlah setiap kali pemesanan.
R/Q : Frekuensi pemesanan.
Q/R : Jangka waktu pemesanan.
Cs : Cost of set-up (biaya set-up) atau biaya sekali pesan,
merupakan biaya yang dikeluarkan setiap kali memesan
barang. Besarnya selalu sama (tidak terpengaruh oleh
jumlah barang yang dipesan). Contoh: biaya pengiriman
surat pesanan, ongkos teleks, interlokal, pengiriman
petugas pembelian, dsb.
Ci : Cost of inventory (biaya pemeliharaan barang), adalah
biaya yang dikeluarkan ketika melakukan penyimpanan
barang. Besarnya tergantung pada banyaknya barang
yang disimpan serta lamanya waktu penyimpanan.
Contoh: biaya asuransi, sewa gedung yang didasarkan
pada volume atau berat dan lama penyimpanan,
depresiasi barang (apabila persentase susutnya
tergantung pada lamanya penyimpanan).
Biaya pemesanan setahun = Biaya sekali pesan × frekuensi pemesanan
= Cs × R/Q
Biaya pemeliharaan setahun = Biaya pemeliharaan per unit × frekuensi pemesanan × “luas segitiga”
= Ci × R/Q × (½.Q.Q/R)
= ½.Q.Ci
Model Paling Sederhana
Hubungan antara biaya set-up, biaya pemeliharaan barang, dan total biaya
5
Total Biaya se tahun = (R/Q).Cs + (Q/2).Ci
Jumlah Pembelian yang ekonomis (Q*)
Jangka waktu setiap siklus pembelian (t*)
Ci
RCs
Q
2
*
RCi
Cs
R
Q
t
2*
*
Contoh:
Seorang pedagang selama satu tahun harus
memenuhi permintaan sebanyak 24.000 kg.
Permintaan sepanjang tahun diasumsikan sama.
Biaya setiap kali pesan sebesar Rp 3.500.
Biaya penyimpanan setiap kg barang Rp 10
171.0
000.24
78,098.4*
*
78,098.4
10
35002400022
*
R
Q
t
Ci
RCs
Q
Model dengan Keterlamba
tanDalam model ini dimungkinkan keterlambatan penyediaan barang, tetapi keterlambatan ini me-
merlukan tambahan biaya. Jadi, perusahaan selain menanggung biaya set-up, pemeliharaan barang, juga
menanggung biaya keterlambatan.
Asumsi yang dipakai adalah besar biaya ekstra karena keterlambatan bergantung pada jumlah kekurangan
barang dan jangka waktu keterlambatan.
6
Terminologi
R : Kebutuhan barang selama satu tahun.
Q : Jumlah setiap kali pemesanan.
R/Q : Frekuensi pemesanan.
Q/R : Jangka waktu pemesanan.
Cs : Cost of set-up (biaya set-up).
Ci : Cost of inventory (biaya pemeliharaan barang).
Ct : Cost of lateness (biaya keterlambatan).
Cs setahun = Biaya sekali pesan × frekuensi pemesanan
= Cs × R/Q
Ci setahun = Biaya pemeliharaan per unit × frekuensi
pemesanan × “luas segitiga”
= Ci × R/Q × (½.S.S/R)
= S2.Ci/2Q
Ct setahun = Biaya keterlambatan per unit/jangka waktu
× frekuensi pemesanan × “luas segitiga”
= Ct × R/Q × ½.(Q-S)/R.(Q-S)
= Ct.(Q-S)2/2Q
Model dengan
KeterlambatanHubungan antara biaya set-up, biaya pemeliharaan barang, biaya keterlambatan, dan total biaya.
7
Total Biaya se tahun = (R/Q).Cs + S2.Ci/2Q + Ct.(Q-S)2/2Q
Jumlah Pembelian yang ekonomis (Q*)
Jumlah Pembelian yang dimasukkan dalam inventory yang
ekonomis (S*)
Jangka waktu setiap siklus pembelian (t*)
Ct
CiCt
Ci
RCs
Q
2
*
R
Q
t
*
*
Contoh:
Seorang pedagang selama satu tahun harus
memenuhi permintaan sebanyak 1.000 buah.
Biaya setiap kali pesan sebesar Rp 100.
Biaya penyimpanan barang sebesar 20% dari
harga barang yang senilai Rp 20.
Kalau terjadi keterlambatan konsumen masih
mau membeli, tetapi perusahaan menanggung
biaya ekstra sebesar Rp 3,65 setiap barang
setiap tahun.
Biaya total yang optimal:
324,0
1000
7198.323*
*
5,154
465.3
65.3
4
100100022
*
7,323
65.3
465.3
4
100100022
*
R
Q
t
CiCt
Ct
Ci
RCs
S
Ct
CiCt
Ci
RCs
Q
CiCt
Ct
Ci
RCs
S
2
*
82,617
3242
15532465.3
3242
4155
100
324
1000
*
*2
*
*2
*
*
*
22
22
Cost
Q
SQCt
Q
CiS
Cs
Q
R
Cost
Model dengan Potongan H
argaDalam model ini berlaku potongan harga beli apabila membeli dalam jumlah tertentu. Oleh karena itu ada
dua harga beli: P1 kalau tidak ada potongan dan P2 kalau ada potongan. Misal potongan harga didapatkan
kalau membeli barang sejumlah b. Apabila kita membeli barang kurang dari b, maka harga belinya adalah
P1, dan bila membeli barang lebih dari b, maka harga belinya adalah P2.
8
Total Biaya se tahun tanpa potongan harga = RP1 + (R/Q).Cs + (Q/2).Ci
Total Biaya se tahun dengan potongan harga = RP2 + (R/Q).Cs + (Q/2).Ci
Model dengan Potongan H
arga
9
Contoh 1:
Perusahaan roti memerlukan 2.400 kuintal gandum. Kalau jumlah
pembelian kurang dari 500 kuintal, maka harga beli gandum Rp
20.000 per kuintal. Namun apabila pembelian lebih atau sama
dengan 500 kuintal, maka harga beli gandum Rp 18.500. Biaya
penyimpanan sebesar Rp 400 per kuintal dan biaya setiap kali
pesan sebesar Rp 35.000.
Karena Qmin ≥ b, maka Q* = Qmin.
074,648
400
35000240022
min
Ci
RCs
Q
Contoh 2:
Perusahaan roti memerlukan 2.400 kuintal gandum. Kalau jumlah
pembelian kurang dari 500 kuintal, maka harga beli gandum Rp
20.000 per kuintal. Namun apabila pembelian lebih atau sama
dengan 500 kuintal, maka harga beli gandum Rp 18.500. Biaya
penyimpanan sebesar Rp 400 per kuintal dan biaya setiap kali
pesan sebesar Rp 10.000.
Karena Qmin < b, maka harus harus dilakukan perbandingan:
Total biaya dengan Qmin:
= RP1 + (R/Qmin).Cs + (Qmin/2).Ci
= 2.400(20.000) + (2.400/346.41)×10.000 + (346.41/2)×400
= Rp 48.138.564.06
Total biaya dengan b:
= RP2 + (R/b).Cs + (b/2).Ci
= 2.400(18.500) + (2.400/500)×10.000 + (500/2)×400
= Rp 44.548.000,00
Karena total biaya dengan b lebih murah dari Qmin, maka Q*
adalah pembelian dengan b (500 kuintal)
41,346
400
10000240022
min
Ci
RCs
Q
Contoh 3:
Perusahaan roti memerlukan 2.400 kuintal gandum. Kalau jumlah
pembelian kurang dari 500 kuintal, maka harga beli gandum Rp
20.000 per kuintal. Namun apabila pembelian lebih atau sama
dengan 500 kuintal, maka harga beli gandum Rp 18.500. Biaya
penyimpanan sebesar Rp 600 per kuintal dan biaya setiap kali
pesan sebesar Rp 5.000.
Karena Qmin < b, maka harus harus dilakukan perbandingan:
Total biaya dengan Qmin:
= RP1 + (R/Qmin).Cs + (Qmin/2).Ci
= 2.400(20.000) + (2.400/200)×5.000 + (200/2)×600
= Rp 48.120.000
Karena total biaya dengan Qmin lebih murah dari b, maka Q*
adalah pembelian dengan Qmin (200 kuintal)
200
600
5000240022
min
Ci
RCs
Q
Total biaya dengan b:
= RP2 + (R/b).Cs + (b/2).Ci
= 2.400(18.500) + (2.400/500)×5.000 + (500/2)×600
= Rp 48.174.000,00
Model dengan Produksi Se
ndiriDalam model ini, barang tidak dibeli tetapi diproduksi sendiri. Dalam memproduksi barang, tentu saja
tidak bisa sekaligus dalam jumlah yang banyak, bergantung pada produktivitas atau kapasitas produksinya.
10
Terminologi
R : Kebutuhan barang selama satu tahun.
Pr : Tingkat produksi setiap tahun.
Q : Jumlah produk (inventory).
t1 : Waktu sampai produk mencapai
kapasitas maksimal (tanpa konsumsi)
t2 : Waktu sampai produk habis (tanpa
produksi)
Cs : Cost of set-up (biaya set-up).
Ci : Cost of inventory (biaya pemeliharaan
barang).
Produksi tanpa konsumsi Konsumsi tanpa produksi
Ingat!
Slope = Tangen = Sisi depan/Sisi Samping
Produksi tanpa konsumsi
Pr = Q/t1
Konsumsi tanpa produksi
R = Q/t2Apabila dalam memproduksi barang juga disertai dengan konsumsi,
maka (dengan asumsi tingkat produksi lebih besar dari pada tingkat
konsumsi), maka sisa produk akan masuk ke persediaan dengan jumlah
persediaan selalu bertambah dengan slope (Pr – R).
Maka jumlah persediaan maksimal (Max) dapat dicari dengan:
Slope = Max / Waktu (t1)
(Pr – R) = Max / (Q/Pr)
Max = Q/Pr × (Pr – R)
Model dengan Produksi
Sendiri
11
Pr
Pr
*2
R
R
Qt
Cs setahun = Biaya sekali pesan × frekuensi pemesanan
= Cs × R/Q
Ci setahun = Biaya pemeliharaan per unit × frekuensi
pemesanan × “luas segitiga”
= Q/2 × Ci × (Pr – R)/Pr
Terminologi
R : Kebutuhan barang selama satu tahun.
Q : Jumlah setiap kali pemesanan.
R/Q : Frekuensi pemesanan.
Q/R : Jangka waktu pemesanan.
Cs : Cost of set-up (biaya set-up).
Ci : Cost of inventory (biaya pemeliharaan barang).
Ct : Cost of lateness (biaya keterlambatan).
Total Biaya se tahun:
{(R/Q).Cs} + {Q/2 × Ci × (Pr – R)/Pr}
Jumlah Pembelian yang ekonomis (Q*)
Jangka waktu setiap siklus pembelian (t*)
RCi
RCs
Q
Pr
Pr2
*
R
Q
t
*
*
Pr
*
1
Q
t
Model dengan Produksi
Sendiri
12
Contoh:
Suatu perusahaan memerlukan onderdil untuk membuat suatu produk sebanyak 100.000 buah setiap tahun. Onderdil tersebut
diproduksi sendiri dengan tingkat produktivitas sebanyak 200.000 buah selama 1 tahun (asumsi produksi terus). Setiap memulai
berproduksi memerlukan biaya sebesar Rp 5.000. Biaya pembuatan onderdil setiap buah sebesar Rp 10 dan biaya pemeliharaan
sebesar 20% dari nilai persediaan.
Jumlah pemesanan yang optimal:
Jangka waktu yang optimal setiap produksi pemesanan onderdil:
Jangka waktu yang optimal setiapsiklus pesanan (jangka waktu antara suatu produksi dengan produksi berikutnya):
Jumlah biaya yang optimal:
78,622.31
000.100000.200
000.200
2
000.5000.1002
Pr
Pr2
*
RCi
RCs
Q
78,623.312
000.200
000.100000.200
2
78,622.31
000.5
78,622.31
000.100
*
Pr
Pr
2
*
*
*
Cost
C
RQ
Cs
Q
R
Cost i
015811,0
000.200
78.31622
Pr
*
*
Q
t
31623,0
000.100
78.31622*
*
R
Q
t
Pulau Komodo, Manggarai Barat, NTT
Terima Kasih
감사합니다
Sampai Bertemu Lagi di Pertemuan Selanjutnya
Seoul, 23rd of March 2014

More Related Content

What's hot

Biaya produksi
Biaya produksiBiaya produksi
Biaya produksiAhmad Rudi
 
Bab 6 memaksimumkan laba
Bab 6 memaksimumkan labaBab 6 memaksimumkan laba
Bab 6 memaksimumkan labaBayu Bayu
 
Diskriminasi harga monopoli
Diskriminasi harga monopoliDiskriminasi harga monopoli
Diskriminasi harga monopoliDavy Hendri
 
materi ekonomi Elastisitas
materi ekonomi Elastisitasmateri ekonomi Elastisitas
materi ekonomi ElastisitasDek Pande
 
Teori Permainan dan Perilaku Oligopolistik
Teori Permainan dan Perilaku OligopolistikTeori Permainan dan Perilaku Oligopolistik
Teori Permainan dan Perilaku OligopolistikMajid Abdullah
 
Persentasi Keseimbangan Pasar.ppt
Persentasi Keseimbangan Pasar.pptPersentasi Keseimbangan Pasar.ppt
Persentasi Keseimbangan Pasar.pptWulan Ari Kristanti
 
Pengantar ekonomi PERUSAHAAN MONOPOLISTIK
Pengantar ekonomi PERUSAHAAN MONOPOLISTIKPengantar ekonomi PERUSAHAAN MONOPOLISTIK
Pengantar ekonomi PERUSAHAAN MONOPOLISTIKstephaniejessey
 
Penerapan fungsi linier
Penerapan fungsi linierPenerapan fungsi linier
Penerapan fungsi linierloloping
 
Teori pilihan konsumen
Teori pilihan konsumenTeori pilihan konsumen
Teori pilihan konsumenyunisarosa
 
Permintaan dan penawaran agregat
Permintaan dan penawaran agregatPermintaan dan penawaran agregat
Permintaan dan penawaran agregatHaidar Bashofi
 
Pasar persaingan sempurna
Pasar persaingan sempurnaPasar persaingan sempurna
Pasar persaingan sempurnaCikoyen
 
Perencanaan kapasitas lengkap
Perencanaan kapasitas lengkapPerencanaan kapasitas lengkap
Perencanaan kapasitas lengkapYesica Adicondro
 
Konsumsi dan Pengeluaran Konsumen
Konsumsi dan Pengeluaran KonsumenKonsumsi dan Pengeluaran Konsumen
Konsumsi dan Pengeluaran KonsumenTrisnadi Wijaya
 
Permintaan terhadap faktor faktor produksi
Permintaan terhadap faktor faktor produksiPermintaan terhadap faktor faktor produksi
Permintaan terhadap faktor faktor produksiAmeerican Ahmedas
 
Konsumen, Produsen, dan Efisiensi Pasar - PENGANTAR EKONOMI MIKRO
Konsumen, Produsen, dan Efisiensi Pasar - PENGANTAR EKONOMI MIKROKonsumen, Produsen, dan Efisiensi Pasar - PENGANTAR EKONOMI MIKRO
Konsumen, Produsen, dan Efisiensi Pasar - PENGANTAR EKONOMI MIKROFalanni Firyal Fawwaz
 

What's hot (20)

Biaya produksi
Biaya produksiBiaya produksi
Biaya produksi
 
oligopoli lanjutan
oligopoli lanjutanoligopoli lanjutan
oligopoli lanjutan
 
Analisis keseimbangan pasar barang dan pasar uang
Analisis keseimbangan pasar barang dan pasar uangAnalisis keseimbangan pasar barang dan pasar uang
Analisis keseimbangan pasar barang dan pasar uang
 
Bab 6 memaksimumkan laba
Bab 6 memaksimumkan labaBab 6 memaksimumkan laba
Bab 6 memaksimumkan laba
 
Diskriminasi harga monopoli
Diskriminasi harga monopoliDiskriminasi harga monopoli
Diskriminasi harga monopoli
 
surplus produsen dan konsumen
surplus produsen dan konsumensurplus produsen dan konsumen
surplus produsen dan konsumen
 
materi ekonomi Elastisitas
materi ekonomi Elastisitasmateri ekonomi Elastisitas
materi ekonomi Elastisitas
 
Teori Permainan dan Perilaku Oligopolistik
Teori Permainan dan Perilaku OligopolistikTeori Permainan dan Perilaku Oligopolistik
Teori Permainan dan Perilaku Oligopolistik
 
Persentasi Keseimbangan Pasar.ppt
Persentasi Keseimbangan Pasar.pptPersentasi Keseimbangan Pasar.ppt
Persentasi Keseimbangan Pasar.ppt
 
Pengantar ekonomi PERUSAHAAN MONOPOLISTIK
Pengantar ekonomi PERUSAHAAN MONOPOLISTIKPengantar ekonomi PERUSAHAAN MONOPOLISTIK
Pengantar ekonomi PERUSAHAAN MONOPOLISTIK
 
Penerapan fungsi linier
Penerapan fungsi linierPenerapan fungsi linier
Penerapan fungsi linier
 
Teori pilihan konsumen
Teori pilihan konsumenTeori pilihan konsumen
Teori pilihan konsumen
 
EKMA4413 - Riset Operasi - Modul 3
EKMA4413 - Riset Operasi - Modul 3EKMA4413 - Riset Operasi - Modul 3
EKMA4413 - Riset Operasi - Modul 3
 
Permintaan dan penawaran agregat
Permintaan dan penawaran agregatPermintaan dan penawaran agregat
Permintaan dan penawaran agregat
 
Pasar persaingan sempurna
Pasar persaingan sempurnaPasar persaingan sempurna
Pasar persaingan sempurna
 
Perencanaan kapasitas lengkap
Perencanaan kapasitas lengkapPerencanaan kapasitas lengkap
Perencanaan kapasitas lengkap
 
Konsumsi dan Pengeluaran Konsumen
Konsumsi dan Pengeluaran KonsumenKonsumsi dan Pengeluaran Konsumen
Konsumsi dan Pengeluaran Konsumen
 
Permintaan terhadap faktor faktor produksi
Permintaan terhadap faktor faktor produksiPermintaan terhadap faktor faktor produksi
Permintaan terhadap faktor faktor produksi
 
Konsumen, Produsen, dan Efisiensi Pasar - PENGANTAR EKONOMI MIKRO
Konsumen, Produsen, dan Efisiensi Pasar - PENGANTAR EKONOMI MIKROKonsumen, Produsen, dan Efisiensi Pasar - PENGANTAR EKONOMI MIKRO
Konsumen, Produsen, dan Efisiensi Pasar - PENGANTAR EKONOMI MIKRO
 
Kelompok 5 (pendekatan ordinal)
Kelompok 5 (pendekatan ordinal)Kelompok 5 (pendekatan ordinal)
Kelompok 5 (pendekatan ordinal)
 

Viewers also liked

BMP EKMA4413 Riset Operasi
BMP EKMA4413 Riset OperasiBMP EKMA4413 Riset Operasi
BMP EKMA4413 Riset OperasiMang Engkus
 
Tugas Mandiri Riset Operasi
Tugas Mandiri Riset OperasiTugas Mandiri Riset Operasi
Tugas Mandiri Riset OperasiPrincess Nisa
 
Teknik riset operasi pertemuan 6
Teknik riset operasi pertemuan 6Teknik riset operasi pertemuan 6
Teknik riset operasi pertemuan 6Afrina Ramadhani
 
Teknik riset operasi pertemuan 7
Teknik riset operasi pertemuan 7Teknik riset operasi pertemuan 7
Teknik riset operasi pertemuan 7Afrina Ramadhani
 
ITP UNS SEMESTER 2 Teori permainan ro
ITP UNS SEMESTER 2 Teori permainan roITP UNS SEMESTER 2 Teori permainan ro
ITP UNS SEMESTER 2 Teori permainan roFransiska Puteri
 
Riset Operasi - Teori Permainan
Riset Operasi - Teori PermainanRiset Operasi - Teori Permainan
Riset Operasi - Teori Permainanmieftahulduila
 
Gomory's cutting plane method
Gomory's cutting plane methodGomory's cutting plane method
Gomory's cutting plane methodRajesh Piryani
 
Integer programming
Integer programmingInteger programming
Integer programmingChan Rizky
 
ITP UNS SEMESTER 2 Integer programming
ITP UNS SEMESTER 2 Integer programmingITP UNS SEMESTER 2 Integer programming
ITP UNS SEMESTER 2 Integer programmingFransiska Puteri
 
Integer Programming, Gomory
Integer Programming, GomoryInteger Programming, Gomory
Integer Programming, GomoryAVINASH JURIANI
 
Contoh soal Metode Simpleks
Contoh soal Metode SimpleksContoh soal Metode Simpleks
Contoh soal Metode SimpleksReza Mahendra
 
ANALISA SISTEM ANTRIAN PADA PELAYANAN PENGISIAN BBM DI SPBU PERTAMINA
ANALISA SISTEM ANTRIAN PADA PELAYANAN PENGISIAN BBM DI SPBU PERTAMINAANALISA SISTEM ANTRIAN PADA PELAYANAN PENGISIAN BBM DI SPBU PERTAMINA
ANALISA SISTEM ANTRIAN PADA PELAYANAN PENGISIAN BBM DI SPBU PERTAMINAPerguruan Tinggi Raharja
 

Viewers also liked (20)

EKMA4413 - Riset Operasi - Modul 6
EKMA4413 - Riset Operasi - Modul 6EKMA4413 - Riset Operasi - Modul 6
EKMA4413 - Riset Operasi - Modul 6
 
EKMA4413 - Riset Operasi - Modul 1
EKMA4413 - Riset Operasi - Modul 1EKMA4413 - Riset Operasi - Modul 1
EKMA4413 - Riset Operasi - Modul 1
 
EKMA4413 - Riset Operasi - Modul 7
EKMA4413 - Riset Operasi - Modul 7EKMA4413 - Riset Operasi - Modul 7
EKMA4413 - Riset Operasi - Modul 7
 
EKMA4413 - Riset Operasi - Modul 9
EKMA4413 - Riset Operasi - Modul 9EKMA4413 - Riset Operasi - Modul 9
EKMA4413 - Riset Operasi - Modul 9
 
EKMA4413 - Riset Operasi - Modul 4
EKMA4413 - Riset Operasi - Modul 4EKMA4413 - Riset Operasi - Modul 4
EKMA4413 - Riset Operasi - Modul 4
 
EKMA4413 - Riset Operasi - Modul 8
EKMA4413 - Riset Operasi - Modul 8EKMA4413 - Riset Operasi - Modul 8
EKMA4413 - Riset Operasi - Modul 8
 
EKMA4413 - Riset Operasi - Modul 5
EKMA4413 - Riset Operasi - Modul 5EKMA4413 - Riset Operasi - Modul 5
EKMA4413 - Riset Operasi - Modul 5
 
BMP EKMA4413 Riset Operasi
BMP EKMA4413 Riset OperasiBMP EKMA4413 Riset Operasi
BMP EKMA4413 Riset Operasi
 
Bab 9-cpm-pert
Bab 9-cpm-pertBab 9-cpm-pert
Bab 9-cpm-pert
 
Tugas Mandiri Riset Operasi
Tugas Mandiri Riset OperasiTugas Mandiri Riset Operasi
Tugas Mandiri Riset Operasi
 
Teknik riset operasi pertemuan 6
Teknik riset operasi pertemuan 6Teknik riset operasi pertemuan 6
Teknik riset operasi pertemuan 6
 
Teknik riset operasi pertemuan 7
Teknik riset operasi pertemuan 7Teknik riset operasi pertemuan 7
Teknik riset operasi pertemuan 7
 
ITP UNS SEMESTER 2 Teori permainan ro
ITP UNS SEMESTER 2 Teori permainan roITP UNS SEMESTER 2 Teori permainan ro
ITP UNS SEMESTER 2 Teori permainan ro
 
Riset Operasi - Teori Permainan
Riset Operasi - Teori PermainanRiset Operasi - Teori Permainan
Riset Operasi - Teori Permainan
 
Gomory's cutting plane method
Gomory's cutting plane methodGomory's cutting plane method
Gomory's cutting plane method
 
Integer programming
Integer programmingInteger programming
Integer programming
 
ITP UNS SEMESTER 2 Integer programming
ITP UNS SEMESTER 2 Integer programmingITP UNS SEMESTER 2 Integer programming
ITP UNS SEMESTER 2 Integer programming
 
Integer Programming, Gomory
Integer Programming, GomoryInteger Programming, Gomory
Integer Programming, Gomory
 
Contoh soal Metode Simpleks
Contoh soal Metode SimpleksContoh soal Metode Simpleks
Contoh soal Metode Simpleks
 
ANALISA SISTEM ANTRIAN PADA PELAYANAN PENGISIAN BBM DI SPBU PERTAMINA
ANALISA SISTEM ANTRIAN PADA PELAYANAN PENGISIAN BBM DI SPBU PERTAMINAANALISA SISTEM ANTRIAN PADA PELAYANAN PENGISIAN BBM DI SPBU PERTAMINA
ANALISA SISTEM ANTRIAN PADA PELAYANAN PENGISIAN BBM DI SPBU PERTAMINA
 

Similar to EKMA4413 - Riset Operasi - Modul 2

Operation Research_Model Pengendalian Persediaan new.pptx
Operation Research_Model Pengendalian Persediaan new.pptxOperation Research_Model Pengendalian Persediaan new.pptx
Operation Research_Model Pengendalian Persediaan new.pptxEdizonJambormias2
 
Mengelola persediaan pada supply chain
Mengelola persediaan pada supply chainMengelola persediaan pada supply chain
Mengelola persediaan pada supply chainTaufik Arief Widodo
 
Manajemen Keuangan: Persediaan
Manajemen Keuangan: PersediaanManajemen Keuangan: Persediaan
Manajemen Keuangan: PersediaanQuraeni Wardhany
 
Manajemen persediaan buat 1732011
Manajemen persediaan buat 1732011Manajemen persediaan buat 1732011
Manajemen persediaan buat 1732011Dhoi' D
 
Manajemen persediaan
Manajemen persediaanManajemen persediaan
Manajemen persediaanIsmha Mhanyun
 
Manajemen persediaan
Manajemen persediaanManajemen persediaan
Manajemen persediaanIsmha Mhanyun
 
Manajemen persediaan 2
Manajemen persediaan 2Manajemen persediaan 2
Manajemen persediaan 2Ghazy Haq
 
Perencanaan dan Pengendalian Bahan Mentah - PENGANGGARAN
Perencanaan dan Pengendalian Bahan Mentah - PENGANGGARANPerencanaan dan Pengendalian Bahan Mentah - PENGANGGARAN
Perencanaan dan Pengendalian Bahan Mentah - PENGANGGARANFalanni Firyal Fawwaz
 
Metode Persediaan - Awaludin Siking.ppt
Metode Persediaan - Awaludin Siking.pptMetode Persediaan - Awaludin Siking.ppt
Metode Persediaan - Awaludin Siking.pptAwaludin Siking
 
Manajemen persediaan
Manajemen persediaanManajemen persediaan
Manajemen persediaanGhazy Haq
 
08. Konsep Pengendalian Produksi, dan Pengendalian Persediaan
08. Konsep Pengendalian Produksi, dan Pengendalian Persediaan08. Konsep Pengendalian Produksi, dan Pengendalian Persediaan
08. Konsep Pengendalian Produksi, dan Pengendalian PersediaanMercu Buana University
 
Manajemen persediaan
Manajemen persediaanManajemen persediaan
Manajemen persediaanIffa Tabahati
 
Manajemen persediaan
Manajemen persediaanManajemen persediaan
Manajemen persediaanR S
 
Economic order quantity
Economic order quantityEconomic order quantity
Economic order quantityTito Riyanto
 

Similar to EKMA4413 - Riset Operasi - Modul 2 (20)

Operation Research_Model Pengendalian Persediaan new.pptx
Operation Research_Model Pengendalian Persediaan new.pptxOperation Research_Model Pengendalian Persediaan new.pptx
Operation Research_Model Pengendalian Persediaan new.pptx
 
inventory
inventoryinventory
inventory
 
Mengelola persediaan pada supply chain
Mengelola persediaan pada supply chainMengelola persediaan pada supply chain
Mengelola persediaan pada supply chain
 
Manajemen Keuangan: Persediaan
Manajemen Keuangan: PersediaanManajemen Keuangan: Persediaan
Manajemen Keuangan: Persediaan
 
Inventory
InventoryInventory
Inventory
 
MO II Inventory
MO II InventoryMO II Inventory
MO II Inventory
 
Manajemen persediaan buat 1732011
Manajemen persediaan buat 1732011Manajemen persediaan buat 1732011
Manajemen persediaan buat 1732011
 
Manajemen persediaan
Manajemen persediaanManajemen persediaan
Manajemen persediaan
 
Manajemen persediaan
Manajemen persediaanManajemen persediaan
Manajemen persediaan
 
Manajemen persediaan 2
Manajemen persediaan 2Manajemen persediaan 2
Manajemen persediaan 2
 
Pertemuan 9 mana. pers.perm independen
Pertemuan 9 mana. pers.perm independenPertemuan 9 mana. pers.perm independen
Pertemuan 9 mana. pers.perm independen
 
Perencanaan dan Pengendalian Bahan Mentah - PENGANGGARAN
Perencanaan dan Pengendalian Bahan Mentah - PENGANGGARANPerencanaan dan Pengendalian Bahan Mentah - PENGANGGARAN
Perencanaan dan Pengendalian Bahan Mentah - PENGANGGARAN
 
Metode Persediaan - Awaludin Siking.ppt
Metode Persediaan - Awaludin Siking.pptMetode Persediaan - Awaludin Siking.ppt
Metode Persediaan - Awaludin Siking.ppt
 
Manajemen persediaan
Manajemen persediaanManajemen persediaan
Manajemen persediaan
 
9. Lot Sizing.ppt
9. Lot Sizing.ppt9. Lot Sizing.ppt
9. Lot Sizing.ppt
 
08. Konsep Pengendalian Produksi, dan Pengendalian Persediaan
08. Konsep Pengendalian Produksi, dan Pengendalian Persediaan08. Konsep Pengendalian Produksi, dan Pengendalian Persediaan
08. Konsep Pengendalian Produksi, dan Pengendalian Persediaan
 
Manajemen persediaan
Manajemen persediaanManajemen persediaan
Manajemen persediaan
 
MANAJEMEN PERSEDIAAN.ppt
MANAJEMEN PERSEDIAAN.pptMANAJEMEN PERSEDIAAN.ppt
MANAJEMEN PERSEDIAAN.ppt
 
Manajemen persediaan
Manajemen persediaanManajemen persediaan
Manajemen persediaan
 
Economic order quantity
Economic order quantityEconomic order quantity
Economic order quantity
 

More from Diponegoro University

Linear Algebra - Finite Dimensional Vector Spaces
Linear Algebra - Finite Dimensional Vector SpacesLinear Algebra - Finite Dimensional Vector Spaces
Linear Algebra - Finite Dimensional Vector SpacesDiponegoro University
 
Linear Algebra - Determinants and Eigenvalues
Linear Algebra - Determinants and EigenvaluesLinear Algebra - Determinants and Eigenvalues
Linear Algebra - Determinants and EigenvaluesDiponegoro University
 
Linear Algebra - System of Linear Equation
Linear Algebra - System of Linear EquationLinear Algebra - System of Linear Equation
Linear Algebra - System of Linear EquationDiponegoro University
 
Linear Algebra - Vectors and Matrices
Linear Algebra - Vectors and MatricesLinear Algebra - Vectors and Matrices
Linear Algebra - Vectors and MatricesDiponegoro University
 

More from Diponegoro University (20)

Polar Coordinates & Polar Curves
Polar Coordinates & Polar CurvesPolar Coordinates & Polar Curves
Polar Coordinates & Polar Curves
 
Parametric Equations
Parametric EquationsParametric Equations
Parametric Equations
 
Shewhart Charts for Variables
Shewhart Charts for VariablesShewhart Charts for Variables
Shewhart Charts for Variables
 
A Brief Concept of Quality
A Brief Concept of QualityA Brief Concept of Quality
A Brief Concept of Quality
 
Methods and Philosophy of SPC
Methods and Philosophy of SPCMethods and Philosophy of SPC
Methods and Philosophy of SPC
 
Linear Algebra - Finite Dimensional Vector Spaces
Linear Algebra - Finite Dimensional Vector SpacesLinear Algebra - Finite Dimensional Vector Spaces
Linear Algebra - Finite Dimensional Vector Spaces
 
Linear Algebra - Determinants and Eigenvalues
Linear Algebra - Determinants and EigenvaluesLinear Algebra - Determinants and Eigenvalues
Linear Algebra - Determinants and Eigenvalues
 
Linear Algebra - System of Linear Equation
Linear Algebra - System of Linear EquationLinear Algebra - System of Linear Equation
Linear Algebra - System of Linear Equation
 
Linear Algebra - Vectors and Matrices
Linear Algebra - Vectors and MatricesLinear Algebra - Vectors and Matrices
Linear Algebra - Vectors and Matrices
 
EKMA4413 - Riset Operasi - Modul 8
EKMA4413 - Riset Operasi - Modul 8EKMA4413 - Riset Operasi - Modul 8
EKMA4413 - Riset Operasi - Modul 8
 
Apple
AppleApple
Apple
 
EKMA4570 - Penganggaran - Modul 8
EKMA4570 -  Penganggaran - Modul 8EKMA4570 -  Penganggaran - Modul 8
EKMA4570 - Penganggaran - Modul 8
 
EKMA4570 - Penganggaran - Modul 9
EKMA4570 -  Penganggaran - Modul 9EKMA4570 -  Penganggaran - Modul 9
EKMA4570 - Penganggaran - Modul 9
 
EKMA4570 - Penganggaran - Modul 7
EKMA4570 -  Penganggaran - Modul 7EKMA4570 -  Penganggaran - Modul 7
EKMA4570 - Penganggaran - Modul 7
 
EKMA4570 - Penganggaran - Modul 6
EKMA4570 -  Penganggaran - Modul 6EKMA4570 -  Penganggaran - Modul 6
EKMA4570 - Penganggaran - Modul 6
 
EKMA4570 - Penganggaran - Modul 5
EKMA4570 -  Penganggaran - Modul 5EKMA4570 -  Penganggaran - Modul 5
EKMA4570 - Penganggaran - Modul 5
 
EKMA4570 - Penganggaran - Modul 4
EKMA4570 -  Penganggaran - Modul 4EKMA4570 -  Penganggaran - Modul 4
EKMA4570 - Penganggaran - Modul 4
 
EKMA4570 - Penganggaran - Modul 3
EKMA4570 -  Penganggaran - Modul 3EKMA4570 -  Penganggaran - Modul 3
EKMA4570 - Penganggaran - Modul 3
 
EKMA4570 - Penganggaran - Modul 2
EKMA4570 -  Penganggaran - Modul 2EKMA4570 -  Penganggaran - Modul 2
EKMA4570 - Penganggaran - Modul 2
 
EKMA4570 - Penganggaran - Modul 1
EKMA4570 -  Penganggaran - Modul 1EKMA4570 -  Penganggaran - Modul 1
EKMA4570 - Penganggaran - Modul 1
 

Recently uploaded

,.,,.,.,.,.,.,.,.,.,.,.,Swamedikasi.pptx
,.,,.,.,.,.,.,.,.,.,.,.,Swamedikasi.pptx,.,,.,.,.,.,.,.,.,.,.,.,Swamedikasi.pptx
,.,,.,.,.,.,.,.,.,.,.,.,Swamedikasi.pptxfurqanridha
 
materi pondok romadon sekolah dasar dengan materi zakat fitrah
materi pondok romadon sekolah dasar dengan materi zakat fitrahmateri pondok romadon sekolah dasar dengan materi zakat fitrah
materi pondok romadon sekolah dasar dengan materi zakat fitrahkrisdanarahmatullah7
 
MATERI PESANTREN KILAT RAMADHAN AQIDAH ISLAM.pptx
MATERI PESANTREN KILAT RAMADHAN  AQIDAH ISLAM.pptxMATERI PESANTREN KILAT RAMADHAN  AQIDAH ISLAM.pptx
MATERI PESANTREN KILAT RAMADHAN AQIDAH ISLAM.pptxSuarniSuarni5
 
Sasaran dan Pengembangan Sikap Profesional Guru.pptx
Sasaran dan Pengembangan Sikap Profesional Guru.pptxSasaran dan Pengembangan Sikap Profesional Guru.pptx
Sasaran dan Pengembangan Sikap Profesional Guru.pptxFidelaNiam
 
DSKP KSSM Kurikulum Bersepadu Dini LAM Tingkatan 3
DSKP KSSM Kurikulum Bersepadu Dini LAM Tingkatan 3DSKP KSSM Kurikulum Bersepadu Dini LAM Tingkatan 3
DSKP KSSM Kurikulum Bersepadu Dini LAM Tingkatan 3sekolah9304
 
Power point Materi Pembelajaran Kelas 3 TEMA 7 SUB 2 PB 1
Power point Materi Pembelajaran Kelas 3 TEMA 7 SUB 2 PB 1Power point Materi Pembelajaran Kelas 3 TEMA 7 SUB 2 PB 1
Power point Materi Pembelajaran Kelas 3 TEMA 7 SUB 2 PB 1LailaTulangRusukMaha
 
BMMB 1134 KETERAMPILAN BERBAHASA HALANGAN KOMUNIKASI
BMMB 1134 KETERAMPILAN BERBAHASA HALANGAN KOMUNIKASIBMMB 1134 KETERAMPILAN BERBAHASA HALANGAN KOMUNIKASI
BMMB 1134 KETERAMPILAN BERBAHASA HALANGAN KOMUNIKASIsyedharis59
 
keutamaan dan hikmah shaalat fardhu .pdf
keutamaan dan hikmah shaalat fardhu .pdfkeutamaan dan hikmah shaalat fardhu .pdf
keutamaan dan hikmah shaalat fardhu .pdfatsira1
 
MATERI PESANTREN KILAT SD PUASA II .pptx
MATERI PESANTREN KILAT SD PUASA II .pptxMATERI PESANTREN KILAT SD PUASA II .pptx
MATERI PESANTREN KILAT SD PUASA II .pptxSuarniSuarni5
 
PPT GABUNGAN 1 kelas 9 gabungan tabung dengan setengah bola.pptx
PPT GABUNGAN 1 kelas 9 gabungan tabung dengan setengah bola.pptxPPT GABUNGAN 1 kelas 9 gabungan tabung dengan setengah bola.pptx
PPT GABUNGAN 1 kelas 9 gabungan tabung dengan setengah bola.pptxRestiana8
 
Makna, hukum, hikmah dan keutamaan puasa.pdf
Makna, hukum, hikmah dan keutamaan puasa.pdfMakna, hukum, hikmah dan keutamaan puasa.pdf
Makna, hukum, hikmah dan keutamaan puasa.pdfAdindaRizkiThalia
 
Nasab Nabi Muhammad SAW. dari Nabi Ibrahimpptx
Nasab Nabi Muhammad SAW. dari Nabi IbrahimpptxNasab Nabi Muhammad SAW. dari Nabi Ibrahimpptx
Nasab Nabi Muhammad SAW. dari Nabi IbrahimpptxSuGito15
 
2024 - PSAJ PAI SMK Kisi-kisi Utama.docx
2024 - PSAJ PAI SMK Kisi-kisi Utama.docx2024 - PSAJ PAI SMK Kisi-kisi Utama.docx
2024 - PSAJ PAI SMK Kisi-kisi Utama.docxaljabarkoho
 
UTS CT (ppg prajabatan gelombang 1 tahun 2023).pptx
UTS CT (ppg prajabatan gelombang 1 tahun 2023).pptxUTS CT (ppg prajabatan gelombang 1 tahun 2023).pptx
UTS CT (ppg prajabatan gelombang 1 tahun 2023).pptxYusufAmirudin3
 
Paket Substansi_Pengelolaan Kinerja Guru dan KS [19 Dec].pptx
Paket Substansi_Pengelolaan Kinerja Guru dan KS [19 Dec].pptxPaket Substansi_Pengelolaan Kinerja Guru dan KS [19 Dec].pptx
Paket Substansi_Pengelolaan Kinerja Guru dan KS [19 Dec].pptxDarmiahDarmiah
 
Tanqihul Qoul Bab 14 - Keutamaan Ibadah Fardhu.pptx
Tanqihul Qoul Bab 14  - Keutamaan Ibadah Fardhu.pptxTanqihul Qoul Bab 14  - Keutamaan Ibadah Fardhu.pptx
Tanqihul Qoul Bab 14 - Keutamaan Ibadah Fardhu.pptxMMuminSholih
 
power point mengenai akhlak remaja: menghindari tawuran
power point mengenai akhlak remaja: menghindari tawuranpower point mengenai akhlak remaja: menghindari tawuran
power point mengenai akhlak remaja: menghindari tawuranapriandanu
 
Seminar Seri AI Talks - AI dan Media Kristen
Seminar Seri AI Talks - AI dan Media KristenSeminar Seri AI Talks - AI dan Media Kristen
Seminar Seri AI Talks - AI dan Media KristenSABDA
 

Recently uploaded (20)

,.,,.,.,.,.,.,.,.,.,.,.,Swamedikasi.pptx
,.,,.,.,.,.,.,.,.,.,.,.,Swamedikasi.pptx,.,,.,.,.,.,.,.,.,.,.,.,Swamedikasi.pptx
,.,,.,.,.,.,.,.,.,.,.,.,Swamedikasi.pptx
 
materi pondok romadon sekolah dasar dengan materi zakat fitrah
materi pondok romadon sekolah dasar dengan materi zakat fitrahmateri pondok romadon sekolah dasar dengan materi zakat fitrah
materi pondok romadon sekolah dasar dengan materi zakat fitrah
 
MATERI PESANTREN KILAT RAMADHAN AQIDAH ISLAM.pptx
MATERI PESANTREN KILAT RAMADHAN  AQIDAH ISLAM.pptxMATERI PESANTREN KILAT RAMADHAN  AQIDAH ISLAM.pptx
MATERI PESANTREN KILAT RAMADHAN AQIDAH ISLAM.pptx
 
Sasaran dan Pengembangan Sikap Profesional Guru.pptx
Sasaran dan Pengembangan Sikap Profesional Guru.pptxSasaran dan Pengembangan Sikap Profesional Guru.pptx
Sasaran dan Pengembangan Sikap Profesional Guru.pptx
 
ELEMEN KOMPOL (PESAN BAHASA POLITIK).pptx
ELEMEN KOMPOL (PESAN BAHASA POLITIK).pptxELEMEN KOMPOL (PESAN BAHASA POLITIK).pptx
ELEMEN KOMPOL (PESAN BAHASA POLITIK).pptx
 
DSKP KSSM Kurikulum Bersepadu Dini LAM Tingkatan 3
DSKP KSSM Kurikulum Bersepadu Dini LAM Tingkatan 3DSKP KSSM Kurikulum Bersepadu Dini LAM Tingkatan 3
DSKP KSSM Kurikulum Bersepadu Dini LAM Tingkatan 3
 
Power point Materi Pembelajaran Kelas 3 TEMA 7 SUB 2 PB 1
Power point Materi Pembelajaran Kelas 3 TEMA 7 SUB 2 PB 1Power point Materi Pembelajaran Kelas 3 TEMA 7 SUB 2 PB 1
Power point Materi Pembelajaran Kelas 3 TEMA 7 SUB 2 PB 1
 
BMMB 1134 KETERAMPILAN BERBAHASA HALANGAN KOMUNIKASI
BMMB 1134 KETERAMPILAN BERBAHASA HALANGAN KOMUNIKASIBMMB 1134 KETERAMPILAN BERBAHASA HALANGAN KOMUNIKASI
BMMB 1134 KETERAMPILAN BERBAHASA HALANGAN KOMUNIKASI
 
keutamaan dan hikmah shaalat fardhu .pdf
keutamaan dan hikmah shaalat fardhu .pdfkeutamaan dan hikmah shaalat fardhu .pdf
keutamaan dan hikmah shaalat fardhu .pdf
 
MATERI PESANTREN KILAT SD PUASA II .pptx
MATERI PESANTREN KILAT SD PUASA II .pptxMATERI PESANTREN KILAT SD PUASA II .pptx
MATERI PESANTREN KILAT SD PUASA II .pptx
 
PPT GABUNGAN 1 kelas 9 gabungan tabung dengan setengah bola.pptx
PPT GABUNGAN 1 kelas 9 gabungan tabung dengan setengah bola.pptxPPT GABUNGAN 1 kelas 9 gabungan tabung dengan setengah bola.pptx
PPT GABUNGAN 1 kelas 9 gabungan tabung dengan setengah bola.pptx
 
Makna, hukum, hikmah dan keutamaan puasa.pdf
Makna, hukum, hikmah dan keutamaan puasa.pdfMakna, hukum, hikmah dan keutamaan puasa.pdf
Makna, hukum, hikmah dan keutamaan puasa.pdf
 
Nasab Nabi Muhammad SAW. dari Nabi Ibrahimpptx
Nasab Nabi Muhammad SAW. dari Nabi IbrahimpptxNasab Nabi Muhammad SAW. dari Nabi Ibrahimpptx
Nasab Nabi Muhammad SAW. dari Nabi Ibrahimpptx
 
DEFINISI DAN KONTEKS MANAJEMEN ISU DAN KRISIS.pptx
DEFINISI DAN KONTEKS MANAJEMEN ISU DAN KRISIS.pptxDEFINISI DAN KONTEKS MANAJEMEN ISU DAN KRISIS.pptx
DEFINISI DAN KONTEKS MANAJEMEN ISU DAN KRISIS.pptx
 
2024 - PSAJ PAI SMK Kisi-kisi Utama.docx
2024 - PSAJ PAI SMK Kisi-kisi Utama.docx2024 - PSAJ PAI SMK Kisi-kisi Utama.docx
2024 - PSAJ PAI SMK Kisi-kisi Utama.docx
 
UTS CT (ppg prajabatan gelombang 1 tahun 2023).pptx
UTS CT (ppg prajabatan gelombang 1 tahun 2023).pptxUTS CT (ppg prajabatan gelombang 1 tahun 2023).pptx
UTS CT (ppg prajabatan gelombang 1 tahun 2023).pptx
 
Paket Substansi_Pengelolaan Kinerja Guru dan KS [19 Dec].pptx
Paket Substansi_Pengelolaan Kinerja Guru dan KS [19 Dec].pptxPaket Substansi_Pengelolaan Kinerja Guru dan KS [19 Dec].pptx
Paket Substansi_Pengelolaan Kinerja Guru dan KS [19 Dec].pptx
 
Tanqihul Qoul Bab 14 - Keutamaan Ibadah Fardhu.pptx
Tanqihul Qoul Bab 14  - Keutamaan Ibadah Fardhu.pptxTanqihul Qoul Bab 14  - Keutamaan Ibadah Fardhu.pptx
Tanqihul Qoul Bab 14 - Keutamaan Ibadah Fardhu.pptx
 
power point mengenai akhlak remaja: menghindari tawuran
power point mengenai akhlak remaja: menghindari tawuranpower point mengenai akhlak remaja: menghindari tawuran
power point mengenai akhlak remaja: menghindari tawuran
 
Seminar Seri AI Talks - AI dan Media Kristen
Seminar Seri AI Talks - AI dan Media KristenSeminar Seri AI Talks - AI dan Media Kristen
Seminar Seri AI Talks - AI dan Media Kristen
 

EKMA4413 - Riset Operasi - Modul 2

  • 1. Pulau Komodo, Manggarai Barat, NTT Seoul, 23rd of March 2014
  • 2. Tinjauan Umum Modul 2 Secara umum, Modul 2 akan membahas mengenai penentuan jumlah persediaan yang sebaik-baiknya, jangan terlalu banyak dan jangan terlalu sedikit. Modul 2 terdiri dari dua kegiatan belajar: • Kegiatan Belajar 1 – Model Persediaan yang Sederhana; • Kegiatan Belajar 2 – Beberapa Macam Model Persediaan yang Lain. Setelah mempelajari Modul 2, diharapkan mampu menjelaskan cara-cara menghemat biaya dengan jalan mengatur persediaan. Secara khusus, setelah mempelajari Modul 2, diharapkan mampu menentukan: • Jumlah persediaan barang yang bisa menghemat biaya; • Saat pemesanan barang yang tepat; • Besar biaya yang dianggap perusahaan yang berhubungan dengan keputusan pembelian barang. 2
  • 3. Model Paling Sederhana Model ini berlaku untuk menentukan jumlah pembelian barang, bahan baku atau bahan pemban-tu yang pe nggunaannya secara teratur. Dalam model ini belum memasukkan kemungkinan keterlambatan pengiriman barang. Asumsi: 1. Kebutuhan barang sepanjang tahun relatif stabil dan bisa diperkirakan; 2. Biaya yang berhubungan dengan pemeliharaan barang yang disimpan tergantung pada banyaknya barang yang disimpan; 3. Besar biaya pemesanan barang untuk setiap kali pesan sama; 4. Barang yang disimpan tidak mudah rusak; 5. Barang selalu tersedia di pasar, dalam jumlah berapa pun kebutuhan barang akan selalu bisa terbeli; 6. Harga barang relatif stabil. 3
  • 4. Model Paling Sederhana 4 Terminologi R : Kebutuhan barang selama satu tahun. Q : Jumlah setiap kali pemesanan. R/Q : Frekuensi pemesanan. Q/R : Jangka waktu pemesanan. Cs : Cost of set-up (biaya set-up) atau biaya sekali pesan, merupakan biaya yang dikeluarkan setiap kali memesan barang. Besarnya selalu sama (tidak terpengaruh oleh jumlah barang yang dipesan). Contoh: biaya pengiriman surat pesanan, ongkos teleks, interlokal, pengiriman petugas pembelian, dsb. Ci : Cost of inventory (biaya pemeliharaan barang), adalah biaya yang dikeluarkan ketika melakukan penyimpanan barang. Besarnya tergantung pada banyaknya barang yang disimpan serta lamanya waktu penyimpanan. Contoh: biaya asuransi, sewa gedung yang didasarkan pada volume atau berat dan lama penyimpanan, depresiasi barang (apabila persentase susutnya tergantung pada lamanya penyimpanan). Biaya pemesanan setahun = Biaya sekali pesan × frekuensi pemesanan = Cs × R/Q Biaya pemeliharaan setahun = Biaya pemeliharaan per unit × frekuensi pemesanan × “luas segitiga” = Ci × R/Q × (½.Q.Q/R) = ½.Q.Ci
  • 5. Model Paling Sederhana Hubungan antara biaya set-up, biaya pemeliharaan barang, dan total biaya 5 Total Biaya se tahun = (R/Q).Cs + (Q/2).Ci Jumlah Pembelian yang ekonomis (Q*) Jangka waktu setiap siklus pembelian (t*) Ci RCs Q 2 * RCi Cs R Q t 2* * Contoh: Seorang pedagang selama satu tahun harus memenuhi permintaan sebanyak 24.000 kg. Permintaan sepanjang tahun diasumsikan sama. Biaya setiap kali pesan sebesar Rp 3.500. Biaya penyimpanan setiap kg barang Rp 10 171.0 000.24 78,098.4* * 78,098.4 10 35002400022 * R Q t Ci RCs Q
  • 6. Model dengan Keterlamba tanDalam model ini dimungkinkan keterlambatan penyediaan barang, tetapi keterlambatan ini me- merlukan tambahan biaya. Jadi, perusahaan selain menanggung biaya set-up, pemeliharaan barang, juga menanggung biaya keterlambatan. Asumsi yang dipakai adalah besar biaya ekstra karena keterlambatan bergantung pada jumlah kekurangan barang dan jangka waktu keterlambatan. 6 Terminologi R : Kebutuhan barang selama satu tahun. Q : Jumlah setiap kali pemesanan. R/Q : Frekuensi pemesanan. Q/R : Jangka waktu pemesanan. Cs : Cost of set-up (biaya set-up). Ci : Cost of inventory (biaya pemeliharaan barang). Ct : Cost of lateness (biaya keterlambatan). Cs setahun = Biaya sekali pesan × frekuensi pemesanan = Cs × R/Q Ci setahun = Biaya pemeliharaan per unit × frekuensi pemesanan × “luas segitiga” = Ci × R/Q × (½.S.S/R) = S2.Ci/2Q Ct setahun = Biaya keterlambatan per unit/jangka waktu × frekuensi pemesanan × “luas segitiga” = Ct × R/Q × ½.(Q-S)/R.(Q-S) = Ct.(Q-S)2/2Q
  • 7. Model dengan KeterlambatanHubungan antara biaya set-up, biaya pemeliharaan barang, biaya keterlambatan, dan total biaya. 7 Total Biaya se tahun = (R/Q).Cs + S2.Ci/2Q + Ct.(Q-S)2/2Q Jumlah Pembelian yang ekonomis (Q*) Jumlah Pembelian yang dimasukkan dalam inventory yang ekonomis (S*) Jangka waktu setiap siklus pembelian (t*) Ct CiCt Ci RCs Q 2 * R Q t * * Contoh: Seorang pedagang selama satu tahun harus memenuhi permintaan sebanyak 1.000 buah. Biaya setiap kali pesan sebesar Rp 100. Biaya penyimpanan barang sebesar 20% dari harga barang yang senilai Rp 20. Kalau terjadi keterlambatan konsumen masih mau membeli, tetapi perusahaan menanggung biaya ekstra sebesar Rp 3,65 setiap barang setiap tahun. Biaya total yang optimal: 324,0 1000 7198.323* * 5,154 465.3 65.3 4 100100022 * 7,323 65.3 465.3 4 100100022 * R Q t CiCt Ct Ci RCs S Ct CiCt Ci RCs Q CiCt Ct Ci RCs S 2 * 82,617 3242 15532465.3 3242 4155 100 324 1000 * *2 * *2 * * * 22 22 Cost Q SQCt Q CiS Cs Q R Cost
  • 8. Model dengan Potongan H argaDalam model ini berlaku potongan harga beli apabila membeli dalam jumlah tertentu. Oleh karena itu ada dua harga beli: P1 kalau tidak ada potongan dan P2 kalau ada potongan. Misal potongan harga didapatkan kalau membeli barang sejumlah b. Apabila kita membeli barang kurang dari b, maka harga belinya adalah P1, dan bila membeli barang lebih dari b, maka harga belinya adalah P2. 8 Total Biaya se tahun tanpa potongan harga = RP1 + (R/Q).Cs + (Q/2).Ci Total Biaya se tahun dengan potongan harga = RP2 + (R/Q).Cs + (Q/2).Ci
  • 9. Model dengan Potongan H arga 9 Contoh 1: Perusahaan roti memerlukan 2.400 kuintal gandum. Kalau jumlah pembelian kurang dari 500 kuintal, maka harga beli gandum Rp 20.000 per kuintal. Namun apabila pembelian lebih atau sama dengan 500 kuintal, maka harga beli gandum Rp 18.500. Biaya penyimpanan sebesar Rp 400 per kuintal dan biaya setiap kali pesan sebesar Rp 35.000. Karena Qmin ≥ b, maka Q* = Qmin. 074,648 400 35000240022 min Ci RCs Q Contoh 2: Perusahaan roti memerlukan 2.400 kuintal gandum. Kalau jumlah pembelian kurang dari 500 kuintal, maka harga beli gandum Rp 20.000 per kuintal. Namun apabila pembelian lebih atau sama dengan 500 kuintal, maka harga beli gandum Rp 18.500. Biaya penyimpanan sebesar Rp 400 per kuintal dan biaya setiap kali pesan sebesar Rp 10.000. Karena Qmin < b, maka harus harus dilakukan perbandingan: Total biaya dengan Qmin: = RP1 + (R/Qmin).Cs + (Qmin/2).Ci = 2.400(20.000) + (2.400/346.41)×10.000 + (346.41/2)×400 = Rp 48.138.564.06 Total biaya dengan b: = RP2 + (R/b).Cs + (b/2).Ci = 2.400(18.500) + (2.400/500)×10.000 + (500/2)×400 = Rp 44.548.000,00 Karena total biaya dengan b lebih murah dari Qmin, maka Q* adalah pembelian dengan b (500 kuintal) 41,346 400 10000240022 min Ci RCs Q Contoh 3: Perusahaan roti memerlukan 2.400 kuintal gandum. Kalau jumlah pembelian kurang dari 500 kuintal, maka harga beli gandum Rp 20.000 per kuintal. Namun apabila pembelian lebih atau sama dengan 500 kuintal, maka harga beli gandum Rp 18.500. Biaya penyimpanan sebesar Rp 600 per kuintal dan biaya setiap kali pesan sebesar Rp 5.000. Karena Qmin < b, maka harus harus dilakukan perbandingan: Total biaya dengan Qmin: = RP1 + (R/Qmin).Cs + (Qmin/2).Ci = 2.400(20.000) + (2.400/200)×5.000 + (200/2)×600 = Rp 48.120.000 Karena total biaya dengan Qmin lebih murah dari b, maka Q* adalah pembelian dengan Qmin (200 kuintal) 200 600 5000240022 min Ci RCs Q Total biaya dengan b: = RP2 + (R/b).Cs + (b/2).Ci = 2.400(18.500) + (2.400/500)×5.000 + (500/2)×600 = Rp 48.174.000,00
  • 10. Model dengan Produksi Se ndiriDalam model ini, barang tidak dibeli tetapi diproduksi sendiri. Dalam memproduksi barang, tentu saja tidak bisa sekaligus dalam jumlah yang banyak, bergantung pada produktivitas atau kapasitas produksinya. 10 Terminologi R : Kebutuhan barang selama satu tahun. Pr : Tingkat produksi setiap tahun. Q : Jumlah produk (inventory). t1 : Waktu sampai produk mencapai kapasitas maksimal (tanpa konsumsi) t2 : Waktu sampai produk habis (tanpa produksi) Cs : Cost of set-up (biaya set-up). Ci : Cost of inventory (biaya pemeliharaan barang). Produksi tanpa konsumsi Konsumsi tanpa produksi Ingat! Slope = Tangen = Sisi depan/Sisi Samping Produksi tanpa konsumsi Pr = Q/t1 Konsumsi tanpa produksi R = Q/t2Apabila dalam memproduksi barang juga disertai dengan konsumsi, maka (dengan asumsi tingkat produksi lebih besar dari pada tingkat konsumsi), maka sisa produk akan masuk ke persediaan dengan jumlah persediaan selalu bertambah dengan slope (Pr – R). Maka jumlah persediaan maksimal (Max) dapat dicari dengan: Slope = Max / Waktu (t1) (Pr – R) = Max / (Q/Pr) Max = Q/Pr × (Pr – R)
  • 11. Model dengan Produksi Sendiri 11 Pr Pr *2 R R Qt Cs setahun = Biaya sekali pesan × frekuensi pemesanan = Cs × R/Q Ci setahun = Biaya pemeliharaan per unit × frekuensi pemesanan × “luas segitiga” = Q/2 × Ci × (Pr – R)/Pr Terminologi R : Kebutuhan barang selama satu tahun. Q : Jumlah setiap kali pemesanan. R/Q : Frekuensi pemesanan. Q/R : Jangka waktu pemesanan. Cs : Cost of set-up (biaya set-up). Ci : Cost of inventory (biaya pemeliharaan barang). Ct : Cost of lateness (biaya keterlambatan). Total Biaya se tahun: {(R/Q).Cs} + {Q/2 × Ci × (Pr – R)/Pr} Jumlah Pembelian yang ekonomis (Q*) Jangka waktu setiap siklus pembelian (t*) RCi RCs Q Pr Pr2 * R Q t * * Pr * 1 Q t
  • 12. Model dengan Produksi Sendiri 12 Contoh: Suatu perusahaan memerlukan onderdil untuk membuat suatu produk sebanyak 100.000 buah setiap tahun. Onderdil tersebut diproduksi sendiri dengan tingkat produktivitas sebanyak 200.000 buah selama 1 tahun (asumsi produksi terus). Setiap memulai berproduksi memerlukan biaya sebesar Rp 5.000. Biaya pembuatan onderdil setiap buah sebesar Rp 10 dan biaya pemeliharaan sebesar 20% dari nilai persediaan. Jumlah pemesanan yang optimal: Jangka waktu yang optimal setiap produksi pemesanan onderdil: Jangka waktu yang optimal setiapsiklus pesanan (jangka waktu antara suatu produksi dengan produksi berikutnya): Jumlah biaya yang optimal: 78,622.31 000.100000.200 000.200 2 000.5000.1002 Pr Pr2 * RCi RCs Q 78,623.312 000.200 000.100000.200 2 78,622.31 000.5 78,622.31 000.100 * Pr Pr 2 * * * Cost C RQ Cs Q R Cost i 015811,0 000.200 78.31622 Pr * * Q t 31623,0 000.100 78.31622* * R Q t
  • 13. Pulau Komodo, Manggarai Barat, NTT Terima Kasih 감사합니다 Sampai Bertemu Lagi di Pertemuan Selanjutnya Seoul, 23rd of March 2014

Editor's Notes

  1. Misal R (kebutuhansetahun) = 600Jumlahsekalipesan (Q) = 200Frekuensipemesanandalamsatutahun = R/Q = 600/200 = 3 kalit (jangkawaktupemesanan) = Q/R = 200/600 = 1/3 tahunBiaya set-up setahun = Biayapemesanan x frekuensipemesanan = R/Q.CsBiayapemeliharaansetahun = Biayapemeliharaan x luassegitiga x frekuensipemesanan = Ci.1/2.Q.Q/R.R/Q = ½.Q.Ci
  2. Derivasi EOQTotal Cost = (Q/2)*Ci + R.Cs/QDiturunkankearah Q.Ci/2 – R.cs(1/Q^2) = 0Ci/2 = R.cs(1/Q^2)Q^2 = 2R.Cs/CiQ = sqrt (2R.Cs/Ci)