SlideShare a Scribd company logo
1 of 27
Pulau Wakatobi, Wakatobi, Sulawesi Tenggara
Seoul, 16th of March 2014
Tinjauan Umum Modul 5
Secara umum, Modul 5 akan membahas mengenai model transportasi.
Modul 5 terdiri dari dua kegiatan belajar:
• Kegiatan Belajar 1 – Beberapa Metode untuk Memperoleh Alokasi Optimal
• Kegiatan Belajar 2 – Beberapa Masalah dan Penyimpangannya
Setelah mempelajari Modul 5, diharapkan mengetahui cara penghematan biaya alokasi dengan mengubah
cara alokasi barang dari beberapa tempat asal ke beberapa tujuan.
Secara khusus, setelah mempelajari Modul 5, diharapkan mampu:
• Merencanakan alokasi barang dengan fasilitas yang sama bisa memenuhi kebutuhan semaksimal
mungkin dengan biaya alokasi termurah;
• Menerapkan metode transportasi untuk memecahkan masalah-masalah yang dihadapi, misalnya untuk
perencanaan tata letak dan perencanaan distribusi barang;
• Menekan biaya alokasi hanya dengan mengubah cara alokasi, tidak perlu menambah atau mengubah
fasilitas yang ada.
2
Model Transportasi
Model transportasi mula-mula ditmukan oleh F.L. Hitchcock pada tahun 1941 dan dikembangkan oleh T.C.
Koopmans. Kemudian pada tahun 1953 ditemukan cara pemecahan model transportasi dengan programma
linier oleh G.B. Fantzig. Dalam perkembangan selanjutnya, ditemukan metode stepping stone oleh W.W.
Cooper dan A. Charens dan selanjutnya metode modified distribution method (MODI) pada tahun 1955.
Sebagai ilustrasi model transportasi, lihat gambar berikut:
A dan B merupakan “pabrik” yang mempunyai
kapasitas sebanyak 200 dan 300 produk,
sedangkan X dan Y merupakan “gudang” dengan
permintaan masing-masing 250 produk. Biaya
transportasi dari A ke X adalah Rp 25 danke Y
Rp 10. Sedangkan biaya dari B ke X adalah
Rp 11 dan Rp 20 ke Y.
Dua alternatif yang bisa dipilih:
I A ke Y 200 produk = Rp 2.000 II A ke X 200 produk = Rp 5.000
B ke Y 50 produk = Rp 1.000 B ke X 50 produk = Rp 550
B ke X 250 produk = Rp 2.750 B ke Y 250 produk = Rp 5.000
Total = Rp 5.750 Total = Rp 10.550
3
A
Supply = 200
B
Supply = 300
X
Demand = 250
Y
Demand = 250
25
20
10
11
?
Metode Stepping Stone
Metode ini merupakan metode paling sederhana namun memerlukan waktu yang lama dalam pengerjaan.
Caranya adalah dengan menyusun data ke dalam tabel alokasi kemudian alokasi tersebut dicoba-coba
sampai menemukan biaya yang paling murah.
Contoh:
Perusahaan menjual barang hasil produksi ke 3 daerah: Yogyakarta, Semarang, dan Bandung. Perusahaan
memiliki 3 buah pabrik di Magelang, Pati, dan Kediri.
Kebutuhan tiap gudang adalah: Kapasitas produksi tiap-tiap pabrik adalah:
Yogyakarta (Y) = 60 ton Magelang (M) = 30 ton
Semarang (S) = 40 ton Pati (P) = 40 ton
Bandung (B) = 20 ton Kediri (K) = 50 ton
Biaya pengangkutan dari pabrik ke gudang adalah:
4
Ke
Yogyakarta (Y) Semarang (S) Bandung (B)
Dari
Magelang (M) 15 3 18
Pati (P) 17 8 30
Kediri (K) 18 10 24
Metode Stepping Stone
1. Menyusun data ke tabel alokasi
5
Ke
Yogyakarta (Y) Semarang (S) Bandung (B) Kapasitas
Dari
Magelang (M)
15 3 18
30
Pati (P)
17 8 30
40
Kediri (K)
18 10 24
50
Kebutuhan 60 40 20 120
Metode Stepping Stone
2. Mengisi tabel alokasi dari sudut kiri atas kemudian sisanya ke kanan atau bawah sampai akhirnya
mengisi sudut kanan bawah. Cara pengisian ini disebut north west corner (pojok barat laut).
Biaya pengiriman:
Rp 15 (30) + Rp 17 (30) + Rp 8 (10) + Rp 10 (30) + Rp 24 (20) = Rp 1.820
6
Ke
Yogyakarta (Y) Semarang (S) Bandung (B) Kapasitas
Dari
Magelang (M)
15 3 18
30
30
Pati (P)
17 8 30
40
30 10
Kediri (K)
18 10 24
50
30 20
Kebutuhan 60 40 20 120
Metode Stepping Stone
3. Memperbaiki alokasi (1).
Biaya pengiriman:
Rp 15 (20) + Rp 17 (40) + Rp 3 (10) + Rp 10 (30) + Rp 24 (20) = Rp 1.790
7
Ke
Yogyakarta (Y) Semarang (S) Bandung (B) Kapasitas
Dari
Magelang (M)
20 15 3 18
30
30 10
Pati (P)
40 17 8 30
40
30 10
Kediri (K)
18 10 24
50
30 20
Kebutuhan 60 40 20 120
Metode Stepping Stone
3. Memperbaiki alokasi (2).
Biaya pengiriman:
Rp 15 (20) + Rp 17 (10) + Rp 18 (30) + Rp 3 (10) + Rp 30 (8) + Rp 20 (24) = Rp 1.760
Lakukan terus sampai biaya minimal diperoleh. Tidak ada petunjuk segiempat mana yang harus
“diganti” dan tidak ada petunjuk kapan solusi optimal diperoleh.
8
Ke
Yogyakarta (Y) Semarang (S) Bandung (B) Kapasitas
Dari
Magelang (M)
15 3 18
30
20 10
Pati (P)
10 17 8 30
40
40 30
Kediri (K)
18 10 24
50
30 30 20
Kebutuhan 60 40 20 120
Metode Vogel
Metode ini juga merupakan metode sederhana namun kadang-kadang hasilnya kurang optimal.
Dengan contoh soal yang sama akan dijelaskan prosedur Metode Vogel.
1. Membuat tabel alokasi sama seperti dalam metode stepping stone
9
Ke
Yogyakarta (Y) Semarang (S) Bandung (B) Kapasitas
Dari
Magelang (M)
15 3 18
30
Pati (P)
17 8 30
40
Kediri (K)
18 10 24
50
Kebutuhan 60 40 20 120
Metode Vogel
2. Mencari indeks baris dan kolom yang merupakan selisih antara biaya tereendah dengan nomor dua
terrendah dalam kolom/baris tersebut.
Baris M = 15 – 3 = 12 Kolom Y = 17 – 15 = 2
Baris P = 17 – 8 = 9 Kolom S = 8 – 3 = 5
Baris K = 18 – 10 = 8 Kolom B = 24 – 18 = 6
3. Pilih baris atau kolom dengan indeks terbesar pada baris/kolom tersebut dan isi dengan kapasitas
maksimum pada baris atau kolom dengan biaya terrendah
10
Indeks
12
9
8
30X X
Indeks terbesar
Indeks 2 5 6
X
== 10
Metode Vogel
4. Mencari indeks baris dan kolom yang baru.
Semua indeks baris Kolom Y = 18 – 17 = 1
masih sama Kolom S = 10 – 8 = 2
Kolom B = 30 – 24 = 6
5. Pilih baris atau kolom dengan indeks terbesar pada baris/kolom tersebut dan isi dengan kapasitas
maksimum pada baris atau kolom dengan biaya terrendah
11
Indeks
12
9
8
Indeks 2 5 6
1 2 6
30X X
Indeks terbesar10
X
X
X
== 30
Metode Vogel
6. Mencari indeks baris dan kolom yang baru.
Baris P = 30 – 17 = 13 Semua indeks kolom
Baris K = 24 – 18 = 6 masih sama
7. Pilih baris atau kolom dengan indeks terbesar pada baris/kolom tersebut dan isi dengan kapasitas
maksimum pada baris atau kolom dengan biaya terrendah
12
Indeks
12
9
8
Indeks 2 5 6
1 2 6
30X X
Indeks terbesar10
X
X
X== 30
12
13
6
30 XX
Metode Vogel
8. Mencari indeks baris dan kolom yang baru.
Semua index baris Kolom Y = 18
masih sama Kolom B = 24
9. Pilih baris atau kolom dengan indeks terbesar pada baris/kolom tersebut dan isi dengan kapasitas
maksimum pada baris atau kolom dengan biaya terrendah
13
Indeks 2 5 6
1 2 6
18 24
30X X
Indeks terbesar
10
X
30 X
20
X
X
X X
30
Indeks
12
9
8
12
13
6
Metode Vogel
10. Solusi akhir:
Biaya pengiriman:
Rp 3 (30) + Rp 17 (30) + Rp 8 (10) + Rp 18 (30) + Rp 20 (24) = Rp 1.700
14
Ke
Yogyakarta (Y) Semarang (S) Bandung (B) Kapasitas
Dari
Magelang (M)
15 3 18
30
30
Pati (P)
17 8 30
40
30 10
Kediri (K)
18 10 24
50
30 20
Kebutuhan 60 40 20 120
Metode MODI
1. Mengisi alokasi dari sudut kiri atas (northwest corner)
Biaya pengiriman:
Rp 15 (30) + Rp 17 (30) + Rp 8 (10) + Rp 10 (30) + Rp 24 (20) = Rp 1.820
15
Ke
Yogyakarta (Y) Semarang (S) Bandung (B) Kapasitas
Dari
Magelang (M)
15 3 18
30
30
Pati (P)
17 8 30
40
30 10
Kediri (K)
18 10 24
50
30 20
Kebutuhan 60 40 20 120
Metode MODI
2. Mencari nilai baris dan kolom
Baris pertama pasti bernilai 0, sedang yang lain dicari dengan persamaan:
Ri + Kj = Cij
Ri adalah nilai baris ke-i;
Kj adalah nilai kolom ke-j;
Cij adalah biaya dari i ke j.
Syaratnya antara baris i dan j harus
“dihubungkan” oleh alokasi
(0) RM = 0
(1) RM + KY = 15; KY = 15
(2) RP + KY = 17; RP = 2
(3) RP + KS = 8; KS = 6
(4) RK + KS = 10; RK = 4
(5) RK + KB = 24; KB = 20
16
0
15
2
4
30
30 10
30 20
6 20
Metode MODI
3. Melakukan perbaikan
Indeks perbaikan dari segiempat yang masih belum terisi dicari dengan menggunakan persamaan:
Indeksij = Cij – Ri – Kj
Kemudian pilih segiempat dengan
indeks paling kecil (negatif terkecil)
MS = 3 – 0 – 6 = –3*
MB = 18 – 0 – 20 = –2
PB = 30 – 2 – 20 = 8
KY = 18 – 4 – 15 = –1
*negatif terkecil
Beri tanda positif (akan diisi) pada segiempat yang terpilih. Kemudian apabila ada segiempat yang
sudah terisi, yang letaknya sebaris/sekolom, beri tanda negatif (akan dikurangi). Kemudian tanda
positif untuk segiempat yang letaknya ada berseberangan dari segiempat terpilih. Pindahkan alokasi
dari segiempat negatif ke positif sebesar alokasi terkecil dari segiempat negatif.
Biaya pengiriman: Rp 15 (20) + Rp 17 (40) + Rp 3 (10) + Rp 10 (30) + Rp 24 (20) = Rp 1.790
17
0
15
2
4
30 20
30 40 10
30 20
6 20
+–
–+
10
Metode MODI
4. Melanjutkan perbaikan
Nilai baris yang baru:
(0) RM = 0
(1) RM + KY = 15; KY = 15
(2) RM + KS = 3; KS = 3
(3) RP + KY = 17; RP = 2
(4) RK + KS = 10; RK = 7
(5) RK + KB = 24; KB = 17
Indeks perbaikan yang baru:
MB = 18 – 0 – 17 = 1
PS = 8 – 2 – 3 = 3
PB = 30 – 2 – 17 = 11
KY = 18 – 7 – 15 = –4*
Biaya pengiriman:
Rp 15 (20) + Rp 17 (10) + Rp 3 (10) + Rp 8 (30) + Rp 18 (30) + Rp 24 (20) = Rp 1.760
18
0
15
2
7
20
40 10
30 20
3 17
+ –
– +
10
30
30
Metode MODI
5. Melanjutkan perbaikan
Nilai baris yang baru:
(0) RM = 0
(1) RM + KY = 15; KY = 15
(2) RP + KY = 17; RP = 2
(3) RP + KS = 8; KS = 6
(4) RK + KY = 18; RK = 3
(5) RK + KB = 24; KB = 21
Indeks perbaikan yang baru:
MB = 18 – 0 – 21 = –3*
PB = 30 – 2 – 21 = 7
KS = 10 – 3 – 6 = 1
Biaya pengiriman:
Rp 17 (10) + Rp 3 (10) + Rp 8 (30) + Rp 18 (50) + Rp 18 (20) = Rp 1.700
19
0
15
2
3
20
10
20
6 21
+ –
– +
10
30 50
30
20
Metode MODI
6. Melanjutkan perbaikan
Nilai baris yang baru:
(0) RM = 0
(1) RM + KS = 3; KS = 3
(2) RM + KB = 18; KB = 18
(3) RP + KS = 8; RP = 5
(4) RP + KY = 17; KY = 12
(5) RK + KY = 18; RK = 6
Indeks perbaikan yang baru:
MY = 15 – 0 – 12 = 3
PB = 30 – 5 – 18 = 7
KS = 10 – 3 – 6 = 1
KB = 24 – 6 – 18 = 0
Perbaikan sudah tidak bisa dilakukan karena indeks perbaikan yang baru tidak ada yang bernilai
negatif.
20
0
12
5
6
10
3 18
–
10
50
30
20
Metode MODI
7. Solusi akhir:
Biaya pengiriman:
Rp 17 (10) + Rp 3 (10) + Rp 8 (30) + Rp 18 (50) + Rp 18 (20) = Rp 1.700
21
Ke
Yogyakarta (Y) Semarang (S) Bandung (B) Kapasitas
Dari
Magelang (M)
15 3 18
30
10 20
Pati (P)
17 8 30
40
10 30
Kediri (K)
18 10 24
50
50
Kebutuhan 60 40 20 120
Supply Melebihi Demand
Apabila kondisi supply (kapasitas) melebihi demand (kebutuhan) terjadi, maka dibutuhkan kolom dummy
yang demannya sebesar kelebihan kapasitas tersebut. Biaya dari kolom dummy tersebut adalah 0.
Contoh:
22
Ke
W X Y Kapasitas
Dari
A
10 17 12
60
B
15 11 17
50
C
8 20 16
40
Kebutuhan 30 40 50
150
120
Supply Melebihi Demand
Tambahkan kolom dummy di paling kanan.
Kemudian, cari solusi optimal dengan menggunakan salah satu dari tiga metode yang telah disebutkan
sebelumnya.
23
Ke
W X Y Dummy Kapasitas
Dari
A
10 17 12 0
60
B
15 11 17 0
50
C
8 20 16 0
40
Kebutuhan 30 40 50 30 150
Demand Melebihi Supply
Apabila kondisi demand (kebutuhan) melebihi supply (kapasitas) terjadi, maka dibutuhkan baris dummy
yang kapasitasnya sebesar kekurangan kapasitas tersebut. Biaya dari baris dummy tersebut adalah 0.
Contoh:
24
Ke
W X Y Kapasitas
Dari
A
10 17 12
30
B
15 11 17
40
C
8 20 16
50
Kebutuhan 60 50 40
120
150
Demand Melebihi Supply
Tambahkan baris dummy di paling bawah.
Kemudian, cari solusi optimal dengan menggunakan salah satu dari tiga metode yang telah disebutkan
sebelumnya.
25
Ke
W X Y Kapasitas
Dari
A
10 17 12
30
B
15 11 17
40
C
8 20 16
50
Dummy
0 0 0
30
Kebutuhan 60 50 40 150
Stopped Northwest Corner
Terkadang, dalam pengisian alokasi menggunakan northwest corner berhenti di tengah-tengah atau tidak
sampai ke kanan bawah. Apabila kondisi ini terjadi, maka dalam mengerjakan dengan metode MODI akan
terjadi kesulitan karena nilai baris atau kolom tidak akan ditemui dikarenakan tidak ada alokasi yang
berseususian dengan baris dan kolom yang dicari. Penyelesaiannya adalah dengan menempatkan alokasi
semu ke dalam segiempat yang “seharusnya”. Kemudian nilai baris dan kolom yang bersesuaian dapat
dicari.
Contoh:
26
Pulau Wakatobi, Wakatobi, Sulawesi Tenggara
Terima Kasih
감사합니다
Sampai Bertemu Lagi di Pertemuan Selanjutnya
Seoul, 16th of March 2014

More Related Content

What's hot

Strategi dominan & keseimbangan nash
Strategi dominan & keseimbangan nashStrategi dominan & keseimbangan nash
Strategi dominan & keseimbangan nashOpissen Yudisyus
 
4 bunga nominal dan bunga efektif
4 bunga nominal dan bunga efektif4 bunga nominal dan bunga efektif
4 bunga nominal dan bunga efektifSimon Patabang
 
Analisis jabatan msdm
Analisis jabatan msdmAnalisis jabatan msdm
Analisis jabatan msdmMaful Hidayat
 
uji hipotesis satu rata – rata bagian 2
uji hipotesis satu rata – rata bagian 2uji hipotesis satu rata – rata bagian 2
uji hipotesis satu rata – rata bagian 2Ratih Ramadhani
 
Makalah kelompok 4 metode simpleks
Makalah kelompok 4 metode simpleksMakalah kelompok 4 metode simpleks
Makalah kelompok 4 metode simpleksNila Aulia
 
Manajemen keuangan part 2 of 5
Manajemen keuangan part 2 of 5Manajemen keuangan part 2 of 5
Manajemen keuangan part 2 of 5Judianto Nugroho
 
PENYELESAIAN MASALAH PENUGASAN DENGAN METODE HUNGARIAN
PENYELESAIAN MASALAH PENUGASAN DENGAN METODE HUNGARIANPENYELESAIAN MASALAH PENUGASAN DENGAN METODE HUNGARIAN
PENYELESAIAN MASALAH PENUGASAN DENGAN METODE HUNGARIANFeronica Romauli
 
Latihan Soal Matematika Ekonomi + Pembahasan (MBTI - Institut Manajemen Telkom)
Latihan Soal Matematika Ekonomi + Pembahasan (MBTI - Institut Manajemen Telkom)Latihan Soal Matematika Ekonomi + Pembahasan (MBTI - Institut Manajemen Telkom)
Latihan Soal Matematika Ekonomi + Pembahasan (MBTI - Institut Manajemen Telkom)Yunus Thariq
 
Contoh Soal Ekonomi Manajerial
Contoh Soal Ekonomi ManajerialContoh Soal Ekonomi Manajerial
Contoh Soal Ekonomi ManajerialAshari Arnan
 
STATISTIKA-Regresi dan korelasi
STATISTIKA-Regresi dan korelasiSTATISTIKA-Regresi dan korelasi
STATISTIKA-Regresi dan korelasiYousuf Kurniawan
 
5. masalah transportasi dan penugasan
5. masalah transportasi dan penugasan5. masalah transportasi dan penugasan
5. masalah transportasi dan penugasanNadia Rahmatul Ummah
 
linear programming metode simplex
linear programming metode simplexlinear programming metode simplex
linear programming metode simplexBambang Kristiono
 
Metode transportasi
Metode transportasiMetode transportasi
Metode transportasiAfan lathofy
 

What's hot (20)

VARIABEL RANDOM & DISTRIBUSI PELUANG
VARIABEL RANDOM & DISTRIBUSI PELUANGVARIABEL RANDOM & DISTRIBUSI PELUANG
VARIABEL RANDOM & DISTRIBUSI PELUANG
 
Strategi dominan & keseimbangan nash
Strategi dominan & keseimbangan nashStrategi dominan & keseimbangan nash
Strategi dominan & keseimbangan nash
 
MO II Forecasting
MO II ForecastingMO II Forecasting
MO II Forecasting
 
4 bunga nominal dan bunga efektif
4 bunga nominal dan bunga efektif4 bunga nominal dan bunga efektif
4 bunga nominal dan bunga efektif
 
Analisis jabatan msdm
Analisis jabatan msdmAnalisis jabatan msdm
Analisis jabatan msdm
 
Ppt teori antrian
Ppt teori antrianPpt teori antrian
Ppt teori antrian
 
uji hipotesis satu rata – rata bagian 2
uji hipotesis satu rata – rata bagian 2uji hipotesis satu rata – rata bagian 2
uji hipotesis satu rata – rata bagian 2
 
Makalah kelompok 4 metode simpleks
Makalah kelompok 4 metode simpleksMakalah kelompok 4 metode simpleks
Makalah kelompok 4 metode simpleks
 
Manajemen keuangan part 2 of 5
Manajemen keuangan part 2 of 5Manajemen keuangan part 2 of 5
Manajemen keuangan part 2 of 5
 
PENYELESAIAN MASALAH PENUGASAN DENGAN METODE HUNGARIAN
PENYELESAIAN MASALAH PENUGASAN DENGAN METODE HUNGARIANPENYELESAIAN MASALAH PENUGASAN DENGAN METODE HUNGARIAN
PENYELESAIAN MASALAH PENUGASAN DENGAN METODE HUNGARIAN
 
Anuitas
AnuitasAnuitas
Anuitas
 
Analisis pohon kepputusan
Analisis pohon kepputusanAnalisis pohon kepputusan
Analisis pohon kepputusan
 
Latihan Soal Matematika Ekonomi + Pembahasan (MBTI - Institut Manajemen Telkom)
Latihan Soal Matematika Ekonomi + Pembahasan (MBTI - Institut Manajemen Telkom)Latihan Soal Matematika Ekonomi + Pembahasan (MBTI - Institut Manajemen Telkom)
Latihan Soal Matematika Ekonomi + Pembahasan (MBTI - Institut Manajemen Telkom)
 
Contoh Soal Ekonomi Manajerial
Contoh Soal Ekonomi ManajerialContoh Soal Ekonomi Manajerial
Contoh Soal Ekonomi Manajerial
 
STATISTIKA-Regresi dan korelasi
STATISTIKA-Regresi dan korelasiSTATISTIKA-Regresi dan korelasi
STATISTIKA-Regresi dan korelasi
 
5. masalah transportasi dan penugasan
5. masalah transportasi dan penugasan5. masalah transportasi dan penugasan
5. masalah transportasi dan penugasan
 
Minggu 10_Teknik Analisis Regresi
Minggu 10_Teknik Analisis RegresiMinggu 10_Teknik Analisis Regresi
Minggu 10_Teknik Analisis Regresi
 
linear programming metode simplex
linear programming metode simplexlinear programming metode simplex
linear programming metode simplex
 
P11_penyebaran data variansi (ragam)
P11_penyebaran data variansi (ragam)P11_penyebaran data variansi (ragam)
P11_penyebaran data variansi (ragam)
 
Metode transportasi
Metode transportasiMetode transportasi
Metode transportasi
 

Viewers also liked

BMP EKMA4413 Riset Operasi
BMP EKMA4413 Riset OperasiBMP EKMA4413 Riset Operasi
BMP EKMA4413 Riset OperasiMang Engkus
 
Tugas Mandiri Riset Operasi
Tugas Mandiri Riset OperasiTugas Mandiri Riset Operasi
Tugas Mandiri Riset OperasiPrincess Nisa
 
Teknik riset operasi pertemuan 13
Teknik riset operasi pertemuan 13Teknik riset operasi pertemuan 13
Teknik riset operasi pertemuan 13Afrina Ramadhani
 
Mi+ +bab+3+metode+transportasi
Mi+ +bab+3+metode+transportasiMi+ +bab+3+metode+transportasi
Mi+ +bab+3+metode+transportasiHari Sumartono
 
EKSI 4203 - Modul 1 Pengertian dan Instrument Pasar Modal
EKSI 4203  - Modul 1 Pengertian dan Instrument Pasar ModalEKSI 4203  - Modul 1 Pengertian dan Instrument Pasar Modal
EKSI 4203 - Modul 1 Pengertian dan Instrument Pasar ModalAncilla Kustedjo
 
EKSI 4203 - Modul 2 Risk & Return
EKSI 4203  - Modul 2 Risk & ReturnEKSI 4203  - Modul 2 Risk & Return
EKSI 4203 - Modul 2 Risk & ReturnAncilla Kustedjo
 

Viewers also liked (14)

EKMA4413 - Riset Operasi - Modul 4
EKMA4413 - Riset Operasi - Modul 4EKMA4413 - Riset Operasi - Modul 4
EKMA4413 - Riset Operasi - Modul 4
 
EKMA4413 - Riset Operasi - Modul 1
EKMA4413 - Riset Operasi - Modul 1EKMA4413 - Riset Operasi - Modul 1
EKMA4413 - Riset Operasi - Modul 1
 
EKMA4413 - Riset Operasi - Modul 3
EKMA4413 - Riset Operasi - Modul 3EKMA4413 - Riset Operasi - Modul 3
EKMA4413 - Riset Operasi - Modul 3
 
EKMA4413 - Riset Operasi - Modul 7
EKMA4413 - Riset Operasi - Modul 7EKMA4413 - Riset Operasi - Modul 7
EKMA4413 - Riset Operasi - Modul 7
 
EKMA4413 - Riset Operasi - Modul 9
EKMA4413 - Riset Operasi - Modul 9EKMA4413 - Riset Operasi - Modul 9
EKMA4413 - Riset Operasi - Modul 9
 
EKMA4413 - Riset Operasi - Modul 8
EKMA4413 - Riset Operasi - Modul 8EKMA4413 - Riset Operasi - Modul 8
EKMA4413 - Riset Operasi - Modul 8
 
EKMA4413 - Riset Operasi - Modul 2
EKMA4413 - Riset Operasi - Modul 2EKMA4413 - Riset Operasi - Modul 2
EKMA4413 - Riset Operasi - Modul 2
 
EKMA4413 - Riset Operasi - Modul 6
EKMA4413 - Riset Operasi - Modul 6EKMA4413 - Riset Operasi - Modul 6
EKMA4413 - Riset Operasi - Modul 6
 
BMP EKMA4413 Riset Operasi
BMP EKMA4413 Riset OperasiBMP EKMA4413 Riset Operasi
BMP EKMA4413 Riset Operasi
 
Tugas Mandiri Riset Operasi
Tugas Mandiri Riset OperasiTugas Mandiri Riset Operasi
Tugas Mandiri Riset Operasi
 
Teknik riset operasi pertemuan 13
Teknik riset operasi pertemuan 13Teknik riset operasi pertemuan 13
Teknik riset operasi pertemuan 13
 
Mi+ +bab+3+metode+transportasi
Mi+ +bab+3+metode+transportasiMi+ +bab+3+metode+transportasi
Mi+ +bab+3+metode+transportasi
 
EKSI 4203 - Modul 1 Pengertian dan Instrument Pasar Modal
EKSI 4203  - Modul 1 Pengertian dan Instrument Pasar ModalEKSI 4203  - Modul 1 Pengertian dan Instrument Pasar Modal
EKSI 4203 - Modul 1 Pengertian dan Instrument Pasar Modal
 
EKSI 4203 - Modul 2 Risk & Return
EKSI 4203  - Modul 2 Risk & ReturnEKSI 4203  - Modul 2 Risk & Return
EKSI 4203 - Modul 2 Risk & Return
 

Similar to EKMA4413 - Riset Operasi - Modul 5

5-Metode Transportasi.pptx
5-Metode Transportasi.pptx5-Metode Transportasi.pptx
5-Metode Transportasi.pptxkurniasarih780
 
Transportasi vogel dan transhipment
Transportasi vogel dan transhipmentTransportasi vogel dan transhipment
Transportasi vogel dan transhipmentWina Ariyani
 
Pembahasan Prediksi UN Matematika SMP 2018 Paket 2
Pembahasan Prediksi UN Matematika SMP 2018 Paket 2Pembahasan Prediksi UN Matematika SMP 2018 Paket 2
Pembahasan Prediksi UN Matematika SMP 2018 Paket 2Sulistiyo Wibowo
 
Pembahasan prediksi un matematika smp 2019 paket 4
Pembahasan prediksi un matematika smp 2019 paket 4Pembahasan prediksi un matematika smp 2019 paket 4
Pembahasan prediksi un matematika smp 2019 paket 4Sulistiyo Wibowo
 
Pembahasan Soal UN Matematika SMP 2013 ala orang kampung
Pembahasan Soal UN Matematika SMP 2013 ala orang kampungPembahasan Soal UN Matematika SMP 2013 ala orang kampung
Pembahasan Soal UN Matematika SMP 2013 ala orang kampungYan Aryana
 
Upload soal-solusi
Upload soal-solusiUpload soal-solusi
Upload soal-solusiliawatiemi
 
Pembahasan un matematika smp 2013
Pembahasan un matematika smp 2013 Pembahasan un matematika smp 2013
Pembahasan un matematika smp 2013 m. syaiful anwar
 
Pembahasan Prediksi UN Matematika SMP 2018
Pembahasan Prediksi UN Matematika SMP 2018Pembahasan Prediksi UN Matematika SMP 2018
Pembahasan Prediksi UN Matematika SMP 2018Sulistiyo Wibowo
 
2017 osn matematika sma kota (solusi)
2017 osn matematika sma kota (solusi)2017 osn matematika sma kota (solusi)
2017 osn matematika sma kota (solusi)Ahmad Kholili
 
Soal & pembh uan mtk smp 2007 edit
Soal & pembh uan mtk smp 2007 editSoal & pembh uan mtk smp 2007 edit
Soal & pembh uan mtk smp 2007 editdellanizar99
 
Pertemuan 6 Model Transportasi teknik industri
Pertemuan 6 Model Transportasi teknik industriPertemuan 6 Model Transportasi teknik industri
Pertemuan 6 Model Transportasi teknik industridhimasusahid20230520
 
Perogram linier
Perogram linier Perogram linier
Perogram linier fauz1
 
Pembahasan Prediksi UN Matematika SMP 2018 Paket 3
Pembahasan Prediksi UN Matematika SMP 2018 Paket 3Pembahasan Prediksi UN Matematika SMP 2018 Paket 3
Pembahasan Prediksi UN Matematika SMP 2018 Paket 3Sulistiyo Wibowo
 
Fungsi objektif
Fungsi objektifFungsi objektif
Fungsi objektifDasri Saf
 
9-Metode Transportasi.pptx
9-Metode Transportasi.pptx9-Metode Transportasi.pptx
9-Metode Transportasi.pptxDinarAli4
 
44424-location-determination.pptx
44424-location-determination.pptx44424-location-determination.pptx
44424-location-determination.pptxTekadagungngrh
 
Pembahasan soal un matematika smp 2016
Pembahasan soal un matematika smp 2016Pembahasan soal un matematika smp 2016
Pembahasan soal un matematika smp 2016ernawati87
 

Similar to EKMA4413 - Riset Operasi - Modul 5 (20)

2 METODE TRANSPORTASI.pptx
2 METODE TRANSPORTASI.pptx2 METODE TRANSPORTASI.pptx
2 METODE TRANSPORTASI.pptx
 
5-Metode Transportasi.pptx
5-Metode Transportasi.pptx5-Metode Transportasi.pptx
5-Metode Transportasi.pptx
 
Metode stepping stone revisi
Metode stepping stone revisiMetode stepping stone revisi
Metode stepping stone revisi
 
Transportasi vogel dan transhipment
Transportasi vogel dan transhipmentTransportasi vogel dan transhipment
Transportasi vogel dan transhipment
 
Pembahasan Prediksi UN Matematika SMP 2018 Paket 2
Pembahasan Prediksi UN Matematika SMP 2018 Paket 2Pembahasan Prediksi UN Matematika SMP 2018 Paket 2
Pembahasan Prediksi UN Matematika SMP 2018 Paket 2
 
Transfortasia
TransfortasiaTransfortasia
Transfortasia
 
Pembahasan prediksi un matematika smp 2019 paket 4
Pembahasan prediksi un matematika smp 2019 paket 4Pembahasan prediksi un matematika smp 2019 paket 4
Pembahasan prediksi un matematika smp 2019 paket 4
 
Pembahasan Soal UN Matematika SMP 2013 ala orang kampung
Pembahasan Soal UN Matematika SMP 2013 ala orang kampungPembahasan Soal UN Matematika SMP 2013 ala orang kampung
Pembahasan Soal UN Matematika SMP 2013 ala orang kampung
 
Upload soal-solusi
Upload soal-solusiUpload soal-solusi
Upload soal-solusi
 
Pembahasan un matematika smp 2013
Pembahasan un matematika smp 2013 Pembahasan un matematika smp 2013
Pembahasan un matematika smp 2013
 
Pembahasan Prediksi UN Matematika SMP 2018
Pembahasan Prediksi UN Matematika SMP 2018Pembahasan Prediksi UN Matematika SMP 2018
Pembahasan Prediksi UN Matematika SMP 2018
 
2017 osn matematika sma kota (solusi)
2017 osn matematika sma kota (solusi)2017 osn matematika sma kota (solusi)
2017 osn matematika sma kota (solusi)
 
Soal & pembh uan mtk smp 2007 edit
Soal & pembh uan mtk smp 2007 editSoal & pembh uan mtk smp 2007 edit
Soal & pembh uan mtk smp 2007 edit
 
Pertemuan 6 Model Transportasi teknik industri
Pertemuan 6 Model Transportasi teknik industriPertemuan 6 Model Transportasi teknik industri
Pertemuan 6 Model Transportasi teknik industri
 
Perogram linier
Perogram linier Perogram linier
Perogram linier
 
Pembahasan Prediksi UN Matematika SMP 2018 Paket 3
Pembahasan Prediksi UN Matematika SMP 2018 Paket 3Pembahasan Prediksi UN Matematika SMP 2018 Paket 3
Pembahasan Prediksi UN Matematika SMP 2018 Paket 3
 
Fungsi objektif
Fungsi objektifFungsi objektif
Fungsi objektif
 
9-Metode Transportasi.pptx
9-Metode Transportasi.pptx9-Metode Transportasi.pptx
9-Metode Transportasi.pptx
 
44424-location-determination.pptx
44424-location-determination.pptx44424-location-determination.pptx
44424-location-determination.pptx
 
Pembahasan soal un matematika smp 2016
Pembahasan soal un matematika smp 2016Pembahasan soal un matematika smp 2016
Pembahasan soal un matematika smp 2016
 

More from Diponegoro University

Linear Algebra - Finite Dimensional Vector Spaces
Linear Algebra - Finite Dimensional Vector SpacesLinear Algebra - Finite Dimensional Vector Spaces
Linear Algebra - Finite Dimensional Vector SpacesDiponegoro University
 
Linear Algebra - Determinants and Eigenvalues
Linear Algebra - Determinants and EigenvaluesLinear Algebra - Determinants and Eigenvalues
Linear Algebra - Determinants and EigenvaluesDiponegoro University
 
Linear Algebra - System of Linear Equation
Linear Algebra - System of Linear EquationLinear Algebra - System of Linear Equation
Linear Algebra - System of Linear EquationDiponegoro University
 
Linear Algebra - Vectors and Matrices
Linear Algebra - Vectors and MatricesLinear Algebra - Vectors and Matrices
Linear Algebra - Vectors and MatricesDiponegoro University
 

More from Diponegoro University (20)

Polar Coordinates & Polar Curves
Polar Coordinates & Polar CurvesPolar Coordinates & Polar Curves
Polar Coordinates & Polar Curves
 
Parametric Equations
Parametric EquationsParametric Equations
Parametric Equations
 
Shewhart Charts for Variables
Shewhart Charts for VariablesShewhart Charts for Variables
Shewhart Charts for Variables
 
A Brief Concept of Quality
A Brief Concept of QualityA Brief Concept of Quality
A Brief Concept of Quality
 
Methods and Philosophy of SPC
Methods and Philosophy of SPCMethods and Philosophy of SPC
Methods and Philosophy of SPC
 
Linear Algebra - Finite Dimensional Vector Spaces
Linear Algebra - Finite Dimensional Vector SpacesLinear Algebra - Finite Dimensional Vector Spaces
Linear Algebra - Finite Dimensional Vector Spaces
 
Linear Algebra - Determinants and Eigenvalues
Linear Algebra - Determinants and EigenvaluesLinear Algebra - Determinants and Eigenvalues
Linear Algebra - Determinants and Eigenvalues
 
Linear Algebra - System of Linear Equation
Linear Algebra - System of Linear EquationLinear Algebra - System of Linear Equation
Linear Algebra - System of Linear Equation
 
Linear Algebra - Vectors and Matrices
Linear Algebra - Vectors and MatricesLinear Algebra - Vectors and Matrices
Linear Algebra - Vectors and Matrices
 
EKMA4413 - Riset Operasi - Modul 8
EKMA4413 - Riset Operasi - Modul 8EKMA4413 - Riset Operasi - Modul 8
EKMA4413 - Riset Operasi - Modul 8
 
Apple
AppleApple
Apple
 
EKMA4570 - Penganggaran - Modul 8
EKMA4570 -  Penganggaran - Modul 8EKMA4570 -  Penganggaran - Modul 8
EKMA4570 - Penganggaran - Modul 8
 
EKMA4570 - Penganggaran - Modul 9
EKMA4570 -  Penganggaran - Modul 9EKMA4570 -  Penganggaran - Modul 9
EKMA4570 - Penganggaran - Modul 9
 
EKMA4570 - Penganggaran - Modul 7
EKMA4570 -  Penganggaran - Modul 7EKMA4570 -  Penganggaran - Modul 7
EKMA4570 - Penganggaran - Modul 7
 
EKMA4570 - Penganggaran - Modul 6
EKMA4570 -  Penganggaran - Modul 6EKMA4570 -  Penganggaran - Modul 6
EKMA4570 - Penganggaran - Modul 6
 
EKMA4570 - Penganggaran - Modul 5
EKMA4570 -  Penganggaran - Modul 5EKMA4570 -  Penganggaran - Modul 5
EKMA4570 - Penganggaran - Modul 5
 
EKMA4570 - Penganggaran - Modul 4
EKMA4570 -  Penganggaran - Modul 4EKMA4570 -  Penganggaran - Modul 4
EKMA4570 - Penganggaran - Modul 4
 
EKMA4570 - Penganggaran - Modul 3
EKMA4570 -  Penganggaran - Modul 3EKMA4570 -  Penganggaran - Modul 3
EKMA4570 - Penganggaran - Modul 3
 
EKMA4570 - Penganggaran - Modul 2
EKMA4570 -  Penganggaran - Modul 2EKMA4570 -  Penganggaran - Modul 2
EKMA4570 - Penganggaran - Modul 2
 
EKMA4570 - Penganggaran - Modul 1
EKMA4570 -  Penganggaran - Modul 1EKMA4570 -  Penganggaran - Modul 1
EKMA4570 - Penganggaran - Modul 1
 

Recently uploaded

MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxJuliBriana2
 
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...Kanaidi ken
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxssuser35630b
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptxMateri Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptxSaujiOji
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...pipinafindraputri1
 
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptnovibernadina
 
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptxSusanSanti20
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxrizalhabib4
 
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxIvvatulAini
 
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, FigmaPengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, FigmaAndreRangga1
 
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMAE-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMAAmmar Ahmad
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTXAKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTXIksanSaputra6
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxsyahrulutama16
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptPpsSambirejo
 
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptxPPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptxriscacriswanda
 

Recently uploaded (20)

MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
 
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptxMateri Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
 
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
 
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
 
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
 
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
 
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, FigmaPengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
 
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMAE-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTXAKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
 
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptxPPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
 

EKMA4413 - Riset Operasi - Modul 5

  • 1. Pulau Wakatobi, Wakatobi, Sulawesi Tenggara Seoul, 16th of March 2014
  • 2. Tinjauan Umum Modul 5 Secara umum, Modul 5 akan membahas mengenai model transportasi. Modul 5 terdiri dari dua kegiatan belajar: • Kegiatan Belajar 1 – Beberapa Metode untuk Memperoleh Alokasi Optimal • Kegiatan Belajar 2 – Beberapa Masalah dan Penyimpangannya Setelah mempelajari Modul 5, diharapkan mengetahui cara penghematan biaya alokasi dengan mengubah cara alokasi barang dari beberapa tempat asal ke beberapa tujuan. Secara khusus, setelah mempelajari Modul 5, diharapkan mampu: • Merencanakan alokasi barang dengan fasilitas yang sama bisa memenuhi kebutuhan semaksimal mungkin dengan biaya alokasi termurah; • Menerapkan metode transportasi untuk memecahkan masalah-masalah yang dihadapi, misalnya untuk perencanaan tata letak dan perencanaan distribusi barang; • Menekan biaya alokasi hanya dengan mengubah cara alokasi, tidak perlu menambah atau mengubah fasilitas yang ada. 2
  • 3. Model Transportasi Model transportasi mula-mula ditmukan oleh F.L. Hitchcock pada tahun 1941 dan dikembangkan oleh T.C. Koopmans. Kemudian pada tahun 1953 ditemukan cara pemecahan model transportasi dengan programma linier oleh G.B. Fantzig. Dalam perkembangan selanjutnya, ditemukan metode stepping stone oleh W.W. Cooper dan A. Charens dan selanjutnya metode modified distribution method (MODI) pada tahun 1955. Sebagai ilustrasi model transportasi, lihat gambar berikut: A dan B merupakan “pabrik” yang mempunyai kapasitas sebanyak 200 dan 300 produk, sedangkan X dan Y merupakan “gudang” dengan permintaan masing-masing 250 produk. Biaya transportasi dari A ke X adalah Rp 25 danke Y Rp 10. Sedangkan biaya dari B ke X adalah Rp 11 dan Rp 20 ke Y. Dua alternatif yang bisa dipilih: I A ke Y 200 produk = Rp 2.000 II A ke X 200 produk = Rp 5.000 B ke Y 50 produk = Rp 1.000 B ke X 50 produk = Rp 550 B ke X 250 produk = Rp 2.750 B ke Y 250 produk = Rp 5.000 Total = Rp 5.750 Total = Rp 10.550 3 A Supply = 200 B Supply = 300 X Demand = 250 Y Demand = 250 25 20 10 11 ?
  • 4. Metode Stepping Stone Metode ini merupakan metode paling sederhana namun memerlukan waktu yang lama dalam pengerjaan. Caranya adalah dengan menyusun data ke dalam tabel alokasi kemudian alokasi tersebut dicoba-coba sampai menemukan biaya yang paling murah. Contoh: Perusahaan menjual barang hasil produksi ke 3 daerah: Yogyakarta, Semarang, dan Bandung. Perusahaan memiliki 3 buah pabrik di Magelang, Pati, dan Kediri. Kebutuhan tiap gudang adalah: Kapasitas produksi tiap-tiap pabrik adalah: Yogyakarta (Y) = 60 ton Magelang (M) = 30 ton Semarang (S) = 40 ton Pati (P) = 40 ton Bandung (B) = 20 ton Kediri (K) = 50 ton Biaya pengangkutan dari pabrik ke gudang adalah: 4 Ke Yogyakarta (Y) Semarang (S) Bandung (B) Dari Magelang (M) 15 3 18 Pati (P) 17 8 30 Kediri (K) 18 10 24
  • 5. Metode Stepping Stone 1. Menyusun data ke tabel alokasi 5 Ke Yogyakarta (Y) Semarang (S) Bandung (B) Kapasitas Dari Magelang (M) 15 3 18 30 Pati (P) 17 8 30 40 Kediri (K) 18 10 24 50 Kebutuhan 60 40 20 120
  • 6. Metode Stepping Stone 2. Mengisi tabel alokasi dari sudut kiri atas kemudian sisanya ke kanan atau bawah sampai akhirnya mengisi sudut kanan bawah. Cara pengisian ini disebut north west corner (pojok barat laut). Biaya pengiriman: Rp 15 (30) + Rp 17 (30) + Rp 8 (10) + Rp 10 (30) + Rp 24 (20) = Rp 1.820 6 Ke Yogyakarta (Y) Semarang (S) Bandung (B) Kapasitas Dari Magelang (M) 15 3 18 30 30 Pati (P) 17 8 30 40 30 10 Kediri (K) 18 10 24 50 30 20 Kebutuhan 60 40 20 120
  • 7. Metode Stepping Stone 3. Memperbaiki alokasi (1). Biaya pengiriman: Rp 15 (20) + Rp 17 (40) + Rp 3 (10) + Rp 10 (30) + Rp 24 (20) = Rp 1.790 7 Ke Yogyakarta (Y) Semarang (S) Bandung (B) Kapasitas Dari Magelang (M) 20 15 3 18 30 30 10 Pati (P) 40 17 8 30 40 30 10 Kediri (K) 18 10 24 50 30 20 Kebutuhan 60 40 20 120
  • 8. Metode Stepping Stone 3. Memperbaiki alokasi (2). Biaya pengiriman: Rp 15 (20) + Rp 17 (10) + Rp 18 (30) + Rp 3 (10) + Rp 30 (8) + Rp 20 (24) = Rp 1.760 Lakukan terus sampai biaya minimal diperoleh. Tidak ada petunjuk segiempat mana yang harus “diganti” dan tidak ada petunjuk kapan solusi optimal diperoleh. 8 Ke Yogyakarta (Y) Semarang (S) Bandung (B) Kapasitas Dari Magelang (M) 15 3 18 30 20 10 Pati (P) 10 17 8 30 40 40 30 Kediri (K) 18 10 24 50 30 30 20 Kebutuhan 60 40 20 120
  • 9. Metode Vogel Metode ini juga merupakan metode sederhana namun kadang-kadang hasilnya kurang optimal. Dengan contoh soal yang sama akan dijelaskan prosedur Metode Vogel. 1. Membuat tabel alokasi sama seperti dalam metode stepping stone 9 Ke Yogyakarta (Y) Semarang (S) Bandung (B) Kapasitas Dari Magelang (M) 15 3 18 30 Pati (P) 17 8 30 40 Kediri (K) 18 10 24 50 Kebutuhan 60 40 20 120
  • 10. Metode Vogel 2. Mencari indeks baris dan kolom yang merupakan selisih antara biaya tereendah dengan nomor dua terrendah dalam kolom/baris tersebut. Baris M = 15 – 3 = 12 Kolom Y = 17 – 15 = 2 Baris P = 17 – 8 = 9 Kolom S = 8 – 3 = 5 Baris K = 18 – 10 = 8 Kolom B = 24 – 18 = 6 3. Pilih baris atau kolom dengan indeks terbesar pada baris/kolom tersebut dan isi dengan kapasitas maksimum pada baris atau kolom dengan biaya terrendah 10 Indeks 12 9 8 30X X Indeks terbesar Indeks 2 5 6 X == 10
  • 11. Metode Vogel 4. Mencari indeks baris dan kolom yang baru. Semua indeks baris Kolom Y = 18 – 17 = 1 masih sama Kolom S = 10 – 8 = 2 Kolom B = 30 – 24 = 6 5. Pilih baris atau kolom dengan indeks terbesar pada baris/kolom tersebut dan isi dengan kapasitas maksimum pada baris atau kolom dengan biaya terrendah 11 Indeks 12 9 8 Indeks 2 5 6 1 2 6 30X X Indeks terbesar10 X X X == 30
  • 12. Metode Vogel 6. Mencari indeks baris dan kolom yang baru. Baris P = 30 – 17 = 13 Semua indeks kolom Baris K = 24 – 18 = 6 masih sama 7. Pilih baris atau kolom dengan indeks terbesar pada baris/kolom tersebut dan isi dengan kapasitas maksimum pada baris atau kolom dengan biaya terrendah 12 Indeks 12 9 8 Indeks 2 5 6 1 2 6 30X X Indeks terbesar10 X X X== 30 12 13 6 30 XX
  • 13. Metode Vogel 8. Mencari indeks baris dan kolom yang baru. Semua index baris Kolom Y = 18 masih sama Kolom B = 24 9. Pilih baris atau kolom dengan indeks terbesar pada baris/kolom tersebut dan isi dengan kapasitas maksimum pada baris atau kolom dengan biaya terrendah 13 Indeks 2 5 6 1 2 6 18 24 30X X Indeks terbesar 10 X 30 X 20 X X X X 30 Indeks 12 9 8 12 13 6
  • 14. Metode Vogel 10. Solusi akhir: Biaya pengiriman: Rp 3 (30) + Rp 17 (30) + Rp 8 (10) + Rp 18 (30) + Rp 20 (24) = Rp 1.700 14 Ke Yogyakarta (Y) Semarang (S) Bandung (B) Kapasitas Dari Magelang (M) 15 3 18 30 30 Pati (P) 17 8 30 40 30 10 Kediri (K) 18 10 24 50 30 20 Kebutuhan 60 40 20 120
  • 15. Metode MODI 1. Mengisi alokasi dari sudut kiri atas (northwest corner) Biaya pengiriman: Rp 15 (30) + Rp 17 (30) + Rp 8 (10) + Rp 10 (30) + Rp 24 (20) = Rp 1.820 15 Ke Yogyakarta (Y) Semarang (S) Bandung (B) Kapasitas Dari Magelang (M) 15 3 18 30 30 Pati (P) 17 8 30 40 30 10 Kediri (K) 18 10 24 50 30 20 Kebutuhan 60 40 20 120
  • 16. Metode MODI 2. Mencari nilai baris dan kolom Baris pertama pasti bernilai 0, sedang yang lain dicari dengan persamaan: Ri + Kj = Cij Ri adalah nilai baris ke-i; Kj adalah nilai kolom ke-j; Cij adalah biaya dari i ke j. Syaratnya antara baris i dan j harus “dihubungkan” oleh alokasi (0) RM = 0 (1) RM + KY = 15; KY = 15 (2) RP + KY = 17; RP = 2 (3) RP + KS = 8; KS = 6 (4) RK + KS = 10; RK = 4 (5) RK + KB = 24; KB = 20 16 0 15 2 4 30 30 10 30 20 6 20
  • 17. Metode MODI 3. Melakukan perbaikan Indeks perbaikan dari segiempat yang masih belum terisi dicari dengan menggunakan persamaan: Indeksij = Cij – Ri – Kj Kemudian pilih segiempat dengan indeks paling kecil (negatif terkecil) MS = 3 – 0 – 6 = –3* MB = 18 – 0 – 20 = –2 PB = 30 – 2 – 20 = 8 KY = 18 – 4 – 15 = –1 *negatif terkecil Beri tanda positif (akan diisi) pada segiempat yang terpilih. Kemudian apabila ada segiempat yang sudah terisi, yang letaknya sebaris/sekolom, beri tanda negatif (akan dikurangi). Kemudian tanda positif untuk segiempat yang letaknya ada berseberangan dari segiempat terpilih. Pindahkan alokasi dari segiempat negatif ke positif sebesar alokasi terkecil dari segiempat negatif. Biaya pengiriman: Rp 15 (20) + Rp 17 (40) + Rp 3 (10) + Rp 10 (30) + Rp 24 (20) = Rp 1.790 17 0 15 2 4 30 20 30 40 10 30 20 6 20 +– –+ 10
  • 18. Metode MODI 4. Melanjutkan perbaikan Nilai baris yang baru: (0) RM = 0 (1) RM + KY = 15; KY = 15 (2) RM + KS = 3; KS = 3 (3) RP + KY = 17; RP = 2 (4) RK + KS = 10; RK = 7 (5) RK + KB = 24; KB = 17 Indeks perbaikan yang baru: MB = 18 – 0 – 17 = 1 PS = 8 – 2 – 3 = 3 PB = 30 – 2 – 17 = 11 KY = 18 – 7 – 15 = –4* Biaya pengiriman: Rp 15 (20) + Rp 17 (10) + Rp 3 (10) + Rp 8 (30) + Rp 18 (30) + Rp 24 (20) = Rp 1.760 18 0 15 2 7 20 40 10 30 20 3 17 + – – + 10 30 30
  • 19. Metode MODI 5. Melanjutkan perbaikan Nilai baris yang baru: (0) RM = 0 (1) RM + KY = 15; KY = 15 (2) RP + KY = 17; RP = 2 (3) RP + KS = 8; KS = 6 (4) RK + KY = 18; RK = 3 (5) RK + KB = 24; KB = 21 Indeks perbaikan yang baru: MB = 18 – 0 – 21 = –3* PB = 30 – 2 – 21 = 7 KS = 10 – 3 – 6 = 1 Biaya pengiriman: Rp 17 (10) + Rp 3 (10) + Rp 8 (30) + Rp 18 (50) + Rp 18 (20) = Rp 1.700 19 0 15 2 3 20 10 20 6 21 + – – + 10 30 50 30 20
  • 20. Metode MODI 6. Melanjutkan perbaikan Nilai baris yang baru: (0) RM = 0 (1) RM + KS = 3; KS = 3 (2) RM + KB = 18; KB = 18 (3) RP + KS = 8; RP = 5 (4) RP + KY = 17; KY = 12 (5) RK + KY = 18; RK = 6 Indeks perbaikan yang baru: MY = 15 – 0 – 12 = 3 PB = 30 – 5 – 18 = 7 KS = 10 – 3 – 6 = 1 KB = 24 – 6 – 18 = 0 Perbaikan sudah tidak bisa dilakukan karena indeks perbaikan yang baru tidak ada yang bernilai negatif. 20 0 12 5 6 10 3 18 – 10 50 30 20
  • 21. Metode MODI 7. Solusi akhir: Biaya pengiriman: Rp 17 (10) + Rp 3 (10) + Rp 8 (30) + Rp 18 (50) + Rp 18 (20) = Rp 1.700 21 Ke Yogyakarta (Y) Semarang (S) Bandung (B) Kapasitas Dari Magelang (M) 15 3 18 30 10 20 Pati (P) 17 8 30 40 10 30 Kediri (K) 18 10 24 50 50 Kebutuhan 60 40 20 120
  • 22. Supply Melebihi Demand Apabila kondisi supply (kapasitas) melebihi demand (kebutuhan) terjadi, maka dibutuhkan kolom dummy yang demannya sebesar kelebihan kapasitas tersebut. Biaya dari kolom dummy tersebut adalah 0. Contoh: 22 Ke W X Y Kapasitas Dari A 10 17 12 60 B 15 11 17 50 C 8 20 16 40 Kebutuhan 30 40 50 150 120
  • 23. Supply Melebihi Demand Tambahkan kolom dummy di paling kanan. Kemudian, cari solusi optimal dengan menggunakan salah satu dari tiga metode yang telah disebutkan sebelumnya. 23 Ke W X Y Dummy Kapasitas Dari A 10 17 12 0 60 B 15 11 17 0 50 C 8 20 16 0 40 Kebutuhan 30 40 50 30 150
  • 24. Demand Melebihi Supply Apabila kondisi demand (kebutuhan) melebihi supply (kapasitas) terjadi, maka dibutuhkan baris dummy yang kapasitasnya sebesar kekurangan kapasitas tersebut. Biaya dari baris dummy tersebut adalah 0. Contoh: 24 Ke W X Y Kapasitas Dari A 10 17 12 30 B 15 11 17 40 C 8 20 16 50 Kebutuhan 60 50 40 120 150
  • 25. Demand Melebihi Supply Tambahkan baris dummy di paling bawah. Kemudian, cari solusi optimal dengan menggunakan salah satu dari tiga metode yang telah disebutkan sebelumnya. 25 Ke W X Y Kapasitas Dari A 10 17 12 30 B 15 11 17 40 C 8 20 16 50 Dummy 0 0 0 30 Kebutuhan 60 50 40 150
  • 26. Stopped Northwest Corner Terkadang, dalam pengisian alokasi menggunakan northwest corner berhenti di tengah-tengah atau tidak sampai ke kanan bawah. Apabila kondisi ini terjadi, maka dalam mengerjakan dengan metode MODI akan terjadi kesulitan karena nilai baris atau kolom tidak akan ditemui dikarenakan tidak ada alokasi yang berseususian dengan baris dan kolom yang dicari. Penyelesaiannya adalah dengan menempatkan alokasi semu ke dalam segiempat yang “seharusnya”. Kemudian nilai baris dan kolom yang bersesuaian dapat dicari. Contoh: 26
  • 27. Pulau Wakatobi, Wakatobi, Sulawesi Tenggara Terima Kasih 감사합니다 Sampai Bertemu Lagi di Pertemuan Selanjutnya Seoul, 16th of March 2014