SlideShare a Scribd company logo
1 of 24
1
Makalah
MATEMATIKA UNTUK ANAK USIA DINI
Disusun Oleh :
Melda Sari M (1506104210013)
Dosen Pembimbing: Siti Naila Fauzia, S.Pd., M.Pd
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU PAUD
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
BANDA ACEH
2016
2
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas berkat rahmat dan
karunia-Nya saya dapat menyelesaikan makalah ini. Shalawat serta salam tak lupa pula kami
panjatkan kepada junjungan Nabi besar Muhammad SAW sang pangeran yang telah membawa
kita dari alam kejahiliyaan kepada alam yang penuh dengan pengetahuan ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan-
kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang konstruktif sangat penulis harapkan demi
sempurnanya makalah ini. Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak yang telah
membantu dalam menyelesaikan makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat bagi penulis
khususnya dan pembaca pada umumnya.
Darussalam, 25 Desember 2016
Penulis
3
DAFTAR ISI
Kata Pengantar . ...................................................................................................... 2
Daftar Isi................................................................................................................... 3
PENDAHULUAN BAB I
1.1 Latar Belakang.................................................................................................. 5
1.2 Rumusan Masalah. ............................................................................................ 5
1.3 Tujuan Masalah................................................................................................. 5
PEMBAHASAN BAB II (1)
A. KARAKTERISTIK ANAK USIA DINI......................................................... 6
2.1 Pengertian Egosentris.......................................................................................... 6
2.2 Anak itu Bersifat Egosentris. .............................................................................. 6
2.3 Mengapa Anak Memiliki Sikap Egosentris. ....................................................... 6
3.1 Pengertian Rasa Ingin Tahu Tinggi..................................................................... 7
3.2 Pengertian Rasa Ingin Tahu Menurut Parah Ahli............................................... 8
3.3 Perkembangan Rasa Ingin tahu AUD ............................................................... 8
3.4 Mengapa Rasa Ingin Tahu itu Penting................................................................ 8
3.5 Strategi Pengembangan Rasa Ingin Tahu AUD,................................................ 9
4.1 Pengertian Imajinasi Daya Kuat......................................................................... 10
5.1 Anak adalah Makhluk Sosial.............................................................................. 11
6.1 Anak Memiliki Daya Konsentrasi yang Pendek................................................ 11
B. METODE PENGENALAN MTK AUD
2.1 Pengetian Metode Bercakap-cakap.................................................................... 12
2.2 Manfaat Metode Bercakap-cakap....................................................................... 12
2.3 Tujuan Metode Bercakap-cakap......................................................................... 12
2.4 Kelebihan dan Kelemahan metode bercakap-cakap. ......................................... 13
3.1 Pengertian Metode Pemberian Tugas................................................................. 13
3.2 Tujuan pemberian Tugas. ................................................................................... 13
3.3 Kelebihan dan Kelemahan Metode Pemberian Tugas........................................ 14
3.4 Manfaat Penggunaan Metode Pemberian Tugas. ............................................... 14
4.1 Pengertian Metode Tanya Jawab........................................................................ 15
4
4.2 Hal-Hal yang perlu Diperhatikan dalam Metode Tanya Jawab........................ 15
4.3 Kelebihan dan Kekurangan Tanya Jawab......................................................... 16
5.1 Pengertian Metode Demonstrasi. ....................................................................... 16
5.2 Manfaat Metode Demonstrasi............................................................................ 16
5.3 Tujuan Metode Demonstrasi............................................................................... 17
5.4 Kelebihan dan Kekurangan Metode Demonstrasi.............................................. 17
6.1 Pengertian Metode Eksperimen. ......................................................................... 18
6.2 Pengertian Metode Ekspriemen Menurut Parah Ahli. ........................................ 18
6.3 Manfaat Metode Eksprimen................................................................................ 18
6.4 Tujuan penggunaan Metode Eksperimen bagi AUD ........................................ 19
6.5 Kelebihan Dan Kelemahan Metode Eksperimen................................................ 19
C. CIRI-CIRI KESULITAN BERHITUNG PADA
ANAK USIA DINI
2.1 Gangguan hubungan keruangan.......................................................................... 19
2.2 Kesulitan memahami konsep waktu................................................................... 20
2.3 Kesulitan memahami konsep kuantitas (jumlah)................................................ 20
2.4 Kesulitan mengenal dan memahami simbol. ...................................................... 20
2.5 Kesulitan dalam asosiasi visual-motor................................................................ 20
PEMBAHASAN BAB III (2)
A. PEMANFAATAN MEDIA UNTUK PENGENALAN MATEMATIKA
PADA ANAK USIA DINI
2.1 Pengertian Media Konkret.................................................................................. 21
2.2 Pengertian Media Visual..................................................................................... 21
2.3 Pengertian Media Audio..................................................................................... 22
2.4 Pengertian Media audio Visual........................................................................... 22
2.5 Pengertian Lingungan Sekitar. ........................................................................... 22
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan........................................................................................................... 23
Daftar Pustaka.......................................................................................................... 24
5
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Matematika adalah ilmu tentang bilangan-bilangan, hubungan antar bilangan dan prosedur
operasional yang digunakan dalam penyelesaian persoalan mengenai bilangan pusat pembinaan
dan pengembangan bahasa (1991). Matematika adalah bahasa yang melambangkan serangkaian
makna dari pernyataan yang ingin di sampaikan (suriasumantri, 1982)
Matematika merupakan salah satu jenis pengetahuan yang dibutuhkan manusia dalam
menjalankan kehidupannya sehari-hari. Misalnya ketika berbelanja maka kita perlu memilih dan
menghitung jumlah benda yang akan dibeli dan harga yang harus dibayar. Bila kita berpikir
tentang matematika maka kita akan membicarakan tentang persamaan dan perbedaan,
pengaturan informasi atau data, memahami tentang angka, jumlah, pola-pola, ruang, bentuk,
perkiraan dan perbandingan. Pengetahuan tentang matematika sebenarnya sudah bisa
diperkenalkan pada anak sejak usia dini (usia lahir-6 tahun).
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan apa yang telah digambarkan dalam latar belakang, maka rumusan masalah yang
diangkat dalam penelitian ini Bagaimana penerapan: Metode Pengenalan Matematika
Pada Anak Usia Dini, Karakteristik Anak Usia Dini, Metode Pengenalan Mtk Aud, Ciri-Ciri
Kesulitan Berhitung Pada Anak Usia Dini, Pemanfaatan Media untuk Pengenalan Matematika
pada Anak Usia Dini,
1.3 Tujuan Masalah
Agar anak mengetahui dasar-dasar pembelajaran berhitung matematika, sehingga pada
saatnya nanti anak akan lebih siap mengikuti pembelajaran matematika pada jenjang pendidikan
selanjutnya yang lebih komplek.
1. Dapat berpikir logis dan sistematis sejak dini melalui pengamatan terhadap benda-benda
kongkrit, gambar-gambar atau angka-angka yang terdapat di sekitar anak.
2. Dapat menyesuaikan dan melibatkan diri dalam kehidupan masyarakat yang dalam
kesehariannya memerlukan keterampilan berhitung, pemahaman konsep ruang, Memiliki
ketelitian, konsentrasi, abstraksi dan daya apresiasi yang tinggi.
6
BAB II
PEMBAHASAN KE 1
A. KARAKTERISTIK ANAK USIA DINI
2.1 Pengertian Egosentris
Egosentris adalah tahap perubahan kognisi pada anak usia prasekolah (2-5 tahun) dimana si
anak hanya dapat melihat satu point of view dan menganggap point of view orang lain selalu
sama dengan point of view anak tersebut (Indra-PS).Sikap egosentris pada dasarnya adalah hal
yang alamiah yang terjadi pada anak
Egosentris, artinya anak lebih cenderung melihat dan memahami sesuatu dari sudut
pandang dan kepentingannya sendiri.
2.2 Anak itu bersifat Egosentris
Pada umumnya anak masih bersifat Egosentris. Ia cenderung melihat dan memahami sesuatu
dari sudut pandang dan kepentingannya sendiri. Hal ini dapat dilihat dari perilakunya seperti
masih berebut alat-alat mainan, menangis bila menghendaki sesuatu yang tidak dipenuhi oleh
orang tuanya, atau memaksakan sesuatu terhadap orang lain.
Karakteristik seperti ini terkait dengan perkembangan Kognitif nya yang menurut Piaget
disebutkan bahwa anak usia dini sedang berada pada Fase Transisi dari Fase Pra-operasional (2-7
tahun) ke Fase Operasional Konkret (7-11 tahun). Pada Fase Operasional pola berfikir anak
bersifat Egosentrik dan Simbolik sementara pada Fase Operasional Konkret anak sudah mulai
menerapkan logika unutuk memahami persepsi-persepsi.
2.3 Mengapa Anak Memiliki Sikap Egosentris?
Pernahkah anda mengalami hal demikian? Anak menangis, mengatakan bahwa anda
(sebagai orang tua) tidak sayang bahkan tidak adil memperlakukan mereka? Padahal kita sudah
memberikan semua yang kita bisa untuk anak. Kita pun memberikan kasih sayang yang sama
7
antara kakak dan adiknya, berupa belaian, pujian, baju, mainan, dan lain sebagainya.
Mendengarkan jeritan anak seperti di atas, bukankah hati kita tersayat.
Perlu anda ketahui, bahwa hal demikian adalah sekelumit contoh dari sikap anak yang
disebut "Egosentris". usia dini adalah usia dimana anak masih dalam tahap berfikir Egosentris.
Berfikir Egosentris adalah ketidakmampuan anak untuk melihat sudut pandang lain dalam
melihat suatu masalah dan mementingkan diri sendiri.
3.1 Pengertian Rasa Ingin Tahu Tinggi
Menurut presepsi anak, dunia ini dipenuhi dengan hal-hal yang menarik dan menakjubkan.
Hal ini menimbulkan rasa keingintahuan anak yang tinggi. Rasa keingintahuan sangatlah
bervariasi, tergantung dengan apa yang menarik perhatiannya. Sebagai contoh, anak lebih
tertarik dengan benda yang menimbulkan akibat dari pada benda yang timbul dengan sendirinya.
Dalam Brooks and Brooks, dikemukakan bahwa keuntungan yang dapat diambil dari rasa
keingintahuannya adalah dengan menggunakan fenomena atau kejadian yang tidak biasa.
Kejadian yang tidak biasa tersebut dapat menimbulkan ketidak cocokan kognitif, sehingga dapat
memancing keinginan anak untuk tekun memecahkan permasalahan atau ketidak cocokan
tersebut.
Rasa ingin tahu sebagian besar merupakan naluri alami, rasa ingin tahu menganugerahkan
manfaat kelangsungan hidup untuk spesies tertentu, dan dapat ditemukan dalam genom mereka.
Itu wajar yang terjadi pada manusia, hewan dan khususnya bayi / balita.Meskipun manusia
kadang-kadang dianggap sangat sangat ingin tahu, kadang-kadang tidak begitu banyak seperti
pada hewan lain.
Pengembangan Rasa anak ingin tahu sudah terlihat sejak saat kehidupan awal individu,
semenjak awal kelahiran bayi sudah memperhatikan keinginan untuk menguasai lingkungan
sekitar mereka, begitu tingkah laku bayi yang menunjukan penguasaan lingkungan diantaranya
adalah saat berguling, duduk ,berjalan dan berbicara. bayi akan memalingkan anggota tubuhnya
terhadap rangsangan cahaya dn bunyi-bunyi benda disekitar mereka.
8
3.2 Pengertian Rasa ingin tahu menurut parah ahli
Menurut Shapiro (1997) bahawa rasa ingin tahu ada sejak kehidupan bayi mempunyai rasa
ingin tahu tentang dunia. Contohnya, bila kita letakan jari kita ditelapak tangan bayi, ia akan
mengenggam jari kita, kemudia bila bayi didudukan dipangkuan kita, matanya akan terbuka
lebar ia akan memandang sekeliling
Bredkamp (1987) mengatakan bahwa bayi dan anak usia dini belajar dengan
mengeksperimen lingkungan melalui, melihat, mendengar, mencoba, tersenyum dan merasa dan
menggerakan anggota tubuh, belajar melalui interaksi soosial. Reaksi bayi mengekspresikan
keingintahuannya mereka dengan menegangkan otot muka, membuka mulut, menjulurkan lidah
dan merengutkan dahi.
Mayesky ( 1990 ) mengatakan bahwa setia usia masing-masing anak memiliki cara sendiri
dalam merespon terhadap dunianya. Keingin tahuan anak terhadap dirinya sendiri terwujud
dalam bentuk keingin tahuan mereka mengetahui tubuh , bagian tubuh , fungsi masing-masing
bagian tubuh mereka, keingin tahuan anak juga berkembang terhadap orang misalkan anak
bertanya mengapa orang berpakaian, bekerja dan berbicara dan mengapa orang yang lebih tua
berbeda dengan orang yang lebih muda.
3.3 Perkembangan rasa ingin tahu AUD
Rasa ingin tahu pada setiap orang amatlah penting. Semua orang pemikir besar, para jenius,
adalah orang-orang dengan karakter penuh rasa ingin tahu. Sebut saja Thomas Alva Edison,
Albert Einstein, Leonardo Da Vinci, adalah orang-orang besar yang hidup dengan rasa ingin
tahu. Jadi jika para guru ingin menjadikan siswa-siswanya sebagai pemikir-pemikir besar jenius,
maka ia harus mengembangkan rasa ingin tahu mereka.
3.4 Mengapa Rasa Ingin Tahu itu Penting?
 Rasa ingin tahu membuat pikiran siswa menjadi aktif. Tidak ada hal yang lebih bermanfaat
sebagai modal belajar selain pikiran yang aktif. Siswa yang pikirannya aktif akan belajar
dengan baik, sebagaimana yang dijelaskan teori kontruktivisme, di mana siswa dalam belajar
harus secara aktif membangun pengetahuannya.
9
 Rasa ingin tahu membuat siswa anda menjadi para pengamat yang aktif. Salah satu cara
belajar adalah yang terbaik adalah dengan mengamati. Banyak ilmu pengetahuan yang
berkembang karena berawal dari sebuah pengamatan, bahkan pengamatan yang sederha
sekalipun.
 Rasa ingin tahu akan membuka dunia-dunia baru yang memantang dan menarik siswa untuk
mempelajarinya lebih dalam. Jika ada banyak hal yang membuat munculnya rasa ingin tahu
pada diri siswa, maka jendela dunia-dunia baru yang menantang akan terbuka buat mereka.
 Rasa ingin tahu membawa kejutan-kejutan kepuasan dalam diri siswa, dan meniadakan rasa
bosan untuk belajar. Jika jiwa siswa dipenuhi dengan rasa ingin tahu akan sesuatu, maka
mereka akan dengan segala keinginan dan kesukarelaan akan mempelajarinya. Setelah
memuaskan rasa ingin tahunya, mereka akan merasakan betapa menyenangkannya hal
tersebut.
3.5 Strategi Pengembangan Rasa ingin tahu AUD
Rasa ingin tahu sangat penting dimiliki anak sejak dini. Untuk itu, orangtua seharusnya bisa
memupuk sifat ini sejak dini guna merangsang kreativitas di masa depannya.
Keinginan mengetahui berbagai hal dapat menjadi modal penting bagi anak-anak dalam
menjalani masa depannya. Jika perasaan ingin tahu rendah, maka efek negatif di kemudian hari.
Untuk itu, tak ada salahnya bagi orangtua membantu anak-anak mereka dalam menumbuhkan
rasa ingin tahunya.
Berikut ini beberapa cara yang dapat dilakukan,dalam pengembangan rasa ingin tahu anak :
1. Mendorong bentuk perhatian mental, seperti kesadaran Sebagai orangtua bisa mengajarkan
anak untuk mengamati segala sesuatu yang ada di sekitar. Cobalah ajak berjalan-jalan,
lihatlah lingkungan sekitar, dan dengarkan semua suara yang bisa mereka dengar.
2. Memberi anak kesempatan untuk mengeksplorasi ide-ide baru dan topik secara mendalam
Orang tua bisa mendorong anak untuk berbicara tentang apa yang mereka pikirkan, dan
10
biarkan mereka mengajukan banyak pertanyaan dan menarik kesimpulan sendiri. Misalnya,
mendukung hobi anak .
3. Biarkan anak-anak bereksperimen Dengan melakukan eksperimen sendiri, rasa ingin tahu
anak-anak akan tumbuh dengan sendirinya. Sebagai orangtua, tugas Anda hanya membantu
untuk berpikir tentang pertanyaan dengan cara seluas mungkin.
4. Menyediakan program aktivitas yang sesuai dengan minat dan kebutuhan anak. Dengan
tersedianya aktivitas yang sesuai dengan minat anak dan kebutuhan anak akan menimbulkan
kesenangan, kelakuan melakukan eksplorasi, investigasi aktifitas yang disediakan.
4.1 Pengertian Imajinasi Daya Kuat
Kemampuan Imajinasi Daya anak merupakan bagian dari aktivitas otak kanan yang
bermanfaat untuk kecerdasannya. Di masa balita Imajinasi Daya merupakan bagian dari tugas
perkembangannya, sementara pada anak usia sekolah, imajinasi anak berada pada tahap
intensitas paling kuat. Sehingga anak memiliki daya menghafal paling kuat, memorisasi yang
paling kuat dengan materi ingatan yang paling banyak.
Imajinasi anak ini berkembang seiring dengan berkembangnya kemampuan berbicara. Dan
menjadi sarana bagi anak untuk belajar memahami realitas keberadaan dirinya juga
lingkungannya. Imajinasi lahir dari proses mental yang manusiawi. Proses ini mendorong semua
kekuatan yang bersifat emosi untuk terlibat dan berperan aktif dalam merangsang pemikiran dan
gagasan kreatif, serta memberikan energi pada tindakan kreatif.
Dunia anak adalah dunia yang penuh kejutan. Dunia bermain yang kaya akan cetusan-
cetusan imajinasi anak dalam bungkus ekspresi yang demikian jujur dan alami serta
menakjubkan. Periode seperti inilah yang harus menjadi perhatian orangtua agar tidak terlewati
begitu saja dan bisa membantu menumbuhkan imajinasi anak.
11
5.1 Anak adalah Makhluk Sosial
Anak-anak senang jika bermain bersama teman. walau terkadang terjadi perkelahian atau
pertengkaran, hal tersebut wajar. Karakteristik ini terlihat ketika bermain. semakin usia anak
bertambah, semakin cakap kemampuan bersosialisasi anak. mulanya anak bermain bersama
teman walau belum ada percakapan. kemudian, anak-anak bermain bersama walau yang mereka
mainkan berbeda. Akhirnya anak-anak bisa bermain bersama dalam suatu permainan.
6.1 Anak Memiliki Daya Konsentrasi yang Pendek
Bahwa konsentrasi merupakan sesuatu yang terberikan dan berkaitan dengan fungsi kerja
otak. Kemampuan memfokuskan perhatian ini dipengaruhi beberapa hal lain, seperti :
1) kemampuan indra (penglihatan dan pendengaran) yang berfungsi menerima rangsang,
2) kemampuan gerak motorik (dalam mengerjakan sesuatu), serta
3) peran lingkungan (dalam memberikan rangsang atau stimulus).
Dini yang berusia 4 tahun, sedang membaca (melihat-lihat) isi buku. Dia tampak asyik
sekali. Namun beberapa saat kemudian, dia tampak sudah berlari-lari sambil tertawa kegirangan.
Tak berapa lama kemudian, Dini sudah asyik dengan bonekanya. Yaaa…tampaknya Dini
termasuk anak yang mudah bosan dengan suatu kegiatan. Sebenarnya hal ini adalah suatu yang
wajar terjadi pada anak usia dini. Ilustrasi tersebut menggambarkan bahwa anak cenderung tidak
bisa bertahan lama untuk suatu kegiatan atau dengan kata lain, daya konsentrasinya cenderung
pendek dan bukan karena anak itu mudah bosan.
Menurut Berg (1988), rentang perhatian anak usia 5 tahun untuk duduk tenang
memperhatikan sesuatu adalah sekitar 10 menit, kecuali untuk melakukan hal-hal yang bisa
membuatnya senang. Implikasi dari karakteristik anak yang seperti ini, adalah apabila hendak
memberikan suatu kegiatan pada anak, maka kegiatan tersebut janganlah terlalu lama.
12
B. METODE PENGENALAN MTK AUD
2.1 Pengetian Metode Bercakap-cakap
Metode Becakap-cakap adalah salah satu penyampaian bahan pengembangan yang
dilaksanakan melalui bercakap-cakap dalam bentuk tanya jawab antara anak dengan guru, atau
anak dengan anak. Jenisnya antara lain: bercakap-cakap bebas, berdasar-kan gambar seri, atau
berdasarkan tema.
Pada metode bercakap-cakap interaksi yang terjadi antara guru dengan anak didik, atau antara
anak dengan anak bersifat menyenangkan berupa dialog yang tidak kaku. Topik percakapan
dapat bebas ataupun ditentukan. Dalam percakapan tersebut, guru bertindak sebagai fasilitator,
artinya guru lebih banyak memotivasi anak dengan harapan anak lebih aktif dalam
mengemukakan pendapatnya atau mengekpresikan secara lisan.
2.2 Manfaat Metode bercakap-cakap
Dra Moeslichatun (199:95) menyatakan bahwa metode bercakap-cakap mempunyai
manfaat:
 Meningkatkan keberanian anak untuk menyatakan secara lisan apa yang harus dilakukan
oleh diri sendiri dan anak lain.
 Meningkatkan keberanian anak untuk mengadakan hubungan dengan anak lain atau dengan
gurunya agar terjalin hubungan social yang menyenangkan
 Dengan seringnya kegiatan bercakap-cakap diadakan, semakin banyak informasi baru yang
diperoleh anak yang bersumber dari guru atau anak lain. Penyebaran informasi dapat
memperluas pengetahuan dan wawasan anak tentang tujuan dan tema yang ditetapkan guru.
2.3 Tujuan Metode bercakap-cakap
Dengan mengunakan metode bercakap-cakap tujuan pengembangan bahasa yang ingin
dicapai antara lain:
 Mengembangkan kecakapan dan keberanian anak dalam menyampaikan pendapatnya
kepada siapapun
 Memperbaiki ucapan dan lafal anak
 Menambah perbendaharaan/kosa kata
13
 Melatih daya pikir dan fantasi anak
 Menambah pengetahuan dan pengalaman anak didik
 Merangsang anak untuk belajar membaca dan menulis.
2.4 Kelebihan dan kelemahan metode bercakap-cakap
a. Kelebihannya:
 Anak mendapat kesempatan untuk mengemukakan ide-ide dan pendapatnya
 Anak mendapat kesempatan untuk menyumbangkan gagasannya
 Hasil belajar dengan metode bercakap-cakap bersifat fungsional karena topic/tema yang
menjadi bahan percakapan dalam keseharian dan di lingkungan anak.
b. Kelemahan
 Membutuhkan waktu yang cukup lama
 Memerlukan ketajaman dalam menangkap inti pembicaraan
 Dalam prakteknya, percakapan akan selalu didominasi oleh beberapa orang saja.
 Implementasi metode bercakap-cakap pada pengembangan bahasa garis-garis besar
program kegiatan belajar taman kanak-kanak 1994.
3.1 Pengertian Metode Pemberian Tugas:
Metode pemberian tugas adalah pemberian kegiatan belajar mengajar dengan memberikan
kesempatan kepada anak untuk melaksanakan tugas yang telah disiapkan oleh guru.
Metode pemberian tugas merupakan tugas atau pekerjaan yang sengaja diberikan kepada
anak TK yang harus dilaksanakan dengan baik. Tugas itu diberikan kepada anak TK untuk
member kesempatan kepada mereka untuk menyelesaikan tugas yang didasarkan pada petunjuk
lansung dari guru yang sudah dipersiapkan sehingga anak dapat menjalani secara nyata dan
melaksanaknan dari awal sampai tuntas.
3.2 Tujuan pemberian Tugas
Tujuan dari penggunaan metode penugasan adalah untuk merangsang anak untuk aktif
belajar baik secara individual maupun kelompok.
14
 Anak memperoleh pemantapan cara mempelajari materi pelajaran secara lebih efektif karna
dalam kegiatan melaksanakan tugas itu anak memperoleh pengalaman belajar untuk
memperbaiki cara belajar yang kurang tepat.
 Untuk meningkatkan keterampilan berfiki, yaitu keterampilan pada kemampuan yang paling
sederhana sampai ke yang kompleks yaitu dari kemampuan mengingat sampai kemampuan
problem solve.
 Anak mampu meningkatkan kemampuan berfiirnya dalam kaitan pengembangan kreativitas,
bahasa, berhitung, music, bermain, dan ilmu pengetahuan alam.
3.3 Kelebihan dan Kelemahan Metode Pemberian Tugas
a. Kelebihan metode pemberian tugas
 Membuat peserta didik aktif belajar
 Merangsang peserta didik belajar lebih banyak, baik dekat dengan guru maupun pasa saat
jauh dari guru di dalam sekolah maupun di luar sekolah
 Mengembangkan kemandirian peserta didik
 Membina tanggung jawab dan disiplin peserta didik
 Mengembangkan kreativitas peserta didik
b. Kelemahan Metode Pemberian Tugas
 Sulit mengontrol peserta didik apakah belajar sendiri atau dikenakan orang lain
 Sulit memberikan tugas yang sesuai dengan perbedaan individu peserta didik
 Tugas yang monoton dapat membosankan peserta didik
 Tugas yang banyak dan sering dapat membuat beban dan keluhan peserta didik
 Tugas kelompok dikerjakan oleh orang tertentu atau peserta didik yang rajin dan pintar
3.4 Manfaat Penggunaan Metode Pemberian Tugas adalah :
1. Untuk memberikan pengalaman belajar yang dapat meningkatkan cara belajar yang lebih
baik dan memantapkan penguasaan perolehan hasil belajar.
2. Bila dirancang secara proportional dapat meningkatkan bagaimana cara belajar yang
benar.
15
3. Apabila diberikan secara teratur, berkala akan menanamkan sikap belajar yang positif
yang pada gilirannya dapat memotivasi anak untuk belajar sendiri, berlatih sendiri, dan
memelajari kembali sendiri.
4. Apabila dirancang secara tepat dan seksama akan menghasilkan prestasi belajar secara
optimal.
5. Bila menggunakan bahan yang bervariasi sesuai denga kebutuhan dan minat, maka
memberikan arti yang besar bagi anak TK dalam konteks dapat membangkitkan minat
anak terhadap tugas yang akan diberikan berikutnya.
4.1 Pengertian Metode Tanya Jawab:
Metode Tanya jawab adalah cara penyajian pelajaran dalam bentuk pertanyaan yang harus
dijawab, terutama dari guru kepada siswa, tetpi dapat pula dari siswa kepada guru. Metode tanya
jawab adalah yang tertua dan banyak digunakan dalam proses pendidikan, baik di lingkungan
keluarga, masyarakat maupun sekolah.
Metode Tanya jawab adalah di laksanakan dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan yang
dapat memberi-kan rangsangan agar anak aktif untuk berpikir. Melalui pertanyaan guru, anak
akan berusaha untuk memahaminya dan menemukan jawabannya.
Alipandie (1985:97) mengatakan metode tanya jawab adalah penyampaian pelajaran oleh guru
dengan jalan mengajukan pertanyaan dan siswa menjawab.
Djajojodisastro (1984:97) bahwa metode Tanya jawab merupakan suatu cara menyampaikan
bahan pelajaran dalam bentuk pertanyaan yang harus dijawab oleh murid pada saat itu juga.
4.2 Hal-Hal yang perlu Diperhatikan dalam Metode Tanya Jawab
1. Susublah pertanyaan dalam bahasa yang mudah di pahami murid.
2. Guru harus mengarahkan pertanyaan pada seluruh kelas.
3. Berikan waktu yang cukup untuk memikirkan jawaban pertanyaan, sehingga murid dapat
merumuskannya dengan sistematis.
4. Agar sebanyak-banyaknya murid memperoleh giliran menjawab pertanyaan dan jika
seseorang tidak dapat menjawab segera, giliran di berikan kepada murid yang lain.
5. Pertanyaan harus di bedakan dalam golongan pertanyaan pikiran dan pertanyaan
reproduksi atau pertanyaan yang meminta pendapat dan hanya fakta-fakta.
16
4.3 Kelebihan dan Kekurangan Tanya Jawab
a. Kelebihan Metode Tanya Jawab
 Pertanyaan dapat menarik dan memusatkan perhatian siswa, sekalipun ketika itu siswa
sedang ribut, yang mengantuk kembali tegar dan hilang kantuknya.
 Merangsang siswa untuk melatih dan mengebangkan daya piker, termasuk daya ingatan.
 Mengembangkan keberanian dan keterampilan siswa dalam menjawab dan
mengemukakan pendapat.
b. Kekurangan Metode Tanya Jawab
 Siswa merasa takut, apabila guru kurang dapat mendororng siswa untuk berani, dengan
menciptakan suasana yang tidak tegang melainkan akrab.
 Tidak mudah membuat pertanyaan yang sesuai dengan tingkat berpikir dan mudah
dipahami siswa.
 Waktu sering banyak terbuang, terutama apabila siswa tidak dapat menajawab pertanyaan
sampai dua atau tiga orang.
 Dalam jumlah siswa yang banyak, tidak mungkin cukup waktu untuk memberikan
pertanyaan kepada setiap siswa.
5.1 Pengertian Metode Demonstrasi
Metode Demonstrasi adalah suatu cara untuk mempertunjukan atau memperagakan suatu
objek atau proses dari suatu kegiatan atau peristiwa.
Metode demonstrasi merupakan suatu strategi pengembangan dengan cara memberikan
pengalaman belajar melalui perbuatan melihat dan mendengarkan diikuti dengan meniru
pekerjaan yang didemonstrasikan.
Menurut Syaiful Bahri Djamarah, metode demonstrasi adalah metode yang digunakan
untuk memperlihatkan sesuatu proses atau cara kerja suatu benda yang berkenaan dengan bahan
pelajaran.
5.2 Manfaat Metode Demonstrasi
a. Perhatian anak dapat lebih dipusatkan
b. Proses belajar anak lebih terarah pada materi yang sedang dipelahari.
c. Pengalaman dan kesan sebagai hasil pembelajaran lebih melekat dalam diri anak
17
Metode demonstrasi memiliki 2 fungsi, yaitu :
a. Dapat dipergunakan untuk memberikan ilustrasi dalam menjelaskan informasi kepada
anak.
b. Membantu meningkatkan daya pikir anak usia dini terutama daya pikir dalam anak
dalam meningkatkan kemampuan mengenal, mengingat, berpikir konvergen dan berpikir
evaluatif.
5.3 Tujuan Metode Demonstrasi
Demonstrasi merupakan satu wahana untuk memberikan pengalaman belajar agar anak
dapat menguasai kemampuan yang diharapkan dengan lebih baik. Tujuan metode demonstrasi
adalah peniruan terhadap model yang dapat dilakukan dan memberikan pengalaman belajar
melalui penglihatan dan pendengaran. Metode demonstrasi memberikan kesempatan kepada
anak untuk memperkirakan apa yang akan terjadi, bagaimana hal itu dapat terjadi, dan mengapa
hal itu terjadi.
5.4 Kelebihan dan kekurangan Metode Demonstrasi
a. Kelebihan Metode demonstrasi antara lain :
 Membantu anak didik memahami dengan jelas jalannya suatu proses atau kerja suatu
benda/peristiwa.
 Memudahkan berbagai jenis penjelasan
 Kesalahan-kesalahan yang terjadi dari hasil ceramah dapat diperbaiki melalui
pengamatan dan contoh konkret.
 Perhatian anak dapat lebih terpusatkan
 Anak dapat ikut serta aktif apabila demonstrasi langsung dilanjutkan dengan eskperimen
b. Kelemahan metode demonstrasi antara lain :
 Tidak semua benda/peristiwa dapat didemonstrasikan.
 Sukar dimengerti apabila didemonstrasikan oleh guru yang kurang menguasai apa yang
didemonstrasikan.
18
 Apabila tidak dilanjutkan dengan eksperimen ada kemungkinan anak menjadi lupa, dan
materi belajar tidak akan bermakna karena tidak menjadikan pengalaman belajar
6.1 Pengertian Metode Eksperimen
Metode Eksprimen adalah metode eksperimen adalah sebuah metode yang memberikan
kesempatan pada anak untuk melatih melakukan pembuktian langsung dengan mengadakan
percobaan, mengamati proses percobaan, dan menemukan simpulan atas kejadian dalam proses
penelitiannya, melalui eksperimen anak tidak menelan begitu saja sejumlah informasi yang
diperolehnya tetapi akan berusaha untuk mengelola perolehanya dengan membandingkan tahap
fakta yang diperolehnya dalam percobaan yang dilakukan, Anggraeni
6.2 Pengertian Metode Ekspriemen menurut parah ahli
Menurut Anggraeni (2012:30) metode eksperimen adalah suatu cara penyajian materi
pelajaran dimana anak secara aktif mengalami dan membuktikan sendiri tentang apa yang sedang
dipelajarinya. Melalui metode ini, anak secara total dilibatkan dalam melakukan sendiri,
mengikuti suatu proses, mengikuti suatu objek, menganalisis, membuktikan, dan menarik
kesimpulan sendiri tentang suatu objek, keadaan ataupun proses.
Djamarah (2000) metode eksperimen adalah metode pemberian kesempatan kepada anak
usia dini perorangan atau kelompok, untuk dilatih melakukan suatu proses atau percobaan.
Winataputra (2005) Metode eksperimen merupakan metode mengajar dalam penyajian atau
penambahan materinya melalui percobaan atau mencoba sesuatu serta mengamati secara proses.
6.3 Manfaat Metode Eksprimen
Anak memiliki sifat ingin tahu oleh karena itu, metode eksperimen sangat mendukung
optinialisasi potensi intelektual yang sesuai dengan taraf berpikir anak pada masa ini.
Jean Piaget membuat pernyataan tentang bagaimana anak belajar, yaitu sebagai berikut.
"Anak seharusnya mampu melakukan percobaan dan penelitian sendiri. Pendidik, tentu saja, bisa
menuntun anak-anak dengan menyediakan bahan-bahan yang tepat, tetapi yang terpenting agar
anak dapat memahami sesuatu, ia harus menggunakan pengertian itu sendiri, ia harus
menemukannya sendiri".
19
6.4 Tujuan penggunaan metode eksperimen bagi anak
1. Menjelaskan tentang proses terjadinya sesuatu.
2. Memberikan pengalaman kepada anak tentang proses terjadinya sesuatu.
3. Membuktikan tentang kebenaran sesuatu.
6.5 Kelebihan Dan Kelemahan Metode Eksperimen
a. Kelebihan metode eksperimen
 Metode ini membuat anak lebih percaya atas kesimpulan berdasarkan percobaannya
sendiri.
 Anak dapat lebih mengembangkan sikap dan rasa ingin tahu untuk eksplorasi
(menjelajahi).
 Terbina manusia yang dapat mengembangkan inovasi baru.
 Metode ini menerapkan prinsip learning by experiencing (belajar dari pengalaman) dalam
belajar.
b. Kelemahan metode eksperimen
 Metode ini hanya untuk konsep sains/ilmu alam dan teknologi.
 Metode ini memerlukan alat, fasilitas dan bahan yang lengkap.
 Faktor keselamatan perlu diperhitungkan terutama eksperimen menggunakan cairan
kimia.
 Apabila pendidik belum pengalaman, hasilnya tidak sesuai harapan.
C. CIRI-CIRI KESULITAN BERHITUNG PADA ANAK USIA DINI
2.1 Gangguan hubungan keruangan
Konsep hubungan keruangan seperti atas-bawah, puncak-dasar, jauh-dekat, tinggi-rendah,
depan-belakang dan awal-akhir. Anak-anak memperoleh pemahaman tentang berbagai konsep
hubungan keruangan tersebut dari pengelaman mereka dalam berkomunikasi dengan lingkungan
sosial mereka atau melalui berbagai permainan.
Adanya gangguan dalam memahami konsep hubungan keruangan dapat mengganggu
pemahaman anak tentang sisitem bilangan secara keseluruhan. Karena adanya gangguang
tersebut, anak mungkin tidak mampu merasakan jarak antara angka-angka pada garis bilangan
20
atau penggaris, dan mungkin anak juga tidak tahu bahwa angka 3 lebih dekat ke angka 4 dari
pada ke angka 6.
2.2 Kesulitan memahami konsep waktu
Pemahaman tentang waktu biasanya melipuit sebentar, lama, kemarin, besok dan sebagainya.
Pemahaman tersebut diperoleh anak karena adanya komunikasi dengan lingkungan sosial. Anak
yang memiliki kesulitan belajar sering tidak memiliki lingkungan yang tidak kondusif bagi
terjalinnya komunikasi yang intensif untuk memperoleh tentang konsep semacam itu. Disamping
itu, adanya gangguan fungsi otak juga dapat menyebabkan anak mengalami kesulitan dalam
memahami konsep waktu.
2.3 Kesulitan memahami konsep kuantitas (jumlah)
Pada umumnya anak-anak memahami tentang konsep kuantitas dari pergaulan mereka
dengan lingkungan sosialnya, baik di dalam keluarga maupun di luar lingkungan keluarga.
Disamping dari lingkungan keluarga yang sulit bergaul, gangguan fungsi otak dan lingkungan
social yang tidak kondusif dapat menyebabkan anak mengalami kesulitan dalam memahami
konsep kuantitas, seperti banyak, sedikit, lima, tujuh dan sebagainya.
2.4 Kesulitan mengenal dan memahami simbol
Anak berkesulitan belajar matematika sering mengalami kesulitan dalam mengenal dan
menggunakan simbol-simbol matematika seperti +, -, =, >, < dan sebagainya. Kesulitan semacam
ini disebabkan adanya gangguan memori atau ingatan dan juga adanya persepsi fisual atau
penglihatan.
2.5 Kesulitan dalam asosiasi visual-motor
Anak berkesulitan belajar matematika sering tidak dapat menghitung benda-benda secara
berurutan sambil menyebutkan bilangannya, “satu, dua, tiga, empat, lima. Anak mungkin baru
memegang benda yang ketiga tetapi telah mengucapkan “lima”, atau sebaliknya, telah
menyentuh benda kelima tetapi baru mengucapkan “tiga”. Anak-anak semacam ini dapat
memberikan kesan mereka hanya mengafal bilangan tanpa memahami maknanya.
21
BAB III
PEMBAHASAN KE 2
A. PEMANFAATAN MEDIA UNTUK PENGENALAN MATEMATIKA PADA ANAK
USIA DINI
Matematika diberikan pada anak usia dini, melalui sesuatu yang kongkrit menuju abstrak.
Berikut tahapannya:
2.1 Pengertian Media Konkret
Media konkret adalah segala sesuatu yang nyata dapat digunakan untuk menyalurkan pesan
dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat
siswa sehingga proses pembelajaran dapat berjalan lebih efektif dan efesien menuju kepada
tercapainya tujuan yang diharapkan.
Fungsi Media Konkret
Mulyani Sumantri, (2004) mengemukakan bahwa secara umum media konkret berfungsi
sebagai
a) Alat bantu untuk mewujudkan situasi bejar mengajar yang efektif,
b) Bagian integral dari keseluruhan situasi mengajar,
c) Mengembangkan motivasi belajar siswa,
d) Mempertinggi mutu pembelajaran.
2.2 Pengertian Media Visual
Media visual. Media yang dapat memberikan rangsangan-rangsangan visual seperti
gambar/photo, sketsa, diagram, bagan, grafik, kartun, poster, papan buletin, dan lainnya.
Media visual adalah media yang hanya dapat dilihat. Yang termasuk dalam media ini,
misalnya gambar, kartu angka, flashcard, benda tiga dimensi (dadu angka, balok, menara ngka,
pohon hitung), model realia ataubenda nyata, dan sebagai nya
22
2.3 Pengertian Media Audio
Media Audio adalah media yang mengandung pesan dalam bentuk auditif (hanya dapat
didengar) yang dapat merangsang pikiran, perasaan, dan kemauan anak untuk mempelajari isi
tema. Misalnya: kaset lagu anak-anak, dan sebagainya
Alat atau media yang hanya mengandung pesan auditif (didengar saja). Media audio dapat
menstimulasi perasaan dan pikiran anak, sehingga muncullah keinginan anak untuk melakukan
sesuatu. Seperti: kaset tip, recorder, dan sebagainya.
2.4 Pengertian Media audio visual
Media audio visual adalah alat-alat yang ”audible” artinya dapat didengar dan yang ”visible”
artinya dapat dilihat. Misalnya pembelajaran dengan multimedia, televisi, CD Pembelajaran
matematika, Alat atau media yang audible (dapat dilihat), dan visible (dapat didengar). Seperti:
video multimedia, televisi, dan sebagainya.
Media audio visual merupakan kombinasi dari media audio dan media audio visual atau
media pandang dengar.
2.5 Pengertian Lingungan Sekitar
Lingkungan Sekitar adalah dapat dimanfaatkan untuk pengenalan matematika anak usia
dini, bahkan dengan pemanfaatan lingkungan sekitar ini akan lebih mendorong anak untuk
memahami konsep matematika secara alamiah. Contoh kegiatanya antara lain pembelajaran
diluar kelas, eksperimen, eksplorasi, dan sebagai nya.
Lingkungan sekitar juga dapat menjadi alat dan media pengenalan matematika pada anak
usia dini. Pemanfaatan lingkungan sekitar dapat lebih mendorong anak dalam memahami konsep
matematika secara alamiah. Seperti: pembelajaran di luar kelas, percobaan sains, dan sebagainya.
23
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kesimpulan, matematika adalah sesuatu yang berkaitan dengan ide-ide/konsep-konsep
abstrak yang tersusun secara hirarkis melalui penalaran yang bersifat deduktif, sedangkan
matematika di PAUD adalah kegiatan belajar tentang konsep matematika melalui aktifitas
bermain dalam kehidupan sehari-hari dan bersifat Ilmiah.
Bagi guru TK khususnya, diharapkan mampu menerapkan metode yang tepat dalam proses
pembelajaran, utamanya dalam kegiatan metode berhitung dalam matematika. Hal ini disebabkan
karena tidak semuanya anak normal, kadang kalah ada anak yang mempunyai kepribadian yang
lain, misalnya autis, dan ini tentunyan membutuhkan keterampilan yang tepat.
24
DAFTAR PUSTAKA
Nugroho, Erwin Setyo. 2008. Egois-Egosentrisme
Bahri djamarah, syaiful. 2010. Metode demonstrasi dan metode permainan. Jakarta: rineka cipta.
Hartati. Sophia, Perkembangan Belajar pada Anak Usia Dini. Jakarta: Direktorat Jenderal
Pendidikan Tinggi, 2005

More Related Content

Similar to Final

Digital Skill Education Concept:
Digital Skill Education Concept: Digital Skill Education Concept:
Digital Skill Education Concept: VincentElfran
 
Studi kasus anak perfeksionis
Studi kasus anak perfeksionisStudi kasus anak perfeksionis
Studi kasus anak perfeksionisBoyolali
 
TUGAS BG TOMMY.doc
TUGAS BG TOMMY.docTUGAS BG TOMMY.doc
TUGAS BG TOMMY.docTomiSuranta
 
KELOMPOK DJAMILA.doc
KELOMPOK DJAMILA.docKELOMPOK DJAMILA.doc
KELOMPOK DJAMILA.docTomiSuranta
 
Tugas perkembangan peserta didik kelompok ahli1
Tugas perkembangan peserta didik kelompok ahli1Tugas perkembangan peserta didik kelompok ahli1
Tugas perkembangan peserta didik kelompok ahli1JsHomeIndustry
 
Makalah Pembelajaran Anak Usia Dini.pdf
Makalah Pembelajaran Anak Usia Dini.pdfMakalah Pembelajaran Anak Usia Dini.pdf
Makalah Pembelajaran Anak Usia Dini.pdfAyuPermataChandra
 
Proses observasi pembelajaran lingkungan paud al fikri
Proses observasi pembelajaran lingkungan paud al fikriProses observasi pembelajaran lingkungan paud al fikri
Proses observasi pembelajaran lingkungan paud al fikriW.R. Putra
 
Afi Parnawi. Psikologi belajar. STAI IBNU SINA
Afi Parnawi. Psikologi belajar. STAI IBNU SINAAfi Parnawi. Psikologi belajar. STAI IBNU SINA
Afi Parnawi. Psikologi belajar. STAI IBNU SINADr. Afi Parnawi, M.Pd
 
Makalah psikologi perkembangan psikologi pada anak usia dini
Makalah psikologi perkembangan psikologi pada anak usia diniMakalah psikologi perkembangan psikologi pada anak usia dini
Makalah psikologi perkembangan psikologi pada anak usia diniAisyahTamara
 
294a0c1b-9bb9-4bd3-8932-f3ed7fb1c4f5-2 - Modul 3.1 Miskonsepi Literasi dan Nu...
294a0c1b-9bb9-4bd3-8932-f3ed7fb1c4f5-2 - Modul 3.1 Miskonsepi Literasi dan Nu...294a0c1b-9bb9-4bd3-8932-f3ed7fb1c4f5-2 - Modul 3.1 Miskonsepi Literasi dan Nu...
294a0c1b-9bb9-4bd3-8932-f3ed7fb1c4f5-2 - Modul 3.1 Miskonsepi Literasi dan Nu...BerryEndleslove
 
Makalah permasalahan anak wa ode siadi
Makalah permasalahan anak wa ode siadiMakalah permasalahan anak wa ode siadi
Makalah permasalahan anak wa ode siadiSeptian Muna Barakati
 
Psikologi pendidikan
Psikologi pendidikanPsikologi pendidikan
Psikologi pendidikanIndah Sari
 
Psikologi perkembangan. rizki alfi altati
Psikologi perkembangan. rizki alfi altatiPsikologi perkembangan. rizki alfi altati
Psikologi perkembangan. rizki alfi altatiRizkiAlfiAltati
 
Karya tulis ilmiah hasil pelaksanaan penelitian tindakan kelas (ptk)
Karya tulis ilmiah hasil pelaksanaan penelitian tindakan kelas (ptk)Karya tulis ilmiah hasil pelaksanaan penelitian tindakan kelas (ptk)
Karya tulis ilmiah hasil pelaksanaan penelitian tindakan kelas (ptk)Operator Warnet Vast Raha
 
Karya tulis ilmiah hasil pelaksanaan penelitian tindakan kelas (ptk)
Karya tulis ilmiah hasil pelaksanaan penelitian tindakan kelas (ptk)Karya tulis ilmiah hasil pelaksanaan penelitian tindakan kelas (ptk)
Karya tulis ilmiah hasil pelaksanaan penelitian tindakan kelas (ptk)Operator Warnet Vast Raha
 

Similar to Final (20)

G/LD dan AUTIS
G/LD dan AUTISG/LD dan AUTIS
G/LD dan AUTIS
 
Digital Skill Education Concept:
Digital Skill Education Concept: Digital Skill Education Concept:
Digital Skill Education Concept:
 
Studi kasus anak perfeksionis
Studi kasus anak perfeksionisStudi kasus anak perfeksionis
Studi kasus anak perfeksionis
 
Lkt paudni materi
Lkt paudni materiLkt paudni materi
Lkt paudni materi
 
TUGAS BG TOMMY.doc
TUGAS BG TOMMY.docTUGAS BG TOMMY.doc
TUGAS BG TOMMY.doc
 
KELOMPOK DJAMILA.doc
KELOMPOK DJAMILA.docKELOMPOK DJAMILA.doc
KELOMPOK DJAMILA.doc
 
PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
PENDIDIKAN ANAK USIA DINIPENDIDIKAN ANAK USIA DINI
PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
 
Tugas perkembangan peserta didik kelompok ahli1
Tugas perkembangan peserta didik kelompok ahli1Tugas perkembangan peserta didik kelompok ahli1
Tugas perkembangan peserta didik kelompok ahli1
 
Makalah
MakalahMakalah
Makalah
 
Makalah Pembelajaran Anak Usia Dini.pdf
Makalah Pembelajaran Anak Usia Dini.pdfMakalah Pembelajaran Anak Usia Dini.pdf
Makalah Pembelajaran Anak Usia Dini.pdf
 
Makalah permasalahan anak sartina
Makalah permasalahan anak sartinaMakalah permasalahan anak sartina
Makalah permasalahan anak sartina
 
Proses observasi pembelajaran lingkungan paud al fikri
Proses observasi pembelajaran lingkungan paud al fikriProses observasi pembelajaran lingkungan paud al fikri
Proses observasi pembelajaran lingkungan paud al fikri
 
Afi Parnawi. Psikologi belajar. STAI IBNU SINA
Afi Parnawi. Psikologi belajar. STAI IBNU SINAAfi Parnawi. Psikologi belajar. STAI IBNU SINA
Afi Parnawi. Psikologi belajar. STAI IBNU SINA
 
Makalah psikologi perkembangan psikologi pada anak usia dini
Makalah psikologi perkembangan psikologi pada anak usia diniMakalah psikologi perkembangan psikologi pada anak usia dini
Makalah psikologi perkembangan psikologi pada anak usia dini
 
294a0c1b-9bb9-4bd3-8932-f3ed7fb1c4f5-2 - Modul 3.1 Miskonsepi Literasi dan Nu...
294a0c1b-9bb9-4bd3-8932-f3ed7fb1c4f5-2 - Modul 3.1 Miskonsepi Literasi dan Nu...294a0c1b-9bb9-4bd3-8932-f3ed7fb1c4f5-2 - Modul 3.1 Miskonsepi Literasi dan Nu...
294a0c1b-9bb9-4bd3-8932-f3ed7fb1c4f5-2 - Modul 3.1 Miskonsepi Literasi dan Nu...
 
Makalah permasalahan anak wa ode siadi
Makalah permasalahan anak wa ode siadiMakalah permasalahan anak wa ode siadi
Makalah permasalahan anak wa ode siadi
 
Psikologi pendidikan
Psikologi pendidikanPsikologi pendidikan
Psikologi pendidikan
 
Psikologi perkembangan. rizki alfi altati
Psikologi perkembangan. rizki alfi altatiPsikologi perkembangan. rizki alfi altati
Psikologi perkembangan. rizki alfi altati
 
Karya tulis ilmiah hasil pelaksanaan penelitian tindakan kelas (ptk)
Karya tulis ilmiah hasil pelaksanaan penelitian tindakan kelas (ptk)Karya tulis ilmiah hasil pelaksanaan penelitian tindakan kelas (ptk)
Karya tulis ilmiah hasil pelaksanaan penelitian tindakan kelas (ptk)
 
Karya tulis ilmiah hasil pelaksanaan penelitian tindakan kelas (ptk)
Karya tulis ilmiah hasil pelaksanaan penelitian tindakan kelas (ptk)Karya tulis ilmiah hasil pelaksanaan penelitian tindakan kelas (ptk)
Karya tulis ilmiah hasil pelaksanaan penelitian tindakan kelas (ptk)
 

Recently uploaded

Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdf
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdfPPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdf
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdfNatasyaA11
 
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPSKisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPSyudi_alfian
 
Catatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus PerilakuCatatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus PerilakuHANHAN164733
 
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdfWahyudinST
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdfPanduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdfandriasyulianto57
 
POWERPOINT BAHAN AJAR SENYAWA KELAS VIII SMP
POWERPOINT BAHAN AJAR SENYAWA KELAS VIII SMPPOWERPOINT BAHAN AJAR SENYAWA KELAS VIII SMP
POWERPOINT BAHAN AJAR SENYAWA KELAS VIII SMPAnaNoorAfdilla
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxarnisariningsih98
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxsyafnasir
 
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptxMTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptxssuser0239c1
 
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 TesalonikaMateri Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 TesalonikaSABDA
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxHeruFebrianto3
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxmtsmampunbarub4
 
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiIntanHanifah4
 
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaAbdiera
 
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptx
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptxSBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptx
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptxFardanassegaf
 
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdfrpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdfGugunGunawan93
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...MarwanAnugrah
 
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docxSILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docxrahmaamaw03
 

Recently uploaded (20)

Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdf
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdfPPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdf
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdf
 
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPSKisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
 
Catatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus PerilakuCatatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
 
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdfPanduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
 
POWERPOINT BAHAN AJAR SENYAWA KELAS VIII SMP
POWERPOINT BAHAN AJAR SENYAWA KELAS VIII SMPPOWERPOINT BAHAN AJAR SENYAWA KELAS VIII SMP
POWERPOINT BAHAN AJAR SENYAWA KELAS VIII SMP
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
 
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptxMTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
 
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 TesalonikaMateri Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
 
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
 
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
 
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptx
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptxSBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptx
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptx
 
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdfrpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
 
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docxSILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
 

Final

  • 1. 1 Makalah MATEMATIKA UNTUK ANAK USIA DINI Disusun Oleh : Melda Sari M (1506104210013) Dosen Pembimbing: Siti Naila Fauzia, S.Pd., M.Pd PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU PAUD FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SYIAH KUALA BANDA ACEH 2016
  • 2. 2 KATA PENGANTAR Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas berkat rahmat dan karunia-Nya saya dapat menyelesaikan makalah ini. Shalawat serta salam tak lupa pula kami panjatkan kepada junjungan Nabi besar Muhammad SAW sang pangeran yang telah membawa kita dari alam kejahiliyaan kepada alam yang penuh dengan pengetahuan ini. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan- kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang konstruktif sangat penulis harapkan demi sempurnanya makalah ini. Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya. Darussalam, 25 Desember 2016 Penulis
  • 3. 3 DAFTAR ISI Kata Pengantar . ...................................................................................................... 2 Daftar Isi................................................................................................................... 3 PENDAHULUAN BAB I 1.1 Latar Belakang.................................................................................................. 5 1.2 Rumusan Masalah. ............................................................................................ 5 1.3 Tujuan Masalah................................................................................................. 5 PEMBAHASAN BAB II (1) A. KARAKTERISTIK ANAK USIA DINI......................................................... 6 2.1 Pengertian Egosentris.......................................................................................... 6 2.2 Anak itu Bersifat Egosentris. .............................................................................. 6 2.3 Mengapa Anak Memiliki Sikap Egosentris. ....................................................... 6 3.1 Pengertian Rasa Ingin Tahu Tinggi..................................................................... 7 3.2 Pengertian Rasa Ingin Tahu Menurut Parah Ahli............................................... 8 3.3 Perkembangan Rasa Ingin tahu AUD ............................................................... 8 3.4 Mengapa Rasa Ingin Tahu itu Penting................................................................ 8 3.5 Strategi Pengembangan Rasa Ingin Tahu AUD,................................................ 9 4.1 Pengertian Imajinasi Daya Kuat......................................................................... 10 5.1 Anak adalah Makhluk Sosial.............................................................................. 11 6.1 Anak Memiliki Daya Konsentrasi yang Pendek................................................ 11 B. METODE PENGENALAN MTK AUD 2.1 Pengetian Metode Bercakap-cakap.................................................................... 12 2.2 Manfaat Metode Bercakap-cakap....................................................................... 12 2.3 Tujuan Metode Bercakap-cakap......................................................................... 12 2.4 Kelebihan dan Kelemahan metode bercakap-cakap. ......................................... 13 3.1 Pengertian Metode Pemberian Tugas................................................................. 13 3.2 Tujuan pemberian Tugas. ................................................................................... 13 3.3 Kelebihan dan Kelemahan Metode Pemberian Tugas........................................ 14 3.4 Manfaat Penggunaan Metode Pemberian Tugas. ............................................... 14 4.1 Pengertian Metode Tanya Jawab........................................................................ 15
  • 4. 4 4.2 Hal-Hal yang perlu Diperhatikan dalam Metode Tanya Jawab........................ 15 4.3 Kelebihan dan Kekurangan Tanya Jawab......................................................... 16 5.1 Pengertian Metode Demonstrasi. ....................................................................... 16 5.2 Manfaat Metode Demonstrasi............................................................................ 16 5.3 Tujuan Metode Demonstrasi............................................................................... 17 5.4 Kelebihan dan Kekurangan Metode Demonstrasi.............................................. 17 6.1 Pengertian Metode Eksperimen. ......................................................................... 18 6.2 Pengertian Metode Ekspriemen Menurut Parah Ahli. ........................................ 18 6.3 Manfaat Metode Eksprimen................................................................................ 18 6.4 Tujuan penggunaan Metode Eksperimen bagi AUD ........................................ 19 6.5 Kelebihan Dan Kelemahan Metode Eksperimen................................................ 19 C. CIRI-CIRI KESULITAN BERHITUNG PADA ANAK USIA DINI 2.1 Gangguan hubungan keruangan.......................................................................... 19 2.2 Kesulitan memahami konsep waktu................................................................... 20 2.3 Kesulitan memahami konsep kuantitas (jumlah)................................................ 20 2.4 Kesulitan mengenal dan memahami simbol. ...................................................... 20 2.5 Kesulitan dalam asosiasi visual-motor................................................................ 20 PEMBAHASAN BAB III (2) A. PEMANFAATAN MEDIA UNTUK PENGENALAN MATEMATIKA PADA ANAK USIA DINI 2.1 Pengertian Media Konkret.................................................................................. 21 2.2 Pengertian Media Visual..................................................................................... 21 2.3 Pengertian Media Audio..................................................................................... 22 2.4 Pengertian Media audio Visual........................................................................... 22 2.5 Pengertian Lingungan Sekitar. ........................................................................... 22 BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan........................................................................................................... 23 Daftar Pustaka.......................................................................................................... 24
  • 5. 5 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Matematika adalah ilmu tentang bilangan-bilangan, hubungan antar bilangan dan prosedur operasional yang digunakan dalam penyelesaian persoalan mengenai bilangan pusat pembinaan dan pengembangan bahasa (1991). Matematika adalah bahasa yang melambangkan serangkaian makna dari pernyataan yang ingin di sampaikan (suriasumantri, 1982) Matematika merupakan salah satu jenis pengetahuan yang dibutuhkan manusia dalam menjalankan kehidupannya sehari-hari. Misalnya ketika berbelanja maka kita perlu memilih dan menghitung jumlah benda yang akan dibeli dan harga yang harus dibayar. Bila kita berpikir tentang matematika maka kita akan membicarakan tentang persamaan dan perbedaan, pengaturan informasi atau data, memahami tentang angka, jumlah, pola-pola, ruang, bentuk, perkiraan dan perbandingan. Pengetahuan tentang matematika sebenarnya sudah bisa diperkenalkan pada anak sejak usia dini (usia lahir-6 tahun). 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan apa yang telah digambarkan dalam latar belakang, maka rumusan masalah yang diangkat dalam penelitian ini Bagaimana penerapan: Metode Pengenalan Matematika Pada Anak Usia Dini, Karakteristik Anak Usia Dini, Metode Pengenalan Mtk Aud, Ciri-Ciri Kesulitan Berhitung Pada Anak Usia Dini, Pemanfaatan Media untuk Pengenalan Matematika pada Anak Usia Dini, 1.3 Tujuan Masalah Agar anak mengetahui dasar-dasar pembelajaran berhitung matematika, sehingga pada saatnya nanti anak akan lebih siap mengikuti pembelajaran matematika pada jenjang pendidikan selanjutnya yang lebih komplek. 1. Dapat berpikir logis dan sistematis sejak dini melalui pengamatan terhadap benda-benda kongkrit, gambar-gambar atau angka-angka yang terdapat di sekitar anak. 2. Dapat menyesuaikan dan melibatkan diri dalam kehidupan masyarakat yang dalam kesehariannya memerlukan keterampilan berhitung, pemahaman konsep ruang, Memiliki ketelitian, konsentrasi, abstraksi dan daya apresiasi yang tinggi.
  • 6. 6 BAB II PEMBAHASAN KE 1 A. KARAKTERISTIK ANAK USIA DINI 2.1 Pengertian Egosentris Egosentris adalah tahap perubahan kognisi pada anak usia prasekolah (2-5 tahun) dimana si anak hanya dapat melihat satu point of view dan menganggap point of view orang lain selalu sama dengan point of view anak tersebut (Indra-PS).Sikap egosentris pada dasarnya adalah hal yang alamiah yang terjadi pada anak Egosentris, artinya anak lebih cenderung melihat dan memahami sesuatu dari sudut pandang dan kepentingannya sendiri. 2.2 Anak itu bersifat Egosentris Pada umumnya anak masih bersifat Egosentris. Ia cenderung melihat dan memahami sesuatu dari sudut pandang dan kepentingannya sendiri. Hal ini dapat dilihat dari perilakunya seperti masih berebut alat-alat mainan, menangis bila menghendaki sesuatu yang tidak dipenuhi oleh orang tuanya, atau memaksakan sesuatu terhadap orang lain. Karakteristik seperti ini terkait dengan perkembangan Kognitif nya yang menurut Piaget disebutkan bahwa anak usia dini sedang berada pada Fase Transisi dari Fase Pra-operasional (2-7 tahun) ke Fase Operasional Konkret (7-11 tahun). Pada Fase Operasional pola berfikir anak bersifat Egosentrik dan Simbolik sementara pada Fase Operasional Konkret anak sudah mulai menerapkan logika unutuk memahami persepsi-persepsi. 2.3 Mengapa Anak Memiliki Sikap Egosentris? Pernahkah anda mengalami hal demikian? Anak menangis, mengatakan bahwa anda (sebagai orang tua) tidak sayang bahkan tidak adil memperlakukan mereka? Padahal kita sudah memberikan semua yang kita bisa untuk anak. Kita pun memberikan kasih sayang yang sama
  • 7. 7 antara kakak dan adiknya, berupa belaian, pujian, baju, mainan, dan lain sebagainya. Mendengarkan jeritan anak seperti di atas, bukankah hati kita tersayat. Perlu anda ketahui, bahwa hal demikian adalah sekelumit contoh dari sikap anak yang disebut "Egosentris". usia dini adalah usia dimana anak masih dalam tahap berfikir Egosentris. Berfikir Egosentris adalah ketidakmampuan anak untuk melihat sudut pandang lain dalam melihat suatu masalah dan mementingkan diri sendiri. 3.1 Pengertian Rasa Ingin Tahu Tinggi Menurut presepsi anak, dunia ini dipenuhi dengan hal-hal yang menarik dan menakjubkan. Hal ini menimbulkan rasa keingintahuan anak yang tinggi. Rasa keingintahuan sangatlah bervariasi, tergantung dengan apa yang menarik perhatiannya. Sebagai contoh, anak lebih tertarik dengan benda yang menimbulkan akibat dari pada benda yang timbul dengan sendirinya. Dalam Brooks and Brooks, dikemukakan bahwa keuntungan yang dapat diambil dari rasa keingintahuannya adalah dengan menggunakan fenomena atau kejadian yang tidak biasa. Kejadian yang tidak biasa tersebut dapat menimbulkan ketidak cocokan kognitif, sehingga dapat memancing keinginan anak untuk tekun memecahkan permasalahan atau ketidak cocokan tersebut. Rasa ingin tahu sebagian besar merupakan naluri alami, rasa ingin tahu menganugerahkan manfaat kelangsungan hidup untuk spesies tertentu, dan dapat ditemukan dalam genom mereka. Itu wajar yang terjadi pada manusia, hewan dan khususnya bayi / balita.Meskipun manusia kadang-kadang dianggap sangat sangat ingin tahu, kadang-kadang tidak begitu banyak seperti pada hewan lain. Pengembangan Rasa anak ingin tahu sudah terlihat sejak saat kehidupan awal individu, semenjak awal kelahiran bayi sudah memperhatikan keinginan untuk menguasai lingkungan sekitar mereka, begitu tingkah laku bayi yang menunjukan penguasaan lingkungan diantaranya adalah saat berguling, duduk ,berjalan dan berbicara. bayi akan memalingkan anggota tubuhnya terhadap rangsangan cahaya dn bunyi-bunyi benda disekitar mereka.
  • 8. 8 3.2 Pengertian Rasa ingin tahu menurut parah ahli Menurut Shapiro (1997) bahawa rasa ingin tahu ada sejak kehidupan bayi mempunyai rasa ingin tahu tentang dunia. Contohnya, bila kita letakan jari kita ditelapak tangan bayi, ia akan mengenggam jari kita, kemudia bila bayi didudukan dipangkuan kita, matanya akan terbuka lebar ia akan memandang sekeliling Bredkamp (1987) mengatakan bahwa bayi dan anak usia dini belajar dengan mengeksperimen lingkungan melalui, melihat, mendengar, mencoba, tersenyum dan merasa dan menggerakan anggota tubuh, belajar melalui interaksi soosial. Reaksi bayi mengekspresikan keingintahuannya mereka dengan menegangkan otot muka, membuka mulut, menjulurkan lidah dan merengutkan dahi. Mayesky ( 1990 ) mengatakan bahwa setia usia masing-masing anak memiliki cara sendiri dalam merespon terhadap dunianya. Keingin tahuan anak terhadap dirinya sendiri terwujud dalam bentuk keingin tahuan mereka mengetahui tubuh , bagian tubuh , fungsi masing-masing bagian tubuh mereka, keingin tahuan anak juga berkembang terhadap orang misalkan anak bertanya mengapa orang berpakaian, bekerja dan berbicara dan mengapa orang yang lebih tua berbeda dengan orang yang lebih muda. 3.3 Perkembangan rasa ingin tahu AUD Rasa ingin tahu pada setiap orang amatlah penting. Semua orang pemikir besar, para jenius, adalah orang-orang dengan karakter penuh rasa ingin tahu. Sebut saja Thomas Alva Edison, Albert Einstein, Leonardo Da Vinci, adalah orang-orang besar yang hidup dengan rasa ingin tahu. Jadi jika para guru ingin menjadikan siswa-siswanya sebagai pemikir-pemikir besar jenius, maka ia harus mengembangkan rasa ingin tahu mereka. 3.4 Mengapa Rasa Ingin Tahu itu Penting?  Rasa ingin tahu membuat pikiran siswa menjadi aktif. Tidak ada hal yang lebih bermanfaat sebagai modal belajar selain pikiran yang aktif. Siswa yang pikirannya aktif akan belajar dengan baik, sebagaimana yang dijelaskan teori kontruktivisme, di mana siswa dalam belajar harus secara aktif membangun pengetahuannya.
  • 9. 9  Rasa ingin tahu membuat siswa anda menjadi para pengamat yang aktif. Salah satu cara belajar adalah yang terbaik adalah dengan mengamati. Banyak ilmu pengetahuan yang berkembang karena berawal dari sebuah pengamatan, bahkan pengamatan yang sederha sekalipun.  Rasa ingin tahu akan membuka dunia-dunia baru yang memantang dan menarik siswa untuk mempelajarinya lebih dalam. Jika ada banyak hal yang membuat munculnya rasa ingin tahu pada diri siswa, maka jendela dunia-dunia baru yang menantang akan terbuka buat mereka.  Rasa ingin tahu membawa kejutan-kejutan kepuasan dalam diri siswa, dan meniadakan rasa bosan untuk belajar. Jika jiwa siswa dipenuhi dengan rasa ingin tahu akan sesuatu, maka mereka akan dengan segala keinginan dan kesukarelaan akan mempelajarinya. Setelah memuaskan rasa ingin tahunya, mereka akan merasakan betapa menyenangkannya hal tersebut. 3.5 Strategi Pengembangan Rasa ingin tahu AUD Rasa ingin tahu sangat penting dimiliki anak sejak dini. Untuk itu, orangtua seharusnya bisa memupuk sifat ini sejak dini guna merangsang kreativitas di masa depannya. Keinginan mengetahui berbagai hal dapat menjadi modal penting bagi anak-anak dalam menjalani masa depannya. Jika perasaan ingin tahu rendah, maka efek negatif di kemudian hari. Untuk itu, tak ada salahnya bagi orangtua membantu anak-anak mereka dalam menumbuhkan rasa ingin tahunya. Berikut ini beberapa cara yang dapat dilakukan,dalam pengembangan rasa ingin tahu anak : 1. Mendorong bentuk perhatian mental, seperti kesadaran Sebagai orangtua bisa mengajarkan anak untuk mengamati segala sesuatu yang ada di sekitar. Cobalah ajak berjalan-jalan, lihatlah lingkungan sekitar, dan dengarkan semua suara yang bisa mereka dengar. 2. Memberi anak kesempatan untuk mengeksplorasi ide-ide baru dan topik secara mendalam Orang tua bisa mendorong anak untuk berbicara tentang apa yang mereka pikirkan, dan
  • 10. 10 biarkan mereka mengajukan banyak pertanyaan dan menarik kesimpulan sendiri. Misalnya, mendukung hobi anak . 3. Biarkan anak-anak bereksperimen Dengan melakukan eksperimen sendiri, rasa ingin tahu anak-anak akan tumbuh dengan sendirinya. Sebagai orangtua, tugas Anda hanya membantu untuk berpikir tentang pertanyaan dengan cara seluas mungkin. 4. Menyediakan program aktivitas yang sesuai dengan minat dan kebutuhan anak. Dengan tersedianya aktivitas yang sesuai dengan minat anak dan kebutuhan anak akan menimbulkan kesenangan, kelakuan melakukan eksplorasi, investigasi aktifitas yang disediakan. 4.1 Pengertian Imajinasi Daya Kuat Kemampuan Imajinasi Daya anak merupakan bagian dari aktivitas otak kanan yang bermanfaat untuk kecerdasannya. Di masa balita Imajinasi Daya merupakan bagian dari tugas perkembangannya, sementara pada anak usia sekolah, imajinasi anak berada pada tahap intensitas paling kuat. Sehingga anak memiliki daya menghafal paling kuat, memorisasi yang paling kuat dengan materi ingatan yang paling banyak. Imajinasi anak ini berkembang seiring dengan berkembangnya kemampuan berbicara. Dan menjadi sarana bagi anak untuk belajar memahami realitas keberadaan dirinya juga lingkungannya. Imajinasi lahir dari proses mental yang manusiawi. Proses ini mendorong semua kekuatan yang bersifat emosi untuk terlibat dan berperan aktif dalam merangsang pemikiran dan gagasan kreatif, serta memberikan energi pada tindakan kreatif. Dunia anak adalah dunia yang penuh kejutan. Dunia bermain yang kaya akan cetusan- cetusan imajinasi anak dalam bungkus ekspresi yang demikian jujur dan alami serta menakjubkan. Periode seperti inilah yang harus menjadi perhatian orangtua agar tidak terlewati begitu saja dan bisa membantu menumbuhkan imajinasi anak.
  • 11. 11 5.1 Anak adalah Makhluk Sosial Anak-anak senang jika bermain bersama teman. walau terkadang terjadi perkelahian atau pertengkaran, hal tersebut wajar. Karakteristik ini terlihat ketika bermain. semakin usia anak bertambah, semakin cakap kemampuan bersosialisasi anak. mulanya anak bermain bersama teman walau belum ada percakapan. kemudian, anak-anak bermain bersama walau yang mereka mainkan berbeda. Akhirnya anak-anak bisa bermain bersama dalam suatu permainan. 6.1 Anak Memiliki Daya Konsentrasi yang Pendek Bahwa konsentrasi merupakan sesuatu yang terberikan dan berkaitan dengan fungsi kerja otak. Kemampuan memfokuskan perhatian ini dipengaruhi beberapa hal lain, seperti : 1) kemampuan indra (penglihatan dan pendengaran) yang berfungsi menerima rangsang, 2) kemampuan gerak motorik (dalam mengerjakan sesuatu), serta 3) peran lingkungan (dalam memberikan rangsang atau stimulus). Dini yang berusia 4 tahun, sedang membaca (melihat-lihat) isi buku. Dia tampak asyik sekali. Namun beberapa saat kemudian, dia tampak sudah berlari-lari sambil tertawa kegirangan. Tak berapa lama kemudian, Dini sudah asyik dengan bonekanya. Yaaa…tampaknya Dini termasuk anak yang mudah bosan dengan suatu kegiatan. Sebenarnya hal ini adalah suatu yang wajar terjadi pada anak usia dini. Ilustrasi tersebut menggambarkan bahwa anak cenderung tidak bisa bertahan lama untuk suatu kegiatan atau dengan kata lain, daya konsentrasinya cenderung pendek dan bukan karena anak itu mudah bosan. Menurut Berg (1988), rentang perhatian anak usia 5 tahun untuk duduk tenang memperhatikan sesuatu adalah sekitar 10 menit, kecuali untuk melakukan hal-hal yang bisa membuatnya senang. Implikasi dari karakteristik anak yang seperti ini, adalah apabila hendak memberikan suatu kegiatan pada anak, maka kegiatan tersebut janganlah terlalu lama.
  • 12. 12 B. METODE PENGENALAN MTK AUD 2.1 Pengetian Metode Bercakap-cakap Metode Becakap-cakap adalah salah satu penyampaian bahan pengembangan yang dilaksanakan melalui bercakap-cakap dalam bentuk tanya jawab antara anak dengan guru, atau anak dengan anak. Jenisnya antara lain: bercakap-cakap bebas, berdasar-kan gambar seri, atau berdasarkan tema. Pada metode bercakap-cakap interaksi yang terjadi antara guru dengan anak didik, atau antara anak dengan anak bersifat menyenangkan berupa dialog yang tidak kaku. Topik percakapan dapat bebas ataupun ditentukan. Dalam percakapan tersebut, guru bertindak sebagai fasilitator, artinya guru lebih banyak memotivasi anak dengan harapan anak lebih aktif dalam mengemukakan pendapatnya atau mengekpresikan secara lisan. 2.2 Manfaat Metode bercakap-cakap Dra Moeslichatun (199:95) menyatakan bahwa metode bercakap-cakap mempunyai manfaat:  Meningkatkan keberanian anak untuk menyatakan secara lisan apa yang harus dilakukan oleh diri sendiri dan anak lain.  Meningkatkan keberanian anak untuk mengadakan hubungan dengan anak lain atau dengan gurunya agar terjalin hubungan social yang menyenangkan  Dengan seringnya kegiatan bercakap-cakap diadakan, semakin banyak informasi baru yang diperoleh anak yang bersumber dari guru atau anak lain. Penyebaran informasi dapat memperluas pengetahuan dan wawasan anak tentang tujuan dan tema yang ditetapkan guru. 2.3 Tujuan Metode bercakap-cakap Dengan mengunakan metode bercakap-cakap tujuan pengembangan bahasa yang ingin dicapai antara lain:  Mengembangkan kecakapan dan keberanian anak dalam menyampaikan pendapatnya kepada siapapun  Memperbaiki ucapan dan lafal anak  Menambah perbendaharaan/kosa kata
  • 13. 13  Melatih daya pikir dan fantasi anak  Menambah pengetahuan dan pengalaman anak didik  Merangsang anak untuk belajar membaca dan menulis. 2.4 Kelebihan dan kelemahan metode bercakap-cakap a. Kelebihannya:  Anak mendapat kesempatan untuk mengemukakan ide-ide dan pendapatnya  Anak mendapat kesempatan untuk menyumbangkan gagasannya  Hasil belajar dengan metode bercakap-cakap bersifat fungsional karena topic/tema yang menjadi bahan percakapan dalam keseharian dan di lingkungan anak. b. Kelemahan  Membutuhkan waktu yang cukup lama  Memerlukan ketajaman dalam menangkap inti pembicaraan  Dalam prakteknya, percakapan akan selalu didominasi oleh beberapa orang saja.  Implementasi metode bercakap-cakap pada pengembangan bahasa garis-garis besar program kegiatan belajar taman kanak-kanak 1994. 3.1 Pengertian Metode Pemberian Tugas: Metode pemberian tugas adalah pemberian kegiatan belajar mengajar dengan memberikan kesempatan kepada anak untuk melaksanakan tugas yang telah disiapkan oleh guru. Metode pemberian tugas merupakan tugas atau pekerjaan yang sengaja diberikan kepada anak TK yang harus dilaksanakan dengan baik. Tugas itu diberikan kepada anak TK untuk member kesempatan kepada mereka untuk menyelesaikan tugas yang didasarkan pada petunjuk lansung dari guru yang sudah dipersiapkan sehingga anak dapat menjalani secara nyata dan melaksanaknan dari awal sampai tuntas. 3.2 Tujuan pemberian Tugas Tujuan dari penggunaan metode penugasan adalah untuk merangsang anak untuk aktif belajar baik secara individual maupun kelompok.
  • 14. 14  Anak memperoleh pemantapan cara mempelajari materi pelajaran secara lebih efektif karna dalam kegiatan melaksanakan tugas itu anak memperoleh pengalaman belajar untuk memperbaiki cara belajar yang kurang tepat.  Untuk meningkatkan keterampilan berfiki, yaitu keterampilan pada kemampuan yang paling sederhana sampai ke yang kompleks yaitu dari kemampuan mengingat sampai kemampuan problem solve.  Anak mampu meningkatkan kemampuan berfiirnya dalam kaitan pengembangan kreativitas, bahasa, berhitung, music, bermain, dan ilmu pengetahuan alam. 3.3 Kelebihan dan Kelemahan Metode Pemberian Tugas a. Kelebihan metode pemberian tugas  Membuat peserta didik aktif belajar  Merangsang peserta didik belajar lebih banyak, baik dekat dengan guru maupun pasa saat jauh dari guru di dalam sekolah maupun di luar sekolah  Mengembangkan kemandirian peserta didik  Membina tanggung jawab dan disiplin peserta didik  Mengembangkan kreativitas peserta didik b. Kelemahan Metode Pemberian Tugas  Sulit mengontrol peserta didik apakah belajar sendiri atau dikenakan orang lain  Sulit memberikan tugas yang sesuai dengan perbedaan individu peserta didik  Tugas yang monoton dapat membosankan peserta didik  Tugas yang banyak dan sering dapat membuat beban dan keluhan peserta didik  Tugas kelompok dikerjakan oleh orang tertentu atau peserta didik yang rajin dan pintar 3.4 Manfaat Penggunaan Metode Pemberian Tugas adalah : 1. Untuk memberikan pengalaman belajar yang dapat meningkatkan cara belajar yang lebih baik dan memantapkan penguasaan perolehan hasil belajar. 2. Bila dirancang secara proportional dapat meningkatkan bagaimana cara belajar yang benar.
  • 15. 15 3. Apabila diberikan secara teratur, berkala akan menanamkan sikap belajar yang positif yang pada gilirannya dapat memotivasi anak untuk belajar sendiri, berlatih sendiri, dan memelajari kembali sendiri. 4. Apabila dirancang secara tepat dan seksama akan menghasilkan prestasi belajar secara optimal. 5. Bila menggunakan bahan yang bervariasi sesuai denga kebutuhan dan minat, maka memberikan arti yang besar bagi anak TK dalam konteks dapat membangkitkan minat anak terhadap tugas yang akan diberikan berikutnya. 4.1 Pengertian Metode Tanya Jawab: Metode Tanya jawab adalah cara penyajian pelajaran dalam bentuk pertanyaan yang harus dijawab, terutama dari guru kepada siswa, tetpi dapat pula dari siswa kepada guru. Metode tanya jawab adalah yang tertua dan banyak digunakan dalam proses pendidikan, baik di lingkungan keluarga, masyarakat maupun sekolah. Metode Tanya jawab adalah di laksanakan dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan yang dapat memberi-kan rangsangan agar anak aktif untuk berpikir. Melalui pertanyaan guru, anak akan berusaha untuk memahaminya dan menemukan jawabannya. Alipandie (1985:97) mengatakan metode tanya jawab adalah penyampaian pelajaran oleh guru dengan jalan mengajukan pertanyaan dan siswa menjawab. Djajojodisastro (1984:97) bahwa metode Tanya jawab merupakan suatu cara menyampaikan bahan pelajaran dalam bentuk pertanyaan yang harus dijawab oleh murid pada saat itu juga. 4.2 Hal-Hal yang perlu Diperhatikan dalam Metode Tanya Jawab 1. Susublah pertanyaan dalam bahasa yang mudah di pahami murid. 2. Guru harus mengarahkan pertanyaan pada seluruh kelas. 3. Berikan waktu yang cukup untuk memikirkan jawaban pertanyaan, sehingga murid dapat merumuskannya dengan sistematis. 4. Agar sebanyak-banyaknya murid memperoleh giliran menjawab pertanyaan dan jika seseorang tidak dapat menjawab segera, giliran di berikan kepada murid yang lain. 5. Pertanyaan harus di bedakan dalam golongan pertanyaan pikiran dan pertanyaan reproduksi atau pertanyaan yang meminta pendapat dan hanya fakta-fakta.
  • 16. 16 4.3 Kelebihan dan Kekurangan Tanya Jawab a. Kelebihan Metode Tanya Jawab  Pertanyaan dapat menarik dan memusatkan perhatian siswa, sekalipun ketika itu siswa sedang ribut, yang mengantuk kembali tegar dan hilang kantuknya.  Merangsang siswa untuk melatih dan mengebangkan daya piker, termasuk daya ingatan.  Mengembangkan keberanian dan keterampilan siswa dalam menjawab dan mengemukakan pendapat. b. Kekurangan Metode Tanya Jawab  Siswa merasa takut, apabila guru kurang dapat mendororng siswa untuk berani, dengan menciptakan suasana yang tidak tegang melainkan akrab.  Tidak mudah membuat pertanyaan yang sesuai dengan tingkat berpikir dan mudah dipahami siswa.  Waktu sering banyak terbuang, terutama apabila siswa tidak dapat menajawab pertanyaan sampai dua atau tiga orang.  Dalam jumlah siswa yang banyak, tidak mungkin cukup waktu untuk memberikan pertanyaan kepada setiap siswa. 5.1 Pengertian Metode Demonstrasi Metode Demonstrasi adalah suatu cara untuk mempertunjukan atau memperagakan suatu objek atau proses dari suatu kegiatan atau peristiwa. Metode demonstrasi merupakan suatu strategi pengembangan dengan cara memberikan pengalaman belajar melalui perbuatan melihat dan mendengarkan diikuti dengan meniru pekerjaan yang didemonstrasikan. Menurut Syaiful Bahri Djamarah, metode demonstrasi adalah metode yang digunakan untuk memperlihatkan sesuatu proses atau cara kerja suatu benda yang berkenaan dengan bahan pelajaran. 5.2 Manfaat Metode Demonstrasi a. Perhatian anak dapat lebih dipusatkan b. Proses belajar anak lebih terarah pada materi yang sedang dipelahari. c. Pengalaman dan kesan sebagai hasil pembelajaran lebih melekat dalam diri anak
  • 17. 17 Metode demonstrasi memiliki 2 fungsi, yaitu : a. Dapat dipergunakan untuk memberikan ilustrasi dalam menjelaskan informasi kepada anak. b. Membantu meningkatkan daya pikir anak usia dini terutama daya pikir dalam anak dalam meningkatkan kemampuan mengenal, mengingat, berpikir konvergen dan berpikir evaluatif. 5.3 Tujuan Metode Demonstrasi Demonstrasi merupakan satu wahana untuk memberikan pengalaman belajar agar anak dapat menguasai kemampuan yang diharapkan dengan lebih baik. Tujuan metode demonstrasi adalah peniruan terhadap model yang dapat dilakukan dan memberikan pengalaman belajar melalui penglihatan dan pendengaran. Metode demonstrasi memberikan kesempatan kepada anak untuk memperkirakan apa yang akan terjadi, bagaimana hal itu dapat terjadi, dan mengapa hal itu terjadi. 5.4 Kelebihan dan kekurangan Metode Demonstrasi a. Kelebihan Metode demonstrasi antara lain :  Membantu anak didik memahami dengan jelas jalannya suatu proses atau kerja suatu benda/peristiwa.  Memudahkan berbagai jenis penjelasan  Kesalahan-kesalahan yang terjadi dari hasil ceramah dapat diperbaiki melalui pengamatan dan contoh konkret.  Perhatian anak dapat lebih terpusatkan  Anak dapat ikut serta aktif apabila demonstrasi langsung dilanjutkan dengan eskperimen b. Kelemahan metode demonstrasi antara lain :  Tidak semua benda/peristiwa dapat didemonstrasikan.  Sukar dimengerti apabila didemonstrasikan oleh guru yang kurang menguasai apa yang didemonstrasikan.
  • 18. 18  Apabila tidak dilanjutkan dengan eksperimen ada kemungkinan anak menjadi lupa, dan materi belajar tidak akan bermakna karena tidak menjadikan pengalaman belajar 6.1 Pengertian Metode Eksperimen Metode Eksprimen adalah metode eksperimen adalah sebuah metode yang memberikan kesempatan pada anak untuk melatih melakukan pembuktian langsung dengan mengadakan percobaan, mengamati proses percobaan, dan menemukan simpulan atas kejadian dalam proses penelitiannya, melalui eksperimen anak tidak menelan begitu saja sejumlah informasi yang diperolehnya tetapi akan berusaha untuk mengelola perolehanya dengan membandingkan tahap fakta yang diperolehnya dalam percobaan yang dilakukan, Anggraeni 6.2 Pengertian Metode Ekspriemen menurut parah ahli Menurut Anggraeni (2012:30) metode eksperimen adalah suatu cara penyajian materi pelajaran dimana anak secara aktif mengalami dan membuktikan sendiri tentang apa yang sedang dipelajarinya. Melalui metode ini, anak secara total dilibatkan dalam melakukan sendiri, mengikuti suatu proses, mengikuti suatu objek, menganalisis, membuktikan, dan menarik kesimpulan sendiri tentang suatu objek, keadaan ataupun proses. Djamarah (2000) metode eksperimen adalah metode pemberian kesempatan kepada anak usia dini perorangan atau kelompok, untuk dilatih melakukan suatu proses atau percobaan. Winataputra (2005) Metode eksperimen merupakan metode mengajar dalam penyajian atau penambahan materinya melalui percobaan atau mencoba sesuatu serta mengamati secara proses. 6.3 Manfaat Metode Eksprimen Anak memiliki sifat ingin tahu oleh karena itu, metode eksperimen sangat mendukung optinialisasi potensi intelektual yang sesuai dengan taraf berpikir anak pada masa ini. Jean Piaget membuat pernyataan tentang bagaimana anak belajar, yaitu sebagai berikut. "Anak seharusnya mampu melakukan percobaan dan penelitian sendiri. Pendidik, tentu saja, bisa menuntun anak-anak dengan menyediakan bahan-bahan yang tepat, tetapi yang terpenting agar anak dapat memahami sesuatu, ia harus menggunakan pengertian itu sendiri, ia harus menemukannya sendiri".
  • 19. 19 6.4 Tujuan penggunaan metode eksperimen bagi anak 1. Menjelaskan tentang proses terjadinya sesuatu. 2. Memberikan pengalaman kepada anak tentang proses terjadinya sesuatu. 3. Membuktikan tentang kebenaran sesuatu. 6.5 Kelebihan Dan Kelemahan Metode Eksperimen a. Kelebihan metode eksperimen  Metode ini membuat anak lebih percaya atas kesimpulan berdasarkan percobaannya sendiri.  Anak dapat lebih mengembangkan sikap dan rasa ingin tahu untuk eksplorasi (menjelajahi).  Terbina manusia yang dapat mengembangkan inovasi baru.  Metode ini menerapkan prinsip learning by experiencing (belajar dari pengalaman) dalam belajar. b. Kelemahan metode eksperimen  Metode ini hanya untuk konsep sains/ilmu alam dan teknologi.  Metode ini memerlukan alat, fasilitas dan bahan yang lengkap.  Faktor keselamatan perlu diperhitungkan terutama eksperimen menggunakan cairan kimia.  Apabila pendidik belum pengalaman, hasilnya tidak sesuai harapan. C. CIRI-CIRI KESULITAN BERHITUNG PADA ANAK USIA DINI 2.1 Gangguan hubungan keruangan Konsep hubungan keruangan seperti atas-bawah, puncak-dasar, jauh-dekat, tinggi-rendah, depan-belakang dan awal-akhir. Anak-anak memperoleh pemahaman tentang berbagai konsep hubungan keruangan tersebut dari pengelaman mereka dalam berkomunikasi dengan lingkungan sosial mereka atau melalui berbagai permainan. Adanya gangguan dalam memahami konsep hubungan keruangan dapat mengganggu pemahaman anak tentang sisitem bilangan secara keseluruhan. Karena adanya gangguang tersebut, anak mungkin tidak mampu merasakan jarak antara angka-angka pada garis bilangan
  • 20. 20 atau penggaris, dan mungkin anak juga tidak tahu bahwa angka 3 lebih dekat ke angka 4 dari pada ke angka 6. 2.2 Kesulitan memahami konsep waktu Pemahaman tentang waktu biasanya melipuit sebentar, lama, kemarin, besok dan sebagainya. Pemahaman tersebut diperoleh anak karena adanya komunikasi dengan lingkungan sosial. Anak yang memiliki kesulitan belajar sering tidak memiliki lingkungan yang tidak kondusif bagi terjalinnya komunikasi yang intensif untuk memperoleh tentang konsep semacam itu. Disamping itu, adanya gangguan fungsi otak juga dapat menyebabkan anak mengalami kesulitan dalam memahami konsep waktu. 2.3 Kesulitan memahami konsep kuantitas (jumlah) Pada umumnya anak-anak memahami tentang konsep kuantitas dari pergaulan mereka dengan lingkungan sosialnya, baik di dalam keluarga maupun di luar lingkungan keluarga. Disamping dari lingkungan keluarga yang sulit bergaul, gangguan fungsi otak dan lingkungan social yang tidak kondusif dapat menyebabkan anak mengalami kesulitan dalam memahami konsep kuantitas, seperti banyak, sedikit, lima, tujuh dan sebagainya. 2.4 Kesulitan mengenal dan memahami simbol Anak berkesulitan belajar matematika sering mengalami kesulitan dalam mengenal dan menggunakan simbol-simbol matematika seperti +, -, =, >, < dan sebagainya. Kesulitan semacam ini disebabkan adanya gangguan memori atau ingatan dan juga adanya persepsi fisual atau penglihatan. 2.5 Kesulitan dalam asosiasi visual-motor Anak berkesulitan belajar matematika sering tidak dapat menghitung benda-benda secara berurutan sambil menyebutkan bilangannya, “satu, dua, tiga, empat, lima. Anak mungkin baru memegang benda yang ketiga tetapi telah mengucapkan “lima”, atau sebaliknya, telah menyentuh benda kelima tetapi baru mengucapkan “tiga”. Anak-anak semacam ini dapat memberikan kesan mereka hanya mengafal bilangan tanpa memahami maknanya.
  • 21. 21 BAB III PEMBAHASAN KE 2 A. PEMANFAATAN MEDIA UNTUK PENGENALAN MATEMATIKA PADA ANAK USIA DINI Matematika diberikan pada anak usia dini, melalui sesuatu yang kongkrit menuju abstrak. Berikut tahapannya: 2.1 Pengertian Media Konkret Media konkret adalah segala sesuatu yang nyata dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat siswa sehingga proses pembelajaran dapat berjalan lebih efektif dan efesien menuju kepada tercapainya tujuan yang diharapkan. Fungsi Media Konkret Mulyani Sumantri, (2004) mengemukakan bahwa secara umum media konkret berfungsi sebagai a) Alat bantu untuk mewujudkan situasi bejar mengajar yang efektif, b) Bagian integral dari keseluruhan situasi mengajar, c) Mengembangkan motivasi belajar siswa, d) Mempertinggi mutu pembelajaran. 2.2 Pengertian Media Visual Media visual. Media yang dapat memberikan rangsangan-rangsangan visual seperti gambar/photo, sketsa, diagram, bagan, grafik, kartun, poster, papan buletin, dan lainnya. Media visual adalah media yang hanya dapat dilihat. Yang termasuk dalam media ini, misalnya gambar, kartu angka, flashcard, benda tiga dimensi (dadu angka, balok, menara ngka, pohon hitung), model realia ataubenda nyata, dan sebagai nya
  • 22. 22 2.3 Pengertian Media Audio Media Audio adalah media yang mengandung pesan dalam bentuk auditif (hanya dapat didengar) yang dapat merangsang pikiran, perasaan, dan kemauan anak untuk mempelajari isi tema. Misalnya: kaset lagu anak-anak, dan sebagainya Alat atau media yang hanya mengandung pesan auditif (didengar saja). Media audio dapat menstimulasi perasaan dan pikiran anak, sehingga muncullah keinginan anak untuk melakukan sesuatu. Seperti: kaset tip, recorder, dan sebagainya. 2.4 Pengertian Media audio visual Media audio visual adalah alat-alat yang ”audible” artinya dapat didengar dan yang ”visible” artinya dapat dilihat. Misalnya pembelajaran dengan multimedia, televisi, CD Pembelajaran matematika, Alat atau media yang audible (dapat dilihat), dan visible (dapat didengar). Seperti: video multimedia, televisi, dan sebagainya. Media audio visual merupakan kombinasi dari media audio dan media audio visual atau media pandang dengar. 2.5 Pengertian Lingungan Sekitar Lingkungan Sekitar adalah dapat dimanfaatkan untuk pengenalan matematika anak usia dini, bahkan dengan pemanfaatan lingkungan sekitar ini akan lebih mendorong anak untuk memahami konsep matematika secara alamiah. Contoh kegiatanya antara lain pembelajaran diluar kelas, eksperimen, eksplorasi, dan sebagai nya. Lingkungan sekitar juga dapat menjadi alat dan media pengenalan matematika pada anak usia dini. Pemanfaatan lingkungan sekitar dapat lebih mendorong anak dalam memahami konsep matematika secara alamiah. Seperti: pembelajaran di luar kelas, percobaan sains, dan sebagainya.
  • 23. 23 BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Kesimpulan, matematika adalah sesuatu yang berkaitan dengan ide-ide/konsep-konsep abstrak yang tersusun secara hirarkis melalui penalaran yang bersifat deduktif, sedangkan matematika di PAUD adalah kegiatan belajar tentang konsep matematika melalui aktifitas bermain dalam kehidupan sehari-hari dan bersifat Ilmiah. Bagi guru TK khususnya, diharapkan mampu menerapkan metode yang tepat dalam proses pembelajaran, utamanya dalam kegiatan metode berhitung dalam matematika. Hal ini disebabkan karena tidak semuanya anak normal, kadang kalah ada anak yang mempunyai kepribadian yang lain, misalnya autis, dan ini tentunyan membutuhkan keterampilan yang tepat.
  • 24. 24 DAFTAR PUSTAKA Nugroho, Erwin Setyo. 2008. Egois-Egosentrisme Bahri djamarah, syaiful. 2010. Metode demonstrasi dan metode permainan. Jakarta: rineka cipta. Hartati. Sophia, Perkembangan Belajar pada Anak Usia Dini. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, 2005