SlideShare a Scribd company logo
1 of 11
Sungai Kapuas, Kalimantan
Seoul, 13th of April 2014
Tinjauan Umum Modul 8
Secara umum, Modul 8 akan membahas tentang metode pengambilan keputusan dalam keadaan yang pasti
dan dalam keadaan yang belum tentu.
Modul 8 terdiri dari dua kegiatan belajar:
• Kegiatan Belajar 1 – Pengambilan Keputusan dalam Keadaan yang Pasti;
• Kegiatan Belajar 2 – Pengambilan Keputusan dalam Keadaan yang Belum Tentu.
Setelah mempelajari Modul 8, diharapkan dapat melakukan pengambilan keputusan berdasarkan data-data
yang ada dengan cepat.
Secara khusus, setelah mempelajari Modul 8, diharapkan dapat memanfaatkan data untuk melakukan
pengambilan keputusan dengan cara yang tepat dalam keadaan yang pasti, mengandung risiko, maupun
yang tidak pasti.
2
Keadaan Pasti
A. Pengambilan Keputusan dengan Tujuan Tunggal
Dalam keadaan ini, kita hanya memiliki satu tujuan, sehingga kita akan memilih alternatif yang akan
mengoptimalkan tujuan tersebut.
Contoh 1:
Suatu perusahaan akan menentukan saat penggantian mesin yang dimiliki, diganti setiap satu tahun,
dua tahun, tiga tahun, atau empat tahun. Harga beli mesin tersebut adalah Rp 5.000.000. Data-data lain
mengenai mesin adalah sebagai berikut (dalam ribuan Rp):
Biaya rata-rata:
3
Tahun ke-1 Tahun ke-2 Tahun ke-3 Tahun ke-4
Harga Jual 3.000 2.600 2.000 1.600
Biaya Pemeliharaan 500 800 1.000 2.000
Tahun ke-1 Tahun ke-2 Tahun ke-3 Tahun ke-4
Harga Jual 3.000 2.600 2.000 1.600
Penurunan Harga Mesin 2.000 2.400 3.000 3.400
Biaya Pemeliharaan (kum) 500 1.300 2.300 4.300
Jumlah 2.500 3.700 5.300 7.700
Rata-rata 2.500 1.850 1.766,67 1.925
Keadaan Pasti
A. Pengambilan Keputusan dengan Tujuan Tunggal
Contoh 2:
Suatu perusahaan akan meningkatkan volume penjualannya dengan salah satu usaha di bawah ini.
Jumlah anggaran maksimal adalah Rp 100.000.000. Data-data-datanya adalah sebagai berikut (dalam
ribuan Rp):
4
Tindakan Biaya
Kenaikan
Volume Penjualan
Persentase Kenaikan
Penjualan (%)
Advertency 50 600 1.200
Potongan Harga 40 700 1.750
Undian Berhadiah 30 500 1.670
Personal Selling 70 1.000 1.430
Keadaan Pasti
B. Pengambilan Keputusan dengan Tujuan Ganda
Apabila ada lebih datri satu tujuan, maka kita gunakan bobot untuk pada masing-masing tujuan
dengan bobot yang lebih banyak pada tujuan yang menjadi prioritas utama.
Ni adalah persentase kenaikan/pengurangan hasil yang diperoleh.
aij adalah hasil yang diperoleh dari strategi/alternatif ke-j.
bj adalah bobot untuk strategi/alternatif ke-j.
5


n
j
jmjm baN
1


n
j
jjbaN
1
11


n
j
jjbaN
1
22

nnbababaN 12121111  
nnbababaN 22221212  

nmnmmm bababaN  2211
Keadaan Pasti
B. Pengambilan Keputusan dengan Tujuan Ganda
Contoh:
Suatu perusahaan akan memasang iklan untuk menaikkan volume penjualan, menaikkan laba usaha,
dan menaikkan harga sahamnya di pasar modal. Iklan akan dimuat di salah satu surat kabar A, B, C,
dan D. Bobot setiap tujuan adalah: 1 untuk kenaikan saham, 2 untuk kenaikan penjualan, dan 4 untuk
kenaikan harga saham. Data-data yang ada adalah sebagai berikut (dalam ribuan Rp):
Perhitungan:
6
670.3%100
600
420
1%100
600
400.2
4%100
600
000.6
2
78,677.4%100
900
700
1%100
900
400.5
4%100
900
900.9
2
150.4%100
400
400
1%100
400
800.1
4%100
400
500.4
2
700.3%100
500
500
1%100
500
000.2
4%100
500
000.5
2












































































D
C
B
A
Keadaan Belum Tentu
Keadaan yang belum tentu berarti keadaan di mana informasi yang diperoleh untuk mempertimbangkan
(sebagai dasar pengambilan keputusan) sifatnya belum tentu terjadi, misalnya informasi mengenai laju
inflasi tahun depan bisa 5%, 4%, atau 2.4%. Keadaan yang belum tentu ini terbagi menjadi dua:
1. Keadaan yang mengandung risiko terjadi apabila probabilitas terjadinya dapat diasumsikan diketahui.
2. Keadaan yang tidak pasti (uncertain) terjadi apabila probabilitas terjadi tidak diketahui.
Namun dalam Modul ini hanya dibahas mengenai keadaan yang mengandung risiko.
A. Pengambilan keputusan berdasarkan nilai harapan.
Dalam pendekatan ini, kita memilih alternatif dengan nilai harapan tertingi.
7


n
j
jmjm XPNH
1


n
j
jj XPNH
1
11


n
j
jj XPNH
1
22

nn XPXPXPNH 12121111  
nn XPXPXPNH 22221212  

nmnmmm XPXPXPNH  2211
Keadaan Belum Tentu
A. Pengambilan keputusan berdasarkan nilai harapan.
Contoh:
Seorang pengusaha sirkus akan mengadakan pertunjukan di tiga kota. Kalau cuaca baik, maka laba
yang diperoleh kalau mengadakan pertunjukan di Medan adalah Rp 50 juta, di Surabaya Rp 40 juta, di
Ambon Rp 60 juta. Namun kalau cuaca tidak baik, maka labanya adalah sebagai berikut: Medan Rp 10
juta, Surabaya Rp 30 juta, dan Ambon Rp 5 juta. Probabilitas keadaan cuaca baik = 0.6 dan cuaca
tidak baik = 0.4. Perhitungannya adalah sebagai berikut (dalam jutaan Rp):
8
Kota
Cuaca Baik
(P = 0.6)
Cuaca Baik
(P = 0.4)
Nilai Harapan
Medan 50 10 0.6(50) + 0.4(10) = 34
Surabaya 40 30 0.6(40) + 0.4(30) = 36
Ambon 60 5 0.6(60) + 0.4(5) = 38
Keadaan Belum Tentu
B. Pohon Keputusan.
Apabila alternatif yang akan dipilih terdiri dari beberapa alternatif lagi, maka akan lebih mudah
apabila digambar pohon keputusan.
Contoh:
Suatu perusahaan menghadapi kesulitan untuk membeli mesin dengan kapasitas besar atau kecil,
dengan didasarkan pertimbangan kalau kemungkinan akan terjadi kenaikan permintaan barang
(dengan probabilitas 0.75 dan tidak terjadi kenaikan permintaan dengan probabilitas 0.25).
1. Membeli Mesin dengan Kapasitas Besar
Kalau permintaan meningkat maka laba yang diperoleh Rp 1 juta dan bila tidak Rp 200 ribu.
2. Membeli Mesin dengan Kapasitas Kecil
Kalau permintaan meningkat, maka pada tahun pertama laba yang diperoleh Rp 100 ribu. Pada
tahun kedua, pemerintah akan memberikan kredit pembelian mesin dengan probabilitas 0,8 dan
laba yang dihasilkan Rp 800 ribu. Namun kalau pemerintah tidak memberikan kredit maka
perusahaan tetap membeli mesin dan laba yang dihasilkan Rp 700 ribu. Kalau perusahaan tidak
membeli mesin lagi maka laba yang diperoleh hanya Rp 400 ribu.
Kalau permintaan tidak meningkat, maka laba yang dihasilkan Rp 300 ribu.
9
Keadaan Belum Tentu
B. Pohon Keputusan.
• Nilai Harapan Membeli Mesin Besar (NH1) = 0.75(1.000.000) + 0.25(200.000) = 800.000
• Nilai Harapan Membeli Mesin Kecil (NH2) = 0.75(100.000+780.000) + 0.25(300.000) = 735.000
– Nilai Harapan Membeli Mesin Baru di Tahun kedua (NH2a) = 0.80(800.000) + 0.20(700.000) = 780.000
– Nilai Harapan Tidak Membeli Mesin Baru di Tahun Kedua (NH2b) = 400.000
10
Sungai Kapuas, Kalimantan
Terima Kasih
감사합니다
Sampai Bertemu Lagi di Pertemuan Selanjutnya
Seoul, 6th of April 2014

More Related Content

What's hot

BMP EKMA4214 Manajemen Sumber Daya Manusia
BMP EKMA4214 Manajemen Sumber Daya ManusiaBMP EKMA4214 Manajemen Sumber Daya Manusia
BMP EKMA4214 Manajemen Sumber Daya ManusiaMang Engkus
 
TRANSAKSI NERACA PEMBAYARAN DAN JENIS-JENIS PERDAGANGAN / TRANSAKSI INTERNAS...
TRANSAKSI NERACA PEMBAYARAN DAN JENIS-JENIS PERDAGANGAN / TRANSAKSI  INTERNAS...TRANSAKSI NERACA PEMBAYARAN DAN JENIS-JENIS PERDAGANGAN / TRANSAKSI  INTERNAS...
TRANSAKSI NERACA PEMBAYARAN DAN JENIS-JENIS PERDAGANGAN / TRANSAKSI INTERNAS...Muhammad Rafi Kambara
 
Pasar oligopoli
Pasar oligopoliPasar oligopoli
Pasar oligopoliSari Riani
 
BMP ESPA4227 Ekonomi Moneter
BMP ESPA4227 Ekonomi MoneterBMP ESPA4227 Ekonomi Moneter
BMP ESPA4227 Ekonomi MoneterMang Engkus
 
Riset operasional
Riset operasionalRiset operasional
Riset operasionalHenry Guns
 
Integer Programming ( Quantitative Method )
Integer Programming ( Quantitative Method )Integer Programming ( Quantitative Method )
Integer Programming ( Quantitative Method )Andika Januarianto
 
BMP EKMA4413 Riset Operasi
BMP EKMA4413 Riset OperasiBMP EKMA4413 Riset Operasi
BMP EKMA4413 Riset OperasiMang Engkus
 
Manajemen Pemasaran
Manajemen PemasaranManajemen Pemasaran
Manajemen PemasaranLEPISI
 
Perubahan dan pengembangan organisasi
Perubahan dan pengembangan organisasiPerubahan dan pengembangan organisasi
Perubahan dan pengembangan organisasiFrans Dione
 
Strategi Proses Manajemen Operasional
Strategi Proses Manajemen OperasionalStrategi Proses Manajemen Operasional
Strategi Proses Manajemen OperasionalIkkaW
 
Strategi generik porter
Strategi generik porterStrategi generik porter
Strategi generik porterAdityoDwinanto
 
Bab 12 keseimbangan pasar uang dan barang
Bab 12   keseimbangan pasar uang dan barangBab 12   keseimbangan pasar uang dan barang
Bab 12 keseimbangan pasar uang dan barangYusron Blacklist
 
Kuliah_1 Matriks Matematika Ekonomi I
Kuliah_1 Matriks Matematika Ekonomi IKuliah_1 Matriks Matematika Ekonomi I
Kuliah_1 Matriks Matematika Ekonomi IMukhrizal Effendi
 
Alan Arifin - Pendahuluan, Probabilitas, dan Kurva Normal
Alan Arifin - Pendahuluan, Probabilitas, dan Kurva NormalAlan Arifin - Pendahuluan, Probabilitas, dan Kurva Normal
Alan Arifin - Pendahuluan, Probabilitas, dan Kurva NormalFachran Arifin
 

What's hot (20)

EKMA4413 - Riset Operasi - Modul 4
EKMA4413 - Riset Operasi - Modul 4EKMA4413 - Riset Operasi - Modul 4
EKMA4413 - Riset Operasi - Modul 4
 
BMP EKMA4214 Manajemen Sumber Daya Manusia
BMP EKMA4214 Manajemen Sumber Daya ManusiaBMP EKMA4214 Manajemen Sumber Daya Manusia
BMP EKMA4214 Manajemen Sumber Daya Manusia
 
TRANSAKSI NERACA PEMBAYARAN DAN JENIS-JENIS PERDAGANGAN / TRANSAKSI INTERNAS...
TRANSAKSI NERACA PEMBAYARAN DAN JENIS-JENIS PERDAGANGAN / TRANSAKSI  INTERNAS...TRANSAKSI NERACA PEMBAYARAN DAN JENIS-JENIS PERDAGANGAN / TRANSAKSI  INTERNAS...
TRANSAKSI NERACA PEMBAYARAN DAN JENIS-JENIS PERDAGANGAN / TRANSAKSI INTERNAS...
 
Pasar oligopoli
Pasar oligopoliPasar oligopoli
Pasar oligopoli
 
BMP ESPA4227 Ekonomi Moneter
BMP ESPA4227 Ekonomi MoneterBMP ESPA4227 Ekonomi Moneter
BMP ESPA4227 Ekonomi Moneter
 
Riset operasional
Riset operasionalRiset operasional
Riset operasional
 
Integer Programming ( Quantitative Method )
Integer Programming ( Quantitative Method )Integer Programming ( Quantitative Method )
Integer Programming ( Quantitative Method )
 
BMP EKMA4413 Riset Operasi
BMP EKMA4413 Riset OperasiBMP EKMA4413 Riset Operasi
BMP EKMA4413 Riset Operasi
 
kebijakan harga pemerintah
kebijakan harga pemerintahkebijakan harga pemerintah
kebijakan harga pemerintah
 
Manajemen Pemasaran
Manajemen PemasaranManajemen Pemasaran
Manajemen Pemasaran
 
Penerapan fungsi non linier
Penerapan fungsi non linierPenerapan fungsi non linier
Penerapan fungsi non linier
 
Perubahan dan pengembangan organisasi
Perubahan dan pengembangan organisasiPerubahan dan pengembangan organisasi
Perubahan dan pengembangan organisasi
 
Strategi Proses Manajemen Operasional
Strategi Proses Manajemen OperasionalStrategi Proses Manajemen Operasional
Strategi Proses Manajemen Operasional
 
Pasar oligopoli
Pasar oligopoliPasar oligopoli
Pasar oligopoli
 
Strategi generik porter
Strategi generik porterStrategi generik porter
Strategi generik porter
 
Bab 12 keseimbangan pasar uang dan barang
Bab 12   keseimbangan pasar uang dan barangBab 12   keseimbangan pasar uang dan barang
Bab 12 keseimbangan pasar uang dan barang
 
EKMA4413 - Riset Operasi - Modul 3
EKMA4413 - Riset Operasi - Modul 3EKMA4413 - Riset Operasi - Modul 3
EKMA4413 - Riset Operasi - Modul 3
 
Kuliah_1 Matriks Matematika Ekonomi I
Kuliah_1 Matriks Matematika Ekonomi IKuliah_1 Matriks Matematika Ekonomi I
Kuliah_1 Matriks Matematika Ekonomi I
 
Alan Arifin - Pendahuluan, Probabilitas, dan Kurva Normal
Alan Arifin - Pendahuluan, Probabilitas, dan Kurva NormalAlan Arifin - Pendahuluan, Probabilitas, dan Kurva Normal
Alan Arifin - Pendahuluan, Probabilitas, dan Kurva Normal
 
Ekonomi manajerial
Ekonomi manajerialEkonomi manajerial
Ekonomi manajerial
 

Viewers also liked

Tugas Mandiri Riset Operasi
Tugas Mandiri Riset OperasiTugas Mandiri Riset Operasi
Tugas Mandiri Riset OperasiPrincess Nisa
 
Datamining menggunakan algoritma c4.5
Datamining menggunakan algoritma c4.5Datamining menggunakan algoritma c4.5
Datamining menggunakan algoritma c4.5Rosyid Ridlo
 
Gomory's cutting plane method
Gomory's cutting plane methodGomory's cutting plane method
Gomory's cutting plane methodRajesh Piryani
 
Integer programming
Integer programmingInteger programming
Integer programmingChan Rizky
 
ITP UNS SEMESTER 2 Integer programming
ITP UNS SEMESTER 2 Integer programmingITP UNS SEMESTER 2 Integer programming
ITP UNS SEMESTER 2 Integer programmingFransiska Puteri
 
Teori keputusan decision tree ketidakpastian_gtr2013
Teori keputusan decision tree ketidakpastian_gtr2013Teori keputusan decision tree ketidakpastian_gtr2013
Teori keputusan decision tree ketidakpastian_gtr2013Gusti Rusmayadi
 
Integer Programming, Gomory
Integer Programming, GomoryInteger Programming, Gomory
Integer Programming, GomoryAVINASH JURIANI
 
ANALISA SISTEM ANTRIAN PADA PELAYANAN PENGISIAN BBM DI SPBU PERTAMINA
ANALISA SISTEM ANTRIAN PADA PELAYANAN PENGISIAN BBM DI SPBU PERTAMINAANALISA SISTEM ANTRIAN PADA PELAYANAN PENGISIAN BBM DI SPBU PERTAMINA
ANALISA SISTEM ANTRIAN PADA PELAYANAN PENGISIAN BBM DI SPBU PERTAMINAPerguruan Tinggi Raharja
 
EKSI 4203 - Modul 1 Pengertian dan Instrument Pasar Modal
EKSI 4203  - Modul 1 Pengertian dan Instrument Pasar ModalEKSI 4203  - Modul 1 Pengertian dan Instrument Pasar Modal
EKSI 4203 - Modul 1 Pengertian dan Instrument Pasar ModalAncilla Kustedjo
 
Contoh soal Teori antrian khusus Poisson
Contoh soal Teori antrian khusus PoissonContoh soal Teori antrian khusus Poisson
Contoh soal Teori antrian khusus PoissonLilies DLiestyowati
 
EKSI 4203 - Modul 2 Risk & Return
EKSI 4203  - Modul 2 Risk & ReturnEKSI 4203  - Modul 2 Risk & Return
EKSI 4203 - Modul 2 Risk & ReturnAncilla Kustedjo
 

Viewers also liked (20)

EKMA4413 - Riset Operasi - Modul 7
EKMA4413 - Riset Operasi - Modul 7EKMA4413 - Riset Operasi - Modul 7
EKMA4413 - Riset Operasi - Modul 7
 
EKMA4413 - Riset Operasi - Modul 9
EKMA4413 - Riset Operasi - Modul 9EKMA4413 - Riset Operasi - Modul 9
EKMA4413 - Riset Operasi - Modul 9
 
EKMA4413 - Riset Operasi - Modul 2
EKMA4413 - Riset Operasi - Modul 2EKMA4413 - Riset Operasi - Modul 2
EKMA4413 - Riset Operasi - Modul 2
 
EKMA4413 - Riset Operasi - Modul 6
EKMA4413 - Riset Operasi - Modul 6EKMA4413 - Riset Operasi - Modul 6
EKMA4413 - Riset Operasi - Modul 6
 
EKMA4413 - Riset Operasi - Modul 1
EKMA4413 - Riset Operasi - Modul 1EKMA4413 - Riset Operasi - Modul 1
EKMA4413 - Riset Operasi - Modul 1
 
EKMA4413 - Riset Operasi - Modul 5
EKMA4413 - Riset Operasi - Modul 5EKMA4413 - Riset Operasi - Modul 5
EKMA4413 - Riset Operasi - Modul 5
 
Tugas Mandiri Riset Operasi
Tugas Mandiri Riset OperasiTugas Mandiri Riset Operasi
Tugas Mandiri Riset Operasi
 
Logaritma
LogaritmaLogaritma
Logaritma
 
Datamining menggunakan algoritma c4.5
Datamining menggunakan algoritma c4.5Datamining menggunakan algoritma c4.5
Datamining menggunakan algoritma c4.5
 
Gomory's cutting plane method
Gomory's cutting plane methodGomory's cutting plane method
Gomory's cutting plane method
 
Integer programming
Integer programmingInteger programming
Integer programming
 
ITP UNS SEMESTER 2 Integer programming
ITP UNS SEMESTER 2 Integer programmingITP UNS SEMESTER 2 Integer programming
ITP UNS SEMESTER 2 Integer programming
 
Teori keputusan decision tree ketidakpastian_gtr2013
Teori keputusan decision tree ketidakpastian_gtr2013Teori keputusan decision tree ketidakpastian_gtr2013
Teori keputusan decision tree ketidakpastian_gtr2013
 
Integer Programming, Gomory
Integer Programming, GomoryInteger Programming, Gomory
Integer Programming, Gomory
 
Analisis pohon kepputusan
Analisis pohon kepputusanAnalisis pohon kepputusan
Analisis pohon kepputusan
 
ANALISA SISTEM ANTRIAN PADA PELAYANAN PENGISIAN BBM DI SPBU PERTAMINA
ANALISA SISTEM ANTRIAN PADA PELAYANAN PENGISIAN BBM DI SPBU PERTAMINAANALISA SISTEM ANTRIAN PADA PELAYANAN PENGISIAN BBM DI SPBU PERTAMINA
ANALISA SISTEM ANTRIAN PADA PELAYANAN PENGISIAN BBM DI SPBU PERTAMINA
 
Bab 9-cpm-pert
Bab 9-cpm-pertBab 9-cpm-pert
Bab 9-cpm-pert
 
EKSI 4203 - Modul 1 Pengertian dan Instrument Pasar Modal
EKSI 4203  - Modul 1 Pengertian dan Instrument Pasar ModalEKSI 4203  - Modul 1 Pengertian dan Instrument Pasar Modal
EKSI 4203 - Modul 1 Pengertian dan Instrument Pasar Modal
 
Contoh soal Teori antrian khusus Poisson
Contoh soal Teori antrian khusus PoissonContoh soal Teori antrian khusus Poisson
Contoh soal Teori antrian khusus Poisson
 
EKSI 4203 - Modul 2 Risk & Return
EKSI 4203  - Modul 2 Risk & ReturnEKSI 4203  - Modul 2 Risk & Return
EKSI 4203 - Modul 2 Risk & Return
 

Similar to Sungai Kapuas

Contoh kasus modal kerja donny raharjo what i want to write
Contoh kasus modal kerja   donny raharjo  what i want to writeContoh kasus modal kerja   donny raharjo  what i want to write
Contoh kasus modal kerja donny raharjo what i want to writeghafar Muzanni
 
Toko atk alat tulis kantor & photo copy
Toko atk alat tulis kantor & photo copyToko atk alat tulis kantor & photo copy
Toko atk alat tulis kantor & photo copyFadli Zikri
 
Microeconomics compilation semester 2
Microeconomics compilation semester 2Microeconomics compilation semester 2
Microeconomics compilation semester 2imanuel yosua
 
Risk analysis - James L. Pappas - chapter 3
Risk analysis - James L. Pappas - chapter 3Risk analysis - James L. Pappas - chapter 3
Risk analysis - James L. Pappas - chapter 3LutviTjiaXie
 
Risk analysis James L. Pappas - chapter 3
Risk analysis   James L. Pappas - chapter 3Risk analysis   James L. Pappas - chapter 3
Risk analysis James L. Pappas - chapter 3Rahmat Hardiansah
 
RISK ANALYSIS - JAMES L. PAPPAS ; CHAPTER 3
RISK ANALYSIS - JAMES L. PAPPAS ; CHAPTER 3RISK ANALYSIS - JAMES L. PAPPAS ; CHAPTER 3
RISK ANALYSIS - JAMES L. PAPPAS ; CHAPTER 3Lutvi_Tjia_Xie
 
Manajemen keuangan bab 23
Manajemen keuangan bab 23Manajemen keuangan bab 23
Manajemen keuangan bab 23Lia Ivvana
 
Compliation Homework Microeconomics - Steven Nathanael
Compliation Homework Microeconomics - Steven NathanaelCompliation Homework Microeconomics - Steven Nathanael
Compliation Homework Microeconomics - Steven NathanaelSteven Nathanael
 
Cara mengatasi masalah ekonomi
Cara mengatasi masalah ekonomiCara mengatasi masalah ekonomi
Cara mengatasi masalah ekonomifadhilahrani
 
Ek4245 bab 4_perencanaan_keuangan
Ek4245 bab 4_perencanaan_keuanganEk4245 bab 4_perencanaan_keuangan
Ek4245 bab 4_perencanaan_keuanganThubby's Hubbyy
 
International Business Finance/abshor.marantika/Tyas Dwi Syarfa/3-04
International Business Finance/abshor.marantika/Tyas Dwi Syarfa/3-04International Business Finance/abshor.marantika/Tyas Dwi Syarfa/3-04
International Business Finance/abshor.marantika/Tyas Dwi Syarfa/3-04afrays iwd
 
PPT Ekonomi Mikro_Tugas ke-1_Kel C_Prinsip Ekonomi.pptx
PPT Ekonomi Mikro_Tugas ke-1_Kel C_Prinsip Ekonomi.pptxPPT Ekonomi Mikro_Tugas ke-1_Kel C_Prinsip Ekonomi.pptx
PPT Ekonomi Mikro_Tugas ke-1_Kel C_Prinsip Ekonomi.pptxCarlaSucita1
 
6-teknik-pengambilan-keputusan-kondisi-tidak-pasti.ppt
6-teknik-pengambilan-keputusan-kondisi-tidak-pasti.ppt6-teknik-pengambilan-keputusan-kondisi-tidak-pasti.ppt
6-teknik-pengambilan-keputusan-kondisi-tidak-pasti.pptAsepRahmatullah2
 
6. pengambilan keputusan dalam struktur modal
6. pengambilan keputusan dalam struktur modal6. pengambilan keputusan dalam struktur modal
6. pengambilan keputusan dalam struktur modaldianpipit
 

Similar to Sungai Kapuas (20)

Sistem Penunjang Keputusan [Teori Pengambilan Keputusan]
Sistem Penunjang Keputusan [Teori Pengambilan Keputusan]Sistem Penunjang Keputusan [Teori Pengambilan Keputusan]
Sistem Penunjang Keputusan [Teori Pengambilan Keputusan]
 
manajemen keuangan pengelolaan piutang
manajemen keuangan pengelolaan piutang manajemen keuangan pengelolaan piutang
manajemen keuangan pengelolaan piutang
 
Contoh kasus modal kerja donny raharjo what i want to write
Contoh kasus modal kerja   donny raharjo  what i want to writeContoh kasus modal kerja   donny raharjo  what i want to write
Contoh kasus modal kerja donny raharjo what i want to write
 
Dayah isu
Dayah   isuDayah   isu
Dayah isu
 
Toko atk alat tulis kantor & photo copy
Toko atk alat tulis kantor & photo copyToko atk alat tulis kantor & photo copy
Toko atk alat tulis kantor & photo copy
 
Microeconomics compilation semester 2
Microeconomics compilation semester 2Microeconomics compilation semester 2
Microeconomics compilation semester 2
 
Risk analysis - James L. Pappas - chapter 3
Risk analysis - James L. Pappas - chapter 3Risk analysis - James L. Pappas - chapter 3
Risk analysis - James L. Pappas - chapter 3
 
Risk analysis James L. Pappas - chapter 3
Risk analysis   James L. Pappas - chapter 3Risk analysis   James L. Pappas - chapter 3
Risk analysis James L. Pappas - chapter 3
 
7 manajemen piutang
7 manajemen piutang7 manajemen piutang
7 manajemen piutang
 
RISK ANALYSIS - JAMES L. PAPPAS ; CHAPTER 3
RISK ANALYSIS - JAMES L. PAPPAS ; CHAPTER 3RISK ANALYSIS - JAMES L. PAPPAS ; CHAPTER 3
RISK ANALYSIS - JAMES L. PAPPAS ; CHAPTER 3
 
Manajemen keuangan bab 23
Manajemen keuangan bab 23Manajemen keuangan bab 23
Manajemen keuangan bab 23
 
Soal manaj keu
Soal manaj keuSoal manaj keu
Soal manaj keu
 
Compliation Homework Microeconomics - Steven Nathanael
Compliation Homework Microeconomics - Steven NathanaelCompliation Homework Microeconomics - Steven Nathanael
Compliation Homework Microeconomics - Steven Nathanael
 
Cara mengatasi masalah ekonomi
Cara mengatasi masalah ekonomiCara mengatasi masalah ekonomi
Cara mengatasi masalah ekonomi
 
Ek4245 bab 4_perencanaan_keuangan
Ek4245 bab 4_perencanaan_keuanganEk4245 bab 4_perencanaan_keuangan
Ek4245 bab 4_perencanaan_keuangan
 
Investasi modal
Investasi modalInvestasi modal
Investasi modal
 
International Business Finance/abshor.marantika/Tyas Dwi Syarfa/3-04
International Business Finance/abshor.marantika/Tyas Dwi Syarfa/3-04International Business Finance/abshor.marantika/Tyas Dwi Syarfa/3-04
International Business Finance/abshor.marantika/Tyas Dwi Syarfa/3-04
 
PPT Ekonomi Mikro_Tugas ke-1_Kel C_Prinsip Ekonomi.pptx
PPT Ekonomi Mikro_Tugas ke-1_Kel C_Prinsip Ekonomi.pptxPPT Ekonomi Mikro_Tugas ke-1_Kel C_Prinsip Ekonomi.pptx
PPT Ekonomi Mikro_Tugas ke-1_Kel C_Prinsip Ekonomi.pptx
 
6-teknik-pengambilan-keputusan-kondisi-tidak-pasti.ppt
6-teknik-pengambilan-keputusan-kondisi-tidak-pasti.ppt6-teknik-pengambilan-keputusan-kondisi-tidak-pasti.ppt
6-teknik-pengambilan-keputusan-kondisi-tidak-pasti.ppt
 
6. pengambilan keputusan dalam struktur modal
6. pengambilan keputusan dalam struktur modal6. pengambilan keputusan dalam struktur modal
6. pengambilan keputusan dalam struktur modal
 

More from Diponegoro University

Linear Algebra - Finite Dimensional Vector Spaces
Linear Algebra - Finite Dimensional Vector SpacesLinear Algebra - Finite Dimensional Vector Spaces
Linear Algebra - Finite Dimensional Vector SpacesDiponegoro University
 
Linear Algebra - Determinants and Eigenvalues
Linear Algebra - Determinants and EigenvaluesLinear Algebra - Determinants and Eigenvalues
Linear Algebra - Determinants and EigenvaluesDiponegoro University
 
Linear Algebra - System of Linear Equation
Linear Algebra - System of Linear EquationLinear Algebra - System of Linear Equation
Linear Algebra - System of Linear EquationDiponegoro University
 
Linear Algebra - Vectors and Matrices
Linear Algebra - Vectors and MatricesLinear Algebra - Vectors and Matrices
Linear Algebra - Vectors and MatricesDiponegoro University
 

More from Diponegoro University (20)

Polar Coordinates & Polar Curves
Polar Coordinates & Polar CurvesPolar Coordinates & Polar Curves
Polar Coordinates & Polar Curves
 
Parametric Equations
Parametric EquationsParametric Equations
Parametric Equations
 
Shewhart Charts for Variables
Shewhart Charts for VariablesShewhart Charts for Variables
Shewhart Charts for Variables
 
A Brief Concept of Quality
A Brief Concept of QualityA Brief Concept of Quality
A Brief Concept of Quality
 
Methods and Philosophy of SPC
Methods and Philosophy of SPCMethods and Philosophy of SPC
Methods and Philosophy of SPC
 
Linear Algebra - Finite Dimensional Vector Spaces
Linear Algebra - Finite Dimensional Vector SpacesLinear Algebra - Finite Dimensional Vector Spaces
Linear Algebra - Finite Dimensional Vector Spaces
 
Linear Algebra - Determinants and Eigenvalues
Linear Algebra - Determinants and EigenvaluesLinear Algebra - Determinants and Eigenvalues
Linear Algebra - Determinants and Eigenvalues
 
Linear Algebra - System of Linear Equation
Linear Algebra - System of Linear EquationLinear Algebra - System of Linear Equation
Linear Algebra - System of Linear Equation
 
Linear Algebra - Vectors and Matrices
Linear Algebra - Vectors and MatricesLinear Algebra - Vectors and Matrices
Linear Algebra - Vectors and Matrices
 
Apple
AppleApple
Apple
 
EKMA4570 - Penganggaran - Modul 8
EKMA4570 -  Penganggaran - Modul 8EKMA4570 -  Penganggaran - Modul 8
EKMA4570 - Penganggaran - Modul 8
 
EKMA4570 - Penganggaran - Modul 9
EKMA4570 -  Penganggaran - Modul 9EKMA4570 -  Penganggaran - Modul 9
EKMA4570 - Penganggaran - Modul 9
 
EKMA4570 - Penganggaran - Modul 7
EKMA4570 -  Penganggaran - Modul 7EKMA4570 -  Penganggaran - Modul 7
EKMA4570 - Penganggaran - Modul 7
 
EKMA4570 - Penganggaran - Modul 6
EKMA4570 -  Penganggaran - Modul 6EKMA4570 -  Penganggaran - Modul 6
EKMA4570 - Penganggaran - Modul 6
 
EKMA4570 - Penganggaran - Modul 5
EKMA4570 -  Penganggaran - Modul 5EKMA4570 -  Penganggaran - Modul 5
EKMA4570 - Penganggaran - Modul 5
 
EKMA4570 - Penganggaran - Modul 4
EKMA4570 -  Penganggaran - Modul 4EKMA4570 -  Penganggaran - Modul 4
EKMA4570 - Penganggaran - Modul 4
 
EKMA4570 - Penganggaran - Modul 3
EKMA4570 -  Penganggaran - Modul 3EKMA4570 -  Penganggaran - Modul 3
EKMA4570 - Penganggaran - Modul 3
 
EKMA4570 - Penganggaran - Modul 2
EKMA4570 -  Penganggaran - Modul 2EKMA4570 -  Penganggaran - Modul 2
EKMA4570 - Penganggaran - Modul 2
 
EKMA4570 - Penganggaran - Modul 1
EKMA4570 -  Penganggaran - Modul 1EKMA4570 -  Penganggaran - Modul 1
EKMA4570 - Penganggaran - Modul 1
 
Analisis Kelayakan Usaha
Analisis Kelayakan UsahaAnalisis Kelayakan Usaha
Analisis Kelayakan Usaha
 

Recently uploaded

PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdfPEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdfMMeizaFachri
 
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptxTeknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptxwongcp2
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...Kanaidi ken
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxBambang440423
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...MarwanAnugrah
 
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmaksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmeunikekambe10
 
Materi Lingkaran kelas 6 terlengkap.pptx
Materi Lingkaran kelas 6 terlengkap.pptxMateri Lingkaran kelas 6 terlengkap.pptx
Materi Lingkaran kelas 6 terlengkap.pptxshafiraramadhani9
 
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdfMA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdfcicovendra
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaNadia Putri Ayu
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxherisriwahyuni
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxsyafnasir
 
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxalat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxRioNahak1
 
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.aechacha366
 
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.pptPertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.pptNabilahKhairunnisa6
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisNazla aulia
 
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikanTPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikanNiKomangRaiVerawati
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxDwiYuniarti14
 

Recently uploaded (20)

PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdfPEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
 
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptxTeknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptx
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
 
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmaksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
 
Materi Lingkaran kelas 6 terlengkap.pptx
Materi Lingkaran kelas 6 terlengkap.pptxMateri Lingkaran kelas 6 terlengkap.pptx
Materi Lingkaran kelas 6 terlengkap.pptx
 
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdfMA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
 
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxalat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
 
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
 
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.pptPertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
 
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikanTPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
 

Sungai Kapuas

  • 1. Sungai Kapuas, Kalimantan Seoul, 13th of April 2014
  • 2. Tinjauan Umum Modul 8 Secara umum, Modul 8 akan membahas tentang metode pengambilan keputusan dalam keadaan yang pasti dan dalam keadaan yang belum tentu. Modul 8 terdiri dari dua kegiatan belajar: • Kegiatan Belajar 1 – Pengambilan Keputusan dalam Keadaan yang Pasti; • Kegiatan Belajar 2 – Pengambilan Keputusan dalam Keadaan yang Belum Tentu. Setelah mempelajari Modul 8, diharapkan dapat melakukan pengambilan keputusan berdasarkan data-data yang ada dengan cepat. Secara khusus, setelah mempelajari Modul 8, diharapkan dapat memanfaatkan data untuk melakukan pengambilan keputusan dengan cara yang tepat dalam keadaan yang pasti, mengandung risiko, maupun yang tidak pasti. 2
  • 3. Keadaan Pasti A. Pengambilan Keputusan dengan Tujuan Tunggal Dalam keadaan ini, kita hanya memiliki satu tujuan, sehingga kita akan memilih alternatif yang akan mengoptimalkan tujuan tersebut. Contoh 1: Suatu perusahaan akan menentukan saat penggantian mesin yang dimiliki, diganti setiap satu tahun, dua tahun, tiga tahun, atau empat tahun. Harga beli mesin tersebut adalah Rp 5.000.000. Data-data lain mengenai mesin adalah sebagai berikut (dalam ribuan Rp): Biaya rata-rata: 3 Tahun ke-1 Tahun ke-2 Tahun ke-3 Tahun ke-4 Harga Jual 3.000 2.600 2.000 1.600 Biaya Pemeliharaan 500 800 1.000 2.000 Tahun ke-1 Tahun ke-2 Tahun ke-3 Tahun ke-4 Harga Jual 3.000 2.600 2.000 1.600 Penurunan Harga Mesin 2.000 2.400 3.000 3.400 Biaya Pemeliharaan (kum) 500 1.300 2.300 4.300 Jumlah 2.500 3.700 5.300 7.700 Rata-rata 2.500 1.850 1.766,67 1.925
  • 4. Keadaan Pasti A. Pengambilan Keputusan dengan Tujuan Tunggal Contoh 2: Suatu perusahaan akan meningkatkan volume penjualannya dengan salah satu usaha di bawah ini. Jumlah anggaran maksimal adalah Rp 100.000.000. Data-data-datanya adalah sebagai berikut (dalam ribuan Rp): 4 Tindakan Biaya Kenaikan Volume Penjualan Persentase Kenaikan Penjualan (%) Advertency 50 600 1.200 Potongan Harga 40 700 1.750 Undian Berhadiah 30 500 1.670 Personal Selling 70 1.000 1.430
  • 5. Keadaan Pasti B. Pengambilan Keputusan dengan Tujuan Ganda Apabila ada lebih datri satu tujuan, maka kita gunakan bobot untuk pada masing-masing tujuan dengan bobot yang lebih banyak pada tujuan yang menjadi prioritas utama. Ni adalah persentase kenaikan/pengurangan hasil yang diperoleh. aij adalah hasil yang diperoleh dari strategi/alternatif ke-j. bj adalah bobot untuk strategi/alternatif ke-j. 5   n j jmjm baN 1   n j jjbaN 1 11   n j jjbaN 1 22  nnbababaN 12121111   nnbababaN 22221212    nmnmmm bababaN  2211
  • 6. Keadaan Pasti B. Pengambilan Keputusan dengan Tujuan Ganda Contoh: Suatu perusahaan akan memasang iklan untuk menaikkan volume penjualan, menaikkan laba usaha, dan menaikkan harga sahamnya di pasar modal. Iklan akan dimuat di salah satu surat kabar A, B, C, dan D. Bobot setiap tujuan adalah: 1 untuk kenaikan saham, 2 untuk kenaikan penjualan, dan 4 untuk kenaikan harga saham. Data-data yang ada adalah sebagai berikut (dalam ribuan Rp): Perhitungan: 6 670.3%100 600 420 1%100 600 400.2 4%100 600 000.6 2 78,677.4%100 900 700 1%100 900 400.5 4%100 900 900.9 2 150.4%100 400 400 1%100 400 800.1 4%100 400 500.4 2 700.3%100 500 500 1%100 500 000.2 4%100 500 000.5 2                                                                             D C B A
  • 7. Keadaan Belum Tentu Keadaan yang belum tentu berarti keadaan di mana informasi yang diperoleh untuk mempertimbangkan (sebagai dasar pengambilan keputusan) sifatnya belum tentu terjadi, misalnya informasi mengenai laju inflasi tahun depan bisa 5%, 4%, atau 2.4%. Keadaan yang belum tentu ini terbagi menjadi dua: 1. Keadaan yang mengandung risiko terjadi apabila probabilitas terjadinya dapat diasumsikan diketahui. 2. Keadaan yang tidak pasti (uncertain) terjadi apabila probabilitas terjadi tidak diketahui. Namun dalam Modul ini hanya dibahas mengenai keadaan yang mengandung risiko. A. Pengambilan keputusan berdasarkan nilai harapan. Dalam pendekatan ini, kita memilih alternatif dengan nilai harapan tertingi. 7   n j jmjm XPNH 1   n j jj XPNH 1 11   n j jj XPNH 1 22  nn XPXPXPNH 12121111   nn XPXPXPNH 22221212    nmnmmm XPXPXPNH  2211
  • 8. Keadaan Belum Tentu A. Pengambilan keputusan berdasarkan nilai harapan. Contoh: Seorang pengusaha sirkus akan mengadakan pertunjukan di tiga kota. Kalau cuaca baik, maka laba yang diperoleh kalau mengadakan pertunjukan di Medan adalah Rp 50 juta, di Surabaya Rp 40 juta, di Ambon Rp 60 juta. Namun kalau cuaca tidak baik, maka labanya adalah sebagai berikut: Medan Rp 10 juta, Surabaya Rp 30 juta, dan Ambon Rp 5 juta. Probabilitas keadaan cuaca baik = 0.6 dan cuaca tidak baik = 0.4. Perhitungannya adalah sebagai berikut (dalam jutaan Rp): 8 Kota Cuaca Baik (P = 0.6) Cuaca Baik (P = 0.4) Nilai Harapan Medan 50 10 0.6(50) + 0.4(10) = 34 Surabaya 40 30 0.6(40) + 0.4(30) = 36 Ambon 60 5 0.6(60) + 0.4(5) = 38
  • 9. Keadaan Belum Tentu B. Pohon Keputusan. Apabila alternatif yang akan dipilih terdiri dari beberapa alternatif lagi, maka akan lebih mudah apabila digambar pohon keputusan. Contoh: Suatu perusahaan menghadapi kesulitan untuk membeli mesin dengan kapasitas besar atau kecil, dengan didasarkan pertimbangan kalau kemungkinan akan terjadi kenaikan permintaan barang (dengan probabilitas 0.75 dan tidak terjadi kenaikan permintaan dengan probabilitas 0.25). 1. Membeli Mesin dengan Kapasitas Besar Kalau permintaan meningkat maka laba yang diperoleh Rp 1 juta dan bila tidak Rp 200 ribu. 2. Membeli Mesin dengan Kapasitas Kecil Kalau permintaan meningkat, maka pada tahun pertama laba yang diperoleh Rp 100 ribu. Pada tahun kedua, pemerintah akan memberikan kredit pembelian mesin dengan probabilitas 0,8 dan laba yang dihasilkan Rp 800 ribu. Namun kalau pemerintah tidak memberikan kredit maka perusahaan tetap membeli mesin dan laba yang dihasilkan Rp 700 ribu. Kalau perusahaan tidak membeli mesin lagi maka laba yang diperoleh hanya Rp 400 ribu. Kalau permintaan tidak meningkat, maka laba yang dihasilkan Rp 300 ribu. 9
  • 10. Keadaan Belum Tentu B. Pohon Keputusan. • Nilai Harapan Membeli Mesin Besar (NH1) = 0.75(1.000.000) + 0.25(200.000) = 800.000 • Nilai Harapan Membeli Mesin Kecil (NH2) = 0.75(100.000+780.000) + 0.25(300.000) = 735.000 – Nilai Harapan Membeli Mesin Baru di Tahun kedua (NH2a) = 0.80(800.000) + 0.20(700.000) = 780.000 – Nilai Harapan Tidak Membeli Mesin Baru di Tahun Kedua (NH2b) = 400.000 10
  • 11. Sungai Kapuas, Kalimantan Terima Kasih 감사합니다 Sampai Bertemu Lagi di Pertemuan Selanjutnya Seoul, 6th of April 2014