SlideShare a Scribd company logo
1 of 136
Download to read offline
Konferensi Pers Akhir Tahun 2013

Mendidik Sejak Dini
Sekolah Setinggi Mungkin
Menjangkau Lebih Luas
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Jakarta, 30 Desember 2013

1
AGENDA
A

Pengantar

B

Capaian 2013

C

Rencana 2014

D

Lain-Lain

2
A
PENGANTAR

3
....Indonesia’s economy has enormous promise...
.... Indonesia’s recent impressive economic performance is not widely understood ....

Perlu dipersiapkan
social engineering

Perlu peningkatan
akses, kualitas dan
relevansi
pendidikan

Sumber: Archipelago Economy: Unleashing Indonesia’s Potential (McKinsey Global Institute, 2012)

4
“Best scenario” simulation of estimated time required to become highincome countries for middle-income countries in Emerging Asia (years)

Source: Economic Outlook for Southeast Asia, China and India 2014: Beyond the Middle-Income Trap (OECD, 2013)

Note: Based on World Bank’s criterion for classifying economies, high-income countries are defined as
having GNI per capita above USD 12,000 in 2013.

5
Tren Permintaan terhadap Tenaga Terampil di Negara Maju
.... Permintaan terhadap tenaga terampil di negara maju terus meningkat ....
Demand for Skilled and Unskilled Workers, reflected in employment rates, 1980-2000

Sumber: Yidan Wang, 2012. Education in a Changing World: Flexibility, Skills, and Employability

6
Bonus Demografi:

Mempersiapkan Generasi Emas 100 Tahun Indonesia Merdeka
Population (000)

(%)

Window of
opportunity

350.000
300.000

100,0
90,0
80,0

250.000

70,0
60,0

200.000

50,0
150.000

40,0
30,0

100.000

20,0

50.000

10,0

0

Population

2050

2045

2040

2035

2030

2025

2020

2015

2010

2005

2000

1995

1990

1985

1980

1975

1970

1965

1960

1955

1950

0

Dependency ratio

Indonesian median age < 30 years (2012)
Indonesia has the demographic window of opportunity while Asia is aging ....
Source: United Nations, 2013

7
Generasi Emas 100 Tahun Indonesia Merdeka
Strukutur Penduduk Indonesia
Tahun 2010
90+

0,28

80-89

Pendidikan Menengah Universal (PMU) & Kurikulum 2013
Pendidikan Tinggi yang berkualitas dan berdaya saing
Pendidikan Dasar berkualitas dan merata
Pendidikan karakter
Memastikan semua penduduk usia sekolah bersekolah

10,75

50-59

20,01

40-49

Generasi 100 thn Merdeka
(Usia pada tahun 2045)

Jumlah Penduduk:
317 Juta orang

5,43

60-69

Kelompok umur

Jumlah Penduduk:
237 Juta orang

1,58

70-79

Periode Bonus Demografi
2010-2035

45-54 tahun
30,57

30-39

35-44 tahun
38,34

20-29

41,20

10-19

43,55

0-9

45,93
0,00

10,00 20,00 30,00 40,00 50,00
Jumlah Penduduk (juta)

Sumber: Badan Pusat Statistik, 2011 dan United Nations 2013

Paudisasi
Pendidikan Dasar berkualitas dan merata
Pendidikan karakter
Memastikan semua penduduk usia sekolah bersekolah

8
Global youth unemployment and unemployment rate, 1991–2013

… Globally, the ratio of youth to adult unemployment rates hardly changed in recent years, and stands
at 2.7 in 2013. Young people therefore continue to be almost three times more likely than adults to be
unemployed, and the upward trend in global unemployment continues to hit them strongly…
Sumber: ILO, 2013
9
Daya Saing Indonesia
di Antara 148 Negara Dunia
rangking

rangking

50

38

kenaikan

+12
Indonesia nomor 3
di dunia dengan
kenaikan tertinggi.

10
Rekapitulasi Perubahan Ranking Daya Saing
2012-2013 vs 2013/2014
No
A

Perubahan Ranking GCI
2012/2013 vs 2013/2014

Daftar Negara (Contoh)

57

Naik
1-5

Jumlah
Negara

Peringkat

37

New Zealand (5), Emirat Arab (5), USA (2), Jerman (2), Jepang (1)

6-10 Peringkat

16

Kenya (10), Mauritius (9), Suriname (8), Azerbaijan (7), Malta (6)

11-15 Peringkat

4

B

Tetap

14

C

Turun

Ekuador (15), Lesotho (14), Indonesia (12), Swaziland (11)

72

Singapore, Finlandia, Cina, Switzerland dan Kanada

1-5 Peringkat

Yaman (-5), Yordania (-4), Denmark (-3), Inggris (-2), Polandia (-1)

6-10 Peringkat

22

Argentina (-10), Pakistan (-9), Brasil (-8), Italia (-7), Korsel (-6)

11-21 Peringkat
D

38
12

Honduras (-21), Iran (-16), Mongolia (-14), Lebanon (-12), Uruguay (-11)

Tidak ada data
Jumlah

5

148

Sumber: Global Competitiveness Report 2013/2014 (World Economic Forum, 2013)

11
Global Competitiveness Index 2013/2014: Indonesia

........ daya saing Indonesia lebih tinggi dari rata-rata daya saing
negara-negara kategori efficieny-driven economy (GDP per capita US$ 3,000 - 8,999) .........

12
Global Competitiveness Index Indonesia:
2012/2013 vs 2013/2014
Health and Primary Education

5,69

Indeks

5,71

4,53

4,40

0,37%
3,08%

2012/2013

2012/2013

2013/2014

Higher Education and Training

2013/2014

4,17

Ranking

4,30
3,03%

50
38

2012/2013
12

2013/2014

Innovation

Peringkat

2012/2013

2013/2014

(144 Negara)

(148 Negara)

3,61
2012/2013

3,82

5,75%

2013/2014
13
Perbandingan Internasional School Life Expectancy

Sumber: UNESCO dan Bank Dunia, 2012 dalam World Atlas of Gender Equity in Education

14
Peningkatan akses, kualitas dan
relevansi pendidikan menjadi sangat
penting untuk merespon tantangan
Abad ke-21

Mendidik sejak dini (start earlier)
Sekolah setinggi mungkin (stay longer)
Menjangkau lebih luas (reach wider)
15
Rata-rata Lama Sekolah Penduduk Usia ≥ 15 tahun (tahun):
Perspektif Internasional
No

Negara

1

Amerika

2

1995

2005

2010

No

Negara

1995

2005

2010

12,6

12,9

13,1

6

Indonesia *)

6,0

7,3

7,9

Jepang

10,6

11,3

11,6

7

Thailand

5,9

6,8

7,5

3

Korea Selatan

10,6

11,5

11,8

8

Malaysia

8,4

9,7

10,1

4

Belanda

10,5

10,8

11,0

9

Pilipina

7,9

8,6

9,0

5

Finlandia

9,1

9,8

10,0

10

India

3,8

4,7

5,1

Sumber: World Bank, 2013, khusus Indonesia menggunakan data BPS

Rata-rata lama sekolah (tahun)

14
12

Proyeksi rata-rata lama sekolah
Indonesia 2045

14,05 (3)
13,17 (2)
12,35 (1)

10
8
6
4
2

Skenario 1: Low (berdasarkan annual growth trend 1995-2010)
Skenario 2: Medium
Skenario 3: High

0
1995 2000 2005 2010
Catatan: rata-rata lama sekolah tahun 2012: 8,01 tahun

2045
16
Outlook SDM Indonesia 2045
Indikator
A GDP per kapita 1)
B

Angka harapan hidup

C

2012

2045 *)

4,977

> 12,000

69,65 2)

77-80 tahun 1)

8,01 tahun

12,35 – 14,05 tahun

4,02%

Seluruh penduduk usia 15-59
tahun melek aksara

Pendidikan
Rata-rata lama sekolah
Angka Buta Aksara
penduduk (15-59
tahun)

1) Economic Outlook for Southeast Asia, China and India 2014: BEYOND THE MIDDLE-INCOME TRAP (OECD, 2013)
2) Status tahun 2011. Profil Kesehatan 2012 (Kementerian Kesehatan, 2013)
*) perkiraan

17
Milestone 10 Tahun
Pembangunan Pendidikan dan Kebudayaan
2012
Perbaikan Penyaluran BOS
Rintisan PMU
2010
UU-Dikti
Reformasi Birokrasi •
BOP-PTN
PP 66/2010 •
Subak diakui
Beasiswa Bidik Misi •
UNESCO
DPPN •
2008
WAJAR DIKDAS
9 Tahun tercapai
2006
Sertifikasi Guru

2004
baseline
94,1
112,5
58,0
81,2
49,0
14,3

2005
• Awal BOS
• UU Guru
dan Dosen

2007
Tunjangan
Profesi Guru

2009
20% APBN
untuk
pendidikan

% APM SD/MI
% APK SD/MI
% APM SMP/MTs
% APK SMP/MTs
% APK SMA/SMK/MA
% APK PT

•
•
•
•
•

2011
• Pendidikan Karakter
• Integrasi Kebudayaan
• Rehab SD-SMP
• Sarjana Mengajar di 3T
• Tari Saman diakui
UNESCO

95,5
117,6
77,7
99,7
76,4
27,1

Capaian
95,7
118,2
78,8
103,9
78,7
27,9

2014

2013
• PMU
• Integrasi UN
• Kurikulum 2013
• Akademi Komunitas
• World Cultural Forum

Target Target RPJMN/
2013 Kontrak Kinerja
95,8
96,0
118,6
119,1
79,4
80,0
107,3
110,0
82,0
85,0
28,7
30,0

18
REVIEW RPJMN 2010-2014: PENDIDIKAN
Capaian
2011

2012

Target
Target Target
RPJMN Status
2013
2014
2014

7,92

7,94

8,01

8,10

8,25

8,25

5,30

4,70

4,30

4,26

4,03

3,83

4,20

3 APM SD/SDLB/MI/Paket A

95,23

95,41 95,55 95,75 95,80 96,00 96,00

4 APM SMP/SMPLB/MTs/Paket B

74,52

75,64 77,77 78,80 80,00 81,90 76,00

5 APK SMA/SMK/MA/Paket C

69,60

70,53 76,50 78,70 82,00 85,00 85,00

6 APK PT Usia 19-23 tahun

21,60

26,30 27,10 27,90 28,70 30,00 30,00

Status Awal
(2009)
2010

No

Indikator

1

Rata-rata lama sekolah penduduk
usia 15 tahun ke atas

7,70

2

Angka buta aksara penduduk
berusia 15 tahun ke atas

= melebihi target

= on track

Target
RKP 2014

Semua indikator utama Pendidikan dalam RPJMN dapat tercapai/on-track
19
REVIEW RPJMN 2010-2014: KEBUDAYAAN
No

Indikator

1

Jumlah museum yang direvitalisasi.

2

Jumlah cagar budaya yang dilestarikan

3
4
5
6
7
8
9

Jumlah penelitian bidang arkeologi
Jumlah penelitian dan pengembangan bidang
kebudayaan .
Jumlah fasilitasi sarana bagi pengembangan,
pendalaman dan pagelaran seni budaya.
Jumlah fasilitasi pergelaran, pameran, festival,
lomba, dan pawai
Jumlah reaktualisasi kesenian yang hampir
punah
Jumlah naskah inventarisasi karya seni budaya
Jumlah film/video/ iklan lulus sensor

Capaian (per tahun)
2010

2011

2012

Target
2013

Target
2014

6

30

7

10

31

3.752

3.758

6.635

8.470

7.700

144

155

148

140

148

13

21

13

22

13

25

252

377

500

600

20

259

65

141

150

2

2

2

2

2

25

25

25

845

975

40.000

42.000

44.000

45.000

55.000

10

Jumlah sekolah yang difasilitasi sarana budaya

---

---

951

2.400

Jumlah fasilitasi film yang berkarakter

---

---

20

35

1

3.200

11

Status

45

= on track

= melebihi target

Target RKP 2014
20
B
CAPAIAN 2013
1. Akses Pendidikan
2. Mutu dan Relevansi Pendidikan
3. Pelestarian dan Pengembangan Kebudayaan
4. Tata Kelola

21
1. Akses Pendidikan

22
AKSES = f ( ketersediaan + keterjangkauan )
…satuan pendidikan (tempat layanan
pendidikan) yang tersedia dan merata di
semua wilayah yang ada WNI..
kebijakan
Penambahan dan Pemerataan
Daya Tampung

1. Paudisasi
2. Wajar 9 Tahun
3. Pendidikan Menengah
Universal
4. Pengembangan PT Baru dan
Pembangunan Akademi
Komunitas
5. Sekolah Indonesia di Luar
Negeri dan CLC

..layanan pendidikan yang dapat
dinikmati oleh seluruh lapisan
masyarakat tanpa diskriminasi
status sosial-ekonomi…
kebijakan
Penyediaan Biaya Operasional Sekolah
dan Bantuan Personal Siswa Miskin:

6. BOS
Supply
7. BOPTN
8. Bantuan Siswa/
Mahasiswa Miskin

Demand

23
PAUDNI: PAUDISASI (Satu Desa Satu PAUD)

∆ 6% ≈ 2,6 jt anak

Sasaran 2014
Catatan:
APK PAUD = jumlah peserta PAUD / Jumlah penduduk usia 3-6 tahun

Kegiatan

•
•
•
•
•
•

BOP PAUD bagi 45.000 lembaga
Rehabilitasi 80 lembaga PAUD Terpadu
Bantuan rintisan dan penguatan PAUD bagi 6.000 Lembaga
Pemberian Alat Peraga Edukasi bagi 1.150 lembaga PAUD
Penguatan Sarana Pembelajaran 50 lembaga PAUD
Pemberdayaan 530 Lembaga Masyarakat/Ormas/Institusi untuk
menyelenggarakan PAUD
24
Perkembangan APK PAUD (%) 2004-2013
sangat signifikan ....
80

67,6

70
60
50
40
30

24,75

29,52

20
10
0
2004

2009

2013

Target APK PAUD 2014: 75%

..... Sekitar 61 persen desa
telah terjangkau dengan
minimal satu pelayanan
PAUD ....
25
Perkembangan Kinerja Pendidikan, 2004-2012
120

112,5

115,71 116,56 116,77 115,33 115,43 116,2
111,2 112,57

100

Persen

80

81,22

85,22

88,68

60
40

49,01

20

17,48

52,2
17,94

56,22
19,98

92,52

60,51

20,65

96,18

64,28

21,26

98,11

69,6

21,57

98,2

70,53

26,34

99,47

103,9

76,5

78,7

27,09

27,9

117

118

107,3

110

82

85

28,7

30

0
2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014
Tahun
APK SD/MI/Paket A

APK SMP/MTs/Paket B

APK SMA/SMK/MA/Paket C

APK PT/PTA (19-23 th)

Catatan: angka tahun 2013-2014 merupakan angka sasaran
26
Lama Sekolah dan Buta Aksara
RATA-RATA LAMA SEKOLAH
PENDUDUK 15 TAHUN KE ATAS

PERSENTASE BUTA AKSARA
PENDUDUK 15 TAHUN KE ATAS

8,01

4,26

• Capaian rata-rata lama sekolah penduduk usia 15 tahun ke atas tahun 2011
telah melebihi target tahun 2012 yang ditetapkan dalam RPJMN 2010-2014.
• Angka buta aksara penduduk usia 15 tahun ke atas tahun 2011 menurun,
melampaui target tahun 2012 RPJMN 2010-2014.
sementara

27
Partisipasi (APM/APK) Siswa/Mahasiswa
APM SD/MI/Paket A
95,75

APK SMA/SMK/MA/Paket C
78,70

sementara

APM SMP/MTs/Paket B
78,80

APK PT/PTA (usia 19-23 tahun)
27,90

28
Angka Putus Sekolah (%), 2004/2005 – 2011/2012
3,00

3,00

SD

2,50
2,00
1,50

SMP

2,50
2,00

2,99

1,50

1,00

2,83

1,00

0,90

0,50

1,57

0,50

-

2004/2005

5,00

2011/2012

2004/2005

SMK

5,00

SMA

4,00

4,00

3,00

3,00

2011/2012

2,00

1,64

1,16

5,43

2,00

1,00

1,00

-

3,34

2004/2005

Sumber: PDSP, Kemdikbud

2011/2012

2004/2005

2011/2012

29
KOHORT PENDIDIKAN TERTINGGI PENDUDUK TAHUN 2007 USIA 19-23
100

98,4
94,1

90

89,4
90,8

87,8

80
72,4

77,0

70

72,5

71,2

60
49,0

50

49,7

46,0

48,2

40

36,6

30
20

21,0

19,1

14,2

10
0

1,4
1

3

5

Quintile 1

Sumber : Susenas 2007

Lulus SD/MI

Quintile 2

8

Quintile 3

Lulus SMP/MTs

Quintile 4

Quintile 5

11

Lulus SMA/MA/SMK

Rata-Rata

30
KOHORT PENDIDIKAN TERTINGGI PENDUDUK TAHUN 2011 USIA 19-23
100

92,0
98,3

91,7

91,0

93,7

90

90,6

76,9

76,2

74,5

78,7

78,3

76,8

53,9

87,0

80

53,3

51,5

73,7

75,5

70
60
56,7

50

55,8

53,4

30
20

43,6

52,2

Kebijakan :
• Perlunya integrasi BSM
• Kenaikan Unit Cost
• Keberlanjutan Bidik Misi

40

49,6

26,5

25,9

10

24,3

18,8
22,8
4,4

0
1

2

3
Quintile 1

4

5
Quintile 2

6

Lulus
SD/MI
Quintile 3

7

8
Quintile 4

9

Lulus
10
SMP/MTs
Quintile 5

11

12
Lulus
PT
SMA/SMK/MA

Rata-rata

Sumber : Susenas 2011

31
Disparitas Pendidikan Antar Wilayah: APM SD/MI 2011
Jakarta Selatan

100

Kabupaten/Kota

Nasional:
95,55%

90

< 95%-75%

(137 Kab/Kota atau 27,6%)

APM (%)

80

PRIORITAS 2

75%

< 95%

70

(158 Kab/kota)

60

< 75%

(21 Kab/kota atau 4,2%)
PRIORITAS 1

50
Pidie Jaya

40

Kebijakan: Peningkatan daya tampung pada daerah-daerah Prioritas 1 melalui
penambahan sekolah baru, ruang kelas baru, bantuan siswa miskin, dan peningkatan
ketersediaan guru yang berkualitas.

32
Disparitas Pendidikan Antar Wilayah: APK SMP/MTs 2011
APK (%)

140

Kabupaten/Kota
Kulon Progo

≥ 95%

Kota Palangkaraya

Kota Cilegon

(324 Kab/kota)

130
120

Nasional:
99,47%

110
100

95%
90
80
70
60

<95%-75%

(148 Kab/Kota
atau 29,8%)

PRIORITAS 2

< 95%
Barito Utara
(173 Kab/kota)

Sigi

Nduga

Kaimana

< 75%

(25 Kab/kota atau 5,0%)

PRIORITAS 1

50

Kebijakan: Peningkatan daya tampung pada daerah-daerah Prioritas 1 melalui
penambahan sekolah baru, ruang kelas baru, bantuan siswa miskin, dan
peningkatan ketersediaan guru yang berkualitas.

33
SIKK (Sekolah Indonesia Kota Kinabalu)
Sekolah Satelit bagi Anak-anak TKI
Bantuan Operasional Sekolah (BOS)
…meringankan beban masyarakat terhadap pembiayaan pendidikan…
Sekolah

2011

2012

Unit Cost:

2013

2014

Rp. Siswa/Tahun

a. SD

397.000

580.000

580.000

580.000

b. SMP

570.000

710.000

710.000

710.000

-

120.000

1.000.0001)

1.000.000

c. SMA/SMK
Penyaluran:
a. SD

Kab/Kota

Provinsi

Provinsi

Provinsi

b. SMP

Kab/Kota

Provinsi

Provinsi

Provinsi

-

Pusat

Pusat

Pusat2)

c. SMA/SMK

1) Mulai Semester 1 Tahun Ajaran 2013/2014

37
Upaya Perbaikan Pengiriman Dana BOS

38
PERSEPSI TERHADAP PROGRAM BOS
Ya

Tidak

Swasta

Meningkatkan layanan
Pendidikan

Ya
0,00%

Meningkatkan fasilitas
sekolah

8,00%

Meningkatkan layanan
Pendidikan
Negeri

Negeri + Swasta
Meningkatkan layanan
Pendidikan

5,00%

Meningkatkan fasilitas
sekolah

8,20%

Mengurangi biaya
pendidikan

4,84%

8,00%

Mengurangi biaya
pendidikan

Tidak

8,57%

Meningkatkan fasilitas
sekolah

8,33%

Mengurangi biaya
pendidikan

2,70%
0%

20% 40% 60% 80% 100%

0%

20% 40% 60% 80% 100%

Sumber: Survey Persepsi Orang Tua dan Guru/Kepala Sekolah, UKMP3, 2013

39
Dikti: Pembangunan Perguruan Tinggi
Membuat Sabuk Pengaman Sosial Budaya

…menjamin penyedian dan peningkatan daya tampung Perguruan Tinggi
secara merata di Indonesia…
Poli Sendawar

•Univ. Samudera Langsa
•Univ. Teuku Umar

Univ Borneo Tarakan

Umrah
Poli Bengkalis
Poli Batam

Gorontalo:
Poltek Gorontalo

Poli Terpikat Sambas

IT Kalimantan
Poli Balikpapan

DKI Jakarta: Poli Muara
UPN Veteran Jakarta

IT Lampung Selatan
PTN yg telah ada
PTN Baru (Telah Dibuka)

Poli Fak-Fak
Poli Sorong

Uni Musamus

Univ Sulawesi Barat

Teweh

Poli Tanah Laut
Univ 19 November Kolaka
Poli Sidoarjo Poli Madura
Univ Andi Djemma

Poli Subang

Calon PTN Baru
Pusat Unggulan (Center Of Exellence)
Usulan Penegerian

Maluku Utara:
Poltek Perdamaian Halmahera

Poli Bitung

Univ. Babel Poli Ketapang
Polman Babel
Univ. Graha Nusantara

Poli Nusa Utara

Poli Madiun

Poli Banyuwangi

Jawa Tengah & DIY:
Univ Tidar Magelang
UPN Veteran Yogyakarta
Jawa Timur:
UPN Veteran Jawa Timur
Jawa Barat:
Univ Panca Marga Probolinggo

Univ Timor Poli Sidoardjo, Bitung, dan Sorong:
NTT:
Univ Nusa Nipa

Pengelola oleh Kem Kelautan dan Perikanan

Univ Siliwangi Tasikmalaya
Univ Swadaya Gunung Jati
Univ Singaperbangsa Karawang
Poltek Sukabumi

40
Dikti: Pembangunan Akademi Komunitas

Amanat UU Dikti dan Ikut Menyiapkan SDM di 6 Koridor Ekonomi
1. Aceh Utara
2. Aceh Tamiang
3. Langsa
2. Kab. Deliserdang
4. Bengkalis
5. Pelalawan

1. Kab. Aceh Barat
6. Nias Utara
3. Kab. Tanah Datar

31. Kota Bontang
29. Kab. Singkawang
11. Pringsewu
12. Mesuji
4. Kota Prabumulih
5. Kab. Pagar Alam
6. Pangkal Pinang

22. Paser
23. Berau
24. Polewali Mandar
25. Enrekang

35. Kab. Manokwari

33. Kab. Kolaka
14. Trenggalek
15. Madiun
16. Bondowos
17. Gresik

26. Bombana

27. Kep. Yapen

10. Kab. Karawang
11. Kab. Cianjur

12. Kab. Tuban
7. Solok Selatan
13. Kab. Jepara 30. Kab. Waringin TImur
8. Dharmasraya
34. Kab. Buru
9. Sawah lunto
24. Kab. Gianyar
28. Kab. Nagekeo
10. Padang Pariaman
32. Kab. Keerom
7. Kab. Muko-muko
8. Kab. Lampung Tengah
14. Kab. Ponorogo
9. Kab. Rejang Lebong
19. Ende
15. Kab. Pacitan
20. Lembata
16. Kab. Sumenep
13. Rembang 17. Kab. Temanggung
26. Kab. Sumbawa
21. Kupang
= 2012
18. Kab. Situbondo
25. Kab. Mataram
19. Kab. Sidoarjo
20. Kab. Nganjuk
27. Kab. Sumba Timur
= 2013
21. Kab. Bojonegoro 18. Sumbawa Barat
22. Kab. Lamongan
= 2014 (lokasi akan ditentukan)
23. Kota Blitar

Keterangan:
35
27
30

41
Rehabilitasi Ruang Kelas Rusak SD-SMP
Kondisi Ruang Kelas
SD

Kondisi Ruang Kelas
SMP

Akhir 2014 semua
Rusak Berat direhab

Akhir 2014 semua
Rusak Berat direhab

147.648

148.142

148.142

148.155

∑ Sekolah

1.019.198

1.019.698

1.021.883

1.023.883

∑ Ruang

35.965
316.745

36.494
319.939

36.564
325.534

36.724
328.691

42
Perkembangan Fisik Rehabilitasi SD
SD MUHAMMADIYAH 2 KUPANG
KEC.OEBOBO
Jumlah ruang yang direhabilitasi = 6 ruang
KOTA KUPANG

Kondisi 30%

LS

Koordinat

BT

-10.162819 123.622428

Kondisi 50%

Kondisi 90%

Kondisi 100%

43
SDN Babakan Madang 01, Kab. Bogor, Jawa Barat

LS

Koordinat

- 6,56368

BT

106,86408

Jumlah ruang yang direhabilitasi = 10 ruang

Kondisi Awal

Kondisi 100%

Kondisi 100%
44
Penyediaan BOPTN

Upaya Mengendalikan Biaya Pendidikan Tinggi
Amanat UU 12/2012
Pemerintah mengalokasikan dana bantuan operasional PTN dari anggaran fungsi Pendidikan
Alokasi BOPTN
(Trilyun Rp)

PENGGUNAAN
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
•
•
•

Pelaksanaan penelitian dan pengabdian kepada
masyarakat
Biaya pemeliharaan
Penambahan bahan praktikum/kuliah
Bahan pustaka
Penjaminan mutu
Pelaksanaan kegiatan kemahasiswaan
Pembiayaan langganan daya dan jasa
Pelaksanaan kegiatan penunjang
Pengembangan teknologi informasi dan komunikasi (TIK)
dalam pembelajaran
Honor dosen dan tenaga kependidikan non PNS
Pengadaan dosen tamu
Sarana Prasarana Sederhana
Kegiatan lain yang merupakan prioritas dalam renstra PT

TIDAK BOLEH DIGUNAKAN UNTUK:

Belanja modal dalam bentuk investasi fisik (gedung dan
peralatan)
Tambahan insentif mengajar untuk pegawai negeri sipil
Kebutuhan operasional untuk manajemen

45
Sebaran UKT Mahasiswa Baru Nasional
Jumlah
Mahasiswa
13,91% 13,35%

45.000

16,00%

12,90%

40.000

12,49%

35.000

10,64%

9,95%
9,60%

30.000

MAHASISWA

14,00%

PROSEN

12,00%
10,00%

25.000

8,00%

20.000
15.000

4,86%

2,22% 2,85%
0,38% 0,99% 1,20%

10.000
5.000

6,00%

3,85%

0,81%

-

4,00%
2,00%

>10,0

9,0-10,0

8,0-9,0

7,0-8,0

6,0-7,0

5,0-6,0

4,0-5,0

3,0-4,0

2,5-3,0

2,0-2,5

1,5-2,0

1,0-1,5

0,5-1,0

0-0,5

0

0,00%

SPP (Juta Rp)

46
Bantuan Siswa/Mahasiswa Miskin
Menjamin Peserta Didik Tetap Sekolah
Beasiswa Bidik Misi

Total Penerima BSM 2014
12,86 juta siswa/mhs
Jenjang

Satuan Biaya (Ribu Rp):
2013
2014

SD

360

450

SMP

560

750

SM

1.000

1.000

PT

12.000

12.000

47
Beasiswa Bidikmisi

TAHUN

JUMLAH
PENERIMA
(Mahasiswa)

JUMLAH
KUMULATIF
PENERIMA
(Mahasiswa)

JUMLAH LULUSAN
(Mahasiswa)

JUMLAH
PENERIMA AKTIF
(Mahasiswa)

2010

18,125

18,125

-

18,125

2011

27,867

45,992

-

45,992

2012

43,648

89,640

-

89,640

2013

58,900

148,540

146,927

2014

60,000

206,927

1,613*
18,056** +
2265***

186,606

* D3 dan ** S1/D4 (2010);***D3(2011)

Direncanakan setiap tahun jumlah penerima Bidikmisi meningkat. Diasumsikan penerima Bidikmisi masa
studinya tepat waktu (4 tahun untuk S-1 dan 3 tahun untuk vokasi) dan tidak ada yang drop-out.
Pada tahun 2013 diperkirakan akan ada yang lulus sebesar 1.613 mahasiswa Bidikmisi angkatan 2010 dari
Program D-3, sedangkan pada tahun 2014 akan ada yang lulus sebanyak 18.056 mahasiswa S1/D4 angkatan
2010 dan 2.263 mahasiswa D-3 angkatan 2011.
48
Asal Sekolah Penerima Bidikmisi di PTN

SMA NEGERI

10961
5678
3876
2363
2814
3105
1549
2538
1840
1175
1694
1764
1372
1283
1009
623
724
171
1622
7
35
4

SMK NEGERI
SMA SWASTA
MA NEGERI
MA SWASTA
SMK SWASTA
SMA/SMK/MA LAIN-LAIN
KEAGAMAAN LAIN

0

17943

22609
Asal Sekolah

Jumlah Mahasiswa
Penerima Bidikmisi

Jumlah

2010

2010

10961

17943

22609

51.513

SMK NEGERI
2011

2012

SMA NEGERI

2012

2011

2363

3876

5678

11.917

SMA SWASTA

1549

3105

2814

7.468

MA SWASTA

1372

1764

1694

4.830

MA NEGERI

1175

1840

2538

5.553

SMK SWASTA

623

1009

1283

2.915

4

35

7

46

1622

171

724

2.517

KEAGAMAAN
LAIN
SMA/SMK/MA
LAIN-LAIN

5000 10000 15000 20000 25000

Sebagian besar penerima Bidikmisi berasal dari SMA Negeri (±60 %), SMK Negeri (±13 %),
SMA Swasta (±10%), MA swasta (5-7 %) dan MA negeri (5-6 %), serta SMK swasta (3 %).
49
Perbandingan Indeks Prestasi Rata-rata Angkatan 2010
per Jenis Perguruan Tinggi Berdasarkan Jenis Kelamin
Target IPK
minimum
program Bidikmisi

L

3,4
3,3

3,27
3,17

IPK Rata-rata

3,2
3,1

3,21

3,06

3,06

3,08 3,08

3,17
3,16

3,18

3,21
3,21

3,12

3,23
3,16

3,19

3,19

3,12
3,06

3,05

3,00

2,98

2,97

3

3,11

3,16

3,37

3,33

3,26

3,22
3,06

P

2,9
2,8

Sem 1

Sem 2

Sem 3

Sem 4

Universitas

Institut

Politeknik

Universitas

Institut

Politeknik

Universitas

Institut

Politeknik

Universitas

Institut

Politeknik

Universitas

Institut

Politeknik

2,7

Sem 5

IPK rata-rata mahasiswi lebih tinggi dibandingkan dengan IPK rata-rata
mahasiswa
86,7% mahasiswa Bidikmisi IPK ≥ 2,75
79 mahasiswa Bidikmisi IPK = 4,0
Kunjungan Ke Rumah Penerima Bidik Misi
Purwokerto
Purwokerto

Gorontalo
Jambi
Manado

Kupang
2. Mutu dan Relevansi Pendidikan

52
MUTU = f ( Pendidik + Kurikulum + Sarana )

…Pendidik yang profesional
dan merata di semua wilayah..
kebijakan

Sertifikasi Pendidik
Kualifikasi Pendidik
SM3T
PPGT

...Kurikulum Tematik
Terpadu…

kebijakan

kebijakan

Peningkatan Kualitas dan
Pemerataan Pendidik

1.
2.
3.
4.

..jaminan sarana prasarana
yang memenuhi standar
nasional pendidikan …

Penerapan Kurikulum
Tematik Terpadu

5.
6.

Kurikulum 2013
Ujian Nasional

Penyediaan Sarana Prasarana
Pendidikan sesuai SNP

7.
8.
9.

Rehabilitasi ruang kelas
Sekolah terkoneksi
Internet
Laboratorium dan
Perpustakaan

53
Peningkatan Kualitas PTK

54
Sertifikasi Guru
Guru diangkat sampai dengan 2005 :
1.716.458
Tahun
2007
2008
2009
2010
2011
2012
2013
2014
Kegiatan

•
•
•
•
•
•

2015

Uji Kompetensi Guru
Sertifikasi Guru
Peningkatan Kualifikasi Guru ke S1/D4
Pelatihan guru berkelanjutan
Pengukuran Kinerja Guru
Perbaikan Sistem pendidikan guru

Lulus
183.118
173.030
194.815
191.105
274.097
222.157
221.222
(Per tgl 28 Des)
150.000
(Kuota)
106.914
(Kuota)

Jumlah
183.118
356.148
550.963
742.068
1.016.165
1.238.322
1.459.544
1.609.544
1.716.458

55
Peningkatan Kualitas Dosen (PNS dan Non PNS)

Ribu Dosen

Jumlah Dosen (Negeri dan Swasta) 174.900 orang

*

*) Proyeksi

56
Produktivitas 9 PTN
Universitas Hasanuddin

0,22

Universitas Padjadjaran

0,23

Universitas Diponegoro

0,28

Universitas Airlangga

0,29
0,62

Universitas Gadjah Mada

0,70

Institut Teknologi Sepuluh Nopember

0,81

Institut Pertanian Bogor

0,92

Universitas Indonesia

2,41

Institut Teknologi Bandung
-

0,50

1,00

1,50

2,00

2,50

Produktivitas
Catatan: Produktivitas: ratio jumlah karya ilmiah yang dihasilkan: jumlah dosen PTN

57
SM3T
...Sarjana Mendidik daerah 3T (SM3T) untuk menjamin semua sekolah di daerah 3T dilayani
oleh tenaga pendidik yang cukup dan cakap..
20
80

90 Pidie Jaya

90 Aceh Besar

60

110

Gayo Lues
90 Aceh Timur

80
Simeulue
100

40 Karimun

90

110 Natuna
150

60
95

100

130 Sanggau

150

90

90 Nias

Aceh
100
110
Selatan
Aceh
Singkil

20
Kep. Anambas
110

130
110 Malinau
130 Nunukan

170

275 Kep. Sangihe, Sitaro, Talaud
40

50

= 2013 (62 kab. di 10 Prov)

40

= 2014 (63 Kab di 10 Prov)

Manokwari 90
60

90 Landak

50

Manggarai
130

70
90

90
Sorong 110

90 Alor

90

100 Rote Ndao 150
Ngada 90 140 Ende 50

80

40 Kaimana

Teluk Bintuni 95
90 Lembata
40

165 Kupang

Sumba Timur 170
50

Nabire

60 Yahukimo

90 Flores Timur

150

Manggarai Timur 90
8.683

95

115 Biak Numfor

100

3.100

95 Raja Ampat

50
130 Kutai Barat

80

Keterangan:

Teluk Wondama

130

40 Timika

Waropen 95
Maluku Barat Daya
30

40
90

30

Mimika

63 Kab. di 10 Prov
58
59
PPGT
....Program Rintisan Pendidikan Profesi Guru Terintegrasi Berkewenangan Tambahan (PPGT)
untuk memenuhi kekurangan guru pada daerah terdepan, terluar dan tertinggal....
Aceh
135
85

147

165

Sumut

Kaltim

Kepri
10

20
3

7

Kalbar
20
8

Sulut

17
96

8
30

27

35
25

Pabar

11
10
30

6

Maluku

Keterangan:
464

= 2011

500

= 2012

509

= 2013

500

= 2014

125
199

50

22

80
33

52
105

NTT
LPTK Penyelenggara:
1. Universitas Negeri Padang
2. Universitas Negeri Jakarta
3. Universitas Pendidikan Indonesia
4. Universitas Negeri Semarang
5. Universitas Negeri Yogyakarta
6. Universitas Negeri Surabaya
7. Universitas Negeri Makassar
8. Universitas Negeri Menado
9. Universitas Bengkulu
10. Universitas Sanata Dharma

Papua

19

241
162

60
Kurikulum 2013:
Hasil Sensus Pelaksanaan

61
PENDAPAT TERHADAP DAMPAK KURIKULUM 2013

TERHADAP
MURID

Penerapan kurikulum memberi pengaruh yang bagus terhadap siwa dalam pembentukan
karakter, keaktifan, proses belajar, kreatifitas, pola pikir dan budaya baca.
Guru

SD

Kepala Sekolah

Pengawas

SMP
Daya nalar lebih baik

Daya nalar lebih baik
86,43%

Termotivasi melakukan
observasi

86,48%

87,50%

87,70%

76,44%

86,80%

Hasrat membaca Termotivasi melakukan
observasi
88,10% lebih tinggi
89,70%

86,84%
78,41%

82,54%

Proses pembelajaran
lebih menarik

90,80%

Karakter lebih
terbangun
91,43%

94,30%
94,64%
78,30%

90,90%

79,16%

87,20%
79,20%
88,60% 87,51%

87,20%
87,89%

Lebih aktif bertanya
dan berpendapat

89,44%
83,80%
72,07%

92,73%

86,38%

82,57%

Karakter lebih
terbangun

Proses pembelajaran
lebih menarik

88,80%

94,72%

89,18%

86,43%

Hasrat membaca
lebih tinggi

77,43%

77,72%

74,39%

88,04%

Lebih terampil, inovatif
dan produktif

86,40%

89,18%

78,11%
83,20%

78,71%
77,47%
86,60%

90,48%
Lebih terampil, inovatif
Lebih semangat belajar
dan produktif

83,40%

90,74%

Lebih aktif bertanya
dan berpendapat

Lebih semangat belajar

62
TERHADAP
MURID

PENDAPAT TERHADAP DAMPAK KURIKULUM 2013

Proses pembelajaran yang lebih interaktif dinilai cukup mampu memberi dampak
positif dalam menumbuhkan keaktifan, karakter siswa yang lebih positif.
Guru

SMA

Kepala Sekolah
87,36%

86,99%

80,51%

87,60%

88,31%

Hasrat membaca
lebih tinggi
84,95%

82,32%

79,55%

Termotivasi melakukan
observasi

80,73%

89,45%
75,01%

74,13%

SMK

Daya nalar lebih baik

Daya nalar lebih baik

Termotivasi melakukan
observasi 86,79%

88,73%

Pengawas

87,55%

Karakter lebih
terbangun

Proses pembelajaran
lebih menarik

83,15%

82,12%

Hasrat membaca
lebih tinggi

86,24%

75,56%

68,16%

79,27%

70,89%

81,53%

84,97%

Proses pembelajaran
lebih menarik

85,01%

Karakter lebih
terbangun

79,41%
91,50%

90,79%

83,68%

78,19%
86,99%
85,82%

Lebih terampil, inovatif
dan produktif

76,73%

89,44%

90,78%

85,82%

Lebih aktif bertanya
dan berpendapat
84,73%

90,99%

88,08%

72,72%
81,36%

80,88%
71,83%

88,31%

Lebih terampil, inovatif
dan produktif

80,32%
88,31%

83,78%

79,94%

Lebih semangat belajar

Lebih aktif bertanya
dan berpendapat

Lebih semangat belajar

63
TERHADAP
GURU

PENDAPAT TERHADAP DAMPAK KURIKULUM 2013

Kurikulum 2013 mendorong guru SD dan SMP untuk menjadi individu pembelajar

Guru

SD

Kepala Sekolah

SMP

Pengawas

Lebih mudah dalam menyusun RPP

Lebih mudah dalam menyusun RPP
86,00%

78,82%

78,70%

81,88%

78,18%
60,00%
86,50%

Mampu mengintregasi
antara pendekatan ilmiah dan
pembangunan karakter siswa
89,05%

Lebih perhatian dan obyektif
dalam menilai kemampuan siswa
88,00%
88,63%

85,04%

91,00%
91,56%
93,80%

Lebih semangat meningkatkan
kualitas dan metode pembelajaran

90,40%

Mampu mengintregasi
antara pendekatan ilmiah dan
pembangunan karakter siswa

Lebih perhatian dan obyektif
dalam menilai kemampuan siswa

84,00%

90,97%
91,33%

84,40%

93,60%
95,49%

91,96%
89,00%

93,58%
Lebih semangat meningkatkan
Lebih semangat menambah kualitas dan metode pembelajaran
pengetahuan untuk bahan ajar

84,55%
87,37%

93,89%
88,10%

90,68%

95,23%

Lebih semangat menambah
pengetahuan untuk bahan ajar

64
TERHADAP
GURU

PENDAPAT TERHADAP DAMPAK KURIKULUM 2013

Kurikulum 2013 mendorong guru SMA dan SMK untuk menjadi individu pembelajar

SMA

Guru

Kepala Sekolah

Lebih mudah dalam menyusun RPP

Lebih mudah dalam menyusun RPP

71,77%

Mampu mengintregasi
antara pendekatan ilmiah dan
pembangunan karakter siswa

89,03%

Pengawas

83,56%

77,26%

74,48%

86,57%
80,79%

58,00%

83,00%

88,70%

Lebih perhatian dan obyektif
dalam menilai kemampuan siswa

78,25%

84,00%

81,26%

78,89%

62,00%

Lebih perhatian dan obyektif
Mampu mengintregasi
dalam menilai kemampuan siswa
antara pendekatan ilmiah dan
pembangunan karakter siswa

SMK

87,50%

85,00%
88,26%
91,00%
86,21%
92,15%

Lebih semangat meningkatkan
kualitas dan metode pembelajaran

86,04%
93,02%

92,00%
93,50%

Lebih semangat menambah
pengetahuan untuk bahan ajar

83,98%
92,00%

Lebih semangat meningkatkan
kualitas dan metode pembelajaran

85,02%

94,50%

92,49%

Lebih semangat menambah
pengetahuan untuk bahan ajar

65
TERHADAP
KEPALA SEKOLAH

PENDAPAT TERHADAP DAMPAK KURIKULUM 2013

Penerapan kurikulum meningkatkan motivasi kepala sekolah SD dan SMP dalam
melakukan perbaikan: kualitas, pembelajaran, dan manajemen sekolah.
SD

Kepala Sekolah

SMP

Pengawas

Lebih aktif melakukan supervisi

Lebih aktif melakukan supervisi
87,50%

96,88%

94,70%

83,80%

96,47%

92,30%

Lebih termotivasi menjadi
teman belajar guru

Lebih termotivasi menjadi
Lebih aktif mendorong guru
teman belajar guru
untuk menerapkan hasil pelatihan
93,20%

96,58%

98,44%

84,50%
91,50%
92,39%

Lebih termotivasi mengembangkan
manajemen sekolah

92,39%

Lebih aktif mendorong guru
untuk menerapkan hasil pelatihan

87,70%
91,60%

91,40%
95,58%

Lebih termotivasi mengembangkan
Lebih termotivasi mengadakan
manajemen sekolah
pelatihan mandiri

98,35%

87,70%
95,58%

Lebih termotivasi mengadakan
pelatihan mandiri

66
PENDAPAT TERHADAP DAMPAK KURIKULUM 2013

TERHADAP KEPALA
SEKOLAH

Penerapan kurikulum meningkatkan motivasi kepala sekolah SMA dan SMK dalam
melakukan perbaikan: kualitas, pembelajaran, dan manajemen sekolah.
SMA

Kepala Sekolah

Lebih aktif melakukan supervisi

Lebih aktif melakukan supervisi

94,36%

95,47%

79,81%

79,98%

Lebih termotivasi menjadi
teman belajar guru

Lebih aktif mendorong guru
untuk menerapkan hasil pelatihan

Lebih termotivasi menjadi
teman belajar guru

Lebih aktif mendorong guru
untuk menerapkan hasil pelatihan
88,98%

89,73%
95,77%

95,83%

97,22%

85,94%

95,71%

90,29%
95,16%

Lebih termotivasi mengembangkan
manajemen sekolah

SMK

Pengawas

88,26%
95,16%

Lebih termotivasi mengadakan
pelatihan mandiri

83,71%

84,82%
94,36%

Lebih termotivasi mengembangkan
manajemen sekolah

84,82%
94,36%

Lebih termotivasi mengadakan
pelatihan mandiri

67
KESAN ORANGTUA DAN KOMITE SEKOLAH
Kurikulum 2013 menciptakan kemudahan belajar dan menyenangkan bagi siswa SD dan
SMP.
Komite

SD

Ortu
Orangtua

SMP

Siswa mudah belajar

Siswa mudah belajar

83,68%

77,90%

67,88%

62,11%
66,03%

Siswa mudah beradaptasi
dengan metode pembelajaran

79,22%

79,98%
80,49%

Metode pembelajaran
menyenangkan

60,25%
61,85%

Siswa mudah beradaptasi
dengan metode pembelajaran

77,54%
79,03%

Metode pembelajaran
menyenangkan

68
KESAN ORANGTUA DAN KOMITE SEKOLAH
Kurikulum 2013 menciptakan kemudahan belajar dan menyenangkan bagi siswa SMA dan
SMK.
SMA

SMK

Siswa mudah belajar

Siswa mudah belajar
78,14%

73,08%

51,53%
55,24%

69,06%

58,21%

57,48%
75,60%

67,60%
75,42%

Siswa mudah beradaptasi
dengan metode pembelajaran

77,90%

Metode pembelajaran
menyenangkan

Siswa mudah beradaptasi
dengan metode pembelajaran

76,88%

Metode pembelajaran
menyenangkan

Komite

Orangtua
Ortu

69
KESAN ORANGTUA DAN KOMITE SEKOLAH
Kurikulum 2013 mendapat respon positif dari komite sekolah dan orang tua: anak lebih
aktif bertanya, mandiri, kreatif, serta memiliki daya nalar yang lebih baik.
Komite

SD

Ortu
Orangtua

SMP

Lebih aktif bertanya dan berpendapat
92,08%

94,93%

Termotivasi untuk
observasi

93,91%

Karakter siswa
lebih terbangun

Lebih aktif bertanya dan berpendapat

92,81%

89,15%

90,56%

94,40%

Termotivasi untuk
observasi

94,54%

Karakter siswa
lebih terbangun

93,09%

93,68%

93,04%

90,82%

91,51%

Lebih terampil, inovatif
dan produktif

Semangat belajar
lebih tinggi
88,53%

90,25%

88,42%
89,90%

Hasrat membaca lebih tinggi

91,17%
91,87%

Daya nalar lebih baik

93,79%

93,36%
92,73%

Semangat belajar
lebih tinggi

Lebih terampil, inovatif
dan produktif

91,47%

92,76%

91,94%
92,31%

Hasrat membaca lebih tinggi

92,56%

93,46%

Daya nalar lebih baik

70
KESAN ORANGTUA DAN KOMITE SEKOLAH
Kurikulum 2013 mendapat respon positif dari komite sekolah dan orang tua: anak lebih
aktif bertanya, mandiri, kreatif, serta memiliki daya nalar yang lebih baik.
SMA

SMK

Lebih aktif bertanya dan berpendapat

Lebih aktif bertanya dan berpendapat
94,35%

93,50%
91,77%

92,98%

Termotivasi untuk
observasi

Karakter siswa
lebih terbangun

92,35%

93,33%

Karakter siswa
lebih terbangun

Termotivasi untuk
observasi
91,36%

92,99%

93,30%
91,09%
90,21%

91,51%

91,61%

92,11%

Semangat belajar
lebih tinggi

Lebih terampil, inovatif
dan produktif

Semangat belajar
lebih tinggi

Lebih terampil, inovatif
dan produktif

90,64%

89,77%

89,48%

91,39%

93,12%

92,36%

87,53%
90,81%

Hasrat membaca lebih tinggi

89,28%

92,25%

Daya nalar lebih baik

90,69%

89,66%

Hasrat membaca lebih tinggi
Komite

92,09% 92,23%

Daya nalar lebih baik
Orangtua
Ortu

71
Ujian Nasional (UN)

72
Keterkaitan Landasan Teoritis dan Yuridis
UU No 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas
LANDASAN YURIDIS
Pasal 57 :
(1) evaluasi dilakukan dalam rangka pengendalian mutu pendidikan secara
nasional sebagai bentuk akuntabilitas penyelenggara pendidikan kepada
pihak-pihak yang berkepentingan.
(2) Evaluasi dilakukan terhadap peserta didik, lembaga dan program pendidikan
pada jalur formal dan non formal untuk semua jenjang, satuan dan jenis
pendidikan.

LANDASAN TEORITIS

Lynch (2001)

Pasal 58:
(1) Pendidik berperan mengevaluasi hasil belajar untuk memantau proses
kemajuan, dan perbaikan hasil belajar peserta didik secara
berkesinambungan (evaluasi internal)
(2) Evaluasi peserta didik, satuan pendidikan, dan program pendidikan
dilakukan oleh lembaga mandiri (*) secara berkala, menyeluruh, transparan,
dan sistemik untuk menilai pencapaian standar nasional
pendidikan. (evaluasi eksternal) (*) = Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP)
Pasal 59 (3)

Ketentuan mengenai evaluasi diatur lebih lanjut dengan
Peraturan Pemerintah

PP 19 / 2005 tentang SNP  direvisi menjadi PP 32/2013
Pasal 63 ayat (1) Penilaian pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah terdiri atas:
a) penilaian hasil belajar oleh pendidik;
b) penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan; dan
c) penilaian hasil belajar oleh Pemerintah dilakukan dalam bentuk ujian nasional (UN)
73

73
Tujuan UN
PP 19 / 2005 (jo, PP 32 / 2013) tentang SNP

Pasal 68

Hasil ujian nasional digunakan sebagai salah satu pertimbangan untuk:
a)pemetaan mutu program dan/atau satuan pendidikan;
b)dasar seleksi masuk jenjang pendidikan berikutnya;
c)penentuan kelulusan peserta didik dari program dan/atau satuan
pendidikan;
d)pembinaan dan pemberian bantuan kepada satuan pendidikan dalam
upayanya untuk meningkatkan mutu pendidikan.

UN  satu kesatuan utuh untuk pemetaan, seleksi, kelulusan, dan
pembinaan secara berkesinambungan, berkala, dan menyeluruh
Tidak Perlu dipertentangkan antara: Pemetaan, Seleksi, Kelulusan dan
Pembinaan

74
Meningkatkan Kualitas UN

Materi Soal

Pelaksanaan

• Kualitas Instrumen
(andal dan valid)
• Dapat dijaga
kerahasiaannya

• Sistem
Penggandaan dan
distribusi naskah
• Sistem
Pengawasan
• Sistem
Pengolahan Nilai

Output
Dimanfaatkan
untuk:
• Pemetaan
• Kelulusan
• Seleksi
• Pembinaan

75
Kompetensi yang Diukur: UN dan PISA
Pada dasarnya kompetensi Matematika yang diukur dalam Ujian Nasional dan PISA
(Programme for International Student Assessment) adalah sama

Pada Ujian Nasional kompetensi Matematika meliputi:
1. Pemahaman : Siswa memiliki kemampuan untuk mengorganisasikan dan menyusun materi-

materi yang telah diketahui.
2. Aplikasi : Siswa memiliki kemampuan untuk menerapkan gagasan, prosedur, metode, rumus,
teori dalam menyelesaikan masalah atau mengerjakan tugas
3. Analisis : Siswa mampu menganalisis informasi yang masuk dan membagi-bagi atau
menstrukturkan informasi ke dalam bagian yang lebih kecil untuk mengenali pola atau
hubungannya, dan mampu mengenali serta membedakan faktor penyebab dan akibat dari sebuah
skenario yang rumit.

Pada PISA kompetensi Matematika meliputi:
1. Reproduksi : Siswa harus mampu menggunakan konsep, prosedur, dan algoritma untuk

menyelesaikan masalah rutin
2. Koneksi : Siswa harus dapat menghubungkan pengetahuan dan keterampilan yang mereka miliki
untuk menyelesaikan masalah non rutin sederhana
3. Refleksi : Siswa harus dapat menganalisis, menafsirkan, dan mengembangkan sendiri solusi dari
suatu masalah yang tidak terstruktur, membuat argumen dan generalisasi.

76
Pemanfaatan Hasil UN 2012/2013

77
Rumus Umum Indeks Kompetensi Sekolah
Luas Segi 8 dengan Max (100)

r1= 100

r1
r8= 100

c1

c8

r2= 100

c2

α

r2
Luas ∆= ½ r1 r2 Sin α

c7

c3
r3= 100

r7= 100

c6

Indeks Kompetensi Siswa

c4

Luas Segi n Capaian
Indeks =

c5

* 100%

Luas Segi n Max

r4= 100

r6= 100
r5= 100

rn= Skor Maximum Kompetensi n =100
cn= Skor Capaian Kompetensi n
c0= 0; n= banyaknya segi

Luas Segi 8 Capaian
Indeks =

Luas memiliki 2 dimensi (derajat 2), untuk menghasilkan indeks dengan derajat satu, perlu diakar

(∑(Cn-1 * Cn))+ (Cn * C1)

%

n

78
Indeks Kompetensi Sekolah pada Tingkat Provinsi
Capaian Indeks Kompetensi Sekolah

Capaian Indeks Kompetensi Sekolah

Jurusan IPS

Jurusan IPA

76.90

Prov. Jatim

70.53

Prov. DKI

69.77

Prov. Jatim

66.60

Prov. Sumut

69.05

Prov. DKI

Prov. Sumut

68.73

Prov. Jateng

65.04

Prov. Jateng

68.16

Prov. Jabar

64.11

Prov. Bali

66.24

Prov. Jabar

65.29

Prov. Kalbar

60.80

64.36

Prov. NTB

60.77

Prov. Riau

64.14

Prov. Bali

60.57

Prov. Aceh

63.65

Prov. DIY

60.24

Prov. Jambi

63.44

Prov. Pabar

Prov. Pabar

63.22

Prov. Riau

Prov. Kalbar

59.99
58.37

Prov. DIY

62.84

Prov. Kepri

58.30

Prov. Kepri

62.58

Prov. Jambi

57.89

Prov. Sumsel

61.98

Prov. Sumsel

57.57

Prov. Kalteng

61.06

Prov. Sumbar

56.85

Prov. Sumbar

60.88

Prov. Kalteng

56.80

Prov. NTB

60.71

Prov. Banten

56.34

Prov. Banten

60.16

Prov. Aceh

56.10

Prov. Sultra

59.29

Prov. Lampung

56.00

Prov. Kaltim

59.18

Prov. Sulbar

55.53

Prov. Lampung

59.16

Prov. Kaltim

55.16

Prov. Sulbar

58.64

Prov. Maluku

54.63

58.05

Prov. Kalsel

Prov. Kalsel

54.49

57.06

Prov. Sultra

54.34

Prov. Maluku

56.70

Prov. Babel

Prov. Sulut

56.18

Prov. Sulut

Prov. Babel

53.19
51.98

Prov. Papua

54.93

Prov. Papua

51.53

Prov. Sulsel

54.33

Prov. Bengkulu

51.02

Prov. NTT

53.75

Prov. NTT

49.60

Prov. Bengkulu

53.69

Prov. Sulsel

49.59

Prov. Gorontalo

53.01

Prov. Gorontalo

48.82

Prov. Sulteng

52.29

Prov. Sulteng

47.85

47.73

Prov. Malut

Rerata 33 Provinsi
60,69

46.28

Prov. Malut

Indeks Nasional
64,21

Rerata 33 Provinsi
56,71

Indeks Nasional
60,58

79
Indeks Kompetensi Sekolah Program IPA, Prov. Sumut
Capaian Indeks Kompetensi Sekolah

Program IPA

76.90

Prov. Jatim

70.53

Prov. DKI

Capaian Indeks Kompetensi Sekolah, Prov. Sumut

Program IPA

Prov. Bali

69.05

Prov. Sumut

68.73

Kota Tebing Tinggi

78.87

Prov. Jateng

68.16

Kab. Toba Samosir

77.85

66.24

Prov. Jabar

76.52

Kab. Serdang Bedagai

74.20

Prov. Kalbar

64.36

Kab. Labuhanbatu Utara

Prov. Riau

64.14

Kota Pematangsiantar

73.31

Kab. Tapanuli Utara

72.89

Prov. Aceh

63.65

Prov. Jambi

63.44

Prov. Pabar

63.22

Prov. DIY

Kota Medan

62.84

72.28

Kota Padangsidimpuan

71.93

Kab. Pakpak Bharat

71.91

Kab. Batubara

71.13

Prov. Kepri

62.58

Kab. Simalungun

70.94

Prov. Sumsel

61.98

Kab. Labuhanbatu

70.73

Prov. Kalteng

61.06

Kab. Labuhanbatu Selatan

70.72

Prov. Sumbar

60.88

Kota Binjai

69.74

Prov. NTB

60.71

Kab. Langkat

69.61

Prov. Banten

60.16

Kab. Dairi

69.20

Prov. Sultra

59.29

Prov. Kaltim

59.18

Prov. Lampung

59.16

58.05

Kota Sibolga

58.64

Prov. Kalsel
Prov. Babel

57.06

Prov. Maluku

56.70
56.18

Prov. Sulut

54.93

Prov. Papua
Prov. Sulsel

54.33

Prov. NTT

53.75

Prov. Bengkulu

53.69

Prov. Gorontalo

53.01

Prov. Sulteng

52.29
47.73

Prov. Malut

Rerata 33 Provinsi
60,69

Indeks Nasional
64,21

67.64
66.46

Kab. Mandailing Natal

Memerlukan pembinaan

Prov. Sulbar

67.75

Kab. Deliserdang
Kab. Tapanuli Tengah

66.37

Kab. Humbang Hasundutan

65.50

Kab. Asahan

65.36

Kab. Nias Utara

63.42

Kab. Samosir

63.29
62.52

Kab. Padanglawas
Kab. Karo

60.70

Kota Gunungsitoli

59.20

Kota Tanjung Balai

58.07

Kab. Tapanuli Selatan
Kab. Nias Selatan
Kab. Nias Barat
Kab. Padanglawas Utara
Kab. Nias

Rata-rata Kab/Kota : 66,36

58.02
55.34
52.41
50.42
45.67

Indeks Provinsi : 68,73

80
Indeks Kompetensi Sekolah Program IPS, Prov. Sumut
Capaian Indeks Kompetensi Sekolah

Program IPS

69.77

Prov. Jatim

66.60

Prov. Sumut
Prov. DKI
Prov. Jateng

Program IPS

65.04

Prov. Jabar

Capaian Indeks Kompetensi Sekolah, Prov. Sumut

65.29

64.11

82.85

Kab. Tapanuli Utara

80.95

Kab. Samosir

Prov. Kalbar

60.80

Kab. Labuhanbatu Utara

75.56

Prov. NTB

60.77

Kab. Simalungun

75.14

Prov. Bali

60.57

Kota Tebing Tinggi

72.78

Prov. DIY

60.24

Kab. Labuhanbatu

72.53

Kab. Serdang Bedagai

Prov. Riau

58.37

Prov. Kepri

58.30

Prov. Jambi

71.17

Kab. Langkat

56.80

70.02

Kab. Batubara

56.85

Prov. Kalteng

71.28

Kota Sibolga

57.57

Prov. Sumbar

71.85

Kab. Toba Samosir

57.89

Prov. Sumsel

72.14

Kota Padangsidimpuan

59.99

Prov. Pabar

69.36
69.31

Kota Pematangsiantar

67.58

Kab. Deliserdang

Prov. Banten

56.34

Kab. Dairi

66.77

Prov. Aceh

56.10

Kota Medan

66.70

Prov. Lampung

56.00

66.55

Kab. Labuhanbatu Selatan

65.66

55.53

Prov. Kaltim

55.16

Kab. Tapanuli Tengah

65.32

Kota Binjai

65.16

Prov. Maluku

54.63

Prov. Kalsel

54.49

Prov. Sultra
Prov. Babel

54.34
53.19

Prov. Sulut

51.98

Prov. Papua

51.53

Prov. Bengkulu

51.02

Prov. NTT

49.60

Prov. Sulsel

49.59

Prov. Gorontalo

48.82

Prov. Sulteng

47.85

Prov. Malut

Rerata 33 Provinsi
56,71

46.28

Indeks Nasional
60,58

Memerlukan pembinaan

Prov. Sulbar

Kab. Padanglawas

Kab. Nias Utara

64.37

Kab. Mandailing Natal

64.04
63.61

Kab. Pakpak Bharat

61.79

Kab. Asahan

59.53

Kab. Humbang Hasundutan
Kab. Tapanuli Selatan

57.11

Kab. Karo

56.81

Kab. Nias Selatan

55.66

Kab. Nias Barat

53.62

Kota Tanjung Balai

53.50

Kota Gunungsitoli
Kab. Padanglawas Utara
Kab. Nias

Rata-rata Kab/Kota : 65,26

53.07
49.12
42.73

Indeks Provinsi : 66,60

81
Peta Kompetensi Siswa SMA/MA untuk Mapel Matematik hasil UN 2013
Indeks Kompetensi Nasional = 56,96
Indeks Kompetensi Prov. Sumut = 63.77

Indeks Kompetensi Siswa SMA/MA
(Mapel Matematik), Menurut Provinsi
Prov. Jatim

! !

73.84

Prov. Sumut

63.77

Prov. DKI

63.73

Prov. Jateng

63.71

Logika Matematik

Prov. Sumut

Komp_1

60.84

Prov. Jabar
Prov. Bali

58.49

Prov. Aceh

57.94

Komp_9

57.80

Prov. Pabar
Prov. Banten

53.57

Prov. Jambi

53.49

Prov. DIY

52.34

Prov. Riau

62.64

48.73

52.28

Prov. Sultra

64.32

51.96

Prov. Kalteng

51.71

Prov. Maluku

51.57

47.95

51.96

Prov. Kepri

Prov. Sumsel

51.30

Prov. NTB

50.89

Prov. Sumbar
Prov. Lampung

Maximum
Nasional
Prov. Sumut

72.11

52.41

Prov. Sulbar

Statistik dan
Peluang

53.04

Prov. Kalbar

Komp_2

74.95

Komp_8

Kalkulus

61.28

61.30

52.17

71.32

50.37

Prov. Sulut

47.51
46.95

Prov. Kalsel

46.92

Prov. Babel

45.27

Prov. Kaltim

47.95

44.82

Prov. NTT

44.11

Prov. Sulteng

43.98

62.22

38.98

Prov. Malut

42.56

Prov. Gorontalo

62.90

Komp_7

Komp_4

54.44

Trigonometri

42.22

Prov. Bengkulu

72.07

49.88

44.59

Prov. Sulsel

42.12

Rata-rata provinsi: 52,01

! !
Indeks Nas : 56,96

78.05
Komp_6

Geometri

Komp_3

Aljabar (2):
Persamaan,
pertidaksamaan
linear dan kuadrat

48.14

Prov. Papua

Aljabar (1):
Eksponen,
Barisan dan
Deret

Komp_5

Aljabar (3):
Matriks, Vektor,
dan Transformasi
Aljabar (4):
Lingkaran, suku banyak, dan
komposisi fungsi

82
Peta Kompetensi Siswa SMA/MA untuk Mapel Matematika IPA hasil UN 2013
Indeks Kompetensi Nasional = 56,96
Indeks Kompetensi Prov. Sumatera Utara = 63,77
Indeks Kompetensi Kota Medan = 68,18

Indeks Kompetensi Siswa SMA/MA
(Mapel Matematika IPA), Menurut Kab/Kota
Kota Pematangsiantar

))

72.1

Kab. Tapanuli Utara

72.05

Kab. Simalungun

70.36

Logika Matematika

Kota Medan

70

Kab. Pakpak Bharat

69.75

Kab. Langkat
Kota Padangsidimpuan

69.14

Kota Medan

Aljabar (1):
Eksponen,
Barisan dan
Deret

68.16

Kota Binjai

68.02

Kab. Toba Samosir

66.94

Statistik dan
Peluang

65.2

Kab. Labuhanbatu
Kota Tebing Tinggi

65.05

Kab. Labuhanbatu Utara

64.92

Kab. Serdang Bedagai

64.29

Kab. Batubara

64.28

Kab. Labuhanbatu Selatan

63.96
62.76

Kab. Tapanuli Tengah

62.67

Kab. Deliserdang

62.08

Kab. Mandailing Natal

61.64

Kab. Dairi
Kab. Padanglawas

60.66

Kab. Asahan

Aljabar (2):
Persamaan,
pertidaksamaan
linear dan kuadrat

Kalkulus

60.43

Kota Sibolga

58.39

Kab. Nias Utara

58.29

Kab. Samosir

57.33

Kab. Humbang Hasundutan

55.71
54.86

Kab. Karo
Kota Gunungsitoli

51.9

Kab. Tapanuli Selatan

51.1

Kab. Nias Selatan

48.48

Kota Tanjung Balai

47.35

Kab. Padanglawas Utara

Aljabar (3):
Matriks, Vektor,
dan Transformasi

44.22

Kab. Nias Barat

Trigonometri

43.73

Kab. Nias

Rata-rata Kab/Kota: 60.45

))

38.98

Indeks Prov: 63.77

Geometri

Aljabar (4):
Lingkaran, suku banyak, dan
komposisi fungsi

83
Peta Kompetensi Siswa SMA/MA untuk Mapel Bhs. Indonesia hasil UN 2013
Indeks Kompetensi Nasional = 68.41
Indeks Kompetensi Prov. Sumut= 62.79

Indeks Kompetensi Siswa SMA/MA
(Mapel Bhs.Indo), Menurut Provinsi
Prov. Bali

&

77,83
76,58

Prov. DIY
Prov. DKI

74,86

Prov. Jateng

Prov. Sumut

74,48

Prov. Jatim

73,41

Prov. Kepri

72,57

Prov. Sumbar

Menulis
Gagasan Fiksi

Prov. Jabar

66.94

71,08
70,68

Prov. Babel

Komp_2

Membaca Kritis Nonfiksi
Maximum

63.33

71,81

Prov. Kalbar

Membaca Pemahaman Nonfiksi

Komp_9

71,89

Prov. Kalsel

Komp_1

Nasional

65.75

58.33

Prov. Sumut

70,27

Prov. NTB

70,26

Prov. Kalteng

69,81
69,58

Prov. Kaltim

69,1

Prov. Riau

59.99

61.68

Komp_8

Menulis
Struktur Fiksi

Komp_3

70.61

56.51

54.70

83.01

Membaca Data

69,09

Prov. Sulbar

67,42

Prov. Sumsel

56.95

67,4

Prov. Lampung

72.45

67,36

Prov. Gorontalo

66.37

67

Prov. Sultra
Prov. Jambi

66,74

Prov. Bengkulu

66,27

Prov. Banten

66,14

Prov. Sulsel

65,52

Prov. Sulut

62.51

62.70

Komp_7

Komp_4

74.93

Menulis Struktur
Nonfiksi

70.04

Membaca Pemahaman Fiksi

76.49

64,87

Prov. NTT

64,82

Prov. Pabar

64,39

Prov. Sumut

Komp_6

Komp_5

Membaca Kritis Fiksi

62,79

Prov. Sulteng

Menulis Gagasan Nonfiksi

62,65

Prov. Aceh
Prov. Maluku
Prov. Papua
Prov. Malut

Rata-rata provinsi: 67,59

59,71
57,01
56,42

&

50,66

Indeks Nas : 68,41

Meski rerata nilai Provinsi Sumut
untuk Jurusan IPA tinggi, namun untuk
mata pelajaran Bahasa Indonesia
nilai rerata di bawah rerata Nasional
84
Peta Kompetensi Siswa SMA/MA untuk Mapel Bhs. Indonesia hasil UN 2013

Indeks Kompetensi Siswa SMA/MA
(Mapel Bhs.Indo), Menurut Kabupaten/Kota
Kab. Toba Samosir

70.16

Kab. Labuhanbatu Utara

Indeks Kompetensi Nasional = 68.41
Indeks Kompetensi Prov. Sumut = 62,79
Indeks Kompetensi Kota Medan = 64,11

Kota Medan

Kab. Humbang Hasundutan

67.43

Kab. Batubara

66.14

Kota Pematangsiantar

Kota Medan

Komp_9

Komp_2

66.08

Kota Sibolga

Prov. Sumut

Menulis
Gagasan Fiksi

68.27

Kab. Tapanuli Tengah

65.83

Kab. Tapanuli Utara

64.77

66.94

64.92

Kab. Labuhanbatu

63.33

65.28

Kab. Asahan

64.56

Kab. Labuhanbatu Selatan
Kab. Samosir

64.22

Kab. Pakpak Bharat

64.20

Kota Medan

63.18

63.31

Kab. Karo

83.01

Komp_8

55.06

63.02

62.80

61.68

59.99

54.70

74.97

56.51

Komp_3

Membaca Data

70.61

63.04

Kota Tebing Tinggi

65.75

63.22

Kab. Mandailing Natal

Membaca Kritis Nonfiksi

59.08

58.33

Menulis
Struktur Fiksi

64.11

Kota Gunungsitoli

Nasional

Komp_1

68.53

Kab. Dairi

Maximum

Membaca Pemahaman Nonfiksi

69.99

Kab. Simalungun

62.20

Kota Padangsidimpuan

62.17

66.96

Kota Binjai

61.41

Kab. Langkat

60.75

Kab. Serdang Bedagai

57.56

66.37

63.59

72.45

62.70

60.34

Kab. Tapanuli Selatan
Kab. Deliserdang

Menulis Struktur
Nonfiksi
Komp_7

56.95

59.86

70.04

59.83

Kota Tanjung Balai

58.72

Kab. Padanglawas

57.54

Kab. Nias Selatan

Komp_4

Membaca Pemahaman Fiksi

74.93

75.12

76.49

59.71

Kab. Nias Utara

62.51

56.84

Kab. Padanglawas Utara
Kab. Nias Barat
Kab. Nias

Rata-rata Kab/Kota: 62.44

Komp_6

Menulis Gagasan Nonfiksi

Komp_5

Membaca Kritis Fiksi

53.80
52.15
48.17

Indeks Prov : 62.79

85
Contoh Kajian Hasil UN untuk Pemetaan Potensi

Indeks rerata kompetensi sekolah
untuk prodi IPA di Kota Medan umumnya di
atas rerata Provinsi SumUt maupun Nasional,
namun untuk Bahasa Indonesia nilainya di
bawah rerata Nasional

86
Dashboard Analisis Data Pendidikan – Berbasis Hasil Ujian Nasional 2013

87
Contoh: Peta Kompetensi Siswa utk Mapel Kimia di SMA N 1 Medan

Kimia (IPA)
Struktur Atom

stoikiometri

Kimia unsur

Larutan

Redoks

Kimia karbon

Kinetika reaksi
Termokimia

Index Kompetensi Mapel Jurusan IPA di SMA N 1 Medan cukup bagus,
sangat menonjol untuk Mapel Bahasa Inggris dan Kimia
Contoh: Peta Kompetensi Rerata Siswa SMA Advent Nias, Kab Nias, SumUt

Contoh:
Sangat membutuhkan peningkatan mutu pembelajaran mapel Bahasa Inggris,
Matematika, dan Kimia
Dampak Intervensi Kebijakan

90
Penggunaan UN untuk SNMPTN

Tahun 2013
Hasil kelulusan UN digunakan
sebagai syarat untuk diterima
melalui SNMPTN

Tahun 2014
Gabungan nilai rapor yang
sudah diboboti dan nilai UN
murni digunakan sebagai dasar
seleksi SNMPTN.
Bobot nilai ditentukan oleh
masing-masing perguruan
tinggi

91
3. Pelestarian dan Pengembangan
Kebudayaan

92
PENGAKUAN UNESCO TERHADAP WARISAN BUDAYA INDONESIA
Warisan Budaya Dunia (World Cultural Heritage):
1. Kompleks Candi Borobudur (1991);
2. Kompleks Candi Prambanan (1991);
3. Situs Manusia Purba Sangiran (1996);
4. Lanskap Budaya Bali (Subak) (2012).
Warisan Alam Dunia (World Natural Heritage):
1. Taman Nasional Ujung Kulon di Banten (1991);
2. Taman Nasional Komodo di NTT (1991);
3. Taman Nasional Lorentz di Papua (1999);
4. Hutan Hujan Tropis Sumatera (2004).
Warisan Budaya Tak Benda (Intangible Cultural Heritage):
Intangible Cultural Heritage of Humanity
1. Wayang (2003);
2. Keris (2005);
3. Batik (2009);
4. Angklung (2010).
Intangible Cultural Heritage in Need of Urgent Safeguarding
1. Tari Saman (2011);
2. Noken (2012).

Nominasi Warisan Budaya Tak Benda
(Intangible Cultural Heritage):
1. Tenun
2. Taman Mini Indonesia Indah
3. Tor Tor
4. Tari Bali
5. Kapal Phinisi
Nominasi Warisan Budaya Benda (Tangible
Cultural Heritage):
1. Pemukiman Tradisional Tana Toraja;
2. Pemukiman Tradisional Nias;
3. Kota Lama Banda Naira
4. Lukisan Gua-gua Prasejarah Maros
Pangkep
5. Kawasan Percandian Muara Jambi
6. Bekas Kota Majapahit, Trowulan
Mojokerto
93
Fokus Pelestarian dan Pengembangan Kebudayaan 2014
1. PEMBANGUNAN
KARAKTER BANGSA
MELALUI KEBUDAYAAN

2. PELESTARIAN WARISAN
BUDAYA

3. PENGUATAN
DIPLOMASI BUDAYA

a. Persemaian nilai budaya
sebagai pembentuk karakter
bangsa
b. Penguatan Kantong-kantong
Budaya
(Sanggar/Komunitas/Desa
Adat)
c. Penyuluh Budaya
d. Fasilitasi Sarana Budaya
untuk Sekolah
e. Fasilitasi Pembuatan Film
Pendek dan Dokumenter
(tema : karakter bangsa)
f. Buku-buku tentang Sejarah
dan Nilai Budaya
g. Gerakan Nasional Cinta
Museum: Museum Masuk
Sekolah

a. Registrasi Nasional Cagar
Budaya sebagai warisan
budaya nasional

a. Penguatan Diplomasi
Budaya: Rumah Budaya di
Luar Negeri

b. Revitalisasi Cagar Budaya
misalnya situs Sangiran/
Situs Trowulan, Muaro
Jambi, rumah Pengasingan
Bung Karno di
Ende/Revitalisasi Keratonkeraton/Revitalisasi Kota
Lama

b. Pengembangan Rumah
Budaya Nusantara

c.

Revitalisasi dan
pembangunan Museum

c.

Penominasian warisan
budaya nasional menjadi
warisan budaya dunia
(UNESCO)

d. Penguatan Warisan
Budaya Dunia (sosialisasi/
publikasi/ summit)

94
World Culture Forum

Ikut Berperan Membangun Dunia Lewat Kebudayaan

JANJI BALI

Kebudayaan membawa sifat unik tersendiri. Kebudayaan dapat masuk ke
dalam berbagai sendi keberagaman seperti etnis, agama, bangsa, dan negara.
Menempatkan budaya dalam arus utama pembangunan berkelanjutan, bukan
hanya sebagai pelengkap. Metode pendekatan dan strategi dalam
mengembangkan budaya dapat didekati dengan pendidikan.
95
Rekomendasi Janji Bali
(1) Mencari modalitas baru untuk memberikan nilai dan mengukur budaya dalam
pembangunan berkelanjutan dan mengembangkan kerangka etika yang akuntabel,
untuk keuntungan bagi pemangku kepentingan dengan melibatkan masyarakat.
(2) Mendong model partisipatif baru mempromosikan demokrasi budaya dan inklusi
sosial, memastikan kejelasan konseptual, ekuitas dan peningkatan kapasitas dalam
mengarusutamakan masalah jender, dan mendorong stabilitas dalam pembangunan
sosial, politik, dan ekonomi untuk memelihara budaya damai baik di tingkat lokal
maupun internasional.
(3) Mendukung kepemimpinan dari kaum muda dalam berkebudayaan, mempromosikan
sistem pengetahuan lokal dalam membimbing konservasi lingkungan dan
perlindungan warisan, serta mengembangkan dan memperkuat kemitraan yang
produktif antara sektor publik dan swasta.
(4) Mmemperkuat kepemilikan masyarakat dan partisipasi masyarakat sipil dalam proyekproyek pembangunan yang berkelanjutan untuk meningkatkan peran transformatif
mereka, mendorong kreativitas dan mendorong pengembangan industri budaya untuk
mengentaskan kemiskinan, dan meningkatkan pemberdayaan ekonomi dan budaya.
(5) Meminta pemerintah untuk berkomitmen untuk integrasi budaya di agenda
pembangunan berkelanjutan pasca-2015.
96
Membangun Pusat Layanan Bahasa
Antisipasi Bertambahnya Penutur Bahasa Indonesia

97
4. Tata Kelola

98
99
IIP (Indeks Integritas Pusat) 2012
Instansi dengan Skor Total Integritas > 7
No.

1
2
3
4
5
6
7

Instansi

PT. Jamsostek
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Badan Koordinasi Penanaman Modal
Badan Pengawas Obat dan Makanan
Kementerian Kesehatan
Badan Tenaga Nuklir Nasional
Kementerian Perdagangan

Indeks Integritas
Pengalaman
Integritas
8.02
8.06
7.63
7.59
7.62
7.59
7.10

Potensi Total Instansi Pusat
Integritas
6.44
6.15
6.62
6.54
5.97
5.91
6.88

7.49
7.43
7.29
7.24
7.07
7.03
7.03

100
HASIL PEMERINGKATAN E-GOVERNMENT INDONESIA

Kriteria Penilaian :
• Kebijakan
• Kelembagaan
• Infrastruktur
• Perencanaan

Kemdikbud akan
mempertahankan dan
meningkatkan kinerja di
bidang E-Gov
Sumber: UKP4
101
C
RENCANA 2014

102
Pidato Presiden RI Tanggal 16 Agustus 2013
1. Prioritas pembangunan pendidikan tahun 2014 diarahkan untuk
“meningkatkan mutu, akses dan pemerataan pelayanan pendidikan”.

2. Tujuan: mengakselerasi pembangunan SDM sekaligus memanfaatkan bonus
demografi dan momentum 100 tahun Indonesia merdeka

3. Anggaran pendidikan tahun 2014 telah ditetapkan sebesar Rp. 80,661
Triliun.

4. Kebijakan pemanfaatan anggaran pendidikan tahun 2014:
a)

b)

Program Pendidikan Menengah Universal (PMU)  agar anak-anak
Indonesia usia 16-18 tahun pada tahun 2020 nanti minimal 97 %
berpendidikan menengah. Apabila tanpa PMU, angka tsb baru dicapai pada
tahun 2040;
Peningkatan distribusi guru di daerah terpencil, perbatasan dan kepulauan;

103
Pidato Presiden RI Tanggal 16 Agustus 2013 (lanjutan….)

c) Peningkatan kualitas pendidikan, antara lain melalui:

• Sertifikasi guru; dan
• Implementasi Kurikulum 2013;
d) Peningkatan program afirmasi:

• SM3T
• Pengiriman pelajar asal Papua untuk melanjutkan
studinya di beberapa SMA/SMK dan PT terbaik di luar
Papua
e) Penuntasan rehabilitasi ruang kelas rusak dan pembangunan
sekolah baru;
f) Pembangunan akademi komunitas; dan
g) Pemerataan akses pendidikan melalui pemberian beasiswa bagi
siswa miskin dan dan beasiswa Bidik Misi.
104
Kebijakan Pembangunan Pendidikan dan Kebudayaan
Tahun 2014

•

•
•
•

1/2

Rujukan
UUD 1945, UU Sisdiknas (20/2003), UU Guru dan Dosen
(14/2005), UU Bendera, Bahasa, dan Lambang Negara, Serta Lagu
Kebangsaan (24/2009), UU Cagar Budaya (11/2010), UU Dikti
(12/2012), dan peraturan perundangan lain yg terkait.
RPJMN 2009-2014.
Renstra Kemdikbud 2010-2014.
Kontrak Kinerja Menteri dan Arahan Presiden
Arah
Kebijakan

1. Peningkatan akses dan kualitas pendidikan anak usia dini (PAUD),
pendidikan nonformal dan pendidikan informal;
2. Peningkatan kualitas wajib belajar pendidikan dasar sembilan tahun
yang merata.
3. Peningkatan akses, kualitas dan relevansi pendidikan menengah
universal (PMU).
105
Kebijakan Pembangunan Pendidikan dan Kebudayaan
Tahun 2014

2/2

4. Peningkatan akses, kualitas, relevansi dan daya saing pendidikan
tinggi, termasuk penyediaan BOPTN, ekspansi daya tampung
(termasuk pendirian PTN baru dan pembangunan akademi
komunitas).
5. Peningkatan profesionalisme, pemerataan distribusi, dan
kesejahteraan guru dan tenaga kependidikan.
6. Melanjutkan implementasi kurikulum 2013.
7. Pengembangan, pelindungan, dan pemanfaatan warisan budaya dan
bahasa serta peningkatan apresiasi masyarakat terhadap keragaman
seni dan budaya.
8. Penguatan tata kelola pendidikan yang berbasis pada performance
based budgeting dan reformasi birokrasi untuk meningkatkan
akuntabilitas, efisiensi, dan efektivitas manajemen pelayanan
pendidikan.
106
Pagu Anggaran Kemdikbud: 2013 dan 2014
(dalam ribuan)
No

Unit Utama

2013

2014

1

Sekretariat Jenderal

1.510.090.000

1.441.562.300

2

Inspektorat Jenderal

205.000.000

205.000.000

3

Ditjen PAUDNI

2.553.710.000

2.338.034.530

4

Ditjen Dikdas

12.100.960.000

16.238.814.870

5

Ditjen Dikmen

11.639.480.000

14.881.960.000

6

Ditjen Dikti

38.607.440.000

39.896.628.200

7

Ditjen Kebudayaan

2.028.620.000

1.182.750.000

8

Balitbang

1.295.460.000

1.186.700.000

9

Badan Bahasa

359.530.000

359.531.800

10

Badan PSDMPK-PMP

2.787.190.000

2.930.045.100

73.087.480.000

80.661.026.800

Total

Catatan: Anggaran Kemdikbud 2013 adalah sebelum APBNP 2013 (Rp. 80,382 T).
107
Persiapan Pelaksanaan UN 2014

108
Perbandingan UN 2013 dan 2014: SMP/MTs dan SM
ASPEK

2013

Integrasi vertikal

Nilai UN belum sepenuhnya
digunakan dlm seleksi SNMPTN

Nilai UN digunakan dalam
penerimaan mhs baru SNMPTN

Mudah 10%
Sedang 70%
Sukar 20%

Mudah 10%
Sedang 70%
Sukar 20%
Beberapa soal setara PISA/TIMMS

Terpusat

Provinsi secara regional

Soal
Penggandaan dan
distribusi soal UN

2014

Kelembagaan

Majelis Rektor dilibatkan dalam
kepanitian untuk meningkatkan
kredibilitas dan integrasi vertikal

Pengawasan

Majelis rektor dilibatkan dalam
penyiapan soal, pengawasan,
pemrosesan LJU untuk meningkatkan
kredibilitas UN

109
Jadwal Pelaksanaan UN 2014
A. SMA/MA
Mata Pelajaran
No

3.

Program
IPA

Program
IPS

Program
Bahasa

MA Program
Keagamaan

07.30–09.30

Bahasa
Indonesia

Bahasa
Indonesia

Bahasa
Indonesia

Bahasa
Indonesia

UN Susulan
Selasa, 22 April 2014

10.30–12.30

Biologi

Geografi

Sastra
Indonesia

Hadis

UN
Selasa, 15 April 2014

07.30–09.30

Matematika

Matematika

Matematika

Matematika

UN Susulan
Rabu, 23 April 2014

10.30–12.30

Kimia

Sosiologi

Antropologi

Fikih

UN
Rabu, 16 April 2014

2.

Jam

UN
Senin, 14 April 2014
1.

Hari dan Tanggal

07.30–09.30

Bahasa
Inggris

Bahasa
Inggris

Bahasa
Inggris

Bahasa
Inggris

UN Susulan
Kamis, 24 April 2014

10.30–12.30

Fisika

Ekonomi

Bahasa
Asing

Tafsir

110
Jadwal Pelaksanaan UN 2014
B. SMK/MAK
No
1.
2.
3.

Hari dan Tanggal
UN:

Senin,

14 April 2014

UN Susulan:

Selasa, 22 April 2014

UN:

Selasa, 15 April 2014

UN Susulan:

Rabu,

23 April 2014

UN:

Rabu,

16 April 2014

UN Susulan:

Kamis,

24 April 2014

Jam

Mata Pelajaran

07.30–09.30

Bahasa Indonesia

07.30–09.30

Matematika

07.30–09.30

Bahasa Inggris

C. SMALB
No
1.
2.
3.

Hari dan Tanggal
UN:

Senin,

14 April 2014

UN Susulan:

Selasa, 22 April 2014

UN:

Selasa, 15 April 2014

UN Susulan:

Rabu,

23 April 2014

UN:

Rabu,

16 April 2014

UN Susulan:

Kamis,

24 April 2014

Jam

Mata Pelajaran

07.30–09.30

Bahasa Indonesia

07.30–09.30

Matematika

07.30–09.30

Bahasa Inggris
111
Jadwal Pelaksanaan UN 2014
D. Program Paket C
No
1.

Program
Program
Paket C
IPS

Hari dan Tanggal
Periode I
Senin,
14 April 2014

Periode II
Selasa,
19 Agustus 2014

Jam

Mata Ujian
Bahasa Indonesia
Geografi

10.30 – 12.30

Selasa,
15 April 2014

13.30 – 15.30
16.00 – 18.00

Pendidikan
Kewarganegaraan

Selasa,
15 April 2014

Matematika
Sosiologi

Kamis,
21 Agustus 2014

13.30 – 15.30
16.00 – 18.00

Bahasa Inggris
Ekonomi

Jumat
22 Agustus 2014
Program
Paket C
IPA

13.30 – 15.30
16.00 – 18.00

Rabu,
16 April 2014

2.

Rabu,
20 Agustus 2014

14.00 – 16.00

Pendidikan
Kewarganegaraan

Selasa,
19 Agustus 2014

13.30 – 15.30
16.00 – 18.00

Bahasa Indonesia
Biologi

10.30 – 12.30

Pendidikan
Kewarganegaraan

Senin,
14 April 2014
Selasa,
15 April 2014
Selasa,
15 April 2014

Rabu,
20 Agustus 2014

13.30 – 15.30
16.00 – 18.00

Matematika
Kimia

Rabu,
16 April 2014

Kamis,
21 Agustus 2014

13.30 – 15.30
16.00 – 18.00

Bahasa Inggris
Fisika

Jumat
22 Agustus 2014

14.00 – 16.00

Pendidikan
Kewarganegaraan

112
Jadwal Pelaksanaan UN 2014
E. Program Paket C Kejuruan
No
3

Program
Program
Paket C
Kejuruan

Hari dan Tanggal
Periode I

Jam

Periode II

Mata Ujian

Senin,
Selasa,
13.30-15.30 Bahasa Indonesia
14 April 2014 19 Agustus 2014 16.00-18.00 Pendidikan
Kewarganegaraan
Selasa,
6 Mei 2014

Rabu,
13.30-15.30 Matematika
20 Agustus 2014 16.00-18.00 Bahasa Inggris

F. SMP/MTs dan SMPLB
No

Hari dan Tanggal

Jam

Mata Ujian

UN

UN Susulan

1

Senin, 5 Mei 2014

Senin, 12 Mei 2014

2

Selasa, 6 Mei 2014 Selasa, 13 Mei 2014 07.30-09.30 Matematika

3

Rabu, 7 Mei 2014

4

Kamis, 8 Mei 2014 Jumat, 16 Mei 2014 07.30-09.30 Ilmu Pengetahuan Alam

Rabu, 14 Mei 2014

07.30-09.30 Bahasa Indonesia
07.30-09.30 Bahasa Inggris

113
Jadwal Pelaksanaan UN 2014
G. Program Paket B/Wustha
No

Hari dan Tanggal
Periode I

Periode II

Jam

Mata Ujian

1

Senin,
5 Mei 2014

Selasa,
13.30-15.30
19 Agustus 2014 16.00-18.00

Bahasa Indonesia
Pendidikan Kewarganegaraan

2

Selasa,
6 Mei 2014

Rabu,
13.30-15.30
20 Agustus 2014 16.00-18.00

Matematika
Ilmu Pengetahuan Sosial

3

Rabu,
7 Mei 2014

Kamis,
13.30-15.30
21 Agustus 2014 16.00-18.00

Bahasa Inggris
Ilmu Pengetahuan Alam

114
PERMENDIKBUD Nomor 102 Tahun 2013
tentang
Penyelenggaraan Ujian Sekolah/Madrasah pada Sekolah Dasar/Madrasah
Ibtidaiyah, Sekolah Dasar Luar Biasa, dan Program Paket A/Ula
Antara lain:

•
•

•

•

•

Pelaksanaan US/M menjadi kewenangan Satuan Pendidikan. (pasal 14).
Peserta didik dinyatakan lulus dari Satuan Pendidikan setelah:
a. menyelesaikan seluruh program pembelajaran;
b. memperoleh nilai minimal baik pada penilaian akhir untuk seluruh mata
pelajaran; dan
c. lulus US/M. (pasal 5)
Penyelesaian seluruh program pembelajaran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5
huruf a, untuk peserta didik SD/MI, SDLB, dan Program Paket A/Ula, apabila telah
menyelesaikan pembelajaran dari kelas I sampai dengan kelas VI. (pasal 6)
Kriteria perolehan nilai minimal baik pada penilaian akhir untuk seluruh mata
pelajaran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 huruf b ditetapkan oleh Satuan
Pendidikan. (pasal 7)
Kriteria kelulusan peserta didik dari US/M sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5
huruf c ditetapkan oleh Satuan Pendidikan sebelum pelaksanaan US/M
berdasarkan perolehan nilai US/M. (pasal 8)
115
Implementasi Kurikulum 2013
pada Tahun 2014

116
Skala Implementasi
No
1

Jenjang
Satuan

Kelas

SD

I

Tahun
2013
2% (2.598 Sekolah)

2014
100%

100%

100%

II

100%

III
IV

100%
2% (2.598 Sekolah)

100%

100%

100%

V

100%

VI
2

SMP

VII
VIII

100%
4% (1.436 sekolah)

100%

100%

100%

100%

IX
3

SMA/SMK

2015

100%

X

100%
10%
SMA (11.629
Sekolah)
SMK (10.628 sekolah)

100%

XI

100%

100%

XII

100%
117
Jumlah Sekolah Sasaran Pendidikan Dasar
No

Jenjang

1

SD

2
3

Sekolah

Siswa Kelas
1,2,4,5,7,8

148.171

17.640.917

SMP

35.597

7.107.950

PKLK

1.744

32.354

185.512

24.781.221

Jumlah

118
Jumlah Sekolah Sasaran Pendidikan Menengah

No

Jenjang

Jumlah
Sekolah

Siswa
Kelas X

Kelas XI

1

SMA

11.629

1.767.368

1.693.728

2

SMK

10.628

1.597.352

1.430.115

3

SMLB

774

4.008

3.406

23.031

3.368.728

3.127.249

JUMLAH

119
Skema Pembiayaan
Pembiayaan Implementasi Kurikulum 2013
pada Tahun 2014

Penyediaan
Buku
SD-SMP

SM

Pelatihan Guru
APBN dan APBD

Pendampingan
dan Monev
APBN dan APBD

Semester I 2014/2015
BOS dan BOS BUKU
Semester II 2014/2015
DAK dan APBD
Semester I 2014/2015
BOS SM

120
D
LAIN-LAIN

121
D.1
STAKEHOLDER SATISFACTION SURVEY

122
Indeks 2013

Pendidik & Tenaga
Kependidikan

73,1
73,1

Peserta Didik

73,3
73,1

Pengelola Satuan
Pendidikan

73,9
70,2

DPR/DPRD

70,8
65,9

Dinas Pendidikan
Provinsi & Kabupaten

72,7
70,1

Media Massa

70,4
62,9

LSM & Ormas
(Pendidikan)

68,5
64,6

Survei Kepuasan Pemangku Kepentingan Kemdikbud 2013

Indeks 2012

Stakeholder
INTERNAL
2013 : 73,5
2012 : 73,0

KEMDIKBUD
Stakeholder
EKSTERNAL
2013 : 70,6
2012 : 66,1
(N= 10.978, error sampling +/- 0,94 pada interval
kepercayaan 95,0%)
Skala jawaban responden adalah skala Likert (1 – 6)
dikonversikan ke skala (0 – 100)

123
Indeks diukur berdasarkan skor rata-rata dari jawaban responden
Skala jawaban responden adalah skala Likert (1 – 6) lalu dikonversikan ke skala (0 – 100)

+3.6
+2.1

Survei Kepuasan Pemangku Kepentingan Kemdikbud 2013

124
Kepala Sekolah SD, SMP dan SMA

67.8

Pengelola Situs atau Cagar Budaya

72.5

Masyarakat Umum

69.0

Pengelola atau Pelaku Seni

71.6

Komunitas Budaya

70.7

Komunitas Seni

69.3

Komunitas Film

68.1

Keraton

73.3

Pengurus Organisasi Kepercayaan

68.0

Komunitas Adat

69.1

Sanggar Seni Budaya

66.5

Pemuka Adat

70.8

DPR/DPRD

70.1

Dinas Bidang Kebudayaan Daerah

72.3

Media Massa

67.7

LSM

68.8

Survei Kepuasan Pemangku Kepentingan Kemdikbud 2013

(N= 1.193, error sampling +/- 2,84 pada interval
kepercayaan 95,0%)
Skala jawaban responden adalah skala Likert (1 – 6)
dikonversikan ke skala (0 – 100)

Stakeholder
Internal
2013 : 69.6

KEMDIKBUD
Stakeholder
Eksternal
2013 : 71.4
125
Indeks diukur berdasarkan skor rata-rata dari jawaban responden
Skala jawaban responden adalah skala Likert (1 – 6) lalu dikonversikan ke skala (0 – 100)

-2.7

Survei Kepuasan Pemangku Kepentingan Kemdikbud 2013

+0,9

126
D.2
PELAYANAN INFORMASI PUBLIK DAN
PENANGANAN PENGADUAN

127
PERKEMBANGAN JUMLAH PEMOHON DAN
PERMINTAAN INFORMASI PUBLIK DI KEMDIKBUD
TAHUN 2010-2013
400
346

350

336

300
250
200

162

150
100
50

48

68

185
153

81

0
2010

2011
Jumlah Pemohon

2012

2013

Jumlah Informasi yang Diminta
128
JUMLAH PENGADUAN

(Call Center, Telepon, SMS, Email)
JANUARI - DESEMBER 2013

No

Jenis Pelayanan

Jumlah

1

Call Center
Telepon

945

3

SMS

7438

4

Email

10548

JUMLAH

21316

11%

2385

2

Laporan Gabungan Call Center 177,
Telepon, SMS, Email
Januari - Desember 2013

50%

Call Center

4%
35%

Telepon

SMS

Email

129
KATEGORI PENGADUAN

(Call Center, Telepon, SMS, Email)
JANUARI - DESEMBER 2013

NO
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11

KATEGORI
CPNS
BSM
UN
SERTIFIKASI Guru
GURU
NISN
NUPTK
BEASISWA
KURIKULUM
DAPODIK
LAIN-LAIN

JUMLAH

JUMLAH
2.222
2.138
1.804
1.137
1.047
549
400
347
325
202
11.145

21.316
130
D.3
ANALISIS PEMBERITAAN MEDIA 2013

131
Daftar Media
Media Cetak

Media Elektronik (TV)

1. Kompas

1. TVRI

2. Republika

2. RCTI

3. Media Indonesia

3. TV One

4. Koran Tempo

4. SCTV

5. Jurnal Nasional

5. Trans TV

6. Rakyat Merdeka
7. Suara Pembaruan
8. Koran Sindo
9. Jawa Pos
10. The Jakarta Post

6. Trans 7
7. Indosiar
8. MNC TV
9. Metro TV
10. ANTV

11. Harian Pelita
12. Warta Kota
13. Koran Jakarta
14. Pos Kota
15. Sinar Harapan
16. Kedaulatan Rakyat
17. Pikiran Rakyat
18. Suara Karya
19. Majalah Tempo
20. Majalah Gatra

132
Tren Pemberitaan

• UN (2.058)
• Kurikulum (120)

• UN (338)
• Kurikulum (94)

• Kurikulum (126)
• SNMPTN (112)

• Kurikulum (218)
• PPDB (177)

• UN (113)
• Museum (75)
• Guru (111)
• Cagar Budaya (50)

• Kurikulum (120)
• Guru (81)
• RSBI (230)
• Kurikulum (163)

• PPDB (154)
• UN (118)
• Kurikulum (86)
• Guru (56)

• Guru (74)
• UN (58)
• Kurikulum (22)
• UN (21)

133
10 Besar Isu Pemberitaan

Jumlah Berita : 14.140
134
10 Besar Media Cetak

N = 12.539
135
Terima Kasih

Semoga hari esok lebih baik dari hari ini …
InsyaAllah ….

136

More Related Content

Similar to AKSES PAUD

Jumpa Pers Akhir Tahun 2013 - Kemdikbud
Jumpa Pers Akhir Tahun 2013 - KemdikbudJumpa Pers Akhir Tahun 2013 - Kemdikbud
Jumpa Pers Akhir Tahun 2013 - KemdikbudKreshna Aditya
 
IMPLEMENTASI KURIKULUM PENDIDIKAN NASIONAL 2013
IMPLEMENTASI KURIKULUM PENDIDIKAN NASIONAL 2013IMPLEMENTASI KURIKULUM PENDIDIKAN NASIONAL 2013
IMPLEMENTASI KURIKULUM PENDIDIKAN NASIONAL 2013Dimas Prasetyo
 
Peran Mutu Guru (Fasli jalal), Seminar JSIT Indonesia
Peran Mutu Guru (Fasli jalal), Seminar JSIT IndonesiaPeran Mutu Guru (Fasli jalal), Seminar JSIT Indonesia
Peran Mutu Guru (Fasli jalal), Seminar JSIT IndonesiaAbdul Hakim
 
Coaching pada In 2 Diklat Implementasi Kurikulum 2013
Coaching pada In 2 Diklat Implementasi Kurikulum 2013Coaching pada In 2 Diklat Implementasi Kurikulum 2013
Coaching pada In 2 Diklat Implementasi Kurikulum 2013I Nyoman Rudi (Sie PK LPPKS)
 
Analisis (swot) SDN 05 Indralaya
Analisis (swot) SDN 05 IndralayaAnalisis (swot) SDN 05 Indralaya
Analisis (swot) SDN 05 IndralayaRahmitha Solihat
 
Paparan mendikbud sosialisasi kurikulum 2013
Paparan mendikbud sosialisasi kurikulum 2013Paparan mendikbud sosialisasi kurikulum 2013
Paparan mendikbud sosialisasi kurikulum 2013Wandi Budiman
 
01ArahPengembanganDikti.pdf
01ArahPengembanganDikti.pdf01ArahPengembanganDikti.pdf
01ArahPengembanganDikti.pdfAkunbaruSefar
 
Sosialisasi kurikulum 2013 oleh mendikbud di unnes.ppt
Sosialisasi kurikulum 2013 oleh mendikbud di unnes.pptSosialisasi kurikulum 2013 oleh mendikbud di unnes.ppt
Sosialisasi kurikulum 2013 oleh mendikbud di unnes.pptDwi Pujiyanto
 
Pendidikan sain teknik 2011 ori-edited
Pendidikan sain teknik 2011 ori-editedPendidikan sain teknik 2011 ori-edited
Pendidikan sain teknik 2011 ori-editedPVB Jatim
 
20191014_MK_PTNBH_PP_v04.pptx
20191014_MK_PTNBH_PP_v04.pptx20191014_MK_PTNBH_PP_v04.pptx
20191014_MK_PTNBH_PP_v04.pptxteamtender
 
Bahan jumpa-pers-akhir-tahun-2011-wartawan
Bahan jumpa-pers-akhir-tahun-2011-wartawanBahan jumpa-pers-akhir-tahun-2011-wartawan
Bahan jumpa-pers-akhir-tahun-2011-wartawanharis5782
 
Paparan Mendikbud Akhir Tahun 2011
Paparan Mendikbud Akhir Tahun 2011Paparan Mendikbud Akhir Tahun 2011
Paparan Mendikbud Akhir Tahun 2011Guru Online
 
Peran Strategis Guru Dalam Pembelajaran Abad 21
Peran Strategis Guru Dalam Pembelajaran Abad 21Peran Strategis Guru Dalam Pembelajaran Abad 21
Peran Strategis Guru Dalam Pembelajaran Abad 21helius joelioes
 
2. ringkasan eksekutif pppm 2015 2025
2. ringkasan eksekutif pppm 2015 20252. ringkasan eksekutif pppm 2015 2025
2. ringkasan eksekutif pppm 2015 2025thanusha27
 
problematika relevansi pendidikan
problematika relevansi pendidikanproblematika relevansi pendidikan
problematika relevansi pendidikanRatih31
 
Bonus demografi dari sudut pandang ketenagakerjaan (2016)
Bonus demografi dari sudut pandang ketenagakerjaan (2016)Bonus demografi dari sudut pandang ketenagakerjaan (2016)
Bonus demografi dari sudut pandang ketenagakerjaan (2016)ervinjmb
 
Kurikulum 2013
Kurikulum 2013Kurikulum 2013
Kurikulum 2013Erna1994
 
Keterangan Hasil Capaian Pendidikan pd Konpers Hari Pendidikan Nasional 2014
Keterangan Hasil Capaian Pendidikan pd Konpers Hari Pendidikan Nasional 2014  Keterangan Hasil Capaian Pendidikan pd Konpers Hari Pendidikan Nasional 2014
Keterangan Hasil Capaian Pendidikan pd Konpers Hari Pendidikan Nasional 2014 Mohammad_Nuh
 
Keselarasan kurikulum 2013 smk dengan dunia kerja 1
Keselarasan kurikulum 2013  smk dengan dunia kerja 1Keselarasan kurikulum 2013  smk dengan dunia kerja 1
Keselarasan kurikulum 2013 smk dengan dunia kerja 1agung susanto
 

Similar to AKSES PAUD (20)

Jumpa Pers Akhir Tahun 2013 - Kemdikbud
Jumpa Pers Akhir Tahun 2013 - KemdikbudJumpa Pers Akhir Tahun 2013 - Kemdikbud
Jumpa Pers Akhir Tahun 2013 - Kemdikbud
 
IMPLEMENTASI KURIKULUM PENDIDIKAN NASIONAL 2013
IMPLEMENTASI KURIKULUM PENDIDIKAN NASIONAL 2013IMPLEMENTASI KURIKULUM PENDIDIKAN NASIONAL 2013
IMPLEMENTASI KURIKULUM PENDIDIKAN NASIONAL 2013
 
Peran Mutu Guru (Fasli jalal), Seminar JSIT Indonesia
Peran Mutu Guru (Fasli jalal), Seminar JSIT IndonesiaPeran Mutu Guru (Fasli jalal), Seminar JSIT Indonesia
Peran Mutu Guru (Fasli jalal), Seminar JSIT Indonesia
 
Coaching pada In 2 Diklat Implementasi Kurikulum 2013
Coaching pada In 2 Diklat Implementasi Kurikulum 2013Coaching pada In 2 Diklat Implementasi Kurikulum 2013
Coaching pada In 2 Diklat Implementasi Kurikulum 2013
 
Analisis (swot) SDN 05 Indralaya
Analisis (swot) SDN 05 IndralayaAnalisis (swot) SDN 05 Indralaya
Analisis (swot) SDN 05 Indralaya
 
Paparan mendikbud sosialisasi kurikulum 2013
Paparan mendikbud sosialisasi kurikulum 2013Paparan mendikbud sosialisasi kurikulum 2013
Paparan mendikbud sosialisasi kurikulum 2013
 
01ArahPengembanganDikti.pdf
01ArahPengembanganDikti.pdf01ArahPengembanganDikti.pdf
01ArahPengembanganDikti.pdf
 
Sosialisasi kurikulum 2013 oleh mendikbud di unnes.ppt
Sosialisasi kurikulum 2013 oleh mendikbud di unnes.pptSosialisasi kurikulum 2013 oleh mendikbud di unnes.ppt
Sosialisasi kurikulum 2013 oleh mendikbud di unnes.ppt
 
Pendidikan sain teknik 2011 ori-edited
Pendidikan sain teknik 2011 ori-editedPendidikan sain teknik 2011 ori-edited
Pendidikan sain teknik 2011 ori-edited
 
20191014_MK_PTNBH_PP_v04.pptx
20191014_MK_PTNBH_PP_v04.pptx20191014_MK_PTNBH_PP_v04.pptx
20191014_MK_PTNBH_PP_v04.pptx
 
Bahan jumpa-pers-akhir-tahun-2011-wartawan
Bahan jumpa-pers-akhir-tahun-2011-wartawanBahan jumpa-pers-akhir-tahun-2011-wartawan
Bahan jumpa-pers-akhir-tahun-2011-wartawan
 
Paparan Mendikbud Akhir Tahun 2011
Paparan Mendikbud Akhir Tahun 2011Paparan Mendikbud Akhir Tahun 2011
Paparan Mendikbud Akhir Tahun 2011
 
Peran Strategis Guru Dalam Pembelajaran Abad 21
Peran Strategis Guru Dalam Pembelajaran Abad 21Peran Strategis Guru Dalam Pembelajaran Abad 21
Peran Strategis Guru Dalam Pembelajaran Abad 21
 
2. ringkasan eksekutif pppm 2015 2025
2. ringkasan eksekutif pppm 2015 20252. ringkasan eksekutif pppm 2015 2025
2. ringkasan eksekutif pppm 2015 2025
 
problematika relevansi pendidikan
problematika relevansi pendidikanproblematika relevansi pendidikan
problematika relevansi pendidikan
 
Bonus demografi dari sudut pandang ketenagakerjaan (2016)
Bonus demografi dari sudut pandang ketenagakerjaan (2016)Bonus demografi dari sudut pandang ketenagakerjaan (2016)
Bonus demografi dari sudut pandang ketenagakerjaan (2016)
 
Kurikulum 2013
Kurikulum 2013Kurikulum 2013
Kurikulum 2013
 
Keterangan Hasil Capaian Pendidikan pd Konpers Hari Pendidikan Nasional 2014
Keterangan Hasil Capaian Pendidikan pd Konpers Hari Pendidikan Nasional 2014  Keterangan Hasil Capaian Pendidikan pd Konpers Hari Pendidikan Nasional 2014
Keterangan Hasil Capaian Pendidikan pd Konpers Hari Pendidikan Nasional 2014
 
Keselarasan kurikulum 2013 smk dengan dunia kerja 1
Keselarasan kurikulum 2013  smk dengan dunia kerja 1Keselarasan kurikulum 2013  smk dengan dunia kerja 1
Keselarasan kurikulum 2013 smk dengan dunia kerja 1
 
Keselarasan kurtilas dengan dunia kerja
Keselarasan kurtilas dengan dunia kerjaKeselarasan kurtilas dengan dunia kerja
Keselarasan kurtilas dengan dunia kerja
 

Recently uploaded

1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdfShintaNovianti1
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxalalfardilah
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisNazla aulia
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxDwiYuniarti14
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxsyafnasir
 
Catatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus PerilakuCatatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus PerilakuHANHAN164733
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxErikaPuspita10
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxBambang440423
 
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2noviamaiyanti
 
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxMATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxrofikpriyanto2
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxmtsmampunbarub4
 
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.aechacha366
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxHeruFebrianto3
 
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.pptPertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.pptNabilahKhairunnisa6
 
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfKelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfmaulanayazid
 
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptxTeknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptxwongcp2
 
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...jumadsmanesi
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 

Recently uploaded (20)

1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
 
Catatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus PerilakuCatatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
 
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
 
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxMATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
 
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
 
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.pptPertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
 
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfKelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
 
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptxTeknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptx
 
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 

AKSES PAUD

  • 1. Konferensi Pers Akhir Tahun 2013 Mendidik Sejak Dini Sekolah Setinggi Mungkin Menjangkau Lebih Luas Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Jakarta, 30 Desember 2013 1
  • 4. ....Indonesia’s economy has enormous promise... .... Indonesia’s recent impressive economic performance is not widely understood .... Perlu dipersiapkan social engineering Perlu peningkatan akses, kualitas dan relevansi pendidikan Sumber: Archipelago Economy: Unleashing Indonesia’s Potential (McKinsey Global Institute, 2012) 4
  • 5. “Best scenario” simulation of estimated time required to become highincome countries for middle-income countries in Emerging Asia (years) Source: Economic Outlook for Southeast Asia, China and India 2014: Beyond the Middle-Income Trap (OECD, 2013) Note: Based on World Bank’s criterion for classifying economies, high-income countries are defined as having GNI per capita above USD 12,000 in 2013. 5
  • 6. Tren Permintaan terhadap Tenaga Terampil di Negara Maju .... Permintaan terhadap tenaga terampil di negara maju terus meningkat .... Demand for Skilled and Unskilled Workers, reflected in employment rates, 1980-2000 Sumber: Yidan Wang, 2012. Education in a Changing World: Flexibility, Skills, and Employability 6
  • 7. Bonus Demografi: Mempersiapkan Generasi Emas 100 Tahun Indonesia Merdeka Population (000) (%) Window of opportunity 350.000 300.000 100,0 90,0 80,0 250.000 70,0 60,0 200.000 50,0 150.000 40,0 30,0 100.000 20,0 50.000 10,0 0 Population 2050 2045 2040 2035 2030 2025 2020 2015 2010 2005 2000 1995 1990 1985 1980 1975 1970 1965 1960 1955 1950 0 Dependency ratio Indonesian median age < 30 years (2012) Indonesia has the demographic window of opportunity while Asia is aging .... Source: United Nations, 2013 7
  • 8. Generasi Emas 100 Tahun Indonesia Merdeka Strukutur Penduduk Indonesia Tahun 2010 90+ 0,28 80-89 Pendidikan Menengah Universal (PMU) & Kurikulum 2013 Pendidikan Tinggi yang berkualitas dan berdaya saing Pendidikan Dasar berkualitas dan merata Pendidikan karakter Memastikan semua penduduk usia sekolah bersekolah 10,75 50-59 20,01 40-49 Generasi 100 thn Merdeka (Usia pada tahun 2045) Jumlah Penduduk: 317 Juta orang 5,43 60-69 Kelompok umur Jumlah Penduduk: 237 Juta orang 1,58 70-79 Periode Bonus Demografi 2010-2035 45-54 tahun 30,57 30-39 35-44 tahun 38,34 20-29 41,20 10-19 43,55 0-9 45,93 0,00 10,00 20,00 30,00 40,00 50,00 Jumlah Penduduk (juta) Sumber: Badan Pusat Statistik, 2011 dan United Nations 2013 Paudisasi Pendidikan Dasar berkualitas dan merata Pendidikan karakter Memastikan semua penduduk usia sekolah bersekolah 8
  • 9. Global youth unemployment and unemployment rate, 1991–2013 … Globally, the ratio of youth to adult unemployment rates hardly changed in recent years, and stands at 2.7 in 2013. Young people therefore continue to be almost three times more likely than adults to be unemployed, and the upward trend in global unemployment continues to hit them strongly… Sumber: ILO, 2013 9
  • 10. Daya Saing Indonesia di Antara 148 Negara Dunia rangking rangking 50 38 kenaikan +12 Indonesia nomor 3 di dunia dengan kenaikan tertinggi. 10
  • 11. Rekapitulasi Perubahan Ranking Daya Saing 2012-2013 vs 2013/2014 No A Perubahan Ranking GCI 2012/2013 vs 2013/2014 Daftar Negara (Contoh) 57 Naik 1-5 Jumlah Negara Peringkat 37 New Zealand (5), Emirat Arab (5), USA (2), Jerman (2), Jepang (1) 6-10 Peringkat 16 Kenya (10), Mauritius (9), Suriname (8), Azerbaijan (7), Malta (6) 11-15 Peringkat 4 B Tetap 14 C Turun Ekuador (15), Lesotho (14), Indonesia (12), Swaziland (11) 72 Singapore, Finlandia, Cina, Switzerland dan Kanada 1-5 Peringkat Yaman (-5), Yordania (-4), Denmark (-3), Inggris (-2), Polandia (-1) 6-10 Peringkat 22 Argentina (-10), Pakistan (-9), Brasil (-8), Italia (-7), Korsel (-6) 11-21 Peringkat D 38 12 Honduras (-21), Iran (-16), Mongolia (-14), Lebanon (-12), Uruguay (-11) Tidak ada data Jumlah 5 148 Sumber: Global Competitiveness Report 2013/2014 (World Economic Forum, 2013) 11
  • 12. Global Competitiveness Index 2013/2014: Indonesia ........ daya saing Indonesia lebih tinggi dari rata-rata daya saing negara-negara kategori efficieny-driven economy (GDP per capita US$ 3,000 - 8,999) ......... 12
  • 13. Global Competitiveness Index Indonesia: 2012/2013 vs 2013/2014 Health and Primary Education 5,69 Indeks 5,71 4,53 4,40 0,37% 3,08% 2012/2013 2012/2013 2013/2014 Higher Education and Training 2013/2014 4,17 Ranking 4,30 3,03% 50 38 2012/2013 12 2013/2014 Innovation Peringkat 2012/2013 2013/2014 (144 Negara) (148 Negara) 3,61 2012/2013 3,82 5,75% 2013/2014 13
  • 14. Perbandingan Internasional School Life Expectancy Sumber: UNESCO dan Bank Dunia, 2012 dalam World Atlas of Gender Equity in Education 14
  • 15. Peningkatan akses, kualitas dan relevansi pendidikan menjadi sangat penting untuk merespon tantangan Abad ke-21 Mendidik sejak dini (start earlier) Sekolah setinggi mungkin (stay longer) Menjangkau lebih luas (reach wider) 15
  • 16. Rata-rata Lama Sekolah Penduduk Usia ≥ 15 tahun (tahun): Perspektif Internasional No Negara 1 Amerika 2 1995 2005 2010 No Negara 1995 2005 2010 12,6 12,9 13,1 6 Indonesia *) 6,0 7,3 7,9 Jepang 10,6 11,3 11,6 7 Thailand 5,9 6,8 7,5 3 Korea Selatan 10,6 11,5 11,8 8 Malaysia 8,4 9,7 10,1 4 Belanda 10,5 10,8 11,0 9 Pilipina 7,9 8,6 9,0 5 Finlandia 9,1 9,8 10,0 10 India 3,8 4,7 5,1 Sumber: World Bank, 2013, khusus Indonesia menggunakan data BPS Rata-rata lama sekolah (tahun) 14 12 Proyeksi rata-rata lama sekolah Indonesia 2045 14,05 (3) 13,17 (2) 12,35 (1) 10 8 6 4 2 Skenario 1: Low (berdasarkan annual growth trend 1995-2010) Skenario 2: Medium Skenario 3: High 0 1995 2000 2005 2010 Catatan: rata-rata lama sekolah tahun 2012: 8,01 tahun 2045 16
  • 17. Outlook SDM Indonesia 2045 Indikator A GDP per kapita 1) B Angka harapan hidup C 2012 2045 *) 4,977 > 12,000 69,65 2) 77-80 tahun 1) 8,01 tahun 12,35 – 14,05 tahun 4,02% Seluruh penduduk usia 15-59 tahun melek aksara Pendidikan Rata-rata lama sekolah Angka Buta Aksara penduduk (15-59 tahun) 1) Economic Outlook for Southeast Asia, China and India 2014: BEYOND THE MIDDLE-INCOME TRAP (OECD, 2013) 2) Status tahun 2011. Profil Kesehatan 2012 (Kementerian Kesehatan, 2013) *) perkiraan 17
  • 18. Milestone 10 Tahun Pembangunan Pendidikan dan Kebudayaan 2012 Perbaikan Penyaluran BOS Rintisan PMU 2010 UU-Dikti Reformasi Birokrasi • BOP-PTN PP 66/2010 • Subak diakui Beasiswa Bidik Misi • UNESCO DPPN • 2008 WAJAR DIKDAS 9 Tahun tercapai 2006 Sertifikasi Guru 2004 baseline 94,1 112,5 58,0 81,2 49,0 14,3 2005 • Awal BOS • UU Guru dan Dosen 2007 Tunjangan Profesi Guru 2009 20% APBN untuk pendidikan % APM SD/MI % APK SD/MI % APM SMP/MTs % APK SMP/MTs % APK SMA/SMK/MA % APK PT • • • • • 2011 • Pendidikan Karakter • Integrasi Kebudayaan • Rehab SD-SMP • Sarjana Mengajar di 3T • Tari Saman diakui UNESCO 95,5 117,6 77,7 99,7 76,4 27,1 Capaian 95,7 118,2 78,8 103,9 78,7 27,9 2014 2013 • PMU • Integrasi UN • Kurikulum 2013 • Akademi Komunitas • World Cultural Forum Target Target RPJMN/ 2013 Kontrak Kinerja 95,8 96,0 118,6 119,1 79,4 80,0 107,3 110,0 82,0 85,0 28,7 30,0 18
  • 19. REVIEW RPJMN 2010-2014: PENDIDIKAN Capaian 2011 2012 Target Target Target RPJMN Status 2013 2014 2014 7,92 7,94 8,01 8,10 8,25 8,25 5,30 4,70 4,30 4,26 4,03 3,83 4,20 3 APM SD/SDLB/MI/Paket A 95,23 95,41 95,55 95,75 95,80 96,00 96,00 4 APM SMP/SMPLB/MTs/Paket B 74,52 75,64 77,77 78,80 80,00 81,90 76,00 5 APK SMA/SMK/MA/Paket C 69,60 70,53 76,50 78,70 82,00 85,00 85,00 6 APK PT Usia 19-23 tahun 21,60 26,30 27,10 27,90 28,70 30,00 30,00 Status Awal (2009) 2010 No Indikator 1 Rata-rata lama sekolah penduduk usia 15 tahun ke atas 7,70 2 Angka buta aksara penduduk berusia 15 tahun ke atas = melebihi target = on track Target RKP 2014 Semua indikator utama Pendidikan dalam RPJMN dapat tercapai/on-track 19
  • 20. REVIEW RPJMN 2010-2014: KEBUDAYAAN No Indikator 1 Jumlah museum yang direvitalisasi. 2 Jumlah cagar budaya yang dilestarikan 3 4 5 6 7 8 9 Jumlah penelitian bidang arkeologi Jumlah penelitian dan pengembangan bidang kebudayaan . Jumlah fasilitasi sarana bagi pengembangan, pendalaman dan pagelaran seni budaya. Jumlah fasilitasi pergelaran, pameran, festival, lomba, dan pawai Jumlah reaktualisasi kesenian yang hampir punah Jumlah naskah inventarisasi karya seni budaya Jumlah film/video/ iklan lulus sensor Capaian (per tahun) 2010 2011 2012 Target 2013 Target 2014 6 30 7 10 31 3.752 3.758 6.635 8.470 7.700 144 155 148 140 148 13 21 13 22 13 25 252 377 500 600 20 259 65 141 150 2 2 2 2 2 25 25 25 845 975 40.000 42.000 44.000 45.000 55.000 10 Jumlah sekolah yang difasilitasi sarana budaya --- --- 951 2.400 Jumlah fasilitasi film yang berkarakter --- --- 20 35 1 3.200 11 Status 45 = on track = melebihi target Target RKP 2014 20
  • 21. B CAPAIAN 2013 1. Akses Pendidikan 2. Mutu dan Relevansi Pendidikan 3. Pelestarian dan Pengembangan Kebudayaan 4. Tata Kelola 21
  • 23. AKSES = f ( ketersediaan + keterjangkauan ) …satuan pendidikan (tempat layanan pendidikan) yang tersedia dan merata di semua wilayah yang ada WNI.. kebijakan Penambahan dan Pemerataan Daya Tampung 1. Paudisasi 2. Wajar 9 Tahun 3. Pendidikan Menengah Universal 4. Pengembangan PT Baru dan Pembangunan Akademi Komunitas 5. Sekolah Indonesia di Luar Negeri dan CLC ..layanan pendidikan yang dapat dinikmati oleh seluruh lapisan masyarakat tanpa diskriminasi status sosial-ekonomi… kebijakan Penyediaan Biaya Operasional Sekolah dan Bantuan Personal Siswa Miskin: 6. BOS Supply 7. BOPTN 8. Bantuan Siswa/ Mahasiswa Miskin Demand 23
  • 24. PAUDNI: PAUDISASI (Satu Desa Satu PAUD) ∆ 6% ≈ 2,6 jt anak Sasaran 2014 Catatan: APK PAUD = jumlah peserta PAUD / Jumlah penduduk usia 3-6 tahun Kegiatan • • • • • • BOP PAUD bagi 45.000 lembaga Rehabilitasi 80 lembaga PAUD Terpadu Bantuan rintisan dan penguatan PAUD bagi 6.000 Lembaga Pemberian Alat Peraga Edukasi bagi 1.150 lembaga PAUD Penguatan Sarana Pembelajaran 50 lembaga PAUD Pemberdayaan 530 Lembaga Masyarakat/Ormas/Institusi untuk menyelenggarakan PAUD 24
  • 25. Perkembangan APK PAUD (%) 2004-2013 sangat signifikan .... 80 67,6 70 60 50 40 30 24,75 29,52 20 10 0 2004 2009 2013 Target APK PAUD 2014: 75% ..... Sekitar 61 persen desa telah terjangkau dengan minimal satu pelayanan PAUD .... 25
  • 26. Perkembangan Kinerja Pendidikan, 2004-2012 120 112,5 115,71 116,56 116,77 115,33 115,43 116,2 111,2 112,57 100 Persen 80 81,22 85,22 88,68 60 40 49,01 20 17,48 52,2 17,94 56,22 19,98 92,52 60,51 20,65 96,18 64,28 21,26 98,11 69,6 21,57 98,2 70,53 26,34 99,47 103,9 76,5 78,7 27,09 27,9 117 118 107,3 110 82 85 28,7 30 0 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 Tahun APK SD/MI/Paket A APK SMP/MTs/Paket B APK SMA/SMK/MA/Paket C APK PT/PTA (19-23 th) Catatan: angka tahun 2013-2014 merupakan angka sasaran 26
  • 27. Lama Sekolah dan Buta Aksara RATA-RATA LAMA SEKOLAH PENDUDUK 15 TAHUN KE ATAS PERSENTASE BUTA AKSARA PENDUDUK 15 TAHUN KE ATAS 8,01 4,26 • Capaian rata-rata lama sekolah penduduk usia 15 tahun ke atas tahun 2011 telah melebihi target tahun 2012 yang ditetapkan dalam RPJMN 2010-2014. • Angka buta aksara penduduk usia 15 tahun ke atas tahun 2011 menurun, melampaui target tahun 2012 RPJMN 2010-2014. sementara 27
  • 28. Partisipasi (APM/APK) Siswa/Mahasiswa APM SD/MI/Paket A 95,75 APK SMA/SMK/MA/Paket C 78,70 sementara APM SMP/MTs/Paket B 78,80 APK PT/PTA (usia 19-23 tahun) 27,90 28
  • 29. Angka Putus Sekolah (%), 2004/2005 – 2011/2012 3,00 3,00 SD 2,50 2,00 1,50 SMP 2,50 2,00 2,99 1,50 1,00 2,83 1,00 0,90 0,50 1,57 0,50 - 2004/2005 5,00 2011/2012 2004/2005 SMK 5,00 SMA 4,00 4,00 3,00 3,00 2011/2012 2,00 1,64 1,16 5,43 2,00 1,00 1,00 - 3,34 2004/2005 Sumber: PDSP, Kemdikbud 2011/2012 2004/2005 2011/2012 29
  • 30. KOHORT PENDIDIKAN TERTINGGI PENDUDUK TAHUN 2007 USIA 19-23 100 98,4 94,1 90 89,4 90,8 87,8 80 72,4 77,0 70 72,5 71,2 60 49,0 50 49,7 46,0 48,2 40 36,6 30 20 21,0 19,1 14,2 10 0 1,4 1 3 5 Quintile 1 Sumber : Susenas 2007 Lulus SD/MI Quintile 2 8 Quintile 3 Lulus SMP/MTs Quintile 4 Quintile 5 11 Lulus SMA/MA/SMK Rata-Rata 30
  • 31. KOHORT PENDIDIKAN TERTINGGI PENDUDUK TAHUN 2011 USIA 19-23 100 92,0 98,3 91,7 91,0 93,7 90 90,6 76,9 76,2 74,5 78,7 78,3 76,8 53,9 87,0 80 53,3 51,5 73,7 75,5 70 60 56,7 50 55,8 53,4 30 20 43,6 52,2 Kebijakan : • Perlunya integrasi BSM • Kenaikan Unit Cost • Keberlanjutan Bidik Misi 40 49,6 26,5 25,9 10 24,3 18,8 22,8 4,4 0 1 2 3 Quintile 1 4 5 Quintile 2 6 Lulus SD/MI Quintile 3 7 8 Quintile 4 9 Lulus 10 SMP/MTs Quintile 5 11 12 Lulus PT SMA/SMK/MA Rata-rata Sumber : Susenas 2011 31
  • 32. Disparitas Pendidikan Antar Wilayah: APM SD/MI 2011 Jakarta Selatan 100 Kabupaten/Kota Nasional: 95,55% 90 < 95%-75% (137 Kab/Kota atau 27,6%) APM (%) 80 PRIORITAS 2 75% < 95% 70 (158 Kab/kota) 60 < 75% (21 Kab/kota atau 4,2%) PRIORITAS 1 50 Pidie Jaya 40 Kebijakan: Peningkatan daya tampung pada daerah-daerah Prioritas 1 melalui penambahan sekolah baru, ruang kelas baru, bantuan siswa miskin, dan peningkatan ketersediaan guru yang berkualitas. 32
  • 33. Disparitas Pendidikan Antar Wilayah: APK SMP/MTs 2011 APK (%) 140 Kabupaten/Kota Kulon Progo ≥ 95% Kota Palangkaraya Kota Cilegon (324 Kab/kota) 130 120 Nasional: 99,47% 110 100 95% 90 80 70 60 <95%-75% (148 Kab/Kota atau 29,8%) PRIORITAS 2 < 95% Barito Utara (173 Kab/kota) Sigi Nduga Kaimana < 75% (25 Kab/kota atau 5,0%) PRIORITAS 1 50 Kebijakan: Peningkatan daya tampung pada daerah-daerah Prioritas 1 melalui penambahan sekolah baru, ruang kelas baru, bantuan siswa miskin, dan peningkatan ketersediaan guru yang berkualitas. 33
  • 34. SIKK (Sekolah Indonesia Kota Kinabalu) Sekolah Satelit bagi Anak-anak TKI
  • 35.
  • 36.
  • 37. Bantuan Operasional Sekolah (BOS) …meringankan beban masyarakat terhadap pembiayaan pendidikan… Sekolah 2011 2012 Unit Cost: 2013 2014 Rp. Siswa/Tahun a. SD 397.000 580.000 580.000 580.000 b. SMP 570.000 710.000 710.000 710.000 - 120.000 1.000.0001) 1.000.000 c. SMA/SMK Penyaluran: a. SD Kab/Kota Provinsi Provinsi Provinsi b. SMP Kab/Kota Provinsi Provinsi Provinsi - Pusat Pusat Pusat2) c. SMA/SMK 1) Mulai Semester 1 Tahun Ajaran 2013/2014 37
  • 39. PERSEPSI TERHADAP PROGRAM BOS Ya Tidak Swasta Meningkatkan layanan Pendidikan Ya 0,00% Meningkatkan fasilitas sekolah 8,00% Meningkatkan layanan Pendidikan Negeri Negeri + Swasta Meningkatkan layanan Pendidikan 5,00% Meningkatkan fasilitas sekolah 8,20% Mengurangi biaya pendidikan 4,84% 8,00% Mengurangi biaya pendidikan Tidak 8,57% Meningkatkan fasilitas sekolah 8,33% Mengurangi biaya pendidikan 2,70% 0% 20% 40% 60% 80% 100% 0% 20% 40% 60% 80% 100% Sumber: Survey Persepsi Orang Tua dan Guru/Kepala Sekolah, UKMP3, 2013 39
  • 40. Dikti: Pembangunan Perguruan Tinggi Membuat Sabuk Pengaman Sosial Budaya …menjamin penyedian dan peningkatan daya tampung Perguruan Tinggi secara merata di Indonesia… Poli Sendawar •Univ. Samudera Langsa •Univ. Teuku Umar Univ Borneo Tarakan Umrah Poli Bengkalis Poli Batam Gorontalo: Poltek Gorontalo Poli Terpikat Sambas IT Kalimantan Poli Balikpapan DKI Jakarta: Poli Muara UPN Veteran Jakarta IT Lampung Selatan PTN yg telah ada PTN Baru (Telah Dibuka) Poli Fak-Fak Poli Sorong Uni Musamus Univ Sulawesi Barat Teweh Poli Tanah Laut Univ 19 November Kolaka Poli Sidoarjo Poli Madura Univ Andi Djemma Poli Subang Calon PTN Baru Pusat Unggulan (Center Of Exellence) Usulan Penegerian Maluku Utara: Poltek Perdamaian Halmahera Poli Bitung Univ. Babel Poli Ketapang Polman Babel Univ. Graha Nusantara Poli Nusa Utara Poli Madiun Poli Banyuwangi Jawa Tengah & DIY: Univ Tidar Magelang UPN Veteran Yogyakarta Jawa Timur: UPN Veteran Jawa Timur Jawa Barat: Univ Panca Marga Probolinggo Univ Timor Poli Sidoardjo, Bitung, dan Sorong: NTT: Univ Nusa Nipa Pengelola oleh Kem Kelautan dan Perikanan Univ Siliwangi Tasikmalaya Univ Swadaya Gunung Jati Univ Singaperbangsa Karawang Poltek Sukabumi 40
  • 41. Dikti: Pembangunan Akademi Komunitas Amanat UU Dikti dan Ikut Menyiapkan SDM di 6 Koridor Ekonomi 1. Aceh Utara 2. Aceh Tamiang 3. Langsa 2. Kab. Deliserdang 4. Bengkalis 5. Pelalawan 1. Kab. Aceh Barat 6. Nias Utara 3. Kab. Tanah Datar 31. Kota Bontang 29. Kab. Singkawang 11. Pringsewu 12. Mesuji 4. Kota Prabumulih 5. Kab. Pagar Alam 6. Pangkal Pinang 22. Paser 23. Berau 24. Polewali Mandar 25. Enrekang 35. Kab. Manokwari 33. Kab. Kolaka 14. Trenggalek 15. Madiun 16. Bondowos 17. Gresik 26. Bombana 27. Kep. Yapen 10. Kab. Karawang 11. Kab. Cianjur 12. Kab. Tuban 7. Solok Selatan 13. Kab. Jepara 30. Kab. Waringin TImur 8. Dharmasraya 34. Kab. Buru 9. Sawah lunto 24. Kab. Gianyar 28. Kab. Nagekeo 10. Padang Pariaman 32. Kab. Keerom 7. Kab. Muko-muko 8. Kab. Lampung Tengah 14. Kab. Ponorogo 9. Kab. Rejang Lebong 19. Ende 15. Kab. Pacitan 20. Lembata 16. Kab. Sumenep 13. Rembang 17. Kab. Temanggung 26. Kab. Sumbawa 21. Kupang = 2012 18. Kab. Situbondo 25. Kab. Mataram 19. Kab. Sidoarjo 20. Kab. Nganjuk 27. Kab. Sumba Timur = 2013 21. Kab. Bojonegoro 18. Sumbawa Barat 22. Kab. Lamongan = 2014 (lokasi akan ditentukan) 23. Kota Blitar Keterangan: 35 27 30 41
  • 42. Rehabilitasi Ruang Kelas Rusak SD-SMP Kondisi Ruang Kelas SD Kondisi Ruang Kelas SMP Akhir 2014 semua Rusak Berat direhab Akhir 2014 semua Rusak Berat direhab 147.648 148.142 148.142 148.155 ∑ Sekolah 1.019.198 1.019.698 1.021.883 1.023.883 ∑ Ruang 35.965 316.745 36.494 319.939 36.564 325.534 36.724 328.691 42
  • 43. Perkembangan Fisik Rehabilitasi SD SD MUHAMMADIYAH 2 KUPANG KEC.OEBOBO Jumlah ruang yang direhabilitasi = 6 ruang KOTA KUPANG Kondisi 30% LS Koordinat BT -10.162819 123.622428 Kondisi 50% Kondisi 90% Kondisi 100% 43
  • 44. SDN Babakan Madang 01, Kab. Bogor, Jawa Barat LS Koordinat - 6,56368 BT 106,86408 Jumlah ruang yang direhabilitasi = 10 ruang Kondisi Awal Kondisi 100% Kondisi 100% 44
  • 45. Penyediaan BOPTN Upaya Mengendalikan Biaya Pendidikan Tinggi Amanat UU 12/2012 Pemerintah mengalokasikan dana bantuan operasional PTN dari anggaran fungsi Pendidikan Alokasi BOPTN (Trilyun Rp) PENGGUNAAN 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. • • • Pelaksanaan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat Biaya pemeliharaan Penambahan bahan praktikum/kuliah Bahan pustaka Penjaminan mutu Pelaksanaan kegiatan kemahasiswaan Pembiayaan langganan daya dan jasa Pelaksanaan kegiatan penunjang Pengembangan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) dalam pembelajaran Honor dosen dan tenaga kependidikan non PNS Pengadaan dosen tamu Sarana Prasarana Sederhana Kegiatan lain yang merupakan prioritas dalam renstra PT TIDAK BOLEH DIGUNAKAN UNTUK: Belanja modal dalam bentuk investasi fisik (gedung dan peralatan) Tambahan insentif mengajar untuk pegawai negeri sipil Kebutuhan operasional untuk manajemen 45
  • 46. Sebaran UKT Mahasiswa Baru Nasional Jumlah Mahasiswa 13,91% 13,35% 45.000 16,00% 12,90% 40.000 12,49% 35.000 10,64% 9,95% 9,60% 30.000 MAHASISWA 14,00% PROSEN 12,00% 10,00% 25.000 8,00% 20.000 15.000 4,86% 2,22% 2,85% 0,38% 0,99% 1,20% 10.000 5.000 6,00% 3,85% 0,81% - 4,00% 2,00% >10,0 9,0-10,0 8,0-9,0 7,0-8,0 6,0-7,0 5,0-6,0 4,0-5,0 3,0-4,0 2,5-3,0 2,0-2,5 1,5-2,0 1,0-1,5 0,5-1,0 0-0,5 0 0,00% SPP (Juta Rp) 46
  • 47. Bantuan Siswa/Mahasiswa Miskin Menjamin Peserta Didik Tetap Sekolah Beasiswa Bidik Misi Total Penerima BSM 2014 12,86 juta siswa/mhs Jenjang Satuan Biaya (Ribu Rp): 2013 2014 SD 360 450 SMP 560 750 SM 1.000 1.000 PT 12.000 12.000 47
  • 48. Beasiswa Bidikmisi TAHUN JUMLAH PENERIMA (Mahasiswa) JUMLAH KUMULATIF PENERIMA (Mahasiswa) JUMLAH LULUSAN (Mahasiswa) JUMLAH PENERIMA AKTIF (Mahasiswa) 2010 18,125 18,125 - 18,125 2011 27,867 45,992 - 45,992 2012 43,648 89,640 - 89,640 2013 58,900 148,540 146,927 2014 60,000 206,927 1,613* 18,056** + 2265*** 186,606 * D3 dan ** S1/D4 (2010);***D3(2011) Direncanakan setiap tahun jumlah penerima Bidikmisi meningkat. Diasumsikan penerima Bidikmisi masa studinya tepat waktu (4 tahun untuk S-1 dan 3 tahun untuk vokasi) dan tidak ada yang drop-out. Pada tahun 2013 diperkirakan akan ada yang lulus sebesar 1.613 mahasiswa Bidikmisi angkatan 2010 dari Program D-3, sedangkan pada tahun 2014 akan ada yang lulus sebanyak 18.056 mahasiswa S1/D4 angkatan 2010 dan 2.263 mahasiswa D-3 angkatan 2011. 48
  • 49. Asal Sekolah Penerima Bidikmisi di PTN SMA NEGERI 10961 5678 3876 2363 2814 3105 1549 2538 1840 1175 1694 1764 1372 1283 1009 623 724 171 1622 7 35 4 SMK NEGERI SMA SWASTA MA NEGERI MA SWASTA SMK SWASTA SMA/SMK/MA LAIN-LAIN KEAGAMAAN LAIN 0 17943 22609 Asal Sekolah Jumlah Mahasiswa Penerima Bidikmisi Jumlah 2010 2010 10961 17943 22609 51.513 SMK NEGERI 2011 2012 SMA NEGERI 2012 2011 2363 3876 5678 11.917 SMA SWASTA 1549 3105 2814 7.468 MA SWASTA 1372 1764 1694 4.830 MA NEGERI 1175 1840 2538 5.553 SMK SWASTA 623 1009 1283 2.915 4 35 7 46 1622 171 724 2.517 KEAGAMAAN LAIN SMA/SMK/MA LAIN-LAIN 5000 10000 15000 20000 25000 Sebagian besar penerima Bidikmisi berasal dari SMA Negeri (±60 %), SMK Negeri (±13 %), SMA Swasta (±10%), MA swasta (5-7 %) dan MA negeri (5-6 %), serta SMK swasta (3 %). 49
  • 50. Perbandingan Indeks Prestasi Rata-rata Angkatan 2010 per Jenis Perguruan Tinggi Berdasarkan Jenis Kelamin Target IPK minimum program Bidikmisi L 3,4 3,3 3,27 3,17 IPK Rata-rata 3,2 3,1 3,21 3,06 3,06 3,08 3,08 3,17 3,16 3,18 3,21 3,21 3,12 3,23 3,16 3,19 3,19 3,12 3,06 3,05 3,00 2,98 2,97 3 3,11 3,16 3,37 3,33 3,26 3,22 3,06 P 2,9 2,8 Sem 1 Sem 2 Sem 3 Sem 4 Universitas Institut Politeknik Universitas Institut Politeknik Universitas Institut Politeknik Universitas Institut Politeknik Universitas Institut Politeknik 2,7 Sem 5 IPK rata-rata mahasiswi lebih tinggi dibandingkan dengan IPK rata-rata mahasiswa 86,7% mahasiswa Bidikmisi IPK ≥ 2,75 79 mahasiswa Bidikmisi IPK = 4,0
  • 51. Kunjungan Ke Rumah Penerima Bidik Misi Purwokerto Purwokerto Gorontalo Jambi Manado Kupang
  • 52. 2. Mutu dan Relevansi Pendidikan 52
  • 53. MUTU = f ( Pendidik + Kurikulum + Sarana ) …Pendidik yang profesional dan merata di semua wilayah.. kebijakan Sertifikasi Pendidik Kualifikasi Pendidik SM3T PPGT ...Kurikulum Tematik Terpadu… kebijakan kebijakan Peningkatan Kualitas dan Pemerataan Pendidik 1. 2. 3. 4. ..jaminan sarana prasarana yang memenuhi standar nasional pendidikan … Penerapan Kurikulum Tematik Terpadu 5. 6. Kurikulum 2013 Ujian Nasional Penyediaan Sarana Prasarana Pendidikan sesuai SNP 7. 8. 9. Rehabilitasi ruang kelas Sekolah terkoneksi Internet Laboratorium dan Perpustakaan 53
  • 55. Sertifikasi Guru Guru diangkat sampai dengan 2005 : 1.716.458 Tahun 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 Kegiatan • • • • • • 2015 Uji Kompetensi Guru Sertifikasi Guru Peningkatan Kualifikasi Guru ke S1/D4 Pelatihan guru berkelanjutan Pengukuran Kinerja Guru Perbaikan Sistem pendidikan guru Lulus 183.118 173.030 194.815 191.105 274.097 222.157 221.222 (Per tgl 28 Des) 150.000 (Kuota) 106.914 (Kuota) Jumlah 183.118 356.148 550.963 742.068 1.016.165 1.238.322 1.459.544 1.609.544 1.716.458 55
  • 56. Peningkatan Kualitas Dosen (PNS dan Non PNS) Ribu Dosen Jumlah Dosen (Negeri dan Swasta) 174.900 orang * *) Proyeksi 56
  • 57. Produktivitas 9 PTN Universitas Hasanuddin 0,22 Universitas Padjadjaran 0,23 Universitas Diponegoro 0,28 Universitas Airlangga 0,29 0,62 Universitas Gadjah Mada 0,70 Institut Teknologi Sepuluh Nopember 0,81 Institut Pertanian Bogor 0,92 Universitas Indonesia 2,41 Institut Teknologi Bandung - 0,50 1,00 1,50 2,00 2,50 Produktivitas Catatan: Produktivitas: ratio jumlah karya ilmiah yang dihasilkan: jumlah dosen PTN 57
  • 58. SM3T ...Sarjana Mendidik daerah 3T (SM3T) untuk menjamin semua sekolah di daerah 3T dilayani oleh tenaga pendidik yang cukup dan cakap.. 20 80 90 Pidie Jaya 90 Aceh Besar 60 110 Gayo Lues 90 Aceh Timur 80 Simeulue 100 40 Karimun 90 110 Natuna 150 60 95 100 130 Sanggau 150 90 90 Nias Aceh 100 110 Selatan Aceh Singkil 20 Kep. Anambas 110 130 110 Malinau 130 Nunukan 170 275 Kep. Sangihe, Sitaro, Talaud 40 50 = 2013 (62 kab. di 10 Prov) 40 = 2014 (63 Kab di 10 Prov) Manokwari 90 60 90 Landak 50 Manggarai 130 70 90 90 Sorong 110 90 Alor 90 100 Rote Ndao 150 Ngada 90 140 Ende 50 80 40 Kaimana Teluk Bintuni 95 90 Lembata 40 165 Kupang Sumba Timur 170 50 Nabire 60 Yahukimo 90 Flores Timur 150 Manggarai Timur 90 8.683 95 115 Biak Numfor 100 3.100 95 Raja Ampat 50 130 Kutai Barat 80 Keterangan: Teluk Wondama 130 40 Timika Waropen 95 Maluku Barat Daya 30 40 90 30 Mimika 63 Kab. di 10 Prov 58
  • 59. 59
  • 60. PPGT ....Program Rintisan Pendidikan Profesi Guru Terintegrasi Berkewenangan Tambahan (PPGT) untuk memenuhi kekurangan guru pada daerah terdepan, terluar dan tertinggal.... Aceh 135 85 147 165 Sumut Kaltim Kepri 10 20 3 7 Kalbar 20 8 Sulut 17 96 8 30 27 35 25 Pabar 11 10 30 6 Maluku Keterangan: 464 = 2011 500 = 2012 509 = 2013 500 = 2014 125 199 50 22 80 33 52 105 NTT LPTK Penyelenggara: 1. Universitas Negeri Padang 2. Universitas Negeri Jakarta 3. Universitas Pendidikan Indonesia 4. Universitas Negeri Semarang 5. Universitas Negeri Yogyakarta 6. Universitas Negeri Surabaya 7. Universitas Negeri Makassar 8. Universitas Negeri Menado 9. Universitas Bengkulu 10. Universitas Sanata Dharma Papua 19 241 162 60
  • 62. PENDAPAT TERHADAP DAMPAK KURIKULUM 2013 TERHADAP MURID Penerapan kurikulum memberi pengaruh yang bagus terhadap siwa dalam pembentukan karakter, keaktifan, proses belajar, kreatifitas, pola pikir dan budaya baca. Guru SD Kepala Sekolah Pengawas SMP Daya nalar lebih baik Daya nalar lebih baik 86,43% Termotivasi melakukan observasi 86,48% 87,50% 87,70% 76,44% 86,80% Hasrat membaca Termotivasi melakukan observasi 88,10% lebih tinggi 89,70% 86,84% 78,41% 82,54% Proses pembelajaran lebih menarik 90,80% Karakter lebih terbangun 91,43% 94,30% 94,64% 78,30% 90,90% 79,16% 87,20% 79,20% 88,60% 87,51% 87,20% 87,89% Lebih aktif bertanya dan berpendapat 89,44% 83,80% 72,07% 92,73% 86,38% 82,57% Karakter lebih terbangun Proses pembelajaran lebih menarik 88,80% 94,72% 89,18% 86,43% Hasrat membaca lebih tinggi 77,43% 77,72% 74,39% 88,04% Lebih terampil, inovatif dan produktif 86,40% 89,18% 78,11% 83,20% 78,71% 77,47% 86,60% 90,48% Lebih terampil, inovatif Lebih semangat belajar dan produktif 83,40% 90,74% Lebih aktif bertanya dan berpendapat Lebih semangat belajar 62
  • 63. TERHADAP MURID PENDAPAT TERHADAP DAMPAK KURIKULUM 2013 Proses pembelajaran yang lebih interaktif dinilai cukup mampu memberi dampak positif dalam menumbuhkan keaktifan, karakter siswa yang lebih positif. Guru SMA Kepala Sekolah 87,36% 86,99% 80,51% 87,60% 88,31% Hasrat membaca lebih tinggi 84,95% 82,32% 79,55% Termotivasi melakukan observasi 80,73% 89,45% 75,01% 74,13% SMK Daya nalar lebih baik Daya nalar lebih baik Termotivasi melakukan observasi 86,79% 88,73% Pengawas 87,55% Karakter lebih terbangun Proses pembelajaran lebih menarik 83,15% 82,12% Hasrat membaca lebih tinggi 86,24% 75,56% 68,16% 79,27% 70,89% 81,53% 84,97% Proses pembelajaran lebih menarik 85,01% Karakter lebih terbangun 79,41% 91,50% 90,79% 83,68% 78,19% 86,99% 85,82% Lebih terampil, inovatif dan produktif 76,73% 89,44% 90,78% 85,82% Lebih aktif bertanya dan berpendapat 84,73% 90,99% 88,08% 72,72% 81,36% 80,88% 71,83% 88,31% Lebih terampil, inovatif dan produktif 80,32% 88,31% 83,78% 79,94% Lebih semangat belajar Lebih aktif bertanya dan berpendapat Lebih semangat belajar 63
  • 64. TERHADAP GURU PENDAPAT TERHADAP DAMPAK KURIKULUM 2013 Kurikulum 2013 mendorong guru SD dan SMP untuk menjadi individu pembelajar Guru SD Kepala Sekolah SMP Pengawas Lebih mudah dalam menyusun RPP Lebih mudah dalam menyusun RPP 86,00% 78,82% 78,70% 81,88% 78,18% 60,00% 86,50% Mampu mengintregasi antara pendekatan ilmiah dan pembangunan karakter siswa 89,05% Lebih perhatian dan obyektif dalam menilai kemampuan siswa 88,00% 88,63% 85,04% 91,00% 91,56% 93,80% Lebih semangat meningkatkan kualitas dan metode pembelajaran 90,40% Mampu mengintregasi antara pendekatan ilmiah dan pembangunan karakter siswa Lebih perhatian dan obyektif dalam menilai kemampuan siswa 84,00% 90,97% 91,33% 84,40% 93,60% 95,49% 91,96% 89,00% 93,58% Lebih semangat meningkatkan Lebih semangat menambah kualitas dan metode pembelajaran pengetahuan untuk bahan ajar 84,55% 87,37% 93,89% 88,10% 90,68% 95,23% Lebih semangat menambah pengetahuan untuk bahan ajar 64
  • 65. TERHADAP GURU PENDAPAT TERHADAP DAMPAK KURIKULUM 2013 Kurikulum 2013 mendorong guru SMA dan SMK untuk menjadi individu pembelajar SMA Guru Kepala Sekolah Lebih mudah dalam menyusun RPP Lebih mudah dalam menyusun RPP 71,77% Mampu mengintregasi antara pendekatan ilmiah dan pembangunan karakter siswa 89,03% Pengawas 83,56% 77,26% 74,48% 86,57% 80,79% 58,00% 83,00% 88,70% Lebih perhatian dan obyektif dalam menilai kemampuan siswa 78,25% 84,00% 81,26% 78,89% 62,00% Lebih perhatian dan obyektif Mampu mengintregasi dalam menilai kemampuan siswa antara pendekatan ilmiah dan pembangunan karakter siswa SMK 87,50% 85,00% 88,26% 91,00% 86,21% 92,15% Lebih semangat meningkatkan kualitas dan metode pembelajaran 86,04% 93,02% 92,00% 93,50% Lebih semangat menambah pengetahuan untuk bahan ajar 83,98% 92,00% Lebih semangat meningkatkan kualitas dan metode pembelajaran 85,02% 94,50% 92,49% Lebih semangat menambah pengetahuan untuk bahan ajar 65
  • 66. TERHADAP KEPALA SEKOLAH PENDAPAT TERHADAP DAMPAK KURIKULUM 2013 Penerapan kurikulum meningkatkan motivasi kepala sekolah SD dan SMP dalam melakukan perbaikan: kualitas, pembelajaran, dan manajemen sekolah. SD Kepala Sekolah SMP Pengawas Lebih aktif melakukan supervisi Lebih aktif melakukan supervisi 87,50% 96,88% 94,70% 83,80% 96,47% 92,30% Lebih termotivasi menjadi teman belajar guru Lebih termotivasi menjadi Lebih aktif mendorong guru teman belajar guru untuk menerapkan hasil pelatihan 93,20% 96,58% 98,44% 84,50% 91,50% 92,39% Lebih termotivasi mengembangkan manajemen sekolah 92,39% Lebih aktif mendorong guru untuk menerapkan hasil pelatihan 87,70% 91,60% 91,40% 95,58% Lebih termotivasi mengembangkan Lebih termotivasi mengadakan manajemen sekolah pelatihan mandiri 98,35% 87,70% 95,58% Lebih termotivasi mengadakan pelatihan mandiri 66
  • 67. PENDAPAT TERHADAP DAMPAK KURIKULUM 2013 TERHADAP KEPALA SEKOLAH Penerapan kurikulum meningkatkan motivasi kepala sekolah SMA dan SMK dalam melakukan perbaikan: kualitas, pembelajaran, dan manajemen sekolah. SMA Kepala Sekolah Lebih aktif melakukan supervisi Lebih aktif melakukan supervisi 94,36% 95,47% 79,81% 79,98% Lebih termotivasi menjadi teman belajar guru Lebih aktif mendorong guru untuk menerapkan hasil pelatihan Lebih termotivasi menjadi teman belajar guru Lebih aktif mendorong guru untuk menerapkan hasil pelatihan 88,98% 89,73% 95,77% 95,83% 97,22% 85,94% 95,71% 90,29% 95,16% Lebih termotivasi mengembangkan manajemen sekolah SMK Pengawas 88,26% 95,16% Lebih termotivasi mengadakan pelatihan mandiri 83,71% 84,82% 94,36% Lebih termotivasi mengembangkan manajemen sekolah 84,82% 94,36% Lebih termotivasi mengadakan pelatihan mandiri 67
  • 68. KESAN ORANGTUA DAN KOMITE SEKOLAH Kurikulum 2013 menciptakan kemudahan belajar dan menyenangkan bagi siswa SD dan SMP. Komite SD Ortu Orangtua SMP Siswa mudah belajar Siswa mudah belajar 83,68% 77,90% 67,88% 62,11% 66,03% Siswa mudah beradaptasi dengan metode pembelajaran 79,22% 79,98% 80,49% Metode pembelajaran menyenangkan 60,25% 61,85% Siswa mudah beradaptasi dengan metode pembelajaran 77,54% 79,03% Metode pembelajaran menyenangkan 68
  • 69. KESAN ORANGTUA DAN KOMITE SEKOLAH Kurikulum 2013 menciptakan kemudahan belajar dan menyenangkan bagi siswa SMA dan SMK. SMA SMK Siswa mudah belajar Siswa mudah belajar 78,14% 73,08% 51,53% 55,24% 69,06% 58,21% 57,48% 75,60% 67,60% 75,42% Siswa mudah beradaptasi dengan metode pembelajaran 77,90% Metode pembelajaran menyenangkan Siswa mudah beradaptasi dengan metode pembelajaran 76,88% Metode pembelajaran menyenangkan Komite Orangtua Ortu 69
  • 70. KESAN ORANGTUA DAN KOMITE SEKOLAH Kurikulum 2013 mendapat respon positif dari komite sekolah dan orang tua: anak lebih aktif bertanya, mandiri, kreatif, serta memiliki daya nalar yang lebih baik. Komite SD Ortu Orangtua SMP Lebih aktif bertanya dan berpendapat 92,08% 94,93% Termotivasi untuk observasi 93,91% Karakter siswa lebih terbangun Lebih aktif bertanya dan berpendapat 92,81% 89,15% 90,56% 94,40% Termotivasi untuk observasi 94,54% Karakter siswa lebih terbangun 93,09% 93,68% 93,04% 90,82% 91,51% Lebih terampil, inovatif dan produktif Semangat belajar lebih tinggi 88,53% 90,25% 88,42% 89,90% Hasrat membaca lebih tinggi 91,17% 91,87% Daya nalar lebih baik 93,79% 93,36% 92,73% Semangat belajar lebih tinggi Lebih terampil, inovatif dan produktif 91,47% 92,76% 91,94% 92,31% Hasrat membaca lebih tinggi 92,56% 93,46% Daya nalar lebih baik 70
  • 71. KESAN ORANGTUA DAN KOMITE SEKOLAH Kurikulum 2013 mendapat respon positif dari komite sekolah dan orang tua: anak lebih aktif bertanya, mandiri, kreatif, serta memiliki daya nalar yang lebih baik. SMA SMK Lebih aktif bertanya dan berpendapat Lebih aktif bertanya dan berpendapat 94,35% 93,50% 91,77% 92,98% Termotivasi untuk observasi Karakter siswa lebih terbangun 92,35% 93,33% Karakter siswa lebih terbangun Termotivasi untuk observasi 91,36% 92,99% 93,30% 91,09% 90,21% 91,51% 91,61% 92,11% Semangat belajar lebih tinggi Lebih terampil, inovatif dan produktif Semangat belajar lebih tinggi Lebih terampil, inovatif dan produktif 90,64% 89,77% 89,48% 91,39% 93,12% 92,36% 87,53% 90,81% Hasrat membaca lebih tinggi 89,28% 92,25% Daya nalar lebih baik 90,69% 89,66% Hasrat membaca lebih tinggi Komite 92,09% 92,23% Daya nalar lebih baik Orangtua Ortu 71
  • 73. Keterkaitan Landasan Teoritis dan Yuridis UU No 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas LANDASAN YURIDIS Pasal 57 : (1) evaluasi dilakukan dalam rangka pengendalian mutu pendidikan secara nasional sebagai bentuk akuntabilitas penyelenggara pendidikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan. (2) Evaluasi dilakukan terhadap peserta didik, lembaga dan program pendidikan pada jalur formal dan non formal untuk semua jenjang, satuan dan jenis pendidikan. LANDASAN TEORITIS Lynch (2001) Pasal 58: (1) Pendidik berperan mengevaluasi hasil belajar untuk memantau proses kemajuan, dan perbaikan hasil belajar peserta didik secara berkesinambungan (evaluasi internal) (2) Evaluasi peserta didik, satuan pendidikan, dan program pendidikan dilakukan oleh lembaga mandiri (*) secara berkala, menyeluruh, transparan, dan sistemik untuk menilai pencapaian standar nasional pendidikan. (evaluasi eksternal) (*) = Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) Pasal 59 (3) Ketentuan mengenai evaluasi diatur lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah PP 19 / 2005 tentang SNP  direvisi menjadi PP 32/2013 Pasal 63 ayat (1) Penilaian pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah terdiri atas: a) penilaian hasil belajar oleh pendidik; b) penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan; dan c) penilaian hasil belajar oleh Pemerintah dilakukan dalam bentuk ujian nasional (UN) 73 73
  • 74. Tujuan UN PP 19 / 2005 (jo, PP 32 / 2013) tentang SNP Pasal 68 Hasil ujian nasional digunakan sebagai salah satu pertimbangan untuk: a)pemetaan mutu program dan/atau satuan pendidikan; b)dasar seleksi masuk jenjang pendidikan berikutnya; c)penentuan kelulusan peserta didik dari program dan/atau satuan pendidikan; d)pembinaan dan pemberian bantuan kepada satuan pendidikan dalam upayanya untuk meningkatkan mutu pendidikan. UN  satu kesatuan utuh untuk pemetaan, seleksi, kelulusan, dan pembinaan secara berkesinambungan, berkala, dan menyeluruh Tidak Perlu dipertentangkan antara: Pemetaan, Seleksi, Kelulusan dan Pembinaan 74
  • 75. Meningkatkan Kualitas UN Materi Soal Pelaksanaan • Kualitas Instrumen (andal dan valid) • Dapat dijaga kerahasiaannya • Sistem Penggandaan dan distribusi naskah • Sistem Pengawasan • Sistem Pengolahan Nilai Output Dimanfaatkan untuk: • Pemetaan • Kelulusan • Seleksi • Pembinaan 75
  • 76. Kompetensi yang Diukur: UN dan PISA Pada dasarnya kompetensi Matematika yang diukur dalam Ujian Nasional dan PISA (Programme for International Student Assessment) adalah sama Pada Ujian Nasional kompetensi Matematika meliputi: 1. Pemahaman : Siswa memiliki kemampuan untuk mengorganisasikan dan menyusun materi- materi yang telah diketahui. 2. Aplikasi : Siswa memiliki kemampuan untuk menerapkan gagasan, prosedur, metode, rumus, teori dalam menyelesaikan masalah atau mengerjakan tugas 3. Analisis : Siswa mampu menganalisis informasi yang masuk dan membagi-bagi atau menstrukturkan informasi ke dalam bagian yang lebih kecil untuk mengenali pola atau hubungannya, dan mampu mengenali serta membedakan faktor penyebab dan akibat dari sebuah skenario yang rumit. Pada PISA kompetensi Matematika meliputi: 1. Reproduksi : Siswa harus mampu menggunakan konsep, prosedur, dan algoritma untuk menyelesaikan masalah rutin 2. Koneksi : Siswa harus dapat menghubungkan pengetahuan dan keterampilan yang mereka miliki untuk menyelesaikan masalah non rutin sederhana 3. Refleksi : Siswa harus dapat menganalisis, menafsirkan, dan mengembangkan sendiri solusi dari suatu masalah yang tidak terstruktur, membuat argumen dan generalisasi. 76
  • 77. Pemanfaatan Hasil UN 2012/2013 77
  • 78. Rumus Umum Indeks Kompetensi Sekolah Luas Segi 8 dengan Max (100) r1= 100 r1 r8= 100 c1 c8 r2= 100 c2 α r2 Luas ∆= ½ r1 r2 Sin α c7 c3 r3= 100 r7= 100 c6 Indeks Kompetensi Siswa c4 Luas Segi n Capaian Indeks = c5 * 100% Luas Segi n Max r4= 100 r6= 100 r5= 100 rn= Skor Maximum Kompetensi n =100 cn= Skor Capaian Kompetensi n c0= 0; n= banyaknya segi Luas Segi 8 Capaian Indeks = Luas memiliki 2 dimensi (derajat 2), untuk menghasilkan indeks dengan derajat satu, perlu diakar (∑(Cn-1 * Cn))+ (Cn * C1) % n 78
  • 79. Indeks Kompetensi Sekolah pada Tingkat Provinsi Capaian Indeks Kompetensi Sekolah Capaian Indeks Kompetensi Sekolah Jurusan IPS Jurusan IPA 76.90 Prov. Jatim 70.53 Prov. DKI 69.77 Prov. Jatim 66.60 Prov. Sumut 69.05 Prov. DKI Prov. Sumut 68.73 Prov. Jateng 65.04 Prov. Jateng 68.16 Prov. Jabar 64.11 Prov. Bali 66.24 Prov. Jabar 65.29 Prov. Kalbar 60.80 64.36 Prov. NTB 60.77 Prov. Riau 64.14 Prov. Bali 60.57 Prov. Aceh 63.65 Prov. DIY 60.24 Prov. Jambi 63.44 Prov. Pabar Prov. Pabar 63.22 Prov. Riau Prov. Kalbar 59.99 58.37 Prov. DIY 62.84 Prov. Kepri 58.30 Prov. Kepri 62.58 Prov. Jambi 57.89 Prov. Sumsel 61.98 Prov. Sumsel 57.57 Prov. Kalteng 61.06 Prov. Sumbar 56.85 Prov. Sumbar 60.88 Prov. Kalteng 56.80 Prov. NTB 60.71 Prov. Banten 56.34 Prov. Banten 60.16 Prov. Aceh 56.10 Prov. Sultra 59.29 Prov. Lampung 56.00 Prov. Kaltim 59.18 Prov. Sulbar 55.53 Prov. Lampung 59.16 Prov. Kaltim 55.16 Prov. Sulbar 58.64 Prov. Maluku 54.63 58.05 Prov. Kalsel Prov. Kalsel 54.49 57.06 Prov. Sultra 54.34 Prov. Maluku 56.70 Prov. Babel Prov. Sulut 56.18 Prov. Sulut Prov. Babel 53.19 51.98 Prov. Papua 54.93 Prov. Papua 51.53 Prov. Sulsel 54.33 Prov. Bengkulu 51.02 Prov. NTT 53.75 Prov. NTT 49.60 Prov. Bengkulu 53.69 Prov. Sulsel 49.59 Prov. Gorontalo 53.01 Prov. Gorontalo 48.82 Prov. Sulteng 52.29 Prov. Sulteng 47.85 47.73 Prov. Malut Rerata 33 Provinsi 60,69 46.28 Prov. Malut Indeks Nasional 64,21 Rerata 33 Provinsi 56,71 Indeks Nasional 60,58 79
  • 80. Indeks Kompetensi Sekolah Program IPA, Prov. Sumut Capaian Indeks Kompetensi Sekolah Program IPA 76.90 Prov. Jatim 70.53 Prov. DKI Capaian Indeks Kompetensi Sekolah, Prov. Sumut Program IPA Prov. Bali 69.05 Prov. Sumut 68.73 Kota Tebing Tinggi 78.87 Prov. Jateng 68.16 Kab. Toba Samosir 77.85 66.24 Prov. Jabar 76.52 Kab. Serdang Bedagai 74.20 Prov. Kalbar 64.36 Kab. Labuhanbatu Utara Prov. Riau 64.14 Kota Pematangsiantar 73.31 Kab. Tapanuli Utara 72.89 Prov. Aceh 63.65 Prov. Jambi 63.44 Prov. Pabar 63.22 Prov. DIY Kota Medan 62.84 72.28 Kota Padangsidimpuan 71.93 Kab. Pakpak Bharat 71.91 Kab. Batubara 71.13 Prov. Kepri 62.58 Kab. Simalungun 70.94 Prov. Sumsel 61.98 Kab. Labuhanbatu 70.73 Prov. Kalteng 61.06 Kab. Labuhanbatu Selatan 70.72 Prov. Sumbar 60.88 Kota Binjai 69.74 Prov. NTB 60.71 Kab. Langkat 69.61 Prov. Banten 60.16 Kab. Dairi 69.20 Prov. Sultra 59.29 Prov. Kaltim 59.18 Prov. Lampung 59.16 58.05 Kota Sibolga 58.64 Prov. Kalsel Prov. Babel 57.06 Prov. Maluku 56.70 56.18 Prov. Sulut 54.93 Prov. Papua Prov. Sulsel 54.33 Prov. NTT 53.75 Prov. Bengkulu 53.69 Prov. Gorontalo 53.01 Prov. Sulteng 52.29 47.73 Prov. Malut Rerata 33 Provinsi 60,69 Indeks Nasional 64,21 67.64 66.46 Kab. Mandailing Natal Memerlukan pembinaan Prov. Sulbar 67.75 Kab. Deliserdang Kab. Tapanuli Tengah 66.37 Kab. Humbang Hasundutan 65.50 Kab. Asahan 65.36 Kab. Nias Utara 63.42 Kab. Samosir 63.29 62.52 Kab. Padanglawas Kab. Karo 60.70 Kota Gunungsitoli 59.20 Kota Tanjung Balai 58.07 Kab. Tapanuli Selatan Kab. Nias Selatan Kab. Nias Barat Kab. Padanglawas Utara Kab. Nias Rata-rata Kab/Kota : 66,36 58.02 55.34 52.41 50.42 45.67 Indeks Provinsi : 68,73 80
  • 81. Indeks Kompetensi Sekolah Program IPS, Prov. Sumut Capaian Indeks Kompetensi Sekolah Program IPS 69.77 Prov. Jatim 66.60 Prov. Sumut Prov. DKI Prov. Jateng Program IPS 65.04 Prov. Jabar Capaian Indeks Kompetensi Sekolah, Prov. Sumut 65.29 64.11 82.85 Kab. Tapanuli Utara 80.95 Kab. Samosir Prov. Kalbar 60.80 Kab. Labuhanbatu Utara 75.56 Prov. NTB 60.77 Kab. Simalungun 75.14 Prov. Bali 60.57 Kota Tebing Tinggi 72.78 Prov. DIY 60.24 Kab. Labuhanbatu 72.53 Kab. Serdang Bedagai Prov. Riau 58.37 Prov. Kepri 58.30 Prov. Jambi 71.17 Kab. Langkat 56.80 70.02 Kab. Batubara 56.85 Prov. Kalteng 71.28 Kota Sibolga 57.57 Prov. Sumbar 71.85 Kab. Toba Samosir 57.89 Prov. Sumsel 72.14 Kota Padangsidimpuan 59.99 Prov. Pabar 69.36 69.31 Kota Pematangsiantar 67.58 Kab. Deliserdang Prov. Banten 56.34 Kab. Dairi 66.77 Prov. Aceh 56.10 Kota Medan 66.70 Prov. Lampung 56.00 66.55 Kab. Labuhanbatu Selatan 65.66 55.53 Prov. Kaltim 55.16 Kab. Tapanuli Tengah 65.32 Kota Binjai 65.16 Prov. Maluku 54.63 Prov. Kalsel 54.49 Prov. Sultra Prov. Babel 54.34 53.19 Prov. Sulut 51.98 Prov. Papua 51.53 Prov. Bengkulu 51.02 Prov. NTT 49.60 Prov. Sulsel 49.59 Prov. Gorontalo 48.82 Prov. Sulteng 47.85 Prov. Malut Rerata 33 Provinsi 56,71 46.28 Indeks Nasional 60,58 Memerlukan pembinaan Prov. Sulbar Kab. Padanglawas Kab. Nias Utara 64.37 Kab. Mandailing Natal 64.04 63.61 Kab. Pakpak Bharat 61.79 Kab. Asahan 59.53 Kab. Humbang Hasundutan Kab. Tapanuli Selatan 57.11 Kab. Karo 56.81 Kab. Nias Selatan 55.66 Kab. Nias Barat 53.62 Kota Tanjung Balai 53.50 Kota Gunungsitoli Kab. Padanglawas Utara Kab. Nias Rata-rata Kab/Kota : 65,26 53.07 49.12 42.73 Indeks Provinsi : 66,60 81
  • 82. Peta Kompetensi Siswa SMA/MA untuk Mapel Matematik hasil UN 2013 Indeks Kompetensi Nasional = 56,96 Indeks Kompetensi Prov. Sumut = 63.77 Indeks Kompetensi Siswa SMA/MA (Mapel Matematik), Menurut Provinsi Prov. Jatim ! ! 73.84 Prov. Sumut 63.77 Prov. DKI 63.73 Prov. Jateng 63.71 Logika Matematik Prov. Sumut Komp_1 60.84 Prov. Jabar Prov. Bali 58.49 Prov. Aceh 57.94 Komp_9 57.80 Prov. Pabar Prov. Banten 53.57 Prov. Jambi 53.49 Prov. DIY 52.34 Prov. Riau 62.64 48.73 52.28 Prov. Sultra 64.32 51.96 Prov. Kalteng 51.71 Prov. Maluku 51.57 47.95 51.96 Prov. Kepri Prov. Sumsel 51.30 Prov. NTB 50.89 Prov. Sumbar Prov. Lampung Maximum Nasional Prov. Sumut 72.11 52.41 Prov. Sulbar Statistik dan Peluang 53.04 Prov. Kalbar Komp_2 74.95 Komp_8 Kalkulus 61.28 61.30 52.17 71.32 50.37 Prov. Sulut 47.51 46.95 Prov. Kalsel 46.92 Prov. Babel 45.27 Prov. Kaltim 47.95 44.82 Prov. NTT 44.11 Prov. Sulteng 43.98 62.22 38.98 Prov. Malut 42.56 Prov. Gorontalo 62.90 Komp_7 Komp_4 54.44 Trigonometri 42.22 Prov. Bengkulu 72.07 49.88 44.59 Prov. Sulsel 42.12 Rata-rata provinsi: 52,01 ! ! Indeks Nas : 56,96 78.05 Komp_6 Geometri Komp_3 Aljabar (2): Persamaan, pertidaksamaan linear dan kuadrat 48.14 Prov. Papua Aljabar (1): Eksponen, Barisan dan Deret Komp_5 Aljabar (3): Matriks, Vektor, dan Transformasi Aljabar (4): Lingkaran, suku banyak, dan komposisi fungsi 82
  • 83. Peta Kompetensi Siswa SMA/MA untuk Mapel Matematika IPA hasil UN 2013 Indeks Kompetensi Nasional = 56,96 Indeks Kompetensi Prov. Sumatera Utara = 63,77 Indeks Kompetensi Kota Medan = 68,18 Indeks Kompetensi Siswa SMA/MA (Mapel Matematika IPA), Menurut Kab/Kota Kota Pematangsiantar )) 72.1 Kab. Tapanuli Utara 72.05 Kab. Simalungun 70.36 Logika Matematika Kota Medan 70 Kab. Pakpak Bharat 69.75 Kab. Langkat Kota Padangsidimpuan 69.14 Kota Medan Aljabar (1): Eksponen, Barisan dan Deret 68.16 Kota Binjai 68.02 Kab. Toba Samosir 66.94 Statistik dan Peluang 65.2 Kab. Labuhanbatu Kota Tebing Tinggi 65.05 Kab. Labuhanbatu Utara 64.92 Kab. Serdang Bedagai 64.29 Kab. Batubara 64.28 Kab. Labuhanbatu Selatan 63.96 62.76 Kab. Tapanuli Tengah 62.67 Kab. Deliserdang 62.08 Kab. Mandailing Natal 61.64 Kab. Dairi Kab. Padanglawas 60.66 Kab. Asahan Aljabar (2): Persamaan, pertidaksamaan linear dan kuadrat Kalkulus 60.43 Kota Sibolga 58.39 Kab. Nias Utara 58.29 Kab. Samosir 57.33 Kab. Humbang Hasundutan 55.71 54.86 Kab. Karo Kota Gunungsitoli 51.9 Kab. Tapanuli Selatan 51.1 Kab. Nias Selatan 48.48 Kota Tanjung Balai 47.35 Kab. Padanglawas Utara Aljabar (3): Matriks, Vektor, dan Transformasi 44.22 Kab. Nias Barat Trigonometri 43.73 Kab. Nias Rata-rata Kab/Kota: 60.45 )) 38.98 Indeks Prov: 63.77 Geometri Aljabar (4): Lingkaran, suku banyak, dan komposisi fungsi 83
  • 84. Peta Kompetensi Siswa SMA/MA untuk Mapel Bhs. Indonesia hasil UN 2013 Indeks Kompetensi Nasional = 68.41 Indeks Kompetensi Prov. Sumut= 62.79 Indeks Kompetensi Siswa SMA/MA (Mapel Bhs.Indo), Menurut Provinsi Prov. Bali & 77,83 76,58 Prov. DIY Prov. DKI 74,86 Prov. Jateng Prov. Sumut 74,48 Prov. Jatim 73,41 Prov. Kepri 72,57 Prov. Sumbar Menulis Gagasan Fiksi Prov. Jabar 66.94 71,08 70,68 Prov. Babel Komp_2 Membaca Kritis Nonfiksi Maximum 63.33 71,81 Prov. Kalbar Membaca Pemahaman Nonfiksi Komp_9 71,89 Prov. Kalsel Komp_1 Nasional 65.75 58.33 Prov. Sumut 70,27 Prov. NTB 70,26 Prov. Kalteng 69,81 69,58 Prov. Kaltim 69,1 Prov. Riau 59.99 61.68 Komp_8 Menulis Struktur Fiksi Komp_3 70.61 56.51 54.70 83.01 Membaca Data 69,09 Prov. Sulbar 67,42 Prov. Sumsel 56.95 67,4 Prov. Lampung 72.45 67,36 Prov. Gorontalo 66.37 67 Prov. Sultra Prov. Jambi 66,74 Prov. Bengkulu 66,27 Prov. Banten 66,14 Prov. Sulsel 65,52 Prov. Sulut 62.51 62.70 Komp_7 Komp_4 74.93 Menulis Struktur Nonfiksi 70.04 Membaca Pemahaman Fiksi 76.49 64,87 Prov. NTT 64,82 Prov. Pabar 64,39 Prov. Sumut Komp_6 Komp_5 Membaca Kritis Fiksi 62,79 Prov. Sulteng Menulis Gagasan Nonfiksi 62,65 Prov. Aceh Prov. Maluku Prov. Papua Prov. Malut Rata-rata provinsi: 67,59 59,71 57,01 56,42 & 50,66 Indeks Nas : 68,41 Meski rerata nilai Provinsi Sumut untuk Jurusan IPA tinggi, namun untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia nilai rerata di bawah rerata Nasional 84
  • 85. Peta Kompetensi Siswa SMA/MA untuk Mapel Bhs. Indonesia hasil UN 2013 Indeks Kompetensi Siswa SMA/MA (Mapel Bhs.Indo), Menurut Kabupaten/Kota Kab. Toba Samosir 70.16 Kab. Labuhanbatu Utara Indeks Kompetensi Nasional = 68.41 Indeks Kompetensi Prov. Sumut = 62,79 Indeks Kompetensi Kota Medan = 64,11 Kota Medan Kab. Humbang Hasundutan 67.43 Kab. Batubara 66.14 Kota Pematangsiantar Kota Medan Komp_9 Komp_2 66.08 Kota Sibolga Prov. Sumut Menulis Gagasan Fiksi 68.27 Kab. Tapanuli Tengah 65.83 Kab. Tapanuli Utara 64.77 66.94 64.92 Kab. Labuhanbatu 63.33 65.28 Kab. Asahan 64.56 Kab. Labuhanbatu Selatan Kab. Samosir 64.22 Kab. Pakpak Bharat 64.20 Kota Medan 63.18 63.31 Kab. Karo 83.01 Komp_8 55.06 63.02 62.80 61.68 59.99 54.70 74.97 56.51 Komp_3 Membaca Data 70.61 63.04 Kota Tebing Tinggi 65.75 63.22 Kab. Mandailing Natal Membaca Kritis Nonfiksi 59.08 58.33 Menulis Struktur Fiksi 64.11 Kota Gunungsitoli Nasional Komp_1 68.53 Kab. Dairi Maximum Membaca Pemahaman Nonfiksi 69.99 Kab. Simalungun 62.20 Kota Padangsidimpuan 62.17 66.96 Kota Binjai 61.41 Kab. Langkat 60.75 Kab. Serdang Bedagai 57.56 66.37 63.59 72.45 62.70 60.34 Kab. Tapanuli Selatan Kab. Deliserdang Menulis Struktur Nonfiksi Komp_7 56.95 59.86 70.04 59.83 Kota Tanjung Balai 58.72 Kab. Padanglawas 57.54 Kab. Nias Selatan Komp_4 Membaca Pemahaman Fiksi 74.93 75.12 76.49 59.71 Kab. Nias Utara 62.51 56.84 Kab. Padanglawas Utara Kab. Nias Barat Kab. Nias Rata-rata Kab/Kota: 62.44 Komp_6 Menulis Gagasan Nonfiksi Komp_5 Membaca Kritis Fiksi 53.80 52.15 48.17 Indeks Prov : 62.79 85
  • 86. Contoh Kajian Hasil UN untuk Pemetaan Potensi Indeks rerata kompetensi sekolah untuk prodi IPA di Kota Medan umumnya di atas rerata Provinsi SumUt maupun Nasional, namun untuk Bahasa Indonesia nilainya di bawah rerata Nasional 86
  • 87. Dashboard Analisis Data Pendidikan – Berbasis Hasil Ujian Nasional 2013 87
  • 88. Contoh: Peta Kompetensi Siswa utk Mapel Kimia di SMA N 1 Medan Kimia (IPA) Struktur Atom stoikiometri Kimia unsur Larutan Redoks Kimia karbon Kinetika reaksi Termokimia Index Kompetensi Mapel Jurusan IPA di SMA N 1 Medan cukup bagus, sangat menonjol untuk Mapel Bahasa Inggris dan Kimia
  • 89. Contoh: Peta Kompetensi Rerata Siswa SMA Advent Nias, Kab Nias, SumUt Contoh: Sangat membutuhkan peningkatan mutu pembelajaran mapel Bahasa Inggris, Matematika, dan Kimia
  • 91. Penggunaan UN untuk SNMPTN Tahun 2013 Hasil kelulusan UN digunakan sebagai syarat untuk diterima melalui SNMPTN Tahun 2014 Gabungan nilai rapor yang sudah diboboti dan nilai UN murni digunakan sebagai dasar seleksi SNMPTN. Bobot nilai ditentukan oleh masing-masing perguruan tinggi 91
  • 92. 3. Pelestarian dan Pengembangan Kebudayaan 92
  • 93. PENGAKUAN UNESCO TERHADAP WARISAN BUDAYA INDONESIA Warisan Budaya Dunia (World Cultural Heritage): 1. Kompleks Candi Borobudur (1991); 2. Kompleks Candi Prambanan (1991); 3. Situs Manusia Purba Sangiran (1996); 4. Lanskap Budaya Bali (Subak) (2012). Warisan Alam Dunia (World Natural Heritage): 1. Taman Nasional Ujung Kulon di Banten (1991); 2. Taman Nasional Komodo di NTT (1991); 3. Taman Nasional Lorentz di Papua (1999); 4. Hutan Hujan Tropis Sumatera (2004). Warisan Budaya Tak Benda (Intangible Cultural Heritage): Intangible Cultural Heritage of Humanity 1. Wayang (2003); 2. Keris (2005); 3. Batik (2009); 4. Angklung (2010). Intangible Cultural Heritage in Need of Urgent Safeguarding 1. Tari Saman (2011); 2. Noken (2012). Nominasi Warisan Budaya Tak Benda (Intangible Cultural Heritage): 1. Tenun 2. Taman Mini Indonesia Indah 3. Tor Tor 4. Tari Bali 5. Kapal Phinisi Nominasi Warisan Budaya Benda (Tangible Cultural Heritage): 1. Pemukiman Tradisional Tana Toraja; 2. Pemukiman Tradisional Nias; 3. Kota Lama Banda Naira 4. Lukisan Gua-gua Prasejarah Maros Pangkep 5. Kawasan Percandian Muara Jambi 6. Bekas Kota Majapahit, Trowulan Mojokerto 93
  • 94. Fokus Pelestarian dan Pengembangan Kebudayaan 2014 1. PEMBANGUNAN KARAKTER BANGSA MELALUI KEBUDAYAAN 2. PELESTARIAN WARISAN BUDAYA 3. PENGUATAN DIPLOMASI BUDAYA a. Persemaian nilai budaya sebagai pembentuk karakter bangsa b. Penguatan Kantong-kantong Budaya (Sanggar/Komunitas/Desa Adat) c. Penyuluh Budaya d. Fasilitasi Sarana Budaya untuk Sekolah e. Fasilitasi Pembuatan Film Pendek dan Dokumenter (tema : karakter bangsa) f. Buku-buku tentang Sejarah dan Nilai Budaya g. Gerakan Nasional Cinta Museum: Museum Masuk Sekolah a. Registrasi Nasional Cagar Budaya sebagai warisan budaya nasional a. Penguatan Diplomasi Budaya: Rumah Budaya di Luar Negeri b. Revitalisasi Cagar Budaya misalnya situs Sangiran/ Situs Trowulan, Muaro Jambi, rumah Pengasingan Bung Karno di Ende/Revitalisasi Keratonkeraton/Revitalisasi Kota Lama b. Pengembangan Rumah Budaya Nusantara c. Revitalisasi dan pembangunan Museum c. Penominasian warisan budaya nasional menjadi warisan budaya dunia (UNESCO) d. Penguatan Warisan Budaya Dunia (sosialisasi/ publikasi/ summit) 94
  • 95. World Culture Forum Ikut Berperan Membangun Dunia Lewat Kebudayaan JANJI BALI Kebudayaan membawa sifat unik tersendiri. Kebudayaan dapat masuk ke dalam berbagai sendi keberagaman seperti etnis, agama, bangsa, dan negara. Menempatkan budaya dalam arus utama pembangunan berkelanjutan, bukan hanya sebagai pelengkap. Metode pendekatan dan strategi dalam mengembangkan budaya dapat didekati dengan pendidikan. 95
  • 96. Rekomendasi Janji Bali (1) Mencari modalitas baru untuk memberikan nilai dan mengukur budaya dalam pembangunan berkelanjutan dan mengembangkan kerangka etika yang akuntabel, untuk keuntungan bagi pemangku kepentingan dengan melibatkan masyarakat. (2) Mendong model partisipatif baru mempromosikan demokrasi budaya dan inklusi sosial, memastikan kejelasan konseptual, ekuitas dan peningkatan kapasitas dalam mengarusutamakan masalah jender, dan mendorong stabilitas dalam pembangunan sosial, politik, dan ekonomi untuk memelihara budaya damai baik di tingkat lokal maupun internasional. (3) Mendukung kepemimpinan dari kaum muda dalam berkebudayaan, mempromosikan sistem pengetahuan lokal dalam membimbing konservasi lingkungan dan perlindungan warisan, serta mengembangkan dan memperkuat kemitraan yang produktif antara sektor publik dan swasta. (4) Mmemperkuat kepemilikan masyarakat dan partisipasi masyarakat sipil dalam proyekproyek pembangunan yang berkelanjutan untuk meningkatkan peran transformatif mereka, mendorong kreativitas dan mendorong pengembangan industri budaya untuk mengentaskan kemiskinan, dan meningkatkan pemberdayaan ekonomi dan budaya. (5) Meminta pemerintah untuk berkomitmen untuk integrasi budaya di agenda pembangunan berkelanjutan pasca-2015. 96
  • 97. Membangun Pusat Layanan Bahasa Antisipasi Bertambahnya Penutur Bahasa Indonesia 97
  • 99. 99
  • 100. IIP (Indeks Integritas Pusat) 2012 Instansi dengan Skor Total Integritas > 7 No. 1 2 3 4 5 6 7 Instansi PT. Jamsostek Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Badan Koordinasi Penanaman Modal Badan Pengawas Obat dan Makanan Kementerian Kesehatan Badan Tenaga Nuklir Nasional Kementerian Perdagangan Indeks Integritas Pengalaman Integritas 8.02 8.06 7.63 7.59 7.62 7.59 7.10 Potensi Total Instansi Pusat Integritas 6.44 6.15 6.62 6.54 5.97 5.91 6.88 7.49 7.43 7.29 7.24 7.07 7.03 7.03 100
  • 101. HASIL PEMERINGKATAN E-GOVERNMENT INDONESIA Kriteria Penilaian : • Kebijakan • Kelembagaan • Infrastruktur • Perencanaan Kemdikbud akan mempertahankan dan meningkatkan kinerja di bidang E-Gov Sumber: UKP4 101
  • 103. Pidato Presiden RI Tanggal 16 Agustus 2013 1. Prioritas pembangunan pendidikan tahun 2014 diarahkan untuk “meningkatkan mutu, akses dan pemerataan pelayanan pendidikan”. 2. Tujuan: mengakselerasi pembangunan SDM sekaligus memanfaatkan bonus demografi dan momentum 100 tahun Indonesia merdeka 3. Anggaran pendidikan tahun 2014 telah ditetapkan sebesar Rp. 80,661 Triliun. 4. Kebijakan pemanfaatan anggaran pendidikan tahun 2014: a) b) Program Pendidikan Menengah Universal (PMU)  agar anak-anak Indonesia usia 16-18 tahun pada tahun 2020 nanti minimal 97 % berpendidikan menengah. Apabila tanpa PMU, angka tsb baru dicapai pada tahun 2040; Peningkatan distribusi guru di daerah terpencil, perbatasan dan kepulauan; 103
  • 104. Pidato Presiden RI Tanggal 16 Agustus 2013 (lanjutan….) c) Peningkatan kualitas pendidikan, antara lain melalui: • Sertifikasi guru; dan • Implementasi Kurikulum 2013; d) Peningkatan program afirmasi: • SM3T • Pengiriman pelajar asal Papua untuk melanjutkan studinya di beberapa SMA/SMK dan PT terbaik di luar Papua e) Penuntasan rehabilitasi ruang kelas rusak dan pembangunan sekolah baru; f) Pembangunan akademi komunitas; dan g) Pemerataan akses pendidikan melalui pemberian beasiswa bagi siswa miskin dan dan beasiswa Bidik Misi. 104
  • 105. Kebijakan Pembangunan Pendidikan dan Kebudayaan Tahun 2014 • • • • 1/2 Rujukan UUD 1945, UU Sisdiknas (20/2003), UU Guru dan Dosen (14/2005), UU Bendera, Bahasa, dan Lambang Negara, Serta Lagu Kebangsaan (24/2009), UU Cagar Budaya (11/2010), UU Dikti (12/2012), dan peraturan perundangan lain yg terkait. RPJMN 2009-2014. Renstra Kemdikbud 2010-2014. Kontrak Kinerja Menteri dan Arahan Presiden Arah Kebijakan 1. Peningkatan akses dan kualitas pendidikan anak usia dini (PAUD), pendidikan nonformal dan pendidikan informal; 2. Peningkatan kualitas wajib belajar pendidikan dasar sembilan tahun yang merata. 3. Peningkatan akses, kualitas dan relevansi pendidikan menengah universal (PMU). 105
  • 106. Kebijakan Pembangunan Pendidikan dan Kebudayaan Tahun 2014 2/2 4. Peningkatan akses, kualitas, relevansi dan daya saing pendidikan tinggi, termasuk penyediaan BOPTN, ekspansi daya tampung (termasuk pendirian PTN baru dan pembangunan akademi komunitas). 5. Peningkatan profesionalisme, pemerataan distribusi, dan kesejahteraan guru dan tenaga kependidikan. 6. Melanjutkan implementasi kurikulum 2013. 7. Pengembangan, pelindungan, dan pemanfaatan warisan budaya dan bahasa serta peningkatan apresiasi masyarakat terhadap keragaman seni dan budaya. 8. Penguatan tata kelola pendidikan yang berbasis pada performance based budgeting dan reformasi birokrasi untuk meningkatkan akuntabilitas, efisiensi, dan efektivitas manajemen pelayanan pendidikan. 106
  • 107. Pagu Anggaran Kemdikbud: 2013 dan 2014 (dalam ribuan) No Unit Utama 2013 2014 1 Sekretariat Jenderal 1.510.090.000 1.441.562.300 2 Inspektorat Jenderal 205.000.000 205.000.000 3 Ditjen PAUDNI 2.553.710.000 2.338.034.530 4 Ditjen Dikdas 12.100.960.000 16.238.814.870 5 Ditjen Dikmen 11.639.480.000 14.881.960.000 6 Ditjen Dikti 38.607.440.000 39.896.628.200 7 Ditjen Kebudayaan 2.028.620.000 1.182.750.000 8 Balitbang 1.295.460.000 1.186.700.000 9 Badan Bahasa 359.530.000 359.531.800 10 Badan PSDMPK-PMP 2.787.190.000 2.930.045.100 73.087.480.000 80.661.026.800 Total Catatan: Anggaran Kemdikbud 2013 adalah sebelum APBNP 2013 (Rp. 80,382 T). 107
  • 109. Perbandingan UN 2013 dan 2014: SMP/MTs dan SM ASPEK 2013 Integrasi vertikal Nilai UN belum sepenuhnya digunakan dlm seleksi SNMPTN Nilai UN digunakan dalam penerimaan mhs baru SNMPTN Mudah 10% Sedang 70% Sukar 20% Mudah 10% Sedang 70% Sukar 20% Beberapa soal setara PISA/TIMMS Terpusat Provinsi secara regional Soal Penggandaan dan distribusi soal UN 2014 Kelembagaan Majelis Rektor dilibatkan dalam kepanitian untuk meningkatkan kredibilitas dan integrasi vertikal Pengawasan Majelis rektor dilibatkan dalam penyiapan soal, pengawasan, pemrosesan LJU untuk meningkatkan kredibilitas UN 109
  • 110. Jadwal Pelaksanaan UN 2014 A. SMA/MA Mata Pelajaran No 3. Program IPA Program IPS Program Bahasa MA Program Keagamaan 07.30–09.30 Bahasa Indonesia Bahasa Indonesia Bahasa Indonesia Bahasa Indonesia UN Susulan Selasa, 22 April 2014 10.30–12.30 Biologi Geografi Sastra Indonesia Hadis UN Selasa, 15 April 2014 07.30–09.30 Matematika Matematika Matematika Matematika UN Susulan Rabu, 23 April 2014 10.30–12.30 Kimia Sosiologi Antropologi Fikih UN Rabu, 16 April 2014 2. Jam UN Senin, 14 April 2014 1. Hari dan Tanggal 07.30–09.30 Bahasa Inggris Bahasa Inggris Bahasa Inggris Bahasa Inggris UN Susulan Kamis, 24 April 2014 10.30–12.30 Fisika Ekonomi Bahasa Asing Tafsir 110
  • 111. Jadwal Pelaksanaan UN 2014 B. SMK/MAK No 1. 2. 3. Hari dan Tanggal UN: Senin, 14 April 2014 UN Susulan: Selasa, 22 April 2014 UN: Selasa, 15 April 2014 UN Susulan: Rabu, 23 April 2014 UN: Rabu, 16 April 2014 UN Susulan: Kamis, 24 April 2014 Jam Mata Pelajaran 07.30–09.30 Bahasa Indonesia 07.30–09.30 Matematika 07.30–09.30 Bahasa Inggris C. SMALB No 1. 2. 3. Hari dan Tanggal UN: Senin, 14 April 2014 UN Susulan: Selasa, 22 April 2014 UN: Selasa, 15 April 2014 UN Susulan: Rabu, 23 April 2014 UN: Rabu, 16 April 2014 UN Susulan: Kamis, 24 April 2014 Jam Mata Pelajaran 07.30–09.30 Bahasa Indonesia 07.30–09.30 Matematika 07.30–09.30 Bahasa Inggris 111
  • 112. Jadwal Pelaksanaan UN 2014 D. Program Paket C No 1. Program Program Paket C IPS Hari dan Tanggal Periode I Senin, 14 April 2014 Periode II Selasa, 19 Agustus 2014 Jam Mata Ujian Bahasa Indonesia Geografi 10.30 – 12.30 Selasa, 15 April 2014 13.30 – 15.30 16.00 – 18.00 Pendidikan Kewarganegaraan Selasa, 15 April 2014 Matematika Sosiologi Kamis, 21 Agustus 2014 13.30 – 15.30 16.00 – 18.00 Bahasa Inggris Ekonomi Jumat 22 Agustus 2014 Program Paket C IPA 13.30 – 15.30 16.00 – 18.00 Rabu, 16 April 2014 2. Rabu, 20 Agustus 2014 14.00 – 16.00 Pendidikan Kewarganegaraan Selasa, 19 Agustus 2014 13.30 – 15.30 16.00 – 18.00 Bahasa Indonesia Biologi 10.30 – 12.30 Pendidikan Kewarganegaraan Senin, 14 April 2014 Selasa, 15 April 2014 Selasa, 15 April 2014 Rabu, 20 Agustus 2014 13.30 – 15.30 16.00 – 18.00 Matematika Kimia Rabu, 16 April 2014 Kamis, 21 Agustus 2014 13.30 – 15.30 16.00 – 18.00 Bahasa Inggris Fisika Jumat 22 Agustus 2014 14.00 – 16.00 Pendidikan Kewarganegaraan 112
  • 113. Jadwal Pelaksanaan UN 2014 E. Program Paket C Kejuruan No 3 Program Program Paket C Kejuruan Hari dan Tanggal Periode I Jam Periode II Mata Ujian Senin, Selasa, 13.30-15.30 Bahasa Indonesia 14 April 2014 19 Agustus 2014 16.00-18.00 Pendidikan Kewarganegaraan Selasa, 6 Mei 2014 Rabu, 13.30-15.30 Matematika 20 Agustus 2014 16.00-18.00 Bahasa Inggris F. SMP/MTs dan SMPLB No Hari dan Tanggal Jam Mata Ujian UN UN Susulan 1 Senin, 5 Mei 2014 Senin, 12 Mei 2014 2 Selasa, 6 Mei 2014 Selasa, 13 Mei 2014 07.30-09.30 Matematika 3 Rabu, 7 Mei 2014 4 Kamis, 8 Mei 2014 Jumat, 16 Mei 2014 07.30-09.30 Ilmu Pengetahuan Alam Rabu, 14 Mei 2014 07.30-09.30 Bahasa Indonesia 07.30-09.30 Bahasa Inggris 113
  • 114. Jadwal Pelaksanaan UN 2014 G. Program Paket B/Wustha No Hari dan Tanggal Periode I Periode II Jam Mata Ujian 1 Senin, 5 Mei 2014 Selasa, 13.30-15.30 19 Agustus 2014 16.00-18.00 Bahasa Indonesia Pendidikan Kewarganegaraan 2 Selasa, 6 Mei 2014 Rabu, 13.30-15.30 20 Agustus 2014 16.00-18.00 Matematika Ilmu Pengetahuan Sosial 3 Rabu, 7 Mei 2014 Kamis, 13.30-15.30 21 Agustus 2014 16.00-18.00 Bahasa Inggris Ilmu Pengetahuan Alam 114
  • 115. PERMENDIKBUD Nomor 102 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Ujian Sekolah/Madrasah pada Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah, Sekolah Dasar Luar Biasa, dan Program Paket A/Ula Antara lain: • • • • • Pelaksanaan US/M menjadi kewenangan Satuan Pendidikan. (pasal 14). Peserta didik dinyatakan lulus dari Satuan Pendidikan setelah: a. menyelesaikan seluruh program pembelajaran; b. memperoleh nilai minimal baik pada penilaian akhir untuk seluruh mata pelajaran; dan c. lulus US/M. (pasal 5) Penyelesaian seluruh program pembelajaran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 huruf a, untuk peserta didik SD/MI, SDLB, dan Program Paket A/Ula, apabila telah menyelesaikan pembelajaran dari kelas I sampai dengan kelas VI. (pasal 6) Kriteria perolehan nilai minimal baik pada penilaian akhir untuk seluruh mata pelajaran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 huruf b ditetapkan oleh Satuan Pendidikan. (pasal 7) Kriteria kelulusan peserta didik dari US/M sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 huruf c ditetapkan oleh Satuan Pendidikan sebelum pelaksanaan US/M berdasarkan perolehan nilai US/M. (pasal 8) 115
  • 117. Skala Implementasi No 1 Jenjang Satuan Kelas SD I Tahun 2013 2% (2.598 Sekolah) 2014 100% 100% 100% II 100% III IV 100% 2% (2.598 Sekolah) 100% 100% 100% V 100% VI 2 SMP VII VIII 100% 4% (1.436 sekolah) 100% 100% 100% 100% IX 3 SMA/SMK 2015 100% X 100% 10% SMA (11.629 Sekolah) SMK (10.628 sekolah) 100% XI 100% 100% XII 100% 117
  • 118. Jumlah Sekolah Sasaran Pendidikan Dasar No Jenjang 1 SD 2 3 Sekolah Siswa Kelas 1,2,4,5,7,8 148.171 17.640.917 SMP 35.597 7.107.950 PKLK 1.744 32.354 185.512 24.781.221 Jumlah 118
  • 119. Jumlah Sekolah Sasaran Pendidikan Menengah No Jenjang Jumlah Sekolah Siswa Kelas X Kelas XI 1 SMA 11.629 1.767.368 1.693.728 2 SMK 10.628 1.597.352 1.430.115 3 SMLB 774 4.008 3.406 23.031 3.368.728 3.127.249 JUMLAH 119
  • 120. Skema Pembiayaan Pembiayaan Implementasi Kurikulum 2013 pada Tahun 2014 Penyediaan Buku SD-SMP SM Pelatihan Guru APBN dan APBD Pendampingan dan Monev APBN dan APBD Semester I 2014/2015 BOS dan BOS BUKU Semester II 2014/2015 DAK dan APBD Semester I 2014/2015 BOS SM 120
  • 123. Indeks 2013 Pendidik & Tenaga Kependidikan 73,1 73,1 Peserta Didik 73,3 73,1 Pengelola Satuan Pendidikan 73,9 70,2 DPR/DPRD 70,8 65,9 Dinas Pendidikan Provinsi & Kabupaten 72,7 70,1 Media Massa 70,4 62,9 LSM & Ormas (Pendidikan) 68,5 64,6 Survei Kepuasan Pemangku Kepentingan Kemdikbud 2013 Indeks 2012 Stakeholder INTERNAL 2013 : 73,5 2012 : 73,0 KEMDIKBUD Stakeholder EKSTERNAL 2013 : 70,6 2012 : 66,1 (N= 10.978, error sampling +/- 0,94 pada interval kepercayaan 95,0%) Skala jawaban responden adalah skala Likert (1 – 6) dikonversikan ke skala (0 – 100) 123
  • 124. Indeks diukur berdasarkan skor rata-rata dari jawaban responden Skala jawaban responden adalah skala Likert (1 – 6) lalu dikonversikan ke skala (0 – 100) +3.6 +2.1 Survei Kepuasan Pemangku Kepentingan Kemdikbud 2013 124
  • 125. Kepala Sekolah SD, SMP dan SMA 67.8 Pengelola Situs atau Cagar Budaya 72.5 Masyarakat Umum 69.0 Pengelola atau Pelaku Seni 71.6 Komunitas Budaya 70.7 Komunitas Seni 69.3 Komunitas Film 68.1 Keraton 73.3 Pengurus Organisasi Kepercayaan 68.0 Komunitas Adat 69.1 Sanggar Seni Budaya 66.5 Pemuka Adat 70.8 DPR/DPRD 70.1 Dinas Bidang Kebudayaan Daerah 72.3 Media Massa 67.7 LSM 68.8 Survei Kepuasan Pemangku Kepentingan Kemdikbud 2013 (N= 1.193, error sampling +/- 2,84 pada interval kepercayaan 95,0%) Skala jawaban responden adalah skala Likert (1 – 6) dikonversikan ke skala (0 – 100) Stakeholder Internal 2013 : 69.6 KEMDIKBUD Stakeholder Eksternal 2013 : 71.4 125
  • 126. Indeks diukur berdasarkan skor rata-rata dari jawaban responden Skala jawaban responden adalah skala Likert (1 – 6) lalu dikonversikan ke skala (0 – 100) -2.7 Survei Kepuasan Pemangku Kepentingan Kemdikbud 2013 +0,9 126
  • 127. D.2 PELAYANAN INFORMASI PUBLIK DAN PENANGANAN PENGADUAN 127
  • 128. PERKEMBANGAN JUMLAH PEMOHON DAN PERMINTAAN INFORMASI PUBLIK DI KEMDIKBUD TAHUN 2010-2013 400 346 350 336 300 250 200 162 150 100 50 48 68 185 153 81 0 2010 2011 Jumlah Pemohon 2012 2013 Jumlah Informasi yang Diminta 128
  • 129. JUMLAH PENGADUAN (Call Center, Telepon, SMS, Email) JANUARI - DESEMBER 2013 No Jenis Pelayanan Jumlah 1 Call Center Telepon 945 3 SMS 7438 4 Email 10548 JUMLAH 21316 11% 2385 2 Laporan Gabungan Call Center 177, Telepon, SMS, Email Januari - Desember 2013 50% Call Center 4% 35% Telepon SMS Email 129
  • 130. KATEGORI PENGADUAN (Call Center, Telepon, SMS, Email) JANUARI - DESEMBER 2013 NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 KATEGORI CPNS BSM UN SERTIFIKASI Guru GURU NISN NUPTK BEASISWA KURIKULUM DAPODIK LAIN-LAIN JUMLAH JUMLAH 2.222 2.138 1.804 1.137 1.047 549 400 347 325 202 11.145 21.316 130
  • 132. Daftar Media Media Cetak Media Elektronik (TV) 1. Kompas 1. TVRI 2. Republika 2. RCTI 3. Media Indonesia 3. TV One 4. Koran Tempo 4. SCTV 5. Jurnal Nasional 5. Trans TV 6. Rakyat Merdeka 7. Suara Pembaruan 8. Koran Sindo 9. Jawa Pos 10. The Jakarta Post 6. Trans 7 7. Indosiar 8. MNC TV 9. Metro TV 10. ANTV 11. Harian Pelita 12. Warta Kota 13. Koran Jakarta 14. Pos Kota 15. Sinar Harapan 16. Kedaulatan Rakyat 17. Pikiran Rakyat 18. Suara Karya 19. Majalah Tempo 20. Majalah Gatra 132
  • 133. Tren Pemberitaan • UN (2.058) • Kurikulum (120) • UN (338) • Kurikulum (94) • Kurikulum (126) • SNMPTN (112) • Kurikulum (218) • PPDB (177) • UN (113) • Museum (75) • Guru (111) • Cagar Budaya (50) • Kurikulum (120) • Guru (81) • RSBI (230) • Kurikulum (163) • PPDB (154) • UN (118) • Kurikulum (86) • Guru (56) • Guru (74) • UN (58) • Kurikulum (22) • UN (21) 133
  • 134. 10 Besar Isu Pemberitaan Jumlah Berita : 14.140 134
  • 135. 10 Besar Media Cetak N = 12.539 135
  • 136. Terima Kasih Semoga hari esok lebih baik dari hari ini … InsyaAllah …. 136