SlideShare a Scribd company logo
1 of 39
Download to read offline
Buku Pegangan
Pembelajaran Berorientasi
pada Keterampilan
Berpikir Tingkat Tinggi
Penulis:
Wiwik Setiawati, M.Pd LPMP Kalimantan Timur
Oktavia Asmira, MT LPMP Kepulauan Bangka Belitung
Yoki Ariyana, MT. Widyaiswara PPPPTK IPA Bandung
Reisky Bestary, M.Pd. Widyaiswara LPMP Provinsi Riau
Dr. Ari Pudjiastuti Widyaiswara PPPPTK PKn dan IPS Batu
Desain Grafis dan Ilustrasi:
Tim Desain Grafis
Copyright © 2018
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
Dilarang mengcopy sebagian atau keseluruhan isi buku ini untuk kepentingan komersial
tanpa izin tertulis dari Kementerian Pendidikan Kebudayaan.
Buku Penilaian
Berorientasi HOTS
i
KATA PENGANTAR
Peran guru profesional dalam pembelajaran sangat penting sebagai kunci keberhasilan
belajar peserta didik dan mengahsilkan lulusan yang berkualitas. Guru profesional adalah
guru yang kompeten dalam membangun dan mengembangkan proses pembelajaran yang
baik dan efektif sehingga dapat menghasilkan peserta didik yang pintar dan pendidikan
yang berkualitas. Hal tersebut menjadikan kualitas pembelajaran sebagai komponen yang
menjadi fokus perhatian pemerintah pusat maupun pemerintah daerah dalam
meningkatkan mutu pendidikan terutama menyangkut kualitas lulusan peserta didik.
Pengembangan pembelajaran berorientasi pada keterampilan berpikir tingkat tinggi atau
Higher Order Thinking Skill (HOTS) merupakan program yang dikembangkan sebagai
upaya Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melalui Direktorat Jenderal Guru dan
Tenaga Kependidikan (Ditjen GTK) dalam upaya peningkatan kualitas pembelajaran dan
meningkatkan kualitas lulusan. Program ini dikembangkan mengikuti arah kebijakan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang pada tahun 2018 telah terintegrasi
Penguatan Pendidikan Karakter dan pembelajaran berorientasi pada Keterampilan
Berpikir Tingkat Tinggi atau Higher Order Thinking Skill (HOTS).
Peningkatan kualitas peserta didik salah satunya dilakukan melalui peningkatan kualitas
pembelajaran yang berorientasi pada keterampilan berpikir tingkat tinggi. Kualitas
pembelajaran juga perlu diukur dengan penilaian yang berorientasi pada Keterampilan
Berpikir Tingkat Tinggi atau Higher Order Thinking Skill (HOTS). Sejalan dengan hal
tersebut, maka diperlukan sebuah buku pegangan guru yang memberikan keterampilan
penilaian pembelajaran yang berorientasi pada keterampilan berpikir tingkat tinggi.
Tujuannya untuk meningkatkan kualitas penilaian yang pada akhirnya akan meningkatkan
kualitas lulusan peserta didik.
Dengan adanya Buku Pegangan Penilaian Pembelajaran Berorientasi pada Keterampilan
Berpikir Tingkat Tinggi ini diharapkan dapat menjembatani pemahaman para guru dalam
hal penilaian pembelajaran lebih baik lagi sehingga mereka dapat meningkatkan kualitas
Pendidikan di Indonesia.
Direktur Jenderal Guru dan Tenaga
Kependidikan,
Dr. Supriano, M.Ed.
NIP. 196208161991031001
Buku Penilaian
Berorientasi HOTS
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .............................................................................................................................................. 1
DAFTAR ISI.............................................................................................................................................................. ii
BAGIAN I. PENDAHULUAN ............................................................................................................................... 1
A. Rasional.......................................................................................................................................................... 1
B. Dasar Hukum............................................................................................................................................... 2
C. Tujuan............................................................................................................................................................. 3
D. Sasaran Buku Pegangan.......................................................................................................................... 4
BAGIAN II. PENILAIAN DAN PENGEMBANGAN SOAL HOTS.............................................................. 5
A. Deskripsi Singkat ....................................................................................................................................... 5
B. Penilaian Sikap............................................................................................................................................ 6
C. Penilaian Pengetahuan ..........................................................................................................................10
1. Pengertian HOTS..............................................................................................................................10
2. Karakteristik......................................................................................................................................11
3. Menggunakan bentuk soal beragam........................................................................................14
4. Level Kognitif ....................................................................................................................................15
5. Langkah-langkah Penyusunan soal HOTS.............................................................................18
D. Penilaian Keterampilan..........................................................................................................................24
PENUTUP................................................................................................................................................................32
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................................................33
Buku Penilaian
Berorientasi HOTS
1
BAGIAN I PENDAHULUAN
A. Rasional
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 57
menyatakan bahwa evaluasi dilakukan dalam rangka pengendalian mutu pendidikan
secara nasional sebagai bentuk akuntabilitas penyelenggara pendidikan kepada pihak-
pihak yang berkepentingan. Evaluasi dilakukan terhadap peserta didik, lembaga, dan
program pendidikan pada jalur formal dan nonformal untuk semua jenjang, satuan, dan
jenis pendidikan.
Ujian Nasional (UN) dan Ujian Sekolah Berstandar Nasional (USBN) merupakan bagian
yang tidak dapat dipisahkan dari sistem pendidikan nasional. UN adalah sistem evaluasi
standar pendidikan dasar dan menengah secara nasional dan persamaan mutu tingkat
pendidikan antar daerah yang dilakukan oleh Pusat Penilaian Pendidikan. Sebagai bagian
dari evaluasi, Indonesia melakukan benchmark internasional dengan mengikuti Trends in
International Mathematics and Science Study (TIMSS) dan Programme for International
Student Assessment (PISA).
Hasil TIMMS tahun 2015 untuk kelas IV sekolah dasar, Indonesia mendapatkan rata-rata
nilai 397 dan menempati peringkat 4 terbawah dari 43 negara yang mengikuti TIMMS
(Sumber: TIMMS 2015 International Database). Sekitar 75% item yang diujikan dalam
TIMSS telah diajarkan di kelas IV Sekolah Dasar dan hal tersebut lebih tinggi dibanding
Korea Selatan yang hanya 68%, namun kedalaman pemahamannya masih kurang. Dari
sisi lama pembelajaran siswa Sekolah Dasar dan jumlah jam pelajaran matematika,
Indonesia termasuk paling lama di antara negara lainnya, tetapi kualitas pembelajarannya
masih perlu ditingkatkan.
Sementara untuk PISA tahun 2015, Indonesia mendapatkan rata-rata nilai 403 untuk sains
(peringkat ketiga dari bawah), 397 untuk membaca (peringkat terakhir), dan 386 untuk
matematika (peringkat kedua dari bawah) dari 72 negara yang mengikuti (Sumber: OECD,
PISA 2015 Database). Meskipun peningkatan capaian Indonesia cukup signifikan
dibandingkan hasil tahun 2012, namun capaian secara umum masih di bawah rerata
negara OECD (Organisation for Economic Co-operation and Development). Bila peningkatan
Buku Penilaian
Berorientasi HOTS
2
ini terus dipertahankan, maka pada tahun 2030 capaian Indonesia diprediksi dapat
menyamai OECD.
Hasil pengukuran capaian siswa berdasar UN ternyata selaras dengan capaian PISA
maupun TIMSS. Hasil UN tahun 2018 menunjukkan bahwa siswa-siswa masih lemah
dalam keterampilan berpikir tingkat tinggi (Higher Order Thinking Skill) seperti menalar,
menganalisa, dan mengevaluasi. Oleh karena itu salah satu upaya Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan melalui Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
(Ditjen GTK) untuk meningkatkan kualitas pembelajaran yang bermuara pada
peningkatan kualitas siswa dengan menyelenggarakan Program Peningkatan Kompetensi
Pembelajaran (PKP). Salah satu materi yang dikembangkan pada program PKP adalah
Penilaian Berbasis HOTS. Materi ini bertujuan untuk membekali guru agar mampu
melaksanakan penilaian berbasis HOTS sehingga siswa terbiasa dengan soal-soal dan
pembelajaran yang berorientasi kepada keterampilan berpikir tingkat tinggi (Higher Order
Thinking Skill) agar terdorong kemampuan berpikir kritisnya.
B. Dasar Hukum
Buku yang menjadi pegangan dalam mengembangkan penilaian berorientasi
kepada keterampilan berpikir tingkat tinggi, dikembangkan dengan
memperhatikan beberapa dasar kebijakan dan peraturan sebagai berikut.
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional.
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan
Dosen.
3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2013 tentang
Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan.
4. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2017
tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang
Guru.
Buku Penilaian
Berorientasi HOTS
3
5. Peraturan Presiden Nomor 87 tahun 2017 tentang Penguatan Pendidikan
Karakter;
6. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 20
tahun 2016 tentang Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar dan
Menengah.
7. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 21
tahun 2016 tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah.
8. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 22
tahun 2016 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah.
9. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 23
tahun 2016 tentang Standar Penilaian Pendidikan.
10. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 24
Tahun 2016 tentang Kompetensi Inti Dan Kompetensi Dasar Pelajaran Pada
Kurikulum 2013 Pada Pendidikan Dasar Dan Pendidikan Menengah.
11. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 20
Tahun 2018 tentang Penguatan Pendidikan Karakter Pada Satuan Pendidikan.
C. Tujuan
Buku pegangan ini dikembangkan dengan tujuan sebagai berikut:
1. Memberikan acuan kepada guru dalam mengembangkan penilaian berorientasi
pada Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi;
2. Memberikan acuan kepada kepala sekolah dalam pelaksanaan supervisi
akademik terhadap guru dalam melaksanakan penilaian berorientasi pada
Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi;
3. Memberikan acuan pada pengawas sekolah dalam pelaksanaan supervisi
akademik dan manajerial terhadap pelaksanaan penilaian berorientasi pada
Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi di satuan pendidikan.
Buku Penilaian
Berorientasi HOTS
4
D. Sasaran Buku Pegangan
Sasaran penggunaan buku ini adalah sebagai berikut:
1. Guru Jenjang Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah
Menengah Atas (SMA), dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) untuk mata
pelajaran adaptif dan normatif.
2. Guru Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Produktif, Bimbingan Konseling (BK),
Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dan Pendidikan Masyarakat (Dikmas) serta
Pendidikan Luar Biasa (PLB).
3. Kepala Sekolah /Madrasah.
4. Pengawas Sekolah /Madrasah.
Buku Penilaian
Berorientasi HOTS
5
BAGIAN II PENILAIAN DAN PENGEMBANGAN SOAL HOTS
A. Deskripsi Singkat
Penilaian adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk
mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik. Penilaian belajar peserta didik
dilakukan oleh pendidik yang meliputi aspek: sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
Penilaian sikap dilakukan oleh pendidik untuk memperoleh informasi deskriptif
mengenai perilaku peserta didik. Penilaian pengetahuan dilakukan untuk
mengukur penguasaan pengetahuan peserta didik, sedangkan penilaian
keterampilan dilakukan untuk mengukur kemampuan peserta didik menerapkan
pengetahuan dalam melakukan tugas tertentu. Penilaian hasil belajar oleh pendidik
i n i bertujuan untuk memantau dan mengevaluasi proses, kemajuan belajar, dan
perbaikan hasil belajar peserta didik secara berkesinambungan.
Penyempurnaan kurikulum 2013 antara lain pada standar isi diperkaya dengan
kebutuhan peserta didik untuk berpikir kritis dan analitis sesuai dengan standar
internasional, sedangkan pada standar penilaian memberi ruang pada
pengembangan instrumen penilaian yang mengukur berpikir tingkat tinggi. Penilaian
hasil belajar diharapkan dapat membantu peserta didik untuk meningkatkan
kemampuan berpikir tingkat tinggi (Higher Order Thinking Skills /HOTS), karena
berpikir tingkat tinggi dapat mendorong peserta didik untuk berpikir secara luas dan
mendalam tentang materi pelajaran.
Penilaian berorientasi HOTS bukanlah sebuah bentuk penilaian yang baru bagi guru
dalam melakukan penilaian. Tetapi penilaian berorientasi HOTS ini memaksimalkan
keterampilan guru dalam melakukan penilaian. Guru dalam penilaian ini harus
menekankan pada penilaian sikap, pengetahuan dan keterampilan yang bisa
meningkatkan keterampilan peserta didik dalam proses pembelajaran berorientasi
HOTS.
Buku Penilaian
Berorientasi HOTS
6
B. Penilaian Sikap
Menurut Marzano & Pickering, 1997 (dalam Afandi dan Sajidan, 2017:117-118)
terdapat lima dimensi belajar sebagai berikut.
Dimensi Belajar Peran Guru dalam Dimensi Belajar
Sikap dan Persepsi Membantu siswa mengembangkan sikap dan persepsi positif
tentang iklim belajar di kelas
 perasaan diterima baik oleh guru maupun teman
sebaya
 percaya diri dan sikap menerima orang lain
Membantu siswa mengembangkan sikap dan persepsi positif
tentang tugas-tugas belajar di kelas
 menerima tugas sebagai suatu hal yang menarik dan
bernilai
 mempercayai kemampuan untuk menyelesaikan
tugas
 memahami tugas dengan jelas
Memperoleh dan
mengintegrasikan
pengetahuan
Membantu sisiwa memperoleh pengetahuan deklaratif
 mengkinstruk makna pengetahuan deklaratif
 mengorganisasikan pengetahuan deklaratif
 menyimpan pengetahuan deklaratif
membantu siswa memperoleh pengetahuan prosedural
 mengkonstruk model pengetahuan prosedural
 mempertajam pengetahuan prosedural
 menginternalisasikan pengetahuan prosedural
Memperluas dan
menyaring
pengetahuan
Membantu siswa mengembangkan proses panalaran
kompleks
 membandingkan
 mengklasifikasikan
 mengabstraksikan
 penalaran induktif
 penalaran deduktif
 mengkonstruksi
 menganalisis kesalahan
 menganalsisi perspektif
Menggunakan
pengetahuan secara
bermakna
Membantu siswa mengembangkan proses penalaran
kompleks
 membuat keputusan
 memecahkan masalah
 invention
 penemuan eksperimental
Buku Penilaian
Berorientasi HOTS
7
 investigasi
 analisis sistem
Habits of minds
(perilaku berpikir)
Membantu siswa mengembangkan perilaku berpikir
produktif.
Mendorong dimensi-dimensi perilaku berpikir
 berpikir kritis
 melihat keakuratan
 melihat kejelasan
 berpikir terbuka
 menekan sikap impulsive
 menempatan diri dalam situasi
 merespon secara tepat perasaan dan tingkat
pengetahuan orang lain
 berpikir kreatif
 tekun
 mendorong pengetahuan dan kemampuan
sampai batas akhir
 menghasilkan, percaya dan menata standar
evaluasi diri sendiri
 keluar dari batasan standar yang ditetapkan
 pengaturan diri dalam berpikir
 memonitor pemikiran sendiri
 merencanakan secara tepat kegiatan berpikir
 mengidentifikasi dan menggunakan sumber daya
yang dimiliki
 merespon umpan balik secara tepat
 mengevaluasi efektivitas tindakan
(Sumber: Marzano & Pickering, 1997)
Ditinjau dari dimensi belajar maka belajar mencakup ranah sikap, pengetahuan dan
keterampilan. Oleh karena itu guru harus mengembangkan pembelajaran yang
mencakup semua ranah tersebut mulai dari perencanaan, pelaksanaan maupun
penilaiannya.
Penilaian sikap pada pembelajaran yang berorientasi HOTS tidaklah merubah konsep
penilaian sikap pada Kurikulum 2013 yang telah dipahami oleh guru selama ini. Pada
penilaian sikap diasumsikan bahwa setiap peserta didik memiliki perilaku yang baik.
Perilaku menonjol (sangat baik atau perlu bimbingan) yang dijumpai selama proses
pembelajaran dapat ditulis dalam bentuk jurnal atau catatan pendidik.
Penilaian sikap mengacu pada dua aspek kompetensi sikap yaitu:
Buku Penilaian
Berorientasi HOTS
8
1. Sikap spiritual mengacu pada Kompetensi Inti-1: Menghargai dan menghayati
ajaran agama yang dianutnya
2. Sikap sosial mengacu pada Kompetensi Inti-2: menghargai dan menghayati
perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun,
percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam
dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya.
Komponen sikap spiritual dan sikap sosial yang akan dikembangkan juga dikaitkan
dengan Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) yang meliputi: religiositas,
nasionalisme, integritas, kemandirian, dan gotong royong. Nilai spiritual dan sosial
merupakan sub-sub nilai yang terkandung dalam PPK, seperti :
Penilaian sikap dilakukan bersamaan dengan kegiatan pembelajaran yang dirancang
dari KD yang berasal dari KI-3 dan KI-4 yang berpasangan. Misalnya, penilaian
kegiatan pembelajaran mengamati gambar. Pada kegiatan tersebut, guru dapat
melakukan penilaian sikap ketika siswa mengamati gambar. Sikap yang dinilai
misalnya karakter mandiri yaitu sub karakter kerja keras, kreatif, disiplin, dan berani.
Religiositas Nasionalisme Kemandirian Gotong
Royong
Integritas
 cinta damai
 toleransi
 menghargai
perbedaan agama
 teguh pendirian
 percaya diri
 kerja sama lintas
agama
 anti perundungan
dan kekerasan
 persahabatan
 ketulusan
 tidak
memaksakan
kehendak
 melindungi yang
kecil
 tersisih
 dll
 apresiasi budaya
bangsa sendiri
 menjaga
kekayaan
budaya bangsa
 rela berkorban
 unggul dan
berprestasi
 cinta tanah air
 menjaga
lingkungan
 taat hukum
 disiplin
 menghormati
keragaman
budaya, suku,
dan agama.
 dll
 etos kerja
(kerja keras)
 tangguh
tahan
banting
 daya juang
 profesional
 kreatif
 keberanian
 pembelajar
sepanjang
hayat
 dll
 menghargai
 kerjasama
 inklusif
 komitmen
atas
keputusan
bersama
 musyawarah
mufakat
 tolong
menolong
 solidaritas
 empati
 anti
diskriminasi
 anti
kekerasan
 sikap
kerelawanan
 dll
 cinta pada
kebenaran
 setia
 komitmen
 moral
 anti korupsi
 keadilan
 tanggungjawab
 keteladanan
 menghargai
martabat
individu
(terutama
penyandang
disabilitas)
 dll
Buku Penilaian
Berorientasi HOTS
9
Teknik penilaian sikap pada Kurikulum 2013 meliputi: observasi, wawancara,
catatan anekdot (anecdotal record), catatan kejadian tertentu (incidental record)
sebagai unsur penilaian utama. Hasil observasi guru terhadap sikap siswa yang
menonjol (positif maupun negatif) saat pembelajaran dicatat dalam jurnal harian.
Pengamatan sikap dilakukan oleh guru pada saat pelaksanaan pembelajaran yang
berorientasi pada berpikir tingkat tinggi.
Contoh Jurnal Perkembangan Sikap
No Tanggal
Nama
Peserta
Didik
Catatan Butir Sikap
Tindak
Lanjut
1 20/09/2018 Lela Tidak keberatan
berkelompok dengan
siapa saja dan mau
berbagi tugas dengan
kelompoknya
Kerjasama
Saleh Mau melaksanakan
ibadah apabila
disuruh
Beribadah (-) Perlu
diberikan
pengertian
tentang
kebutuhan
beribadah
Kiki berani
mengemukakan
pendapat saat
berdiskusi
Percaya Diri
Marino mau mengakui
kesalahan
Jujur
Tindak lanjut berfungsi untuk mendeteksi siswa yang perlu pembinaan sikap
berdasarkan catatan sikap yang negatif. Pembinaan dilakukan untuk memperbaiki
sikap yang tercatat kurang, sampai siswa mempunyai perilaku yang baik.
Selain jurnal, dalam proses penilaian sikap, guru dapat membuat format penilaian diri
dan penilaian antar teman. Penilaian diri merupakan bentuk penilaian yang meminta
peserta didik untuk mengemukakan sikap dan perilaku yang positif dan negatif dari
dirinya. Instrumen yang digunakan berupa lembar penilaian diri. Penilaian
antarteman merupakan bentuk penilaian yang meminta peserta didik untuk saling
Buku Penilaian
Berorientasi HOTS
10
menilai sikap dan perilaku keseharian temannya. Penilaian diri dan antarteman
berfungsi sebagai alat konfirmasi terhadap penilaian yang dilakukan oleh pendidik.
Penilaian antarteman paling baik dilakukan pada saat peserta didik melakukan
kegiatan berkelompok. Instrumen penilaian antarteman dapat berupa lembar
penilaian antarteman yang berisi “butir-butir pernyataan sikap positif yang
diharapkan” dengan kolom “YA” atau “TIDAK” atau dengan skala likert.
C. Penilaian Pengetahuan
Penilaian pengetahuan dan keterampilan dapat dilakukan secara terpisah maupun
terpadu. Pada dasarnya, pada saat penilaian keterampilan dilakukan, secara langsung
penilaian pengetahuan pun dapat dilakukan. Penilaian pengetahuan dan keterampilan
harus mengacu kepada pemetaan kompetensi dasar yang berasal dari KI-3 dan KI-4
pada periode tertentu.
Penilaian pengetahuan (KD dari KI-3) dilakukan dengan cara mengukur penguasaan
peserta didik yang mencakup dimensi pengetahuan faktual, konseptual, prosedural dan
metakognitif dalam berbagai tingkatan proses berpikir. Prosedur penilaian
pengetahuan dimulai dari penyusunan perencanaan, pengembangan instrumen
penilaian, pelaksanaan penilaian, pengolahan, dan pelaporan, serta pemanfaatan hasil
penilaian. Teknik penilaian pengetahuan menggunakan tes tertulis, lisan, dan
penugasan. Penilaian hasil belajar diharapkan dapat membantu peserta didik untuk
meningkatkan kemampuan berpikir tingkat tinggi (Higher Order Thinking
Skills/HOTS), karena berpikir tingkat tinggi dapat mendorong peserta didik untuk
berpikir secara luas dan mendalam tentang materi pelajaran.
1. Pengertian HOTS
Soal-soal HOTS merupakan instrumen pengukuran yang digunakan untuk
mengukur kemampuan berpikir tingkat tinggi, yaitu kemampuan berpikir yang
tidak sekadar mengingat (recall), menyatakan kembali (restate), atau merujuk
tanpa melakukan pengolahan (recite). Soal-soal HOTS pada konteks asesmen
mengukur kemampuan: 1) transfer satu konsep ke konsep lainnya, 2) memproses
dan menerapkan informasi, 3) mencari kaitan dari berbagai informasi yang
Buku Penilaian
Berorientasi HOTS
11
berbeda-beda, 4) menggunakan informasi untuk menyelesaikan masalah, dan 5)
menelaah ide dan informasi secara kritis. Meskipun demikian, soal-soal yang
berbasis HOTS tidak berarti soal yang lebih sulit daripada soal recall.
Dilihat dari dimensi pengetahuan, umumnya soal HOTS mengukur dimensi
metakognitif, tidak sekadar mengukur dimensi faktual, konseptual, atau prosedural
saja. Dimensi metakognitif menggambarkan kemampuan menghubungkan
beberapa konsep yang berbeda, menginterpretasikan, memecahkan masalah
(problem solving), memilih strategi pemecahan masalah, menemukan (discovery)
metode baru, berargumen (reasoning), dan mengambil keputusan yang tepat.
Dimensi proses berpikir dalam Taksonomi Bloom sebagaimana yang telah
disempurnakan oleh Anderson & Krathwohl (2001), terdiri atas kemampuan:
mengetahui (knowing-C1), memahami (understanding-C2), menerapkan (aplying-
C3), menganalisis (analyzing-C4), mengevaluasi (evaluating-C5), dan mengkreasi
(creating-C6). Soal-soal HOTS pada umumnya mengukur kemampuan pada ranah
menganalisis (analyzing-C4), mengevaluasi (evaluating-C5), dan mengkreasi
(creating-C6). Pada pemilihan kata kerja operasional (KKO) untuk merumuskan
indikator soal HOTS, hendaknya tidak terjebak pada pengelompokkan KKO. Sebagai
contoh kata kerja “menentukan‟ pada Taksonomi Bloom ada pada ranah C2 dan C3.
Dalam konteks penulisan soal-soal HOTS, kata kerja “menentukan‟ bisa jadi ada
pada ranah C5 (mengevaluasi) apabila untuk menentukan keputusan didahului
dengan proses berpikir menganalisis informasi yang disajikan pada stimulus lalu
peserta didik diminta menentukan keputusan yang terbaik. Bahkan kata kerja
“menentukan‟ bisa digolongkan C6 (mengkreasi) bila pertanyaan menuntut
kemampuan menyusun strategi pemecahan masalah baru. Jadi, ranah kata kerja
operasional (KKO) sangat dipengaruhi oleh proses berpikir apa yang diperlukan
untuk menjawab pertanyaan yang diberikan.
2. Karakteristik
Soal-soal HOTS sangat direkomendasikan untuk digunakan pada berbagai bentuk
penilaian kelas dan Ujian Sekolah. Untuk menginspirasi guru menyusun soal-soal
HOTS di tingkat satuan pendidikan, berikut ini dipaparkan karakteristik soal-soal
HOTS
Buku Penilaian
Berorientasi HOTS
12
a. Mengukur kemampuan berpikir tingkat tinggi
The Australian Council for Educational Research (ACER) menyatakan bahwa
kemampuan berpikir tingkat tinggi merupakan proses: menganalisis,
merefleksi, memberikan argumen (alasan), menerapkan konsep pada situasi
berbeda, menyusun, menciptakan. Kemampuan berpikir tingkat tinggi
bukanlah kemampuan untuk mengingat, mengetahui, atau mengulang. Dengan
demikian, jawaban soal-soal HOTS tidak tersurat secara eksplisit dalam
stimulus. Kemampuan berpikir tingkat tinggi termasuk kemampuan untuk
memecahkan masalah (problem solving), keterampilan berpikir kritis (critical
thinking), berpikir kreatif (creative thinking), kemampuan berargumen
(reasoning), dan kemampuan mengambil keputusan (decision making).
Kemampuan berpikir tingkat tinggi merupakan salah satu kompetensi penting
dalam dunia modern, sehingga wajib dimiliki oleh setiap peserta didik.
Kreativitas menyelesaikan permasalahan dalam HOTS, terdiri atas:
a. kemampuan menyelesaikan permasalahan yang tidak familiar;
b. kemampuan mengevaluasi strategi yang digunakan untuk menyelesaikan
masalah dari berbagai sudut pandang yang berbeda;
c. menemukan model-model penyelesaian baru yang berbeda dengan cara-
cara sebelumnya.
‘Difficulty’ is NOT same as higher order thinking. Tingkat kesukaran dalam butir
soal tidak sama dengan kemampuan berpikir tingkat tinggi. Sebagai contoh,
untuk mengetahui arti sebuah kata yang tidak umum (uncommon word)
mungkin memiliki tingkat kesukaran yang sangat tinggi, tetapi kemampuan
untuk menjawab permasalahan tersebut tidak termasuk higher order thinking
skills. Dengan demikian, soal-soal HOTS belum tentu soal-soal yang memiliki
tingkat kesukaran yang tinggi.
Kemampuan berpikir tingkat tinggi dapat dilatih dalam proses pembelajaran di
kelas. Oleh karena itu agar peserta didik memiliki kemampuan berpikir tingkat
tinggi, maka proses pembelajarannya juga memberikan ruang kepada peserta
didik untuk menemukan konsep pengetahuan berbasis aktivitas. Aktivitas
Buku Penilaian
Berorientasi HOTS
13
dalam pembelajaran dapat mendorong peserta didik untuk membangun
kreativitas dan berpikir kritis.
b. Berbasis permasalahan kontekstual
Soal-soal HOTS merupakan asesmen yang berbasis situasi nyata dalam
kehidupan sehari-hari, di mana peserta didik diharapkan dapat menerapkan
konsep-konsep pembelajaran di kelas untuk menyelesaikan masalah.
Permasalahan kontekstual yang dihadapi oleh masyarakat dunia saat ini terkait
dengan lingkungan hidup, kesehatan, kebumian dan ruang angkasa, serta
pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam berbagai aspek
kehidupan. Dalam pengertian tersebut termasuk pula bagaimana keterampilan
peserta didik untuk menghubungkan (relate), menginterpretasikan
(interprete), menerapkan (apply) dan mengintegrasikan (integrate) ilmu
pengetahuan dalam pembelajaran di kelas untuk menyelesaikan permasalahan
dalam konteks nyata. Berikut ini diuraikan lima karakteristik asesmen
kontekstual, yang disingkat REACT.
a. Relating, asesmen terkait langsung dengan konteks pengalaman kehidupan
nyata.
b. Experiencing, asesmen yang ditekankan kepada penggalian (exploration),
penemuan (discovery), dan penciptaan (creation).
c. Applying, asesmen yang menuntut kemampuan peserta didik untuk
menerapkan ilmu pengetahuan yang diperoleh di dalam kelas untuk
menyelesaikan masalah-masalah nyata.
d. Communicating, asesmen yang menuntut kemampuan peserta didik untuk
mampu mengomunikasikan kesimpulan model pada kesimpulan konteks
masalah.
e. Transfering, asesmen yang menuntut kemampuan peserta didik untuk
mentransformasi konsep-konsep pengetahuan dalam kelas ke dalam situasi
atau konteks baru.
Ciri-ciri asesmen kontekstual yang berbasis pada asesmen autentik, adalah
sebagai berikut.
Buku Penilaian
Berorientasi HOTS
14
a. Peserta didik mengonstruksi responnya sendiri, bukan sekadar memilih
jawaban yang tersedia;
b. Tugas-tugas merupakan tantangan yang dihadapkan dalam dunia nyata;
c. Tugas-tugas yang diberikan tidak hanya memiliki satu jawaban tertentu
yang benar, tetapi memungkinkan banyak jawaban benar atau semua
jawaban benar.
3. Menggunakan bentuk soal beragam
Bentuk-bentuk soal yang beragam dalam sebuah perangkat tes (soal-soal HOTS)
sebagaimana yang digunakan dalam PISA, bertujuan agar dapat memberikan
informasi yang lebih rinci dan menyeluruh tentang kemampuan peserta tes. Hal ini
penting diperhatikan oleh guru agar penilaian yang dilakukan dapat menjamin
prinsip objektif. kemampuan peserta didik sesuai dengan keadaan yang
sesungguhnya. Penilaian yang dilakukan secara objektif, dapat menjamin
akuntabilitas penilaian.
Terdapat beberapa alternatif bentuk soal yang dapat digunakan untuk menulis
butir soal HOTS diantaranya pilihan ganda dan uraian
a. Pilihan ganda kompleks (benar/salah, atau ya/tidak)
Soal bentuk pilihan ganda kompleks bertujuan untuk menguji pemahaman
peserta didik terhadap suatu masalah secara komprehensif yang terkait
antara pernyataan satu dengan yang lainnya. Sebagaimana soal pilihan ganda
biasa, soal-soal HOTS yang berbentuk pilihan ganda kompleks juga memuat
stimulus yang bersumber pada situasi kontekstual. Peserta didik diberikan
beberapa pernyataan yang terkait dengan stilmulus/bacaan, lalu peserta
didik diminta memilih benar/salah atau ya/tidak. Pernyataan-pernyataan
yang diberikan tersebut terkait antara satu dengan yang lainnya. Susunan
pernyataan benar dan pernyataan salah agar diacak secara random, tidak
sistematis mengikuti pola tertentu. Susunan yang terpola sistematis dapat
memberi petunjuk kepada jawaban yang benar. Apabila peserta didik
menjawab benar pada semua pernyataan yang diberikan diberikan skor 1
Buku Penilaian
Berorientasi HOTS
15
atau apabila terdapat kesalahan pada salah satu pernyataan maka diberi skor
0.
b. Uraian
Soal bentuk uraian adalah suatu soal yang jawabannya menuntut siswa untuk
mengorganisasikan gagasan atau hal-hal yang telah dipelajarinya dengan cara
mengemukakan atau mengekspresikan gagasan tersebut menggunakan
kalimatnya sendiri dalam bentuk tertulis.
Dalam menulis soal bentuk uraian, penulis soal harus mempunyai gambaran
tentang ruang lingkup materi yang ditanyakan dan lingkup jawaban yang
diharapkan, kedalaman dan panjang jawaban, atau rincian jawaban yang
mungkin diberikan oleh siswa. Dengan kata lain, ruang lingkup ini
menunjukkan kriteria luas atau sempitnya masalah yang ditanyakan. Di
samping itu, ruang lingkup tersebut harus tegas dan jelas tergambar dalam
rumusan soalnya.
4. Level Kognitif
Anderson dan Krathwohl (2001) mengklasifikasikan dimensi proses berpikir
sebagai berikut:
Sebagaimana telah diuraikan sebelumnya, terdapat beberapa kata kerja
operasional (KKO) yang sama namun berada pada ranah yang berbeda. Perbedaan
Buku Penilaian
Berorientasi HOTS
16
penafsiran ini sering muncul ketika guru menentukan ranah KKO yang akan
digunakan dalam penulisan indikator soal. Untuk meminimalkan permasalahan
tersebut, Puspendik (2015) mengklasifikasikannya menjadi 3 level kognitif
sebagaimana digunakan dalam kisi-kisi UN sejak tahun pelajaran 2015/2016.
Pengelompokan level kognitif tersebut yaitu: pengetahuan dan pemahaman (level
1), aplikasi (level 2), dan penalaran (level 3). Berikut dipaparkan secara singkat
penjelasan untuk masing-masing level tersebut.
a. Pengetahuan dan Pemahaman (Level 1)
Level kognitif pengetahuan dan pemahaman mencakup dimensi proses
berpikir mengetahui (C1) dan memahami (C2). Ciri-ciri soal pada level 1
adalah mengukur pengetahuan faktual, konsep, dan prosedural. Bisa jadi soal-
soal pada level 1 merupakan soal kategori sukar, karena untuk menjawab soal
tersebut peserta didik harus dapat mengingat beberapa rumus atau peristiwa,
menghafal definisi, atau menyebutkan langkah-langkah (prosedur) melakukan
sesuatu. Namun soal-soal pada level 1 bukanlah merupakan soal-soal HOTS.
b. Aplikasi (Level 2)
Soal-soal pada level kognitif aplikasi membutuhkan kemampuan yang lebih
tinggi daripada level pengetahuan dan pemahaman. Level kognitif aplikasi
mencakup dimensi proses berpikir menerapkan atau mengaplikasikan (C3).
Ciri-ciri soal pada level 2 adalah mengukur kemampuan: a) menggunakan
pengetahuan faktual, konseptual, dan prosedural tertentu pada konsep lain
dalam mapel yang sama atau mapel lainnya; atau b) menerapkan pengetahuan
faktual, konseptual, dan prosedural tertentu untuk menyelesaikan masalah
kontekstual (situasi lain). Bisa jadi soal-soal pada level 2 merupakan soal
kategori sedang atau sukar, karena untuk menjawab soal tersebut peserta
didik harus dapat mengingat beberapa rumus atau peristiwa, menghafal
definisi/konsep, atau menyebutkan langkah-langkah (prosedur) melakukan
sesuatu. Selanjutnya pengetahuan tersebut digunakan pada konsep lain atau
untuk menyelesaikan permasalahan kontekstual. Namun soal-soal pada level 2
bukanlah merupakan soal-soal HOTS. Contoh KKO yang sering digunakan
Buku Penilaian
Berorientasi HOTS
17
adalah: menerapkan, menggunakan, menentukan, menghitung, membuktikan,
dan lain-lain.
c. Penalaran (Level 3)
Level penalaran merupakan level kemampuan berpikir tingkat tinggi (HOTS),
karena untuk menjawab soal-soal pada level 3 peserta didik harus mampu
mengingat, memahami, dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual, dan
prosedural serta memiliki logika dan penalaran yang tinggi untuk
memecahkan masalah-masalah kontekstual (situasi nyata yang tidak rutin).
Level penalaran mencakup dimensi proses berpikir menganalisis (C4),
mengevaluasi (C5), dan mengkreasi (C6). Pada dimensi proses berpikir
menganalisis (C4) menuntut kemampuan peserta didik untuk menspesifikasi
aspek-aspek/elemen, menguraikan, mengorganisir, membandingkan, dan
menemukan makna tersirat. Pada dimensi proses berpikir mengevaluasi (C5)
menuntut kemampuan peserta didik untuk menyusun hipotesis, mengkritik,
memprediksi, menilai, menguji, membenarkan atau menyalahkan. Sedangkan
pada dimensi proses berpikir mengkreasi (C6) menuntut kemampuan peserta
didik untuk merancang, membangun, merencanakan, memproduksi,
menemukan, memperbaharui, menyempurnakan, memperkuat, memperindah,
menggubah. Soal-soal pada level penalaran tidak selalu merupakan soal-soal
sulit. Ciri-ciri soal pada level 3 adalah menuntut kemampuan menggunakan
penalaran dan logika untuk mengambil keputusan (evaluasi), memprediksi &
merefleksi, serta kemampuan menyusun strategi baru untuk memecahkan
masalah kontesktual yang tidak rutin. Kemampuan menginterpretasi, mencari
hubungan antar konsep, dan kemampuan mentransfer konsep satu ke konsep
lain, merupakan kemampuan yang sangat penting untuk menyelesaiakan soal-
soal level 3 (penalaran). Kata kerja operasional (KKO) yang sering digunakan
antara lain: menguraikan, mengorganisir, membandingkan, menyusun
hipotesis, mengkritik, memprediksi, menilai, menguji, menyimpulkan,
merancang, membangun, merencanakan, memproduksi, menemukan,
memperbaharui, menyempurnakan, memperkuat, memperindah, dan
menggubah.
Buku Penilaian
Berorientasi HOTS
18
5. Langkah-langkah Penyusunan soal HOTS
Untuk menulis butir soal HOTS, penulis soal dituntut untuk dapat menentukan
perilaku yang hendak diukur dan merumuskan materi yang akan dijadikan dasar
pertanyaan (stimulus) dalam konteks tertentu sesuai dengan perilaku yang
diharapkan. Selain itu uraian materi yang akan ditanyakan (yang menuntut
penalaran tinggi) tidak selalu tersedia di dalam buku pelajaran. Oleh karena itu
dalam penulisan soal HOTS, dibutuhkan penguasaan materi ajar, keterampilan
dalam menulis soal (kontruksi soal), dan kreativitas guru dalam memilih stimulus
soal sesuai dengan situasi dan kondisi daerah di sekitar satuan pendidikan. Berikut
dipaparkan langkah-langkah penyusunan soal-soal HOTS.
1. Menganalisis KD yang dapat dibuat soal-soal HOTS
Terlebih dahulu guru-guru memilih KD yang dapat dibuatkan soal-soal HOTS.
Tidak semua KD dapat dibuatkan model-model soal HOTS. Guru-guru secara
mandiri atau melalui forum KKG/MGMP dapat melakukan analisis terhadap
KD yang dapat dibuatkan soal-soal HOTS.
2. Menyusun kisi-kisi soal
Kisi-kisi penulisan soal-soal HOTS bertujuan untuk para guru dalam menulis
butir soal HOTS. Secara umum, kisi-kisi tersebut diperlukan untuk memandu
guru dalam:
a. memilih KD yang dapat dibuat soal-soal HOTS
b. merumuskan IPK
c. memilih materi pokok yang terkait dengan KD yang akan diuji
d. merumuskan indikator soal
e. menentukan level kognitif
f. Menentukan bentuk soal dan nomor soal
3. Memilih stimulus yang menarik dan kontekstual
Stimulus yang digunakan hendaknya menarik, artinya mendorong peserta
didik untuk membaca stimulus. Stimulus yang menarik umumnya baru, belum
pernah dibaca oleh peserta didik. Sedangkan stimulus kontekstual berarti
Buku Penilaian
Berorientasi HOTS
19
stimulus yang sesuai dengan kenyataan dalam kehidupan sehari-hari, menarik,
mendorong peserta didik untuk membaca. Dalam konteks Ujian Sekolah, guru
dapat memilih stimulus dari lingkungan sekolah atau daerah setempat.
4. Menulis butir pertanyaan sesuai dengan kisi-kisi soal
Butir-butir pertanyaan ditulis sesuai dengan kaidah penulisan butir soal HOTS.
Kaidah penulisan butir soal HOTS, agak berbeda dengan kaidah penulisan butir
soal pada umumnya. Perbedaannya terletak pada aspek materi, sedangkan
pada aspek konstruksi dan bahasa relatif sama. Setiap butir soal ditulis pada
kartu soal, sesuai format terlampir.
5. Membuat pedoman penskoran (rubrik) atau kunci jawaban
Setiap butir soal HOTS yang ditulis hendaknya dilengkapi dengan pedoman
penskoran atau kunci jawaban. Pedoman penskoran dibuat untuk bentuk soal
uraian. Sedangkan kunci jawaban dibuat untuk bentuk soal pilihan ganda,
pilihan ganda kompleks (benar/salah, ya/tidak), dan isian singkat.
CONTOH KISI-KISI PENULISAN SOAL
Jenis sekolah : SMP Negeri 8 Depok
Jumlah soal : IX
Mata pelajaran : IPA
Bentuk soal/tes : Pilihan Ganda dan Uraian/Pengetahuan
Penyusun : Dra. Siti Rukiah
Alokasi waktu : 3 JP x 40 menit
No.
Kompetensi
Dasar
IPK
Materi
pokok
Indikator
Soal
Level
Bentuk
Soal
Nomor
Soal
1 2 3 4 5 6 7
1 3.5. Menganalis
is sistem
pencernaan
pada
manusia
dan
3.5.5
Menganalisis
proses yang
terjadi pada
salah satu organ
pencernaan
Sistem
pencernaan
1. Disajikan
kasus
peserta
didik
dapat
memeca
hkan
masalah
L3 Pilihan
Ganda
1
Penting diingat!!
Soal HOTS dimulai dari level kognitif 3. Yaitu C4 (analisis), C5 (Evaluasi)
dan C6 (Mengkreasi)
Buku Penilaian
Berorientasi HOTS
20
memahami
gangguan
yang
berhubung
an dengan
sistem
pencernaan
, serta
upaya
menjaga
kesehatan
sistem
pencernaan
yaitu mulut yang
berkaita
n dengan
proses
pencerna
an pada
rongga
mulut
2 Menjelaskan dan
membandingkan
modus, median,
dan mean dari
data tunggal
untuk
menentukan
nilai mana yang
paling tepat
mewakili data
Mean dari Data
Tunggal
Menentukan
persentase
banyaknya
siswa yang
memiliki nilai
kurang dari
nilai rata-
rata/mean.
Disajikan
data dalam
bentuk
diagram
batang,
siswa dapat
menentuka
n
persentase
banyaknya
siswa yang
memiliki
nilai kurang
dari nilai
rata-
rata/mean.
3 Uraian 2
Catatan pengisian format kisi-kisi soal:
a. Tuliskan identitas mata pelajaran dan kelas/semester yang terpilih hasil
dari hasil pemetaan KD.
b. Isilah nomor urut, KD, materi, indikator, indikator soal, level kognitif,
bentuk soal, dan nomor soal pada kolom yang sesuai.
c. Pada kolom Kompetensi Dasar, isilah dengan KD pada KI 3 dari kelas dan
mata pelajaran yang terpilih.
d. Pada kolom Materi, tuliskan materi pokok terkait langsung dengan
indikator yang akan diujikan.
e. Pada kolom Indikator, tuliskan indikator yang akan diujikan dari KD pada
KI 4 yang terpilih,.
Buku Penilaian
Berorientasi HOTS
21
f. Pada kolom Indikator Soal, isilah dengan indikator soal HOTS yang
diturunkan dari KD pada KI 3 dan Indikator. Indikator soal yang lengkap
umumnya memuat komponen ABCD, yaitu Audience (siswa), Behavior
(kemampuan yang akan diukur), Condition (stimulus), dan Degree
(derajat ketepatan). Contoh: Disajikan wacana kontekstual tentang bencana
alam, siswa dapat merancang strategi yang tepat untuk mengatasi bencana
alam tersebut.
g. Pada kolom Level Kognitif, diisi dengan Penalaran (mencakup dimensi
proses berpikir Menganalisis-C4, Mengevaluasi-C5, atau Mengkreasi-C6).
h. Pada kolom Bentuk Soal, diisi dengan Pilihan Ganda, Isian Singkat, atau
Uraian sesuai dengan bentuk soal yang akan digunakan.
i. Kolom Nomor soal, diisi berdasarkan nomor urut soal.
Kartu Soal
KARTU SOAL NOMOR 1
(PILIHAN GANDA)
Mata Pelajaran : IPA
Kelas/Semester : VIII/1
Kompetensi Dasar
Menganalisis sistem pencernaan pada manusia dan
memahami gangguan yang berhubungan dengan
sistem pencernaan, serta upaya menjaga kesehatan
sistem pencernaan
Materi Sistem pencernaan
Indikator Soal
Disajikan kasus peserta didik dapat memecahkan
masalah yang berkaitan dengan proses pencernaan
pada rongga mulut
Level Kognitif L3
Soal
1. Alif selalu sarapan dengan terburu-buru karena takut terlambat masuk
sekolah, ternyata kemudian lambungnya sakit. Sesuai kasus tersebut, apa
yang menyebabkan Alif sehingga bisa mengalami sakit lambung?
A. Karena terburu-buru amilum tidak berubah menjadi maltose,
sehingga lambung meneruskan proses perubahan tersebut
B. Karena terburu-buru makanan tidak bercampur dengan air liur,
sehingga lambung kekurangan cairan untuk mencernanya
C. Karena terburu-buru protein pada telur tidak mengalami
pencernaan kimiawi dengan baik sehingga lambung melanjutkannya
merubah protein menjadi pepton
Buku Penilaian
Berorientasi HOTS
22
D. Karena terburu-buru makanan tidak dikunyah dengan halus
sehingga lambung harus bekerja lebih untuk menghaluskan
makanan
NO
SOAL
KUNCI/KRITERIA JAWABAN SKOR
1 Kunci : D 1
Keterangan:
Soal ini termasuk soal HOTS karena:
1. Soal menggunakan stimulus yang kontekstual yaitu teks dengan cerita
yang sesuai dengan dunia nyata
2. Soal mengukur level kognitif penalaran yaitu perlu analisis sebelum
menentukan pilihan, sehingga peserta harus melakukan tahapan-tahapan
berpikir tertentu.
3. Soal menuntut peserta untuk berpikir kritis dan bersifat memecahkan
masalah.
KARTU SOAL NOMOR 2
(URAIAN)
Mata Pelajaran : IPA
Kelas/Semester : VIII/1
Kompetensi
Dasar
Menganalisis sistem pencernaan pada manusia dan
memahami gangguan yang berhubungan dengan
sistem pencernaan, serta upaya menjaga kesehatan
sistem pencernaan
Materi Sistem pencernaan
Indikator Soal
Disajikan kasus peserta didik dapat memecahkan
masalah yang berkaitan dengan proses pencernaan
pada rongga mulut
Level Kognitif L3
Soal
Jelaskan apa yang terjadi pada rongga mulut jika kita makan roti dan telur
mata sapi dengan segelas susu?
Buku Penilaian
Berorientasi HOTS
23
NO
SOAL
URAIAN JAWABAN/KATA KUNCI SKOR
5 Kunci :
Roti : Dihaluskan di rongga mulut oleh gigi dan amilumnya
diubah menjadi maltosa dengan bantuan enzim ptyalin
Telur mata sapi : Dihaluskan dalam rongga mulut
menggunakan gigi lalu ditelan untuk diubah di lambung
Segelas susu : Tidak mengalami pencernaan karena
langsung menuju ke lambung.
1
Keterangan:
Soal ini termasuk soal HOTS karena
1. Soal menggunakan stimulus yang kontekstual yaitu teks dengan cerita
yang sesuai dengan pengalaman peserta di dunia nyata
2. Soal mengukur level kognitif penalaran yaitu perlu analisis sebelum
menentukan pilihan, sehingga peserta harus melakukan tahapan-tahapan
berpikir tertentu.
3. Soal menuntut peserta untuk berpikir kritis dan sistematis.
Catatan Kartu soal:
a. Kutip dan isilah kolom Kompetensi Dasar, Materi, Indikator Soal, dan
Level Kognitif sama persis dengan isi yang terdapat pada Format 1 Kisi-
kisi Soal HOTS.
b. Tulislah Rumusan Butir Soal sesuai dengan Indikator Soal dan kaidah
penulisan butir soal HOTS. Untuk memandu Anda menulis butir soal sesuai
kaidah penulisan butir soal HOTS, dapat dibaca Instrumen Telaah Soal
HOTS .
c. Untuk soal bentuk Pilihan Ganda, Anda wajib menuliskan Kunci Jawaban.
Sedangkan untuk soal bentuk uraian Anda wajib menuliskan Pedoman
Penskoran.
d. Pada bagian akhir kartu soal, isilah Keterangan yang memberi penjelasan
mengapa soal yang Anda tulis termasuk kategori HOTS. Keterangan ini
sangat penting digunakan untuk menelaah soal terkait dengan kesesuaian
Buku Penilaian
Berorientasi HOTS
24
butir soal terhadap aspek materi. Pada bagian Keterangan, penulis soal
memberikan penjelasan tentang ketepatan stimulus yang digunakan dan
proses berpikir yang harus dilakukan peserta didik sebelum menjawab
soal.
D. Penilaian Keterampilan
Pelaksanaan penilaian keterampilan dilakukan dengan teknik praktik, produk, dan
proyek. Dalam proses penilaian keterampilan, sudah tentu ada aspek HOTS di
dalamnya. Sebagai contoh, ketika kita meminta siswa untuk membuat suatu produk
atau proyek, maka dalam proses tersebut ada kreativitas di dalamnya, ada proses
transfer knowledge dan ada proses penyelesaian masalah. Jadi proses penilaian
keterampilan bisa mencakup aspek transfer knowledge, critical thinking dan creativity
serta problem solving.
a. Praktik
Penilaian keterampilan menggunakan teknik praktik mengutamakan penilaian
proses yang dilakukan dengan cara mengamati kegiatan peserta didik dalam
melakukan sesuatu. Penilaian ini cocok digunakan untuk menilai ketercapaian
kompetensi yang menuntut peserta didik melakukan tugas tertentu, seperti:
menyanyi, praktik ibadah, praktik olahraga, presentasi, bermain peran,
memainkan alat musik, dan membaca. Hasil penilaian praktik menggunakan
rerata dan/atau nilai optimum. Contoh pelaksanaan penilaian keterampilan
dengan teknik praktik sebagai berikut.
Buku Penilaian
Berorientasi HOTS
25
Contoh penilaian praktik-1 (menggunakan rerata)
Kelas : IV
Tema/Subtema : 1 / 1
Pembelajaran : 6
Muatan Pelajaran : PJOK
Kompetensi Dasar Materi Indikator
4.1 Mempraktikkan variasi gerak
dasar lokomotor, non-
lokomotor, dan manipulatif
sesuai dengan konsep tubuh,
ruang, usaha, dan
keterhubungan dalam
permainan bola besar sederhana
dan atau tradisional
1. Variasi
gerak
dasar
jalan
2. Variasi
gerak
dasar lari
Melalui permainan
benteng-bentengan,
peserta didik dapat
mempraktikkan variasi
gerak dasar jalan dan
variasi gerak dasar lari.
Contoh Rubrik Penilaian Materi Atletik (Berjalan dan Berlari):
No Kriteria 4 3 2 1 0
1 Siswa dapat mempratekkan teknik dasar
atletik jalan dengan benar
1. Gerak langkah berjalan serasi
2. Ayunan lengan saat berjalan serasi
3. Berjalan kearah yang ditentukan
4. Berjalan dengan cepat
Skor maksimum (berjalan) 4
2 Siswa dapat mempraktikkan teknik dasar
atletik lari dengan benar
1. Gerak langkah berlari serasi
2. Ayunan lengan saat berlari serasi
3. Berlari ke arah yang ditentukan
4. Berlari dengan cepat
Skor Maksimum (Berlari) 4
Isilah rubrik tersebut dengan penilaian:
4 : Jika 4 komponen terpenuhi
3 : Jika hanya 3 komponen terpenuhi
2 : Jika hanya 2 komponen terpenuhi
1 : Jika hanya 1 komponen terpenuhi
0 : Jika tidak ada komponen terpenuhi
Analisis hubungan penilaian kinerja dengan proses pembelajaran HOTS
IPK Aspek/Kriteria
Aktivitas*
TK CC PS
Buku Penilaian
Berorientasi HOTS
26
Melalui permainan
benteng-bentengan,
peserta didik dapat
mempraktikkan variasi
gerak dasar jalan dan
variasi gerak dasar lari.
mempratekkan teknik dasar
atletik jalan dengan benar
 
mempraktikkan teknik dasar
atletik lari dengan benar
 
*TK= transfer knowledge
CC= critical thinking dan creativity
PS= problem solving
b. Produk
Penilaian produk meliputi penilaian kemampuan peserta didik dalam
menghasilkan produk-produk, teknologi, dan seni
Contoh Penilaian Produk
Kelas /semester : I / 1
Tema/Subtema : 1 / 4
Pembelajaran : 1
Muatan Pelajaran : SBDP
Kompetensi
Dasar
Materi Indikator
4.4 Membuat
karya dari bahan
alam
Membuat karya dari
kulit jagung.
Dengan menyimak cara membuat
boneka kulit jagung yang
diperagakan oleh guru, siswa dapat
membuat sebuah hiasan pensil
berupa boneka kulit jagung.
Contoh rubrik penilaian membuat hiasan pensil berupa boneka kulit jagung
No Kriteria 4 3 2 1 0
1
Bahan terdiri atas lem, pensil, kulit jagung, dan
rambut jagung.
2 Alat terdiri atas gunting dan spidol
3 Bentuk dan ukuran boneka proporsional
4 Kelengkapan anggota tubuh boneka
5 Komposisi warna
6 Kerapian
Skor Maksimum 22
Isilah rubrik tersebut dengan penilaian kriteria:
Buku Penilaian
Berorientasi HOTS
27
Bahan:
4 : Jika tersedia 4 bahan
3 : Jika tersedia 3 bahan
2 : Jika tersedia 2 bahan
1 : Jika tersedia 1 bahan
0 : Jika tidak tersedia bahan
Bentuk dan ukuran boneka:
4 : Jika sangat proposional
3 : Jika proposional
2 : Jika Cukup proposional
1 : Jika kurang proposional
0 : Tidak proposional
Komposisi warna:
4 : Jika sangat sesuai
3 : Jika sesuai
2 : Jika Cukup sesuai
1 : Jika kurang sesuai
0 : Tidak sesuai
Alat terdiri atas gunting dan spidol:
2 : Jika tersedia 2 alat
1 : Jika tersedia 1 alat
0 : Jika tidak tersedia alat
Kelengkapan anggota tubuh boneka:
4 : Jika sangat lengkap
3 : Jika lengkap
2 : Jika Cukup lengkap
1 : Jika kurang lengkap
0 : Tidak ada boneka
Kerapihan:
4 : Jika sangat rapi
3 : Jika rapi
2 : Jika Cukup rapi
1 : Jika kurang rapi
0 : Tidak rapi
Hubungan penilaian produk dengan proses pembelajaran HOTS
IPK Aspek/Kriteria
Aktivitas*
TK CC PS
Dengan menyimak cara
membuat boneka kulit
jagung yang diperagakan
oleh guru, siswa dapat
membuat sebuah hiasan
pensil berupa boneka
kulit jagung.
Bahan terdiri atas lem, pensil, kulit
jagung, dan rambut jagung.
 
Alat terdiri atas gunting dan spidol  
Bentuk dan ukuran boneka
proporsional
 
Kelengkapan anggota tubuh boneka   
Komposisi warna   
Kerapian   
*TK= transfer knowledge
CC= critical thinking dan creatifity
PS= problem solving
Buku Penilaian
Berorientasi HOTS
28
c. Proyek
Contoh Penilaian Proyek
Kelas : IV
Bahasa Indonesia :
KD 4.4 Menyajikan petunjuk penggunaan alat dalam bentuk teks tulis dan visual
menggunakan kosakata baku dan kalimat efektif.
Indikator proyek:
4.4.1 Siswa dapat menggunakan kosakata baku dan kalimat efektif dalam laporan
hasil pengamatan
IPA :
KD 4.5 Menyajikan laporan hasil pengamatan dan penelusuran informasi tentang
berbagai perubahan bentuk energi.
Indikator proyek:
4.5.1 Merencanakan pengamatan dan penelusuran informasi tentang berbagai
perubahan bentuk energi
4.5.2 Melaksanakan pengamatan dan penelusuran informasi tentang berbagai
perubahan bentuk energi
4.5.3 Melaporkan hasil pengamatan dan penelusuran informasi tentang
berbagai perubahan bentuk energi
Proyek : Membuat Laporan Hasil Pengamatan dan Penelusuran Informasi tentang
5 perubahan bentuk energi
Judul : Perubahan Bentuk Energi di Lingkungan Sekitar
Buku Penilaian
Berorientasi HOTS
29
Contoh Rubrik
Mata
Pelajaran
Bahasa Indonesia IPA
Sko
r
Keterangan
Judul
3 = Tepat
2 = Kurang Tepat
1 = Tidak Tepat
0 = Tidak ada
Tujuan 3 = Tepat
2 = Kurang Tepat
1 = Tidak Tepat
0 = Tidak ada
Waktu yang
diperlukan
1 = Sesuai
0 = Tidak Sesuai
Anggota
kelompok
1 = Tertulis
0 = Tidak tertulis
Pembagian
tugas
1 = Ada
0 = Tidak Ada
Peralatan
yang diamati
5 = 5 bentuk perubahan
energi
4 = 4 bentuk perubahan
energi
3 = 3 bentuk perubahan
energi
2 = 2 bentuk perubahan
energi
1 = 1 bentuk perubahan
energi
0 = tidak ada
Prosedur
Pengamatan
5 = 5 prosedur
4 = 4 prosedur
3 = 3 prosedur
2 = 2 prosedur
1 = 1 prosedur
0 = tidak ada prosedur.
Pelaksanaan
:
Pengamatan
5 = mengamati 5
bentuk perubahan
energi
4 = mengamati 4
bentuk perubahan
energi
3 = mengamati 3
bentuk perubahan
energi
2 = mengamati 2
bentuk perubahan
energi
1 = mengamati 1
bentuk perubahan
energi
0 = tidak mengamati
Buku Penilaian
Berorientasi HOTS
30
Pencatatan
hasil
pengamatan
5 = mencatat 5 hasil
pen¬gamatan
4 = mencatat 4 hasil
pen¬gamatan
3 = mencatat 3 hasil
pen¬gamatan
2 = mencatat 2 hasil
pen¬gamatan
1 = mencatat 1 hasil
pen¬gamatan
0 = tidak ada
Pelaporan
Sistematika
5 = memuat 5
komponen.
4 = memuat 4
komponen.
3 = memuat 3
komponen.
2 = memuat 2
komponen.
1 = memuat 1
komponen.
0 = tidak ada
Komponen
sistematika
terdiri atas:
pendahuluan,
prosedur,
hasil dan
pembahasan,
kesimpulan,
daftar
pustaka.
Isi
(Substansi)
5 = memuat 5 bentuk
perubahan energi
4 = memuat 4 bentuk
perubahan energi
3 = memuat 3 bentuk
perubahan energi
2 = memuat 2 bentuk
perubahan energi
1 = memuat 1 bentuk
perubahan energi
0 = tidak mengamati
Bahasa
(Kosakata)
4 = Menggunakan 76 -
100% kosakata baku
3 = Menggunakan 51-
75% kosakata baku
2 = Menggunakan 26 -
50% kosakata baku
1 = Menggunakan 1-25%
kosakata baku
0 = tidak menggunakan
kosakata baku
Kalimat
Efektif
4 = Menggunakan 76 -
100% kalimat efektif
3 = Menggunakan 51-
75% kalimat efektif
2 = Menggunakan 26 -
50% kalimat efektif
1 = Menggunakan 1-25%
kalimat efektif
0 = tidak meng-gunakan
Buku Penilaian
Berorientasi HOTS
31
kalimat efektif
Estetika 3 = sangat menarik
2 = cukup menarik
1 = kurang menarik
0 = tidak menarik
SKOR
MAKSIMUM
8 47
Hubungan penilaian proyek dengan proses pembelajaran HOTS
IPK Aspek/Kriteria
Aktivitas*
TK CC PS
IPA
4.5.1 Merencanakan pengamatan
dan penelusuran informasi
tentang berbagai perubahan
bentuk energi
4.5.2 Melaksanakan pengamatan
dan penelusuran informasi
tentang berbagai perubahan
bentuk energi
4.5.3 Melaporkan hasil pengamatan
dan penelusuran informasi
tentang berbagai perubahan
bentuk energi
Judul
 
Tujuan  
Waktu yang diperlukan  
Anggota kelompok
  
Pembagian tugas   
Peralatan
yang diamati
Prosedur
Pengamatan
  
Bahasa Indonesia
4.4.1 Siswa dapat menggunakan
kosakata baku dan kalimat
efektif dalam laporan hasil
pengamatan
Pelaksanaan:
Pengamatan
  
Pencatatan hasil
pengamatan
  
Pelaporan Sistematika   
Isi (Substansi)   
Bahasa (Kosakata)   
Kalimat Efektif   
Estetika   
*TK= transfer knowledge
CC= critical thinking dan creativity
PS= problem solving
Buku Penilaian
Berorientasi HOTS
32
PENUTUP
Buku pegangan penilaian Higer Order Thinking Skill ini merupakan acuan bagi pendidik,
kepala sekolah, pengawas, dan pihak-pihak yang terlibat dalam penyelenggaraan
pendidikan agar memiliki pemahaman yang sejalan dengan kebijakan Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan khususnya berkaitan dengan penilaian HOTS. Melalui buku
pegangan ini, pendidik diharapkan tidak akan mengalami kendala berarti dalam
penerapannya.
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan melalui Direktorat Pendidikan Dasar
telah berupaya optimal untuk memfasilitasi implementasi penilaian berbasis HOTS, tetapi
semuanya akan berpulang pada kesungguhan, sikap, dan keterampilan kepala sekolah,
pendidik, pengawas sekolah, serta Dinas Pendidikan terkait dalam
mengimplementasikannya. Dalam hal ini, perubahan pola pikir (mindset) kepala sekolah,
pendidik, pengawas sekolah, orangtua, serta pemangku kepentingan, terkait dengan
berbagai perkembangan dalam system penilaian merupakan prasyarat bagi suksesnya
implementasi penilaian berbasis HOTS.
Buku Penilaian
Berorientasi HOTS
33
DAFTAR PUSTAKA
Afandi & Sajidan. 2017. Stimulasi Keterampilan Tingkat Tinggi. Solo: UNSPRESS.
Modul Pelatihan Pembelajaran Aktif Sekolah Dasar (SD) Direktorat Pembinaan Guru
Pendidikan Dasar Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan 2017
Modul Penulisan Soal Higher Order Thinking Skills (HOTS) Untuk Ujian Sekolah, Direktorat
Pembinaan SMA, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah,
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 2016.
Permendikbud No. 20 Tahun 2016 tentang Standar Kompetensi Lulusan (SKL) Pendidikan
Dasar dan Menengah.
Permendikbud No. 21 Tahun 2016 tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah.
Permendikbud No. 23 Tahun 2016 tentang Standar Penilaian Pendidikan Dasar dan
Menengah.
Permendikbud No. 24 Tahun 2016 tentang Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar
Pelajaran Pada Kurikulum 2013 Pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah.
Kemdikbud. 2016. Panduan Pembelajaran Tematik Terpadu SD, Jakarta: Direktorat
Pembinaan Guru Pendidikan Dasar.
1

More Related Content

What's hot

Modul bahan belajar pedagogi - 2021
Modul bahan belajar   pedagogi - 2021Modul bahan belajar   pedagogi - 2021
Modul bahan belajar pedagogi - 2021Budi Yanto
 
Dokumen 1-k13
Dokumen 1-k13Dokumen 1-k13
Dokumen 1-k13Muliono8
 
Pts pengawas sman 1 madapangga
Pts pengawas sman 1 madapanggaPts pengawas sman 1 madapangga
Pts pengawas sman 1 madapanggaAnwar Sari
 
Tesis caroline lorena_david
Tesis caroline  lorena_davidTesis caroline  lorena_david
Tesis caroline lorena_davidzaidizakaria1978
 
Laporan observasi manajemen sekolah di mts nurul ulum mranggen demak
Laporan observasi manajemen sekolah di mts nurul ulum mranggen   demakLaporan observasi manajemen sekolah di mts nurul ulum mranggen   demak
Laporan observasi manajemen sekolah di mts nurul ulum mranggen demakAziz Zindani
 
Materi pembekalan kkn fkip uho 2014
Materi pembekalan kkn fkip uho 2014Materi pembekalan kkn fkip uho 2014
Materi pembekalan kkn fkip uho 2014La Tahang
 
Pembelajaran berbasis riset pusat penelitian pendidikan lppm uho (Puslitdik)
Pembelajaran berbasis riset pusat penelitian pendidikan lppm uho (Puslitdik)Pembelajaran berbasis riset pusat penelitian pendidikan lppm uho (Puslitdik)
Pembelajaran berbasis riset pusat penelitian pendidikan lppm uho (Puslitdik)FKIP UHO
 
PENGELOLAAN KURIKULUM SEKOLAH
PENGELOLAAN KURIKULUM SEKOLAHPENGELOLAAN KURIKULUM SEKOLAH
PENGELOLAAN KURIKULUM SEKOLAHdevi kumala sari
 
Laporan ptk upaya peningkatan kompetensi guru
Laporan ptk upaya peningkatan kompetensi guruLaporan ptk upaya peningkatan kompetensi guru
Laporan ptk upaya peningkatan kompetensi guruAnwar Sari
 
18274932 pelan-strategik-panitia-pendidikan-islam
18274932 pelan-strategik-panitia-pendidikan-islam18274932 pelan-strategik-panitia-pendidikan-islam
18274932 pelan-strategik-panitia-pendidikan-islamShahrin Hamat
 
Laporan pts bakar
Laporan pts bakarLaporan pts bakar
Laporan pts bakarAnwar Sari
 
Buku mmi 3 amalan terbaik guru
Buku mmi 3  amalan terbaik guruBuku mmi 3  amalan terbaik guru
Buku mmi 3 amalan terbaik guruNadzari Baharom
 
Kursus orientasi dskp 4 (taklimat umum)
Kursus orientasi dskp 4 (taklimat umum)Kursus orientasi dskp 4 (taklimat umum)
Kursus orientasi dskp 4 (taklimat umum)Kacang Fujiwara
 
TAKLIMAT UMUM DSKP KSSR TAHUN 4
TAKLIMAT UMUM DSKP KSSR TAHUN 4TAKLIMAT UMUM DSKP KSSR TAHUN 4
TAKLIMAT UMUM DSKP KSSR TAHUN 4Yusrina Mustama
 
Model Pembelajaran Saintifik Mapel matematika
Model Pembelajaran Saintifik Mapel matematikaModel Pembelajaran Saintifik Mapel matematika
Model Pembelajaran Saintifik Mapel matematikaAbdul Jamil
 

What's hot (20)

Modul bahan belajar pedagogi - 2021
Modul bahan belajar   pedagogi - 2021Modul bahan belajar   pedagogi - 2021
Modul bahan belajar pedagogi - 2021
 
Dokumen 1-k13
Dokumen 1-k13Dokumen 1-k13
Dokumen 1-k13
 
Pts pengawas sman 1 madapangga
Pts pengawas sman 1 madapanggaPts pengawas sman 1 madapangga
Pts pengawas sman 1 madapangga
 
Buku 1. kkg
Buku 1. kkgBuku 1. kkg
Buku 1. kkg
 
Karya ilmiah ut
Karya ilmiah utKarya ilmiah ut
Karya ilmiah ut
 
Tesis caroline lorena_david
Tesis caroline  lorena_davidTesis caroline  lorena_david
Tesis caroline lorena_david
 
Laporan observasi manajemen sekolah di mts nurul ulum mranggen demak
Laporan observasi manajemen sekolah di mts nurul ulum mranggen   demakLaporan observasi manajemen sekolah di mts nurul ulum mranggen   demak
Laporan observasi manajemen sekolah di mts nurul ulum mranggen demak
 
Materi pembekalan kkn fkip uho 2014
Materi pembekalan kkn fkip uho 2014Materi pembekalan kkn fkip uho 2014
Materi pembekalan kkn fkip uho 2014
 
Matlamat pengajaran dan kepimpinan masa hadapan
Matlamat pengajaran dan kepimpinan masa hadapanMatlamat pengajaran dan kepimpinan masa hadapan
Matlamat pengajaran dan kepimpinan masa hadapan
 
Laporan Penelitian Pengelolaan Pendidikan
Laporan Penelitian Pengelolaan PendidikanLaporan Penelitian Pengelolaan Pendidikan
Laporan Penelitian Pengelolaan Pendidikan
 
8 Dokumen KBAT
8 Dokumen KBAT8 Dokumen KBAT
8 Dokumen KBAT
 
Pembelajaran berbasis riset pusat penelitian pendidikan lppm uho (Puslitdik)
Pembelajaran berbasis riset pusat penelitian pendidikan lppm uho (Puslitdik)Pembelajaran berbasis riset pusat penelitian pendidikan lppm uho (Puslitdik)
Pembelajaran berbasis riset pusat penelitian pendidikan lppm uho (Puslitdik)
 
PENGELOLAAN KURIKULUM SEKOLAH
PENGELOLAAN KURIKULUM SEKOLAHPENGELOLAAN KURIKULUM SEKOLAH
PENGELOLAAN KURIKULUM SEKOLAH
 
Laporan ptk upaya peningkatan kompetensi guru
Laporan ptk upaya peningkatan kompetensi guruLaporan ptk upaya peningkatan kompetensi guru
Laporan ptk upaya peningkatan kompetensi guru
 
18274932 pelan-strategik-panitia-pendidikan-islam
18274932 pelan-strategik-panitia-pendidikan-islam18274932 pelan-strategik-panitia-pendidikan-islam
18274932 pelan-strategik-panitia-pendidikan-islam
 
Laporan pts bakar
Laporan pts bakarLaporan pts bakar
Laporan pts bakar
 
Buku mmi 3 amalan terbaik guru
Buku mmi 3  amalan terbaik guruBuku mmi 3  amalan terbaik guru
Buku mmi 3 amalan terbaik guru
 
Kursus orientasi dskp 4 (taklimat umum)
Kursus orientasi dskp 4 (taklimat umum)Kursus orientasi dskp 4 (taklimat umum)
Kursus orientasi dskp 4 (taklimat umum)
 
TAKLIMAT UMUM DSKP KSSR TAHUN 4
TAKLIMAT UMUM DSKP KSSR TAHUN 4TAKLIMAT UMUM DSKP KSSR TAHUN 4
TAKLIMAT UMUM DSKP KSSR TAHUN 4
 
Model Pembelajaran Saintifik Mapel matematika
Model Pembelajaran Saintifik Mapel matematikaModel Pembelajaran Saintifik Mapel matematika
Model Pembelajaran Saintifik Mapel matematika
 

Similar to Penilaian HOTS

Buku Pegangan Pembekalan Instruktur PKP Berbasis Zonasi
Buku Pegangan Pembekalan Instruktur PKP Berbasis ZonasiBuku Pegangan Pembekalan Instruktur PKP Berbasis Zonasi
Buku Pegangan Pembekalan Instruktur PKP Berbasis ZonasiMushlihatun Syarifah
 
6.-PKP-BERBASIS-ZONASI-20191028.pptx
6.-PKP-BERBASIS-ZONASI-20191028.pptx6.-PKP-BERBASIS-ZONASI-20191028.pptx
6.-PKP-BERBASIS-ZONASI-20191028.pptxabysugara3
 
Panduan penilaian a4 isi
Panduan penilaian a4 isiPanduan penilaian a4 isi
Panduan penilaian a4 isiHeri Suryono
 
Buku_Pembelajaran_HOTS.2018.pdf
Buku_Pembelajaran_HOTS.2018.pdfBuku_Pembelajaran_HOTS.2018.pdf
Buku_Pembelajaran_HOTS.2018.pdfMarsi Bani
 
Buku_Pembelajaran_HOTS.2018.pdf
Buku_Pembelajaran_HOTS.2018.pdfBuku_Pembelajaran_HOTS.2018.pdf
Buku_Pembelajaran_HOTS.2018.pdfsaumisaumiser
 
Buku_Pembelajaran_HOTS.2018.pdf
Buku_Pembelajaran_HOTS.2018.pdfBuku_Pembelajaran_HOTS.2018.pdf
Buku_Pembelajaran_HOTS.2018.pdfOfficialOU
 
01._Buku_Pegangan_Pembelajaran_HOTS_2018.pdf
01._Buku_Pegangan_Pembelajaran_HOTS_2018.pdf01._Buku_Pegangan_Pembelajaran_HOTS_2018.pdf
01._Buku_Pegangan_Pembelajaran_HOTS_2018.pdfMukarobinspdMukarobi
 
01._Buku_Pegangan_Pembelajaran_HOTS_2018.pdf
01._Buku_Pegangan_Pembelajaran_HOTS_2018.pdf01._Buku_Pegangan_Pembelajaran_HOTS_2018.pdf
01._Buku_Pegangan_Pembelajaran_HOTS_2018.pdfMukarobinspdMukarobi
 
Buku_Pembelajaran_HOTS.2018 (1).pdf
Buku_Pembelajaran_HOTS.2018 (1).pdfBuku_Pembelajaran_HOTS.2018 (1).pdf
Buku_Pembelajaran_HOTS.2018 (1).pdfssuserfc0ee8
 
Buku_Pembelajaran_HOTS.2018.pdf
Buku_Pembelajaran_HOTS.2018.pdfBuku_Pembelajaran_HOTS.2018.pdf
Buku_Pembelajaran_HOTS.2018.pdfdaruwati04
 
01. buku pegangan_pembelajaran_hots_2018
01. buku pegangan_pembelajaran_hots_201801. buku pegangan_pembelajaran_hots_2018
01. buku pegangan_pembelajaran_hots_2018SMPN4Cianjur
 
Buku pegangan pembelajaran_hots_2018
Buku pegangan pembelajaran_hots_2018Buku pegangan pembelajaran_hots_2018
Buku pegangan pembelajaran_hots_2018SMANEDA HIJAU BERSERI
 
EDUP2122 Tajuk 6 Pentaksiran Berasaskan Sekolah (PBS).pptx
EDUP2122 Tajuk 6 Pentaksiran Berasaskan Sekolah (PBS).pptxEDUP2122 Tajuk 6 Pentaksiran Berasaskan Sekolah (PBS).pptx
EDUP2122 Tajuk 6 Pentaksiran Berasaskan Sekolah (PBS).pptxHafizul20
 
Penyusunan Rancangan Pembelajaran dengan Menggunakan Pendekatan Tematik di Ke...
Penyusunan Rancangan Pembelajaran dengan Menggunakan Pendekatan Tematik di Ke...Penyusunan Rancangan Pembelajaran dengan Menggunakan Pendekatan Tematik di Ke...
Penyusunan Rancangan Pembelajaran dengan Menggunakan Pendekatan Tematik di Ke...NASuprawoto Sunardjo
 
TUJUAN DAN STANDAR KOMPETENSI MENGAJAR DAN BELAJAR DALAM STANDAR PROSES PENDI...
TUJUAN DAN STANDAR KOMPETENSI MENGAJAR DAN BELAJAR DALAM STANDAR PROSES PENDI...TUJUAN DAN STANDAR KOMPETENSI MENGAJAR DAN BELAJAR DALAM STANDAR PROSES PENDI...
TUJUAN DAN STANDAR KOMPETENSI MENGAJAR DAN BELAJAR DALAM STANDAR PROSES PENDI...Google
 
Modul 2.3 Angkatan 5 Reguler. Coaching untuk Supervisi Akademik - Final.pdf
Modul 2.3 Angkatan 5 Reguler. Coaching untuk Supervisi Akademik - Final.pdfModul 2.3 Angkatan 5 Reguler. Coaching untuk Supervisi Akademik - Final.pdf
Modul 2.3 Angkatan 5 Reguler. Coaching untuk Supervisi Akademik - Final.pdfIrman Ramly
 

Similar to Penilaian HOTS (20)

Buku Pegangan Pembekalan Instruktur PKP Berbasis Zonasi
Buku Pegangan Pembekalan Instruktur PKP Berbasis ZonasiBuku Pegangan Pembekalan Instruktur PKP Berbasis Zonasi
Buku Pegangan Pembekalan Instruktur PKP Berbasis Zonasi
 
6.-PKP-BERBASIS-ZONASI-20191028.pptx
6.-PKP-BERBASIS-ZONASI-20191028.pptx6.-PKP-BERBASIS-ZONASI-20191028.pptx
6.-PKP-BERBASIS-ZONASI-20191028.pptx
 
Panduan penilaian a4 isi
Panduan penilaian a4 isiPanduan penilaian a4 isi
Panduan penilaian a4 isi
 
Mulyati supervisi 1
Mulyati supervisi 1Mulyati supervisi 1
Mulyati supervisi 1
 
Bahasa indonesia
Bahasa indonesiaBahasa indonesia
Bahasa indonesia
 
Buku_Pembelajaran_HOTS.2018.pdf
Buku_Pembelajaran_HOTS.2018.pdfBuku_Pembelajaran_HOTS.2018.pdf
Buku_Pembelajaran_HOTS.2018.pdf
 
Buku_Pembelajaran_HOTS.2018.pdf
Buku_Pembelajaran_HOTS.2018.pdfBuku_Pembelajaran_HOTS.2018.pdf
Buku_Pembelajaran_HOTS.2018.pdf
 
Buku_Pembelajaran_HOTS.2018.pdf
Buku_Pembelajaran_HOTS.2018.pdfBuku_Pembelajaran_HOTS.2018.pdf
Buku_Pembelajaran_HOTS.2018.pdf
 
Buku_Pembelajaran_HOTS.2018.pdf
Buku_Pembelajaran_HOTS.2018.pdfBuku_Pembelajaran_HOTS.2018.pdf
Buku_Pembelajaran_HOTS.2018.pdf
 
01._Buku_Pegangan_Pembelajaran_HOTS_2018.pdf
01._Buku_Pegangan_Pembelajaran_HOTS_2018.pdf01._Buku_Pegangan_Pembelajaran_HOTS_2018.pdf
01._Buku_Pegangan_Pembelajaran_HOTS_2018.pdf
 
01._Buku_Pegangan_Pembelajaran_HOTS_2018.pdf
01._Buku_Pegangan_Pembelajaran_HOTS_2018.pdf01._Buku_Pegangan_Pembelajaran_HOTS_2018.pdf
01._Buku_Pegangan_Pembelajaran_HOTS_2018.pdf
 
Buku_Pembelajaran_HOTS.2018 (1).pdf
Buku_Pembelajaran_HOTS.2018 (1).pdfBuku_Pembelajaran_HOTS.2018 (1).pdf
Buku_Pembelajaran_HOTS.2018 (1).pdf
 
Buku_Pembelajaran_HOTS.2018.pdf
Buku_Pembelajaran_HOTS.2018.pdfBuku_Pembelajaran_HOTS.2018.pdf
Buku_Pembelajaran_HOTS.2018.pdf
 
01. buku pegangan_pembelajaran_hots_2018
01. buku pegangan_pembelajaran_hots_201801. buku pegangan_pembelajaran_hots_2018
01. buku pegangan_pembelajaran_hots_2018
 
Buku pegangan pembelajaran_hots_2018
Buku pegangan pembelajaran_hots_2018Buku pegangan pembelajaran_hots_2018
Buku pegangan pembelajaran_hots_2018
 
EDUP2122 Tajuk 6 Pentaksiran Berasaskan Sekolah (PBS).pptx
EDUP2122 Tajuk 6 Pentaksiran Berasaskan Sekolah (PBS).pptxEDUP2122 Tajuk 6 Pentaksiran Berasaskan Sekolah (PBS).pptx
EDUP2122 Tajuk 6 Pentaksiran Berasaskan Sekolah (PBS).pptx
 
Penyusunan Rancangan Pembelajaran dengan Menggunakan Pendekatan Tematik di Ke...
Penyusunan Rancangan Pembelajaran dengan Menggunakan Pendekatan Tematik di Ke...Penyusunan Rancangan Pembelajaran dengan Menggunakan Pendekatan Tematik di Ke...
Penyusunan Rancangan Pembelajaran dengan Menggunakan Pendekatan Tematik di Ke...
 
TUJUAN DAN STANDAR KOMPETENSI MENGAJAR DAN BELAJAR DALAM STANDAR PROSES PENDI...
TUJUAN DAN STANDAR KOMPETENSI MENGAJAR DAN BELAJAR DALAM STANDAR PROSES PENDI...TUJUAN DAN STANDAR KOMPETENSI MENGAJAR DAN BELAJAR DALAM STANDAR PROSES PENDI...
TUJUAN DAN STANDAR KOMPETENSI MENGAJAR DAN BELAJAR DALAM STANDAR PROSES PENDI...
 
Pengelolaan Kurikulum
Pengelolaan KurikulumPengelolaan Kurikulum
Pengelolaan Kurikulum
 
Modul 2.3 Angkatan 5 Reguler. Coaching untuk Supervisi Akademik - Final.pdf
Modul 2.3 Angkatan 5 Reguler. Coaching untuk Supervisi Akademik - Final.pdfModul 2.3 Angkatan 5 Reguler. Coaching untuk Supervisi Akademik - Final.pdf
Modul 2.3 Angkatan 5 Reguler. Coaching untuk Supervisi Akademik - Final.pdf
 

Recently uploaded

MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITASMATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITASbilqisizzati
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING...
PELAKSANAAN  + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY &  WAREHOUSING...PELAKSANAAN  + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY &  WAREHOUSING...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING...Kanaidi ken
 
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxMembuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxNurindahSetyawati1
 
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfMAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfChananMfd
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxssuser50800a
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxssuser35630b
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxsukmakarim1998
 
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...MetalinaSimanjuntak1
 
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)PUNGKYBUDIPANGESTU1
 
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajaraksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajarHafidRanggasi
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxdpp11tya
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfWidyastutyCoyy
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7IwanSumantri7
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxdeskaputriani1
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTIndraAdm
 

Recently uploaded (20)

MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITASMATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING...
PELAKSANAAN  + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY &  WAREHOUSING...PELAKSANAAN  + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY &  WAREHOUSING...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING...
 
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxMembuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
 
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfMAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
 
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
 
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
 
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajaraksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
 

Penilaian HOTS

  • 1.
  • 2.
  • 3. Buku Pegangan Pembelajaran Berorientasi pada Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi Penulis: Wiwik Setiawati, M.Pd LPMP Kalimantan Timur Oktavia Asmira, MT LPMP Kepulauan Bangka Belitung Yoki Ariyana, MT. Widyaiswara PPPPTK IPA Bandung Reisky Bestary, M.Pd. Widyaiswara LPMP Provinsi Riau Dr. Ari Pudjiastuti Widyaiswara PPPPTK PKn dan IPS Batu Desain Grafis dan Ilustrasi: Tim Desain Grafis Copyright © 2018 Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang Dilarang mengcopy sebagian atau keseluruhan isi buku ini untuk kepentingan komersial tanpa izin tertulis dari Kementerian Pendidikan Kebudayaan.
  • 4. Buku Penilaian Berorientasi HOTS i KATA PENGANTAR Peran guru profesional dalam pembelajaran sangat penting sebagai kunci keberhasilan belajar peserta didik dan mengahsilkan lulusan yang berkualitas. Guru profesional adalah guru yang kompeten dalam membangun dan mengembangkan proses pembelajaran yang baik dan efektif sehingga dapat menghasilkan peserta didik yang pintar dan pendidikan yang berkualitas. Hal tersebut menjadikan kualitas pembelajaran sebagai komponen yang menjadi fokus perhatian pemerintah pusat maupun pemerintah daerah dalam meningkatkan mutu pendidikan terutama menyangkut kualitas lulusan peserta didik. Pengembangan pembelajaran berorientasi pada keterampilan berpikir tingkat tinggi atau Higher Order Thinking Skill (HOTS) merupakan program yang dikembangkan sebagai upaya Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melalui Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (Ditjen GTK) dalam upaya peningkatan kualitas pembelajaran dan meningkatkan kualitas lulusan. Program ini dikembangkan mengikuti arah kebijakan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang pada tahun 2018 telah terintegrasi Penguatan Pendidikan Karakter dan pembelajaran berorientasi pada Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi atau Higher Order Thinking Skill (HOTS). Peningkatan kualitas peserta didik salah satunya dilakukan melalui peningkatan kualitas pembelajaran yang berorientasi pada keterampilan berpikir tingkat tinggi. Kualitas pembelajaran juga perlu diukur dengan penilaian yang berorientasi pada Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi atau Higher Order Thinking Skill (HOTS). Sejalan dengan hal tersebut, maka diperlukan sebuah buku pegangan guru yang memberikan keterampilan penilaian pembelajaran yang berorientasi pada keterampilan berpikir tingkat tinggi. Tujuannya untuk meningkatkan kualitas penilaian yang pada akhirnya akan meningkatkan kualitas lulusan peserta didik. Dengan adanya Buku Pegangan Penilaian Pembelajaran Berorientasi pada Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi ini diharapkan dapat menjembatani pemahaman para guru dalam hal penilaian pembelajaran lebih baik lagi sehingga mereka dapat meningkatkan kualitas Pendidikan di Indonesia. Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan, Dr. Supriano, M.Ed. NIP. 196208161991031001
  • 5. Buku Penilaian Berorientasi HOTS ii DAFTAR ISI KATA PENGANTAR .............................................................................................................................................. 1 DAFTAR ISI.............................................................................................................................................................. ii BAGIAN I. PENDAHULUAN ............................................................................................................................... 1 A. Rasional.......................................................................................................................................................... 1 B. Dasar Hukum............................................................................................................................................... 2 C. Tujuan............................................................................................................................................................. 3 D. Sasaran Buku Pegangan.......................................................................................................................... 4 BAGIAN II. PENILAIAN DAN PENGEMBANGAN SOAL HOTS.............................................................. 5 A. Deskripsi Singkat ....................................................................................................................................... 5 B. Penilaian Sikap............................................................................................................................................ 6 C. Penilaian Pengetahuan ..........................................................................................................................10 1. Pengertian HOTS..............................................................................................................................10 2. Karakteristik......................................................................................................................................11 3. Menggunakan bentuk soal beragam........................................................................................14 4. Level Kognitif ....................................................................................................................................15 5. Langkah-langkah Penyusunan soal HOTS.............................................................................18 D. Penilaian Keterampilan..........................................................................................................................24 PENUTUP................................................................................................................................................................32 DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................................................33
  • 6. Buku Penilaian Berorientasi HOTS 1 BAGIAN I PENDAHULUAN A. Rasional Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 57 menyatakan bahwa evaluasi dilakukan dalam rangka pengendalian mutu pendidikan secara nasional sebagai bentuk akuntabilitas penyelenggara pendidikan kepada pihak- pihak yang berkepentingan. Evaluasi dilakukan terhadap peserta didik, lembaga, dan program pendidikan pada jalur formal dan nonformal untuk semua jenjang, satuan, dan jenis pendidikan. Ujian Nasional (UN) dan Ujian Sekolah Berstandar Nasional (USBN) merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari sistem pendidikan nasional. UN adalah sistem evaluasi standar pendidikan dasar dan menengah secara nasional dan persamaan mutu tingkat pendidikan antar daerah yang dilakukan oleh Pusat Penilaian Pendidikan. Sebagai bagian dari evaluasi, Indonesia melakukan benchmark internasional dengan mengikuti Trends in International Mathematics and Science Study (TIMSS) dan Programme for International Student Assessment (PISA). Hasil TIMMS tahun 2015 untuk kelas IV sekolah dasar, Indonesia mendapatkan rata-rata nilai 397 dan menempati peringkat 4 terbawah dari 43 negara yang mengikuti TIMMS (Sumber: TIMMS 2015 International Database). Sekitar 75% item yang diujikan dalam TIMSS telah diajarkan di kelas IV Sekolah Dasar dan hal tersebut lebih tinggi dibanding Korea Selatan yang hanya 68%, namun kedalaman pemahamannya masih kurang. Dari sisi lama pembelajaran siswa Sekolah Dasar dan jumlah jam pelajaran matematika, Indonesia termasuk paling lama di antara negara lainnya, tetapi kualitas pembelajarannya masih perlu ditingkatkan. Sementara untuk PISA tahun 2015, Indonesia mendapatkan rata-rata nilai 403 untuk sains (peringkat ketiga dari bawah), 397 untuk membaca (peringkat terakhir), dan 386 untuk matematika (peringkat kedua dari bawah) dari 72 negara yang mengikuti (Sumber: OECD, PISA 2015 Database). Meskipun peningkatan capaian Indonesia cukup signifikan dibandingkan hasil tahun 2012, namun capaian secara umum masih di bawah rerata negara OECD (Organisation for Economic Co-operation and Development). Bila peningkatan
  • 7. Buku Penilaian Berorientasi HOTS 2 ini terus dipertahankan, maka pada tahun 2030 capaian Indonesia diprediksi dapat menyamai OECD. Hasil pengukuran capaian siswa berdasar UN ternyata selaras dengan capaian PISA maupun TIMSS. Hasil UN tahun 2018 menunjukkan bahwa siswa-siswa masih lemah dalam keterampilan berpikir tingkat tinggi (Higher Order Thinking Skill) seperti menalar, menganalisa, dan mengevaluasi. Oleh karena itu salah satu upaya Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melalui Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (Ditjen GTK) untuk meningkatkan kualitas pembelajaran yang bermuara pada peningkatan kualitas siswa dengan menyelenggarakan Program Peningkatan Kompetensi Pembelajaran (PKP). Salah satu materi yang dikembangkan pada program PKP adalah Penilaian Berbasis HOTS. Materi ini bertujuan untuk membekali guru agar mampu melaksanakan penilaian berbasis HOTS sehingga siswa terbiasa dengan soal-soal dan pembelajaran yang berorientasi kepada keterampilan berpikir tingkat tinggi (Higher Order Thinking Skill) agar terdorong kemampuan berpikir kritisnya. B. Dasar Hukum Buku yang menjadi pegangan dalam mengembangkan penilaian berorientasi kepada keterampilan berpikir tingkat tinggi, dikembangkan dengan memperhatikan beberapa dasar kebijakan dan peraturan sebagai berikut. 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. 2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. 3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. 4. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2017 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru.
  • 8. Buku Penilaian Berorientasi HOTS 3 5. Peraturan Presiden Nomor 87 tahun 2017 tentang Penguatan Pendidikan Karakter; 6. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2016 tentang Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar dan Menengah. 7. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 21 tahun 2016 tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah. 8. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 22 tahun 2016 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah. 9. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 23 tahun 2016 tentang Standar Penilaian Pendidikan. 10. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2016 tentang Kompetensi Inti Dan Kompetensi Dasar Pelajaran Pada Kurikulum 2013 Pada Pendidikan Dasar Dan Pendidikan Menengah. 11. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2018 tentang Penguatan Pendidikan Karakter Pada Satuan Pendidikan. C. Tujuan Buku pegangan ini dikembangkan dengan tujuan sebagai berikut: 1. Memberikan acuan kepada guru dalam mengembangkan penilaian berorientasi pada Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi; 2. Memberikan acuan kepada kepala sekolah dalam pelaksanaan supervisi akademik terhadap guru dalam melaksanakan penilaian berorientasi pada Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi; 3. Memberikan acuan pada pengawas sekolah dalam pelaksanaan supervisi akademik dan manajerial terhadap pelaksanaan penilaian berorientasi pada Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi di satuan pendidikan.
  • 9. Buku Penilaian Berorientasi HOTS 4 D. Sasaran Buku Pegangan Sasaran penggunaan buku ini adalah sebagai berikut: 1. Guru Jenjang Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah Menengah Atas (SMA), dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) untuk mata pelajaran adaptif dan normatif. 2. Guru Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Produktif, Bimbingan Konseling (BK), Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dan Pendidikan Masyarakat (Dikmas) serta Pendidikan Luar Biasa (PLB). 3. Kepala Sekolah /Madrasah. 4. Pengawas Sekolah /Madrasah.
  • 10. Buku Penilaian Berorientasi HOTS 5 BAGIAN II PENILAIAN DAN PENGEMBANGAN SOAL HOTS A. Deskripsi Singkat Penilaian adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik. Penilaian belajar peserta didik dilakukan oleh pendidik yang meliputi aspek: sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Penilaian sikap dilakukan oleh pendidik untuk memperoleh informasi deskriptif mengenai perilaku peserta didik. Penilaian pengetahuan dilakukan untuk mengukur penguasaan pengetahuan peserta didik, sedangkan penilaian keterampilan dilakukan untuk mengukur kemampuan peserta didik menerapkan pengetahuan dalam melakukan tugas tertentu. Penilaian hasil belajar oleh pendidik i n i bertujuan untuk memantau dan mengevaluasi proses, kemajuan belajar, dan perbaikan hasil belajar peserta didik secara berkesinambungan. Penyempurnaan kurikulum 2013 antara lain pada standar isi diperkaya dengan kebutuhan peserta didik untuk berpikir kritis dan analitis sesuai dengan standar internasional, sedangkan pada standar penilaian memberi ruang pada pengembangan instrumen penilaian yang mengukur berpikir tingkat tinggi. Penilaian hasil belajar diharapkan dapat membantu peserta didik untuk meningkatkan kemampuan berpikir tingkat tinggi (Higher Order Thinking Skills /HOTS), karena berpikir tingkat tinggi dapat mendorong peserta didik untuk berpikir secara luas dan mendalam tentang materi pelajaran. Penilaian berorientasi HOTS bukanlah sebuah bentuk penilaian yang baru bagi guru dalam melakukan penilaian. Tetapi penilaian berorientasi HOTS ini memaksimalkan keterampilan guru dalam melakukan penilaian. Guru dalam penilaian ini harus menekankan pada penilaian sikap, pengetahuan dan keterampilan yang bisa meningkatkan keterampilan peserta didik dalam proses pembelajaran berorientasi HOTS.
  • 11. Buku Penilaian Berorientasi HOTS 6 B. Penilaian Sikap Menurut Marzano & Pickering, 1997 (dalam Afandi dan Sajidan, 2017:117-118) terdapat lima dimensi belajar sebagai berikut. Dimensi Belajar Peran Guru dalam Dimensi Belajar Sikap dan Persepsi Membantu siswa mengembangkan sikap dan persepsi positif tentang iklim belajar di kelas  perasaan diterima baik oleh guru maupun teman sebaya  percaya diri dan sikap menerima orang lain Membantu siswa mengembangkan sikap dan persepsi positif tentang tugas-tugas belajar di kelas  menerima tugas sebagai suatu hal yang menarik dan bernilai  mempercayai kemampuan untuk menyelesaikan tugas  memahami tugas dengan jelas Memperoleh dan mengintegrasikan pengetahuan Membantu sisiwa memperoleh pengetahuan deklaratif  mengkinstruk makna pengetahuan deklaratif  mengorganisasikan pengetahuan deklaratif  menyimpan pengetahuan deklaratif membantu siswa memperoleh pengetahuan prosedural  mengkonstruk model pengetahuan prosedural  mempertajam pengetahuan prosedural  menginternalisasikan pengetahuan prosedural Memperluas dan menyaring pengetahuan Membantu siswa mengembangkan proses panalaran kompleks  membandingkan  mengklasifikasikan  mengabstraksikan  penalaran induktif  penalaran deduktif  mengkonstruksi  menganalisis kesalahan  menganalsisi perspektif Menggunakan pengetahuan secara bermakna Membantu siswa mengembangkan proses penalaran kompleks  membuat keputusan  memecahkan masalah  invention  penemuan eksperimental
  • 12. Buku Penilaian Berorientasi HOTS 7  investigasi  analisis sistem Habits of minds (perilaku berpikir) Membantu siswa mengembangkan perilaku berpikir produktif. Mendorong dimensi-dimensi perilaku berpikir  berpikir kritis  melihat keakuratan  melihat kejelasan  berpikir terbuka  menekan sikap impulsive  menempatan diri dalam situasi  merespon secara tepat perasaan dan tingkat pengetahuan orang lain  berpikir kreatif  tekun  mendorong pengetahuan dan kemampuan sampai batas akhir  menghasilkan, percaya dan menata standar evaluasi diri sendiri  keluar dari batasan standar yang ditetapkan  pengaturan diri dalam berpikir  memonitor pemikiran sendiri  merencanakan secara tepat kegiatan berpikir  mengidentifikasi dan menggunakan sumber daya yang dimiliki  merespon umpan balik secara tepat  mengevaluasi efektivitas tindakan (Sumber: Marzano & Pickering, 1997) Ditinjau dari dimensi belajar maka belajar mencakup ranah sikap, pengetahuan dan keterampilan. Oleh karena itu guru harus mengembangkan pembelajaran yang mencakup semua ranah tersebut mulai dari perencanaan, pelaksanaan maupun penilaiannya. Penilaian sikap pada pembelajaran yang berorientasi HOTS tidaklah merubah konsep penilaian sikap pada Kurikulum 2013 yang telah dipahami oleh guru selama ini. Pada penilaian sikap diasumsikan bahwa setiap peserta didik memiliki perilaku yang baik. Perilaku menonjol (sangat baik atau perlu bimbingan) yang dijumpai selama proses pembelajaran dapat ditulis dalam bentuk jurnal atau catatan pendidik. Penilaian sikap mengacu pada dua aspek kompetensi sikap yaitu:
  • 13. Buku Penilaian Berorientasi HOTS 8 1. Sikap spiritual mengacu pada Kompetensi Inti-1: Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya 2. Sikap sosial mengacu pada Kompetensi Inti-2: menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya. Komponen sikap spiritual dan sikap sosial yang akan dikembangkan juga dikaitkan dengan Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) yang meliputi: religiositas, nasionalisme, integritas, kemandirian, dan gotong royong. Nilai spiritual dan sosial merupakan sub-sub nilai yang terkandung dalam PPK, seperti : Penilaian sikap dilakukan bersamaan dengan kegiatan pembelajaran yang dirancang dari KD yang berasal dari KI-3 dan KI-4 yang berpasangan. Misalnya, penilaian kegiatan pembelajaran mengamati gambar. Pada kegiatan tersebut, guru dapat melakukan penilaian sikap ketika siswa mengamati gambar. Sikap yang dinilai misalnya karakter mandiri yaitu sub karakter kerja keras, kreatif, disiplin, dan berani. Religiositas Nasionalisme Kemandirian Gotong Royong Integritas  cinta damai  toleransi  menghargai perbedaan agama  teguh pendirian  percaya diri  kerja sama lintas agama  anti perundungan dan kekerasan  persahabatan  ketulusan  tidak memaksakan kehendak  melindungi yang kecil  tersisih  dll  apresiasi budaya bangsa sendiri  menjaga kekayaan budaya bangsa  rela berkorban  unggul dan berprestasi  cinta tanah air  menjaga lingkungan  taat hukum  disiplin  menghormati keragaman budaya, suku, dan agama.  dll  etos kerja (kerja keras)  tangguh tahan banting  daya juang  profesional  kreatif  keberanian  pembelajar sepanjang hayat  dll  menghargai  kerjasama  inklusif  komitmen atas keputusan bersama  musyawarah mufakat  tolong menolong  solidaritas  empati  anti diskriminasi  anti kekerasan  sikap kerelawanan  dll  cinta pada kebenaran  setia  komitmen  moral  anti korupsi  keadilan  tanggungjawab  keteladanan  menghargai martabat individu (terutama penyandang disabilitas)  dll
  • 14. Buku Penilaian Berorientasi HOTS 9 Teknik penilaian sikap pada Kurikulum 2013 meliputi: observasi, wawancara, catatan anekdot (anecdotal record), catatan kejadian tertentu (incidental record) sebagai unsur penilaian utama. Hasil observasi guru terhadap sikap siswa yang menonjol (positif maupun negatif) saat pembelajaran dicatat dalam jurnal harian. Pengamatan sikap dilakukan oleh guru pada saat pelaksanaan pembelajaran yang berorientasi pada berpikir tingkat tinggi. Contoh Jurnal Perkembangan Sikap No Tanggal Nama Peserta Didik Catatan Butir Sikap Tindak Lanjut 1 20/09/2018 Lela Tidak keberatan berkelompok dengan siapa saja dan mau berbagi tugas dengan kelompoknya Kerjasama Saleh Mau melaksanakan ibadah apabila disuruh Beribadah (-) Perlu diberikan pengertian tentang kebutuhan beribadah Kiki berani mengemukakan pendapat saat berdiskusi Percaya Diri Marino mau mengakui kesalahan Jujur Tindak lanjut berfungsi untuk mendeteksi siswa yang perlu pembinaan sikap berdasarkan catatan sikap yang negatif. Pembinaan dilakukan untuk memperbaiki sikap yang tercatat kurang, sampai siswa mempunyai perilaku yang baik. Selain jurnal, dalam proses penilaian sikap, guru dapat membuat format penilaian diri dan penilaian antar teman. Penilaian diri merupakan bentuk penilaian yang meminta peserta didik untuk mengemukakan sikap dan perilaku yang positif dan negatif dari dirinya. Instrumen yang digunakan berupa lembar penilaian diri. Penilaian antarteman merupakan bentuk penilaian yang meminta peserta didik untuk saling
  • 15. Buku Penilaian Berorientasi HOTS 10 menilai sikap dan perilaku keseharian temannya. Penilaian diri dan antarteman berfungsi sebagai alat konfirmasi terhadap penilaian yang dilakukan oleh pendidik. Penilaian antarteman paling baik dilakukan pada saat peserta didik melakukan kegiatan berkelompok. Instrumen penilaian antarteman dapat berupa lembar penilaian antarteman yang berisi “butir-butir pernyataan sikap positif yang diharapkan” dengan kolom “YA” atau “TIDAK” atau dengan skala likert. C. Penilaian Pengetahuan Penilaian pengetahuan dan keterampilan dapat dilakukan secara terpisah maupun terpadu. Pada dasarnya, pada saat penilaian keterampilan dilakukan, secara langsung penilaian pengetahuan pun dapat dilakukan. Penilaian pengetahuan dan keterampilan harus mengacu kepada pemetaan kompetensi dasar yang berasal dari KI-3 dan KI-4 pada periode tertentu. Penilaian pengetahuan (KD dari KI-3) dilakukan dengan cara mengukur penguasaan peserta didik yang mencakup dimensi pengetahuan faktual, konseptual, prosedural dan metakognitif dalam berbagai tingkatan proses berpikir. Prosedur penilaian pengetahuan dimulai dari penyusunan perencanaan, pengembangan instrumen penilaian, pelaksanaan penilaian, pengolahan, dan pelaporan, serta pemanfaatan hasil penilaian. Teknik penilaian pengetahuan menggunakan tes tertulis, lisan, dan penugasan. Penilaian hasil belajar diharapkan dapat membantu peserta didik untuk meningkatkan kemampuan berpikir tingkat tinggi (Higher Order Thinking Skills/HOTS), karena berpikir tingkat tinggi dapat mendorong peserta didik untuk berpikir secara luas dan mendalam tentang materi pelajaran. 1. Pengertian HOTS Soal-soal HOTS merupakan instrumen pengukuran yang digunakan untuk mengukur kemampuan berpikir tingkat tinggi, yaitu kemampuan berpikir yang tidak sekadar mengingat (recall), menyatakan kembali (restate), atau merujuk tanpa melakukan pengolahan (recite). Soal-soal HOTS pada konteks asesmen mengukur kemampuan: 1) transfer satu konsep ke konsep lainnya, 2) memproses dan menerapkan informasi, 3) mencari kaitan dari berbagai informasi yang
  • 16. Buku Penilaian Berorientasi HOTS 11 berbeda-beda, 4) menggunakan informasi untuk menyelesaikan masalah, dan 5) menelaah ide dan informasi secara kritis. Meskipun demikian, soal-soal yang berbasis HOTS tidak berarti soal yang lebih sulit daripada soal recall. Dilihat dari dimensi pengetahuan, umumnya soal HOTS mengukur dimensi metakognitif, tidak sekadar mengukur dimensi faktual, konseptual, atau prosedural saja. Dimensi metakognitif menggambarkan kemampuan menghubungkan beberapa konsep yang berbeda, menginterpretasikan, memecahkan masalah (problem solving), memilih strategi pemecahan masalah, menemukan (discovery) metode baru, berargumen (reasoning), dan mengambil keputusan yang tepat. Dimensi proses berpikir dalam Taksonomi Bloom sebagaimana yang telah disempurnakan oleh Anderson & Krathwohl (2001), terdiri atas kemampuan: mengetahui (knowing-C1), memahami (understanding-C2), menerapkan (aplying- C3), menganalisis (analyzing-C4), mengevaluasi (evaluating-C5), dan mengkreasi (creating-C6). Soal-soal HOTS pada umumnya mengukur kemampuan pada ranah menganalisis (analyzing-C4), mengevaluasi (evaluating-C5), dan mengkreasi (creating-C6). Pada pemilihan kata kerja operasional (KKO) untuk merumuskan indikator soal HOTS, hendaknya tidak terjebak pada pengelompokkan KKO. Sebagai contoh kata kerja “menentukan‟ pada Taksonomi Bloom ada pada ranah C2 dan C3. Dalam konteks penulisan soal-soal HOTS, kata kerja “menentukan‟ bisa jadi ada pada ranah C5 (mengevaluasi) apabila untuk menentukan keputusan didahului dengan proses berpikir menganalisis informasi yang disajikan pada stimulus lalu peserta didik diminta menentukan keputusan yang terbaik. Bahkan kata kerja “menentukan‟ bisa digolongkan C6 (mengkreasi) bila pertanyaan menuntut kemampuan menyusun strategi pemecahan masalah baru. Jadi, ranah kata kerja operasional (KKO) sangat dipengaruhi oleh proses berpikir apa yang diperlukan untuk menjawab pertanyaan yang diberikan. 2. Karakteristik Soal-soal HOTS sangat direkomendasikan untuk digunakan pada berbagai bentuk penilaian kelas dan Ujian Sekolah. Untuk menginspirasi guru menyusun soal-soal HOTS di tingkat satuan pendidikan, berikut ini dipaparkan karakteristik soal-soal HOTS
  • 17. Buku Penilaian Berorientasi HOTS 12 a. Mengukur kemampuan berpikir tingkat tinggi The Australian Council for Educational Research (ACER) menyatakan bahwa kemampuan berpikir tingkat tinggi merupakan proses: menganalisis, merefleksi, memberikan argumen (alasan), menerapkan konsep pada situasi berbeda, menyusun, menciptakan. Kemampuan berpikir tingkat tinggi bukanlah kemampuan untuk mengingat, mengetahui, atau mengulang. Dengan demikian, jawaban soal-soal HOTS tidak tersurat secara eksplisit dalam stimulus. Kemampuan berpikir tingkat tinggi termasuk kemampuan untuk memecahkan masalah (problem solving), keterampilan berpikir kritis (critical thinking), berpikir kreatif (creative thinking), kemampuan berargumen (reasoning), dan kemampuan mengambil keputusan (decision making). Kemampuan berpikir tingkat tinggi merupakan salah satu kompetensi penting dalam dunia modern, sehingga wajib dimiliki oleh setiap peserta didik. Kreativitas menyelesaikan permasalahan dalam HOTS, terdiri atas: a. kemampuan menyelesaikan permasalahan yang tidak familiar; b. kemampuan mengevaluasi strategi yang digunakan untuk menyelesaikan masalah dari berbagai sudut pandang yang berbeda; c. menemukan model-model penyelesaian baru yang berbeda dengan cara- cara sebelumnya. ‘Difficulty’ is NOT same as higher order thinking. Tingkat kesukaran dalam butir soal tidak sama dengan kemampuan berpikir tingkat tinggi. Sebagai contoh, untuk mengetahui arti sebuah kata yang tidak umum (uncommon word) mungkin memiliki tingkat kesukaran yang sangat tinggi, tetapi kemampuan untuk menjawab permasalahan tersebut tidak termasuk higher order thinking skills. Dengan demikian, soal-soal HOTS belum tentu soal-soal yang memiliki tingkat kesukaran yang tinggi. Kemampuan berpikir tingkat tinggi dapat dilatih dalam proses pembelajaran di kelas. Oleh karena itu agar peserta didik memiliki kemampuan berpikir tingkat tinggi, maka proses pembelajarannya juga memberikan ruang kepada peserta didik untuk menemukan konsep pengetahuan berbasis aktivitas. Aktivitas
  • 18. Buku Penilaian Berorientasi HOTS 13 dalam pembelajaran dapat mendorong peserta didik untuk membangun kreativitas dan berpikir kritis. b. Berbasis permasalahan kontekstual Soal-soal HOTS merupakan asesmen yang berbasis situasi nyata dalam kehidupan sehari-hari, di mana peserta didik diharapkan dapat menerapkan konsep-konsep pembelajaran di kelas untuk menyelesaikan masalah. Permasalahan kontekstual yang dihadapi oleh masyarakat dunia saat ini terkait dengan lingkungan hidup, kesehatan, kebumian dan ruang angkasa, serta pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam berbagai aspek kehidupan. Dalam pengertian tersebut termasuk pula bagaimana keterampilan peserta didik untuk menghubungkan (relate), menginterpretasikan (interprete), menerapkan (apply) dan mengintegrasikan (integrate) ilmu pengetahuan dalam pembelajaran di kelas untuk menyelesaikan permasalahan dalam konteks nyata. Berikut ini diuraikan lima karakteristik asesmen kontekstual, yang disingkat REACT. a. Relating, asesmen terkait langsung dengan konteks pengalaman kehidupan nyata. b. Experiencing, asesmen yang ditekankan kepada penggalian (exploration), penemuan (discovery), dan penciptaan (creation). c. Applying, asesmen yang menuntut kemampuan peserta didik untuk menerapkan ilmu pengetahuan yang diperoleh di dalam kelas untuk menyelesaikan masalah-masalah nyata. d. Communicating, asesmen yang menuntut kemampuan peserta didik untuk mampu mengomunikasikan kesimpulan model pada kesimpulan konteks masalah. e. Transfering, asesmen yang menuntut kemampuan peserta didik untuk mentransformasi konsep-konsep pengetahuan dalam kelas ke dalam situasi atau konteks baru. Ciri-ciri asesmen kontekstual yang berbasis pada asesmen autentik, adalah sebagai berikut.
  • 19. Buku Penilaian Berorientasi HOTS 14 a. Peserta didik mengonstruksi responnya sendiri, bukan sekadar memilih jawaban yang tersedia; b. Tugas-tugas merupakan tantangan yang dihadapkan dalam dunia nyata; c. Tugas-tugas yang diberikan tidak hanya memiliki satu jawaban tertentu yang benar, tetapi memungkinkan banyak jawaban benar atau semua jawaban benar. 3. Menggunakan bentuk soal beragam Bentuk-bentuk soal yang beragam dalam sebuah perangkat tes (soal-soal HOTS) sebagaimana yang digunakan dalam PISA, bertujuan agar dapat memberikan informasi yang lebih rinci dan menyeluruh tentang kemampuan peserta tes. Hal ini penting diperhatikan oleh guru agar penilaian yang dilakukan dapat menjamin prinsip objektif. kemampuan peserta didik sesuai dengan keadaan yang sesungguhnya. Penilaian yang dilakukan secara objektif, dapat menjamin akuntabilitas penilaian. Terdapat beberapa alternatif bentuk soal yang dapat digunakan untuk menulis butir soal HOTS diantaranya pilihan ganda dan uraian a. Pilihan ganda kompleks (benar/salah, atau ya/tidak) Soal bentuk pilihan ganda kompleks bertujuan untuk menguji pemahaman peserta didik terhadap suatu masalah secara komprehensif yang terkait antara pernyataan satu dengan yang lainnya. Sebagaimana soal pilihan ganda biasa, soal-soal HOTS yang berbentuk pilihan ganda kompleks juga memuat stimulus yang bersumber pada situasi kontekstual. Peserta didik diberikan beberapa pernyataan yang terkait dengan stilmulus/bacaan, lalu peserta didik diminta memilih benar/salah atau ya/tidak. Pernyataan-pernyataan yang diberikan tersebut terkait antara satu dengan yang lainnya. Susunan pernyataan benar dan pernyataan salah agar diacak secara random, tidak sistematis mengikuti pola tertentu. Susunan yang terpola sistematis dapat memberi petunjuk kepada jawaban yang benar. Apabila peserta didik menjawab benar pada semua pernyataan yang diberikan diberikan skor 1
  • 20. Buku Penilaian Berorientasi HOTS 15 atau apabila terdapat kesalahan pada salah satu pernyataan maka diberi skor 0. b. Uraian Soal bentuk uraian adalah suatu soal yang jawabannya menuntut siswa untuk mengorganisasikan gagasan atau hal-hal yang telah dipelajarinya dengan cara mengemukakan atau mengekspresikan gagasan tersebut menggunakan kalimatnya sendiri dalam bentuk tertulis. Dalam menulis soal bentuk uraian, penulis soal harus mempunyai gambaran tentang ruang lingkup materi yang ditanyakan dan lingkup jawaban yang diharapkan, kedalaman dan panjang jawaban, atau rincian jawaban yang mungkin diberikan oleh siswa. Dengan kata lain, ruang lingkup ini menunjukkan kriteria luas atau sempitnya masalah yang ditanyakan. Di samping itu, ruang lingkup tersebut harus tegas dan jelas tergambar dalam rumusan soalnya. 4. Level Kognitif Anderson dan Krathwohl (2001) mengklasifikasikan dimensi proses berpikir sebagai berikut: Sebagaimana telah diuraikan sebelumnya, terdapat beberapa kata kerja operasional (KKO) yang sama namun berada pada ranah yang berbeda. Perbedaan
  • 21. Buku Penilaian Berorientasi HOTS 16 penafsiran ini sering muncul ketika guru menentukan ranah KKO yang akan digunakan dalam penulisan indikator soal. Untuk meminimalkan permasalahan tersebut, Puspendik (2015) mengklasifikasikannya menjadi 3 level kognitif sebagaimana digunakan dalam kisi-kisi UN sejak tahun pelajaran 2015/2016. Pengelompokan level kognitif tersebut yaitu: pengetahuan dan pemahaman (level 1), aplikasi (level 2), dan penalaran (level 3). Berikut dipaparkan secara singkat penjelasan untuk masing-masing level tersebut. a. Pengetahuan dan Pemahaman (Level 1) Level kognitif pengetahuan dan pemahaman mencakup dimensi proses berpikir mengetahui (C1) dan memahami (C2). Ciri-ciri soal pada level 1 adalah mengukur pengetahuan faktual, konsep, dan prosedural. Bisa jadi soal- soal pada level 1 merupakan soal kategori sukar, karena untuk menjawab soal tersebut peserta didik harus dapat mengingat beberapa rumus atau peristiwa, menghafal definisi, atau menyebutkan langkah-langkah (prosedur) melakukan sesuatu. Namun soal-soal pada level 1 bukanlah merupakan soal-soal HOTS. b. Aplikasi (Level 2) Soal-soal pada level kognitif aplikasi membutuhkan kemampuan yang lebih tinggi daripada level pengetahuan dan pemahaman. Level kognitif aplikasi mencakup dimensi proses berpikir menerapkan atau mengaplikasikan (C3). Ciri-ciri soal pada level 2 adalah mengukur kemampuan: a) menggunakan pengetahuan faktual, konseptual, dan prosedural tertentu pada konsep lain dalam mapel yang sama atau mapel lainnya; atau b) menerapkan pengetahuan faktual, konseptual, dan prosedural tertentu untuk menyelesaikan masalah kontekstual (situasi lain). Bisa jadi soal-soal pada level 2 merupakan soal kategori sedang atau sukar, karena untuk menjawab soal tersebut peserta didik harus dapat mengingat beberapa rumus atau peristiwa, menghafal definisi/konsep, atau menyebutkan langkah-langkah (prosedur) melakukan sesuatu. Selanjutnya pengetahuan tersebut digunakan pada konsep lain atau untuk menyelesaikan permasalahan kontekstual. Namun soal-soal pada level 2 bukanlah merupakan soal-soal HOTS. Contoh KKO yang sering digunakan
  • 22. Buku Penilaian Berorientasi HOTS 17 adalah: menerapkan, menggunakan, menentukan, menghitung, membuktikan, dan lain-lain. c. Penalaran (Level 3) Level penalaran merupakan level kemampuan berpikir tingkat tinggi (HOTS), karena untuk menjawab soal-soal pada level 3 peserta didik harus mampu mengingat, memahami, dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual, dan prosedural serta memiliki logika dan penalaran yang tinggi untuk memecahkan masalah-masalah kontekstual (situasi nyata yang tidak rutin). Level penalaran mencakup dimensi proses berpikir menganalisis (C4), mengevaluasi (C5), dan mengkreasi (C6). Pada dimensi proses berpikir menganalisis (C4) menuntut kemampuan peserta didik untuk menspesifikasi aspek-aspek/elemen, menguraikan, mengorganisir, membandingkan, dan menemukan makna tersirat. Pada dimensi proses berpikir mengevaluasi (C5) menuntut kemampuan peserta didik untuk menyusun hipotesis, mengkritik, memprediksi, menilai, menguji, membenarkan atau menyalahkan. Sedangkan pada dimensi proses berpikir mengkreasi (C6) menuntut kemampuan peserta didik untuk merancang, membangun, merencanakan, memproduksi, menemukan, memperbaharui, menyempurnakan, memperkuat, memperindah, menggubah. Soal-soal pada level penalaran tidak selalu merupakan soal-soal sulit. Ciri-ciri soal pada level 3 adalah menuntut kemampuan menggunakan penalaran dan logika untuk mengambil keputusan (evaluasi), memprediksi & merefleksi, serta kemampuan menyusun strategi baru untuk memecahkan masalah kontesktual yang tidak rutin. Kemampuan menginterpretasi, mencari hubungan antar konsep, dan kemampuan mentransfer konsep satu ke konsep lain, merupakan kemampuan yang sangat penting untuk menyelesaiakan soal- soal level 3 (penalaran). Kata kerja operasional (KKO) yang sering digunakan antara lain: menguraikan, mengorganisir, membandingkan, menyusun hipotesis, mengkritik, memprediksi, menilai, menguji, menyimpulkan, merancang, membangun, merencanakan, memproduksi, menemukan, memperbaharui, menyempurnakan, memperkuat, memperindah, dan menggubah.
  • 23. Buku Penilaian Berorientasi HOTS 18 5. Langkah-langkah Penyusunan soal HOTS Untuk menulis butir soal HOTS, penulis soal dituntut untuk dapat menentukan perilaku yang hendak diukur dan merumuskan materi yang akan dijadikan dasar pertanyaan (stimulus) dalam konteks tertentu sesuai dengan perilaku yang diharapkan. Selain itu uraian materi yang akan ditanyakan (yang menuntut penalaran tinggi) tidak selalu tersedia di dalam buku pelajaran. Oleh karena itu dalam penulisan soal HOTS, dibutuhkan penguasaan materi ajar, keterampilan dalam menulis soal (kontruksi soal), dan kreativitas guru dalam memilih stimulus soal sesuai dengan situasi dan kondisi daerah di sekitar satuan pendidikan. Berikut dipaparkan langkah-langkah penyusunan soal-soal HOTS. 1. Menganalisis KD yang dapat dibuat soal-soal HOTS Terlebih dahulu guru-guru memilih KD yang dapat dibuatkan soal-soal HOTS. Tidak semua KD dapat dibuatkan model-model soal HOTS. Guru-guru secara mandiri atau melalui forum KKG/MGMP dapat melakukan analisis terhadap KD yang dapat dibuatkan soal-soal HOTS. 2. Menyusun kisi-kisi soal Kisi-kisi penulisan soal-soal HOTS bertujuan untuk para guru dalam menulis butir soal HOTS. Secara umum, kisi-kisi tersebut diperlukan untuk memandu guru dalam: a. memilih KD yang dapat dibuat soal-soal HOTS b. merumuskan IPK c. memilih materi pokok yang terkait dengan KD yang akan diuji d. merumuskan indikator soal e. menentukan level kognitif f. Menentukan bentuk soal dan nomor soal 3. Memilih stimulus yang menarik dan kontekstual Stimulus yang digunakan hendaknya menarik, artinya mendorong peserta didik untuk membaca stimulus. Stimulus yang menarik umumnya baru, belum pernah dibaca oleh peserta didik. Sedangkan stimulus kontekstual berarti
  • 24. Buku Penilaian Berorientasi HOTS 19 stimulus yang sesuai dengan kenyataan dalam kehidupan sehari-hari, menarik, mendorong peserta didik untuk membaca. Dalam konteks Ujian Sekolah, guru dapat memilih stimulus dari lingkungan sekolah atau daerah setempat. 4. Menulis butir pertanyaan sesuai dengan kisi-kisi soal Butir-butir pertanyaan ditulis sesuai dengan kaidah penulisan butir soal HOTS. Kaidah penulisan butir soal HOTS, agak berbeda dengan kaidah penulisan butir soal pada umumnya. Perbedaannya terletak pada aspek materi, sedangkan pada aspek konstruksi dan bahasa relatif sama. Setiap butir soal ditulis pada kartu soal, sesuai format terlampir. 5. Membuat pedoman penskoran (rubrik) atau kunci jawaban Setiap butir soal HOTS yang ditulis hendaknya dilengkapi dengan pedoman penskoran atau kunci jawaban. Pedoman penskoran dibuat untuk bentuk soal uraian. Sedangkan kunci jawaban dibuat untuk bentuk soal pilihan ganda, pilihan ganda kompleks (benar/salah, ya/tidak), dan isian singkat. CONTOH KISI-KISI PENULISAN SOAL Jenis sekolah : SMP Negeri 8 Depok Jumlah soal : IX Mata pelajaran : IPA Bentuk soal/tes : Pilihan Ganda dan Uraian/Pengetahuan Penyusun : Dra. Siti Rukiah Alokasi waktu : 3 JP x 40 menit No. Kompetensi Dasar IPK Materi pokok Indikator Soal Level Bentuk Soal Nomor Soal 1 2 3 4 5 6 7 1 3.5. Menganalis is sistem pencernaan pada manusia dan 3.5.5 Menganalisis proses yang terjadi pada salah satu organ pencernaan Sistem pencernaan 1. Disajikan kasus peserta didik dapat memeca hkan masalah L3 Pilihan Ganda 1 Penting diingat!! Soal HOTS dimulai dari level kognitif 3. Yaitu C4 (analisis), C5 (Evaluasi) dan C6 (Mengkreasi)
  • 25. Buku Penilaian Berorientasi HOTS 20 memahami gangguan yang berhubung an dengan sistem pencernaan , serta upaya menjaga kesehatan sistem pencernaan yaitu mulut yang berkaita n dengan proses pencerna an pada rongga mulut 2 Menjelaskan dan membandingkan modus, median, dan mean dari data tunggal untuk menentukan nilai mana yang paling tepat mewakili data Mean dari Data Tunggal Menentukan persentase banyaknya siswa yang memiliki nilai kurang dari nilai rata- rata/mean. Disajikan data dalam bentuk diagram batang, siswa dapat menentuka n persentase banyaknya siswa yang memiliki nilai kurang dari nilai rata- rata/mean. 3 Uraian 2 Catatan pengisian format kisi-kisi soal: a. Tuliskan identitas mata pelajaran dan kelas/semester yang terpilih hasil dari hasil pemetaan KD. b. Isilah nomor urut, KD, materi, indikator, indikator soal, level kognitif, bentuk soal, dan nomor soal pada kolom yang sesuai. c. Pada kolom Kompetensi Dasar, isilah dengan KD pada KI 3 dari kelas dan mata pelajaran yang terpilih. d. Pada kolom Materi, tuliskan materi pokok terkait langsung dengan indikator yang akan diujikan. e. Pada kolom Indikator, tuliskan indikator yang akan diujikan dari KD pada KI 4 yang terpilih,.
  • 26. Buku Penilaian Berorientasi HOTS 21 f. Pada kolom Indikator Soal, isilah dengan indikator soal HOTS yang diturunkan dari KD pada KI 3 dan Indikator. Indikator soal yang lengkap umumnya memuat komponen ABCD, yaitu Audience (siswa), Behavior (kemampuan yang akan diukur), Condition (stimulus), dan Degree (derajat ketepatan). Contoh: Disajikan wacana kontekstual tentang bencana alam, siswa dapat merancang strategi yang tepat untuk mengatasi bencana alam tersebut. g. Pada kolom Level Kognitif, diisi dengan Penalaran (mencakup dimensi proses berpikir Menganalisis-C4, Mengevaluasi-C5, atau Mengkreasi-C6). h. Pada kolom Bentuk Soal, diisi dengan Pilihan Ganda, Isian Singkat, atau Uraian sesuai dengan bentuk soal yang akan digunakan. i. Kolom Nomor soal, diisi berdasarkan nomor urut soal. Kartu Soal KARTU SOAL NOMOR 1 (PILIHAN GANDA) Mata Pelajaran : IPA Kelas/Semester : VIII/1 Kompetensi Dasar Menganalisis sistem pencernaan pada manusia dan memahami gangguan yang berhubungan dengan sistem pencernaan, serta upaya menjaga kesehatan sistem pencernaan Materi Sistem pencernaan Indikator Soal Disajikan kasus peserta didik dapat memecahkan masalah yang berkaitan dengan proses pencernaan pada rongga mulut Level Kognitif L3 Soal 1. Alif selalu sarapan dengan terburu-buru karena takut terlambat masuk sekolah, ternyata kemudian lambungnya sakit. Sesuai kasus tersebut, apa yang menyebabkan Alif sehingga bisa mengalami sakit lambung? A. Karena terburu-buru amilum tidak berubah menjadi maltose, sehingga lambung meneruskan proses perubahan tersebut B. Karena terburu-buru makanan tidak bercampur dengan air liur, sehingga lambung kekurangan cairan untuk mencernanya C. Karena terburu-buru protein pada telur tidak mengalami pencernaan kimiawi dengan baik sehingga lambung melanjutkannya merubah protein menjadi pepton
  • 27. Buku Penilaian Berorientasi HOTS 22 D. Karena terburu-buru makanan tidak dikunyah dengan halus sehingga lambung harus bekerja lebih untuk menghaluskan makanan NO SOAL KUNCI/KRITERIA JAWABAN SKOR 1 Kunci : D 1 Keterangan: Soal ini termasuk soal HOTS karena: 1. Soal menggunakan stimulus yang kontekstual yaitu teks dengan cerita yang sesuai dengan dunia nyata 2. Soal mengukur level kognitif penalaran yaitu perlu analisis sebelum menentukan pilihan, sehingga peserta harus melakukan tahapan-tahapan berpikir tertentu. 3. Soal menuntut peserta untuk berpikir kritis dan bersifat memecahkan masalah. KARTU SOAL NOMOR 2 (URAIAN) Mata Pelajaran : IPA Kelas/Semester : VIII/1 Kompetensi Dasar Menganalisis sistem pencernaan pada manusia dan memahami gangguan yang berhubungan dengan sistem pencernaan, serta upaya menjaga kesehatan sistem pencernaan Materi Sistem pencernaan Indikator Soal Disajikan kasus peserta didik dapat memecahkan masalah yang berkaitan dengan proses pencernaan pada rongga mulut Level Kognitif L3 Soal Jelaskan apa yang terjadi pada rongga mulut jika kita makan roti dan telur mata sapi dengan segelas susu?
  • 28. Buku Penilaian Berorientasi HOTS 23 NO SOAL URAIAN JAWABAN/KATA KUNCI SKOR 5 Kunci : Roti : Dihaluskan di rongga mulut oleh gigi dan amilumnya diubah menjadi maltosa dengan bantuan enzim ptyalin Telur mata sapi : Dihaluskan dalam rongga mulut menggunakan gigi lalu ditelan untuk diubah di lambung Segelas susu : Tidak mengalami pencernaan karena langsung menuju ke lambung. 1 Keterangan: Soal ini termasuk soal HOTS karena 1. Soal menggunakan stimulus yang kontekstual yaitu teks dengan cerita yang sesuai dengan pengalaman peserta di dunia nyata 2. Soal mengukur level kognitif penalaran yaitu perlu analisis sebelum menentukan pilihan, sehingga peserta harus melakukan tahapan-tahapan berpikir tertentu. 3. Soal menuntut peserta untuk berpikir kritis dan sistematis. Catatan Kartu soal: a. Kutip dan isilah kolom Kompetensi Dasar, Materi, Indikator Soal, dan Level Kognitif sama persis dengan isi yang terdapat pada Format 1 Kisi- kisi Soal HOTS. b. Tulislah Rumusan Butir Soal sesuai dengan Indikator Soal dan kaidah penulisan butir soal HOTS. Untuk memandu Anda menulis butir soal sesuai kaidah penulisan butir soal HOTS, dapat dibaca Instrumen Telaah Soal HOTS . c. Untuk soal bentuk Pilihan Ganda, Anda wajib menuliskan Kunci Jawaban. Sedangkan untuk soal bentuk uraian Anda wajib menuliskan Pedoman Penskoran. d. Pada bagian akhir kartu soal, isilah Keterangan yang memberi penjelasan mengapa soal yang Anda tulis termasuk kategori HOTS. Keterangan ini sangat penting digunakan untuk menelaah soal terkait dengan kesesuaian
  • 29. Buku Penilaian Berorientasi HOTS 24 butir soal terhadap aspek materi. Pada bagian Keterangan, penulis soal memberikan penjelasan tentang ketepatan stimulus yang digunakan dan proses berpikir yang harus dilakukan peserta didik sebelum menjawab soal. D. Penilaian Keterampilan Pelaksanaan penilaian keterampilan dilakukan dengan teknik praktik, produk, dan proyek. Dalam proses penilaian keterampilan, sudah tentu ada aspek HOTS di dalamnya. Sebagai contoh, ketika kita meminta siswa untuk membuat suatu produk atau proyek, maka dalam proses tersebut ada kreativitas di dalamnya, ada proses transfer knowledge dan ada proses penyelesaian masalah. Jadi proses penilaian keterampilan bisa mencakup aspek transfer knowledge, critical thinking dan creativity serta problem solving. a. Praktik Penilaian keterampilan menggunakan teknik praktik mengutamakan penilaian proses yang dilakukan dengan cara mengamati kegiatan peserta didik dalam melakukan sesuatu. Penilaian ini cocok digunakan untuk menilai ketercapaian kompetensi yang menuntut peserta didik melakukan tugas tertentu, seperti: menyanyi, praktik ibadah, praktik olahraga, presentasi, bermain peran, memainkan alat musik, dan membaca. Hasil penilaian praktik menggunakan rerata dan/atau nilai optimum. Contoh pelaksanaan penilaian keterampilan dengan teknik praktik sebagai berikut.
  • 30. Buku Penilaian Berorientasi HOTS 25 Contoh penilaian praktik-1 (menggunakan rerata) Kelas : IV Tema/Subtema : 1 / 1 Pembelajaran : 6 Muatan Pelajaran : PJOK Kompetensi Dasar Materi Indikator 4.1 Mempraktikkan variasi gerak dasar lokomotor, non- lokomotor, dan manipulatif sesuai dengan konsep tubuh, ruang, usaha, dan keterhubungan dalam permainan bola besar sederhana dan atau tradisional 1. Variasi gerak dasar jalan 2. Variasi gerak dasar lari Melalui permainan benteng-bentengan, peserta didik dapat mempraktikkan variasi gerak dasar jalan dan variasi gerak dasar lari. Contoh Rubrik Penilaian Materi Atletik (Berjalan dan Berlari): No Kriteria 4 3 2 1 0 1 Siswa dapat mempratekkan teknik dasar atletik jalan dengan benar 1. Gerak langkah berjalan serasi 2. Ayunan lengan saat berjalan serasi 3. Berjalan kearah yang ditentukan 4. Berjalan dengan cepat Skor maksimum (berjalan) 4 2 Siswa dapat mempraktikkan teknik dasar atletik lari dengan benar 1. Gerak langkah berlari serasi 2. Ayunan lengan saat berlari serasi 3. Berlari ke arah yang ditentukan 4. Berlari dengan cepat Skor Maksimum (Berlari) 4 Isilah rubrik tersebut dengan penilaian: 4 : Jika 4 komponen terpenuhi 3 : Jika hanya 3 komponen terpenuhi 2 : Jika hanya 2 komponen terpenuhi 1 : Jika hanya 1 komponen terpenuhi 0 : Jika tidak ada komponen terpenuhi Analisis hubungan penilaian kinerja dengan proses pembelajaran HOTS IPK Aspek/Kriteria Aktivitas* TK CC PS
  • 31. Buku Penilaian Berorientasi HOTS 26 Melalui permainan benteng-bentengan, peserta didik dapat mempraktikkan variasi gerak dasar jalan dan variasi gerak dasar lari. mempratekkan teknik dasar atletik jalan dengan benar   mempraktikkan teknik dasar atletik lari dengan benar   *TK= transfer knowledge CC= critical thinking dan creativity PS= problem solving b. Produk Penilaian produk meliputi penilaian kemampuan peserta didik dalam menghasilkan produk-produk, teknologi, dan seni Contoh Penilaian Produk Kelas /semester : I / 1 Tema/Subtema : 1 / 4 Pembelajaran : 1 Muatan Pelajaran : SBDP Kompetensi Dasar Materi Indikator 4.4 Membuat karya dari bahan alam Membuat karya dari kulit jagung. Dengan menyimak cara membuat boneka kulit jagung yang diperagakan oleh guru, siswa dapat membuat sebuah hiasan pensil berupa boneka kulit jagung. Contoh rubrik penilaian membuat hiasan pensil berupa boneka kulit jagung No Kriteria 4 3 2 1 0 1 Bahan terdiri atas lem, pensil, kulit jagung, dan rambut jagung. 2 Alat terdiri atas gunting dan spidol 3 Bentuk dan ukuran boneka proporsional 4 Kelengkapan anggota tubuh boneka 5 Komposisi warna 6 Kerapian Skor Maksimum 22 Isilah rubrik tersebut dengan penilaian kriteria:
  • 32. Buku Penilaian Berorientasi HOTS 27 Bahan: 4 : Jika tersedia 4 bahan 3 : Jika tersedia 3 bahan 2 : Jika tersedia 2 bahan 1 : Jika tersedia 1 bahan 0 : Jika tidak tersedia bahan Bentuk dan ukuran boneka: 4 : Jika sangat proposional 3 : Jika proposional 2 : Jika Cukup proposional 1 : Jika kurang proposional 0 : Tidak proposional Komposisi warna: 4 : Jika sangat sesuai 3 : Jika sesuai 2 : Jika Cukup sesuai 1 : Jika kurang sesuai 0 : Tidak sesuai Alat terdiri atas gunting dan spidol: 2 : Jika tersedia 2 alat 1 : Jika tersedia 1 alat 0 : Jika tidak tersedia alat Kelengkapan anggota tubuh boneka: 4 : Jika sangat lengkap 3 : Jika lengkap 2 : Jika Cukup lengkap 1 : Jika kurang lengkap 0 : Tidak ada boneka Kerapihan: 4 : Jika sangat rapi 3 : Jika rapi 2 : Jika Cukup rapi 1 : Jika kurang rapi 0 : Tidak rapi Hubungan penilaian produk dengan proses pembelajaran HOTS IPK Aspek/Kriteria Aktivitas* TK CC PS Dengan menyimak cara membuat boneka kulit jagung yang diperagakan oleh guru, siswa dapat membuat sebuah hiasan pensil berupa boneka kulit jagung. Bahan terdiri atas lem, pensil, kulit jagung, dan rambut jagung.   Alat terdiri atas gunting dan spidol   Bentuk dan ukuran boneka proporsional   Kelengkapan anggota tubuh boneka    Komposisi warna    Kerapian    *TK= transfer knowledge CC= critical thinking dan creatifity PS= problem solving
  • 33. Buku Penilaian Berorientasi HOTS 28 c. Proyek Contoh Penilaian Proyek Kelas : IV Bahasa Indonesia : KD 4.4 Menyajikan petunjuk penggunaan alat dalam bentuk teks tulis dan visual menggunakan kosakata baku dan kalimat efektif. Indikator proyek: 4.4.1 Siswa dapat menggunakan kosakata baku dan kalimat efektif dalam laporan hasil pengamatan IPA : KD 4.5 Menyajikan laporan hasil pengamatan dan penelusuran informasi tentang berbagai perubahan bentuk energi. Indikator proyek: 4.5.1 Merencanakan pengamatan dan penelusuran informasi tentang berbagai perubahan bentuk energi 4.5.2 Melaksanakan pengamatan dan penelusuran informasi tentang berbagai perubahan bentuk energi 4.5.3 Melaporkan hasil pengamatan dan penelusuran informasi tentang berbagai perubahan bentuk energi Proyek : Membuat Laporan Hasil Pengamatan dan Penelusuran Informasi tentang 5 perubahan bentuk energi Judul : Perubahan Bentuk Energi di Lingkungan Sekitar
  • 34. Buku Penilaian Berorientasi HOTS 29 Contoh Rubrik Mata Pelajaran Bahasa Indonesia IPA Sko r Keterangan Judul 3 = Tepat 2 = Kurang Tepat 1 = Tidak Tepat 0 = Tidak ada Tujuan 3 = Tepat 2 = Kurang Tepat 1 = Tidak Tepat 0 = Tidak ada Waktu yang diperlukan 1 = Sesuai 0 = Tidak Sesuai Anggota kelompok 1 = Tertulis 0 = Tidak tertulis Pembagian tugas 1 = Ada 0 = Tidak Ada Peralatan yang diamati 5 = 5 bentuk perubahan energi 4 = 4 bentuk perubahan energi 3 = 3 bentuk perubahan energi 2 = 2 bentuk perubahan energi 1 = 1 bentuk perubahan energi 0 = tidak ada Prosedur Pengamatan 5 = 5 prosedur 4 = 4 prosedur 3 = 3 prosedur 2 = 2 prosedur 1 = 1 prosedur 0 = tidak ada prosedur. Pelaksanaan : Pengamatan 5 = mengamati 5 bentuk perubahan energi 4 = mengamati 4 bentuk perubahan energi 3 = mengamati 3 bentuk perubahan energi 2 = mengamati 2 bentuk perubahan energi 1 = mengamati 1 bentuk perubahan energi 0 = tidak mengamati
  • 35. Buku Penilaian Berorientasi HOTS 30 Pencatatan hasil pengamatan 5 = mencatat 5 hasil pen¬gamatan 4 = mencatat 4 hasil pen¬gamatan 3 = mencatat 3 hasil pen¬gamatan 2 = mencatat 2 hasil pen¬gamatan 1 = mencatat 1 hasil pen¬gamatan 0 = tidak ada Pelaporan Sistematika 5 = memuat 5 komponen. 4 = memuat 4 komponen. 3 = memuat 3 komponen. 2 = memuat 2 komponen. 1 = memuat 1 komponen. 0 = tidak ada Komponen sistematika terdiri atas: pendahuluan, prosedur, hasil dan pembahasan, kesimpulan, daftar pustaka. Isi (Substansi) 5 = memuat 5 bentuk perubahan energi 4 = memuat 4 bentuk perubahan energi 3 = memuat 3 bentuk perubahan energi 2 = memuat 2 bentuk perubahan energi 1 = memuat 1 bentuk perubahan energi 0 = tidak mengamati Bahasa (Kosakata) 4 = Menggunakan 76 - 100% kosakata baku 3 = Menggunakan 51- 75% kosakata baku 2 = Menggunakan 26 - 50% kosakata baku 1 = Menggunakan 1-25% kosakata baku 0 = tidak menggunakan kosakata baku Kalimat Efektif 4 = Menggunakan 76 - 100% kalimat efektif 3 = Menggunakan 51- 75% kalimat efektif 2 = Menggunakan 26 - 50% kalimat efektif 1 = Menggunakan 1-25% kalimat efektif 0 = tidak meng-gunakan
  • 36. Buku Penilaian Berorientasi HOTS 31 kalimat efektif Estetika 3 = sangat menarik 2 = cukup menarik 1 = kurang menarik 0 = tidak menarik SKOR MAKSIMUM 8 47 Hubungan penilaian proyek dengan proses pembelajaran HOTS IPK Aspek/Kriteria Aktivitas* TK CC PS IPA 4.5.1 Merencanakan pengamatan dan penelusuran informasi tentang berbagai perubahan bentuk energi 4.5.2 Melaksanakan pengamatan dan penelusuran informasi tentang berbagai perubahan bentuk energi 4.5.3 Melaporkan hasil pengamatan dan penelusuran informasi tentang berbagai perubahan bentuk energi Judul   Tujuan   Waktu yang diperlukan   Anggota kelompok    Pembagian tugas    Peralatan yang diamati Prosedur Pengamatan    Bahasa Indonesia 4.4.1 Siswa dapat menggunakan kosakata baku dan kalimat efektif dalam laporan hasil pengamatan Pelaksanaan: Pengamatan    Pencatatan hasil pengamatan    Pelaporan Sistematika    Isi (Substansi)    Bahasa (Kosakata)    Kalimat Efektif    Estetika    *TK= transfer knowledge CC= critical thinking dan creativity PS= problem solving
  • 37. Buku Penilaian Berorientasi HOTS 32 PENUTUP Buku pegangan penilaian Higer Order Thinking Skill ini merupakan acuan bagi pendidik, kepala sekolah, pengawas, dan pihak-pihak yang terlibat dalam penyelenggaraan pendidikan agar memiliki pemahaman yang sejalan dengan kebijakan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan khususnya berkaitan dengan penilaian HOTS. Melalui buku pegangan ini, pendidik diharapkan tidak akan mengalami kendala berarti dalam penerapannya. Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan melalui Direktorat Pendidikan Dasar telah berupaya optimal untuk memfasilitasi implementasi penilaian berbasis HOTS, tetapi semuanya akan berpulang pada kesungguhan, sikap, dan keterampilan kepala sekolah, pendidik, pengawas sekolah, serta Dinas Pendidikan terkait dalam mengimplementasikannya. Dalam hal ini, perubahan pola pikir (mindset) kepala sekolah, pendidik, pengawas sekolah, orangtua, serta pemangku kepentingan, terkait dengan berbagai perkembangan dalam system penilaian merupakan prasyarat bagi suksesnya implementasi penilaian berbasis HOTS.
  • 38. Buku Penilaian Berorientasi HOTS 33 DAFTAR PUSTAKA Afandi & Sajidan. 2017. Stimulasi Keterampilan Tingkat Tinggi. Solo: UNSPRESS. Modul Pelatihan Pembelajaran Aktif Sekolah Dasar (SD) Direktorat Pembinaan Guru Pendidikan Dasar Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 2017 Modul Penulisan Soal Higher Order Thinking Skills (HOTS) Untuk Ujian Sekolah, Direktorat Pembinaan SMA, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 2016. Permendikbud No. 20 Tahun 2016 tentang Standar Kompetensi Lulusan (SKL) Pendidikan Dasar dan Menengah. Permendikbud No. 21 Tahun 2016 tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah. Permendikbud No. 23 Tahun 2016 tentang Standar Penilaian Pendidikan Dasar dan Menengah. Permendikbud No. 24 Tahun 2016 tentang Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Pelajaran Pada Kurikulum 2013 Pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah. Kemdikbud. 2016. Panduan Pembelajaran Tematik Terpadu SD, Jakarta: Direktorat Pembinaan Guru Pendidikan Dasar.
  • 39. 1